makalah BIOETIKA 1

download makalah BIOETIKA 1

of 16

Transcript of makalah BIOETIKA 1

  • 7/29/2019 makalah BIOETIKA 1

    1/16

    KASUS

    Dr. Bagus

    Dokter bagus telah lama bertugas di suatu desa terpencil yang sangat jauh dari kota.

    Sehari-harinya ia bertugas di sebuah puskesmas yang hanya di temani oleh seorang mantra, hal

    ini merupakan pekerjaan yang cukup melelahkan karena setiap harinya banyak warga desa yang

    datang berobat karena puskesmas tersebut merupakan satu-satunya sarana kesehatan yang ada.

    Dokter bagus bertugas dari pagi hari sampai sore hari tetapi tidak menutup kemungkinan ia harus

    mengobati pasien di malam hari bila ada warga desa yang membutuhkan pertolongannya.

    Pada suatu pagi hari, ketika ia datang ke puskesmas sudah ada 5 orang pasien yang

    sedang mengantri. Dokter bagus memeriksa pasien sesuai nomor urut pendaftaran, hal ini

    dilakukannya agar pemeriksaan pasien berjalan tertib teratur. Pasien pertama adalah seorang ibu,

    datang dengan keluhan demam 2 hari yang lalu disertai batuk dan pilek. Setelah memeriksa

    pasien tersebut dr.bagus memberikan beberapa macam obat dan vitamin serta nasehat agar

    isitirahat yang cukup.

    Pasien kedua adalah seorang anak balita tampak lemah di gendong oleh ibunya. Ibunya

    mengatakan bahwa anak tersebut sudah 2 hari buang air besar. Setelah pemeriksaan anak

    tersebut dr.bagus menyarankan agar anak tersebut dirawat di rumah sakit yang berada di kota.

    Namun ibu tersebut menolak karena tidak mempunyai uang untuk berobat. baiklah kalau begitu

    saya akan memberi ibu obat dan ORALIT untuk anak ibu, nanti ibu berikan obat tersebut sesuai

    dengan aturan dan usahakan anak ibu minum oralit sesering mungkin, nanti sore setelah selesai

    tugas saya akan mampir kerumah ibu untuk melihat kondisi keadaan anak ibu kata dr.bagus.

    pak mantra tolong bikinkan puyer untuk anak ibu ini dan setelah itu tolong jelaskan cara

    membuat air oralit pada ibu inikata dr.bagus kepada pak mantri.

    Pasien ketiga adalah seorang anak laki-laki. Pasien tersebut mendeerita keganasanstadium lanjut. Sebelumnya pasien tersebut pernah dilakukan pembedahan di rumah sakit.

    Namun keluarga pasien menghentikan pengobatannya lebih lanjut. Orang tua pasien bukanlah

    orang kaya sehingga mereka tidak mampu membeli obat-obatan kemoteraupetik yang mahal.

    Tetapi orang tua pasien ingin anaknya mendapatkan pengobatan lebih lanjut. Dokter bagus

    menjelaskan kepada orang tuanya bahwa kondisi anaknya tidak dapat di tingkatkan dan sangat

  • 7/29/2019 makalah BIOETIKA 1

    2/16

    sulit bagi mereka untuk membeli obat-obatan mahal tersebut. Dokter bagus ragu apakah ia harus

    mengatakan pada mereka untuk tidak usah membeli itu. Karena berdasarkan pengetahuan pada

    penyakit ini, beberapa pasien meninggal walaupun telah diterapi dengan kemoterapi penuh. Pada

    pemeriksaan fisik pada pasien ini telah timbul asites dan pasien tampak sesak. Dokter bagus

    menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa kondisi anaknya kurang baik dan kemungkinan

    untuk sembuh sangat kecil walaupun diberikan obat obat kemoteraupetik. pak, yang hanya

    dapat saya lakukan adalah member obat obatan penunjang agar anak bapak tidak terlalu

    menderitakata dr. bagus sambil menyerahkan obat kepada orangtua pasien.

    Saat dipersilahkan pasien ke empatnya masuk ke ruang periksa, dr.bagus terkejut karena

    serombongan orang memaksa masuk sambil menggotong seorang pemuda yang tidak sadarkan

    diri. Dokter bagus meminta kesediaan pasien ke empat untuk menunggu di luar karena ia akan

    terlebih dahulu member pertolongan pada pemuda tersebut. Ketika yang lain sibuk

    membaringkan pemuda yang tidak sadarkan diri tersebut, salah satu orang mengatakan bahwa

    pemuda tersebut telapak tangan sebelah kanannya masuk kedalam penggilingan padi dan setelah

    15 menit kemudian telapak tangan pemuda tersebut baru dapat dikeluarkan dari mesin

    penggilingan padi. Pada pemeriksaan, dr.bagus mendapatkan telapak tangan pemuda tersebut

    tampak bengkak dan pada pemeriksaan lebih lanjut ternyata tulang-tulang di telapak tangan

    tersebut hancur. Dokter bagus bertnaya kepada orang orang yang mengantar pemuda tadi apakah

    di antara mereka ada keluarga dari pemuda tersebut. Dokter bagus menjelaskan telapak tangan

    kanan suaminya dan tindakan yang harus dilakukan adalah amputasi. Walau dengan berat hati,

    istri pemuda tersebut menyetujui tindakan yang akan dilakukan dokter bagus. Sambil bersimpah

    peluh, dokter bagus akhirnya menyelesaikan tindakan amputasi telapak tangan pemuda yang

    mengalami kecelakaan tersebut. Melihat kondisi pasien yang baik dan stabil, akhirnya pasien

    diperbolehkan pulang dengan diberi beberapa macam obat dan anjuran agar besok datang

    kembali untuk control.

    Pasien keempat adalah seorang baaapak berusia 55 tahun di antar oleh anak laki-lakinya

    datang dengan keluhan nyeri pada ulu hati dan terasa berat pada dada serta punggungnya. Dari

    hasil pemeriksaan tekanan darah 150/90 dan nadi cepat tidak teratur. Dokter Bagus curiga pasien

    tersebut menderita penyakit jantung sehingga ia membuat surat rujukan kerumah sakit yang

  • 7/29/2019 makalah BIOETIKA 1

    3/16

    berada di kota. Setelah menerima penjelasan tentang kemingkinan penyakit yang dideritanya,

    pasien pulang dengan membawa surat rujukan tersebut.

    Waktu telahmemasuki siang hari, pasien kelima adalah seorang ibu muda yang sangat

    cerewet, karena begitu masuk si ibu tadi sudah mengeluh berbagai macam keluhan. Dokter

    Bagus tidak menanggapi keluhan si ibu muda tadi dan segera membuat surat rujukan untuk ibu

    tersebut ke LAB KLINIK Cepat Tepat langgananya yang berada di kota, jauh dari puskesmas.

    Dari lab klinik ini dr. bagus mendapat sejunlah uang ternyata sejajar jumlahnya dengan pasien

    yang ia kirim ke situ. Pernah dua bulan yang lalu denngan 20 pasien yang ia kirim, ia

    memperoleh Rp. 300.000,-

    Setelah pasien kelima dokter Bagus melihat keluar ruangan, tampak antrian pasien yang

    masih banyak. pak mantra tolong umumkan kepasien, saya akan istirahat makan sejenak kata

    dr.Bagus. demikianlah kegiatan sehari hari dr.Bagus dan tanpa terasa sudah 25 tahun dokter

    bagus mengabdi di desa tersebut.

  • 7/29/2019 makalah BIOETIKA 1

    4/16

    PEMBAHASAN

    1. Kasus pertama : Pasien pertama adalah seorang ibu, datang dengan keluhan demam 2

    hari yang lalu disertai batuk dan pilek. Setelah memeriksa pasien tersebut dr.bagus

    memberikan beberapa macam obat dan vitamin serta nasehat agar isitirahat yang cukup.

    Dalam kasus ini, dokter menjalankan KDB Beneficence karena dokter berusaha agar

    kebaikannya lebih banyak dari keburukannya dan paternalisme.

    2. Kasus kedua : Pasien kedua adalah seorang anak balita tampak lemah di gendong oleh

    ibunya. Ibunya mengatakan bahwa anak tersebut sudah 2 hari buang air besar. Setelah

    pemeriksaan anak tersebut dr.bagus menyarankan agar anak tersebut dirawat di rumah

    sakit yang berada di kota. Namun ibu tersebut menolak karena tidak mempunyai uang

    untuk berobat. baiklah kalau begitu saya akan memberi ibu obat dan ORALIT untuk

    anak ibu, nanti ibu berikan obat tersebut sesuai dengan aturan dan usahakan anak ibu

    minum oralit sesering mungkin, nanti sore setelah selesai tugas saya akan mampir

    kerumah ibu untuk melihat kondisi keadaan anak ibu kata dr.bagus. pak mantra tolong

    bikinkan puyer untuk anak ibu ini dan setelah itu tolong jelaskan cara membuat air oralit

    pada ibu inikata dr.bagus kepada pak mantri. Dalam kasus ini dokter menjalankan

    KDB Autonomy karena dokter menghargai hak pasien untuk menentukan nasib sendiri,

    tidak menginterverensi pasien untuk membuat keputusan, tidak menghalangi hak otonomi

    pasien, menjaga hubungan (kontrak)

    3. Kasus ketiga : Pasien ketiga adalah seorang anak laki-laki. Pasien tersebut mendeerita

    keganasan stadium lanjut. Sebelumnya pasien tersebut pernah dilakukan pembedahan di

    rumah sakit. Namun keluarga pasien menghentikan pengobatannya lebih lanjut. Orang

    tua pasien bukanlah orang kaya sehingga mereka tidak mampu membeli obat-obatan

    kemoteraupetik yang mahal. Tetapi orang tua pasien ingin anaknya mendapatkan

    pengobatan lebih lanjut. Dokter bagus menjelaskan kepada orang tuanya bahwa kondisi

  • 7/29/2019 makalah BIOETIKA 1

    5/16

    anaknya tidak dapat di tingkatkan dan sangat sulit bagi mereka untuk membeli obat-

    obatan mahal tersebut. Dokter bagus ragu apakah ia harus mengatakan pada mereka

    untuk tidak usah membeli itu. Karena berdasarkan pengetahuan pada penyakit ini,

    beberapa pasien meninggal walaupun telah diterapi dengan kemoterapi penuh. Pada

    pemeriksaan fisik pada pasien ini telah timbul asites dan pasien tampak sesak. Dokter

    bagus menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa kondisi anaknya kurang baik dan

    kemungkinan untuk sembuh sangat kecil walaupun diberikan obat obat kemoteraupetik.

    pak, yang hanya dapat saya lakukan adalah member obat obatan penunjang agar anak

    bapak tidak terlalu menderitakata dr. bagus sambil menyerahkan obat kepada orangtua

    pasien. Dalam kasus ini dokter menjalankan KDB Non-Maleficence dan Beneficence.

    Unsur unsur non-maleficence ada yaitu; pasien dalam keadaan gawat darurat dan

    beresiko kehilangan sesuatu yang penting (nyawa), memberi semangat hidup. Unsur

    Beneficence yang ada; dokter mengusahakan agar manfaatnya lebih banyak daripada

    keburukannya, maksimalisasi kebahagiaan pasien, kewajiban menolong pasien gawat

    darurat, memberikan obat berkhasiat namun murah.

    4. Kasus keempat : Saat dipersilahkan pasien ke empatnya masuk ke ruang periksa,

    dr.bagus terkejut karena serombongan orang memaksa masuk sambil menggotong

    seorang pemuda yang tidak sadarkan diri. Dokter bagus meminta kesediaan pasien ke

    empat untuk menunggu di luar karena ia akan terlebih dahulu member pertolongan pada

    pemuda tersebut. Ketika yang lain sibuk membaringkan pemuda yang tidak sadarkan diri

    tersebut, salah satu orang mengatakan bahwa pemuda tersebut telapak tangan sebelah

    kanannya masuk kedalam penggilingan padi dan setelah 15 menit kemudian telapak

    tangan pemuda tersebut baru dapat dikeluarkan dari mesin penggilingan padi. Pada

    pemeriksaan, dr.bagus mendapatkan telapak tangan pemuda tersebut tampak bengkak dan

    pada pemeriksaan lebih lanjut ternyata tulang-tulang di telapak tangan tersebut hancur.

    Dokter bagus bertnaya kepada orang orang yang mengantar pemuda tadi apakah di antara

    mereka ada keluarga dari pemuda tersebut. Dokter bagus menjelaskan telapak tangan

    kanan suaminya dan tindakan yang harus dilakukan adalah amputasi. Walau dengan berat

    hati, istri pemuda tersebut menyetujui tindakan yang akan dilakukan dokter bagus.

  • 7/29/2019 makalah BIOETIKA 1

    6/16

    Sambil bersimpah peluh, dokter bagus akhirnya menyelesaikan tindakan amputasi telapak

    tangan pemuda yang mengalami kecelakaan tersebut. Melihat kondisi pasien yang baik

    dan stabil, akhirnya pasien diperbolehkan pulang dengan diberi beberapa macam obat dan

    anjuran agar besok datang kembali untuk control. Dalam kasus ini, dokter menjalankan

    KDB non-maleficence dan autonomy. Unsur non-maleficence yang ada; dokter

    menolong pasien emergensi, pasien dalam keadaan yang sangat berbahaya, pasien

    beresiko kehilangan sesuatu yang penting, dokter sanggup mencegah bahaya, doktert

    mengobati pasien yang luka, tidak membunuh pasien, tidak mencaci maki pasien, tidak

    memandang pasien sebagai objek, tidak membahayakan kehidupan pasien karena

    kelalaian. Unsur autonomy yang ada; dokter berterus terang kepada istri pasien, dokter

    melaksanakan informed consent melalui keluarga pasien karena pasien tidak kompeten

    untuk membuat keputusan, dokter menjaga hubungan kontrak dengan pasien.

    5. Kasus kelima : Pasien keempat adalah seorang bapak berusia 55 tahun di antar oleh anak

    laki-lakinya datang dengan keluhan nyeri pada ulu hati dan terasa berat pada dada serta

    punggungnya. Dari hasil pemeriksaan tekanan darah 150/90 dan nadi cepat tidak teratur.

    Dokter Bagus curiga pasien tersebut menderita penyakit jantung sehingga ia membuat

    surat rujukan kerumah sakit yang berada di kota. Setelah menerima penjelasan tentang

    kemingkinan penyakit yang dideritanya, pasien pulang dengan membawa surat rujukan

    tersebut. Dalam kasus ini, dokter menjalankan KDB beneficence karena; dokter

    mengusahakan agar manfaat bagi pasien jauh lebih banyak dari keburukannya,

    minimalisasi akibat buruk.

    6. Kasus keenam : pasien kelima adalah seorang ibu muda yang sangat cerewet, karena begitu

    masuk si ibu tadi sudah mengeluh berbagai macam keluhan. Dokter Bagus tidak menanggapi

    keluhan si ibu muda tadi dan segera membuat surat rujukan untuk ibu tersebut ke LAB

    KLINIK Cepat Tepat langgananya yang berada di kota, jauh dari puskesmas. Dari lab

    klinik ini dr. bagus mendapat sejunlah uang ternyata sejajar jumlahnya dengan pasien yang ia

  • 7/29/2019 makalah BIOETIKA 1

    7/16

    kirim ke situ. Pernah dua bulan yang lalu denngan 20 pasien yang ia kirim, ia memperoleh

    Rp. 300.000,- Dalam kasus ini dokter melakukan penyimpangan justice karena; dokter

    memandang pasien hanya untuk menguntungkan dokter, tidak menghargai hak sehat pasien

    dan tidak memberlakukan segala sesuatu dengan universal.

    BAB I. PENDAHULUAN

    Bioetika berasal dari kata bios yang berarti kehidupan dan ethos yang berarti norma norma atau

    nilai nilai moral. Bioetika atau bioetika medis merupakan studi interdisipliner tentang masalah

    yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro

    maupun makro, masa kini dan masa mendatang (Bertens, 2001). Bioetika mencangkup isu isu

    social, agama, ekonomi, dan hukum bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bidang medis

    seperti abortus, euthanasia, transplantasi organ, teknologi reproduksi buatan dan rekayasa

    genetic, membahas pula masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup

    kesehatan masyarakat, hak pasien, moralitas, penyembuhan tradisional, lingkungan kerja,

    demografi, dan sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang besar pula terhadap penelitian

    kesehatan pada manusia dan hewan percobaan1.

    Menurut Sass, bioetika bukan hanya sekedar hubungan dokter dan pasien, namun mencangkup

    tanggung jawab yang professional terhadap semua bentuk kehidupan2. Bioetika adalah disiplin

    yang berkaitan dengan moralitas pelayanan kesehatan, yang menyangkut dokter, pasien, institusi

    pemberi pelayanan kesehatan dan kebijakan kesehatan3.

    Kaidah Dasar Bioetik :

    1. Beneficence

    2. Non Maleficence

  • 7/29/2019 makalah BIOETIKA 1

    8/16

    3. Autonomy

    4. Justice

    BAB II. ISI

    a. Prinsip Beneficence

    Beneficence atau tindakan berbuat baik mengacu pada tindakan yang dilakukan demi

    kebaikan pasien. Beneficence bersifat sangat umum dalam dunia kedokteran. Artinya bahwa

    hampir setiap saat prinsip ini diterapkan dalam mengambil keputusan4.

    Prinsip prinsip beneficence adalah sebagai berikut;

    1) Mengutamakan alturuisme.

    2) Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia.

    3) Memandang pasien/krluarga/sesuatu tidak hanya sejauh menguntungkan dokter.

    4) Mengusahakan agar manfaatnya lebih banyak daripada keburukannya.

    5) Paternalisme bertanggung jawab dan kasih sayang.

    6) Menjamin kehidupan baik minimal manusia.

    7) Pembatasan goal-based.

    8) Maksimalisasi kebahagiaan pasien.\

    9) Minimalisasi akibat buruk.

    10) Kewajiban menolong pasien gawat darurat.

  • 7/29/2019 makalah BIOETIKA 1

    9/16

    11) Menghargai hak hak pasien secara keseluruhan.

    12) Tidak menerima honorarium di luar kepantasan.

    13) Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan.

    14) Mengembangkan profesi secara terus menerus.

    15) Memberikan obat berkhasiat namun murah.

    16) Menerapkan Golden Rule Principle.

    b. Prinsip Non Maleficence

    Prinsip dasar non-maleficence adalah primum non nocere, artinya jangan menyakiti. Prinsip

    ini melarang dokter berbuat jahat atau membuat derita pasien, serta mewajibkan dokter untuk

    meminimalisasi akibat buruk.

    Prinsip prinsip non-maleficence adalah sebagai berikut;

    1. Menolong pasien emergensi

    Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah pasien dalam keadaan bahaya atau

    beresiko kehilangan sesuatu yang penting, dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan

    tersebut, tindakan dokter terbukti efektif, manfaat pasien lebih besar daripada kerugian

    dokter.

    2. Mengobati pasien yang luka.

    3. Tidak membunuh pasien.

    4. Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien.

    5. Tidak memandang pasien sebagai objek.

    6. Mengobati secara proprosional.

    7. Mencegah pasien dari bahaya.

    8. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian.

  • 7/29/2019 makalah BIOETIKA 1

    10/16

    9. Menghindari misrepresentasi.

    10. Memberikan semangat hidup.

    11. Tidak melakukan white collar crime.

    12. Melindungi pasien dari serangan.

    c. Prinsip Autonomy

    Dalam prinsip ini, seorang dokter wajib menghormati martabat dan hak manusia. Setiap

    individu harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib

    sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan

    sendiri. Autonomi bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan

    membiarkan pasien demi dirinya sendiri.

    Prinsip prinsip Autonomy adalah sebagai berikut;

    1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri.

    2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan.

    3. Berterus terang .

    4. Menghargai privasi.

    5. Menjaga rahasia pasien.

    6. Menghargai rasionalitas pasien.

    7. Melaksanakan Informed Consent.

    8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri.

    9. Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien.

  • 7/29/2019 makalah BIOETIKA 1

    11/16

    10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan, termasuk

    keluarga pasien sendiri.

    11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi.

    12. Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikann pasien.

    13. Mejaga hubungan atau kontrak.

    d. Prinsip Justice

    Keadilan atau Justice adalah suatu prinsip dimana seorang dokter wajib memberikan

    perlakuan sama rata serta adil untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut.

    Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan

    sosial, kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak boleh mengubah sikap dan pelayanan dokter

    terhadap pasiennya.

    Prinsip prinsip Justice adalah;

    1. Memberlakukan segala sesuatu secara universal.

    2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan.

    3. Memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama.

    4. Menghargai hak sehat pasien.

    5. Menghargai hak hukum pasien.

    6. Menghargai hak orang lain.

    7. Menjaga kelompok rentan.

    8. Tidak membedakan pelayanan terhadap pasien atas dasar SARA, status social, dan

    sebagainya.

  • 7/29/2019 makalah BIOETIKA 1

    12/16

    9. Tidak melakukan penyalahgunaan.

    10. Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien.

    11. Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya.

    12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian secara adil.

    13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten.

    14. Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah atau tepat.

    15. Menghormati hak populasi yang sama sama rentan penyakit atau gangguan kesehatan.

    16. Bijak dalam makroalokasi.

  • 7/29/2019 makalah BIOETIKA 1

    13/16

    KESIMPULAN

    Dari hasil pembahasan, dapat kita lihat bahwa dr. Bagus telah menjalani Kaidah Dasar Bioetik

    yaitu beneficence, non-maleficence, autonomy, namun belum menjalankan prinsip justice.

    Dalam menjalankan prinsip beneficence, dr. Bagus telah berusaha untuk memaksimalkan akibat

    baik untuk pasien lebih banyak daripada akibat buruk. Di prinsip non-maleficence, dr. Bagus

    telah mengutamakan pasien emergensi. Di prinsip autonomy, dr. Bagus menghormati keputusan

    pasien.

  • 7/29/2019 makalah BIOETIKA 1

    14/16

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Prof. dr. M. Jusuf Hanafiah, Sp.OG(K) dan Prof. dr. Amri Amir,

    Sp.F(K), SH : Etika kedokteran dan hukum kesehatan. Penerbit Buku

    Kedokteran EGC.

    2. Sass, Hans Martin : Bioethics, its philosophical basis and application, Bulletin of the

    Pan American Health Organization, 1990.

    3. Laurence B. McCullough dan Frank A. Chervenak : Ethics in Obstetrics and Gynecology,

    Oxford University Press, 1994.

    4. Bioetika Kedokteran diambil dari : http://www.berbagimanfaat.com/2011/04/bioetika-

    kedokteran.html

    5. http://etgal-putra.blogspot.com/2011/10/makalah-bioetika-pembahasan-kasus.html

    http://www.berbagimanfaat.com/2011/04/bioetika-kedokteran.htmlhttp://www.berbagimanfaat.com/2011/04/bioetika-kedokteran.htmlhttp://etgal-putra.blogspot.com/2011/10/makalah-bioetika-pembahasan-kasus.htmlhttp://www.berbagimanfaat.com/2011/04/bioetika-kedokteran.htmlhttp://www.berbagimanfaat.com/2011/04/bioetika-kedokteran.htmlhttp://etgal-putra.blogspot.com/2011/10/makalah-bioetika-pembahasan-kasus.html
  • 7/29/2019 makalah BIOETIKA 1

    15/16

    BIOETIKA

    Cesil Raras Pambajeng

    102012200

  • 7/29/2019 makalah BIOETIKA 1

    16/16

    E3

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Kristen Krida Wacana