Makalah evaluasi

18
TES KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA PLUS PADA MATERI PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DI SMA NURUL IMAN PALEMBANG. Disusun Oleh : 1. Pipin Ridmaningsih (2012 121 226) 2. Sri Siska Indriani (2012 121 064) ABSTRAK Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas XI IPA Plus pada Materi Persamaan Linear Dua Variabel di SMA Nurul Iman Palembang. Dengan bentuk rumusan masalah ” Bagaimana Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas XI IPA Plus pada Materi Persamaan Linear Dua Variabel ?” dengan populasi sebanyak 35 orang. Adapun tujuan dalam penelitian ini, untuk mengetahui Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas XI IPA Plus pada Materi Persamaan Linear Dua Variabel di SMA Nurul Iman Palembang. Untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis, terdapat empat indikator yaitu: (a) kemampuan berpikir lancar (fluency), (b) kemampuan berpikir luwes (flexibility), (c) kemampuan berpikir kebaruan (originality), dan (d) kemampuan berfikir rinci (elaborasi), dengan menggunakan instrumen penelitian berupa tes yang disusun oleh peneliti sendiri, dengan alat evaluasi yaitu : Validitas, dimana 1

Transcript of Makalah evaluasi

Page 1: Makalah evaluasi

TES KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF

MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA PLUS PADA MATERI

PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DI SMA NURUL

IMAN PALEMBANG.

Disusun Oleh :

1. Pipin Ridmaningsih (2012 121 226)

2. Sri Siska Indriani (2012 121 064)

ABSTRAK

Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas XI IPA Plus pada Materi Persamaan Linear Dua Variabel di SMA Nurul Iman Palembang. Dengan bentuk rumusan masalah ” Bagaimana Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas XI IPA Plus pada Materi Persamaan Linear Dua Variabel ?” dengan populasi sebanyak 35 orang. Adapun tujuan dalam penelitian ini, untuk mengetahui Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas XI IPA Plus pada Materi Persamaan Linear Dua Variabel di SMA Nurul Iman Palembang. Untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis, terdapat empat indikator yaitu: (a) kemampuan berpikir lancar (fluency), (b) kemampuan berpikir luwes (flexibility), (c) kemampuan berpikir kebaruan (originality), dan (d) kemampuan berfikir rinci (elaborasi), dengan menggunakan instrumen penelitian berupa tes yang disusun oleh peneliti sendiri, dengan alat evaluasi yaitu : Validitas, dimana berguna untuk mengetahui apakah soal tersebut valid atau tidak, Reabilitas, berguna sebagai alat yang memberikan hasil yang tetap sama, Daya Pembeda berguna untuk menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan rendah ,dan Indeks Kesukaran, berguna untuk mengukur tingkat kesukaran soal. Dari hasil penelitian ini, menyimpulkan bahwa Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas XI IPA Plus pada Materi Persamaan Linear Dua Variabel di SMA Nurul Iman Palembang masih sedang.

1

Page 2: Makalah evaluasi

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kreatifitas bisa dipandang sebagai hasil dari sebuah proses berpikir

kreatif, sedangkan aktivitas kreatif merupakan kegiatan dalam proses belajar

mengajar yang diarahkan untuk mendorong atau memunculkan kreativitas

siswa. Melalui belajar matematika, siswa diberi kesempatan untuk

mengembangkan kemampuan berfikir logis, kritis, analitis, kreatif, dan

produktif. Berdasarkan uraian dan pemikiran tersebut maka, penulis

bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Tes Kemampuan Berpikir

Kreatif Matematiks Siswa Kelas XI IPA Plus pada Materi Persamaan Linier

Dua Variabel di SMA Nurul Iman Palembang”.

1.2 Rumusan Masalah

“Bagaimana Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas XI IPA Plus

pada Materi Persamaan Linier Dua Variabel di SMA Nurul Iman Palembang dengan

alat evaluasi?”.

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui kemampuan berfikif kreatif matematis siswa kelas XI IPA

Plus pada materi Persamaan Linier Dua Variabel di SMA NURUL IMAN

PALEMBANG dengan menggunakan alat evaluasi berupa :

Validitas

Reabilitas

Daya Pembeda

Indeks Kesukaran

2

Page 3: Makalah evaluasi

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kreativitas

Menurut pandangan Campbell (dalam Ambarjaya: 35) kreativitas adalah suatu

ide atau pemikiran manusia yang bersifat inovatif, berdaya guna, dan dapat

dimengerti. Definisi senada juga dikemukakan oleh Drevdahll (dalam Ambarjaya:

35) kreativitas adalah kemampuan seseorang menghasilkan gagasan baru berupa

kegiatan atau sintesis pemikiran yang mempunyai maksud dan tujuan yang

ditentukan, bukan fantasi semata.

2.2. Berpikir Kreatif

Berpikir kreatif merupakan kegiatan mental yang dialami sesorang bila

mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang dipecahkan. Berpikir

merupakan proses dinamis yang dpat di lukiskan menurut proses atau jalannya.

Proses berpikir pada pokoknya terdiri atas 3 langkah, yaitu pembentukan pengertian,

pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan.

2.3. Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif (TKBK)

1. Tingkat 1

Merupakan tingkat berpikir kreatif rendah, karena hanya mengekspresikan

terutama kesadaran siswa terhadap keperluan menyelesaikan tugasnya saja.

2. Tingkat 2

Menunjukan berpikir kreatif yang lebih tinggi karena siswa harus menunjukan

bagaimana mereka mengamati sebuah implikasi pilihannya, seperti penggunaan

komponen-komponen khusus atau algoritma-algoritma pemrograman.

3

Page 4: Makalah evaluasi

3. Tingkat 3

Merupakan tingkat yang lebih tinggi berikutnya karena siswa harus memilih suatu

strategi dan mengkoordinasikan antara bermacam-macam penjelasan dalam tugasnya.

Mereka harus memutuskan bagaimana tingkat detil yang diinginkan dan bagaimana

menyajikan urutan tindakan atau kondisi-kondisi logis dari sistem tindakan.

4. Tingkat 4

Merupakan tingkat tertinggi karena siswa harus menguji sifat-sifat produk final

membandingkan dengan sekumpulan tujuan.

2.4. Berpikir Kreatif Matematis

Menurut Pehkonen (Mahmudi, 2010:3), kreativitas tidak hanya terjadi pada

bidang-bidang tertentu, seperti seni, sastra, atatu sains, melainkan juga ditemukan

dalam berbagai bidang kehidupan termasuk matematika. Pembahasan mengenai

kreativitas dalam matematika lebih ditekankan pada prosesnya, yakni proses berfikir

kreatif. Oleh karena itu, kreativitas dalam matematika lebih diistilahkan sebagai

berpikir kreatif matematis. Meski demikian, istilah kreativitas dalam matematika

dipandang memiliki pengertian yang sama dengan berpikir kreatif matematis,

sehingga istilah keduanya dapat digunakan secara bergantian.

Krutetski (Mahmudi, 2010:3) mendefinisikan kemampuan berfikir kreativ

matematis sebagai kemampuan menemukan solusi masalah matematika secara mudah

dan fleksibel.

Menurut Livne (Mahmudi, 2010:3), berfikir kreatif matematis merujuk pada

kemampuanuntuk menghasilkan solusi bervariasi yang bersifat baru terhadap masalah

matematika yang bersifat terbuka. Dari pendapat tokoh-tokoh diatas dapat

disimpulkan bahwa berfikir kreatif matematisadalah aktifitas mental yang disadari

4

Page 5: Makalah evaluasi

secara logis untuk menemukan jawaban atau solusi bervariasi yang bersifat baru

dalam permasalahan matematika.

Untuk lebih jelasnya ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif matematis

sebagaimana di ungkapkan oleh munandar (dalam Tatag, 2010:36) yaitu:

1. Keterampilan Berpikir Lancar (Fluency)

2. Keterampilan Berpikir Luwes (Flexibility)

3. Keterampilan Berpikir Orisinil Kebaruan (Originality)

4. Keterampilan Memperinci (Elaboration)

2.5 Indikator Berfikir Kreatif Matematis

Indikator kemampuan berfikir kreatif matematis menurut Munandar, yang

dirangkum juga dari pendapat para pakar sehingga didefinisikan sebagai berikut :

1. Kelancaran (fluency)

Dapat lancar memberikan banyak ide untuk menyelesaikan suatu masalah.

2. Luwes (Flexibility)

Dapat memunculkan ide baru (untuk mencoba dengan cara lain) dalam

menyelesaikan masalah yang sama.

3. Kebaruan (Originality)

Dapat melahirkan ide yang luar biasa untuk menyelesaikan suatu masalah

(dapat menjawab menurut caranya sendiri)

4. Keterampilan Memperinci (Elaboration)

Dapat mengembangkan ide dari ide yang telah ada atau merinci masalah

menjadi masalah yang lebih sederhana.

5

Page 6: Makalah evaluasi

2.6 Analisis Data

Alat evaluasi yang digunakan :

A. Validitas

Validasi adalah keadaan yang menggambarkan bahwa tingakt instrument yang

bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur. Perhitungan koefisien validasi

dilakukan dengan menggunakan rumus koefisien korelasi product moment, yaitu:

r xy=N ∑ XY −(∑ X )(∑Y )

√(N ∑ X 2−(∑ X )2)(N∑ Y 2−(∑ Y )2)

Keterangan : r xy = validasi tes

n = jumlah responden

ΣX = skor setiap item

ΣY = skor total responden

Kriterium validitas nya :

0,90 ≤ rxy ≤ 1,00 validitas sangat tinggi (sangat baik)

0,70≤ rxy<0,90 validitas tinggi (baik)

6

Page 7: Makalah evaluasi

0,40 ≤ rxy<0,70 validitas sedang (cukup)

0,20 ≤ rxy<0,40 validitas rendah (kurang)

0,00 ≤ rxy<0,20 validitas sangat rendah

r xy<0,00 tidak valid

Tabel validasi soal :

No.

soa

l

Koefisien Validasi Status Valid

1 0,781 Valid

2 0,830 Valid

3 0,771 Valid

4 −0,001 Tidak valid

B. Reliabilitas

Reliabilitas suatu alat ukur atau alat evaluasi dimaksudkan sebagai alat yang

memberikan hasil yang tetap sama. Rumusan yang digunakan untuk mencari

koefisien reliabilitas bentuk uraian dikenal dengan rumus Alpha seperti di bawah ini :

r11=( nn−1 )(1−

∑ si2

si2 )

Keterangan : n = banyak butir soal (item)

∑ si2= jumlah varians skor setiap item

7

Page 8: Makalah evaluasi

si2= varians skor total

Maka Reliabilitas dalam penelitian ke 4 soal ini diperoleh :

r11=( nn−1 )(1−

∑ si2

si2 )

¿( 44−1 )(1−53,00734694

71,94776 )

= 0,351003062

Koefisien reliabilitas tersebut menyatakan bahwa soal yang dibuat reliabilitasnya

rendah.

C. Daya Pembeda

Daya pembeda (DP) dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan

butir soal tersebut mampu membedakan antara testi (siswa) yang mengetahui jawaban

nya benar dengan testi yang tidak dapat menjawab soal tersebut (testi yang menjawab

salah). Dengan kata lain, kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara testi

yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan testi yang kurang pandai.

DP=∑ JB A

JSA

−∑ JBB

JSB

Keterangan : ∑ JBA = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan

benar, atau jumlah benar untuk kelompok atas

8

Page 9: Makalah evaluasi

∑ JBB = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar, atau jumlah benar untuk kelompok bawah

JSA = jumlah siswa kelompok atas

JSB = jumlah siswa kelompok rendah

Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang banyak digunakan adalah :

DP ≤ 0,00 sangat jelek

0,00¿ DP≤ 0,20 jelek

0,20 ¿ DP≤ 0,40 cukup

0,40 ¿ DP≤ 0,70 baik

0,70 ¿ DP≤ 1,00 sangat baik

Tabel daya pembeda soal :

No.

SoalKoefisien Daya Pembeda Interpretasi

1 0,522222222 Baik

2 0,822222222 Sangat Baik

3 0,73 Sangat Baik

4 0,036363636 Jelek

D. Indeks Kesukaran

9

Page 10: Makalah evaluasi

Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut indek

kesukaran (Difficulty Index).

Rumus untuk menentukan indeks kesukaran butir soal, yaitu :

IK=JBA+JBB

JSA+JSB

Klasifikasi indeks kesukaran yang paling banyak digunakan adalah :

IK = 0,00 soal terlalu sukar

0,00 ¿ IK ≤ 0,30 soal sukar

0,30 ¿ IK ≤ 0,70 soal sedang

0,70 ¿ IK ≤ 1,00 soal mudah

IK = 1,00 soal terlalu mudah

Tabel indeks kesukaran soal :

No.

Soal Koefisien Indeks Kesukaran Klasifikasi

1 0,694444444 Soal sedang

10

Page 11: Makalah evaluasi

2 0,477777778 Soal sedang

3 0,555 Soalo sedang

4 0,663636364 Soal sedang

2.7 Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

A. Pengertian Persamaan Linear Dua VariabelPersamaan linear dua variabel adalah persamaan yang mengandung

dua variabel dimana pangkat/derajat tiap-tiap variabelnya sama dengan satu. Bentuk umum persamaan linear dua variabel adalah: ax + by = c ,dimana x dan y adalah variabel.

B. Sistem Persamaan Linear Dua VariabelSistem persamaan linear dua variabel adalah dua persamaan linear dua variabel

yang mempunyai hubungan diantara keduanya dan mempunyai satu penyelesaian. Bentuk umum sistem persamaan linear dua variabel adalah:

ax + by = c --------(1)px + qy = d --------(2)

Keterangan : x dan y = variabel

a, b, p dan q = koefisien

c dan d = konstanta

C. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

1. Metode Eliminasi

Pada metode eliminasi, untuk menentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel, caranya adalah dengan menghilangkan (mengeliminasi) salah satu variabel dari sistem persamaan tersebut. Jika variabelnya x dan y, untuk menentukan variabel x kita harus mengeliminasi variabel y terlebih dahulu, atau sebaliknya. Perhatikan bahwa jika koefisien dari salah satu variabel sama maka kita dapat mengeliminasi atau menghilangkan salah satu variabel tersebut, untuk selanjutnya menentukan variabel yang lain.

2.   Metode Substitusi

Metode Substitusi Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan metode substitusi, terlebih dahulu kita n yatakan variabel yang satu ke dalam variabel yang lain dari suatu persamaan, kemudian menyubstitusikan (menggantikan) variabel itu dalam persamaan yang lainnya.

11

Page 12: Makalah evaluasi

3.  Metode Gabungan

Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan metode gabungan, kita menggabungkan metode eliminasi dan substitusi.

PENUTUP

KESIMPULAN

Secara umum tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas XI

IPA Plus di SMA Nurul Iman Palembang masih sedang. Hal ini didasarkan pada hasil

penelitian penulis, dimana kami melakukan penelitian untuk mengetahui Tes

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas XI IPA Plus pada Materi Persamaan

Linear Dua Variabel di SMA Nurul Iman Palembang, dengan menguji coba sebanyak 35

siswa. Kami menggunakan instrument penelitian yaitu tes yang disusun oleh peneliti

sendiri, yang sudah divalidasi isi(diujicobakan) di mana terdiri dari 4 soal dan

terdapat 3 soal yang valid dan 1 soal yang tidak valid, reabilitas tes rendah,daya

pembeda soal terdapat 2 soal yang sangat baik, 1 soal baik, dan 1 soal jelek ,dan

indeks kesukaran dimana terdiri dari 4 soal dan soal tersebut merupakan soal sedang.

12

Page 13: Makalah evaluasi

DAFTAR PUSTAKA

Tatag. Desain Tugas untuk Mengidentifikasi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

dalam Matematika. Skripsi Universitas Negeri Surabaya.

Ambarjaya, Beni. 2012. Psikologi Pendidikan & Pengajaran (Teori & Praktik). Jakarta: P.T Buku

Munandar , Utami.2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka

Cipta

Hamzah, Ali. 2013. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta : Rajawali Pers

Erman. 2003. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung : UPI Bandung

Budhi, Wono Setya. 2014. Bupena Matematika SMA/MA Kelas X Kelompok Wajib.

Bandung : Erlangga

Sukismo. dkk. 2014. Erlangga Fokus UN SMP/MTs 2014. Jakarta : Erlangga

13