makalah agroklim

29
TUGAS TERSTRUKTUR AGROKLIMATOLOGI KEBUTUHAN IKLIM TANAMAN HORTIKULTURA ( CABE, KOBIS, BUNCIS, SAWI DAN JAGUNG ) NAMA : ROSI RETNOWATI NIM : A1L011003 PRODI : AGROTEKNOLOGI (A) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO

description

tugas

Transcript of makalah agroklim

Page 1: makalah agroklim

TUGAS TERSTRUKTUR

AGROKLIMATOLOGI

KEBUTUHAN IKLIM TANAMAN HORTIKULTURA ( CABE, KOBIS,

BUNCIS, SAWI DAN JAGUNG )

NAMA : ROSI RETNOWATI

NIM : A1L011003

PRODI : AGROTEKNOLOGI (A)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

PURWOKERTO

2012

Page 2: makalah agroklim

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam usaha budidaya harus diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan tanaman secara ekologi, baik faktor biotik dan abiotik di lingkungan

tumbuh tanaman tersebut. Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua

makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Faktor abiotik, yaitu

terdiri dari benda-benda mati seperti air, tanah, udara, cahaya, matahari dan

sebagainya. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan

berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer.

Tanaman dalam kondisi alamiah maupun dibudidayakan dengan pertanian

seringkali mengalami stres akibat kondisi lingkungan (environmental stresses).

Stres biasanya didefinisikan sebagai faktor luar yang tidak menguntungkan yang

berpengaruh terhadap tanaman.

            Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi dalam berbagai cara oleh

lingkungan. Kondisi lingkungan yang sesuai selama pertumbuhan akan

merangsang tanaman untuk berbunga dan menghasilkan benih. Kebanyakan

speises tidak akan memasuki masa reproduktif jika pertumbuhan vegetatifnya

belum selesai dan belum mencapai tahapan yang matang untuk berbunga.

Pertumbuhan suatu tanaman yang diproduksi akan selalu dipengaruhi oleh faktor

dalam maupun faktor luar dari tanaman itu sendiri. Faktor dalam dari taman itu

adalah genetika dari tanaman tersebut yang terekspresikan melalui pertumbuhan

sehingga diperoleh hasil, sedangkan faktor luarnya adalah faktor biotik maupun

abiotik yang meliputi unsur – unsur yang menjadi pengaruh pada kualitas dan

kuantitas produksi alam, antara lain iklim, curah hujan, kelembaban, intensitas

cahaya, kesuburan tanah, serta ada tidaknya hama dan penyakit. Oleh sebab itu,

mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tentunya

menjadi sangat bermanfaat. Untuk dapat memanfaatkan unsur – unsur tersebut

secara optimal maka perlu adanya perlakuan khusus pada tanaman tersebut, antara

Page 3: makalah agroklim

lain pengolahan tanah, pemilihan bibit atau varietas unggul, pengaturan kebutuhan

benih pada petak, pengaturan jarak tanam, pengaturan pemupukan, pengaturan air

irigasi, pengendalian hama dan penyakit, hingga akhirnya diperoleh hasil panen

atau produksi pertanian.

Page 4: makalah agroklim

BAB II

KEBUTUHAN IKLIM TANAMAN HORTIKULTURA

A. SAWI

Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) merupakan salah satu jenis

sayuran yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, jenis sayuran ini

mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan karena mempunyai

kandungan gizi yang cukup tinggi. Keadaan alam Indonesia

memungkinkan dilakukannya pembudidayaan berbagai jenis tanaman

sayuran, baik yang lokal maupun yang berasal dari luar negeri. Hal

tersebut menyebabkan Indonesia ditinjau dari aspek klimatologis sangat

potensial dalam usaha bisnis sayur-sayuran.

Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berudara panas

maupun berudara dingin sehingga dapat dibudidayakan di daerah dataran

tinggi maupun dataran rendah.meskipun begitu tanaman sawi akan lebih

baik jika ditanam didataran tinggi. Berhubung selama pertumbuhannya

tanaman sawi memerlukan suhu yang rendah, maka akan lebih cepat

tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Tanaman ini tidak senang

pada air yang menggenang dengan demikian, tanaman ini cocok bila

ditanam pada akhir musim penghujan. Matahari merupakan faktor utama

diantara faktor iklim yang lain. Tidak hanya sebagai sumber energi primer

tetapi karena bepengaruh terhadap keadaan faktor-faktor yang lain seperti

suhu, kelembaban dan angin.

Perlakuan penyinaran berhubungan dengan jenis tanaman menurut

panjang hari. Jenis tanaman hari panjang dan tanaman hari pendek

dirangsang pembungaannya dengan perlakuan penyinaran. Perlakuan

penyinaran dilakukan dengan menggunakan lampu neon dengan intensitas

cahaya berkisar 70 – 200 lux. Jadi penanaman yang dilakukan tanpa

Page 5: makalah agroklim

menggunakan sinar matahari dapat dilakukan dengan mengganti sumber

cahaya matahari dengan menggunakan cahaya buatan seperti cahaya

lampu, sehingga penanaman suatu tanaman diharapkan dapat dilakukan

diluar musim tanamnya.

Klasifikasi tanaman sawi :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo : Capparales

Famili : Brassicaceae (suku sawi-sawian)

Genus : Brassica

Spesies : Brassica rapa var. parachinensis L

Beberapa kebutuhan iklim pada tanaman sawi, antara lain :

a. Suhu udara : Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang

berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan

dari dataran rendah sampai dataran tinggi.Pada kenyataannya hasil

yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi pertumbuhan yang optimal

pada kisaran suhu 160C-18,50C. Tanaman tidak tumbuh baik apabila

suhu maksimum 27o- 290C dan suhu minimum 6o- 80C. Sayuran

dataran tinggi memiliki penyesuaian yang baik dengan dataran rendah.

Page 6: makalah agroklim

b. Lama penyinaran : lama penyinaran untuk proses pertumbuhan

tanaman sawi yang baik adalah 10-13 jam penyinaran.

c. Curah hujan : curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman sawi

adalah sekitar 200 mm/bulan.

d. Kelembaban udara : Tanaman sawi dapat tumbuh dengan baik pada

lingkungan yang mempunyai kisaran kelembaban udara antara 80 –

90% (Splittstoesser, 1984).

e. Kecepatan angin : Angin merupakan salah satu komponen

agroklimatologi dan faktor penting dalam budidaya tanaman

hortikultura. Pada dasarnya semua tanaman hortikultura memiliki

respon yang tidak berbeda nyata terhadap angin(dalam hal ini

Kecepatan Angin) yang dibutuhkan dalam penyebaran pollen (serbuk

sari) dalam proses penyerbukkan dan penyerapan gas dari atmospher.

Bentuk tanaman juga dipengaruhi rerata kecepatan angin yang mana

tanaman hortikultura umumnya memiliki toleransi terhadap kecepatan

angin tak lebih dari 22 knot. Menurut USDA(1976) tanaman akan

mengalami kemudahan dalam mengambil karbon dioksida di udara

pada kecepatan udara antara 0,1 hingga 0,25 m/s.

f. Penguapan air : Angin mempengaruhi transpirasi dengan bergeraknya

uap air disekitar tanaman, sehingga memberikan kesempatan

terjadinya penguapan lebih lanjut.

Page 7: makalah agroklim

B. CABE

Cabe adalah kerabat lada dan termasuk dalam suku sirih-sirihan

atau Piperaceae. Dikenal pula sebagai cabai solak (Madura) dan cabia

(Sulawesi). Tumbuhan asli Indonesia ini populer sebagai tanaman obat

pekarangan dan tumbuh pula di hutan-hutan sekunder dataran rendah

(hingga 600m di atas permukaan laut). Tumbuhan ini produknya telah

dikenal oleh orang Romawi sejak lama dan sering dikacaukan dengan lada.

Di Indonesia sendiri buah keringnya digunakan sebagai rempah pemedas.

Sebelum kedatangan cabai (Capsicum spp.), tumbuhan inilah yang disebut

"cabe". Cabai sendiri oleh orang Jawa dinamakan "lombok". Cabai jamu

dapat tumbuh di lahan ketinggian 0-600 meter di atas permukaan laut

(dpl), dengan curah hujan rata-rata 1.259-2.500 mm/tahun.

Tanah lempung berpasir, dengan struktur tanah gembur dan

berdrainase baik, merupakan lahan yang cocok untuk budidaya cabe jamu.

Tanaman itu memiliki keunggulan dapat tumbuh di lahan kering berbatu.

Keberadaan tanggul batu di pematang tegalan dapat dijadikan media

merambatnya cabe jamu secara alami. Bentuk tanamannya seperti sirih,

merambat, memanjat, membelit, dan melata. Daunnya berbentuk bulat

telur sampai lonjong, pangkal daun berbentuk jantung atau membulat,

ujung daun runcing dengan bintik-bintik kelenjar. buahnya majemuk bulir,

bentuknya bulat panjang atau silindris, dan ujungnya mengecil. Buah yang

belum tua berwarna kelabu, kemudian menjadi hijau, selanjutnya kuning,

merah, serta lunak. Rasanya pedas dan tajam aromatis.

Tanaman cabai temyata masih saw famili (solanaceae) dengan

tanaman kentang, tomat, terung, ranti, dan tekokak, sehingga

kemungkinan adanya kesamaan dalam serangan hama dan penyakit.

Namun tanaman cabai tidak berkerabat dekat dengan tanaman cabai Jawa

(Piper retrofractrum), meskipun sama-sama memiliki nama cabai.

Penamaan cabai Jawa memang salah kaprah, karena hanya didasarkan

Page 8: makalah agroklim

dengan bentuk buah tanaman ini yang menyerupai cabe. Sebenarnya,

tanaman cabai Jawa lebih berkerabat dekat dengan tanaman lada (P.

nigrum). Buah cabai jamu memiliki khasiat sebagai obat sakit perut,

masuk angin, beri-beri, rematik, tekanan darah rendah, kolera, influenza,

sakit kepala, lemah syahwat, bronkitis, dan sesak napas. Karena itu, cabe

jamu banyak dibutuhkan sebagai bahan pembuatan jamu tradisional dan

obat pil/kapsul modern serta bahan campuran minuman. Rasa pedas itu

berasal dari senyawa piperin, dengan kandungan sekitar 4,6 persen.

Klasifikasi tanaman cabe :

Kingdom                     : Plantae

Subkingdom                : Tracheobionta

Super Divisi                : Spermatophyta

Divisi                           : Magnoliophyta

Kelas                           : Magnoliopsida

      Sub Kelas                    : Asteridae

      Ordo                            : Solanales

Famili                          : Solanaceae

Genus                          : Capsicum

Spesies                        : Capsicum annum L.

Beberapa kebutuhan iklim pada tanaman cabe, antara lain :

a. Suhu udara : Temperatur yang baik minimal 16 derajat celcius, optimal

27 derajat celcius, maksimal 32 derajat celcius

b. Lama penyinaran : Lama penyinaran yang dibutuhkan tanaman cabai

antara 10 -12 jam sehari.

c. Curah hujan : 1500-2500 mm / bulan dengan distribusi merata

d. Kelembaban udara : kelembaban udara yang diperlukan tanaman cabe

untuk tumbuh optimal adalah 80 %

Page 9: makalah agroklim

e. Kecepatan angin : patan angin yang dibutuhkan untuk penyerbukan

antara 10 — 20 km/jam (angin sepoi-sepoi). Angin yang ter lalu

kencang justru akan merusak tanaman.

f. Penguapan air : Angin mempengaruhi transpirasi dengan bergeraknya

uap air disekitar tanaman, sehingga memberikan kesempatan

terjadinya penguapan lebih lanjut.

Page 10: makalah agroklim

C. KUBIS

Keluarga kubis-kubisan memiliki jenis yang cukup banyak. Yang

lazim ditanam di Indonesia, antara lain kubis, kubis bunga, brokoli, kubis

tunas, kubis rabi, dan kale. Jenis kubis-kubisan ini diduga dari kubis liar

Brassica oleracea var. sylvestris, yang tumbuh di sepanjang pantai Laut

Tengah, pantai Inggris, Denmark, dan sebelah Utara Perancis Barat. Kubis

liar tersebut ada yang tumbuh sebagai tanaman biennial dan ada juga yang

perenial. Kubis yang telah dibudidayakan dibuat menjadi tanaman annual.

Untuk memperoleh bijinya, kubis tersebut dibiarkan tumbuh sebagai

tanaman biennial. Sayuran ini dapat ditanam di dataran rendah maupun di

dataran tinggi dengan curah hujan rata-rata 850-900 mm. Daunnya bulat,

oval, sampai lonjong, membentuk roset akar yang besar dan tebal, warna

daun bermacam-macam, antara lain putih (forma alba), hijau, dan merah

keunguan (forma rubra).

Awalnya, daunnya yang berlapis lilin tumbuh lurus, daun-daun

berikutnya tumbuh membengkok, menutupi daun-daun muda yang terakhir

tumbuh. Pertumbuhan daun terhenti ditandai dengan terbentuknya krop

atau telur (kepala) dan krop samping pada kubis tunas (Brussel sprouts).

Selanjutnya, krop akan pecah dan keluar malai bunga yang bertangkai

panjang, bercabang-cabang, berdaun kecil-kecil, mahkota tegak, berwarna

kuning. Buahnya buah polong berbentuk silindris, panjang 5-10 cm,

berbiji banyak. Biji berdiameter 2-4 mm, berwarna cokelat kelabu. Umur

panennya berbeda-beda, berkisar dari 90 hari sampai 150 hari. Daun kubis

segar rasanya renyah dan garing sehingga dapat dimakan sebagai lalap

mentah dan matang, campuran salad, disayur, atau dibuat urap. Kubis

dapat diperbanyak dengan biji atau setek tunas.

Klasifikasi tanaman kubis, adalah :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Page 11: makalah agroklim

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo : Capparales

Famili : Brassicaceae (suku sawi-sawian)

Genus : Brassica

Spesies : Brassica oleracea var. capitata L.

Beberapa kebutuhan iklim pada tanaman kobis, antara lain :

a. Suhu udara : Tanaman kubis dapat hidup pada suhu udara 10o-24o C

dengan suhu optimum 17o C

b. Lama penyinaran : Lama penyinaran yang dibutuhkan tanaman cabai

antara 10 -12 jam sehari.

c. Curah hujan : curah hujan yang optimal untuk pertumbuhan tanaman

kubis adalah curah hujan yang rata-rata 850-900 mm/bulan

d. Kelembaban udara : kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan

tanaman kubis adalah 92-95%

e. Kecepatan angin : Angin merupakan salah satu komponen

agroklimatologi dan faktor penting dalam budidaya tanaman

hortikultura. Pada dasarnya semua tanaman hortikultura memiliki

respon yang tidak berbeda nyata terhadap angin(dalam hal ini

Kecepatan Angin) yang dibutuhkan dalam penyebaran pollen (serbuk

sari) dalam proses penyerbukkan dan penyerapan gas dari atmospher.

Bentuk tanaman juga dipengaruhi rerata kecepatan angin yang mana

tanaman hortikultura umumnya memiliki toleransi terhadap kecepatan

angin tak lebih dari 22 knot. Menurut USDA(1976) tanaman akan

Page 12: makalah agroklim

mengalami kemudahan dalam mengambil karbon dioksida di udara

pada kecepatan udara antara 0,1 hingga 0,25 m/s.

f. Penguapan air : Angin mempengaruhi transpirasi dengan bergeraknya

uap air disekitar tanaman, sehingga memberikan kesempatan

terjadinya penguapan lebih lanjut.

Page 13: makalah agroklim

D. BUNCIS

Buncis (dari bahasa Belanda, boontjes, Phaseolus vulgaris L.)

merupakan sejenis polong-polongan yang dapat dimakan. Buah, biji, dan

daunnya dimanfaatkan orang sebagai sayuran. Sayuran ini kaya dengan

kandungan protein. Ia dipercaya berasal dari Amerika Tengah dan

Amerika Selatan.

Buncis adalah sayur yang kaya dengan protein dan vitamin ini

membantu menurunkan tekanan darah serta mengawal metabolisme gula

dalam darah dan amat sesuai dimakan oleh mereka yang mengidap

penyakit diabetes atau hipertensi. Kandungan serat dan enzim yang tinggi

dapat membantu penurunan berat badan. Kacang buncis tumbuh melilit,

mempunyai akar tunggang dan sisi yang panjang dan memerlukan tiang

untuk memanjat.

Klasifikasi tanaman buncis adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plant Kingdom

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiosspermae

Kelas : Dicotyledonae

Sub kelas : Calyciflorae

Ordo : Rosales (Leguminales)

Famili : Leguminosae (Papilionaceae)

Sub famili : Papilionoideae

Genus : Phaseolus

Spesies : Phaseolus vulgaris L.

Beberapa kebutuhan iklim pada tanaman buncis, antara lain :

a. Suhu udara : Suhu udara ideal bagi pertumbuhan buncis adalah 20-25

derajat C. Pada suhu < 20 derajat C, proses fotosintesis terganggu,

sehingga pertumbuhan terhambat, jumlah polong menjadi sedikit. Pada

Page 14: makalah agroklim

suhu ³ 25 derajat C banyak polong hampa (sebab proses pernafasan

lebih besar dari pada proses fotosintesis), sehingga energi yang

dihasilkan lebih banyak untuk pernapasan dari pada untuk pengisian

polong.

b. Lama penyinaran :Fotosintesis maksimum diperoleh pada saat

penerimaan cahaya pada tajuk sebesar 20 persen dari pencahayaan

penuh. Tingkat kejenuhan cahaya didalam fotosinthesis setiap daun

buncis yang telah membuka sempurna berada pada kisaran 3-30%

cahaya matahari penuh. Intensitas penyinaran 70 – 80 %.

c. Curah hujan : Pada umumnya tanaman buncis tidak membutuhkan

curah hujan yang khusus, hanya ditanam di daerah dengan curah hujan

1.500-2.500 mm/tahun.

d. Kelembaban udara : Kelembaban udara yang diperlukan tanaman

buncis ± 55% (sedang). Perkiraan dari kondisi tersebut dapat dilihat

bila pertanaman sangat rimbun, dapat dipastikan kelembapannya

cukup tinggi. 

e. Kecepatan angin : Angin merupakan salah satu komponen

agroklimatologi dan faktor penting dalam budidaya tanaman

hortikultura. Pada dasarnya semua tanaman hortikultura memiliki

respon yang tidak berbeda nyata terhadap angin(dalam hal ini

Kecepatan Angin) yang dibutuhkan dalam penyebaran pollen (serbuk

sari) dalam proses penyerbukkan dan penyerapan gas dari atmospher.

Bentuk tanaman juga dipengaruhi rerata kecepatan angin yang mana

tanaman hortikultura umumnya memiliki toleransi terhadap kecepatan

angin tak lebih dari 22 knot. Menurut USDA(1976) tanaman akan

mengalami kemudahan dalam mengambil karbon dioksida di udara

pada kecepatan udara antara 0,1 hingga 0,25 m/s.

f. Penguapan air : Angin mempengaruhi transpirasi dengan bergeraknya

uap air disekitar tanaman, sehingga memberikan kesempatan

terjadinya penguapan lebih lanjut.

Page 15: makalah agroklim

E. JAGUNG

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus

hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus

merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap

pertumbuhan generatif.

Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman

jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang

dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan

tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun

beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada

umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.

Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh

semacam pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah

tangkai putik.

Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai

kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada

tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku

batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.

Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan

tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang

batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang

beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku.

Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.

Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang.

Antara pelepahdan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan

ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut.

Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia

Page 16: makalah agroklim

Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas.

Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air

pada sel-sel daun.

Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah

(diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki

struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung,

dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan

tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga

(inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga

betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara

batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat

menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga

betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu

tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan

jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada

bunga betinanya (protandri).

Klasifikasi tanaman jagung, adalah :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Poales

Page 17: makalah agroklim

Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L.

Beberapa kebutuhan iklim tanaman jagung, antara lain :

a. Suhu udara : Suhu udara untuk tanaman jagung antara 13o -38o C.

Selama pertumbuhan, jagung membutuhkan suhu optimum 23o-27o C

(suhu bukan masalah bagi perkembangan jagung).

b. Lama penyinaran : Fotosintesis maksimum diperoleh pada saat

penerimaan cahaya pada tajuk sebesar 20 persen dari pencahayaan

penuh. Tingkat kejenuhan cahaya didalam fotosinthesis setiap daun

jagung yang telah membuka sempurna berada pada kisaran 3-30%

cahaya matahari penuh. Intensitas penyinaran 70 – 80 %.

c. Curah hujan : Curah hujan optimum adalah 100 mm-125 mm per bulan

d. Kelembaban udara : kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan

tanaman jagung adalah kelembaban udara 75-80 %

e. Kecepatan angin : Angin merupakan salah satu komponen

agroklimatologi dan faktor penting dalam budidaya tanaman

hortikultura. Pada dasarnya semua tanaman hortikultura memiliki

respon yang tidak berbeda nyata terhadap angin(dalam hal ini

Kecepatan Angin) yang dibutuhkan dalam penyebaran pollen (serbuk

sari) dalam proses penyerbukkan dan penyerapan gas dari atmospher.

Bentuk tanaman juga dipengaruhi rerata kecepatan angin yang mana

tanaman hortikultura umumnya memiliki toleransi terhadap kecepatan

angin tak lebih dari 22 knot. Menurut USDA(1976) tanaman akan

mengalami kemudahan dalam mengambil karbon dioksida di udara

pada kecepatan udara antara 0,1 hingga 0,25 m/s.

Page 18: makalah agroklim

f. Penguapan air : Angin mempengaruhi transpirasi dengan bergeraknya

uap air disekitar tanaman, sehingga memberikan kesempatan

terjadinya penguapan lebih lanjut.

Page 19: makalah agroklim

BAB III

KESIMPULAN

Secara teknis dalam budidaya tanaman, hampir semua unsur iklim

berpengaruh terhadap produksi dan pengelolaan tanaman. Namun masing-masing

mempunyai pengaruh dan peran yang berbeda terhadap berbagai aspek dalam

budidaya tanaman. Unsur iklim terhadap hasil tanaman mempunyai pengaruh

terhadap besarnya jumlah produksi tanaman.

Setiap tanaman mempunyai spesifikasi tersendiri atas kebutuhan iklim

bagi pertumbuhannya, termasuk suhu udara, lama penyinaran, kelembaban, curah

hujan, kecepatan angin dan penguapan air setiap tanaman berbeda.

Page 20: makalah agroklim

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Kanisius: Yogyakarta.

Alversia. 2010. Syarat Tumbuh Tanaman Cabe.

www.sayurtoge.com/faktor

faktor-syarat-tumbuh-tanaman-cabe.html (diakses tanggal 30 November

2012)

Haryanto, Eka, dkk. 2003. Sawi dan Selada. Penerbit Swadaya: Jakarta.

Pracaya. 2007. Bertanam Lombok. Kanisius : Yogyakarta.

Rubatzky, V. C. Dan M. Yamaguchi. 1995. Sayuran Dunia. ITB-Press : Bandung.

Rukmana, R. 2008. Kubis Bulgari dan Brokoli. Penerbit Kanisius : Yogyakarta.

Rukmana, R. 1998. Bertanam Kubis. Penerbit Kanisius : Yogyakarta.

Splittstoesser, W. E., 1984. Vegetable Growing PpHandbook. Gramedia : Jakarta.

Sunarjono, H. H. 2008. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya : Jakarta.

USDA Agric. 1976. Handbook No 66. Commercial Storage of Fruits, Vegetables,

and Florist and Nursery Stocks. USDA : Amerika Serikat.