Makalah gas kromatografi ISI

17
GAS KROMATOGRAFI 1. Definisi dan Sejarah Kromatografi Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam-macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu fasa gerak yang bisa berupa gas ( kromatografi gas ) ataupun cair ( kromatografi cair ) dan fasa diam yang juga bisa berupa cairan ataupun suatu padatan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan polaritas dari fasa diam dan gerak. Penemu Kromatografi adalah Tswett yang pada tahun 1903, mencoba memisahkan pigmen-pigmen dari daun dengan menggunakan suatu kolom yang berisi kapur (CaSO4). lstilah kromatografi diciptakan oleh Tswett untuk melukiskan daerah- daerah yang berwarna yang bergerak kebawah kolom. Pada waktu yang hampir bersamaan, D.T. Day juga menggunakan kromatografi untuk memisahkan fraksi-fraksi petroleum, namun Tswett lah yang pertama diakui sebagai penemu dan yang menjelaskan tentang proses kromatografi. Perkembangan tentang kromatografi agak lambat untuk beberapa tahun sampai digunakan suatu teknik dalam bentuk kromatografi padatan cair (LSC). Kemudian pada akhir tahun 1930 an dan permulaan tahun 1940 an, kromatografi mulai berkembang. Dasar kromatografi lapisan tipis (TLC) diletakkan pada tahun 1938 oleh Izmailov dan Schreiber, dan kemudian diperhalus oleh Stahl pada tahun 1958. Hasil karya yang baik sekali dari Martin dan Synge pada tahun 1941 (untuk ini mereka memenangkan Nobel) tidak hanya mengubah dengan cepat kroinatografi cair tetapi seperangkat umum langkah untuk pengembangan kromatografi gas dan kromatografi kertas. Pada tahun 1952 Martin dan James mempublikasikan makalah pertama mengenai kromatografi gas. Diantara tahun 1952 dan akhir tahun 1960 an

Transcript of Makalah gas kromatografi ISI

Page 1: Makalah gas kromatografi ISI

GAS KROMATOGRAFI

1. Definisi dan Sejarah Kromatografi

Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam-macam teknik

pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu fasa gerak yang bisa berupa gas

( kromatografi gas ) ataupun cair ( kromatografi cair ) dan fasa diam yang juga bisa berupa cairan

ataupun suatu padatan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan polaritas dari fasa diam dan gerak.

Penemu Kromatografi adalah Tswett yang pada tahun 1903, mencoba memisahkan pigmen-pigmen

dari daun dengan menggunakan suatu kolom yang berisi kapur (CaSO4). lstilah kromatografi

diciptakan oleh Tswett untuk melukiskan daerah-daerah yang berwarna yang bergerak kebawah

kolom. Pada waktu yang hampir bersamaan, D.T. Day juga menggunakan kromatografi untuk

memisahkan fraksi-fraksi petroleum, namun Tswett lah yang pertama diakui sebagai penemu dan

yang menjelaskan tentang proses kromatografi.

Perkembangan tentang kromatografi agak lambat untuk beberapa tahun sampai digunakan

suatu teknik dalam bentuk kromatografi padatan cair (LSC). Kemudian pada akhir tahun 1930 an dan

permulaan tahun 1940 an, kromatografi mulai berkembang. Dasar kromatografi lapisan tipis (TLC)

diletakkan pada tahun 1938 oleh Izmailov dan Schreiber, dan kemudian diperhalus oleh Stahl pada

tahun 1958. Hasil karya yang baik sekali dari Martin dan Synge pada tahun 1941 (untuk ini mereka

memenangkan Nobel) tidak hanya mengubah dengan cepat kroinatografi cair tetapi seperangkat

umum langkah untuk pengembangan kromatografi gas dan kromatografi kertas. Pada tahun 1952

Martin dan James mempublikasikan makalah pertama mengenai kromatografi gas. Diantara tahun

1952 dan akhir tahun 1960 an kromatografi gas dikembangkan menjadi suatu teknik analisis yang

canggih.

Kromatografi merupakan medan yang bergerak cepat karena sangat pentingnya dalam

praktek dalam banyak bidang penelitian. Usaha-usaha berlanjut sepanjang banyak jalur, beberapa

diantaranya adalah : detektor yang lebih baik, bahan kemasan kolom yang baru, hubungan dengan

instrument lain (seperti spektrometer massa) yang dapat membantu untuk mengidentifikasi

komponen-komponen yang dipisahkan.

Kromatografi berkembang menjadi teknik pemisahan untuk zat kimiawi dengan sifat yang

sangat mirip, dan dapat digunakan untuk identifikasi kualitatif dan penetapan kuantitatif untuk zat-

zat yang sudah dipisahkan.

Page 2: Makalah gas kromatografi ISI

Selain itu sumber lain Pada tahun 1952, james dan martin menciptakan suatu bentuk

kromatografi yang menggunakan gas sebagai fasa gerak. Terjadinya pemisahan disini, selain

didasarkan pada interaksi komponen dengan fasa diam, juga bergantung dari perbedaan titik didih

komponen-komponen yang akan dipisahkan. Tetapi tidak semua campuran komponen dapat

dipisahkan dengan kromatografi gas, terutama apabila komponen tersebut mempunyai titik didih

yang terlalu tinggi sehingga sukar untuk menguap atau jika komponen mengurai pada suhu yang

relatif tinggi.

Kromatografi gas merupakan metoda secara fisika kimia, yang digunakan untuk senyawa-

senyawa yang volatil. Pada cara ini komponen-komponen campuran mengalami partisi antara fasa

gerak dan fasa diam. Kromatografi gas-padat adalah kromatografi gas yang fasa gerak gas murni,

sedangkan sebagai fasa diam bisa berupa padatan (gas solid chromatography). Untuk kromatografi

gas-cair, fase geraknya juga gas murni tetapi fasa diam berupa cairan (gas liquid chromatography ;

GLC).

Apabila konsentrasi masing-masing komponen didalam fasa gerak dialurkan terhadap

banyaknya fasa gerak (ml) yang dibutuhkan untuk membawa keluar setiap komponen dari kolom,

maka akan diperoleh kurva yang disebut kromatogram.

2. Keuntungan-keuntungan Kromatografi

Keuntungan-keuntungan dari Kromatografi diantaranya :

1. Kromatografi merupakan metoda pemisahan yang cepat, mudah dan menggunakan

peralatan yang murah serta sederhana, kecuali untuk kromatografi gas, hingga campuran

yang kompleks dapat dipisahkan dengan mudah.

2. Kromatografi hanya membutuhkan campuran cuplikan.yang sangat sedikit sekali, bahkan

tidak menggunakan jumlah yang besar, disamping itu kromatografi pekerjaannya dapat

diulang.

3. Tabel Klasifikasi Kromatografi

Kriteria Nama

Fasa mobil Kromatografi cair, kromatografi gas, kromatografi absorbsi dan

kromatografi partisi

Mekanisme Kromatografi pertukaran ion dan kromatografi gel

Fasa stationer Kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis dan kromatografi kertas

Page 3: Makalah gas kromatografi ISI

4. Kromatografi Gas

Umumnya metode kromatografi diklasifikasikan atas jenis fasa yang digunakan dan sebagian

berdasarkan mekanisme pemisahannya, salah satunya adalah kromatografi gas. Kromatografi Gas

adalah metode kromatografi pertama yang dikembangkan pada jaman instrument dan elektronika

yang telah merevolusikan keilmuan selama lebih dari 30 tahun. Kromatografi gas merupakan alat

analitik yang telah lama populer dan merupakan enis yang umum digunakan dalam analisis

kromatografi kimia untuk memisahkan dan menganalisis senyawa yang dapat menguap tanpa

dekomposisi. Khas penggunaan GC termasuk pengujian kemurnian zat tertentu, atau memisahkan

komponen yang berbeda dari campuran (jumlah relatif komponen tersebut juga dapat ditentukan).

Dalam beberapa situasi, GC dapat membantu dalam mengidentifikasi suatu senyawa. Dalam

persiapan kromatografi, GC dapat digunakan untuk mempersiapkan senyawa murni dari campuran..

Alat ini biasanya digunakan untuk analisa campuran senyawa organik menjadi komponen-

komponennya. Sekarang GC dipakai secara rutin di sebagian besar laboratorium industri dan

perguruan inggi. GC dapat dipakai untuk setiap campuran yang komponennya mempunyai tekanan

uap yang berarti pada suhu yang dipakai untuk pemisahan.

Tekanan uap atau keatsirian memungkinkan komponen menguap dan bergerak bersama-sama

dengan fase gerak yang berupa gas. Pada kromatografi cair pembatasan yang bersesuaian ialah

komponen cairan harus mempunyai kelarutan yang berarti di dalam fase gerak yang berupa cairan.

Secara sepintas tampaknya pembatasan tekanan uap pada kromatografi gas lebih serius daripada

pembatasan kelarutan pada kromatografi cair, secara keseluruhan memang demikian. Akan tetapi,

jika kita ingat bahwa suhu 400¬0C dapat dipakai pada kromatografi gas dan bahwa kromatografi

dilakukan secara cepat untuk meminimumkan penguraian, pembatasan itu menjadi tidak begitu

perlu. Disamping itu, pada GC senyawa yang tak atsiri sering dapat diubah menjadi turunan yang

lebih atsiri dan lebih stabil sebelum kromatografi.

Dalam kromatografi gas, Fase yang bergerak (mobile phase) adalah sebuah operatir gas, yang

biasanya gas murni seperti helium atau yang tidak reaktif seperti gas nitrogen. Stationary atau fasa

diam merupakan tahap mikroskopis lapisan cair atau polimer yang mendukung gas murni, di dalam

bagian dari sistem pipa-pipa kaca atau logam yang disebut kolom.

Instrumen yang digunakan untuk melakukan kromatografi gas disebut gas chromatograph

(”aerograph”, ”gas pemisah”). Zat yang dipisahkan dilewatkan dalam kolom yang diisi dengan fasa

tidak bergerak yang terdiri dari bahan halus yang cocok. Gas pembawa mengalir melalui kolom

Page 4: Makalah gas kromatografi ISI

dengan kecepatan tetap, memisahkan zat dalam gas atau cairan ataupun dalam keadaan normal.

Cara ini digunakan untuk percobaan identifikasi dan kemurnian atau untuk penetapan kadar.

Kromatografi gas merupakan metode yang tepat dan cepat untuk memisahkan campuran

yang sangat rumit. Waktu yang dibutuhkan beragam, mulai dari beberapa detik untuk campuran

sederhana sampai berjam-jam untuk campuran yang mengandung 500-1000 komponen. Komponen

campuran dapat diidentifikasikan dengan menggunakan waktu tambat (waktu retensi) yang khas

pada kondisi yang tepat. Waktu tambat ialah waktu yang menunjukkan berapa lama suatu senyawa

tertahan dalam kolom. waktu tambat diukur dari jejak pencatat pada kromatogram dan serupa

dengan volume tambat dalam KCKT ( kromatografi cair kinerja tinggi ) dan Rf dalam KLT

( kromatografi lapisan tipis ). Dengan kalibrasi yang patut, banyaknya (kuantitas) komponen

campuran dapat pula diukur secara teliti.

Pada prinsipnya kromatografi gas digunakan untuk semua zat yang berbentuk gas atau dapat

menguap tanpa penguraian. Kromatografi gas juga bisa digunakan pada pemisahan alkaloid,

senyawa aktif sintetik, gula, lemak, steroid, asam amino, bahkan senyawa polimer yang bisa

digunakan kromatografi gas.

5. Kelebihan dan Kekurangan Kromatografi Gas

Kelebihan kromatografi gas, diantaranya kita dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk

menghasilkan efisiensi pemisahan yang tinggi. Gas dan uap mempunyai viskositas yang rendah,

demikian juga kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat, sehingga analisis

relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat

reaktif terhadap fase diam dan zat-zat terlarut. Selain itu keuntungan menggunakan kromatografi

gas adalah analisa cepat, resolusi baik, bahkan komponen dengan titik didih berdekatan mampu

dipisahkan dimana pemisahan dengan destilasi biasa tidak dapat dilakukan.

kekurangan kromatografi gas adalah bahwa ia tidak mudah dipakai untuk memisahkan

campuran dalam jumlah besar. Pemisahan pada tingkat ( mg ) mudah dilakukan, pemisahan

campuran pada tingkat ( g ) mungkin dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton sukar

dilakukan kecuali jika tidak ada metode lain. Selain itu teknik ini terbatas untuk zat yang mudah

menguap.

6. Kegunaan Kromatografi Gas

Page 5: Makalah gas kromatografi ISI

Kromatografi gas telah digunakan pada sejumlah besar senyawa-senyawa dalam berbagai

bidang. Dalam senyawa organik dan anorganik, senyawa logam, karena persyaratan yang digunakan

adalah tekanan uap yang cocok pada suhu saat analisa dilakukan. Berikut akan kita lihat beberapa

kegunaan kromatografi gas pada bidang-bidangnya adalah :

1. Polusi udara

Kromatografi gas merupakan alat yang penting karena daya pemisahan yang digabungkan

dengan daya sensitivitas dan pemilihan detector GLC menjadi alat yang ideal untuk

menentukan banyak senyawa yang terdapat dalam udara yang kotor, KGC ( kromatografi

gas cair ) dipakai untuk menentukan Alkil-Alkil Timbal, Hidrokarbon, aldehid, keton, SO ,

HS, dan beberapa oksida dari nitrogen dll.

2. Klinik

Diklinik kromatografi gas menjadi alat untuk menangani senyawa-senyawa dalam klinik

seperti : asam-asam amino, karbohidrat, CO , dan O dalam darah, asam-asam lemak dan

turunannya, trigliserida-trigliserida, plasma steroid, barbiturate, dan vitamin

3. Bahan-bahan pelapis

Digunakan untuk menganalisa polimer-polimer setelah dipirolisa, karet dan resin-resin

sintesis.

4. Minyak Atsiri

Digunakan untuk pengujian kualitas terhadap minyak permen, jeruk sitrat, dll

5. Bahan makanan

Digunakan dengan TLC ( kromatografi lapis tipis ) dan kolom-kolom, untuk mempelajari

pemalsuan atau pencampuran, kontaminasi dan pembungkusan dengan plastik pada

bahan makanan, juga dapat dipakai untuk menguji jus, aspirin, kopi dll.

6. Sisa-sisa peptisida

KGC ( kromatografi gas cair ) dengan detektor yang sensitif dapat menentukan atau

pengontrolan sisa-sisa peptisida yang diantaranya senyawa yang mengandung halogen,

belerang, nitrogen, dan fosfor.

7. Perminyakan

Kromatografi gas dapat digunakan untuk memisahkan dan mengidentifikasi hasil-hasil

dari gas-gas hidrokarbon yang ringan

8. Bidang farmasi dan obat-obatan

Kromatografi gas digunakan dalam pengontrolan kualitas, analisa hasil-hasil baru dalam

pengamatan metabolisme dalam zat-zat alir biologi.

9. Bidang kimia/ penelitian

Page 6: Makalah gas kromatografi ISI

Digunakan untuk menentukan lama reaksi pada pengujian kemurnian hasil.

10. Jenis-jenis Kromatografi Gas

Ada dua jenis kromatografi gas, yaitu kromatografi gas padat (KGP), dan kromatografi gas cair

(KGC). Dalam kedua hal ini yang bertindak sebagai fasa bergerak adalah gas ( hingga keduanya

disebut kromatografi gas ), tetapi fasa diamnya berbeda. Meskipun kedua cara tersebut mempunyai

banyak persamaan. Perbedaan antara kedunya hanya tentang cara kerja. Pada kromatografi gas

padat (KGP) terdapat adsorbsi dan pada kromatografi gas cair (KGC) terdapat partisi (larutan).

Untuk memahami prinsip kerja dari kromatografi gas khususnya kromatografi gas cair (KGC),

yang lazim ditemui adalah pada helium, hydrogen, dan juga nitrogen dapat digambarkan dengan

menggunakan gambar dari kamar-kamar khayal yang masing-masing berisi suatu porsi cairan atsiri,

yang berfungsi sebagai fase stasionernya. Pada kamar pertama dimasukan suatu sampel fasa gerak,

suatu gas seperti nitrogen, yang mengandung uap suatu senyawa organik, katakan benzena, jika

cairan itu cocok maka sejumlah benzena akan melarut kedalamnya, dan sejumlah lain akan tetap

tinggal dalam ruang diatasnya. Hal ini dinyatakan dalam Hukum Henry dalam bentuknya yang biasa

menyatakan bahwa tekanan parsial yang dilakukan oleh suatu zat terlarut dalam larutan encer akan

berbanding lurus dengan fraksi molnya.

11. Komponen-komponen Kromatografi Gas

Fungsi dari komponen-komponen di atas adalah sebagai berikut :

1. Gas pembawa, berfungsi sebagai fasa bergerak

2. Sistem pencuplikan sample, sample diinjeksi dengan mikrosyringe melalui septum karte

silikon kedalam kotak logam yang panas

3. Injector, digunakan untuk memasukkan atau menyemprot gas dan sample kedalam

column. Ada beberapa jenis injection system yaitu :

Packed column injector; umumnya digunakan dengan package column atau capillary

column dengan diameter yang agak besar. injeksi dilakukan secara langsung (direct

injection), Split/Splitless capillary injector; digunakan dengan capillary column. sebagian

gas/sample dibuang melalui split valve dan Temperature programmable cool on-column,

digunakan dengan cool capillary column, injeksi dilakukan secara langsung.

Page 7: Makalah gas kromatografi ISI

1. Oven, digunakan untuk memanaskan column pada temperature tertentu sehingga

mempermudah proses pemisahan komponen sample.

1. Kolom, merupakan jantung dari kromatografi gas. Kolom berisi stationary phase dimana

mobile phase akan lewat didalamnya sambil membawa sample. Secara umum terdapat 2

jenis column, yaitu: 1) Packed column, umumnya terbuat dari glass atau stainless steel

coil dengan panjang 1 – 5 m dan diameter kira-kira 5 mm. 2) Capillary column, umumnya

terbuat dari purified silicate glass dengan panjang 10-100 m dan diameter kira-kira

250 mm.

2. Detektor, berfungsi mendeteksi adanya komponen yang keluar dari column. Detektor

ditempatkan pada ujung kolom kromatografi gas sehingga dapat menganalisis aliran gas

yang keluar. Ada beberapa jenis detector, yaitu: Atomic-Emission Detector (AED),

Atomic-Emission Spectroscopy (AES) atau Optical Emission Spectroscopy (OES).

3. Rekorder atau data sistem, berfungsi untuk merekam data yang akan disajikan dalam

bentuk kromatogram secara grafik.

4. Prinsip kerja Kromatografi Gas

Kromatografi gas atau yang biasa disebut carrier gas digunakan untuk membawa sample

melewati lapisan (bed) material. Karena gas yang bergerak, maka disebut mobile phase (fasa

bergerak), sebaliknya lapisan material yang diam disebut stationary phase (fasa diam). Ketika

mobile phase membawa sample melewati stationary phase, sebagian komponen sample akan

lebih cenderung menempel ke stationary phase dan bergerak lebih lama dari komponen

lainnya, sehingga masing-masing komponen akan keluar dari stationary phase pada saat yang

berbeda. Dengan cara ini komponen-komponen sample dipisahkan. Dalam kromatografi gas,

fase bergeraknya adalah gas dan zat terlarut terpisah sebagai uap. Pemisahan tercapai dengan

partisi sampel antara fase gas bergerak dan fase diam berupa cairan dengan titik didih tinggi

(tidak mudah menguap) yang terikat pada zat padat penunjangnya.

5. Petunjuk Cara Kerja

Walaupun beberapa system KG sangat rumit, pada dasarnya cara kerjanya sama. Jika KG telah

dinyalakan maka dapat dilakukan beberapa langkah berikut ini ;

1. Instrumen diperiksa, terutama jika tidak dipakai terus-menerus. Ini dilakukan untuk

mengecek apakah telah dipasang kolom yang tepat, apakah septum injector tidak rusak

Page 8: Makalah gas kromatografi ISI

(apakah ada lubang besar atau bocor karena sering dipakai), apakah sambungan saluran

gas kedap, apakah tutup tanur tertutup rapat, apakah semua bagian listrik bekerja dengan

baik, dan apakah detector yang terpasang sesuai.

2. Aliran gas kekolom dimulai atau disesuaikan. Ini dilakukan dengan membukan katup utama

pada tangki gas dan kemudian memutar katup (diafragma) sekunder kesekitar 15psi dan

membuka katup jarum sedikit. Ini memungkinkan aliran gas yang lambat (2-5 ml)/menit

untuk kolom kemas dan sekitar 0,5ml/menit untuk kolom kapiler melewati system dan

melindungi kolom dan detector terhadap perusakan secara oksidasi. Dalam banyak

instrument modern, aliran gas dapat diatur dengan rotameter atau aliran otomatis atau

pengendali tekanan, atau dapat dimasukkan melalui modul pengendali berlandas

mikroprosesor. Apapun jenisnya, sambungan system (terutama sambungan kolom) harus

dicek dengan larutan sabun untuk mengetahui apakah ada yang bocor, atau dengan

larutan khusus untuk mendeteksi kebocoran (SNOOP),atau dapat juga dengan larutan

pendeteksi kebocoran niaga.

3. Kolom dipanaskan sampai suhu awal yang dikehendaki. Ini dilakukan, pada instrument

buatan lama, dengan memutar transformator tegangan peubah yang mengendalikan

gelungan pemanas dalam tanur kesekitar 90 V.

Waktu retensi

Waktu yang digunakan oleh senyawa tertentu untuk bergerak melalui kolom menuju ke detektor disebut sebagi waktu retensi. Waktu ini diukur berdasarkan waktu dari saat sampel diinjeksikan pada titik dimana tampilan menunujukkan tinggi puncak maksimum untuk senyawa itu.

Setiap senyawa memiliki waktu retensi yang berbeda. Untuk senyawa tertentu, waktu retensi sangat bervariasi dan bergantung pada:

Titik didih senyawa. Senyawa yang mendidih pada temperatur yang lebih tinggi daripada temperatur kolom, akan menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk berkondensasi sebagai cairan pada awal kolom. Dengan demikian, titik didih yang tinggi akan memiliki waktu retensi yang lama.

Kelarutan dalam fase cair. Senyawa yang lebih mudah larut dalam fase cair, akan mempunyai waktu lebih singkat untuk dibawa oleh gas pembawa.. Kelarutan yang tinggi dalam fase cair berarti memiiki waktu retensi yang lama.

Temperatur kolom. Temperatur tinggi menyebakan pergerakan molekul-molekul dalam fase gas; baik karena molekul-molekul lebih mudah menguap, atau karena energi atraksi yang tinggi cairan dan oleh karena itu tidak lama tertambatkan. Temperatur kolom yang tinggi mempersingkat waktu retensi untuk segala sesuatunya di dalam kolom.

Untuk memberikan sampel dan kolom, tidak ada banyak yang bisa dikerjakan menggunakan titik didih senyawa atau kelarutannya dalam fase cair, tetapi anda dapat mempunyai pengatur temperatur.

Semakin rendah temperatur kolom semakin baik pemisahan yang akan anda dapatkan, tetapi akan memakan waktu yang lama untuk mendapatkan senyawa karena kondensasi yang lama pada bagian

Page 9: Makalah gas kromatografi ISI

awal kolom!

Dengan kata lain, menggunakan temperatur tinggi, segala sesuatunya akan melalui kolom lebih cepat, tetapi pemisihannya kurang baik. Jika segala sesuatunya melalui kolom dalam waktu yang sangat singkat, tidak akan terdapat jarak antara puncak-puncak dalam kromatogram.

Jawabannya dimulai dengan kolom dengan suhu yang rendah kemudian perlahan-lahan secara teratur temperaturnya dinaikkan.

Pada awalnya, senyawa yang menghabiskan lebih banyak waktunya dalam fase gas akan melalui kolom secara cepat dan dapat dideteksi. Dengan adanya sedikit pertambahan temperatur akan memperjelas “perlekatan†senyawa. Peningkatan temperatur masih dapat lebih `melekatan` �molekul-molekul fase diam melalui kolom.

Detektor

Ada beberapa tipe detektor yang biasa digunakan. Detektor ionisasi nyala dijelaskan pada bagian bawah penjelasan ini, merupakan detektor yang umum dan lebih mudah untuk dijelaskan daripada detektor alternatif lainnya.

Detektor ionisasi nyala

Dalam mekanisme reaksi, pembakaran senyawa organik merupakan hal yang sangat kompleks. Selama proses, sejumlah ion-ion dan elektron-elektron dihasilkan dalam nyala. Kehadiran ion dan elektron dapat dideteksi.

Seluruh detektor ditutup dalam oven yang lebih panas dibanding dengan temperatur kolom. Hal itu menghentikan kondensasi dalam detektor.

Jika tidak terdapat senyawa organik datang dari kolom, anda hanya memiliki nyala hidrogen yang terbakar dalam air. Sekarang, anggaplah bahwa satu senyawa dalam campuran anda analisa mulai masuk ke dalam detektor.

Page 10: Makalah gas kromatografi ISI

Ketika dibakar, itu akan menghasilkan sejumlah ion-ion dan elektron-elektron dalam nyala. Ion positif akan beratraksi pada katoda silinder. Ion-ion negatif dan elektron-elektron akan beratraksi pancarannya masing-masing yang mana merupakan anoda.

Hal ini serupa dengan apa yang terjadi selama elektrolisis normal.

Pada katoda, ion positif akan mendatangi elektron-elektron dari katoda dan menjadi netral. Pada anoda, beberapa elektron dalam nyala akan dipindahkan pada elektroda positif; ion-ion negatif akan memberikan elektron-elektronnya pada elektroda dan menjadi netral.

Kehilangam elektron-elektron dari satu elektroda dan perolehan dari elektroda lain, akan menghasilkan aliran elektron-elektron dalam sirkuit eksternal dari anoda ke katoda. Dengan kata lain, anda akan memperoleh arus listrik.

Arus yang diperoleh tidak besar, tetapi dapat diperkuat. Jika senyawa-senyawa organik lebih banyak dalam nyala, maka akan banyak juga dihasilkan ion-ion, dan dengan demikian akan terjadi arus listrik yang lebih kuat. Ini adalah pendekatan yang beralasan, khususnya jka anda berbicara tentang senyawa-senyawa yang serupa, arus yang anda ukur sebanding dengan jumlah senyawa dalam nyala.

Kekurangan detektor ionisasi nyala

Kekurangan utama dari detektor ini adalah pengrusakan setiap hasil yang keluar dari kolom sebagaimana yang terdeteksi. Jika anda akan mengrimkan hasil ke spektrometer massa, misalnya untuk analisa lanjut, anda tidak dapat menggunakan detektor tipe ini.

Penerjemahan hasil dari detektor

Hasil akan direkam sebagai urutan puncak-puncak; setiap puncak mewakili satu senyawa dalam campuran yang melalui detektor. Sepanjang anda mengontrol secara hati-hati kondisi dalam kolom, anda dapat menggunakan waktu retensi untuk membantu mengidentifikasi senyawa yang tampak-tentu saja anda atau seseorang lain telah menganalisa senyawa murni dari berbagai senyawa pada kondisi yang sama.

Area dibawah puncak sebanding dengan jumlah setiap senyawa yang telah melewati detektor, dan area ini dapat dihitung secara otomatis melalui komputer yang dihubungkan dengan monitor. Area yang akan diukur tampak sebagai bagian yang berwarna hijau dalam gambar yang disederhanakan.

Perlu dicatat bahwa tinggi puncak tidak merupakan masalah, tetapi total area dibawah puncak. Dalam beberapa contoh tertentu, bagian kiri gambar adalah puncak tertinggi dan memiliki area yang paling luas. Hal ini tidak selalu merupakan hal seharusnya..

Page 11: Makalah gas kromatografi ISI

Mungkin saja sejumlah besar satu senyawa dapat tampak, tetapi dapat terbukti dari kolom dalam jumlah relatif sedikit melalui jumlah yang lama. Pengukuran area selain tinggi puncak dapat dipergunakan dalam hal ini.

Perangkaian kromatogram gas pada spektrometer massa

Hal ini tidak dapat dillakukan menggunakan detektor ionisasi nyala, karena detektor dapat merusak senyawa yang melaluinya. Anggaplah anda menggunakan detektor yang tidak merusak. Senyawa,

Ketika detektor menunjukkan puncak, beberapa diantaranya melalui detektor dan pada waktu itu dapat dibelokkan pada spektrometer massa. Hal ini akan memberikan pola fragmentasi yang dapat dibandingkan dengan data dasar senyawa yang telah diketahui sebelumnya pada komputer. Itu berarti bahwa identitas senyawa-senyawa dalam jumlah besar dapat dihasilkan tanpa harus mengetahui waktu retensinya

Identifikasi dengan Logaritma Retensi

Mengambarkan grafik dari data retensi relatif atau yang disesuaikan terhadap berbagai parameter fisik senyawa atau serangakaian homologi dapat memberikan petunjuk dari identitas sampel yang belum diketahui.

Identifikasi dengan Menggunakan Retention Index

Konstanta bahan terlarut Kovats Indices dan Rohschneider dapat memberikan petunjuk yang baik mengenai identitas atau jumlah karbon untuk beberapa senyawa. Data ini tersedia dalam Jurnal Kromatografi dan publikasi ASTM. Metode pergeseran puncak juga merupakan alat yang baik untuk identifikasi kualitatif.

Identifikasi dengan Menggunakan Dua Detektor

Perbandingan rasio respon dari senyawa yang dianalisa oleh dua detektor yang berbeda dibawah kondisi yang telah ditetapkan bersifat karakteristik pada senyawa tersebut.

Sampel biasanya dikromatografikan pada satu kolom dan kolom dibagi untuk dua detektor yang berbeda dengan yang masing-masing di rekam ke kromatogram secara bersamaan.

Kedua detektor tersebut spesifik seperti detektor “flame photometric detector (FPD)” akan memberi respon pada senyawa-senyawa sulfur dan phosporus, detektor “electron captive detector (ECD)” akan memberi respon pada senyawa-senyawa halogen, sementara thermionic spesific detector (TSD) akan memberi respon pada senyawa-senyawa nitrogen dan phosphorus. Detektor-detektor tersebut diterapkan secara luas dalam analisa obat-obatan dan pestisida.

Pendekatan ini umumnya direkomendasikan untuk deteksi senyawa spesifik dibandingkan general qualitative digunakan sebagai kromatogram yang sulit untuk diinterpretasikan. Identifikasi dengan Penggabungan dengan Metode penentuan Fisik lainnya

Pada saat fraksi dari senyawa yang dielusi telah dikumpulkan ini memungkinkan untuk diidentifikasi oleh teknik fisik lainnya. Teknik ini termasuk :

1. Mass Spectrometry – Berhubungan langsung dengan kolom kapiler2. Infra red spectrometry – langsung ke dalam cell sampel gas atau cair

3. Nuclear Magnetic Resonance

Page 12: Makalah gas kromatografi ISI

4. Coulometry

5. Polarography

6. UV Visible Spectroscopy

7. Atomic absorption

8. Inductively coupled plasma

9. Flamephotometry

Page 13: Makalah gas kromatografi ISI

DAFTAR PUSTAKA

Madbardo.____. Gas Kromatografi. Artikel (online).

http://madbardo.blogspot.com/2010/02/kromatografi-gas.html diakses tanggal 12 April

2010.

Edrushiman. 2009. Gas-Liquid Chromatography. Artikel (online) http://edrushimawan.com/gas-

liquid-chromatography/ diakses tanggal 12 April 2010.

Puspita, Chrisye Dewi. 2007. Kromatografi. Artikel (online).

http://ilmu-kedokteran.blogspot.com/2007/11/kromatografi.html diakses tanggal 12 April

2010.