Makalah Dasar

20
MAKALAH DASAR-DASAR GENETIKA DOMESTIKASI BANGSA TERNAK Oleh : M. Kholif Ardillah (145130101111081) Esti Lutfi Oktaviani (145130101111078) Bay Abdu Wahab (145130107111021) Merry Kristin Felle (145130120111001) PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

description

Dasar genetika

Transcript of Makalah Dasar

Page 1: Makalah Dasar

MAKALAH DASAR-DASAR GENETIKA

DOMESTIKASI BANGSA TERNAK

Oleh :

M. Kholif Ardillah (145130101111081)

Esti Lutfi Oktaviani (145130101111078)

Bay Abdu Wahab (145130107111021)

Merry Kristin Felle (145130120111001)

PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

Page 2: Makalah Dasar

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikanmakalah Embriologi yang berjudul “Domestikasi dan Terbentuknya Bangsa Ternak”.

Adapun makalah ini penulis susun dengan tujuan yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah Embriologidalam semester ganjil serta untuk memperdalampengetahuanterhadap Domestikasi dan terbentuknya Bangsa Ternak Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian ini tidak lepas dari peran beberapa pihak yang telah memberikan saran, bimbingan, dan pengarahan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menghaturkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Muhammad Bisri, MS. selakurektorUniversitasBrawijaya yang

telahmemberikanfasilitasnya.

2. drh. Viski FitriHendrawan, M. Vet, selaku dosen Embriologi yang telahmemberikan

pengarahan dan bimbingan dalam penyelesaian makalah ini.

3. drh. Herlina Pratiwi,selaku dosen Dasar Genetika yang telahmemberikan bimbingan

dalam penyelesaian makalah ini.

4. Orang tua yang selalu mendukung dalam penyelesaian makalah ini.

5. Kolega-kolega yang juga membantu dalam penyusunan makalahini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati demi penyempurnaan makalah ini dimasa mendatang.

Penulis berharap semoga makalah yang telah penulis buat dapat bermanfaat, yaitu dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.

Malang, 20 Desember 2014

Page 3: Makalah Dasar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Domestikasi merupakan pengadopsian tumbuhan dan hewan dari kehidupan liar ke dalam lingkungan kehidupan sehari-hari manusia. Dalam arti yang sederhana, domestikasi merupakan proses "penjinakan" yang dilakukan terhadap hewan liar. Perbedaannya, apabila penjinakan lebih pada individu, domestikasi melibatkan populasi, seperti seleksi, pemuliaan (perbaikan keturunan), serta perubahan perilaku/sifat dari organisme yang menjadi objeknya.

Bersama dengan domestikasi tumbuhan penghasil pangan, domestikasi hewan adalah salah satu tindakan yang penting yang dilakukan umat manusia. Di dunia praktis hanya dua lokasi yang pernah melakukan domestikasi awal hewan ternak, yang dilakukan sebelum budidaya tanaman pangan dilakukan, yaitu Asia Barat Daya dan Dataran Tinggi Andes..

Unggas merupakan hewan ternak yang di butuhkan telur, dan dagingnya. Semua manusia memproduksi unggas dalam bentuk tinggi, sehinga produktivitas ternak unggas juga sangat tinggi untuk memenuhi kebutuhan bagi konsumen.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk menegtahui pengertian dari domestikasi ternak, untuk mengetahui proses dan pengaruh domestikasi, dan untuk mengetahui perubahan dari domestikasi

1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui pengertian domestikasi2. Untuk mengetahui proses dan pengaruh domestikasi3. Untuk mengetahui perubahan dari domestikasi

Page 4: Makalah Dasar

BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN DOMESTIKASI

A.    Pengertian Istilah Hewan, Binatang dan Ternak

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang pengertian dan proses domestikasi ternak. Ada perbedaan arti secara definisi ilmu peternakan antara hewan, binatang, dan ternak. Hewan adalah segala mehluk hidup selain manusia, yang hidup baik didaratan maupun dilautan yang tidak dapat membuat makanan sendiri.

Sedangkan definisi dari binatang adalah semua hewan yang hidup di darat dan belum mengalami penjinakan oleh manusia atau masih hidup di alam liar (hutan). Sehingga dalam kehidupanya belum dapat diatur dalam hal pakanan, reproduksi atau perkembangbiakan, dan tempat tinggalnya. Sehingga belum dapat dimanfaatkan secara luas oleh manusia.

Ternak secara definisi adalah semua hewan yang sudah dijinakkan oleh manusia atau melalui proses domestikasi. Ternak sudah dapat diatur dalam hal pakan, perkembangbiakan dan tempat tinggalnya, selain itu ternak dapat diolah dan diambil manfaatnya untuk keperluan hidup manusia. Baik diambil daging, telur, kulit, bulu, maupun kecantikan atau keindahanya.

Oleh karena itu terdapat perbedaan yang jelas antara hewan, binatang dan ternak ditinjau dalam ilmu peternakan. Sehingga dengan adanya ternak akan membawa manusia pada eraindustrialisasi modern dalam penyediaan pangan serta produk-produk industri lainnya. Program pemuliaan ternak dan rekayasa gen yang andal, pengetahuan manajemen yang wahid, ilmu pakan yang bermutu tinggi, dan berbagai produk makanan dari hasil ternak tidak dapat diremehkan peranannya. Pengetahuan manusia tentang binatang ternak jika dihimpun dari dulu sampai sekarang barangkali tidak lebih dari sebutir debu di padang pasir yang luas. Hanya Allah-lah yang mengetahui semuanya itu, karena Allah-lah yang menciptakan semuanya itu dari tidak ada menjadi ada.

B.     Pengertian Domestikasi

Domestikasi merupakan pengadopsian tumbuhan dan hewan dari kehidupan liar ke dalam lingkungan kehidupan sehari-hari manusia. Dalam arti yang sederhana, domestikasi merupakan proses "penjinakan" yang dilakukan terhadap hewan liar. Perbedaannya, apabila penjinakan lebih pada individu, domestikasi melibatkan populasi, seperti seleksi, pemuliaan (perbaikan keturunan), serta perubahan perilaku/sifat dari organisme yang menjadi objeknya.

Domestikasi adalah keadaan dimana breeding, pemeliharaan dan pemberian pakan berada dibawah pengawasan manusia (Hale, 1969). Domestikasi ternak diperkirakan dilakukan dalam

Page 5: Makalah Dasar

kaitan dengan kepastian penyediaan sumber pangan, sandang (kulit dan rambutnya dijadikan bahan pakaian), serta sebagai komoditi perdagangan.

Domestikasi tumbuhan maupun hewan adalah sebuah proses panjang, yang memerlukan waktu lama serta dana dan daya yang besar. Di dalamnya terlibat berbagai kegiatan penelitian yaitu : inventarisasi, karakterisasi, kajian potensi, seleksi, penangkaran, dan pemuliaan untuk pemanfaatan berkelanjutan. Sebagai gambaran, tanaman kelapa sawit memerlukan proses domestikasi selama lebih dari 100 tahun untuk dapat dimanfaatkan secara ekonomi seperti sekarang ini. Sebaliknya ada beberapa jenis tumbuhan yang tidak memerlukan waktu lama untuk dapat didomestikasi, sebagai contoh adalah Aglaonema sp. ternyata hanya memerlukan waktu tidak lebih dari 3 tahun untuk menjadi tanaman hias.

Pengalaman mengajarkan bahwa domestikasi secara konvensional memerlukan waktu yang panjang, karena itu dibutuhkan suatu terobosan untuk mempercepat proses domestikasi antara lain melalui teknik pemuliaan dan rekayasa genetika. Oleh karenanya, untuk menjamin percepatan proses domestikasi diperlukan program penentuan prioritas yang didukung komitmen oleh semua pihak yang terkait, serta dukungan dana dan sumber daya serta pengetahuan dan teknologi yang memadai.

Menurut Zairin (2003), ada beberapa tingkatan yang dapat dicapai manusia dalam upaya penjinakan hewan ke dalam suatu sistem budidaya.  Tingkatan dimaksud, sebagaimana berlangsung pada ikan, adalah sebagai berikut.

1.      Domestikasi sempurna, yaitu apabila seluruh daur hidup ikan sudah dapat berlangsung dalam sistem budidaya.

2.      Domestikasi hampir sempurna, yaitu apabila seluruh daur hidupnya dapat berlangsung dalam sistem budidaya, tapi keberhasilannya masih rendah.

3.      Domestikasi belum sempurna, yaitu apabila baru sebagian daur hidupnya dapat berlangsung dalam sistem budidaya.

PROSES DAN PENGARUH DOMESTIKASI

A.    Proses Domestikasi Ternak

Bersama dengan domestikasi tumbuhan penghasil pangan, domestikasi hewan adalah salah satu langkah penting yang dilakukan umat manusia. Di dunia, praktis hanya dua lokasi yang pernah melakukan domestikasi awal hewan ternak yang dilakukan sebelum budidaya tanaman pangan dilakukan, yaitu Asia Barat Daya (untuk domba, kambing, sapi, dan babi) dan Datara Tinggi Andes (untuk alpaka dan llama).

Domestikasi ternak diperkirakan dilakukan dalam kaitan dengan kepastian penyediaan sumber pangan, sandang (kulit dan rambutnya dijadikan bahan pakaian), serta di kemudian hari

Page 6: Makalah Dasar

sebagai komoditi perdagangan. Menurut ahli biologi Jared Diamond(2004), hewan harus memenuhi enam kriteria agar dapat dipertimbangkan untuk didomestikasi:

1.      Pakannya mudah didapatkan. Hewan tersebut harus mau memakan makanan yang berada di luar piramida makanan manusia (gandum atau jagung), pakannnya tidak digunakan oleh manusia (rumput, dan sebagainya), dan ekonomis untuk penyimpanannya.

2.      Pertumbuhannya dengan cepat sehingga mempercepat proses perkembangbiakkan dan dimanfaatkan. Hewan besar seperti gajah membutuhkan waktu tahunan hingga dapat dipergunakan.

3.      Memungkinkan untuk dikembangbiakkan dalam penangkaran.

4.      Tidak agresif.

5.      Tidak mudah stres.

6.      Memiliki hierarki sosial yang dapat dimodifikasi.

Karena syarat-syarat itulah, kebanyakan domestikasi dilakukan pertama-tama untuk keperluan kesenangan semata sebagai hewan timangan (pet). Banyak jenis ikan dan reptilia masa kini mulai ditangkarkan untuk keperluan sebagai peliharaan, namun perilaku liarnya masih terbawa hingga sekarang. Domestikasi memerlukan puluhan generasi untuk mendapatkan galur-galur yang benar-benar adaptif dengan lingkungan buatan manusia, dikarenakan domestikasi konvensional memerlukan waktu yang panjang.

Hewan Domestik Terpilih:

No Hewan PeliaraanAwal Proses Mayong Liar Tempat Awal

1 Domba/biri-biri 7.000 SM Domba padang Irak, Iran, Asia Barat Daya

(Ovis orientalis aries)

2 Kambing 7.000 SM Kambing gunung Pegunungan Zagros, Irak, Iran

(Capra aegagrus hircus)

3 Babi 7.000 SM Babi hutan Anatolia, Asia Barat Daya

(Sus scrofa domestica)

4 Sapi 6.500 SM Asia Barat Daya dan Eropa,

Page 7: Makalah Dasar

(Bos primigenius taurus)

India, Timur Tengah, and Sub-Sahara

5 Ayam 6.000 SM Ayam hutan Sungai Indus, Asia Tenggara

(Gallus gallus domesticus)

6 Kuda 4.000 SM Kuda liar Ukrainadan padang Eurasia

(Equus ferus caballus)

7 Kerbau 4.000 SM Kerbau liar Lembah Sungai Indus

(Bubalus bubalis)

8 Unta 3.000 SM Unta liar Jazirah Arab dan Asia Tengah

9 Sapi Bali 2.500 SM Banteng Jawa

(Bos javanicus)

Sumber: Ronnie Liljegren. Die Domestizierung von Tieren. Dalam: Göran Burenhult (2004).Menschen der Urzeit. Karl Müller.

Ada beberapa pola yang dikembangkan, yaitu game ranching dan game farming:

1. Game ranching adalah penangkaran yang dilakukan dengan sistem pengelolaan yang ekstensif. Ada dua arti yang berbeda (Robinson dan Bolen. 1984), pertama, suatu kegiatan penangkaran yang menghasilkan satwa liar untuk kepentingan olah raga berburu, umumnya jebis binatang eksotik, kedua, adalah kegiatan penangkaran satwa liar untuk menghasilkan daging, kulit, maupun binatag kesayangan, seperti burung, ayam hutan dan sebagainya. Pola penangkaran ini telah berkembang di Afrika, Amerika Serikat dan Australia. Di Indonesia sendiri pola ini telah di coba dikembangkan untuk jenis-jenis ayam hutan, burung, reptil (buaya, ular, penyu) dan ungulata (rusa, banteng).

2. Pola yang kedua adalah game farming, yaitu kegiatan penangkaran satwa liar dengan tujuan untuk menghasilkan produk-produk seperti tanduk, kulit, bulu, minyak dan taring/gading/tanduk. Dalam pola ini dikembangkan juga penjinakan untuk keperluan tenaga kerja, misalnya gajah.

Prinsip penangkaran adalah pemeliharaan dan perkembangbiakaan sejumlah satwa liar yang sampai pada batas-batas tertentu dapat diambil dari alam, tetapi selanjtnya pengembanganya hanya diperkenankan diambil dari keturunan-keturunan yang berhasil dari penangkaran tersebut. Ada empat syarat untuk mengembangkan komoditi domestik melalui penangkaran agar diperoleh hasil maksimal, yaitu ;

Page 8: Makalah Dasar

1.       Obyek (satwa liar), perlu memperhatikan populasinya di alam apakah mencukupi atau tidak, kondisi species (ukuran badan, perilaku) dan proses pemeliharaan sertta pemanfaatannya.

2.       Penguasaan ilmu dan teknologi, meliputi pengetahuan tentang ekologi satwa liar serta dikuasainya teknologi yang sesuai dengan keadaan perkembangan dunia.

3.       Tenaga terampil untuk menggali dasar ekologi ataupun cara pengeloalaan pada proses penangkaran.

4.       Masyarakat, berkaitan erat dengan sosial budaya dan diharapkan sebagai sasaran utama dalam proses pemasaran produk.

Penangkaran dalam rangka budi daya dilakukan dengan sasaran utama komersil terutama dari segi peningkatan kualitasnya, sehingga metode yang diterapkan lebih ditujukan untuk peningkatan jumlah produksi yang ditentukan oleh kaidah-kaidah ekonomi dan dikendalikan pasar. Metode ini menerapkan teknologi reproduksi yang tinggi, seperti : inseminasi buatan, tranplantasi embrio, agar dapat dihasilkan keturunan jantan yang baik, sehingga terjadi peningkatan.

Suatu alasan yang sangat penting agar peternakan satwa liar dapat dikembangkan adalah karena satwa liar mempunyai daya adaptasi yang lebih tinggi dibandingkan ternak lain, Hal-hal penting yang perlu diperhatikan untuk memperbesar kemungkinan domestikasi/penangkaran adalah anggapan bahwa satwa liar tidak dapat didomestikasikan adalah karena kualitas keliaran. Hal ini sama sekali tidak benar, sebab mamalia liar dapat dijinakan sama mudahnya seperti yang lain (Ertingham. 1984).

B. . Landasan Dalam Memahami DomestikasiBerdasarkan uraian diatas, maka pemahaman yang perlu dipahami tentang domestikasi

tumbuhan dan hewan dapat dilihat pada beberapa landasan, diantaranya: landasan Ontologis (apa itu domestikasi tumbuhan dan hewan); landasan epistemologi (bagaimana domestikasi tumbuhan dan hewan), dan landasan aksiologi (untuk apa domestikasi hewan dan tumbuhan).

(1)  Landasan OntologisIstilah ontologi berasal dari bahasa yunani yakni ta onta dan logi. Ta ontaberarti berada

dan logi berarti ilmu pengetahuan atau ajaran, sehingga ontologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mengkaji tentang keberadaan suatu obyek.

Domestikasi sebagai proses perkembangan organisme yang dikontrol manusia, oleh evans (1996) dinyatakan mencakup perubahan genetik (tumbuhan) yang berlangsung sinambung semenjak dibudidayakan. Dengan demikian, domestikasi berkaitan dengan seleksi dan manajemen oleh manusia, dan tidak hanya sekedar pemeliharaan saja. Spesies organisasi eksotik yang dipindahkan dari habitat aslinya ke wadah budidaya, karakteristik genetiknya terubah dengan maksud tertentu, atau sebaliknya melalui sembarang cara/manajemen pemeliharaan, seleksi dan manajemen genetik (Pullin,1994). Dalam hal ini, mendomestikasi adalah menaturalisasikan biota ke kondisi manusia dengan segala kebutuhan dan kapasitasnya.

Page 9: Makalah Dasar

Wallack (2001), domestikasi telah berlangsung lebih dari 10.000 tahun terakhir, bagi ratusan jenis tumbuhan dan hewan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Diperhitungkan 61% bahan kering edibel dari tanaman utama dunia berasal dari gandum, jagung, dan padi. Selebihnya dari sekitar 100 spesies tumbuhan, antara lain: kedelai, tebu, sorghum, kentang, dan ubi kayu. Di samping itu, sekitar 95% dari produk daging, susu, dan telur unggas dihasilkan oleh sebanyak lima spesies hewan ternak. Sementara produk akuakultur berasal dari sekitar 200 spesies biota air (Pullin, 1994). Selain itu, Leakey (1999) mengidentifikasi 17 spesies buah-buahan tropis yang potensial dikembangkan dalam sistem agroforestri dan pada bidang peternakan di Indonesia pemerintah telah mengkampanyekan pemanfaat jenis satwa harapan sebagai sumber protein dimasa mendatang.

Evans (1996) mengungkapkan secara luas berbagai perubahan yang terjadi pada penampilan tumbuhan, mulai dari yang menyangkut retensi benih hingga ke isi DNA. Demikian halnya perubahan bentuk dan ukuran pada sejumlah tanaman, serta laju perkembangan dan pertumbuhannya. Lebih dari pada itu, sejumlah tumbuhan yang didomestikasi ternyata kehilangan substansi racun sebagai unsur proteksi alaminya terhadap hama dan penyakit. Hal ini kemudian membuka peluang ke modifikasi genetik, antara lain ditandai ketika tanaman tebu Saccharum officinarum disilangkan denganS.spontaneum yang memiliki gen yang tahan atas penyakit cacar yang mewabah pada tahun 1880.

Seperti halnya hewan, perpindahan lokasi dari tumbuhan yang didomestikasi berlangsung secara luar biasa, menyebar luas dan jauh dari asalnya, bahkan terkadang melimpah di kawasan yang didatanginya. Dicontohkan Wallack (2001), gandum yang berasal dari Timur Tengah, kini diproduksi besar-besaran di Cina, India, dan Amerika. Jagung yang asalnya Meksiko, tapi Brasilia menumbuhkannya tiga kali lebih banyak, China sebanyak enam kali lebih banyak, dan Amerika sebanyak 10 kali. Kentang yang mulainya di Andes, kini produktor utamanya adalah Cina, Rusia dan Polandia.

Wujud hakiki dari apa yang disebut domestikasi tumbuhan dan hewan sebagai masukan/input, proses, dan hasilnya/output mengandung banyak aspek dan bermatra luas. Penjelajahan selanjutnya terhadap hal ini melalui pendekatan multi-disipliner, dipandang sebagai pilihan yang memihak pada perwujudan fungsi sains dalam kehidupan manusia.

(2)  Landasan EpistemologiEpistemologi berasal dari kata episteme yang berarti “pengetahuan” dan “logos” yang

berarti “teori”. Jadi epistemologi dapat diartikan sebagai teori pengetahuan. Dalam ilmu filsafat, epistemologi dikategorikan sebagai cabang ilmu yang mempelajari asal mula pengetahuan, struktur, metode dan validitas pengetahuan.

Sejalan dengan perkembangan penalaran, upaya manusia dalam memenuhi rasa ingin tahu dan kebutuhannya, mengikuti tahapan perkembangan kebudayaan yang meliputi tahap mistis, tahap ontologis, dan tahap fungsional.

1.     Tahap mistis adalah masa dimana sikap manusia menujukkan keberadaannya terkepung oleh kekuatan-kekuatan gaib disekitarnya.

Page 10: Makalah Dasar

2.     Tahap ontologis adalah masa dimana sikap manusia mengambil jarak dari objek disekitarnya serta mulai melakukan telaahan terhadap objek tersebut.3.     Tahap fungsional adalah masa dimana sikap manusia selain memiliki pengetahuan berdasarkan telaahan terhadap objek-objek sekitarnya, tapi juga memfungsionalkan pengetahuan tersebut bagi kepentingan dirinya dan lingkungan hidupnya.Proses domestikasi tumbuhan dan hewan, nampaknya mengikuti tahapan sikap manusia sebagaimana dikemukakan terdahulu. Dengan demikian, pengetahuan menjinakkan tumbuhan dan hewan diawali pada tahap mistis ketika manusia bersikap menghadapi kekuatan yang mengepungnya sekaligus berupaya mempertahankan kehidupannya. Pada tahap ontologis dimana ilmu mulai berkembang, manusia mengambil jarak dengan objek domestikasi, bertindak sebagai subjek yang mengamati, menelaah dan memanfaatkan. Mengawalinya, tahap ontologis melahirkan pengetahuan yang berakar pada pengalaman berdasarkan akal sehat yang didukung oleh metode mencoba-coba, namun secara historis tercatat tingkat teknologinya tinggi meskipun tetap terbelakang dalam bidang keilmuan (Suriasumantri,2000). Tumbuhnya pengetahuan yang tergolong seni terapan ini, seperti antara lain dalam peradaban Mesir, Cina dan India, mengikutsertakan perkembangan awal pertanian dalam mendomestikasi tumbuhan dan hewan. Selanjutnya, telahan terhadap objek sekitar seperti domestikasi, didekati secara rasional yang mengandalkan penalaran deduktif, dan kemudian melalui metode ilmiah yang menggambungkan penalaran deduktif dan pengalaman empiris.

Domestikasi tumbuhan dan hewan secara aktual dilakukan manusia berdasarkan prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang ditemukan dengan menggunakan metode ilmiah. Dalam hal ini, prinsip dan konsep mendomestikasi disusun dengan menerapkan penalaran deduktif, sementara kesesuaiannya dengan fakta diverifikasi dengan menerapkan penalaran induktif.

Berkaitan dengan masalah objek empiris dalam domestikasi tumbuhan dan hewan, ada dua kelompok pertanyaan yang teridentifikasi berbeda menurut bidang ilmu dan menurut bidang teknologi. Dalam bidang ilmu, objeknya adalah gejala yang sudah ada, sementara dalam bidang teknologi, objeknya adalah gejala yang ingin diciptakan. Kejelasan tentang struktur dan bentuk susunan serta hubungan antar bagian, merupakan prinsip dan konsep yang dipertanyakan dalam bidang ilmu. Struktur suatu gejala yang dikehendaki agar suatu fungsi yang diinginkan terlaksana beserta cara membentuk struktur dimaksud, merupakan konsep yang ditangani dan ingin dihasilkan dalam bidang teknologi.

(3)  Landasan AksiologiAksiologi adalah ilmu yang mempertanyakan nilai suatu objek yang akan dikaji. Secara

signifikan, hasil transformasi tumbuhan dan hewan yang dilakukan dalam lingkup domestikasi, telah memberi manfaat dan membawa berkah bagi manusia.

Diperhadapkan pada isu dunia mengenai lingkungan hidup yang cenderung mengalami degradasi, domestikasi organisme diarahkan pula untuk konservasi genetik dan/atau plasma nutfah. Sementara FAO mencatat bahwa disamping sebanyak enam keuntungan domestikasi NWTP (non-wood timber products), terdapat empat keadaan merugikan (Simon,1996). Keuntungannya meliputi produksi yang diandalkan, mengurangi tekanan pada hutan, menghasilkan pendapatan, mudah panen, perbaikan laju pertumbuhan, dan peningkatan nilai tanaman. Keadaan yang merugikan ditunjukkan pada peningkatan kerentanan terhadap

Page 11: Makalah Dasar

hama, kehilangan fungsi ekologis, ketergantungan pada sumber benih liar yang baru, dan menambah nilai keuntungan pada korporasi/perusahaan besar yang ada.

Tanpa mengabaikan sejumlah kerugian, sesungguhnya tumbuhan dan hewan yang didomestikasi menerima perlakuan istimewa yang memungkinkan potensi gennya diberdayakan dengan berbagai cara manipulasi. Meskipun demikian, proses domestikasi yang berlangsung juga merupakan gangguan fisik-biologis terhadap integritas spesies. Transformasi dilakukan dengan resiko yang tidak saja sukar diramalkan tapi juga yang kurang menjadi perhatian. Untuk itu, selain dibutuhkan rumusan biotik secara spesifik, nilai-nilai universal menghargai alam perlu dijabarkan terinci dalam memandu aktivitas domestikasi tumbuhan dan hewan selanjutnya. Untuk itu ke depan, serangkaian upaya dibutuhkan dalam memantapkan pengembangan domestikasi sumber hayati dengan menerapkan pendekatan multi-disipliner berdasarkan metodologi sistem.

C.     Perubahan Yang Disebabkan Oleh Domestikasi

Perkembangan usaha peternakan telah sampai pada upaya perluasan jenis-jenis hewan yang diusahakan untuk diambil hasilnya. Manusia telah mendomestikasi 20 – 3000 spesies hewan. Hewan yang didomestikasi harus menerima sejumplah perubahan dalam pola kehidupanya, sebab manusia memelihara hewan tersebut untuk diambil hasilnya. Hal ini telah diringkas oleh Kilgour dan Dalton (1984), yang meliputi:

a)      Pengawasan terhadap breeding

Mengurangi jumplah pejantan dan atau menggunakan inseminasi buatan. Dengan teknologi alih janin, betina dapat melahirkan anak tanpa adanya pejantan (diinseminasi).

b)      Bentuk perubahan kemampuan hidup

Ternak yang lemah dapat ditolong untuk hidup, penyakit dan parasit dapat dikontrol.

c)      Perubahan nutrisi

Kwantitas dan kwalitas pakan dimanipulasi dan jenis pakan dapat dikurangi.

d)     Seleksi genetika

Hal ini dapat merubah hewan tersebut lain dari sesamanya dalam keadaan liar.

e)      Pengurangan dalam pemilikan bebas

Pada umumnya, alasan utama manusia melakukan budidaya satwa liar adalah karena alasan ekonomis yang berasal dari bermacam-macam produk, misalnya: daging, minyak, gading/tanduk/taring, kulit sampai pada pemanfaatan bulu dan nilai keindahan dari kekhasannya. Salah satu cara budi daya dan pengembangan satwa liar menjadi komoditi domesti adalah domestikasi atau penangkaran tersebut, sehingga kepastian penyediaan sumber pangan, sandang

Page 12: Makalah Dasar

(kulit dan rambutnya dijadikan bahan pakaian), serta di kemudian hari sebagai komoditi perdagangan bagi manusia dapat terpenuhi.

Page 13: Makalah Dasar

DAFTAR PUSTAKA

 http://teknologi.kompasiana.com/group/terapan/2010/09/08/. Robinson dan Bolen. 1984. pemanfaatan plasma-nutfah-peternakan-dengan-domestikasi/. Diakses, Minggu,12 September 2010, jam 14.00 WIB.

 http://aagguussdaus.blogspot.com/2009/12/domestikasi-sapi-madura.html. Ertingham. 1984. Diakses, Minggu,12 September 2010, jam 14.10 WIB.

http://id.wikipedia.org/wiki/Domestikasi.  Zairin. 2003. Diakses, Minggu,12 September 2010, jam 14.15 WIB.

http://drhyudi.blogspot.com/2010/09/sejarah-usaha-peternakan-di-indonesia.html. Jared Diamond.   2004 . Diakses, Minggu,12 September 2010, jam 14.00 WIB.

Ronnie Liljegren. Die Domestizierung von Tieren. Dalam: Göran Burenhult (2004). Menschen der Urzeit. Karl Müller.