Makalah evaluasi
-
Upload
vivin-dolpin -
Category
Education
-
view
180 -
download
0
Transcript of Makalah evaluasi
![Page 1: Makalah evaluasi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071818/55b15db6bb61ebf4618b476e/html5/thumbnails/1.jpg)
TES KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF
MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA PLUS PADA MATERI
PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DI SMA NURUL
IMAN PALEMBANG.
Disusun Oleh :
1. Pipin Ridmaningsih (2012 121 226)
2. Sri Siska Indriani (2012 121 064)
ABSTRAK
Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas XI IPA Plus pada Materi Persamaan Linear Dua Variabel di SMA Nurul Iman Palembang. Dengan bentuk rumusan masalah ” Bagaimana Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas XI IPA Plus pada Materi Persamaan Linear Dua Variabel ?” dengan populasi sebanyak 35 orang. Adapun tujuan dalam penelitian ini, untuk mengetahui Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas XI IPA Plus pada Materi Persamaan Linear Dua Variabel di SMA Nurul Iman Palembang. Untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis, terdapat empat indikator yaitu: (a) kemampuan berpikir lancar (fluency), (b) kemampuan berpikir luwes (flexibility), (c) kemampuan berpikir kebaruan (originality), dan (d) kemampuan berfikir rinci (elaborasi), dengan menggunakan instrumen penelitian berupa tes yang disusun oleh peneliti sendiri, dengan alat evaluasi yaitu : Validitas, dimana berguna untuk mengetahui apakah soal tersebut valid atau tidak, Reabilitas, berguna sebagai alat yang memberikan hasil yang tetap sama, Daya Pembeda berguna untuk menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan rendah ,dan Indeks Kesukaran, berguna untuk mengukur tingkat kesukaran soal. Dari hasil penelitian ini, menyimpulkan bahwa Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas XI IPA Plus pada Materi Persamaan Linear Dua Variabel di SMA Nurul Iman Palembang masih sedang.
1
![Page 2: Makalah evaluasi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071818/55b15db6bb61ebf4618b476e/html5/thumbnails/2.jpg)
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kreatifitas bisa dipandang sebagai hasil dari sebuah proses berpikir
kreatif, sedangkan aktivitas kreatif merupakan kegiatan dalam proses belajar
mengajar yang diarahkan untuk mendorong atau memunculkan kreativitas
siswa. Melalui belajar matematika, siswa diberi kesempatan untuk
mengembangkan kemampuan berfikir logis, kritis, analitis, kreatif, dan
produktif. Berdasarkan uraian dan pemikiran tersebut maka, penulis
bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Tes Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematiks Siswa Kelas XI IPA Plus pada Materi Persamaan Linier
Dua Variabel di SMA Nurul Iman Palembang”.
1.2 Rumusan Masalah
“Bagaimana Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas XI IPA Plus
pada Materi Persamaan Linier Dua Variabel di SMA Nurul Iman Palembang dengan
alat evaluasi?”.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui kemampuan berfikif kreatif matematis siswa kelas XI IPA
Plus pada materi Persamaan Linier Dua Variabel di SMA NURUL IMAN
PALEMBANG dengan menggunakan alat evaluasi berupa :
Validitas
Reabilitas
Daya Pembeda
Indeks Kesukaran
2
![Page 3: Makalah evaluasi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071818/55b15db6bb61ebf4618b476e/html5/thumbnails/3.jpg)
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kreativitas
Menurut pandangan Campbell (dalam Ambarjaya: 35) kreativitas adalah suatu
ide atau pemikiran manusia yang bersifat inovatif, berdaya guna, dan dapat
dimengerti. Definisi senada juga dikemukakan oleh Drevdahll (dalam Ambarjaya:
35) kreativitas adalah kemampuan seseorang menghasilkan gagasan baru berupa
kegiatan atau sintesis pemikiran yang mempunyai maksud dan tujuan yang
ditentukan, bukan fantasi semata.
2.2. Berpikir Kreatif
Berpikir kreatif merupakan kegiatan mental yang dialami sesorang bila
mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang dipecahkan. Berpikir
merupakan proses dinamis yang dpat di lukiskan menurut proses atau jalannya.
Proses berpikir pada pokoknya terdiri atas 3 langkah, yaitu pembentukan pengertian,
pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan.
2.3. Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif (TKBK)
1. Tingkat 1
Merupakan tingkat berpikir kreatif rendah, karena hanya mengekspresikan
terutama kesadaran siswa terhadap keperluan menyelesaikan tugasnya saja.
2. Tingkat 2
Menunjukan berpikir kreatif yang lebih tinggi karena siswa harus menunjukan
bagaimana mereka mengamati sebuah implikasi pilihannya, seperti penggunaan
komponen-komponen khusus atau algoritma-algoritma pemrograman.
3
![Page 4: Makalah evaluasi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071818/55b15db6bb61ebf4618b476e/html5/thumbnails/4.jpg)
3. Tingkat 3
Merupakan tingkat yang lebih tinggi berikutnya karena siswa harus memilih suatu
strategi dan mengkoordinasikan antara bermacam-macam penjelasan dalam tugasnya.
Mereka harus memutuskan bagaimana tingkat detil yang diinginkan dan bagaimana
menyajikan urutan tindakan atau kondisi-kondisi logis dari sistem tindakan.
4. Tingkat 4
Merupakan tingkat tertinggi karena siswa harus menguji sifat-sifat produk final
membandingkan dengan sekumpulan tujuan.
2.4. Berpikir Kreatif Matematis
Menurut Pehkonen (Mahmudi, 2010:3), kreativitas tidak hanya terjadi pada
bidang-bidang tertentu, seperti seni, sastra, atatu sains, melainkan juga ditemukan
dalam berbagai bidang kehidupan termasuk matematika. Pembahasan mengenai
kreativitas dalam matematika lebih ditekankan pada prosesnya, yakni proses berfikir
kreatif. Oleh karena itu, kreativitas dalam matematika lebih diistilahkan sebagai
berpikir kreatif matematis. Meski demikian, istilah kreativitas dalam matematika
dipandang memiliki pengertian yang sama dengan berpikir kreatif matematis,
sehingga istilah keduanya dapat digunakan secara bergantian.
Krutetski (Mahmudi, 2010:3) mendefinisikan kemampuan berfikir kreativ
matematis sebagai kemampuan menemukan solusi masalah matematika secara mudah
dan fleksibel.
Menurut Livne (Mahmudi, 2010:3), berfikir kreatif matematis merujuk pada
kemampuanuntuk menghasilkan solusi bervariasi yang bersifat baru terhadap masalah
matematika yang bersifat terbuka. Dari pendapat tokoh-tokoh diatas dapat
disimpulkan bahwa berfikir kreatif matematisadalah aktifitas mental yang disadari
4
![Page 5: Makalah evaluasi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071818/55b15db6bb61ebf4618b476e/html5/thumbnails/5.jpg)
secara logis untuk menemukan jawaban atau solusi bervariasi yang bersifat baru
dalam permasalahan matematika.
Untuk lebih jelasnya ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif matematis
sebagaimana di ungkapkan oleh munandar (dalam Tatag, 2010:36) yaitu:
1. Keterampilan Berpikir Lancar (Fluency)
2. Keterampilan Berpikir Luwes (Flexibility)
3. Keterampilan Berpikir Orisinil Kebaruan (Originality)
4. Keterampilan Memperinci (Elaboration)
2.5 Indikator Berfikir Kreatif Matematis
Indikator kemampuan berfikir kreatif matematis menurut Munandar, yang
dirangkum juga dari pendapat para pakar sehingga didefinisikan sebagai berikut :
1. Kelancaran (fluency)
Dapat lancar memberikan banyak ide untuk menyelesaikan suatu masalah.
2. Luwes (Flexibility)
Dapat memunculkan ide baru (untuk mencoba dengan cara lain) dalam
menyelesaikan masalah yang sama.
3. Kebaruan (Originality)
Dapat melahirkan ide yang luar biasa untuk menyelesaikan suatu masalah
(dapat menjawab menurut caranya sendiri)
4. Keterampilan Memperinci (Elaboration)
Dapat mengembangkan ide dari ide yang telah ada atau merinci masalah
menjadi masalah yang lebih sederhana.
5
![Page 6: Makalah evaluasi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071818/55b15db6bb61ebf4618b476e/html5/thumbnails/6.jpg)
2.6 Analisis Data
Alat evaluasi yang digunakan :
A. Validitas
Validasi adalah keadaan yang menggambarkan bahwa tingakt instrument yang
bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur. Perhitungan koefisien validasi
dilakukan dengan menggunakan rumus koefisien korelasi product moment, yaitu:
r xy=N ∑ XY −(∑ X )(∑Y )
√(N ∑ X 2−(∑ X )2)(N∑ Y 2−(∑ Y )2)
Keterangan : r xy = validasi tes
n = jumlah responden
ΣX = skor setiap item
ΣY = skor total responden
Kriterium validitas nya :
0,90 ≤ rxy ≤ 1,00 validitas sangat tinggi (sangat baik)
0,70≤ rxy<0,90 validitas tinggi (baik)
6
![Page 7: Makalah evaluasi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071818/55b15db6bb61ebf4618b476e/html5/thumbnails/7.jpg)
0,40 ≤ rxy<0,70 validitas sedang (cukup)
0,20 ≤ rxy<0,40 validitas rendah (kurang)
0,00 ≤ rxy<0,20 validitas sangat rendah
r xy<0,00 tidak valid
Tabel validasi soal :
No.
soa
l
Koefisien Validasi Status Valid
1 0,781 Valid
2 0,830 Valid
3 0,771 Valid
4 −0,001 Tidak valid
B. Reliabilitas
Reliabilitas suatu alat ukur atau alat evaluasi dimaksudkan sebagai alat yang
memberikan hasil yang tetap sama. Rumusan yang digunakan untuk mencari
koefisien reliabilitas bentuk uraian dikenal dengan rumus Alpha seperti di bawah ini :
r11=( nn−1 )(1−
∑ si2
si2 )
Keterangan : n = banyak butir soal (item)
∑ si2= jumlah varians skor setiap item
7
![Page 8: Makalah evaluasi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071818/55b15db6bb61ebf4618b476e/html5/thumbnails/8.jpg)
si2= varians skor total
Maka Reliabilitas dalam penelitian ke 4 soal ini diperoleh :
r11=( nn−1 )(1−
∑ si2
si2 )
¿( 44−1 )(1−53,00734694
71,94776 )
= 0,351003062
Koefisien reliabilitas tersebut menyatakan bahwa soal yang dibuat reliabilitasnya
rendah.
C. Daya Pembeda
Daya pembeda (DP) dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan
butir soal tersebut mampu membedakan antara testi (siswa) yang mengetahui jawaban
nya benar dengan testi yang tidak dapat menjawab soal tersebut (testi yang menjawab
salah). Dengan kata lain, kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara testi
yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan testi yang kurang pandai.
DP=∑ JB A
JSA
−∑ JBB
JSB
Keterangan : ∑ JBA = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
benar, atau jumlah benar untuk kelompok atas
8
![Page 9: Makalah evaluasi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071818/55b15db6bb61ebf4618b476e/html5/thumbnails/9.jpg)
∑ JBB = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar, atau jumlah benar untuk kelompok bawah
JSA = jumlah siswa kelompok atas
JSB = jumlah siswa kelompok rendah
Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang banyak digunakan adalah :
DP ≤ 0,00 sangat jelek
0,00¿ DP≤ 0,20 jelek
0,20 ¿ DP≤ 0,40 cukup
0,40 ¿ DP≤ 0,70 baik
0,70 ¿ DP≤ 1,00 sangat baik
Tabel daya pembeda soal :
No.
SoalKoefisien Daya Pembeda Interpretasi
1 0,522222222 Baik
2 0,822222222 Sangat Baik
3 0,73 Sangat Baik
4 0,036363636 Jelek
D. Indeks Kesukaran
9
![Page 10: Makalah evaluasi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071818/55b15db6bb61ebf4618b476e/html5/thumbnails/10.jpg)
Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut indek
kesukaran (Difficulty Index).
Rumus untuk menentukan indeks kesukaran butir soal, yaitu :
IK=JBA+JBB
JSA+JSB
Klasifikasi indeks kesukaran yang paling banyak digunakan adalah :
IK = 0,00 soal terlalu sukar
0,00 ¿ IK ≤ 0,30 soal sukar
0,30 ¿ IK ≤ 0,70 soal sedang
0,70 ¿ IK ≤ 1,00 soal mudah
IK = 1,00 soal terlalu mudah
Tabel indeks kesukaran soal :
No.
Soal Koefisien Indeks Kesukaran Klasifikasi
1 0,694444444 Soal sedang
10
![Page 11: Makalah evaluasi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071818/55b15db6bb61ebf4618b476e/html5/thumbnails/11.jpg)
2 0,477777778 Soal sedang
3 0,555 Soalo sedang
4 0,663636364 Soal sedang
2.7 Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
A. Pengertian Persamaan Linear Dua VariabelPersamaan linear dua variabel adalah persamaan yang mengandung
dua variabel dimana pangkat/derajat tiap-tiap variabelnya sama dengan satu. Bentuk umum persamaan linear dua variabel adalah: ax + by = c ,dimana x dan y adalah variabel.
B. Sistem Persamaan Linear Dua VariabelSistem persamaan linear dua variabel adalah dua persamaan linear dua variabel
yang mempunyai hubungan diantara keduanya dan mempunyai satu penyelesaian. Bentuk umum sistem persamaan linear dua variabel adalah:
ax + by = c --------(1)px + qy = d --------(2)
Keterangan : x dan y = variabel
a, b, p dan q = koefisien
c dan d = konstanta
C. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
1. Metode Eliminasi
Pada metode eliminasi, untuk menentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel, caranya adalah dengan menghilangkan (mengeliminasi) salah satu variabel dari sistem persamaan tersebut. Jika variabelnya x dan y, untuk menentukan variabel x kita harus mengeliminasi variabel y terlebih dahulu, atau sebaliknya. Perhatikan bahwa jika koefisien dari salah satu variabel sama maka kita dapat mengeliminasi atau menghilangkan salah satu variabel tersebut, untuk selanjutnya menentukan variabel yang lain.
2. Metode Substitusi
Metode Substitusi Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan metode substitusi, terlebih dahulu kita n yatakan variabel yang satu ke dalam variabel yang lain dari suatu persamaan, kemudian menyubstitusikan (menggantikan) variabel itu dalam persamaan yang lainnya.
11
![Page 12: Makalah evaluasi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071818/55b15db6bb61ebf4618b476e/html5/thumbnails/12.jpg)
3. Metode Gabungan
Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan metode gabungan, kita menggabungkan metode eliminasi dan substitusi.
PENUTUP
KESIMPULAN
Secara umum tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas XI
IPA Plus di SMA Nurul Iman Palembang masih sedang. Hal ini didasarkan pada hasil
penelitian penulis, dimana kami melakukan penelitian untuk mengetahui Tes
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas XI IPA Plus pada Materi Persamaan
Linear Dua Variabel di SMA Nurul Iman Palembang, dengan menguji coba sebanyak 35
siswa. Kami menggunakan instrument penelitian yaitu tes yang disusun oleh peneliti
sendiri, yang sudah divalidasi isi(diujicobakan) di mana terdiri dari 4 soal dan
terdapat 3 soal yang valid dan 1 soal yang tidak valid, reabilitas tes rendah,daya
pembeda soal terdapat 2 soal yang sangat baik, 1 soal baik, dan 1 soal jelek ,dan
indeks kesukaran dimana terdiri dari 4 soal dan soal tersebut merupakan soal sedang.
12
![Page 13: Makalah evaluasi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071818/55b15db6bb61ebf4618b476e/html5/thumbnails/13.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Tatag. Desain Tugas untuk Mengidentifikasi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
dalam Matematika. Skripsi Universitas Negeri Surabaya.
Ambarjaya, Beni. 2012. Psikologi Pendidikan & Pengajaran (Teori & Praktik). Jakarta: P.T Buku
Munandar , Utami.2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka
Cipta
Hamzah, Ali. 2013. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta : Rajawali Pers
Erman. 2003. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung : UPI Bandung
Budhi, Wono Setya. 2014. Bupena Matematika SMA/MA Kelas X Kelompok Wajib.
Bandung : Erlangga
Sukismo. dkk. 2014. Erlangga Fokus UN SMP/MTs 2014. Jakarta : Erlangga
13