Makalah Blok 14 Skenario 17

11
Cedera pada Lutut yang Sering Terjadi pada Waktu Olahraga Viqtor Try Junianto 102012414 / E4 Universitas Kristen Krida Wacana Alamat Korespondensi : Jalan Terusan Arjuna Utara 6, Jakarta Barat Email : [email protected] A. Pendahuluan Olahraga adalah aktivitas tubuh yang dilakukan untuk memelihara kesehatan tubuh dan melatih otot-otot pada tubuh. Seiring berkembangnya waktu tujuan lain dari olahraga berkembang untuk kegiatan yang menghibur, menyenangkan atau juga dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi. Karena olahraga adalah aktivitas yang menggunakan sebagian besar otot pada tubuh, hal ini pasti memungkinkan resiko cedera. Dalam Makalah ini saya akan membahas beberapa cedera yang sering terkena pada lutut saat olahraga khususnya cedera yang diakibatkan oleh sobeknya ligamen pada sendi lutut. B. Isi 1. Anamnesis Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara melakukan serangkaian wawancara Anamnesis dapat langsung dilakukan terhadap pasien (auto-anamanesis) atau terhadap keluarganya atau pengantarnya (alo-anamnesis). Anamnesis sendiri terdiri dari beberapa pertanyaan yang dapat mengarahkan kita untuk dapat mendiagnosa penyakit apa yang diderita oleh pasien. Pertanyaan tersebut meliputi: Identitas Menanyakan nama, umur, jenis kelamin, pemberi informasi (misalnya pasien, keluarga,dll), dan keandalan pemberi informasi. Keluhan utama

description

Theresia

Transcript of Makalah Blok 14 Skenario 17

Page 1: Makalah Blok 14 Skenario 17

Cedera pada Lutut yang Sering Terjadi pada Waktu Olahraga

Viqtor Try Junianto

102012414 / E4

Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat Korespondensi : Jalan Terusan Arjuna Utara 6, Jakarta Barat

Email : [email protected]

A. PendahuluanOlahraga adalah aktivitas tubuh yang dilakukan untuk memelihara kesehatan tubuh dan melatih otot-otot pada tubuh. Seiring berkembangnya waktu tujuan lain dari olahraga berkembang untuk kegiatan yang menghibur, menyenangkan atau juga dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi. Karena olahraga adalah aktivitas yang menggunakan sebagian besar otot pada tubuh, hal ini pasti memungkinkan resiko cedera. Dalam Makalah ini saya akan membahas beberapa cedera yang sering terkena pada lutut saat olahraga khususnya cedera yang diakibatkan oleh sobeknya ligamen pada sendi lutut.

B. Isi1. Anamnesis

Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara melakukan serangkaian wawancara Anamnesis dapat langsung dilakukan terhadap pasien (auto-anamanesis) atau terhadap keluarganya atau pengantarnya (alo-anamnesis). Anamnesis sendiri terdiri dari beberapa pertanyaan yang dapat mengarahkan kita untuk dapat mendiagnosa penyakit apa yang diderita oleh pasien. Pertanyaan tersebut meliputi:IdentitasMenanyakan nama, umur, jenis kelamin, pemberi informasi  (misalnya pasien, keluarga,dll), dan keandalan pemberi informasi.Keluhan utamaPernyataan dalam bahasa pasien tentang permasalahan yang sedang dihadapinya.Riwayat penyakit sekarang (RPS)Jelaskan penyakitnya berdasarkan kualitas, kuantitas, latar belakang, waktu termasuk kapan penyakitnya dirasakan, faktor-faktor apa yang membuat penyakitnya membaik, memburuk, tetap, apakah keluhan konstan, intermitten. Informasi harus dalam susunan yang kronologis.Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)Pernahkah pasien mengalami cedera yang sama sebelumnya. Kemudian hal yang harus ditanyakan juga adalah apakah pasien memiliki alergi terhadap obat-obatan anti inflamasi non steroid (AINS).Riwayat KeluargaUmur, status anggota keluarga (hidup, mati) dan masalah kesehatan pada anggota keluarga.Riwayat psikososial (sosial)Stressor (lingkungan kerja atau sekolah, tempat tinggal), faktor resiko gaya hidup.

Page 2: Makalah Blok 14 Skenario 17

2. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Kesadaran

Pemeriksaan kesadaran disini menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS). Glasgow Coma Scale (GCS) adalah skala yang menilai tiga fungsi , yaitu mata (E=eyes), verbal (V), dan gerak motorik (M). Ketiga fungsi masing-masing dinilai dan pada akhirnya dijumlahkan dan hasilnya merupakan derajat kesadaran. Semakin tinggi nilai menunjukkan semakin baik nilai kesadaran. Nilai terendah adalah 3 (koma dalam atau meninggal), dan yang tertinggi adalah nilai 15 (kesadaran penuh).Respon Mata (Eyes)1. Tidak dapat membuka mata2. Mata membuka dengan rangsang nyeri. Biasanya rangsang nyeri pada

dasar kuku-kuku jari; atau tekanan pada supraorbita, atau tulang dada, atau tulang iga

3. Mata membuka dengan rangsang suara. (jangan keliru dengan pasien yang baru terbangun dari tidur, pasien seperti demikian mendapat nilai 4 bukan 3)

4. Mata membuka spontanRespon Verbal (V)1. Tidak ada respon suara2. Suara-suara tak berarti (mengerang/mengeluh dan tidak berbentuk kata-

kata)3. Kata-kata tidak berhubungan (Berkata-kata acak atau berseru-seru, namun

tidak sesuai percakapan4. Bingung atau disorientasi (pasien merespon pertanyaan tapi terdapat

kebingungan dan disorientasi)5. Orientasi baik (pasien merespon dengan baik dan benar terhadap

pernyataan, seperti nama, umur, posisi sekarang dimana dan mengapa, bulan, tahun, dsb)

Respon Motorik (M)1. Tidak ada respon gerakan2. Ekstensi terhadap rangsang nyeri (abduksi jari tangan, bahu rotasi

interna, pronasi lengan bawah,ekstensi pergelangan tangan)3. Fleksi abnormal terhadap rangsang nyeri (adduksi jari-jari tangan, bahu

rotasi interna, pronasi lengan bawah, flexi pergelangan tangan)4. Flexi/penarikan terhadap rangsang nyeri (fleksi siku, supinasi lengan

bawah, fleksi pergelangan tangan saat ditekan daerah supraorbita; menarik bagian tubuh saat dasar kuku ditekan)

5. Dapat melokalisasi nyeri (gerakan terarah dan bertujuan ke arah rangsang nyeri; misal tangan menyilang dan mengarah ke atas klavikula saat area supraorbita ditekan

6. Dapat bergerak mengikuti perintah (melakukan gerakan sederhana seperti yang diminta)

Interpretasi

Nilai masing-masing elemen dan jumlah keseluruhan sangatlah penting, sehingga nilai ditulis dalam bentuk, misalnya “GCS 9 = E2 V4 M3 pada 07:35″.

Page 3: Makalah Blok 14 Skenario 17

Secara umum, cedera otak diklasifikasikan sebagai berikut :

Berat, dengan GCS ≤ 8 Sedang, GCS 9 – 12 Ringan, GCS ≥ 13

Keadaan Umum Antropometri Tanda Vital

Suhu (oral, rektal, axila atau telinga), nadi, respirasi, tekanan darah (mencakup lengan kanan, lengan kiri, berbaring, duduk, berdiri).

Look, Feel, and MovePada look kita mengamati adanya edema, rubor, tumor dan deformitas. Pada feel kita meraba dan merasakan adanya dolor, kalor dan ukuran tumornya. Sedangkan pada move kita menyuruh pasien untuk bergerak dan kita memperhatikan gerakannya.

3. Pemeriksaan Penunjang MRI (magnetic resonance imaging) : Tes MRI adalah tes pencitraan yang

menggunakan magnet yang kuat dan gelombang radio untuk menciptakan gambar tubuh. Tidak menggunakan radiasi. Gambar tunggal MRI disebut Potongan. Gambar-gambar dapat disimpan di komputer atau dicetak pada film. Satu Pemeriksaan menghasilkan puluhan atau bahkan ratusan gambar.

X – Ray : X – ray adalah jenis radiasi elektromagnetik, seperti cahaya tampak. Sebuah mesin x-ray mengirimkan partikel x-ray tertentu melalui tubuh. Gambar direkam pada komputer atau film. Struktur yang padat (seperti tulang) akan memblokir sebagian besar partikel x-ray, dan akan tampak putih. Logam dan media kontras (pewarnaan khusus digunakan untuk menyoroti area tubuh) juga akan tampak putih. Struktur yang mengandung udara akan hitam, dan otot, lemak, dan cairan akan muncul sebagai warna abu-abu.

4. Diagnosis BandingSendi lutut memberikan mobilitas dan stabilitas untuk tungkai anda ketika melakukan aktifitas berjalan dan berlari. Bagaimanapun, fungsi-fungsi ini dapat dikompromikan jika lutut mengalami cidera. Dengan meningkatnya popularitas dan partisipasi dalam aktifitas olah raga dan kebugaran, jumlah cidera lutut telah meningkat. Berat-ringannya cidera ini bervariasi dari strain yang ringan (cidera otot atau tendon) atau sprain (cidera ligamentum) sampai kerobekan komplit dari ligamentum dan struktur jaringan lunak sendi lutut. Sendi lutut terdiri dari cartilage yang menutupi permukaan dari tiga tulang: femur (tulang paha), patella (penutup lutut), dan tibia (tulang garas). Empat ligament utama membantu menstabilkan lutut; bagian medial (sisi dalam) dan lateral (sisi luar) ligamentum collaterale yang menahan gerakan dari sisi samping, dan ligamentum cruciatum anterior (depan) dan posterior (belakang) yang menahan gerakan ke depan dan ke belakang, secara berturut-turut. Ligamentum bekerja sama dengan meniscus medialis dan lateralis (cartilage berbentuk sabit) dan otot-otot tungkai untuk menstabilkan sendi dan memperkenankan lutut untuk menghasilkan dan mengirim jumlah kekuatan yang luas yang dibutuhkan untuk beraktivitas.A. Cedera ligamentum cruciatum anterior

ligamentum cruciatum anterior merupakan ligamen yang menempel di dalam sendi lutut. Tersusun dari serabut yang kuat (atau collagen) yang berfungsi

Page 4: Makalah Blok 14 Skenario 17

seperti untaian tali atau kabel. Ligamen ini memberikan sokongan yang kuat yang mencegah tulang tibia meleset ke depan melawan tulang femur. Cedera ligamentum cruciatum anterior terjadi ketika ligamen ini robek sebagian atau seluruhnya. Ligamen ini dapat robek ketika tulang femur dan tibia berputar ke arah yang berlawanan. Dalam fungsinya yang normal, ligamen ini dapat menangani kekuatan yang besar dengan sedikit atau tanpa masalah. Bagaimanapun, jika lutut menerima kekuatan yang besar dan otot tidak dapat membantu meredam tekanan, ligamen ini akan mengambil alih semua beban, dan memungkinkan terjadinya kerobekan. Beban yang besar dapat terjadi ketika menerima hantaman keras di bagian lutut, hiperekstensi lutut, berhenti secara mendadak lalu merubah arah gerak sambil berlari, dan gerakan berputar. Gejala-gejala dari cedera ini adalah seperti suara letupan di lutut saat cedera terjadi, bengkak pada lutut 6 jam setelah cedera, dan sakit pada lutut saat diberi beban. Untuk penanganannya lutut bisa diberi kompres es dan pasien bisa diberi analgesik seperti obat-obatan AINS. Dan untuk pencegahannya adalah menghindari gerakan yang berbahaya saat berolahraga atau melakukan gerakan yang sewajarnya saja. Beberapa orang masih bisa hidup dan bekerja seperti biasanya dengan robeknya ligamen ini. Tetapi orang yang masih muda bisa mempunyai masalah yang lebih besar jika tidak diobati karena sakit yang kronik ini bisa menimbulkan gejala artritis.1

B. Cedera ligamentum cruciatum posteriorLigamentum cruciatum posterior merupakan ligamen terkuat di lutut. Ligamen ini terbentang dari permukaan atas bagian belakang tibia sampai permukaan bawah bagian depan femur. Ligamentum ini mencegah sendi lutut dari ketidakstabilan bagian belakang. Ini berarti ligamentum ini mencegah tibia untuk bergerak terlalu banyak dan juga untuk mencegah tibia meleset ke belakang femur. Ligamen ini biasanya cedera karena hiperekstensi dari lutut. Hal ini dapat terjadi jika Anda mendarat secara canggung setelah melompat. Ligamen ini juga bisa terluka jika terkena pukulan langsung yang mengenai

Page 5: Makalah Blok 14 Skenario 17

lutut yang sedang tertekuk atau jatuh dengan sandaran pada lutut yang tertekuk. Gejala dari cedera ini adalah pembengkakan pada lutut, sendi lutut yang tidak stabil dan sakit pada sendi lutut. Untuk penanganannya lutut bisa diberi kompres es dan pasien bisa diberi analgesik seperti obat-obatan AINS. Dan untuk pencegahannya adalah menghindari gerakan yang berbahaya saat berolahraga atau melakukan gerakan yang sewajarnya saja.2

C. Cedera ligamentum collateral lateralLigamentum collateral lateral adalah ligamen yang berjalan dari bagian luar tulang fibula sampai bagian luar tulang femur, tetapi hanya terbatas dari bagian atas tulang fibula sampai bagian bawah tulang femur. Ligamen ini menjaga sisi luar dari sendi lutut tetap stabil, sehingga bisa mencegah lutut dari pembungkukan ke arah dalam. Ligamen ini biasanya terluka oleh tekanan atau cedera yang mendorong sendi lutut dari dalam, yang mengakibatkan tegangnya bagian luar dari sendi. Cedera pada ligamen ini mempunyai 3 tingkatan. Pada cedera derajat kedua terdapat robekan sebagian tanpa adanya pemisahan ketika sendi ditekankan. Sedangkan pada cedera derajat ketiga telah terjadi robek yang komplit pada ligamen. Gejala dari cederanya ligamen ini adalah pembengkakan pada sendi kemudian gerakan yang sangat terbatas pada lutut. Penanganannya adalah dengan melakukan beberapa tindakan seperti kompres es dan diberi analgesik. Untuk pencegahannya dengan melakukan gerakan yang sewajarnya dan jangan melakukan gerakan yang berbahaya untuk lutut.3

Page 6: Makalah Blok 14 Skenario 17

D. Cedera ligamentum collateral medialLigamentum collateral medial adalah ligamen yang berjalan sepanjang permukaan bagian dalam dari bagian atas tulang tibia sampai permukaan bagian dalam tulang femur tepatnya sampai bagian bawah tulang femur. Ligamen ini membantu menjaga bagian dalam dari sendi lutut stabil, sehingga bisa mencegah lutut untuk tidak membungkuk ke arah luar. Cederanya ligamen ini biasanya disebabkan oleh tekanan atau tegangan pada bagian luar dari lutut. Cedera pada ligamen ini mempunyai 3 tingkatan. Pada cedera derajat kedua terdapat robekan sebagian tanpa adanya pemisahan ketika sendi ditekankan. Sedangkan pada cedera derajat ketiga telah terjadi robek yang komplit pada ligamen. Gejala dari cederanya ligamen ini adalah pembengkakan pada sendi kemudian gerakan yang sangat terbatas pada lutut. Penanganannya adalah dengan melakukan beberapa tindakan seperti kompres es dan diberi analgesik. Untuk pencegahannya dengan melakukan gerakan yang sewajarnya dan jangan melakukan gerakan yang berbahaya untuk lutut.4

Page 7: Makalah Blok 14 Skenario 17

E. Cedera meniscusMeniscus adalah bangunan fibrocartilago berbentuk bulan sabit yang memisahkan antara tulang paha (femur) dan tulang kering (tibia). Berdasarkan anatomy letaknya meniscus pada sendi lutut dibagi menjadi dua yaitu medial meniscus (letaknya berada didalam) dan lateral meniscus (letaknya diluar). Bentuk dari meniscus ini sangat unik yaitu seperti ginjal dengan posisi yang terjepit. Fungsi utama dari meniscus adalah peredam getaran/shock absorber dimana tekanan yang dihasilkan disaat kita jalan, berlari dan melompat sangat berbeda. Jadi meniscus membantu meredam tekanan yg dihasilkan saat aktivitas tersebut dan dampaknya kerusakan pada permukaan sendi diminimalisirkan. Jumlah tekanan yang dihasilkan saat beraktivitas meningkat tajam dari kita berjalan, berlari dan melompat, disini meniscus berusaha meredam tekanan dan menyebarkannya sehingga tekanan yang dihasilkan pada sendi tidak terjadi pada satu point saja, sehingga permukaan sendi lutut tidak rusak dengan mudah. Pada usia muda cedera meniscus pada sendi lutut biasanya terjadi pada aktivitas olahraga dimana posisi lutut terpelintir dan sedikit menekuk. Cedera ini bisa terjadi pada sebelah laertal/medial meniscus atau pada tanduk anterior/posterior dll. Pada lansia cedera meniscuspun juga bisa terjadi, hal ini dikarenakan adanya prosese degenerasi/arthritis pada sendi lutut. Dalam kasus ini biasanya dilakukan operasi untuk memperbaiki meniscus dan permukaan sendi lutut. operasi yang sering dilakukan adalah arthroscopy. Dibandingkan dengan yang lainnya operasi meniscus ini lebih kompleks. meniscus dibagi menjadi dua area berdasarkan cara penyembuhannya, RED zone dan White zone. Pada red zone terdapat aliran darah yang mensuplai makanan sedangkan white zone tidak ada, jadi meniscus pada white zone tidak bisa sembuh secara alami (harus operasi). Gejalanya adalah sakit pada lutut dan bengkak. Penanganannya adalah dengan melakukan beberapa tindakan seperti kompres es dan diberi analgesik. Untuk pencegahannya dengan melakukan gerakan yang sewajarnya dan jangan melakukan gerakan yang berbahaya untuk lutut.5

Page 8: Makalah Blok 14 Skenario 17

C. KesimpulanJadi dapat disimpulkan bahwa cedera yang sering dialami oleh orang pada daerah lutut ketika sedang berolahraga salah satunya adalah putusnya ligamen pada sendi lutut. Ligamen – ligamen itu seperti ligamen cruciatum anterior, cruciatum posterior, collateral medial, collateral lateral, dan juga adanya cedera pada bantalan sendi atau meniscus. Untuk penanganannya pertama bisa diberikan kompres pada lutut kemudian diperiksa lebih lanjut untuk memastikannya dan kalau sudah dipastikan bisa diberi obat-obatan AINS atau bisa segera dilakukan tindakan operasi (artroskopi).

D. Daftar Pustaka1. Cimino F, Volk BS, Setter D. Anterior cruciate ligament injury: diagnosis,

management, and prevention. Am Fam Physician. 2010;82:917-922.2. Honkamp NJ, Ranawat AS, Harner CD. Knee: Posterior cruciate ligament injuries in the child.

In: DeLee JC, Drez D Jr, Miller MD, eds. DeLee and Drez’s Orthopaedic Sports Medicine. 3rd ed. Philadelphia, Pa: Elsevier Saunders; 2009:chap 23, section E.

3. De Carlo M, Armstrong B. Rehabilitation of the knee following sports injury. Clin Sports Med. 2010;29:81-106.

4. De Carlo M, Armstrong B. Rehabilitation of the knee following sports injury. Clin Sports Med. 2010; 29:81-106.

5. Silverstein JA, Moeller JL, Hutchinson MR. Common issues in orthopedics. In: Rakel RE, ed. Textbook of Family Medicine. 8th ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier; 2011:chap 30.