Makalah Atresia Esophagus

21
MAKALAH ATRESIA ESOPHAGUS Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Anak I Nama Mahasiswa : Dhinar Retno Panitis NIM :P17!"11#"1" PRODI DIII KEPERA$ATAN SEMARANG POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG !"1% 1

description

Anak

Transcript of Makalah Atresia Esophagus

MAKALAHATRESIA ESOPHAGUS

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Anak I

Nama Mahasiswa: Dhinar Retno PanitisNIM: P17420113010

PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANGPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG2015

KATA PENGANTARPuji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini membahas tentang ATRESIA ESOPHAGUS.Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Anak I yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Saya menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan kelancaran dan kemudahan bagi kita semua.

Semarang, 16 Januari 2015

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................1KATA PENGANTAR.............................................................................................2DAFTAR ISI...........................................................................................................3BAB I. PENDAHULUANA. Latar Belakang..............................................................................................4B. Rumusan Masalah.........................................................................................4C. Tujuan Penulisan...........................................................................................5BAB II. TINJAUAN TEORI1. Definisi..........................................................................................................62. Etiologi..........................................................................................................63. Manifestasi Klinis..........................................................................................74. Patofisiologi...................................................................................................8 5. Klasifikasi......................................................................................................9 6. Komplikasi.....................................................................................................10 7. Diagnosis........................................................................................................118. Penatalaksanaan.............................................................................................14BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian.....................................................................................................17B. Diagnosa, Intervensi dan Implementasi........................................................17C. Evaluasi.........................................................................................................21BAB IV. PENUTUPA. Kesimpulan....................................................................................................22B. Saran..............................................................................................................22DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................23

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangAtresia esofagus merupakan kelainan kongenital yang ditandai dengan tidak menyambungnya esofagus bagian proksimal dengan esofagus bagian distal. Atresia esofagus dapat terjadi bersama fistula trakeoesofagus, yaitu kelainan kongenital dimana terjadi persambungan abnormal antara esofagus dengan trakea. Bayi dengan Atresia Esofagus tidak mampu untuk menelan saliva dan ditandai sengan jumlah saliva yang sangat banyak dan membutuhkan suction berulangkali.Kemungkinan atresia semakin meningkat dengan ditemukannya polihidramnion. Selang nasogastrik masih bisa dilewatkan pada saat kelahiran semua bayi baru lahir dengan ibu polihidramnion sebagaimana juga bayi dengan mukus berlebihan, segara setelah kelahiran untuk membuktikan atau menyangkal diagnosa. Pada atresia esofagus selang tersebut tidak akan lewat lebih dari 10 cm dari mulut (konfirmasi dengan Rongent dada dan perut).Atresia esophagus (AE) merupakan kelainan congenital yang ditandai dengan tidak menyambungnya esophagus bagian proksimal dengan esophagus bagian distal. AE dapat terjadi bersama fistula trakeoesofagus (FTE), yaitu kelainan congenital dimana terjadi persambungan abnormal antara esophagus dengan trakea.Atresia esophagus merupakan kelainan kongenital yang cukup sering dengan insidensi rata-rata sekitar 1 setiap 2500 hingga 3000 kelahiran hidup. Insidensi atresia esophagus di Amerika Serikat 1 kasus setiap 3000 kelahiran hidup. Di dunia, insidensi bervariasi dari 0,4-3,6 per 10.000 kelahiran hidup. Insidensi tertinggi terdapat di Finlandia yaitu 1 kasus dalam 2500 kelahiran hidup.

B. Rumusan masalah1. Apa Definisi Atresia Esophagus?2. Bagaimana Etiologi Atresia Esophagus?3. Bagaimana Manifestasi klinis Atresia Esophagus?4. Bagaimana Patofisiologi Atresia Esophagus?5. Bagaimana Komplikasi Atresia Esophagus?6. Bagaimana Klasifikasi Atresia Esophagus?7. Bagaimana Diagnosis Atresia Esophagus?8. Bagaimana Penatalaksanaan Atresia Esophagus?9. Bagaimana Asuhan Keperawatan Atresia Esophagus pada anak?C. Tujuan Penulisan1. Tujuan UmumMengetahui tentang penyakit Atresia Esophagus pada anak2. Tujuan KhususAdapun tujuan khusus adalah:a. Mengetahui Definisi Atresia Esophagusb. Mengetahui Etiologi Atresia Esophagusc. Mengetahui Manifestasi klinis Atresia Esophagusd. Mengetahui Patofisiologi Atresia Esophaguse. Mengetahui Komplikasi Atresia Esophagusf. Mengetahui Klasifikasi Atresia Esophagusg. Mengetahui Diagnosis Atresia Esophagush. Mengetahui Penatalaksanaan Atresia Esophagusi. Mengetahui Asuhan Keperawatan Atresia Esophagus pada anak

BAB IITINJAUAN TEORI

1. DefinisiAtresia berarti buntu, atresia esophagus adalah suatu keadaan tidak adanya lubang atau muara (buntu), pada esophagus (+). Pada sebagian besar kasus atresia esophagus ujung esophagus buntu, sedangkan pada1/4 1/3 kasus lainnya esophagus bagian bawah berhubungan dengan trakea setinggi karina (disebut sebagai atresia esophagus dengan fistula). Kelainan lumen esophagus ini biasanya disertai dengan fistula trakeoesofagus. Atresia esofagus sering disertai kelainan bawaan lain, seperti kelainan jantung, kelainan gastrointestinal (atresia duodeni atresiasani), kelainan tulang (hemivertebrata).Atresia esophagus adalah sekelompok kelainan congenital yang mencangkup gangguan kontinuitas esophagus disertai atau tanpa adanya hubungan trakea.Atresia esophagus adalah esophagus (kerongkongan) yang tidak terbentuk secara sempurna. Pada atresia esophagus, kerongkongan menyempit atau buntu, tidak tersambung dengan lambung. Kebanyakan Bayi yang menderita atresia esophagus juga memiliki fistula trakeoesofageal (suatu hubungan abnormal antara kerongkongan dan trakea/pipa udara).

2. Etiologi 1. Secara umum :Salah satu nya adalah kegagalan pada fase embrio terutama pada bayi yang lahir prematur, dan ada Beberapa etiologi yang dapat menimbulkan kelainan konginital Atresia Etsopgus diantaranya:a. Faktor obatSalah satu obat yang dapat menimbulkan kelainan kongenital yaitu thali domine .b. Faktor radiasiRadiasi pada permulaan kehamilan mungkin dapat menimbulkan kelainan kongenital pada janin yang dapat menimbulkan mutasi pada gen2. Secara khusus :Secara epidemologi anomali ini terjadi pada umur kehamilan 3-6 minggu akibat:a. Deferensasi usus depan yang tidak sempurna dan memisahkan dari masing masing menjadi esopagus dan trachea .b. Perkembangan sel endoteal yang lengkap sehingga menyebabkan terjadinya atresia.c. Perlengkapan dinding lateral usus depan yang tidak sempurna sehingga terjadi fistula trachea esophagus

3.Manifestasi KlinisGambaran Atresia Di Tandai Dengan gangguan Proses Menelan waktu lahir dan terjadi gangguan pernapasan. Terjadi gangguan pernapasan bila bahan makanan teraspiasi kesana. Perlu penanggulangan bedah. Dan liur selalu meleleh dari mulut bayi dan berbuih. Pada fistula trakea esophagus , cairan lambung juga dapat masuk kedalam paru : oleh karena itu bayi sering sianosis. Pemberian minum dapat menyebabkan batuk atau seperti tercekik dan bayi sianosis.Kelainan bawaan ini biasanya terdapat pada bayi yang lahir dengan kehamilan hidramnion dan biasanya bayi dalam keadaan kurang bulan. Pada bayi kurang bulan ini, pemberian minum sering menyebabkan bayi tersebut menjadi biru dan apnea tampa batuk batuk. Jika terdapat fistula trekoesofagus perut bayi tampak membuncit karena terisi udara. Bila dimasukkan kateter melalui mulut sepanjang 7.5 10 cm dari bibir, kateter akan terbentur pada ujung esophagus yang buntu: dan jika kateter didorong terus akan melingkar lingkar di dalam esophagus yang buntu tersebut. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan memasukkan pipa radio-opak atau larutan kontras liopodol ke dalam esophagus dan dibuat foto toraks biasa.Tanda dan gejala Atresia Esofagus yang mungkin timbul: Batuk ketika makan atau minum Bayi menunjukkan kurangnya minat terhadap makanan atau ketidakmampuan untuk menerima nutrisi yang cukup (pemberian makan yang buruk) Gelembung berbusa putih di mulut bayi Memiliki kesulitan bernapas Memiliki warna biru atau ungu pada kulit dan membran mukosa karena kekurangan oksigen (sianosis) Meneteskan air liur Muntah-muntah Biasanya disertai hidramnion (60%) dan hal ini pula yang menyebabkan kenaikan frekuensi bayi lahir prematur, sebaiknya dari anamnesis didapatkan keterangan bahwa kehamilan ibu diertai hidramnion hendaknya dilakukan kateterisasi esofagus. Bila kateter terhenti pada jarak 10 cm, maka di duga atresia esofagus. Bila pada bbl Timbul sesak yang disertai dengan air liur yang meleleh keluar, di curigai terdapat atresia esofagus. Segera setelah di beri minum, bayi akan berbangkis, batuk dan sianosis karena aspirasi cairan kedalam jalan nafas. Pada fistula trakeosofagus, cairan lambung juga dapat masuk kedalam paru, oleh karena itu bayi sering sianosis

Terdapat beberapa tanda dan gejala atau manifestasi klinik pada atresia esofagus (Hochenberry, 2002): Salivasi dan drooling berlebihan Tiga tanda utama trakeoesofageal fistula: batuk, tersedak, sianosis Apnea Meningkatnya distress pernafasan setelah feeding Distensi abdomen Kebiruan pada kulit (sianosis) ketika diberi makan Batuk, gagging, tersedak ketika diberi makan Sulit untuk diberi makan

4. PatofisiologiMotilitas dari esophagus selalu dipengaruhi pada atresia esophagus. Gangguan peristaltic esophagus biasanya paling sering dialami pada bagian esophagus distal. Janin dengan atresia tidak dapat dengan efektif menelan cairan amnion. Sedangkan pada atresia esophagus dengan fistula trakeoesofageal distal, cairan amnion masuk kedalam usus melalui trakea. Polihydramnion bisa terjadi akibat perubahan dari sirkulasi amnion pada janin. Neonates dengan atresia tidak dapat menelan dan akan mengeluarkan banyak sekali air liur atau saliva. Aspirasi dari saliva atau air susu dapat menyebabkan aspirasi pneumonia. Pada atresia dengan distal TEF, sekresi dengan gaster dapat masuk keparu-paru dan sebaliknya, udara juga dapat bebas masuk dalam saluran pencernaan saat bayi menangis ataupun mendapat ventilasi bantuan. Keadaan-keadaan ini bisa menyebabkan perforasi akut gaster yang fatal. Diketahui bahwa bagian esophagus distal tidak menghasilkan peristaltic dan ini bisa menyebabkan disfagia setelah perbaikan esophagus dan dapat menimbulkan reflux gastroesofageal.Trakea juga dipengaruhi akibat gangguan terbentuknya atresia esophagus. Trakea abnormal, terdiri dari berkurangnya tulang rawan trakea dan bertambahnya ukuran otot tranversal pada posterior trakea. Dinding trakea lemah sehingga mengganggu kemampuan bayi untuk batuk yang akan mengarah pada munculnya pneumonia yang bisa berulang-ulang. Trakea juga dapat kolaps bila diberikan makanana atupun air susu dan ini akan menyebabkan pernapasan yang tidak efektif, hipoksia atau bahkan bisa menjadi apnea.

5. Klasifikasi a. KalasiaChalasia ialah keadaan bagian bawah esophagus yang tidak dapat menutup secara baik, sehingga menyebabkan regurgitasi, terutama kalau bayi dibaringkan. Pertolongan : memberi makanan dalam posisi tegak, yaitu duduk dalam kursi khusus. Kalasia adalah kelainan yang terjadi pada bagian bawah esophagus (pada persambungan dengan lambung yang tidak dapat menutup rapat sehingga bayi sering regurgitasi bila dibaringkan.

b. AkalasiaIalah kebalikan chalasia yaitu bagian akhir esophagus tidak membuka secara baik, sehingga keadaan seperti stenosis atau atresia. Disebut pula spasmus cardio-oesophagus. Sebabnya : karena terdapat cartilage trachea yang tumbuh ektopik dalam esophagus bagian bawah, berbentuk tulang rawan yang ditemukan secara mikroskopik dalam lapisan otot. Pertolongannya adalah tindakan bedah sebelum dioperasi pemberian minum harus dengan sendok sedikit demi sedikit dengan bayi dalam posisi duduk.

c. Classification System GrossAtresia esophagus disertai dengan fistula trakeoesofageal distal adalah tipe yang paling sering terjadi. Variasi anatomi dari atresia esophagus menggunakan system klasiifikasi gross of bostom yang sudah popular digunakan.System ini berisi antara lain:1) Tipe A : Atresia esophagus tanpa fistula ; atresia esophagus murni (10%) Disebut juga atresia esofagus murni = atresia esofagus long gap = atresia esofagus isolated Ciri-cirinya: adanya gap antara dua kantung esofagus.2) Tipe B : Atresia esophagus dengan TEF proximal (