MAKALAH EMBRIOLOGI

6
MAKALAH EMBRIOLOGI IMPLANTASI Oleh: AZIZ ANINUR RAHMAN 135130107111004 PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

description

embriologi

Transcript of MAKALAH EMBRIOLOGI

MAKALAH EMBRIOLOGIIMPLANTASI

Oleh:AZIZ ANINUR RAHMAN135130107111004

PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2013/2014ImplantasiSetelah fertilisasi dan terbentuk zigot, zigot masih berada di dalam ampula karena ada konstriksi antara ampula dan kanal oviduk sisanya. Hal tersebut terjadi dalam tiga hingga empat hari pertama. Selama berada di ampula, zigot terus melakukan pembelahan sel secara mitosis membentuk morula. Sementara itu, peningkatan progesteron yang dihasilkan korpus luteum menstimulasi pelepasan glikogen dari endometrium ke lumen saluran reproduksi sebagai sumber energi awal embrio. Nutrisi yang terkandung dalam sitoplasma ovum hanya cukup untuk sehari. Konsentrasi nutrisi yang disekresikan lebih banyak di ampula daripada di lumen uterina.Selanjutnya, setelah empat hari, kadar progesteron telah cukup untuk merelaksasikan oviduk sehingga morula bisa menuju uteri melalui gerak peristaltik dan aktivitas silia. Keterlambatan zigot untuk sampai pada uteri ini penting supaya lumen uteri sudah mengakumulasi nutrisi yang cukup untuk mendukung implantasi embrio .Jika tiba terlalu awal, morula bisa mati.Implantasi baru terjadi pada hari ketujuh. Sebelum itu, zigot masih bebas dalam rongga uteri selama tiga hingga empat hari sambil melanjutkan pembelahan.Apabila endometrium sudah cocok untuk implantasi, morula telah turun ke uterus dan terus berproliferasi serta berdiferensiasi menjadi balastokist yang dapat untuk implantasi. Blastokis merupakan bola berongga berlapis tunggal yang dikelilingi oleh 50 sel. Di dalamnya terdapat massa padat sel yang bersama dalam satu sisi. Massa padat tersebut merupakan inner cell mass yang akan berkembang menjadi fetus. Bagian lain berperan dalam menyokng kehidupan embrio yang sedang berkembang di dalam uterine.Lapis terluar blastokis, tropoblas, melakukan implantasi yang mana nanti akan berkembang menjadi plasentas bagian fetus. Sesudah siap berimplantasi, permukaan blastokis menjadi lengket. Sementara endometrium telah siap dan menjadi lebih adesif dengan peningkatan cell adhesion molecules (CAMs).Saat berkontak dengan endomterium, sel tropoblas melepaskan enzim pencerna protein, memungkinkan sel-sel tropoblas melakukan penetrasi ke dalam endometrium. Selain membuat lubang yang penting untuk implantasi, pemecahan dinding endometrium yang kaya nutrisi juga penting untuk sumber bahan bakar dan bahan baku metabolisme. Selanjutnya, membran plasma tropoblas tersebut berdegenerasi membentuk sinsitium yang multinukleat yang nantinya menjadi plasenta bagian fetal.Jaringan endometrium yang mengalami modifikasi pada tempat implantasi disebut desidua. Melalui respon terhadap caraka kimia yang dilepaskan oleh blastokis, sel endomterial mensekresikan prostaglandin yang secara lokal menyebabkan peningkatan vaskularisasi, edema dan peningkatan penyimpanan nutrisi. Saat implantasi selesai, seluruh blastokis terbenam ke dalam endometrium dan sel tropoblas terus mencerna sel desidua disekitarnya untuk menyediakan energi bagi embrio sampai plasenta terbentuk.Sistem imunologi ibu tidak melakukan penolakan meskipun fetus merupakan benda asing yang hanya memiliki setengah kesamaan kromosom. Salah satu alasannya adalah karena sel tropoblas menghasilkan Fas ligan yang berikatan dengan Fas. Fas merupakan reseptor yang terspesialisasi pada permukaan sel T sitotoksik maternal yang akan teraktivasi. Hal tersebut memicu apoptosis pada sel imun yang mestinya menghancurkan benda asing (dalam hal ini adalah fetus). Selain itu, plasenta bagian fetal juga menghasilkan enzim indoleamine 2,3-dioxygenase (IDO) yang menghancurkan triptofan. Triptofan merupakan sebuah asam amino yang menjadi faktor penting aktivasi sel T sitotoksik maternal. Penelitian terbaru juga menyebutkan bahwa pada hewan coba yang hamil, produksi sel T regulator meningkat dua sampai tiga kali yang akan mensupresi sel T sitotoksik.Tipe-tipe implantasi1.Superfisial: embrio menempel pada permukaan epitel endometrium.Misalnya: pada kambing, babi, sapi, kuda.2.Eksentrik: embrio menembus sedikit lebih dalam ke dalam endometrium uterus.Misalnya: pada anjing, kucing, tikus.3.Interstitial: embrio mengerosi (menggerogoti) endometrium uterus dan akhirnya seluruh embrio tertanam di dalam endometrium.Misalnya: pada manusia, simpanse, marmot.Sementara implantasi berlangsung, sel-sel endometrium uterus mengalami perubahan struktur dan fungsi, menjadi lebih besar, banyak mengandung glikogen dan lipid. Sel-sel stroma endometrium berubah menjadi sel-seldesidua. Dapat dibedakan 3 daerah desidua, yaitu:1.Desidua basalis: yaitu desidua yang secara langsung ditanami embrio (tempat tertanamnya embrio)2.Desidua kapsularis: yaitu desidua yang menlingkupi embrio dan turut meregang sesuai dengan membesarnya embrio3.Desidua parietalis: yaitu desidua yang letaknya berseberangan dengan tempat tertanamnya embrio Desidua berartimengelupas. Ketika bayi dilahirkan, ketiga macam desidua akan mengelupas dan dikeluarkan bersama plasenta. Sejalan dengan makin membesarnya embrio, amnion mendesak desidua kapsularis, sehingga desidua ini akan bertemu dengan desidua parietalis dan lumen uterus menjadi sempit.DAFTAR PUSTAKASherwood, L. 2010. Human Physiology: The Reproductive System. Philadelphia: Brooks/Cole Cengage Learning.Carlson, B.M. 1988. Pattens Foundation of Embryology. Ed. 5. New York: McGraw Hill