MAKALAH EPIDEMIOLOGI SURVEYLEN

download MAKALAH EPIDEMIOLOGI SURVEYLEN

of 25

Transcript of MAKALAH EPIDEMIOLOGI SURVEYLEN

MAKALAH EPIDEMIOLOGISURVEYLEN EPIDEMIOLOGI

OLEH

KELOMPOK C

ANGGOTA:ANIS SYAKIRATUR RIZKICINTYA ISTIANTI YUNIARGHEA NUR SHABRINAHIKMATIARIDA AYU ADRIANI PUTRII DESAK MADE NILA ASRIANII DEWA AYU OKA YULIANINGSIHNURUL HIDAYATINURULHIDAYATIRAHMAH FITRIATUNRAHMAT FAHMI ARIFROSTIANA SAPARANI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAMJURUSAN ANALIS KESEHATANTAHUN 2014

KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis bisa menyelesaikan pembuatan makalah ini tanpa hambatan yang berarti. Makalah ini merupakan tugas dari salah satu mata kuliah yang harus dipenuhi dalam semester ini. Adapun makalah ini membahas mengenai surveylen epidemiologi yang merupakan bagian dari epidemiologi.Pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Untuk itu dalam kesempatan kali ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berperan dalam pembuatan makalah ini.Seperti kata pepatah, tidak ada gading yang tak retak, demikian juga dengan makalah ini tidak luput dari banyak kekurangan, sehingga diperlukan masukan dari para pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Mataram, 19 Mei 2014

Penulis

ii

5

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiBAB I PENDAHULUAN41. Latar Belakang41. Tujuan51. Rumusan Masalah5BAB II ISI61. Sejarah surveylen epidemiologi61. Pengertian61. Tujuan71. Prinsip81. Fungsi101. Jenis-jenis111. Hambatan141. Ruang Lingkup151. Bagian-bagian17BAB III PENUTUP241. Kesimpulan241. Saran24DAFTAR PUSTAKA25

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangEpidemiologi secara umu adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta factor yang mempengaruhinya. Dalam epidemiolgi mempelajari mengenai surveylen epidemiologi.Surveilans kesehatan masyarakat adalah pengumpulan, analisis, dan analisi data secara terus menerus dan sistemis yang kemudian disebarluaskan kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam pencegahan penyakit dan masalah kesehatan lainnya. (DCP2, 2008) Maka dari itu pentinglah diadakannya surveylen epidemiologi agar dapat terus memantau mengenai masalah-masalah kesehatan dimasyarakat yaitu factor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit,seperti perubahan biologis pada agen vector, dan reservoir. Untuk selanjutnya surveilans menghubungi informasi tersebut kepada pembuat kepututsan agar dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian penyakit. Hal lain yang mendasari oerlunya pemahaman mengenai surveylen epidemiologi adalah penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi Kesehatan wajib dilakukan oleh setiap instansi kesehatan Pemerintah, instansi Kesehatan Propinsi, instansi kesehatan kabupaten/kota dan lembaga masyarakat dan swasta baik secara fungsional atau struktural. Mekanisme kegiatan Surveilans epidemiologi Kesehatan merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis dan terus menerus. Surveilans beralasan untuk dilakukan jika dilatari oleh kondisi kondisi berikut ( WHO, 2002 ) :1. Beban Penyakit ( Burden of Disease ) tinggi, sehingga merupakan masalah penting kesehatan masyarakat.2. Terdapat tindakan masyarakat yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.3. Data yang relevan mudah diperoleh.4. Hasil yang diperoleh sepadan dengan upaya yang dilakukan (pertimbangan efisiensi ).Dengan system surveilans yang peka terhadap perubahan-perubahan pola penayakit di suatu daerah tertentu dapat mengantisipasi kecenderungan penyakit di suatu daerah.

1.2 Tujuan1. Untuk mengetahui sejarah surveylen epidemiologi1. Untuk mengetahui pengertian surveylen epidemiologi.1. Untuk mengetahui tujuan surveylen epidemiologi.1. Untuk mengetahui prinsip surveylen epidemiologi.1. Untuk mengetahui fungsi surveylen epidemiologi.1. Untuk mengetahui jenis surveylen epidemiologi.1. Untuk mengetahui hambatan surveylen epidemiologi.1. Untuk mengetahui ruang lingkup surveylen epidemiologi.1. Untuk mengetahui bagian-bagian dari surveylen epidemiologi.

1.3 Rumusan Masalah1. Bagaimanakah sejarah perkembangan surveylen epidemiologi?1. Apakah pengertian dari surveylen epidemiologi?1. Apakah tujuan surveylen epidemiologi?1. Apakah prinsip surveylen epidemiologi?1. Apakah fungsi surveylen epidemiologi?1. Apakah jenis-jenis surveylen epidemiologi?1. Apa saja hambatan dalam surveylen epidemiologi?1. Apa saja ruang lingkup dari surveylen epidemiologi?1. Apakah bagian-bagian dari surveylen epidemiologi?

3

BAB IIISI

1. Sejarah Surveylen Sejarah perkembangan surveylen epidemiologi adalah dimulai sejak abad XIV dan XV Tahun 1348an di Eropa terjadi Epidemi Pneumonia karena pes yang dikenal dengan Black Death karena itu dilakukan deteksi penyakit. Dianggap sebagai kegiatan survailan secara primitif yang dilakukan untuk pertama kalinya. Pada abad XVI dilakukan pencatatan kematian di kota-kota besar Eropa. Tetapi manfaat pencatatan secara ilmiah, tampak beberapa abad kemudian, diperkenalkan oleh Jhon Graunt. Kemudian abad XVII pencatatan kematian yang biasanya secara sporadis dan hanya bila ada wabah pes, ditertibkan. Laporan mingguan secara ilmiah disusun oleh John Graunt (1662), memuat informasi tentang jumlah penduduk London yang meninggal karena sebab tertentu. John Graunt adalah orang yang pertama kali mempelajari konsep jumlah dan pola penyakit secara epidemiologi. Hingga abad XX mulai dikenal pemakaian konsep survailan untuk pendeteksian epidemi dan pencegahan penyakit infeksi. Jenis-jenis penyakit yang harus dilaporkan juga bertambah banyak termasuk HIV/AIDS. Tahun 1965 didirikan unit survailan epidemiologi pada divisi penyakit menular di WHO, Geneva.

1. Pengertian SurveylenSurveilans adalah upaya/ sistem/ mekanisme yang dilakukan secara terus menerus dari suatu kegiatan pengumpulan, analisi, interpretasi,dari suatu data spesifik yang digunakan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program ( Manajemen program kesehatan).Istilah surveilans digunakan untuk dua hal yang berbeda.1. Pertama yaitu surveilans dapat diartikan sebagai pengawasan secara terus-menerus terhadap faktor penyebab kejadian dan sebaran penyakit, dan yang berkaitan dengan keadaan sehat atau sakit. Surveilans ini meliputi pengumpulan, analisis, penafsiran, dan penyebaran data yang terkait, dan dianggap sangat berguna untuk penanggulangan dan pencegahan secara efektif. Definisi yang demikian luas itu mirip dengan surveilans pada sistem informasi kesehatan rutin, dan karena itu keduanya dapat dianggap berperan bersama-sama.2. Keduayaitu menyangkut sistem pelaporan khusus yang diadakan untuk menanggulangi masalah kesehatan utama atau penyakit, misalnya penyebaran penyakit menahun suatu bencana alam. Sistem surveilans ini sering dikelola dalam jangka waktu yang terbatas dan terintegrasi secara erat dengan pengelolaan program intervensi kesehatan. Bila informasi tentang insidens sangat dibutuhkan dengan segera, sedangkan sistem informasi rutin tidak dapat diandalkan maka sistem ini dapat digunakan. (Vaughan, 1993).

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian surveylen dalam epidemiologi, yaitu:a. Menurut WHO Surveilans adalah : Pengumpulan, pengolahan, analisis data kesehatan secara sistematis dan terus menerus, serta desiminasi informasi tepat waktu kepada pihak pihak yang perlu mengetahui sehingga dapat diambil tindakan yang tepat.(Last, 2001 dalam Bhisma Murti, 2003 )b. Menurut Centers for Disease Control ( CDC ), 1996.Surveilans adalah : Pengumpulan, analisis dan interpretasi data kesehatan secara sistematis dan terus menerus, yang diperlukan untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi upaya kesehatan masyarakat, dipadukan dengan desiminasi data secara tepat waktu kepada pihak pihak yang perlu mengetahuinya.c. MenurutNurNasryNoor(1997),surveilansepidemiologiadalah:Pengamatansecarateraturdanterusmenerusterhadapsemuaaspekpenyakittertentu,baikkeadaanmaupunpenyabarannyadalamsuatumasyarakattertentuuntukkepentinganpencegahandanpenanggulangannya.

Secara umum surveylen epidemiologi adalah upaya rutin dalam pengumpulan, pengolahan, analisis dan diseminasi data yang relevan yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan masyarakat dengan pengumpulan, pengolahan, dan analisis data kesehatan secara sistematis dan terus menerus, serta diseminasi informasi tepat waktu kepada pihak-pihak yang perlu mengetahui sehingga dapat diambil tindakan yang tepat

2.3 Tujuan Surveylen Epidemiologi Surveilans bertujuan memberikan informasi tepat waktu tentang masalah kesehatan populasi, sehingga penyakit dan factor risiko dapat dideteksi dini dan dapat dilakukan respons pelayanan kesehatandenganlebihefektif.Tujuankhusussurveilans:a. Memonitorkecenderungan(trends)penyakit;b. Mendeteksiperubahanmendadakinsidensipenyakit,untukmendeteksidinioutbreak;c. Memantau kesehatan populasi, menaksir besarnya beban penyakit (diseaseburden) pada populasi;d. Menentukan kebutuhan kesehatan prioritas, membantu perencanaan, implementasi, monitoring, danevaluasiprogramkesehatan;e. Mengevaluasicakupandanefektivitasprogramkesehatan;f. Mengidentifikasikebutuhanriset.g. Untuk memantau efektivitas program kesehatan (Last, 2001; Giesecke, 2002; JHU, 2002)

2.4 Prinsip Surveylen EpidemiologiPrinsip Surveilans Epidemiologia. Pengumpulan data Pencatatan insidensi terhadap population at risk.Pencatatan insidensi berdasarkan laporan rumah sakit, puskesmas, dan sarana pelayanan kesehatan lain, laporan petugas surveilans di lapangan, laporan masyarakat, dan petugas kesehatan lain; Survei khusus; dan pencatatan jumlah populasi berisiko terhadap penyakit yang sedang diamati. Tehnik pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara dan pemeriksaan. Tujuan pengumpulan data adalah menentukan kelompok high risk; Menentukan jenis dan karakteristik (penyebabnya); Menentukan reservoir; Transmisi; Pencatatan kejadian penyakit; dan KLB.b. Pengelolaan dataData yang diperoleh biasanya masih dalam bentuk data mentah (row data) yang masih perlu disusun sedemikian rupa sehingga mudah dianalisis. Data yang terkumpul dapat diolah dalam bentuk tabel, bentuk grafik maupun bentuk peta atau bentuk lainnya. Kompilasi data tersebut harus dapat memberikan keterangan yang berarti.c. Analisis dan interpretasi data untuk keperluan kegiatanData yang telah disusun dan dikompilasi, selanjutnya dianalisis dan dilakukan interpretasi untuk memberikan arti dan memberikan kejelasan tentang situasi yang ada dalam masyarakat.d. Penyebarluasan data dan keterangan termasuk umpan balikSetelah analisis dan interpretasi data serta telah memiliki keterangan yang cukup jelas dan sudah disimpulkan dalam suatu kesimpulan, selanjutnya dapat disebarluaskan kepada semua pihak yang berkepentingan, agar informasi ini dapat dimanfaatkan sebagai mana mestinya.e. EvaluasiHasil evaluasi terhadap data sistem surveilans selanjutnya dapat digunakan untuk perencanaan, penanggulangan khusus serta program pelaksanaannya, untuk kegiatan tindak lanjut (follow up), untuk melakukan koreksi dan perbaikan-perbaikan program dan pelaksanaan program, serta untuk kepentingan evaluasi maupun penilaian hasil kegiatan.Lalu, program tersebut akan di aplikasikan dalam bentuk suatu tindakan. Dalam hal ini akan adanya proses feedback (umpan balik). Setelah itu, tindakan yang telah dilakukan akan di evaluasi. Apakah program telah berhasil atau tidak sampai pencapaian tujuan sehingga didapatkan kembali data baru untuk penelitian selanjutnya. Alur atau proses dari awal hingga akhir tersebut berjalan secara terus-menerus tanpa memutuskan bagian yang ada didalamnya, seperti :a) DataDalam surveilans epidemiologi, data yang di dapat biasanya berupa masalah kesehatan seperti kesakitan, sindrom, gangguan lingkungan sekitar atau masalah kesehatan lainnya. Setelah itu data dapat dikumpulkan dengan dukungan berbagai sumber seperti laporan puskesmas, laporan rumah sakit, survey, laporan laboratorium. Pengumpulan data ini harus memperhatikan beberapa indicator, diantaranya jumlah atau rate, angka kesakitan & angka kematian, variabel yang diperlukan dan numerator serta denumerator yang dipakai. Setelah dikumpulkan, data akan dilaporkan ke pemerintah bidang kesehatan masyarakat. Pelaporan data bisa dalam bentuk laporan harian, mingguandanbulanan.b) InformasiSetelah data diperoleh dan telah diolah akan menghasilkan sebuah informasi. Lalu, akan dilanjutkan dalam proses analisa dan interpretasi. Proses ini harus memperhatikan karakteristik data (sumber data, kualitas, pembaharuan data apakah data berubah atau tidak), validasi data (apakah ada nilai yang kurang atau data tidak lengkap, kebenaran data, duplikasi atau ada kesamaan), analisis deskriptif (analisis berdasarkan orang, tempat, dan waktu), dan hipotesis mengambil keputusan yang biasanya berupaprogramintervensidalamupayapenyelesaianmasalahkesehatan.c) AksiatautindakanKeputusan yang telah diambil diharapkan dapat diaplikasikan dalam bentuk tindakan. Tindakan bisa dilakukan dengan pengendalian (rapidresponse, casemanagement, pencegahan), umpan balik (bulletin epidemiologi, laporan, website), kebijakan.

2.5 Fungsi Surveylen EpidemiologiKegunaansurveilansepidemiologi1. Mendeteksi perubahan masalah kesehatan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan kontrolataupreventifterhadapperubahantersebut.2. Deteksi perubahan lingkungan/vector yang dianggap dapat menimbulkan penyakit pada populasi.3. Mutlak digunakan pada program-program pemberantasan penyakit menular sebagai dasar perencanaan,monitoringdanevaluasiprogram.4. Menilaikejadianpenyakitpadapopulasisepertiinsidensiatauprevalensi.5. Data surveilans dapat digunakan untuk perencanaa dan pelaksanaan program kesehatan.ManfaatsurveilansepidemiologiPada awalnya surveilans epidemiologi banyak dimanfaatkan pada upaya pemberantasan penyakit menular, tetapi pada saat ini surveilans mutlak diperlukan padasetiap upaya kesehatan masyarakat baik upaya pencegahan maupun pemberantasan penyakit menular. Secara garis besar,tujuansurveilansepidemiologiyaitu:1. Mengetahui distribusi geografis penyakit endemis dan penyakit yang dapat menimbulkan epidemic.2. Mengetahuiperioditassuatupenyakit.3. Menentukan apakah terjadi peningkatan insidensi yang disebabkan oleh kejadian luar biasa ataukarenaperioditaspenyakit.4. Mengetahuisituasisuatupenyakittertentu.5. Memperolehgambaranepidemiologitentangpenyakittertentu.6. Melakukanpengendalianpenyakit.7. Mengetahuiadanyapengulanganoutbreakyangpernahmenimbulkanendemic.8. Pengamatan epidemiologi terhadap influenza untuk mengetahui adanya tipe baru dari virus influenza.

2.6 Jenis SurveylenSurveylen terdiri dari dua jenis, yaitu :a. Surveylen pasifPengumpulan data yang diperoleh dari laporan bulanan sarana pelayanan di daerah. b. Surveylen aktifPengumpulan data yang dilakukan secara langsung untuk mempelajari penyakit tertentu dalam waktu yang relative singkat. Namun Dikenaljuga beberapajenissurveilans:1. SurveilansIndividuSurveilans individu (individualsurveillance) mendeteksi dan memonitor individu yang mengalami kontak dengan penyakit serius, misalnyapes, cacar, tuberkulosis, tifus, demam kuning, sifilis. Surveilans individu memungkinkan dilakukannya isolasi institusional segera terhadap kontak, sehingga penyakit yang dicurigai dapat dikendalikan. Sebagai contoh, karantina merupakan isolasi institusional yang membatasi gerak dan aktivitas orang orang atau binatang yang sehat tetapi telah terpapar oleh suatu kasus penyakit menular selamaperiodemenular. Tujuan karantina adalah mencegah transmisi penyakit selama masa inkubasi seandainya terjadiinfeksi(Last,2001).Isolasi institusional pernah digunakan kembali ketika timbul AIDS 1980an dan SARS. Dikenal dua jenis karantina: (1) Karantina total; (2) Karantina parsial. Karantina total membatasi kebebasan gerak semua orang yang terpapar penyakit menular selama masa inkubasi, untuk mencegah kontak dengan orang yang tak terpapar. Karantina parsial membatasi kebebasan gerak kontak secara selektif, berdasarkan perbedaan tingkat kerawanan dan tingkat bahaya transmis penyakit. Contoh, anak sekolah diliburkan untuk mencegah penularan penyakit campak, sedang orang dewasa diperkenankan terus bekerja. Satuan tentarayangditugaskanpadapostertentudicutikan,sedangdiposposlainnyatetapbekerja.Dewasa ini karantina diterapkan secara terbatas, sehubungan dengan masalah legal, politis, etika, moral, dan filosofi tentang legitimasi, akseptabilitas, dan efektivitas langkah-langkah pembatasan tersebut untuk mencapai tujuan kesehatan masyarakat (Bensimon dan Upshur, 2007).2. SurveilansPenyakitSurveilans penyakit (disease surveillance) melakukan pengawasan terus-menerus terhadap distribusi dan kecenderungan insidensi penyakit,melaluipengumpulansistematis, konsolidasi, evaluasi terhadap laporan-laporan penyakit dan kematian, serta data relevan lainnya. Jadi focus perhatian surveilans penyakit adalah penyakit, bukanindividu. Di banyak negara, pendekatan surveilanspenyakit biasanyadidukung melaluiprogram vertical (pusat-daerah). Contoh, program surveilans tuberkulosis, program surveilans malaria. Beberapa dari sistemsurveilansvertikaldapatberfungsi efektif,tetapitidak sedikityang tidak terpelihara dengan baik dan akhirnya kolaps, karena pemerintah kekurangan biaya. Banyak program surveilans penyakit vertical yang berlangsung parallel antara satu penyakit dengan penyakit lainnya, menggunakan fungsi penunjang masing-masing, mengeluarkan biaya untuk sumberdaya masing-masing, dan memberikan informasi duplikatif, sehingga mengakibatkan inefisiensi.3. SurveilansSindromikSyndromic surveillance (multiple disease surveillance) melakukan pengawasan terus-menerus terhadap sindroma (kumpulan gejala) penyakit, bukan masing-masing penyakit. Surveilans sindromik mengandalkan deteksi indikator-indikator kesehatan individual maupun populasi yang bias diamati sebelum konfirmasi diagnosis. Surveilans sindromik mengamatiindikator-indikator individu sakit, seperti pola perilaku, gejala-gejala, tanda, atau temuan laboratorium, yang dapat ditelusuri dari aneka sumber, sebelum diperoleh konfirmasi laboratorium tentangsuatupenyakit.Surveilans sindromik dapat dikembangkan pada level lokal, regional, maupun nasional. Sebagai contoh, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menerapkan kegiatan surveilans sindromik berskala nasional terhadap penyakit-penyakit yang mirip influenza (flu-like illnesses) berdasarkan laporan berkala praktik dokter di AS. Dalam surveilans tersebut, para dokter yang berpartisipasi melakukan skrining pasien berdasarkan definisi kasus sederhana (demam dan batuk atau sakit tenggorok) dan membuat laporan mingguan tentang jumlah kasus, jumlah kunjungan menurut kelompok umur dan jenis kelamin, dan jumlah total kasus yang teramati. Surveilans tersebut berguna untuk memonitor aneka penyakit yang menyerupai influenza, termasuk flu burung, dan antraks, sehingga dapat memberikan peringatan dini dan dapat digunakan sebagai instrument untuk memonitor krisis yang tengahberlangsung.(Mandletal.,2004;Sloanetal.,2006)Suatu system yang mengandalkan laporansemuakasuspenyakittertentudarifasilitas kesehatan, laboratorium, atau anggota komunitas, pada lokasi tertentu, disebut surveilans sentinel. Pelaporan sampel melalui system surveilans sentinel merupakan cara yang baik untuk memonitor masalah kesehatan dengan menggunakan sumber daya yang terbatas. (DCP2,2008;ErmedanQuade,2010)4. SurveilansBerbasisLaboratoriumSurveilans berbasis laboartorium digunakan untuk mendeteksi dan menonitor penyakit infeksi. Sebagai contoh, pada penyakit yang ditularkan melalui makanan seperti salmonellosis, penggunaan sebuah laboratorium sentral untuk mendeteksi strain bakteri tertentu memungkinkan deteksi outbreak penyakit dengan lebih segera dan lengkap daripada system yang mengandalkanpelaporansindromadariklinik-klinik.(DCP2,2008)5. SurveilansTerpaduSurveilans terpadu (integrated surveillance) menata dan memadukan semua kegiatan surveilans di suatu wilayah yurisdiksi (negara/provinsi/kabupaten/kota) sebagai sebuah pelayanan public bersama. Surveilans terpadu menggunakan struktur, proses, dan personalia yang sama, melakukan fungsi mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk tujuan pengendalian penyakit. Kendatipun pendekatan surveilans terpadu tetap memperhatikan perbedaan kebutuhan data khusus penyakit-penyakit tertentu. (WHO, 2001, 2002; Sloan et al., 2006).Karakteristikpendekatansurveilansterpadu:a. Memandangsurveilanssebagaipelayananbersama(commonservices);b. Menggunakanpendekatansolusimajemuk;c. Menggunakanpendekatanfungsional,bukanstruktural;d. Melakukan sinergi antara fungsi inti surveilans (yakni, pengumpulan, pelaporan,analisis data, tanggapan) dan fungsi pendukung surveilans (yakni, pelatihan dan supervisi, penguatan laboratorium, komunikasi, manajemen sumber daya);e. Mendekatkan fungsi surveilans dengan pengendalian penyakit. Meskipun menggunakan pendekatan terpadu, surveilans terpadu tetap memandang penyakit yang berbeda memilikikebutuhansurveilansyangberbeda.(WHO,2002)

6. SurveilansKesehatanMasyarakatGlobalPerdagangan dan perjalanan internasional di abad modern, migrasi manusia dan binatang serta organisme, memudahkan transmisi penyakit infeksi lintas negara. Konsekunsinya, masalah-masalah yang dihadapi negara-negara berkembang dan Negara maju di dunia makin serupa dan bergayut. Timbulnya epidemic global (pandemi) khususnya menuntut dikembangkannya jejaring yang terpadu di seluruh dunia, yang manyatukan para praktisi kesehatan, peneliti, pemerintah, dan organisasi internasional untuk memperhatikan kebutuhan-kebutuhan surveilans yang melintasi batas-batas negara. Ancaman aneka penyakit menular merebak pada skala global,baik penyakit-penyakitlamayangmunculkembali(re-emergingdiseases),maupunpenyakit-penyakit yang baru muncul (newemerging diseases), seperti HIV/AIDS, fluburung, dan SARS. Agenda surveilans global yang komprehensif melibatkan aktor-aktor baru, termasuk pemangku kepentingan pertahanan keamanan dan ekonomi (Calain,2006;DCP2,2008)

2.7 Hambatan yang terjadi dalam surveilans epidemiologiAda beberapa hambatan surveillans epidemiologi, dintaranya:1) Kerjasama lintas sektoral Surveillens epidemiologi harus bekerjasama dengan berbagai sektor yang berkaitan dengan kesehatan, kerjasama tersebut membutuhkan partisipasi yang penuh untuk tecapainya pemecahan masalah kesehatan, kadang kala sektor yang lain mempunyai pertisipasi yang rendah dalam kerjasama lintas sektoral tersebut.2) Partisipasi masyarkat rendahSurveillens epidemiologi yang memang menangani masalah kesehatan masyrakat eharusnya benar-benar menggali informasi dari masyarakat dan penanganannyapun hasrus dengan masyarakat, sering dijumpai partsipasi masyarakat dalam pengambilan informasi dari petugas kesehatan berbelitbelit dan cenderung enutup-nutupi.3) Sumber dayaHambatan yang paling menonjol dari hasil penelitian ini adalah sumber daya manusia. Hambatan yang berhasil di identifikasi berdasarkan persepsi renponden adlah sebagai berikut; Jumlah tenaga yang kurang untuk mengcover kegiatan PE Banyaknya tugas rangkap. Sarana Komputer, biasanya komputer bergantian untuk menyelesaikan tugas lain.

4) Ilmu pengetahuan dan teknologi Surveillans epidemiologi membutuhkan teknologi teknologi untuk mempercepat deteksi din, analisis penanggulangan dan penanggulangan masalah kesehaatan, kondisi di lapangan seringkali tenologi di laboratorium sering lambat sehingga mengganggu tahap deteksi dini dan penanganan kasus akan terlambat.5) Kebijakan Seringkali kebijakan dari pemerintah dirasa masih menghambat dalam pelaksanaan surveilans. Contohnya saja baru ditangani apabila memang sudah menjadi KLB. Birokrasi pemerintahan yang rumit sering menjadi kendala dalam melakukan surveilans. Kebijakan yang belum dipahami petugas juga menjadi kendala dalam pelaksanaan surveilans.6) Dana Kegiatan surveilans ini tidak membutuhkan dana yang sedikit juga. Sering kali permasalahan dana menjadi penghambat dalam melakukan surveilans.7) Jarak dan Transportasi Lokasi yang jauh dari perkotaan dan minimnya transportasi membuat kegiatan surveilans terhambat. Sering kali jarak membuat kegiatan surveilans berlangsung berhari-hari karena transportasi yang minim dan jarak yang jauh. Kondisi jalan juga mempengaruhi.

2.8 RuangLingkupSurveilansEpidemiologi1. SurveilansEpidemiologiPenyakitMenularMerupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit menular dan factor risiko untuk mendukungupayapemberantasanpenyakitmenular.Ruanglingkupnyaantaralain: PenyakityangDapatDicegahDenganImunisasi(PD3I) AFP Penyakitpotensialwabahatauklbpenyakitmenulardankeracunan PenyakitDBD/DSS Malaria Penyakitzoonosis,antraks,rabies,leptospirosis,dsb. Penyakitfilariasis Penyakittuberkulosis Penyakitdiare,tifusperut,kecacingan,danpenyakitperutlainnya Penyakitkusta PenyakitHIV/AIDS PenyakitMenularSeksual Penyakitpneumonia,termasukpenyakitpneumoniaakutberat(termasukSARS)

2. SurveilansEpidemiologiPenyakitTidakMenularMerupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit tidak menular dan factor risiko untukmendukungupayapemberantasanpenyakittidakmenular.Ruanglingkupnyaantaralain: Hipertensi,StrokedanPenyakitJantungKoroner(PJK) DiabetesMellitus Neoplasma PenyakitParuObstruksiKronis(PPOK) Gangguanmental Masalahkesehatanakibatkecelakaan

3. SurveilansEpidemiologiKesehatanLingkungandanPerilakuMerupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit dan factor risiko untuk mendukung programpenyehatanlingkungan.Ruanglingkupnyaantaralain: SaranaAirBersih Tempat-tempatumum PemukimandanLingkunganPerumahan Limbahindustri,RSdankegiatanlainnya Vektorpenyakit KesehatandanKeselamatanKerja RSdansaranayankeslain,termasukInfeksiNosokomial(INOS)

4. SurveilansEpidemiologiMasalahKesehatanMerupakan analisis terus-menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan dan factor risiko untukmendukungprogram-programkesehatantertentu.Ruanglingkupnyaantaralain: Surveilansgizidansistemkewaspadaanpangandangizi(SKPG) Gizimikro(Kekuranganyodium,anemiazatBesiKVA) Gizilebih KesehatanIbudanAnak(KIA)termasukkesehatanreproduksi(Kespro) Penyalahgunaannapza Penggunaansediaanfarmasi,obat,obattradisional,bahankosmetikasertaperalatan Kualitasmakanandanbahantambahanmakanan

5. SurveilansEpidemiologiKesehatanMatraMerupakan analisis terus-menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan dan factor risiko untuk upayamendukungprogramkesehatanmatra.Ruanglingkunyaantaralain: KesehatanHaji KesehatanPelabuhandanLintasBatasPerbatasan Bencanadanmasalahsosial Kesehatanmatralautdanudara KLBPenyakitdanKeracunan

2.9 Bagian-bagian Surveylen Epidemiologi2.9.1 Screening Screening atau penyaringan kasus adalah cara untuk mengidentifikasi penyakit yang belum tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat dengan cepat memisahkan antara orang yang mungkin menderita penyakit dengan orang yang mungkin tidak menderita.Latar belakang sehingga screening ini dilakukan yaitu karena hal berikut ini:1. Banyaknya kejadain penomena gunung es (Ice Berg Phenomen)2. Sebagai langkah pencegahan khususnya Early diagnosis dan prompt treatment3. Banyaknya penyakit yang tanpa gejala klinis4. Penderita mencari pengobatan setelah studi lanjut5. Penderita tanpa gjl mempunyai potensi untuk menularkan penyakit.Tujuan dilakukannya screening adalah :1. Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan gejala tidak khas terhadap orang- orang yang tampak sehat, tetapi mungkin menderita penyakit, yaitu orang yang mempunyai resiko tinggi terkena penyakit (Population at risk).2. Dengan ditemukan penderita tanpa gejala dapat dilakukan pengobatan secara tuntas sehingga tidak membahayakan dirinya atau lingkungan dan tidak menjadi sumber penularan penyakit.3. Mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakatSasaran penyaringan adalah penyakit kronis seperti : Penyakit kronis Keadaan yg potensial/high risk Penyaringan yg dpt dilakukan scr: Infeksi Bakteri (Lepra, TBC dll.) Infeksi Virus (Hepatitis) Penyakit Non-Infeksi : (Hipertensi, Diabetes mellitus, Jantung Koroner, Ca Serviks, Ca Prostat, Glaukoma) HIV-AIDSTempat pelaksanaan1. Lapangan2. RSU3. RS khusus4. Pusat pelayanan khususBeberapa pertimbangan dalam screening1. Biaya2. Alat yang digunakan3. Tes yang digunakan harus cepat4. Tes yang digunakan sesuai selera masyarakat5. Orang-orang yangg terdiagnosa sebagai penderita harus mendapatkan pengobatan6. Harusan terdapat tes yg spesifik7. Kelompok penduduk yang discreening diberi penjelasan

2.9.2 Mapping

2.9.3 Pencatatan dan PelaporanKegiatan perekaman, pengumpulan, pengolahan dan pelaporan data menjadi bagian penting dari upaya memperoleh data yang dihimpun dari berbagai sumber data surveilans. Misalnya surveilans campak, maka tugas besar surveilans adalah merekam semua kasus campak yang ada di Puskesmas, Rumah Sakit dan sumber data lainnya, kemudian menghimpun dan mengolahnya menjadi kelompok-kelompok data yang merupakan distribusi kasus-kasus campak sesuai karakteristik epidemiologi yang diperlukan.Sebelum menemukan dan mengimpun kasus-kasus dalam rangkaian kegiatan surveilans, perlu jelas :1. Apakah problem kesehatan yang mendorong perlunya surveilans suatu2. penyakit ?3. Apakah tujuan surveilans telah jelas menjawab kebutuhan informasi untuk4. manajemen program ?5. Apakah kasus-kasus yang dimaksud sesuai dengan upaya memenuhi6. informasi untuk manajemen program ? atau SKD_-KLB ?7. Apakah kasus-kasus yang dimaksud terdapat pada suatu sumber data8. tertentu ? Siapa dan bagaimana menemukan kasus-kasus tersebut ?9. Apakah kasus-kasus yang dihimpun akan memperoleh data jumlah absolut,10. rate secara total atau menurut karekateristik tertentu ?Kasus campak, dan juga kasus-kasus yang lain, adalah seseorang atau suatu obyek tertentu, yang menunjukkan ciri-ciri tertentu, berada pada tempat tertentu dan pada waktu tertentu, sehingga ia dinyatakan oleh seseorang yang mengumpulkan data surveilans sebagai kasus campak atau kasus-kasus lainnya. Kasus satu dengan kasus lain perlu ditetapkan ciri-ciri tertentu yang spesifik, sehingga dapat dipilah berbagai jenis kasus yang ada di unit sumber data. Rumusan ciri kasus tersebut disebut sebagai definisi operasional kasus.Definsi operasional kasus adalah alat pemilah antara kasus dan bukan kasus. Ketidak tepatan definisi operasional kasus A, misalnya, dapat berakibat suatu obyek dinyatakan sebagai kasus A, padahal sebenarnya bukan, sebaliknya, suatu obyek dinyatakan sebagai bukan kasus A, padahal sebenarnya adalah kasus A. Apabila terdapat 1000 obyek dinyatakan sebagai kasus A, maka bisa terdapat 900 obyek benar sebagai kasus A, tetapi terdapat 100 obyek yang sebenarnya bukan kasus A, sehingga pengukuran besarnya angka kesakitan menjadi tidak tepat (validitas).2.9.4 Validitas dan ReleabilitasValiditas (sensitivitas, spesifisitas)Validitas adalah menyatakan seberapa yakin (sahih) kasus dan bukan kasus yang ditetapkan berdasarkan definisi operasional kasus tersebut benar sebagai kasus atau bukan kasus. Validitas terdiri dari 2 jenis, sensitivitas dan spesifisitas.1. Sensitivitas pada suatu definisi operasional kasus adalah menunjukkan kepekaan seberapa besar sejumlah kasus yang diperiksa dinyatakan sebagai kasus berdasarkan definisi operasional kasus.2. Spesifisitas pada suatu definisi operasional kasus adalah menunjukkan kepekaan seberapa besar sejumlah bukan kasus yang diperiksa dinyatakan sebagai bukan kasus berdasarkan definisi operasional kasus. Secara teknis, kasus yang diperiksa atau kejadian yang diperiksa ternyata bukan kasus itu adalah kejadian-kejadian yang ditetapkan sebagai kasus dan bukan kasus dengan alat yang lebih canggih atau disebut gold standardValiditas merupakan karakter definisi operasional kasus yang sangat penting. Pembahasan lebih luas pada bahasan atribut surveilans Berdasarkan pembahasan tersebut diatas, maka suatu definisi operasional kasus mengandung penjelasan mengenai kejadian apa, kapan dan dimana kejadian tersebut, dan disusun sedemikian rupa sehingga sesuai dengan tujuan surveilans, dan terjawabnya pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas. Definisi operasional kasus disusun sedemikan rupa sesuai dengan cara menemukan obyek kasus, cara merekamnya, cara pengolahan data, pelaporan dan desain analisis yang akan dilakukan. Rumusan definisi operasional kasus juga perlu memperhatikan reliabilitas dan validitas serta atribut surveilans lainnya serta kemampuan untuk memperoleh datanya.Contoh :Siatuasi kasus Campak1. Seseorang yang menderita campak, maka kemungkinan berobat, sebagian tidak berobat. Sebagian besar berobat ke Puskesmas dan sebagian yang lain ke Rumah Sakit.2. Pencarian pengobatan terkendala jarak, dimana kasus-kasus dekat Puskesmas/Rumah Sakit akan punya peluang berobat lebih besar dibanding kasus-kasus campak yang jauh dari Puskesams/Rumah Sakit.3. Program pengendalian campak dengan melaksanakan imunisasi pada anak usia 9- 11 bulan. Imunisasi juga dilakukan pada anak Sekolah Dasar kelas 1 (booster). Imunisasi khusus juga dilaksanakan pada anak 1-4 tahun yang dilaksanakan secara massal.4. Program memerlukan informasi, daerah manakah yang banyak kasus campak ? pada usia berapakah paling sering terjadi kasus campak ? Apakah program imunisasi berhasil menurunkan angka kesakitan campak ?Berdasarkan kebutuhan program dan cara-cara penderita mencari pengobatan, maka dirumuskan definisi operasional kasus campak Definisi operasional kasus campak adalah seseorang yang berobat ke Puskesmas/Rumah Sakit dengan gejala demam, bercak merah disertai dengan salah satu gejala diare, mata merah conjunctivitis atau batuk Pada kasus juga direkam variabel yang diperlukan : nama tempat tinggal (kelurahan/desa), tanggal berobat, umur, dan status imunisasi campak. Pada definisi operasional kasus tersebut tidak memasukkan batasan waktu dan lokasi, tetapi untuk surveilans pada KLB, perlu menetapkan batasan waktu dan lokasi.Data yang diperoleh akan dianalisis dan diinformasikan pada pengelola program :1. Distribusi kasus menurut Puskesmas pertahun dengan populasi berisiko penduduk diperoleh dari BPS setempat2. Perkembangan kasus menurut umur, sehingga dapat diketahui pola kurva bulanan kejadian campak di daerah tersebut3. Perkembangan kasus menurut umur, sehingga dapat diketahui pola kurva tahunan kejadian campak dan hubungannya dengan cakupan imunisasi campakReleabilitasDefinisi operasional kasus adalah alat untuk menentukan suatu diagnosis, baik berdasarkan gambaran klinis, dan atau dukungan pemeriksaan lainnya. Releabilitas adalah konsistensi suatu definisi operasional kasus ketika digunakan untuk menetapkan kasus atau bukan kasus, baik oleh petugas yang sama pada waktu berbeda (konsistensi intra petugas), atau antara satu petugas dengan petugas lain (konsistensi antar petugas). Untuk menjaga reliabilitas, maka perlu ada pedoman, prosedur operasional standar, pelatihan, dan monitoring-evaluasi penerapan definisi operasional kasus. Atau Reliabilitas adalah pemeriksaan yg dilakukan berulang-ulang akan menghasilkan sesuatu yg konsisten.Faktor yg mempengaruhi:1. Variabilitas alat2. Variasi subyek3. Variasi pemeriksaCara mengurangi variasi:1. Standarisasi alat2. Latihan intensif para pemeriksa3. Penerangan yang jelas kepada orang yang akan diperiksaContohDefinisi operasional (DO) kasus campak adalah demam, bercak merah disertai dengan salah satu gejala diare, mata merah conjunctivitis atau batuk Pada DO kasus campak tersebut, pengertian demam bisa berbeda satu petugas dengan petugas lain. Pada saat ditemukan kasus oleh petugas A di Puskesmas, dengan hasil perabaan dahi menunjukkan demam, ditemukan bercak kemerahan dan batuk, maka sesuai dengan DO kasus campak tersebut dimasukkan sebagai kasus campak. Tetapi pada saat kasus yang sama tersebut datang ke petugas B, ia menyebut bukan kasus campak, karena pada perabaan dahi dinyatakan suhu normal, atau tidak demam. Pengukuran suhu oleh satu petugas bisa berbeda-beda metodenya, misalnya satu saat petugas mengukur suhu badan pada ketiak, saat lain mengukur suhu badan pada mulut, tetapi pengukuran dengan alat yang sama bisa dihasilkan simpulan yang berbeda, baik karena cara menggunakan alat, maupun interpretasinya.

3

16

24

BAB IIIPENUTUP3.1 Kesimpulan Surveylen epidemiologi adalah upaya rutin dalam pengumpulan, pengolahan, analisis dan diseminasi data yang relevan yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan masyarakat dengan pengumpulan, pengolahan, dan analisis data kesehatan secara sistematis dan terus menerus, serta diseminasi informasi tepat waktu kepada pihak-pihak yang perlu mengetahui sehingga dapat diambil tindakan yang tepat.Surveilans bertujuan memberikan informasi tepat waktu tentang masalah kesehatan populasi, sehingga penyakit dan factor risiko dapat dideteksi dini dan dapat dilakukan respons pelayanan kesehatandenganlebihefektif.Bagian-bagian dari surveylen epidemiologi meliputi screening, mapping, pencatatan dan pelaporan, serta validitas dan releabilitas.

3.2 Saran Dalam memanajemen laboratorium harus dikelola dengan pengadministrasian laboratorium yang tepat dan sesuai dengan tata cara yang ada agar tercipta kondisi yang kondusif mengingat pentingnya manfaat administrasi dalam suatu kegiatan atau organisasi.

DAFTAR PUSTAKA

http://chemistry6623.blogspot.com/ Diakses pada tanggal 2 Maret 2014http://beebiologi.blogspot.com/2012/07/program-kerja-laboratorium-ipa-tahun.html Diakses pada tanggal 3 Maret 2014http://rsudkapuas.org/yanmed/instalasi-laboratorium/ Diakses pada tanggal 3 Maret 2014http://doelchemits.blogspot.com/p/pengelolaan-administrasi-dan-penataan.html Diakses pada tanggal 3 Maret 2014Tim Unit Jaminan Mutu Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. 2013. Manual Prosedur Manajemen Administrasi Laboratorium. Malang