Makalah Administrasi Materil dan Keuangan.docx

download Makalah Administrasi Materil dan Keuangan.docx

of 18

Transcript of Makalah Administrasi Materil dan Keuangan.docx

Makalah Administrasi Materil dan KeuanganBAB IPENDAHULUAN1.1LATAR BELAKANGAdministrasimateriil adalah barang-barang milik/kekayaan Negara. Barang-barang milik/kekayaan Negara adalah semua barang-barang milik/kekayaan Negara yang berasal/dibeli dengan dana yang bersumber untuk seluruhnya ataupun sebagian dari anggaran belanja Negara yang berada dibawah pengurusan dan penguasaan departemen-departemen, lembaga-lembaga Negara, lembaga-lenmbaga pemerintahan non-departemen serta unit-unit dalam lingkungannya yang terdapat baik di dalam maupun di luar negeri, barang milik/kekayaan Negara tersebut tidak termasuk kekayaan Negara yang telah dipishkan (kekayaan Perum dan Persero) dan barang-barang/kekayaan daerah otonom sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor: KEP-225/MK/V/4/1971, pasal 1.Administrasi Keuangan Adalah kegiatan yang berkenaan dengan pencatatan, penggolongan, pengolahan, penyimpanan, pengarsipan terhadap seluruh kekayaan Negara termasuk di dalamnya hak dan kewajiban yang timbul karenanya baik kekayaan itu berada dalam pengelolaan bank-bank pemerintah, yayasan-yayasan pemerintah, dengan status hokum public ataupun privat, badan-badan usaha Negara dan badan-badan usaha lainnya dimana pemerintah mempunyai kepentingan khusus serta terikat dalam perjanjian dengan penyertaan pemerintah ataupun penunjukkan pemerintah.

1.2RUMUSAN MASALAH1.Pengertian Administrasi Materiil dan Administrasi Keuangan?2.Sistem Pengadaan Administrasi Materiil dan Keuangan?3.Administrasi Materiil Dalam Pengelolaan Barang Milik/Kekayaan Negara?4.Asas-Asas Umum Pengelolaan Keunangan Negara?5.Asas Dalam Administrasi Materiil dan Faktor Keuangan Daerah?

BAB IIPEMBAHASAN

2.1PENGERTIAN ADMINISTRASI MATERIL DAN KEUANGANIstilah perbekalan juga biasa disebut dengan beberapa istilah seperti logistik, barang, material, peralatan, perlengkapan dan sarana prasarana. Oleh karena itu, manajemen perbekalan pun lazim disebut dengan beberapa istilah seperti manajemen logistik, administrasi perbekalan, manajemen barang, administrasi barang, manajemen material ataupun administrasi material.Administrasimateriil adalah barang-barang milik/kekayaan Negara. Barang-barang milik/kekayaan Negara adalah semua barang-barang milik/kekayaan Negara yang berasal/dibeli dengan dana yang bersumber untuk seluruhnya ataupun sebagian dari anggaran belanja Negara yang berada dibawah pengurusan dan penguasaan departemen-departemen, lembaga-lembaga Negara, lembaga-lenmbaga pemerintahan non-departemen serta unit-unit dalam lingkungannya yang terdapat baik di dalam maupun di luar negeri, barang milik/kekayaan Negara tersebut tidak termasuk kekayaan Negara yang telah dipishkan (kekayaan Perum dan Persero) dan barang-barang/kekayaan daerah otonom sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor: KEP-225/MK/V/4/1971, pasal 1.Administrasi material/perbekalan diartikan sebagai usaha pelayanan dalam bidang material dan fasilitas kerja lainnya bagi personil dalam satuan kerja di lingkungan suatu organisasi guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja.

Administrasi Keuangan Adalah kegiatan yang berkenaan dengan pencatatan, penggolongan, pengolahan, penyimpanan, pengarsipan terhadap seluruh kekayaan Negara termasuk di dalamnya hak dan kewajiban yang timbul karenanya baik kekayaan itu berada dalam pengelolaan bank-bank pemerintah, yayasan-yayasan pemerintah, dengan status hokum public ataupun privat, badan-badan usaha Negara dan badan-badan usaha lainnya dimana pemerintah mempunyai kepentingan khusus serta terikat dalam perjanjian dengan penyertaan pemerintah ataupun penunjukkan pemerintah. Administrasi keuangan terdiri dari serangkaian langkah-langkah dimana dana-dana disediakan begi pejabat-pejabat tertentu dibawah prosedur-prosedur yang akan menjamin sah dan berdaya-gunanya pemakaian dana-dana itu. Bagian utama ialah menyusun anggaran belanja, pembukuan, pemeriksaan pembukuan, pembelian dan persediaan.Faktor-faktor Dalam Menentukan KebutuhanDalam upaya menentukan dan menetapkan kebutuhan perbekalan/materil, ada beberapa faktor yang harus senantiasa diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut:1.Faktor FungsionalDalam penentuan kebutuhan perbekalan hendaknya dipertimbangkan bahwa dengan keberadaan perbekalan tersebut akan memperlancar proses pelaksanaan pekerjaan dan akan mempengaruhi hasil kerja(output), baik berkaitan dengan kuantitas maupun kualitasoutputsesuai dengan fungsi jenis perbekalan tersebut.2.Faktor Biaya dan ManfaatDalam penentuan kebutuhan perbekalan hendaknya dipertimbangkan bahwa dengan sejumlah pengeluaran biaya tertentu, organisasi haruslah paling tidak memperoleh manfaat yang sepadan dengan sejumlah biaya yang telah dikeluarkan tersebut. Sehubungan dengan hal ini, tentu tidak boleh mengabaikan kualitas barang yang dibutuhkan, sumber barang yang harus dapat dipertanggungjawabkan, dan jangka waktu atau umur pemakaian barang yang paling menguntungkan.3.Faktor AnggaranDalam pengadaan perbekalan harus senantiasa mempertimbangkan ketersediaan anggarandalamorganisasi. Dengan memperhatikan faktor ini, maka akan dapat disusun skala prioritas kebutuhan perbekalan maupun berbagai macam alternatif jenis dan spesifikasi barang maupun cara-cara pengadaan logistik dengan tidak meninggalkan pertimbangan efektivitas dan efisiensi.4.FaktorKeamanandan Kewibawaan(Prestise)Dalam penentuan kebutuhan perbekalan hendaknya dipertimbangkan pejabat pemakai perbekalan tersebut untuk mendukung dan menjamin keamanan sesuatu yang berkaitan dengan jabatannya dan kewibawaan, baik bagi pejabat yang bersangkutan maupun bagi lembaga, baik dilihat dari publik internal maupun publik eksternal organisasi.5.Faktor Standardisasi dan NormalisasiDalam penentuan kebutuhan perbekalan hendaknya dipertimbangkan adanya standardisasi dan normalisasi yang ditetapkan organisasi. Standardisasi merupakan pembakuan mengenai jenis, ukuran, dan mutu suatu perlengkapan. Sementara normalisasi merupakan pembuatan ukuran-ukuran yang normal berdasarkan standar yang telah ditetapkan.Pengertian Peran pemerintah dalam perekonomianKewajiban Pemerintah:a.Pemeliharaan pertahanan dan keamananb.Menegakkan Keadilanc.Menyediakan prasarana umum .

Kebutuhan Barang PublikMerupakan kebutuhan barang atau jasa atau system yang harus disiapkan oleh pemerintah dalam rangka memberikan pelayanan kepada warga negaranya.Perilaku rumah tangga pemerintah dalam penyediaan barang public:a.Kewajiban pemerintah untuk menyediakkan barang publicb.Pemerintah memiliki keterbatasan dana untuk menyediakan barang public yang diperlukan warga negaranya.c.Pemerintah dapat mengajak rumah tangga perusahaan (swasta) untuk menyediakan barang-barang public yang memiliki tingkat ekskutif tinggi.

2.2ADMINISTRASI MATERIIL DAN KEUANGANAda beberapa alternatif bagi suatu organisasi untuk memilih dan menentukan sistem pengadaan perbekalan Sistem pengadaan perbekalan tersebut meliputi sistem sentralisasi, sistem desentralisasi dan sistem campuran danPembahasan Administrasi Keuangan dikelompokkan kedalam 5 pendekatan yang berbedayaitu pendekatan ketatalaksanaan keuangan, pendekatan keuangan negara, pendekatan administrasi negara termasuk administrasi pembangunan, pendekatan sejarah perkembangan sistem anggaran, pendekatan organisasi sebagai sistem terbuka.a.Sistem Administrasi Materiil1)Sistem SentrasisasiSistem sentralisasi dalam pengadaan perbekalan merupakan cara pengadaan perbekalan dimana kewenangan dalam pengadaan perbekalan bagi seluruh unit kerja dalam organisasi diberikan pada satu unit kerja tertentu sehingga segala macam pengadaan perbekalan dalam organisasi hanya dilayani oleh satu unit kerja/bagian tertentu tersebut.Pengadaan perbekalan dengan menggunakan sistem ini memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:a.dapat mengurangi harga per satuan karena biasanya dengan menerapkan sistem sentralisasi ini pengadaan/pembelian dilakukan dalam partai besar sehingga organisasi/ perusahaan (sebagai pembeli) diberikan potongan oleh penjual (pemasok);b.dapat mereduksi (mengurangi) biaya tambahan(overhead cost), sehingga akan mendukung efisiensi.c.dapat mendukung program standardisasi dan sistem pertukaran perbekalan antarbagian.Adapun kekurangan-kekurangan dari pengadaan sistem sentralisasi ini adalah sebagai berikut:a.kebutuhan yang mendesak dari suatu unit tertentu dimungkinkan tidak dapat cepat dilayani dan dipenuhi karena bagian pembelian masih menunggu daftar kebutuhan perbekalan dari unit-unit kerja yang lain ataupun karena prosedur pengajuan maupun distribusi penyampaian perbekalan yang berliku-liku/birokratis sehingga hal ini tentunya akan dapat mempengaruhi tingkat efektifitas dan efisiensi kerja unit-unit kerja dan organisasi secara keseluruhan.b.pemenuhan permintaan kebutuhan perbekalan pada unit-unit kerja sebagai pengguna(user)dimungkinkan tidak sesuai dengan kebutuhan, terutama berkaitan dengan spesifikasi barangnya maupun waktunya, karena bagian perbekalan khususnya bagian pengadaan perbekalan tidak mengetahui persis kebutuhan masing-masing unit kerja.2)Sistem DesentralisasiSistem desentralisasi yaitu sistem pengadaan perbekalan, dimana kewenangan pengadaan perbekalan diserahkan pada masing-msing unit kerja. Beberapa kelebihan dari penggunaan sistem desentralisasi ini yaitu sebagai berikut:1.kebutuhan atas perbekalan dari masing-masing unit kerja akan cepat dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan.2.menjamin ketepatan pembelian perbekalan karena masing-masing unit kerja mengetahui persis akan spesifikasi kebutuhan perbekalannya.Adapun kekurangan sistem ini yaitu:a.ada kecederungan masing-masing unit kerja untuk memiliki perbekalan (barang-barang) baru, padahal perbekalan yang ada masih berdaya guna sehingga hal ini akan menimbulkan tertumpuknya barang-barang yang tidak diperlukan di beberapa bagian.b.terdapatnya bermacam-macam perbekalan yang berbeda-beda bentuknya, ukuran, dan tipenya sehingga hal ini jelas tidak mendukung program standardisasi dan normalisasi, sekaligus tidak mendukung kemungkinan pertukaran perbekalan antar bagian/unit kerja dalam suatu organisasi.c.biaya per satuan barang relatif lebih besar, karena pembelian dengan sistem ini tentunya dalam partai yang lebih kecil bila dibandingkan apabila menggunakan sistem sentralisasi sehingga otomatis jumlah potongan yang diberikan penjual juga relatif lebih kecil.d.Biaya tambahan(overhead cost)relatif lebih besar bila dibandingkan apabila menggunakan sistem sentralisasi.3)Sistem CampuranSistem campuran merupakan sistem atau cara pengadaan perbekalan dengan mengkombinasikan antara sistem sentralisasi dan desentralisasi. Pertimbangan penggunaan sistem campuran ini selain menjamin ketepatan dalam pemenuhan kebutuhan perbekalan dari setiap unit kerja khususnya kebutuhan perbekalan yang sifatnya spesifik sesuai dengan tugas operasional unit kerja tersebut, juga untuk mendukung program standardisasi dan normalisasi organisasi. Dengan demikian, apabila perbekalan dibutuhkan oleh seluruh unit kerja atau beberapa unit kerja, pengadaan perbekalan dilakukan dengan sistem sentralisasi, sedangkan apabila kebutuhan perbekalan bersifat khusus untuk suatu unit kerja, pengadaan perbekalan dilakukan dengan sistem desentralisasi.Ada beberapa alternatif bagi suatu organisasi untuk memilih dan menentukan sistem pengadaan perbekalan. Sistem pengadaan perbekalan tersebut meliputi sistem sentralisasi, sistem desentralisasi dan sistem campuran.b.Sistem Administrasi Keuangan1)Pendekatan Ketatalaksanaan keuanganDengan pendekatan ketetatalaksanaan keuangan (financial management), maka pembahasan administrasi keuangan mencakup fungsi perencanaan keuangan, ketatalaksanaan penggunaan dana, penyediaan atau penggunaan dana yang diperlukan. Menurut Robert W Johnson, fungsi ketatalaksanaan adalah perencanaan keuangan (financial planning), pengambilan keputusan alokasi dana di antara berbagai kemungkinan investasi pada aktiva (managing assets), menarik dana dari luar (raising funds), dan penanganan masalah-masalah khusus (meeting special problems).Hakekat perencanaan adalah analisa, baik analisa intern maupun ekstern, baik jangka pendek, sedang maupun jangka panjang sebagai landasan untuk menyususn serangkaian tindakan pada masa mendatang dalam usaha mencapai tujuan tertentu.Perencanaan keuangan mencakup proyeksi terhadap aliran kas (cash flows) serta proyeksi terhadap kebutuhan investasi pada masa mendatang (capital budgeting). Perencanaan atas aliran masuk dan keluar dari kas dan proses pengambilan keputusan terhadap alokasi dana di antara berbagai kemungkinan merupakan dua fungsi ketatalaksanaan keuangan yang erat hubungannya.Jika aliran keluar dari kas melebihi aliran masuk ke kas sebagaimana yang diperkirakan akan terjadi pada masa mendatang dan saldo kas tidak mencukupi untuk menyerap kekurangan, maka perlu diperoleh atau ditarik dana dari luar melalui berbagai bentuk dan kemungkinan pemilihan dan pinjaman yang ada.2)Pendekatan Keuangan Negara.Bila administrasi keuangan ditinjau dari sudut pendekatan keuangan negara, maka pembahasan mencakup keuangan badan hukum publik, baik keuangan negara maupun keuangan badan hukum publik yang lebih rendah.Pembahasan biasanya lebih ditekankan pada segi-segi yang berkaitan dengan pengeluaran negara, pendapatan negara, perpajakan, hutang negara dan anggaran negara.C. Goedhart ( terjemahan Ratmoko, 1973) cakupan keuangan negara meliputi segi yang berhubungan dengan fungsi fiskal, lembaga fiskal, teori tentang barang dan jasa-jasa sosial atau publik, teori tentang distribusi optimal, politik fiskal, struktur pengeluaran, struktur penerimaan, pengaruh pajak dan pengeluaran pemerintah pada pola tingkah laku kegiatan ekonomi, kebijaksanaan fiskal dalam kaitannya dengan alokasi sumber-sumber. distribusi pendapatan dan kekayaan, stabilisasi ekonomi serta masalah kebijaksanaan.

c)Pendekatan Administrasi Negara (public administration)Dari sudut administrasi negara, ada dua segi yang berkaitan dengan administrasi keuangan (Dimock dan Dimock).Pertama, merupakan bidang keuangan yang luas, meliputi fungsi perhitungan dan pemungutan pajak, pemeliharaan dana, hutang negara dan administrasi hutang negara.Kedua, merupakan bagian dari administrasi negara, sebagaimana ditinjau melalui sudut pandangan pimpinan administrasi dan mereka yang mempunyai perhatian terhadap apa yang dilakukannya.Administrasi keuangan terdiri dari serangkaian langkah di mana dana disediakan untuk pejabat-pejabat tertentu menurut prosedur-prosedur yang dapat menjamin pertanggungjawaban yang sah dan menjamin apa daya guna penggunaan dana tersebut.Bagian utamanya adalah anggaran belanja, pembukuan, pembelian dan persediaan. Anggaran belanja adalah perkiraan pengeluaran dan penerimaan yang seimbang untuk suatu waktu tertentu.Dibawah wewenang pimpinan administrasi, anggaran belanja itu merupakan catatan pelaksanaan pekerjaan pada masa lalu, suatu metode pengawasan pada waktu ini dan proyeksi melalui rencana-rencana untuk masa yang akan datang.Daya yang ada pada pemerintah terutama berasal dari pemungutan pajak, pinjaman-pinjaman serta pendapatan lain yang bukan berasal dari pajak.Administrasi keuangan menyangkut lima segi kebijaksanaan nasional yang terpisah-pisah (Allen D.Manvel dalam Abdullah,1982: 6) yaitu:1. Kebijaksanaan ekonomi, menyangkut hubungan antara pengeluaran pemerintah dan semua pendapatan lainnya.2. Kebijaksanaan utang (bagaimana pemerintah mengadakan dan membayar kembali utang-utang3. Kebijaksanaan pendapatan (menentukan besarnyasecara relatif dari berbagai sumber penerimaanserta persoalan pajak-pajak yang harus dikenakan).4. Kebijaksanaan pengeluaran5. Kebijaksanaan pelaksanaanPerumusan kebijaksanaan fiskal mempertimbangkan pengaruh dari administrasi keuangan pemerintah terhadap keseluruhan pola tingkah laku kehidupan ekonomi bangsa. Bukan semata-mata penemuan sumber penerimaan untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran tetapi juga pada masalah-masalah perpajakan, hubungan pengeluaran pemerintah pada perekonomian, sehingga bisa dimengerti peranan dan pengaturan pemerintah dalam bidang perekonomian nasional. Masalah kebijaksanaan fiskal demikian penting dalam rangka memberikan kerangka-dasar untuk proses anggaran.Nilai yang sangat penting dan menekan keseluruhan proses anggaran adalah pertanggungjawaban (accountability). Maksud utama dari pertanggungjawaban keuangan adalah untuk menjamin pertanggungjawaban demokratis kepada rakyat. Aparatur negara mempunyai dua bentuk pertanggung jawaban, yaitu pertanggungjawaban keuangan dan pertanggungjawaban pengambilan keputusan yang bijak dan jujur dalam bidang keuangan. Terjaminnya kejujuran dalam pemerintahan dapat dilakukan dengan membagi kekuasaan diantara berbagai aparatur negara (otorisator, ordonator, bendaharawan).d)Pendekatan sejarah perkembangan sistem anggaran.Ditinjau dari sudut sejarah perkembangan sistem anggaran, maka administrasi keuangan telah berkembang dari Administrasi Keuangan Tradisional (yang berorientasi pada pengawasan) yang telah dikembangkan (di Amerika Serikat) sejak tahun 1789 ke arah Administrasi Keuangan Hasil Karya (Performance Financial Administration) pada tahun 1949 (berorientasi pada ketatalaksanaan).Perkembangan selanjutnya terjadi dari Administrasi Keuangan Hasil Karya ke arah sistem Administrasi Keuangan Terpadu (Integrated Financial Administration) yang berorientasi pada perencanaan dan atau tujuan-tujuan yang hendak dicapai.Robert Anthony memperkenalkan tiga proses administrasi berbeda yaitu : perencanaan strategis, pengawasan ketatalaksanaan dan pengawasan operasional. Gagasan ini berpengaruh pada tokoh-tokoh yang memperkembangkan SIPPA.e. Organisasi sebagai sistem terbuka.Organisasi keuangan, yang ada dalam batas-batas dan kendala-kendala lingkungan luar, mencakup lima unsur pokok yang saling berhubungan dan pengaruh mempengaruhi. Infut dari luar diubah disajikan kepada lingkungan luar (sebagai sebuah sistem terbuka).Organisasi keuangan terdiri atas 5 unsur :1.unsur tujuan dan nilai (diperoleh dari lingkungan sosial budaya),2.unsur teknis (spesialisasi pengetahuan, kecakapan, dan ketrampilan yang diperlukan untuk menjalankan fungsi-fungsi organisasi keuangan,3.unsur psikososial (menunjukkan hubungan sosial vertikal maupun horisontal faktor motivasional),4.unsur struktural (menunjukkan cara-cara melakukan spesialisasi dan koordinasi struktur organisasi, struktur wewenang, struktur program, struktur perencanaan, prosedur-proedur keuangan dll),5.unsur yang mencakup keseluruhan unsur dari OK baik dengan lingkungan khusus maupun lingkungan umum.Dari sudut pendekatan organisasi sebagai sistem terbuka dan terpadu, administrasi keuangan hanya merupakan salah satu bagian saja dari organisasi keuangan. Sedangkan organisasi keuangan termasuk sebagai salah satu unsur dalam lingkungan umum yang mencakup lingkungan budaya, teknologi, pendidikan, politik,fisik, perundang-undangan, demografi, ekonomi dan lingkungan sosial.

2.3ADMINISTRASI MATERIIL DALAM PENGELOLAAN BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARAPengelolaan barang milik/kekayaan Negara adalah suatu rangkaian kegiatan yang meliputi perencanaan dan penentuan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penyimpanan dan penyaluran, penggunaan dan pemeliharaan serta penghapusan di dalam kerangka pengawasan/pengendalian dan inventarisasi terhadap barang milik/kekayaan Negara.a.System pengelolaan1.Pembinana Umum Barang Milik/Kekayaan NegaraPresiden adalah Pembina umum barang milik/kekayaan Negara, yang secara fungsional dilakukan oleh menteri keuangan.2.Pembinaan Barang InventarisPimpinan departemen/lembaga adalah pembinaan barang inventarisasi dan betanggung jawab melakukan pembinaan dalam pengelolaan barang inventarisasi menurut ketentuan perundangan yang berlaku dan secara fungsional dilakukan/dijabat oleh menteri.3.InventarisasiMenteri/pimpinan lembaga Negara/pimpinan LPND melakukan dan bertanggung jawab atas terlaksananya inventarisasi fisik dan penyusunan daftar inventaris dari barang-barang milik/kekayaan Negara yang terdapat dalam lingkungan instansi masing-masing.4.Penyimpanan dan penyalurana.Penyimpanan dan penyaluran merupakan kegiatan dan usaha untuk penyelenggaraan, pengurusan, dan peraturan penyampaian barang kepada pemakai, melalui:1.Penerimaan2.Penyimpanan3.Pengeluaran4.Penyampaianb.Asas penyaluran barang adalah:1)Ketepatan barang yang disampaikan baik jumlah maupun mutunya2)Ketepatan tempat penyampaiannya3)Ketepatan waktu penyampaiannya4)Ketepatan kondisi barang yang disampaikan5)Ketepatan nilai barang yang disampaikan5.Pergudangana.Pergudangan merupakan bagian dari fungsi penyimpanan dan penyaluranb.Pergudangan adalah suatu kegiatan pengurusan barang yang meliputi:1)Penerimaan barang2)Penyimpanan barang3)Perawatan barang4)Perawatan ditempat penyimpanan barang5)Pengeluaran barang6)Pengusrusan administrasi pergudangan7)Pertanggungjawaban pengurusan tersebutc.Asas dalam penyimpanan antara lain adalah:1)Tersedianya barang sesuai dengan kebutuhan2)Dapat dipertahankannya nilaiguna barang yang disimpan3)Barang yang lebih dahulu disimpan harus dikeluarkan dahulu pula (FIFO=First in, First on)4)Terjaminnya keamanan barang yang disimpan5)Bentuk gudang yang sesuai dengan fungsinya6)PenghapusanPenghapusan barang adalah pengeluaran barang dari daftar inventaris. Pembantu Penguasa Barang Inventaris (PPBI) adalah pejabat mendapat pelimpahan wewenang dari Penguasa Barang Inventaris (PBI) untuk bertanggungjawab secara operasional dalam pengelolaan barang milik/kekayaan Negara yang secara fungsional dijabat oleh pejabat structural Eselon II yang khusus ditetapkan untuk itu di linngkunan satuan organisasi.a.Tujuan penghapusan1)Membebaskan bendaharawan barang atau pembantu penguasa barang inventarisasi dari pertanggungjawaban adminitratif dan fisik atas barang milik/kekayaan Negara yang berbeda di bawah penguasanan atau pengurusan.2)Mencegah timbulnya akibat-akibat yang merugikan dalm arti yang seluas-luasnya antara lain biaya pemeliharaan lebih besar dari kemanfaatannya, mengurangi tertibnya ruangan untuk menimbun barang-barang yang tidak digunakan lagi.3)Memanfaatkan kembali barang yang telah dihapuskan oleh organisasi lain yang membutuhkan/mengguanakan.b.Barang milik/kekayaan Negara yang karena kondisi, terhenti/berkurang kemanfaatannya atau dayagunanya, sehingga secara teknis maupun secara ekonomis tidak dapat dipertanggungjawabkan lagi, perlu dipertimbangkan untuk dihapuskan.c.Bagi setiap barang yang dihapuskan hendaknya terlebih dahulu dilakukan penelitian dengan seksama nmeliputi identitas statusnya maupun kelayakan kondisi barang sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan penggolongan alasan bagi tindakan penghapusan.d.Dalam melaksanakan penghapusan perlu juga diperhatikan masalah biayanya, hasil penghapusan barang seimbang dengan biaya penghapusan.e.Dalam rangka pelaksanaan penghapusan barang, apabila usulan penghapusan barang tersebut sudah mendapat pengesahan dari pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka sebagai rangkaian pelaksanaan tindak lanjut penghapusan atau pelepasan pertanggungjawaban dapat ditempuh salah satu dnegan cara sebagi berikut:1)Penjualan dengan atau tanpa lelang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku2)Penghibahan/disumbangkan3)Pemusnahan4)Pemanfaatan langsung5)Tukar menukar antar-instansi pemerintah, dan instansi pemerintah dengan BUMN/Pemerintah Daerah6)Sebagai penyertaan modal pemerintahf.Pemberitahuan/pengumuman mengenai rencana pelaksanaam penghapusan barang dengan cara penjualan lelang perlu dilakukan melalui surat kabar, poster-poster pada papan-papan pengumuman di kantor pemerintah dan cara lain di kantor lelang Negara.g.Panitia penghapusan setelah selesai melaksanakan tugasnya, menyusun laporan termasuk berita acara hasil pelaksanaan tindak lanjut penghapusan.

2.4ASAS-ASAS UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA.Dalam rangka terwujudnya Good Governance dalam penyelenggaraan negara, pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan secara profesional, terbuka, dan bertanggung jawab.Asas asas yang telah lama dikenal dalam pengelolaan Keuangan Negara:1. asas tahunan,3. asas kesatuan,2. asas universalitas,4. asas spesialitas.Asas-asas (baru) sebagai cerminan best practices (penerapan kaidah-kaidah yang baik) dalam pengelolaan Keuangan Negara :1. akuntabilitas yang berorientasi pada hasil,2. profesionalitas,3. keterbukaan dalam pengelolaan Keuangan Negara,4. pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri.Asas-asas umum tersebut diperlukan pula guna menjamin terselenggaranya prinsip-prinsip pemerintahan daerah sebagaimana yang telah dirumuskan dalam Bab VI Undang-Undang Dasar 1945. Dengan dianutnya asas-asas umum tersebut di dalam Undang-undang tentang Keuangan Negara, pelaksanaan Undang-undang ini selain menjadi acuan dalam reformasi manajemen keuangan negara, sekaligus dimaksudkan untukmemperkokoh landasan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia.Aspek sosial ekonomis daripada Keuangan NegaraMenurut RICHARD MUSGRAVE bahwa secara sosial ekonomis keuangan negara dapat diketahui dari tiga segi yaitu :1.Redistribusi pendapatan (Redistribution of income)2.Pengalihan daripada sumber-sumber (Realocation of sources)3.Kestabilan terhadap kegiatan ekonomi (stabilitation)Pengelompokkan Bidang Pengelolaan Keuangan Negara, yaitu:1.Sub bidang pengelolaan fiskal,2.Sub bidang pengelolaan moneter,3.Sub bidang pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan.Kekuasaan atas Pengelolaan Keuangan NegaraPresiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan. Kekuasaan tersebut meliputi kewenangan yang bersifat umum dan kewenangan yang bersifat khusus. Untuk membantu Presiden dalam penyelenggaraan kekuasaan dimaksud, sebagian dari kekuasaan tersebut dikuasakan kepada Menteri Keuangan selaku Pengelola Fiskal dan Wakil Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan, serta kepada Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya.Menteri Keuangan sebagai pembantu Presiden dalam bidang keuangan pada hakekatnya adalahChief Financial Officer (CFO)Pemerintah Republik Indonesia, sementara setiap menteri/pimpinan lembaga pada hakekatnya adalahChief Operational Officer (COO)untuk suatu bidang tertentu pemerintahan. Prinsip ini perlu dilaksanakan secara konsisten agar terdapat kejelasan dalam pembagian wewenang dan tanggung jawab, terlaksananya mekanismechecks and balancesserta untuk mendorong upaya peningkatan profesionalisme dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan.Sub bidang pengelolaan fiskal meliputi fungsi-fungsi pengelolaan kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro, penganggaran, administrasi perpajakan, administrasi kepabeanan, perbendaharaan, dan pengawasan keuangan.Sesuai dengan asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan negara sebagian kekuasaan Presiden tersebut diserahkan kepada Gubernur/Bupati/Walikota selaku pengelola keuangan daerah. Demikian pula untuk mencapai kestabilan nilai rupiah tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter serta mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran dilakukan oleh bank sentral.2.5ASAS-ASAS DALAM ADMINISTRASI MATERIILUntuk menanggulangi berbagai kesalahan dalam pengelolaan perbekalan maka ada beberapa asas yang harus diperhatikan bagi pengelola perbekalan sebagai acuan untuk melakukan pengelolaan perbekalan.Beberapa asas tersebut meliputi:1.Asas KeahlianMaksud dari asas keahlian, yaitu orang yang menangani dan melakukan pengelolaan logistik harus benar-benar memiliki kompetensi teoritis dan teknis operatif yang memadai dalam pengelolaan logistik.2.Asas KreativitasMaksud dari asas kreativitas, yaitu orang yang menangani dan melakukan pengelolaan perbekalan harus senantiasa mampu memberikan berbagai alternatif tindakan dan solusi permasalahan berkaitan dengan kegiatan manajerial maupun kegiatan operasional dalam upaya pengelolaan perbekalan guna mendukung efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan organisasi.3.Asas KetelitianMaksud dari asas ini yaitu orang yang menangani dan melakukan pengelolaan perbekalan harus orang yang teliti, baik berkaitan dengan kegiatan perencanaan dan penentuan kebutuhan perbekalan, pengadaan, pecatatan, penyimpanan, pendistribusian, perawatan, maupun penyingkiran perbekalan sehingga dapat memberikan data/informasi yang tepat dan benar.Di samping itu, harus memiliki kepekaan terhadap adanya informasi yang salah maupun hal-hal yang tidak semestinya sehingga dengan cepat dapat diambil tindakan tertentu.4.Asas Ketertiban dan KedisiplinanMaksud dari asas ketertiban, yaitu orang yang menangani dan melakukan pengelolaan perbekalan harus mampu mengelola tugas-tugas utamanya maupun mengelola waktu, baik berkaitan dengan kegiatan perencanaan dan penentuan kebutuhan perbekalan, pengadaan, pencatatan, penyimpanan, pendistribusian, perawatan, maupun penyingkiran perbekalan sehingga tidak sampai terjadi penundaan pekerjaan maupun terhambatnya pelaksanaan kegiatan operasional suatu organisasi.5.Asas Kualitas PelayananMaksud dari asas kualitas pelayanan, yaitu orang yang menangani dan melakukan pengelolaan perbekalan hendaknya tidak hanya mempertimbangkan pencapaian tujuan dalam setiap kegiatan administrasi perbekalan dan efisiensi secara finansial, tetapi juga harus mempertimbangkan kepuasan beberapa pihak yang berkepentingan(stakeholder)dapat dilayani, baik terhadap pengguna(user)maupun pemasok(supplier).6.Asas Kesempurnaan WatakMaksud dari asas kesempurnaan watak, yaitu orang yang menangani dan melakukan pengelolaan perbekalan harus memiliki sifat-sifat sikap mental dan moralitas yang baik, terutama sikap rasa memiliki, jujur, dan penuh tanggungjawab.7.Asas EfektivitasMaksud dari asas ini adalah segala aktivitas yang dilakukan dalam manajemen perbekalan mulai dari perencanaan perbekalan, pengadaan, pencatatan, pendistribusian, pemeliharaan dan penghapusan perbekalan maupun dalam penggunaan perbekalan harus senantiasa diorientasikan untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi.8.Asas EfisiensiMaksud dari asas ini yaitu dalam setiap kegiatan pengelolaan perbekalan harus selalu memperhatikan dan menetapkan pertimbangan seminimum mungkin biaya yang dikeluarkan, baik berkaitan dengan finansial, material, waktu, tenaga, maupun pikiran.Dari beberapa asas yang harus diperhatikan dan dilaksanakan dalam pengelolaan perbekalan tersebut dapat dicermati bahwa asas-asas tersebut berkaitan erat dengan personel sebagai pelaku (subjek) pengelola perbekalan dan sistem kerja yang dibangun dalam suatu organisasi. Dengan demikian, asas-asas pengelolaan perbekalan itu bisa terwujud dengan baik apabila didukung secara bersama-sama oleh profesionalitas sumber daya manusia sebagai pengelola perbekalan dan sistem kerja pengelolaan perbekalan yang tepat di dalam suatu organisasi.

Kesalahan maupun penyelewengan umum dalam manajemen perbekalan pada dasarnya dipengaruhi oleh dua variabel utama yaitu :-lemahnya sistem kerja yang dibangun, dan-perilaku buruk para pengelola karena rendahnya moralitas pegawai yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan perbekalan, baik pada tingkat manajemen maupun petugas operasional.Kedua faktor tersebut saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain, dalam arti walaupun sistem kerja yang dibangun sudah memadai, tetapi apabila moralitas para pegawai pengelola perbekalan rendah, mungkin sekali terjadi penyelewengan dalam pengelolaan perbekalan, begitu pula sebaliknya. Apalagi, apabila sistem kerja yang dibangun tidak memadai dan tingkat moralitas pegawai rendah, dapat dipastikan terjadi tingkat penyelewengan dalam pengelolaan perbekalan mencapai tingkat yang tinggi. Oleh karena itu, dalam pengelolaan perbekalan, secara ideal dibutuhkan sistem kerja yang memadai dan moralitas pengawai yang tinggi.Faktor keuangan daerahSalah satu criteria penting untuk mengetahui secara nyata kemampuan Daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya adalah kemampuan self-supporting dalam bidang keuangan. Dengan perkataan lain, faktor keuangan merupakan faktor esensial dalam mengukur tingkat kemampuan Daerah dalam melaksanakan otonominya. Ini berarti, dalam penyelenggaraan urusan rumah tangganya, Daerah membutuhkan dana atau uang.Menurut Wajong, uang adalah:1.Alat untuk mengukur harga barang dan jasa,2.Alat untuk menukar barang dan jasa,3.Alat penabung.Sebagai alat pengukur, penukar, dan penabung, uang menduduki posisi yang sangat penting dalam penyelenggaraan urusan rumah tangga Daerah. Keadaan keuangan Daerahlah yang sangat menentukan corak, bentuk serta kemungkinan-kemungkinan kegiatan yang akan dilakukan oleh Pemerintahan Daerah.Sehubungan dengan pentingnya posisi keuangan ini, Pamudji menegaskan:Pemerintah Daerah tidak akan dapat melaksanakan fungsinya dengan efektif dan efisien tanpaa biaya yang cukup untuk memberikan pelayanan dan pembangunan Dan keuangan inilah yang merupakan salah satu dasar criteria utnuk mengetahui secara nyata kemampuan Daerah dala mengurus rumah tanggaanya sendiri.Dari pendapat diatas terlihat bahwa untuk mengatur dan mengurus urusan rumah tangganya, Daerah membutuhkan biaya ataau uang. Tanpa adanya biaya yang cukup, maka bukan saja tidak mungkin bagi Daerah untuk dapat menyelenggarakan tugas kewajiban serta kewenangan yang ada padanyadalam mengatur dan mengurus rumah tangganya., tanpa juga ciri pokok dan mendasar dari suatu daerah otonom menjadi hilang.Untuk dapat memiliki keuangan yang memadai dengan sendirinya Daerah membutuhkan sumber keuangan yang cukup pula. Dalam hal ini Daerah dapat memperolehnya melalui beberapa cara, yaitu:Pertama: ia dapat mengumpulkan danan dari Pajak Daerah yang sudah direstui oleh Pemerintahan Pusat,Kedua: Pemerintah Daerah dapat melakukan pinjaman dari pihak ketiga, pasar uang, atau bank atau melalui Pemerintah Pusat,Ketiga: Ikut ambil bagian dalam pendapatan pajak sentral yang dipungut Daerah, misalnya sekian persen dari pendapatn sentral tersebut,Keempat: Pemerintah Daerah dapat menambah tariff pajak sentral tertentu, misalnya pajak kekayaan atau pajak pendapatan,Kelima: Pemerintah Daerah dapat menerima bantuan atau subsidi dari Pemerintah Pusat.Pentingnya posisi keuangan Daerah dalam penyelenggaraan otonomi daerah sangat disadari oleh Pemerintah. Demikian pula alternative cara untuk mendapatkan keuangan yang memadai telah pula dipertimbangkan oleh Pemerintah dan wakil-wakil rakyat (DPR-RI).Sumber Pendapatan Daerah adalah:a.Pendapatan asli daerah sendiri terdiri dari:1.Hasil pajak daerah,2.Hasil restribusi daerah,3.Hasil perusahaan daerah,4.Lain-lain hasil usaha daerah yang sah,b.Pendapatan berasal dari pemberian pemerintah yang terdiri dari:1.Sumbangan dari Pemerintah,2.Sumbangan lain yang diatur dengan peraturan perundang-undangan,c.lain pendapatan sah.

BAB IIIPENUTUP3.1KESIMPULANAdministrasi Keuangannegara yang dimaksud adalah seluruh kekayaan negara dalam bentuk apapun, yang dipisahkan atau yang tidak dipisahkan, termasuk didalamnya segala bagian kekayaan negara dan segala hak dan kewajiban yang timbul karena :(a) berada dalam penguasaan, pengurusan, dan pertanggung jawaban pejabat lembaga Negara, baik ditingkat pusat maupun di daerah;(b) berada dalam penguasaan, pengurusan, dan pertanggung jawaban Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah, yayasan, badan hukum dan perusahaan yang menyertakan modal negara, atau perusahaan yang menyertakan modal pihak ketiga berdasarkan perjanjian dengan Negara.Sesuai dengan amanat Pasal 23C Undang-Undang Dasar 1945, Undang-undang tentang Keuangan Negara perlu menjabarkan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar tersebut ke dalam asas-asas umum yang meliputi baik asas-asas yang telah lama dikenal dalam pengelolaan keuangan negara, seperti asas tahunan, asas universalitas, asas kesatuan, dan asas spesialitas maupun asas-asas baru sebagai pencerminanbest practices(penerapankaidah-kaidahyangbaik) dalam pengelolaan keuangan negara, antara lain :akuntabilitas berorientasi pada hasil;profesionalitas;keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara;pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri.3.2KRITIK DAN SARANPenulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan yang telah dibaca oleh pembaca. Dari itu kami sangat kritik dan saran dari pembaca guna untuk memperbaiki makalah ini dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKAHarahap, Azwar.Keuangan Negara Edisi Pertama.Pekanbaru: UIN SUSKA PRESS.2007.http://sukraaliawanwordpres.wordpress.com/2011/11/02/administrasi-keuangan-negara/Riwu Kaho, Josef.Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia.Jakarta: RajaGrafindo Persada.2005.LANRI.Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia.Jakarta: Toko Gunung Agung.1996.http://setiawan-nur.blogspot.com/2012/04/makalah-keuangan-negara-penganggaran.htmlhttp://naaniinuu.blogspot.com/2012/03/administrasi-keuangan.htmlWidjaja, Haw.Otonom Daerah dan Daerah Otonom.Jakarta: RajaGrafindo Persada.2002.