Makalah CTL Fix Vsan

21
  PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CTL) MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dari Maulana, M.Pd. sebagai Dosen Mata Kuliah Model Pembelajaran Matematika Disusun oleh: Kelompok 4 1. Rosi Gusmantini 0903171 / 29 2. Lyanti Dwi Intan S 0903210 / 31 3. Yanti Jullianti 0903197 / 36 Konsentrasi Matematika Semester 6 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS SUMEDANG UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2012

Transcript of Makalah CTL Fix Vsan

5/16/2018 Makalah CTL Fix Vsan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ctl-fix-vsan 1/21

 

 

PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CTL)

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dari Maulana, M.Pd. sebagai DosenMata Kuliah Model Pembelajaran Matematika

Disusun oleh:

Kelompok 4

1. Rosi Gusmantini 0903171 / 29

2. Lyanti Dwi Intan S 0903210 / 31

3. Yanti Jullianti 0903197 / 36

Konsentrasi Matematika Semester 6

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2012

5/16/2018 Makalah CTL Fix Vsan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ctl-fix-vsan 2/21

 

 

i

KATA PENGANTAR

Dengan ucapan   Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur kami

panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pendekatan

Kontekstual (CTL)”. Tidak lupa shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan

kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarga-Nya, sahabat-

Nya serta tak lupa kita selaku umat-Nya 

Penyusunan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Model Pembelajaran Matematika yang dibimbing oleh Bapak Maulana, M.Pd.

Makalah ini berisi pembahasan mengenai Pengertian Pendekatan Kontekstual, Latar

Belakang Pendekatan Kontekstual, Karakteristik Pendekatan Kontekstual, Peran Guru

dan Siswa dalam Pendekatan Kontekstual, Prinsip Pendekatan Kontekstual, Pola dan

Tahapan Pendekatan Kontekstual, Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan

Kontekstual.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Maulana, M.Pd. selaku dosen

mata kuliah model pembelajaran matematika yang telah memberikan arahan sertabimbingan, dan juga kepada semua pihak yang telah banyak membantu kami dalam

menyelesaikan makalah ini.

Tak pantas rasanya tulisan ini dikategorikan sempurna, karena kami menyadari

masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Oleh sebab itu, besar harapan kami

agar semua pihak dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan makalah ini agar makalah ini bisa menjadi lebih baik dan berdayaguna

di masa yang akan datang.

Sumedang, Maret 2012

Penyusun

5/16/2018 Makalah CTL Fix Vsan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ctl-fix-vsan 3/21

 

 

ii

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN A.  Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B.  Rumusan Masalah ................................................................... 1C.  Tujuan Penulisan ..................................................................... 2

D.  Sitematika Penulisan ............................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN 

A. 

Pengertian Kontekstual ............................................................. 3B.  Latar Belakang Pendekatan Kontekstual .................................. 4

C.  Karakteristik Pendekatan Kontekstual ..................................... 5D.  Peran Guru dan Siswa dalam Pendekatan Kontekstual ............ 7

E.  Pola dan Tahapan Pendekatan Kontekstual .............................. 8

F.  Prinsip Pendekatan Kontekstual ............................................... 10G.  Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Kontekstual ............... 14

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A.  Kesimpulan .............................................................................. 16B.  Saran ........................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 18

5/16/2018 Makalah CTL Fix Vsan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ctl-fix-vsan 4/21

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Sebenarnya keharusan untuk belajar di sekolah dirasakan sebagai suatu

keterpaksaan sendiri bagi siswa. Siswa pada usia sekolah dasar umumnya lebih

senang bermain dengan teman-temannya dibandingkan harus duduk rapi di

bangku sekolah dan menerima materi pelajaran. Suatu pembelajaran yang

menganggap siswa sebagai bejana kosong yang harus diisi pengetahuan oleh guru

merupakan pemebelajaran yang sungguh membosankan bagi siswa, ditambah lagi

materi yang disajikan sulit dijangkau siswa, membuat tingkat kejenuhan siswa

semakin meningkat.

Terkadang ketika siswa duduk manis di depan kelas, sebenarnya yang hadir

dalam kelas tersebut hanya fisiknya saja, tanpa disertai dengan hati dan pikiran

yang fokus pada materi yang disampaikan guru. Untuk membuat siswa aktif 

dalam proses pembelajaran baik secara fisik maupun secara mental, maka

diperlukan pembelajaran yang menarik bagi siswa. Pembelajaran yang menarik 

adalah pembelajaran yang materinya dapat dijangkau oleh siswa dan sesuai

dengan situasi dunia nyata siswa, sehingga dapat memudahkan siswa dalam

memahami materi yang dipelajari siswa. Berlatar belakang dari hal tersebut, maka

kami mencoba membahas suatu pendekatan pembelajaran menarik bagi siswa,

dalam sebuah makalah yang berjudul “Pendekatan Kontekstual”. 

B.  Rumusan Masalah

1.  Apa yang dimaksud dengan pendekatan kontekstual?

2.  Apa latar belakang yang melandasi pendekatan kontekstual?

3.  Bagaimana karakteristik pendekatan kontekstual?

4.  Bagaimana peran guru dan siswa dalam pendekatan kontekstual?

5.  Apa saja prinsip pendekatan kontekstual?

6.  Bagaimana pola dan tahapan pendekatan kontekstual?

7.  Apa saja kelebihan dan kekurangan pendekatan kontekstual?

5/16/2018 Makalah CTL Fix Vsan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ctl-fix-vsan 5/21

 

 

ii

C.  Tujuan Penulisan

1.  Untuk mengetahui pendekatan kontekstual.

2.  Untuk mengetahui latar belakang pendekatan kontekstual.

3.  Untuk mengetahui karakteristik pendekatan kontekstual.

4.  Untuk mengetahui peran guru dan siswa dalam pendekatan kontekstual.

5.  Untuk mengetahui prinsip pendekatan kontekstual.

6.  Untuk mengetahui pola dan tahapan pendekatan kontekstual.

7.  Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pendekatan kontekstual.

D.  Sistematika Penulisan

Agar dalam penulisan makalah ini pembahasannya terarah, maka penulis

mencoba membaginya menjadi beberapa bab, yaitu sebagai berikut.

1.  BAB I merupakan PENDAHULUAN yang terdiri dari Latar Belakang,

Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Sistematika Penulisan.

2.  BAB II merupakan PEMBAHASAN yang terdiri dari Pengertian

Pendekatan Kontekstual, Latar Belakang Pendekatan Kontekstual,

Karakteristik Pendekatan Kontekstual, Peran Guru dan Siswa dalam

Pendekatan Kontekstual, Prinsip Pendekatan Kontekstual, Pola dan Tahapan

Pendekatan Kontekstual, Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan

Kontekstual.

3.  BAB III merupakan PENUTUP yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran

5/16/2018 Makalah CTL Fix Vsan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ctl-fix-vsan 6/21

 

 

ii

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Pengertian Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual lebih dikenal dengan istilah CTL (Contextual

Teaching and Learning).

Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar

yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi

dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan perencanaan dalam kehidupan mereka sehari-hari. (Depdiknas

dalam Huda, 2010)

Pengertian dari Depdiknas tersebut intinya menyatakan bahwa pendekatan

pembelajaran kontekstual merupakan pendekatan yang menghubungkan konsep

dengan konteks dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan dengan pendapat

Sanjaya (2006: 253),

Contextual Teaching Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang

menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat

menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi

kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam

kehidupan nyata.

CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi,

artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung.

Proses belajar dalam CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima

pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran.

CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang

dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat

menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan

nyata. Hal ini penting karena karena dengan mengorelasikan materi yang

ditemukan dengan kehidupan nyata, materi itu akan bermakna secara fungsional

bagi siswa dan materi itu akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak 

akan mudah dilupakan.

CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya

CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang akan

5/16/2018 Makalah CTL Fix Vsan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ctl-fix-vsan 7/21

 

 

ii

dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai

perilakunya dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai bekal mereka dalam

mengarungi kehidupan nyata.

B.  Latar Belakang Pendekatan Kontekstual

1.  Latar Belakang Filosofis

CTL banyak dipengaruhi oleh filsafat konstruktivisme yang mulai digagas

oleh Mark Baldwin dan selanjutnya dikembangkan oleh Jean Piaget. Piaget

berpendapat, bahwa sejak kecil setiap anak sudah memiliki struktur kognitif yang

kemudian dinamakan “skema”. Skema terbentuk karena pengalaman, dan proses

penyempurnaan skema itu dinamakan asimilasi dan semakin besar pertumbuhan

anak maka skema akan semakin sempurna yang kemudian disebut dengan proses

akomodasi.

Piaget (Sanjaya, 2006) mengemukakan bahwa sebenarnya pengetahuan itu

terbentuk dalam struktur kognitif anak, dan sangat dipengaruh oleh beberapa

model pembelajaran, diantaranya model pembelajaran kontekstual. Menurut

pembelajaran kontekstual, pengetahuan itu akan bermakna manakala ditemukan

dan dibangun sendiri oleh siswa.

2.  Latar Belakang Psikologis

CTL berpijak pada aliran psikologis kognitif, yaitu proses belajar terjadi

karena pemahaman individu akan lingkungan. Belajar tidak hanya keterkaitan

antara stimulus respon, tetapi belajar melibatkan proses mental seperti emosi,

minat, motivasi dan pengalaman. Peristiwa mental perilaku manusia tidak hanya

gerakan fisik, akan tetapi adanya faktor pendorong. Manusia memiliki kebutuhan,

kebutuhan itulah yang manusia untuk berperilaku.

Dari latar belakang psikologis, beberapa hal yang harus dipahami tentang

belajar dalam CTL menurut Sanjaya (2006: 258), yakni sebagai berikut.

1.  Belajar bukanlah menghafal, akan tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan

sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki. Siswa tidak lagi dianggap

sebagai bejana kosong yang hanya menerima pengetahuan dari guru.

5/16/2018 Makalah CTL Fix Vsan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ctl-fix-vsan 8/21

 

 

ii

2.  Belajar bukan sekedar mengumpulkan fakta. Pengetahuan pada dasarnya

merupakan organisasi dari semua yang dialami, sehingga dengan pengetahuan

yang dimiliki akan berpengaruh terhadap pola-pola perilaku manusia.

3.  Belajar adalah proses pemecahan masalah. Perkembangan intelektual, mental

dan emosi anak akan berkembang secara utuh.

4.  Belajar adalah proses pengalaman sendiri yang berkembang secara bertahap

dari yang sederhana menuju yang kompleks.

5.  Belajar adalah menangkap pengetahuan dari kenyataan.

C.  Karakteristik Pendekatan Kontekstual

Menurut Sanjaya (2006), Karakteristik dalam proses pembelajaran yang

menggunakan pendekatan CTL yakni sebagai berikut.

1.  Pembelajaran merupakan suatu proses pengaktifan pengetahuan yang sudah

ada (activiting knowlegde).

2.  Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan

menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge).

3.  Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya pengetahuan

yang diperoleh bukan untuk dihapal tetapi untuk dipahami.

4.  Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge),

artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat

diaplikasikan dalam kehidupan siswa.

5.  Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan

pengetahuan.

Menurut Johnson (Ajrina, 2011) ada delapan karakteristik dalam

pembelajaran kontekstual, yaitu sebagai berikut.

1.  Melakukan hubungan bermakna (making meaningful connection).

Siswa dapat secara aktif dalam mengembangkan minatnya, baik secara

individual, kelompok dan menjadi seorang yang dapat belajar sambil berbuat

(learning by doing).

2.  Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan (doing significant work ).

5/16/2018 Makalah CTL Fix Vsan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ctl-fix-vsan 9/21

 

 

ii

Siswa melakukan pekerjaan yang memiliki tujuan, melibatkan orang lain, ada

hubungannya dengan pilihan yang telah ditentukan, dan hasilnya bersifat

nyata.

3.  Belajar yang diatur sendiri (self-regulated learning) 

Siswa membuat hubungan-hubungan antara sekolah dan berbagai konteks

yang ada dalam kehidupan nyata sebagai anggota dari lingkungan sekolah

dan sebagai anggota masyarakat.

4.  Bekerja sama (collaborating)

Guru membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu

mereka memahami bagaimana mereka saling mempengaruhi dan saling

bekomunikasi.

5.  Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking)

Siswa dapat menganalisis, membuat sintesis, memecahkan masalah,

membuat keputusan, dan menggunakan logika dan bukti-bukti.

6.  Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (nurturing the individual)

Siswa memelihara pribadinya yaitu mengetahui, memberi perhatian, memiliki

harapan-harapan yang tinggi, memotivasi dan memperkuat diri sendiri. Siswa

menghormati temannya dan orang dewasa. Namun siswa tidak akan berhasil

tanpa dukungan orang dewasa.

7.  Mencapai standar yang tinggi (reaching high standard)

Siswa dapat mengidentifikasi tujuan dan memotivasinya untuk mencapainya.

8.  Menggunakan penilaian yang autentik (using authentic assesment)

Penilaian authentik diarahkan pada proses mengamati, menganalisa, dan

menafsirkan data yang telah terkumpul ketika atau dalam proses

pembelajaran siswa berlangsung, bukan hanya pada hasil pembelajaran.

Penilaian autentik memberikan kesempatan luas bagi siswa untuk 

menunjukkan apa yang telah mereka pelajari selama proses belajar-mengajar.

Adapun bentuk-bentuk penilaian yang dapat digunakan oleh guru adalah

portfolio, tugas kelompok, demonstrasi, dan laporan tertulis.

5/16/2018 Makalah CTL Fix Vsan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ctl-fix-vsan 10/21

 

 

ii

D.  Peran Guru dan Siswa dalam Pendekatan Kontekstual

Menurut Bobbi Deporter (Sanjaya, 2006: 260) bahwa “Tipe belajar siswa

terdiri dari tiga macam, yaitu tipe visual, auditorial, dan kinestetis”. Tipe visual

adalah gaya belajar dengan cara menggunakan indra penglihatan. Tipe auditorial

adalah gaya belajar dengan cara menggunakan indra pendengarannya, sedangkan

tipe kinestetis adalah gaya belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh.

Dalam proses pembelajaran kontekstual, setiap guru perlu memahami tipe

belajar dalam dunia siswa, artinya guru perlu menyesuaikan gaya mengajar

terhadap gaya belajar siswa. Dalam proses pembelajaran konvesional, hal ini

sering terlupakan sehingga proses pembelajaran tak ubahnya sebagai proses

pemaksaan kehendak.

Menurut Sanjaya (2006), ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru

manakala menggunakan pendekatan CTL, yakni sebagai berikut.

1.  Siswa dalam pembelajaran kontekstual dipandang sebagai individu yang

sedang berkembang, dimana kemampuan belajar seseorang dipengaruhi oleh

tingkat perkembangan dan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian,

guru berperan sebagai pembimbing siswa agar mereka bisa belajar sesuai

dengan tahap perkembangannya.

2.  Setiap anak memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal yang baru dan

penuh tantangan. Guru berperan dalam memilih bahan-bahan belajar yang

sesuai dengan kondisi tersebut. Namun guru harus berhati-hati dalam memilih

bahan pelajaran. Jangan sampai bahan tersebut hanya baru bagi siswa, tapi

tidak penting untuk dipelajari.

3.  Belajar bagi siswa adalah proses mencari keterkaitan antara hal-hal yang baru

dengan hal-hal yang sudah diketahuinya. Pengetahuan yang dimiliki siswa

diperluas melalui konteks pembelajran, yang kemudian diperluas sedikit demi

sedikit sehingga semakin berkembang. Peran guru adalah membantu agar

setiap siswa mampu menemukan keterkaitan antara pengalaman baru dengan

pengalaman sebelumnya, sehingga siswa merasa memperoleh sesuatu yang

berguna dari yang telah dipelajari.

5/16/2018 Makalah CTL Fix Vsan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ctl-fix-vsan 11/21

 

 

ii

4.  Belajar bagi anak adalah proses penyempurnaan skema yang telah ada

(asimilasi) atau pembentukan skema baru (akomodasi), dengan demikian tugas

guru adalah memfasilitasi agar anak mampu melakukan proses asimilasi dan

akomodasi.

E.  Pola dan Tahapan Pembelajaran CTL

Untuk lebih memahami bagaimana mengaplikasikan CTL dalam proses

pembelajaran, di bawah ini disajikan contoh penerapannya. Misalnya guru akan

mengajar mengenai uang. Kompetensi yang harus dicapai adalah siswa mampu

menuliskan kesetaraan nilai uang dan siswa mampu menaksir jumlah harga dari

sekelompok barang. Untuk mencapai kompetensi tersebut dirumuskan beberapa

indikator hasil belajar:

1.  Siswa dapat menuliskan kesetaraan dari suatu nilai uang.

2.  Siswa dapat menaksir jumlah harga dari sekelompok barang.

3.  Siswa dapat menyimpulkan tentang konsep nilai tukar dan menaksir harga dari

sekelompok barang.

Untuk mencapai indikatot di atas, guru melakukan langkah-langkah

pembelajaran seperti di bawah ini.

1.  Pendahuluan

a.  Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses

pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari.

b.  Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL.

1)  Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa.

2)  Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi ke warung dan

pedagang-pedagang yang ada di sekolah untuk mencatat bagaimana

proses transaksi uang berlangsung dalam kehidupan sehari-hari.

3)  Melalui observasi, siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yang

ditemukan, yang berkaitan dengan transaksi uang dalam kehidupan

sehari-hari.

c.  Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap

siswa.

5/16/2018 Makalah CTL Fix Vsan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ctl-fix-vsan 12/21

 

 

ii

2.  Inti

Di lapangan

a.  Siswa melakukan observasi ke warung dan pedagang-pedagang yang ada di

sekolah sesuai dengan pembagian tugas kelompok.

b.  Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan di warung dan pedagang-

pedagang yang ada di sekolah sesuai dengan alat observasi yang telah mereka

temukan sebelumnya.

Di dalam kelas

a.  Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka dengan kelompoknya masing-

masing.

b.  Siswa melaporkan hasil diskusi.

c.  Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok 

yang lain.

3.  Penutup

a.  Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi sekitar masalah

uang sesuai dengan indikator hasil belajar yang harus dicapai.

b.  Guru membagikan lembar evaluasipada setiap siswa.

Pada CTL, untuk mendapatkan kemampuan pemahaman konsep, anak 

mengalami langsung dalam kehidupan nyata di masyarakat. Kelas bukanlah

tempat untuk mencatat atau menerima informasi dari guru, akan tetapi kelas

digunakan untuk saling membelajarkan. Menurut Sanjaya (2006: 270), ada

beberapa catatan dalam penerapan CTL sebagai suatu strategi pembelajaran, yaitu

sebagai berikut.

1.  CTL adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswasecara penuh, baik fisik maupun mental.

2.  CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal, akan tetapi proses

berpengalaman dalam kehidupan nyata.

3.  Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai empat untuk memperoleh

informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan

mereka di lapangan.

4.  Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri, bukan hasil pemberian dari

orang lain.

5/16/2018 Makalah CTL Fix Vsan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ctl-fix-vsan 13/21

 

 

ii

F.  Prinsip-Prinsip Pendekatan Kontekstual

Dalam pendekatan kontekstual siswa dianggap sebagai subjek belajar yang

dapat berperan secara aktif dalam proses pembelajaran untuk mengkonstruksi

pengetahuannya sendiri. Pendekatan kontekstual sebagai suatu pendekatan

pembelajaran yang memiliki prinsip yang melandasi pelaksanaan proses

pembelajaran.

Menurut Depdiknas (Suwangsih dan Tiurlina, 2010: 120) ada tujuh prinsip

yang mendasari pendekatan kontekstual, yakni:

1. Kontruktivisme (Contructivism),

2. Bertanya (Questioning),

3. Menemukan (Inquiry),4. Masyarakat Belajar (Learning Comunity),

5. Pemodelan (Modelling),

6. Refleksi (Reflection),

7. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assesment).

1.  Kontruktivisme (Contructivism)

Kontruktivisme merupakan landasan berpikir CTL, yang menekankan

bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, mengingat pengetahuan tetapi

merupakan suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri aktif secara mental

mebangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur pengetahuanyang

dimilikinya. Dengan dasar ini pembelajaan harus dikemas menjadi proses

mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan. Untuk itu, guru memiliki peran

yang sangat penting dalam membantu siswa untuk bisa mengkonstruksi

pengetahuannya sendiri. Adapun tugas guru dalam pendekatan kontekstual ini

antara lain:

a.  menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa,

b.  memberi kesempatan bagi siswa menememukan dan menerakan idenya

sendiri,

c.  menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.

2.  Bertanya (Questioning)

Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari bertanya. Bertanya

merupakan strategi utama pembelajaan berbasis kontekstual. Questioning dapat

diterapkan antara siswa dengan siswa, guru dengan siswa ataupun antara siswa

5/16/2018 Makalah CTL Fix Vsan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ctl-fix-vsan 14/21

 

 

ii

dengan narasumber lain. Kegiatan bertanya berguna untuk: 1) menggali informasi,

2) menggali pemahaman siswa, 3) membangkitkan respon kepada siswa, 4)

mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa, 5) mengetahui hal-hal yang sudah

diketahui siswa, 6) memfokuskan perhatian pada sesuatu yang dikehendaki guru,

7) membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, 8) untuk menyegarkan

kembali pengetahuan siswa.

3.  Menemukan (Inquiry) 

Menemukan merupakan bagaian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis

kontekstual karena pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa

diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari

menemukan sendiri. Kegiatan menemukan (inquiry) merupakan sebuah siklus

yang terdiri dari observasi (observation), bertanya (questioning), mengajukan

dugaan (hiphotesis), pengumpulan data (data gathering), penyimpulan

(conclusion). Kata kunci dari strategi inquiry adalah siswa menemukan sendiri

suatu konsep dengan langkah-langkahnya sebagai berikut ini.

a.  Merumuskan masalah.

b.  Melakukan observasi.

c.  Menganalisis dan menyajikan hasil baik berupa tulisan, gambar, laporan, tabel

ataupun bentuk lainnya.

d.  Menyajikan hasil karyanya kepada teman sekelas, guru atau audience lainnya.

4.  Masyarakat Belajar ( Learning Community) 

Konsep masyarakat belajar menyarankan hasil pembelajaran diperoleh dari

hasil kerjasama dari orang lain. Hasil belajar diperoleh dari bertukar pikiran antar

teman, antar kelompok, dan antar yang tau ke yang belum tau. Dalam

pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual, guru haruslah

melaksanakan pembelajaran dengan membagi siswa dalam kelompok-kelompok 

belajar. Pembagian kelompok belajar ini harus heterogen agar proses diskusi dapat

berjalan dengan lancar. Siswa yang pandai mengajari yang lemah, siswa yang tahu

5/16/2018 Makalah CTL Fix Vsan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ctl-fix-vsan 15/21

 

 

ii

memberi tahu temannya yang belum tahu dan seterusnya. Guru boleh melibatkan

siswa di kelas atasnya ataupun mendatangkan ahli ke dalam kelas

Masyarakat belajar tejadi apabila ada komunikasi dua arah, dua kelompok 

atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. Dua

kelompok yang berdiskusi haruslah saling memberi dan menerima informasi satu

sama lain. Setiap pihak harus merasa bahwa orang lain memiliki pengetahuan atau

keterampilan yang berbeda yang perlu dipelajari. Dengan demikian proses

komunikasi dalam masyarakat belajar ini akan berjalan dengan baik.

5.  Pemodelan ( Modelling) 

Dalam pembelajaran keterampilan, sebaiknya ada yang bisa dijadikan model

bagi siswa. Pemodelan pada dasarnya membahasakan yang dipikirkan,

mendemonstrasi bagaimana guru menginginkan siswanya untuk belajar dan

melakukan apa yang guru inginkan agar siswanya melakukan. Dalam

pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang

dengan melibatkan siswa yang dianggap mampu karena memiliki keterampilan

dan pengetahuan yang lebih dibandingkan dengan teman-temannya.

Bila salah seorang siswa dijadikan sebagai model maka akan berdampak 

positif bagi siswa lain, yakni memberikan motivasi bagi siswa lainnya untuk 

belajar lebih baik sehingga mampu menjadi seperti temannya yang dijadikan

model oleh guru. Selain guru dan siswa yang menjadi model, seseorang dari luar

dapat pula dijadikan sebagai model.

6.  Refleksi ( Reflection) 

Refleksi merupakan cara berpikir atau respon tentang apa yang baru

dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu.

Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan

baru, yang merupakan revisi dari pengetahuan sebelumnya. Pengetahuan yang

bermakna diperoleh dari proses belajar. Pengetahuan yang dimiliki siswa

diperluas melalui konteks pembelajaran, yang kemudian diperluas sedikit demi

sedikit. Realisasi kegiatan refleksi dalam pembelajaran yaitu guru menyisakan

5/16/2018 Makalah CTL Fix Vsan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ctl-fix-vsan 16/21

 

 

ii

waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi yang berupa pernyataan langsung

tentang apa yang diperoleh hari itu. Dengan refleksi itu, siswa merasa

memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya tentang apa yang baru

dipelajarinya.

7.  Penilaian Sebenarnya ( Authentic Assesment ) 

Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberi

gambaran mengenai perkembangan belajar siswa. Dalam pembelajaran berbasis

CTL, gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui guru agar bisa

memastikan bahwa siswa mengalami pembelajaran yang benar. Fokus penilaian

adalah pada penyelesaian tugas yang relevan dan kontekstual serta penilaian

dilakukan terhadap proses maupun hasil. Penilai tidak hanya guru, tetapi bisa juga

teman lain. Menurut Depdiknas (Suwangsih dan Tiurlina, 2010), karakteristik 

 Authentic Assesment adalah:

a.  dapat dilakukan pada saat proses pembelajaran maupun setelah proses

pembelajaran berlangsung, 

b.  digunakan untuk menilai kemajuan belajar dan hasil belajar, 

c.  yang diukur keterampilan dan penampilan, bukan hanya mengingat fakta, 

d.  authentic assesment  dilaksanakan berkesinambungan artinya setiap selesai

materi pelajaran harus langsung diadakan evaluasi,

e.  authentic assesment ini terintegrasi di dalam proses pembelajaran, 

f.  dapat digunakan sebagai umpan balik bagi siswa untuk lebih baik dalam

proses pembelajaran selanjutnya.

Dengan demikian, pembelajaran yang benar memang seharusnya ditekankan

pada upaya membantu siswa agar mampu mempelajari sesuatu, bukan ditekankan

pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi diakhir periode pembelajaran.

Oleh karena itu, guru harus dapat berperan sebagai fasilitator dalam proses

pembelajaran, agar siswa dapat dengan mudah memahami konsep yang dipelajari.

5/16/2018 Makalah CTL Fix Vsan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ctl-fix-vsan 17/21

 

 

ii

G.  Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Kontekstual

1.  Kelebihan

Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk 

dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan

kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan

materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu

akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan

tertanam erat dalam memori siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan.

Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep

kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme,

dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri.

Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui

”mengalami” bukan ”menghafal”. 

2. Kelemahan

Karena di dalam pendekatan pembelajaran kontekstual ini siswa diharapkan

mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, maka dibutuhkan waktu pembelajaran

yang cukup lama, karena akan sedikit sulit bagi siswa menemukan suatu konsep

dengan pengetahuannya sendiri. Selain itu, keleluasaan waktu yang diberikan guru

kepada siswa untuk bisa mengkonstruksi pengetahuan lama dengan pengetahuan

barunya akan berjalan lamban, karena waktu tersebut lebih banyak digunakan

siswa untuk bermain dengan teman-temannya.

Kelemahan yang kedua yaitu guru lebih intensif dalam membimbing. Karena

dalam metode CTL. Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru

adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk 

menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang

sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan

dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang

dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau ”

 penguasa ” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa 

agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.

5/16/2018 Makalah CTL Fix Vsan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ctl-fix-vsan 18/21

 

 

ii

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau

menerapkan sendiri ide – ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan

dengan sadar menggunakan strategi – strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun

dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang

ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan

semula.

5/16/2018 Makalah CTL Fix Vsan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ctl-fix-vsan 19/21

 

 

ii

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Contextual Teaching Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran

yang menekankan aktivitas siswa secara penuh baik fisik maupun mental dalam

menemukan suatu konsep yang kemudian dihubungkan dengan konteks

kehidupan nyata dan mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari.

CTL banyak dipengaruhi oleh filsafat konstruktivisme. Pengetahuan itu akan

bermakna manakala ditemukan dan dibangun sendiri oleh siswa. Menurut

pandangan psikologis, CTL berpijak pada aliran psikologis kognitif, yaitu proses

belajar terjadi karena pemahaman individu akan lingkungan. Selain melibatkan

keterkaitan antara stimulus respon, belajar juga melibatkan proses mental.

Karakteristik pendekatan kontekstual yaitu suatu proses pengaktifan

pengetahuan yang sudah ada, belajar dalam rangka memperoleh dan menambah

pengetahuan baru, pemahaman pengetahuan, mengaplikasikan pengetahuan dan

pengalaman yang diperolehnya dalam kehidupan siswa, melakukan refleksi

terhadap strategi pengembangan pengetahuan.

Peran guru dalam pembelajaran dengan pendekatan CTL yaitu setiap guru

perlu memahami tipe belajar dalam dunia siswa, artinya guru perlu menyesuaikan

gaya mengajar terhadap gaya belajar siswa, guru harus membimbing siswa agar

mereka bisa belajar sesuai dengan tahap perkembangannya, guru harus dapat

memilih bahan-bahan belajar yang penting untuk dipelajari, guru harus membantu

siswa dalam keterkaitan antara pengalaman baru dengan pengalaman

sebelumnya.

Prinsip-prinsip Pendekatan Kontekstual yaitu 1) Kontruktivisme

(Contructivism), artinya siswa secara aktif membangun pengetahuannya , 2)

Bertanya (Questioning), artinya dalam CTL diharuskan adanya bertanya untuk 

meningkatkan respon siswa, menggali pengetahuan siswa, 3)  Menemukan

(Inquiry),artinya siswa menemukan sendiri konsep dari suatu materi ,

5/16/2018 Makalah CTL Fix Vsan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ctl-fix-vsan 20/21

 

 

ii

4) Masyarakat Belajar (Learning Comunity), artinya terjadi komunikasi baik 

antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru, 5) Pemodelan

(Modelling),artinya dalam CTL diperlukan adanya model baik oleh guru, siswa

maupun pihak lain, 6) Refleksi (Reflection), artinya siswa diberi kesempatan

untuk merenung setelah melalui proses pembelajaran,  7) Penilaian Sebenarnya

(Authentic Assesment), artinya penilaian tidak hanya dilihat dari hasil belajar saja,

namun dalam proses belajarnya pun harus diadakan penilaian.

B.  Saran

Dalam proses pembelajaran kontekstual, setiap guru harus memahami tipe

belajar dalam dunia siswa, artinya guru perlu menyesuaikan gaya mengajar

tehadap gaya belajar siswa. Jika hal ini dapat dilakukan oleh guru maka

pembelajaran dengan metode CTL dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai sebelumnya. Karena yang perlu ditekankan disini adalah

metode ini menganut aliran konstruktivis, dimana siswa dapat menemukan sendiri

pengetahuan tersebut.

Selain itu, siswa bukan lagi dipandang sebagai wadah kosong yang pasif 

melainkan suatu individu yang juga memiliki kemampuan untuk menggali

pengetahuan. Proses menggali pengetahuan tersebut membutuhkan bimbingan

yang ekstra dari guru karena siswa masih berada dalam tahap perkembangan, dan

karena pada umumnya bila siswa dibiarkan bebas bereksplorasi menggali

pengetahuan mereka sendiri, kondisi dikelas akan menjadi gaduh, maka guru

harus menyiapkan strategi khusus untuk menghadapi kondisi yang demikian. 

5/16/2018 Makalah CTL Fix Vsan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ctl-fix-vsan 21/21

 

 

ii

DAFTAR PUSTAKA

Ajrina, Sheila. 2011. Pembelajaran Kontekstual  –  Contextual Teaching and

Learning (CTL) [online] Tersedia: http://Pembelajaran Kontekstual  –  

Contextual Teaching and Learning (CTL) « Sheila Ajrina.htm [19 Maret

2012]

Huda, Hizbulloh. 2010. Definisi Pembelajaran Kontekstual. [Online] Tersedia:

http://definisi-pembelajaran-kontekstual-ctl2.html [19 Maret 2012]

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media

Suwangsih, E., dan Tiurlina. 2010.  Model Pembelajaran Matematika. Bandung:

UPI PRESS