Makalah Etika Profesi.pdf

25
MAKALAH ETIKA PROFESI “Etika & Profesi Teknik Kimia” Oleh: Kelompok 3 Desi Permata Sari (1515041006) Muhammad Bachtiar (1515041010) Nadia Ayu Rifani (1515041025) Septian Adji Pratama (1515041039) Meidalisa (1515041051) JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2016

Transcript of Makalah Etika Profesi.pdf

Page 1: Makalah Etika Profesi.pdf

1

MAKALAH

ETIKA PROFESI

“Etika & Profesi Teknik Kimia”

Oleh:

Kelompok 3

Desi Permata Sari (1515041006)

Muhammad Bachtiar (1515041010)

Nadia Ayu Rifani (1515041025)

Septian Adji Pratama (1515041039)

Meidalisa (1515041051)

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2016

Page 2: Makalah Etika Profesi.pdf

2

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., sehingga kami dapat

menyelesaikan tugas makalah Etika Profesi Teknik Kimia dengan judul “Etika &

Profesi Teknik Kimia”. Adapun makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas

mata kuliah Etika Profesi Teknik Kimia. Dalam makalah ini kami mencoba

menguraikan tentang Etika & Profesi Teknik Kimia.

Dikesempatan kali ini kami juga mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Edwin Azwar, S.T., PGD., M.TA., Ph.D., selaku dosen mata kuliah

Etika Profesi

2. Teman-teman Teknik Kimia Angkatan 2015, yang memberi motivasi dan

semangat.

Serta pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam proses pembuatan

makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak

kekurangan. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran-saran serta kritik yang

membangun untuk penyempurnaan makalah ini. Diakhir kata kami mengharapkan

semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bandar Lampung, 2 April 2016

Penulis

Page 3: Makalah Etika Profesi.pdf

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ......................................................................................................... 3

BAB I . PENDAHULUAN ................................................................................... 4

1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................... 4

1.2 TUJUAN ..................................................................................................... 5

1.3 RUMUSAN MASALAH ................................................................................ 5

BAB II . ISI ........................................................................................................... 6

2.1 ETIKA ........................................................................................................ 6

2.2 PROFESI ................................................................................................... 10

Tugas Sarjana Teknik Kimia pada Industri Teknik Kimia ............................ 11

2.3 ETIKA PROFESI ........................................................................................ 16

Kode Etik Profesi ........................................................................................... 17

Kode Etik Insinyur Teknik Kimia dari AIChE ............................................... 21

Kasus Pelanggaran dan Solusi ...................................................................... 22

BAB III . KESIMPULAN .................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 25

Page 4: Makalah Etika Profesi.pdf

4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi akan terus berjalan dan akan selalu mengalami

percepatan. Kemajuan tersebut akan melibatkan seluruh aspek kehidupan

termasuk juga dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Salah satu

bentuk dari kemajuan teknologi adalah kemajuan dalam bidang industri yang

akan melibatkan banyak tenaga ahli khususnya dalam bidang Teknik. Teknik

Kimia merupakan salah satu bidang teknologi yang mempunyai peranan yang

sangat besar, terutama berkaitan dengan rekayasa dan operasional suatu

Industri. Tenaga ahli di bidang ini sangat dibutuhkan dalam mendukung

pembangunan di bidang industri di Indonesia.

Sebagai calon Sarjana Teknik Kimia kita harus berbekal pengetahuan

sebagai hard skill dan juga kemampuan beretika sebagai soft skill. Banyak

yang mengesampingkan salah satu dari kemampuan tersebut, tapi itu tidak

dianjurkan. Berlatar belakang alasan apapun, jika mengesampingkan

kemampuan tersebut, maka akan mengurangi kesempatan kita untuk menjadi

lebih baik dari orang lain.

Profesi adalah suatu hal yang harus dibarengi dengan keahlian dan

etika. Sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat,

bilamana dalam diri para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk

mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian

profesi kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa

yang dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh

terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa (okupasi) yang

sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan ujung-ujungnya

akan berakhir dengan tidak adanya lagi respek maupun kepercayaan yang

pantas diberikan kepada para elite profesional ini.

Page 5: Makalah Etika Profesi.pdf

5

1.2 Tujuan

Adapun tujuan makalah ini dibuat adalah untuk memenuhi tugas mata

kuliah Etika Profesi. Selain itu juga, makalah ini dibuat agar pembaca dapat

lebih memahami definisi serta arti penting etika dan profesi khususnya dalam

bidang Teknik Kimia.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah

sebagai berikut:

a. Apa itu Etika?

b. Apa itu Profesi?

c. Apa itu Etika Profesi?

d. Apa pentingnya Etika Profesi dalam industri?

Page 6: Makalah Etika Profesi.pdf

6

BAB II

ISI

2.1 Etika

Kata etik (atau etika) berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti

karakter, watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum Bahasa Indonesia,

etika diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang azaz-azaz akhlak (moral).

Dari pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan

upaya menentukan tingkah laku manusia.

Menurut Martin (1993), etika didefinisikan sebagai “the discpline

which can act as the performance index or reference for our control system”.

Dengan demikian, etika akan memberikan semacam batasan maupun standar

yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya.

Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni

pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code)

tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip

moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai

alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika rasional

umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik. Dengan demikian

etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena

segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan

kelompok sosial (profesi) itu sendiri.

Adapun arti etika dari segi istilah, telah dikemukakan para ahli dengan

ungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya.

Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam

berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang

tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh

yang dapat ditentukan oleh akal.

Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara

mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam

hidupnya.

Page 7: Makalah Etika Profesi.pdf

7

Dari definisi etika tersebut diatas, dapat segera diketahui bahwa etika

berhubungan dengan empat hal sebagai berikut.

Pertama, dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya

membahas perbuatan yang dilakukan oleh manusia.

Kedua dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau

filsafat. Sebagai hasil pemikiran, maka etika tidak bersifat mutlak, absolute

dan tidak pula universal. Ia terbatas, dapat berubah, memiliki kekurangan,

kelebihan dan sebagainya. Selain itu, etika juga memanfaatkan berbagai

ilmu yang membahas perilaku manusia seperti ilmu antropologi, psikologi,

sosiologi, ilmu politik, ilmu ekonomi dan sebagainya.

Ketiga, dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu

dan penetap terhadap sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia,

yaitu apakah perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat,

hina dan sebagainya. Dengan demikian etika lebih berperan sebagai

konseptor terhadap sejumlah perilaku yang dilaksanakan oleh manusia.

Etika lebih mengacu kepada pengkajian sistem nilai-nilai yang ada.

Keempat, dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relatif yakni dapat

berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman.

Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam

menentukan baik dan buruknya prilaku manusia:

1. ETIKA DESKRIPTIF, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis

dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia

dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif

memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang

prilaku atau sikap yang mau diambil.

2. ETIKA NORMATIF, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai

sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam

hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian

sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan

diputuskan.

Page 8: Makalah Etika Profesi.pdf

8

Etika secara umum dapat dibagi menjadi:

a. ETIKA UMUM, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana

manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan

etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi

pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai

baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat dianalogkan dengan

ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-

teori.

b. ETIKA KHUSUS, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar

dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud :

Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang

kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh

cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat

juga berwujud: Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain

dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh

kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis: cara bagaimana

manusia mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta prinsip

moral dasar yang ada dibaliknya.

ETIKA KHUSUS dibagi lagi menjadi dua bagian:

a) Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia

terhadap dirinya sendiri.

b) Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola

perilaku manusia sebagai anggota umat manusia.

Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat

dipisahkan satu sama lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap

diri sendiri dan sebagai anggota umat manusia saling berkaitan.

Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik

secara langsung maupun secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara),

sikap kritis terhadpa pandangan pandangan dunia dan ideologi-ideologi

maupun tanggungjawab umat manusia terhadap lingkungan hidup. Dengan

demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial ini terbagi atau

Page 9: Makalah Etika Profesi.pdf

9

terpecah menjadi banyak bagian atau bidang. Dan pembahasan bidang yang

paling aktual saat ini adalah sebagai berikut :

1. Sikap terhadap sesama

2. Etika keluarga

3. Etika profesi

4. Etika politik

5. Etika lingkungan

6. Etika ideologi

SISTEM PENILAIAN ETIKA :

Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu, adalah pada perbuatan baik

atau jahat, susila atau tidak susila.

Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi sifat baginya atau

telah mendarah daging, itulah yang disebut akhlak atau budi pekerti. Budi

tumbuhnya dalam jiwa, bila telah dilahirkan dalam bentuk perbuatan

namanya pekerti. Jadi suatu budi pekerti, pangkal penilaiannya adalah dari

dalam jiwa; dari semasih berupa angan-angan, cita-cita, niat hati, sampai ia

lahir keluar berupa perbuatan nyata.

Burhanuddin Salam, Drs. menjelaskan bahwa sesuatu perbuatan di nilai

pada 3 (tiga) tingkat :

a. Tingkat pertama, semasih belum lahir menjadi perbuatan, jadi masih

berupa rencana dalam hati, niat.

b. Tingkat kedua, setelah lahir menjadi perbuatan nyata, yaitu pekerti.

c. Tingkat ketiga, akibat atau hasil perbuatan tersebut, yaitu baik atau

buruk.

Page 10: Makalah Etika Profesi.pdf

10

2.2 Profesi

Kita tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang

pekerjaan seperti kedokteran, guru, militer, pengacara, dan semacamnya,

tetapi meluas sampai mencakup pula bidang seperti manajer, wartawan,

pelukis, penyanyi, artis, sekretaris dan sebagainya. Sejalan dengan itu,

menurut DE GEORGE, timbul kebingungan mengenai pengertian profesi itu

sendiri, sehubungan dengan istilah profesi dan profesional. Kebingungan ini

timbul karena banyak orang yang profesional tidak atau belum tentu termasuk

dalam pengertian profesi. Berikut pengertian profesi dan profesional menurut

DE GEORGE:

PROFESI, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk

menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.

PROFESIONAL, adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan

purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu

keahlian yang tinggi.

Yang harus kita ingat dan fahami betul bahwa “PEKERJAAN /

PROFESI” dan “PROFESIONAL” terdapat beberapa perbedaan :

PROFESI :

Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.

Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna

waktu).

Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.

Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.

PROFESIONAL :

Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.

Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.

Hidup dari situ.

Bangga akan pekerjaannya.

CIRI-CIRI PROFESI

Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada

profesi, yaitu :

Page 11: Makalah Etika Profesi.pdf

11

1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini

dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-

tahun.

2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya

setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.

3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi

harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.

4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan

selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai

kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan

sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu

ada izin khusus.

5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

Dengan melihat ciri-ciri umum profesi di atas, kita dapat

menyimpulkan bahwa kaum profesional adalah orang-orang yang memiliki

tolak ukur perilaku yang berada di atas rata-rata. Di satu pihak ada tuntutan

dan tantangan yang sangat berat, tetapi di lain pihak ada suatu kejelasan

mengenai pola perilaku yang baik dalam rangka kepentingan masyarakat.

Seandainya semua bidang kehidupan dan bidang kegiatan menerapkan suatu

standar profesional yang tinggi, bisa diharapkan akan tercipta suatu kualitas

masyarakat yang semakin baik.

Tugas Sarjana Teknik Kimia pada Industri Teknik Kimia

Industri proses merupakan pemakai terbanyak dari sarjana Teknik

Kimia. Tugas seorang insinyur/sarjana Teknik Kimia yang bergerak dibidang

ini antara lain :

Penelitian Proses

Pengembangan Proses

Rekayasa Proses

Analisa Ekonomi

Rekayasa Proyek dan Konstruksi

Operasional Pabrik

Page 12: Makalah Etika Profesi.pdf

12

a) Penelitian Proses

Penelitian proses adalah penelitian awal, skala bangku (bench

scale) yang dilakukan di laboratorium yang bertujuan untuk meneliti

kelayakan suatu proses baru dari segi teknis dan ekonomis, pengumpulan

data-data yang diperlukan untuk membuat pabrik skala pilot dan untuk

pembuatan simulasi proses dengan komputer. Jadi penelitian proses adalah

satu langkah lebih maju dari penelitian eksplorasi dasar yang biasanya

dilakukan oleh ahli kimia murni. Tahap dari studi ini adalah sebagai

berikut :

Penelitian Proses

Rekayasa Proses Awal

Evaluasi Proses Awal

Studi ini dimulai dari penelitian awal laboratorium dan

disertai perhitungan-perhitungan teknik ekonomis, dimana data-data teknik

yang diperlukan diperoleh dari penelitian-penelitian yang terpisah satu

dengan yang lainnya, baik diunit proses maupun di unit-unit

operasionalnya, dan dibantu pula dengan data-data sekunder dari literatur.

Karena itu hasil dari penelitian proses perlu dievaluasi dengan cara

membuat pabrik skala pilot untuk mengembangkan proses.

b) Pengembangan Proses

Tahap-tahap dalam pengerjaan pengembangan proses adalah

sebagai berikut:

Pengembangan Proses

Rekayasa final

Evaluasi Proses Final

Program pengembangan proses yang baik seharusnya sudah bisa

memberikan kepastian baik dari segi teknis-operasional maupun ekonomis,

karena dengan pengembangan proses ini akan didapatkan data-data kondisi

operasi yang lengkap serta kebutuhan jenis dan ukuran peralatan-peralatan

pembantu dan peralatan kontrolnya. Perhitungan perancangan perlatan-

peralatan proses yang diperlukan dilanjutkan dengan evaluasi ekonomi.

Page 13: Makalah Etika Profesi.pdf

13

Untuk mendapatkan data-data teknis-operasional yang akurat, perlu

dibuat pabrik berskala pilot, yang ukurannya sudah terskala dengan teliti.

Dengan data-data dari pabrik berskala pilot inidiadakan reevaluasi

perhitungan-perhitungan teknik dan ekonomis yang merupakan evaluasi

proses final.

Hasil dari pengembangan proses ini juga belum bisa memberikan

kepastian tentang seberapa besar keuntungan yang akan didapat bila hasil

dari pengembangan proses ini diterapkan ke skala pabrik.

c) Rekayasa Proses

Untuk memastikan berapa ongkos produksi yan diperlukan apabila

hasil pengembangan proses diterapkan pada skala pabrik perlu adanya

rekayasa proses, dimana perhitungan yang diperoleh dari pengembangan

proses diulang, neraca massa dan energi serta ukuran alat dihitung lagi

untuk kapasitas pabrik yang diinginkan (scale up), kemudian evaluasi

ekonomi dilakukan lagi tetapi dengan menggunakan data yang berlaku saat

ini. Misalnya perlu dihitung biaya di unit evaporasi : perlu diketahui

berapa harga per kilogram upa pemanas pada saat itu, berapa biaya proses

pendinginan air dengan peralatan pendingin air dengan peralatan

pendingin yan tersedia di pasar waktu itu, berapa harga evaporator, pompa

dan sistem vacuum, pipa-pipa, isolasi, sistem kontrol, tenaga kerja, bahan

baku, bahan pembantu dan lainnya pada waktu itu. Itu semua adalah

contoh komponen yang harus dihitung untuk kepastian berapa nantinya

ongkos produksi di unit evaporasi yang dibutuhkan.

d) Analisa Ekonomi

Perusahaan didirikan dengan tujuan utama mencari

keuntungan, karena itu faktor ekonomi memegang peranan penting.

Seorang insinyur teknik kimia di industri proses harus berfikir dengan

orientasi ekonomi, bagaimana caranya agar perusahaan mendapat

keuntungan sebesar mungkin tanpa meninggalkan kode etik. Karena itu

hasil perhitungan dari insinyur rekayasa proses perlu faktor eksternal di

dalam perhitungan ekonomi.

Page 14: Makalah Etika Profesi.pdf

14

Beberapa faktor eksternal yang perlu dimasukkan antara lain harga

dan kualitas bahan baku dan bahan pembantu, harga produk sejenis

dipasaran beserta perbandingan kualitasnya, bunga bank, berapa besar

depresiasi alat, ongkos transportasi dan lainnya selengkap mungkin untuk

bisa menghitung dan menyajikan berbagai kemungkinan yang nantinya

bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan,

untuk memperoleh proses yang bisa menghasilkan keuntungan terbesar

bagi perusahaan.

e) Rekayasa Proyek dan Konstruksi

Setelah diputuskan untuk disetujui, suatu rancangan pabrik perlu

dipelajari oleh para insinyur Teknik Kimia yang bekerja di bidang

rekayasa proyek dan konstruksi. Insinyur tersebut harus meneliti setiap

bagian rancangan. Mungkin juga harus mengubah lagi tipe peralatan, jenis

material yan paling cocok dan ekonomis pada proyek. Menentukan bentuk

bangunan yan diperlukan, penempatan peralatan dan bangunan (lay out

alat dan bangunan) agar operasi dan pengontrolan pabrik bisa dengan

mudah dilakukan serta eknomis, kemudian dibuatkan gambar

konstruksinya dengan bantuan insinyur sipil dan arsitek serta sekaligus

mengestimasi ongkos bangunannya. Kemudian dia harus membuat jadwal

pembelian peralatan dan material proses serta utilitasnya, menjadwalkan

pembangunan gudang peralatan yang ada pada saat konstruksi sangat

diperlukan untuk mengamankan peralatan yang sudah dibeli,

menjadwalkan pembangunan gedung untuk pabriknya sendiri.

f) Operasi Pabrik

Pabrik selesai dibuat dan siap dijalankan, tapi apakah bisa langsung

beroperasi secara mulus, operator duduk dan mencatat data di ruang

kontrol (di belakang meja saja), supervisor setiap malam pulas tidur di

rumah. Hal yang terjadi jauh dari pekerjaan enak tersebut, tetapi bisa

sangat menarik karena penuh dengan hal-hal baru dan kadang-kadang tak

terduga, bahkan kadang perlu diadakan perubahan peralatan di sana-sini.

Seorang insinyur Teknik Kimia yang bekerja sebagai operator

pabrik, pada saat trial run (uji jalannya pabrik baru) mungkin harus

Page 15: Makalah Etika Profesi.pdf

15

bekerja 24 jam sehari selama berhari-hari sampai beberapa minggu, hingga

tidak timbul masalah-masalah baru, sambil melatih anak buahnya semua

(yang bekerja 3 shift). Setelah anak buahnya sudah tahu dan lancar

mengerjakan apa yang harus dilakukan secara rutin, dan mengetahui

tindakan-tindakan apa yang harus diambil bila terjadi suatu masalah, mulai

saat itu sang insinyur bisa sedikit santai, banyak duduk di belakang meja

mengamati dan mempelajari data-data operasi yang dilaporkan anak

buahnya. Dengan data-data operasi harian, insinyur Teknik Kimia harus

bisa mengevaluasi kinerja alat dan proses dan mengambil keputusan-

keputusan seperti mengubah kondisi operasi: suhu, tekanan, konsentrasi

komponen dan sebagainya. Bahkan kalau perlu harus membongkar dan

memperbaiki/membersihkan peralatan-peralatan yang dinilai sudah tidak

ekonomis lagi kinerjanya. Semua itu dilakukan agar operasi pabrik

berjalan pada kondisi optimal dan ongkos produksi yang minimal.

Namun demikian, sebetulnya masih ada tugas lain yang

membutuhkan pemikiran mendalam, kadang-kadang perhitungan rumit

yaitu selalu berusaha agar pabrik yang ditanganinya berjalan mulus dan

efisien, mungkin dengan cara menambah peralatan atau mengubah

kondisikondisi operasi ataupun mengefisienkan anak buahnya. Dengan

selalu berupaya agar lebih baik dan efisien ini justru pengalamannya akan

bertambah, bisa dimanfaatkan untuk menangani perancangan pabrik baru

yang sejenis, yang pasti lebih efisien dibandingkan yang lama yang telah

dia ketahui kelemahan-kelemahannya, sehingga bisa diperbaiki pada

pabrik yang baru.

Dengan melihat tugas yang berat tersebut, seorang mahasiswa

calon insinyur Teknik Kimia haruslah menyadari, bahwa masa kuliah

adalah masa pembekalan dirinya sendiri dengan ilmu keteknikan dan

pengalaman dalam bidang yang lain, pengalaman ini sering menjadi bekal

utama untuk sukses berkarya setelah lulus. Oleh karena itu pengalaman

yang dapat membentuk pribadi perlu dikembangkan misalnya,

kepemimpinan dan hubungan antar manusia.

Page 16: Makalah Etika Profesi.pdf

16

2.3 Etika Profesi

Dari penjelasan-penjelasan sebelumnya mengenai etika dan profesi di

atas, kita bisa melihat bahwa ETIKA PROFESI merupakan bidang etika

khusus atau terapan yang merupakan produk dari etika sosial. Poin-poin

penting dalam etika profesi:

Etika profesi merupakan nilai benar-salah dan baik-buruk yang terkait

dengan pekerjaan profesional.

Nilai-nilai tersebut terkait dengan prinsip-prinsip profesionalisme

(kapabilitas teknis, kualitas kerja, komitmen pada profesi).

Dapat dirumuskan ke dalam kode etik profesional yang berlaku secara

universal

Kata hati atau niat biasa juga disebut karsa atau kehendak, kemauan.

Dan isi dari karsa inilah yang akan direalisasikan oleh perbuatan. Dalam hal

merealisasikan ini ada 4 (empat) variabel yang terjadi:

a. Tujuannya baik, tetapi cara untuk mencapainya yang tidak baik.

b. Tujuannya yang tidak baik, cara mencapainya ; kelihatannya baik.

c. Tujuannya tidak baik, dan cara mencapainya juga tidak baik.

d. Tujuannya baik, dan cara mencapainya juga terlihat baik.

Prinsip-prinsip etika profesi:

1. Tanggung jawab

Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.

Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau

masyarakat pada umumnya.

2. Keadilan; Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja

apa yang menjadi haknya.

3. Otonomi; Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan

di beri kebebasan dalam menjalankan profesinya.

Peranan etika dalam profesi:

Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan

orang saja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok

yang paling kecil yaitu keluarga sampai pada suatu bangsa. Dengan nilai-

Page 17: Makalah Etika Profesi.pdf

17

nilai etika tersebut, suatu kelompok diharapkan akan mempunyai tata nilai

untuk mengatur kehidupan bersama.

Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi

landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat

umumnya maupun dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat

profesional. Golongan ini sering menjadi pusat perhatian karena adanya

tata nilai yang mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu kode etik

profesi) dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya.

Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku

sebagian para anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai

pergaulan yang telah disepakati bersama (tertuang dalam kode etik

profesi), sehingga terjadi kemerosotan etika pada masyarakat profesi

tersebut. Sebagai contohnya adalah pada profesi hukum dikenal adanya

mafia peradilan, demikian juga pada profesi dokter dengan pendirian

klinik super spesialis di daerah mewah, sehingga masyarakat miskin tidak

mungkin menjamahnya.

Kode Etik Profesi

Kode; yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisan

atau benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu, misalnya untuk

menjamin suatu berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu organisasi.

Kode juga dapat berarti kumpulan peraturan yang sistematis.

Kode etik ; yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu

sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat

kerja.

MENURUT UU NO. 8 (POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN)

Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam

melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.

Kode etik profesi sebetulnya tidak merupakan hal yang baru. Sudah

lama diusahakan untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok khusus

dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan akan

dipegang teguh oleh seluruh kelompok itu. Salah satu contoh tertua adalah;

Page 18: Makalah Etika Profesi.pdf

18

SUMPAH HIPOKRATES, yang dipandang sebagai kode etik pertama untuk

profesi dokter.

Hipokrates adalah doktren Yunani kuno yang digelari : BAPAK

ILMU KEDOKTERAN. Beliau hidup dalam abad ke-5 SM. Menurut ahli-

ahli sejarah belum tentu sumpah ini merupakan buah pena Hipokrates sendiri,

tetapi setidaknya berasal dari kalangan murid-muridnya dan meneruskan

semangat profesional yang diwariskan oleh dokter Yunani ini. Walaupun

mempunyai riwayat eksistensi yang sudah-sudah panjang, namun belum

pernah dalam sejarah kode etik menjadi fenomena yang begitu banyak

dipraktekkan dan tersebar begitu luas seperti sekarang ini. Jika sungguh benar

zaman kita di warnai suasana etis yang khusus, salah satu buktinya adalah

peranan dan dampak kode-kode etik ini.

Profesi adalah suatu MORAL COMMUNITY (MASYARAKAT

MORAL) yang memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama. Kode etik profesi

dapat menjadi penyeimbang segi-segi negative dari suatu profesi, sehingga

kode etik ibarat kompas yang menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan

sekaligus juga menjamin mutu moral profesi itu dimata masyarakat.

Kode etik bisa dilihat sebagai produk dari etika terapan, seban

dihasilkan berkat penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu, yaitu

profesi. Tetapi setelah kode etik ada, pemikiran etis tidak berhenti. Kode etik

tidak menggantikan pemikiran etis, tapi sebaliknya selalu didampingi refleksi

etis. Supaya kode etik dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu syarat

mutlak adalah bahwa kode etik itu dibuat oleh profesi sendiri. Kode etik tidak

akan efektif kalau di drop begitu saja dari atas yaitu instansi pemerintah atau

instansi-instansi lain; karena tidak akan dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai

yang hidup dalam kalangan profesi itu sendiri.

Instansi dari luar bisa menganjurkan membuat kode etik dan barang

kali dapat juga membantu dalam merumuskan, tetapi pembuatan kode etik itu

sendiri harus dilakukan oleh profesi yang bersangkutan. Supaya dapat

berfungsi dengan baik, kode etik itu sendiri harus menjadi hasil SELF

REGULATION (pengaturan diri) dari profesi.

Page 19: Makalah Etika Profesi.pdf

19

Dengan membuat kode etik, profesi sendiri akan menetapkan hitam

atas putih niatnya untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang dianggapnya

hakiki. Hal ini tidak akan pernah bisa dipaksakan dari luar. Hanya kode etik

yang berisikan nilai-nilai dan citacita yang diterima oleh profesi itu sendiri

yang bisa mendarah daging dengannya dan menjadi tumpuan harapan untuk

dilaksanakan juga dengan tekun dan konsekuen. Syarat lain yang harus

dipenuhi agar kode etik dapat berhasil dengan baik adalah bahwa

pelaksanaannya diawasi terus menerus. Pada umumnya kode etik akan

mengandung sanksi-sanksi yang dikenakan pada pelanggar kode etik.

SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK :

a. Sanksi moral

b. Sanksi dikeluarkan dari organisasi

Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh

suatu dewan kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena

tujuannya adalah mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali

kode etik juga berisikan ketentuan-ketentuan profesional, seperti kewajiban

melapor jika ketahuan teman sejawat melanggar kode etik. Ketentuan itu

merupakan akibat logis dari self regulation yang terwujud dalam kode etik;

seperti kode itu berasal dari niat profesi mengatur dirinya sendiri, demikian

juga diharapkan kesediaan profesi untuk menjalankan kontrol terhadap

pelanggar. Namun demikian, dalam praktek sehari-hari control ini tidak

berjalan dengan mulus karena rasa solidaritas tertanam kuat dalam

anggotaanggota profesi, seorang profesional mudah merasa segan melaporkan

teman sejawat yang melakukan pelanggaran. Tetapi dengan perilaku

semacam itu solidaritas antar kolega ditempatkan di atas kode etik profesi dan

dengan demikian maka kode etik profesi itu tidak tercapai, karena tujuan

yang sebenarnya adalah menempatkan etika profesi di atas pertimbangan-

pertimbangan lain. Lebih lanjut masing-masing pelaksana profesi harus

memahami betul tujuan kode etik profesi baru kemudian dapat

melaksanakannya.

Page 20: Makalah Etika Profesi.pdf

20

Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik

profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah

dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas,

mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna

walaupun sebenarnya norma-norma tersebut sudah tersirat dalam etika

profesi. Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma atau aturan

yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan

tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan apa yang

dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional

TUJUAN KODE ETIK PROFESI :

1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.

2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.

3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.

4. Untuk meningkatkan mutu profesi.

5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.

6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.

7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

8. Menentukan baku standarnya sendiri.

Adapun fungsi dari kode etik profesi adalah :

1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip

profesionalitas yang digariskan.

2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang

bersangkutan.

3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang

hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah

dibutuhkan dalam berbagai bidang.

Kode etik yang ada dalam masyarakat Indonesia cukup banyak dan

bervariasi. Umumnya pemilik kode etik adalah organisasi kemasyarakatan

yang bersifat nasional, misalnya Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), kode etik

Ikatan Penasehat HUKUM Indonesia, Kode Etik Jurnalistik Indonesia, Kode

Page 21: Makalah Etika Profesi.pdf

21

Etik Advokasi Indonesia dan lain-lain. Ada sekitar tiga puluh organisasi

kemasyarakatan yang telah memiliki kode etik.

Suatu gejala agak baru adalah bahwa sekarang ini perusahaan-

perusahan swasta cenderung membuat kode etik sendiri. Rasanya dengan itu

mereka ingin memamerkan mutu etisnya dan sekaligus meningkatkan

kredibilitasnya dan karena itu pada prinsipnya patut dinilai positif.

Kode Etik Insinyur Teknik Kimia dari AIChE

Angggota dari American Institute of Chemical Engineers (AIChE)

harus menjunjung tinggi integritas, kehormatan dan martabat dari profesi

insinyur dengan berlaku jujur, netral/tidak berat sebelah, dan melayani baik

majikannya, pelanggannya maupun publik, dengan setia; dengan selalu

berjuang untuk meningkatkan kompetensi dan prestis dari profesi insinyur;

dan menggunakan pengetahuan dan keahliannya untuk meningkatkan

kesejahteraan manusia. Untuk mencapai tujuan ini, anggota harus:

Mementingkan keamanan, kesehatan dan kesejahteraan dari publik dan

melindungi lingkungan sebagai bentuk dari tanggung jawab profesional.

Secara formal, menasehati majikan atau pelanggannya (dan

mempertimbangkan penyingkapan yang lebih jauh lagi) jika mereka

merasa bahwa konsekuensi dari tanggung jawab mereka akan

mempengaruhi kesehatan atau keamanan masa kini dan juga mendatang

dari kolega mereka atau publik.

Menerima tanggung jawab dari tindakan mereka, mencari dan

memperhatikan tinjauan kritis kerja mereka dan menawarkan kritik

objektif dari kerja sesama profesional.

Mempublikasi pandangan atau memberikan informasi dengan objektif dan

jujur.

Berperilaku ,dalam lingkup professional, untuk tiap majikan atau

pelanggan sebagai agen setia dan menghindari konflik kepentingan serta

tidak pernah melanggar kode kerahasiaan.

Memperlakukan semua kolega dengan sama rata dan hormat serta

menyadari kontribusi dan kemampuan unik mereka.

Page 22: Makalah Etika Profesi.pdf

22

Melakukan pelayanan professional hanya pada daerah kompetensi mereka.

Membangun reputasi professional sebagai hasil dari pelayanan mereka.

Melanjutkan perkembangan profesional sepanjang karir mereka dan

menyediakan peluang untuk perkembangan professional dari mereka yang

dibawah pengawasannya.

Tidak pernah mentolerasi penganiayaan.

Memperlakukan diri mereka sendiri secara adil, bermartabat dan dengan

hormat.

Kasus Pelanggaran dan Solusi

Salah satu kasus pelanggaran kode etik profesi adalah pada kasus di

Maputo, Mozambik yang dilakukan oleh Mozal – salah satu perusahaan

aluminium smelter terbersar di dunia, yang merupakan anak perusahaan dari

BHP Billiton. Sejak 17 November 2010 sampai dengan minimum 29 Maret

2011, pabrik ini akan melepaskan limbah gas tanpa filter dengan

menggunakan cerobong setinggi 62 meter. Hal ini harus dilakukan karena

perusahaan harus merenovasi sistem FTC-nya (Fume Treatment Centre) yang

berfungsi sebagai filter polutan, kondisinya sudah terkorosi dan rentan rubuh.

Proses renovasi diperkirakan memakan waktu 6 bulan. Salah satu kandungan

utama dalam limbah gas yang tidak difilter adalah gas HF (hidrogen fluorida)

yang dapat menyebabkan iritasi parah pada kulit, mata dan saluran

pernapasan dan juga dapat meningkatkan resiko kanker paru-paru. Pelepasan

ini telah mendapatkan izin dari departemen/kementrian lingkungan

Mozambik dengan alasan untuk menghindari bencana lingkungan dan

kemanusiaan akibat rubuhnya pabrik. Pengawasan dari Mozal menyatakan

bahwa bahkan tanpa filter pun konsentrasi polutan jauh di bawah ambang

batar, dan penyelidikan dari perusahaan Swiss SGS – perusahaan terbesar di

dunia yang memiliki spesialisasi dalam inspeksi, verifikasi dan sertifikasi,

menyatakan bahwa konsentrasi polutan tetap didalam ambang batas WHO

dan kementrian lingkungan hidup Mozambik, tetapi pernah pada suatu kali

pengukuran berada jauh di ambang batas. Organisasi lingkungan hidup dan

industri sekitar menyayangkan tidak adanya transparasi yang jelas dari pihak

perusahaan. Sebenarnya sudah ada kasus serupa di Afrika Selatan pada salah

Page 23: Makalah Etika Profesi.pdf

23

satu pabrik sejenis yang dimiliki oh BHP Biliton – perusahaan induk dari

Mozal, dan prosedur perbaikan hanya memakan waktu 72 jam dan ada

peringatan terhadap penduduk sekitar yang rentan terhadap polusi untuk tetap

berada di rumah.

Pada kasus ini dapat dilihat bahwa perusahaan telah melanggar kode

etik yang pertama yaitu mementingkan keamanan, kesehatan dan

kesejahteraan dari publik dan melindungi lingkungan sebagai bentuk dari

tanggung jawab profesional. Walaupun emisi tidak melampaui ambang batas,

tetapi sebagian \dari zat yang diemisikan (HF) merupakan zat karsinogenik

yang bahkan pada konsentrasi sekecil apapun dapat meningkatkan resiko

penduduk sekitar terkena kanker yang mematikan, dan dalam hal inilah

perusahaan telah melanggar kode etik dengan tidak melakukan perawatan

berkala/pencegahan atau tindakan penanggulangan sebelum kondisi sistem

FTC berada pada tingkat yang membahayakan sehingga membuat publik

menghadapi resiko kesehatan, dll.

Bila kita tinjau ulang kasus diatas, dapat dilihat bahwa pengoperasian

tanpa filter dapat terjadi karena ada izin dari pemerintah sekitar yang

menganggap bahwa resiko pencemaran sementara lebih dapat ditolerir

dibandingkan resiko bencana besar yang mungkin terjadi akibat rubuhnya

pabrik. Pertimbangan seperti ini dapat muncul sebagai akibat dari lemahnya

peraturan terkait perawatan sistem dan sistem pengolahan limbah yang baik

sebagai syarat operasi suatu pabrik. Menurut kami, solusi yang tepat agar

kasus seperti diatas tidak terulang adalah adanya pengawasan yang ketat dari

pemerintah terhadap kondisi sistem pengolahan limbah suatu pabrik, maupun

adanya syarat perawatan sistem dan sistem pengolahan limbah yang memadai

sebagai bagian dalam kelayakan suatu operasi pabrik yang krusial dalam

mendapatkan izin operasi, sehingga pihak perusahaan tidak dapat menjadikan

alasan keadaan sistem yang sudah sangat kritis dan rawan rubuh sebagai

alasan untuk melakukan polusi.

Page 24: Makalah Etika Profesi.pdf

24

BAB III

KESIMPULAN

Pada bab sebelumnya telah dijelaskan banyak hal mengenai etika profesi

khususnya dalam bidang teknik kimia. Karena itu, dari penjelasan-penjelasan

tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Etika merupakan konsep mengenai cara berperilaku terhadap sesama manusia

yang bersumber dari akal pikiran dan berfungsi menilai baik-buruknya

perbuatan manusia tetapi bersifat relatif sesuai perkembangan zaman.

2. Profesi merupakan pekerjaan yang mengandalkan keahlian khusus dan

dijadikan sebagai sumber utama nafkah hidup.

3. Etika profesi merupakan nilai benar-salah perbuatan yang terkait dengan

pekerjaan profesional dan dapat dirumuskan secara tertulis ke dalam kode etik

profesi yang berlaku secara universal.

4. Sebagai seorang insinyur khususnya insinyur teknik kimia, haruslah ada sikap

profesionalisme dan menerapkan etika profesinya dengan penuh rasa

tanggungjawab. Selain karena demi kehormatan profesi yang dijalani, hal

tersebut juga sangat penting agar tidak terjadi lagi pelanggaran-pelanggaran

kode etik profesi dan juga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap

profesi tersebut.

Page 25: Makalah Etika Profesi.pdf

25

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Diktat Kuliah Etika Profesi. Yogyakarta: STMIK El Rahma.

Isnanto, R. Rizal. 2009. Buku Ajar Etika Profesi. Semarang: Universitas

Diponegoro.

Kasanah, Nur. 2013. Etika Profesi dan Profesional Bekerja. Jakarta: Direktorat

Pembianaan SMK.

Patra, Tiffany. Kode Etik Profesi Insinyur Teknik Kimia beserta Kasus

Pelanggarannya.

SUMBER BACAAN DARI INTERNET

http://www.tkundip.tripod.com/profesi.html. Diakses pada tanggal 28 Maret 2016.

http://dian.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/42717/ETIKA+PROFESI+(1).p

df. Diakses pada tanggal 28 Maret 2016.