MAKALAH FARMASETIKAr
-
Upload
dedi-kurosaki -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
Transcript of MAKALAH FARMASETIKAr
-
7/24/2019 MAKALAH FARMASETIKAr
1/13
i
FARMASETIKA APOTIK
PELAYANAN INFORMASI
OBAT ASMA KRONIS
DISUSUN OLEH :Dedi Febriandi
Hera cahyawati
Kiki Anggraini
Putri Fatika Sari
Syahrida mediana
Wiranti febrina
DOSEN : Husnani M, Sc.Apt
AKADEMI FARMASI YARSI PONTIANAK
TAHUN 2014 / 2015
-
7/24/2019 MAKALAH FARMASETIKAr
2/13
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul ASMA KRONIS.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi II.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.
http://belajarpsikologi.com/kata-pengantar-contoh-kata-pengantar/http://belajarpsikologi.com/kata-pengantar-contoh-kata-pengantar/ -
7/24/2019 MAKALAH FARMASETIKAr
3/13
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................... 2
BAB II.................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN.................................................................................................... 3
2.1 Pengertian.................................................................................................... 3
2.2 Patofisiologi.................................................................................................. 4
2.3 Gejala Klinis................................................................................................ 5
2.4 Penyebab...................................................................................................... 5
2.5 Pencegahan................................................................................................... 5
2.6 Macam-macam obat untuk asma kronis................................................... 5
BAB III ................................................................................................................... 9
PENUTUP.............................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 9
3.2 Saran ............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 10
-
7/24/2019 MAKALAH FARMASETIKAr
4/13
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Angka kejadian penyakit alergi akhir akhir ini meningkat sejalan dengan
perubahan pola hidup masyarakat modern, polusi baik lingkungan maupun zat-zat
yang ada di dalam makanan. Salah satu penyakit alergi yang banyak terjadi di
masyarakat adalah penyakit asma.
Asmakronis adalah satu diantara beberapa penyakit yang tidak bias
disembuhkan secara total. Kesembuhan dari satu serangan asma tidak menjamin
dalam waktu dekat akan terbebas dari ancaman serangan berikutnya. Apalagi bila
karena pekerjaan dan lingkungannya serta factor ekonomi, penderita harus selalu
berhadapan dengan factor alergen yang menjadi penyebab serangan. Biaya
pengobatan simptomatik pada waktu serangan mungkin bias diatasi oleh penderita
atau keluarganya, tetapi pengobatan profilaksis yang memerlukan waktu lebih
lama, sering menjadi problem tersendiri.
Dalam tiga puluh tahunterakhir terjadi peningkatan prevalensi (kekerapan
penyakit) asma kronis terutama di negara-negara maju. Kenaikan prevalensi asma
kronis di Asia seperti Singapura, Taiwan, Jepang, atau Korea Selatan juga
mencolok. Kasus asma meningkat insidennya secara dramatis selama lebih darilima belas tahun, baik di Negara berkembang maupun di Negara maju. Beban
global untuk penyakit ini semakin meningkat. Dampak buruk asma kronis
meliputi penurunan kualitas hidup, produktivitas yang menurun, ketidakhadiran di
sekolah, peningkatan biaya kesehatan, risiko perawatan di rumah sakit dan bahkan
kematian. (Muchid dkk,2007)
Maka disini kami akan memaparkan tentang Asma kronis yang nantinya
akan dibutuhkan oleh kita. Didalamnya terkandung Definisi Penyakit Asma
kronis, Patofisiologi Penyakit asma kronis, Gejala Klinis Penyakit Asma kronis,
Penyebab PenyakitAsma kronis dan Pencegahan Penyakit Asma kronis.
1.2Rumusan Masalah
1. Apa definisi Asma Kronis ?
2. Bagaimana patofisiologi Asma Kronis ?
3. Bagaimana gejala klinis Asma Kronis ?
4. Apa saja penyebab penyakit Asma Kronis ?
5. Bagaimana pencegahan Asma Kronis ?
-
7/24/2019 MAKALAH FARMASETIKAr
5/13
2
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan definisi Asma Kronis
2. Menjelaskan patofisiologi Asma Kronis
3. Menjelaskan gejala klinis Asma Kronis
4. Menjelaskan penyebab penyakit Asma Kronis
5. Menjelaskan pencegahan Asma Kronis
-
7/24/2019 MAKALAH FARMASETIKAr
6/13
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Asma kronis ialah suatu asma yang karakteristik ditandai oleh adanya
hiperreaktif bronkus yang persisten, yang terjadi setelah paparan dengan allergen
yang berulang, sehingga menyebabkan inflamasi kronis saluran nafas , dan
keadaan hiperreaktif bronkus yang persisten ini diakibatkan oleh bermacam
mediator inflamasi yang dihasilkan oleh bermacam sel inflamasi, terutama sel
eosinofil, limfosit dan basofil.
Asma bisa diklasifikasikan berdasarkan etiologi, derajad berat ringannya
dan gambaran dari obstruksi saluran nafas. Yang terpenting adalah berdasarkan
derajad berat ringannya serangan, karena berhubungan secara langsung denganpengobatan yang akan diberikan.
Asma kronis mengakibatkan penderitaan yang lebih dibanding asma pada
umumnya karena para penderita asma kronis harus membawa serta obatnya ke
manapun ia pergi. Para penderita juga dianjurkan untuk memberi tahu kondisinya
pada orang-orang terdekatnya karena para penderita memerlukan pengertian dan
bantuan untuk menjaga keadaannya.
Berdasarkan berat ringannya, asma dibagi menjadi asma intermiten,
persisten ringan, persisten sedang dan persisten berat. Dari sini bisa kitasimpulkan bahwa yang termasuk asma kronis adalah asma yang persisten, baik
ringan, sedang ataupun berat, sehingga pada asma kronis ini sudah dibutuhkan
pemberian obat pengontrol.
Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi. Beberapa penderita
lebih sering terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan serangan sesak
napas yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu. Penderita lainnya
hampir selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami serangan
hebat setelah menderita suatu infeksi virus, olah raga atau setelah terpapar olehalergen maupun iritan. Menangis atau tertawa keras juga bisa menyebabkan
timbulnya gejala. Identifikasi asma pada orang tua bisa menjadi sulit, karena
gejala asma hampir sama dengan gejala penyempitan saluran nafas akibat
merokok.
-
7/24/2019 MAKALAH FARMASETIKAr
7/13
4
2.2 Patofisiologi
Asma kronis ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus
yang menyebabkan sukar bernapas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas
bronkhiolus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma
tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut seorang yang alergi
mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal
dalam jumlah besar dan antibody ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi
dengan antigen spesifikasinya.
Pada asma kronis, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang
terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan
bronchus kecil. Bila seseorang menghirup allergen maka antibody Ig E orang
tersebut meningkat, allergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada selmast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat,
diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan
leukotrient), factor kemotaktikeosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari
semua factor-faktor ini akan menghasilkan edema local pada dinding
bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus
dan spasmeotot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas
menjadi sangat meningkat.
Pada asma kronis, diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi
daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasipaksa menekan bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat
sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang
menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma
biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali
melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional
dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat
kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal ini bias menyebabkan
barrel chest. (Tanjung, 2003).
-
7/24/2019 MAKALAH FARMASETIKAr
8/13
5
2.3 Gejala Klinis
Pasien biasanya merasakan dyspnea, sesak napas, batuk-batuk (biasanya
terjadi pada malam hari), napas yang berbunyi mengi atau bengek. Terjadi
karena terpapar alergen. Tanda-tanda : saat ekspiratori napas berbunyi mengi,
batuk kering (Dipiro, dkk., 2008).
2.4 Penyebab
a. Infeksi Virus seperti sakit filek
b. Alergen seperti debu, bulu hewan, serbuk sari atau jamur
c. Asap rokok
d. perubahan udara atau pada saat udara dingin
2.5 Pencegahan
a. Menjauhi alergen, bila perlu desensitisasi
b. Menghindari kelelahan
c. Menghindari stress psikis
d. Mencegah/mengobati ISPA sedini mungkin
e. Olahraga renang, senam asma.
2.6 Macam-macam obat untuk asma kronis.
1. Teofilin
Cara kerja obat : Teofilin mempunyai efek bronkhodilatasi yang tidak
diketahui dengan jelas mekanismenya. Dosis yang diijinkan adalah 130-150
mg. Efek farmakologik teofilin tidak hanya sebagai bronchodilator atau
relaksan otot polos, tapi juga mempunyai efek terhadap susunan saraf pusat,
jantung, iritasi lambung dan lain sebagainya.
Kegunaan : Meringankan dan mengatasi serangan asma bronchial.
Tidak boleh digunakan pada : Penderita yang alergi terhadap komponene
obat ini dan juga penderita tukak lambung
-
7/24/2019 MAKALAH FARMASETIKAr
9/13
6
Hal yang perlu diperhatikan :
Jangan melebihi dosis yang dianjurkan
Hentikan penggunaan obat ini jika terjadi jantung berdebar-debar
Agar dikonsultasikan dengan dokter apabila :
Dalam 1 jam gejala-gejalanya masih tetap atau bertambah buruk
Wanita hamil dan menyusui
Penderita usia diatas 55 tahun, terutama pria
Penderita kekurangan oksigen dalam darah, hipertensi, kerusakan
fungsi hati, atau penderita yang mempunyai riwayat tukak
lambung, penyakit paru kronik
Interaksi dengan obat lain :
Jangan diberikan bersama sediaan xantin yang lain, misalnya kafein
atau sediaan lain yang mengandung teofilin, atau minum teh, kopi,
cola, tonikum yang mengandung kafein
Simetidin, eritromisin, troleandomisin, dan kontrasepsi oral dapat
meningkatkan serum teofilin
Rifampisin menurunkan serum teofilin
Efek yang tidak diinginkan :
Sakit kepala, pusing, sukar tidur, mual, muntah, nyeri perut bagian
atas
Pada penderita yang mempunyai kecendrungan mengalami gangguan
irama jantung, apabila menggunakan obat ini kemungkinan dapat
menimbulkan aritmia
Ruam kulit
Hiperglikemia, gatal-gatal
Aturan pemakaian : Sediaan yang tersedia di pasaran berupa tablet, kapsul
atau sirup berkisar antara 130-150 mg/tablet atau per 5 ml. Dosis teofilin
yang optimal dinyatakan sejumlah mg per kg BB.
- Dewasa : 5 mg/kg BB sebagai dosis awal pada serangan akut, diikuti
dengan 3-4 mg/kg BB setiap 6 jam untuk mengendalikan gejala asma.
-
7/24/2019 MAKALAH FARMASETIKAr
10/13
7
Pada penderita perokok tidak lebih dari 4 mg/kg BB. Dosis total
sehari tidak lebih dari 10-12 mg/kg/hari. Pada penderita penyakit hati
dan lemah jantung, dosis disesuaikan dan dimonitor.
-
Anak-anak : Sama dengan dosis dewasa, kecuali dosis pemeliharaan
sebesar 4-5 mg/kg BB setiap 6 jam.
Untuk mempermudah pemakaian, takaran yang dianjurkan adalah :
- Dewasa : 3 kali sehari 1 tablet
- Anak-anak 6-12 tahun : 3 kali sehari tablet atau menurut petunjuk
dokter
Contoh obat asma yang bisa didapat di apotek: Bronchophylin
(Anonim, 2011)
2. salbutamol
Cara kerja obat : Salbutamol adalah obat beta-adrenergik (beta agonist) yang
mempunyai aktivitas selektif terhadap reseptor otot bronkial, dan dalam dosis
terapi, salbutamol mempunyai efek minimal (atau tidak berefek) terhadap reseptor
otot jantung.
Kegunaan : Pengobatan dan pencegahan asma serta pencegahan timbulnyaasma akibat olah tubuh
Tidak boleh digunakan pada:
Ventolin oral dan obat golongan penghambat beta (beta-blockers),
seperti propanolol, sebaiknya tidak digunakan bersama-sama.
Ventolin dikontraindikasikan pada penderita yang hipersensitif atau
alergi terhadap komponen obat.
Hal yang perlu diperhatikan:
Pengobatan asma sebaiknya mengikuti program tatalaksana asma secara
bertahap sesuai anjuran dokter. .
Perhatian khusus diperlukan pada asma akut berat, karena potensi
salbutamol dapat meningkat bila digunakan bersamaan dengan obat
golongan xanthin, steroid, diuretik, dan kondisi hipoksia. Pada kondisi
tersebut kadar kalium dalam darah sebaiknya dimonitor.
Pemberian salbutamol pada persalinan prematur pernah dilaporkan
menyebabkan edema paru pada ibu, oleh karena itu sebaiknya dilakukan
pemantauan balans cairan dan fungsi kardiorespirasi.
Salbutamol tidak kontraindikasi pada penderita yang mendapatkan terapi
monoamine oxidase inhibitors (MAOIs).
-
7/24/2019 MAKALAH FARMASETIKAr
11/13
8
Hati-hati penggunaan salbutamol pada kehamilan, dan dapat diberikan
hanya bila manfaat pada ibu lebih besar dari pada risiko pada janin.
Salbutamol kemungkinan diekskresikan melalui air susu ibu, salbutamol
sebaiknya tidak diberikan kecuali manfaatnya lebih besar dari pada risiko
pada bayi. Belum diketahui apakah salbutamol mempunyai mempunyaiefek yang merugikan pada bayi.
Interaksi dengan obat lain: Penggunaan bersama dengan Beta-Adrenergic
Blocker (contohnya: Propranolol) dapat menurunkan efek Salbutamol.
Efek yang tdak diinginkan: Ventolin dikontraindikasikan pada penderita yang
hipersensitif atau alergi terhadap komponen obat.
Aturan pemakaian:
Dewasa : 100mcg atau 200 mcg (1 atau 2 kali penyemprotan)
Anak : 100 mcg (1 x)
Contoh obat asma yang bisa didapat di apotek:
Ventolin inheler
-
7/24/2019 MAKALAH FARMASETIKAr
12/13
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asma kronis ialah suatu asma yang karakteristik ditandai oleh adanya
hiperreaktif bronkus yang persisten, yang terjadi setelah paparan dengan allergen
yang berulang, sehingga menyebabkan inflamasi kronis saluran nafas , dan
keadaan hiperreaktif bronkus yang persisten ini diakibatkan oleh bermacam
mediator inflamasi yang dihasilkan oleh bermacam sel inflamasi, terutama sel
eosinofil, limfosit dan basofil.
Dan ada beberapa hal yang merupakan faktor penyebab timbulnya
serangan asma kronis yaitu : faktor predisposisi(genetic), faktor
presipitasi(alergen, perubahan cuaca, stress, lingkungan kerja, olahraga/ aktifitas
jasmani yang berat). Pencegahan serangan asma dapat dilakukan dengan :
a. Menjauhi alergen, bila perlu desensitisasi
b. Menghindari kelelahan
c. Menghindari stress psikis
d. Mencegah/mengobati ISPA sedini mungkin
e. Olahraga renang, senam asma
3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan kepada semua pembaca agar
dapat menelaah dan memahami apa yang telah terulis dalam makalah ini sehingga
sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Disamping itu kami juga
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sehinga kami bisa berorientasi
lebih baik pada makalah kami selanjutnya.
-
7/24/2019 MAKALAH FARMASETIKAr
13/13
10
DAFTAR PUSTAKA
-
Diakses 22 Juni 2012 dari Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan KlinikDepkes RI:http://125.160.76.194 /bidang/yanmed/farmasi/
Pharmaceutical/ASMA.pdf.
- Dahlan, Z., 1998, Masalah Asma di Indonesia dan Penanggulangannya,
Subunit Pulmonologi, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung.
- Muchid, dkk. (2007, September). Pharmaceutical care untukpenyakitasma.
- Anonim, 2011, ASMA,
http://www.pom.go.id/public/publikasi/kompendia/berkas_pdf/Saluran%20na
pas.pdf,diakses tanggal 1 mei 2011
http://www.pom.go.id/public/publikasi/kompendia/berkas_pdf/Saluran%20napas.pdfhttp://www.pom.go.id/public/publikasi/kompendia/berkas_pdf/Saluran%20napas.pdfhttp://www.pom.go.id/public/publikasi/kompendia/berkas_pdf/Saluran%20napas.pdfhttp://www.pom.go.id/public/publikasi/kompendia/berkas_pdf/Saluran%20napas.pdf