makalah epid (1)

download makalah epid (1)

of 21

Transcript of makalah epid (1)

  • 8/15/2019 makalah epid (1)

    1/21

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Penelitian kasus control (case control study), atau sering juga disebut

    sebagai case-comparison study, case compeer-study, case referent study, atau

    retrospective study, merupakan penelitian epidemiologis analitik observasional

    yang menelaah hubungan antara efek (penyakit atau kondisi kesehatan) tertentu

    dengan factor resiko tertentu. Desain penelitian kasus control dapat digunakan

    untuk menilai berapa besarkah factor resiko dalam kejadian penyakit (cause-effect

    relationship), seperti hubungan kanker serviks dengan perilaku seksual, hubungan

    antara tuberculosis pada anak dengan vaksinasi B!, atau hubungan antara status

    gi"i bayi berusia # tahun dengan pemakaian $B suntik pada ibu.

    Dalam urutan kekuatan hubungan sebab akibat, studi kasus control ada

    diba%ah desain eksperimental dan studi kohort, namun, lebih kuat daripada studi

    cross-sectional, hal ini dikarenakan pada studi kasus control terdapat dimensi

    %aktu, sedangkan studi cross sectional tidak. Desain kasus control mempunyai

     berbagai kelemahan khususnya kaibat recall bias, akan tetapi juga mempunyai beberapa keuntungan, sehingga desain ini makin banyak dilakukan dalam

     penelitian klinis. Dengan perencanaa yang baik, pelaksanaan yang cermat dan

    analisis yang tepat, studi kasus control dapat memberikan sumbangan yang

     bermakna dalam berbagai bidang kedokteran klinik, terutama untuk penyakit-

     penyakit yang jarang ditemukan.

    Dalam bab ini akan diuraikan secara ringkas hal-hala terpenting pada studi

    kasus control, yang mencakup pengertian dasar desain kasus control, langkah-

    langkah yang diperlukan dalam melakukan penelitian kasus control, serta

    kelebihan dan kekurangan. &uga beberapa contoh studi kasus control dengan atau

    tanpa matching.

  • 8/15/2019 makalah epid (1)

    2/21

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian Case Control

    Penelitian case control merupakan penelitian jenis analitik observasional

    yang dilakukan dengan cara membandingkan antara kelompok kasus dan

    kelompok kontrol berdasarkan status paparannya. 'al tersebut bergerak dari

    akibat (penyakit ) ke sebab (paparan). iri-ciri dari penelitian case control adalah

     pemilihan subyek yang didasarkan pada penyakit yang diderita, kemudian

    lakukan pengamatan yaitu subyek mempunyai ri%ayat terpapar faktor penelitian

    atau tidak.

    Penelitian case control dapat digunakan untuk mencari hubungan seberapa

     jauh faktor resiko mempengaruhi terjadinya suatu penyakit. isalnya adalah

    hubungan antara intensitas atau jangka %aktu penyemprotan nyamuk demam

     berdarah (ooging) dengan seberapa banyak %arga yang terjangkit penyakit DBD.

    Penelitian ase ontrol adalah suatu penelitian analitik yang menyangkut

     bagaimana factor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan

    *retrospective+. ase ontrol dapat dipergunakan untuk mencari hubungan

    seberapa jauh factor risiko mempengaruhi terjadinya penyakit mis hubungan

    antara kanker serviks dengan perilaku seksual, hubungan antara tuberculosis anak 

    dengan vaksinasi B! atau hubungan antara status gi"i bayi berusia # tahun

    dengan pemakaian $B suntik pada ibu.

    Desain ase control sering dipergunakan para peneliti karena

    dibandingkan dengan kohort, ia lebih murah, lebih cepat memberikan hasil dan

    tidak memerlukan sampel yang besar. Bahkan untuk penyakit yang jarang, case

    control merupakan satu-satunya penelitian yang mungkin dilaksanakan untuk 

    mengindentifikasi factor resiko.

    Pada studi kasus control, penelitian dimulai dengan mengidentifikasi

     pasien dengan efek atau penyakit tertentu (yang disebut sebagai kasus) dan

    kelompok tanpa efek (disebut sebagai control), kemudia secara restropektif diteliti

  • 8/15/2019 makalah epid (1)

    3/21

    factor resiko yang dapat menerangkan mengapa kasus terkena efek, sedangkan

    control tidak.

    einsten menyebut desain studi kasus control sebagai studi trohoc,kebalikan dari kata cohort, namun tampaknya istilah ini hanya digunakan oleh

    einsten sendiri.

    Pada studi kasus control sekelompok kasus (pasien yang mendrita efek 

    atau penyakit yang sedang diteliti) dibandingkan dengan kelompok control (yang

    tidak menderita penyakit atau efek). Dalam penelitian ini ingin diketahui apakah

    suatu factor resiko tertentu benar berpengaruh terhadap terjadinya efek yang

    diteliti dengan membandingkan kekerapan pajanan factor resiko tersebut pada

    kelompok kasus dengan kelompok control.

    'ipotesis yang diajukan adalah  Pasien penyakit X lebih sering mendapat 

     pajanan factor resiko Y dibandingkan dengan mereka yang tidak berpenyakit X.

    Pertanyaan yang perlu dija%ab dengan penelitian ini adalah, apakah ada asosiasi

    antara variable efek (penyaki, keadaan lain) dengan variable lain (yang diduga

    mempengaruhi terjadi penyakit tersebut) pada populasi yang diteliti.

    tudi kasus control sering digunakan karena jika dibandingkan dengan

    studi kohort ia lebih murah, lebih cepat member hasil, dan tidak memerlukan

    sampel dalm jumlah yang besar. Bahkan untuk penyakit yang jarang terjadi,

    desain kasus control merupakan satu-satunya desain yang mungkin dilaksanakan

    untuk mengidentifikasi factor resiko. isalnya studi untuk menentukan apakah

     pemberian estrogen pada ibu sekitar konsepsi mempertinggi resiko terjaidnya

    kelainan jantung ba%aan (P&B). $arena insidens P&B pada bayi lahir yang hidup

    dari ibu yang tidak mendapat estrogen adalah per #///, pada studi kohort

    diperlukan 0// ibu terpajan dan 0/// ibu tidak terpajan factor resiko untuk dapat

    mendeteksi peninggian resiko sebanyak 1 kali, sedangkan denga studi kasus

    control hanya diperlukan # kasus dan # kontrol. Bila yang diteliti ialah P&B

    khusus, misalnya malformasi konotrunkus yang kekerapannya hanya 1 per #///

    maka untuk studi kohort diperlukan #2.3// ibu terpajan dan #2.3// ibu tidak 

  • 8/15/2019 makalah epid (1)

    4/21

    terpajan estrogen, sedangkan untuk studi kasus control tetap hanya diperlukan

    sejumlah # kasus dan # kontrol.

    Gambar Skema !asar "nt"k st"!i kas"s #ontrol. Penelitian !im"lai !engan

    mengi!enti$ikasi s"b%ek !engan e$ek &kelom'ok kas"s() !an men#ari s"b%ek 

    *ang ti!ak mengalami e$ek &kelom'ok #ontrol(. +a#tor resiko *ang !iteliti

    !itel"s"r retros'ekti$ 'a!a ke!"a kelom'ok) kem"!ian !iban!ingkan.

    aktor 

    4esiko

    $asus$ontro

    l&umlah

    5a 6 B 67B

    8idak B D 7D

    &umla

    h67 B7D

    67B97

    D

    ,abel 2-2 men"n%"kkan asill 'engamatan 'a!a st"!i kas"s #ontrol &tan'a

    mat#ing(

     

    Sel a / kas"s *ang mengalami 'a%ananan

     

    Sel b / #ontrol *ang mengalami 'a%anan

     

    Sel # / kas"s *ang ti!ak mengalami 'a%anan

     Tida

     

     YaKontrol(Kelompok

    subjek tanpa

     Tida

     

     Ya Kasus (Kelompok

    subjek dengan

    penyakit)

    Penelitiandimulai disini

    Apakah adafactor resiko

  • 8/15/2019 makalah epid (1)

    5/21

     

    Sel !/ #ontrol *ang ti!ak mengalami 'a%anan

    0esiko relatie !in*atakan !alam rasio o!!s &0( / 3a4&a5b( b4&a5b(6 4 3#4

    !( !4!(6 / a4b #4! / a!4b#

    2.2 0"ang Lingk"'

    Pada umumnya penelitian case control bertujuan untuk mengadakan

     penelusuran dan mengungkapkan faktor-faktor yang dapat diperkirakan sebagai

     penyebab timbulnya penyakit. $arena faktor penyebab atau resiko timbulnya

     penyakit belum diketahui secara pasti, maka variable yang diukur cukup banyak,

    meliputi kondiai subjek penelitian saat dilahirkan, pertumbuhan, umur, saat gejala

    a%al mulai timbul, apa yang telah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, apa ada

    keluarga yang pernah menderita penyakit serupa, apa selama kehamilan

    menggunakan obat tertentu, ri%ayat persalinan, dan lain-lain. etelah dilakukan

     persiapan yang cermat dan akurat, lalu dilakukan pengumpulan data dengan

    metode kuantitatif maupun kualitatif menggunakan teknik %a%ancara mendalam

    terhadap penderita dan keluarganya. :a%ancara mendalam merupakan salah satu

    teknik pengumpulan data dalam studi kualitatif untuk memperoleh informasi yang

    mendalam tentang pendapat, persepsi, penerimaan, atau kepercayaan masyarakat.

    6nalisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif serta mengarah pada

     perkiraan faktor penyebab timbulnya penyakit lalu dengan hati-hati ditarik sebuah

    kesimpulan (Budiarto, 1//0).

    2.7 A'likasi !alam Penelitian +armakoe'i!emiologi

    etode case control ini biasanya diaplikasikan dalam penelitian mengenai

     penyakit kronis dengan periode laten yang panjang. etode ini memungkinkan

     peneliti untuk mempelajari beberapa faktor resiko untuk suatu penyakit, dan dapat

    menunjukkan hubungannya dalam kesehatan masyarakat untuk mengurangi

     penyebaran dari faktor resiko tersebut. etode case control ini efisien untuk 

    mempelajari penyakit, dan lebih mudah dilakukan daripada metode penelitian

    lainnya karena subjek yang dibutuhkan lebih sedikit. $ebutuhan sampel yang

  • 8/15/2019 makalah epid (1)

    6/21

    lebih kecil, beserta dengan proses pengumpulan data yang telah ada sebelumnya,

    akan menyebabkan penurunan biaya (:arning et al, ;;;;).

    2.8 9eg"naan 0an#angan Penelitian

    Penelitian case control digunakan untuk menilai hubungan antara suatu

    kejadian penyakit dan paparan (agen penyebab, dan faktor resiko) yang diduga

    untuk mencegah atau menyebabkan suatu penyakit. Penelitian case control

    merupakan desain utama dalam suatu penelitian untuk menentukan hubungan

    antara penggunaan obat dan efek samping yang tidak diinginkan. 8ujuan lain dari

     penelitian ini adalah untuk mengadakan penelusuran dan mengungkapkan faktor-

    faktor yang dapat diperkirakan sebagai penyebab timbulnya penyakit baru yang

     belum diketahui sebab dan mekaisme terjadinya. isalnya, melakukan

     penelusuran terhadap perkiraan faktor penyebab timbulnya 6

  • 8/15/2019 makalah epid (1)

    7/21

    bawaan dibanding pada ibu yang anaknya tidak menderita penyakit jantung 

    bawaan.

    2.  Men!eskri'sikan ariable 'enelitian $a#tor resiko) e$ek.

    a. Faktor Resiko

    amanya pajanan (misalnya jumlah bulan pemakaian 6$D4) dan

    apakah pajanan itu berlangsung terus-menerus.

    aat mendapat pajanan pertama.

    Bilakah terjadi pajanan terakhir.

    =ntuk masalah kesehatan, terutama yang berhubungan dengan kesehatan

    reproduksi, apakah pajanan terjadi sebelum, selama, atau sesudah keadaan tertentu

    sangat penting. isalnya pemakaian kontrasespsi oral oleh %anita yang belum

     pernah mengalami kehamilan sampai cukup bulan dapat meningkatkan resiko

    terjadinya kanker payudara. $ita mengetahui pajanan beberapa obat atau bahan

    aktif tertentu selama kehamilan muda mungkin dapat menyebabkan terjadinya

    kelainan ba%aan pada janin.

  • 8/15/2019 makalah epid (1)

    8/21

    Dalam mencari informasi tentang pajanan suatu factor resiko yang diteliti

    maka perlu diupayakan sumber informasi yang akurat.

  • 8/15/2019 makalah epid (1)

    9/21

    tersedia krieteria baku untuk diagnosis, akan tetapi tidak jarang criteria diagnosis

    yangtelah bakupun perlu dilakukan modifikasi agar sesuai dengan pertanyaan

     penelitian.

    7.  Menent"kan 'o'"lasi ter%angka" !na sma'e &kas"s) #ontrol() !an

    #ara "nt"k 'emilian s"b%ek 'enelitian.

    a. !asus

    ara terbaik untuk memilih kasus adalah dengan mengambil secara acak 

    subjek dari populasi yang menderita efek.namun dalam praktek hal ini hampir 

    tidak munkin dilaksanakan,oleh karena penelitian kasus kontrol lebih sering

    dilakukan pada kasus yang jarang,yang diagnosisnya biasanya ditegakkan

    dirumah sakit.mereka ini dengan sendirinya bukan subjek yang representatif 

    karena tidak menggambarkan kasus dalam masyarakat.pasien tidak datang

    kerumah sakit,yang salah diagnosis,atau yang meninggal sebelum

    didiagnosis,menjadi tidak ter%akili pada sampel yang diambil dari rumah

    sakit.beberapa hal berikut ini perlu dipertimbangkan dengan cermat dalam

     pemilihan kasus untuk studi kasus-kontrol.

    #) $asus insidensi (baru) atau kasus pervalens(baru-lama)

    Dalam pemilihan kasus sebaiknya kita memilih kasus insidensi (kasus

     baru).kalau kita mengambil kasus prevalens(kasus lama dan baru) maka

    untuk penyakit yanng lama sakitnya singkat atau yang mortalitasnya

    sangat tinggi,kelompok kasus tidak akan menggambarkan keadaan kasus

    dalam populasi(bias neyman).misalnya pada studi kasus-kontrol untuk 

    mencari faktor resiko penyakit jantung ba%aan,bila digunakan kasus

     prevalens,yakni kasus baru dan kasus lama,maka hal ini tidak 

    menggambarkan keadaan sebenarnya,mengingat sebagian pasien penyakit

     jantung ba%aan mempunyai angka kematian yang tertinggi pada periode

    neonatus atau masa bayi.dengan demikian maka pasien yang telah

    meninggal tersebut tidak me%akili dalam penelitian.

    1) 8empat pengumpulan kasus

    Bila disuatu daerah terdapat registrasi kesehatan masyarakat,yang baik dan

    yang lengkap,maka pengambilan kasus sebaiknya dari sumber ini,karena

  • 8/15/2019 makalah epid (1)

    10/21

    kasus yang ingin diteliti tercatat dengan baik.sayangnya jarang ada daerah

    yang mempunyai registrasi yang baik,hingga terpaksa diambil kasus dari

     pasien yang mencari pertolongan kerumah sakit.hal ini menyebabkan

    terjadinya bias yang cukup besar (bias berkson),oleh karena karakteristik 

     pasien yang berobat kerumah skait berbeda dengan yang idak berobat

    kerumah sakit.

    @) aat diagnosis

    =ntuk penyakit yang perlu pertolongan segera(misalnya patah tulang)

    maka saat ditegakkannya diagnosis boleh dikatakan sama dengan mula

    timbulnya penyakit(onset).tetapi banyak penyakit yang mula timbulnya

     penyakit dengan cepat,dala keadaan ini maka pada saat mengidentifikasi

    faktor resiko perlu diyakinkan bah%a pajanan faktor yang diteliti terjadi

    sebelum timbulnya penyakit.

    ontoh

  • 8/15/2019 makalah epid (1)

    11/21

    6da beberapa cara untuk memilih kontrol yang baik

    #) emilih kasus dan kontrol dari populasi yang sama.misalnya kasus adalah

    semua pasien dalam populasi tertentu sedang kontrolnya diambil secaraacak dari populasi sisanya.dapat juga kasus dari kontrol diperoleh dari

     populasi yang telah ditentukan sebelumnya yang biasanya lebih

    kecil(misalnya dari studi kohort)

    1) atching.cara kedua untuk mendapatkan kontrol yang baik adalah dengan

    cara melakukan matching,yaitu memilih kontrol dengan karakteristik yang

    sama dengan kasus dalam semua variabel yang munkin berperan sebagai

    faktor resiko kecuali variabel yang diteliti.bila matching dilakukan dengan

     baik maka berbagai variabel yang munkin berperan terhadap kejadian

     penyakit(kecuali yang sedang diteliti)dapat disamakan,sehingga dapat

    diperoleh asosiasi yang lebih kuat antara variabel yang sedang diteliti

    dengan penyakit.teknik ini mempunyai keuntungan lain,yakni jumlah

    subjek yang diperlukan lebih sedikit.tapi jangan terlalu overmatching,yaitu

    matching pada variabel yang mempengaruhi pajanan faktor 

    resiko,sehingga diperoleh resiko relatif yang terlalu rendah.terlalu banyak 

    faktor yang disamakan juga akan menyebabkan kesulitan dalam mencari

    subjek untuk kelompok kontrol.

    @) ara lain adalah dengan memilih lebih dari satu kelompok kontrol.karena

    sukar mencari kelompok kontrol yang benar-benar sebanding maka dapat

    dipilih lebih dari satu kelompok kontrol.misalnya kasus diambil dari

    rumah sakit,maka satu kontrol diambil dari pasien lain dirumah sakit yang

    sama dan kelompok kontrol lainnya berasal dari daerah tempat tinggal

    kasus.apabila rasio odds yang didapatkan dengan menggunakan 1

    kelompok kontrol yang berlainan tersebut tidak banyak berbeda,maka hal

    tersebut akan memperkuat asosiasi yang ditemukan.apabila rasio odds

    antara kasus dengan masing-masing kontrol sangat berbeda,berarti salah

    satu atau kedua hasil tersebut tidak sahih(terdapat bias),sehingga perlu

    diteliti dimana letak bias tersebut.

    ontoh uatu penelitian kasus-kontrol ingin mencari hubungan antara

     penyakit 6

  • 8/15/2019 makalah epid (1)

    12/21

    kelompok kontrol pertama dipilih secara acak dari pasien dengan penyakit

    lain yang dira%at dirumah sakit tersebut dan tidak menderita 6

  • 8/15/2019 makalah epid (1)

    13/21

     jumlah kasus yang hanya sedikit menaikkan besar sampel yang cukup

     banyak.

    e. 6pakah pemilihan control dilakukan dengan matching atau tidak.

    Diatas telah disebut bah%a dengan melakukan matching maka jumlah

    subyek yang diperlukan untuk diteliti menjadi lebih sedikit.

    :.  Melak"kan Peng"k"ran

    Pengukuran terhadap variabei yang dipelajari (efek dan faktor risiko)

    merupakan hal yang sentral pada studi kasus-kontrol. Penentuan efek harus sudah

    didefenisikan dengan jelas dalam usulan penelitian. Pengukuran faktor risiko atau

     pajanan yang terjadi pada %aktu lampau juga sering menimbulkan kesulitan.

    $adang tersedia data objektif, misalnya rekam medis yang lengkap, kumpulan

     preparat hasil pemeriksaan patologi-anatomik, hasil laboratorium, atau berbagai

     jenis hasil pencitraan. ?amun lebih sering penentuan pajanan pada masa lalu

    dilakukan semata-mata dengan anamnesis atau %a%ancara dengan responden, jadi

    hanya dengan mengandalkan daya ingat responden yang mungkin dipengaruhi

    oleh statusnya (mengalami outcome atau tidak).

    ontoh yang dikemukakan sebelumnya, yakni apakah terjadi pajanan

     peluntur atau pil $B pada saat hamil muda., menduduki tempat sentral pada stidu

    kasus-kontrolC namun data penting tersebut semata-mata hanya didasarkan pada

    daya ingat seseorang. Bias yang dapat mengancam dalm konteks ini adalah recall 

    bias.

  • 8/15/2019 makalah epid (1)

    14/21

    6nalisis hasil studi kasus-kontrol dapat hanya bersifat sederhana yaitu

     penentuan ratio odds, sampai pada yang kompleks yakni dengan analisis

    multivariate pada studi kasus control dengan lebih dari satu faktor resiko.

  • 8/15/2019 makalah epid (1)

    15/21

    asalah 6pakah abortus berhubungan dengan risiko kejadian plasenta previa

     pada kehamilan berikutnya M

    'ipotesis 8erdapat asosiasi antara abortus dengan kejadian plasenta previa padakehamilan berikutnya

    Desain penelitian tusi kasus-kontrol yang hospital-based (yakni dilakukan di

    rumah sakit)

    $asus :anita melahirkan di 4 dari # &anuari #A sampai dengan @#

    Desember # secara bedah ceasar atas indikasi plasenta previa totalis yang

    dibuktikan dengan =! dan klinis pendarahan antepartum (P6P).

    $ontrol :anita yang melahirkan dalam kurun %aktu yang sama tanpa plasenta

     previa dan dipilih secara acak.

    aktor risiko yang ingin diteliti 4i%ayat terdapatnya abortus sebelum persalinan

    sekarang.

    Pengumpulan data Dengan %a%ancara dan pengisian kuesioner diperoleh data

    dari A kasus dan A kontrol.

    6nalisis data eskipun 4J lebih dari #, namun karena interval kepercayaannya

    mencakup angka #, maka simpulannya adalah abortus tidak mempunyai hubungan

    dengan terjadinya plasenta previa pada kehamilan kemudian, atau diperlukan

    lebih banyak kasus untuk membuktikannya.

    Plasenta previa

    5a 8idak &umlah

    4i%ayat

    aborsi

    5a #1 1#

    8idak 2A 2 ##2

    &umlah A A #@A

    4asio odds 9 (#1 ; 2) G ( ; 2A) 9 #,0

  • 8/15/2019 makalah epid (1)

    16/21

    !ambar -2. 6nalisis hasil studi kasus-kontrol tanpa matching yang meneliti

    hubungan antara ri%ayat aborsi sebelumnya dengan kejadiaan plasenta previa.

    B. tudi kasus-kontrol dengan HmatchingI

    Pada studi kasus control dengan matching individual, harus dilakukan

    analisis dengan menjadikan kasus dan control sebagai pasangan-pasangan. &adi,

     bila misalnya terdapat 2/ kasus yang masing-masing berpasangan dengan tiap

    subyek dari 2/ kontrol, maka kita lakukan pengelompokan menjadi 2/ pasangan

    sebagai berikut (lihat gambar -@). 'asil pengamatan studi kasus-kontrol

     biasanya disusun dalam table 1 ; 1 dengan keterangan sebagai berikut

    el a kasus dan control mengalami pajanan

    el b kasus mengalami pajanan, control tidak mengalami pajanan

    el c kasus tidak mengalami pajanan, control mengalami pajanan

    el d kasus dan control tidak mengalami pajanan

      $ontrol

    $asus

    4esiko 7 4esiko -4esiko 7 a b

    4esiko - c d

    !ambar -@. 8abel 1;1 menunjukkan hasil pengamatan studi kasus-konrtol

    dengan matching individual. 4asio odds 9 bGc

    4asio odds pada studi kasus control dengan matching ini dihitung dengan

    mengabaikan sel 6 karena baik kasusmaupun control terpajan, dan sel D, karena

     baik kasus maupun control tidak terpajan. 4asio odds dihitung dengan formula

    4J 9 bGc

    4J, %alaupun tidak sama dengan risiko relative akan tetapi dapat dipakai

    sebagai indicator adanya kemungkinan hubungan sebab akibat antara faktor risiko

    dan efek. ?ilai 4J dianggap mendekati risiko relative apabila

    #)

  • 8/15/2019 makalah epid (1)

    17/21

  • 8/15/2019 makalah epid (1)

    18/21

    $ontrol

    57 5- &umlah

    $asus 57 1/ 11 @1

    5- 1 A

    &umlah #1 1 0/!ambar -A. 4asio odds untuk studi kasus-kontrol dengan matching dihitung

    dengan melibatkan pasangan-pasangan yang berbeda pajanan faktor resikonya.

    8iap pasangan kasus dam kontrol yang keduannya terpajan obat 5, yakni sel a,

    atau kediannya tidak teKajan obat 5, yakni sel d diabaikan. 4J 9 bGc 9 11G1 9 ##.

  • 8/15/2019 makalah epid (1)

    19/21

    $asus emua bayi yang lahir di kecamatan $ebun Bunga dalam tahun 1///,

    yang meninggal dalam 1 hari pertama

    $ontrol emua bayi yang lahir di kecamatan $ebun Bunga dalam tahun 1///,yang masih hidup setelah 1 hari pertama

    aktor preventif yang ingin diteliti Pemotongan tali pusat secara steril

    'asil 'asil pengamatan disusun dalam tabel 1;1 (!ambar -0)

    impulan 'ampir 1/F kasus kematian neonatus dapat dicegah dengan

    menghilangkan faktor resiko, dalam hal ini pemotongan tali pusat yang tidak 

    dilakukan secara steril.

    $asus $ontrol &umlah

    Pemotongan tidak 

    steril

    @ ##1/ ##2

    Pemotongan steril A@ @A#2 @A3

    &umlah #/# 03@2 0@A

    4asio odds 9 (@ ; @A#2) G (##1/ ; A@) 9 #,2

    P64 9 K##2G0@A ; (#,2 #)L K##2G0@A ; (#,2 #)L

    9 /,1132G#,1132 9 /,#

    !ambar -0. Perhitungan rasio odds population attributable risk pada studi

    yang mencari hubungan pemotongan tali pusat dengan kejadian kematian

     pada masa neonatus pada suatu daerah.

    2.< Bias Dalam St"!i 9as"s 9ontrol

    $esahihan suatu penelitian kasus-kontrol sebagian besar tergantung pada

    cara menentukan subyek yang

    a. 8erkena efek 

     b. 8idak terkena efek 

    c. 8erpajan

    d. 8idak terpajan dengan faktor resiko yang sedang dideliti.

    $esalahan pengelompokkan subyek ke dalam kategori masing-masing

    menyebabkan perhitungan asosiasi antara pajanan dan efek menjadi tidak benar.

  • 8/15/2019 makalah epid (1)

    20/21

    Bias merupakan kesalahan sistematis yang menyebabkan hasil penelitian

    tidak sesuai dengan kenyataan. Pada penelitian kasus-kontrol terdapat tiga

    kelompok bias yang dapat mempengaruhi hasil, yaitu

    1. Bias seleksi

    2. Bias informasi

    7. Bias perancu (confounding bias)

    ackett mencatat beberapa hal yang dapat menyebabkan bias, diantarnya adalah

    a.

  • 8/15/2019 makalah epid (1)

    21/21

    e. Dapat digunakan untuk mengidentifikasikan berbagai factor resiko

    sekaligus dalam satu penelitian.

    $ekurangan 4ancangan Penelitian ase ontrol

    a. Data mengenai pajanan terhadap faktor resiko diperoleh dengan

    mengandalakan daya ingat atau rekam medis. Daya ingat responden ini

    menyebabkan terjadinya recall bias, baik karena lupa, atau responden yang

    mengalami efek cenderung lebih mengingat pajanan terhadap faktor resiko

    dari pada responden yang tidak mengalami efek. Data sekunder, dalam hal

    ini rekam medis yang seringkali dipakai sebagai sumber data juga tidak 

     begitu akurat. b. Qalidasi mengenai informasi kadang kadang sukar diperoleh.

    c. Jleh karena kasus maupun control dipilih oleh peneliti maka sukar untuk 

    meyakinkan bah%a kedua kelompok tersebut benar sebanding dalam

     berbagai faktor eksternal dan sumber bias lainnya.

    d. 8idak dapat memberikan incidence rates.

    e. 8idak dapat diapakai untuk menentukan lebih dari # variabel dependen,

    hanya berkaitan dengan satu penyakit atau efek.