Makalah Al Islam

14
M A K A L A H AL ISLAM III A Q I D A H Oleh : Arta Nurkhalida (20131334028) JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA 2014

description

Agama Islam

Transcript of Makalah Al Islam

  • M A K A L A H AL ISLAM III

    A Q I D A H

    Oleh :

    Arta Nurkhalida (20131334028)

    JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

    2014

  • i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya

    maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul

    AQIDAH.

    Penulisan makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata

    kuliah Al- Islam III Universitas Muhammadiyah Surabaya.

    Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan

    baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang

    penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis

    harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

    Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

    tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah

    ini.

    Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang

    setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan

    semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal Alamiin.

    Penulis,

    Desember 2014

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Manusia merupakan makhluk yang sangat rentang digoda oleh setan. Oleh

    karena itu, manusia harus memiliki sesuatu yang dapat menjadi pegangan dalam

    hidupnya. Jawabannya ialah aqidah. Aqidah baik sangatlah diperlukan dalam

    kehidupan agar kehidupan tidak berjalan seperti layaknya kehidupan dijaman

    jahiliyah.

    Dasar pendidikan akhlak bagi seorang muslim adalah aqidah yang benar

    terhadap alam dan kehidupan, karena akhlak tersarikan dari aqidah dan pancaran

    dirinya. Oleh karena itu, jika seseorang beraqidah dengan benar, niscaya akhlaknya

    pun akan benar, baik dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika aqidah salah dan

    melenceng maka akhlaknya pun akan tidak benar. Aqidah seseorang akan benar

    dan lurus jika kepercayaan dan keyakinannya terhadap Allah juga lurus dan benar

    1.2 Rumusan Masalah

    1. Apakah pengertian dan hakikat aqidah?

    2. Bagaimana pembagian aqidah menurut islam?

    3. Apa saja bahaya penyimpangan aqidah?

    4. Bagaimana kiat-kiat dalam memelihara aqidah?

    5. Bagaimana implementasi aqidah dalam kehidupan sehari-hari?

    1.3 Tujuan Makalah

    1. Menjelaskan pengertian dan hakikat aqidah.

    2. Menjelaskan pembagian aqidah menurut islam.

    3. Menjelaskan bahaya penyimpangan aqidah.

    4. Menjelaskan kiat-kiat apa saja yang harus dilakukan dalam memelihara aqidah.

    5. Menjabarkan implementasi aqidah dalam kehidupan sehari-hari.

  • 2

    BAB II

    PEMBAHASAN

    Aqidah merupakan sumber persepsi dan pemikiran. Aqidah juga merupakan

    asas keterikatan dan persatuan, asas hukum dan syariat, dan merupakan sumber

    keutamaan dan akhlaq. Aqidahlah yang telah mencetak para pahlawan (pejuang) di

    medan jihad dan untuk mencari syahid.

    2.1 Pengertian dan Hakikat Aqidah

    A. Pengertian aqidah

    Menurut bahasa (etimology), aqidah berasal dari perkataan bahasa

    Arab yaitu -kata dasar al-aqd yaitu al-Rabith (ikatan), al

    Ibram (pengesahan), al-Ahkam (penguatan), al-Tawuts(menjadi kokoh,

    kuat), al-syadd bi quwwah (pengikatan dengan kuat), dan al-Itsbat

    (penetapan). Sedangkan menurut istilah (terminologi), aqidah berarti

    perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram

    karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang

    tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan, atau dapat juga diartikan

    sebagai iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun

    bagi orang yang meyakininya serta tidak mudah terurai oleh pengaruh mana

    pun baik dari dalam atau dari luar diri seseorang. Jadi, aqidah artinya

    ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan.

    Pengertian aqidah dalam agama islam berkaitan dengan keyakinan

    bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada

    Rasul. Dalam pengertian lengkapnya, aqidah adalah suatu kepercayaan dan

    keyakinan yang menyatakan bahwa Allah SWT itu adalah Tuhan Yang

    Maha Esa, Ia tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tidak ada

    sesuatupun yang menyerupaiNya. Keyakinan terhadap keesaan Allah SWT

    disebut jugaTauhid, dari kata Wahhada-Yuwahidu, yang artinya

    mengesakan. Jadi kesimpulannya, apa yang telah menjadi ketetapan hati

    seorang secara pasti adalah aqidah, baik itu benar atau pun salah.

  • 3

    Aqidah menurut hasan al-Banna adalah beberapa perkara yang wajib

    diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa yang

    tidak bercampur sedikit dengan keraguan-raguan. Adapun aqidah menurut

    Abu Bakar Jabir al-Jazairy adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima

    secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran

    itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini keshahihan dan

    keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan

    dengan kebenaran itu.

    B. Hakikat aqidah dan iman

    Dalam menjelaskan definisi aqidah ada disebut perkataan

    kepercayaan atau keimanan. Ini disebabkan Iman merupakan unsur utama

    kepada aqidah. Iman ialah perkataan Arab yang berarti percaya yang

    merangkumi ikrar (pengakuan) dengan lidah, membenarkan dengan hati dan

    mempraktikkan dengan perbuatan. Ini adalah berdasarkan sebuah hadis

    yang artinya:

    Iman itu ialah mengaku dengan lidah, membenarkan di dalam hati dan

    beramal dengan anggota.(al-Hadis)

    Walaupun iman itu merupakan peranan hati yang tidak diketahui

    oleh orang lain selain dari dirinya sendiri dan Allah SWT, namun dapat

    diketahui oleh orang melalui bukti-bukti amalan. Iman tidak pernah

    berkompromi atau bersekongkol dengan kejahatan dan maksiat. Sebaliknya,

    iman yang mantap di dada merupakan pendorong ke arah kerja-kerja yang

    sesuai dan secucuk dengan kehendak dan tuntutan iman itu sendiri.

  • 4

    2.2 Pembagian Aqidah

    Walaupun masalah qadha dan qadar menjadi ajang perselisihan di

    kalangan umat Islam, tetapi Allah telah membukakan hati para hambaNya yang

    beriman, yaitu para Salaf Shalih yang mereka itu senantiasa rnenempuh jaian

    kebenaran dafam pemaharnan dan pendapat. Menurut mereka qadha dan qadar

    adaiah termasuk rububiyah Allah atas makhlukNya. Maka masalah ini termasuk ke

    dalam salah satu di antara tiga macam tauhid menurut pembagian ulama:

    Pertama: Tauhid AI-Ufuhiyyah, ialah mengesakan Allah dalam ibadah, yakni

    beribadah hanya kepada Allah dan karenaNya semata.

    Kedua: Tauhid Ar-Rububiyyah, ialah rneng esakan Allah dalam perbuatanNya,

    yakni mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah yang Mencipta, menguasai dan

    mengatur alam semesta ini.

    Ketiga: Tauhid Al-Asma was-Sifat, ialah mengesakan Allah dalam asma dan

    sifatNya. Artinya mengimani bahwa tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah

    Subhanahu wa Taa(a. dafam dzat, asma maupun sifat.

    Iman kepada qadar adaiah termasuk tauhid ar-rububiyah. oleh karena itu Imam

    Ahmad berkata: Qadar adafah kekuasaan Allah. Karena, tak syak lagi, qadar

    (takdir) termasuk qudrat dan kekuasaanNya yang menyeluruh. Di samping itu,

    qadar adalah rahasia Allah yang tersembunyi, tak ada seorangpun yang dapat

    mengetahui kecuali Dia, tertulis pada Lauh Mahfuzh dan tak ada seorarangpun

    yang dapat melihatnya. Kita tidak tahu takdir baik atau buruk yang telah ditentukan

    untuk kita maupun untuk makhluk lainnya, kecua!i setelah terjadi atau berdasarkan

    nash yang benar

    Tauhid itu ada tiga macam, seperti yang tersebut di atas dan tidak ada istitah

    Tauhid Mulkiyah ataupun Tauhid Hakimiyah karera istilah ini adalah istilah yang

    baru. Apabiia yang dimaksud dengan Hakimiyah itu adalah kekuasaan Allah Azza

    wa Jalla, maka hal ini sudah masuk ke dalam kandungan Tauhid Rububiyah.

    Apabila yang dikehendaki dengan hal ini adalah pelaksanaan hukum Allah di muka

    bumi, maka hal ini sudah masuk ke dalam Tauhid Uluhiyah, karena hukum itu

    milik Allah Subhanahu wa Taata dan tidak boleh kita beribadah melainkan hanya

  • 5

    kepada Allah semata. Lihatlah firman Allah pada surat Yusuf ayat 40. [Al-Ustadz

    Yazid Bin Abdu! Qadir Jawas]

    2.3 Bahaya Penyimpangan Aqidah

    Penyimpangan pada aqidah yang dialami oleh seseorang berakibat fatal

    dafam seluruh kehidupannya, bukan saja di dunia tetapi berlanjut sebagai

    kesengsaraan yang tidak berkesudahan di akherat kefak. Dia akan berjafan tanpa

    arah yang jelas dan penuh dengan keraguan dan menjadi pribadi yang sakit

    personatiti. Biasanya penyimpangan itu disebabkan oleh sejumlah faktor

    diantaranya :

    1. Tidak menguasainya pemahaman aqidah yang benar karena kurangnya

    pengertian dan perhatian. Akibatnya berpaling dan tidak jarang menyalahi

    bahkan menentang aqidah yang benar.

    2. Fanatik kepada peninggalan adat dan keturunan. lCarena itu dia menolak

    aqidah yang benar. Seperti firman Allah SWT tentang ummat terdahulu yang

    keberatan menerima aqidah yang dibawa oleh para Nabi dalar~ Surat AI-

    Baqarah 170 yang artinya : Dan apabila dikatakan kepada mereka, lkutlah

    apa yang telah diturunkan Allah, mereka menjawab: (Tidak), tetapi kami

    hanya mengikuti apa yang tetah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang

    kami. (Apabila mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang

    mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk

    3. Taklid buta kepada perkataan tokoh-tokoh yang dihormati tanpa melalui

    seleksi yang tepat sesuai dengan argumen A!-Quran dan Sunnah. Sehingga

    apabila tokoh panutannya sesat, maka ia ikut tersesat.

    4. Berlebihan (ekstrim) dalam mencintai dan mengangkat para wali dan orang

    shofeh yang sudah meningga! dunia, sehingga menempatkan mereka setara

    dengan Tuhan, atau dapat berbuat seperti perbuatan Tuhan. Ha! itu karena

    menganggap mereka sebagai penengahlarbiter antara dia dengan Allah.

    Kuburan-kuburan mereka dijadikan tempat meminta, bernadzar dan berbagai

    ibadah yang seharusnya hanya ditujukan kepada Allah. Demikian itu pernah

  • 6

    dilakukan oleh kaumnya Nabi Nuh AS ketika mereka mengagungkan

    kuburan para sholihin. Lihat Surah Nuh 23 yang artinya : Dan jangan pula

    sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan) toUadd, dan jangan pula Suwa

    ; Yaghuts, Yauq dan IVasr.

    5. Lengah dan acuh tak acuh dalam mengkaji ajara Islam disebabkan silau

    terhadap peradaban Barat yang materialistik itu. Tak jarang mengagungkan

    para pemikir dan ilmuwan Barat serta hasil teknologi yang telah dicapainya

    sekaligus menerima tingkah laku dan kebudayaan mereka.

    6. Pendidikan di dalam rumah tangga, banyak yang tidak berdasar ajaran Islam,

    sehingga anak tumbuh tidak mengenal aqidah Islam. Padahal Nabi

    Muhammad SAW telah memperingatkan yang artinya : Setiap anak

    terlahirkan berdasarkan hthrahnya, maka kedua orang tuanya yang

    meyahudikannya, menashranikannya, atau memajusikannya (HR: Bukhari).

    Apabila anak terlepas dari bimbingan orang tua, maka anak akan dipengaruhi

    oleh acara l program televisi yang menyimpang, lingkungannya, dan lain

    sebagainya.

    7. Peranan pendidikan resmi tidak memberikan porsi yang cukup dalam

    pembinaan keagamaan seseorang. Bayangkan, apa yang bisa diperoleh dari 2

    jam seminggu dalam pelajaran agama, itupun dengan informasi yang kering.

    Ditambah lagi mass media baik cetak maupun elektronik banyak tidak

    mendidik kearah aqidah bahkan mendistorsinya secara besar-besaran.

    Tidak ada jalan lain untuk menghindar bahkan menyingkirkan pengaruh

    negatif dari ha!-ha! yang disebut diatas adalah mendalami, memahami dan

    mengaplikasikan Aqidah Islamiyah yang shahih agar hidup kita yang sekali dapat

    berjalan sesuai kehendak Sang Khalik demi kebahagiaan clunia dan akherat kita,

    Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nisa 69 yang artinya : Dan barangsiapa

    yang mentaati Allah dan Rasu!-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan

    orang-orang yang dianugerahi nimat Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiqin,

    orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman

    yang sebaik-baiknya.

  • 7

    Dan juga dalam Surah An-Nahl 97 yang artinya : Barangsiapa yang

    mengerjakan amal shaleh baik laki-Jaki maupun perempuan, dalam keadaan

    beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik

    dan sesungguhnya akan karrri beri balasan kepada mereka dengan pahala yang

    lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

    2.4 Kiat- Kiat Pemeliharaan Aqidah

    Menambah atau memperdalam ilmu

    Ialah ilmu tauhid itu sendiri secara keseluruhan. Bila anda telah menguasai

    ilmu aqidah islam secara benar, maka akan menjadikan anda orang

    jujur,disiplin dan sopan. Secara umum akan menjadikan anda kepribadian

    yang baik.

    Membiasakan Amal Shahih

    Ilmu aqidah yang telah anda kuasai itu wujudkan lah dalam bentuk tindakan

    nyata dalam kehidupan sehari-hari yang dalam kacamata islam disebut amal

    saleh ,baik amal saleh dalam bentuk ibadah mahdah maupun amal saleh

    dalam bentuk gharum mahdhah.

    Membiasakan Berjihad

    Firman Allah dalam Q.S 37: 10-11 yang terjemahanya sebagai berikut :

    Hai orang-orang yang beriman, suka kah kamu Aku tunjukan suatu

    perniaagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang

    pedih?(yaitu)kamu beriman kepada Allah dan Rasul- Nya dan berjihad di

    jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itu lah yang lebih bail dari kamu jika

    kamau mengetahuinya

    Berserah diri kepada Allah

    Meskipun anda telah berjihad sepanjang hari dalam kehidupan ini, ada lagi

    langkah yang harus anda tempuh, yaitu jangan lupa berserah diri kepada

    Allah, sebab tidak akan terjadi segala sesuatu diatas bumi ini kecuali atas

    izin Allah.

  • 8

    Selalu mencari keridaan Allah

    Bila anda ingin meraih rida Allah dalam hidup ini maka lakukan semua

    aktifitas yang sesuai dengan koridor yang ditetapkan Allah, yang dijelaskan

    dan di contohkan RasulNya. Tidak ada artinya kekayaan kalau diraih

    dengan cara yang tidak diridhoi Allah.

    Memakmurkan Masjid

    Akhlak mulia, kepribadiaan yang baik itu perlu tapi dimana diajarkan atau

    diaman lembaga pendidikanya .Dalam pandangan Islam salah satu

    peminaaan watak mulia adalah mesjid.Mesjid adalah lembaga pendidikan

    pertama di zaman Rasullulah. Diharapakan Anda meramaikan mesjid untuk

    mendidik jiwa anda dismaping utuk menunaikan ibadah .Dari jiwa yang

    suci akan lahir kepribadiaan yang baik.

    Membiasakan berzikir dan menbaca serta memdegarkan Al-quran

    Berzikir dapat menumbuh kembangkan potensi hati yang anda miliki, zikir

    meliputi seluruh potensi yang dimiliki manusia, sehingga disebut zikir

    lidah, zikir hati, zikir otak dan zikir anggota tubuh. Materi zikir yang paling

    utama adalah Al-quran sering lah anda membaca alquran dan fahami

    maknanya lalu amalkan agar anda menjadi pribadi yang baik dalam segala

    hal.

    2.5 Implementasi Aqidah dalam Kehidupan

    Aqidah memberikan peranan yang besar dalam kehidupan seseorang, karena:

    Tanpa aqidah yang benar, seseorang akan terbenam dalam keraguan dan

    berbagai prasangka, yang lama kelamaan akan menutup pandangannya dan

    menjauhkan dirinya dari jalan hidup kebahagiaan.

    Tanpa aqidah yang lurus, seseorang akan mudah dipengaruhi dan dibuat

    ragu oleh berbagai informasi yang menyesatkan keimanan.

  • 9

    Oleh karena itu, aqidah sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupan sehari-

    hari. Beberapa implementasi aqidah dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat dari

    beberapa sisi, antara lain:

    a. Aqidah dalam individu

    Implementasi aqidah dalam individu berupa perwujudan enam rukun iman

    dalam kehidupan manusia. Contoh penerapannya adalah melaksanakan

    perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Contohnya,

    merenungkan kekuasaan Allah swt, berbuat kebaikan karena tiap gerakan

    kita diawasi Allah dan malaikat, mengamalkan ayat- ayat Al Quran,

    menjalani risalah nabi, dan bertindak penuh perhitungan agar tidak terjadi

    kesalahan, serta berikhtiar sebelum bertawakal. Kemampuan beraqidah

    pada diri sendiri akan membuat hubungan kita dengan Allah dan manusia

    lain menjadi lebih baik.

    b. Aqidah dalam keluarga

    Aqidah dalam berkeluarga mengajarkan kita untuk saling menghormati dan

    saling menyayangi sesuai dengan ajaran islam. Contoh implementasi aqidah

    dalam keluarga adalah shalat berjamaah yang dipimpin oleh ayah, dan

    berdoa sebelum melakukan sesuatu.

    c. Aqidah dalam kehidupan bermasyarakat

    Aqidah sangat penting dalam hidup bermasyarakat karena dapat menjaga

    hubungan dengan manusia lain. Hal ini bisa diwujudkan dengan berbagai

    cara, antara lain dengan saling menghargai satu sama lain sehingga tercipta

    suatu masyarakat yang tentram dan harmonis.

    Contoh implementasi aqidah dalam kehidupan bermasyarakat adalah tolong

    menolong, toleransi, musyawarah, bersikap adil, menyadari bahwa derajat

    manusia itu sama di depan Allah swt dan pembedanya adalah nilai

    ketakwaannya.

    d. Aqidah dalam kehidupan bernegara

    Setelah tercipta aqidah suatu masyarakat, maka akan muncul kehidupan

    bernegara yang lebih baik dengan masyarakatnya yang baik pada negara itu

    sendiri. Tak perlu lagi menjual tenaga rakyat ke negara lain karena

  • 10

    rakyatnya sudah memiliki SDM yang tinggi berkat penerapan aqidah yang

    benar. Apabila hal ini terlaksana dengan baik, maka negara tersebut akan

    memperoleh kehidupan yang baik pula dan semua warganya akan hidup

    layak dan sejahtera.

    e. Aqidah dalam pemerintahan

    Implementasi aqidah yang terakhir adalah implementasi aqidah terhadap

    pemerintahan yang dapat membuahkan hasil yang bagus untuk rakyat dan

    negaranya. Contohnya saat menyelesaikan sebuah masalah pemerintahan.

    Dalam menyelesaikan masalah pemerintahan, semuanya disandarkan pada

    ketetapan Al-quran dan hadist. Apabila permasalahan tersebut tidak

    memiliki penyelesaian yang pasti dalam Al-quran dan hadist, maka akan

    dibuat keputusan bersama yang berasaskan kedua sumber ajaran tersebut.

    Segala keputusan yang didasarkan pada Al-Quran dan Hadist adalah benar

    dan diridhoi Allah. Dengan begitu, nantinya akan dihasilkan suatu

    kehidupan berbangsa dan bernegara yang insyaallah juga akan diridhoi

    Allah SWT.

    Jika tiap orang mampu mengimplementasikan aqidah dalam semua aspek

    kehidupan, maka akan terwujud kehidupan yang baik pula, baik untuk diri sendiri,

    keluarganya, masyarakat disekitarnya maupun bagi bangsa dan negaranya.

  • 11

    BAB III

    KESIMPULAN

    Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang

    mengambil keputusan. Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat

    diibaratkan sebagai fondasi. Di mana seluruh komponen ajaran Islam tegak di

    atasnya. Aqidah merupakan beberapa prinsip keyakinan. Dengan keyakinan itulah

    seseorang termotivasi untuk menunaikan kewajiban-kewajiban agamanya. Karena

    sifatnya keyakinan maka materi aqidah sepenuhnya adalah informasi yang

    disampaikan oleh Allah Swt. melalui wahyu kepada nabi-Nya, Muhammad Saw.

    Adapun kiat- kiat pemeliharaan aqidah antara lain:

    Menambah atau memperdalam ilmu

    Membiasakan Amal Shahih

    Membiasakan Berjihad

    Berserah diri kepada Allah

    Selalu mencari keridaan Allah

    Memakmurkan Masjid

    Membiasakan berzikir dan menbaca serta memdegarkan Al-quran

    Implementasi Aqidah dalam kehidupan antara lain:

    a. Aqidah dalam individu

    b. Aqidah dalam keluarga

    c. Aqidah dalam kehidupan bermasyarakat

    d. Aqidah dalam kehidupan bernegara

    e. Aqidah dalam pemerintahan

    Jika tiap orang mampu mengimplementasikan aqidah dalam semua aspek

    kehidupan, maka akan terwujud kehidupan yang baik pula, baik untuk diri sendiri,

    keluarganya, masyarakat disekitarnya maupun bagi bangsa dan negaranya.

  • 12

    DAFTAR PUSTAKA

    Al-Fauzan, Shalih bin Fauzan bin Abdullah Kitab Tauhid Jakarta : Darul Haq, 1998

    Al-Utsaimin, Muhammad bin Shaleh,Syarhul Aqidatil Wasithiyah Darul Tsiriya A415 Hasan Basri, Abu Ahsan Sirojuddin Lc, Syarah Hadits Arba`in (dalam bahasa Indonesia), Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta : 2012

    cover.pdf (p.1)kata pengantar.pdf (p.2)ISI.pdf (p.3-14)