Makalah Bimbingan Dan Konseling Di

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Untuk mencapai tujuan pendidikan itu, murid harus berkembang secara optimal dengan kemampuan untuk berkreasi, mandiri, bertanggung jawab, dan dapat memecahkan masalah- masalah yang dihadapi. Pendidikan harus membantu bukan hanya mengembangkan kemampuan intelektualnya, tetapi juga kemampuan mengatasi masalah yang ditemuinya dalam interaksinya dengan lingkungan. Sekolah tidak hanya berfungsi memberikan pengetahuan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, tetapi juga dapat mengembangkan keseluruan kepribadian anak. Oleh karena itu, guru harus mengetahui lebih dari sekedar masalah bagaimana mengajar yang efektif. Untuk itu sebagai calon guru kita perlu mengetahui wawasan dan pemahaman tentang layanan dan konseling di sekolah. 1.2 Tujuan 1. Menambah pemahaman tentang hakikat layanan bimbingan dan konseling di sekolah 1

description

paper education

Transcript of Makalah Bimbingan Dan Konseling Di

Page 1: Makalah Bimbingan Dan Konseling Di

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang

maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,kesehatan

jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan.

Untuk mencapai tujuan pendidikan itu, murid harus berkembang secara optimal

dengan kemampuan untuk berkreasi, mandiri, bertanggung jawab,  dan dapat memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi. Pendidikan harus membantu bukan hanya mengembangkan

kemampuan intelektualnya, tetapi juga kemampuan mengatasi masalah yang ditemuinya

dalam interaksinya dengan lingkungan.

Sekolah tidak hanya berfungsi memberikan pengetahuan dalam kegiatan belajar

mengajar di kelas, tetapi juga dapat mengembangkan keseluruan kepribadian anak. Oleh

karena itu, guru harus mengetahui lebih dari sekedar masalah bagaimana mengajar yang

efektif. Untuk itu sebagai calon guru kita perlu mengetahui wawasan dan pemahaman tentang

layanan dan konseling di sekolah.

1.2 Tujuan

1. Menambah pemahaman tentang hakikat layanan bimbingan dan konseling di sekolah

2. Menambah pemahaman tentang tugas dan peran serta guru dalam pemberian layanan

bimbingan kepada para siswa.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana hakikat layanan bimbingan dan konseling di sekolah?

2. Bagaimana peranan guru dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di

sekolah.

3. Apa saja tugas dan peran serta guru dalam pemberian layanan bimbingan kepada para

siswa?

1

Page 2: Makalah Bimbingan Dan Konseling Di

BAB II 

PEMBAHASAN

2.1.   Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah yang sering dirangkaikan bagaikan

kata majemuk. Hal itu mengisyaratkan bahwa kegiatan bimbingan kadang- kadang

dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Dengan demikian dalam istilah bimbingan sudah

termasuk di dalamnya kegiatan konseling.

Pendapat beberapa ahli tentang pengertian bimbingan:

a.   Menurut Jones (1963)

“Guidance is the help given by one person to another in making choice and adjustments and

in solving problems”. Dalam pengertian tersebut terkandung maksud bahwa tugas

pembimbing hanyalah membantu agar individu yang dibimbing mampu membantu dirinya

sendiri, sedangkan keputusan terakhir tergantung kepada individu yang dibimbing (klien).

(Soetjipto & Raflis ,2007:61)

b.   Rochman Natawidjaja (1978)

“Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara

berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup

mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga

serta masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat

memberikan sumbangan yang berarti”.

c.    Bimo Walgito (1982 : 11)

“Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau

sekumpulan individu- individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan- kesulitan di

dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu- individu itu dapat mencapai

kesejahteraan hidupnya”.

Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh banyak ahli itu, dapat

dikemukakan bahwa bimbingan merupakan :

1. Suatu proses yang berkesinambungan

2. Suatu proses yang membantu individu

3. Bantuan yang diberikan dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat

mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan potensinya

4. Kegiatan yang bertujuan utama memberikan bantuan agar individu dapat memahami

keadaan dirinya dan mampu menyesuaikan dengan lingkungannya

2

Page 3: Makalah Bimbingan Dan Konseling Di

(Soetjipto & Raflis ,2007:62)

Pendapat beberapa ahli tentang pengertian konseling :

a.   James P. Adam

“Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu dimana yang

seorang (konselor) membantu yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik memahami

dirinya dalam hubungannya dalam masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan

pada waktu yang akan datang”.

b.   Bimo Walgito (1982;11)

“Konseling adalah bantuan yang diberika kepada individu dalam memecahkan masalah

kehidupannya dengan wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu

yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya”.

Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh banyak ahli itu, dapat

dikemukakan bahwa konseling memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Pada umumnya dilakukan secara individual

2. Dilakukan dalam suatu perjumpaan tatap muka

3. Dibutuhkan orang yang ahli untuk melakukan konseling

4. Tujuan pembicaraan dalam proses konseling ini diarahkan untuk memecahkan

masalah yang dihadapi klien

5. Klien yang menerima pelayanan akhirnya mampu memecahkan masalahnya dengan

kemampuannya sendiri. (Soetjipto & Raflis ,2007:63)

2.2   Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Layanan BK sangat dibutuhkan agar siswa-siswa yang mempunyai masalah dapat

terbantu, sehingga mereka dapat belajar lebih baik. Tujuan pelaksanaan BK disekolah adalah

untuk membantu siswa:

1. Mengatasi kesulitan dalam belajarnya, sehingga memperoleh prestasi belajar yang

tinggi.

2. Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang dilakukannya pada

saat proses belajar-mengajar berlangsung dan dalam hubungan sosial.

3. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani.

4. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi.

5. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan

jenis pekerjaan setelah mereka tamat.

3

Page 4: Makalah Bimbingan Dan Konseling Di

6. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah sosial-emosional

disekolah yang bersumber dari sikap murid yang bersangkutan terhadap dirinya

sendiri, terhadap lingkungan sekolah, keluarga, dan lingkungan yang lebih luas.

(Soetjipto & Raflis ,2007:65-66)

 

2.3.      Landasan Bimbingan dan Konseling

Pemberian layanan bimbingan dan konseling pada hakikatnya selalu didasarkan atas

landasan-landasan utama atau prinsip-prinsip dasar. Menurut Winkel (1991) landasan-

landasan itu adalah sebagai berikut:

1. Bimbingan selalu memperhatikan pekerjaan siswa sebagai individu yang mandiri dan

mempunyai potensi untuk berkembang

2. Bimbingan berkisar pada dunia subjektif masing-masing individu

3. Kegiatan bimbingan dilaksanakan atas dasar kesepakatan antara pembimbing dengan

yang dibimbing

4. Bimbingan berlandaskan pengakuan akan martabat dan keluhuran individu yang

dibimbing sebagai manusia yang memiliki hak-hak asasi

5. Bimbingan adalah suatu kegiatan yang bersifat ilmiah yang mengintegrasikan bidang-

bidang ilmu yang berkaitan dengan pemberian bantuan psikologis

6. Pelayanan ditunjukkan kepada semua siswa, tidak hanya untuk individu yang

bermasalah saja.

7. Bimbingan merupakan suatu proses, yaitu berlangsung secara terus menerus,

berkesinambungan, berurutan, dan mengikuti tahap-tahap perkembangan anak.

Prinsip-prinsip dasar atau landasan tersebutmerupakan dasar filosofis dalam layanan

bimbingan dan konseling.Sebagai suatu kegiatan professional.(Soetjipto & Raflis ,2007:69-

70)

2.4.      Orientasi Layanan  Bimbingan dan Konseling

Layanan bimbingan dan konseling menekankan pada orientasi-orientasi berikut :

a.      Orientasi Individual

Pada hakikatnya setiap individu itu memiliki perbedaan satu sama lainnya. Perbedaan itu

dapat bersumber dari latar belakang pengalamannya, pendidikan, sifat-sifat kepribadian yang

dimiliki dan sebagainya. Perbedaan latar belakang individu ini dapat mempengaruhinya

dalam cara berpikir, cara berperasaan, dan cara menganalisis masalah. Dalam layanan

bimbingan dan konseling hal ini harus menjadi perhatian besar.

4

Page 5: Makalah Bimbingan Dan Konseling Di

b.      Orientasi Perkembangan

Masing-masing individu berbeda pada usia perkembangannya. Dalam setiap tahap

usia perkembangan, individu yang bersangkutan hendaknya mampu mewujudkan tugas-tugas

perkembangannya itu. Pencapaian tugas perkembangan disuatu tahap perkembangan akan

mempengaruhi perkembangan berikutnya (Ratna Asmara Pane, 1988).

Pencapaian atau perwujudan tugas-tugas perkembangan setiap tahap atau periode

merupakan salah satu tolak ukur dalam mendeteksi masalah-masalah yang dihadapi klen

siswa. Penyimpangan tingkah laku dan pola pikir dapat diketahui dari pencapaian tugas-tugas

perkembangannya.

Bertolak dari pemahaman tentang perkembangan klien ini, konselor dapat segera

mendiaknosis sumber timbulnya permasalahan klien. Dengan demikian pemberian layanan

dapat berlangsung efektif dan efisien.

c.       Orientasi Masalah

Layanan bimbingan dan konseling harus bertolak dari masalah yang sedang dihadapi

oleh klien. Konselor hendaknya tidak terperangkap dalam masalah-masalah lain yang tidak

dikeluhkan oleh klien. Hal ini disebut dengan asas kekinian (Prayitno, 1985).Artinya

pembahasan masalah difokuskan pada masalah yang saat ini (saat berkonsultasi) dirasakan

oleh klien. Oleh karena itu, konselor harus arif dan bijaksana dalam menanggapi 

pembicaraan klien. Konselor harus selalu sadar akan arah sasaran yang akan dituju untuk

memecahkan masalah klien.

2.5.      Jenis – Jenis Layanan Kegiatan Bimbingan dan Konseling

Menurut Sukardi (2008: 60), ada sejumlah layanan dalam bimbingan dan konseling di

sekolah diantaranya sebagai berikut:

a.      Layanan orientasi

Layanan orientasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik

dan pihak – pihak lain yang dapat memberikan pengaruh besar terhadap peserta didik

(terutama orang tua) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta

didik untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang

baru ini.

Materi kegiatan layanan orientasi menyangkut:

i. Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah.

ii. Peraturan dan hak – hak serta kewajiban siswa.

5

Page 6: Makalah Bimbingan Dan Konseling Di

iii. Organisasi dan wadah – wadah yang dapat membantu dan meningkatka hubungan

soaial siswa.

iv. Kurikulum dengan seluruh aspek – aspeknya.

v. Peranan kegiatan bimbingan karier.

vi. Peranan pelayanan bimbingan dan konseling dalam membantu segala jenis masalah

dan kesulitan siswa.

b.      Layanan Informasi

Layanan informasi yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan

pihak – pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik

(terutama orang tua) dalam menerima dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan

dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan

pengambilan keputusan sehari – hari sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat.

Materi layanan informasi menyagkut:

i. Tugas – tugas perkembangan masa remaja akhir, yaitu tentang kemampuan dan

perkembangan pribadi.

ii. Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat, serta bentuk – bentuk

penyaluran dan pengembangannya.

iii. Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata karma, dan sopan santun.

iv. Nilai – nilai sosial, adat istiadat, dan upaya yang berlaku dan perkembangan di

masyarakat.

v. Mata pelajaran dan pembidangannya.

vi. System penjurusan, kenaikan kelas, dan syarat – syarat mengikuti ujian akhir.

vii. Fasilitas penunjang/ sumber belajar.

viii. Cara mempersiapkan diri dan belajar di sekolah.

ix. Syarat – syarat memasuki jabatan, kondisi jabatan/karier serta prospeknya.

x. Langkah – langkah yang perlu ditempuh guna menentukan jabatan/karier.

xi. Memasuki perguruan tinggi yang sejalan dengan cita – cita karier.

xii. Pelaksanaan pelayanan bantuan untuk masalah pribadi, sosial, belajar, dan karier.

c.       Layanan Penempatan dan Penyaluran

Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan

penyaluran yang tepat (misalnya penempatan/penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar,

jurusan atau program studi, program pilihan, kegiatan ekstra kurikuler) sesuai dengan potensi,

bakat, dan minat serta kondisi pribadinya.

Materi kegiatan layanan penempatandan penyaluran meliputi;

6

Page 7: Makalah Bimbingan Dan Konseling Di

i. Penempatan kelas siswa, program studi/jurusan dann pilihan ekstra kurikuler

yang dapat menunjang pengembangan sikap, kebiasaan, kemampuan, bakat, dan

minat.

ii. Penempatan dan penyaluran dalam kelompok sebaya, kelompok belajar, dan

organisasi kesiswaan serta kegiatan sosial sekolah.

iii. Membantu dalam kegiatan program khusus sesuai dengan kebutuha siswa.

iv. Menempatkan dan menyalurkan siswa pada kelompok yang membahas pilihan

khusus program studi sesuai dengan rencana karier, kelompok latihan

keterampilan dan kegiatan ekstrakurikuler atau magang yang diadakan sekolah

atau lembaga kerja/industri.

d.      Layanan Bimbingan Belajar

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mengembangkan

diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok

dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar

lainnya, sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian.

Materi kegiatan layanan bimbingan belajar meliputi;

i. Mengembangkan pemahaman diri, terutama pemahaman sikap, sifat, kebiasaan,

bakat, minat, kekuatan – kekuatan dan penyalurannya, kelemahan – kelemahan dan

penanggulangannya, dan usaha – usaha pencapaian cita – cita/perencanaan masa

depan.

ii. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bertingkah laku dalam hubungan sosial

dengan teman sebaya, guru, dan masyarakat luas.

iii. Mengembangkan sikap dan kebiasaan dalam disiplin belajar dan berlatih secara

efektif dan efisien.

iv. Teknik penguasaan materi pelajaran, baik ilmu pengetahuan teknologi, dan kesenian.

v. Membantu memantapkan pilihan karier yang hendak dikembangkan melalui orientasi

dan informasi dunia kerja dan perguruan tinggi yang sesuai dengan karier yang

hendak dikembangkan.

vi. Orientasi belajaar di perguruan tinggi

vii. Orientasi hidup berkeluarga.

e.       Layanan Bimbingan dan Konseling Perseorangan

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mendaptkan

layanan langsung secara tatap muka dengan guru pembimbing/konselor dalam rangka

pembahasan dan pengentasan permasalahannya.

7

Page 8: Makalah Bimbingan Dan Konseling Di

Materi layanan konseling perorangan meliputi;

i. Pemahaman sikap, kebiasaan, kekuatan diri dan kelemahan, bakat dan minat, serta

penyalurannya.

ii. Pengentasan kelemahan diri dan pengembangan kekuatan diri.

iii. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima dan menyampaikan

pendapat, bertingkah laku sosial, baik di rumah, sekolah, dan masyarakat.

iv. Mengembangkan sikap kebiasaan belajar yang baik, disiplin, dan berlatih

pengenalan belajar sesuai dengan kemampuan kebiasaan, dan potensi diri.

v. Pemantapan pilihan jurusan dan perguruan tinggi.

vi. Pengembangan dan pemantapan kecenderungan karier dan pendidikan lanjutan

yang sesuai dengan rencana karier.

vii. Informasi karier, dunia kerja, penghasilan, dan prospek masa depan karier.

Pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi pribadi, keluarga, dan sosial.

f.       Layanan Bimbingan Kelompok

Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama – sama

memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari pembimbing/konselor)

yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari – hari baik individu maupun sebagai

pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan

keputusan.

Materi layanan bimbingan kelompok:

i. Pengenalan sikap dan kebiasaan, bakat dan minat dan cita – cita serta

penyalurannya.

ii. Pengenalan kelemahan diri dan penanggulangannya, kekuatan diri dan

pengembangannya.

iii. Pengembangan kemampuan berkomunikasi, menerima/menyampaikan pendapat,

bertingkah laku dan hubungan sosila baik di rumah, sekolah, maupun di

masyarakat, teman sebaya di sekolah dan luar sekolah dan kondisi/peraturan

ssekolah.

iv. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik di sekolah dan luar sekolah

dan kondisi/peraturan sekolah.

v. Pengembangan teknik – teknik penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi,dan

kesenian sesuai dengan kondisi fisik, sosial, dan budaya.

vi. Orientasi dan informasi karier, dunia kerja, dan upaya memperoleh penghasilan.

8

Page 9: Makalah Bimbingan Dan Konseling Di

vii. Orientasi dan informasi perguruan tinggi sesuai dengan karier yang hendak

dikembangkan.

Pengambilan keputusan dan perencanaan masa depan.

g.      Layanan Konseling Kelompok

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh

kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permaslahan yang dialaminya melalui

dinamika kelompok.Dinamika kelompok adalah suasana yang hidup, yang berdenyut, yang

bergerak, yang berkembang, yang ditandai dengan adanya interaksi antarsesama anggota

kelompok.Pelayanan konseling kelompok merupakan pelayanan konseling yang

diselenggarakan dalam suasana kelompok.

Materi layanan konseling kelompok mencakup:

i. Pemahaman dan pengembangan sikap, kebiasaan, bakat, minat, dan penyalurannya.

ii. Pemahaman kelemahan diri dan penanggulangannya, pengenalan kekuatan diri dan

pengembangannya.

iii. Perencanaan dan perwujudan diri.

iv. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima/menyampaikan pendapat,

bertingkah laku dan hubungan sosial, baik di rumah, di sekolah, dan di masyarakat.

v. Mengembangkan hubungan teman sebaya baik di rumah, di sekolah, dan di

masyarakat sesuai dengan kondisi, peraturan materi pelajaran.

vi. Mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar, disiplin belajar, dan berlatih, serta

teknik – teknik penguasaan materi pelajaran.

vii. Pemahaman kondisi fisik, sosial, dan budaya dalam kaitannya dengan orientasi belajar

di perguruan tinggi.

Mengembangkan kecenderungan karier yang menjadi pilihan siswa.

viii. Orientasi dan informasi karier, dunia kerja, dan prospek masa depan.

ix. Informasi perguruan tinggi yang sesuai dengan karier yang akan dikembangkan.

x. Pemantapan dalam mengambil keputusan dalam rangka perwujudan diri.

2.6.      Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan di Sekolah

Bila tujuan pendidikan pada akhirnya adalah pembentukan manusia yang utuh, maka

proses pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai kematangan emosional dan sosial.

Bimbingan dan Konseling menangani masalah- masalah atau hal-hal diluar bidang garapan

pengajaran, tetapi secara tidak langsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan

pengajaran disekolah.

9

Page 10: Makalah Bimbingan Dan Konseling Di

Bimbingan dan Konseling semakin hari semakin dirasakan perlu keberadaannya disekolah.

Hal ini didukung oleh berbagai macam faktor, seperti yang dikemukakan oleh Koestoer

Partowisastro (1982) sebagai berikut:

1. Sekolah merupakan lingkungan hidup kedua sesudah rumah, dimana anak dalam

waktu sekitar 6 jam hidupnya berada disekolah.

2. Para siswa yang usianya relatif muda sangat membutuhkan bimbingan baik dalam

memahami dirinya, mengarahkan dirinya, maupun dalam mengatasi berbagi macam

kesulitan.

Kehadiran konselor disekolah dapat meringankan tugas guru (Lundquist dan Chamely yang

dikutip oleh Belkin,1981). Mereka menyatakan bahwa konselor ternyata sangat membantu

guru dalam hal :

1. Mengembangkan dan memperluas pandangan guru tentang masalah afektif yang

mempunyai kaitan erat dengan profesinya sebagai guru.

2. Mengembangkan wawasan guru bahwa keadaan emosionalnya akan mempengaruhi

proses belajar-mengajar.

3. Mengembangkan sikap yang lebih positif agar proses belajar siswa lebih efektif.

4. Mengatasi masalah-masalah yang ditemui guru dalam melaksanakan tugasnya.

Konselor dan guru merupakan suatu tim yang sangat penting dalam kegiatan pendidikan.

Keduanya dapat saling menunjang terciptanya proses pembelajaran yang lebih efektif. Oleh

karena itu dapat disimpulkan bahwa kegiatan bimbingan dan konseling tidak dapat

dipisahkan dari kegiatan sekolah.

(Soetjipto & Raflis ,2007:64-65)

2.7.      Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pembelajaran Siswa

Dalam proses pembelajaran, guru mempunyai keinginan agar semua siswanya dapat

memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan. Harapan tersebut sering kali kandas dan

tidak bisa terwujud, sering mengalami berbagai macam kesulitan dalam belajar sehingga

mengakibatkan beberapa hal tidak baik seperti :

1. Hasil belajar yang rendah, dibawah rata-rata kelas

2. Hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan

3. Menunjukkan sikap yang tidak wajar seperti, tidak konsentrasi dalam belajar, malas

mengerjakan tugas-tugasnya, dan sebagainya

4. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan seperti suka membolos, suka menggangu,

dan sebagainya.

10

Page 11: Makalah Bimbingan Dan Konseling Di

Dengan gejala-gejala yang ditunjukkan diatas kemungkinan siswa sedang mengalami

suatu masalah/kesulitan, seperti masalah dalam belajar, masalah sosial maupun masalah

pribadi. Namun dalam hal ini tidak semua guru bisa tahu dan mengerti jika siswa nya sedang

mengalami suatu kesulitan, sedangkan siswa yang mempunyai masalah terkadang tidak tahu

harus bercerita kepada siapa dan bagaimana cara untuk mengatasi masalah yang sedang

dihadapinya. Apabila masalah tersebut tidak segera diatasi maka akan berpengaruh pada

konsentrasi belajar siswa tersebut. Untuk itu diperlukannya guru BK yang bisa melakukan

kegiatan bimbingan dan konseling untuk siswa-siswa yang memiliki masalah dan membantu

mengatasinya.

(Soetjipto & Raflis ,2007:66-67)

2.8.      Peranan Guru dalam Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Peranan guru dalam pelaksanaan BK di sekolah dibedakan menjadi dua :

a.      Tugas Guru dalam Layanan Bimbingan di Kelas

Guru harus mempunyai gambaran yang jelas tentang tugas-tugas yang harus dilakukannya

dalam kegiatan bimbingan. Kejelasan tugas ini dapat memotivasi guru untuk berperan secara

aktif dalam kegiatan bimbingan dan mereka merasa ikut bertanggung jawab atas

terlaksananya kegiatan itu.

Perilaku guru juga dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, misalnya guru yang bersifat

otoriter akan menimbulkan suasana belajar yang tegang sehingga menyebabkan hubungan

guru dan siswa menjadi kaku, keterbukaan siswa untuk mengemukakan kesulitan-kesulitan

sehubungan dengan pelajaran itu menjadi terbatas dan sebagainya. Oleh karena itu guru harus

dapat menerapkan fungsi bimbingan dalam kegiatan belajar-mengajar.

Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam proses belajar-mengajar sesuai

dengan fungsinya sebagai guru dan pembimbing, yaitu:

i. Perlakuan terhadap siswa berlandaskan keyakinan bahwa sebagai individu, siswa

memiliki potensi untuk berkembang dan maju serta mampu mengarahkan dirinya

sendiri untuk mandiri.

ii. Bersikap positif dan wajar kepada siswa.

iii. Perlakukan siswa secara hangat, ramah, rendah hati, dan menyenangkan.

iv. Pemahaman siswa secara empatik.

v. Penghargaan terhadap martabat siswa sebagai individu.

vi. Tidak berpura-pura didepan siswa.

vii. Penyesuaian diri terhadap keadaan yang khusus.

11

Page 12: Makalah Bimbingan Dan Konseling Di

Jika diatas telah diuraikan hal-hal yang harus diperhatikan maka berikut adalah peran guru

dalam melaksanakan proses belajar-mengajar :

i. Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap siswa merasa aman, dan

berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapainya mendapat penghargaan

dan perhatian. Suasana yang demikian dapat meningkatkan motivasi belajar siswa,

dan dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa.

ii. Mengusahakan agar siswa-siswa dapat memahami dirinya, kemampuan-kemampuan,

sikap, minat dan pembawaannya.

iii. Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik.

iv. Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap siwa untuk memperoleh hasil yang

lebih baik.

v. Membantu memilih jurusan yang cocok yang sesuai dengan kemampuan dan

minatnya.

Disamping tugas-tugas tersebut, guru juga dapat melakukan tugas-tugas bimbingan dalam

proses pembelajaran seperti berikut :

i.            Melakukan kegiatan diagnostik kesulitan belajar. Dalam hal ini guru mencari tahu

sumber-sumber kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dengan cara :

1) Menandai siswa yang diperkirakan mengalami masalah, dengan jalan melihat

prestasi belajarnya yang paling rendah atau berada dibawah nilai rata-rata

kelasnya.

2) Mengidentifikasi mata pelajaran dimana siswa mendapat nilai rendah (dibawah

rata-rata kelas).

3) Menelusuri bidang/bagian dimana siswa mengalami kesulitan yang

menyebabkan nilainya rendah. Dengan demikian, dapat ditemukan salah satu

sumber penyebab timbulnya kesulitan belajar.

4) Melaksanakan tindak lanjut, apakah perlu pelajaran tambahan dengan

bimbingan dari guru secara khusus atau tindakan-tindakan lainnya.

ii.            Guru dapat memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya

kepada murid dalam memecahkan masalah pribadi. Masalah-masalah yang belum

terpecahkan dan berada diluar batas kewenangan guru dapat dialihkan kepada guru yang

lebih ahli menangani masalah tersebut.

 

12

Page 13: Makalah Bimbingan Dan Konseling Di

b.     Tugas Guru dalam Operasional Bimbingan di Luar Kelas

Tugas guru dalam layanan bimbingan tidak terbatas dalam kegiatan proses belajar-

mengajar atau dalam kelas saja, tetapi juga kegiatan-kegiatan bimbingan diluar kelas. Tugas-

tugas bimbingan itu antara lain:

i.            Memberikan pengajaran perbaikan

ii.            Memberikan pengayaan dan pengembangan bakat siswa

iii.            Melakukan kunjungan rumah

iv.            Menyelenggarakan kelompok belajar. (Soetjipto & Raflis ,2007:107-110)

9.      Kerja Sama Guru dengan Konselor dalam Layanan Bimbingan

Dalam kegiatan-kegiatan belajar-mengajar sangat diperlukan adanya kerja sama antara guru

dan konselor demi tercapainya tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan tugas pokok guru dalam

proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bimbingan, sebaliknya layanan

bimbingan disekolah perlu dukungan arau bantuan guru.

Layanan bimbingan di sekolah akan lebih efektif bila guru dapat bekerja sama dengan

konselor sekolah dalam proses pembelajaran. Adanya keterbatasan-keterbatasan dari kedua

belah pihak (guru dan konselor) menuntut adanya kerja sama tersebut.

Konselor mempunyai keterbatasan dalam hal yang berkaitan dengan:

1. Kurangnya waktu untuk bertatap muka dengan siswa

2. Keterbatasan konselor sehingga tidak mungkin dapat memberikan semua bentuk

layanan seperti memberikan pengajaran perbaikan untuk bidang studi tertentu, dan

sebagainya.

Dilain pihak guru juga mempunyai keterbatasan sebagai berikut:

1. Guru tidak mungkin lagi menangani masalah-masalah siswa yang bermacam-macam,

karena guru tidak terlatih melaksanakan semua tugas itu.

2. Guru sendiri sudah berat tugas mengajarnya, sehingga tidak mungkin lagi ditambah

tugas yang lebih banyak untuk memecahkan berbagai macam masalah yang dihadapi

siswa.

Didalam menangani kasus-kasus tertentu, konselor perlu menghadirkan guru atau pihak-

pihak terkait guna membicarakan pemecahan masalah yang dihadapi siswa.Kegiatan

semacam ini disebut dengan koferensi kasus.Bila guru menemui masalah yang berada diluar

batas kewenangannya, guru dapat mengalihtangankan masalah siswa tersebut kepada

konselor.

13

Page 14: Makalah Bimbingan Dan Konseling Di

Kegiatan-kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan disekolah, dikoordinasikan

oleh konselor, dengan demikian pelaksanaan kegiatan bimbingan oleh para guru tidak lepas

begitu saja, tetapi dipantau oleh konselor.

14

Page 15: Makalah Bimbingan Dan Konseling Di

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bimbingan dan konseling di sekolah sebagai layanan profesional yang bertujuan

untuk membantu proses perkembangan pribadi dan mengatasi masalah yang seringkali

dihadapi siswa. Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan bersama, semua personel

sekolah (guru, konselor, dan lain-lain) mempunyai peran masing-masing dalam pelaksanaan

program bimbingan dan konseling. Terlepas dari peranan personel pendidikan lain disekolah,

guru mempunyai peranan amat penting dalam pelaksanaan bimbingan di sekolah. Hal ini

disebabkan oleh posisi guru yang memungkinkannya bergaul lebih banyak dengan siswa

sehingga mempunyai kesempatan tatap muka lebih banyak dibandingkan dengan personel

sekolah lainnya.

15

Page 16: Makalah Bimbingan Dan Konseling Di

DAFTAR PUSTAKA

Soetjipto; Raflis Kosasi.2007.Profesi Keguruan. Jakarta:Rineka Cipta

16