Makalah Blok 26-Puskesmas
-
Upload
atvionitasinaga14184 -
Category
Documents
-
view
62 -
download
1
description
Transcript of Makalah Blok 26-Puskesmas
Administrasi Kesehatan dan Program PuskesmasAtvionita Sinaga
102012369
B2
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara no. 6, Jakarta Barat, 11470
Email : [email protected]
Puskesmas
Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah suatu organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima
dan terjangkau oleh masyarakat, serta biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat.
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah untuk mendukung
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran serta
kemauan dan kemampuan hidup sehat agar terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya dalam rangka mewujudkan ‘Indonesia Sehat 2010’. Upaya kesehatan tersebut
diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas bagi
mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada
perorangan.1
Pelayanan di Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Secara umum, mereka harus memberikan pelayanan
preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui upaya kesehatan perorangan
(UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM). Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat
inap selain pelayanan rawat jalan. Hal ini disepakati oleh puskesmas dan dinas kesehatan yang
bersangkutan. Dalam memberikan pelayanan di masyarakat, puskesmas biasanya memiliki
subunit pelayanan seperti puskesmas pembantu, puskesmas keliling, posyandu, pos kesehatan
desa maupun pos bersalin desa (polindes).1
1
Fungsi Puskesmas
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar
menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan
Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap
program pembangunan di wilayah kerjanya
Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan dan pemulihan
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat:
Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
untuk hidup sehat
Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan
Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan,
dan pelayanan kesehatan masyarakat
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu
dan berkesinambungan.1
Manajemen dan Administrasi Puskesmas
Dalam usaha melaksanakan program-program di puskesmas atau mana-mana pusat
kesehatan harus dimulai dengan manajemen atau administrasi. Administrasi adalah proses
penyelenggaraan kerja yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. administrasi, baik dalam pengertian luas maupun sempit di dalam
penyelenggaraannya diwujudkan melalui fungsi-fungsi manajemen, yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.2
1. Masukan (input)
Masukan merupakan suatu struktur yang berupa sumber daya manusia (man), dana
(money), sarana fisik perlengkapan dan peralatan (material), organisasi dan manajemen
(method).
2
2. Proses
Proses meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pencatatan, dan pelaporan,
serta pengawasan.2
A. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk mengatasi
masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Perencana akan memberikan pola pandang
secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan
dan kapan akan dilakukan. Puskesmas merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan
masyarakat tingkat I yang dibina oleh DKK, yang bertanggungjawab untuk melaksanakan
identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan
kesehatan meliputi cakupan mutu pelayanan, identifikasi mutu sumber daya manusia dan
provider, serta menetapkan kegiatan untuk menyelesaikan masalah. Perencanaan meliputi
kegiatan program dan kegiatan rutin puskesmas yang berdasarkan visi dan misi puskesmas
sebagai sarana pelayanan kesehatan primer dimana visi dan misi digunakan sebagai acuan dalam
melakukan setiap kegiatan pokok puskesmas.2
Budgeting dalam perencanaan menejemen keuangan dikelola sendiri oleh puskesmas
sesuai tatacara pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan, adapun sumber biaya didapatkan
dari pemerintah daerah, retribusi puskesmas, swasta atau lembaga sosial masyarakat dan
pemerintah adapun pembiayaan tersebut ditujukan untuk jemis pembiayaan layanan kesehatan
yang mempunyai cirri-ciri barang atau jasa publik seperti penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi,
P2M dan pelayanan kesehatan yang mempunyai ciri-ciri barang atau jasa swasta seperti
pengobatan individu.
B. Pengorganisasian
Dinas Kesehatan Kota mempunyai tugas untuk menenetukan menetapkan struktur
organisasi puskesmas dengan pertimbangan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat
tingkat I. Pola organisasi meliputi kepala, wakil kepala, unit tata usaha, unit fungsional agar tidak
3
terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatan yang nantinya akan berpengaruh terhadap
kualitas program yang ditangani.2
Struktur organisasi puskesmas
Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas
Unsur pembantu pimpinan : Tata usaha
Unsur pelaksana : Unit I, II, III, IV, V, VI, VII.
C. Pelaksanaan
Pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi penggerak semua kegiatan yang telah
dituangkan dalam fungsi pengorganisasian untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
dirumuskan pada fungsi perencanaan. Fungsi manajemen ini lebih menekankan tentang
bagaimana manajer mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya untuk mencapai tujuan
yang telah disepakati. Dalam menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia dalam
suatu organisasi, peranan pemimpin, motivasi staf, kerjasama dan komunikasi antar staf
merupakan hal-hal pokok yang perlu diperhatikan oleh seorang manjer.
Secara praktis fungsi pelaksanaan ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim
kerjasama di antara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi tercapai secara efektif dan
efisien. Fungsi pelaksanaan ini haruslah dimulai dari diri manajer, di mana manajer harus
menunjukkan kepada stafnya bahwa ia mempunyai tekad untuk mencapai kemajuan dan peka
terhadap lingkungannya. Ia harus mempunyai kemampuan bekerjasama dengan orang lain secara
harmonis.2,3
Tujuan fungsi pelaksanaan:
Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf
Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan ini
Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi
kerja staf
Membuat organisasi berkembang lebi dinamis.
4
D. Pengawasan
Pengawasan (controlling) dalam manajemen puskesmas merupakan fungsi terakhir yang
berkait erat dengan fungsi manajemen yang lainnya. Melalui fungsi pengawasan dan
pengendalian, standard keberhasilan selalu dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau
yang mampu dikerjakan. Jika ada kesenjangan atau penyimpangan diupayakan agar
penyimpangannya dapat dideteksi secara dini, dicegah, dikendali atau dikurangi. Kegiatan fungsi
pengawasan dan pengendalian bertujuan agar efisiensi penggunaan sumber daya dapat lebih
berkembang, dan efektifitas tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih
terjamin.4
Tiga langkah penting untuk melakukan pengawasan:
Mengukur hasil/prestasi yang telah dicapai
Membandingkan hasil yang dicapai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya
Memperbaiki penyimpangan yang dijumpai berdasarkan faktor-faktor penyebab terjadinya
penyimpangan. Bila diperkirakan terjadi penyimpangan, pimpinan perlu berusaha lebih
dulu untuk mencari faktor penyebabnya, kemudian menetapkan langkah-langkah untuk
mengatasinya.
3. Keluaran
Keluaran adalah hasil akhir dari kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional
terhadap pasien atau terhadap suatu program yang dilaksanakan.
4. Sasaran
Sasaran merupakan golongan yang menjadi tumpuan terhadap pelaksanaan suatu
program yang direncanakan. Sasaran dapat berupa perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
5. Dampak
Hasil dari pelaksanaan yang dijadikan indikator apakah kebutuhan dan tuntutan
kelompok sasaran terpenuhi atau tidak. Dampak merupakan indikator yang sulit untuk dinilai.
5
6. Umpan balik
Umpan balik merupakan merupakan hasil dari keluran yang menjadi masukan dari suatu
sistem.
7. Lingkungan
Lingkungan fisik (faktor kesulitan geografis, iklim, transport, dan lain-lain) dan non fisik
(sosial budaya, tingkat pendapatan ekonomi masyarakat, pendidikan masyarakat, dan lain-lain)
Azaz Penyelenggaraan Puskesmas
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus
menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan puskesmas
tersebut dikembangkan dan ketiga fungsi puskesmas . Dasar pemikiran adalah pentingnya
menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya
puskesmas, baik upaya kesehatan pengembangan, azas penyelenggaraan puskesmas yang di
maksud adalah :
1. Azas pertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat
tinggal di wilayah kerjanya, berbagai kegitan yang harus dilaksanakan puskesmas antara
lain:
a) Mengerakkan pembangunan di berbagai sektor di kecamatan sehingga berwawasan
kesehatan.
b) Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya.
c) Memelihara setiap upaya kesehatanstrata pertama yang di selenggarakan oleh masyarakat
dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
d) Menyelenggarakan upya kesehatan strata pertama secara merata dan terjangkau di
wilayah kerja.4
2. Azas Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas wajib memperdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat agar berperan
aktif dalam setiap upaya puskesmas. Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh
Puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain :
6
a) Upaya kesehatan ibu dan anak : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita(BKB)
b) Upaya perbaikan gizi : Posyandu, Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
c) Upaya kesehatan sekolah : Dokter Kecil, Dokter Remaja.
d) Upaya kesehatan lingkungan : Kelompok Pemakai Air (polmair Desa Percontohan
Kesehatan Lingkungan (DPKL)Pemberantasan Sarang Nyamuk(PSN).
e) Upaya Usia Lanjut : Posyandu Lansia
f) Upaya Kesehatan Kerja : Pos UKK.
g) Upaya Kesehatan Jiwa : Posyandu ,Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat.
h) Upaya Pengobatan Tradisional :Taman Obat Keluarga(TOGA),Pembinaan Batra.
i) Upaya Pembiayaan Jaminan Kesehatan: Dana Sehat,Tabungan Ibu Bersalin(Tabulin)
3. Azas Keterpaduan
Dibedakan manjadi
Keterpaduan Lintas Program
Memandukan beberapa program sehingga menjadi satu yang bertujuan untuk
memperoleh hasil yang maksimal.
Keterpaduan Lintas Sektor
Memadukan penyelenggaraan upaya Puskesmas dengan sektor terkait di kecamatan.4
4. Azas Rujukan
1. Perorangan
Rujukan Kasus
Rujukan Bahan Pemeriksaan
Rujukan Ilmu Pengetahuan
2. Masyarakat
KejadianLuar Biasa (KBL)
Pencemaran Lingkungan
Bencana
7
Program Pokok Puskesmas
Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib di laksanakan
karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya. Ada 6 Program Pokok pelayanan kesehatan di Puskesmas yaitu :
1. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan kesehatan
untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang pasien dilakukan
oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama
anamnesis dan pemeriksaan
2. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan
untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan
penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).
3. Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di
Puskesmas yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia
Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan
balita.
4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu program
pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penular penyakit
menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll).
5. Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas
untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar,
pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran
lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat,
6. Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan
gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi,
penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat
Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan
Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.5
8
Kegiatan Penunjang Puskesmas
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)6
Pengertian:
Posyandu merupakan wadah pusat kegiatan pemberian pelayanan kesehatan dan KB yang
terpadu tingkat desa.
Sasaran:
1. Bayi, ibu hamil, ibu menyusui, PUS (Pasangan Usia Subur)
Tujuan:
1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR.
3. Mempercepat untuk diterimanya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera)
4. Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka ahli teknologi
untuk swa kelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.
5. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan
dan kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan.
6. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada masyarakat dalam usaha
meningkatkan cakupan penduduk dan geografis.
Puskesmas Pembantu6
Unit pelayanan kesehatan yangg sederhana & bersifat menunjang & membantu melaksanakan
kegiatan puskesmas yangg ruang lingkupnya > kecil. Wilayah kerjanya dapat mencakup 2 – 3
desa dengan sasaran 2500 jiwa (luar jawa) atau 10.000 jiwa (Jawa , Bali)
Puskesmas keliling6
Puskesmas keliling adalah program pelayanan kesehatan terpadu keluar gedung puskesmas yang
menjangkau daerah terpencil, atau tempat tinggal masyarakat yang sulit mendapatkan akses
pelayanan kesehatan terdekat.
9
Kegiatan Puskesmas Keliling
Memberikan pelayanan di daerah terpencil
Melakukan penyelidikan Kejadian Luar Biasa (KLB)
Alat transportasi penderita untuk rujukan ke puskesmas pembantu / induk
Penyuluhan kesehatan menggunakan audio visual
Kader
Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang
bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan. Keberadaan kader sering dikaitkan dengan
pelayanan rutin di posyandu. Padahal ada beberapa macam kader bisa dibentuk sesuai dengan
keperluan menggerakkan partisipasi masyarakat atau sasarannya dalam program pelayanan
kesehatan.6
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
Pengertian:
KIA adalah upaya kesehatan yang mencakup pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu
bersalin, bayi dan balita serta anak usia pra sekolah yang menjadi tanggung jawab Puskesmas
dalam rangka meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan bangsa pada umumnya.
Sasaran:
1. Ibu hamil, ibu bersalin, bayi dan balita
2. Serta anak usia pra sekolah
Tujuan:
1. Melaksanakan pemeriksaan pada ibu hamil yaitu, timbang berat badan, mengukur
tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberan tablet tambah darah, serta
vitamin A.
2. Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil mengenai keadaan gizi, perawatan payudara,
ASI eksklusif, kebersihan diri dan lingkungan serta P2P.
3. Memberikan motivasi agar ibu hamil ikut playanan KB.
10
4. Membina posyandu
5. Merujuk pasien ke Rumah Sakit apabila penyakitnya tidak dapat ditanggulangi di
Puskesmas.
6. Pencatatan dan pelaporan KPBIA (Kelompok Pembina Belajar Ibu dan Anak)
7. Pemberian imunisasi pada bayi, balita ibu hamil, anak sekolah dan calon pengantin.
Kegiatan:
1. Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui
2. Pertolongan persalinan di luar Rumah Sakit
3. Pemeriksaan dan pemeliharaan anak.
4. Imunisasi dasar dan revaksinasi
5. Pengobatan sederhana dan pencegahan dehidrasi pada anak yang menderita diare dengan
pemberian cairan per oral.
6. Penyuluhan gizi untuk meningkatkan status gizi ibu dan anak.
7. Bimbingan kesehatan jiwa anak
8. Menjalankan kunjungan rumah
9. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
10. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
Pengertian:
Penyakit menular adalah penyakit infeksi yang dapat dipindahkan dari orang atau hewan yang
sakit, dari resevoir ataupun benda-benda yang mengandung bibit penyakit lainnya ke manusia
sehat.5
Sasaran:
1. Seluruh lapisan masyarakat
11
Tujuan:
1. Mencegah terjangkitnya penyakit
2. Untuk meningkatkan kesehatan yang optimal
3. Menurunkan angka kematian dan kesakitan
Kegiatan-kegiatan P2M berupa:
1. Mencari kusus sedini mungkin untuk melakukan pengobatan
2. Memberikan penyuluhan kesehatan daerah wabah di Puskesmas
3. Mengadakan imunisasi antara lain: BCG, DPT, campak, polio, Hepatitis B, dan TT.
4. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengamatan dan pemberantasan penyakit.
5. Mengumpulkan dan menganalisa data tentang penyakit
6. Melaporkan penyakit menular.
7. Menyelidiki dilapangan untuk melihat ada tidaknya laporan yang masuk, menemukan
kasus-kasus untuk mengetahui sumber penularan.
8. Tindakan penularan untuk menahan penjalarannya.
9. Menyembuhkan penderita hingga sehat.
10. Pemberian imunisasi.
11. Pemberantasan vektor nyamuk.
12. Pendidikan kesehatan.
Tugas Dokter Puskesmas
FIVE STAR DOCTOR, menurut dr. Charles Boelen WHO, Swedia:
1. Care Provider Mampu menyediakan perawatan
Selain memberikan perawatan individu “five stars doctor” harus memperhitungkan total
(fisik, mental, sosial) kebutuhan pasien. Mereka harus memastikan bahwa berbagai
pengobatan-kuratif, preventif, rehabilitatif- akan dibagikan denga cara yang saling
melengkapi, terintegritas, dan berkesinambungan. Dan mereka harus memastikan bahwa
pengobatan adalah kualitas tertinggi.7
12
2. Decision Maker Mampu menjadi penentu keputusan
Dalam transparasi “five star doctor” akan mengambil keputusan yang dapat dibenarkan
dalam hal efikasi dan biaya. Dari semua cara yang mungkin untuk mengobati kondisi
kesehatan yang diberikan, salah satu yang tampaknya paling sesuai dalam situasi tertentu
harus dipilih. Sebagai pengeluaran regards, sumber daya terbatas yang tersedia untuk
kesehatan harus dibagi secara adil untuk kepentingan setiap individu dalam masyarakat.
3. Communicator Mampu menjadi komunikator yang baik
Lifestyle aspek seperti diet seimbang, langkah-langkah keselamatan di tempat kerja, jenis
kegiatan rekreasi, menghormati lingkungan dan sebagainya semua memiliki pengaruh
yang menentukan kesehatan. Keterlibatan individu dalam melindungi dan memulihkan
kesehatannya itu sendiri, sangat penting karena paparan resiko kesehatan sangat
ditentukan oleh perilaku seseorang. Para dokter juga harus seorang komunikator yang
sangat baik dalam rangka membujuk pasien, keluarga dan masyarakat yang merupakan
tanggung jawab dokter untuk mengadopsi gaya hidup sehat dan menjadi mitra dalam
upaya kesehatan.
4. Community Leader Mampu menjadi pemimpin dalam komunitas atau masyarakat
Kebutuhan dan masalah seluruh masyarakat tidak boleh dilupakan. Dengan memahami
faktor-faktor penentu kesehatan yang melekat dalam lingkungan fisik dan sosial dan
dengan menghargai luasnya setiap masalah atau resiko kesehatan, “five stars doctor”
tidak akan hanya mengobati individu yang mencari bantuan tetapi juga akan mengambil
bunga positif dalam kegiatan kesehatan masyarakat yang akan bermanfaat bagi sejumlah
besar orang.
5. Manager Mampu dan bisa memiliki skill manajerial yang baik untuk menjalankan
fungsi-fungsi diatas
Untuk melaksanakan semua fungsi, maka penting untuk “five stars doctor” untuk
memperoleh keterampilan manajerial. Ini akan memungkinkan mereka untuk memulai
pertukaran informasi dalam rangka membuat keputusan yang lebih baik, dan untuk
bekerja dalam tim multidisiplin yang erat hubungannya dengan mitra lain untuk
13
kesehatan dan pembangunan sosial, apakah ditakdirkan untuk individu atau untuk
masyarakat.8
Masalah
Yang dimaksud dengan masalah adalah terdapatnya kesenjangan (gap) antara harapan
dengan kenyataan. Dalam usaha mencapai visi puskesmas terdapat beberapa masalah yang
dihadapi sehingga menyebabkan program yang diselenggrakan tidak mencapai target yang
ditetapkan. Langkah awal yang harus dilakukan adalah menetapkan prioritas masalah. Kita bias
menggunakan teknik non – scoring / scoring. Teknik non scoring meliputi brain storming,
Delphi technique, dan delbeq technique. Sedangkan teknik scoring kita lakukan dengan kajian
data yang diperoleh dari laporan bulanan puskesmas. Dalam pemilihan prioritas (scoring) kita
dapat melakukannya dengan menggunakan teknik kriteria matrik.
Misalnya pada kasus ditemukan cakupan ANC, imuniasi dan KB yang belum memadai.
Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor antaranya akibat manajemen yang tidak efektif
atau pelaksanaan program yang tidak efisien.
Pelayanan Antenatal (ANC)7,8
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif care
untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin agar dapat melalui
persalinan dengan sehat dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu sehingga ibu dalam
status kesehatan yang optimal, karena dengan keadaan kesehatan ibu yang optimal sangat
berpengaruh bagi pertumbuhan janin yang dikandungnya.
Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan K1
atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah
melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan
antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan
ibu hamil sesuai standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada
trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat
dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil
14
Tujuan pelayanan antenatal adalah sebaaai berikut :
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang
janin
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu
3. Mengenali dan mengurangi secara dini adanya penyulit / komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, temasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman dengan trauma
seminimal mungkin
5. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan mempersiapkan ibu agar dapat
memberikan ASI secara eksklusif
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar dapat
tumbuh kembang secara normal
7. Mengurangi bayi lahir premature, kelahiran mati dan kematian neonatal
Kunjungan ibu hamil sesuai standar adalah pelayanan yang mencakup minimal :7,8
1. Timbang badan dan ukur badan
2. Ukur tekanan darah
3. Skrining status imunisasi Tetanus Toksoid. Tujuannya untuk melindungi ibu dan bayi
yang dilahirkan dari tetanus neonatorum, imunisasi ini diberikan sebanyak 5 kali. TT1
diberikan pada kunjungan antenatal pertama, TT2 diberikan empat minggu setelah TT1,
TT3 diberikan enam bulan setelah TT2, TT4 diberikan satu tahun setelah TT3, dan TT5
diberikan satu tahun setelah TT4
4. Ukur tinggi fundus uteri
5. Pemberian tablet besi (90 tbalet) selama kehamilan. Tiap tablet mengandung FeSO4 320
mg( zat besi 60 mg) dan asam folat 500 ug, minmal masing – masing 90 tablet.
6. Temu wicara / pemberian komunikasi interpersonal dan konseling
7. Tes laboratorium sederhana (Hb, protein urin) berdasarkan indikasi (HbsAg, sifilis, HIV,
malaria , TBC, PMS)
15
Imunisasi
Pengertian:
Imunisasi adalah suatu tindakan memberikan kekebalan kepada tubuh terhadap penyakit
tertentu.9
Sasaran:
Bayi, Balita, Ibu hamil, Anak Sekolah, dan Pasangan Usia Subur (PUS)
Tujuan:
1. Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian
2. Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil, dan pencegahan penyakit.
Tabel 1. Jadwal Imunisasi Anak Umur 0 -18 tahun
16
Keluarga Berencana
Keluarga Berencana ( KB ) adalah suatu program yang dicanangkan pemerintah dalam
upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Tujuan utama program KB nasional adalah untuk
memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas,
menurunkan tingkat atau angka kematian Ibu dan bayi serta penanggulangan masalah kesehatan
reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil yang berkualitas.9
Dalam konteks gerakan KB nasional, konsep mandiri merupakan suatu inovasi baru
dimana titik berat dalam penawaran dalam awal pelaksanaan program KB, berubah menjadi
fokus permintaan. Dengan kata lain mandiri dalam program KB meminta masyarakat untuk
berinisiatif serta berpartisipasi dalam memenuhi kebutuhan yang berhubungan dengan
perencanaan keluarga, khususnya kebutuhan alat kontrasepsi di tempat pelayanan KB.
Permasalahan yang dihadapi dalam skenario adalah pada saat koordinasi dengan camat
dan BKKBN dilaporkan bahwa wilayah kerja puskesmas mengalami kenaikan jumlah kelahiran
yang signifikan dibandingkan dengan 2 tahun yang lalu. Disepakati untuk menggalakkan KB di
wilayah tersebut. Prioritas program yang dilaksanakan adalah peningkatan cakupan IUD dan
pemasangan susuk KB. Yang menjadi hambatan adalah adanya anggapan bahwa KB masih
menjadi tabu bagi masyarakat sekitar. Tingkat pendidikan masyarakat juga umumnya rendah
(80% tidak tamat SMP). Pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai definisi dari KB,
jenis-jenisnya, program puskesmas mengenai KB, peran masyarakat dalam bentuk Posyandu,
peran pemerintah, angka demografi dan juga problem solving cycle.
Program kependudukan dan KB terdiri dari:
Sub Program Pembinaan dan Peningkatan Kemandirian Keluarga Berencana
Sub Program Pembinaan Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga
Sub Program Peningkatan Advokasi, Penggerakan dan Informasi
Sub Program Pengendalian Penduduk
17
Pada tahun 2013 Kedeputian Bidang Deputi bidang Advokasi, Penggerakan,
danInformasi merencanakan kinerja dengan sasaran dan indikator sebagai berikut:
1. Tersusunnya kebijakan dan strategi advokasi dan KIE program pembangunan
kependudukan dan KB dengan indikator jumlah kebijakan dan strategi advokasi dan KIE
program pembangunan kependudukan dan KB yang disusun.
2. Tersedianya sarana dan prasarana advokasi dan KIE dengan indikator Persentase provinsi
yang mendapatkan sarana dan prasarana advokasi dan KIE yang disediakan sesuai dengan
kebutuhan dan Jumlah prototype materi dan media advokasi dan KIE program kependudukan
dan KB yang dikembangkan dan diproduksi.
3. Tersedianya tenaga pengelola advokasi dan KIE yang kompeten (stakeholder dan mitra
kerja) dengan indikator Jumlah tenaga pengelola advokasi dan KIE yang dilatih atau
ditingkatkan kapasitasnya.
4. Meningkatnya komitmen stakeholder dalam mendukung program pembangunan
kependudukan dan KB serta pencitraan kelembagaan BKKBN dengan indikator Persentase
stakeholder yang mendapatkan advokasi dan KIE.
5. Meningkatnya kemitraan dalam advokasi dan KIE pembangunan dengan indikator
Persentase mitra kerja yang melakukan advokasi dan KIE tentang program kependudukan dan
KB dan Persentase mitra kerja yang mendapatkan fasilitasi pembinaan advokasi dan KIE.
6. Meningkatnya penayangan informasi pembangunan kependudukan dan KB melalui
media massa (cetak dan elaktronik), media luar ruang, seni dan budaya/media tradisional
dengan indikator Jumlah media massa (cetak dan elektronik), media luar ruang, dan seni dan
budaya/media tradisional yang menginformasikan pembangunan kependudukan dan KB kepada
keluarga dan masyarakat.
7. Terlaksananya monitoring, evaluasi, dan pembinaan advokasi dan KIE dalam program
pembangunan kependudukan dan KB ke provinsi dengan indikator jumlah pelaksanaan
monitoring, evaluasi, dan pembinaan advokasi dan KIE dalam program kependudukan dan KB
ke provinsi dan jumlah provinsi yang mendapatkan pembinaan dan fasilitasi pembinaan
advokasi dan KIE.10
18
Bagan 1. Langkah –langkah Pemilihan Prioritas Masalah Dengan Teknik Kriteria Matriks
Analisis Penyebab Masalah
Analisis Penyebab Masalah
Semua jenis hambatan atau penyebab timbulnya masalah dalam sesuatu program dapat
dirumuskan pada saat melakukan analisis situasi (sistem) yang lebih difokuskan pada sumber
daya dan proses (input dan proses).
19
PEMILIHAN PRIORITAS
TEKNIK KRITERIA MATRIK
Pentingnya masalah :
Prevalence Severity Rate of increase Degree of unmeet
need Public concern Political Climate Sosial benefit
Kelayakan teknologi
Ilmu Teknologi
Sumber Daya
Dana Sarana Tenaga
Bagan 2. Problem Solving Circle
1. Input:
- Man: jumlah staf kurang, ketrampilan, pengetahuan, dan motivasi kerjaya yang rendah.
Tingkat partisipasi masyarakat juga rendah.
- Money: jumlah dana untuk pengembangan program sangat terbatas dan turunnya dana
terlambat serta sering dipotong di Dinkes tingkat II.
- Material: jumlah peralatan medis yang kurang memadai dan jenis obat yang tersedia
tidak sesuai dengan masalah kesehatan yang potensial berkembang di wilayah kerja
Puskesmas. Harga peralatan yang mahal.
- Method: perlaksanaan program yang kurang efektif dan efisien. Waktu yang dimiliki
oleh staf tidak cukup untuk menyusun rencana atau untuk mengadakan supervisi.
Informasi juga dapat menjadi hambatan program karena datanya yang tersedia kurang
dapat dipercaya, kurang akurat, pemanfaatan data jarang dilakukan untuk perencanaan
kegiatan program sehingga staf terperangkap pada rutinisme, dan laporannya belum
dibuat.10
20
Analisis Masalah Prioritas
Masalah
Alternatif pemecahan Masalah
Rencana OperasionalPelaksanaan &
Penggerakan
Pemantauan
Evaluasi
Pengawasan & Pengendalian
Identifikasi Istilah
Tujuan
PROBLEM
SOLVING
CIRCLE
2. Proses: masalah ini dapat dikaitkan dengan fungsi manajemen (POAC)
- Planning: kurang jelasnya tujuan atau rumusan masalah program sehingga rencana
kerja operasional tidak relevans dengan upaya pemecahan masalah
- Organizing: pembagian tugas untuk staf tidak jelas bahkan sering tidak ada. Staf yang
ada jumlahnya belom memadai.
- Actuating: koordinasi dan motivasi staf kurang atau kepimpinan kepala Puskesmas tidak
disenangi staf. Pengumpulan data yang kurang baik, masih lemahanya sistem pencatatan
dan koordinasi antar program.
- Controlling: pengawasan (supervise) lemah dan jarang dilakukan serta pencatatan data
untuk monitoring program kurang akurat dan jarang dimanfaatkan.10
3. Lingkungan
- Misalnya hambatan geografis (jalan rusak)
- Sarana transportasi yang kurang memadai
- Iklim atau musim yang kurang menguntungkan
- Masalah tingkat pendidikan yang rendah
- Sikap dan budaya masyarakat yang tidak kondusif (tabu, salah persepsi, mitos)
4. Output : cakupan imunisasi dasar , ANC, dan KB
5. Sasaran : bayi , balita , ibu , ibu hamil, pasangan menikah
6. Dampak : Cakupan berbagai program belum mencapai hasil
Bagan 3. Rangkaian serta Aspek – Aspek Yang Mempengaruhi Berhasilnya Suatu Program
Penyelesaian
21
LINGKUNGAN
MASUKAN PROSES KELUARAN DAMPAK
UMPAN BALIK
Pada kasus kita di dapatkan :
1. Input :
MAN 1 dr.umum , 1 dr.gigi , 3 perawat , 1 sanitarian , 3 administrator
MONEY-MATERIAL uang, vaksin, transportasi, alat kontrasepsi, alat-alat
pemeriksaan hanya transportasi yang diketahui ( motor, perahu dan jalan kaki)
METHOD kemampuan / keahlian tenaga medis , cara yang digunakan (tidak
diketahui).11
2. Proses :
a) PLANNING Program yang dapat dilakukan untuk menangani berbagai cakupan
program yang terdapat pada kasus yang dihadapi ( imunisasi dasar, ANC, dan KB)
adalah
a) Menetapkan tujuan operasional program kesehatan bersifat SMART
b) Menyusun program / kegiatan yang dapat mendukung suatu program utama
c) Menggalakan program imunisasi dasar lengkap untuk bayi dan balita secara jelas
dan terstruktur
d) Melakukan penyuluhan pentingnya program keluarga berncana.
b) ORGANIZING
a) Melakukan pembagian tugas dengan jelas dan tidak tumpang tindih
b) Menetapkan struktur organisasi yang jelas dan sesuai dengan jumlah staff yang
ada
c) Mencari staff . tenaga medis , administrasi jika didapati masalah yang terjadi
akibat kekurangan sumber daya manusia (man)
d) Melatih kader supaya dapat menjadi tenaga kesehatan di wilayah kerjanya
c) ACTUATING
1) Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf
2) Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
3) Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan
prestasi kerja staf
22
4) Melakukan kerjasama yang baik lintas program yang terpadu, sehingga cakupan
program dapat saling mendukung dan mencapai hasil yang diinginkan bersama
d) CONTROLLING
1) Melakukan evaluasi program secara berkala
2) Jika ditemukan adanya penyimpangan dalam program yang terjadi, secepatnya di
benahi oleh pimpinan / staf yang bertanggung jawab untuk mengawasi program
tersebut
3) Pimpinan harus lebih aktif dan mempunyai pikiran yang kritis, sehingga mampu
melakukan analisa yang baik jika terjadi suatu penyimpangan
3. Lingkungan
1) Melakukan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kesehatan dan dating puskesmas jika
sakit
2) Melakukan perbaikan sarana dan prasarana yang menghambat tercapainya suatu program,
atau menghambat kinerja dari puskesmas
3) Mengusahakan sarana transportasi yang baik.12
Penutup
Dalam usaha merealisasi setiap upaya kesehatan tersebut harus mendapat kerjasama
semua pihak termasuklah individu, keluarga, masyarakat dan pemerintah. Untuk mengatasi
masalah di dalam puskesmas kita perlu memilih prioritas masalah terlebih dahulu, kemudiaan
menganalisanya, menentukan kesenjangan yang terjadi ( input, proses, keluaran, lingkungan, dan
sebagainya) kemudiaan mencari solusi yang tepat sehingga masalah dapat terselesaikan.
23
Daftar Pustaka
1. Depkes. Kebijakan Dasar Puskesmas. Dalam Kepmenkes no 128 tahun 2004.Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 2010. Diunduh dari
alfredsaleh.files.wordpress.com/2007/06/kebj-dasar-pusk-280507.pdf
2. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Dalam manajemen dan
pelaksanaan kesehatan di Indonesia. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. 2006. Hal
230 – 235
3. Ali A. Program Pelayanan Kesehatan di Puskesmas.Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali
Mandar.Sulawesi Barat. 2012. Diuduh dari
http://dinkes.polewalimandarkab.go.id/program-pelayanan-kesehatan-di-puskesmas/
4. Indarwati R. Puskesmas. Universitas Airlangga.Surabaya. 2008. Diunduh dari
ners.unair.ac.id/materikuliah/PUSKESMAS.pdf.
5. Boelen C. The Five Star Doctor :An asset to health care reform?. World Health
Organization. Switzerland. Diunduh dari www.who.int/entity/hrh/en/HRDJ_1_1_02.pdf
6. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Jakarta: EGC;2009.h.227-235.
7. Muninjaya AG. Manajemen kesehatan. Edisi ke-2. Jakarta: EGC;2004.h. 170-250.
8. Azwar A. Pengantar administrasi kesehatan. Edisi ke-3. Jakarta: Binarupa
Aksara;1996.h.17-24, 181-241, 329-33.
9. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I. Jakarta: Bakti
Husada;1991.h.B1-6, C2-4.
10. Departemen Kesehatan RI. Kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat: keputusan
menteri kesehatan RI nomor 128/menkes/sk/II/2004. Jakarta: Bakti Husada;2004.h.5-31.
11. Hartono B. Penataan Sistem Kesehatan Daerah. Departemen kesehatan RI. 2001; hal 28-
42; 77-80.
12. Departemen kesehatan RI. Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas SP2TP
Jilid I. Jakarta: Bakti Husada;1991.h.B52-5.
24