Makalah anastesi EKG elektrokardiogram life threatening

download Makalah anastesi EKG elektrokardiogram life threatening

If you can't read please download the document

description

Kematian mendadak paling sering disebabkan oleh gangguan pada jantung. Kematian akibat gangguan pada jantung di Amerika serikat diperkirakan berkisar antara 200.000 sampai 450.000 setiap tahunnya (Fauci et al., 2008). Aritmia jantung berasal dari abnormalitas pembentukan impuls, konduksi, atau keduanya (Fauci et al., 2008). Berbagai aritmia jantung sering terjadi setelah serangan jantung merusak otot jantung. Ritme jantung yang abnormal bisa tidak berbahaya, artinya tidak dapat merusak. Tetapi sebaliknya, aritmia yang serius dapat berakhir pada kematian mendadak. Dalam irama jantung yang tidak normal, yang melambat biasanya dikenal dengan bradikardia/bradiaritmia. Sedangkan irama yang cepat sering disebut takikardia/takiaritmia. Aritmia yang signifikan biasanya terjadi pada orang dewasa yang lebih tua dengan penyakit arteri koroner ketika system listrik jantung terganggu. Aritmia yang serius umumnya ialah akibat dari penyakit arteri koroner yang merusak jantung (Herby, 2012). Elektrokardiogram (EKG) adalah alat untuk merekam aktivitas elektrik jantung. Kelainan-kelainan dalam aktivitas elektrik biasanya terjadi dengan serangan-serangan jantung. Selain melihat aktivitas elektrik, EKG juga dapat mengidentifikasi area-area dari otot jantung yang kekurangan oksigen dan/atau area-area dari otot yang telah mati (misal pada infark miokard) (Herby, 2012). Evaluasi yang cepat mengizinkan perawatan yang dini dari irama-irama abnormal yang secara potensial mengancam nyawa seperti ventricular fibrillation dan menentukan keputusan untuk dilakukannya terapi reperfusi pada infark miokard dengan prosedur-prosedur yang membuka sumbatan arteri-arteri koroner yang tersumbat/terhalangi. Lebih cepat aliran darah dikembalikan, lebih banyak otot jantung yang diselamatkan (Herby, 2012). Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan EKG sebagai tindakan awal agar dapat menentukan penatalaksanaan selanjutnya terutama jika gangguan yang terjadi dapat mengancam nyawa pasien.