makalah antropologi
description
Transcript of makalah antropologi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada zaman modern ini dimana semua barang dan jasa dapat diakses
ataupun didapat dengan cepat dan mudah masih terdapat daera-daerah yang masih
jauh dari hal modernisasi tersebut.
Suatu daerah dimana masyarakat di daerah tersebut sulit untuk
mendapatkan barang maupun jasa. Juga pola pikir masyakat di daerah tersebut
yang cenderung mempercayai mitos dan takhayul. Khususnya di bidang kesehatan
mengenai obat-obatan yang menjadi tujuan makalah ini di buat.
1.2. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan yaitu sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi salah satu tugas dari dosen antropologi kesehatan yaitu
Dosen Dwiadi Cahya, SH., MH
2. Sebagai bahan pengetahuan untuk mengetahui bagaimana kondisi suatu
kampung yang terbelakang
1.3. Manfaat
Dalam penyusunan makalah ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak. Adapun manfaat penyusunan itu diantaranya :
1. Berfungsi sebagai literatur-literatur bagi pelajar yang ingin memperdalam
wawasan tentang kampung yang terbelakang
2. Para pembaca dapat mengetahui lebih dalam tentang kampung yang
terbelakang.
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Obat
Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan
untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan
rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok bagian badan manusia.
2.2 Pengertian Obat Tradisional
Pengertian Obat Tradisional berdasarkan Undang-undang No. 23 tahun
1992 adalah bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan galenik, atau campuran dari bahan tersebut yang secara
turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Adapun beberapa jenis Obat Tradisional adalah sebagai berikut :
1. Jamu ( Empirical Based Herbal Medicine )
Jamu adalah obat tradisional yang berisi seluruh bahan tanaman yang
menjadi penyusun jamu tersebut. Jamu disajikan secara tradisional dalam bentuk
seduhan, pil, atau cairan. Umumnya, obat tradisional ini dibuat dengan mengacu
pada resep peninggalan leluhur. Jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah
secara uji klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Selain adanya klaim khasiat
yang dibuktikan secara empiris, jamu juga harus memenuhi persyaratan keamanan
dan standar mutu.
2. Obat Herbal Terstandar ( Standarized Based Herbal Medicine )
Merupakan obat tradisional yang disajikan dari hasil ekstraksi atau
penyarian bahan alam, baik tanaman obat, hewan, maupun mineral. Dalam proses
pembuatannya, dibutuhkan peralatan yang tidak sederhana dan lebih mahal dari
jamu. Obat herbal terstandar umumnya ditunjang oleh pembuktian ilmiah berupa
2
penelitian praklinis. Penelitian ini meliputi standarisasi kandungan senyawa
berkhasiat dalam bahan penyusun, standarisasi pembuatan ekstrak yang higienis,
serta uji toksisitas akut maupun kronis.
3. Fitofarmaka ( Clinical Based Herbal Medicine )
Merupakan obat tradisional yang dapat disejajarkan dengan obat modern.
Proses pembuatannya telah terstandar ditunjang oleh bukti ilmiah sampai uji klinis
pada manusia. Karena itu, dalam pembuatannya diperlukan peralatan berteknologi
modern, tenaga ahli, dan biaya yang tidak sedikit.
Secara ringkas kesimpulan dari penjelasan di atas beserta logonya (logo biasanya
terletak di pembungkus, wadah, etiket, atau brosur Obat Tradisional tersebut)
masing-masing tabel di bawah ini adalah sebagai berikut :
3
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Daerah Yang Dikunjungi
Daerah yang menjadi objek penelitian kami adalah daerah yang berada di
daerah kaki gunung Papandayan, jaraknya sekitar 6 km dari puncak gunung
Papandayan. Daerah tersebut bernama Kp.Baru Kacang RT.05 RW.05 Desa
Karamatwangi Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut.
Jarak yang di tempuh dari pusat kota Garut menuju Kecamatan Cisurupan
adalah sekitar 18Km, kira-kira dapat di tempuh dalam waktu 1 jam dengan
menggunakan kendaraan umum ataupun kendaraan pribadi. Sedangkan jarak
pusat Kecamatan Cisurupan dengan kampung Baru Kacang sekitar 7KM.
Di daerah tersebut belum terdapat Puskesmas maupun PUSTU,tidak
terdapat supermarket maupun minimarket, tidak terdapat SMA/SMK/sederajat,
namun disana terdapat SMP Terbuka dan SD yang berjarak 3KM dari wilayah
tersebut, serta tidak terdapat pasar harian, dan untuk mendapatkan fasilitas
tersebut warga kampung Baru Kacang harus pergi ke pusat kecamatan yang
berjarak 7KM.
3.2 Akses Jalan
Untuk sampai di sana belum ada kendaraan umum, namun dapat ditempuh
dengan berjalan kaki atau menggunakan Ojek dengan tarif Rp.10.000,- . Kondisi
jalan untuk menempuh daerah tersebut bisa dikatakan rusak ringan, karena banyak
kerusakan-kerusakan yang di sebabkan oleh saluran air yang tidak baik. Serta
banyak nya kendaraan bermuatan berat yang melewati jalan tersebut untuk
mengangkut hasil pertanian dari daerah tersebut. Selain itu jalan tersebut
merupakan akses utama menuju kawasan wisata Kawah Papandayan.
4
3.3 Mata Pencaharian Warga
Mata pencaharian utama di daerah tersebut merupakan petani dan buruh
tani, mereka biasa menanam sayuran seperti kol, wortel, kentang, dan hasil
perkebuan seperti kopi. Hasil pertanian tersebut, biasanya di jual ke Pasar
Cisurupan yang ada di pusat kecamatan, dan sebagian dari hasil pertanian tersebut
di manfaatkan untuk mencukupi kebutuhan pangan sehari-hari. Adapula warga
yang bermatapencaharian sebagai tukang ojek dan pedagang di kawasan wisata
Kawah Papandayan. Untuk pasokan beras daerah tersebut, kebanyakan di beli dari
Pasar Cisurupan yang disuplay dari Kampung Ciela Kecamatan Cisurupan dan
berbagai daerah lain di Garut. Di daerah tersebut juga terdapat warga yang sudah
menjadi PNS, tetapi jumlah nya masih sedikit yaitu 4 orang PNS dari Pendidikan
dan 1 orang dari Kesehatan.
3.4 Perkembangan Daerah
Daerah tersebut perekonomiannya mulai berkembang pesat karena
dibukanya kawasan wisata kawah papandayan. Akses jalan mulai di perbaiki, dan
warga mulai membuka usaha warung kecil-kecilan. Daerah tersebut berkembang
mengikuti arus moderenisasi, yang dimana warga disana mengubah pola fikir
meraka dari tradisional menjadi moderen termasuk kepercayaan masyarakat
kepada tenaga kesehatan.
Contohnya dengan adanya Bidan Desa sebagian masyarakat tersebut lebih
mudah mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik meskipun ada sebagian
masyarakat yang lebih memilih Paraji Kampung untuk pertolongan pertama
persalinan.
Dari segi penggunaan obat-obatan, sebagian besar masyarakat sudah
mempercayai dokter ataupun obat warungan. Tetapi masih ada sebagian
masyarakat yang lebih memilih obat tradisional khususnya tanaman obat langsung
karena dianggap lebih murah dan mudah didapat.
5
3.5 Tanaman Obat Yang Ada di Daerah Tersebut
Pada bagian tanaman seperti yang tercantum di bawah ini dapat
dimanfaatkan sebagai obat. Bagian tanaman terdiri dari bagian daun, kulit batang,
buah, biji, bahkan pada bagian akarnya.
Daun
No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat
1 Seledri Mengobati tekanan darah tinggi
2 Belimbing Mengobati tekanan darah tinggi
3 Daun bayam Mengobati kurang darah
4 Kangkung Mengobati insomnia
5 Saga (Abrus precatorius) Mengobati batuk dan sariawan
6 Pepaya (Carica papaya L.) Mengobati demam dan disentri
7Pegagan (Cantella asiatica
Urban)
Mengobati sariawan dan bersifat astringensia
(mampu membasmi bakteri)
8Kumis kucing (Orthosiphon
stamineus Benth)Bersifat diuretik
9 Sirih (Chavica betle L.)Mengobati batuk, antiseptika (membunuh
mikroorganisme berbahaya), dan obat kumur
10Salam (Eugenia polyantha
Wight)Bersifat astringensia
11Jambu biji (Psidium guajava
L.)Mengobati mencret
12Sukun (Arthocarpus
communis)
Mengobati ginjal, jantung, liver, sakit
gigi,pencernaan, menurunkan kolesterol, asam
urat
13Katuk (Sauropus
androgynus)
Melancarkan ASI, menyembuhkan bisul,
demam, darah kotor, mencegah osteoporosis
Batang
6
No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat
1Brotawali (Tonospora rumphii
Boerl)
Mengobati demam, sakit kuning, obat
cacingan, kudis, dan diabetes
2Jeruk nipis (Citrus
aurantifolia)
Sebagai antiseptik, sehingga dapat dipakai
sebagai obat kumur
3 Delima (Punice granatum L.) Sebagai anti cacing pita (obat antelmentika)
Buah
No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat
1.Jeruk nipis (Citrus
aurantifolia)
Mengobati penyakit demam, batuk
kronis, kurang darah, menghentikan
kebiasaan merokok, menghilangkan bau badan,
menyegarkantubuh, dan memperlancar buang
air kecil
2.Cabai merah (Capsicum
annuum L.)
Obat gosok untuk penyakit rematik dan masuk
angin
3.Belimbing wuluh (Averrhoa
bilimbi)
Mengobati penyakit batuk, melegakan napas,
dan mencairkan dahak
4.Mengkudu (Morinda
citrifolia)
Mengobati penyakit radang usus, susah buang
air kecil, batuk, amandel,
difetri, lever, sariawan, tekanan darah tinggi,
dan sembelit
Akar
No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat
1. Pepaya (Carica papaya L.) Obat cacing
Umbi atau rimpang
No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat
7
1.Bangle (Zingiber
purpureum Roxb.)
Mengobati sakit kepala, susah buang air besar,
nyeri pada perut, sakit kuning, perut kembung,
dan melangsingkan tubuh
2.Jahe (Zingiber officinale
Rosc.)
Menghangatkan badan, mengobati
sakit pinggang, asma, muntah, dan nyeri otot
3.Kencur (Kaempferia
galanga L.)
Mengobati sakit kepala, obat batuk, melancarkan
keringat, dan mengeluarkan dahak
4.Kunyit (Curcuma domestica
Val.)
Mengobati diare, masuk angin, hepatitis, dan
kejang-kejang
5.Lengkuas (Languas
galanga L.Stunzt)
Mengobati panu, serta bersifat antifungi dan anti
bakteri
6.Temulawak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb.)
Mengatasi sembelit, memperbanyak ASI, dan
memperkuat sekresi empedu, asam urat,
kolesterol, kadar gula darah, maag, mencret
8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Masyarakat di Kampung Baru Kacang dalam segi hal kesehatan lebih
mempercayai tenaga kesehatan yang berada di desa tersebut meskipun ada
beberapa warga yang lebih memilih ke paraji untuk pertolongan pertama sebelum
ke bidan.
Dari segi obat-obatan sebagian besar masyarakat lebih memilih obat
warung atau apotek karena dianggap lebih murah dan efektif. Di daerah tersebut
kaya akan tanaman obat seperti kunyit, temulawak, daun katuk dan sebagainya.
Mata pencaharian masyarakat di daerah tersebut sebagian besar petani
sayuran dan tukang ojek.
4.2 Saran
Akses jalan ke daerah tersebut cukup rusak dikarenakan drainase yang
buruk maka dari itu kami menyarankan agar membangun saluran air yang baik.
Selain itu dari segi kesehatan lebih baik langsung ke tenaga kesehatan
yang terdekat karena untuk paraji hanya bertindak berdasarkan pengalaman.
9
DAFTAR PUSTAKA
Darmansyah, Adi dkk. 2004. Undang-Undang Kesehatan untuk SMF/SMKF
Kelas XI
Nurfaisyah. 2012.Jamu, Obat Herbal Terstandar, dan Fitofarmaka.
http://nurfaisyah.web.id/ Jamu-Obat-Herbal-Terstandar-
dan-Fitofarmaka (diakses tanggal: 28 Mei 2015)
Wikipedia. 2015.Tanaman Obat Keluarga (TOGA).
http://id.wikipedia.org/wiki/Tanaman_Obat_Keluarga
(diakses tanggal: 28 Mei 2015)
10