Makalah Analisis 3

8
 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Probl em duni a pendi dikan terus menja di pemba hasan hangat yang masih selalu dicari solusinya oleh para pakar. Mulai dari kondisi peserta didik yang diselimuti degradasi moralitas serta mutunya yang masih tertinggal dibandingkan dengan Negara-negara lain, hingga system pendidikan yang seolah tidak memiliki kon sep yang jel as dan ter us mencari ben tuk sei ring den gan per gan tia n par a  pengemban kebijakan dunia pendidikan. 1 Kondisi riil yang memprihatinkan itu, menurut sebagian pemerhati dan  pakar pendidikan sebagai akibat dari lemahnya pijakan dunia pendidikan, bahkan mun gki n dun ia pad a umu mnya. Buk ti yan g pal ing nya ta ada lah ket ika dun ia  pend idikan yang dikat akan bermu tu sekali pun, hanya melahirkan insan encer otaknya, tapi memprihatinkan mental dan moralnya. Indikasi yang tampak vulgar di depan mata adalah kejahatan sistematik yang merusak sendi-sendi kehidupan  ju str u dil aku kan orang -orang pan dai yang koson g jiwany a dar i nil ai-nila i kebajikan. Singkatnya problem mendasar dari dunia pendidikan adalah krisis asas atau landasan yang seharusnya menjadi ruhnya. Dan ini tidak memperkecualikan institusi pendidikan Islam yang sebagiannya juga mengalami krisis identitas. Pendidikan karakter bukanlah sebuah proses menghafal materi soal ujian, dan teknik-teknik menjawabnya. Pendidikan karakter memerlukan pembiasaan. Pembiasaan untuk berbuat baik; pembiasaan untuk berlaku jujur, ksatria; malu  be rbuat cur ang ; mal u ber sik ap mal as; mal u membia rkan lingku nga n kot or. Kar akt er tid ak ter ben tuk secara ins tant tet api har us dil ati h secara seri us dan  proposionalagar mencapai bentuk serta kekuatan yang idial. 2 Pendidikan sebagai lembaga pendidikan formal turut bertanggung jawab dalam pembentukan karakter (character building ) generasi bangsa. Pentingnya  pendidikan karakter juga terlihat jelas dalam tujuan pendidikan nasional dimana 1 Suroso Abdussalam,S.Pd, M.Pd, Pengantar Penerbit,  Arah dan Asas Pendidikan Islam, Bekasi Barat: Sukses Publishing, 2011, hal. 5 2 DR. Adian Husaini,  Pendidikan Islam Membentuk Manusia Berkarakter dan Beradab, Depok, Komonitas NuuN, 2011, hal. 2

Transcript of Makalah Analisis 3

5/12/2018 Makalah Analisis 3 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-analisis-3 1/8

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Problem dunia pendidikan terus menjadi pembahasan hangat yang masih

selalu dicari solusinya oleh para pakar. Mulai dari kondisi peserta didik yang

diselimuti degradasi moralitas serta mutunya yang masih tertinggal dibandingkan

dengan Negara-negara lain, hingga system pendidikan yang seolah tidak memiliki

konsep yang jelas dan terus mencari bentuk seiring dengan pergantian para

 pengemban kebijakan dunia pendidikan.1

Kondisi riil yang memprihatinkan itu, menurut sebagian pemerhati dan

 pakar pendidikan sebagai akibat dari lemahnya pijakan dunia pendidikan, bahkan

mungkin dunia pada umumnya. Bukti yang paling nyata adalah ketika dunia

  pendidikan yang dikatakan bermutu sekalipun, hanya melahirkan insan encer 

otaknya, tapi memprihatinkan mental dan moralnya. Indikasi yang tampak vulgar 

di depan mata adalah kejahatan sistematik yang merusak sendi-sendi kehidupan

  justru dilakukan orang-orang pandai yang kosong jiwanya dari nilai-nilai

kebajikan. Singkatnya problem mendasar dari dunia pendidikan adalah krisis asas

atau landasan yang seharusnya menjadi ruhnya. Dan ini tidak memperkecualikan

institusi pendidikan Islam yang sebagiannya juga mengalami krisis identitas.

Pendidikan karakter bukanlah sebuah proses menghafal materi soal ujian,

dan teknik-teknik menjawabnya. Pendidikan karakter memerlukan pembiasaan.

Pembiasaan untuk berbuat baik; pembiasaan untuk berlaku jujur, ksatria; malu

  berbuat curang; malu bersikap malas; malu membiarkan lingkungan kotor.

Karakter tidak terbentuk secara instant tetapi harus dilatih secara serius dan proposionalagar mencapai bentuk serta kekuatan yang idial.2

Pendidikan sebagai lembaga pendidikan formal turut bertanggung jawab

dalam pembentukan karakter (character building ) generasi bangsa. Pentingnya

 pendidikan karakter juga terlihat jelas dalam tujuan pendidikan nasional dimana

1 Suroso Abdussalam,S.Pd, M.Pd, Pengantar Penerbit, Arah dan Asas Pendidikan Islam,

Bekasi Barat: Sukses Publishing, 2011, hal. 52

DR. Adian Husaini, Pendidikan Islam Membentuk Manusia Berkarakter dan Beradab,Depok, Komonitas NuuN, 2011, hal. 2

5/12/2018 Makalah Analisis 3 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-analisis-3 2/8

 

indikator utamanya adalah mewujudkan manusia yang beriman, bertaqwa dan

 berakhlak mulia (pasal 3 UU No. 20 Thn 2003 tentang Sisdiknas).

 Namun, selama ini oritentasi pendidikan kita lebih berorientasi pada aspek 

kognitif semata. Pendidikan dianggap berhasil dan favorit bilamana pendidikan

tersebut menghasilkan lulusan yang memperoleh angka atau nilai tinggi,

khususnya hasil akhir ujian nasional. Pendidikan pun menyibukkan dirinya

dengan berbagai program “Sukses UN”, mulai dari tambahan jam pelajaran,

kerjasama dengan lembaga kursus atau Bimbel, dan masih banyak lagi yang

lainya.

Sadar akan fenomena itu, pemerintah telah mencanangkan pendidikan

  budaya karakter bangsa (PBKB) yang menginginkan terbentuknya karakter 

 bangsa Indonesia yang dulunya selalu menjadi kebanggaan: ramah tamah, sopan

santun, gotong royong, dan sebagainya, yang kini nyaris hilang dalam kehidupan

  berbangsa dan bernegara. Akan tetapi, formulasi pendidikan karaktar yang

ditawarkan masih membutuhkan kajian yang mendalam, terutama relevansinya

dengan karakter daerah masing-masing.

Dalam perspektif Islam, hakikat pendidikan karakter adalah pendidikan

ruhaniyah atau pendidikan akhlak. Rujukan utama akhlak tersebut adalah

Alquran. Hal ini bisa dipahami dari pertanyaan sahabat yang pernah diajukan

kepada Siti A’isyah tentang akhlak Nabi Muhammad SAW, maka

A’isyah radhiyallahu ‘anha menjawab: kana khuluquhu Alquran, akhlaknya

adalah Alquran (HR. Abu Dawud dan Muslim).

Konsep pendidikan Islam yang bersumber dari al Qur’an dan al-Sunnah

melahirkan berbagai teori dan system pendidikan yang bersifat komprhensif,

intregralistik dan holistik.. pendidikan Islam bersifat komprehensif diartikanmeingkupi seluruh ranah pendidikan. Pendidikan bersifat integralistik diartikan

tidak mengenal dikhotomi antara ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan

agama. Pendidikan Islam bersifat holistik dalam pengertian meliputi seluruh aspek 

kehidupan dengan prinsip pendidikan seumur hidup (long life education) yang

dimulai sejak hidup dalam kandungan hingga berakhirnya kehidupan; min al-

mahdi ila al-lahdi.3 

3

Dr. H.A. Rahmat Rosyady, SH., MH., Pendidikan Islam dalam Perspektif Kebijakan Pendidikan Nasional , Bogor, Penerbit UIKA, 2011, hal. 1

5/12/2018 Makalah Analisis 3 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-analisis-3 3/8

 

B. Rumusan Masalah

Agar pembahasan lebih terarah, maka permasalahan pokok dalam makalah

ini akan dirumuskan yaitu:

1. Bagaimana Problem Pendidikan Islam?

2. Bagaimana Dasar Pendidikan Al-Qur’an?

3. Bagaiaman Relevansinya Terhadap Pendidikan Nasional?

C. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kepustakaan (library

research), yaitu penelitian yang mengumpulkan data dan informasi dengan

 bantuan bermacam-macam materi yang terdapat dalam kepustakaan (buku).4

Jenis penelitian ini untuk membedakan dengan penelitian lapangan (field 

research). Penelitian ini juga disebut penelitian kualitatif, oleh karena itu, metode

yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan menggunakan teknik penulisan

deskriptif. Hal ini dimaksudkan tidak untuk menguji hepotesis tertentu, tetapi

hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variable, gejala atau keadaan5

2. Sumber Data

Mengingat studi ini seluruhnya bersifat kepustakaan, maka sumbernyapun

 berupa sumber kepustakaan. Sumber tersebut antara lain:

a. Sumber Primer 

1. Rahmat, Rosyadi.A, Pendidikan Islam Dalam Perspektif Kebijakan Pendidikan

 Nasional , Penerbit UIKA, Bogor, 2011.

2. Abuddin, Nata,  Pendidikan Dalam Perspektif al-Qur’an, UIN Jakarta Press,

Jakarta, 2005.

 b. Data Sekunder 

1.

3. Teknik Penggalian Data

4

Suharsini Arikunto, Managemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta 1995, hal 332.5 Ibid, hal, 310.

5/12/2018 Makalah Analisis 3 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-analisis-3 4/8

 

Data yang diperlukan dalam studi kepustakaan ini digali dari sumbernya

melalui riset kepustakaan ( Library Research) yaitu mempelajari dan menelaah

secara mendalam kandungan karya dari Rahmat Rosyadi dan Abuddin Nata, yang

termuat dalam sumber primer. Di samping itu, peneliti juga mempelajari dan

menelaah buku-buku dan tulisan-tulisan serta karya ilmiah lainnya yang terkait

dengan pokok masalah yang diteliti. Kemudian data yang telah terhimpun dibahas

dan dianalisa.

4. Pengumpulan dan Analisa Data

Agar penelitian ini dapat terarah sistematis, maka penelitian ini dilakukan

melalui langkah kerja metodologis sebagai berikut:

a. Mengumpulakan data yang relevan dengan pemaknaan Pendidikan Berkarakter 

al-Qur’an dan Pendidikan Islam. Oleh karena itu buku acuan yang dijadikan

sumber penulisan bukan hanya terbatas pada tulisan Rahmat Rosyadi dan

Abuddin Nata saja, tetapi mencakup buku tentang pendidikan berkarakter al-

Qur’an dan pendidikan Islam secara umum menurut para ahli, dan juga buku-

 buku lainnya.

  b. Memproses data yang terkumpul untuk diklasifikasikan berdasar kesamaan

tema dan masalah, kemudian diberi tanda khusus untuk memudahkan

 pengeditan (editing), sekaligus disiapkan secara sistematis.

5/12/2018 Makalah Analisis 3 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-analisis-3 5/8

 

BAB II

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Pokok-Pokok Masalah

1. Problematika Pendidikan Islam

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pendidikan Nasional sudah

mencanangkan penerapan pendidikan karakter untuk semua tingkat pendidikan,

mulai dari SD sampai Perguruan Tinggi. Menurut Mendiknas, Prof. Muhammad

 Nuh, pembentukan karakter perlu dilakukan sejak usia dini. Jika karakter sudah

terbentuk sejak usia dini, kata mendiknas, maka tidak mudah untuk mengubah

karakter seseoarang. Ia juga berharap, pendidikan karakter dapat membangun

kepribadian bangsa. Mendiknasmengungkapakan hal ini saat berbicara pada

  pertemuan Pimpinan Pascasarjana Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

(LPTK) se-Indonesia di Auditorium Universitas Negeri Medan (Unimed), Sabtu

(15/4/2010)6

Munculnya gagasan progam pendidikan karakter di Indonesia dapat

dimaklumi. Sebab, selama ini dirasakan, proses pendidikan dirasakan belum

 berhasil membangun manusia Indonesia yang berkarakter. Bahkan, banyak yang

menyebut pendidikan telah gagal, karena banyak lulusan sekolah atau sarjana

yang piawai dalam menjawab soal ujian, berotak cerdas, namun mental dan

moralnya lemah.

Hal ini mengindikasikan bahwa, manusia dewasa sebagai “out put ” system

 pendidikan nasional belum sebagaimana yang diharapkan. Ini terjadi disebabkan

system pendidikan yang ditetapkan, kurikulum yang dirancang, system

 pembelajaran yang dilaksanakan dan tenaga pendidik atau kependidikan, berikut  para pengambil kebijakan pendidikan, terperangkap dalam arena dikotomi

 pendidikan, yakni antara pendidikan agama7 dan iptek berada di dalam lembah

yang berbeda. Bahkan realitanya, Iptek yang steril dari nilai aqidah,dirancang dan

diterapkan kepada anak didik, bahkan lebih banyak mendominasinya.

6 DR. Adian Husaini, Pendidikan Islam Membentuk Manusia Berkarakter dan Beradab,

Depok, Komonitas NuuN, 2011, hal. 377 Pendidikan agama yang dimaksud adalah agama Islam.

5/12/2018 Makalah Analisis 3 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-analisis-3 6/8

 

Dikotomi pendidikan sebagai wujud pemikiran sekularisme8 di dalam

dunia pendidikan telah melahirkan manusia dewasa yang cerdas otaknya, akan

tetapi kosong jiwanya; menguasai iptek akan tetapi lupa kepada Allah SWT yang

telah memberikan karunia itu; otak atau pemikiran menjadi penentu hokum selain

Allah SWT dan saat bersamaan membuang ke belakang (cuek) terhadap syariat

Islam; al-Qur’an dan as- Sunnah diletakkan dibelakang; hawa nafsu (syahwat dan

syubhat atau kerancuan di dalam beragama) menjadi sesuatu yang diberi angina

segar dan berkembang pesat serta akhlaq yang buruk telah menjadi pemandangan

umum sehari-hari.9

Padahal dalam masalah pendidikan, yakni pendidikan Islam Ahmad Tafsir 

mengatakan bahwa, pengertian pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang

 berdasarkan Islam. Islam adalah nama agama yang dibawa oleh nabi Muhammad

saw. Islam berisi seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu

dirumuskan berdasarkan dan bersumber pada al-Qur’an dan hadits serta akal. Jika

demikian, maka ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan

al-Qur’an, hadits dan akal. Penggunaan dasar ini haruslah berurutan: al-Qur’an

lebih dahulu; bila tidak ada atau tidak jelas di dalam al-Qur’an maka harus dicari

di dalam hadits; bila juga tidak jelas atau tidak ada dalam hadits barulah

digunakan akal (pemikiran), tetapi temuan akal tidak boleh bertentangan dengan

al-Qur’an dan atau hadits.10

Demikian pula Abuddin Nata juga mengatakan bahwa, pendidikan Islam

adalah pendidikan yang dalam pelaksanaannya berdasarkan pada ajaran Islam.

Karena ajaran Islam berdasarkan al-Qur’an, al-Sunnah, pendapat ulama serta

warisan sejarah, maka pendidikan Islam-pun mendasarkan diri pada al-Qur’an, al-

Sunnah, pendapat para ulama serta warisan sejarah tersebut.Dengan demikian, perbedaan pendidikan Islam dengan pendidikan

lainnya, ditentukan oleh adanya dasar ajaran Islam tersebut. Jika pendidikan

lainnya didasarkan pada pemikiran rasional yang sekuler dan impristik semata,

maka pendidikan Islam selain menggunakan pertimbangan rasional dan data

8 Pendidikan yang hanya berorientasi pada keduniaan atau kebendaan dan

mengesampingkan unsur Ilahiyah.9 Suroso Abdussalam,S.Pd, M.Pd, Pengantar Penerbit, Arah dan Asas Pendidikan Islam,

Bekasi Barat: Sukses Publishing, 2011, hal. 21-2310

DR. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung, RemajaRosdakarya, 1994, hal. 12

5/12/2018 Makalah Analisis 3 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-analisis-3 7/8

 

empiris juga berdasarkan pada al-Qur’an, al-Sunnah, pendapat para ulama dan

sejarah tersebut.11

2. Al-Qur’an Sebagai Dasar Pendidikan Islam

Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang telah diwahyukan-Nya kepada

nabi Muhammad bagi seluruh umat manusia. Al-Qur’an, merupakan petunjuk 

yang lengkap, pedoman bagi manusia yang meliputi seluruh aspek kehidupan

manusia dan bersifat universal. Keuniversalan ajarannya mencakup ilmu

 pengetahuan yang tinggi dan sekaligus merupakan mulia yang esensinya tidak 

dapat dimengerti, kecuali bagi orang yang berjiwa suci dan berakal cerdas.

Rujukan di atas memberikan kesimpulan yang jelas akan orientasi yang

dimuat dan dikembangkan al-Qur’an bagi kepentingan manusia dalam

melaksanakan amanat yang diberikan Allah SWT. Oleh karena itu, pelaksanaan

 pendidikan Islam harus senantiasa mengacu pada sumber yang termuat dalam al-

Qur’an. Dengan berpegang kepada nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur’an-

terutama dalam pelaksanaan pendidikan Islam- akan mampu mengarahkan dan

mengantarkan manusia bersifat dinamis-kreatif, serta mampu mencapai esensi

nilai-nilai ‘ubudiyah pada Khaliqnya. Dengan sikap ini, maka proses pendidikan

Islam akan senantiasa terarah dan mampu menciptakan dan mengantarkan out

  putnya sebagai manusia berkualitas dan bertanggungjawab terhadap semua

aktivitas yang dilakukannya. Hal ini dapat dilihat, bahwa hamper dua pertiga dari

ayat al-Qur’an mengandung nilai-nilai yang membudayakanmanusia dan

memotivasi manusia untuk mengembangkan lewat proses pendidikan.12

Selanjutnya karena pandangan hidup (teologi) seorang muslim

 berdasarkan pada al-Qur’an dan al-Sunnah, maka yang menjadi dasar pendidikanIslam adalah al-Qur’an dan al-Sunnah tersebut. Hal yang demikian dilakukan,

karena dalam teologi umat Islam, al-Qur’an dan al-Sunnah diyakini mengandung

kebenaran mutlak yang bersifat transendental, universal dan eternal (abadi),

11 Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA., Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an, Jakarta,

UIN Jakarta Press, 2005, hal. 1512

DR. Samsul Nizar, M.A, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam , Jakarta,Gaya Media Pratama,2001, hal.95-96

5/12/2018 Makalah Analisis 3 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-analisis-3 8/8

 

sehingga secara aqidah diyakini oleh pemeluknya akan selalu sesuai dengan fitrah

manusia, artinya memenuhi kebutuhan manusia kapan dan di mana saja.13

Muhammad dalam segala kesempatan selalu mendorong aktivitas belajar 

dengan mengedepankan perbuatan dan ucapannya, bi’amalih wa qaulih. Dengan

kesadaran bahwa dirinya diutus sebagai seorang “guru’, Muhammad mendidik 

umatnya melalui ketentuan yang telah digariskan al-Qur’an sebagai pedoman

umum pendidikan.

Al-Qur’an mengandung nilai-nilai yang membudayakan manusia sebagai

motivasi kependidikan bagi mereka. Al-Qur’an mengisyaratkan secara jelas

implikasi-implikasi kependidikan yang bergaya imperatif, motivatif dan persuasif 

sebagai system dan metode melaksanakan misi kependidikan. Implikasi

kependidikan yang terdapat di dalam al-Qur’an melahirkan asas-asas pendidikan

yang sifatnya integralistik. Dari salah satu asas pendidikan al-Qur’an, yang

disebut asas holistik ‘Syumul ’ dalam implementasinya memunculkan konsep

 pendidikan.14

13 Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA., Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an, Jakarta,

UIN Jakarta Press, 2005, hal. 50.14

Moh. Slamet Untung, MA, Menelusuri Metode Pendidikan ala Rasulullah, Semarang:Pustaka Rizki Putra, 2007, hal. 110.