Makalah Angsuran
-
Upload
faridatulashriyah -
Category
Documents
-
view
1.007 -
download
11
Transcript of Makalah Angsuran
PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN SPESIALISASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA 2008
18
[ ] KELOMPOK 5
Angsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak
Disusun Oleh :Kelompok 7
KELAS 3J ADMINISTRASI PERPAJAKAN
MAKALAHPENAGIHAN PAJAK
18
[ ] KELOMPOK 5
BAB IDASAR HUKUM
DASAR HUKUM
1. Pasal 9 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang KUP2. Pasal 9 s.d 12 PMK no. 184/PMK.03/2007Tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran
dan Penyetoran Pajak ,Tempat Pembayaran Pajak, Tata Cara Pembayaran, Penyetoran,dan Pelaporan Pajak, Serta Tata Cara Pengangsuran Dan Penundaan Pembayaran Pajak.
3. Kep Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-325/PJ../2001 Tanggal 30 April 2001 j.o. PER DIRJEN 38/PJ/2008 Tentang Tata Cara Pemberian Angsuran Atau Penundaan Pembayaran Pajak
4. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-14/PJ.33/1998 Tentang Pembatalan SK Pemberian Angsuran Atau Penundaan Pembayaran Pajak Bagi Wajib Pajak Yang Mengajukan Keberatan/Banding.
18
[ ] KELOMPOK 5
BAB IIPENGANGSURAN DAN PENUNDAAN
PENGERTIAN
Pengangsuran :
pelunasan hutang pajak dengan cara menyerahkan sedikit demi sedikit atau pembayaran tidak sekaligus
Penundaan :
penangguhan atau mengundurkan untuk sementara waktu pelunasan hutang pajak
JENIS PAJAK YANG DAPAT DITUNDA/ DIANGSUR
1. Pajak yang masih harus dibayar dalam STP SKPKB SKPKBT Surat Keputusan Pembetulan Surat Keputusan Keberatan Putusan Banding Putusan PK
yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah2. PPh pasal 295.
SYARAT PENGAJUAN PERMOHONAN
1. Pengajuan permohonan secara tertulis dengan menggunakan formulir yang sudah ditentukan2. Satu permohonan untuk setiap STP, SKPKB, SKPKBT, SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan
Banding 3. Sebelum saat jatuh tempo dari STP / SKPKB / SKPKBT / SK Pembetulan / SK Keberatan /
Putusan Banding
18
[ ] KELOMPOK 5
Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan sesudah jatuh tempo apabila mengalami hal di luar kekuasaan Wajib Pajak, a.l:
Wajib Pajak dengan cukup bukti menerima STP, SKPKB dan SKPKBT sesudah tanggal jatuh tempo
Wajib Pajak dengan cukup bukti tidak dapat memenuhi batas waktu permohonan karena mengalami hal di luar kekuasaannya.
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAKKANTOR PELAYANAN PAJAK .................................
Kepada Yth.
Nomor : DIREKTUR JENDERAL PAJAK
Pokok : Permohonan U.P. KEPALA KANTOR PELAYANAN PAJAK
Mengatur pembayaran pajak ...................................................................
Menunda pembayaran pajak di -
........................................................
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : ..................................................... NPWP : .................................................................
Alamat : .....................................................
.....................................................
Bertindak selaku : Pengurus Kuasa
(Diisi bila pemohon adalah badan atau bila permohonan dilakukan oleh kuasanya dengan dilampiri surat)
menyatakan masih mempunyai utang pajak berdasarkan STP SKPKB SKPKBT
SK. Pembetulan
SK. Keberatan
Putusan Banding
PPh Pasal 29 Tahun ..............
18
[ ] KELOMPOK 5
sebagai berikut :JenisPajak
Tahun
Pajak
Nomor Ketetapan /Keputusan / Putusan / SPT
Tahunnan
Tanggal JatuhTempo Pembayaran
Jumlah Pajak yangMasih Harus Dibayar
(Rp)
Terhadap utang pajak tersebut di atas, saya mengajukan permohonan
mengangsur pembayaran pajak dengan :
Jumlah masa angsuran sebanyak : ................. kali
dan besarnya pembayaran tiap angsuran : Rp. ................................................
menunda pembayaran s/d tanggal ................................................
dengan alasan :
mengalami kesulitan likuiditas (posisi Kas, Bank dan Utang Piutang per tanggal ........................... terlampir)
mengalami kesulitan di luar kekuasaan (keterangan terlampir)
...................................................................................................................................................................
....
Memenuhi persyaratan sebagaimana tercantum dalam Pasal 2 ayat (2) Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor .......................................................................... tanggal .................................................................... saya bersedia memberikan jaminan berupa :
Bank garansi
Perhiasan, kendaraan bermotor (Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor), sertifikat tanah
Gadai dari barang bergerak lainnya
Penyerahan hak milik secara kepercayaan
Hipotik
Penanggungan utang oleh pihak ketiga
Sertifikat tanah
Sertifikat deposito
18
[ ] KELOMPOK 5
..............................., .......................................Pemohon,
( .................................................... )
18
[ ] KELOMPOK 5
JANGKA WAKTU PENGAJUAN
Permohonan Wajib Pajak harus diajukan secara tertulis paling lambat 15 (lima belas) hari sebelum saat jatuh tempo pembayaran utang pajak berakhir kecuali dalam hal Wajib Pajak mengalami keadaan di luar kekuasannya, dapat diajukan setelah batas waktu tersebut, disertai alasan dan jumlah pembayaran pajak yang dimohon diangsur atau ditunda dan dilampiri dengan bukti-bukti untuk menguatkan alasan permohonannya.( KEP 325/PJ /2001)
Permohonan Wajib Pajak harus diajukan secara tertulis paling lama 9 (sembilan) hari kerja sebelum saat jatuh tempo pembayaran ( PER 38/PJ /2008)
Jika WP mengajukan permohonan lebih dari ketentuan, maka harus memberikan jaminan berupa garansi bank sebesar utang pajak yang dapat dicairkan sesuai dengan jangka waktu pengangsuran penundaan.
Atas setiap permohonan Wajib Pajak, diberikan bukti penerimaan dengan menggunakan formulir yang telah ditetapkan
LAMPIRAN IIKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR : KEP-325/PJ/2001
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAKKANTOR PELAYANAN PAJAK .................................
TANDA TERIMA
Nama : .....................................................NPWP : .....................................................Alamat : .....................................................
.....................................................
Surat Permohonan Mengangsur Pembayaran Pajak / Surat Permohonan Menunda Pembayaran Pajak untuk :
STP No.: ...................................................................................
SKPKB No. : ...................................................................................
SKPKBT No. : ...................................................................................
SK. Pembetulan No. : ...................................................................................
18
[ ] KELOMPOK 5
SK. Keberatan No. : ...................................................................................
Putusan Banding No. : ...................................................................................
PPh Pasal 29 Tahun : ...................................................................................
..............................., .......................................
A.n. Kepala Kantor Pelayanan Pajak.............................................
....................................................NIP. .............................................
Beri tanda X pada yang sesuai.
18
[ ] KELOMPOK 5
ALASAN PERMOHONAN
Wajib Pajak mengalami kesulitan likuiditas Wajib Pajak mengalami keadaan di luar kekuasaan
BENTUK JAMINAN
Bentuk jaminan permohonan mengangsur atau menunda pembayaran pajak dapat berupa:
a. Bank Garansib. Perhiasanc. Gadai barang bergerak yang bisa dijadikan jaminan seperti surat efek, perhiasan, dsb.d. Penyerahan hak secara kepercayaan (fiduciaire eigendoms overdracht) yaitu semacam gadai
barang bergerak , tetapi barang itu tidak diserahkan kepada KPP, melainkan dapat terus dipakai atau disimpan oleh yang memberi gadai.
e. Hipotikf. Penanggungan utang oleh pihak ketiga
KEPUTUSAN ANGSURAN DAN PENUNDAAN
Kepala Kantor Pelayanan Pajak setelah mempertimbangkan alasan-alasan yang diajukan oleh Wajib Pajak), menerbitkan keputusan yang dapat berupa menerima seluruhnya, menerima sebagian atau menolak permohonan Wajib Pajak, dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari sejak permohonan diterima dengan lengkap (KEP 325/PJ /2001)
Kepala Kantor Pelayanan Pajak atas nama Dirjen Pajak menerbitkan keputusan dalam jangka waktu 7 hari kerja setelah tanggal diterimanya permohonan. (PER 38/ PJ/2008)
a. Surat Keputusan Angsuran Pembayaran Pajak dengan masa angsuran:
(1) paling lama 12 (dua belas) bulan sejak diterbitkannya keputusan tersebut, untuk permohonan pengangsuran pajak yang masih harus dibayar dalam STP, SKPKB, SKPKBT dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan atas Permohonan Pengurangan/Penghapusan Sanksi Administrasi, Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah
(2) paling lama sampai dengan bulan terakhir Tahun Pajak berikutnya, untuk permohonan angsuran PPh Pasal 29
dengan jumlah angsuran yang sama besarnya setiap bulan, dengan menggunakan formulir yang
18
[ ] KELOMPOK 5
telah ditetapkan
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK .................................
Nomor : ...............................................................................
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAKTENTANG
ANGSURAN PEMBAYARAN PAJAK
DIREKTUR JENDERAL PAJAK
Membaca : Surat Permohonan Mengangsur Pembayaran Pajak Nomor ......................................................... tanggal ...................................... yang diajukan oleh Wajib Pajak ............................................... NPWP ......................................................................................................................................
Menimbang : bahwa setelah diadakan penelitian ternyata alasan-alasan Wajib Pajak untuk mengangsur pembayaran pajak telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 541/KMK.04/2000 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran Dan Penyetoran Pajak, Tempat Pembayaran Pajak, Tata Cara Pembayaran, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak, Serta Tata Cara Pemberian Angsuran Atau Penundaan Pembayaran Pajak;
Mengingat : 1 Pasal 9 ayat (4) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terkahir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3984);
2. Pasal 9 ayat (1) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 541/KMK.04/2000 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran Dan Penyetoran Pajak, Tempat Pembayaran Pajak, Tata Cara Pembayaran, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak, Serta Tata Cara Pemberian Angsuran Atau
18
[ ] KELOMPOK 5
Penundaan Pembayaran Pajak;
M E M U T U S K A N : Menetapkan : Memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak :
N a m a : .....................................................................................................
N P W P : .....................................................................................................
A l a m a t : .....................................................................................................
untuk mengangsur pembayaran pajak atas utang pajak berdasarkan :
STP SKPKB SKPKBT SK. Pembetulan SK. Keberatan
Putusan Banding PPh Pasal 29 Tahun ..................
sebagai berikut :
JenisPajak
TahunPajak
Nomor Ketetapan /Keputusan / Putusan / SPT
Tahunnan
Tanggal JatuhTempo Pembayaran
Jumlah Pajak yangMasih Harus Dibayar (Rp)
dengan ketentuan sebagai berikut :
Angsuran ke Jumlah angsuran Jumlah bunga Tanggal Pembayaran
.................................. .................................. .................................. ..................................
.................................. .................................. .................................. ..................................
.................................. .................................. .................................. ..................................
.................................. .................................. ....................................................................
..............................., .......................................
A.N. DIREKTUR JENDERAL PAJAKKEPALA KANTOR PELAYANAN PAJAK
18
[ ] KELOMPOK 5
.............................................
....................................................NIP. .............................................
18
[ ] KELOMPOK 5
b.
Surat Keputusan Penundaan Pembayaran Pajak dengan masa penundaan:
(1)paling lama 12 (dua belas) bulan sejak diterbitkannya keputusan tersebut, untuk permohonan penundaan pajak yang masih harus dibayar dalam STP, SKPKB, SKPKBT dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan atas Permohonan Pengurangan/Peng-hapusan Sanksi Administrasi, Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah
(2)Paling lama 3 (tiga) bulan sejak akhir batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan, untuk pemohonan penundaan pembayaran PPh Pasal 29
dengan menggunakan formulir sebagaimana telahditetapkan
LAMPIRAN IVKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR : KEP-325/PJ/2001
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TANGGAL : 30 April 2001
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK .................................
Nomor : ...............................................................................
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAKTENTANG
PENUNDAAN PEMBAYARAN PAJAK
DIREKTUR JENDERAL PAJAK
Membaca : Surat Permohonan Mengangsur Pembayaran Pajak Nomor ......................................................... tanggal ...................................... yang diajukan oleh Wajib Pajak ............................................... NPWP ......................................................................................................................................
Menimbang : bahwa setelah diadakan penelitian ternyata alasan-alasan Wajib Pajak untuk menunda pembayaran pajak telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 541/KMK.04/2000 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran Dan Penyetoran Pajak, Tempat Pembayaran Pajak, Tata Cara Pembayaran, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak, Serta Tata Cara Pemberian Angsuran Atau Penundaan Pembayaran Pajak;
Mengingat : 1 Pasal 9 ayat (4) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum
18
[ ] KELOMPOK 5
dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terkahir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3984);
2. Pasal 9 ayat (1) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 541/KMK.04/2000 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran Dan Penyetoran Pajak, Tempat Pembayaran Pajak, Tata Cara Pembayaran, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak, Serta Tata Cara Pemberian Angsuran Atau Penundaan Pembayaran Pajak;
M E M U T U S K A N : Menetapkan : Memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak :
N a m a : .....................................................................................................
N P W P : .....................................................................................................
A l a m a t : .....................................................................................................
untuk mengangsur pembayaran pajak atas utang pajak berdasarkan :
STP SKPKB SKPKBT SK. Pembetulan SK. Keberatan
Putusan Banding PPh Pasal 29 Tahun ..................
sebagai berikut :
JenisPajak
TahunPajak
Nomor Ketetapan /Keputusan / Putusan / SPT
Tahunnan
Tanggal JatuhTempo Pembayaran
Jumlah Pajak yangMasih Harus Dibayar (Rp)
dengan ketentuan sebagai berikut :
sampai dengan tanggal ................................................................................................................
dengan dikenakan bunga sejumlah Rp. ........................................................................................
..............................., .......................................
A.N. DIREKTUR JENDERAL PAJAKKEPALA KANTOR PELAYANAN PAJAK
.............................................
18
[ ] KELOMPOK 5
....................................................NIP. .............................................
18
[ ] KELOMPOK 5
c.
Surat Keputusan Penolakan
Dalam hal permohonan Wajib Pajak ditolak, maka Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan Surat Keputusan Penolakan Angsuran atau Surat Keputusan Penolakan Penundaan Pembayaran Pajak dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan.
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK .................................
Nomor : ...............................................................................
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAKTENTANG
PENOLAKAN ATAS PERMOHONAN ANGSURAN/PENUNDAAN *) PEMBAYARAN PAJAK
DIREKTUR JENDERAL PAJAK
Membaca :Surat Permohonan Menunda/Mengangsur *) Pembayaran Pajak Nomor .......................................... tanggal ...................................... yang diajukan oleh Wajib Pajak ................................................... NPWP ...........................................................................................................................................
Menimbang :bahwa setelah diadakan penelitian ternyata alasan-alasan Wajib Pajak untuk mengangsur/menunda pembayaran pajak telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 541/KMK.04/2000 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran Dan Penyetoran Pajak, Tempat Pembayaran Pajak, Tata Cara Pembayaran, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak, Serta Tata Cara Pemberian Angsuran Atau Penundaan Pembayaran Pajak;
Mengingat :1 Pasal 9 ayat (4) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terkahir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3984);
2. Pasal 9 ayat (1) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 541/KMK.04/2000 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran Dan Penyetoran Pajak, Tempat Pembayaran Pajak, Tata Cara Pembayaran, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak, Serta Tata Cara Pemberian Angsuran Atau Penundaan Pembayaran Pajak;
M E M U T U S K A N :
18
[ ] KELOMPOK 5
Menetapkan :Menolak Permohonan Angsuran/Penundaan *) Pembayaran Pajak yang diajukan oleh
Wajib Pajak :N a m a : .....................................................................................................
N P W P : .....................................................................................................
A l a m a t : .....................................................................................................
untuk menolak permohonan angsuran/penundaan pembayaran pajak atas utang pajak berdasarkan : STP SKPKB SKPKBT SK. Pembetulan SK. Keberatan
Putusan Banding PPh Pasal 29 Tahun ..................
sebagai berikut :
JenisPajak
TahunPajak
Nomor Ketetapan /Keputusan / Putusan / SPT
Tahunnan
Tanggal JatuhTempo Pembayaran
Jumlah Pajak yangMasih Harus Dibayar (Rp)
dengan ketentuan sebagai berikut :
sampai dengan tanggal ................................................................................................................
dengan dikenakan bunga sejumlah Rp. ........................................................................................
..............................., .......................................
A.N. DIREKTUR JENDERAL PAJAKKEPALA KANTOR PELAYANAN PAJAK
.............................................
....................................................NIP. .............................................
*) Coret yang tidak perlu
18
[ ] KELOMPOK 5
JANGKA WAKTU TERLAMPAUI
Apabila setelah jangka waktu terlampaui dan Kepala Kantor Pelayanan tidak memberi suatu keputusan, permohonan Wajib Pajak dianggap diterima, dan Surat Keputusan Angsuran atau Penundaan harus diterbitkan paling lama 7 (tujuh) hari setelah jangka waktu tersebut berakhir. (KEP 325/PJ/2001)
Apabila setelah jangka waktu terlampaui dan Kepala Kantor Pelayanan tidak memberi suatu keputusan, permohonan disetujui sesuai dengan permohonan wajib pajak dan SK Persetujuan Angsuran atau Penundaan harus diterbitkan paling lama 5 hari kerja setelah jangka waktu 7 hari kerja tersebut berakhir. (PER 38/PJ/2008)
JIKA WP PUNYA KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK
Jika diterbitkan SKPLB dan atau SKPIB, pengembalian kelebihan pembayaran pajak dan atau pemberian imbalan bunga tersebut diperhitungkan terlebih dahulu dengan utang pajak.
Jika kelebihan pembayaran pajak tidak mencukupi untuk melunasi utang pajak, maka dasar perngangsuran/ penundaan adalah utang pajak setelah dikurangi dengan kelebihan pembayaran tersebut.
(Ps 7 (1) dan (2) PER 38/Pj/2008)
ANGSURAN DAN PENUNDAAN HANYA 1 KALI
Terhadap utang pajak yang telah diterbitkan surat keputusan angsuran atau penundaan pembayaran, tidak dapat lagi diajukan permohonan untuk mengangsur atau menunda pembayaran.
SANGSI BUNGA
Keputusan mengangsur atau menunda pembayaran pajak dapat berupa menerima seluruhnya , menerima sebagian atau menolak. Bagi Wajib Pajak yang surat permohonan mengangsur/ menunda pembayaran pajaknya disetujui seluruhnya atau sebagian oleh Kepala KPP, tetap dikenakan sanksi bunga sebesar 2% per bulan yang dihitung sejak jatuh tempo sampai saat pembayaran.
Bunga tidak dikenakan terhadap angsuran atau penundaan atas pembayaran STP (Ps.5 (5) PER 38/PJ/2008)
18
[ ] KELOMPOK 5
Dasar penghitungan bunga penagihan tidak termasuk bunga dan atau denda sebagaimana yang tercantum dalam STP/SKPKB/ SKPKBT/SK. Pembetulan /SK. Keberatan dan Banding / Pajak Banding. Bunga yang dihitung tersebut ditagih dengan STP :
Bagi Wajib Pajak yang mengangsur pembayaran pajak, STP dikeluarkan setiap tangggal jatuh tempo angsuran.
Bagi Wajib Pajak yang menunda pembayaran, STP dikeluarkan pada saat jatuh tempo pembayaran penundaan.
Untuk sementara STP atas bunga penagihan hanya diterbitkan apabila bunga penagihan berjumlah Rp 1000,00 (seribu rupiah ) atau lebih.
CONTOH KASUS
Wajib Pajak menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebesar Rp1.120.000,00 yang diterbitkan pada tanggal 2 Januari 2009 dengan batas akhir pelunasan tanggal 1 Februari 2009.
1. Apabila Wajib Pajak tersebut di atas diperbolehkan untuk mengangsur pembayaran pajak dalam jangka waktu 5 (lima) bulan dengan jumlah yang tetap sebesar Rp224.000,00. Sanksi administrasi berupa bunga untuk setiap angsuran dihitung sebagai berikut:
angsuran ke-1 : 2% x Rp1.120.000,00 = Rp22.400,00.
angsuran ke-2 : 2% x Rp896.000,00 = Rp17.920,00.
angsuran ke-3 : 2% x Rp672.000,00 = Rp13.440,00.
angsuran ke-4 : 2% x Rp448.000,00 = Rp8.960,00.
angsuran ke-5 : 2% x Rp224.000,00 = Rp4.480,00.
2. Dalam hal Wajib Pajak tersebut di atas diperbolehkan untuk menunda pembayaran pajak sampai dengan tanggal 30 Juni 2009, maka sanksi administrasi berupa bunga atas penundaan pembayaran Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar tersebut sebesar
5 x 2% x Rp1.120.000,00 = Rp112.000,00.
18
[ ] KELOMPOK 5
WAN PRESTATIE
Tindakan penagihan dengan surat paksa dapat dilakukan apabila Wajib Pajak yang telah mendapat keputusan Kepala KPP untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak, tidak melaksanakan keputusan tersebut (ingkar).
Ketentuan memperhitungkan bunga penagihan tetap harus diikuti Pasal 19 Undang-Undang KUP, yaitu bunga 2% per bulan .
18
[ ] KELOMPOK 5
BAB IIIKRITISI DAN SARAN
KRITISI 1
Pengangsuran PPh atas Revaluasi (KEP 519/PJ/2002) tidak dimuat bersama peraturan tata cara pengangsuran dan penundaan pembayaran pajak, sehingga seringkali pengangsuran PPh Revaluasi terlupakan, seakan-akan yang bisa diangsur hanya yang disebut pada PER 38/PJ/2008.
Padahal, dalam hal besarnya Pajak Penghasilan yang terutang lebih dari Rp. 2.000.000.000.000,- (dua triliun rupiah), Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pembayaran secara angsuran lebih dari 1 (satu) tahun hingga paling lama 5 (lima) tahun kepada Direktur Jenderal Pajak.
Besarnya angsuran ditetapkan secara prorata setiap tahun sesuai dengan lamanya masa angsuran yang diatur sebagai berikut:
PPh yang terutang Masa angsuran----------------------- -------------------Di atas Rp2.000.000.000.000,- s.d.
Rp4.000.000.000.000,- 2 (dua) tahun
Di atas Rp4.000.000.000.000,- s.d.Rp6.000.000.000.000,- 3 (dua) tahun
Di atas Rp6.000.000.000.000,- s.d.Rp8.000.000.000.000,- 4 (dua) tahun
Di atas Rp8.000.000.000.000,- s.d 5 (lima) tahun
KRITISI 2
WP yang mengajukan permohonan pengangsuran atau penundaan memberikan jaminan yang besarnya ditetapkan berdasarkan pertimbangan Kepala Kantor Pelayanan Pajak, kecuali apabila Kepala Kantor Pelayanan Pajak menganggap tidak perlu; terkesan subjektif. Tidak ada kriteria yang jelas tentang seperti apa kondisi yang membuat Kepala Kantor menganggap tidak perlu adanya jaminan.
SARAN:
Sebaiknya dibuat peraturan yang menentukan kriteria tentang perlu tidaknya jaminan apabila WP mengajukan angsuran/ penundaan.
18
[ ] KELOMPOK 5
KRITISI 3
Perubahan jangka waktu pengajuan keberatan dari 10 hari sebelum jatuh tempo pembayaran menjadi 9 hari kerja sebelum jatuh tempo pembayaran kami anggap sebagai sesuatu yang baik karena menggunakan satuan “hari kerja”, karena memang ukuran inilah yang seharusnya digunakan jika persyaratan batas waktu digunakan menjadi persyaratan formil.
KRITISI 4
Namun disisi lain, Jika WP mengajukan permohonan lebih dari ketentuan (lebih dari 9 hari kerja), maka WP tetap dapat mengajukan permohonan dengan cara harus memberikan jaminan berupa garansi bank sebesar utang pajak. Hal ini mengakibatkan tidak adanya kepastian hukum. Jangka waktu 9 hari kerja sebelum jatuh tempo hanya akan menjadi pelengkap peraturan saja jika ternyata lebih dari jangka waktu tersebut tetap dapat mengajukan permohonan.