Lap Agroklim Contoh

141
1 I. PENGAMATAN UNSUR-UNSUR CUACA A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Cuaca adalah keadaan atmosfer pada suatu saat (waktu yang pendek) dan pada tempat tertentu. Sedangkan iklim adalah sintesis atau kesimpulan dari perubahan nilai unsur-unsur cuaca (hari demi hari dan bulan demi bulan) dalam jangka panjang di suatu tempat atau pada suatu wilayah. Karakteristik iklim pada permukaan bumi akan berbeda dari tempat ke tempat. Tiap tanaman membutuhkan keadaan cuaca dan iklim tertentu untuk dapat tumbuh berkembang dengan baik sehingga didapatkan hasil yang setinggi- tingginya. Iklim merupakan faktor yang dinamis berpengaruh dalam proses kehidupan. Cuaca dan iklim mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam pertanian. Sebab dalam proses pembentukkan hasil pertanian sangat ditentukan oleh keadaan lingkungan disekitar tanaman tumbuh. Cuaca dan iklim tidak hanya berpengaruh terhadap kegiatan manusia dalam usaha pertanian, tetapi juga dalam hal tempat tinggal, makanan dan kebudayaan serta dalam aspek kehidupan yang lain. Di Indonesia pengetahuan tentang cuaca dan iklim adalah sangat penting sekali karena sering

Transcript of Lap Agroklim Contoh

Page 1: Lap Agroklim Contoh

1

I. PENGAMATAN UNSUR-UNSUR CUACA

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Cuaca adalah keadaan atmosfer pada suatu saat (waktu yang pendek)

dan pada tempat tertentu. Sedangkan iklim adalah sintesis atau kesimpulan

dari perubahan nilai unsur-unsur cuaca (hari demi hari dan bulan demi

bulan) dalam jangka panjang di suatu tempat atau pada suatu wilayah.

Karakteristik iklim pada permukaan bumi akan berbeda dari tempat ke

tempat.

Tiap tanaman membutuhkan keadaan cuaca dan iklim tertentu untuk

dapat tumbuh berkembang dengan baik sehingga didapatkan hasil yang

setinggi-tingginya. Iklim merupakan faktor yang dinamis berpengaruh

dalam proses kehidupan. Cuaca dan iklim mempunyai pengaruh yang sangat

penting dalam pertanian. Sebab dalam proses pembentukkan hasil pertanian

sangat ditentukan oleh keadaan lingkungan disekitar tanaman tumbuh.

Cuaca dan iklim tidak hanya berpengaruh terhadap kegiatan manusia dalam

usaha pertanian, tetapi juga dalam hal tempat tinggal, makanan dan

kebudayaan serta dalam aspek kehidupan yang lain.

Di Indonesia pengetahuan tentang cuaca dan iklim adalah sangat

penting sekali karena sering adanya penyimpangan permulaan musim

penghujan sangat mempengaruhi terhadap kegiatan usaha tani di Indonesia.

Seperti kondisi suhu (temperatur) udara, curah hujan, pola musim sangat

menentukan kecocokan dalam optimalisasi pembudidayaan tanaman

pertanian. Selain itu, adanya manfaat-manfaat penting dalam mempelajari

iklim yang ada di Indonesia dalam kegiatan pertanian yaitu:

a. Pengetahuan hubungan iklim dan pertanian memungkinkan eksplorasi

potensi iklim untuk perencaan intensifikasi dan ekstensifikasi produksi.

b. Sebagai dasar strategi penyusunan rencana dan kebijakan pengelolaaan

usaha tani (pola tanam, irigasi, pemupukan, tindakan modifikasi,

shelterbelt dan lainnya)

1

Page 2: Lap Agroklim Contoh

2

2. Tujuan Praktikum

Tujuan Praktikum Pengamatan Unsur-Unsur Cuaca bertujuan sebagai

berikut :

a. Untuk mengetahui macam-macam unsur cuaca yang dipelajari dalam

agroklimatologi.

b. Dapat mengetahui dan mengenal macam-macam alat yang digunakan

dalam klimatologi.

c. Dapat mengetahui pengaruh unsur cuaca dalam perkembangan dan

pertumbuhan tanaman.

3. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Mata Kuliah Agroklimatologi untuk Acara 1 Pengamatan

Unsur-Unsur Cuaca dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 14 Mei 2011

pukul 10.00 – 11.30 WIB. Praktikum Agroklimatologi Acara 1 Pengamatan

Unsur-Unsur Cuaca bertempat di Pusat Penelitian dan Pengembangan

Pertanian Lahan Kering Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

tepatnya di daerah Jumantono, Karanganyar.

B. Tinjauan Pustaka

1. Radiasi Surya

Radiasi matahari yang diterima permukaan bumi persatuan luas dan

satuan waktu disebut isolasi atau kadang-kadang disebut radiasi global,

yaitu radiasi langsung dari matahari dan radiasi yang tidak langsung yang

disebabkan oleh hamburan dari partikel atmosfer (Bayong Tjasyono, 2004).

Penerimaan radiasi surya di permukaan bumi sangat bervariasi menurut

tempat dan waktu. Menurut tempat khususnya disebabkan oleh perbedaan

letak lintang serta keadaan atmosfer terutama awan (Handoko, 1994).

Radiasi surya merupakan sumber energi utama kehidupan di muka

bumi ini. Setiap waktu hampir terjadi perubahan penerimaan energi radiasi

surya yang dapat mengaktifkan molekul gas atmosfer sehingga terjadilah

pembentukan cuaca. Cuaca adalah keadaan fisik atmosfer jangka pendek

dan mencakup wilayah yang relatif sempit. Perubahannya dapat dirasakan

(kualitatif) dan diukur (kuantitatif). Keadaan minimum rata-rata jangka

Page 3: Lap Agroklim Contoh

3

panjang kondisi cuaca membentuk suatu pola yang dinamakan iklim. Jadi

iklim adalah keadaan unsur cuaca rata-rata dalam waktu yang relatif

panjang, dengan unsur-unsur sebagai berikut: radiasi surya, suhu udara,

kelembaban nisbi udara, tekanan udara, angin, curah hujan, evapotranspirasi

dan keawanan. Unsur cuaca/iklim bervariasi menurut waktu dan tempat,

yang disebabkan adanya pengcndali iklim/cuaca (climatic controls).

Radiasi surya merupakan unsur iklim/cuaca utama yang akan

mempengaruhi keadaan unsur iklim/cuaca lainnya. Perbedaan penerimaan

radiasi surya antar tempat di permukaan bumi akan menciptakan pola angin

yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kondisi curah hujan, suhu

udara, kelembaban nisbi udara, dan lain-lain. Pengendali iklim suatu

wilayah akan sangat berbeda dari pengendali iklim di bumi secara

menyeluruh.Pengendali iklim bumi yang dikenal sebagai komponen iklim

terdiri dari lingkungan atmosfer, hidrosfer, litester, kriosfer, dan biosfer.

Dalam hal ini akan terjadi hubungan interaksi dua arah di antara ke lima

jenis lingkungan tersebut dengan unsur iklim/cuaca. Kondisi iklim/cuaca

akan mempengaruhi proses-proses fisika, kimia, biologi, ekofisiologi, dan

kesesuaian ekologi dari komponen lingkungan yang ada (LIPI,2008)

Lama penyinaran akan berpengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup

misalnya pada manusia dan hewan. Juga akan berpengaruh pada

metabolisme yang berlangsung pada tubuh makhluk hidup, misalnya pada

tumbuhan. Penyinaran yang lebih lama akan memberi kesempatan yang

lebih besar bagi tumbuha tersebut untuk memanfaatkanya melalui proses

fotosintesis. Pergeseran garis edar matahari menyebabkan peruban panjang

hari (lama penyinaran) yang diterima pada lokasi-lokasi di permukaan bumi.

Perubahan panjang hari tidak begitu besar pada daerah tropis yang dekat

dengan garis ekuator. Semakin jauh letak tempat dari garis ekuator maka

fluktuasi lama penyinaran akan semakin besar (Benyamin Lakitan, 1994).

Radiasi surya terdiri dari spectra ultraviolet (panjang gelombang

kurang dari 0.38 mikron) yang berpengaruh merusak karena daya bakarnya

sangat tinggi, spectra photosynthetically Active Radiation (PAR) yang

berperan membangkitan proses fotosintesis dan spectra inframerah (lebih

Page 4: Lap Agroklim Contoh

4

dari 0.74 mikron) yang merupakan pengatur suhu udara. Spectra radiasi

PAR dapat dirinci lebih lanjut menjadi pita-pita spectrum yang masing-

masing memiliki karakteristik tertentu. Ternyata spectrum biru memberikan

sumbangan yang paling potensial dalam fotosintesis (Kartasapoetra, 2004).

Umumnya di nusantara sinar matahari terdapat dalam jumlah yang

cukup. Penyinaran yang terlalu kuat dapat merangsang proses pembungaan

dan buahnya terlalu lebat dan karenanya hanya dapat memberi hasil yang

baik untuk beberapa tahun saja. Terlalu banyak matahari juga dapat

mengakibatkan terlalu cepat merosotnya keadaan tanah. Penghancuran

humus di daerah-daerah tropis yang lebih rendah juga sudah berjalan

dengan sangat cepat. Maka pada dasarnya semua hal yang ada di alam ini

harus dipergunakan secara bijak tidak perlu dieksploitasi sedemikian rupa

(Vink, 1984).

Stasiun pencatat meteorologi dilengkapi dengan radiometer untuk

mengukur radiasi gelombang-pendek yang datang dari matahari dan langit,

dan radiasi murni yang merupakan jumlah aljabar dari semua radiasi yang

datang dan radiasi gelombang-pendek dan gelombang-panjang yang

direfleksikan dari permukaan bumi (Wilson, 1993).

2. Tekanan Udara

Atmosfer adalah lapisan yang melindungi bumi. Lapisan ini meluas

hingga 1000 km ke atas bumi dan memiliki massa 4.5 x 1018 kg. Massa

atmosfir yang menekan permukaan inilah yang disebut dengan tekanan

atmosferik. Tekanan atmosferik di permukaan laut adalah 76 cmHg

(Anonim1, 2010).

Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara, karena

geraknya tiap 1 cm2 bidang mendatar dari permukaan bumi sampai batas

atmosfer. Satuannya : 1 atm = 76 cmHg. Tekanan 1 atm disebut sebagai

tekanan normalTekanan udara makn berkurang dengan penambahan tnggi

tempt. Sebagai ketentuan, tiap naik 300 m tekanan udara akan turun 1/30 x.

Tekanan udara mengalir dar tempat yang mempunya tekanan tinggi ke

tempat yang memiliki tekanan lebh rendah, dapat secara vertikal atau

horizontal (Wuryatno, 2000).

Page 5: Lap Agroklim Contoh

5

Tekanan udara merupakan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan

massa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Diukur dengan menggunakan

barometer. Satuan tekanan udara adalah milibar (mb). Garis yang

menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya disebut

sebagai isobar. Tekanan udara memiliki beberapa variasi. Tekanan udara

dibatasi oleh ruang dan waktu. Artinya pada tempat dan waktu yang

berbeda, besarnya juga berbeda (Mohr,1998).

Udara mempunyai massa/berat besarnya tekanan diukur dengan

barometer. Barograf adalah alat pencatat tekanan udara.Tekanan udara

dihitung dalam milibar. Garis pada peta yang menghubunkan tekanan udara

yang sama disebut isobar. Barometer aneroid sebagai alat pengukur

ketinggian tempat dinamakan altimeter yang biasa digunakan untuk

mengukur ketinggian pesawat terbang (Leonheart, 2010).

Tekanan atmosfer tidaklah seragam di semua tempat. Tidak semata

terjadi permukaan yang cepat dengan naiknya ketinggian, tetapi pada suatu

ketinggian tertentupun ada varian dari suatu tempat ke tempat yang lain

serta dari waktu ke waktu yang lainnya, meskipun tidak sebesar variasi yang

disebabkan oleh ketinggian yang berbeda (Benyamin Lakitan, 1994).

Tekanan udara antara lokasi yang satu dengan lokasi yang lain dan

pada lokasi tertentu dapat berubah secara dinamis dari waktu ke waktu.

Perbedaan atau perubahan tekanan uadara ini terutama disebabkan oleh

pergeseran garis edar matahari, keberadaan bentang laut dan ketinggian

tempat (Masson dan Cloud, 1962).

3. Suhu

Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata – rata dari pergerakan

molekul-molekul.  Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan

kemampuan benda tersebut, untuk memindahkan (transfer) panas ke benda-

benda lain atau menerima panas dari benda-benda lain tersebut. Dalam

sistem dua benda, benda yang kehilangan panas dikatakan benda yang

bersuhu lebih tinggi.Alat pengukur suhu disebut termometer.Termometer

dibuat dengan mendasarkan sifat-sifat fisik dari suatu zat (bahan), misalnya

pengembangan benda padat, benda cair, gas dan juga sifat merubahnya

Page 6: Lap Agroklim Contoh

6

tahanan listrik terhadap suhu. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu –

suhu yang tinggi disebut Pyrometer, misalnya Pyrometer radiasi, digunakan

untuk mengukur suhu benda yang panas dan tidak perlu menempelkan alat

tersebut pada benda yang diukur suhunya. Suhu tidak berdimensi sehingga

untuk mengukur derajat suhu, pertama-tama ditentukan 2 titik tertentu yang

disesuaikan dengan suatu sifat fisik suatu benda tertentu.Kemudian diantara

dua buah titik yang telah di tentukan tersebut di bagi – bagi dalam skala –

skala, yang menunjukan derajat – derajat suhu. Skala-skala tersebut

merupakan pembagian suhu dan bukan satuan daripada suhu. Dengan

demikian suhu 30°C tidak berarti 3 x 10°C, dan 10°C berarti skala derajat C

ke sepuluh (Stasiun Metereologi, 2005).

Pada umumnya suhu di nusantara terutama berkaitan dengan

ketinggian di atas permukaan laut. Setiap pertumbuhan ketinggian 100 m,

suhunya menurun, selanjutnya dengan situasi dan kondidi yang sama; 0,6

derajat. Pada suhu yang lebih rendah tumbuhnya tanaman menjadi lebih

lambat (Vink, 1984).

Temperatur tanah beragam dalam suatu pola yang khas yang didasari

harian atau dasar musim. Sehingga suhu tanah mempengaruhi kegiatan

fisiologis tanaman. Kedua fluktuasi terbesar pada permukaan tanah dan

menurun dengan bertambahnya kedalaman tanah. Di bawah kedalaman

sekitar 3 m temperatur sedikit tetap (Foth, 1991).

Pembangunan membawa kesan ke atas sistem iklim mikro.

Pembangunan mengubah iklim mikro suatu kawasan; kesan utama adalah

terhadap imbangan sinaran tenaga dan gangguan terhadap kitaran hidrologi.

Penebangan pokok mengakibatkan kuantiti sinaran tenaga yang diserap oleh

tanah lapang meningkat. Ini menyebabkan peningkatan suhu permukaan

tanah dan suhu udara. Pembalikan sinar tenaga bertambah hingga

menyebabkan suhu udara meningkat (Anonim2, 2008).

Suhu dan kelembaban udara sangat erat hubungannya, karena jika

kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan berubah. Di musim

penghujan suhu udara rendah, kelembaban tinggi, memungkinkan

Page 7: Lap Agroklim Contoh

7

tumbuhnya jamur pada kertas, atau kertas menjadi bergelombang karena

naik turunnya suhu udara (Soewandi, 2005).

Intensitas cahaya tinggi di siang hari berakibat meningkatkan hasil

fotosintesis bruto. Bila siang hari cahaya surya terik kemudian diikuti oleh

suhu udara rendah di malam hari, hal tersebut menguntungkan bagi tanaman

karena akan meningkatkan produk fotosintesis netto. Pengurangan produk

fotosintesis oleh respirasi sangat ditentukan oleh suhu udara. Suhu udara

yang terus menerus tinggi akan mengurangi produk fotosintesis netto

(Handoko, 1993).

Suhu tanah beraneka ragam dengan cara yang khas pada perhitungan

harian dan musiman. Fluktuasi terbesar terdapat di permukaan tanah dan

akan berkurang dengan bertambahnya kedalaman tanah. Suhu tanah sebagai

sifat tanah yang penting, digunakan untuk mengklasifikasikan tanah.

Penggunaan tanah untuk pertanian dan kehutanan berhubungan penting

dengan suhu tanah karena kebutuhan tumbuhan terhadap suhu yang khas.

Selain itu suhu tanah juga mempengaruhi kegiatan fisiologis tanaman

sehingga bila suhu tanah ideal bagi tanaman maka kegiatan fisiologisnya

juga akan baik (Foth, 1994).

4. Kelembaban Udara

Kelembaban udara yaitu banyaknya kadar uap air yang ada di udara,

dalam kelembaban kita mengenal beberapa istilah yaitu:

a. Kelembaban mutlak : massa uap air yang berada dalam satu satuan udara

yang dinyatakan dalam gram/m3.

b. Kelembaban spesifik : perbandingan jumlah uap air di udara denagn

satuan massa udara yang dinyatakan dalam gram /kg

c. Kelembaban relatif : merupakan perbandingan jumlah uap air di udara

dengan jumlah maksimum uap air yang dikandung panas dan temperatur

tertentu yang dinyatakan dalam %

(Gunarsih, 2001).

Faktor cuaca yang paling dominan dan berpengaruh langsung terhadap

produktivitas tanaman adalah kelembaban udara. Semakin tinggi

kelembaban udara udara dapat menyebabkan produktivitas tanaman

Page 8: Lap Agroklim Contoh

8

menurun. Kelembaban udara disamping berpengaruh langsung juga

berpengaruh tidak langsung terhadap produktivitas melalui evaporasi dan

selanjutnya. Kelembaban udara dipengaruhi secara langsung oleh curah

hujandan hari hujan maka kelembaban makin meningkat yang

mengakibatkan penurunan produktivitas tanaman (Herlina, 2003).

Kelembaban udara merupakan uap air (gas) yang tidak dapat dilihat,

yang merupakan salah satu bagian dari atmosfer. Banyaknya uap air yang

dikandung oleh hawa tergantung pada temperatur. Makin tinggi temperatur

makin banyak uap air yang dapat dikandung oleh hawa (Soekirno, 2010).

Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentrasi

ini dapat diekspresikan dalam kelembaban absolut, spesifik dan relatif. Alat

ukur kelembaban disebut higrometer. Sebuah humidistat digunakan untuk

mengatur tingkat kelembaban udara dalam sebuah bangunan dengan sebuah

pengawalembap (dehumidifier) (Anonim1, 2010).

Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara.

Kandungan uap air di udara dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak,

kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air. Kelembaban nisbi

membandingkan antara tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya

pada kapasitas udara untuk menampung uap air (Jason, 2010). Udara

dengan mudah menyerap kelengasan dalam bentuk uap air. Banyaknya

bergantung pada suhu udara dan suhu air. Makin tinggi suhu udara, makin

banyak uap air yang dapat dikandungnya (Wilson, 1993).

Kelembaban nisbi suatu tempat tergantung pada suhu yang

menentukan kapasitas udara untuk menampung uap air serta kandungan uap

air aktual di tempat tersebut. Kandungan uap air aktual ini ditentukan oleh

ketersediaan air ditempat tersebut serta energi untuk menguapkannya

(Handoko, 1993). Kelembaban udara dapat dinyatakan oleh tekanan uap air

oleh koefisien hygrometrik/kelembaban relatif atau temperatur titik embun

sebab sesungguhnya tekanan uap tidaklah cukup mencirikan kelembaban

sebenarnya. Ada banyak hal yang menunjukkan akan kelembaban itu

sendiri. Namun, secara umum semakin bertambah ketinggian maka

kelembaban udara juga akan semakin tinggi (Martha, 1993).

Page 9: Lap Agroklim Contoh

9

5. Curah Hujan

Hujan merupakan susunan kimia yang cukup kompleks serta

bervariasi dari tempat yang satu ke tempat yang lain, dari musim ke musim

pada tempat yang sama dan dari waktu hujan berbeda. Air hujan terdiri atas:

ion-ion natrium, kalium, kalsium, khlor, karbonat dan sulfat yang

merupakan jumlah yang besar bersama-sama (Soekardi, 1986).

Hujan merupakan suatu bentuk presipitasi, atau turunan cairan dari

angkasa, seperti salju, hujan es, embun, dan kabut. Hujan terbentuk apabila

titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan

sampai ke permukaan bumi, sebagian menguap ketika jatuh melalui udara

kering, sejenis presipitasi yang dikenali sebagai virga (Anonim3, 2009).

Penguapan berasal dari laut dan uap air diserap dalam arus udara yang

bergerak melintasi permukaan laut. Udara bermuatan embun terus menyerap

uap air tersebut hingga menjadi dingin mencapai temperatur di bawah

temperatur titik embun, sehingga terjadilah presipitasi (hujan). Jika

temperaturnya rendah, terbentuklah hujan es atau salju. Menurunnya

temperatur massa udara disebabkan oleh konveksi, yaitu udara yang

mengandung embun panas yang temperaturnya bertambah kemudian

berkurang lagi sehingga membentuk awan dan selanjutnya dengan cepat

menimbulkan hujan. Hal ini disebut presipitasi konvektif. Presipitasi

orografis berasal dari arus udara di atas lautan yang bergerak melintasi

daratan dan membelok ke atas karena adanya pegunungan sepanjang pantai,

dan akhirnya berubah menjadi dingin di bawah temperatur jenuh dan

menjadi embun (Wilson, 1993).

Selain suhu, faktor yang penting dari iklim adalah curah hujan yang

disebut pula presipitasi.Sebenarnya sebutan ini lebih luas cakupannya.

Cakupannnya meliputi endapan air, salju, salju keras, butiran es sampai batu

es, akan tetapi juga endapan kabut dan embun (Darldjoeni, 2000)

Hujan adalah uap air di atmosfer yang mengembun menjadi butir-butir

air dan jatuh ke tanah.Satuan ukuran hujan adalah mm. Yang dimaksud

banyaknya hujan (curah hujan) adalah tinggi air hujan bila tidak ada yang

merembes ke dalam tanah. Sebagai patokannnya ialah 100 cc air hujan = 10

Page 10: Lap Agroklim Contoh

10

mm curah hujan. Alat pengukurnya menggunakan ombrometer yang dibagi

menjadi 2 tipe yaitu observatorium (biasa) dan otomatis (Soekirno, 2000)

Perubahan curah hujan, distribusi hujan sangat berpengaruh pada

ketersediaan air. Hal ini sangat menentukan keberhasilan produksi tanaman.

Curah hujan mempengaruhi kelembaban udara (Herlina, 2003).

Jumlah air hujan diukur menggunakan pengukur hujan atau

ombrometer. Ia dinyatakan sebagai kedalaman air yang terkumpul pada

permukaan datar, dan diukur kurang lebih 0,25 mm. Satuan hujan menurut

SI adalah milimeter yang merupakan penyingkatan dari liter per meter

persegi (Anonim1, 2010).

Curah hujan dihitung harian, mingguan, hingga tahunan, sesuai

kebutuhan. Pembangunan saluran drainase, selokan, irigasi serta

pengendalian banjir selalu menggunakan data curah hujan, untuk

mengetahui jumlah curah hujan yang terjadi di suatu tempat. Curah hujan

sebesar 1 mm artinya adalah tinggi air hujan setinggi 1 mm pada daerah

seluas 1 m2 (Bocah, 2008).

Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh dipermukaan tanah

selama periode tertentu yang diukur dalam satuan tinggi diatas permukaan

horizontal apabila tidak terjadi penghilangan oleh proses evaporasi,

pengaliran dan peresapan. Dinyatakan sebagai tebal lapisan air yang jatuh

diatas permukaan tanah rata seandaiya tidak ada infiltrasi dan evaporasi.

Satuannya adalah mm. curah hujan 1mm berarti banyaknya hujan yang jatuh

diatas sebidang tanah seluas 1m2 = 1mm x 1m2 = 0,01dm x 100dm2 = 1dm3

= 1liter. Hari hujan adalah suatu hari dimana terkumpul curah hujan 0,5mm

atau lebih (Guslim et al., 1987).

6. Angin

Angin merupakan udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi

bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara (tekanan tinggi ke

tekanan rendah) di sekitarnya. Angin merupakan udara yang bergerak dari

tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu

udara yang tinggi (Soemarto, 1987).

Page 11: Lap Agroklim Contoh

11

Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai

menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara

turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin disekitarnya mengalir ke

tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat

dan turun ke tanah. Diatas tanah udara menjadi penas lagi dan naik kembali.

Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan

konveksi (Suyono, 2006).

Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan

suhu udara pada suatu daerah atau wilayah.Hal ini berkaitan dengan

besarnya energi panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada

suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas matahari lebih besar

akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang

cenderung lebih rendah. Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi

antara daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain

yang lebih sedikit menerima energi panas, yang berakibat akan terjadi aliran

udara pada wilayah tersebut (Sriharto, 2000).

Pada bulan April-Oktober, matahari berada di belahan langit utara,

sehingga benua asi lebih panas daripada benua australia. Akibatnya, di asia

terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di australia terdapat

pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya angin dari

australia menuju asi. Di indonesia terjadi angin musim timur di belahan

bumi selatan dan angin musim barat daya di belahan bumi utara. Oleh

kerena tidak melewati lautan yang luas maka angin tidak banyak

mengandung uap air oleh karena itu pada umumnya di indonesia terjadi

musim kemarau, kecuali pantai barat sumatera, sulawesi tenggara, dan

pantai selatan irian jaya. Antara kedua musim tersebut ada musim yang

disebut musim pancaroba (peralihan), yaitu : Musim kemareng yang

merupakan peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau, dan musim

labuh yang merupakan peralihan musim kemarau ke musim penghujan.

Adapun ciri-ciri musim pancaroba yaitu: Udara terasa panas, arah angin

tidak teratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan lebat

(Ponce, 1989).

Page 12: Lap Agroklim Contoh

12

Angin darat dan angin laut Angin ini terjadi di daerah pantai.Angin

laut terjadi pada siang hari daratan lebih cepat menerima panas

dibandingkan dengan lautan.Angin bertiup dari laut ke darat.Sebaliknya,

angin darat terjadu pada malam hari daratan lebih cepat melepaskan panas

dibandingkan dengan lautan.Daratan bertekanan maksimum dan lautan

bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat ke laut (Sudjarwadi, 1995).

Erosi angin pada dasarnya disebabkan pengaruh angin pada partikel-

partikel yang ukurannya cocok untuk bergerak dengan saltasi. Erosi angin

dapat dikendalikan; (1) Bila partikel-partikel tanah dapat dibentuk ke dalam

kelompok/butiran yang terlalu besar ukurannya untuk bergerak dengan

saltasi, (2) Bila kecepatan angin dekat permukaan tanah dapat dikurangi

melalui penggunaan tanah, oleh tanaman tertutup, (3) Dengan menggunakan

jalur-jalur tunggul/tanaman penutup lain yang cukup untuk menangkap dan

menahan partikel-partikel yang bergerak dengan saltasi (Foth, 1994).

Angin mengakibatkan meningkatnya penguapan, yang dengan

kelembaban yang cukup mungkin dapat menguntungkan.Namun di daerah-

daerah kering, banyak angin berpengaruh sangat buruk, karena

mengakibatkan pengeringan yang kuat.Angin mempunyai pengaruh

mekanis, yang kadang-kadang besar artinya (Vink, 1984).

Angin adalah udara yang bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya.

Angin berhembus dikarenakan beberapa bagian bumi mendapat lebih

banyak panas matahari dibandingkan tempat yang lain. Permukaan tanah

yang panas membuat suhu udara di atasnya naik. Akibatnya udara

mengembang dan menjadi lebih ringan (Anonim4, 2007).

Angin mengakibatkan meningkatnya penguapan, yang dengan

kelembaban yang cukup mungkin dapat menguntungkan. Namun di daerah-

daerah kering, banyak angin berpengaruh sangat buruk, karena

mengakibatkan pengeringan yang kuat. Angin mempunyai pengaruh

mekanis, yang kadang-kadang besar artinya (Vink, 1984).

Angin adalah gerak udara yang sejajar dengan permukaan bumi.

Udara bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah.

Page 13: Lap Agroklim Contoh

13

Angin diberi nama sesuai dengan arah mana angin datang, misalnya angin

laut adalah angin yang bertiup dari laut ke darat (Hanum, 2009).

Mata angin merupakan panduan yang digunakan untuk menentukan

arah. Umum digunakan dalam navigasi, kompas, dan peta. Berpandukan

pada pusat mata angin, maka kita akan melihat 8 arah yaitu dengan urutan

sebagai berikut (mengikuti arah jarum jam): 1.Utara (0o), 2. Timur Laut

(45o), 3. Timur (90o), 4. Tenggara (135o), 5. Selatan (180o), 6. Barat Daya

(225o), 7. Barat (270o), 8. Barat Laut (315o) (Anonim3, 2009).

Kecepatan dan arah angin masing-masing diukur dengan anemometer

dan penunjuk arah angin. Anemometer yang lazim adalah anemometer

cawan yang terbentuk dari lingkaran kecil sebanyak tiga (kadang-kadang

empat) cawan yang berputar mengitari sumbu tegak. Kecepatan putaran

mengukur kecepatan angin dan jumlah seluruh perputaran mengitari sumbu

itu memberi ukuran berapa jangkau angin, jarak tempuh kantung tertentu

udara dalam waktu yang ditetapkan (Foth, 1991).

7. Evapotranspirasi

Evaporasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap. Uap ini

kemudian bergerak dari permukaan tanah atau permukaan air ke udara

(Sosrodarsono, 1999). Sedangkan Menurut Lee (1988), evaporasi

merupakan proses perubahan cairan menjadi uap, ini terjadi jika cairan

berhubungan dengan atmosfer yang tidak jenuh, baik secara internal, pada

daun tanaman (transpirasi) maupun secara eksternal, pada permukaan yang

basah. Evaporasi adalah perubahan air menjadi uap air. Yang merupakan

suatu proses yang berlangsung hampir tanpa gangguan selama berjam-jam

pada siang hari dan sering juga selama malam hari. Air akan menguap dari

permukaan baik tanah gundul maupun tanah yang ditumbuhi tanaman, dan

juga dari pepohonan permukaan kedap air atap dan jalan raya air, air terbuka

dan sungai yang mengalir (Wilson, 1993).

Evapotranspirasi (ET) adalah ukuran total kehilangan air (penggunaan

air) untuk suatu luasan lahan melalui evaporasi dari permukaan tanaman.

Secara potensial ET ditentukan hanya oleh unsur – unsur iklim, sedangkan

Page 14: Lap Agroklim Contoh

14

secara aktual ET juga ditentukan oleh kondisi tanah dan sifat tanaman

(Handoko, 1995).

Jumlah total air yang hilang dari lapangan karena evaporasi tanah dan

transpirasi tanaman secara bersama disebut evapotranspirasi (ET).

Evaporasi merupakan suatu proses yang tergantung energi yang meliputi

perubahan sifat dari fase cairan ke fase gas. Laju transpirasi merupakan

fungsi dari landaian tekanan uap, tahanan terhadap aliran, dan kemampuan

tanaman dan tanah untuk mentranspor air ke tempat terjadinya transpirasi.

Kehilangan air ke atmosfer ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan dan

faktor dalam tanaman. Pengaruh lingkungan terhadap ET disebut tuntutan

atmosfer atau tuntutan evaporisasi (Anonim2, 2008).

Perkiraan evaporasi dan transpirasi adalah sangat penting dalam

pengkajian-pengkajian hidrometeorologi. Pengukuran langsung evaporasi

maupun evapotranspirasi dari air ataupun ermukaan lahan yang besar adalah

tidak mungkin pada saat ini. Akan tetapi beberapa metode yang tidak

langsung telah dikembangkan yang akan memberikan hasil-hasil yang dapat

diterima (Anonim3, 2009).

Penguapan adalah proses perubahan air dari bentuk cair menjadi

bentuk gas (uap). Ada dua macam penguapan, yaitu evaporasi (penguapan

air secara langsung dari lautan, danau, sungai, dll) dan transpirasi

(penguapan air dari tumbuh-tumbuhan dan lain-lain, makhluk hidup).

Gabungan antara evaporasi dan transpirasi disebut evapotranspirasi

(Wuryanto, dkk, 2000).

Penguapan cenderung untuk menjadi sangat tinggi pada daerah-daerah

yang mempunyai suhu tinggi, angin kuat, dan kelembaban yang rendah.

Daerah subtropik biasanya merupakan daerah yang langsung menerima

insolasi (pemanasan dari matahari) tanpa terlindung oleh adanya awan. Juga

merupakan daerah yang mempunyai angin yang kuat dan mempunyai nilai

kelembaban yang rendah (Hutabarat, 1986).

Kecepatan hilangnya air oleh evaporasi (penguapan)/transpirasi pada

dasarnya ditentukan oleh gradien tekanan uap; yaitu oleh perbedaan tekanan

pada daun/permukaan tanah dan tekanan dari atmosfer. Seterusnya gradien

Page 15: Lap Agroklim Contoh

15

tekanan-uap terhubung dengan sejumlah faktor iklim dan tanah yang lain

(Buckman dan Brady, 1982).

Pengukuran langsung evapotranspirasi dengan penginderaan jauh

masih belum masih belum dimungkinkan. Pendekatan penginderaan jauh

terhadap penentuan evapotranspirasi terletak pada pengukuran jumlah dan

lamanya gerakan air dari tanah ke atmosfer. Untuk peliputan kawasan yang

luas alat yang paling tepat bagi penelitian evaporasi adalah radiometer

inframerah dan pancatat citra dari udara (Handoko, 1994.).

Air dalam tanah juga dapat naik ke udara melalui tumbuh-tumbuhan.

Peristiwa ini disebut evapotranspirasi. Banyaknya berbeda-beda tergantung

dari kadar kelembaban tanah dan jenis tumbuh-tumbuhan. Umumnya

banyaknya transpirasi yang diperlukan untuk menghasilkan satu gram bahan

kering disebut laju transpirasi (Karim, 1985).

8. Awan

Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi

titik-titik air, maka terbentuklah awan. Peluapan ini bisa terjadi dengan dua

cara: 1. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara

karena air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan

naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap

itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak

terhingga banyaknya. 2. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir

lembap. Udara makin lama akan menjadi uap air. Apabila awan telah

terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan

itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarik bumi

menariknya ke bawah. Hingga sampai satu titik dimana titik-titik air itu

akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan ini (Doorenbos dkk, 1977)

Awan kumulus adalah awan yang bentuknya seperti bunga kol. Awan

ini terjadi karena proses konveksi. Secara lebih rinci awan ini terbagi dalam

3 jenis, yaitu: strato kumulus yaitu awan kumulus yang baru tumbuh,

kumulus, dan kumulonimbus yaitu awan kumulus yang sangat besar dan

mungkin terdiri beberapa awan kumulus yang bergabung menjadi satu

(Suroso, 2005)

Page 16: Lap Agroklim Contoh

16

Awan Stratus adalah awan yang berwarna keabu-abuan yang biasanya

menutupi seluruh langit.Kita menyebutnya langit mendung.Awan ini mirip

kabut yang tak mencapai tanah.Terkadang gerimis mengiringi awan

stratus.Kalau menghasilkan hujan, namanya adalah nimbo stratus.Kalau

kamu lihat, awan itu sering berupa gabungan dari jenis-jenis di atas. Cirrus,

misalnya, bisa menjadi pertanda badai akan datang, bila awan menebal

menjadi cirro stratus yang menutupi langit (Rachmad Jayadi, 2000).

Awan dapat terdiri dari butir-butiran, kristal-kristal es, atau kombinasi

keduanya. Bila awan demikian tipisnya hingga sinar matahari atau bulan

menembusnya, awan tersebut sering melahirkan pengaruh-pengaruh optik

yang memungkinkannya dapat dibedakan antara awan kristal es dan awan

butir air (Masson, 1962).

Penyebaran keawanan hampir sama dengan penyebaran hujan jadi

pada lintang ekuator dimana banyak terjadi konvergensi horizontal besar,

terdapat keawanan maksimum. Tidak sejelas seperti maksimum hujan di

ekuator, sebab daerah tropis lebih banyak awan konektif atau tipe

cumulus.awan-awan tebal ini (Manan, 1980).

Awan dapat terdiri dari butir-butir air, kristal-kristal es atau kombinasi

keduanya. Bila awan demikian tipisnya hingga sinar matahari atau bulan

menembusnya, awan tersebut sering melahirkan pengaruh-pengaruh optik

yang memungkinkan dapat dibedakan antara awan kristal es dan awan butir

air (Masson, 1962). Awan mencegah radiasi penuh matahari mencapai

permukaan bumi, akan mengurangi masukan energi dan dengan demikian

memperlambat proses evaporasi. (Wilson, 1993).

Awan adalah merupakan titik-titik air yang melayang-layang tinggi

diangkasa. Terjadinyta awan ini dapat disebabkan oleh :

- Adanya inti-inti kondensasi yang banyak sekali pada ruang yang basah

- Adanya kenaikan tingkatan kelembaban relatif dengan disertai banyak

inti-inti kondensasi atau sublimasi.

- Adanya pendinginan

(Benyamin Lakitan, 1994).

Page 17: Lap Agroklim Contoh

17

Awan adalah gumpalan uap air yang terapung di atmosfir. Ia kelihatan

seperti asap berwarna putih atau kelabu di langit. Udara selalu mengandung

uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air, maka terbentuklah

awan. Penguapan ini bisa bisa terjadi dengan dua cara :

a. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena

air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik

tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu

akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak

terhingga banyaknya.

b. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir lembap. Udara makin

lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air

(Anonim2, 2008).

C. Alat dan Cara Kerja

1. Radiasi Surya

a. Alat yang digunakan : sunshine recorder tipe cambell stokes

b. Cara Kerja :

1) Memasang kertas pias pada tempat yang telah disediakan. Kertas pias

akan terbakar jika ada sinar matahari yang jatuh ke bola, bola kaca

disini berfungsi memfokuskan sinar yang jatuh di atasnya sehingga

dapat membakar kertas pias yang berada dibawahnya.

2) Menghitung presentasi kertas pias yang terbakar.

3) Menggambar kertas pias yang telah digunakan.

4) Menentukan lama penyinaran matahari dalm satu hari pengamatan.

2. Tekanan Udara

a. Alat yang digunakan : Barometer

b. Cara Kerja :

1) Membaca angka yang berada pada barometer, yang dibaca adalah

angka yang berada di baris kedua dari pinggir, yang paling dalam

(berwarna merah)

2) Melakukan pengamatan tiap 20 menit sekali dan merekap untuk satu

hari tersebut.

Page 18: Lap Agroklim Contoh

18

3. Suhu (Suhu Tanah dan Suhu Udara)

a. Alat yang digunakan :

1) Thermometer minimum-maksimum

2) Thermometer minimum-maksimum tipe six

b. Cara Kerja :

1) Suhu Udara

a) Untuk mengetahui Suhu udara terendah dalam suatu periode

tertentu (Termometer Minimum) dapat diketahui dengan membaca

angka pada skala bertepatan dengan ujung kanan penunjuk.

b) Untuk mengetahui Suhu udara tertinggi dalam suatu periode

tertentu (Termometer Maksimum) dapat diketahui dengan

membaca angka pada skala yang bertepatan dengan air raksa.

2) Untuk mengetahui Suhu Tanah (thermometer tanah bengkok) dapat

diketahui dengan mengamati angka pada skala yang bertepatan

dengan air raksa pada tiap kedalaman tanah.

4. Kelembaban Tanah dan Udara

a. Alat yang digunakan : termohigrograft

b. Cara Kerja :

Kelembaban Udara dapat diketahui dengan membaca skala pada

termohigrograf, skala bagian atas untuk suhu udara dan skala bagian

bawah untuk kelembaban udara.

5. Curah Hujan

a. Alat yang digunakan : ombrometer dan ombrograft

b. Cara Kerja : Membaca skala yang tertera pada alat ombrograf.

c. Prinsip Kerja : Curah hujan yang jatuh pada corong mengalir ke

tabung penampung sehingga permukaan air naik dan mendorong

pelampung dimana sumbunya bertepatan dengan sumbu pena. Tangkai

pena bertinta akan ikut naik dan member bekas pada kertas berskala,

bergeraknya ke atas searah dengan putaran jarum jam dan sesuai dengan

waktu yang ada.

Page 19: Lap Agroklim Contoh

19

6. Angin

a. Alat yang digunakan :

1) Anemometer

2) Wind vane

b. Cara Kerja :

1) Arah angin : Melihat dan mencatat arah panah yang menunjuk

ke salah satu arah mata angin.

2) Kecepatan angin : Membaca skala yang tertera pada anemometer

7. Evaporasi

a. Alat yang digunakan : evaporimeter (untuk mengukur evaporasi)

b. Cara Kerja : Membaca skala yang tertera pada alat tersebut.

8. Awan

a. Cara Kerja :

1) Mengamati awan beserta ciri-cirinya kemudian memberikan nama

sesuai dengan family awan tersebut dan ketinggiannya.

2) Menggambar bentuk awan yang ada setip 1 jam sekali.

D. Hasil Pengamatan

Tabel 1.4 Alat-alat yang Terdapat di Stasiun Klimatologi Jumantono

No Foto Alat Fungsi Prinsip Kerja1 .

Radiasi Surya

Gambar 1.1 Sunshine Recorder tipe Campbell Stokes

Untuk mengetahui lama penyinaran

Memasang kertas pias pada tempat yang telah disediakan (kertas pias akan terbakar jika ada sinar matahari yang jatuh ke bola kaca, fungsi bola kaca adalah memfokuskan sinar yang jatuh di atasnya sehingga dapat membakar kertas yang berada di bawahnya). Menghitung prosentase kertas pias yang terbakar kemudian menggambar kertas pias yang telah digunakan. Menentukan lama penyinaran matahari dalam satu hari pengamatan. Adapun satuan pengukuran sunshine recorder tipe campbell stokes adalah jam/ hari.

Page 20: Lap Agroklim Contoh

20

2. Tekanan udara

Gambar 1.2 Barometer

Mengukur tekanan udara

Membaca angka yang berada pada barometer, yang dibaca adalah angka yang berada di baris kedua dari pinggir, yang paling dalam (berwarna merah).

3. Suhua) Tanah

Gambar 1.3 Thermometer Tanah Bengkokb) Udara

Gambar 1.4 Psychrometer Standar

Mengukur suhu tanah

Mengukur suhu udara

Dapat diketahui dengan mengamati angka pada skala yang bertepatan dengan air raksa pada tiap kedalaman tanah.a. Termometer maksimum dan

minimum serta termometer maksimum dan minimum tipe six.

b. Thermometer Bola Kering : tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan mengukur suhu udara sebenarnya. Suhu udara didapat dari suhu pada termometer bola kering.

c. Thermometer Bola Basah : tabung air raksa dibasahi agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar uap air dapat berkondensasi.

4. Kelembaban udara

Gambar 1.5 Termohigrograf

Mengetahui kelembaban udara dan suhu udara

Membaca skala pada termohigrograf. Skala pada bagian atas untuk kelembaban udara dan skala bagian bawah untuk suhu udara

Page 21: Lap Agroklim Contoh

21

5. Curah Hujana) Ombrograf

Gambar 1.6 Ombrograf

b) Ombrometer

Gambar 1.7 Ombrometer

Mengukur banyaknya curah hujan (otomatis)

Mengukur banyaknya curah hujan (manual).

Curah hujan yang jatuh pada corong mengalir ke tabung penampung sehingga permukaan air naik dan mendorong penghisapan/pelampung dimana sumbunya bertepatan dengan sumbu pena.Tangkai pena bertinta ikut naik dan memberi bekas baris/garis pada kertas yang berskala bergeraknya ke atas searah putaran jarum jam dan sesuai dengan waktu yang ada

Membaca skala yang tertera pada alat tersebut.

6. Angina) Wind Vane

Gambar 1.8 Wind Vane

b) Anemometer

Gambar 1.9 Anemometer

Menentukan arah angin

Menentukan kecepatan angin

Melihat dan mencatat arah panah yang menunjuk ke salah satu arah mata angin

Penggunaan anemometer cukup dengan membaca skala yang tertera pada anemometer. Anenometer digunakan dalam kaitannya dengan pertanian yakni untuk mengetahui seberapa besar kecepatan angin di suatu wilayah. Jika kecepatan angin dapat merugikan tanaman, maka sudah tentu akan diperlukan pembuatan Wind Breaker sehingga tidak akan merusak hasil usaha tani.

Page 22: Lap Agroklim Contoh

22

7. Evapotranspirasi

Gambar 1.10 Panci evaporimeter

Menghitung laju kehilangan uap air pada tanah dan tanaman (evapotranspirasi)

a) Pengukuran dilakukan pada permukaan air dalam keadaan tenang didalam tabung peredam riak (Still Well Cylinder) berbentuk silinder untuk mencegah terjadinya gelombang air pada ujung jarum yang digunakan untuk mengukur tinggi permukaan air pada panci evaporimeter.

b) Batang pancing ini terletak menggantung ditabung peredam riak sebagai petunjuk tinggi permukaan air.

8. Awan

Gambar 1.11 Awan

Mengklasifikasikan awan a) Mengamati awan beserta ciri-

cirinya kemudian memberikan nama sesuai dengan famili awan tersebut dan ketinggiannya.

b) Menggambar bentuk awan yang ada setiap 1 jam sekali.

Sumber : Laporan Sementara

E. Pembahasan

1. Radiasi Surya

Matahari adalah sumber energi bagi peristiwa-peristiwa yang terjadi

dalam atmosfer yang dianggap penting bagi sumber kehidupan. Energi

matahari merupakan penyebab pokok dari perubahan-perubahan dan

pergerakan-pergerakan dalam atmosfer sehingga dapat dianggap sebagai

pengendali iklim dan cuaca yang besar.

Jumlah radiasi matahari yang diterima oleh bumi berbeda-beda. hal ini

disebabkan oleh :

a. Jarak dari matahari : Semakin dekat dengan matahari maka radiasi yang

diterima juga semakin besar dan semakin jauh jarak dengan matahari

maka radiasi yang diterima juga semakin sedikit.

b. Intensitas radiasi matahari : Semakin besar nilai intensitas radiasi maka

radiasi yang diterima juga semakin besar dan semakin kecil nilai

intensitas radiasi maka radiasi yang diterima juga semakin kecil.

Page 23: Lap Agroklim Contoh

23

c. Lamanya penyinaran matahari : Lamanya radiasi juga akan

mempengaruhi kuantitas, kualitas dan intensitas karena adanya

kelengasan yang jenuh sehingga radiasi surya tidak sampai pada

permukaan bumi.

d. Atmosfer dalam penyaluran sinar matahari mencapai bumi akan

melewati atmosfer dimana selama perjalanannya itu akan mengalami

beberapa hambatan sehingga energi yang diterima juga akan mengalami

pengurangan yang disebabkan oleh

1) Absorbsi, yaitu penyerapan energi sinar matahari yang dilakukan oleh

uap air, O2, O3 dan CO2.

2) Refleksi pemantulan energi sinar matahari oleh partikel-partikel yang

berdiameter lebih besar dari gelombnag cahaya, contoh: awan.

3) Scattering, pembauran cahaya oleh partikel-partikel yang berdiameter

kurang dari gelombang cahaya, contoh : uap dan aerosol.

Pada Pratikum kali ini diperkenalkan alat ukur penyinaran

menggunakan sunshine recorder tipe cambell stokes, alat ini digunakan

untuk mengukur lama penyinaran. Prinsip kerja dari sunshine recorder ini

adalah penangkapan sinar matahari oleh bola Kristal kemudian sinar

tersebut diteruskan pada kertas pias, dan sinar terusan ini akan membakar

kertas pias tersebut.

Pengaruh panjang hari sering disebut duration atau lamanya

penyinaran matahari. Panjang siang hari di sekitar equator hampir selalu

sama. Tetapi pada tempat-tempat yang jauh dari equator panjang siang hari

tidak sama. Dan ini dikarenakan “gerak matahari” dari 23 ½ 0 LS, bolak-

balik. Lama penyinaran yang diterima suatu daerah dipengaruhi oleh letak

daerah tersebut, letak yang dimaksud adalah daerah tropis dan subtropis.

Pada daerah tropis akan mendapatkan lama penyinaran selama ± 12 jam dan

pada daerah subtropik akan mendapat lama penyinaran lebih banyak, yakni

selam 14 jam. Perbedaan lama penyinaran ini nantinya akan berpengaruh

pada jenis tumbuhan yang tumbuh kemudian disebut dengan tanaman hari

pendek, intermediet dan panjang. Dalam perkembangan tumbuhan lama

penyinaran dikaitkan dengan fotoperiodisme (lama penyinaran yang

Page 24: Lap Agroklim Contoh

24

diterima tumbuhan untuk masuk pada fase pembungaan). Fotoperiodisme

juga akan menentukan tanaman yang bisa tumbuh pada daerah tropis

maupun pada daerah subtropis.

2. Tekanan Udara

Tekanan udara adalah berat udara pada permukaan bumi sampai batas

atmosfer, pada daerah seluas 1 cm2, temperatur 00 C, pada ketinggian 0 m

(di atas permukaan air laut) dan pada garis lintang 450C. Makin tinggi

tempat dari permukaan air laut (altitude) maka tekanan udara makin

menurun. Hal ini disebabkan karena gradien tekanan udara vertikal (gradient

vertikal). Gradien vertikal ini tidak selalu tetap, sebab kerapatan udara

dipengaruhi oleh faktor suhu kadar uap air di udara dan grafitasi.

Satuan ukuran tekanan udara adalah atmosfir. Tekanan udara

merupakan tekanan yang terjadi akibat adanya massa udara yang diukur di

permukaan bumi hingga batas atmosfer tiap 1 cm2. Tekanan udara

merupakan komponen iklim yang tidak berpengaruh langsung terhadap

aktivitas kehidupan makhluk hidup. Akan tetapi dengan adanya perbedaan

tekanan udara dapat mengakibatkan perubahan disekitar lingkungan

tanaman tumbuh. Faktor iklim diukur dengan barometer dengan satuan

milibar. Untuk keperluan pencatatan data meteorologist, satuan tekanan

udara yang dipakai adalah bar.

1 Bar = 1000 milibar = 106dyne/cm2

760 mm hg (76 cm hg) = 1,013 bar = 1013 milibar (mb)

Tekanan 760 mm Hg disebut tekanan normal.

Tinggi angka yang ditunjukkan oleh barometer selain ditentukan oleh

tekanan udara pada saat itu, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti :

a. Latitude (lintang bumi)

Bumi ini tidak bulat sempurna tetapi agak pepak (pipih) pada kedua

kutubnya (karena adanya rotasi bumi). Jari-jari bumi di khatulistiwa

adalah yang terpanjang sedangkan yang terpendek di bagian kutub.

Akibatnya gravitasi bumi di khatulistiwa terkecil dan di kutub terbesar,

sehingga tekanan udara di sekitar khatulistiwa cenderung menunjukkan

yang lebih tinggi.

Page 25: Lap Agroklim Contoh

25

b. Suhu

Jika suhunya naik, air raksa akan mengembang dan jika suhunya

turun, air raksa akan menyusut. Karena itu pengukuran tekanan udara di

daerah tropis cenderung menunjukkan angka yang lebih tinggi.

c. Altitude (tinggi tempat, elevasi)

Makin tinggi suatu tempat tekanan udara makin rendah. Hal ini

disebabkan karena :

1) Makin tinggi tempat, kerapatan udara makin berkurang.

2) Kolom udara makin pendek.

3. Suhu

Untuk mengukur panas udara siang dan malam biasanya

menggunakan Thermometer maksimum dan minimum , sekaligus dapat

mengetahui berapa temperature tertinggi dan terendah dalam sehari

semalam. Perkembangan tumbuhan pada aktifitas perakaran dipengaruhi

oleh suhu tanah dan udara. Pada Suhu tanah banyak dipengaruhi oleh faktor

luar, misalnya sinar matahari dan aktivitas mikroorganisme dalam tanah dan

reaksi kimia termolekuler. Pengukuran suhu tanah dilakuakan dengan

menancapkan termometer ke dalam tanah dengan kedalaman yang

bervariasi. Yaitu 0 cm, 2 cm, 5 cm, dan 10 cm dari permukaan tanah. Makin

dalam tanah maka akan semakin turun suhunya.

Suhu dikatakan sebagai derajat panas atau dingin yang diukur

berdasarkan skala tertentu dengan menggunakan termometer. Satuan suhu

yang biasa digunakan adalah derajat celcius (0C). Suhu maksimum adalah

suhu tinggi tertentu, dimana suatu tanaman masih dapat tumbuh. Sedangkan

suhu minimum adalah suhu terendah di mana tanaman masih dapat hidup.

Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu di permukaan bumi ialah :

a) Jumlah radiasi yang diterima

b) Pengaruh daratan atau lautan

c) Pengaruh ketinggian tempat

d) Pengaruh angin secara tidak langsung, misalnya angin yang membawa

panas dari sumbernya secara horizontal.

Page 26: Lap Agroklim Contoh

26

e) Penutup tanah : tanah yang ditutup vegetasi mempunyai temperatur

yang kurang daripada tanah tanpa vegetasi.

f) Tipe tanah : tanah-tanah gelap indeks suhunya lebih tinggi.

4. Kelembaban Udara

Kelembaban tanah merupakan keadaan keseimbangan kandungan air

dengan suhu di dalam tanah yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.

Penentu utamanya adalah kandungan air dan suhu. Kelembaban udara yaitu

banyaknya kadar uap air yang ada di udara. Keadaan kelembaban di atas

permukaan bumi berbeda-beda. Pada umumnya kelembaban yang tertinggi

di daerah khatulistiwa sedangkan yang terendah pada lintang 400C. Daerah

rendah ini disebut horse latitude, curah hujannya kecil. Besarnya

kelembaban suatu daerah merupakan faktor yang dapat menstimulasi curah

hujan.

Di dalam atmosfer selalu ada uap air yang jumlahnya tidak tetap. Uap

air adalah suatu gas yang tak dapat dilihat, yang merupakan salah satu

bagian dari atmosfer. Dalam klimatologi, yang dimaksud dengan

kelembaban udara adalah kelembaban nisbi udara (Relatif Humidity/RH)

yaitu perbandingan antara banyaknya uap air saat itu dan uap air maksimum

yang dapat dikandung oleh hawa saat itu (temperature itu) pula.

Kelembaban udara berbanding terbalik dengan suhu udara. Semakin

tinggi suhu udara, maka kelembaban udaranya semakin kecil. Hal ini

dikarenakan dengan tingginya suhu udara akan terjadi presipitasi

(pengembunan) molekul air yang dikandung udara sehingga muatan air

dalam udara menurun.

Untuk mengukur kelembaban udara dengan menggunakan alat

Higrometer atau Termohigrogaf yang sensornya berupa benda higroskopis.

Besar kelembaban suatu daerah merupakan factor yang dapat menstimulasi

curah hujan. Di Indonesia, kelembaban tertinggi dicapai pada musim

penghujan dan terendah pada musim kemarau. Adapun hal khusus terjadi

pada daerah pantai. Pantai-pantai di Indonesia pada umumnya bersuhu

tinggi akan tetapi mempunyai kelembaban yang tinggi pula. Hal demikian

terjadi karena banyaknya evaporasi air laut yang besar.

Page 27: Lap Agroklim Contoh

27

5. Angin

Angin merupakan gerakan atau perpindahan dari suatu massa udara

dari satu tempat ke tempat lain secara horisontal. Yang dimaksud dengan

massa udara yaitu udara dalam ukuran yang sangat besar yang mempunyai

sifat fisik (temperatur dan kelembaban) yang seragam dalam arah yang

horisontal.

Gerakan dari angin biasanya berasal dari daerah yang bertekanan

tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Angin juga mempunyai arah dan

kecepatan. Arah angin biasa dinyatakan dengan dari mana arah angin itu

datang. Arah angin diamati dengan alat wind vane.

Sedangkan kecepatan angin diukur dengan anemometer. Di stasiun-

stasiun Klimatologi, pengamatan kecepatan angin biasanya dipasang pada

ketinggian 2 m. Nilai dari kecepatan angin diperoleh dengan menghitung

selisih antara skala awal dan skala akhir yang ada pada anemometer. Angin

akan bertiup pada suatu wilayah ke wilayah lain dengan membawa uap air

yang dikandungnya. Pada wilayah-wilayah dimana angin bertiup berasal

dari daerah gersang atau panas maka angin tersebut kurang mengandung

uap air sehingga angin tersebut bersifat hangat. Akibatnya, wilayah atau

daerah yang dilewati akan dipengaruhi oleh angin yang bersuhu tinggi dari

tempat yang dilewati. Sebaliknya angin yang berasal dari daerah perairan

banyak mengandung uap air sehingga akan mempengaruhi kandungan uap

air pada daerah yang dilewatinya.

6. Evapotranspirasi

Evaporasi adalah proses perubahan air dari bentuk cair menjadi gas

(uap air) dan perpindahannya dari suatu permukaan benda ke atmosfer. Pada

pengamatan tersebut alat yang digunakan untuk mengukur evapotranspirasi

adalah evaporimeter yang menggunakan bejana penguapan berupa panci

yang berisi air bersih dan berwarna metalik (silver) yang bertujuan untuk

mengurangi pengaruh radiasi. Nilai evaporasi merupakan nilai dari selisih

tinggi permukaan dari dua kali pengukuran setelah nilai curah hujan.

Page 28: Lap Agroklim Contoh

28

Proses evapotranspirasi sangat penting dalam siklus hidrologi dan CWR

(Crop Water Requirement = banyaknya air yang dibutuhkan tanaman untuk

tumbuh). Syarat terjadinya evapotranspirasi :

a. Ada energi → pengendali utama

b. Difusi

Setelah uap air terbentuk → berpindah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi :

a. Suhu udara

b. Angin

Kecepatan angin bertambah maka laju evapotranspirasinya

bertambah sampai pada batas tertentu.

c. Tekanan uap air di atmosfer

Jika tekanannya rendah maka evapotranspirasinya cepat.

d. Kualitas air.

e. Sifat dan bentuk permukaan.

7. Awan

Awan adalah kumpulan butir-butir air, kristal es atau gabungan antara

keduanya yang masih melekat pada inti-inti kondensasi antara 2-40 mikron.

Awan dapat dibagi menjadi :

a. Awan tinggi, yaitu yang terdapat pada ketinggian 7 km dari permukaan

laut, terdiri dari : cirrus, cirrostratus, cirrocumulus.

b. Awan pertengahan, ada pada ketinggian 2 km ke atas dari permukaan

laut tetapi kurang dari 7 km, terdiri dari alto stratus, alto cumulus.

c. Awan rendah, ada pada ketinggian kurang dari 2 km dari permukaan

laut, terdiri dari : strato cumulus, stratus. nimbo stratus.

d. Awan yang berkembang vertikal, pada ketinggian 1-20 km dari

permukaan laut, terdiri dari : cumulus, cumulo nimbus.

Berdasarkan hasil pengamatan rata-rata awan yang ada adalah

stratocumulus (awan rendah), yang berpotensi besar terjadinya hujan.

Keadaan radiasi dengan adanya penutup awan sangat berbeda-beda dengan

keadaan langit yang cerah. Radiasi yang dipancarkan bumi akan mencapai

awan dan oleh awan akan diabsorbsi serta selanjutnya dipantulkan lagi ke

Page 29: Lap Agroklim Contoh

29

bumi, sehingga mengakibatkan temperatur awan dan bumi menjadi lebar.

Akibat dari sifat awan yang dapat mengabsorbsi dan meradiasikan semua

gelombang maka pengaruh penutup awan dapat menghalangi pendinginan

bumi pada malam hari, terutama pada musim kemarau.

F. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

a. Alat untuk mengukur lama penyinaran adalah Sunshine Recorder tipe

Cambell Stokes.

b. Alat untuk mengukur tekanan udara adalah barometer.

c. Alat untuk mengukur suhu adala termometer maximum dan minimum

type six.

d. Termohigrograf alat untuk mengukur suhu dan kelembaban udara.

e. Alat untuk mengukur curah hujan adalah ombrometer da ombrograf.

f. Alat untuk mengetahui arah angin adalah Wind Vane.

g. Alat untuk mengetahu kecepatan Angin adalah anemomoter.

h. Alat untuk mengetahui laju evaporasi dengan menggunakan panci

evaporimeter.

2. Saran

a. Sebaiknya alat-alat yang sudah tidak bisa digunakan sama sekali diganti.

b. Dalam hal pengamatan unsur-unsur cuaca alangkah baiknya peralatan

pengamatan unsur-unsur cuaca dijaga dengan baik. Sebab cuaca sangat

berperan penting dalam pertanian.

Page 30: Lap Agroklim Contoh

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2010. Hujan.www.wikipedia.org/wiki/Hujan. Diakses hari minggu, 15 Mei 2011 pukul 15.15

Anonim2. 2008. Pentingnya Pemahaman Unsur Cuaca. http://www.jplh.or.id. Diakses pada tanggal 21 Mei 2011.

Anonim3. 2009. Kelembaban Udara. http://abuhaniyya.wordpress.com. Diakses pada tanggal  20 Mei 2011.

Anonim4. 2009. Seputar Angin. http://one.indoskripsi.com/.Diakses pada tanggal 20 Mei 2011.

Darldjoeni. 2000. Prinsip Kerja Peralatan Klimatologi. UT. Jakarta.

Bayong Tyasono. 2004. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Program Studi Agronomi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.

Benyamin, Lakitan. 1994. Dasar-Dasar Klimatologi. PT.  Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Bocah. 2008. Unsur-unsur Cuaca dan Iklim. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/unsur-unsur-cuaca-dan-iklim/ Diakses pada Hari Minggu, 15 Mei 2011.

Buckman Brady. 1982. Dasar Klimatologi. Erlangga. Jakarta.

Doorenbos. 1977. Peralatan Agroklimatologi dalam Menunjang Dunia Pertanian Secara Umum. Bina Insan Press. Jakarta.

Foth, Henry D. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah edisi ke-7. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Foth, Henry D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah edisi ke-6. Erlangga. Jakarta

Gunarsih.2001. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. BinaAksara. Jakarta

Guslim, O.K Nazaruddin H, Roeswandi, A. Hamdan, dan Rosmayati. 1987.  Klimatologi Pertanian. USU Press. Medan.

Handoko. 1993. Klimatologi Dasar. Pustaka Jaya. Bogor.

Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, landasan pemahaman fisika atmosfer dan unsur-unsur iklim.  PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.

Handoko. 1995. Klimatologi Dasar Edisi 2. Pustaka Jaya. Bogor.

Hanum. 2009. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Program Studi Agronomi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.

Herlina.2003. Jurnal Ilmu-ilmu Hayati. UniversitasBrawijaya. Malang.

Page 31: Lap Agroklim Contoh

31

Hutabarat. 1986. Manfaat Klimatologi Bagi Pertanian. Bumi Penerbit. Surabaya.

Jason. 2010. Yang Dimaksud Kelembaban Udara. www. Answers.yahoo.com.Diakses Hari Minggu pukul 16.30

Karim, K. 1985. Dasar-Dasar Klimatologi. Jurnal Agrista. 2 (2): 127-137

Kartasapoetra, A.G. 2004. Klimatologi : Pengaruh iklim Terhadap Tanah dan Tanaman Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.

LIPI. 2008. Agroklimatologi – Alat dan Prinsip Kerja. http://www.lipi.go.id Diakses pada hari Minggu,15 Mei 2011.

Leonheart, 2010. http://taufikanugrah.blogspot.com/2010/04/unsur-unsur-cuaca-dan-iklim.html Diakses pada Hari Minggu, 15 Mei 2011.

Manan. 1980. Unsur Cuaca dan Iklim. Sains Media. Tangerang

Martha W.J. 1993. Mengenal Dasar–Dasar Hidrologi. Nova. Bandung.

Masson, B. J. & Cloud. 1962. Rain And Rain Making, Cambridge. London.

Mohr. 1998. The Cultural Turn in American Sociology—A Report from the Field. http://www.ibiblio.org/culture/newsletter/cult172and3.pdf Diakses pada hari Minggu, 15 Mei 2011.

Ponce. 1989. Manfaat dan Peranan Iklim bagi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta

Reisenauer, H.M. 1976. Soil and Plant Tissue Testing in California. Divison of agricultural sciences university of California. California.

Rachmad Jayadi. 2000. Dunia Pertanian Era Milenium. Nova. Bandung.

Sriharto. 2000. Pertanian Era Sekarang. Kompasiana. Jakarta

Soekardi. 1986. Persaingan dalam bercocok tanam jagung (Zea Mays). Jurnal Budidaya Pertanian. 12 (1) : 13-19.

Soekirno. 2010. Ilmu Iklim dan Pengairan. Bina Cipta. Bandung

Soemarto. 1987. Manfaat dan Peranan Agroklimatologi. Bina Aksara. Jakarta.

Soewandi, A. 2005. Prosedur dan Pengambilan Contoh Analisa Tanaman. Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UGM. Yogjakarta.

Sosrodarsono.1999. Ilmu Usaha Tani. LSM Pertanian. Purwokerto.

Suroso. 2005. Era Baru Pertanian. Erlangga. Jakarta.

Suyono. 2006. Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Usaha Tani. UGM Press. Jogjakarta

Sudjarwadi. 1995. Pertanian Dahulu, Masa Kini dan Masa Depan. UI Press. Jakarta.

Page 32: Lap Agroklim Contoh

32

Vink, G.J. 1984. Dasar-Dasar Usaha Tani di Indonesia. PT. Midas Surya Grafindo. Jakarta.

Wilson, E.M. 1993. Hidrologi Teknik. ITB. Bandung.

Wuryanto. 2000. Agroklimatologi. USU Press. Medan

Page 33: Lap Agroklim Contoh

33

II. PENGUKURAN SUHU TANAH

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Tanah terdiri kumpulan benda alam di permukaan bumi mengandung

gejala-gejala kehidupan dan menompang atau mampu menopang

pertumbuhan tanaman diluar rumah. Sifat-sifat tanah bergantung pada besar

kecilnya partikel-partikel yang merupakan komponen-komponen tanah

tersebut. Tanah mengandung partikel-partikel mineral, sisa-sisa tanaman

dan binatang, air, berbagai gas dan komposisi lainnya yang menjadikan

tanah tersebut menjadi subur, yang menjamin berlangsungnya kehidupan

berbagai makhluk di bumi.

Panas dalam tanah adalah keadaan yang timbul akibat dari adanya

radiasi sinar matahari, panas bumi, reaksi kimia dalam tanah,maupun

aktifitas biologi dalam tanah. Adanya panas didalam tanah diukur dengan

menggunakan istilah suhu tanah. Suhu  tanah merupakan  hasil dari

keseluruhan radiasi yang merupakan kombinasi emisi panjang gelombang

dan aliran panas dalam tanah. Suhu tanah juga disebut intensitas panas

dalam tanah dengan satuan derajat Celcius, derajat Fahrenheit, derajat

Kelvin dan lain-lain.

Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Suhu berkorelasi positif dengan

radiasi matahari. Yang dimaksud dengan suhu disini adalah suhu tanah

maupun suhu udara disekitar tajuk tanaman. Tinggi rendahnya suhu

disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman,

distribusi cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas tanah

Suhu tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor lingkungan

dan faktor tanah. Suhu tanah merupakan sifat penting dalam tanah karena

mempengaruhi pertumbuhan tanah secara langsung dan mempengaruhi

kelembaban, aerasi, struktur, aktifitas mikroba dan enzim, dekomposisi

residu tanaman serta ketersediaan unsur hara tanaman.

33

Page 34: Lap Agroklim Contoh

34

2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari pratikum Pengukuran Suhu Tanah ini yaitu :a. Untuk mengetahui variasi suhu tanah pada beberapa perlakuan.

b. Untuk memberikan pemahaman terhadap jenis-jenis perlakuan yang

mampu digunakan dalam pembudidayaan tanaman.

c. Untuk mampu menenrtukan jenis perlakuan mana yang sesuai untuk jenis

tanaman tertentu.

3. Waktu dan Tempat Praktikum

Waktu dan tempat praktikum Agroklimatologi Acara 2 – Pengukuran

Suhu Tanah dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 15 Mei 2011 bertempat

di Gedung Rumah Kaca B Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta pada pukul 07.00 sampai dengan pukul 10.00 WIB.

B. Tinjauan Pustaka

Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk

mengukur suhu udara atau derajat panas disebut thermometer. Biasanya

pengukur dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F).

Suhu udara tertinggi dimuka bumi adalah didaerah tropis (sekitar ekoator) dan

makin ke kutub semakin dingin. Di lain pihak, pada waktu kita mendaki

gunung, suhu udara terasa terasa dingin jika ketinggian semakin bertambah.

Kita sudah mengetahui bahwa tiap kenaikan bertambah 100 meter maka suhu

akan berkurang (turun) rata-rata 0,6 ˚C. Penurunan suhu semacam ini disebut

gradient temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara kering, lapse rate

adalah 1 ˚C  (Benyamin, 1997).

Suhu dipermukaan bumi makin rendah dengan bertambahnya lintang

seperti halnya penurunan suhu menurut ketinggian. Bedanya, pada penyeberan

suhu secara vertikal permukaan bumi merupakan sumber pemanas sehingga

semakin tinggi tempat maka semakin rendah suhunya. Rata-rata penurunan

suhu udara menurut ketinggian contohnya di Indonesia sekitar 5 ˚C – 6 ˚C tiap

kenaikan 1000 meter. Karena kapasitas panas udara sangat rendah, suhu udara

sangat pekat pada perubahan energi dipermukaan bumi. Diantara udara, tanah

Page 35: Lap Agroklim Contoh

35

dan air, udara merupakan konduktor terburuk, sedangkan tanah merupakan

konduktor terbaik (Handoko, 1994).

Suhu merupakan karakteristik yang dimiliki oleh suatu benda yang

berhubungan dengan panas dan energi. Jika panas dialirkan pada suatu benda,

maka suhu benda tersebut akan meningkat. Sebaliknya suhu benda tersebut

akan turun jika benda yang bersangkutan kehilangan panas. Akan tetepi,

hubungan antara panas (energi) dengan suhu bukan merupakan suatu

konstanta, karena besarnya peningkatan suhu akibat peneriman panas dalam

jumlah tertentu yang dipengaruhi oleh daya tampung panas (heat capacity)

yang dimiliki oleh benda penerimaan tersebut (Lakitan, 1994).

Angin dan suhu mempengaruhi jalan dan luasnya zat pencemaran udara.

Dalam keadaan normal udara dekat permukaan tanah dihangatkan oleh panas

yang dipancarkan dari tanah. Udara itu kemudian naik sambil membawa zat

pencemar keatas kemudian dihembuskan oleh angin di udara bagian atas. Jika

terjadi inversi suhu, udara yang hangat akan berada diatas udara dingin seperti

suat loteng. Pada dasarnya suhu tinggi merangsang pembentukan Co dan O.

Jika camporan ekuilibrim pada suhu tinggi tiba-tiba didinginkan, Co akan tetap

berada didalam campuran yang telah didingankan tersebut karena dibutuhkan

waktu yang lama untuk mencapai ekuilibrium yang baru pada suhu rendah

(Kristanto, 2002).

Temperatur (suhu) adalah salah satu sifat tanah yang sangat penting

secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan juga terhadap

kelembapan, aerasi, stuktur, aktifitas mikroba, dan enzimetik, dekomposisi

serasah atau sisa tanaman dan ketersidian hara-hara tanaman. Tenperatur tanah

merupakan salah satu faktor tumbuh tanaman yang penting sebagaimana

halnya air, udara dan unsur hara. Proses kehidupan bebijian, akar tanaman dan

mikroba tanah dipengaruhi oleh temperatur tanah  (Hanafiah, 2005).

Tentang suhu tanah pengaruhnya penting sekali pada kondisi tanah itu

sendiri dan pertumbuhan tanaman. Pengukuran dari suhu tanah biasanya

dilakukan pada kedalaman 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm, dan 100 cm. Faktor

pengaruh suhu tanah yaitu faktor luar dan faktor dalam. Yang dimaksud

dengan faktor luar yaitu radiasi matahari, awan, curah hujan, angin,

Page 36: Lap Agroklim Contoh

36

kelembapan udara. Faktor dalamnya yaitu faktor tanah, struktur tanda, kadar

iar tanah, kandungan bahan organik, dan warna tanah. Makin tinggi suhu maka

semakin cepat pematangan pada tanaman  (Kartasapoetra, 2005).

Suhu tanah beraneka ragam dengan cara khas pada perhitungan harian

dan musiman. Fluktasi terbesar dipermukaan tanah dan akan berkurang dengan

bertambahnya kedalaman tanah. Kelembapan waktu musiman yang jelas

terjadi, karena suhu tanah musiman lambat bantuk fluktasi suhu pada peralihan

suhu diudara atau dibawah tanah yang lebih besar. Suhu total untuk semalam

tanaman mungkin terjadi pada tengah hari. Dibawah 6 inch atau 15 inch

terdapat variasi harian pada suhu tanah  (Sostrodarsono, 2006).

Mulsa jerami atau mulsa yang berasal dari sisa tanaman lainnya

mempunyai konduktivitas panas rendah sehingga panas yang sampai ke

permukaan tanah akan lebih sedikit dibandingkan dengan tanpa mulsa atau

mulsa dengan konduktivitas panas yang tinggi seperti plastik. Jadi jenis mulsa

yang berbeda memberikan pengaruh berbeda pula pada pengaturan suhu,

kelembaban, kandungan air tanah, penekanan gulma dan organisme

pengganggu. Namun manipulasi lingkungan tumbuh dengan cara teknik

budidaya tersebut akan berbeda pengaruhnya jika dilakukan pada tanaman

kentang dengan kultivar yang berbeda, begitu juga perbedaan jenis mulsa akan

berbeda pengaruhnya terhadap perbedaan lingkungan terutama suhu tanah

sehingga pertumbuhan dan hasil tanaman kentang untuk tiap kultivar akan

berbeda pula (Hamdani, 2009).

Penanaman tanaman penutup tanah dan penutupan permukaan tanah

dengan sisa-sisa tanaman merupakan teknik konservasi secara vegetatif/kultur

teknis yang mudah dilaksanakan. Adanya tanaman penutup tanah dan mulsa

organik dapat menahan percikan air hujan dan aliran air di permukaan tanah

sehingga pengikisan lapisan atas tanah dapat ditekan. Adanya mulsa akan dapat

mampu memelihara struktur tanah, meningkatkan infiltrasi tanah, mengurangi

pencucian hara dan menekan pertumbuhan gulma sehingga akan menambah

kemampuan tanah dalam mendukung tanaman yang ada di atasnya sehingga

hasil usaha taninya baik (Sumarni, dkk,2005).

Page 37: Lap Agroklim Contoh

37

Secara umum penggunaan mulsa plastik hitam perak meningkatkan suhu

rizosfir yang ditutupi mulsa dibanding tanpa mulsa.  Peningkatan suhu tanah di

bawah mulsa plastik hitam perak lebih rendah dibanding dengan suhu tanah di

bawah mulsa plastik hitam. Peningkatan suhu tanah akan meningkatkan

aktivitas mikroorganisme tanah dalam menguraikan bahan organik yang

tersedia. Sehingga terjadi penambahan hara tanah dan pelepasan karbon

dioksida melalui lubang tanam. Hasil penelitian menujukkan bahwa

konsentrasi karbon dioksida rizosfir di bawah mulsa plastik lebih tinggi

dibanding tanpa mulsa.  Karbon  dioksida ini keluar melalui lubang tanam

yanga mencapai 560 ppm, sehingga tanaman akan berada dalam kondisi ‘kaya’

akan karbon dioksida yang dapat mencapai 1350 ppm. gulma yang tumbuh di

bawah mulsa plastik transparan tumbuh dengan baik, karena hampir semua

cahaya matahari dilewatkan (ditransmit) plastik ke zona rizosfir. Mulsa plastik

yang berwarna perak memiliki kemampuan memantulkan sekitar 33 persen

cahaya matahari yang menerpa permukaannya (Fahrurrozi et al., 2001).

Pada umumnya suhu di nusantara terutama berkaitan dengan ketinggian

di atas permukaan laut. Setiap pertumbuhan ketinggian 100 m, suhunya

menurun, selanjutnya dengan situasi dan kondidi yang sama; 0,6 derajat. Pada

suhu yang lebih rendah tumbuhnya tanaman menjadi lebih lambat. Akan tetapi

pada suhu yang tinggi belum tentu menjamin pertumbuhan tanaman semakin

baik. Sehingga yang ideal bagi pertumbuhan tanaman adalah suhu yang baik

yang mampu menjalankan semua kegiatan fisiologis tanaman (Holman, 1994).

Suhu tanah beraneka ragam dengan cara yang khas pada perhitungan

harian dan musiman. Fluktuasi terbesar terdapat di permukaan tanah dan akan

berkurang dengan bertambahnya kedalaman tanah. Suhu tanah sebagai sifat

tanah yang penting, digunakan untuk mengklasifikasikan tanah. Penggunaan

tanah untuk pertanian dan kehutanan berhubungan penting dengan suhu tanah

karena kebutuhan tumbuhan terhadap suhu yang khas. Masing-masing spesies

tumbuhan membutuhkan suhu yang berbeda-beda pula untuk dapat bertumbuh

dengan baik dan berkembang pesat (Foth, 1994).

Temperatur tanah beragam dalam suatu pola yang khas yang didasari

harian atau dasar musim. Kedua fluktuasi terbesar pada permukaan tanah dan

Page 38: Lap Agroklim Contoh

38

menurun dengan bertambahnya kedalaman tanah. Di bawah kedalaman sekitar

3m temperatur sedikit tetap (Foth, 1991).

Suhu udara akan berfluktuasi dengan nyata selama setiap periode 24 jam.

Fluktuasi suhu udara dan suhu tanah berkaitan erat dengan proses pertukaran

energi yang berlangsung di atmosfer. Pada siang hari, sebagian dari radiasi

matahari akan diserap oleh gasgas atmosfer dan partikel-partikel padat

melayang di atmosfer (Critchfield, 1974).

Suhu dan kelembaban udara ini sangat erat hubungannya, karena jika

kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan berubah. Di musim

penghujan suhu udara rendah, kelembaban tinggi, memungkinkan tumbuhnya

jamur pada kertas, atau kertas menjadi bergelombang karena naik turunnya

suhu udara (Anonim1, 2007).

C. Alat dan Cara Kerja

1. Alat : Termometer tanah

2. Cara Kerja

Mengukur suhu tanah (menggunakan thermometer tanah) pada

beberapa perlakuan. Kemudian catat hasil pengamatannyasetiap 30menit

sekali. Adapun perlakuannya adalah :

a. Kontrol

b. Mulsa plastic hitam

c. Mulsa plastic bening

d. Mulsa organik

e. Cover crop (rumput)

Page 39: Lap Agroklim Contoh

39

D. Hasil Pengamatan

Tabel 2.1 Hasil Pengukuran Suhu Tanah Tanggal 15 Mei 2011

Hari, Tanggal

Jam Suhu Tanah Tiap Perlakuan (0C)Kontrol (Tanah)

Mulsa Plastik Hitam

Mulsa Plastik Bening

Mulsa Organik

Cover Crop (Rumput)

Minggu, 15 Mei 2011

08.00 26.5 27.5 28.5 27.5 2908.30 27 28.5 29 28 29.509.00 27 29 29 30 3209.30 28.5 30 31.5 31 3410.00 31 34 32.5 31 3610.30 32 34 33 34 3411.00 34 38 33 39 3811.30 37 40 35 40 3912.00 37 42 35 40 39

Sumber : Hasil Pengamatan

E. Pembahasan

Suhu tanah merupakan keadaan yang timbul akibat dari adanya radiasi

sinar matahari, panas bumi, reaksi kimia dalam tanah,maupun aktifitas biologi

dalam tanah. Suhu tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor

lingkungan dan faktor tanah. Suhu tanah merupakan sifat penting dalam tanah

karena mempengaruhi pertumbuhan tanah secara langsung dan mempengaruhi

kelembaban, aerasi, struktur, aktifitas mikroba dan enzim, dekomposisi residu

tanaman serta ketersediaan unsur hara tanaman.

Dari hasil pengamatan, dihasilkan suhu pada tanah kontrol atau tanah

yang memang dibiarkan tanpa adanya menutupan tanah atau pemberian mulsa

menyebabkan tanah memiliki perbedaan suhu yang bervariatif hal itu

dikarenakan tanah yang tidak menggunakan penutup apapun akan menerima

cahaya matahari secara langsung mengakibatkan sangat terpengaruh dengan

kondisi lingkungan terutama engan ada tidaknya matahari, sehingga fluktuasi

yang terjadi setiap setengah jam pada tanah tanpa penutup sangat bervariasi.

Pada hasil pengamatan pada mulsa plastik hitam, didapat suhu yang

cukup tinggi dimana pada pukul 11.30 didapat suhu hingga 32,5oC. Hal itu

dikarenakan pada saat itu matahari bersinar dengan intensitas yang lebih besar

dari pada waktu yang lain, di tambah dengan penggunaan mulsa hitan yang

Page 40: Lap Agroklim Contoh

40

dengan warna hitam tersebut dapat menyerap panas lebih efektif dari pada

mulsa yang tramspatan menyebabkan suhu pada tanah tersebut tinggi.

Penggunaan mulsa plastik bening akan menyebabkan sangat tidak

efektifnya penyerapan panas oleh tanah karena hampir semua cahaya matahari

dilewatkan (ditransmit) plastik ke zona rizosfir. Mulsa plastik yang berwarna

perak yang prinsipnya hampir sama dengan mulsa bening atau transparan

memiliki kemampuan memantulkan sekitar 33 persen cahaya matahari yang

menerpa permukaannya. Hal itu mengakibatkan suhunya cenderung lebih

tinggi dari pada tanah yang lainnya.

Penanaman tanaman penutup tanah dan penutupan permukaan tanah

dengan sisa-sisa tanaman merupakan teknik konservasi secara vegetatif/kultur

teknis yang mudah dilaksanakan. Adanya tanaman penutup tanah dan mulsa

organik dapat menahan percikan air hujan dan aliran air di permukaan tanah

sehingga pengikisan lapisan atas tanah dapat ditekan. Di samping itu juga dapat

memelihara struktur tanah, meningkatkan infiltrasi tanah, mengurangi

pencucian hara, dan menekan pertumbuhan gulma sehingga akan menambah

kemampuan tanah dalam mendukung tanaman yang ada di atasnya Penutupan

mulsa organik pada tanah yang ke empat seperti penutupan tanah dengan

menggunakan jerami, hal itu membuat Penggunaan mulsa organik dapat

memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang akan mempermudah

penyediaan unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk pembentukan

dan perkembangan buah, mulsa organik juga dapat menurunkan suhu tanah.

Pengukuran pada tanah yang tertutup dengan rumput mendapatkan hasil

yang tingi, hal itu mungkin dikarenakan intensitas sinar matahari yang begitu

besar, sedangkan tanah hanya tertutup vegetasi rumput dan jauh dengan

vegetasi pohon yang mampu mengurangi sinar yang akan diserap oleh tanah.

F. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

a. Penutupan mulsa plastik hitam lebih efisien menangkap sinar matahari.

Suhu tanah menjadi lebih tinggi dengan fluktuasi tidak terlalu tinggi.

b. Penutupan mulsa plastik bening atau transparaan tidak efisien menyerap

sinar matahari. Suhu menjadi lebih tinggi.

Page 41: Lap Agroklim Contoh

41

c. Penutupan dengan mulsa organik mengakibatkan suhu lebih rendah.

d. Semakin tinggi jumlah panas yang diterima oleh tanah atau tanaman

maka semakin tinggi juga suhu pada tanah dan tanaman tersebut.

e. Suhu tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor

eksternaldan faktor internal. Faktor eksternal antara lain awan, angin,

hujan, sinar matahari dan vegetasi. Sedangkan yang termasuk faktor

internal adalah keadaan struktur tanah, kerapatan tanah, kepadatan tanah

dan sebagainya.

2. Saran

a. Waktu praktikum jangan terlalu banyak terbuang.

b. Diharap ada lebih banyak penjelasan oleh co-ass mengenai praktikum

yang ada.

Page 42: Lap Agroklim Contoh

42

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1.2007.Suhu dan Kelembaban Udara http://tumoutou.net/ . Diambil pada tanggal 20 Mei 2011

Benyamin. 1997. Dasar-dasar Klimatologi. Grafindo. Jakarta.

Critchfield, J. Howard. 1974. General Climatology. Prentice-Hall. USA

Fahrurrozi, K.A. Stewart and S. Jenni.  2001. The early growth of muskmelon in mulched mini-tunnel containing a thermal-water tube.  I. The carbon dioxide concentration in the tunnel. J. Amer. Soc. For Hort. Sci.. 126:757-763.

Foth, Henry D. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah edisi ke-7. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Foth, Henry D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Edisi ke-6. Erlangga. Jakarta.

Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, Landasan Pemahaman Fisika Atmosfer dan Unsur Unsur Iklim. PT Dunia Pustaka Jaya. Jakarta.

Hamdani, Jajang Sauman. 2009. Pengaruh Jenis Mulsa terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Kultivar Kentang. J. Agron. Indonesia 37 (1) : 14 – 20 (2009)

Holman. J.P. 1994. Perpindahan Kalor edisi ke-6. Erlangga. Jakarta.

Kartasapoetra, AG. 2004. Klimatologi : Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan Tanaman Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.

Kristanto. 2002. Klimatologi Dasar. Bumi Aksara. Jakarta.

Lakitan B, 1994. Dasar-dasar Klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Sostrodarsono. 2006. Tahapan Tahapan Menuju Pertanian Terpadu dan Berkelanjutan. Edu Media. Purworejo

Sumarni,N., A. Hidayat, danE. Sumiati. 2005. Pengaruh Tanaman Penutup Tanah dan Mulsa Organik terhadap Produksi Cabai dan Erosi Tanah. J.Hort. 16(3):197-201, 2006.

Page 43: Lap Agroklim Contoh

43

Page 44: Lap Agroklim Contoh

44

III. PERAN SUHU UDARA, RH DAN CAHAYA TERHADAP LAJU

EVAPOTRANSPIRASI

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Suhu udara merupakan rerata energi kinetik gerakan molekul-molekul

di dalam udara (benda). Suhu udara dipengaruhi oleh radiasi matahari secara

langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung karena adanya partikel

yang ada di Atmosfer mengabsorbsi energi radiasi surya, sedangkan

pengaruh tidak langsung karena adanya radiasi bumi dalam bentuk

gelombang panjang.

Relative Humidity adalah kandungan uap air pada udara pada saat itu

dibagu dengan kandungan uap air maksimum yang dapat dikandung oleh

udara pada suhu tersebut. Tumbuhan atau tanaman tumbuh pada suatu

tempat yang tidak bisa pindah seperti hewan dan manusia, sehingga untuk

memenuhi kebutuhan air harus mengambil dari tanah tempat tanaman

tersebut tumbuh. Kondisi kering, basah, tergenang harus diterima tanaman

(karena tidak bisa pindah) sehingga setiap saat tanaman dihadapkan masalah

air. Evaporasi adalah pengertian penguapan (Air) secara umum dari suatu

permukaan benda. Sedangkan transpirasi adalah kehilangan uap air dalam

bentuk uap yang melewati tubuh tumbuhan. Evapotranspirasi adalah

penjumalahan dari evaporasi dan transprasi.

2. Tujuan Praktikum

Mengetahui pengaruh suhu, kelembaban relatif dan cahaya terhadap

laju evaporasi tanah, transpirasi dan evapotranspirasi tanaman.

Page 45: Lap Agroklim Contoh

45

3. Waktu dan Tempat Praktikum

Waktu dan tempat praktikum Agroklimatologi Acara 2 – Pengukuran

Suhu Tanah dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 15 Mei 2011 bertempat

di Gedung Rumah Kaca B Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta pada pukul 07.00 sampai dengan pukul 10.00 WIB.

B. Tinjauan Pustaka

Hidrologi adalah ilmu yang  mempelajari siklus air di alam raya.  Siklus

hidrologi atau siklus air meliputi kejadian-kejadian air menguap ke udara,

kemudian mengembun dan menjadi hujan atau salju, masuk ke dalam tanah

atau mengalir di atas permukaan tanah, lalu berkumpul di danau atau laut,

menguap lagi dan seterusnya (Asdak,1995).

Air mempunyai fungsi penting dalam tanah, dimana air penting dalam

pelapukan mineral dan bahan organik, reaksi yang menyiapkan hara laut bagi

pertumbuhan tanaman.  Air berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar

hara tanaman.  Bila air terlalu banyak, hara-hara yang lewat atau ada yang

tercuci dan hilang dari perakaran atau bila tinggi evaporasinya,  garam-garam

terlarut mungkin terangkut ke lapisan atas tanah dan kadang-kadang tertimbun

dalam jumlah yang banyak sehingga dapat merusak tanaman

(Hardjowigeno,1987).

Evaporasi adalah penguapan air dari permukaan air, tanah, dan bentuk

permukaan bukan vegetasi lainnnya oleh proses fisika. Dua unsur utama untuk

berlangsungnnya evaporasi adalah energi (radiasi) matahari dan ketersediaan

air. Proses-proses fisika yang menyertai berlangsungnya perubahan bentuk dari

cair menjadi gas berlaku pada kedua proses evaporasi tersebut diatas. Oleh

karenanya, kondisi fisika yang mempengaruhi laju evaporasi umum terjadi

pada kedua proses alamiah tersebut. Faktor-faktor yang berpengaruh antara lain

cahaya matahari, suhu udara, dan kapasitas kadar air dalam udara. Proses

evaporasi yang disebutkan diatas tergantung pada jumlah air yang tersedia

(Asdak, 1995).

Transpirasi adalah penguapan air dari daun dan cabang tanaman melalui

pori-pori daun oleh proses fisiologi. Daun dan cabang umumnya di balut

Page 46: Lap Agroklim Contoh

46

lapisan mati yang disebut kulit air (cuticle) yang kedap uap air. Sel-sel hidup

daun dan cabang terletak di bawah permukaan tanaman, dibelakang pori-pori

daun dan cabang. Besar kecilnya laju transpirasi secara tidak langsung

ditentukan oleh radiasi matahari melalui membuka dan menutupnya pori-pori

tersebut (Asdak, 1995).

Transpirasi adalah suatu proses ketika air diuapkan ke uadara dari

permukaan daun/tajuk vegetasi. Transpirasi, dalam batas tertentu, juga

dipengaruhi oleh karakteristik dan kerapatan vegetasi seperti struktur tajuk,

perilaku poripoeri daun, dan lain-lain, (Seyhan, 1977).

Kadar air mempunyai fungsi penting dalam tanah, dimana air penting

dalam pelapukan mineral dan bahan organik, reaksi yang menyiapkan hara laut

bagi pertumbuhan tanaman. Air berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-

akar hara tanaman. Bila air terlalu banyak, hara-hara yang lewat atau ada yang

tercuci dan hilang dari perakaran atau bila tinggi evaporasinya, garam-garam

terlarut mungkin terangkut ke lapisan atas tanah dan kadang-kadang tertimbun

dalam jumlah yang banyak sehingga dapat merusak tanaman

(Hardjowigeno,1987) Gerakan air  ke bawah oleh air gravitasi menarik udara

ke dalam tanah (Syarief, 1986).

Kehilangan air oleh transpirasi menimbulkan kekuatan utama yang

mendorong untuk penyerapan air oleh akar tanaman yang bertranspirasi.

Tegangan yang terjadi pada daun oleh hilangnya air transpirasi di transmisikan

ke xilem batang dan akhirnya ke akar. Apabila tegangan air dalam akar lebih

besar dari tegangan yang mengikat air dalam tanah, air bergerak ke dalam akar

(Foth, 1994).

Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Air pada Tanaman yaitu:

1. Jenis, Bentuk dan Umur Tanaman

Berdasarkan kebutuhan air, umumnya ada tiga jenis tanaman, yaitu:

a. Jenis Suka Air, memerlukan air yang cukup banyak untuk dapat hidup

dengan baik, contohnya jenis Adiantum, Begonia, serta jenis pakis-

pakisan.

Page 47: Lap Agroklim Contoh

47

b. Jenis menyukai air dalam jumlah sedang, memerlukan air yang cukup

tapi tidak berlebih untuk tumbuh dalam kondisi yang sehat, contohnya

adalah Aglaonema, Anthurium, Philodendron, dan lainnya

c. Jenis menyukai sedikit air, merupakan jenis tanaman yang dapat

tumbuh dengan baik dalam keadaan sedikit air, contohnya berbagai

jenis tanaman sukulen, kaktus, Sansiviera, Chryptanthus dan lainnya.

Bentuk daun juga harus diperhatikan, jika daunnya besar dan tipis,

berarti tanaman tidak kuat kondisi kering dan membutuhkan relatif lebih

banyak air dalam penyiraman. Jika daun ada lapisan lilinnya berarti sedikit

tahan akan kondisi kering. Daun kecil akan menghindari penguapan air saat

siang hari. Akan tetapi penting pula diketahui jenis tanamannya, apakah

tanaman menyukai air atau tidak.

2. Lokasi dan Kondisi Sekitar Tanaman

Lokasi juga mempunyai andil dalam menentukan banyaknya air untuk

penyiraman. Tanaman dalam pot yang diletakkan di bawah naungan dengan

yang langsung di bawah sinar matahari akan mempunyai perbedaan

kebutuhan air. Umumnya tanaman yang berada di daerah naungan

membutuhkan jumlah air yang relatif lebih sedikit dari pada tanaman yang

terkena sinar matahari langsung.

Peletakan tanaman pada sumber air membutuhkan air yang berbeda

dengan yang diletakkan di tengah lapangan terbuka. Peletakan di dekat

sumber air merupakan jenis tanaman yang menyukai kondisi air cukup

banyak untuk pertumbuhannya. Jenisnya pun berbeda dengan tanaman yang

tahan akan sinar matahari.

3. Jenis Media Tanam

Media merupakan material yang bersentuhan langsung dengan akar,

bagian tanaman yang sangat penting untuk penyerapan air dan unsur hara

lainnya. Media tanaman yang umum digunakan adalah tanah, humus,

sekam, cocopeat, pasir malang, dan akar pakis. Masing-masing mempunyai

daya ikat air yang berbeda.

4. Besar Kecilnya Pot

Page 48: Lap Agroklim Contoh

48

Terkait dengan tingkat kelembaban media dalam pot. Pot kecil akan

mempunyai tingkat kelembaban yang lebih kecil jika dibandingkan dengan

media pada pot yang besar. Tepai pot besar mempunyai kelebihan dalam

pertumbuhan akar tanaman. Banyaknya ruang yang tersedia dapat

memberikan ruang yang cukup untuk bernafasnya akar.

5. Musim

Dua musim utama di Indonesia, musim kering dan musim hujan, akan

mempengaruhi penyiraman terhadap tanaman. Musim kering tanaman harus

diperiksa apakah memerlukan penyiraman satu-dua hari sekali sedangkan

musim hujan apakah harus disiram setiap hari atau tidak (Anonim, 2008).

C. Alat, Bahan dan Cara Kerja

1. Alat

a. Termometer

b. Hygrometer

c. 3 buah sangkar cuaca

d. Lux meter

2. Bahan

a. Tiga tanaman dalam pot, dengan ketentuan

i. Pot A berisi tanah saja

ii. Pot B berisi tanaman dengan kondisi pot dan tanah dibungkus plastik

iii. Pot C kondisi biasa berisi tanaman.

3. Cara Kerja

a. Memasang termometer dan hygrometer pada sangkar cuaca. Menyiapkan

tiga buah sangkar cuaca, dan meletakkan pada 3 lokasi yang berbeda,

yakni

a) Di dalam rumah kaca

b) Dibawah naungan screen atau paranet, 40%

c) Pada lingkungan terbuka tanpa naungan

b. Memasang sangkar cuaca (kotak) yang berwarna putih tersebut pada

ketinggian 120 cm diatas tanah.

Page 49: Lap Agroklim Contoh

49

c. Meletakkan tanaman dalam pot pada masing-masing lokasi.

d. Melakukan pengamatan berat pot A, B, dan C, serta pengamatan cuaca

suhu, RH, yang ada dalam sangkar.

e. Melakukan pengamatan intensitas cahaya dengan lux meter. Posisi sensor

menghadap ke atas (jangan miring). Pengamatan dilakukan pad

ketinggian 100 cm di atas tanah (lantai). Untuk pengamatan dengan lux

meter, alat di setel pada posisi tinggi, dan bila belum terdeteksi posisi

sakelar bisa diturunkan keposisi yang lebih rendah. Alat lux meter digital

biaanya ada 3 range (skala) pengukuran.

f. Mengulangi pengamatan suhu, RH, intensitas cahaya dan berat setiap 30

menit sekali.

g. Setelah dilakukan 4 kali pengamatan dilakukan penghitungan laju

evaporasi, transpirasi dan evapotranspirasi pada masing-masing periode

percobaan.

Catatan : Untuk menghitung evaporasi, transpirasi, dan evapotranspirasi

dibuat satuan gram per jam, sehingga data yang diperoleh perlu

dikonversi.

D. Hasil Pengamatan

Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Acara 3 Shift 1 di Rumah Kaca

Jam Suhu RHInt. Chy

Ul. Berat Pot (gr) Evp Transp ET ETh

oC % lux Ang A B C g/h g/h g/h g/h08.00 30,5 70 2100 Awal 2969 3036 3003 ---- ---- ---- ----08.30 32 64 3539 1 2968 3090 2999 -2 -12 -8 -1409.00 32 66 1996 2 2967 3083 2992 -2 -14 -14 -1609.30 35 64 1880 3 2963 3072 2987 -8 -22 -10 -3010.00 34 59 5110 4 2961 3066 2981 -4 -12 -12 -16

Rata 2965 3069 2992 -4 -15 -11 -19Sumber : Hasil Pengamatan

Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Acara 3 Shift 1 di Bawah Naungan

Jam Suhu RH Int. Chy

Ul. Berat Pot (gr) Evp Transp ET Eth

oC % lux ang A B C g/h g/h g/h g/h08.00 30 71 890 awal 3338 3378 2926 ---- ---- ---- ----

Page 50: Lap Agroklim Contoh

50

08.30 30 70 1149 1 3338 3374 2925 0 -8 -2 -809.00 30 68 1280 2 3337 3371 2922 -2 -6 -6 -809.30 31 68 1420 3 3334 3366 2919 -6 -10 -6 -1610.00 31 67 2110 4 3332 3359 2915 -4 -14 -8 -18

Rata 3335 3369 2921 -3 -9 -5 -12Sumber : Hasil Pengamatan

Tabel 3.3 Hasil Pengamatan Acara 3 Shift 1 di Ruang Terbuka

Jam Suhu RH Int. Chy

Ul. Berat Pot (gr) Evp Transp ET Eth

oC % lux ang A B C g/h g/h g/h g/h08.00 27 63 2850 awal 3500 2992 2956 ---- ---- ---- ----08.30 31 55 3600 1 3498 2917 2950 -4 -10 -12 -1409.00 32 49 4070 2 3495 2914 2945 -6 -6 -10 -1209.30 35 41 7050 3 3491 2905 2940 -8 -18 -10 -2610.00 34 42 7429 4 3483 2897 2924 -16 -16 -32 -32

Rata 3493 2925 2943 -8 -12 -16 -21Sumber : Hasil Pengamatan

Tabel 3.4 Hasil Pengamatan Acara 3 Shift 2 di Rumah Kaca

Jam Suhu RH Int. Chy

Ul. Berat Pot (gr) Evp Transp ET Eth

oC % lux ang A B C g/h g/h g/h g/h10.30 35 52 1068 1 2956 3050 2968 ---- ---- ---- ----11.00 36,5 47 1495 2 2951 3044 2960 -10 -12 -16 -2211.30 37 48 985 3 2943 3025 2945 -16 -38 -30 -5412.00 37 52 526 4 2941 3018 2944 -4 -14 -2 -18

Rata 2947 3034 2954 -10 -21 -16 -31Sumber : Hasil Pengamatan

Tabel 3.5 Hasil Pengamatan Acara 3 Shift 2 di Bawah Naungan

Jam Suhu RH Int. Chy

Ul. Berat Pot (gr) Evp Transp ET Eth

oC % lux ang A B C g/h g/h g/h g/h10.30 33 61 1650 1 3332 3353 2908 ---- ---- ---- ----11.00 33 64 635 2 3332 3346 2906 0 -14 -2 -1411.30 41 38 422 3 3328 3336 2898 -8 -20 -16 -28

Page 51: Lap Agroklim Contoh

51

12.00 41 39 285 4 3327 3326 2889 -2 -20 -18 -22Rata 3329 3340 2900 -3 -14 -12 -21

Sumber : Hasil Pengamatan

Tabel 3.6 Hasil Pengamatan Acara 3 Shift 2 di Ruang Terbuka

Jam Suhu RH Int. Chy

Ul. Berat Pot (gr) Evp Transp ET Eth

oC % lux ang A B C g/h g/h g/h g/h10.30 34 40 852 1 3476 2890 2915 ---- ---- ---- ----11.00 35 40 899 2 3472 2885 2905 -8 -10 -20 -1811.30 35 42 1690 3 3454 2871 2888 -36 -28 -34 -6412.00 34 42 965 4 3447 2866 2875 -14 -10 -26 -24

Rata 3462 2878 2895 -19 -16 -26 -35Sumber : Hasil Pengamatan

E. Pembahasan

Evaporasi adalah proses dimana air diubah menjadi uap air (vaporisasi,

vaporization) dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan

bidang penguapan ke atmosfer (vapor removal). Evaporasi terjadi pada

berbagai jenis permukaan seperti danau, sungai, lahan pertanian, tanah,

maupun dari vegetasi yang basah. Transpirasi adalah vaporasi di dalam

jaringan tanaman dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan

tanah ke atmosfer (vapor removal). Evapotranspirasi (ET) adalah kombinasi

proses kehilangan air dari suatu lahan bertanam melalui evaporasi dan

transpirasi.

Faktor-faktor yang mempegaruhi dari suhu udara, RH udara, dan

Intensitas cahaya pada setiap perlakuan baik itu pada rumah kaca, di bawah

naungan ataupun diruang terbuka adalah lingkungan atau tempat tanaman

tumbuh. Misalnya pada rumah kaca yang memiliki suhu yang lebih tinggi dari

pada naungan tetapi tidak lebih tinggi dari tempat terbuka. Hal itu dikarenakan

Intensitas cahaya matahari yang masuk tidak dapat keluar, sehingga suhunya

Page 52: Lap Agroklim Contoh

52

tinggi, serta intensitas cahaya matahari yang lebih tinggi tetapi masih terkontrol

dikarenakan cahaya masih ada yang terpantul tanpa masuk kedalam rumah

kaca. Kelembaban tinggi menyebabkan evapotranspirasi rendah dibandingkan

dengan perlakuan yang lainnya

pada naungan, Suhu rendah hal itu dikarenakan intensitas cahaya

matahari tidak terlalu banyak masuk dan menyinari tanaman yang ada

didalamnya, sehingga kelembabannya lebih rendah hingga evaporasi lebih

tinggi. Untuk kondisi terbuka suhunya tinggi dikarenakan intensitas cahaya

matahari yang langsung diterima oleh tanah dan tanaman menjadikan

kelembaban yang sedang dibandingkan dengan rumah kaca hingga evaporasi

lebih tinggi

Faktor-faktor yang dominan mempengaruhi antara lain adalah radiasi

panas matahari dan suhu, kelembaban atmosfer dan angin, dan secara umum

besarnya evapotranspirasi akan meningkat ketika suhu, radiasi panas matahari,

kelembaban, dan kecepatan angin bertambah besar.

Pengaruh radiasi panas matahari terhadap evapotranspirasi adalah

melalui proses fotosíntesis. Dalam mengatur hidupnya tanaman memerlukan

sirkulasi air melalui sistem akar-batang-daun. Sirkulasi perjalanan air dari

bawah (perakaran) ke atas (daun) dipercepat dengan meningkatnya jumlah

radiasi panas matahari terhadap vegetasi yang bersangkutan.

Pengaruh angin terhadap evapotranspirasi adalah melalui mekanisme

dipindahkannya uap air yang keluar dari pori-pori daun. Semakin besar

kecepatan angin, semakin besar pula laja evapotranspirasi yang dapat terjadi.

Dibandingkan dengan pengaruh radiasi panas matahari, pengaruh angin

terhadap laju Evapotranspirasi adalah lebih kecil.

Terbukanya stomata daun juga dianggap sebagai faktor dominan untuk

berlangsungnya evapotranspirasi. Ketika stomata daun terbuka, laju transpirasi

ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya evaporasi

demikian seterusnya sampai stomata daun setengah tertutup. Pada keadaan ini

tampak bahwa pengaruh fisiologi tanaman terhadap evaportranspirasi adalah

dominan. Namun demikian proses terbuka dan tertutupnya stomata ditentukan

oleh faktor iklim terutama lama waktu penyinaran (suhu udara). Suhu udara

Page 53: Lap Agroklim Contoh

53

dapat mempengaruhi kecepatan membuka dan menutupnya stomata. Sementara

kelembaban disekitarnya membantu memperpanjang lama waktu stomata

tersebut terbuka. Hal inilah yang menyebabkan proses evapotranspirasi terjadi

terutama pada siang hari dan berkurang secara drastis pada malam hari.

Uap air di udara dinamakan kelembaban. Kelembaban mutlak udara pada

suatu keadaan tertentu dapat diterangkan sebagai berat sesungguhnya dari uap

air yang dikandung oleh tiap pound udara kering. Karena berat uap air di dalam

sangat kecil, maka biasanya diukur dalam grain dan tidak dalam pound (1 grain

= 1/7000 lbs)

Relative humidity adalah suatu perbandingan yang dinyatakandalam

persen antara berat uap air sesungguhnya dalam 1 cuft udara terhadap berat uap

air dalam 1 cuft udara jenuh pada suhu yang sama. Misalnya udara pada suhu

tertentu untuk tiap 1 cuft. Hanya dapat mengandung uap air separuhnya dari

pada jumlah uap air yang dapat dikandung oleh udara jenuh pada suhu yang

sama, maka RH udara adalah 50%. RH dari udara jenuh adalah 100%.

Pada hasil akhir dari evapotranspirasi langsung dan hitung, didapat

ternyata lebih besar laju evapotranspirasi hitung. Hal itu mungkin dikarenakan

pada evapotranspirasi hitung, perhitungan dari 2 perlakuan tanpa

memperhatikan saat itu terjadi perbedaan antara pot, entah beratnya, atau yang

lainnya. Jadi lebih besar, dan juga pada saat penghitungan pada pot yang berisi

tanah juga tidak seimbang dengan langsung, hal itu dikarenakan evaporasi

tanah pada pot tersebut besar, katrena tidak ada tanaman (vegetasi) yang

menutupi sebagian atau keseluruhan tanah.

Kebutuhan air suatu tanaman dapat didefinisikan sebagai “jumlah air

yang diperlukan  untuk memenuhi kehilangan air melalui evapotranspirasi (ET-

tanaman) tanaman yang sehat, tumbuh pada sebidang lahan yang luas dengan

kondisi tanah yang tidak mempunyai kendala (kendala lengas tanah dan

kesuburan tanah) dan mencapai potensi produksi penuh pada kondisi

lingkungan tumbuh tertentu”.

Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Air pada Tanaman yaitu:

1. Jenis, Bentuk dan Umur Tanaman

Berdasarkan kebutuhan air, umumnya ada tiga jenis tanaman, yaitu:

Page 54: Lap Agroklim Contoh

54

a. Jenis Suka Air, memerlukan air yang cukup banyak untuk dapat hidup

dengan baik, contohnya jenis Adiantum, Begonia, serta jenis pakis-

pakisan.

b. Jenis menyukai air dalam jumlah sedang, memerlukan air yang cukup

tapi tidak berlebih untuk tumbuh dalam kondisi yang sehat, contohnya

adalah Aglaonema, Anthurium, Philodendron, dan lainnya

c. Jenis menyukai sedikit air, merupakan jenis tanaman yang dapat tumbuh

dengan baik dalam keadaan sedikit air, contohnya berbagai jenis tanaman

sukulen, kaktus, Sansiviera, Chryptanthus dan lainnya.

Bentuk daun juga harus diperhatikan, jika daunnya besar dan tipis,

berarti tanaman tidak kuat kondisi kering dan membutuhkan relatif lebih

banyak air dalam penyiraman. Jika daun ada lapisan lilinnya berarti sedikit

tahan akan kondisi kering.

2. Lokasi dan Kondisi Sekitar Tanaman

Lokasi juga mempunyai andil dalam menentukan banyaknya air untuk

penyiraman. Tanaman dalam pot yang diletakkan di bawah naungan dengan

yang langsung di bawah sinar matahari akan mempunyai perbedaan

kebutuhan air. Umumnya tanaman yang berada di daerah naungan

membutuhkan jumlah air yang relatif lebih sedikit dari pada tanaman yang

terkena sinar matahari langsung.

3. Jenis Media Tanam

Media merupakan material yang bersentuhan langsung dengan akar,

bagian tanaman yang sangat penting untuk penyerapan air dan unsur hara

lainnya. Media tanaman yang umum digunakan adalah tanah, humus,

sekam, cocopeat, pasir malang, dan akar pakis. Masing-masing mempunyai

daya ikat air yang berbeda.

4. Besar Kecilnya Pot

Terkait dengan tingkat kelembaban media dalam pot. Pot kecil akan

mempunyai tingkat kelembaban yang lebih kecil jika dibandingkan dengan

media pada pot yang besar. Tepai pot besar mempunyai kelebihan dalam

pertumbuhan akar tanaman. Banyaknya ruang yang tersedia dapat

memberikan ruang yang cukup untuk bernafasnya akar.

Page 55: Lap Agroklim Contoh

55

5. Musim

Dua musim utama di Indonesia, musim kering dan musim hujan, akan

mempengaruhi penyiraman terhadap tanaman. Musim kering tanaman harus

diperiksa apakah memerlukan penyiraman satu-dua hari sekali sedangkan

musim hujan apakah harus disiram setiap hari atau tidak

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh suhu udara yang paling tinggi

yaitu pada tempat terbuka. untuk kelembaban yang paling tinggi di dalam

rumah kaca. Dan intensias cahaya yang paling banyak yaitu di bawah naungan

pula. Dalam hal ini laju penguapan ditentukan oleh radiasi surya, suhu udara

serta kelembaban relatif. Semakin tinggi suhu udara maka semakin cepat pula

laju penguapannya. Sebaliknya semakin tinggi kelembaban maka laju

penguapannya akan semakin lambat. Serta semakin banyaknya cahaya yang

datang maka laju penguapan akan semakin cepat juga.

F. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

a. Faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi adalah radiasi surya,

temperatur, angin, kualitas air , tekanan udara.

b. Semakin tinggi radiasi matahari yang diterima, semakin besar

evapotranspirasinya.

c. Semakin tinggi suhu, semakin besar evapotranspirasinya.

d. RH naik maka kemampuan evaporasi turun

e. Adanya vegetasi maka evaporasi akan semakin menurun tetapi tanspirasi

meningkat.

f. Faktor yang mempengaruhi keb utuhan air bagi tanaman adalah jenis,

bentuk dan umur tanaman, lokasi tanaman, jenis media tanam, besar

kecilnya pot, serta musim.

2. Saran

a. Sebaiknya pemulaian praktikum tepat waktu.

b. Pendampingan dari co-ass lebih ditingkatkan.

c. Alat yang digunakan sebaiknya diteliti dahulu apakah rusak atau tidak.

Page 56: Lap Agroklim Contoh

56

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2008. Dasar Pengetahuan Kebutuhan Air pada Tanaman. www.kebonkembang.com. Diakses 22 Mei 2011.

Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Hardjowigeno. 1987. Ilmu Tanah. Jakarta. Akademika Pressindo

Foth, Henry D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Edisi ke-6. Erlangga. Jakarta.

Seyhan, Ersin. 1977. Dasar-dasar Hidrologi. Editor Soenardi Prawirohatmojo. Yogyakarta: UGM Press.

Syarief, 1986. Ilmu Tanah dan Pemupukan. Pustaka Buana. Bandung

Page 57: Lap Agroklim Contoh

57

IV. HUBUNGAN ANTARA ALTITUTE DENGAN TEKANAN UDARA, SUHU UDARA DAN RH

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Ketinggian suatu tempat atau bisa juga disebut dengan altitude

memiliki hubungan dengan tekanan udara, suhu udara dan RH (Relative

Humidity). Sehingga secara tidak langsung ketiga komponen tersebut juga

berkaitan dengan pertanian sebab dalam proses pertanian komponen

tersebut berperan dalam menentukan hasil pertanian. Maka secara tidak

langsung pula menentukan kebijakan daerah terhadap pertanian di

daerahnya.

Tekanan udara dipermukaan bumi diakibatkan oleh lapisan udara yang

berada pada atmosfer bumi. Semakin bertambah ketinggian suatu tempat,

maka makin rendah tekanan udara. Semakin tinggi ketinggian pada

umumnya maka akan semakin menurun pula suhu udara pada ketinggian

tersebut. Suhu udara juga memiliki hubungan dengan tekanan udara suatu

tempat. Semakin rendah suhu udara, maka akan semakin rendah pula

tekanan udara pada kawasan tersebut. Kelembapan adalah konsentrasi uap

air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan

absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif.

Ketinggian tempat akan mempengaruhi besarnya suhu udara, tekanan

udara serta kelembabannya. Semakin tinggi suatu tempat maka tekanan

udaranya akan semakin rendah sehingga menyebabkan percepatan angin

cepat yang menimbulkan kelembaban yang tinggi dan suhu yang rendah.

Tekanan akan mempengaruhi kecepatan angin yang menyebabkan fluktuasi

maupun perubahan pada besar suhu dan kelembaban suatu tempat yang

57

Page 58: Lap Agroklim Contoh

58

memiliki ketinggian yang berbeda-beda. Pada pratikum ini dilaksanakan

pada 4 kota di Solo yakni Palur, Karanganyar, Karangpandan dan

Tawangmangu dalam waktu yang berbeda-beda. Dengan demikian dapat

diperoleh hasil yang berbeda yang berdasarkan waktu dan ketinggian

tempatnya.

2. Tujuan Praktikum

Praktikum Mata Kuliah Agroklimatologi Acara 4 – Hubungan antara

Altitude dengan Tekanan Udara, Suhu Udara dan RH bertujuan untuk

mengetahui pengaruh ketinggian tempat terhadap perubahan tekanan udara,

suhu udara dan RH udara.

3. Waktu dan Tempat Praktikum

Pelaksanaan Praktikum Mata Kuliah Agroklimatologi Acara 4 –

Hubungan antara Altitute dengan Tekanan Udara, Suhu Udara dan RH

dilakukan dibeberapa lokasi pada periode waktu yang hampir bersamaan

dan dilakukan pada saat udara cerah. Lokasi pengamatan meliputi Solo,

Karanganyar, Karangpandan, dan Tawangmangu.

B. Tinjauan Pustaka

Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena

beratnya kepada setiap bidang seluas 1 cm2 yang mendatar dari permukaan

bumi. Hal ini dapat dipahami bahwa setiap lapisan udara yang dibawah

mendapat tekanan udara dari yang diatasnya. Oleh karena itu lapisan yang

dibawah keadaan tegang. Ketegangan itu sangat besar sehingga berat udara

yang diatasnya bertahan dalam keadaan seimbang. Tinggi barometer ialah

panjang kolom air raksa yang seimbang dengan tekanan udara pada waktu itu

(Lakitan, 2002).

Hubungan antara tekanan udara dan ketinggian tempat ini dimanfaatkan

dalam merancang alat pengukuran ketinggian tempat yang disebut Altimeter.

Tekanan udara umumnya menurun sebesar 11 mb untuk setiap

bertambahnnya ketinggian tempat sebesar 100 meter. Tekanan udara

dipengaruhi oleh suhu, suhu udara didaerah tropis menunjukkan fluktasi

musiman yang sangat kecil. Oleh sebab itu dapat dipahami jika tekanan udara

dikawasan tropis relatif konstan (Takeda, 2005).

Page 59: Lap Agroklim Contoh

59

Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk

mengukur suhu udara atau derajat panas disebut thermometer. Biasanya

pengukur dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit

(F). Suhu udara tertinggi di permukaan bumi adalah didaerah tropis (sekitar

ekoator) dan makin ke kutub semakin dingin. Di lain pihak, pada waktu kita

mendaki gunung, suhu udara terasa terasa dingin jika ketinggian semakin

bertambah. Kita sudah mengetahui bahwa tiap kenaikan bertambah 100 meter

maka suhu akan berkurang (turun) rata-rata 0,6 ˚C. Penurunan suhu semacam

ini disebut gradient temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara kering,

lapse rate adalah 1 ˚C (Benyamin, 1997).

Suhu dipermukaan bumi makin rendah dengan bertambahnya lintang

seperti halnya penurunan suhu menurut ketinggian. Bedanya, pada

penyebaran suhu secara vertikal permukaan bumi merupakan sumber

pemanas sehingga semakin tinggi tempat maka semakin rendah suhunya.

Rata-rata penurunan suhu udara menurut ketinggian contohnya di Indonesia

sekitar 5 ˚C – 6 ˚C tiap kenaikan 1000 meter. Karena kapasitas panas udara

sangat rendah, suhu udara sangat pekat pada perubahan energi dipermukaan

bumi. Diantara udara, tanah dan air, udara merupakan konduktor terburuk,

sedangkan tanah merupakan konduktor terbaik (Handoko, 1994).

Angin dan suhu mempengaruhi jalan dan luasnya zat pencemaran

udara. Dalam keadaan normal udara dekat permukaan tanah dihangatkan oleh

panas yang dipancarkan dari tanah. Udara itu kemudian naik sambil

membawa zat pencemar keatas kemudian dihembuskan oleh angin di udara

bagian atas. Jika terjadi inversi suhu, udara yang hangat akan berada diatas

udara dingin seperti suat loteng. Pada dasarnya suhu tinggi merangsang

pembentukan Co dan O. Jika camporan ekuilibrim pada suhu tinggi tiba-tiba

didinginkan, Co akan tetap berada didalam campuran yang telah didingankan

tersebut karena dibutuhkan waktu yang lama untuk mencapai ekuilibrium

yang baru pada suhu rendah (Kensaku, 2002).

Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini

dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau

kelembapan relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer.

Page 60: Lap Agroklim Contoh

60

Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan udara

dalam sebuah bangunan dengan sebuah pengawalembap (dehumidifier).

Dapat dianalogikan dengan sebuah termometer dan termostat untuk suhu

udara. Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan

perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat

mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 °C (32 °F)

(Wikipedia, 2010).

Kelembaban relatif merupakan suatu istilah yang digunakan untuk

menggambarkan jumlah uap air yang terkandung di dalam campuran air-

udara dalam fasa gas. Kelembaban relatif dari suatu campuran udara-air

didefinisikan sebagai rasio dari tekanan parsial uap air dalam campuran

terhadap tekanan uap jenuh air pada temperatur tersebut. Kelembaban relatif

menggunakan satuan persen dan dihitung dengan cara berikut:

RH = x 100 %

RH : Kelembaban relatif campuran

P H2O : Tekanan parsial uap air dalam campuran

X H2O : Tekanan uap jenuh air pada temperatur tersebut dalam campuran.

Maka RH atau Kelembaban Relatif bergantung pada beberapa hal diatas.

Namun RH tertinggi terjadi pada saat proses pengembunan maksimal

(Wikipedia, 2010).

Perbedaan faktor fisik pada ketiga ketinggian yang diamati memberikan

pengaruh terhadap keberadaan cendawan pada ekosistem tersebut, bahwa di

daerah tropis perbedaan suhu ditentukan oleh tinggi tempat. Perbedaan suhu

yang kecil, hanya menimbulkan perbedaan-perbedaan kecil dalam tekanan

udara. Iklim memegang peranan penting dalam menentukan kandungan

nitrogen tanah melalui pengaruh temperatur dan suplai air terhadap kegiatan

tanaman dan mikroorganisme tanah. Lapisan olah tanah pertanian

mengandung 0,02% – 0,4% nitrogen. Nitrogen yang lebih kecil dibandingkan

dengan ketinggian 301 -600 mdpl dan 601 – 900 mdpl. Suhu juga relatif lebih

tinggi didaerah 0-300 mdpl dibandingkan didaerah yang lain. Yang

menunjukkan adanya penurunan kandungan Nitrogen tanah dengan semakin

Page 61: Lap Agroklim Contoh

61

meningkatnya temperatur. Diduga temperatur berpengaruh terhadap kegiatan

mikroorganisme tanah dalam hubungannya dengan pembentukan bahan

organik tanah. Keadaan iklim dan topografi juga mempengaruhi tertimbunnya

air melalui curah hujan tinggi akan meningkatkan penyimpanan Nitrogen

dalam tanah (Zahara, 2007).

C. Alat dan Cara Kerja

1. Alat

a. Termometer

b. Hygrometer

c. Barometer

d. Altimeter

2. Cara Kerja

a. Siapkan alat-alat yang digunakan meliputi : thermometer, hygrometer,

barometer dan altimeter.

b. Lakukan perjalanan siang (pukul 11.00 WIB sampai 12.00 WIB) dari

Solo sampai Tawangmangu. Amati komponen cuaca pada beberapa

ketinggian seperti Solo (UNS), Karanganyar, Karangpandan dan

Tawangmangu.

c. Lakukan perjalanan sore (pukul 14.00 WIB sampai 15.00 WIB) dari

Tawangmangu ke Solo dan lakukan pada pengamatan yang sama.

d. Lakukan analisis dan interpretasi data yang diperoleh, buatlah

komentar dan kesimpulan dari data yang didapat.

D. Hasil Pengamatan

1. Hubungan Altitute dengan Tekanan Udara, Suhu Udara dan RH

Tabel 4.1 Hubungan Antara Altitute dengan Tekanan Udara, Suhu Udara

dan RH

Lokasi waktu Ketinggian (mdpl)

Suhu (oC)

RH (%) Tekanan (hpa)

Solo 09.40 130 30 52 998Karanganyar 10.05 252 30 48 986Karangpandan 10.15 661 30 42 942Tawangmangu 10.45 1075 29,5 40 896

Solo

Page 62: Lap Agroklim Contoh

62

Karanganyar 13.30 252 32 50 983Karangpandan 13.05 661 31 50 938Tawangmangu 12.45 1075 30 45 895

Sumber : Hasil Pengamatan

2. Iklim mikro di Ampel

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Iklim Mikro di Ampel

Pukul 09.30 WIBLetak Geografis 7o 15’ 44,5’’LS dan 110o 27’ 1,8’’BTKetinggian 488 m dplKemiringan 9%Kelembaban >100%RH 36%Intensitas Radiasi 8230 FCSuhu 35oCpH 5,8Lahan pasang surutVegetasi Ketela pohon (Manihot utilisima) 10%

Enceng gondok (Eichhornia classipes) 55%Talas (Colacasia esculenta) 5%Pisang (Musa paradisiaca) 5%Rumput teki (Herbacious) 20%Kopi (Coffea arabica) 5%

Sumber : Hasil Pengamatan

3. Iklim mikro di Rawapening

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Iklim Mikro di Rawapening

Pukul 09.30 WIBLetak Geografis 7o 26’ 365’’LS dan 110o 32’ 065’’BTKetinggian 720 m dplKemiringan 5%Kelembaban >100%RH 46%Intensitas Radiasi 4880 FCSuhu 31oCpH 5,2Lahan Tadah hujan, pasang surut

Page 63: Lap Agroklim Contoh

63

Vegetasi Kopi (Coffea arabica) 5%Kelapa (Cocos nucifera) 10%Pisang (Musa paradisiaca) 5%Lain-lain 20%

Sumber : Hasil Pengamatan

E. Pembahasan

Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena

beratnya kepada setiap bidang seluas 1 cm2 yang mendatar dari permukaan

bumi. Hal ini dapat dipahami bahwa setiap lapisan udara yang dibawah

mendapat tekanan udara dari yang diatasnya. Suhu udara adalah keadaan

panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu udara atau derajat

panas disebut thermometer. Biasanya pengukur dinyatakan dalam skala

Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Kelembapan adalah konsentrasi

uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan

absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif.

Berdasarkan hasil pengamatan praktikum Agroklimatologi Acara 4 –

Hubungan antara Altitude dengan Tekanan Udara, Suhu Udara dan RH

didapatkan hasil pengamatan yang berbeda dengan teori yang ada. Hal

tersebut terjadi bukan karena adanya kesalahan baik itu kesalahan manusia

maupun kesalahan alat. Secara singkat, terdapat kecocokan dengan teori yang

ada selama ini.

Udara tidak terdistribusi secara merata di permukaan bumi. Pada suatu

area dengan udara tipis atau jarang, tekanan udara permukaan juga rendah.

Sementara pada daerah dengan udara tebal atau padat, tekanan udara di

permukaan juga tinggi. Tekanan udara merupakan gaya berat kolom udara

dari permukaan tanah sampai puncak atmosfer per satuan luas.

Secara teoritis hubungan antara ketinggian tempat dengan suhu udara

adalah semakin tinggi ketinggian suatu tempat, maka semakin rendah suhu

udara tempat tersebut. Pada lapisan trophosfer yang mana merupakan satu-

satunya lapisan atmosfer yang dapat dihuni oleh makhluk hidup, lapisan

troposfer memiliki karakteristik sifat lapse rate. Yang mana semakin

Page 64: Lap Agroklim Contoh

64

bertambah ketinggian, suhu menurun. Hal itu dikarenakan berbagai faktor,

seperti angin dimana angin bertiup dari daerah rendah ke daerah tinggi,

dikarenakan tekanan di daerah rendah lebih besar dan tekanan didaerah tinggi

ke tekanan rendah, menjadikan daerah tnggi lebih banyak angin dan lebih

rendah suhunya. Lalu dikarenakan vegetasi di daerah tinggi lebih banyak

serta lebih besar seperti pinus yang dapat hidup di tempat tinggi, hal itu

menjadikan daerah tinggi lebih sejuk dan suhu menjadi lebih rendah.

Semakin tinggi suatu tempat, lapisan udara di tempat itu semakin tipis

dan semakin renggang. Akibatnya, tekanan udara semakin rendah. Tekanan

udara disuatu tempat pada umumnya dipengaruhi oleh penyinaran matahari.

Daerah yang lebih banyak mendapat penyinaran akan menjadikan suhu naik

dan tekanan akan turun seperti pada daerah rendah. Pada daerah tinggi,

penyinaran yang didapat sedikit, menjadikan suhu relatif lebih rendah, dan

tekanan menjadi tinggi. Tekanan udar dibatasi oleh ruang dan waktu, artinya

pada tempat dan waktu yang berbeda, besar tekanan udara juga berbeda-beda.

Menjadikan gambaran dari tekanan udara adalah semakin ke atas semakin

menurun.

Hubungan antara ketinggian tempat dengan suhu yaitu berbanding

terbalik. Hal itu dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan seperti

kelembaban, Pada tempat yang lebih tinggi angin banyak bertiup, banyak

vegetasi seperti pinus, intensitas radiasi matahari yang rendah akan membuat

kelembaban tinggi hingga membuat suhu akan semakin rendah. Tekanan

udara pada lokasi yang tinggi adalah rendah, sedang kolasi yang lebih rendah

memiliki tekanan udara yang tinggi hal itu membuat angin bertiup dari lokasi

yang rendah ketinggi, dikarenakan angin bergerak dari tekanan tinggi

ketakanan yang rendah, angin yang banyak akan menurunkan suhu suatu

tempat. Intensitas cahaya, dimana intensitas cahaya pada lokasi yang tinggi

lebih sedikit, mungkin dikarenakan banyaknya awan dan vegetasi yang

menhambat sinar atau radiasi matahari hingga akan menurunkan suhu suatu

tempat. Angin yang banyak disuatu lokasi menurunkan suhu suatu lokasi

tersebut, pada lokasi yang tinggi akan memiliki angin yang lebih banyak dari

pada lokasi yang rendah, hal itu dikarenakan tekanan udara pada lokasi yang

Page 65: Lap Agroklim Contoh

65

tinggi lebih rendah dari pada lokasi yang rendah, hingga mengakibatkan pada

lokasi yang tinggi memiliki suhu yang rendah. Vegetasi yang ada di suatu

lokasi akan menurunkan suhu dikarenakan vegetasi dapat meningkatkan

kelembaban pada suatu lokasi, dengan lokasi yang lembab akan menurunkan

suhu, vegetasi pada daerah tinggi lebih banyak, karena daerah tinggi lebih

banyak dimanfaatkan untuk pertanian, perkebunan hingga membuat suhu

lebih rendah. Awan yang banyak pada daerah yang tinggi akan menghambat

sinar radiasi matahari, hingga mengakibatkan suhu yang lebih rendah.

Hubungan ketinggian tempat dengan tekanan dan intensitas cahaya

secara umum berbanding terbalik, semakin tinggi suatu tempat maka semakin

rendah tekanan udaranya dan semakin tinggi tempat, maka semakin rendah

pula intensitas cahayanya. Hal itu dikarenakan keadaan alam dari lokasi,

misalnya saja lokasi yang memiliki vegetasi yang banyak akan menjadikan

intensitas cahaya matahari banyak terhambat, sehingga suhu menurun dan

suhu yang rendah akan membuat tekanan udara ikut rendah.

Dengan suhu yang sama kelembaban bisa berbeda, hal itu dikarenakan

dalam pengamatan waktunya berbeda, kondisi dan pengaruh tempat, seperti

di tepi jalan, waktunya apakah pagi atau sore hari karena waktu

mempengaruhi intensitas radiasi matahari, dimana waktu pagi, intensitas

radiasi matahari lebih kecil dari pada siang dan akan menurun saat sore hari,

dan juga pengaruh banyak awan juga dapat mempengaruhi kelembaban,

dimana awan yang banyak mengurangi intensitas radiasi dan akan

meningkatkan kelembaban suatu tempat. Secara umum faktor-faktor yang

mempengaruhi RH adalah ketinggian tempat, intensitas radiasi, suhu,

vegetasi, keadaan awan dan waktu.

Berdasarkan hasil pengamatan di dua lokasi tersebut dapat disimpulkan

bahwa semakin tinggi suhu, semakin rendah lokasi tempatnya, intensitas

cahaya semakin rendah juga, tapi RH menjadi tinggi. Hal itu sesuai dengan

teori, tetapi pada tabel ketinggian berbanding terbalik dengan RH, mungkin

karena pengaruh dari faktor lain, seperti suhu, tekanan udara, intensitas

cahaya, angin, waktu pengukuran dan keadaan awan.

Page 66: Lap Agroklim Contoh

66

Hubungan ketinggian tempat dengan suhu udara yaitu berbanding

terbalik. Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan,

antara lain kelembaban udara, keadaan awan, dan tekanan udara. Jika

semakin tinggi suatu tempat maka suhu akan semakin turun dan jika semakin

rendah suatu tempat maka suhu akan naik. Hubungan antara ketinggian

tempat dengan tekanan dan intensitas cahaya yaitu berbanding terbalik.

Semakin tinggi suatu tempat maka tekanan udaranya semakin rendah dan

intensitas cahaya juga rendah. Dalam hal ini hubungan antara ketinggian

tempat dengan tekanan dan intensitas cahaya dipengaruhi oleh keadaan awan,

kemiringan lereng, dan vegetasi. Hubungan RH dengan ketinggian tempat

berbanding lurus. Apabila semakin tinggi suatu tempat maka tekanan akan

semakin tinggi dan apabila semakin rendah suatu tempat maka tekanan akan

semakin rendah. Dari data pengamatan, kelembaban turun jika semakin tinggi

suatu tempat. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan awan saat itu dan tejadinya

penguapan

F. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

a. Semakin tinggi tempat, intensitas cahaya semakin rendah dan suhu

semakin turun.

b. Semakin tinggi tempat, semakin tinggi pula kelembabannya.

c. Semakin tinggi tempat, semakin rendah tekanan udara dan semakin

rendah pula intensitas cahayanya.

d. Faktor yang mempengaruhi RH adalah ketinggian tempat, intensitas

radiasi, suhu, vegetasi, keadaan awan dan waktu.

2. Saran

a. Saat pelaksanaan praktikum diharap segera dimulai pada waktunya,

jadi praktikan tidak terlalu lama menunggu.

b. Akan lebih bermakna jikalau praktikum dilaksanakan bukan diruang

kelas, akan tetapi di Balai Metereologi dan Geofisika.

Page 67: Lap Agroklim Contoh

67

DAFTAR PUSTAKA

Benyamin. 1997. Klimatologi Dasar. Radja Grafindo Persada. Jakarta.

Handoko. 1994. Klimatologi Dasar. Pustaka Jaya. Bogor.

Lakitan. 2002. Dasar-dasar KlimatologiI, Raja Grafindo Persada, Jakarta

Kensaku. 2002. Hidrologi Untuk Pertanian. PT. Pradya Paramita. Jakarta.

Takeda, Kensaku. 2005. Hidrologi Pertanian. PT. Pratya Utama, Bogor.

Wikipedia. 2010. Kelembaban. http://id.wikipedia.org/wiki/Kelembapan. Diakses tanggal 25 Mei 2011

_______. 2010. Kelembaban Relatif. http://id.wikipedia.org. Diakses tanggal 25 Mei 2011

Zahara, Hafni dan Lenny Hartati Harahap.2007. Identifikasi Jenis Cendawan pada Tanaman Cabai (Capsicum annum) pada Topografi yang Berbeda. Seminar Temu Teknis Pejabat Fungsional Non Peneliti.

Page 68: Lap Agroklim Contoh

68

V. TERMOHYGROGRAPH

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Dunia pertanian merupakan dunia yang tidak lepas akan

keterkaitannya dengan kondisi sekitar dimana tanaman tumbuh. Suhu udara

pada sekitar tanaman dan juga kelembaban udara di sekitar tanaman dapat

mempengaruhi hasil produksi tanaman. Oleh karena itu, diperlukan suatu

adanya penelitian yang meneliti akan keterkaitan antara tanaman dengan

suhu udara dan kelembaban udara.

Tanaman akan dapat mampu berkembang dengan optimal jikalau

berada pada lingkungan tumbuh yang ideal. Jika lingkungan tumbuhnya

tidak berada dalam kondisi yang ideal, maka dapat dimungkinkan tanaman

tersebut tidak akan mampu memproduksi hasil tanaman yang maksimal.

Suhu udara merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan produksi

pertanian. Jika tanaman berada pada lingkungan dengan kondisi suhu udara

yang tidak ideal, maka tanaman tersebut mampu beradaptasi akan tetapi

tidak akan maksimal dalam berproduksi.

Kelembaban udara juga merupakan salah satu faktor dari sekian

banyak faktor yang mampu mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Setiap

jenis (species) tanaman memiliki spesifikasi lingkungan tumbuh yang

berbeda-beda. Namun pada umumnya tanaman, jika kelembaban udara

sangat rendah (seperti pada daerah gurun pasir) maka tanaman tidak akan

tumbuh optimal (kecuali tanaman yang mampu beradaptasi dengan

kelembaban udara yang rendah).

Termohygrograph digunakan untuk memonitor perubahan suhu udara

dan kelembaban udara secara kontinyu pada periode tertentu (harian atau

68

Page 69: Lap Agroklim Contoh

69

mingguan). Monitoring suhu udara dan kelembaban udara ini biasanya

dilakukan pada ruang penyimpanan (benih, biji-bijian dan buah), pada ruang

kultur mikro organisme, atau ruang untuk kultur insek dan lain-lainnya.

Selain itu monitoring suhu udara dan kelembaban udara juga sangat perlu

diperlukan pada saat penetasan telur unggas dengan mesin penetas.

Sehingga diharapkan suhu udara stabil dan juga kelembaban udara tinggi.

2. Tujuan Praktikum

Tujuan Praktikum Mata Kuliah Agroklimatologi untuk Acara 5 –

Termohygrograph bertujuan untuk monitoring atau memantau suhu udara

dan RH udara pada suatu tempat secara kontinyu pada periode tertentu

(mingguan).

3. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Mata Kuliah Agroklimatologi untuk Acara 5 –

Termohygrograph dilakukan pada periode bulan April sampai Mei 2011 di

Fakultas Pertanian UNS. Tempat atau obyek pengamatan meliputi : ruang

laboratorium kultur jaringan, rumah kaca dan ruang terbuka.

B. Tinjauan Pustaka

Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu

suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu

menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu

benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun

gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun

benda, makin tinggi suhu benda tersebut (Wikipedia, 2011).

Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk

mengukur suhu udara atau derajat panas disebut thermometer. Biasanya

pengukur dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F).

Suhu udara tertinggi simuka bumi adalah didaerah tropis (sekitar ekuator) dan

makin ke kutub semakin dingin. Di lain pihak, pada waktu kita mendaki

gunung, suhu udara terasa terasa dingin jika ketinggian semakin bertambah.

Kita sudah mengetahui bahwa tiap kenaikan bertambah 100 meter maka suhu

akan berkurang (turun) rata-rata 0,6 ˚C. Penurunan suhu semacam ini disebut

Page 70: Lap Agroklim Contoh

70

gradient temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara kering, lapse rate

adalah 1 ˚C (Benyamin, 1997).

Suhu dipermukaan bumi makin rendah dengan bertambahnya lintang

seperti halnya penurunan suhu menurut ketinggian. Bedanya, pada penyeberan

suhu secara vertikal permukaan bumi merupakan sumber pemanas sehingga

semakin tinggi tempat maka semakin rendah suhunya. Rata-rata penurunan

suhu udara menurut ketinggian contohnya di Indonesia sekitar 5 ˚C – 6 ˚C tiap

kenaikan 1000 meter. Karena kapasitas panas udara sangat rendah, suhu udara

sangat pekat pada perubahan energi dipermukaan bumi. Diantara udara, tanah

dan air, udara merupakan konduktor terburuk, sedangkan tanah merupakan

konduktor terbaik (Handoko, 1994).

Angin dan suhu mempengaruhi jalan dan luasnya zat pencemaran udara.

Dalam keadaan normal udara dekat permukaan tanah dihangatkan oleh panas

yang dipancarkan dari tanah. Udara itu kemudian naik sambil membawa zat

pencemar keatas kemudian dihembuskan oleh angin di udara bagian atas. Jika

terjadi inversi suhu, udara yang hangat akan berada diatas udara dingin seperti

suat loteng. Pada dasarnya suhu tinggi merangsang pembentukan Co dan O.

Jika camporan ekuilibrim pada suhu tinggi tiba-tiba didinginkan, Co akan tetap

berada didalam campuran yang telah didingankan tersebut karena dibutuhkan

waktu yang lama untuk mencapai ekuilibrium yang baru pada suhu rendah

(Kensaku, 2002).

Temperatur (suhu) merupakan salah satu sifat tanah yang sangat penting

secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan juga terhadap

kelembapan, aerasi, stuktur, aktifitas mikroba dan enzimetik, dekomposisi

serasah atau sisa tanaman dan ketersediaan hara-hara tanaman. Tenperatur

tanah merupakan salah satu faktor tumbuh tanaman yang penting sebagaimana

halnya air, udara dan unsur hara. Proses alam, akar tanaman dan mikroba tanah

secara langsung dipengaruhi oleh temperatur tanah (Hanafiah, 2005).

Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini

dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau

kelembapan relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer.

Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan udara dalam

Page 71: Lap Agroklim Contoh

71

sebuah bangunan dengan sebuah pengawalembap (dehumidifier). Dapat

dianalogikan dengan sebuah termometer dan termostat untuk suhu udara.

Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan

suhu. Konsentrasi air pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30

°C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 °C (32 °F) (Wikipedia, 2010).

Kelembaban relatif merupakan suatu istilah yang digunakan untuk

menggambarkan jumlah uap air yang terkandung di dalam campuran air-udara

dalam fasa gas. Kelembaban relatif dari suatu campuran udara-air didefinisikan

sebagai rasio dari tekanan parsial uap air dalam campuran terhadap tekanan

uap jenuh air pada temperatur tersebut. Kelembaban relatif menggunakan

satuan persen dan dihitung dengan cara berikut:

RH = x 100 %

RH : Kelembaban relatif campuran

P H2O : Tekanan parsial uap air dalam campuran

X H2O : Tekanan uap jenuh air pada temperatur tersebut dalam

campuran.

Maka RH atau Kelembaban Relatif bergantung pada beberapa hal diatas.

Namun RH tertinggi terjadi pada saat proses pengembunan maksimal

(Wikipedia, 2010).

C. Alat dan Cara Kerja

1. Alat

a. Termohygrograph seri TN-2500

b. Kertas pias

c. Tinta Recorder

2. Cara Kerja

1. Siapkan alat termohygrograph, pasang kertas pias pada drum.

2. Setel alat pada posisi mingguan, pasang drum kembali dan letakkan pada

tempat yang akan dimonitor.

3. Lakukan inspeksi setiap hari mengenai kelancaran jalannya alat, seperti

tinta recorder dan timer yang sudah diseting.

Page 72: Lap Agroklim Contoh

72

4. Setelah satu minggu, lakukan pelepasan kertas pias dan lakukan

pengamatan terhadap data yang telah diperoleh.

5. Pasang kertas pias yang baru, letakkan alat pada tempat yang berbeda,

lakukan prosedur serupa.

6. Lakukan pembacaan data yang diperoleh dan carilah kapan terjadi suhu

tinggi, suhu terendah, RH tertinggi serta RH terendah.

D. Hasil Pengamatan

Tabel 5.1 Hasil Pengamatan Acara 5 pada Ruang Kultur Jaringan

Tanggal Hari Suhu Maximum

Suhu Minimum

Selisih Suhu

RH maximum

RH minimum

Selisih RH

1 Senin 24 19 5 85 67 182 Selasa 21 19,5 1,5 72 59 133 Rabu 21 19,5 1,5 72,5 59 13,54 Kamis 22,5 19,5 3 73 60 135 Jumat 22 20 1 71,5 59 12,56 Sabtu 21 19,5 2 73 59 147 Minggu 21 19 2 78 61 17

Sumber : Hasil Pengamatan

Tabel 5.2 Hasil Pengamatan Acara 5 pada Rumah kaca

Tanggal minggu Suhu Maximum

Suhu Minimum

Selisih Suhu

RH maximum

RH minimum

Selisih RH

18 I 31,5 23 8,5 90 60 3019 II 32 23 9 89 62 2720 III 30 22 8 96 67 2921 IV 31,5 22 9,5 94 62 3222 V 32 23 9 89 59 3023 VI 34 22 12 89 50 3924 VII 34 22,5 11,5 88 53 35

Sumber : Hasil Pengamatan

Tabel 5.3 Hasil Pengamatan Acara 5 pada Tempat TerbukaTanggal Hari Suhu

MaximumSuhu

MinimumSelisih Suhu

RH maximum

RH minimum

Selisih RH

18 Senin 28 25 3 82 69 13

19 Selasa 30 24 6 89 58 31

20 Rabu 28 23,5 4,5 91 62 29

Page 73: Lap Agroklim Contoh

73

21 Kamis 28 23,5 4,5 90 61 29

22 Jumat 29,5 24 5,5 84 60 24

23 Sabtu 28,5 22,5 6 93 64 29

24 Minggu 30,5 22k 8,5 88 57 31

Sumber : Hasil Pengamatan

E. Pembahasan

Pada dasarnya prinsip kerja Air Conditioner (AC) menggunakan prinsip

yang sangat sederhana sekali. Yakni, suhu rendah, kelembaban juga rendah

sehingga suhu dan kelembaban bisa diminimalkan. Adapun prinsip kerja dari

AC adalah sebagai berikut :

1. Udara di dalam ruangan dihisap oleh kipas sentrifugal yang ada dalam

evapolator dan udara bersentuhan dengan pipa coil yang berisi cairan

refrigerant. Dalam hal ini refrigetrant akan menghisap panas udara sehingga

udara menjadi dingin dan refrigerant akan menguap dan dikumpulkan dalam

penampung uap.

2. Tekanan uap yan berasal dari evaporator disirkulasikan menuju kondensor

selama proses kompresi berlangsung, temperatur dan tekanan uap

refrigerant menjadi naik dan ditekan kedalam kondensor.

3. Untuk menurunkan tekanan refrigerant yang bertekanan tinggi digunakan

katup ekspansi untuk mengatur laju aliran refrigerant yang masuk kedalam

evaporator.

4. Pada saat udara kelui panas. Uap keluar dari condensor udara menjadi

panas. Uap refrigerant memberikan panas kepada udara pendingin dalam

kondensor menjadi embun pada pipa kapiler. Dalam mengeluarkan panas

pada kondensor, dibantu oleh kipas propeller.

5. Pada sirkulasi udara dingin terus menerus dalam ruangan, maka perlu

adanya thermostat untuk mengatur suhu dalam ruangan/ sesuai dengan

keinginan.

6. Udara dalam ruangan menjadi lebih dingin dibandingkan dengan udara di

luar, sebab udara didalam dihisap oleh sentrifugal yang terdapat pada

Page 74: Lap Agroklim Contoh

74

evaporator. Disini terjadi perpindahan panas sehingga suhu dalam ruangan

relatif lebih dingin dari sebelumnya.

7. Suhu diluar ruangan lebih panas dibandingkan di dalam ruangan, sebab

udara yang ada didalam ruangan yang dihisap oleh kipas sentrifugal dan

bersentuhan dengan evaporator, serta dibantu dengan komponen AC

lainnya, udara dalam ruangan di keluarkan oleh kipas udara kondensor.

8. Gas refrigerant bersuhu tinggi saat akhir kompresi di kondensor dengan

mudah di cairkan dengan udara pendingin pada sistem air cooled atau uap

refrigerant menyerap panas udara pendingin dalam kondensoor sehingga

mengembun dan menjadi cairan diuar pipa evapotrator.

9. Karena air atau udara pendingin menyerap panas dari refrigerant, maka air/

udara tersebut jadi panas pada waktu keluar dari kondensor. Uap refrigerant

yang sudah menjadi ini, kemudian dialirkan kedalam pipa evaporator

melalui katub ekspansi. Kejadian ini akan berulang kembali seperti di atas.

Pada ruang kultur pada laboratorium kultur jaringan selalu

menggunakan AC kontinyu karena prinsip kerja AC kontinyu karena prinsip

kerja AC (Air Conditioner) yang membuat suhu menjadi rendah sehingga akan

terasa dingin, namun dengan kelembaban yang rendah juga. Karena pada

dasarnya apabila suhu menurun maka kelembaban akan naik. Jadi, biasanya

suhu dan kelembaban itu akan berbanding terbalik nilainya tetapi pada ruangan

ber-AC akan ada sedikit perbedaan.

Pada ruang kultur di laboratorium kultur jaringan selalu menggunakan

AC kontinyu dikarenakan media tanam yang digunakan berupa agar-agar. Jadi,

suhu dingin dapat mampu menjaga agar media tersebut tetap padat serta

meminimalkan kontaminasi.

Suhu udara pada dalam ruangan rumah kaca selalu lebih tinggi daripada

suhu dilingkungannya, hal ini disebabkan panas yang telah masuk ke rumah

kaca tidak dapat dilepaskan kembali sehingga terperangkap dalam rumah kaca.

Maka mengakibatkan suhu udara di dalam rumah kaca lebih tinggi. Pada

kondisi yang terjadi di dunia saat ini, efek gas rumah kaca dapat dirasakan.

Yakni suhu udara global naik. Adapun yang berperan sebagai kaca dalam

Page 75: Lap Agroklim Contoh

75

Green House Effect ini adalah gas CO2. Gas tersebut mampu menangkap panas

yang telah diterima, akan tetapi sulit sekali untuk melepaskan panas tersebut.

Kelembaban udara relatif (RH) rumah kaca selalu lebih tinggi daripada

kelembaban udara relatif (RH) pada tempat terbuka dikarenakan pada rumah

kaca terdapat lebih banyak tanaman yang mampu bertranspirasi sehingga

secara total evapotranspirasi rumah kaca besar. Hal demikian bermakna

kandungan uap air pada dalam rumah kaca besar maka kelembaban udara

relatifnya (RH) juga besar.

Pembuatan rumah kaca pada daerah tropis dengan pembuatan rumah

kaca pada daerah sub tropis sangat berbeda. Hal ini disebabkan adanya gerak

semu matahari. Yang mana jika dilihat dari bumi, matahari seolah-olah

berpindah posisi. Terkadang berada di sebelah utara katulistiwa,kadang pula di

sebelah selatan katulistiwa. Sehingga pembuatan rumah kaca pada daerah

subtropis perlu sekali untuk memperhatikan adanya gerak semu matahari.

Sebab pembuatan rumah kaca dengan memperhatikan adanya gerak semu

matahari akan dapat mampu mengoptimalkan sumber energi yang ada.

Sehingga secara tidak langsung, rumah kaca tersebut akan dapat mampu

menghasilkan tanaman yang baik pula.

Pengaruh ruangan ber AC terhadap suhu udara dan RH yaitu suhu dan

RH menjadi fluktuatif sehingga menjadi stabil. Pengaruh rumah kaca terhadap

suhu udara dan RH yaitu suhu udara menjadi meningkat dan RH menjadi

menurun. Pengaruh ruang terbuka terhadap suhu udara dan RH yaitu suhu dan

kelembaban tidak bisa stabil karena adanya angin juga akan mempengaruhi

suhu dan RH.

Berdasarkan hasil pengamatan ketiga lokasi pengamatan kelembaban

udaranya mencapai angka 81. Hal tersebut dapat dikarenakan perbedaan pada

termohygograph selain itu juga bisa dikarenakan perbedaan waktu

pengambilan data yang mana seharusnya dilakukan secara bersama-sama.

Sebab saat ini perubahan iklim telah menjadi realita. Jadi sangat dimungkinkan

dengan perbedaan waktu pengambilan data menyebabkan hal tersebut.

F. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Page 76: Lap Agroklim Contoh

76

a. Untuk mengetahui catatan data akan suhu udara dan kelembaban udara

perlu dibuat satu alat yang mampu memonitoring secara keseluruhan,

kontinyu dan pada periode tertentu, yakni termohygrograph.

b. Suhu udara dan kelembaban udara berperan penting terutama pada saat

tanaman baru memasuki proses pembenihan dan pertunasan, penetasan

telur unggas, dan lain sebagainya yang pada intinya suhu udara dan

kelembaban udara berperan dalam pertanian secara luas.

c. Dengan mengetahui suhu udara dan kelembaban udara yang ideal, maka

bisa dimungkinkan untuk membuat suatu alat yang mampu memodifikasi

iklim secara mikro sehingga mampu meningkatkan daya guna dan daya

hasil produk pertanian.

d. Pada kondisi umum, bila suhu tinggi maka kelembaban udaranya rendah.

Kecuali pada daerah pantai, meskipun bersuhu tinggi akan tetapi

kelembaban udaranya juga tinggi sebab banyaknya evaporasi dari laut.

e. Pada praktikum kali ini didapatkan hasil rata-rata berkisar 80 keatas

untuk RH-nya pada ketiga lokasi yang berbeda.

2. Saran

a. Ada baiknya dalam praktikum Agroklimatologi Acara 5 ini praktikan

dibimbing secara langsung metode dan cara penggunaan

termohygrograph.

b. Pengamatan hendaknya dilakukan pada rentang waktu yang sama pula.

Sehingga bisa didapatkan hasil pengamatan yang akurat dan teruji

validitasnya.

Page 77: Lap Agroklim Contoh

77

DAFTAR PUSTAKA

Benyamin, Lakitan. 1997. Klimatologi Dasar. Radja Grafindo Persada. Jakarta.

Hanafiah, Kemas Ali. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Radja Grifindo Persada. Jakarta.

Handoko. 1994. Klimatologi Dasar. Pustaka Jaya. Bogor.

Kensaku. 2002. Hidrologi Untuk Pertanian. PT. Pradya Paramita. Jakarta.

Wikipedia. 2010. Kelembaban. http://id.wikipedia.org/wiki/Kelembapan. Diakses 7 Juni 2011

_______. 2010. Kelembaban Relatif. http://id.wikipedia.org. Diakses 7 Juni 2011

_______. 2011. Suhu. http://id.wikipedia.org/wiki/Suhu. Diakses 7 Juni 2011

Page 78: Lap Agroklim Contoh

78

VI. KLASIFIKASI IKLIM

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu

yang relatif sempit dan dalam jangka waktu yang singkat. Iklim adalah rata-

rata keadaan cuaca pada suatu wilayah yang luas dalam jangka waktu yang

lama. Baik iklim maupun cuaca terbentuk karena gabungan unsur-unsur

iklim/cuaca. Iklim maupun cuaca sangat penting dalam kehidupan makhluk

hidup yang ada di permukaan bumi. Cuaca sering kali berubah-ubah dan

dapt mempengaruhi metabolisme makhluk hidup.

Cuaca juga merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia

karena cuaca mempengaruhi kegiatan dan aktifitas manusia. Manusia

hingga saat ini belum dapat mengendalikan iklim dalam wilayah yang

cukup luas. Untuk itu, manusia hanya dapat memperkirakan keadaan cuaca

dan menyesuaikan diri dengannya sebaik mungkin. Untuk itu, manusia perlu

mempelajari iklim/cuaca. Karena terlalu banyaknya kombinasi dari unsur

iklim/cuaca yang ada, menyebabkan keberagaman iklim pula. Untuk

mempermudah mempelajari iklim/cuaca, manusia manusia menggolongkan

iklim/cuaca tersebut.

Klasifikasi Schmidt-Fergoson adalah sebagai berikut; tipe iklim A

(sangat basah) jenis vegetasinya hutan hujan tropis, tipe iklim B (basah)

jenis vegetasinya hutan hujan tropis, tipe iklim C (agak basah) jenis

vegetasinya hutan dengan jenis tanaman yang mampu menggugurkan

daunnya dimusim kemarau, tipe iklim D (sedang) jenis vegetasi hutan

musim, tipe iklim E (agak kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe iklim

Page 79: Lap Agroklim Contoh

79

F (kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe iklim G (sangat kering) jenis

vegetasinya padang ilalang dan tipe iklim H (ekstrim kering) jenis

vegetasinya adalah padang ilalang.

2. Tujuan Praktikum

Acara klasifikasi iklim ini dilaksanakan dengan tujuan mahasiswa

dapat mengklasifikasikan iklim berdasarkan data curah hujan selama 10

tahun. serta mahasiswa dapat membedakan antara Klasifikasi Iklim

Oldeman dan Klasifikasi Iklim Schmidt-Ferguson.

3. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Mata Kuliah AgroklimatolAogi pada Acara 6 – Klasifikasi

Iklim dilaksanakan pada tanggal 16 April 2011 sampai 15 Mei 2011

(bergantung pada shift masing-masing kelompok) bertempat di Fakultas

Pertanian UNS.

B. Tinjauan Pustaka

Klasifikasi iklim menurut Oldeman didasarkan atas kebutuhan air dan

hubungannya dengan tanaman pertanian yang sangat diperlukan. Pembagian

iklim menurut Oldeman adalah sebagai berikut.

1. A1 bulan basah lebih dari 9 bulan berurutan;

2. B1 7-9 bulan basah berurutan dan satu bulan kering;

3. B2 7-9 bulan basah berurutan dan 2-4 bulan kering;

4. C1 5-6 bulan basah berurutan dan 2-4 bulan kering;

5. C2 5-6 bulan basah berurutan dan 2-4 bulan kering;

6. C3 5-6 bulan basah berurutan dan 5-6 bulan kering;

7. D1 3-4 bulan basah berurutan dan satu bulan kering;

8. D2 3-4 bulan basah berurutan dan 2-4 bulan kering;

9. D3 3-4 bulan basah berurutan dan 5-6 bulan kering;

10. D4 3-4 bulan basah berurutan dan lebih dari 6 bulan bulan kering;

11. E1 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan kurang dari 2 bulan kering;

12. E2 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan 2-4 bulan kering;

78

Page 80: Lap Agroklim Contoh

80

13. E3 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan 5-6 bulan kering;

14. E4 kurang dari 3 bulan basah berurutan lebih dari 6 bulan

(Ahmadi,2010).

Schmidt-Fergoson membagi tipe-tipe iklim dan jenis vegetasi yang

tumbuh di tipe iklim tersebut adalah sebagai berikut; tipe iklim A (sangat

basah) jenis vegetasinya adalah hutan hujan tropis, tipe iklim B (basah) jenis

vegetasinya adalah hutan hujan tropis, tipe iklim C (agak basah) jenis

vegetasinya adalah hutan dengan jenis tanaman yang mampu menggugurkan

daunnya dimusim kemarau, tipe iklim D (sedang) jenis vegetasi adalah hutan

musim, tipe iklim E (agak kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe iklim F

(kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe iklim G (sangat kering) jenis

vegetasinya padang ilalang dan tipe iklim H (ekstrim kering) jenis vegetasinya

adalah padang ilalang (Syamsulbahri, 1987).

Suatu wilayah yang mempunyai kondisi iklim cocok untuk tanaman akan

memungkinkan untuk dikembangkan sebagai pusat produksi.pusat produksi

tanaman adalah suatu daerah yang telah terbukti memenuhi persyaratan

kesesuaian iklim pada wilayah yang cukup luas dengan produktivitas tinggi

(ton/ha/musim panen) dalam jangka waktu lama. Konsepsi dasar dalam

pewilayahan kmoditi secara bertahap, diawali dengan study agroekologi utama

yang hanya mempertimbangkan faktor biofitis yaitu iklim, tanah dan

toposifiografi (Nasir, 2001).

Di indonesia banyak menggunakan metode klasifikasi iklim selain

menurut Koppen (1931) juga menurut Schmidt dan Ferguson (1951) yang

semula dimaksudkan untuk keperluan kehutanan, tetapi juga ternyata juga

cocok untuk kepentingan tanaman perkebunan perenial. Dasar klasifikasi

menggunakan distribusi curah hujan bulanan dalam penentuan bulan basah

(bulan dengan curah hujan > 100 mm) dan bulan kering (bulam dengan curah

hujan < 60mm). Metode klasifikasi lain yang tergolong baru di Indonesia dan

pada beberapa hal masih mengandung diskusi mengenai batasan dan kriteria

yang digunakan adalah yang dibuat oleh Oldeman (1975). Sistem yang dibuat

khusus untuk tanaman pangan/semusim ini menggunakan data curah hujan

rata-rata jangka panjang untuk menentukan bulan basah (bulan dengan curah

Page 81: Lap Agroklim Contoh

81

hujan > 200 mm), bulan lembab (bulan dengan curah hujan antara 100-200

mm), dan bulan kering (bulan dengan curah hujan < 60 mm) secara berturut-

turut (Laimeheriwa, 2002).

Sistem klasifikasi lain yang tergolong baru di Indonesia dan pada

beberapa hal masih mengandung diskusi mengenai batasan dan kriteria yang

digunakan. Namun demikian, untuk keperluan praktis klasifikasi ini cukup

berguna khususnya dalam klasifikasi lahan pertanian tanaman pangan di

Indonesia. Oldeman telah membuat sistem baru dalam klasifikasi iklim yang

dihubungkan dengan pertanian menggunakan unsur iklim hujan. Kriteria dalam

klasifikasi iklim ini didasarkan pada perhitungan bulan basah (BB), bulan

lembab (BL), dan bulang kering (BK) yang batasannya memperhatikan

peluang hujan, hujan efektif dan kebutuhan air tanaman (Handoko, 1992).

Klisifikasi iklim umumnya sangat spesifik, yang didasarkan atas tujuan

penggunaannya, misalnya untuk kegunaan dibidang pertaniaan, penerbangan

atau kelautan. Klasifikasi iklim yang spesifik sesuai dengan kegunaannya ini

tetap menggunakan data unsur iklim sebagai landasannya, tetapi dengan hanya

memilih data tentang unsur atau unsur-unsur iklim yang relevan, yang secara

langsung akan mempengaruhi aktifitas atau objek dalam bidang-bidang

tersebut (Lakitan, 2002).

Pada hakikatnya kegunaan klasifikasi iklim adalah suatu metode untuk

memperoleh suatu efisiensi informasi dalam bentuk yang umum dan sederhana.

Karena itu, analisis statistik unsur-unsur iklim dapat dilakukan untuk

menjelaskan dan memberi batas pada tipe-tipe iklim secara kuantitatif, umum

dan sederhana. Tiap klasifikasi dibuat berdasarkan tujuan tertentu dari

pembuatnya, dengan luas cakupan wilayahnya mulai dari yang terbatas (lebih

kecil dari negara) sampai yang luas (regional atau dunia). Sehingga dalam

menggunakan klasifikasi iklim perlu diperhatikan beberapa hal yang menjadi

perhatian (Handoko, 1983).

Penanaman pohon pada zona terdekat dengan pantai (sempadan laut)

perlu dilaksanakan serentak sepanjang kawasan pantai (0-200 m). Pilih pohon

perintis yang cepat besar, misalnya talok (kersen, Muntingia calabura) atau

trembesi (Albizia saman) untuk menghasilkan biomassa sehingga kelak

Page 82: Lap Agroklim Contoh

82

menjadi sumber bahan organik tanah, memperbaiki iklim mikro dan mengatasi

angin dari laut, konservasi air, menjaga diversitas biota tanah, menjadi habitat

burung, lebah dan kelelawar, dan wahana rekreasi (Yumono,2009).

C. Alat dan Cara Kerja

1. Alat

a. Alat Tulis

b. Data Iklim

2. Cara Kerja

a. Melakukan pengamatan pada data curah hujan yang telah didapat.

b. Menghitung dan mengklasifikasikan iklim dalam klasifikasi menurut

Schmidt-Ferguson dan klasifikasi iklim menurut Oldeman.

D. Hasil Pengamatan

1. Curah Hujan Kecamatan Gondangrejo

Tabel 6.1 Data Curah hujan bulanan rata-rata kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Tahun 2000-2010

Bulan Rata-rata (mm)Januari 268Februari 337,5Maret 319,4April 206,8Mei 111,9Juni 53,8Juli 17,1Agustus 14,1September 49,9Oktober 213,1November 229,2Desember 221,1Jumlah 2041,9Sumber : Data Rekapan

Menurut Oldeman

a. Bulan lembab : Mei

b. Bulan kering : Juni, Juli, Agustus, September

c. Bulan basah : Januari, Februari, Maret, April, Oktober, November dan

Desember

Page 83: Lap Agroklim Contoh

83

Menurut Schemidt-Ferguson

a. Bulan lembab : -

b. Bulan kering : Juni, Juli, Agustus dan September

c. Bulan basah : Januari, Februari, Maret, April, Mei, Oktober, November

dan Desember

2. Curah Hujan Kota X

Tabel 6.2 Data curah hujan rata-rata kota X tahun 1995 sampai dengan tahun 2004.

Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Jum. Hujan(mm/th)

333,7 336,7 336,9 191 76,22 68,67 42,11 20,56 16,56 190,9 258,8 180,2

Sumber : Data Rekapan

Menurut Schemidt Ferguson

Bulan lembab : Mei, Juni (2)

Bulan Kering : Juli, Agustus,September (3)

Bulan Basah : Januari, Februari, Maret, April, Oktober, November,

Desember (7)

Q =

=

= 42,86% tipe iklim C (agak basah)

3. Curah Hujan Kecamatan Jenawi

Table 6.3 Data Curah Hujan 16 Tahun (1995-2009) Kecamatan Jenawi

Page 84: Lap Agroklim Contoh

84

Tahunbulan

1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 total

Januari 674 698 436 496 621 791 479 570 500 482 592 700 488 314 586 702 912Februari 448 692 514 541 606 518 649 334 482 622 714 471 514,5 1018 441 632 858Maret 635 547 448 150 791 503 773 450 547 491 405 419 211,5 476 754,5 406,5 663April 263 244 204 461 744 221 848 600 459 110 235 351 394 766 225 327 645Mei 120 251 52 339 345 122 193 68 100 11,8 345 80 639 96 265,5 315,5 265Juni 12 372 26 52 385 61 71 156 0 33 56 235 27 238 34 138,5 175Juli 0 39 33 22 330 92 2 103 10 0 244 124 2 22 0 36 105Agustus 0 0 83 1 41 61 36 19 12 11 0 24 0 9 14 2 31September 0 61 65 0 218 0 3 121 7 60,3 28,5 126 0 0 10 68 67Oktober 14 204 475 15 466 395 373 574 62 142 62,5 132 3 75 317 2085 324November 163 648 655 278 333 962 789 423 307 316 578,5 315 66 395 505 301 645Desember 287 432 309 684 502 663 180 388 429 399 587,5 615,5 748 1138 220 346 672

Sumber : Data rekapan

4. Curah Hujan Kecamatan NgargoyosoTabel 6.4 Rerata Curah Hujan 15 tahun (1994-2009) Kecamatan

Ngargoyoso .

Bulan Jan Feb Mar Apl Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des

Jum.hujan (mm/th)

570,56 536,36 414,69 403,19 165,63 109,88 66,19 19,56 42,44 202,94 403,5 420,31

Sumber : Data rekapan

Menurut Oldeman

Bulan lembab : Mei, Juni (2)

Bulan Kering : Juli, Agustus, September (3)

Bulan Basah : Januari, Februari, Maret, April, Oktober, November,

Desember (7)

Q =

=

= 22,22% (Basah)

E. Pembahasan

Page 85: Lap Agroklim Contoh

85

Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim di Indonesia dapat diperinci sebagai

berikut :

1. Faktor alami

a. Pada skala global (bumi secara keseluruhan)

Kepulauan Indonesia dikelilingi oleh dua samudra yaitu samudera

Hindia dan samudera Pasifik dan berbatasan dengan dua benua yaitu

benua Austalia dan benua Asia.

b. Pada skala regional

Kepulauan Indonesia terdiri atas lima pulau besar dan ribuan pulau

kecil, dikelilingi dan diantarai oleh laut-laut dan selat-selat.

c. Pada Skala Lokal

Gunung-gunung yang menjulang tinggi besar pengaruhnya atas

penyebaran curah hujan dan suhu. Iklim dapat dipengaruhi oleh

pegunungan. Pegunungan menerima curah hujan lebih dari daerah

dataran rendah karena suhu di atas gunung lebih rendah daripada suhu di

permukaan laut.

2. Faktor buatan

a. Pengaruh Manusia

Faktor di atas mempengaruhi iklim secara alami. Namun kita tidak

bisa melupakan pengaruh manusia di iklim kita miliki. Kami telah

mempengaruhi iklim sejak kita muncul di bumi ini jutaan tahun lalu.

Pada waktu itu, yang mempengaruhi iklim kecil. Pohon-pohon ditebang

untuk menyediakan kayu untuk api. Pohon mengambil karbondioksida

dan menghasilkan oksigen. Penurunan pohon karena itu akan telah

meningkatkan jumlah karbondioksida di atmosfer.

Revolusi Industri, mulai pada akhir abad 19, telah memiliki

pengaruh yang besar pada iklim.. Penemuan motor mesin dan

meningkatkan pembakaran bahan bakar fosil telah meningkatkan jumlah

karbondioksida di atmosfer. Jumlah pohon yang ditebang juga

meningkat, yang berarti bahwa karbondioksida dihasilkan ekstra tidak

dapat diubah menjadi oksigen.

Page 86: Lap Agroklim Contoh

86

Klasifikasi iklim Oldeman digunakan untuk penanaman padi dan

palawija sedangkan klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson digunakan untuk

tanaman tahunan.

Menurut klasifikasi iklim oldeman dapat dinyatakan bulan basah dimana

x > 200 mm, bulan lembab 100<x<200 mm, sedangkan bulan kering adalah

x<100mm. Berdasarkan data curah hujan tersebut, didapat bulan lembab hanya

terjadi satu kali pada bulan mei, sedangkan bulan kering terjadi 4 kali pada

bulan Juni, Juli, Agustus, dan September, untuk bulan basah terjadi 7 kali pada

bulan januari, Februari, Maret, April, Oktober, November dan Desember. Hal

itu menunjukan bahwa kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar

memiliki iklim tipe D2 hal itu dikarenakan dalam 1 tahun terdapat 3-4 bulan

basah berurutan dan 2-4 bulan kering. Sedangkan pada kabupate Jenawi

Berdasarkan data curah hujan di Kecamatan Jenawi tersebut, didapat bulan

lembab hanya terjadi 2 kali pada bulan mei dan Juni, sedangkan bulan kering

terjadi 3 kali pada bulan Juli, Agustus, dan September, untuk bulan basah

terjadi 7 kali pada bulan januari, Februari, Maret, April, Oktober, November

dan Desember. Hal itu menunjukan bahwa kecamatan Jenawi memiliki iklim

zona B2 hal itu dikarenakan dalam 1 tahun terdapat 7-9 bulan basah berurutan

dan 2-4 bulan kering.

Menurut Schmid Ferguson dapat dinyatakan bulan basah bila x>100 mm,

bulan lembab bila 60 mm<x<100 mm, sedangkan bulan kering bila x<60mm.

Berdasarkan dari data tersebut, didapat, tidak adanya bulan lembab pada

kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar, bulan kering ada 4 pada

vulan Juni, Juli, Agustus dan September, sedangkan bulan basah didapat 8

bulan yaitu Januari, februari, Maret, April, Mei, Oktober, November dan

Desember. Sedangkan pada Klasifikasi Iklim Scmidth – Ferguson dapat

menentukan tipe iklim kota X berdasarkan data curah hujan kota tersebut.

Untuk menentukan tipe iklim tersebut, maka harus dihitung terlebih dahulu rata

– rata Bulan Kering (BK), Bulan Lembab (BL), dan Bulan Basah (BB) yang

terdapat pada data curah hujan Kota tersebut. Agar tipe iklim kota X diketahui,

maka rata- rata Bulan Kering (BK) dibagi dengan rata – rata Bulan Basah (BB)

kemudian dikalikan 100% sehingga Q Kota tersebut didapat 42,86 %. Maka

Page 87: Lap Agroklim Contoh

87

hasil yang telah diperoleh tersebut menunjukkan bahwa iklim kota X cocok

dengan klasifikasi iklim model segitiga Scmidth – Ferguson dan memiliki tipe

iklim C daerah agak basah dengan vegetasi hutan rimba, diantaranya terdapat

jenis vegetasi yang daunnya gugur pada musim kemarau, misal jati. Dan untuk

Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten tersebut didapat 22,22 %. Maka hasil yang

telah diperoleh tersebut menunjukkan bahwa iklim Kabupaten Ngargoyoso

cocok dengan klasifikasi iklim model segitiga Scmidth – Ferguson dan

memiliki tipe iklim B daerah basah.

Schmidt-Fergoson membagi tipe-tipe iklim dan jenis vegetasi yang

tumbuh di tipe iklim tersebut adalah sebagai berikut; tipe iklim A (sangat

basah) jenis vegetasinya adalah hutan hujan tropis, tipe iklim B (basah) jenis

vegetasinya adalah hutan hujan tropis, tipe iklim C (agak basah) jenis

vegetasinya adalah hutan dengan jenis tanaman yang mampu menggugurkan

daunnya dimusim kemarau, tipe iklim D (sedang) jenis vegetasi adalah hutan

musim, tipe iklim E (agak kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe iklim F

(kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe iklim G (sangat kering) jenis

vegetasinya padang ilalang dan tipe iklim H (ekstrim kering) jenis vegetasinya

adalah padang ilalang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim antara lain sebagai berikut yakni

latitude suatu tempat, perubahan iklim global, kondisi atmosfer bumi dan lain

sebagainya. Dengan mengetahui dan mempelajari iklim, maka kita bisa

menentukan arah dan kebijakan dalam dunia pertanian. Bagi petani, dengan

memahami iklim disekitar usaha taninya akan dapat mampu menentukan jenis

tanaman apa yang cocok dan berpeluang menghasilkan uang.

F. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

a. Ada beberapa macam klasifikasi iklim baik itu klasifikasi iklim menurut

Oldeman dan Schmidt-Ferguson.

b. Penyusunan peta iklim menurut klasifikasi Schmidt-Ferguson lebih

banyak digunakan untuk iklim hutan. Pengklasifikasikan iklim menurut

Page 88: Lap Agroklim Contoh

88

Schmidt-Ferguson ini didasarkan pada nisbah bulan basah dan bulan

kering.

c. Penyusunan tipe iklimnya berdasarkan jumlah bulan basah yang

berlangsung berturut-turut. Menurut Oldeman suatu bulan dikatakan

bulan basah (BB) apabila mempunyai curah hujan bulanan lebih besar

dari 200mm dan dikatakan bulan kering (BK) apabila curah hujan

bulanan lebih kecil dari 100mm.

2. Saran

a. Ada baiknya jika dalam praktikum Agroklimatologi terutama untuk

Acara 6 – Klasifikasi Iklim praktikan melaksanakan kegiatan praktikum

di Balai Meteorologi dan Geofisika sehingga lebih berkesan.

b. Pada proses analisis klasifikasi iklim hendaknya lebih ditekankan dengan

menggunakan sarana pembelajaran yang memadai,dengan LCD sehingga

bisa dipahami daripada jika hanya dikatakan oleh Co-Ass Praktikum

Agroklimatologi pada Acara 6 – Klasifikasi Iklim.

Page 89: Lap Agroklim Contoh

89

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Syiham Al. 2010. Klasifikasi Iklim Menurut Oldeman. www.syiham.co.cc. Diakses 01 Juni 2010

Handoko, 1983. Klimatologi Dasar, Landasan Pemahaman Fisika Atmosfer dan Unsur-Unsur Iklim. IPB. Bogor.

Handoko. 1992. Klimatologi dasar . Jurusan Geofisika dan Meteorologi FMIPA IPB : Bogor.

Laimeheriwa, Samuel. 2002. Pengembangan Komoditas Pertanian BerdasarkanPendekatan Iklim. IPB : Bogor.

Lakitan, Benyamin. 2002. Dasar-Dasar Klimatologi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Nasir, A.A. 2001. Iklim dan Produksi Tanaman. Jurusan Geometeorologi. FMIPA IPB : Bogor

Syamsulbahri. 1987. Klasifikasi Iklim.www.mbojo.wordpress.com.Id. Diakses 01 Juni 2011

Yumono, Nasih Widya.2009. Membangun Kesuburan Tanah Di Lahan Marginal. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol. 9 No. 2 (2009) p: 137-141