Makalah Bdp Pengajaran Langsung

29
MAKALAH BDP PENGAJARAN LANGSUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakekatnya adalah pemberian bantuan kepada orang lain secara sadar dan terencana untuk mewujudkan dan mengaktifkan potensi orang lain, agar yang bersangkutan memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut La sula (2000:34) “pendidikan adalah suatu kegiatan yang sistematik dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik yang berlangsung di semua lingkungan yang saling mengisi (lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat)”. Masalah interaksi di kelas, yaitu komunikasi antara guru dan murid dalam proses belajar mengajar di kelas merupakan masalah pendidikan yang sangat menarik untuk dibicarakan yang sampai kini tidak pernah ada habisnya. Oleh karena itu bagi para pendidik serta pengelola pendidikan senantiasa diharapkan pemecahannya guna menuju proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik. Menurut Shachelford dan Fenak (dalam Ulfah, 2004:3), apa yang dikenal selama ini dalam proses belajar mengajar yaitu bahwa mengajar harus menguasai : a. Apa yang diajarkan;

Transcript of Makalah Bdp Pengajaran Langsung

Page 1: Makalah Bdp Pengajaran Langsung

MAKALAH BDP PENGAJARAN LANGSUNG

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada hakekatnya adalah pemberian bantuan kepada orang lain secara sadar dan

terencana untuk mewujudkan dan mengaktifkan potensi orang lain, agar yang bersangkutan memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Menurut La sula (2000:34) “pendidikan adalah suatu kegiatan yang sistematik dan sistemik

terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik yang berlangsung di semua lingkungan yang

saling mengisi (lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat)”.

Masalah interaksi di kelas, yaitu komunikasi antara guru dan murid dalam proses belajar

mengajar di kelas merupakan masalah pendidikan yang sangat menarik untuk dibicarakan yang sampai

kini tidak pernah ada habisnya. Oleh karena itu bagi para pendidik serta pengelola pendidikan

senantiasa diharapkan pemecahannya guna menuju proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan

baik.

Menurut Shachelford dan Fenak (dalam Ulfah, 2004:3), apa yang dikenal selama ini dalam proses

belajar mengajar yaitu bahwa mengajar harus menguasai :

a. Apa yang diajarkan;

b. Teori pengajaran yang relevan;

c. Hal-hal baru (mau melakukan penelitian untuk memperkaya isi bahan ajar yang diajarkan);

d. Karakteristik siswa.

Setiap guru harus memiliki keahlian di dalam memilih model pengajaran yang dipakai sehari-hari

dikelas. Pemilihan model yang tepat dalam pengajaran tentu saja berorientasi pada tujuan pengajaran

termasuk tujuan setiap materi yang akan diberikan pada siswa. Dari beberapa model pengajaran yang

Page 2: Makalah Bdp Pengajaran Langsung

baru, salah satu bentuk model penyajian materi yang penting untuk diketahui adalah model pengajaran

langsung (Direct instruction). Istilah lain yang sering di pergunakan ialah pengajaran aktif, Master

learning dan Explicit Instruction.

Model pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan pengetahuan

prosedural dan pengetahuan deklaratif. Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu

sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu yang

keduanya berstruktur dengan baik dapat dipelajari selangkah demi selangkah.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

1. Apa deskripsi model pengajaran langsung?

2. Bagaimanakah sintaks pengajaran langsung?

3. Bagaimanakah lingkungan belajar dan sistem pengelolaan pengajaran langsung?

B. Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk:

1. Mengetahui deskripsi pengajaran langsung.

2. Menjelaskan sintaks pengajaran langsung

3. Menjelaskan lingkungan belajar dan sistem pengelolaan pengajaran langsung.

Page 3: Makalah Bdp Pengajaran Langsung

BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Model Pembelajaran Langsung

Page 4: Makalah Bdp Pengajaran Langsung

Model Pembelajaran berasal dari kata Model dan Pembelajaran. ”Model diartikan sebagai

kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan”. Hakikat

pembelajaran atau hakikat mengajar adalah membentuk siswa untuk memperoleh informasi, ide,

keterapilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara bagaimana belajar .

Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual

yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar tertentu, dan dapat berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran

dan para pendidik dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas proses belajar mengajar.

Model pembelajaran yang menggunakan pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa

mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh pengetahuan langkah demi langkah adalah model

pengajaran langsung (direct intruction). Menurut Arends (2001):”A teaching model that is aimed at

helping student learn basic skills and knowledge that can be taught in a step-by-step fashion. For our

purposes here, the model is labeled the direct instruction model”. Artinya: “Sebuah model pengajaran

yang bertujuan untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan pengetahuan yang dapat

diajarkan langkah-demi-langkah. Untuk tujuan tersebut, model yang digunakan dinamakan model

pengajaran langsung.

Model pengajaran langsung (direct instruction) dilandasi oleh teori belajar perilaku yang

berpandangan bahwa belajar bergantung pada pengalaman termasuk pemberian umpan balik. Satu

penerapan teori perilaku dalam belajar adalah pemberian penguatan. Umpan balik kepada siswa dalam

pembelajaran merupakan penguatan yang merupakan penerapan teori perilaku tersebut.

Arends (1997) menyatakan: “The direct instruction model was specifically designed to promote

student learning of procedural knowledge and declarative knowledge that is well structured and can be

taught in a step-by-step fashion”. Artinya: Model pengajaran langsung secara khusus dirancang untuk

mempromosikan belajar siswa dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang

terstruktur dengan baik dan dapat diajarkan secara langkah-demi-langkah. Lebih lanjut Arends (2001)

menyatakan: ”Direct instruction is a teacher-centered model that has five steps: establishing set,

explanation and/or demonstration, guided practice, feedback, and extended practice a direct instruction

lesson requires careful orchestration by the teacher and a learning environment that businesslike and

task-oriented”. Artinya: Pengajaran langsung adalah model berpusat pada guru yang memiliki lima

langkah: menetapkan tujuan, penjelasan dan/atau demonstrasi, panduan praktek, umpan balik, dan

Page 5: Makalah Bdp Pengajaran Langsung

perluasan praktek. Pelajaran dalam pengajaran langsung memerlukan perencanaan yang hati-hati oleh

guru dan lingkungan belajar yang menyenangkan dan berorientasi tugas.

Jadi model pembelajaran langsung merupakan sebuah model pembelajaran yang bersifat

teacher centered (berpusat pada guru). Saat melaksanakan model pembelajaran ini, guru harus

mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa, selangkah demi

selangkah. Guru sebagai pusat perhatian memiliki peran yang sangat dominan. Karena itu, pada direct

instruction, guru harus bisa menjadi model yang menarik bagi siswa. Beberapa pakar pendidikan seperti

Good dan Grows, 1985 menyebut direct instruction (model pembelajaran langsung) ini dengan istilah

‘pengajaran aktif’. Atau diistilahkan sebagai mastery teaching (mengajar tuntas) oleh Hunter, 1982.

Sedangkan oleh Rosenshine dan Stevens, 1986 disebut sebagai pengajaran eksplisit (explicit instruction).

Model pengajaran langsung memberikan kesempatan siswa belajar dengan mengamati secara

selektif, mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan gurunya. Oleh karena itu hal penting yang

harus diperhatikan dalam menerapkan model pengajaran langsung adalah menghindari menyampaikan

pengetahuan yang terlalu kompleks. Di samping itu, model pengajaran langsung mengutamakan

pendekatan deklaratif dengan titik berat pada proses belajar konsep dan keterampilan motorik,

sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang lebih terstruktur.

Guru yang menggunakan model pengajaran langsung tersebut bertanggung jawab dalam

mengidentifikasi tujuan pembelajaran, struktur materi, dan keterampilan dasar yang akan diajarkan.

Kemudian menyampaikan pengetahuan kepada siswa, memberikan pemodelan/demonstrasi,

memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep/keterampilan yang telah

dipelajari, dan memberikan umpan balik.

Perlu diketahui dalam prakteknya di dalam kelas, direct instruction (model pembelajaran

langsung) ini sangat erat berkaitan dengan metode ceramah, metode kuliah, dan resitasi, walaupun

sebenarnya tidaklah sama (tidak sinomim). Model pembelajaran langsung atau direct instruction

menuntut siswa untuk mempelajari suatu keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat

diajarkan selangkah demi selangkah.

Ciri-ciri pengajaran langsung adalah:

1. Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar.

2. Sintak atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran

Page 6: Makalah Bdp Pengajaran Langsung

3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung belangsung dan berhasilnya

pengajaran

B. Pelaksanaan Model Pembelajaran Langsung

Sabagaimana halnya pelaksanaan pembelajaran pada umumnya, dalam pelaksanaan

pembelajaran langsung guru perlu mengetahui bagaimana teknik perencanaannya sehingga saat

menerapkan model pembelajaran ini dapat sukses. Adapun pembahasan tentang aspek-aspek

perencanaan model pembelajaran langsung ini meliputi:

a. Merumuskan tujuan

Menurut Mager tujuan yang baik perlu berorientasi pada siswa yang spesifik, mengandung uraian yang

jelas tentang situasi penilaian (kondisi evaluasi), dan mengandung tingkat ketercapaian kerja yang

diharapkan (kriteria keberhasilan).

b. Memilih isi

Bagi guru pemula yang masih dalam proses penguasaan sepenuhnya materi ajar, disarankan agar

memilih materi ajar mengacu pada GBPP kurikulum yang berlaku, dan buku ajar tertentu.

c. Melakukan analisis tugas

Analisis tugas ini adalah alat yang digunakan oleh guru untuk mengidentifikasi dengan presisi yang tinggi

hakikatnya dari suatu keterampilan atau butir pengetahuan yang terstruktur dengan baik, yang akan

diajarkan oleh guru.

d. Merencanakan waktu dan ruang

Ada dua hal yang harus diperhatikan oleh guru:

Memastikan bahwa waktu yang disediakan sepadan dengan bakat dan kemampuan siswa

Memotifasi siswa agar mereka tetap melakukan tugas-tugasnya dengan perhatian yang optimal

e.       Merencanakan Pengaturan Ruang KelasDikarenakan model pembelajaran langsung (direct instruction) membutuhkan atensi siswa kepada guru

(model) yang sedang melakukan presentasi dan demonstrasi, maka pengaturan ruang kelas juga menjadi

sesuatu hal yang penting untuk diperhatikan. Formasi tempat duduk dan pengaturan ruang kelas harus

memungkinkan siswa mudah mengamati semua sesi demonstrasi yang dilakukan. Guru sebaiknya

berada pada posisi di depan kelas, kalau perlu di tempat yang lebih tinggi, yang dapat dipandang atau

diamati seluruh siswa dari setiap arah. Formasi kelas tradisional sangat cocok digunakan untuk

penerapan model pembelajaran langsung (direct instruction).

Page 7: Makalah Bdp Pengajaran Langsung

C. Sintaks Model Pembelajaran Langsung

Salah satu karakteristik dari suatu model pembelajaran adalah adanya sintaks/tahapan

pembelajaran. Selain harus memperhatikan sintaks, guru yang akan menggunakan pengajaran langsung

juga harus memperhatikan variabel-variabel lingkungan lain, yaitu fokus akademik, arahan dan kontrol

guru, harapan yang tinggi untuk kemajuan siswa, waktu dan dampak dari pembelajaran.

Fokus akademik merupakan prioritas pemilihan tugas-tugas yang harus dilakukan siswa selama

pembelajaran, aktivitas akademik harus ditekankan. Pengarahan dan kontrol guru terjadi ketika memilih

tugas-tugas siswa dan melaksanakan pembelajaran, menentukan kelompok, berperan sebagai sumber

belajar selama pembelajaran dan meminimalkan kegiatan non akademik. Kegiatan pembelajaran

diarahkan pada pencapaian tujuan sehingga guru memiliki harapan yang tinggi terhadap tugas-tugas

yang harus dilaksanakan oleh siswa.

sintaks model pembelajaran langsung terdiri dari 5 fase (langkah), yaitu:

1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

2. Mempresentasikan dan mendemontrasikan pengetahuan atau keterampilan

3. Membimbing pelatihan

4. Mencek pemahaman dan umpan balik

5. Memberi kesempatan pelatihan lanjutan dan penerapan

Nah, kelima fase atau langkah ini akan dibahas secara mendetail pada uraian di bawah ini.

1. Menyampaikan Tujuan Dan Mempersiapkan Siswa

Sebenarnya fase yang pertama dari model pengajaran langsung ini juga dilakukan pada model-model

pembelajaran yang lain, karena menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyiapkan siswa untuk

mengikuti pembelajaran adalah langkah pertama yang wajib dilakukan oleh setiap guru.

Tujuan dari fase (langkah) pertama dari sintaks model pembelajaran langsung (direct instruction) ini

adalah untuk membuat perhatian siswa menjadi terpusat pada pembelajaran yang akan dilaksanakan

sehingga mereka selanjutnya akan memiliki motivasi belajar yang baik dalam mengikuti pembelajaran.

Ada 2 bagian dari fase ke-1 sintaks model pembelajarang langsung ini, yaitu: (a) menyampaikan tujuan

pembelajaran; dan (b) mempersiapkan siswa mengikuti pembelajaran.

Page 8: Makalah Bdp Pengajaran Langsung

a. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran

Setiap guru wajib menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa selama atau setelah

mengikuti suatu kegiatan pembelajaran. Dengan penyampaian tujuan pembelajaran yang jelas dan lugas

oleh guru maka siswa akan memiliki alasan mengapa mereka harus terlibat secara aktif dalam kegiatan

belajar. Selain itu, tentu saja membantu siswa untuk tahu persis apa yang harus mereka kuasai dari

kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan.

b. Mempersiapkan Siswa untuk Mengikuti Pembelajaran

Selain menyampaikan tujuan pembelajaran, hal kedua yang harus dilakukan guru adalah menarik

perhatian siswa. Guru harus memusatkan perhatian mereka sehingga mereka siap mengikuti kegiatan

pembelajaran.

Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran penting sebab:

1) memudahkan siswa mengingat kembali pengetahuan yang telah mereka miliki (bekal awal) yang ada

kaitannya, yang terdapat di dalam sistem memori jangka panjang (long-term memory), dengan

pembelajaran yang akan dilaksanakan.

2) siswa masuk ke dalam kelas dengan berbagai macam pemikiran masing-masing. Pikiran-pikiran ini

perlu dihilangkan sehingga tidak mengganggu konsentrasi mereka selama mengikuti kegiatan belajar

nantinya.

3) membuat siswa menjadi termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan

oleh guru. Cara untuk mempersiapkan siswa agar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik sangat

variatif. Setiap guru akan mempunyai beragam ide untuk melaksanakan hal penting pada fase pertama

sintaks model pembelajaran langsung (direct instruction) ini. Makin kreatif guru, akan makin bagus cara

yang dilakukannya untuk mempersiapkan siswa.

 

2.      Mempresentasikan dan Mendemontrasikan Pengetahuan atau Keterampilan

Agar guru berhasil melaksanakan fase kedua dari sintaks model pembelajaran langsung (direct

instruction) ini, maka guru perlu menerapkan teknik-teknik presentasi dan demonstrasi yang efektif.

Fase kedua sintaks model pembelajaran langsung ini (mempresentasikan dan mendemontrasikan

pengetahuan atau keterampilan) adalah fase yang sangat krusial.

Page 9: Makalah Bdp Pengajaran Langsung

a. Mempresentasikan Pengetahuan dengan Jelas

Apabila guru menyajikan informasi (pengetahuan) dengan jelas, maka dampaknya sangat besar

terhadap proses pembelajaran pada siswa. Penelitian telah banyak membuktikan hal ini. Biasanya,

kemampuan memberikan presentasi atau penyajian informasi yang jelas diperoleh bersama waktu

(pengalaman). Walaupun demikian, karena kemampuan mempresentasikan informasi atau pengetahuan

dengan jelas merupakan sebuah keterampilan, maka ini dapat dipelajari dan dilatihkan oleh seorang

guru muda (pemula) yang belum berpengalaman.

Syarat yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk mencapai kejelasan presentasi atau penyajian

informasi adalah: (1) menguasai teknik / keterampilan komunikasi dengan baik; dan (2) menguasai

sepenuhnya isi materi pembelajaran yang akan disajikan.

Selain kedua hal tersebut di atas, guru juga perlu melakukan perencanaan dan persiapan bila akan

melakukan presentasi. Berikut tips yang dapat digunakan agar sukses melakukan presentasi:

1) Kejelasan tujuan dan poin-poin kunci.

Untuk mendapatkan hal ini, nyatakan tujuan presentasi dengan jelas. Buat fokus pada sebuah titik (arah)

dalam suatu waktu tertentu. Selalu berhati-hati saat presentasi agar tidak menyimpang dari pokok

pembicaraan (presentasi).

2) Presentasi dilakukan step by step (selangkah demi selangkah)

Caranya, buat presentasi dalam langkah-langkah kecil yang berurutan secara logis. Sajikan terlebih

dahulu outline (kerangka utama) bila bahan presentasi sangat kompleks.

3) Beri contoh kongkrit yang beragam dan pengulangan

Kejelasan presentasi dapat diperoleh melalui contoh kongkrit yang beragam, yang mudah dipahami

siswa. Bila perlu lakukan pengulangan untuk poin-poin sulit.

4) Cek pemahaman siswa

Sebelum melanjutkan presentasi pada langkah berikutnya, pastikan siswa telah paham langkah

sebelumnya. Gunakan pertanyaan agar siswa juga dapat memantau pemahaman mereka masing-

masing. Bila perlu minta siswa mengutarakannya dalam bahasa mereka sendiri.

b. Mendemontrasikan Keterampilan

Mendemonstrasikan suatu keterampilan adalah ruh dari model pembelajaran langsung yang berpegang

pada Teori Belajar Sosial (Teori Pemodelan Tingkah Laku). Asumsi dari teori belajar pemodelan tingkah

Page 10: Makalah Bdp Pengajaran Langsung

laku adalah, bahwasanya belajar dilakukan sesorang melalui proses mengamati orang lain. Belajar

dengan melakukan pemodelan (peniruan) akan sangat mengehmat waktu, tenaga, biaya, bahkan

menghindarkan pebelajar dari bahaya. Pebelajar tidak perlu melakukan trial and error (coba-coba dan

gagal). Agar demonstrasi keterampilan yang dilakukan guru sukses, maka guru perlu memperhatikan 2

hal berikut: (1) melakukan demonstrasi keterampilan dengan benar; dan (2) berlatih sebelum melakukan

demonstrasi.

1) melakukan demonstrasi keterampilan dengan benar

Agar implementasi model pengajaran langsung (direct instruction) berhasil dilakukan guru harus

mendemonstrasikan keterampilan dengan benar (akurat). Melakukan demonstrasi secara akurat bukan

hal yang mudah. Untuk itu perlu diperhatikan tahapan-tahapan (komponen-komponen bagian)

keterampilan secara urut dan logis. Ini dapat dilakukan dengan analisis tugas (task analyisis) saat guru

merencanakan sebuah demonstrasi keterampilan yang rumit atau kompleks.

2) berlatih sebelum melakukan demonstrasi

Latihan yang dilakukan guru untuk melakukan demonstrasi suatu keterampilan akan membuat

pelaksanaan demonstrasi sukses. Latihan harus dilakukan oleh guru agar ia dapat yakin saat

mendemonstrasikan keterampilan tidak melakukan kesalahan. Semakin sulit dan kompleks suatu

keterampilan, semakin wajib guru melakukan latihan. Telah banyak penelitian membuktikan, siswa tidak

dapat melakukan suatu keterampilan kompleks dengan baik dikarenakan guru kurang tepat atau kurang

baik saat melakukan demonstrasi.

3.      Membimbing Pelatihan

Fase ketiga sintak model pembelajaran langsung (direct instruction) adalah membimbing pelatihan. Guru

harus memberikan latihan terbimbing kepada siswa. Pada fase ini siswa tidak sekedar berlatih saja,

tetapi siswa harus berlatih di bawah bimbingan guru. Tujuan diberikan pembimbingan adalah agar

latihan yang dilakukan siswa dapat efektif. Setidaknya ada 4 (empat) prinsip yang harus dipegang guru

saat melakukan latihan terbimbing untuk siswanya, yaitu: (a) latihan singkat tapi utuh; (b) keterampilan

harus benar-benar dikuasai; (c) hati-hati terhadap kelebihan dan kelemahan latihan berkelanjutan

(massed practice) dan latihan terdistribusi (distributed practice); dan (d) perhatikan tahap awal latihan.

a.  Latihan Singkat Tapi Utuh

Suatu keterampilan yang baru dipelajari oleh siswa harus dilatihkan. Keterampilan yang sulit atau

kompleks perlu dilatihkan dengan cara disederhanakan, dilakukan secara singkat, akan tetapi tetap utuh.

Page 11: Makalah Bdp Pengajaran Langsung

b. Keterampilan Harus Benar-Benar Dikuasai

Pada suatu keterampilan kompleks selalu terdapat sub keterampilan prasyarat. Misalnya, ketika siswa

belajar menggunakan mikroskop untuk melakukan pengamatan objek-objek berukuran kecil, mereka

terlebih dahulu harus menguasai sub keterampilan bagaimana memfokuskan lensa mikroskop. Siswa

tidak akan dapat melakukan pengamatan dengan mikroskop apabila lensa-lensa mikroskop belum fokus.

Sub keterampilan yang merupakan prasyarat bagi sub keterampilan selanjutnya harus dilatihkan hingga

benar-benar dikuasai oleh siswa. Bila tidak, sia-sia saja guru melanjutkan untuk mengajarkan sub

keterampilan berikutnya.

c. Latihan Berkelanjutan (Massed Practice) Dan Latihan Terdistribusi (Distributed

Practice)

Bila suatu keterampilan amat kompleks dan rumit, maka dalam sekali kegiatan pembelajaran,

keterampilan itu tentu saja tak akan dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Karena itu diperlukan latihan

berkelanjutan (massed practice) dan latihan terdistribusi (distributed practice). Misalnya, keterampilan

menggunakan mikroskop dapat dilatihkan pada kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya di sepanjang

semester atau tahun pembelajaran. Latihan dilakukan dengan tujuan meningkatkan kemahiran mereka

dengan meningkatkan tingkat kesulitan, dan juga dengan membagi-bagi latihan ke dalam segmen-

segmen. Hal ini perlu dilakukan karena bila suatu keterampilan kompleks diajarkan dalam tempo yang

lama tanpa berselang, maka siswa akan bosan. Akibatnya latihan yang diberikan tidak lagi efektif.

d. Tahap Awal Latihan Sangat Penting

Perhatikan kemampuan siswa melakukan suatu keterampilan pada tahap-tahap awal. Ini sangat penting

karena siswa mungkin melakukannya tanpa sadar. Guru perlu memperbaiki (membetulkan) kesalahan

ini selagi masih di tahap awal, supaya lebih mudah terkoreksi. Analoginya, lebih mudah meluruskan

batang bambu yang masih muda dibandingkan batang bambu yang sudah tua. Sebelum keterampilan

yang keliru itu menjadi begitu terotomatisasi, maka akan lebih mudah memperbaikinya.

4.      Mengecek Pemahaman dan Umpan Balik

Umpan balik amat diperlukan dan dilakukan pada fase keempat penerapan model pembelajaran

langsung (direct instruction). Pelatihan tidak akan efektif tanpa umpan balik dari siswa. Guru harus

Page 12: Makalah Bdp Pengajaran Langsung

menunjukkan di bagian mana kekeliruan itu, lalu mendemonstrasikan kembali bagaimana seharusnya

keterampilan itu dilakukan. Selain itu guru juga harus memberikan umpan balik positif, sehingga

kemampuan melakukan keterampilan yang sudah baik akan dipertahankan oleh siswa.

Pengecekan pemahaman dapat dilakukan guru dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan. Siswa

diminta menjawab berdasarkan bahasa dan pemahaman mereka sendiri sehingga guru dapat

mengetahui hasil presentasi pengetahuan atau demonstrasi dan latihan-latihan yang telah dilakukan.

5.      Memberi Kesempatan Pelatihan Lanjutan dan Penerapan

Fase terakhir (kelima) dari sintaks model pembelajaran langsung adalah memberi kesempatan pelatihan

lanjutan dan penerapan kepada siswa. Jenis pelatihan lanjutan dan penerapan yang sering diberikan

oleh guru adalah pelatihan mandiri dalam bentuk penugasan rumah (PR). Melalui pelatihan lanjutan

siswa dapat berlatih secara mandiri untuk menerapkan keterampilan yang baru diperolehnya. Pelatihan

lanjutan sebenarnya juga dimaksudkan sebagai perpanjangan waktu belajar di luar pembelajaran yang

telah diberikan oleh guru di kelas.

Ada 3 hal yang dapat dijadikan panduan bagi guru saat memberikan pelatihan lanjutan dan penerapan,

yaitu: (a) PR bukan lanjutan proses pembelajaran; (b) memberi informasi kepada orang tua siswa; dan

(c) memberi umpan balik terhadap PR yang telah diberikan.

a. PR bukan lanjutan proses pembelajaran

Perlu dicatat, bahwa PR bukan kelanjutan dari sebuah proses pembelajaran yang dilakukan di kelas. PR

adalah latihan lanjutan, atau dapat juga difungsikan sebagai sarana untuk mempersiapkan siswa

mengikuti pembelajaran berikutnya.

b. Keterlibatan Orang Tua Siswa

Orang tua sebaiknya mengetahui sejauh mana mereka harus terlibat dalam PR yang diberikan oleh guru.

Guru perlu memberi tahu apakah orang tua membantu menjawabkan pertanyaan-pertanyaan yang sulit

ataukah hanya sekedar memberikan lingkungan belajar yang kondusif dan memotivasi sehingga siswa

dapat menyelesaikan PR yang diberikan.

c. Umpan Balik Terhadap PR yang Telah Diberikan

Umpan balik harus jelas. Guru tidak dapat hanya sekedar mencek apakah siswa mengerjakan PR yang

diberikan. Tetapi, guru juga harus betul-betul menelaahnya dengan baik, di mana kelebihan siswa dan di

mana kekurangan (kesulitan) yang masih dimiliki siswa. Bila guru hanya mencek apakah siswa

Page 13: Makalah Bdp Pengajaran Langsung

mengerjakan atau tidak PR yang diberikan, lambat laun siswa akan sadar bahwa ia tidak perlu serius

mengerjakan PR: cukup mengerjakan (yang penting mengerjakan) atau sekedar menuliskan sesuatu di

atas kertas, dan semuanya menjadi beres. Hasil telaah penting untuk bahan pertimbangan perencanaan

pembelajaran berikutnya agar dapat sukses.

Di lain pihak, Slavin (2003) mengemukakan tujuh langkah dalam sintaks pembelajaran langsung,

yaitu sebagai berikut.

a. Meginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada siswa. Dalam tahap ini guru

menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja siswa yang diharapkan.

b. Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini guru mengajukan pertanyaan

untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa.

c. Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan materi, menyajikan informasi,

memberikan contoh-contoh, mendemontrasikan konsep dan sebagainya.

d. Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk

menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep.

e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam tahap ini, guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara

individu atau kelompok.

f. Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan reviu terhadap hal-hal yang

telah dilakukan siswa, memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang benar dan mengulang

keterampilan jika diperlukan.

g. Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri kepada

siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah mereka pelajari.

Beberapa situasi yang memungkinkan model pembelajaran langsung cocok untuk diterapkan dalam

pembelajaran:

a. Ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan memberikan garis besar

pelajaran dengan mendefinisikan konsep-konsep kunci dan menunjukkan keterkaitan di antara konsep-

konsep tersebut.

Page 14: Makalah Bdp Pengajaran Langsung

b. Ketika guru ingin mengajari siswa suatu keterampilan atau prosedur yang memiliki struktur yang jelas

dan pasti.

c. Ketika guru ingin memastikan bahwa siswa telah menguasai keterampilan-keterampilan dasar yang

diperlukan dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa, misalnya penyelesaian masalah (problem

solving).

d. Ketika guru ingin menunjukkan sikap dan pendekatan-pedekatan intelektual (misalnya menunjukkan

bahwa suatu argumen harus didukung oleh bukti-bukti, atau bahwa suatu penjelajahan ide tidak selalu

berujung pada jawaban yang logis)

e. Ketika subjek pembelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan dengan pola penjelasan,

pemodelan, pertanyaan, dan penerapan.

f. Ketika guru ingin menumbuhkan ketertarikan siswa akan suatu topik.

g. Ketika guru harus menunjukkan teknik atau prosedur-prosedur tertentu sebelum siswa melakukan suatu

kegiatan praktik.

h. Ketika guru ingin menyampaikan kerangka parameter-parameter untuk memandu siswa dalam

melakukan kegiatan pembelajaran kelompok atau independen.

i. Ketika para siswa menghadapi kesulitan yang sama yang dapat diatasi dengan penjelasan yang sangat

terstruktur.

j. Ketika lingkungan mengajar tidak sesuai dengan strategi yang berpusat pada siswa atau ketika guru tidak

memiliki waktu untuk melakukan pendekatan yang berpusat pada siswa.

D. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Langsung

Secara umum setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan-kelebihan yang membuat

model pembelajaran tersebut lebih baik digunakan dibanding dengan model pembelajaran yang lainnya.

Tetapi selain mempunyai kelebihan-kelebihan pada setiap model pembelajaran juga ditemukan

keterbatasan-keterbatasan yang merupakan kelemahannya.

a. Model pengajaran langsung mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut:

Page 15: Makalah Bdp Pengajaran Langsung

1. Dalam model pengajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang

diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai

oleh siswa.

2. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan

kepada siswa yang berprestasi rendah sekalipun.

3. Model ini dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam bidang studi

tertentu. Guru dapat menunjukan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana

informasi dianalisis, bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan.

4. Model pengajaran langsung menekankan kegiatan mendengarkan (melalui ceramah) dan

kegiatan mengamati (melalui demonstrasi), sehingga membantu siswa yang cocok belajar

dengan cara-cara ini.

5. Model pengajaran langsung dapat memberikan tantangan untuk mempertimbangkan

kesenjangan antara teori dan fakta.

6. Model pengajaran langsung dapat diterapkan secara efektif dalam kelas besar maupun kelas

yang kecil.

7. Siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran dengan jelas.

8. Waktu untuk berbagi kegiatan pembelajaran dapat dikontrol dengan ketat.

9. Dalam model ini terdapat penekanan pada pencapaian akademik.

10. Kinerja siswa dapat dipantau secara cermat.

11. Umpan balik bagi siswa berorientasi akademik.

12. Model pengajaran langsung dapat digunakan untuk menekankan butir-butir penting atau

kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa.

13. Model pengajaran langsung dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan

pengetahuan faktual dan terstruktur.

b. Model pengajaran langsung mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut:

1. Karena dalam model ini berpusat pada guru, maka kesuksesan pembelajaran bergantung pada

guru. Jika guru kurang dalam persiapan, pengetahuan, kepercayaan diri, antusiasme maka siswa

dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran akan terhambat.

2. Model pengajaran langsung sangat bergantung pada cara komunikasi guru. Jika guru tidak dapat

berkomunikasi dengan baik maka akan menjadikan pembelajaran menjadi kurang baik pula.

Page 16: Makalah Bdp Pengajaran Langsung

3. Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak, model pembelajaran

langsung tidak dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk cukup memproses dan

memahami informasi yang disampaikan.

4. Jika terlalu sering menggunakan modelpengajaran langsung akan membuat beranggapan bahwa

guru akan memberitahu siswa semua informasi yang perlu diketahui. Hal ini akan

menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajan siswa itu sendiri.

5. Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. Kenyataannya, banyak

siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga sering melewatkan hal-hal penting yang

seharusnya diketahui.

6. Lingkungan belajar secara umum dapat diartikan sebagai segala macam kondisi dan tempat

yang dapat menunjang terjadinya pembelajaran. Oleh karena itu, lingkungan belajar di sini

punya dua arti, yang pertama menunjuk pada arti lingkungan yang bersifat fisik yang sering

digunakan sebagai tempat terjadinya proses belajar mengajar penjas, dan yang kedua menunjuk

pada arti lingkungan non fisik atau segala sesuatu yang bersifat suasana pembelajaran, baik yang

diciptakan oleh guru melalui penataan tugas-tugas gerak yang harus dilakukan oleh anak

maupun melalui pemilihan strategi serta gaya mengajar. Dalam naskah ini, lingkungan belajar

yang didiskusikan mengarah pada lingkungan belajar yang bersifat fisik, baik yang berhubungan

dengan bagaimana mengatur siswa, alat, maupun ruang atau tempat di mana kegiatan

berlangsung. Sedangkan lingkungan non fisik lebih banyak di bahas dalam bab 3 dengan

pemakaian label atmosfir belajar.

E. Manajemen Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar secara umum dapat diartikan sebagai segala macam kondisi dan tempat yang

dapat menunjang terjadinya pembelajaran. Oleh karena itu, lingkungan belajar di sini punya dua arti,

yang pertama menunjuk pada arti lingkungan yang bersifat fisik yang sering digunakan sebagai tempat

terjadinya proses belajar mengajar penjas, dan yang kedua menunjuk pada arti lingkungan non fisik atau

segala sesuatu yang bersifat suasana pembelajaran, baik yang diciptakan oleh guru melalui penataan

tugas-tugas gerak yang harus dilakukan oleh anak maupun melalui pemilihan strategi serta gaya

mengajar. Dalam naskah ini, lingkungan belajar yang didiskusikan mengarah pada lingkungan belajar

Page 17: Makalah Bdp Pengajaran Langsung

yang bersifat fisik, baik yang berhubungan dengan bagaimana mengatur siswa, alat, maupun ruang atau

tempat di mana kegiatan berlangsung.

1. Lingkungan Belajar sebagai Sistem Pengelolaan

Pelajaran pendidikan jasmani yang baik harus memiliki lingkungan yang kondusif bagi

berlangsungnya pembelajaran. Oleh karena itu, lapangan dan bangsal olahraga harus menjadi tempat

yang nyaman bagi siswa dalam menggali pengalaman yang positif. Guru dan siswa harus merasa senang

berada di dalamnya. Dengan perasaan yang demikian, guru akan mau mengajar dengan sungguh-

sungguh, dan siswa akan belajar dengan baik pula.

Siapakah yang harus bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan belajar yang demikian?

Tentu saja guru penjas; bukan siswa, bukan pula guru-guru lain. Patut diingat, secara umum guru penjas

mempunyai tanggung jawab untuk (1) menyediakan isi pelajaran yang sesuai dan menantang siswa, (2) 2

mengembangkan dan mempertahankan lingkungan yang kondusif untuk mempelajari isi pelajaran, dan

(3) mengusahakan peningkatan kedisiplinan siswa. Ketiga tanggung jawab di atas, pada praktiknya harus

diwujudkan dalam bentuk fungsi pengajaran yang berkaitan dengan manajemen dan fungsi pengajaran

yang berkaitan dengan isi pelajaran. Kedua fungsi tersebut dimaksudkan sebagai berikut:

a. Manajemen: Mengatur lingkungan untuk proses pembelajaran dan menjaga serta mengembangkan

perilaku dan keterlibatan siswa yang sesuai dengan isi pelajaran.

b. Isi pelajaran: menetapkan dan menyajikan substansi yang berkaitan dengan kurikulum– menentukan

apa yang harus dipelajari.

c. Keterampilan manajemen yang baik dari guru sangat penting untuk terjadinya pengajaran yang

efektif. Memang, kemampuan manajemen sendiri tidak cukup untuk membuat guru menjadi efektif,

tetapi guru tidak bisa menjadi efektif tanpa adanya keterampilan manajemen ini. Proses pengajaran dan

proses pembelajaran diakui banyak pihak sebagai suatu sistem ekologis, yang menunjukan adanya saling

ketergantungan dari banyak sistem yang bekerja pada saat yang sama.

Sistem isi pelajaran dan sistem manajemen yang diciptakan guru pada kelas pendidikan jasmani,

misalnya, merupakan dua sistem yang saling tergantung tadi. Isi pelajaran menentukan bagaimana

manajemennya, dan manajemen yang ditempuh menentukan keberhasilan terkuasainya isi pelajaran.

Page 18: Makalah Bdp Pengajaran Langsung

Kelemahan dalam kemampuan manajemen bisa tercermin dari proses yang tidak menantang siswa

untuk belajar. Ciri yang paling mencolok adalah banyak siswa yang tidak terlibat dalam tugas yang

diberikan guru, malah lebih banyak melakukan tindakan di luar tugas (off-task behavior). Terhadap

kecenderungan ini guru seringkali menyalahkan siswa yang tidak rajin, tidak disiplin, dsb. Padahal, bisa

jadi, perilaku mereka lebih disebabkan oleh fungsi manajemen yang kurang baik, misalnya menyebabkan

siswa menunggu lama untuk mendapat giliran, tidak cukupnya alat, tugas yang terlalu mudah atau

terlalu sulit, atau siswa tidak melihat relevansi tugas dengan cara mereka belajar. Para pendidik

seharusnya menyadari fungsi manajemen sebagai suatu usaha untuk meciptakan dan memelihara

keteraturan (Doyle, 1986; dalam Rink, 1993). Keteraturan dalam setting kependidikan berarti tingkat

keterlibatan siswa yang tinggi dalam kegiatan yang seharusnya dilakukan siswa, dengan seminimal

mungkin timbulnya perilaku yang tidak sesuai. Kemampuan guru dalam menciptakan lingkungan belajar

adalah sekaligus merupakan kemampuan mengorganisasi kelas. Bagaimana guru mengatur lingkungan

sangat berpengaruh besar, bukan saja pada terjadinya pembelajaran isi pelajaran, tetapi juga pada

potensi pengalaman belajar untuk menyumbang pada tujuan dan sasaran program penjas. Kemampuan

manajemen dalam pembelajaran penjas amat penting karena berhubungan dengan unsur-unsur

lingkungan belajar, baik unsur yang berkaitan dengan alat, dengan ruang, maupun yang berkaitan

dengan orang peserta pembelajaran (siswa), bahkan dengan waktu yang tersedia.

Mengatur Waktu

Aspek waktu dalam manajemen lingkungan belajar berkepentingan dengan pengaturan seberapa

lama siswa akan memerlukan waktu untuk melatih suatu tugas dan seberapa tinggi kekerapan tugas itu

dilakukan siswa. Waktu adalah aspek yang penting dari struktur pembelajaran dan dapat digunakan oleh

guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih produktif.

Lamanya pelaksanaan tugas.

Tidak banyak guru, yang paling berpengalaman sekalipun, dapat memperkirakan jauh sebelumnya

seberapa lama waktu yang diperlukan siswa untuk melatih suatu tugas gerak sebelum bergerak ke tugas

berikutnya. Dalam beberapa strategi pengajaran, guru harus memutuskan terlebih dahulu aspek yang

berkaitan dengan waktu. Dengan keharusan itu, pengalokasian waktu setiap tugas gerak sulit dilakukan,

khususnya karena tidak ada cara yang dianggap terbaik untuk mengantisipasi kebutuhan waktu.

Keputusan tentang kapan mengalihkan kegiatan anak ke tugas lain atau kapan merubah tugas yang

dilakukan siswa biasanya hanya didasarkan pada apa yang dilihat guru dari kemajuan siswa ketika proses

Page 19: Makalah Bdp Pengajaran Langsung

berlangsung. Namun demikian guru harus mengetahui beberapa prinsip yang dapat digunakan sebagai

patokan, yaitu pertama, siswa harus mendapatkan waktu yang cukup untuk mendapatkan manfaat dari

overlearning, dan kedua, guru harus dapat menyebabkan siswa berhadapan kembali dengan tugas yang

sama di lain waktu walaupun dalam bentuk yang sudah berubah.

B. Manajemen Penataan Lingkungan Belajar

Penataan lingkungan belajar dengan prinsip manajemen berarti mengikuti minimal tiga fungsi

manajemen, yaitu yang berkaitan dengan perencanaan (sebelum berlangsungnya pembelajaran),

pelaksanaan (pada saat pembelajaran berlangsung), dan evaluasi (ketika pelajaran berakhir). Selama

fase perencanaan, guru membangun dan melatih secara mental rencana-14 rencana manajemen.

Selama fase pelaksanaan guru menciptakan suasana yang mendukung terjadinya pembelajaran. Pada

saat yang sama, fase ini merupakan implementasi dari rencana manajemen, agar siswa melatihnya

seperti mereka melatih keterampilan gerak. Akhirnya, guru mengevaluasi rencana untuk menentukan

keseluruhan efektivitasnya.

Harap diingat, bahwa manajemen lingkungan belajar yang efektif, merupakan proses yang

berkelanjutan yang tidak pernah sepenuhnya tercapai. Jadi ketika guru menciptakan manajemen

lingkungan belajar, guru harus memeliharanya dan secara periodik meninjaunya kembali. Dari segi

keselamatan, guru tentunya perlu memasukkan ke dalam kemampuan manajemennya kesadaran untuk

selalu yakin bahwa lingkungan di sekitar sekolah memang aman, dan peralatan yang dipakaipun masih

layak pakai. Berikut adalah pertimbangan yang harus dibuat dalam kaitannya dengan fasilitas sekolah

dan peralatan.

Fasilitas

Pertimbangkan persyaratan ruang yang akan digunakan untuk setiap aktivitas. Kegiatan tertentu

memerlukan ruang yang lebih daripada kegiatan lainnya.

Orientasi

Segala penataan yang dilakukan dalam fase perencanaan, tentunya perlu dibarengi dengan

penerapan peraturan dalam hal bagaimana siswa mengikuti prosedur yang diterapkan dalam hal

Page 20: Makalah Bdp Pengajaran Langsung

penggunaan alat, penggunaan ruang, waktu, serta formasi yang ditetapkan guru. Untuk itu guru perlu

memulainya dengan memberikan semacam orientasi bagaimana kesemua ketetapan di atas harus

dilakukan. Proses orientasi ini hendaknya dilakukan di awal tahun pelajaran dan perlu dilatih atau

dibiasakan secara berulang-ulang. Waktu yang dihabiskan untuk pembiasaan ini akan terbayar oleh

hasilnya yang nyata di belakang hari.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Model pengajaran langsung ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang

berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik,

yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.

Adapun pembahasan tentang aspek-aspek perencanaan model pembelajaran langsung ini

meliputi: (1) merumuskan tujuan pembelajaran; (2) memilih materi pembelajaran; (3) melakukan

analisis tugas (task analysis); (4) merencanakan alokasi waktu; dan (5) merencanakan pengaturan ruang

kelas.

Model pengajaran langsung memiliki lima fase yang sangat penting, yaitu 1) Menyampaikan

Tujuan dan Mempersiapkan Siswa, 2) Mendemonstrasikan Pengetahuan atau Keterampilan, 3)

Page 21: Makalah Bdp Pengajaran Langsung

Menyediakan Latihan Terbimbing, 4) Mengecek Pemahaman dan Memberikan Umpan Balik, 5)

Memberikan Kesempatan Latihan Mandiri.

B. Saran

Penulis mengharapkan kritik maupun saran serat masukan dari para pembaca sekalian pada

makalah ini tujuannya hanyalah demi kesempurnaan. Semoga makalah yang telah kami susun

bermanfaat bagi kita semua. Demikian kami ucapkan banyak terima kasih.