Makalah Alvin

19
Tinjauan Pustaka Histoplasmosis Flavianus R.L.Wayan Mahasiswa Fakultas Kedokteran NIM. 10 2010 237 Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731 Email: [email protected] Pendahuluan Histoplasmosis ialah penyakit jamur sistemik yang disebabkan oleh jamur dimorfik bergantung suhu (thermally dimorphic) Histoplasma capuslatum sedangkan histoplasmosis Afrika disebabkan oleh Histoplasma duboisii. Histoplasmosis hidup dan tumbuh sangat baik pada suhu antara 22°-29°C, dengan kelembaban udara berkisar 67-87%. Manusia mendapat infeksi dengan cara terhirup spora jamur histoplasmosis. Tidak ditularkan dari manusia ke manusia lainnya maupun dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Di amerika serikat, H. capsulatum adalah penyebab paling banyak mikosis paru. Di beberapa Negara bagian, penyakit endemic, ditunjukkan dengan tes histoplasmin positif mencapai 80-90%. Infeksi dengan jamur ini telah dilaporkan dari banyak Negara. Di Indonesia telah mencatat ada 17 pasien histoplasmosis sejak tahun 1932 sampai dengan 1988. 1

description

a

Transcript of Makalah Alvin

Page 1: Makalah Alvin

Tinjauan Pustaka

Histoplasmosis

Flavianus R.L.Wayan

Mahasiswa Fakultas Kedokteran

NIM. 10 2010 237

Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510

Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731

Email: [email protected]

Pendahuluan

Histoplasmosis ialah penyakit jamur sistemik yang disebabkan oleh jamur dimorfik

bergantung suhu (thermally dimorphic) Histoplasma capuslatum sedangkan histoplasmosis

Afrika disebabkan oleh Histoplasma duboisii.

Histoplasmosis hidup dan tumbuh sangat baik pada suhu antara 22°-29°C, dengan

kelembaban udara berkisar 67-87%. Manusia mendapat infeksi dengan cara terhirup spora

jamur histoplasmosis. Tidak ditularkan dari manusia ke manusia lainnya maupun dari hewan

ke manusia atau sebaliknya. Di amerika serikat, H. capsulatum adalah penyebab paling

banyak mikosis paru. Di beberapa Negara bagian, penyakit endemic, ditunjukkan dengan tes

histoplasmin positif mencapai 80-90%. Infeksi dengan jamur ini telah dilaporkan dari banyak

Negara. Di Indonesia telah mencatat ada 17 pasien histoplasmosis sejak tahun 1932 sampai

dengan 1988.

Ada empat bentuk histoplasmosis manusia: histoplasmosis asimptomatik, infeksi paru

akut, histoplasmosis paru kronis, dan histoplasmosis diseminata progresif.

Anamnesis

Anamnesis adalah pengumpulan data status pasien yang didapat dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan keadaan pasien. Tujuan dari anamnesis

antara lain: mendapatkan keterangan sebanyak mungkin mengenai penyakit pasien,

membantu menegakkan diagnosa sementara dan diagnosa banding, serta membantu

1

Page 2: Makalah Alvin

menentukan penatalaksanaan selanjutnya. Wawancara yang baik seringkali sudah dapat

mengarah masalah pasien dengan diagnosa penyakit tertentu.

Jenis anamnesis yang dapat dilakukan ialah autoanamnesis dan alloanamnesis.

Autoanamnesis dapat dilakukan jika pasien masih berada dalam keadaan sadar. Sedangkan

bila pasien tidak sadar, maka dapat dilakukan alloanamnesis yang menyertakan kerabat

terdekatnya yang mengikuti perjalanan penyakitnya.1

1. Identitas Pasien

Menanyakan kepada pasien/ orang tua dari anak : Nama lengkap pasien, umur pasien,

tanggal lahir, jenis kelamin, agama, alamat, pendidikan dan pekerjaan ,suku bangsa.

2. Keluhan Utama

Menanyakan keluhan utama pasien yaitu : batuk, demam, dan sakit kepala yang

sering timbul sebulan minimal 2 kali.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

4. Riwayat Penyakit Dahulu

5. Riwayat Penyakit Dalam Keluarga

Jika data-data dari pasien sudah lengkap untuk anamnesis, maka dapat dilakukan

pemeriksaan fisik untuk menunjang anamnesis tadi.1

Adapun pertanyaan-pertanyaan yang mungkin bisa membantu dalam menegakkan diagnosis,

seperti, bagaimanakah lingkungan tempat tinggal pasien, dan sebagainya.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dimulai dengan melihat kesadaran pasien, apakah kompos mentis

(sadar sepenuhnya), Apatis (pasien tampak segan, acuh tak acuh terhadap lingkunganya),

Delirium (penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik, dan siklus tidur bangun yang

terganggu), Somnolen (keadaan mengantuk yang masih dapat pulih penuh bila dirangsang,

tetapi bila rangsang berhenti, pasien akan tertidur lagi), Sopor/stupor (keadaan mengantuk

yang dalam, pasien masih dapat dibangunkan tetapi dengan rangsangan yang kuat, rangsang

nyeri, tetapi pasien tidak terbangun sempurna dan tidak dapat memberikan jawaban verbal

yang baik). Dilanjtukan dengan TTV. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan torak.

Secara umum ada beberapa garis bayangan yang digunakan dalam pemeriksaan torak yaitu :

Garis midsternalis : garis yang ditarik dari garis tengah sternal ke bawah

Garis midclavikula : garis yang ditarik dari pertegahan clavikula ke bawah

Garis mid axillaries : Garis yang ditarik dari pertengahan axilla ke bawah

Garis mid spinalis : garris yang ditarik dari pertengahan spinal ke bawah

2

Page 3: Makalah Alvin

Garis mid scapula : Garis yang ditarik dari pertengahan scapula ke bawah

a. Inspeksi

Amati bentuk torak, kesimetrisan, keadaan kulit.

Laporkan bentuk torak anterior (normal, pigeon cgest, barrel chest) dan posterior

(mormal, kyposis, scoliosos, lordosis). Amati juga apabila ada retraksi sela iga.

Amati pernafasan pasien

frekuensi normal nafas yaitu 16–24x per-menit. Amati pola nafas (eupnea, apnea,

kusmaul, dsb)

Amati ada / tidak cianosis, batuk produktif atau kering.

b. Palpasi

Pemeriksaan taktil / vocal fremitus, membandingkan getaran dinding torak antara kanan

dan kiri, dengan cara menepelkan kedua telapak tangan pemeriksa pada punggung klien

dank lien diminta mengucapkan kata tujuh puluh tujuh, telapak tangan digeser ke bawah

dan bandingkan getarannya, normalnya getaran antara kanan da kiri teraba sama.

c. Perkusi

Menempelkan jari tengah pemeriksa pada intercosta klien dan mengetuk dengan jari

tangan yang satunya, normalnya suara dinding torak saat diperkusi adalah sonor.

Hipersonor menandakan adanya pemadatan jaringan paru atau prnimbunan cairan dalam

dinding torak ( pnemotorak )

d. Auskultasi

Mendengar suara nafas trakeal, vesikuler, bronkovesikuler dan memperhatikan apa ada

suara nafas tambahan atau tidak (whezzing, stridor, ronkhi kering, ronkhi basah dsb)1,2

Pemeriksaan penunjang

Radiologi

foto toraks dilakukan pada setiap kasus dimana dicurigai adanya kelainan di pleura,

parenkim atau mediastinum. Pada histoplasmosis dan TB, didapatkan infiltrate pada

bagian hilus paru seta pembesaran kelenjar hilus. Untuk itu diperlukan pemeriksaan

penunjang lain untuk mendapatkan kepastian diagnosis.

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien yang didapatkan adanya kelainan foto toraks

berupa infiltrate paru. Bahan klinik yang diperlukan untuk pemeriksaan laboratorium

mikologi tergantung pada organ yang terkena. Pada histoplasmosis paru dapat

dilakukan pemeriksaan sputum baik secara langsung dengan pulasan giemsa maupun

3

Page 4: Makalah Alvin

menanam sputum pada agar sabouraud dekstrosa (ASD). Bahan klinik lain yang dapat

digunakan pada histoplasmosis paru adalah bilasan bronkus, yang cara

pemeriksaannya sama dengan cara pemeriksaan sputum. Pada histoplasmosis

diseminata bahan klinik yang digunakan untuk pemeriksaan laboratorium adalah

darah, cairan otak, usap ulkus, kerokan kulit dan biopsy jaringan. Perlakuan terhadap

bahan klinik di atas sama dengan pemeriksaaan sputum yaitu diwarnai dengan

pulasan giemsa dan dibiak pada medium ASD. Pemeriksaan laboratorium mikologi

dilakukan dengan memeriksa secara langsung dan membiak specimen klinik yang

berasal dari pasien yang diduga terinfeksi., selain itu dapat dilakukan pemeriksaan

serologi untuk mendeteksi antigen dan antibody yang sangat membantu dalam

menegakkan diagnosis.

Pemeriksaan bahan biopsy juga dapat dilakukan dengan membuat sediaan tekan

jaringan dan memulasnya dengan giemsa atau HE. Bahan klinik yang paling sering

memberikan hasil positif baik pada pemeriksaan langsung maupun biakan adalah

biopsy sumsum tulang. Biakan darah juga memberikan hasil positif yang tinggi.

Pemeriksaan langsung dapat dilakukan dengan mewarnai bahan klinik dengan pulasan

giemsa, atau dengan memeriksa sediaan histopatologi yang dowarnai dengan HE, atau

GMS. Pada pemeriksaan langsung dengan pulasan Gimesa, dan pulasan HE, H.

capsulatum tampak sebagai sel ragi intraseluler yang dikelilingi oleh halo hialin yang

tidak terwarnai dan sitoplasma yang terpulas di dalam sel makrofag/monosit. Pada

biakan specimen klinik pada ASD yang diinkubasi pada suhu kamar jamur tumbuh

sebagai koloni filament/kapang dan membentuk mikrokonidia dan makrokonidia yang

penting sebagai pertanda identifikasi. Untuk menumbuhkan jamur dalam bentuk ragi,

inkubasi biakan dilakukan dalam suhu 37°C. pertumbuhan jamur H.capsulatum pada

biakan memerlukan waktu lama karena pertumbuhannya lambat. Biakan dinyatakan

negative setelah tidak ditemukan pertumbuhan dalam waktu enam minggu. Karena itu

hasil pemeriksaan langsung menjadi sangat penting. Bila pemeriksaan langsung

memberikan hasil positif maka pengobatan dapat segera dimulai.1,3

Skintest

Tes kulit mikologi berguna untuk kepentingan epidemiologi dari jamur tersebut1

Serologi

Deteksi antigen penting untuk membantu diagnosis pada histoplasmosis akut,

terutama pada penderita AIDS. Bahan klinik yang dapat digunakan adalah serum,

cairan otak, urin, dan bilasan bronkus. Urin merupakan bahan klinik yang paling

4

Page 5: Makalah Alvin

sering memberikan hasil positif, sedangkan BAL positif sering ditemukan pada

penderita AIDS.

Deteksi antibody berperan penting dalam menegakkan diagnosis histplasmosis.

Dengan menggunakan teknik imunodifusi, dapat dideteksi antigen M dan H. antigen

M dibentuk pada infeksi akut namun juga sering ditemukan pada infeksi kronik.

Antigen M dapat bertahan selama bertahun-tahun. Antigen H jarang ditemukan,

biasanya ditemukan bersama antigen M.

Tes mantoux

tes mantoux berguna untuk mendiagnosis pasien TB. Karena gejala TB mirip dengan

Histoplasmosis, tes ini dapat dipakai untuk memastikan diagnosis.3,4

Diagnosis Banding

TBC Paru anak

Penyakit tuberkulosis (TB) pada anak walaupun dikatakan merupakan “Self limited

disease” atau “Stable disease” sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan

masyarakat terutama di negara-negara berkembang. Indonesia merupakan negara dengan

proporsi TB tertinggi nomer 3 (tiga) setelah India (30%) dan Cina (15%) yaitu sebesar 10%.

Sedangkan prevalensi penyakit berkisar antara 1,2 – 2,5% (di Kab.Pati 1,9%).5

Penyakit mikrobakterium ini sering mengenai kelenjar limfe mediastinum pada anak-

anak. Infeksi kelenjar limfe tanpa disertai gejala paru yang signifikan lebih sering terjadi pada

tuberkulosis paru primer daripada reaktivasi prnyakit. Sebagai catatan, sebanyak 20% pasien

yang hasil kulturnya positif memiliki tes Mantoux kulit yang negatif selama fase awal

penyakit (bahkan pada tes kulit diberikan 250 unit tuberkulin). Diagnosis pasti dipastikan

dengan pemeriksaan histologis dan pemastian bakteriologik.5

Perbedaan TB anak dan dewasa:

a. TB anak lokasinya pada setiap bagian paru, sedangkan pada dewasa di daerah apeks

dan infra klavikuler

b. Terjadi pembesaran kelenjar limfe regional sedangkan pada dewasa tanpa pembesaran

kenlenjar limfe regional

c. Penyembuhan dengan perkapuran sedangkan pada dewasa dengan fibrosis

d. Lebih banyak terjadi penyebaran hematogen, pada dewasa jarang

Diagnosis TB anak :

a. Test Tuberkulin

5

Page 6: Makalah Alvin

Ada 2 macam tuberkulin yang dipakai yaitu Old tuberkulin dan Purified protein

derivate dengan cara Mantoux. Yaitu dengan menyuntikkan 0,1 ml tuberkulin PPD

intrakutan di volar lengan bawah.Reaksi dilihat 48 – 72 jam setelah penyuntikan. Uji

Tuberkulin positif menunjukkan adanya infeksi TB. Reaksi ini akan bertahan cukup

lama walaupun pasien sudah sembuh sehingga uji Tuberkulin tidak dapat digunakan

untuk memantau pengobatan.

b. Keadaan umum anak

Curiga adanya TB anak bila :

- Sering panas

- Sering batuk pilek (batuk kronis berulang)

- Nafsu makan menurun

- Berat badan tidak naik

c. Laboratorium hematologi

Tidak banyak membantu. Laju endap darah meninggi pada keadaan aktif dan kronik.

Pada stadium akut bisa terjadi lekositosis dengan sel polimorfonuklear yang

meningkat selanjutnya limfositosis. Gambaran hematologik dapat membantu

mengamati perjalanan penyakitnya. Gambaran darah yang normal tidak / belum dapat

menyingkirkan diagnosis tuberkulosis.

d. Foto Rontgen

Foto thoraks yang khas adalah :

- Fokus primer

- Limfadenitis pada trakhea

- Limfangitis

Foto thoraks yang jelas :

- TB milier

- Bronkhogenic Spread

Foto Rontgen thoraks tidak dapat digunakan sebagai alat diagnostik tunggal

e. Pemeriksaan bakteriologis

Merupakan diagnosis pasti bila ditemukan kuman basil tahan asam, tetapi sulit pada

bayi dan anak. Bahan pemeriksaan dapat diambil dari sputum (pada anak besar),

bilasan lambung pagi hari atau dari cairan lain : LCS, Cairan pleura, cairan pericard.

Pemeriksaan dapat dilakukan cara langsung, biakan dengan metode lama, radiometrik

(Bactec), PCR

f. Pemeriksaan histopatologi

6

Page 7: Makalah Alvin

Jarang dilakukan pada anak, dilakukan dengan biopsi misalnya dari kelenjar limfe

g. Pemeriksaan fungsi paru

Pada umumnya fungsi paru tak terganggu kecuali pada bronkhiektasis hebat.

Pemeriksaan ini perlu dilakukan pada TB anak yang memerlukan tindakan operatif.

h. Pemeriksaan terhadap sumber penularan

Dicari sumber infeksi baik dari keluarga maupun orang lain, dilakukan pemeriksaan

sputum, foto paru, pemeriksaan darah. Bila positif sebaiknya diisolasi untuk

mengurangi kontak dan dilakukan pengobatan.

i. Serologi : hasil kurang memuaskan dan masih kontroversi, hasil tergantung dari :

- Umur

- Status imunisasi

- Mycobacterium atypic

- Tidak dapat membedakan infeksi dan sakit

j. Interfedon γ

Problem utama dan penatalaksanaan TB anak adalah :

a. Diagnosis :

- Gejala klinik tidak specifik sehingga sering terjadi over / under diagnosis dan

over/under treatment

- Belum ada alat diagnostik yang pasti

- Infeksi TB atau sakit TB tidak ada alat diagnostik yang dapat membedakan

b. Kepatuhan berobat

- Banyak terjadi putus obat yang berakibat kegagalan pengobatan6

Tujuan pengobatan TB anak adalah :

- Menurunkan / membunuh kuman dengan cepat

- Sterilisasi kuman untuk mencegah relaps dengan jalan pengobatan

Fase intensif (2 bulan) : mengeradikasi kuman dengan 3 macam

obat : INH, Rifampisim dan PZA

Fase pemeliharaan (4 bulan) : akan memberikan efek sterilisasi untuk

mencegah terjadinya relap : menggunakan 2 macam obat : INH &

RIF

- Mencegah terjadinya resistensi kuman

Pencegahan Tuberkulosis Anak:

1. Perlindungan terhadap sumber penularan. Prioritas pengobatan sekarang ditujukan

terhadap orang dewasa. Akan tetapi seperti yang telah diterangkan sebelumnya bahwa

7

Page 8: Makalah Alvin

TB anak yang tidak mendapat pengobatan akhirnya menjadi TB dewasa dan akan

menjadi sumber penularan

2. Vaksinasi BCG

3. Khemoprofilaksis primer maupun sekunder

4. Pengobatan terhadap infeksi dan penemuan sumber penularan

5. Pencegahan terhadap menghebatnya penyakit dengan diagnosis dini

6. Penyuluhan dan pendidikan kesehatan6

Diagnosis Kerja

Histoplasmosis adalah penyakit jamur sistemik yang disebabkan oleh jamur dimorfik

bergantung suhu (thermally dimorphic) Histoplasma capsulatum sedangkan histoplasmosis

Afrika disebabkan oleh Histoplasma duboisii.

Epidemiologi

Di alam, Histoplasma capsulatum hidup sebagai saprofit di tanah yang banyak

mengandung nitrogen dengan konsentrasi tinggi. Misalnya tanah yang tercemar tinja ayam

atau burung. Unggas tidak terinfeksi namun paruh dan kakinya dapat membawa jamur

tersebut. Kontaminasi tanah oleh Histoplasma capsulatum dapat bertahan lama meskipun

kandang ayam tersebut telah bertahun-tahun tidak digunakan. Kelelawar dapat terinfeksi dan

menebarkan jamur melalui tinjanya. Di daerah Missisipi, infeksi biasanya terjadi pada usia

muda dan menjadi infeksi laten yang asimptomatis. Manifestasi klinis muncul, bila terjadi

gangguan system kekebalan. Hal itu dapat dilihat dengan jelas pada penderita yang terinfeksi

HIV dan tinggal di daerah endemis histoplasmosis. Pada penderita AIDS manifestasi klinis

terjadi karena reaktivasi infeksi lama maupun infeksi baru. Di daerah non endemis

manifestasi klinis sering disebabkan oleh reaktivasi.6

Etiologi

Histoplasmosis capsulatum

8

Page 9: Makalah Alvin

Bersifat dimorfik bergantung suhu. Pada suhu 35-37°C jamur membentuk koloni ragi

sedangkan pada suhu lebih rendah/ suhu kamar (25-30°C) membentuk koloni filamen

(kapang). Dalam bentuk koloni filamen kedua varietas tersebut tidak dapat dibedakan.

Sebagai koloni filamen, jamur membentuk mikrokonidia dan makrokonidia. Mikrokonidia

berukuran lebih kecil (2-6µm) dan karena ukurannya yang kecil mudah terhirup ke dalam

saluran napas. Mikrokonidia merupakan bentuk infektif Histoplasma capsulatum.

Makrokonidia berbentuk silindris atau bulat, berdinding tebal dengan tonjolan pada seluruh

permukaannya, berwarna kecoklatan dan berukuran 8-14µm. Makrokonidia berfungsi sebagai

pertanda morfologi dalam identifikasi jamur.7

Patologi dan Gejala Klinik

Infeksi terjadi karena inhalasi spora yang berasal dari koloni filamen yaitu

mikrokonidia. Di dalam tubuh, spora yang terhirup akan mengalami perubahan menjadi

bentuk ragi. H. capsulatum menyebabkan mikosis intraselular pada system monosit-

makrofag. Di dalam sel monosit atau makrofag jamur tersebut akan memperbanyak diri dan

menyebabkan penyebaran limfogen atau hematogen. Reaksi inflamasi terjadi dalam

pembentukan jaringan granulasi yang kemudian menjadi nekrotik dan akhirnya terbentuk

klasifikasi. Pada orang yang sehat gejala klinik yang timbul ringan mirip dengan influenza

biasa. Bila spora terhirup dalam jumlah besar maka dapat timbul kelainan yang meluas

seperti pada pasien imunokompromis.

Secara klinis histoplasmosis terbagi menjadi empat jenis, yaitu histoplasmosis

asimptomatik, histoplasmosis pulmoner akut, histoplasmosis pulmoner kronis, dan

histoplasmosis diseminata yang merupakan bentuk berat. Histoplasmosi asimptomatik

biasanya terjadi di daerah endemis. Sebanyak 50-85% orang yang tinggal di daerah endemis

pernah terinfeksi jamur tersebut. Bentuk simptomatik akut biasanya sembuh sendiri dan

gejala yang ditemukan biasanya batuk kering, demam, dan lesu. Sebanyak 5% penderita

mengalami eritema nodosum, sedangkan 5-10% mengalami mialgia dan atralgia/arthritis.

Gambaran radiologis paru memperlihatkan pneumonitis setempat yang dapat disertai

pembesaran nodus limfatikus hilus. Pada penderita gangguan imunitas selular seperti AIDS,

9

Page 10: Makalah Alvin

meskipun dapat ditemukan bentuk ringan sampai sedang sebagian besar (95%) ditemukan

sebagai bentuk diseminata dan gejalanya lebih berat disertai demam berkepanjangan, keringat

malam, dispnea dan hipoksemia. Keadaan tersebut dapat cepat berubah menjadi respiratory

distress syndrome, dan pada pemeriksaan radiologis paru ditemukan infiltrat difus pada kedua

paru.

Histoplasmosis kronik biasanya terjadi pada laki-laki dewasa yang mempunyai

kelainan paru obstruktif kronik. Gejalanya berupa lesu,demam, keringat malam, batuk kronik

dengan produksi sputum, hemoptisis, dispnea dan berat badan menurun. Pada pemeriksaan

radiologis paru terlihat kavitasi pada lobus atas dan fibrosis yang progresif pada bagian

bawah paru.

Histoplasmosis diseminata yang dapat berlangsung akut atau kronik sering terjadi

pada individu imunokompromis dan anak-anak. Pada pasien yang terinfeksi HIV biasanya

bentuk diseminata terjadi bila hitung CD4 kurang dari 150 μl. Ditemukan

hepatosplenomegali, limfadenopati, dan kelainan pada kulit dan membrane mukosa (ulkus).

Pada pasien terinfeksi HIV kelainan sistemik sering bermanifestasi sebagi kelainan kulit.

Penyebaran infeksi ke susunan saraf pusat, juga sering terjadi. Gambaran radiologis paru

terlihat infiltrat interstitial difus atau bentuk retikulonodular yang dengan cepat menjadi acute

respiratory distress syndrome.

Penatalaksanaan

Pengobatan histoplasmosis dibedakan antara pengobatan pada penderita

imunokompeten non AIDS dan pengobatan pada penderita AIDS. Pada kelompok non AIDS

pengobatan juga dibedakan antara histoplasmosis diseminata yang mengancam nyawa dan

bentuk yang lebih ringan. Pada bentuk diseminata pengobatan dimulai dengan pemberian

amfoterisin B secara intravena dengan dosis 0,7-1 mg/hari tiap hari selama 1-2 minggu. Dosis

total diberikan sebanyak 2500 mg untuk dewasa. Untuk anak disesuaikan dengan umur dan

berat badan. Kemudian diteruskan dengan itrakonazol 200-400 mg/hari sampai paling sedikit

6 bulan. Pada bentuk yang lebih ringan dapat diberikan itrakonazol 200-400 mg selama

paling sedikit 6 bulan. Pada histoplasmosis paru kronik dengan kavitas diperlukan

pengobatan selama lebih dari 1 tahun untuk mencegah kemungkinan relaps.

Pada penderita AIDS dengan histoplasmosis ringan sampai sedang dapat diberikan

itrakonazol 200 mg tiga kali/ hari untuk tiga hari pertama dilanjutkan dengan 2 x 200 mg

selama 12 minggu. Prinsip pengobatan histoplasmosis diseminata adalah pemberian terapi

induksi untuk mendapatkan perbaikan klinis diikuti terapi supresif untuk mencegah relaps.

10

Page 11: Makalah Alvin

Terapi induksi menggunakan amfoterisin B 0,5-1 mg/kgBB/hari selama 3 hari- 2 minggu

tergantung respons penderita. Kemudian diikuti terapi supresif dengan itrakonazol 400

mg/hari selama kurang lebih 3 bulan. 7,8

Preventif

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya Histoplasmosis

antara lain :

• Hindari tempat yang berkembangnya jamur, terutama daerah yang dipenuhi dari

ekskresi burung dan kelelawar

• Mengeluarkan atau membersihkan koloni kelelawar atau kandang burung dari

gedung ataupun perumahan.

• Melakukan desinfeksi pada daerah yang mengalami kontaminasi.

• Meminimalisir terbangnya debu yang kemungkinan terkontaminasi dengan spora

jamur dengan cara menyemprotkan dengan air daerah yang berpotensi sebagai

sumber penularan penyakit, seperti kandang ayam sebelum dibersihkan dilakukan

penyemprotan dengan air untuk menghindari terbangnya debu yang mengandung

spora jamur.

• Saat bekerja di tempat yang beresiko sebagai tempat penyebaran penyakit, pekrja

hendaknya menggunakan pakaian khusus dan menggunakan masker wajah yang

berfungsi untuk menyaring debu yang masuk saat bernafas, sebaiknya gunakan

masker dengan diameter kurang lebih 1 milimicron

Prognosis

Prognosis histoplasmosis tergantung kondisi penyakit pada saat diagnosis ditegakkan.

Diagnosis dini mempunyai prognosis lebih baik, namun diagnosis sering kali terlambat

ditegakkan karena secara klinis histoplasmosis memiliki gejala yang mirip dengan penyakit

lain. Pada histoplasmosis diseminata pemberian pengobatan yang tepat dengan induksi dan

terapi supresif untuk mencegah relaps memperbaiki prognosis.7,8

Ringkasan

Histoplasmosis adalah penyakit jamur sistemik yang terutama menyerang system

retikuloendotel. Penyebabnya ialah Histoplasma capsulatum. Histoplasmosis diseminata

adalah bentuk klinis yang paling berat dan sering fatal. Penyakit ini banyak ditemukan di

Amerika, dijumpai juga di negara-negara beriklim sedang dan tropis, termasuk Indonesia.

11

Page 12: Makalah Alvin

Gejala klinisnya tidak khas dan sering tersamar dengan penyakit lain, sehingga diagnosis

baru ditegakkan setelah penderita meninggal

Daftar Pustaka

1. Sudiono janti. Gangguan tumbuh kembang dentokraniofasial. Jakarta: EGC; 2009.

2. Diunduh dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3454/1/paru-

sukamto.pdf 2 Juli 2012

3. Prianto Juni, Tjahaya, Darwanto. Atlas parasitologi kedokteran. Jakarta: Gramedia;

2006. H 245.

4. Behrman, Kliegman, Arvin. Ilmu kesehatan anak nelson. Ed 15. Vol 2.Jakarta: EGC;

2000; H 1162-3.

5. Schwartz, M. William. Pedoman klinis pediatri. Jakarta: EGC; 2005. H 523

6. Diunduh dari rsud.patikab.go.id/?page=download&file= TBC .doc&id=6 29 Juni 2012.

7. Staf pengajar departemen parasitologi fkui. Buku ajar parasitologi kedokteran. Ed 4

Jakarta: Balai penerbit FKUI; 2008. 366-70.

8. Diunduh dari http://pats.atsjournals.org/content/7/3/169.full.pdf 28 Juni 2012.

12