Makalah farmakologi
-
Upload
kiky-hetharie -
Category
Documents
-
view
138 -
download
15
Transcript of Makalah farmakologi
Bab 1 Konsep dasar penghantar obat
1.1. Pendahuluan
Ketika obat digunakan oleh pasien, akan menghasilkan efek tertentu seperti menurunkan tekanan
darah. Efek biologis ini biasanya dihasilkan oleh interaksi obat dengan reseptor tertentu dari
obat.
Sampai tahun 1940 bentuk sediaan obat berupa :
- Injeksi
- Formulasi peroral (solution, suspense, tablet, kapsul)
- Obat topical (krim dan salep)
Beberapa bentuk sediaan obat mempunyai kekurangan, antara lain : penghantaran obat secara
parenteral bersifat invasive, harus dikerjakan oleh petugas kesehatan dan lama kerja obat yang
pendek. Meskipun penghantaran obat peroral mempunyai kenyamanan yang tinggi, tapi tidak
semua obat dapat diberikan secara peroral, seperti insulin, karena diabsorpsi sedikit dan
didegradasi oleh enzim saluran cerna. Obat topical seperti salep dank rim hanya digunakan untuk
topical saja tapi tidak untuk sistemik.
Teknologi penghantaran obat semakin berkembang sejalan dengan perkembangan kemanjuran
obat seperti waktu kerja obat, penargetan obat pada tempat yang sakit, pelepasan obat yang
disebabkan karena respons biologis dan terapi gen. Tapi hal-hal tersebut dapat kita mengerti
setelah kita mengetahui :
- Konsep bioavailabilitas
- Proses absorspi obat
- Proses farmakokinetik
- Waktu untuk terapi yang optimal
- Penghantaran obat yang cocok untuk “new biotherapeutics”
- Keterbatasan dari terapi konvensional.
1.2. Bioavailabilitas
Bioavailabilitas didefinisikan sebagai kecepatan dan jumlah bahan aktif yang diabsorpsi dan
sampai pada tempat kerja sehingga memberikan respons terapeutik. Obat yang diberikan peroral
harus melalui saluran cerna untuk diabsorpsi dan masuk ke dalam sirkulasi sistemik.
Keadaan fisikokimia yang mempengaruhi absorpsi seperti :
- Koefisien partisi dan kelarutan dalam lemak
- pKa
- berat dan volume molekul
- kelarutan dalam air
- kestabilan obat
Faktor formulasi juga mempengaruhi disolusi dan bioavailabilitas obat. Bentuk sediaan obat
larutan tidak mengalami disolusi, dan bentu sediaan suspense lebih mudah diabsorpsi
daripada bentuk padatnya.
1.3. Penghantaran obat dan penargetan
Terminology :
Prolonged / sustained release : system penghantaran yang memperpanjang kadar terepeutik
obat dalam darah atau jaringan dalam waktu tertentu.
Zero-order release : pelepasan obat yang tidak berubah dengan waktu / konstan dalam waktu
tertentu.
Bio-responsive release : system pelepasan obat sebagai respons dari stimulus biologi (contoh
; kadar glukosa darah dapat mengakibatkan pelepasan insulin dari bentuk sediaan obat)
Modulated / self-regulated release : sistim penghantaran obat dalam jumlah tertentu yang
dikontrol oleh pasien.
Rate-contolled release : system penghantaran obat pada kecepatan tertentu baik sistemik atau
local untuk waktu yang telah ditentukan.
Targeted-drug delivery : system penghantaran obat untuk mencapai daerah yang ditergetkan.
1.4. Pelepasan obat terkontrol (Rate Controlled release)
System pelepasan obat terkontrol merupakan pelepasan obat dengan kecepatan konstan
dengan konsentrasi obat dalam darah tidak bervariasi terhadap waktu.
Meskipun banyak obat yang kecepatan pelepasannya terkontrol, tapi mekanisme untuk
mengontrol pelepasan obatnya hanya beberapa, yaitu :
diffusion-controlled release mechanism
dissolution-controlled release mechanism
osmosis-controlled release mechanism
mechanical-controlled mechanism
bio-responsif controlled release mechanism
Diffusion controlled release
Dalam hal ini, obat harus berdifusi melalui membrane polimer atau polimer atau matrik lipid
untuk dapat dilepaskan. Pembawanya dibagi menjadi 2 tipe :
reservoir : obat dikelilingi membrane polimer pengontrol kecepatan
matrik : obat didistribusikan melalui fasa kontinu yang terdiri dari polimer atau lipid.
Dissolution controlled release
Pembawa yang mengontrol pelepasan obat dengan disolusi, pelepasan obatnya dikontrol oleh
kecepatan disolusi dari polimer, dibagi menjadi 2 tipe :
reservoir : obat dikelilingi polimer membrane yang mengandung obat, setelah periode
tertentu polimer membrane akan larut dan melepaskan obat.
Matrik : obat didistribusikan keadaan polimer matrik, yang akan larut sesuai waktu yang
ditentukan sambil melepaskan obatnya.
Tipe Route Contoh :
Reservoir Parenteral
Ocular
Transdermal
Norplant subdermal implant
Ocusert implant
Vitasert intravitreal implant
Transdermal patch system
Vaginal Cernidil vaginal insert
Estring vaginal ring
Matrix Parenteral
Transdermal
Compudose cattle growth implant
Deponit transdermal patch
Dissolution-controlled reservoir devices
Disini obat yang dilepaskan dikontrol oleh ketebalan dan kecepatan disolusi dari membrane
polimer disekeliling inti.
Dissolution-controlled matrix devices
Pada keadaan ini, obat yang dilepaskan dikontrol oleh disolusi dari matrik. Ukuran matrik dan
jumlah obat yang dilepaskan berkurang sesuai dengan proses disolusi dan waktu.
Osmosis-controlled drug release
Tekanan osmosa dapat digunakan untuk melepaskan obat dengan kecepatan konstan dari sistim,
dimana pelepasan obat dapat diatur dalam orde nol, tidak tergantung dari lingkungan. Kecepatan
pelepasan obat pada in vitro sama dengan in vivo.
Mechanical-controlled drug release
Mechanical-controlled drug release merupakan alat seperti penghantaran obat intravena yang
biasa digunakan di rumah sakit. Dimana dokter dan pasien dapat mengontrol kecepatan infuse
obat secara berselang dengan jumlah obat tertentu.
Bio-responssive controlled drug release
Sistim ini mengetur pelepasan obat sebagai respon untuk mengubah keadaan sekitarnya. Contoh,
pelepasan obat yang dikontrol oleh PH atau kekuatan ion karena system polimer yang
mengembang.
Bab 2 Bentuk sediaan obat / pembawa
2.1. Molekuler
Obat dapat berikatan secara kovalen dengan pembawa yang larut dalam air seperti monoclonal
antibodies, karbohidrat, lectins dan immune-toxins. Sistim ini digunakan untuk mencapai tempat
kerja melalui parenteral. Pelepasan molekul obat pada tempat kerja dengan cara enzimatik atau
hidrolisa.
2.2. Nano dan mikropartikel
Nanopartikel merupakan koloid partikel padat, umumnya berukuran kurang dari 200 nm.
Polimer sintetik sperti poly (lactide-co-glycolide), banyak digunakan dalam penyediaan system
penghantaran obat mikropartikulat dan juga implant biodegradable.
2.3. Makrodevices
Makrodevices banyak digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk :
Parenteral drug delivery : pompa mekanik, implant
Oral drug delivery : tablet dan kapsul dengan pelepasan obat terkontrol
Buccal drug delivery : buccal adhesive patches, film
Transdermal drug delivery : transdermal patches, iontophoretic devices
Nasal drug delivery : nasal spray,drops
Pulmonary drug delivery : metered-dose inhalers, dry-powder inhalers, nebulizers.
Vaginal drug delivery : vaginal rings, creams, sponges
Ophthalamic drug delivery : tetes mata
2.4. Bentuk sediaan obat ideal
Kenyamanan pasien
System penghantaran parenteral menggunakan jarum suntik, selain rasa nyeri juga harus
dilakukan oleh seorang yang ahli dibidangnya.
Reproducibility
Bentuk sediaan obat harus dapat menghantarkan obat dengan tepat dan hasil yang tidak berubah,
terutama untuk obat dengan indeks terapi yang sempit.
Mudah diakhiri
Bentuk sediaan obat harus mudah dilepaskan dari akhir aplikasinya, atau ketika ada kontra
indikasi.
Biokompatibilitas dan tidak ada reaksi tambahan
System penghantaran obat tidak boleh toksik dan imunogenik.
Luas efektif area kontak
Bertambahnya luas area kontak dengan obat dengan permukaan yang mengabsorpsi dapat
menambah jumlah obat yang diabsorpsi.
Waktu kontak yang diperpanjang
Bentuk sediaan obat harus memfasilitasi waktu kontak yang diperpanjang antara obat dan
permukaan yang memfasilitasi absorspsi.
2.5. Route perjalanan obat
Klasifikasi route sistim penghantaran obat :
1. Sistim saluran cerna
- Oral
- Rectal
2. Parenteral
- Injeksi subcutan / intra muscular / intra vena / intra arteri
- Implant
3. Transmukosa
- Bukal
- Sublingual
- Mukosa saluran cerna lambung / usus
4. Transnasal
5. Pelepasan obat lewat paru-paru
6. Pelepasan obat melalui kulit
- Obat topical
- Transdermal
7. Pelepasan obat transokular
8. Pelepasan obat transvaginal
2.6. Hal-hal yang mempengaruhi masuknya obat kedalam sirkulasi sistemik
Besarnya luas permukaan
Besar luasnya permukaan mempengaruhi absorpsi. Contoh ; adanya villi dan microvilli pada
usus kecil saluran cerna memperluas permukaan, sehingga daerah ini sangat penting untuk
penghantaran obat.
Aktivitas metabolic yang rendah
Enzyme dapat mendeaktivasi obat yang akan diabsorpsi. Bioavailabilitas obat yang rendah dapat
disebabkan oleh aktivitas enzim yang tinggi, seperti pada saluran cerna.
Waktu kontak
Lamanya waktu kontak denga jaringan pengabsorpsi dapat mempengaruhi jumlah obat yang
melalui mukosa.
Suplai darah
Untuk memindahkan obat dari tempat absorpsi ketempat kerja diperlukan aliran darah yang
cukup.
Aksesibilitas
Pada daerah tertentu, seperti alveoli pada paru-paru, tidak siap untuk diakses dan perlu bahan
tambahan / kondisi tertentu untuk membentu obat mencapai tempat kerja.
Penghantaran obat ke daerah tertentu ada yang susah, tapi ada yang mudah seperti pada kulit.
Variabilitas yang rendah
Variabilitas yang rendah penting untuk reprodusibilitas penghantaran obat. Khususnya untuk
obat yang poten dengan index terapi yang sempit.
Permeabilitas
Makin permeable suatu epitel maka makin tinggi juga daya absorpsinya. Beberapa epitel relative
lebih permeable dibanding yang lainnya.
Bab 3 Perkembangan penghantaran obat parenteral
3.1. Keterbatasan obat parenteral konvensional
Beberapa keterbatasan penghantaran obat perenteral konvensional, dimana pemberian secara
intra vena dapat dapat mengurangi indek terapi obat, seperti :
Distribusi : pada penghantaran obat intra vena, obat didistribusikan keseluruh bagian
tubuh dan mencapai jaringan dan organ yang bukan target, menyebabkan pemborosan
obat dan kemungkinan efek samping.
Metabolism : obat dimetabolisme segera dalam hati dan organ lain
Ekskresi : obat dibersihkan secara cepat dari tubuh melalui ginjal
Sebagai hasil dari proses ini, hanya sebagian kecil obat yang akan mencapai jaringan target,
cepat dibersihkan dan tidak cukup untuk mencapai efek yang diinginkan.
3.2. Sistim penghantaran dan penargetan obat yang ideal
Antara lain :
Obat mempunyai target spesifik kepada sel atau jaringan target
Menjaga obat agar diluar organ, sel, atau jaringan yang bukan target
Meminimalisasi pengurangan kadar obat ketika mencapai target
Melindungi obat dari metabolism
Melindungi obat dari klirens dini
Menahan obat pada tempat kerja selama waktu yang dikehendaki
Memfasilitasi transport obat ke dalam sel
Menghantarkan obat ke target intraselular
Harus biokompatibel, biodegradable, dan non-antigenik.
3.3. Komponen untuk penghantaran dan penargetan obat
Komponen Tujuan
Bagian aktif (active moiety) Untuk mencapai efek terapeutik
Sistim pembawa (larutan atau partikulat) Untuk pendistribusian obat yang baik
Untuk melindungi obat dari metabolism
Untuk melindungi obat dari klirens dini
Ligan (homing device) Untuk menspesifikasi target obat, sel atau
organ
3.4. Sistim pembawa partikulat
Biasanya mempunyai 3 karakteristik :
Ukuran : minimum 0,02 µm, maksimum 10-30 µm
Semuanya biodegradable
Obat yang bergabung dengan pembawa,kecepatan pelepasan obat dikontrol secara difusi
atau degradasi.
Dalam melihat keuntungan dan kerugian pembawa partikulat atau yang larut, harus
mempertimbangkan juga anatomi, fisiologis, dan patologisnya.
Tubuh terdiri dari banyak kompartemen dan jangan dibayangkan seperti kolam luas tanpa
internal barrier untuk transportasi. Kemampuan makromolekul atau partikulat untuk bergerak
atau berpindah tempat tergantung dari sifat fisikokimianya, khususnya :
Berat / ukuran molekul
Muatan
Hidrofobisitas permukaan
Adanya ligan untuk interaksi dengan reseptor
Dalam hal permeabilitas endothelial, efek dari makrofag yang kontak langsung dengan sirkulasi
darah harus dipertimbangkan.
3.5. Penargetan pasif dan aktif
Penargetan pasif (passive targeting)
Penargetan pasif menggunakan pola distribusi pasif (natural) dari pembawa obat dalam tubuh
dan tidak ada ligan pada pembawanya.
Penargetan aktif
Strategi active targeting menggunakan ligan yang ditempelkan pada pembawa, untuk
menghantarkannya ke sel, jaringan, atau organ yang spesifik. Sistim penghantaran ini biasanya
terdiri dari 3 bagian : pembawa, ligan, dan obat.
3.6 Pembawa Partikulat
Liposom
Liposom merupakan struktur vesicular yang terdiri dari satu atau lebih lipid bilayer yang
menyelubungi inti cair. Liposom dapat bertindak sebagai pembawa baik untuk obat yang
larut air maupun larut lemak. Liposom dapat digunakan secara luas pada berbagai macam
obat, misalnya antitumor dan antimikroba, senyawa pengkelat, peptide, protein, dan
materi genetik.
Polimerik Misel
Polimer misel digunakan sebagai media perantara dalam sediaan injeksi yang
mengandung obat yang sulit larut dalam air.
Pembawa lipoprotein
Lipoprotein adalah sistem pembawa lipid endogen yang terdiri dari satu inti lipid dan satu
lapisan tempat apolipoprotein ditemukan.
Bab 4 Bentuk sediaan obat implant
Implant merupakan satu unit sistem penghantaran obat yang dibuat untuk menghantarkan
obat dengan kecepatan tertentu. Implant dapat berbentuk, antara lain:
Polymer: biodegradable atau non-biogradabel dengan berbagai bentuk (batang, silinder,
cincin, film dll), ukuran dan mekanisme pelepasan obat.
Mini-pumps: di mana diberikan energy oleh mekanisme osmosa atau mekanik.
Implant biasanya digunakan untuk terapi awal, biasanya dimasukkan kedlam subkutan
bagien lengan atas, permukaan anterior dari paha atau bagian bawah abdomen.
Keuntungan dan kerugian implant
Keuntungan
1. Kenyamanan
Konsentrasi obat dalam darah dapat dikontrol dalam jangka waktu tertentu
2. Kepatuhan
Kapatuhan bertambah karena pasien tidak aka nada yang lupa minum obat.
Kerugian
1. Invasif
Dapat mengurangi kenyamanan karena dokter ahli yang menangani perlu
waktu khusus.
2. Pemberhentian obat
Harus diangkat impant tersebut pada akhir pengobatan
3. Bahaya kerusakan alat
Dapat menyebabkan kegagalan terapi
Bab 5 Bentuk sediaan obat peroral
Bentuk sediaan obat peroral merupakan sediaan obat untuk sistemik yang mudah
digunakan, murah, dan banyak digunakan. Faktor formulasi mempengaruhi
bioavailabilitas peroral obat-obat konvensional seperti solution, emulsi, kapsul, tablet, dll.
Keuntungannya, mudah dan nyaman digunakan pasien, area absorpsi yang luas, banyak
pembuluh darah, pada pelepasan obat terkontrol dapat mengontrol kadar obat dalam
jangka waktu tertentu. Kerugiannya, variabilitas yaitu kecepatan dan jumlah obat yang
diabsorpsi dari bentuk sediaan obat, adanya reaksi tambahan berupa iritasi local dan
sensitisasi obat, juga PH ada beberapa obat yang rusak dengan suasana asam lambung.
Bab 6 Penghantaran Obat Transdermal
6.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelepasan obat transdermal
a. Stratum korneum merupakan penghalang utama
b. Variabilitas daerah permukaan kulit yang ditempel patch
c. Kondisi kulit
d. Umur
e. Iritasi ulit
6.2. Keuntungan dan kerugian bentuk sediaan obat transdermal
Keuntungan :
- Mencegah metabolisme presistemik di hati dan saluran cerna
- Menguranggi variabilitas anatr pasien
- Kadar obat dapat dikontrol pada sirkulasi sistemi untuk obat yang kerjanya diperpanjang
- Untyk kerja obat yang diperpanjang dapat menguranggi frekuensi pemberian obat
- Meningkatkan kemudahan pemakaian obat dan kenyamanan pasien
- Pelepasan obat dapat mudah diakhiri dengan cara melepaskan patch
Kerugian :
- Terbatas untuk obat-obat poten lebih kecil atau sama dengan 10mg
- Mempunyai kelarutan yang baik dalam air dan minyak
- Kadang-kadang mengiritasi kulit.
Bab 7 Penghantaran obat intra nasal
Faktor-faktor yang mempengaruhi bioavailabilitas nasal
- Luas permukaan untuk absorpsi
- Aliran darah
- Waktu kontak
- Penyakit
- Aktivitas ensim
- Mukus
keuntungan dan kerugian bentuk sediaan obat intra nasal
- Area permukaan untuk absorpsi obat luas
- Banyak supplay darah
- Aktivitas metabolisme yang rendah di bandingkan peroral
- Rongga hidung adalah akses untuk penghantar obat
Bab 8 Penghantaran obat melalui paru-paru
Pengahantaran obat melalui paru-paru terutama digunakan untuk mengobati jalan nafas
untuk lokal sperti obat anti ashma. Paru-paru juga digunakan untuk menghantarkan obat kedalam
sirkulasi sistemik dan efeknya pada bagian tubuh tertentu.
Obat ergotamine tartrat (aerosol) di gunakan dalam bentuk inhaler untuk pengobatan
migrain. Anestesi dalam bentuk gas , seperti halotane digunakan melalui paru-paru.
Keuntungan dan kerugian penghantar obat melalui paru-paru
Obat untuk efek lokal
Penghantar obat anti ashma dan obat lokal lainnya pada bagian tertentu dari paru-paru
mempunyai beberapa keuntungan :
- Dosis di kurangi
- Konsentrasi rendaj menguranggi efek samping
- Onset of action yang cepat
- Menghindari reaksi saluran cerna dan metabolisme hati
Kerugian penghantar obat untuk lokal :
- Efek samping lokal
- Pasien tidak dapat menggunakan alat dengan benar
Teknologi untuk penghantar obat melalui paru-paru
Untuk ashma misalnya berupa aerosol, yaitu sistim koloid bahan padat/cair didalam gas.
Ada 3 kategori aerosol untuk terapi inhalasi :
- Nebulizers
- Pressurized metered-dose inhaler (pMDI)
- Dry powder inhaler (DPI)
Bab 9 Penghantaran obat melalui vagina
Sampai saat ini pengobatan melalui vagina terbatas untuk obat topikal dalam pengobatan
lokal dengan berbagai kondisi seperti anti infeksi termasuk anti bakteri, anti jamur, anti virus dss.
Keuntungan dan kerugian penghantaran obat melalui vagina
Keuntungannya :
- Area permukaaan yang relatif luas
- Mempunyai banyak suplay darah
- Metabolisme terhadap obat-obat peptida dan protein lebih rendah di bandingkan
dengan saluran cerna
- Mempunyai permeabilitas tinggi terhadap beberapa obat
- Relatif digunakan
Kerugian :
- Terbatas untuk obat-obat yang potent
- Jumlah cairan vaginal yang terbatas, dapat mengakibatkan iritasi oleh sediaan
obat
- Flutuasi ketebatalan dinding vagina dan PH,sehingga tidak dapat untuk obat
dengan indeks terapi sempit
- Otot disekitar vagina tidak cukup kuat seperti rectum, sehingga obat dapt keluar,
dapat dicegah dengan menggunakan obat sebelum tidur
- Kendala dari siklus menstruasi, kehamilan dan lain-lain
Obat yang di hantarkan melalui vagina
Estrogen dan progesteron, sebagai kontrasepsi, terapi hormon, program fertilitasi
invivo
Penghantar untuk obat peptide seperti gonadotropin releasing hormone dan
insulin
Nonoxynol-9 spremisida yang juga antivirus berupa diafragma
Vaginal vaccine untuk mengobati infeksi traktus urinarius yang berulang
Bab 10 Penghantaran obat melaui mata (Ophthalamic drug delivery)
Obat-obat seperti peptida, protein dan asam nukleat tidak dapat diberikan peroral, tapi
harus diberikan secra intravena. Alternatif lain yaitu transdermal dengan intra nasal. Tidak
seperti route lain, ophtalmic drug delivery hanya digunakan untuk pengobatan lokal pada mata
dan tidak digunakan untuk sistemik.
Pada penghantaran obat intra okular lebih susah untuk di capai , biasanya dengan
suntikan dan implant.
Beberapa obat dapat masuk kedalam jaringan okular melalui sistemik seperti
acetazolamide untuk pengobatan glaukoma, juga steroid dan antibiotik dan berprnetrasi kedalam
mata. Pengobatan sistemik merupakan pilihan utama untuk penyakit mata di bagian posterior
seperti saraf mata, retina dan uveal tract. Kerugian sistemik ialah semua bagian tubuh terkena
aksi dan obat dimana hanya sebgaian kecil saja yang pelu diobati.
Metil selulosa merupakan eksipien untuk menambah kekentalan larutan yang berguna
dalam hal :
- Melokalisasiobat di tempat tertentu, sehingga menambah bioavilabilitas
- Menambah kontak pada tempat absorpsi, membantu permiabilitas jaringan
- Memperpanjang waktu kerja obat , sehingga mengurangi frekuensi pemberian
Carbomer merupakan polimer dari poly (acrylic acid) banya digunakan diindustri farmasi
dan kosmetik mempunyai beberapa keuntungan antara lain :
- Pada konsentrasi rendah mempunyai viskositas yang tinggi
- Menempel pada mukosa dengan kuat tanpa iritasi
- Dapat bercampur dengan banyak obat
- Pasien merasa nyaman
- Mempunyai toxisitas rendah
Bab 11 Penghantaran obat melalui susunan saraf pusat
Obat-obat yang sering digunakan pada susunan saraf pusat termsuk obat ganguan jiwa
( obat seperti depresi, cemas) epilespiparkinson’s disease, alzheimer disease, nyeri dan tumor
otak .
Idealnya obat-obat untuk pengobatan penyakit susunan penyakit susunan saraf pusat
langsung di berikan pada site on action . umunnya obat tida dapat masuk kedalam otak melalui
sirkulasi darh masuknya melalui molekul obat ke otak di atur oleh blood-brain barrier /BBB
Penghantaran obat ke dalam otak :
- Intracerebroventricular drug infusion ( dipengaruhi oleh physical barrieers ,
enzim-enzim , afinitas obat, difusi dari obat)
- Implant
- Revesibel BBB disruption
- Immunoliposome
Immunoliposome
Dapat digunakan untu menghantarkan obat ke otak dengan memakai sistem receptor-
mediated transcytosis, dimana obat dijerap dalam pembawa liposome dengan perantaraan
PEG.
Contoh obat : kanker