7/29/2019 makalah BIOETIKA 1
1/16
KASUS
Dr. Bagus
Dokter bagus telah lama bertugas di suatu desa terpencil yang sangat jauh dari kota.
Sehari-harinya ia bertugas di sebuah puskesmas yang hanya di temani oleh seorang mantra, hal
ini merupakan pekerjaan yang cukup melelahkan karena setiap harinya banyak warga desa yang
datang berobat karena puskesmas tersebut merupakan satu-satunya sarana kesehatan yang ada.
Dokter bagus bertugas dari pagi hari sampai sore hari tetapi tidak menutup kemungkinan ia harus
mengobati pasien di malam hari bila ada warga desa yang membutuhkan pertolongannya.
Pada suatu pagi hari, ketika ia datang ke puskesmas sudah ada 5 orang pasien yang
sedang mengantri. Dokter bagus memeriksa pasien sesuai nomor urut pendaftaran, hal ini
dilakukannya agar pemeriksaan pasien berjalan tertib teratur. Pasien pertama adalah seorang ibu,
datang dengan keluhan demam 2 hari yang lalu disertai batuk dan pilek. Setelah memeriksa
pasien tersebut dr.bagus memberikan beberapa macam obat dan vitamin serta nasehat agar
isitirahat yang cukup.
Pasien kedua adalah seorang anak balita tampak lemah di gendong oleh ibunya. Ibunya
mengatakan bahwa anak tersebut sudah 2 hari buang air besar. Setelah pemeriksaan anak
tersebut dr.bagus menyarankan agar anak tersebut dirawat di rumah sakit yang berada di kota.
Namun ibu tersebut menolak karena tidak mempunyai uang untuk berobat. baiklah kalau begitu
saya akan memberi ibu obat dan ORALIT untuk anak ibu, nanti ibu berikan obat tersebut sesuai
dengan aturan dan usahakan anak ibu minum oralit sesering mungkin, nanti sore setelah selesai
tugas saya akan mampir kerumah ibu untuk melihat kondisi keadaan anak ibu kata dr.bagus.
pak mantra tolong bikinkan puyer untuk anak ibu ini dan setelah itu tolong jelaskan cara
membuat air oralit pada ibu inikata dr.bagus kepada pak mantri.
Pasien ketiga adalah seorang anak laki-laki. Pasien tersebut mendeerita keganasanstadium lanjut. Sebelumnya pasien tersebut pernah dilakukan pembedahan di rumah sakit.
Namun keluarga pasien menghentikan pengobatannya lebih lanjut. Orang tua pasien bukanlah
orang kaya sehingga mereka tidak mampu membeli obat-obatan kemoteraupetik yang mahal.
Tetapi orang tua pasien ingin anaknya mendapatkan pengobatan lebih lanjut. Dokter bagus
menjelaskan kepada orang tuanya bahwa kondisi anaknya tidak dapat di tingkatkan dan sangat
7/29/2019 makalah BIOETIKA 1
2/16
sulit bagi mereka untuk membeli obat-obatan mahal tersebut. Dokter bagus ragu apakah ia harus
mengatakan pada mereka untuk tidak usah membeli itu. Karena berdasarkan pengetahuan pada
penyakit ini, beberapa pasien meninggal walaupun telah diterapi dengan kemoterapi penuh. Pada
pemeriksaan fisik pada pasien ini telah timbul asites dan pasien tampak sesak. Dokter bagus
menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa kondisi anaknya kurang baik dan kemungkinan
untuk sembuh sangat kecil walaupun diberikan obat obat kemoteraupetik. pak, yang hanya
dapat saya lakukan adalah member obat obatan penunjang agar anak bapak tidak terlalu
menderitakata dr. bagus sambil menyerahkan obat kepada orangtua pasien.
Saat dipersilahkan pasien ke empatnya masuk ke ruang periksa, dr.bagus terkejut karena
serombongan orang memaksa masuk sambil menggotong seorang pemuda yang tidak sadarkan
diri. Dokter bagus meminta kesediaan pasien ke empat untuk menunggu di luar karena ia akan
terlebih dahulu member pertolongan pada pemuda tersebut. Ketika yang lain sibuk
membaringkan pemuda yang tidak sadarkan diri tersebut, salah satu orang mengatakan bahwa
pemuda tersebut telapak tangan sebelah kanannya masuk kedalam penggilingan padi dan setelah
15 menit kemudian telapak tangan pemuda tersebut baru dapat dikeluarkan dari mesin
penggilingan padi. Pada pemeriksaan, dr.bagus mendapatkan telapak tangan pemuda tersebut
tampak bengkak dan pada pemeriksaan lebih lanjut ternyata tulang-tulang di telapak tangan
tersebut hancur. Dokter bagus bertnaya kepada orang orang yang mengantar pemuda tadi apakah
di antara mereka ada keluarga dari pemuda tersebut. Dokter bagus menjelaskan telapak tangan
kanan suaminya dan tindakan yang harus dilakukan adalah amputasi. Walau dengan berat hati,
istri pemuda tersebut menyetujui tindakan yang akan dilakukan dokter bagus. Sambil bersimpah
peluh, dokter bagus akhirnya menyelesaikan tindakan amputasi telapak tangan pemuda yang
mengalami kecelakaan tersebut. Melihat kondisi pasien yang baik dan stabil, akhirnya pasien
diperbolehkan pulang dengan diberi beberapa macam obat dan anjuran agar besok datang
kembali untuk control.
Pasien keempat adalah seorang baaapak berusia 55 tahun di antar oleh anak laki-lakinya
datang dengan keluhan nyeri pada ulu hati dan terasa berat pada dada serta punggungnya. Dari
hasil pemeriksaan tekanan darah 150/90 dan nadi cepat tidak teratur. Dokter Bagus curiga pasien
tersebut menderita penyakit jantung sehingga ia membuat surat rujukan kerumah sakit yang
7/29/2019 makalah BIOETIKA 1
3/16
berada di kota. Setelah menerima penjelasan tentang kemingkinan penyakit yang dideritanya,
pasien pulang dengan membawa surat rujukan tersebut.
Waktu telahmemasuki siang hari, pasien kelima adalah seorang ibu muda yang sangat
cerewet, karena begitu masuk si ibu tadi sudah mengeluh berbagai macam keluhan. Dokter
Bagus tidak menanggapi keluhan si ibu muda tadi dan segera membuat surat rujukan untuk ibu
tersebut ke LAB KLINIK Cepat Tepat langgananya yang berada di kota, jauh dari puskesmas.
Dari lab klinik ini dr. bagus mendapat sejunlah uang ternyata sejajar jumlahnya dengan pasien
yang ia kirim ke situ. Pernah dua bulan yang lalu denngan 20 pasien yang ia kirim, ia
memperoleh Rp. 300.000,-
Setelah pasien kelima dokter Bagus melihat keluar ruangan, tampak antrian pasien yang
masih banyak. pak mantra tolong umumkan kepasien, saya akan istirahat makan sejenak kata
dr.Bagus. demikianlah kegiatan sehari hari dr.Bagus dan tanpa terasa sudah 25 tahun dokter
bagus mengabdi di desa tersebut.
7/29/2019 makalah BIOETIKA 1
4/16
PEMBAHASAN
1. Kasus pertama : Pasien pertama adalah seorang ibu, datang dengan keluhan demam 2
hari yang lalu disertai batuk dan pilek. Setelah memeriksa pasien tersebut dr.bagus
memberikan beberapa macam obat dan vitamin serta nasehat agar isitirahat yang cukup.
Dalam kasus ini, dokter menjalankan KDB Beneficence karena dokter berusaha agar
kebaikannya lebih banyak dari keburukannya dan paternalisme.
2. Kasus kedua : Pasien kedua adalah seorang anak balita tampak lemah di gendong oleh
ibunya. Ibunya mengatakan bahwa anak tersebut sudah 2 hari buang air besar. Setelah
pemeriksaan anak tersebut dr.bagus menyarankan agar anak tersebut dirawat di rumah
sakit yang berada di kota. Namun ibu tersebut menolak karena tidak mempunyai uang
untuk berobat. baiklah kalau begitu saya akan memberi ibu obat dan ORALIT untuk
anak ibu, nanti ibu berikan obat tersebut sesuai dengan aturan dan usahakan anak ibu
minum oralit sesering mungkin, nanti sore setelah selesai tugas saya akan mampir
kerumah ibu untuk melihat kondisi keadaan anak ibu kata dr.bagus. pak mantra tolong
bikinkan puyer untuk anak ibu ini dan setelah itu tolong jelaskan cara membuat air oralit
pada ibu inikata dr.bagus kepada pak mantri. Dalam kasus ini dokter menjalankan
KDB Autonomy karena dokter menghargai hak pasien untuk menentukan nasib sendiri,
tidak menginterverensi pasien untuk membuat keputusan, tidak menghalangi hak otonomi
pasien, menjaga hubungan (kontrak)
3. Kasus ketiga : Pasien ketiga adalah seorang anak laki-laki. Pasien tersebut mendeerita
keganasan stadium lanjut. Sebelumnya pasien tersebut pernah dilakukan pembedahan di
rumah sakit. Namun keluarga pasien menghentikan pengobatannya lebih lanjut. Orang
tua pasien bukanlah orang kaya sehingga mereka tidak mampu membeli obat-obatan
kemoteraupetik yang mahal. Tetapi orang tua pasien ingin anaknya mendapatkan
pengobatan lebih lanjut. Dokter bagus menjelaskan kepada orang tuanya bahwa kondisi
7/29/2019 makalah BIOETIKA 1
5/16
anaknya tidak dapat di tingkatkan dan sangat sulit bagi mereka untuk membeli obat-
obatan mahal tersebut. Dokter bagus ragu apakah ia harus mengatakan pada mereka
untuk tidak usah membeli itu. Karena berdasarkan pengetahuan pada penyakit ini,
beberapa pasien meninggal walaupun telah diterapi dengan kemoterapi penuh. Pada
pemeriksaan fisik pada pasien ini telah timbul asites dan pasien tampak sesak. Dokter
bagus menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa kondisi anaknya kurang baik dan
kemungkinan untuk sembuh sangat kecil walaupun diberikan obat obat kemoteraupetik.
pak, yang hanya dapat saya lakukan adalah member obat obatan penunjang agar anak
bapak tidak terlalu menderitakata dr. bagus sambil menyerahkan obat kepada orangtua
pasien. Dalam kasus ini dokter menjalankan KDB Non-Maleficence dan Beneficence.
Unsur unsur non-maleficence ada yaitu; pasien dalam keadaan gawat darurat dan
beresiko kehilangan sesuatu yang penting (nyawa), memberi semangat hidup. Unsur
Beneficence yang ada; dokter mengusahakan agar manfaatnya lebih banyak daripada
keburukannya, maksimalisasi kebahagiaan pasien, kewajiban menolong pasien gawat
darurat, memberikan obat berkhasiat namun murah.
4. Kasus keempat : Saat dipersilahkan pasien ke empatnya masuk ke ruang periksa,
dr.bagus terkejut karena serombongan orang memaksa masuk sambil menggotong
seorang pemuda yang tidak sadarkan diri. Dokter bagus meminta kesediaan pasien ke
empat untuk menunggu di luar karena ia akan terlebih dahulu member pertolongan pada
pemuda tersebut. Ketika yang lain sibuk membaringkan pemuda yang tidak sadarkan diri
tersebut, salah satu orang mengatakan bahwa pemuda tersebut telapak tangan sebelah
kanannya masuk kedalam penggilingan padi dan setelah 15 menit kemudian telapak
tangan pemuda tersebut baru dapat dikeluarkan dari mesin penggilingan padi. Pada
pemeriksaan, dr.bagus mendapatkan telapak tangan pemuda tersebut tampak bengkak dan
pada pemeriksaan lebih lanjut ternyata tulang-tulang di telapak tangan tersebut hancur.
Dokter bagus bertnaya kepada orang orang yang mengantar pemuda tadi apakah di antara
mereka ada keluarga dari pemuda tersebut. Dokter bagus menjelaskan telapak tangan
kanan suaminya dan tindakan yang harus dilakukan adalah amputasi. Walau dengan berat
hati, istri pemuda tersebut menyetujui tindakan yang akan dilakukan dokter bagus.
7/29/2019 makalah BIOETIKA 1
6/16
Sambil bersimpah peluh, dokter bagus akhirnya menyelesaikan tindakan amputasi telapak
tangan pemuda yang mengalami kecelakaan tersebut. Melihat kondisi pasien yang baik
dan stabil, akhirnya pasien diperbolehkan pulang dengan diberi beberapa macam obat dan
anjuran agar besok datang kembali untuk control. Dalam kasus ini, dokter menjalankan
KDB non-maleficence dan autonomy. Unsur non-maleficence yang ada; dokter
menolong pasien emergensi, pasien dalam keadaan yang sangat berbahaya, pasien
beresiko kehilangan sesuatu yang penting, dokter sanggup mencegah bahaya, doktert
mengobati pasien yang luka, tidak membunuh pasien, tidak mencaci maki pasien, tidak
memandang pasien sebagai objek, tidak membahayakan kehidupan pasien karena
kelalaian. Unsur autonomy yang ada; dokter berterus terang kepada istri pasien, dokter
melaksanakan informed consent melalui keluarga pasien karena pasien tidak kompeten
untuk membuat keputusan, dokter menjaga hubungan kontrak dengan pasien.
5. Kasus kelima : Pasien keempat adalah seorang bapak berusia 55 tahun di antar oleh anak
laki-lakinya datang dengan keluhan nyeri pada ulu hati dan terasa berat pada dada serta
punggungnya. Dari hasil pemeriksaan tekanan darah 150/90 dan nadi cepat tidak teratur.
Dokter Bagus curiga pasien tersebut menderita penyakit jantung sehingga ia membuat
surat rujukan kerumah sakit yang berada di kota. Setelah menerima penjelasan tentang
kemingkinan penyakit yang dideritanya, pasien pulang dengan membawa surat rujukan
tersebut. Dalam kasus ini, dokter menjalankan KDB beneficence karena; dokter
mengusahakan agar manfaat bagi pasien jauh lebih banyak dari keburukannya,
minimalisasi akibat buruk.
6. Kasus keenam : pasien kelima adalah seorang ibu muda yang sangat cerewet, karena begitu
masuk si ibu tadi sudah mengeluh berbagai macam keluhan. Dokter Bagus tidak menanggapi
keluhan si ibu muda tadi dan segera membuat surat rujukan untuk ibu tersebut ke LAB
KLINIK Cepat Tepat langgananya yang berada di kota, jauh dari puskesmas. Dari lab
klinik ini dr. bagus mendapat sejunlah uang ternyata sejajar jumlahnya dengan pasien yang ia
7/29/2019 makalah BIOETIKA 1
7/16
kirim ke situ. Pernah dua bulan yang lalu denngan 20 pasien yang ia kirim, ia memperoleh
Rp. 300.000,- Dalam kasus ini dokter melakukan penyimpangan justice karena; dokter
memandang pasien hanya untuk menguntungkan dokter, tidak menghargai hak sehat pasien
dan tidak memberlakukan segala sesuatu dengan universal.
BAB I. PENDAHULUAN
Bioetika berasal dari kata bios yang berarti kehidupan dan ethos yang berarti norma norma atau
nilai nilai moral. Bioetika atau bioetika medis merupakan studi interdisipliner tentang masalah
yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro
maupun makro, masa kini dan masa mendatang (Bertens, 2001). Bioetika mencangkup isu isu
social, agama, ekonomi, dan hukum bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bidang medis
seperti abortus, euthanasia, transplantasi organ, teknologi reproduksi buatan dan rekayasa
genetic, membahas pula masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup
kesehatan masyarakat, hak pasien, moralitas, penyembuhan tradisional, lingkungan kerja,
demografi, dan sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang besar pula terhadap penelitian
kesehatan pada manusia dan hewan percobaan1.
Menurut Sass, bioetika bukan hanya sekedar hubungan dokter dan pasien, namun mencangkup
tanggung jawab yang professional terhadap semua bentuk kehidupan2. Bioetika adalah disiplin
yang berkaitan dengan moralitas pelayanan kesehatan, yang menyangkut dokter, pasien, institusi
pemberi pelayanan kesehatan dan kebijakan kesehatan3.
Kaidah Dasar Bioetik :
1. Beneficence
2. Non Maleficence
7/29/2019 makalah BIOETIKA 1
8/16
3. Autonomy
4. Justice
BAB II. ISI
a. Prinsip Beneficence
Beneficence atau tindakan berbuat baik mengacu pada tindakan yang dilakukan demi
kebaikan pasien. Beneficence bersifat sangat umum dalam dunia kedokteran. Artinya bahwa
hampir setiap saat prinsip ini diterapkan dalam mengambil keputusan4.
Prinsip prinsip beneficence adalah sebagai berikut;
1) Mengutamakan alturuisme.
2) Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia.
3) Memandang pasien/krluarga/sesuatu tidak hanya sejauh menguntungkan dokter.
4) Mengusahakan agar manfaatnya lebih banyak daripada keburukannya.
5) Paternalisme bertanggung jawab dan kasih sayang.
6) Menjamin kehidupan baik minimal manusia.
7) Pembatasan goal-based.
8) Maksimalisasi kebahagiaan pasien.\
9) Minimalisasi akibat buruk.
10) Kewajiban menolong pasien gawat darurat.
7/29/2019 makalah BIOETIKA 1
9/16
11) Menghargai hak hak pasien secara keseluruhan.
12) Tidak menerima honorarium di luar kepantasan.
13) Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan.
14) Mengembangkan profesi secara terus menerus.
15) Memberikan obat berkhasiat namun murah.
16) Menerapkan Golden Rule Principle.
b. Prinsip Non Maleficence
Prinsip dasar non-maleficence adalah primum non nocere, artinya jangan menyakiti. Prinsip
ini melarang dokter berbuat jahat atau membuat derita pasien, serta mewajibkan dokter untuk
meminimalisasi akibat buruk.
Prinsip prinsip non-maleficence adalah sebagai berikut;
1. Menolong pasien emergensi
Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah pasien dalam keadaan bahaya atau
beresiko kehilangan sesuatu yang penting, dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan
tersebut, tindakan dokter terbukti efektif, manfaat pasien lebih besar daripada kerugian
dokter.
2. Mengobati pasien yang luka.
3. Tidak membunuh pasien.
4. Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien.
5. Tidak memandang pasien sebagai objek.
6. Mengobati secara proprosional.
7. Mencegah pasien dari bahaya.
8. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian.
7/29/2019 makalah BIOETIKA 1
10/16
9. Menghindari misrepresentasi.
10. Memberikan semangat hidup.
11. Tidak melakukan white collar crime.
12. Melindungi pasien dari serangan.
c. Prinsip Autonomy
Dalam prinsip ini, seorang dokter wajib menghormati martabat dan hak manusia. Setiap
individu harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib
sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan
sendiri. Autonomi bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan
membiarkan pasien demi dirinya sendiri.
Prinsip prinsip Autonomy adalah sebagai berikut;
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri.
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan.
3. Berterus terang .
4. Menghargai privasi.
5. Menjaga rahasia pasien.
6. Menghargai rasionalitas pasien.
7. Melaksanakan Informed Consent.
8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri.
9. Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien.
7/29/2019 makalah BIOETIKA 1
11/16
10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan, termasuk
keluarga pasien sendiri.
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi.
12. Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikann pasien.
13. Mejaga hubungan atau kontrak.
d. Prinsip Justice
Keadilan atau Justice adalah suatu prinsip dimana seorang dokter wajib memberikan
perlakuan sama rata serta adil untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut.
Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan
sosial, kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak boleh mengubah sikap dan pelayanan dokter
terhadap pasiennya.
Prinsip prinsip Justice adalah;
1. Memberlakukan segala sesuatu secara universal.
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan.
3. Memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama.
4. Menghargai hak sehat pasien.
5. Menghargai hak hukum pasien.
6. Menghargai hak orang lain.
7. Menjaga kelompok rentan.
8. Tidak membedakan pelayanan terhadap pasien atas dasar SARA, status social, dan
sebagainya.
7/29/2019 makalah BIOETIKA 1
12/16
9. Tidak melakukan penyalahgunaan.
10. Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien.
11. Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya.
12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian secara adil.
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten.
14. Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah atau tepat.
15. Menghormati hak populasi yang sama sama rentan penyakit atau gangguan kesehatan.
16. Bijak dalam makroalokasi.
7/29/2019 makalah BIOETIKA 1
13/16
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan, dapat kita lihat bahwa dr. Bagus telah menjalani Kaidah Dasar Bioetik
yaitu beneficence, non-maleficence, autonomy, namun belum menjalankan prinsip justice.
Dalam menjalankan prinsip beneficence, dr. Bagus telah berusaha untuk memaksimalkan akibat
baik untuk pasien lebih banyak daripada akibat buruk. Di prinsip non-maleficence, dr. Bagus
telah mengutamakan pasien emergensi. Di prinsip autonomy, dr. Bagus menghormati keputusan
pasien.
7/29/2019 makalah BIOETIKA 1
14/16
DAFTAR PUSTAKA
1. Prof. dr. M. Jusuf Hanafiah, Sp.OG(K) dan Prof. dr. Amri Amir,
Sp.F(K), SH : Etika kedokteran dan hukum kesehatan. Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
2. Sass, Hans Martin : Bioethics, its philosophical basis and application, Bulletin of the
Pan American Health Organization, 1990.
3. Laurence B. McCullough dan Frank A. Chervenak : Ethics in Obstetrics and Gynecology,
Oxford University Press, 1994.
4. Bioetika Kedokteran diambil dari : http://www.berbagimanfaat.com/2011/04/bioetika-
kedokteran.html
5. http://etgal-putra.blogspot.com/2011/10/makalah-bioetika-pembahasan-kasus.html
http://www.berbagimanfaat.com/2011/04/bioetika-kedokteran.htmlhttp://www.berbagimanfaat.com/2011/04/bioetika-kedokteran.htmlhttp://etgal-putra.blogspot.com/2011/10/makalah-bioetika-pembahasan-kasus.htmlhttp://www.berbagimanfaat.com/2011/04/bioetika-kedokteran.htmlhttp://www.berbagimanfaat.com/2011/04/bioetika-kedokteran.htmlhttp://etgal-putra.blogspot.com/2011/10/makalah-bioetika-pembahasan-kasus.html7/29/2019 makalah BIOETIKA 1
15/16
BIOETIKA
Cesil Raras Pambajeng
102012200
7/29/2019 makalah BIOETIKA 1
16/16
E3
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana