Makalah Etika Dalam Sektor Publik

25
KATA PENGANTAR Puji syukur kelompok kami panjatkan kehadirat ALLAH Subhana Wa Ta’ala, Pencipta Alam Semesta, Penguasa seluruh yang ada di langit dan di bumi, Tempat memohon para mahluk, Sumber segala Ilmu, yang telah memberikan Karunia, Rahmat dan Hidayahnya kepada kami, sehingga makalah tentang Eti ka dalam Praktik Akuntansi Sektor Publik ini dapat s elesai. Sebagaimana halnya manusia biasa yang masih dalam tahapan proses belajar, maka tidak menutup kemungkinan setiap aktifitas kita akan selalu ada kekurangan dan kelalaian, begitu pula dengan makalah yang kami tulis ini. Oleh karena itu kami selalu mengharapkan tegur sapa dari semua pihak demi penyempurnaan penulisan makalah berikutnya. Namun semoga karya yang sederhana dan terdapat banyak kekurangan ini tetap bermanfaat bagi kita semua, Amin. Karena kekurangan kemampuan, penulis menyadari bahwa masukan dari pembaca seekalian sangat  bermanfaat bagi kami. Makassar, 04 Juni 2014 Penulis, Kelompok III

description

a

Transcript of Makalah Etika Dalam Sektor Publik

  • 5/24/2018 Makalah Etika Dalam Sektor Publik

    1/25

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kelompok kami panjatkan kehadirat ALLAH Subhana Wa Taala, Pencipta

    Alam Semesta, Penguasa seluruh yang ada di langit dan di bumi, Tempat memohon para mahluk,

    Sumber segala Ilmu, yang telah memberikan Karunia, Rahmat dan Hidayahnya kepada kami,

    sehingga makalah tentang Etika dalam Praktik Akuntansi Sektor Publik ini dapat selesai.

    Sebagaimana halnya manusia biasa yang masih dalam tahapan proses belajar, maka tidak

    menutup kemungkinan setiap aktifitas kita akan selalu ada kekurangan dan kelalaian, begitu puladengan makalah yang kami tulis ini. Oleh karena itu kami selalu mengharapkan tegur sapa dari

    semua pihak demi penyempurnaan penulisan makalah berikutnya. Namun semoga karya yang

    sederhana dan terdapat banyak kekurangan ini tetap bermanfaat bagi kita semua, Amin. Karena

    kekurangan kemampuan, penulis menyadari bahwa masukan dari pembaca seekalian sangat

    bermanfaat bagi kami.

    Makassar, 04 Juni 2014

    Penulis, Kelompok III

  • 5/24/2018 Makalah Etika Dalam Sektor Publik

    2/25

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Etika secara garis besar dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai-nilai

    moral. Setiap orang memilki rangkaian nilai tersebut, walaupun kita memperhatikanya atau tidak

    memperhatikanya secara eksplisit. Kebutuhan etika dalam masyarakat sangat mendesak sehingga

    lazim memasukkan nilai-nilai etika ini ke dalam undang-undang atau peraturan yang berlaku.

    Banyaknya nilai etika yang ada tidak dapat dijadikan undang-undang atau peraturan yang

    berlaku akibat dari sifat nilai-nilai etika itu yang sangat tergantung pada pertimbangan seseorang.

    Terdapat enam ilustrasi prinsip-prinsip etika yang disarankan. Antara lain keterpercayaan

    (trustworthiness) mencakup kejujuran, integritas, reliabilitas, dan loyalitas. Penghargaan

    (respect) mencakup gagasan-gagasan seperti kesopanan, kesopansantunan, harga diri, toleransi,

    dan penerimaan. Pertanggungjawaban (responsibility) berarti bertanggung jawab atas tindakan

    seseorang serta melakukan pengendalian diri. Kesepadanan (fairness) dan keadilan mencakup

    isu-isu tentang kesejajaran, sikap tidak memihak, proporsionalitas, keterbukaan, serta

    perlindungan hukum.

    Perhatian (caring) berarti secara sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan

    sesamanya. Kewarganegaraan (citizensip) termasuk didalamnya adalah kepatuhan pada undang-

    undang serta melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara agar proses dalam masyarakat

    berjalan dengan baik. Berbicara tentang Etika Birokrasi dewasa ini menjadi topik yang sangat

    menarik dibahas, terutama dalam mewujudkan aparatur yang bersih dan berwibawa.

    Kecenderungan atau gejala yang timbul dewasa ini banyak aparat birokrasi dalam pelaksanaan

    tugasnya sering melanggar aturan main yang telah ditetapkan.

    Etika Birokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan sangat terkait dengan moralitas dan

    mentalitas aparat birokrasi dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan itu sendiri yangtercermin lewat fungsi pokok pemerintahan , yaitu fungsi pelayanan, fungsi pengaturan atau

    regulasi dan fungsi pemberdayaan masyarakat. Jadi berbicara tentang Etika Birokrasi berarti kita

    berbicara tentang bagaimana aparat Birokrasi tersebut dalam melaksanakan fungsi tugasnya

    sesuai dengan ketentuan aturan yang seharusnya dan semestinya, pantas untuk dilakukan dan

    sewajarnya dimana telah ditentukan atau diatur untuk ditaati dan dilaksanakan.

  • 5/24/2018 Makalah Etika Dalam Sektor Publik

    3/25

    Permasalahan yang muncul sekarang ini bagaimana proses penentuan Etika dalam

    Birokrasi itu sendiri, siapa yang akan mengukur seberapa jauh etis atau tidak, bagaimana kondisi

    saat itu dan daerah tertentu yang mengatakan bahwa sesuatu dianggap etis saja atau dapat

    dibenarkan, namun di tempat lain belum tentu. Dapat dikatakan bahwa Etika Birokrasi sangat

    tergantung pada seberapa jauh melanggar di tempat atau daerah mana, kapan dilakukannya dan

    pada saat yang bagaimana, serta sanksi apa yang akan diterapkan sanksi sosial atau moral

    ataukah sanksi hokum.

    Semua ini sangat temporer dan bervariasi di negara kita sebab terkait juga dengan aturan,

    norma, adat dan kebiasaan setempat. Oleh karena itu penulisan akan mencoba membahas

    tentang apa yang kode etika yang berlaku di jajaran pegawai yang bekerja dibawah instansi dan

    bagaimana peran etika yang diatur AIPI yang membawahi birokrasi seperti BPK, BPKP,

    Inspektorat Jendral, Inspektorat provinsi, Inspektorat Kabupaten/Kota dan komisi KPK Serta

    kasus-kasus yang berkaitan dengan birokrasi-birokrasi tersebut.

  • 5/24/2018 Makalah Etika Dalam Sektor Publik

    4/25

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. ETIKA YANG DIATUR DALAM APARATURSetiap organisasi, misalnya PNS atau TNI ada usaha untuk membentuk Kode Etik yang

    lebih mengikat atau mengatur anggotanya agar lebih beretika dan bermoral. Namun sampai

    sekarang belum diketahui sampai seberapa jauh dan juga belum dapat dipantau secara jelas

    apakah perbuatan seseorang melanggar Etika atau Kode Etik atau tidak, karena belum jelas

    batasannya dan apa sanksinya. Dengan demikian Kode Etik dapat benar-benar dipergunakan

    sebagai ukuran atau kriteria untuk menilai perilaku atau tingkah laku aparat Birokrasi sehingga

    disebut beretika atau tidak.

    Saat ini, telah dikembangkan rangka pemikiran untuk membantu setiap orang

    memecahkan dilemma etika. Rangka tersebut dapat membantu masyarakat mengidentifikasi

    masalah etika dan menetapkan tindakan yang tepat sesuai dengan nilai pribadi yang dimilikinya.

    Rangka tersebut dikenal sebagai the six step approach yang meliputi langkah-langkah sebagai

    berikut:

    a. Identifikasikan kejadian.b. Indentifikasikan masalah etika berkaitan dengan kejadian tersebut.c. Tetapkan siapa saja yang akan diterima/ditanggungnya berkaitan dengan kejadian

    tersebut.

    d. Identifikasikan alternative-alternatif tindakan yang dapat ditempuh pihak yang terkaitdengan dilemma tersebut.

    e. Identifikasikan konsekuensi dari tiap-tiap alternative tersebut.f. Tetapkan tindakan yang tepat berdaasarrkan pertimbangan tentang nilai-nilai etika yang

    dimiliki dan konsekuensinya serta kesanggupan menanggung konsekuensi atas pilihan

    tindakan tersebut sifatnya sangat individual sehingga sangat tergantung pada nilai etika

    yang dimiliki oleh yang bersangkutan serta kesanggupannya menanggung akibat dari

    pilihan tindakanya.

    Langkah tersebut akan mengarah padda ketidak seragaman perilaku karena nilai yang

    diyakini oleh masing-masing individu mungkin berbeda. Oleh karena itu, untuk tercapainya

  • 5/24/2018 Makalah Etika Dalam Sektor Publik

    5/25

    keseragaman ukuran perilaku, apakah suatu tindakan etis atau tidak etis, maka perlu ditetapkan

    bersama oleh seluruh anggota profesi.

    Apapun maksud yang hendak dicapai dengan membentuk dan ,menanamkan Kode Etik

    tersebut adalah demi terciptanya Aparat Birokrasi lebih jujur, lebih bertanggung jawab, lebih

    berdisiplin, dan lebih rajin serta yang terpenting lebih memiliki moral yang baik serta terhindar

    dari perbuatan tercela seperti korupsi, kolusi, nepotisme dan sebagainya. Adapun aturan-aturan

    pokok yang melekat pada seorang Pegawai Negeri atau Aparat Birokrasi yang dapat dijadikan

    acuan Kode Etiknya dapat dilihat sebagai berikut :

    1. Aturan mengenai Pembinaan Pegawai Negeri Sipil

    Untuk menjamin terselenggaranya tugas-tugas umum pemerintahan secara berdayaguna

    dan berhasilguna dalam rangka usaha mewujutkan masyarakat adil dan makmur baik material

    maupun spiritual, diperlukan adanya Pegawai Negeri sebagai unsur aparatur negara yang penuh

    kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, bersih, berwibawa

    bermutu tinggi dan sadar akan tugas serta tanggungjawabnya.

    Dalam hubungan ini Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 telah meletakkan dasar yang

    kokoh untuk mewujudkan Aparat Birokrasi atau PNS seperti dimaksud di atas dengan cara

    mengatur kedudukan dan kewajiban bagi Aparat Birokrasi sebagai salah satu kewajiban dan

    langkah usaha penyempurnaan aparatur negara di bidang kepegawaian.

    2. Aturan mengenai kedudukan Pegawai Negeri sipil

    Pegawai Negeri sipil adalah unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat yang

    dengan kesetiaan dan ketaatan kepada pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah,

    menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan, pelayanan kepada masyarakat,

    mengatur masyarakat atau regulasi dan memberdayakan masyarakat. Kesetiaan dan ketaatan

    penuh tersebut mengandung pengertian bahwa pegawai negeri berada sepenuhnya dibawah

    aturan yang telah ditentukan.

  • 5/24/2018 Makalah Etika Dalam Sektor Publik

    6/25

    3. Penghargaan Pegawai Negeri sipil

    Kepada Pegawai negeri dapat diberikan penghargaan apabila telah menunjukkan

    kesetiaan dan prestasi kerja dan memiliki etika kerja yang baik, dianggap berjasa bagi negara dan

    masyarakat. Bentukpenghargaan kepada Pegawai Negeri yang bersangkutan berupa tanda jasa,

    kenaikan pangkat istimewa yang secara otomatis kenaikkan gajinya sesuai pangkat. Tujuan

    penghargaan ini diharapkan agar menjadi contoh kepada yang lain dalam melaksanakan tugas.

    4. Keanggotaan Pegawai Negeri dalam Partai Politik

    Untuk menjaga netralitas dalam melaksanakan tugas dan fungsinya agar lebih beretika

    dan bermoral dan agar terhindar dari kepentingan partai politik, maka sebaiknya Pegawai Negeri

    tidak masuk dalam politik praktis demi menjaga moralitas yang merupakan etika aparat

    birokrasi.

    5. Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil

    Ketentuan tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Peraturan Pemerintah

    Nomor 30 Tahun 1980. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut antara lain diatur hal-hal sebagai

    berikut : kewajiban, larangan, sanksi, tata cara pemeriksaan, tata cara pengajuan keberatan

    terhadap hukuman disiplin yang kesemuanya dapat menjadi acuan dalam beretika bagi seorang

    aparat Birokrasi atau Pegawai Negeri. Peraturan Disiplin Pegawai Negeri yang menjadi

    kewajiban dan harus ditaati sesuai Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980, antara

    lain mengatur tentang :

    Kesetiaan terhadap Pancasila dan UUD 1945, Negara dan Pemerintah. Mengangkat dan mentaati sumpah/ janji Pegawai Negeri Sipil dan sumpah/ janji jabatan

    berdasarkan peraturan yang berlaku serta siap menerima sanksinya.

    Menyimpan rahasia negara dan atau rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, bersemangat untuk kepentingan negara. Segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui ada hal yang dapat

    membahayakan atau merugikan negara/ pemerintah, terutama di bidang keamanan,

    keuangan, dan material.

    Mentaati ketentuan jam kerja.

  • 5/24/2018 Makalah Etika Dalam Sektor Publik

    7/25

    Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat. Bersikap adil dan bijaksana terhadap bawahannya. Menjadi atau memberikan contoh teladan terhadap bawahannya. Memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk meningkatkan kariernya. Berpakaian rapi dan sopan serta bersikap dan bertingkah laku sopan santun terhadap

    masyarakat, sesama pegawai dan atasannya.

    Sementara larangan bagi aparat Birokrasi atau pegawai Negeri menurut Pasal 3 Peraturan

    Pemerintah Nomor 30 Tahun1980, yang juga dapat dijadikan sebagai Kode Etik Birokrasi, yaitu

    larangan seperti :

    o Melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat Negara,Pemerintah atau Pegawai Negeri sipil.

    o Menyalahgunakan wewenangnya.o Menyalahgunakan barang-barang, uang atau surat-surat berharga milik negara.o Menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja dari siapapun yang diketahui

    atau patut dapat diduga bahwa pemberian itu bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan

    Pegawai Negeri yang bersangkutan.

    o Memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan kehormatan atau martabat pegawainegeri sipil, kecuali kepentingan jabatan.

    o Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya.o Bertindak selaku perantara bagi sesuatu pengusaha atau golongan untuk mendapat

    pekerjaan atau peranan dari kantor/ instansi pemerintah.

    o Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam melaksanakan tugasnyauntukkepentingan pribadi, golongan atau pihak lain.

    Semua kewajiban dan larangan yang diuraikan diatas kiranya dapat dipahami oleh

    Pegawai Negeri sipil selaku aparat birokrasi sebagai pagar atau norma dan aturan yangmerupakan bagian dari Etika atau kode etik Pegawai Negeri. Selain Kewajiban dan Larangan

    yang harus ditaati oleh Pegawai Negeri, juga yang tidak kalah penting dalam pembentukan Etika

    Birokrasi adalah sanksi atau hukuman yang setimpal dengan pelanggaran atas ketentuan tersebut

    di atas.

  • 5/24/2018 Makalah Etika Dalam Sektor Publik

    8/25

    Jenis sanksi atau hukuman yang dapat dijatuhkan kepada Pagawai Negeri sangatlah

    bervariasi sesuai tingkat pelanggaran, adapun jenis sanksi tersebut menurut Peraturan Pemerintah

    Nomor 30 tahun 1980 terdiri dari :

    1. Hukuman disiplin ringan antara lain teguran lisan, teguran tertulis dan pernyataan tidakpuas secara tertulis.

    2. Jenis hukuman disiplin sedang, antara lain penundaan kenaikkan gaji berkala untukpaling lama satu tahun, penurunan gaji sebesar satu kali gaji berkala untuk paling lama

    satu tahun dan Penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama satu tahun.

    3. Jenis hukuman disiplin berat, terdiri dari penurunan pangkat pada pangkat yang setingkatlebih rendah paling lama satu tahun, Pembebasan dari jabatan, Pemberhentian dengan

    hormat tidak atas permintaan sendiri selaku pegawai negeri sipil dan Pemberhentian

    dengan tidak hormat sebagai pegawai negeri sipil.

    Dari sanksi hukuman yang diberikan dan patut diterima bagi siapa saja pelanggar Etika

    atau peraturan yang turut mengatur moralitas para aparat birokrasi di atas, jelaslah bagi kita

    beratnya sanksi atau hukuman yang telah ditentukan. Permasalahan sekarang kembali lagi

    kepada penegakkan sanksi atas pelanggaran

    Etika tersebut, betul-betul dilaksanakan atau ditegakkan kepada mereka yang melanggar

    atau hanya sebatas retorika ataupun sanksi sosial saja. Sanksi sosial hanya efektif apabila aparat

    Birokrasi itu berada di tengah-tengah masyarakat, sementara apabila dalam organisasi Birokrasi

    harus tegas berupa sanksi hukuman sesuai peraturan perundang-undangan tersebut di atas.

    Tata Cara Pemanggilan, Dan Pemeriksaan Terkait pelanggaran Etika

    Sebelum pengenaan sanksi moral, Majelis Kode Etik wajib memeriksa terlebih dahulu

    pegawai yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik dan Sidang Majelis Kode Etik, biasanya

    Pegawai yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik, dipanggil secara tertulis oleh Majelis

    Kode Etik.dan digambarkan sebagai berikut alur tatacara pemanggilan

  • 5/24/2018 Makalah Etika Dalam Sektor Publik

    9/25

    Gambaran skema tata cara pemanggilan 1.1

    Setelah penetapan bahwa terbukti pegawai telah melakukan pelanggaran kode etik maka

    proses tidak selanjutnya sebagai berikut :

    Gambaran skema tata cara Pemeriksaan 1.2

  • 5/24/2018 Makalah Etika Dalam Sektor Publik

    10/25

    B . Aparat Pengawasan Interen Pemerintah (APIP)

    Auditor APIP adalah pegawai negri yang mendapatkan tugas antara

    lain

    1. Landasan HukumKode etik APIP ditetapkan oleh Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

    Negara No. PER/04/M. PAN/03/2008 Tanggal 31 Maret 2008. Landasan ketentuan hukum:

    1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersihdan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

    2. Undang-undang RI No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.3. Undang-undang RI No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara.4. Undang-undang RI No. 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

    Tanggungjawab Keuangan Negara.

    5. Peraturan Presiden RI No. 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan JangkaMenengah.

    6. Peraturan Presiden RI No 9 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi ,dan Tata kerja Kementrian Negara RI sebagaimana telah beberapakali diubah terakhir

    dengan Peraturan Presiden No. 94 Tahun 2006.

    7. Intruksi Presiden No. 5 Tahun 2004 Tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/03. 1/M.

    PAN/03/2007 Tentang Kebijakan Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2007-2008.

    1. Prinsip dan Aturan perilaku

    Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) berdasarkan pada Peraturan

    Menteri Negara Pendaya gunaan Aparatur Negara Nomor PER/04/M.PAN/03/2008, Kode Etik

    APIP ini terdiri dari 2 (dua) komponen, yaitu: Prinsip-prinsip perilaku auditor dan aturanperilaku yang menjelaskan lebih lanjut prinsip-prinsip dan aturan perilaku auditor :

  • 5/24/2018 Makalah Etika Dalam Sektor Publik

    11/25

    1. Integritas

    Auditor harus memiliki kepribadian yang dilandasi oleh unsur jujur, berani, bijaksana,

    dan bertanggung jawab untuk membangun kepercayaan guna memberikan dasar bagi

    pengambilan keputusan yang andal.

    melaksanakan tugasnya secara jujur, teliti, bertanggung jawab dan bersungguh-sungguh;

    menunjukkan kesetiaan dalam segala hal yang berkaitan dengan profesi danorganisasi dalam melaksanakan tugas;

    mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan dan mengungkapkansegala hal yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan dan profesi yang

    berlaku;

    menjaga citra dan mendukung visi dan misi organisasi; tidak menjadi bagian kegiatan ilegal, atau mengikatkan diri pada tindakan-

    tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi APIP atau organisasi;

    menggalang kerja sama yang sehat diantara sesama auditor dalam pelaksanaanaudit;

    saling mengingatkan, membimbing dan mengoreksi perilaku sesama auditor.2. Obyektivitas.

    Auditor harus menjunjung tinggi ketidakberpihakan profesional dalam

    mengumpulkan, mengevaluasi, dan memproses data/informasi auditi. Auditor APIP

    membuat penilaian seimbang atas semua situasi yang relevan dan tidak dipengaruhi oleh

    kepentingan sendiri atau orang lain dalam mengambil keputusan.

    mengungkapkan semua fakta material yang diketahuinya yang apabila tidakdiungkapkan mungkin dapat mengubah pelaporan kegiatan-kegiatan yang diaudit;

    tidak berpartisipasi dalam kegiatan atau hubungan-hubungan yang mungkinmengganggu atau dianggap mengganggu penilaian yang tidak memihak atau yang

    mungkin menyebabkan terjadinya benturan kepentingan;

    menolak suatu pemberian dari auditi yang terkait dengan keputusan maupunpertimbangan profesionalnya.

  • 5/24/2018 Makalah Etika Dalam Sektor Publik

    12/25

    4. Kerahasiaan

    Auditor harus menghargai nilai dan kepemilikan informasi yang diterimanya dan

    tidak mengungkapkan informasi tersebut tanpa otorisasi yang memadai, kecuali

    diharuskan oleh peraturan perundang-undangan

    secara hati-hati menggunakan dan menjaga segala informasi yang diperolehdalam audit;

    tidak akan menggunakan informasi yang diperoleh untuk kepentinganpribadi/golongan di luar kepentingan organisasi atau dengan cara yang

    bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

    5. Kompetensi,Auditor harus memiliki pengetahuan, keahlian, pengalaman dan keterampilan yang

    diperlukan untuk melaksanakan tugas.

    melaksanakan tugas pengawasan sesuai dengan Standar Audit; terus menerus meningkatkan kemahiran profesi, keefektifan dan kualitas hasil

    pekerjaan;

    menolak untuk melaksanakan tugas apabila tidak sesuai dengan pengetahuan,keahlian, dan keterampilan yang dimiliki.

    2. Pelanggaran

    Tindakan yang tidak sesuai dengan Kode Etik tidak dapat diberi toleransi meskipun

    dengan alasan tindakan tersebut dilakukan demi kepentingan organisasi, atau diperintahkan oleh

    pejabat yang lebih tinggi. Auditor tidak diperbolehkan untuk melakukan atau memaksa karyawan

    lain melakukan tindakan melawan hukum atau tidak etis. Pimpinan APIP harus melaporkan

    pelanggaran Kode Etik oleh auditor kepada pimpinan organisasi.

    Pemeriksaan, investigasi dan pelaporan pelanggaran Kode Etik ditangani oleh Badan

    Kehormatan Profesi, yang terdiri dari pimpinan APIP dengan anggota yang berjumlah ganjil dan

    disesuaikan dengan kebutuhan. Anggota Badan Kehormatan Profesi diangkat dan diberhentikan

    oleh pimpinan APIP.

  • 5/24/2018 Makalah Etika Dalam Sektor Publik

    13/25

    3. Pengecualian

    Dalam hal-hal tertentu yang menurut pertimbangan profesionalnya, seorang auditor

    dimungkinkan untuk tidak menerapkan aturan perilaku tertentu. Permohonan pengecualian atas

    penerapan Kode Etik tersebut harus dilakukan secara tertulis sebelum auditor terlibat dalam

    kegiatan atau tindakan yang dimaksud. Persetujuan untuk tidak menerapkan Kode Etik hanya

    boleh diberikan oleh pimpinan APIP.

    4. Sanksi Atas Pelanggaran

    Auditor APIP yang terbukti melanggar Kode Etik akan dikenakan sanksi oleh pimpinan

    APIP atas rekomendasi dari Badan Kehormatan Profesi. Bentuk-bentuk sanksi yang

    direkomendasikan oleh Badan Kehormatan Profesi antara lain berupa :

    a. teguran tertulis;

    b. usulan pemberhentian dari tim audit;

    c. tidak diberi penugasan audit selama jangka waktu tertentu.

    Dalam beberapa hal, pelanggaran terhadap Kode Etik dapat dikenakan sanksi sesuai

    dengan peraturan perundang-undangan. Seperti :

    a. hukuman ringan berupa teguran tertulis dan dicatat dalam Daftar Induk Pegawai(DIP);

    b. hukuman sedang yang terdiri dari:1. penangguhan kenaikan peran Pemeriksa dan tidak melaksanakan pemeriksaan

    paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun;

    2. penurunan peran Pemeriksa dan tidak melaksanakan pemeriksaan paling singkat 1(satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun; atau

    3. diberhentikan sementara sebagai peran Pemeriksa paling singkat 1 (satu) tahundan paling lama 5 (lima) tahun;

    c. hukuman berat yang terdiri dari:

  • 5/24/2018 Makalah Etika Dalam Sektor Publik

    14/25

    1. diberhentikan sementara sebagai Pemeriksa paling singkat 1 (satu) tahun, palinglama 5 (lima) tahun; atau

    2. diberhentikan sebagai Pemeriksa.5. Lembaga-Lembaga APIP

    Lembaga-lembaga yang berwenang melalukakn fungsi sistem pengendalian internal di

    Indonesia disebut Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), antara lain:

    A. KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) adalah KPK sebagai Lembaga yang dibentukoleh pemerintah yang mempunyai tugas berdasarkan UU No 20 tahun 2002, yaitu

    mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi melalui upaya koordinasi, supervisi,

    monitor, penyelidikan, penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan,

    dengan peran serta masyarakat berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Ada 8

    nilai-nilai dasar yang diharapkan dimiliki oleh pegawai KPK, yaitu;

    4. IntegritasAdapun ciri-ciri dari sikap integritas yang harus dimiliki Pegawai Komisi adalah:

    a. Bersikap, berprilaku dan bertindak jujur terhadap diri sendiri danlingkungan

    b. Konsisten dalam bersikap dan bertindakc. Memiliki komitmen terhadap visi dan misi Komisid. Objektif terhadap permasalahane. Berani dan tegas dalam mengambil keputusan dan resikof. Disiplin dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan amanah

    5. Profesionalismea. berpengetahuan luasb. berketerampilan tinggic. bekerja sesuai dengan kompetensid. konsistensi dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas

    6. Inovasia. kaya akan ide-ide barub. selalu meningkatkan kemampuan daalam pencegahan dan pemberantasan

    Tindak Pidana Korupsi

  • 5/24/2018 Makalah Etika Dalam Sektor Publik

    15/25

    7. Transparansia. Setiap pelaksanaan tugas dapat terukur dan dapat dipertanggungjawabkanb. Pelaksaaan tugas senantiasa dievaluasi secara berkalac. Hasil tugas terbuka untuk semua stakeholder Komisi

    8. Produktivitasa. mampu bekerja kerasb. mampu menggunakan sumber daya yang tersedia secara efektif dan

    efesien

    c. berorientasi teradap hasil kerja yang sistematis, terarah dan berkualitasd. bekerja sesuai standar kinerjae. hasil kerja dapat dipertanggungjawabkan

    9. Religiusitasa. Berkeyakinan bahwa setiap tindakan yang dilakukan berada di bawah

    pengawasan Sang Pencipta

    b. Tekun melaksanakan ajaran agamac. Mengawali setiap tindakan dengan niat ibadahd. Apa yang diilakuakan harus sealu lebih baik dari yang kemarin

    10.Kepemimpinana.

    berani menjadi pelopor dan penggerak perubahan dalam pemberantasankorupsi

    b. dapat dipercaya untuk mencapai kinerja yang melebihi harapan11.Independensi

    a. Berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan terdakwa,tersangka dan calon tersangka atau keluarganya atau pihak lain yang

    terkait, yang penanganan kasusnya sedang diproses Komisi, kecuali oleh

    Pegawai yang melaksanakan tugas karena perintah jabatan

    b. Melakukan kegaitan lainnya dengan pihak-pihak yang secara langsungatau tidak langsung yang patut diduga menimbulkan benturan kepentingan

    dalam menjalankan tugas, kewenangan dan posisi sebagai Pegawai

    Komisi

    c. Rangkap jabatan yang dilarang bagi anggota Pegawai Komisi adalah:

  • 5/24/2018 Makalah Etika Dalam Sektor Publik

    16/25

    1. menjabat sebagai komisaris atau direksi suat perseroan, organ

    yayasan, pengawas atau pengurus koperasi

    2. memiliki jabatan profesi lainnya yangberhubungan dengan jabatan

    tersebut diatas

    3. menjadi anggota maupun simpatisan aktif partai politik

    B. BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) adalah aparat pengawasanintern pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. BPKP melakukan

    pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang

    meliputi: a. kegiatan yang bersifat lintas sektoral; b. kegiatan kebendaharaan umum

    negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara;

    dan c. kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden. Isi dari kode etik APIP ini

    memuat 2 (dua) komponen, yaitu:

    1. Prinsip-prinsip perilaku auditor yang merupakan pokok-pokok yang melandasiperilaku auditor yaitu Integritas, Obyektivitas, Kerahasiaan, Kompetensi.

    2. Aturan perilaku yang mengatur setiap tindakan yang harus dilakukan oleh auditordan merupakan pengejawantahan prinsip-prinsip perilaku auditor. Dalam prinsip

    ini auditor dituntut agar:

    a. Dapat melaksanakan tugasnya secara jujur, teliti, bertanggung jawab danbersungguh-sungguh;

    b. Dapat menunjukkan kesetiaan dalam segala hal yang berkaitan dengan profesidan organisasi dalam melaksanakan tugas;

    c. Dapat mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan danmengungkapkan segala hal yang ditentukan oleh peraturan perundang-

    undangan dan profesi yang berlaku;

    d. Dapat menjaga citra dan mendukung visi dan misi organisasi;e. Tidak menjadi bagian kegiatan ilegal atau mengikatkan diri pada tindakan-

    tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi APIP atau organisasi;

    f. Dapat menggalang kerjasama yang sehat diantara sesama auditor dalampelaksanaan audit; dan

    g. Saling mengingatkan, membimbing, mengoreksi perilaku sesama auditor

  • 5/24/2018 Makalah Etika Dalam Sektor Publik

    17/25

    C. BPK (Badan pemeriksa keuangan) adalah lembaga negara yang bertugas untukmemeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara sebagaimana dimaksud

    dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu; (1) Nilai

    Dasar merupakan kristalisasi moral yang Primus Inter Pares dan melekat pada diri

    manusia serta menjadi patokan dan ideal (cita-cita) dalam kehidupan sehari-hari.(2) Nilai

    Dasar Kode Etik BPK terdiri dari Integritas, Independensi, dan Profesionalisme.

    Kode Etik harus diwujudkan dalam sikap, ucapan, dan perbuatan Anggota BPK,

    Pemeriksa, dan Pelaksana BPK Lainnya selaku Aparatur Negara/Pejabat Negara dalam

    melaksanakan pemeriksaan dan dalam kehidupan sehari-hari, baik selaku Individu dan

    Anggota Masyarakat, maupun selaku Warga Negara. (1) Anggota BPK, Pemeriksa, dan

    Pelaksana BPK Lainnya wajib:

    a. mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia;b. menghormati perbedaan dan menjaga kerukunan hidup bermasyarakat;c. bersikap jujur dan bertingkah laku sopan; dand. menjunjung tinggi nilai moral yang berlaku dalam masyarakat.

    (2) Anggota BPK, Pemeriksa, dan Pelaksana BPK Lainnya dilarang:

    a. menunjukkan keberpihakan dan dukungan kepada kegiatan-kegiatanb. politik praktis;c. memaksakan kehendak pribadi kepada orang lain dan/atau masyarakat;d. melakukan kegiatan baik secara sendiri-sendiri maupun dengan orang lain

    yang secara langsung atau tidak langsung merugikan keuangan negara;

    dan

    e. melakukan kegiatan yang dapat menguntungkan kelompoknya denganmemanfaatkan status dan kedudukannya baik langsung maupun tidak

    langsung.

    D. Inspektorat Jenderalatau nama lain yang secara fungsional melaksanakan pengawasanintern adalah aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung

    kepada menteri/pimpinan lembaga. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara

    fungsional melaksanakan pengawasan intern melakukan pengawasan terhadap seluruh

    kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi kementerian negara/lembaga

    yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

  • 5/24/2018 Makalah Etika Dalam Sektor Publik

    18/25

    E. Inspektorat Provinsi adalah aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggungjawab langsung kepada gubernur. Inspektorat Provinsi melakukan pengawasanterhadap

    seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat

    daerah provinsi yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi.

    F. Inspektorat Kabupaten/Kota adalah aparat pengawasan intern pemerintah yangbertanggung jawab langsung kepada bupati/walikota. Inspektorat Kabupaten/Kota

    melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas

    dan fungsi satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota yang didanai dengan Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota.

    CONTOH KASUS PELANGGARAN DITINGKAT LEMBAGALEMBAGA :

    1. KPK Uji Kebenaran Data Dari Elang Hitam (Kasus Hambalang)JAKARTA, KOMPAS.com -- Komisi Pemberantasan Korupsi akan memvalidasi atau

    menguji terlebih dahulu kebenaran informasi dan data yang disampaikan Tim Elang Hitam, tim

    bentukan Rizal Mallarangeng. Bersamaan dengan pemeriksaan Menteri Pemuda dan Olahraga

    nonaktif Andi Mallarangeng, Jumat (11/1/2013) pagi tadi, Tim Elang Hitam menyerahkan

    kepada KPK informasi dan data yang mereka kumpulkan terkait kasus dugaan korupsi

    Hambalang.

    "Setiap masyarakat punya hak untuk memberikan informasi dan data kepada KPK. Apakah

    dia punya hubungan keluarga atau tidak, ya silakan. Yang pertama KPK lakukan adalah telaah

    terlebih dahulu apakah valid atau tidak," kata Juru Bicara KPK Johan Budi di Jakarta, Jumat

    (11/1/2013). Menurut Johan, informasi dan data yang disampaikan Tim Elang Hitam tersebut

    bisa saja digunakan KPK untuk membuat kasus Hambalang lebih terang sepanjang kebenarannya

    memang teruji. Mengenai nama-nama yang disebut Tim Elang Hitam, Johan mengatakan, KPK

    masih mengembangkan penyidikan Hambalang. Nama-nama itu pun, katanya, ada yang sudah

    dimintai keterangan KPK.

    "Kalau belum ada dua alat bukti yang cukup, tidak bisa dijadikan tersangka," ujarnya. Tim

    Elang Hitam mendesak KPK untuk memeriksa Presiden Komisaris Utama Bank Mandiri,

    Muchayat terkait penyidikan Hambalang. Rizal menduga, Muchayat yang pernah menjadi Deputi

    Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang membawahi pengawasan BUMN

  • 5/24/2018 Makalah Etika Dalam Sektor Publik

    19/25

    konstruksi itu terlibat dalam mengatur pemenangan PT Adhi Karya sebagai pelaksana proyek

    senilai Rp 2,5 triliun tersebut.Muchayat merupakan ayah kandung Munadi Herlambang, Wakil

    Sekretaris Bidang Pemuda dan Olahraga DPP Partai Demokrat, yang juga menjadi komisaris di

    PT Dutasari Citralaras. Seperti diketahui, PT Dutasari Citralaras menjadi salah satu perusahaan

    yang menjadi subkontraktor PT Adhi Karya dalam pelaksanaan proyek Hambalang.

    Perusahaan ini memperoleh dua pekerjaan yang di-subkontrak-kan oleh Adhi Karya dan

    Wijaya Karya, yakni mekanikal elektrikal pada Desember 2010 senilai Rp 324,5 miliar dan

    penyambungan daya listrik PLN pada Juni 2011 senilai Rp 3,5 miliar. Selain Muchayat dan

    Munadi, Rizal meminta KPK mengusut keterlibatan pihak lain seperti Komisaris PT Dutasari

    Citralaras, Machfud Suroso. Dia juga menilai, Menteri Keuangan Agus Martowardojo dan Dirjen

    Anggaran 2010, Anny Ratnawati, patut dimintai pertanggungjawaban.Sementara Johan

    memastikan, KPK tidak berhenti pada penetapan Andi Mallarangeng dan Deddy Kusdinar

    sebagai tersangka. Lembaga antikorupsi itu pun tengah menyelidiki indikasi tindak pidana

    korupsi lain, yakni suap menyuap terkait Hambalang.

    Analisis: Dari kasus hambalang ini banyak sekali para pejabat yang terlibat kasus tersebut.

    Ini menandakan bahwa para pejabat telah melanggar kode etik akuntansi, dimana para pejabat

    telah melanggar jalannya operasi pembangunan tempat olahraga yang berada di palembang.

    Dengan cara menadang dana operasional pembangunan hambalang. Ini termasuk melanggarkode etik publik karena tidak terbuka dengan publik mengenai pembangunan sarana olahraga

    tersebut sehingga jalannya pembangunan tersebut tidak berjalan lancar karena para pejabat telah

    menyalahgunakan dana tersebut. Serta melanggar kode etik tanggungjawab, karena para pejabat

    tidak menjalankan prosedur yang ada malah menyalahgunakan dana dan tidak bertanggungjawab

    atas profesi sebagai seorang pejabat yang menjadi contoh dimayarakat.

    Sumber: kompas.com

    2. Penyelesaian Kasus Mobiler Terhambat Audit BPKPMAMUJU, FO -- Penyelesaian kasus dugaan korupsi pengadaan mobiler di rumah jabatan

    (Rujab) gubernur Sulbar, terhambat. Hingga Minggu, 20 Januari, Kejaksaan Negeri (Kejari)

    Mamuju belum menerima hasil audit kerugian negara dari Badan Pengawas Keuangan dan

    Pembangunan (BPKP). Kepala Kejari Mamuju, Andi Murji Machfud mengatakan jika pihaknya

  • 5/24/2018 Makalah Etika Dalam Sektor Publik

    20/25

    masih menunggu hasil hitungan dari BPKP sebagai ahli. Menurutnya, pihaknya membutuhkan

    keterangan ahli karena memang diminta sejak awal.

    "Jadi kita tunggu hasil hitungan dari BPKP. Kalau memang mengatakan disitu ada kerugian

    negara, maka kita akan sampaikan," ujar Murji. Kejari Mamuju memang belum dapat

    melimpahkan kasus dugaan korupsi pengadaan mobiler ini ke pengadilan. "Jadi, kelanjutan

    penyelesaian kasus mobiler sangat tergantung dari hasil audit dari BPKP," kata Murji. (far)

    Analisis: dari kasus korupsi ini termasuk kode etik auditor karena proses yang berjalan telah

    menggunakan kode etik auditor mengingat apa saja yang termasuk dalam kasus korupsi mobiler.

    Dan telah sesuai dengan kode etik profesi dalam akuntansi.

    Sumber: http://www.fajar.co.id

    3. Kasus Dugaan Korupsi Simulator SIMJAKARTA, KOMPAS.com Langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang

    menjerat tersangka Inspektur Jenderal Djoko Susilo dengan tindak pidana pencucian uang

    (TPPU) diapresiasi. Langkah itu dinilai efektif untuk mengembalikan harta negara."Sejatinya,

    pengusutan kasus-kasus korupsi memang harus ditujukan untuk mengembalikan kerugian negara

    yang disebabkan tindakan korupsi selain memberikan sanksi pidana bagi yang melakukan," kata

    anggota Komisi III DPR, Ahmad Basarah, di Jakarta, Selasa (15/1/2013 ).

    Sebelumnya, selain dijerat dugaan korupsi terkait proyek pengadaan simulator ujian surat

    izin mengemudi (SIM) saat masih menjabat Kepala Korps Lalu Lintas Polri, Djoko juga dijerat

    TPPU. Pasal 18 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pasal itu mengatur soal

    pidana tambahan berupa penggantian uang kerugian negara. Perampasan barang bergerak atau

    tidak bergerak yang digunakan untuk atau yang diperoleh dari tindak pidana korupsi oleh

    seorang terdakwa.

    Basarah mengatakan, Djoko tak perlu gusar atas penetapan pasal baru itu jika merasa

    hartanya sah secara hukum. Sebagai penegak hukum, kata politisi PDI-P itu, Djoko tentu tahu

    betul cara melindungi hartanya yang memang menjadi haknya. "Djoko juga berhak mendapat

    keadilan atas hartanya yang dia peroleh secara sah, baik dalam kapasitasnya sebagai perwira

  • 5/24/2018 Makalah Etika Dalam Sektor Publik

    21/25

    tinggi Polri maupun kegiatan usaha lain yang sah. Jadi, biarkanlah proses hukum yang sudah

    dijalankan KPK berjalan sesuai koridornya," kata dia.

    Basarah menambahkan, terkait penggunaan Pasal 18 UU Pemberantasan Tipikor, KPK harus

    belajar dari proses hukum terdakwa Angelina Sondakh alias Angie. Dalam vonis Angie, majelis

    hakim Pengadilan Tipikor tak sependapat dengan jaksa KPK terkait penggunaan pasal tersebut.

    "Putusan itu (Angie) dapat dijadikan pelajaran bagi KPK untuk mengubah strategi

    penuntutannya dalam kasus Djoko agar tidak mengulangi kegagalannya pada tingkat pertama

    itu," kata Basarah.

    Seperti diberitakan, Djoko diduga menyembunyikan, menyamarkan, mengubah bentuk

    hartanya yang ditengarai berasal dari. Dalam kasus simulator SIM, Djoko diduga melakukan

    perbuatan melawan hukum dan penyalahgunaan wewenang untuk menguntungkan diri sendiri

    atau pihak lain sehingga merugikan keuangan negara. Kerugian negara yang muncul dalam kasus

    ini mencapai Rp 100 miliar. Selain itu, Djoko juga diduga menerima aliran dana Rp 2 miliar dari

    pihak rekanan proyek simulator SIM. Pihak Djoko membantah semua sangkaan itu.

    Analisis: Dari kasus diatas telah melanggar kode etik publik. Karena telah menyembunyikan,

    menyamarkan, mengubah bentuk hartanya yang ditengarai berasal dari pengadaan simulator

    SIM. Dalam kasus simulator SIM, Djoko diduga melakukan perbuatan melawan hukum dan

    penyalahgunaan wewenang untuk menguntungkan diri sendiri atau pihak lain sehingga

    merugikan keuangan negara. Jelas telah menyalah gunakan harta negara dan membohongi publik

    karena ulah yang diperbuat sendiri.

    4. Pengadaan Drying CentreKasus ini melibatkan 3 tersangka, yaitu Mucharror (mantan Kepala Sub Divre XI Bulog

    Jember), Ali Mansyur (karyawan Sub Bulog Jember), dan Gunawan Ng (rekanan Sub Bulog

    Jember yang juga direktur PT Agung Pratama Lestari, Jember ). Tersangka Mucharror dan Ali

    Mansyur ditengarai bukan pelaku utama. Konseptor pembangunan mesin DC I dan II maupun

    pengadaan gabah fiktif adalah petinggi Bulog di Jakarta, termasuk G, pengusaha rekanan bisnis

    Bulog.

  • 5/24/2018 Makalah Etika Dalam Sektor Publik

    22/25

    Widjan disebut-sebut terlibat dalam kasus ini juga, yaitu pengadaan alat pengering gabah

    senilai Rp 62 miliar. Pengadaan itu tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, dan Sulawesi

    Selatan pada tahun 2004. Selain Widjanarko, kasus tersebut juga melibatkan Dirut Utama PT

    Agung Pratama Lestari (APL), Gunawan. Widjan dan Gunawan merupakan para pihak yang

    menandatangani dalam kontrak.Kasus ini ditangani oleh Kejagung karena locus delicti (tempat

    terjadinya tindak pindana) pencairan dana pengadaannya dilaksanakan di Jakarta, tepatnya di

    kantor pusat Bulog.

    Sedang bank yang mendanai pengadaan alat pengering tersebut adalah Bank Bukopin.

    Kasus ini terjadi sekitar tahun 2004. Saat itu, Bukopin mengucurkan kredit kepada sebuah

    perusahaan swasta, untuk pembelian mesin alat pengering buatan Jepang guna operasionalisasi

    pusat pengeringan gabah (drying center) di Sub Divre XI Bulog, Jember, Jawa Timur. Namun,

    lantaran pencairan tersebut menyalahi prosedur (tidak ada jaminan kredit), kredit sebesar Rp 65

    miliar macet. Kredit itu diberikan kepada pengusaha di Surabaya, Saudara NG. Ternyata ada 2

    masalah prosedur dilanggar sehingga kreditnya pun macet.

    Mesin pengering gabah itu dibeli koperasi Bulog Subdivre XI Jember bekerja sama

    dengan PT Agung Pratama Jember namun dalam perjalanannya ada persoalan. Akhirnya Bulog

    memberi kompensasi pada PT tersebut untuk memasok gabah 7.200 ton per tahun selama tiga

    tahun. Tim penyidik Kejati Jawa Timur telah menetapkan Mucharor (kepala kantor Bulog

    Jember) dan Gunawan (bos PT Agung Pratama Lestari/APL) sebagai tersangka.

    Dari hasil penyidikan, Mucharror diduga juga terlibat kasus pengadaan gabah fiktif dan

    menerima upeti terkait pengadaan alat pengering gabah tersebut. Mucharror menerima komisi

    dari Gunawan. Mucharror menjelaskan bahwa pengadaan drying machine atau mesin pengering

    gabah merupakan kebijakan Perum Bulog pada tahun 2004 yang dilaksanakan tahun 2005

    terhadap seluruh Bulog daerah.

    Untuk itu, menurut Mucharror, bila tindakan itu dinyatakan salah, seharusnya semua

    pimpinan Bulog di daerah juga harus ditahan karena juga mengerjakan program tersebut. Hal ini

    beralasan, sebab ide pembangunan mesin DC dan pengadaan gabah merupakan keputusan Bulog

    Jakarta yang tidak diketahui Bulog Jatim maupun Bulog Divre XI Jember. Ini berarti, Mukharor

  • 5/24/2018 Makalah Etika Dalam Sektor Publik

    23/25

    dan Ali Mansyur hanya melaksanakan perintah. Untuk itu, melalui kuasa hukumnya Cholili, SH,

    pihaknya akan melakukan eksepsi atau keberatan atas surat dakwaan JPU. (Arum, 2009)

    Analisis: Kasus Bulog Jember itu adalah dugaan korupsi yang dilakukan mantan Kepala Bulog

    Sub Divisi Regional XI Jember Mucharror. Mucharror diduga terlibat dalam 3 kasus dengan

    tuduhan pengadaan gabah fiktif, pengadaan alat pengering gabah dan kasus raibnya 8.569 ton

    beras serta over kuota uji giling gabah, dan dugaan penyelewengan modal kerja.

  • 5/24/2018 Makalah Etika Dalam Sektor Publik

    24/25

    BAB III

    KESIMPULAN

    Etika Birokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan sangat terkait dengan moralitas dan

    mentalitas aparat birokrasi dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan itu sendiri yang

    tercermin lewat fungsi pokok pemerintahan , yaitu fungsi pelayanan, fungsi pengaturan atau

    regulasi dan fungsi pemberdayaan masyarakat. Jadi berbicara tentang Etika Birokrasi berarti kita

    berbicara tentang bagaimana aparat Birokrasi tersebut dalam melaksanakan fungsi tugasnya

    sesuai dengan ketentuan aturan yang seharusnya dan semestinya, pantas untuk dilakukan dan

    sewajarnya dimana telah ditentukan atau diatur untuk ditaati dan dilaksanakan.

    Pokok kode etika yang berlaku di jajaran pegawai yang bekerja dibawah instansi danbagaimana peran etika yang diatur AIPI yang membawahi birokrasi seperti BPK, BPKP,

    Inspektorat Jendral, Inspektorat provinsi, Inspektorat Kabupaten/Kota dan komisi KPK. Oleh

    karena itu, untuk tercapainya keseragaman ukuran perilaku, apakah suatu tindakan etis atau tidak

    etis, maka perlu ditetapkan bersama oleh seluruh anggota profesi.

    Apapun maksud yang hendak dicapai dengan membentuk dan ,menanamkan Kode Etik

    tersebut adalah demi terciptanya Aparat Birokrasi lebih jujur, lebih bertanggung jawab, lebih

    berdisiplin, dan lebih rajin serta yang terpenting lebih memiliki moral yang baik serta terhindar

    dari perbuatan tercela seperti korupsi, kolusi, nepotisme dan sebagainya.

  • 5/24/2018 Makalah Etika Dalam Sektor Publik

    25/25

    DAFTAR PUSTAKA

    http://andryanisme.wordpress.com/2013/02/18/kode-etik-aparat-pengawasan-intern-pemerintah-

    apip/

    http://anggaardiana.blogspot.com/2013/02/aparat-pengawasan-interen-pemerintah.html

    http://sigit-rh.blogspot.com/2011/12/kode-etik-dan-standar-audit.html

    http://makalainet.blogspot.com/2014/01/etika-pemerintahan-2.html

    http://www.blogster.com/adywirawan/kode-etik-kpk

    https://sites.google.com/site/zainurisite/Home/bpkp-lembagaku/standar-audit-kode-etik-auditor-

    pemerintah-apip

    http://ppknsalasiah.blogspot.com/2013/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html

    http://metyug.blogspot.com/p/kode-etik.html

    http://binabkdgunungkidul.wordpress.com/2014/05/09/contoh-format-sk-kode-etik-pns/

    http://ririn21.blogspot.com/2011/11/kasus-etika-profesi-akuntansi.html

    http://inspektoratdaerahdiindonesia.blogspot.com/2013/07/kode-etik-aparat-pengawasan-

    internal.html

    http://stdln.blogspot.com/2011/07/pengawasan-intern-oleh-apip_1229.html

    http://www.bpk.go.id/page/kode-etik-bpk-ri

    http://piskaarum.blogspot.com/2009/11/etika-dalam-akuntansi-sektor-publik.html

    http://septianidwii.blogspot.com/2013/01/penyimpangan-etika-profesi-akuntansi_5497.html

    http://windablog-klorofil.blogspot.com/2010/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html

    http://andryanisme.wordpress.com/2013/02/18/kode-etik-aparat-pengawasan-intern-pemerintah-apip/http://andryanisme.wordpress.com/2013/02/18/kode-etik-aparat-pengawasan-intern-pemerintah-apip/http://andryanisme.wordpress.com/2013/02/18/kode-etik-aparat-pengawasan-intern-pemerintah-apip/http://anggaardiana.blogspot.com/2013/02/aparat-pengawasan-interen-pemerintah.htmlhttp://anggaardiana.blogspot.com/2013/02/aparat-pengawasan-interen-pemerintah.htmlhttp://sigit-rh.blogspot.com/2011/12/kode-etik-dan-standar-audit.htmlhttp://sigit-rh.blogspot.com/2011/12/kode-etik-dan-standar-audit.htmlhttp://makalainet.blogspot.com/2014/01/etika-pemerintahan-2.htmlhttp://makalainet.blogspot.com/2014/01/etika-pemerintahan-2.htmlhttp://www.blogster.com/adywirawan/kode-etik-kpkhttp://www.blogster.com/adywirawan/kode-etik-kpkhttps://sites.google.com/site/zainurisite/Home/bpkp-lembagaku/standar-audit-kode-etik-auditor-pemerintah-apiphttps://sites.google.com/site/zainurisite/Home/bpkp-lembagaku/standar-audit-kode-etik-auditor-pemerintah-apiphttps://sites.google.com/site/zainurisite/Home/bpkp-lembagaku/standar-audit-kode-etik-auditor-pemerintah-apiphttp://ppknsalasiah.blogspot.com/2013/04/v-behaviorurldefaultvmlo.htmlhttp://ppknsalasiah.blogspot.com/2013/04/v-behaviorurldefaultvmlo.htmlhttp://metyug.blogspot.com/p/kode-etik.htmlhttp://metyug.blogspot.com/p/kode-etik.htmlhttp://binabkdgunungkidul.wordpress.com/2014/05/09/contoh-format-sk-kode-etik-pns/http://binabkdgunungkidul.wordpress.com/2014/05/09/contoh-format-sk-kode-etik-pns/http://ririn21.blogspot.com/2011/11/kasus-etika-profesi-akuntansi.htmlhttp://ririn21.blogspot.com/2011/11/kasus-etika-profesi-akuntansi.htmlhttp://inspektoratdaerahdiindonesia.blogspot.com/2013/07/kode-etik-aparat-pengawasan-internal.htmlhttp://inspektoratdaerahdiindonesia.blogspot.com/2013/07/kode-etik-aparat-pengawasan-internal.htmlhttp://inspektoratdaerahdiindonesia.blogspot.com/2013/07/kode-etik-aparat-pengawasan-internal.htmlhttp://stdln.blogspot.com/2011/07/pengawasan-intern-oleh-apip_1229.htmlhttp://stdln.blogspot.com/2011/07/pengawasan-intern-oleh-apip_1229.htmlhttp://piskaarum.blogspot.com/2009/11/etika-dalam-akuntansi-sektor-publik.htmlhttp://piskaarum.blogspot.com/2009/11/etika-dalam-akuntansi-sektor-publik.htmlhttp://septianidwii.blogspot.com/2013/01/penyimpangan-etika-profesi-akuntansi_5497.htmlhttp://septianidwii.blogspot.com/2013/01/penyimpangan-etika-profesi-akuntansi_5497.htmlhttp://windablog-klorofil.blogspot.com/2010/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.htmlhttp://windablog-klorofil.blogspot.com/2010/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.htmlhttp://windablog-klorofil.blogspot.com/2010/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.htmlhttp://septianidwii.blogspot.com/2013/01/penyimpangan-etika-profesi-akuntansi_5497.htmlhttp://piskaarum.blogspot.com/2009/11/etika-dalam-akuntansi-sektor-publik.htmlhttp://stdln.blogspot.com/2011/07/pengawasan-intern-oleh-apip_1229.htmlhttp://inspektoratdaerahdiindonesia.blogspot.com/2013/07/kode-etik-aparat-pengawasan-internal.htmlhttp://inspektoratdaerahdiindonesia.blogspot.com/2013/07/kode-etik-aparat-pengawasan-internal.htmlhttp://ririn21.blogspot.com/2011/11/kasus-etika-profesi-akuntansi.htmlhttp://binabkdgunungkidul.wordpress.com/2014/05/09/contoh-format-sk-kode-etik-pns/http://metyug.blogspot.com/p/kode-etik.htmlhttp://ppknsalasiah.blogspot.com/2013/04/v-behaviorurldefaultvmlo.htmlhttps://sites.google.com/site/zainurisite/Home/bpkp-lembagaku/standar-audit-kode-etik-auditor-pemerintah-apiphttps://sites.google.com/site/zainurisite/Home/bpkp-lembagaku/standar-audit-kode-etik-auditor-pemerintah-apiphttp://www.blogster.com/adywirawan/kode-etik-kpkhttp://makalainet.blogspot.com/2014/01/etika-pemerintahan-2.htmlhttp://sigit-rh.blogspot.com/2011/12/kode-etik-dan-standar-audit.htmlhttp://anggaardiana.blogspot.com/2013/02/aparat-pengawasan-interen-pemerintah.htmlhttp://andryanisme.wordpress.com/2013/02/18/kode-etik-aparat-pengawasan-intern-pemerintah-apip/http://andryanisme.wordpress.com/2013/02/18/kode-etik-aparat-pengawasan-intern-pemerintah-apip/