makalah aterosklerosis

41
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Arteri adalah pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi dari jantung ke anggota tubuh yang lain. Ciri-ciri arteri yang sehat yaitu fleksibel, kuat dan elastis. Lapisan permukaan dalamnya licin sehingga darah dapat mengalir tanpa batasan. Tetapi, suatu waktu, terlalu banyak tekanan pada arteri dapat menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi tebal dan kaku, akhirnya akan membatasi darah yang mengalir ke organ dan jaringan. Proses ini disebut arteriosclerosis atau pengerasan pembuluh arteri. Aterosklerosis adalah bentuk umum dari ateriosklerosis. Meskipun kedua istilah tersebut dalam aplikasinya dapat saling menggantikan. Aterosklerosis merupakan pengerasan pembuluh darah arteri yang disebabkan karena penumpukkan simpanan lemak (plak) dan substansi lainnya. Beberapa penelitian menggambarkan perbedaan antara “ateriosklerosis“, “atherosclerosis“,and arteriolosklerosis“.Dalam konteks ini, atherosklerosis digunakan ketika mengacu pada arteri utama yang lebih besar, dan 1

Transcript of makalah aterosklerosis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Arteri adalah pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi

dari jantung ke anggota tubuh yang lain. Ciri-ciri arteri yang sehat yaitu fleksibel,

kuat dan elastis. Lapisan permukaan dalamnya licin sehingga darah dapat

mengalir tanpa batasan. Tetapi, suatu waktu, terlalu banyak tekanan pada

arteri dapat menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi tebal dan kaku,

akhirnya akan membatasi darah yang mengalir ke organ dan jaringan. Proses

ini disebut arteriosclerosis atau pengerasan pembuluh arteri.

Aterosklerosis adalah bentuk umum dari ateriosklerosis. Meskipun kedua

istilah tersebut dalam aplikasinya dapat saling menggantikan. Aterosklerosis

merupakan pengerasan pembuluh darah arteri yang disebabkan karena

penumpukkan simpanan lemak (plak) dan substansi lainnya. Beberapa penelitian

menggambarkan perbedaan antara “ateriosklerosis“, “atherosclerosis“,and

arteriolosklerosis“.Dalam konteks ini, atherosklerosis digunakan ketika

mengacu pada arteri utama yang lebih besar, dan arteriolosklerosis

digunakan ketika mengacu pada arteriol, sedangkan arteriosklerosis merupakan

induk dari kedua terminologi di atas. Arteriosclerosis (pengerasan arteri utama)

diakibatkan dari suatu simpanan yang tidak mudah rusak dan kolagen yang

kaku di dalam dinding pembuluh darah di sekitar ateroma. Hal ini

meningkatkan kekakuan dan menurunkan elastisitas dinding arteri.

Arteriolosklerosis (pengerasan arteri kecil, arteriol) adalah hasil dari

penyimpanan kolagen, penebalan dinding otot dan penyimpanan protein

( “hyaline“).

Aterosklerosis adalah penyakit yang sangat progresif yang

menyebabkan mengerasnya pembuluh arteri karena sumbatan oleh kolesterol

teroksidasi. Atherosklerosis ini tidak jarang sudah mulai terjadi sejak usia masih

sangat muda. Proses mengerasnya pembuluh darah merupakan suatu proses

yang berjalan perlahan-lahan namun pasti.

1

2

Diperkirakan bahwa atherosclerosis berawal sebagai atheroma, yaitu

tumor jinak (nonkanker) sel-sel otot polos di dalam dinding pembuluh darah. Sel-

sel ini bermigrasi dari lapisan otot pada pembuluh darah ke posisi tepat di bawah

lapisan endothel, sel-sel tersebut terus membelah diri dan membesar. Kemudian,

kolesterol dan lemak yang menumpuk di sel-sel otot polos abnormal ini

membentuk plak. Plak terbentuk dari simpanan substansi lemak, kolesterol sisa

metabolisme sel, kalsium dan fibrin. Substansi-substansi ini dapat

berkembang pada arteri sedang atau aorta. Kerusakan dinding pembuluh yang

parah akibat terkena plak ini menjadi keras dan kehilangan elastisitasnya.

Keadaan seperti ini disebut “pengerasan arteri“. Atherosklerosis bukanlah

penyakit yang baru dikenal. Pembuluh darah mummi Mesir, lebih dari 3500

tahun yang lalu, ternyata telah mengidap penyakit ini. Otopsi pertama yang

dilakukan pada tahun 1931 menunjukkan adanya tanda-tanda pengapuran pada

pembuluh koroner seorang wanita mummi wanita berusia 50 tahun. Otopsi pada

200 serdadu yang mati muda dalam perang Korea menunjukkan 50 persen

serdadu itu menunjukkan tanda-tanda pengapuran pada pembuluh koronernya

walaupun mereka tidak mempunyai keluhan sama sekali. Di Amerika Serikat,

46 persen dari anak muda yang mati karena kecelakaan lalu lintas ternyata sudah

mengidap pengapuran koroner yang nyata, tetapi tetap tanpa gejala yang nyata.

Jumlah penderita atherosklerosis di era globalisasi dan industrialisasi

cenderung meningkat. Pada dekade terakhir ini penyakit jantung dan

pembuluh darah yang didasari oleh atherosklerosis berkembang menjadi

pembunuh utama di Indonesia. Dari penelitian menunjukkan, penyebab

kematian dari penduduk dunia yang diteliti adalah jantung (42,9 persen),

stroke (25,9 persen), penyakit paru dan asma (12,5 persen), kanker (5,4 persen),

dan penyakit lain (kurang dari empat persen). Salah satu penyebab fenomena ini

adalah pola hidup masyarakat yang tidak sehat .

Studi yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun

1976 menyimpulkan bahwa progresi pengapuran koroner bertambah sebesar

3 persen per tahun sejak usia seseorang melewai 20 tahun. Kenyataan ini

membuktikan bahwa progresivitas pengapuran pembuluh koroner sesungguhnya

memang menggulir diam-diam dan senantiasa membawa bahaya laten. Check up

3

menjadi penting, terutama bagi seseorang yang sudah melewati usia 40

tahun. Dengan demikian, progresivitas penyakit ini dapat di cegah sedini

mungkin.

Di negara-negara Barat aterosklerosis merupakan sebagian besar

bentuk dari penyakit jantung. Lebih dari 1 1/2 dari semua penderita yang

meninggal merupakan hasil langsung maupun tidak langsung dari aterosklerosis.

1.2 Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan aterosklerosis?

2. Bagaimana mekanisme terbentuknya aterosklerosis?

3. Apa penyebab aterosklerosis?

4. Apa gejala dan tanda dari aterosklerosis?

5. Siapa yang memiliki factor resiko terhadap aterosklerosis?

6. Bagaimana cara mendiagnosis aterosklerosis?

7. Bagaimana perlakuan ( treatment ) terhadap aterosklerosis?

8. Bagaimana cara mencegah aterosklerosis?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan pengertian aterosklerosis.

2. Memahami mekanisme terbentuknya aterosklerosis.

3. Mengetahui penyebab aterosklerosis.

4. Menjelaskan gejala dan tanda dari aterosklerosis.

5. Mengetahui faktor resiko terhadap aterosklerosis.

6. Menjelaskan cara mendiagnosis aterosklerosis.

7. Menjelaskan cara perlakuan terhadap aterosklerosis.

4

8. Mengetahui cara mencegah dan menghindari aterosklerosis.

1.4 Manfaat

1. Menambah khazanah ilmu pengetahuan kedokteran khususnya tentang

aterosklerosis

2. Memberikan informasi kepada mahasiswa kedokteran mengenai

atherosclerosis

5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Atherosklerosis berasal dari kata athero yang dalam bahasa Yunani

( athera ) suatu bentuk gabung yang menunjukan degenerasi lemak atau hubungan

dengan atheroma. Sedangkan sklerosis dalam bahasa Yunani berarti indurasi dan

pengerasan; seperti pengerasan sebagian peradangan, pembentukan jaringan ikat

meningkat atau penyakit zat intersisial. Atherosklerosis adalah suatu penyakit

yang menyerang pembuluh darah besar maupun kecil dan ditandai oleh

kelainan fungsi endotelial, radang vaskuler, dan pembentukan lipid, kolesterol,

zat kapur, bekas luka vaskuler di dalam dinding pembuluh intima.

Pembentukan ini meyebabkan plak, pengubahan bentuk vaskuler, obstruksi

luminal akut dan kronis, kelainan aliran darah, pengurangan suplai oksigen

pada organ atau bagian tubuh tertentu.Plak terbentuk dari lemak, kolesterol,

kalsium, dan subtansi lain yang ditemukan dalam darah. Ketika itu tumbuh,

membentuk plak di bagian dalam arteri, dan pada saatnya dapat membatasi aliran

darah. Ada dua jenis plak:

Stabil dan keras

Tidak stabil dan lembut.

Plak yang keras menyebabkan pengerasan dan penebalan dinding

pembuluh darah. Plak yang lembut lebih memungkinkan untuk pecah dan

terlepas dari dinding pembuluh darah dan masuk aliran da Hal ini dapat

menyebabkan penggumpalan darah yang dapat secara parsial atau total memblok

aliran darah di dalam arteri. Ketika hal ini terjadi, organ yang disuplai oleh arteri

yang terblok akan kekurangan nutrisi dan oksigen. Aklibatnya sel organ tersebut

akan mati atau menderita kerusakan yang parah.

6

Aterosklerosis adalah penyakit yang sangat progresif yang dapat dimulai

pada masa kanak-kanak. Aterosklerosis dapat mempengaruhi arteri di otak, hati,

ginjal, lengan dan kaki. Karena terjadi pembentukan plak, hal ini dapat

menyebabkan penyakit yang serius dan komplikasi. Seperti :

Penyakit arteri coronaria

1. Angina

2. Serangan Jantung

3. Mati mendadak

Penyakit Cerebro Vaskuler

1. Stroke

2. Transient ischemic attack (TIA) atau “mini stroke”

7

2.2 Mekanisme Aterosklerosis

Atherogenesis adalah proses pembentukan dari plak-plak atheroma.

Hal tersebut ditandai dengan remodeling dari arteri yang bersamaan dengan

akumulasi sel (terutama leukosit seperti monosit yang merupakan turunan

makrophage) dan dimodifikasi oleh lipoprotein. Selanjutnya radang memacu ke

arah pembentukan plak artheroma di dalam arteri intima, suatu daerah pada

dinding sel yang terletak antara endothelium, media dan adventitia. Bagian utama

dari lesi ini terdiri atas kelebihan lemak, sel, kolagen dan elastin. Terdapat

berbagai hipotesis tentang kejadian aterosklerosis, antara lain The response-to-

injury, Monoclonal, Clonal Senescense, lipids and Connective Tissue . Akhir-

akhir ini, telah diajukan peran monosit sebagai awal lesi aterosklerosis.

Penggabungan teori infiltrasi lemak dan kerusakan endotel paling banyak dianut.

Plak atherosklerosis terdiri dari gabungan lemak intraselullar dan

ekstrasel, sel otot polos, jaringan ikat, dan glikosaminoglikan. Deteksi paling awal

mengenai lesi pada atherosklerosis adalah lapisan lemak ( Terdiri dalam

lemak dimuati sel busa, yang mana makrophage bermigrasi sebagai

monocytes dari sirkulasi kedalam lapisan subendothelial dari intima ), yang

kemudian lambat laun menjadi fibrous plaque ( terdiri dari sel otot polos intima

yang di kelilingi jaringan ikat lemak intraselullar dan ekstraselullar ).

Pembuluh atherosklerosis mengalami pengurangan tekanan sistolik

dan kecepatan penyebaran gelombang secara tidak normal. Atherosklerosis

pembuluh arteri pada penderita hipertensi juga mengalami pengurangan

elastisitas, yang mana pengurangan akan berlanjut ketika atherosklerosis

berlangsung. Dua hipotesis yang telah di ajukan untuk menjelaskan

mekanisme patogenesis dari atherosklerosis : hipotesis lemak dan hipotesis

kerusakan endothelial kronik keduanya kemungkinan memiliki keterkaitan.

Hipotesis Lemak

Dalil yang menyatakan peningkatan nilai dalam LDL plasma

merupakan hasil menembusnya LDL dalam dinding arteri sehingga memicu

penambahan lemak di dalam sel otot polos dan makrophage ( sel busa ).

8

LDL juga memperbesar sel otot sebagai respon terhadap Growth Factor. LDL di

modifikasi dan di oksidasi di dalam lingkungan dan mengakibatkan lebih

atherogenik. Partikel kolesterol LDL lebih rentan untuk di modifikasi dan di

oksidasi. LDL dimodifikasi atau dioksidasi mengalami kemotaksis menuju

monosit, sebagai pemacu migrasi monosit kedalam intima, pemunculan awal pada

lapisan lemak dan selanjutnya mengalami transformasi dan mempertahankannya

di bagian subintima sebagai makrophage. Reseptor scavenger di atas permukaan

makrophage memfasilitasi masuknya LDL teroksidasi kedalam semua sel dan

mentransfer ke dalam lemak yang di muati makrophage dan sel busa. LDL

teroksidasi melalui proses sitotoksik menuju ke sel endothelial dan bertanggung

jawab terhadap disfungsi pada endothel

Bentuk atherosklerosis telah di pelajari kera yang diberi makan diet kaya

kolesterol. Dalam waktu 1 sampai 2 minggu akan mempengaruhi

hiperkolesterolemia, monosit menjadi terkait dengan permukaan dari endhotelium

arteri melalui induksi dari reseptor yang spesifik, lalu berpindah tempat ke dalam

subendothelium, dan terjadi penambahan lemak (karenanya disebut sel busa).

Proliferasi dari sel otot polos juga menyebabkan penambahan jumlah lemak.

Ketika lapisan lemak dan fibrous plaque membesar dan membengkak/menonjol ke

dalam lumen, subendothelium menjadi terekspos ke darah pada lokasi endothel

yang terluka, sehingga terdapat kumpulan platelets dan bentukan dinding trombus.

Pelepasan growth factor dari yang dikumpulkan platelet dapat meningkatkan

proliferasi otot polos di dalam lapisan intima. Alternatif lain, suatu pecahan

atheroma juga dapat menumpahkan kandungan lemaknya dan mencetuskan

pembentukan suatu gumpalan darah (thrombus). Thrombus dapat menambah

penyempitan atau bahkan menghambat arteri, atau mungkin lepas dan mengapung

ke arah muara yang akan menyebabkan sumbatan (embolism)

Hipotesis endhotelium kronis

Dalil yang menyatakan bahwa pada keadaan normal, endotelium

menghalangi penetrasi molekul-molekul besar seperti lipoprotein dengan densitas

rendah dan sangat rendah (LDL, VLDL) ke dalam intima, sedangkan lipoprotein

dengan densitas yang lebih tinggi dengan molekul yang lebih kecil dapat bergerak

9

bebas ke dalam dan keluar intima. Sel-sel endotelium juga menghasilkan

prostasiklin (PGI2) dan oksida nitrit yang dapat mencegah penumpukan platelet

Peninggian permeabilitas endotelium merupakan kelainan pertama akibat

terjadinya jejas arteri yang merupakan suatu respons non-spesifik yang

disebabkan oleh virus, toksin, kompleks imun, produk-produk yang dilepaskan

oleh sel-sel darah putih atau platelet-platelet yang teraktivasi, dan stress fisik yang

tidak lazim. Hal ini juga dapat disebabkan oleh adanya peninggian konsentrasi

lipoprotein dalam darah. Bila lipoprotein memasuki intima akibat peninggian

permeabilitas kapiler, maka senyawa protein utama dari LDL dan VLDL

(apolipoprotein B) berikatan dengan glikosoaminoglikan, terutama dermatan

sulfat sehingga lipoprotein menumpuk di dalam intima. Kemudian, LDL tersebut

diubah oleh sel-sel sekitarnya (teroksidasi) dan ditangkap oleh reseptor yang ada

pada makrofag (scavenger cells). Selanjutnya, terjadi perubahan-perubahan kimia

dari LDL dan menghasilkan monocyte chemotactic factor yang merupakan

sitotoksik terhadap sel-sel endotelium. Monosit tertarik dan melekat ke

endotelium, kemudian melakukan penetrasi ke sub endotelium menjadi makrofag

yang berisi droplet-droplet lipid dan menyebabkan permukaan endotelium

menjadi tidak rata. Selanjutnya, terjadi peninggian permeabilitas endotel terhadap

lipid. Limfosit T juga terlibat (kemotaksis monosit dan penetrasi intima juga

merupakan awal dari abnormalitas). Kerusakan endotel juga merangsang platelet-

platelet untuk bertumpuk, degranulasi, dan menghasilkan adenosin difosfat serta

tromboksan A2. Adenosin difosfat dan tromboksan A2 selanjutnya menyebabkan

penumpukan platelet. Platelet-platelet, sel endotelium, makrofag, dan limfosit T

menghasilkan cytokines like colony stimulating factors, insulin like growth factor-

1, TGF-ß, interleukin-1, and tumor nekrosis factor-_. Semua ini bekerja

menghasilkan suatu faktor yang diketahui sebagai platelet derived growth factor

(PDGF) yang menyebabkan sel-sel otot polos terpisah, masuk ke dalam intima

dan mengambil lipoprotein untuk membentuk sel busa, menghasilkan elastin dan

kolagen, kemudian membentuk plak fibrosa.

10

Penyebab Aterosklerosis

Pada atherosklerosis, dinding arteri menjadi keras dan tebal, kadang-

kadang mengacau sirkulasi aliran darah. Kondisi ini merupakan akibat dari proses

penuaan alami dari atherosclerosis

Para ilmuan belum mengetahui secara pasti bagaimana mekanisme

aterosklerosis terjadi ataupun penyebabnya. Penyakit ini berkembang bertahap

dan komplek Banyak ilmuwan berpikir hal ini dimulai dengan kerusakan pada

lapisan yang paling dalam dari arteri yang disebut endhotelium. Penyebab dari

kerusakan endhotlium meliputi

Peningkatan kadar kolesterol

Tekanan darh tinggi

Virus

Reaksi alergi

Bahan-bahan iritan, seperti nikotin atau drugs atau terlalu banyak

homocystein

(suatu asam amino yang terdapat pada darah)

Penyakit tertentu, seperti diabetes

Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala atherosklerosis biasanya berkembang secara bertingkat.

Pertama, gejala muncul setelah adanya upaya yang kuat , ketika arteri tidak dapat

menyuplai cukup okssigen dan nutrisi kepada otot

ASPEK KLINIS

Gejala-gejala dari aterosklerosis umumnya bervariasi. Penderita

aterosklerosis ringan dapat mengalami gejala infark myocard dan pasien yang

menderita aterosklerosis tingkat lanjut dapat tidak mengalami gejala-gejala yang

berarti. Jadi tidak ada perbedaan gejala-gejala klinis antara aterosklerosis yang

ringan ataupun yang telah parah. Aterosklerosis dapat menjadi kronik dengan

menunjukkan tanda-tanda kerusakan yang meningkat sebanding dengan umur

(penyakit degeneratif) dan lamanya menderita aterosklerosis. Meskipun

11

merupakan sebuah penyakit sistemik yang mengglobal tetapi aterosklerosis dapat

pula hanya menyerang salah satu organ tubuh dimana hal ini bervariasi untuk

masing-masing penderita. Berikut ini disajikan beberapa efek klinis kelainan yang

terjadi akibat aterosklerosis

Adanya penyempitan diameter pembuluh darah akibat penumpukan

jaringan fibrous (plaque) yang makin lama makin besar. Penyempitan dapat

mencapai hingga nilai 50-70% dari diameter pembuluh awal. Hal ini berakibat

terganggunya sirkulasi darah kepada organ yang membutuhkan sehingga

kebutuhan oksigen dan nutrisi sel terganggu. Contoh penyakit yang berhubungan

dengan masalah ini adalah angina pectoris, mesenterik angina, dan lain

sebagainya

Plaque yang telah terbentuk dapat pecah dan mengalir mengikuti

pembuluh darah menjadi trombus dan emboli. Trombus ini dapat

menyumbat arteri-arteri penting tubuh yang penting. Jika menyumbat

arteri koroner maka dapat mengakibatkan otot jantung mengalami iskemia

(kekurangan nutrisi) dan selanjutnya dapat memicu terjadinya infark

myocard dan stroke. Emboli ini dapat juga terjadi secara tanpa sengaja

pada peristiwa pembedahan aorta, angiograf, dan terapi trombolitik pada

pasien aterosklerosis.

Angina pectoris ditunjukkan dengan perasaan tidak nyaman pada daerah

retrosternal dan menyebar ke daerah lengan kanan yang kadang-kadang

disalah artikan sebagai gejala dyspnea. Angina pectoris timbul setelah

melakukan kerja berat dan diobati dengan beristirahat atau terapi nitrat.

Jika angina pectoris berlanjut dan terjadi berulang-ulang dapat berlanjut

kepada infark myocard (serangan jantung).

Stroke merupakan kelanjutan dari adanya sumbatan pada pembuluh darah

otak. Akibatnya sel-sel otak mengalami iskemia dan mangalami gangguan

dalam hal fungsinya.

Penyakit vaskuler perifer meliputi perasaan pegal, impotensi, luka yang

tak kunjung sembuh dan infeksi pada daerah ekstremitas. Perasaan pegal

12

ini meningkat setelah berolahraga dan sembuh ketika beristirahat. Perasaan

ini dapat diikuti dengan kulit kepucatan atau kesemutan

Iskemia pada organ-organ visceral berakibat pada kerusakan susunan dan

fungsi dari organ yang terkena

Mesenterik angina ditandai dengan sakit pada epigastrium atau

periumbilikal setelah makan dan dianalogkan dengan henatemesis, diare,

defisiensi nutrisi, atau berkurangnya berat badan.

Aneurisme pada aorta abdominalis dimana aorta abdominalis mengalami

kerusakan sehingga membesar menimbulkan sebuah benjolan pada

dinding luar aorta abdominalis.

Emboli arteri sering timbul bersamaan dengan nekrosis pada jari-jari,

pendarahan saluran pencernaan, infark myocard, iskemia pada retina,

infark serebral, dan gagal ginjal.

ASPEK FISIK

Tanda-tanda fisik dari aterosklerosis meliputi adanya penimbunan lemak,

pelebaran dan kakunya arteri muskular yang besar, dan iskemia atau infark dari

beberapa organ tertantu. Berikut ini disajikan tanda fisik dari aterosklerosis :

Hiperlipidemia

Hiperlipidemia adalah adalah meningkatnya kadar lemak di dalam darah.

Lemak ini dapat memicu terjadinya penimbunan plaque pada dinding

pembuluh darah.

Penyakit pada arteri koroner

Ditandai dengan adanya bunyi jantung keempat yang semakin jelas,

takikardi, hipotensi, atau hipertensi.

Penyakit serebrovaskuler

Ditandai dengan tidak terabanya denyut nadi pada arteri karotis dan

kemunduran dari fungsi otak

Penyakit vaskuler perifer

Ditandai dengan penurunan denyut nadi perifer, sumbatan pada erteri

perifer, sianosis perifer, gangrene, atau luka yang sukar sembuh

13

Aneurisme pada aorta abdominalis

Ditandai dengan timbulnya benjolan pada arteri abdominalis atau

kolapsnya sistem sirkulasi

Emboli pada arteri

Ditandai dengan gangrene, sianosis, munculnya “pedal pulses” yang

dikaitkan adanya penyakit mokrovaskular dan emboli kolesterol.

2.5 Faktor Resiko

Meskipun ilmuwan tidak mengetahui secara pasti penyebab terjadinya

atherosklerosis, namun mereka mengetahui bahwa pada kondisi-kondisi tertentu

dapat meningkatkan resiko terjadinya atherosklerosis.

Beberapa faktor resiko dari penyakit aterosklerosis, yaitu sebagai berikut :

1. Faktor risiko biologis yang tak dapat diubah, yaitu: usia, jenis

kelamin, ras, dan riwayat keluarga. Risiko aterosklerosis koroner

meningkat dengan bertambahnya usia; penyakit yang serius jarang

terjadi sebelum usia 40 tahun. Tetapi hubungan antara usia dan

timbulnya penyakit mungkin hanya mencerminkan lebih panjangnya

lama paparan terhadap faktor- faktor aterogenik. Wanita agaknya

relatif kebal terhadap penyakit ini sampai menopause, dan kemudian

menjadi sama rentannya seperti pria; diduga oleh adanya efek

perlindungan estrogen. Orang Amerika-Afrika lebih rentan terhadap

aterosklerosis daripada orang kulit putih. Riwayat keluarga yang

positif terhadap penyakit jantung koroner (saudara atau orang tua yang

menderita penyakit ini sebelum usia 50 tahun) meningkatkan

kemungkinan timbulnya aterosklerosis prematur. Pentingnya pengaruh

genetik dan lingkungan masih belum diketahui. Komponen genetik

dapat diduga pada beberapa bentuk aterosklerosis yang nyata, atau

yang cepat perkembangannya, seperti pada gangguan lipid familial.

Tetapi, riwayat keluarga dapat pula mencerminkan komponen

lingkungan yang kuat, seperti misalnya gaya hidup yang menimbulkan

stres atau obesitas.

14

2. Hiperkolesterolemia

Pada keadaan hiperkolesterolemi terdapat gangguan homeostasis

pembuluh darah yang disebabkan

a. Penurunan produksi NO akibat ganguan transduksi sinyal

protein G1-2

b. Peningkatan produksi anion superoksida melalui protein kinase

C yang merusak NO.

c. Peningkatan reaktivitas Endothelin

d. Peningkatan adhesi sel akibat peningkatan ekspresi NFKB

melalui peningkatan produksi anion superoksida

e. Penurunan endothelium dependent vasodilatation.

f. Peningkatan adhesi dari monosit bila disertai dengan diabetes

mellitus

3. Hipertrigliseridemia

Masih merupakan perdebatan antara para ahli, apakah konsentrasi

trigliserida plasma yang meningkat adalah faktor resiko terjadinya

penyakit kardiovaskuler

3. Diabetes melitus

Pada diabetes mellitus terjadi peningkatan aktivitas enzim aldosa

reduktase yang diperlukan untuk mengubah glukosa yang tinggi

menjadi sorbitol. Peningkatan aktivitas aldosa reduktase menyebabkan

peningkatan konversi NADPH yang tereduksi menjadi bentuk

teroksidasi NADP. Pemakaian NADPH akan berakibat penurunan

produksi NO dan anti oksidan. Penurunan anti oksidan akan

menyebabkan radikal bebas yang harusnya didetoksifikasi oleh

antioksidan berinteraksi dengan NO menjadi peroksinitrit (NOO) yang

dapat merusak pembuluh darah. Ketidakseimbangan inilah yang

disebut stres oksidatif. Kadar glukosa yang tinggi juga menyebabkan

terjadinya reaksi glikosilasi dengan protein dan molekul lain yang

mengandung gugus amin sehingga menghasilkan advance

glycocylation end product (AGE). AGE akan berikatan dengan

reseptor pada endotel makrofag. Ikatan dengan endotel akan

15

meningkatkan ekspresi ICAM, vascular adhesion molecule 1, dan E-

selektin yang memudahkan terjadi adhesi monosit. Monosit yang

menempel tersebut akan bermigrasi ke subendotel dan berikatan

dengan LDL teroksidasi, sehingga membentuk foam cell yang akan

berkembang menjadi fatty streak.

Low Density Lipoprotein (LDL) teroksidasi akan mengaktivasi sel

limfosit T yang berakibat menurunnya densitas dan fungsi otot polos,

sehingga sintesa matriks menurun. Juga akan mengaktivasi makrofag

untuk mengeluarkan enzim proteolitik seperti matriks

metalloproteinase, sehingga menyebabkan peningkatan degradasi

matriks. Peningkatan degradasi matriks dan penurunan sintesis matriks

tersebut akan memudahkan ruptur plak

4. Hipertensi

Bila tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Berpengaruh buruk

pada pria dan wanita dengan komponen diastol sebagai faktor

terpenting. Pengaruh hipertensi pada perkembangan aterosklerosis

masih belum jelas, mungkin saat terjadi kerusakan pada endotel

memungkinkan masuknya protein, lipoprotein, dan sel lain ke lapisan

intima. Hipertensi menambah tekanan hidrodinamik intra arteri

sehingga suatu saat dapat terjadi robekan pada plaque aterosklerosis,

lalu berakibat trombosis akut dan obstruksi arteri

Pada keadaan hipertensi terdapat disfungsi endotel akibat

a. Peningkatan kadar anion superoksida (O2-) yang akan

menyebabkan stress oksidatif dan dapat merusak NO.

b. Penurunan bioavailabilitas prekursor sintetis NO (L arginin).

c. Peningkatan angiotensi II menyebabkan peningkatan kadar O2-

melalui peningkatan NADH/NADPH membran serta

menyebabkan pertumbuhan sel otot polos vaskuler dengan

menginduksi growth factor seperti PDGF, bFGF, dan TGT B1.

d. Peningkatan endothelin-1 akibat peningkatan AII

16

5. Penyakit Jantung Koroner

Pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding

dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal ini lama

kelamaan diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jarinrangan

ikat, perkapuran, pembekuan darah, dll.,yang kesemuanya akan

mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut. Hal ini akan

mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan

aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup

serius, dari Angina Pectoris (nyeri dada) sampai Infark Jantung, yang

dalam masyarakat di kenal dengan serangan jantung yang dapat

menyebabkan kematian mendadak

6. Hiperhomosisteinemia

Pasien penyakit ini beresiko mendapat penyakit oklusi vaskuler.

Mekanisme : merusak sel endotel dan otot polos sehingga menunjang

aterosklerosis. Kelainan ini Juga membantu kelainan koagulasi platelet

7. Obesitas

Penelitian ziccardia P20 membuktikan bahwa wanita dengan

obesitas ditemukan adanya disfungsi endotel yang dihubungkan

dengan peningkatan lemak tubuh, khususnya lemak viseral. Pada

keadaan obesitas terjadi peningkatan mediator proinflamasi, seperti

TNF-α, IL-6, yang dapat meningkatkan ekspresi kemotaksis dan

molekul adhesi pada endotel. Di samping itu juga ditemukan

peningkatan vaskular adhesion molecule-1 (VCAM-1), ICAM-1 dan

P-selektin. Peningkatan mediator tersebut memegang peran penting

dalam terjadinya aterosklerosis. Penurunan berat badan menunjukkan

adanya perbaikan endotel yang bermakna dan berkolerasi dengan

penurunan sitokin. Petanda inflamasi dalam darah seperti CRP dapat

dipakai untuk menduga keadaan kesehatan, terutama kejadian yang

berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler

Belum merupakan faktor resiko yang spesifik, tetapi biasanya

obesitas disertai oleh hipertensi, DM, hiperkolesterolemi, dan

hipertrigliseridemi. Meningkatnya berat badan berhubungan dengan

17

meningkatnya LDL dan menurunnya HDL kolesterol, sehingga

kenaikan berat badan sering dikaitkan dengan munculnya faktor resiko

8. Merokok

Merupakan faktor resiko untuk terjadinya aterosklerosis dan

penyakit jantung koroner. Mekanisme terjadinya disfungsi endotel

pada perokok melalui mekanisme peningkatan interaksi trombosit

dengan dinding pembuluh darah, penurunan ekspresi PGI2,

peningkatan kadar kolesterol LDL teroksidasi, penurunan konsentrasi

HDL, dan terjadinya stres oksidatif. Selain itu merokok juga

menyebabkan peningkatan adhesi dan agregasi trombosit,

meningkatkan kadar fibrogen, spasme arteri, dan menurunkan

kapasitas oksigen darah.

Banyak merokok maka kerusakan bertambah besar. Kematian

karena penyakit kardiovaskular pada perokok berat 70 % lebih tinggi

daripada non-perokok. Merokok berhubungan dengan penyakit

serebrovaskular dan insidens lebih tinggi pada penyakit vaskular

perifer. Bila merokok dihentikan pada umur < 65 tahun, maka resiko

akan menurun drastis. Faktor resiko perokok pasif adalah dua kali lipat

pada istri dengan suami perokok daripada istri dengan suami non-

perokok. Mekanisme terjadi kelainan kardiovaskular pada perokok

akibat vasokonstriksi, agregasi platelet meningkat, dan hipoksemi

vaskular yang tidak permanen.

9. Kelakuan dan kepribadian

Bahwa stress berlebihan berakibat aterosklerosis yang diawali

dengan terjadinya disfungsi endotel, namun belum dibuktikan. Yang

sedang dikaji bagaimana reaksi pasien terhadap stress, bahwa dengan

marah berlebihan akan meningkatkan tekanan darah dan denyut

jantung.

10. Aktifitas Jasmani

Aktifitas jasmani yang teratur memberi potensi untuk mengurangi

aterogenesis, seperti meningkatnya konsentrasi HDL kolesterol dan

menurunnya tekanan darah. Tidak melakukan aktifitas jasmani adalah

18

faktor resiko aterosklerosis, namun olahraga berlebihan tidak untuk

mengatasi penyakit ini.

11. Homosisteinuria

Adalah penyakit yang jarang dan diturunkan secara autosom

resesif, serta menyebabkan penurunan aktivitas enzim cystathionine B

sintetase . peningkatan kadar homosistein penderita ini mempunyai

resiko aterosklerosis. Hal ini disebabkan karena pembentukan radikal

bebas selama proses autooksidasi homosistein.

12. Shear Stress

Penelitian membuktikan bahwa shear stress (tekanan gesek)

memegang peranan penting dalam mengatur fenotif endotel pada

cabang arteri. Shear stress yang melebihi 15 dyne/cm2 menyebabkan

penurunan ekspresi vasokonstriktor, growth factor, mediator inflamasi,

molekul adhesi dan oksidan serta peningkatan produksi faktor

vasodilator, inhibitor pertumbuhan, fibrinolitik, faktor antitrombosit,

antioksidan. Sedangkan shear stress yang rendah (0-4 dyne/cm2 )

dapat meningkatkan ekspresi molekul adhesi, vasokonstriktor,

prokoagulan, protrombotik, prooksidan, substansi proliferatif yang

akan menyebabkan aterosklerosis

13.Penuaan

Bertambahnya usia selalu berhubungan dengan peningkatan stress

oksidatif

14.Perubahan hormonal

Insiden PJK meningkat pada wanita setelah melewati dekade ke-6,

sedangkan sebelum dekade tersebut insidensnya separuh pada pria.

Beberapa penelitian membuktikan bahwa hormon estrogen bersifat

kardioprotektif terhadap wanita. Penelitian lain menunjukkan bahwa

terapi estrogen dapat meningkatkan ekspresi NO dan PGI2 pada wanita

pasca menopause. Sudah terbukti bahwa estrogen mempunyai sifat

antioksidan. Pada wanita pascamenopause terjadi penurunan kolesterol

19

HDL, peningkatan kolesterol LDL, peningkatan fibrinogen & penurunan

antitrombin.

Infeksi berperan pada patogenesis aterosklerosis dan infark

miokard. Infeksi yang terjadi pada patogenesis PJK yaitu infeksi kronik

herpes simplex virus (HSV-I), chlamydia pneumoniae (Cpn). Hal itu

dapat dilihat dengan adanya peningkatan C-reactive protein (CRP).

2.6 Screening dan Diagnosis

Dokter anda mungkin menemukan tanda-tanda dari penyempitan,

perluasan atau pengerasan arteri selama pemeriksaaan fisik. Termasuk di

dalamnya

Kelemahan atau ketidakadaanya denyut di bawah daerah penyempitan

arteri.

Suara bising di seluruh arteri yang dapat terdengar dengan menggunakan

stetoskop

Bukti bahwa luka kecil menjadi sembuh kembali dalam bagian dimana

aliran darah anda dibatasi.

Penurunan tekanan darah pada salah satu extrimitas yang terkena

pengaruh.

Tanda-tanda dari aneurysma dalam abdomen atau di belakang lutut anda.

Dokter anda mungkin menyarankan satu atau lebih dari test-test berikut

untuk mengidentifikasi penyakit tersebut atau gejala-gejalanya.

Test darah. Suatu test darah dapat mengetahui peningkatan level

kolesterol, homocysteine atau gula darah (glukosa), yang juga merupakan

faktor resiko untuk penyakit ini.

Ankle-Brachial Index (ABI). Dengan menggunakan manset untuk

mengukur tekan darah dan alat ultrasound khusus yang digunakan untu

menetukan nilai dan aliran darah (Doppler Ultrasound). Dokter dapat

mengukur tekanan darah pasien pada lengan dan kaki pasien menunjukkan

penyakit arteri perifer, yang mana biasanya disebabkan aterosklerosis.

20

Electrocardiogram (ECG)

Elektrokardiogram merupakan alat uji diagnosa yang terdiri atas

element-element elektroda yang di tempelkan di kulit pasien untuk

mengukur hantaran elektrik (listrik) atau impuls dari jantung. ECG juga

dapat mendeteksi serangan jantung lebih dini pada beberapa pasien.

Biasanya dokterakan melakukan pemeriksaan ECG sepanjang dan setelah

treadmill

Gambar

Chest X-rays, ultrasound, computerized tomography (CT) scana

dan magnetic resonance imaging (MRI) merupakan cara yang tidak invasif

untuk dokter memeriksa arteri pasien, apakah di arteri terdapat sumbatan

dan berapa banyak sumbatan yang menutup arteri. Semua test ini kadang-

kadang dapat menunjukkan pengerasan dan penyempitan serta arteri utama

yang lebih besar, sama baiknya seperti pada aneurisma dan simpanan

kalsium pada dinding arteri

Doppler Ultrasound

Alat ini digunakan untuk mengamati seluruh arteri di dalam tubuh

dan menentukan tekanan darah pada angka yang bervariasi pada lengan

dan kaki. Pemeriksaan ini dapat menolong untuk menentukan jumlah

sumbatan dan kecepatan aliran darah pada arteri.

MUGA / radionuclide angiograpy

Nuclear scan untuk melihat bagaimana dinding jantung bergerak

dan berapa banyak darah yang di paksa keluar setiap ketukan jantung

(heartbeat), ketika pasien dalam keadaan istirahat.

Thallium / myocardial perfusionscan

Pengamatan nuclear yang diberikan ketika pasien dalam keadaan

istirahat atau setelah latihan yang dapat mengungkap daerah dari otot

jantung yang tidak cukup mendapatkan suplai darah.

2.7 Treatment

21

Pengobatan yang spesifik ditentukan berdasarkan fisik anda :

Usia, kesehatan secara menyeluruh dan riwayat kesehatan.

Perluasan dari penyakit tersebut

Daerah yang mengalami sumbatan

Tanda-tanda dan gejala-gejala yang dialami pasien

Riwayat kesehatahan dan pengobatanan seseorang terkait dengan

sensivitasnya terhadap terapi&prosedur pengobatan yang pernah dialami

Arah yang di harapkan untuk penyakit ini ke depannya

Pendapat anda atau pilihan.

Pencegahan dan pengobatan dari pengendalian atherosklerosis dari faktor

resiko yang telah diketahui untuk penyakit tersebut.Didalamnya termasuk

pengobatan untuk hipertensi, hyperlipidemia, DM, dan kebiasaan merokok

Perubahan gaya hidup dapat meningkatkan kerja pembuluh arteri. Dokter

memiliki beberapa tipe pengobatan untuk memperlambat atau mengatasi pengaruh

arteriosklerosis dan atherosclerosis

2.7.1 Penatalaksanaan farmakologi

o Obat Penurun-kolesterol. Secara agresive dapat menurunkan sejumlah

low-density lipoprotein (LDL) – kolestrol “jahat” – yang dapat

memperlambat aliran darah, berhenti atau bahkan sebaliknya membentuk

plak. Obat ini mengandung statin dan fibrate dan diberikan dengan dosis

tertentu.

o Pengobatan anti-platelet. Aspirin merupakan salah satu contoh dari tipe

obat ini – digunakan untuk mengurangi kemungkinan penggumpalan

kepingan darah pada atherosklerosis, terbentuknya bekuan darah, dan

terjadinya sumbatan pada pembuluh darah.

o Antikoagulan. Seperti Heparin atau Warfarin ( Komadin ). Digunakan

untuk mengencerkan darah dan mencegah pembekuan untuk pembentukan

arteri dan aliran darah yang mengalami sumbatan.

o Vasodilatasi Otot pembuluh darah. Vasodilator seperti Prostaglandin,

dapat mencegah penebalan otot pada dinding arteri dan menghentikan

22

penyempitan arteri. Tapi efek dari obat ini kuat dan biasanya hanya

digunakan ketika obat lain tidak bekerja.

o Pengobatan lainnya. Dapat disarankan beberapa pengobatan untuk

mengontrol faktor resiko, seperti diabetes, tekanan darah tinggi dan level

homocysteine yang tinggi. Dapat juga disarankan obat spesifik untuk

gejala tertentu, seperti claudicasi yang intermittent.

2.7.2 Pengobatan herbal

Alpukat mengandung asam folat, asam pantotenat, niasin, vitamin B1,

vitamin B6, vitamin C, vitamin E, fosfor, zat besi, kalium, magnesium,

dan glutation, juga kaya akan serat dan asam lemak tak jenuh tunggal.

Kandungan ini yang mampu menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol

darah.

Kubis (brassica oleracea var. capitate) yang juga disebut kol, mengandung

air, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, tinamide, dan

betakaroten. Kubis juga mengandung senyawa sianohidroksibutena

(CHB), sulforafan, dan iberin yang merangsang pembentukan glutation.

Bawang merah (Cepae bulbus), mengandung senyawa flavonoid yang

bekerja sebagai antioksidan dan menurunkan kadar kolesterol, trigliserida,

dan gula darah. Bawang putih (Allii bulbus), bahan aktifnya s-allyl

cysteine, suatu komponen thioallyl yang mempunyai khasiat hipolipidemik

dan antitrombotik.

Jati belanda (Guezuma ulmifolia.lamk) bermanfaat menurunkan kadar

lemak dan kolesterol darah melalui kandungan lendir, tanin, dan

alkaloidnya. Ketiga zat itu meski memiliki mekanisme kerja yang berbeda,

saling menunjang dalam menurunkan kadar lemak dan kolesterol darah.

Dijelaskan oleh Djoko Hargono, pemerhati obat alami, bila digunakan

secara oral, kandungan lendir daun jati belanda akan mengembang di

dalam lambung. Hal ini akan menyebabkan tertekannya nafsu makan,

sehingga mengurangi gugus amino. Serat diet yang mengikat gugus amino

lebih efektif daripada kitin atau serat diet biasa. Serat ini memiliki gugus

amino yang bermuatan positif, sehingga dapat menyerap lemak dan

kolesterol yang umumnya bermuatan negatif.

23

Kunyit (Curcumae domesticae rhizoma) berkhasiat melancarkan darah dan

energi vital, menghilangkan sumbatan, sebagai peluruh kentut dan haid,

mempermudah persalinan, antibakteri, antiinflamasi, serta memperlancar

pengeluaran empedu ke usus.

Temulawak (Curcumae rhizoma) mempunyai aktivitas kolagoga

(memperlancar pengeluaran empedu ke usus).

Seledri (Apii graveolentis radix), akarnya mengandung asparagin,

pentosan, glutamin, tirosin, manit, zat pati, lendir, dan minyak atsiri.

Khasiatnya memacu enzim pencernaan dan peluruh kencing.

Angkak, sering disebut beras merah Cina, adalah sejenis cendawan

berwarna merah, bernama Latin Monascus purpureus. Angkak bisa

digunakan untuk membuat arak merah yang terbuat dari beras, sebagai

bahan pengawet makanan, dan untuk obat. Berdasarkan penelitian, angkak

mampu menurunkan kadar kolesterol darah.

Jika terdapat gejala yang akut, sumbatan akut yang mengancam kemampuan

otot dan jaringan kulit untuk berkontraksi atau salah satu organ sudah tidak dapat

berfungsi sempurna, mungkin dapat dilakukan pengobatan selanjutnya

Angioplasty. Procedur pada pengobatan ini yaitu dengan cara

memasukkan pipa ( catheter ) yang panjang dan tipis ke dalam arteri yang

tersumbat atau terhambat. Kemudian kawat dengan balon yang kempis

dimasukkan melalui catheter ke area yang terhambat tadi. Balon itu akan

mengembang, menekan plaque untuk melawan dinding arteri. Lubang pipa

( stent ) menyanggah arteri untuk membantu arteri tetap terbuka.

Embolectomy. Catheter dapat juga di gunakan untuk menangkap

gumpalan darah. Cara ini disebut Embolectomy.

Endarterectomy. Pada beberapa kasus mungkin di butuhkan operasi

pemindahan plak dari dinding arteri yang terhambat. Procedur pada

pengobatan ini ahli bedah membuat incisi , kemudian memindahkan plak

dan menutup arteri.

Pembedahan pembuluh darah. Dengan cara bypass dengan

mencangkokkan cabang salah satu pembuluh darah dari bagian tubuh yang

lain atau pipa yang terbuat dari serat sintetik.Cara ini akan mengalirkan

24

darah ke arteri yang tersumbat atau terhambat. Proses ini sangat sering di

gunakan untuk meningkatkan aliran darah ke kaki, tapi cara tersebut juga

dapat digunakan untuk menghambat perluasan atau kebocoran pada aortic

aneurysm.

Thrombolytic. Jika arteri tersumbat oleh adanya gumpalan darah, biasanya

diberi obat untuk melarutkan gumpalan ke dalam arteri sampai gumpalan

itu kembali normal.

Penggunaan Angiography. Dengan cara memasukkan catheter kecil ke

dalam arteri dan di celup, dan kemudian sumbatan tersebut di tolong

dengan sinar X.

2.8 Pencegahan

Mengontrol faktor resiko melalui pengubahan pola hidup dapat mencegah

atau memperlambat kemajuan dari penyakit ini diantaranya:

Banyaklah bergerak. Olah raga yang tepat dapat mengkondisikan otot

anda untuk menggunakan oksigen secara efisien. Aktivitas fisik juga dapat

meningkatkan sirkulasi dan perkembangan dari pembuluh darah kolateral

– pembuluh darah yang baru terbentuk secara alami (natural bypass)

diantara obstruksi, untuk suplai darah agar dapat mencapai daerah-daerah

perifer seperti lengan dan kaki.

Berhenti Merokok. Merokok memberikan kontribusi dan kerusakan dari

arteri. Berhenti merokok adalah hal yang paling terpenting yang dapat

mengurangi kemajuan dari sumbatan dan mengurangi resiko terhadap

komplikasi.

Asupan makanan sehat untuk mempertahankan berat ideal. Diet sehat

untuk jantung dapat menolong mengontrol berat badan, tekanan darah dan

tingkat kolesterol, yang mana kesemuanya memberikan kontribusi

terjadinya atherosklerosis.

Mengurangi stres dalam kehidupan atau belajar bagaimana

mengendalikannya. Mengurangi penyebab sters di rumah dan di tempat

kerja, jika mungkin. Atau belajar tehnik untuk mengatur stres, seperti

relaksasi otot dan bernapas dalam.

25

Menjaga kadar kolesterol, tekanan darah dan diabetes dibawah kontrol.

Konsultasi dengan dokter jika memerlukan bantuan untuk menjaga kadar

kolesterol, tekanan darah atau diabetes pada saat check up. Dokter akan

menuliskan resep obat baru atau memberikan saran treatment untuk

mengatasi gejala dari penyakit tersebut.

Perawatan kaki juga sangat esensial untuk mereka yang mengalami

atherosklerosis pada bagian perifer seperti pada kaki atau tangan. Gunakan

sepatu dengan ukuran yang tepat. Luka atau goresan membutuhkan perhatian

segera karena penurunan sirkulasi yang berarti bahwa jaringan disembuhkan

secara lebih perlahan. Jika tidak mendapatkan perlakuan pengobatan, bahkan

pada luka kecil di kulit bagian bawah dari kaki dapat memicu infeksi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

26

1. Atherosklerosis adalah suatu penyakit yang menyerang pembuluh darah

besar maupun kecil dan ditandai oleh kelainan fungsi endotelial, radang

vaskuler, dan pembentukan lipid, kolesterol, zat kapur, bekas luka

vaskuler di dalam dinding pembuluh intima.

2. Pembentukkan plaque secara perlahan di dalam dinding pembuluh arteri

menyebabkan penyempitan dan penmgerasan. Plaque terbentuk dari

lemak, kolesterol, kalsium, dan substansi lain yang ditemukan di darah. .

3. Atherosclerosis merupakan penyakit yang progresif dan dapat mulai sejak

usia anak-anak. Para ilmuan tidak mengetahui secara pasti penyebab

secara pasti dari atherosclerosis. Atherosklerosis dapat menyerang otak,

jantung, ginjal, lengan dan kaki.

4. Aterosklerosis biasanya tidak menimbulkan gejala sampai keadaan parah

atau arteri benar-benar tersumbat.

5. Aterosklerosis sering didiagnosis setelah anda mendiskripsikan gejala atau

komplikasi.

6. Tujuan dari pengobatan adalah untuk memperlambat atau bahkan

membalikkan keadaan aterosklerosis.

7. Pengobatan dapat meliputi membuat perubahan gaya hidup jangka

panjang, minum obat, dan menjalani operasi.

8. Mencegah aterosklerosis dimulai dengan mengetahui faktor risiko yang

dimiliki dan dengan melakukan tindakan untuk menurunkan factor risiko.