Makalah Cengkeh.doc

13
MAKALAH TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM DAN TAHUNAN “PROSPEK & PERSIAPAN BAHAN TANAM CENGKEH” Oleh : KELOMPOK 7 Emma Femi P. H0711039 Luksmi Tiara D. H0711056 Pramusita Yoga D. H0711079 Ratih Suryaningrum H0711082 Agroteknologi C PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

Transcript of Makalah Cengkeh.doc

Page 1: Makalah Cengkeh.doc

MAKALAH

TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM DAN

TAHUNAN

“PROSPEK & PERSIAPAN BAHAN TANAM

CENGKEH”

Oleh :

KELOMPOK 7

Emma Femi P. H0711039

Luksmi Tiara D. H0711056

Pramusita Yoga D. H0711079

Ratih Suryaningrum H0711082

Agroteknologi C

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012

Page 2: Makalah Cengkeh.doc

A. UMUM

Tanaman cengkeh (Syzigium aromaticum) dikenal sebagai tanaman

rempah yang digunakan sebagai obat tradisional. Cengkeh termasuk salah

satu penghasil minyak atsiri yang biasa diguakan sebagai bahan baku industri

farmasi maupun industri makanan, sedangkan penggunaan yang terbanyak

sebagai bahan baku rokok. Produksi Cengkeh mempunyal peranan yang

cukup besar dalam menunjang upaya peningkatcin pendapatan Negara karena

sampai saat ini Cukai rokok merupakan salah satu sumber pendapatan Negara

yang terbesar dibanding dengon sumber-sumber pendapatan lainnya.

Besarnya cukai Rokok Kretek tergantung dan perkembangan produksi

Rokok Kretek yang dihasilkan oleh Pabrik Rokok Kretek di Indonesia.

Sedangkan produksi Rokok baik kuolitas moupun kuantitasnya akan sangat

dipengoruhi oleh ketersediaan pasokon Cengkeh yang merupokan bohon

baku utama produksi Rokok Kretek.

Cengkeh merupakan salah satu komoditas pertanian yang tinggi nilai

ekonominya. Baik sebagai rempah-rempah, bahan campuran rokok kretek

atau bahan dalam pembuatan minyak atsiri, namun bila factor penanaman dan

pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka produksi dan kualitasnya akan

menjadi rendah.

Cengkeh sejak zaman dahulu hingga sekarang masih menjadi salah satu

hasil industri perkebunan yang prospeknya sangat bagus. Berapapun hasil

produksi kita, maka pasar dipastikan akan mampu menyerapnya. Meski

beberapa waktu yang lalu pernah terjadi penurunan harga terhadap hasil

budidaya tanaman cengkeh di Indonesia, namun sekarang keadaanya beransur

membaik dan normal kembali. Maka tidak mengherankan bila saat ini para

petani juga mulai tekun untuk menggarap ladang atau kebun cengkehnya

kembali.

B. PROSPEK TANAMAN CENGKEH

Cengkeh merupakan tanaman asli Indonesia, yang pada awalnya

merupakan komoditas ekspor, berubah posisi menjadi komoditas yang harus

diimpor karena pesatnya perkembangan indutri rokok kretek. Industri rokok

Page 3: Makalah Cengkeh.doc

kretek sendiri, berkembang sejak akhir abad ke-19. Tingginya kebutuhan

devisa untuk memenuhi kebutuhan mengakibatkan ditetapkannya program

swasembada cengkeh pada tahun 1970, antara lain melalui perluasan areal.

Hasil dari pelaksanaan program swasembada cengkeh adalah terjadinya

perkembangan luas areal yang sangat mencolok dari 82.387 ha tahun 1970

menjadi 724.986 ha tahun 1990. Swasembada dinyatakan tercapai pada tahun

1991, bahkan terlampaui, tetapi bersamaan dengan itu terjadi penurunan

harga. Untuk membantu petani mengatasi hal tersebut pemerintah campur

tangan dengan: (1) mengatur tataniaga melalui pembentukan Badan

Penyangga dan Pemasaran Cengkeh (BPPC), (2) mendiversifikasi hasil dan

(3) mengkonversi sebagian areal. Namun demikian upaya-upaya ini tidak

berhasil yang diindikasikan harga tetap tidak membaik, sehingga petani

menelantarkan pertanamannya

Karena diterlantarkan petani, areal cengkeh berkurang drastis. Pada

tahun 2000 luas areal cengkeh tinggal 428 000 ha dan tahun 2003 tinggal 228

000 ha. Perkiraan untuk 2005 areal tanaman menghasilkan (TM) tinggal

213.182 ha. Produksi juga turun sejak tahun 2000, sehingga diperkirakan

tanpa upaya penyelamatan, tahun 2009 produksi cengkeh Indonesia hanya

akan mampu menyediakan sekitar 50 % dari kebutuhan pabrik rokok kretek

yang rata-rata empat tahun terakhir mencapai 92.133 ton.

Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dilakukan program

intensifikasi, rehabilitasi dan peremajaan tanaman cengkeh secara terukur.

Total areal TM diupayakan terjaga 220.000 – 230.000 ha di 10 propinsi sentra

produksi cengkeh PRK (pabrik rokok kretek), dengan maksimum total areal

250.000 ha, termasuk di luar propinsi PRK. Semuanya itu diarahkan untuk

keseimbangan pasokan dan permintaan, guna memenuhi kebutuhan 92 133

ton untuk rokok kretek (GAPPRI, 2005), serta harga yang tetap

menguntungkan petani.

Untuk itu lima tahun ke depan seyogyanya dapat dilaksanakan program

intensifikasi dan rehabilitasi seluas 70.000 ha serta replanting (peremajaan)

seluas 35.000 ha. Pelaksanaannya dibatasi di 10 propinsi PRK dengan

Page 4: Makalah Cengkeh.doc

kualifikasi daerah sangat sesuai (C1). Adanya kemungkinan peningkatan

kebutuhan sesuai prediksi GAPPRI sebesar 5 %/tahun diharapkan dapat

terpenuhi oleh kelebihan areal dari 230 000 ha yang ada diluar ke-10 propinsi

PRK. Kelebihan tersebut termasuk untuk kemungkinan ekspor dan

diversifikasi hasil untuk keperluan industri makanan, farmasi dan pestisida

nabati.

Total biaya yang diperlukan untuk itu adalah Rp. 1,037 trilyun yang

terdiri dari investasi masyarakat Rp. 767.532 milyar, investasi swasta Rp.

184,020 milyar, dan investasi pemerintah untuk fasilitasi pengadaan infra

struktur serta dukungan penelitian pengadaan benih unggul dan sebagainya

sebesar Rp 85,5 milyar.

Pada dasarnya agribisnis cengkeh sangat menguntung kan. Apalagi

dengan adanya peluang pengembangan industri hilir untuk keperluan

makanan, farmasi dan pestisida nabati, termasuk ekspor. Pihak swasta

diharapkan dapat ikut investasi dalam agribisnis cengkeh yang meliputi

agribisnis hulu dalam penangkaran benih, sektor “on farm” pendirian

perkebunan besar (PBS) dalam rangka peremajaan (replanting) serta

agribisnis hilir di bidang industri penyulingan minyak, industri makanan dan

farmasi serta pengolahan pestisida nabati cengkeh. Kegiatan “on farm” dalam

bentuk pendirian perkebunan besar cengkeh dalam rangka peremajaan

mengganti tanaman tua mampu memberikan B/C sebesar 1.54 dengan IRR

21.20%. Sedangkan untuk usaha industri penyulingan minyak pada tingkat

bunga modal 18 % mampu memberikan B/C 1.26 dengan IRR 23 %.

Dukungan kebijakan pemerintah yang diperlukan adalah pemberdayaan

penyuluhan dan organisasi kelompok tani untuk memprioritaskan

pengembangan cengkeh hanya di daerah sentra produksi cengkeh untuk PRK.

Pengembangan di luar 10 propinsi PRK diserahkan pada swadaya masyarakat

dan dapat digunakan untuk mengantisipasi (bumper) kenaikan permintaan

sesuai perkiraan GAPPRI, memenuhi kebutuhan ekspor dan diversifikasi

untuk produksi minyak cengkeh, eugenol dan pestisida nabati. Dukungan

Page 5: Makalah Cengkeh.doc

pemerintah juga diperlukan untuk akses pembiayaan bagi UKM, stabilisasi

harga dan kemudahan bagi swasta untuk ikut berinvestasi.

C. SYARAT TUMBUH

Tanaman Cengkeh akan tumbuh dengan baik apabila memenuhi syarat-

syarat sebagai berikut:

1. Tanah yang sesuai untuk tanaman cengkeh adalah gembur, solum tanah

tebal (minimal 1,5 meter) serta kedalaman air tanah lebih dari 3 meter dari

permukaan tanah, jenis tanah yang sesuai adalah latosol, podsolik merah,

mediteran dan andoso.

2. Keasaman tanah (pH) optimum berkisar antara 5,5 – 6,5.

3. Besarnya curah hujan optimal untuk perkembangan tanaman cengkeh

berkisar 1.500 – 2.500 mm/tahun serta bulan kering kurang dari 2 bulan,

suhu antara 25 – 34º C kelembaban (RH) 80 – 90 %.

4. Ketinggian tempat yang optimal bagi pertumbuhan tanaman cengkeh

berkisar antara 200 – 600 meter diatas permukaan laut (mdpl).

D. PERSIAPAN BAHAN TANAM

Untuk menghasilkan bibit cengkeh yang bermutu, bahan tanaman perlu

dipersiapkan dengan baik sejak dini, mulai dari pemilihan pohon induk,

benih, persemaian sampai pembibitan.

1. Tipe dan Persyaratan Pohon Induk

a. Tipe pohon induk

Tipe cengkeh yang banyak dibudidayakan di Indonesia antara lain

Zanzibar, Sikotok dan Siputih. Namun, yang banyak disukai oleh

masyarakat adalah jenis Zanzibar karena produktivitasnya lebih tinggi.

Ciri-ciri ketiga tipe cengkeh tersebut sebagai berikut :

1) Zanzibar

a) Produksi tinggi.

b) Bunga berwarna agak merah dengan jumlah pertandan >15

bunga.

c) Daun pucuk berwarna merah muda, tangkai daun dan cabang

berwarna hijau tua dengan permukaan yang mengkilat.

Page 6: Makalah Cengkeh.doc

d) Tajuk rimbun, percabangan tidak membentuk sudut sehingga

daun-daun banyak yang terletak dekat permukaan tanah

2) Sikotok

a) Produksi cukup tinggi.

b) Bunga berwarna kuning dengan jumlah pertandan >15 bunga.

c) Daun pucuk berwarna merah muda, tangkai daun dan cabang

berwarna merah.

d) Daun tua berwarna hijau dengan permukaan mengkilat.

e) Tajuk Perawakan rimbun, percabangan membentuk sudut dan

berdaun lebat.

f) Kebanyakan berbentuk piramid setelah dewasa

3) Siputih :

a) Bunga berwarna kuning berukuran besar dengan jumlah

pertandan <15 bunga.

b) Daun pucuk atau daun muda berwarna kuning sampai hijau muda,

tangkai dan tulang daun muda berwarna kuning kehijauan, daun

tua berwarna hijau.

c) Helaian daun besar dan tidak mengkilat.

d) Tajuk tidak rindang.

b. Persyaratan Pohon Induk

Pada umumnya cengkeh dikembangkan secara generatif melalui

biji yang diperoleh dari pohon induk yang memenuhi persyaratan

sebagai berikut:

1) Sehat.

2) Berumur > 15 tahun.

3) Bentuk mahkota bagus (penu-tupan tajuk >80%).

4) Hasil rata-rata terus naik.

5) Jauh dari tipe cengkeh lainnya.

6) Tidak terlindungi.

7) Percabangan cukup banyak.

8) Batang utama tunggal.

Page 7: Makalah Cengkeh.doc

9) Bebas hama penyakit

2. Persiapan Benih

Benih yang digunakan memiliki kriteria :

a. Benih masak fisologis (warna kuning muda sampai ungu kehitaman)

atau telah berumur 9 bulan.

b. Berat 0.85 – 1.1 g.

c. Tidak cacat.

d. Tidak berlendir.

e. Harus tumbuh dalam waktu 3 minggu setelah semai.

f. Tidak benjol-benjol (yang menandakan benih terinfeksi penyakit cacar

daun cengkeh).

Sebelum disemai kulit buah dikupas untuk menghindari terjadinya

fermentasi yang dapat merusak viabilitas (daya kecambah) benih.

Pengupasan kulit buah dilakukan dengan hati-hati agar kulit benih tidak

terluka.

Pengupasan dilakukan dengan tangan atau pisau yang tidak terlalu

tajam. Setelah pengupasan, benih direndam dalam ember berisi air selama

± 24 jam, dan dilanjutkan dengan pencucian. Selama pencucian benih

diaduk dan digosok dalam air, dengan mengganti air cucian 2-3 kali untuk

menghilangkan lendir yang menempel pada kulit benih.

E. PERSEMAIAN

Persemaian tanaman cengkeh dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Buat bedengan untuk naungan dengan lebar 1- 1,2 m dan panjang sesuai

kebutuhan dengan arah membujur ke utara selatan. Kanan kiri bedengan

dibuat parit sedalam 20 cm dan lebar 50 cm. Diatas bedengan dibuat

naungan setinggi 1,8 m dibagian timur dan 1,2 m dibagian selatan,

intensitas cahaya 75%.

2. Benih dibenamkan pada media di polybag ukuran 15 cm x 20 cm (untuk

bibit yang akan dipindahkan pada umur 1 tahun) atau ukuran 20 cm x 25

cm (untuk bibit yang akan dipindahkan pada umur 2 tahun) yang bagian

bawahnya telah dilubangi 2,5 mm dengan jarak 2 x 2 cm. Media yang

Page 8: Makalah Cengkeh.doc

digunakan pasir halus, tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 :

1 : 1, dan berikan Natural GLIO per 20 25 kg pupuk kandang yang telah

jadi dan diperam selama ± 2 minggu. Dan sebelum bibit ditanam siram

tanah dengan POC NASA 5 ml/lt air atau 0,5 tutup per liter air. -Kemudian

susun polybag pada persemaian yang telah disiapkan.

3. Penyiraman dilakukan dua kali dalam sehari. Penyiangan dilakukan 2-3

kali dalam sebulan disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Intensitas

naungan perlahan-lahan dikurangi secara bertahap hingga tinggal 40% saat

bibit dipindahkan ke lapang.

4. Pemupukan dengan NPK dilakukan dengan dosis 10 gr/pohon/tahun atau

dengan Urea, SP-36 dan KCl dengan dosis masing-masing 3,5

gr/bibit/tahun . Pupuk tersebut diberikan tiap 3 bulan sekali sedangkan

untuk yang didalam polibag diberikan sebanyak 1,5 bulan sekali.

Akan lebih baik pembibitan diselingi/ditambah SUPERNASA interval 4

bulan sekali dengan dosis 1 botol untuk ± 400 bibit. 1 botol SUPERNASA

diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian

setiap 1 liter diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap bibit.

Page 9: Makalah Cengkeh.doc

DAFTAR PUSTAKA

http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-cengkeh.html

http://www.litbang.deptan.go.id/special/komoditas/b4cengkeh

http://blogs.unpad.ac.id/antonharianto/2010/06/14/prospek-bisnis-cengkeh/

http://epetani.deptan.go.id/budidaya/budidaya-cengkeh-688