Makalah Landasan Bimbingan Konseling

24
KATA PENGANTAR Landasan Bimbingan dan KonselingAgar dapat berdiri tegak sebagai sebuah layanan profesional yang dapat diandalkan dan memberikan manfaat bagi kehidupan, maka layanan bimbingan dan konseling perlu dibangun di atas landasan yang kokoh, dengan mencakup: (1) landasan filosofis, (2) landasan psikologis; (3) landasan religius, dan (4) landasan pedagogis. Berkenaan dengan layanan bimbingan dan konseling dalam konteks Indonesia, selain berpijak pada keempat landasan tersebut juga perlu berlandaskan pada aspek ilmu pengetahuan dan teknologi, sosial-budaya dan yuridis- formal. Untuk terhidar dari berbagai penyimpangan dalam praktek layanan bimbingan dan konseling, setiap konselor mutlak perlu memahami dan menguasai landasan- landasan tersebut sebagai pijakan dalam melaksanakan tugas-tugas profesionalnya. Dan untuk selanjutnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, tidak lupa saran dan kritik yang membangun dari teman-teman, khususnya dari ibu dosen pembimbing mata kuliah BP/BK sangat penulis harapkan. 1

Transcript of Makalah Landasan Bimbingan Konseling

Page 1: Makalah Landasan Bimbingan Konseling

KATA PENGANTAR

Landasan Bimbingan dan KonselingAgar dapat berdiri tegak sebagai sebuah

layanan profesional yang dapat diandalkan dan memberikan manfaat bagi

kehidupan, maka layanan bimbingan dan konseling perlu dibangun di atas

landasan yang kokoh, dengan mencakup: (1) landasan filosofis, (2) landasan

psikologis; (3) landasan religius, dan (4) landasan pedagogis. Berkenaan dengan

layanan bimbingan dan konseling dalam konteks Indonesia, selain berpijak pada

keempat landasan tersebut juga perlu berlandaskan pada aspek ilmu pengetahuan

dan teknologi, sosial-budaya dan yuridis-formal. Untuk terhidar dari berbagai

penyimpangan dalam praktek layanan bimbingan dan konseling, setiap konselor

mutlak perlu memahami dan menguasai landasan-landasan tersebut sebagai

pijakan dalam melaksanakan tugas-tugas profesionalnya.

Dan untuk selanjutnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua,

tidak lupa saran dan kritik yang membangun dari teman-teman, khususnya dari

ibu dosen pembimbing mata kuliah BP/BK sangat penulis harapkan.

1

Page 2: Makalah Landasan Bimbingan Konseling

LANDASAN DAN BIMBINGAN KONSELING

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Permasalahan

Setelah memahami pengertian bimbingan dan konseling pada materi

sebelumnya, kami dalam makalah ini akan menguraikan berbagai hal yang

menjadi landasan pelayanan bimbingan dan konseling. Landasan tersebut meliputi

landasan filosofis, religius, psikologis, sosial budaya, pedagogis.

Paparan tentang landasan filosofis membahas tentang hakikat manusia.

Uraian landasan filosofis menyangkut empat dimensi kemanusiaan dan berbagai

pemikiran tentang evolusi perkembangan manusia, tinjauan psikologis tentang

manusia, serta hakikat tentang tujuan dan tugas kehidupan manusia. Landasan

religius masih berbicara tentang manusia, tetapi khusus dikaitkan pada aspek-

aspek keagamaan. Pemuliaan kemanusiaan manusia sebagai makhluk Tuhan

menjadi focus pembahasan.

Uraian tentang landasan psikologis mengemukakan berbagai hal pokok

yang amat besar pengaruhnya terhadap pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu

tentang tingkah laku, motif dan motivasi, pembawaan dan lingkungan,

perkembangan dan tugas-tugas perkembangan, belajar dan penguatan dan

kepribadian. Sedangkan tentang landasan sosial budaya dibahas pengaruh sosial

budaya terhadap individu, hambatan-hambatan komunikasi dan penyesuaian diri

sebagai dampak perbedaan antar budaya serta pengaruh perbedaan antar budaya

itu terhadap layanan bimbingan dan konseling. Tentang landasan ilmiah dan

teknologis dibahas secara garis besar keilmuan bimbingan dan konseling, Peranan

ilmu-ilmu lain dan teknologi, serta peranan penelitian dalam pengembangan

bimbingan dan konseling.

Terakhir di bahas tentang peranan secara hakiki pendidikan terhadap

pelayanan bimbingan dan konseling.

2

Page 3: Makalah Landasan Bimbingan Konseling

2. Rumusun Masalah

a. Landasan yang digunakan dalam bimbingan dan konseling?

- Landasan Filosofis

- Landasan religius

- Landasan Psikologis

- Landasan Pedagogis

b. Bagaimanakah implikasi landasan-landasan tersebut dalam bimbingan dan

konseling?

3. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman/

pengetahuan tentang landasan-landasan apa saja yang digunakan dalam

bimbingan dan konseling dan implikasinya terhadap penerapan BK itu sendiri.

4. Manfaat

Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

a. Mahasiswa dapat mengetahui tentang landasan-landasan yang

digunakan dalam bimbingan konseling.

b. Dapat memberi sumbangsih pengetahuan dalam pembelajaran mata

kuliah bimbingan dan konseling.

3

Page 4: Makalah Landasan Bimbingan Konseling

BAB II

PEMBAHASAN

A. LANDASAN FILOSOFIS

Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan

pemahaman khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan

bimbingan dan konseling yang lebih bisa dipertanggungjawabkan secara logis,

etis maupun estetis.Landasan filosofis dalam bimbingan dan konseling terutama

berkenaan dengan usaha mencari jawaban yang hakiki atas pertanyaan filosofis

tentang : apakah manusia itu ? Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan

filosofis tersebut, tentunya tidak dapat dilepaskan dari berbagai aliran filsafat yang

ada, mulai dari filsafat klasik sampai dengan filsafat modern dan bahkan filsafat

post-modern. Dari berbagai aliran filsafat yang ada, para penulis Barat .(Victor

Frankl, Patterson, Alblaster & Lukes, Thompson & Rudolph, dalam Prayitno,

2003) telah mendeskripsikan tentang hakikat manusia sebagai berikut :

Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir dan mempergunakan

ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya.

Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya apabila

dia berusaha memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya.

Manusia berusaha terus-menerus memperkembangkan dan menjadikan

dirinya sendiri khususnya melalui pendidikan.

Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk dan hidup

berarti upaya untuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkan atau setidak-

tidaknya mengontrol keburukan.

Manusia memiliki dimensi fisik, psikologis dan spiritual yang harus dikaji

secara mendalam.

Manusia akan menjalani tugas-tugas kehidupannya dan kebahagiaan manusia

terwujud melalui pemenuhan tugas-tugas kehidupannya sendiri.

Manusia adalah unik dalam arti manusia itu mengarahkan kehidupannya

sendiri.

4

Page 5: Makalah Landasan Bimbingan Konseling

Manusia adalah bebas merdeka dalam berbagai keterbatasannya untuk

membuat pilihan-pilihan yang menyangkut perikehidupannya sendiri.

Kebebasan ini memungkinkan manusia berubah dan menentukan siapa

sebenarnya diri manusia itu adan akan menjadi apa manusia itu.

Manusia pada hakikatnya positif, yang pada setiap saat dan dalam suasana

apapun, manusia berada dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan

berkemampuan untuk melakukan sesuatu.

Dengan memahami hakikat manusia tersebut maka setiap upaya bimbingan

dan konseling diharapkan tidak menyimpang dari hakikat tentang manusia itu

sendiri. Seorang konselor dalam berinteraksi dengan kliennya harus mampu

melihat dan memperlakukan kliennya sebagai sosok utuh manusia dengan

berbagai dimensinya.

1. Makna dan Fungsi Prinsip-prinsip Filosofis Bimbingan Konseling

Kata filosofis atau filsafat berasal dari bahasa Yunani: Philos berarti cinta

dan sophos berarti bijaksana, jadi filosofis berarti kecintaan terhadap

kebijaksanaan. Sikun pribadi mengartikan filsafat sebagai suatu “usaha manusia

untuk memperoleh pandangan atau konsepsi tentang segala yang ada, dan apa

makna hidup manusia dialam semesta ini”.1

Filsafat mempunyai fungsi dalam kehidupan manusia, yaitu bahwa :

1) Setiap manusia harus mengambil keputusan atau tindakan,

2) Keputusan yang diambil adalah keputusan diri sendiri

3) Dengan berfilsafat dapat mengurangi salah paham dan konflik, dan

4) Untuk menghadapi banyak kesimpangsiuran dan dunia yang selalu berubah.

Dengan berfilsafat seseorang akan memperoleh wawasan atau cakrawala

pemikiran yang luas sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat John J.

Pietrofesa et. al. (1980) mengemukakan pendapat James Cribin tentang prinsip-

prinsip filosofis dalam bimbingan sebagai berikut:

1 Syamsul Yusuf, A. Juntika Narihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling (Bandung: Remaja ERasdakarnya, 2006), hal. 106

5

Page 6: Makalah Landasan Bimbingan Konseling

a. Bimbingan hendaknya didasarkan kepada pengakuan akan kemuliaan dan

harga diri individu dan hak-haknya untuk mendapat bantuannya.

b. Bimbingan merupakan proses yang berkeseimbangan

c. Bimbingan harus Respek terhadap hak-hak klien

d. Bimbingan bukan prerogatif kelompok khusus profesi kesehatan mental

e. Fokus bimbingan adalah membantu individu dalam merealisasikan potensi

dirinya

f. Bimbingan merupakan bagian dari pendidikan yang bersifat

individualisasi dan sosialisasi

2. Hakikat Manusia

a) B.F Skinner dan Watsan2 Mengemukakan tentang hakekat manusia:

- Manusia dipandang memiliki kecenderungan-kecenderungan positif dan

negatif yang sama

- Manusia pada dasarnya dibentuk dan ditentukan oleh lingkungan sosial

budaya

- Segenap tingkah laku manusia itu dipelajari

- Manusia tidak memiliki kemampuan untuk membentuk nasibnya sendiri

b) Virginia Satir3 Memandang bahwa manusia pada hakekatnya positif, Satir

berkesimpulan bahwa pada setiap saat, dalam suasana apapun juga,

manusia dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan berkemampuan

untuk melakukan sesuatu.

Upaya-upaya bimbingan dan konseling perlu didasarkan pada pemahaman

tentang hakekat manusia agar upaya-upaya tersebut dapat lebih efektif.

3. Tugas dan Tujuan Kehidupan

Witner dan Sweeney4 mengemukakan bahwa ciri-ciri hidup sehat ditandai

dengan 5 kategori, yaitu:

Spiritualitas ~ agama sebagai sumber inti dari hidup sehat.

2 Gerold Corey, Terjemahan E. Koeswara, 1988.3 Thompson dan Rodolph, 19834 Prayitno dan Erman Anti, 2002

6

Page 7: Makalah Landasan Bimbingan Konseling

Pengaturan diri ~ seseorang yang mengamalkan hidup sehat pada dirinya

terdapat ciri-ciri :

a) rasa diri berguna

b) pengendalian diri

c) pandangan realistic

d) spontanitas dan kepekaan emosional

e) kemampuan rekayasa intelektual

f) pemecahan masalah

g) kreatif

h) kemampuan berhumor dan

i) kebugaran jasmani dan kebiasaan hidup sehat.

Bekerja ~ untuk memperoleh keuntungan ekonomis, psikologis dan sosial

Persahabatan ~ persahabatan memberikan 3 keutamaan dalam hidup yaitu

1. dukungan emosional 2. dukungan material 3. dukungan informasi .

Cinta ~ penelitian flanagan 1978 (dalam Prayitno dan Erman Anti, 2006)

menemukan bahwa pasangan hidup suami istri, anak dan teman

merupakan tiga pilar utama bagi keseluruhan pencipta kebahagiaan

manusia.

Paparan tentang hakikat, tujuan dan tugas kehidupan manusia diatas

mempunyai implikasi kepada layanan bimbingan dan konseling.

B. LANDASAN RELIGIUS

Dalam landasan religius BK diperlukan penekanan pada 3 hal pokok:

a. Keyakinan bahwa mnusia dan seluruh alam adalah mahluk tuhan

b. Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia

berjalan kearah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama

c. Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara

optimal suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai

dengan kaidah-kaidah agama untuk membentuk perkembangan dan

pemecahan masalah individu

7

Page 8: Makalah Landasan Bimbingan Konseling

Landasan Religius berkenaan dengan :

a) Manusia sebagai Mahluk Tuhan

Manusia adalah mahluk Tuhan yang memiliki sisi-sisi kemanusiaan. Sisi-

sisi kemanusiaan tersebut tdiak boleh dibiarkan agar tidak mengarah pada hal-hal

negatif. Perlu adanya bimbingan yang akan mengarahkan sisi-sisi kemanusiaan

tersebut pada hal-hal positif.

b) Sikap Keberagamaan

Agama yang menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat menjadi

isi dari sikap keberagamaan. Sikap keberagamaan tersebut pertama difokuskan

pada agama itu sendiri, agama harus dipandang sebagai pedoman penting dalam

hidup, nilai-nilainya harus diresapi dan diamalkan. Kedua, menyikapi peningkatan

iptek sebagai upaya lanjut dari penyeimbang kehidupan dunia dan akhirat.

c) Peranan Agama

Pemanfaatan unsur-unsur agama hendaknya dilakukan secara wajar, tidak

dipaksakan dan tepat menempatkan klien sebagai seorang yang bebas dan berhak

mengambil keputusan sendiri sehingga agama dapat berperan positif dalam

konseling yang dilakukan agama sebagai pedoman hidup ia memiliki fungsi :

a. Memelihara fitrah

b. Memelihara jiwa

c. Memelihara akal

d. Memelihara keturunan

C. LANDASAN PSIKOLOGIS

Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan

pemahaman bagi konselor tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan

(klien). Untuk kepentingan bimbingan dan konseling, beberapa kajian psikologi

yang perlu dikuasai oleh konselor adalah tentang : (a) motif dan motivasi; (b)

pembawaan dan lingkungan, (c) perkembangan individu; (d) belajar; dan (e)

kepribadian.

1. Motif dan Motivasi

Motif dan motivasi berkenaan dengan dorongan yang menggerakkan

seseorang berperilaku baik motif primer yaitu motif yang didasari oleh kebutuhan

8

Page 9: Makalah Landasan Bimbingan Konseling

asli yang dimiliki oleh individu semenjak dia lahir, seperti : rasa lapar, bernafas

dan sejenisnya maupun motif sekunder yang terbentuk dari hasil belajar, seperti

rekreasi, memperoleh pengetahuan atau keterampilan tertentu dan sejenisnya.

Selanjutnya motif-motif tersebut tersebut diaktifkan dan digerakkan,– baik dari

dalam diri individu (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi

ekstrinsik)–, menjadi bentuk perilaku instrumental atau aktivitas tertentu yang

mengarah pada suatu tujuan.

2. Pembawaan dan Lingkungan

Pembawaan dan lingkungan berkenaan dengan faktor-faktor yang

membentuk dan mempengaruhi perilaku individu. Pembawaan yaitu segala

sesuatu yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil dari keturunan, yang

mencakup aspek psiko-fisik, seperti struktur otot, warna kulit, golongan darah,

bakat, kecerdasan, atau ciri-ciri-kepribadian tertentu. Pembawaan pada dasarnya

bersifat potensial yang perlu dikembangkan dan untuk mengoptimalkan dan

mewujudkannya bergantung pada lingkungan dimana individu itu berada.

Pembawaan dan lingkungan setiap individu akan berbeda-beda. Ada individu

yang memiliki pembawaan yang tinggi dan ada pula yang sedang atau bahkan

rendah. Misalnya dalam kecerdasan, ada yang sangat tinggi (jenius), normal atau

bahkan sangat kurang (debil, embisil atau ideot). Demikian pula dengan

lingkungan, ada individu yang dibesarkan dalam lingkungan yang kondusif

dengan sarana dan prasarana yang memadai, sehingga segenap potensi bawaan

yang dimilikinya dapat berkembang secara optimal. Namun ada pula individu

yang hidup dan berada dalam lingkungan yang kurang kondusif dengan sarana

dan prasarana yang serba terbatas sehingga segenap potensi bawaan yang

dimilikinya tidak dapat berkembang dengan baik.dan menjadi tersia-siakan.

3. Perkembangan Individu

Perkembangan individu berkenaan dengan proses tumbuh dan

berkembangnya individu yang merentang sejak masa konsepsi (pra natal) hingga

akhir hayatnya, diantaranya meliputi aspek fisik dan psikomotorik, bahasa dan

kognitif/kecerdasan, moral dan sosial. Beberapa teori tentang perkembangan

9

Page 10: Makalah Landasan Bimbingan Konseling

individu yang dapat dijadikan sebagai rujukan, diantaranya : (1) Teori dari

McCandless tentang pentingnya dorongan biologis dan kultural dalam

perkembangan individu; (2) Teori dari Freud tentang dorongan seksual; (3) Teori

dari Erickson tentang perkembangan psiko-sosial; (4) Teori dari Piaget tentang

perkembangan kognitif; (5) teori dari Kohlberg tentang perkembangan moral; (6)

teori dari Zunker tentang perkembangan karier; (7) Teori dari Buhler tentang

perkembangan sosial; dan (8) Teori dari Havighurst tentang tugas-tugas

perkembangan individu semenjak masa bayi sampai dengan masa dewasa.

Dalam menjalankan tugas-tugasnya, konselor harus memahami berbagai

aspek perkembangan individu yang dilayaninya sekaligus dapat melihat arah

perkembangan individu itu di masa depan, serta keterkaitannya dengan faktor

pembawaan dan lingkungan.

4. Belajar

Belajar merupakan salah satu konsep yang amat mendasar dari psikologi.

Manusia belajar untuk hidup. Tanpa belajar, seseorang tidak akan dapat

mempertahankan dan mengembangkan dirinya, dan dengan belajar manusia

mampu berbudaya dan mengembangkan harkat kemanusiaannya. Inti perbuatan

belajar adalah upaya untuk menguasai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan

yang sudah ada pada diri individu. Penguasaan yang baru itulah tujuan belajar dan

pencapaian sesuatu yang baru itulah tanda-tanda perkembangan, baik dalam aspek

kognitif, afektif maupun psikomotor/keterampilan. Untuk terjadinya proses

belajar diperlukan prasyarat belajar, baik berupa prasyarat psiko-fisik yang

dihasilkan dari kematangan atau pun hasil belajar sebelumnya.

Untuk memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan belajar terdapat

beberapa teori belajar yang bisa dijadikan rujukan, diantaranya adalah : (1) Teori

Belajar Behaviorisme; (2) Teori Belajar Kognitif atau Teori Pemrosesan

Informasi; dan (3) Teori Belajar Gestalt. Dewasa ini mulai berkembang teori

belajar alternatif konstruktivisme.

5. Kepribadian

Hingga saat ini para ahli tampaknya masih belum menemukan rumusan

tentang kepribadian secara bulat dan komprehensif.. Dalam suatu penelitian

10

Page 11: Makalah Landasan Bimbingan Konseling

kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner

Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-

beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu

rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia

bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem

psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri

terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah

penyesuaian diri. Scheneider dalam Syamsu Yusuf (2003) mengartikan

penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat

behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari

dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara

keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma)

lingkungan.

Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas

sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya.

Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur psiko-fisiknya, misalnya

konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif dan afektifnya yang

saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas tindakan atau

perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa teori

kepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya : Teori Psikoanalisa dari

Sigmund Freud, Teori Analitik dari Carl Gustav Jung, Teori Sosial Psikologis dari

Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi dari Murray, Teori Medan

dari Kurt Lewin, Teori Psikologi Individual dari Allport, Teori Stimulus-Respons

dari Throndike, Hull, Watson, Teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya.

Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek

kepribadian, yang mencakup :

Karakter; yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku,

konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.

Temperamen; yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya

mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.

11

Page 12: Makalah Landasan Bimbingan Konseling

Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau

ambivalen.

Stabilitas emosi; yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap

rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, sedih,

atau putus asa.

Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari

tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima resiko

secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari resiko yang dihadapi.

Sosiabilitas; yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan

interpersonal. Seperti: sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan

kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

Untuk kepentingan layanan bimbingan dan konseling dan dalam upaya

memahami dan mengembangkan perilaku individu yang dilayani (klien) maka

konselor harus dapat memahami dan mengembangkan setiap motif dan motivasi

yang melatarbelakangi perilaku individu yang dilayaninya (klien). Selain itu,

seorang konselor juga harus dapat mengidentifikasi aspek-aspek potensi bawaan

dan menjadikannya sebagai modal untuk memperoleh kesuksesan dan kebahagian

hidup kliennya. Begitu pula, konselor sedapat mungkin mampu menyediakan

lingkungan yang kondusif bagi pengembangan segenap potensi bawaan kliennya.

Terkait dengan upaya pengembangan belajar klien, konselor dituntut untuk

memahami tentang aspek-aspek dalam belajar serta berbagai teori belajar yang

mendasarinya. Berkenaan dengan upaya pengembangan kepribadian klien,

konselor kiranya perlu memahami tentang karakteristik dan keunikan kepribadian

kliennya. Oleh karena itu, agar konselor benar-benar dapat menguasai landasan

psikologis, setidaknya terdapat empat bidang psikologi yang harus dikuasai

dengan baik, yaitu bidang psikologi umum, psikologi perkembangan, psikologi

belajar atau psikologi pendidikan dan psikologi kepribadian.

12

Page 13: Makalah Landasan Bimbingan Konseling

D. LANDASAN PEDAGOGIS

Pendidikan itu merupakan salah satu lembaga sosial yang universal dan

berfungsi sebagai sarana reproduksi sosial ( Budi Santoso, 1992)

1. Pendidikan sebagai upaya pengembangan Individu: Bimbingan

merupakan bentuk upaya pendidikan.

Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. Seorang bagi manusia

hanya akan dapat menjadi manusia sesuai dengan tuntutan budaya hanya melalui

pendidikan. Tanpa pendidikan, bagi manusia yang telah lahir itu tidak akan

mampu memperkembangkan dimensi keindividualannya, kesosialisasinya,

kesosilaanya dan keberagamaanya.

Undang-Undang No. 2 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

menetapkan pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

2. Pendidikan sebagai inti Proses Bimbingan Konseling.

Bimbingan dan konseling mengembangkan proses belajar yang dijalani oleh

klien-kliennya. Kesadaran ini telah tampil sejak pengembangan gerakan

Bimbingan dan Konseling secara meluas di Amerika Serikat . pada tahun 1953,

Gistod telah menegaskan Bahwa Bimbingan dan Konseling adalah proses yang

berorientasi pada belajar……, belajar untuk memahami lebih jauh tentang diri

sendiri, belajar untuk mengembangkan dan merupakan secara efektif berbagai

pemahaman.. (dalam Belkin, 1975). Lebih jauh, Nugent (1981) mengemukakan

bahwa dalam konseling klien mempelajari ketrampilan dalam pengambilan

keputusan. Pemecahan masalah, tingkah laku, tindakan, serta sikap-sikap baru .

Dengan belajar itulah klien memperoleh berbagai hal yang baru bagi dirinya;

dengan memperoleh hal-hal baru itulah klien berkembang.

13

Page 14: Makalah Landasan Bimbingan Konseling

3. Pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan Bimbingan tujuan dan

konseling

Tujuan Bimbingan dan Konseling disamping memperkuat tujuan-tujuan

pendidikan, juga menunjang proses pendidikan pada umumnya. Hal itu dapat

dimengerti karena program-program bimbingan dan konseling meliputi aspek-

aspek tugas perkembangan individu, khususnya yang menyangkut kawasan

kematangan pendidikan karier, Kematangan personal dan emosional, serta

kematangan sosial, semuanya untuk peserta didik pada jenjang pendidikan dasar

(SD dan SLTP) dan pendidikan menengah (Borders dan Drury, 1992). Hasil-hasil

bimbingan dan konseling pada kawasan itu menunjang keberhasilan pendidikan

pada umumnya.

14

Page 15: Makalah Landasan Bimbingan Konseling

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan.

Dari pembahasan yang diuraikan didepan dapat ditarik kesimpulan bahwa

pelayanan bimbingan dan konseling memerlukan berbagai landasan, diantaranya:

1. Landasan Filosofis: Landasan filosofis memberikan pemikiran-pemikiran

tentang hakikat dan tujuan hidup manusia dipandang dari perspektif filsafat

untuk menemukan hakikat manusia secara utuh mengingat bimbingan

konseling akan selalu berkaitan dengan manusia sebagai objeknya.

2. Landasan Religius: Landasan religius menggambarkan sisi-sisi agama yang

perlu dikorek, diaplikasikan kedalam pelayanan bimbingan dan konseling

karena bimbingan dan konseling tidak akan lepas dari manusia sebagai

objeknya dan realitas bahwa manusia merupakan makhluk religius.

3. Landasan Psikologis: Landasan psikologis menggambarkan sisi-sisi psikis

individu, sisi psikis tersebut berkenaan dengan motif, motivasi, pembawaan

dan lingkungan, perkembangan individu, belajar, balikan dan penguatan dari

kepribadian. Mengingat klien memiliki psikis yang berbeda maka konselor

harus memahami tentang landasan psikologis

4. Landasan Pedagogis: Landasan pedagogis mengemukakan bahwa

bimbingan merupakan salah satu bagian dari pendidikan yang amat penting

dalam upaya untuk memberikan bantuan (pemecahan-pemecahan masalah)

motivasi agar peserta didik dapat mencapai tujuan pendidikan yang

diharapkan.

15

Page 16: Makalah Landasan Bimbingan Konseling

DAFTAR PUSTAKA

W.S, Winkel, 1991, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Jakarta :

PT Grasindo.

Yusuf, Syamsu dan Nurishan, A. Juntika, 2006, Landasan Bimbingan dan

Konseling, Bandung : Remaja Rosdakarya

Prayitno dan Amti, Erman, 2004, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling,

Jakarta : Rineka Cipta.

16