MAKALAH Unik Evaluasi Tindak

25
MAKALAH TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI Makalah diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika Dosen Pengampu: Shinta sih Dewanti, M.Pd. Disusun oleh: 1. Utari Intan Andini (13600009) 2. Izza Kamila (13600012) 3. Unik Fitriana (13600043) 4. Uswatun Hasanah (13600051) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

description

makalah

Transcript of MAKALAH Unik Evaluasi Tindak

MAKALAHTINDAK LANJUT HASIL EVALUASIMakalah diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran MatematikaDosen Pengampu: Shinta sih Dewanti, M.Pd.

Disusun oleh:

1. Utari Intan Andini (13600009)2. Izza Kamila (13600012)3. Unik Fitriana(13600043)4. Uswatun Hasanah(13600051)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGAYOGYAKARTA2015

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangMatematika sebagai ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang amat pesat. Baik materi maupun kegunaannya, sehingga dalam pembelajarannya di sekolah kita harus memperhatikan perkembangan baik di masa lalu, masa sekarang, maupun kemungkinan-kemungkinan di masa yang akan datang.Peranan penguasaan matematika dalam menunjang keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan sangat sentral karena penguasaan terhadap materi matematika bagi anak didik baik di sekolah dasar maupun di sekolah menengah adalah sangat penting karena penguasaan tersebut akan menjadi sarana yang ampuh untuk mempelajari mata pelajaran lain, baik pada jenjang pendidikan yang sama maupun pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.Kenyataan di lapangan, banyak diantara siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal. Hal itu lebih sering dirasakan oleh rekan-rekan guru yang mengajar di MAN Yohyakarta II. Berdasarkan pengamatanB. Rumusan Masalah1. Apa saja problematika yang ada di MAN Yogyakarta II?2. Apa saja solusi untuk mengatasi problematika tersebut?C. Tujuan1. Untuk mengetahui problematika yang ada di di Man Yogyakarta II2. Untuk mengetahui solusi untuk mengatasi problematika

BAB IIPEMBAHASAN

A. Daya Serap SiswaDaya serap siswa terhadap pembelajaran matematika yang disajikan guru memegang peran penting dalam suatu pemberian tes. Ketika kita memberikan tes maka kita ingin mengetahui seberapa besar siswa dapat menyerap pelajaran yang kita berikan.[footnoteRef:1] [1: Evaluasi pembelajaran Matematika, Drs.H.M Ali Hamzah ,M.Pd. PT RajaGravindo, Jakarta Hal 330]

Tes untuk menentukan seberapa besar daya serap peserta didik berangkat dari penguasaan mteri pembelajaran yang meliputi kegiatan mental. Kegiatan yang berlangsung dalam mental seseorang sehingga terjadi perubahan tingkah laku yang tergantung pada pengalaman seseorang dan di dalam kegiatan mental inilah terjadi proses perubahan dalam struktur kognitif yang dimilikinya. Kegiatan yang berlangsung ini merupakan hasil transformasi proses yang bersifat internal dalam memori siswa dari proses belajar sebelumnyadengan peristiwa eksternal yang merupakan kodisi proes pembelajaran. Teori transformasi ini sebagai informasi yang disimpan dalammemori jangka panjang dan memori jang pendek. Informasi yang diubah oleh transformasi akan masuk ke dalam memori jangka panjang dengan proses yang disebut pengkodean (econding) yang dapat berbentuk tabel matriks, diagram, gambar rinci mengenai informasi yang diterima. Untuk dapat masuk kedalam memori jangka panjang mateir harus bersifat semantis yakni berhubungan dengan makna sesuatu atau terorgasisasi secara bermakna sehingga informasi yang disimpan ini selanjutnya dapat diingat kembali untuk digunakan.Kalau melihat standar daya serap yang dikembangkan dalam modul Universitas Terbuka peserta didik dapat melanjutan kegiatan belajr berikutnya bila menyerap pelajaran sebesar 85%. Ini ditandai bila mereka dapat menjawab soal atau tes yang diberikan dengan besar daya serap sebesar itu. Kalau tidak peserta didik harus mengulang kembali. Dalam menyerap pembelajaran berart ada materi yang diingat kembali.Makna proses memngingat kembali memerlekun persyaratan yang bersifat inernal dan eksternal. Aspek internal yaitu kontrol eksekutif yaitu strategi kognitif dan pengharapan. Strategi kognitif yakni bagaimana seseorang mengatur sedemikian rupa sehingga ia dapat menguasai pengetahuan yang diterimanya dari sumber belajar apakah sumber belajar itu berupa teknik, penyajian guru, pengalaman, lingkungan dan lainnya. Disamping itu, seseorangmenetapkan harapan ketika belajar sedemikian rupa sehingga apa yang diinginkannya tercapai. Sebagai faktor eksternalnya adalah informasi yang merupakan hasil dipelajarinya hal lain.[footnoteRef:2] [2: Ibid hal 331]

Skema teori olah informasi belajat dan memori dari Gagne dapat dilihat pada skema berikut. ENVIRONMENTExpentanciasExekutif control

EffectorsResponse Generation

Long term memoryShort term memorySensory registerREceptors

*Bagan ini, teoti olah informasi belajar dan memori dari Gagne R.M. dislin dari Mia Damiyanti, Pengembangan Strategi Pembelajaran Ilmu Material Kedokteran Gigi, Tesis PPS IKIP, Jakarta, 1997, hlm. 15.Dari bagan diatas dappat dikembangkan pemikiran bahwa ada hal yang berbentuk ingatan jangka panjang yang kedua jenis ingatan tersebut terjadi dari interaksi mental dari komponen-koponen seperti lingkungan, receptors, sensory register. Dengan demikian belajar merupakan proses membangun atau mengkronstuksi pemahaman seseorang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.2 Heinich R3 mengemukakan bahwa belajar kognitif melibatkan rentangan yang menyeluruh mengenai kemampuan intelektual dari kemampuan sederhana yang merupakan ingatan faktual hingga kemampuan menemukan teori baru.[footnoteRef:3] [3: Ibid 332]

Bentuk dasar simbol merupakan kata-kata dan angka-angka yang memungkinkan kita untuk membaca, menulis dan menghitung. Kemampuan ini merupakan kontimum kemampuan-kemampuan yang membentuk katagori keterampilan intelektual yaitu:1. Membedakan dua rangsang yang berbeda, melihat objek yang secara fisik hampir sama,2. Belajar konsep, mengklasifikasi sesuatu atau ide ke dalam katagori,3. Belajar prinsip, menerapkan prinsip pada berbagai situasi yang berbeda.Misalkan ada 10 indikator yang harus dikuasai siswa setelah selesai proses pembelajaran. Selama pembelajaran berlangsung peserta didik dengan aktif menikuti penjelasan guru tentang topik tertentu, kemudian dilakukan tes misalnya dengan tes pilihan ganda sebanyak 10 soal. Presentase banyak soal yang dijawab benar terhadap 10 soal tes yang diberikan menyatakan presentase daya serap peserta didik terhadap pelajaran yang diberikan guru. Sebagai contoh yang konkret berkut ini diberikan hasil tes matematika 5 siswa bentuk tes tertulis pilihan ganda mereka yang menjawab salah mendapat nilai 0 dan yang menjawab benar mendapat nilai.Nama siswaButir SoalSkor

12345678910

Rina11110100005

Budi11101010005

Ahmad00010110115

Yosef10100001115

Wayan11111000005

*tabel skor tes matematika jenis pilihan gandaSoal yan sukar dikerjakan adalahno. 8 dimana yang menjawab benar hanya seorang yakni Yosef, berarti soa itu sukar. Soal yang mudah adalah soal nomor 1 dan nomor 3, karena empat siswa dapat menjawab benar dan hanya satu siswa yang salah menjawabnya yakni Ahmad. Melihat skor total yang dimiliki siswa sebesar 5 sementara bila setiap anak menjawab benar maka skor total per anak sebesar 10, maka persentase daya serap lima orang anak siswa ini sebesar = 5/10x100%=50%.Ketika data hasil evaluasi belajar diolah didapat pernyataan yang menerangkan tentang besar day serap siswa terhadap materi yang telah diajarkan guru selama ini. Hasil evaluasi itu mengacu kepada ketercapaiantujuan pembelajaran yang diprogramkan di sekolah diarahkan untuk mendapat tujuan tertentu, sampai seberapa jauh tujuan telah tercapai. Tujuan pembelajaran ini dimaksudkan untuk tercapainya kompetensi dasar yang dirumuskan guru dalam rancangan pembelajarannya. Apabila materi pokok yang telah dijabarkan dala suatu uraian materi telah selesai dibelajarkan sebelum guru melanjutkan ke rancangan pembelajaran selanjutnya ia perlu mengadakan ujian atau tes dan dikenal dengan nama ujian formatif atau ulangan harian.Kita mengenal retensi sebagai sejumlah masukan materi pengetahuan yang diterima siswa kemudian terjadi dialog internal di dalam diri siswa, ada yang terlupa dari masukan yang diterimanya dan apa yang ia ingat lalu dapat dijelaskan kepada kita. Dalam rumusnya adalah:R = M-L,*di mana R = Retensi, M = Masukan, L = LupaMasukan yang diberikan dguru kepada siswa dapat saja tidak seluruhnya diserap siswa karena masing-masing siswa mempunyai perbedaan potensi. Guru memberikan 100% materi pembelajaran matematika, akan tetapi siswa hanya dapat menerima misalkan 75% dari penerima multiindrawi. Daya serap sebesar itu yang ada dalam diri siswa dapat diketahui dari pengukuran presentase berapa banyak indikator kompetensi yang dikuasai. Secara sederhana rumus daya serap siswa atas materi pembelajaran yang diberikanadalah;[footnoteRef:4] [4: Ibid hal 35]

*Ds= rumus daya serapB. Konsep Profil SiswaKonsep profil siswa merupakan hal penting dalam mengevaluasi pembelajaran. Kita harus dapat mengevaluasi kematangan siswa ketika mempelajari matematika. Profil siswa diperoleh setelah mengalami proses pembelajaran yang diawali dengan input, kemudian prose dan keluar dari proses adalah output. Outpun inilah yang kita peroleh sebagai hasil pembinaan, membimbing, pengajar, memberi pengarahan sehingga akhirnya terbentuk sebagai keluaran dari suatu satuan pendidikan. Keluaran atau produk atau output berbentuk profil idan karakter serta kejiwaan. Profil siswa mencakup kondisi jasmani, kondisi watak tabiat, dan karakter serta kejiwaan.Mengevaluasi profil siswa berarti melakukan pengukuran dan penilaian tentang bagaimana keadaan sikan belajar mateamtika termasuk kesiapan belajar matematika dari siswa seperti bakat belajar matematika.[footnoteRef:5] [5: Evaluasi pembelajaran Matematika, Drs.H.M Ali Hamzah ,M.Pd. PT RajaGravindo, Jakarta Hal 336]

C. Ketuntasan Belajar SiswaTindak lanjut dari evaluasi hasil belajar selanjutnya adalah untuk menentukan ketuntasan belajar siswa. Sebelum guru menyusun program semester dan program tahunan yaitu menyusun pengalaman belajar apakah yang harus dia berikan kepada siswa dalam satu semester serta satu tahun agar dicapainya standar kompetensi dasar yang sudah ditentukan. Dalam proses pembelajaran guru tentu melakukan penilaian dan akan lebih baik bila sekaligus menganalisis hasil tes. Apabila tingkat ketuntasan dibawah 75% dari jumlah total siswa yang berarti pelajaran yang telah diberikan guru belum diserap dengan baik oleh siswa. Untuk itu perlu dikaji kembali apakah soalnya terlalu sulit bagi siswa atau soalnya benar-benar telah sesuai indikator namun cara pembelajaranya kurang baik sehingga siswa kurang memahami materi pembelajaranya. Mengevaluasi ketuntasan pembelajran matematika yaitu kita dapat mengevaluasi berapa lama siswa dapat menyelesaikan materi matematika yang diajarkan dan soal yang ditugaskan untuk diselesaikan. Agak sederhana penilainya, bila tidak selesai terget yang ditentukan untuk dapat dikuasai siswa berarti tidak tuntas. Walaupun demikian tidak harus sekelas tuntas belajar, sehingga kalau demikian yang dimaksud guru membutuhkan waktu lama. Bagi mereka yang pandai akan menjadi bosan karena menunggu temanya untuk belajar.Ketuntasan belajar matematika dapat dilihat dari kurva atau grafik bell hasil tes belajar siswa. Dalam grafik bila ada 27% siswa bernilai rendah, 46% bernilai antara sedang dengan baik dan 27 % bernilai tinggi maka dikatakan proses belajar yang dilakukan guru sudah baik, siswa dikatakan mendekati tuntas belajar. Ada 37% siswa yang bernilai baik sampai dengan tinggi yakni integrasi dari daerah median dengan daerah tinggi bila dilihat dari kurva bell.D. Peringkat Siswa dalam Pembelajaran MatematikaMengevaluasi peringkat siswa dalam pembelaran matematika dapat dilakukan dengan beberapa cara satu di antaranya adalah memberikan tes kecerdasan dan sikap. Tes kecerdasan seperti yang lazim dilakukan dengan menyuruh siswa mengerjakan soal esay pokok bahasan tertentu dalam pembelajaran matematika. Soal easy dipilih karena menjadi indikator untuk peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif. Disampingnya penentuan peringkat siswa dilihat dari keberadaanya dalam kelompoknya. Yang dimaksud dengan kedudukan siswa atau peringkat siswa dalam kelompoknya adalah letak seorang siswa didalam urutan tingkatan. Dalam istilah yang umum disebut ranking seorang siswa terhadap teman-temanya di kelas. Untuk dapat diketahui ranking siswa-siswa di suatu kelas maka harus diadakan pengurutan nilai siswa tersebut mulai dari yang atas sampai dengan yang terbawah. Ini dapat dilakukan ketika pemberian nilai hasil tes atau nontes telah diolah datanya dan diperoleh penilaian hai belajar. Ada beberapa cara untuk menentukan kedudukan siswa diantara teman-temanya atau dalam kelompoknya. Suharisimi membagi dalam empet cara yaitu:[footnoteRef:6] [6: Ibid hal 338]

1. Ranking sederhan (simple rank)2. Ranking persentase ( persentase rank)3. Standar deviasi 4. Menggunakan z score Simple rank adalah urutan yang menunjukan letakj atau kedudukan seseorang dalam kelompoknya dan dinyatakan dengan nomor atau angka biasa. Bila diketahui skor ulangan harian bidang matematika kelas VII semester ganjil sebagai berikut :No Nama SiswaSkor No Nama SiswaSkor

1Ahmad 4511Kamaludin 75

2Badu5012Lintang 75

3Cecep3913Masnah69

4Dadang 6114Nani60

5Effendi 6315Oman73

6Fatimah 7016Pranata78

7Gunaria8117Qibtiyah74

8Hanifah7518Ruslan65

9Irfan6819Susanti49

10Jejen4620Taskia60

Data skor diatas belum berurutan sehingga gak sukar untuk melihat mana yang ranking. Untuk itu harus diurutkan lebih dahulu dan dibuat tabel baru. No Nama SiswaSkor Ranking No Nama siswa Skor Rangking

1Gunaira81111Ruslan 6511

2Pranata78212Effendi 6312

3Hanifah75413Dadang6113

4Kamaludin75414Nani6014,5

5Lintang 75415Taskia 6014,5

6Qibtiyah74616Badu5016

7Oman73717Susanti4917

8Fatimah 70818Jejen4618

9Masnah69919Ahmad 4519

10Irfan681020cecep2020

Catatan Hanifah, kamaludin, dan Lintang mendapat ranking yang sama yaitu 4 (dari= ). Nani dan Taskia mendapat ranking yang sama yaitu 14,5 (dari=).Rangking terakhir selalu sama dengan nomor urut siswa atau banyaknya siswa dalam kelompok kecuali ada beberapa siswa yang mempunya persamaan skor. E. Konsep Evaluasi Diagnostik

Model Laporan Hasil Evaluasi Hasil Belajar1. Bentuk LaporanLaporan kemajuan belajar peserta didik dapat disajikan dalam data kuantitatif mapun kualitatif. Data kuantitatif disajikan dalam dalam angka (skor), misalnya seorang peserta didik mendapatkan nilai 65 pada amata pelajaran Matematika. Nilai kualitatif kumumnya digunakan untuk melaporkan hasil belajar aspek efektif atau juga karakter. Misalnya guru mata pelajaran atau guru kelas melaporkan bagaimana sikap, kedisiplinan, kerajinan, keberhasilan dan kerapian peserta didik, dan sebagainya dengan menggunakan kategori sangat baik, baik, cukup, kurang atau sangat kurang.Laporan harus disajikan dalam bentuk yang lebih komunikatif dan komprehensif agar profil atau tingkat kemajuan belajar peserta didik mudah terbaca dan dipahamii. Pada umumnya, orang tua menginginkan jawaban dari pertantaan sebagai berikut:[footnoteRef:7] [7: Dr. Sukiman,M.Pd, Pengembangan Sistem Evaluasi,, ( Yogyakarta: Insan Madani 2012), hlm. 226.]

Bagaimana keadaan anak waktu belajar di sekolah secara akademik, fisik, social dan emosional? Sejauh mana anak berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah? Kompetensi apa yang sudah dan belum dikuasai dengan baik? Apa yang harus dilakukan orang tua untuk membantu dan mengembangkan prestasi anak lebih lanjut?Untuk menjawab pertanyaan tersebut, informasi yang diberikan kepada orang tua hendaknya: Menggunakan bahasa yang mudah dipahami Menitikberatkan kekuatan dan apa yang telah dicapai anak. Memberikan perhatian pada pengembangan dan pembelajaran anak. Berkaitan erat dengan hasil belajar yang harus dicapai dalam kurikulum. Berisi informasi tentang tingkat pencapaian hasil belajar.2. Rekap NilaiRekap nilai merupakan rekap kemajuan belajar peserta didik, yang beris informasi tentang pencapaian kompetensi peserta didik untuk setiap KD, dalam kurun waktu tertentu, misalnya setengah atau satu semester.nilai yang ditulis merupakan rekap nilai suatu KD dapat diperoleh dari tes formatif, tes sumiatif, hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlagsung, nilai tugas perseorangan maupun kelompok. Rata-rata nilai KD dalam setiap aspek akan menjadi nilai pencapaian kompetensi untuk aspek yang bersangkutan.[footnoteRef:8] [8: Ibid, hlm 267]

3. RaporRapor adalah laporan kemajuan belajar peserta didik dalam kurun waktu satu semester. Model rapor menurut buku panduan pengisian laporan hasl belajar peserta didik yang disusun oleh Dirtjen Mandikdasmen Depdiknas 2007 masng-masing sekolah boleh menetapkan sendiri model rapor yang dikehendaki asalkan menggambarkan pencapaian kompetensi peserta didik pada setiap mata pelajaran yang diperoleh dari ketuntasan kompetensi dasarnya. Selain itu, evaluasi juga dilakukan untuk akhlak dan kepribadian peserta didik. Kompetensi yang diuji pada penilaian sumatif berasal dari SK, KD dan indikator semester bersangkutan. Nilai laporan peserta didik merupakan kumulasi dari pencapaian belajar peserta didik yang diukur melalui ulangan harian, UTS, UAS atau ulangan kenaikan kelas dengan bermacam teknik dan instrument evaluasi yang relevan. Penilaian dilakukan untuk setiap KD pada semua SK pada masing-masing mata pelajaran melalui berbagai bentuk penilaian.Pada dasarnya, bobot masing-masng nilai ditetapkan oleh sekolah. Berikut disajikan contoh pembobotan penghitunngan nilai laporan hasil belajar peserta didik.

Contoh 1Bobot nilai ulangan harian, UTS dan UAS bobotnya adalah 2:1:1Nilai ulangan harian 1, 2 dan 3 = 60, 75, 65Rata-rata ulangan harian = 66UTS = 55UAS = 65Nilai laporan hasil belajar peserta didik adalah= {(== 252:4= 63

Semua nilai mata pelajaran dinyatakan dengan angka skala 0-100. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus diberi pembelajaran dan penilaian remedial sehingga mencapai ketuntasan. Bila dalam waktu yang tersedia(hingga akhir semester) yang bersangkutan belum juga mencapai KKM, pencapaian/nilai tertinggi yang ia peroleh yang dimasukkan kedalam laporan hasil belajar peserta didik.[footnoteRef:9] [9: Ibid 269-271]

Pembuatan Laporan1. Laporan untuk Orang Tua dan SiswaTes yang diselenggarakan sekolah perlu adanya laporan baik untuk orang tua, lembaga maupun guru itu sendiri. Pelaporan hasil tes harus dapat dan mudah dipahami dan bersifat objektif dan pada dasarnya harus menggambarkan tingkat pencapaian siswa. Laporan dibedakan atas dua cara yaitu: (1) dengan menyatakan lulus (tuntas) atau belum lulus (belum tuntas), (2) dengan nilai siswa, laporan tentang peserta didik yang dibuat tetap akhir suatu program dikenal dengan istilah rapor. [footnoteRef:10] [10: Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika,, (Depok: PT Rajagrafindo Persada 2014), hlm. 347.]

2. Laporan untuk sekolahSelain laporan yang dibuat untuk orang tua dan siswa, suatu guru harus juga membuat laporan untuk sekolah. Sekolah sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran. Oleh karena itu pihak sekolah berkepentingan untuk mengetahui catatan perkembangan peserta didiknya laporan tersebut member petunjuk kepada kepala sekolah tentang kualitas guru dan proses pembelajaran yang dikembangkannya yang menjadi tanggung jawabnya.[footnoteRef:11] [11: Ibid, hlm.347]

3. Laporan unruk MasyarakatLaporan kegiatan pembelajaran pada Masyarakat merupkan hal yang penting karena dapat meyakinkan upaya-upaya yang telah dilakukan sekolah dan akuntabilitas sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran matematika. Kepercayaan kepada masyarakat sangat diharapkan sehingga partisipasi masyarakat untuk bersama-sama memajukan sekolah dapat dilakukan secara bersama-sama.[footnoteRef:12] [12: Ibid , hlm.348]

BAB IIKESIMPULANDaya serap siswa terhadap pembelajaran matematika yang disajikan guru memegang peran penting dalam suatu pemberian tes. Ketika kita memberikan tes maka kita ingin mengetahui seberapa besar siswa dapat menyerap pelajaran yang kita berikan. Konsep profil siswa merupakan hal penting dalam mengevaluasi pembelajaran. Kita harus dapat mengevaluasi kematangan siswa ketika mempelajari matematika. Profil siswa mencakup kondisi jasmani, kondisi watak tabiat, dan karakter serta kejiwaan.Tindak lanjut dari evaluasi hasil belajar selanjutnya adalah untuk menentukan ketuntasan belajar siswa. Mengevaluasi ketuntasan pembelajran matematika yaitu kita dapat mengevaluasi berapa lama siswa dapat menyelesaikan materi matematika yang diajarkan dan soal yang ditugaskan untuk diselesaikan.Mengevaluasi peringkat siswa dalam pembelaran matematika dapat dilakukan dengan beberapa cara satu di antaranya adalah memberikan tes kecerdasan dan sikap. Tes kecerdasan seperti yang lazim dilakukan dengan menyuruh siswa mengerjakan soal esay pokok bahasan tertentu dalam pembelajaran matematika. Soal easy dipilih karena menjadi indikator untuk peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif. Disampingnya penentuan peringkat siswa dilihat dari keberadaanya dalam kelompoknya.

Daftar PustakaYudi Pramono Pawiro.2014. Problematika Pembelajaran Matematika https://www.academia.edu/7298642/PROBLEMATIKA_MATEMATIKA (diakses Sabtu, 08 Februari 2015 pukul 11.10 WIB)