Makalah Acne

17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akne vulgaris merupakan kelainan folikuler umum yang mengenai folikel sebasea(folikel rambut) yang rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka, leher serta badan bagian atas (Suzanne,2001). Kligman melaporkan 15% remaja mempunyai akne klinis (akne major) dan 85% akne fisiologi (akne minor), yaitu akne yang hanya terdiri dari beberapa komedo (Soetjiningsih, 2004). Keadaan ini sering dialami oleh mereka yang berusia remaja dan dewasa muda antara 30%-60% dengan insiden tertinggi antara usia 14 dan 17 tahun untuk anak perempuan serta antara usia 16 dan 19 tahun untuk anak laki-laki (Clark, 1993). Munculnya jerawat sering terjadi pada masa pubertas, tubuh mengalami perubahan hormonal disertai peningkatan jumlah kelenjar minyak. Peningkatan produksi minyak mengakibatkan muara kelenjar tersumbat dan timbul bintil-bintil kasar pada kulit (komedo). Penyumbatan dapat pula akibat sisa kulit mati, sisa kosmetik atau kotoran pada kulit yang disebabkan oleh peningkatan hormon. Kadar hormon androgen yang disebut sebagai penyebab jerawat, sepanjang masa kehidupan perempuan, kadarnya relatif tidak turun secara drastis. Ini memungkinkan jerawat muncul dalam masa kehidupan perempuan. Hormon androgen ini 1

description

jerawat

Transcript of Makalah Acne

Page 1: Makalah Acne

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akne vulgaris merupakan kelainan folikuler umum yang mengenai folikel sebasea(folikel

rambut) yang rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka, leher serta badan bagian

atas (Suzanne,2001). Kligman melaporkan 15% remaja mempunyai akne klinis (akne major)

dan 85% akne fisiologi (akne minor), yaitu akne yang hanya terdiri dari beberapa komedo

(Soetjiningsih, 2004).

Keadaan ini sering dialami oleh mereka yang berusia remaja dan dewasa muda antara

30%-60% dengan insiden tertinggi antara usia 14 dan 17 tahun untuk anak perempuan serta

antara usia 16 dan 19 tahun untuk anak laki-laki (Clark, 1993). Munculnya jerawat sering

terjadi pada masa pubertas, tubuh mengalami perubahan hormonal disertai peningkatan

jumlah kelenjar minyak. Peningkatan produksi minyak mengakibatkan muara kelenjar

tersumbat dan timbul bintil-bintil kasar pada kulit (komedo). Penyumbatan dapat pula akibat

sisa kulit mati, sisa kosmetik atau kotoran pada kulit yang disebabkan oleh peningkatan

hormon. Kadar hormon androgen yang disebut sebagai penyebab jerawat, sepanjang masa

kehidupan perempuan, kadarnya relatif tidak turun secara drastis. Ini memungkinkan jerawat

muncul dalam masa kehidupan perempuan. Hormon androgen ini berasal dari suatu

mekanisme perubahan lemak, khususnya kolesterol.

Melalui proses yang kompleks dibantu oleh bermacam macam enzim, kolesterol berubah

menjadi komponen androgen yang kemudian dapat terus berubah lagi menjadi komponen

hormon estrogen. Kedua hormon ini, androgen dan estrogen merupakan dua hormon yang

ada pada pria dan wanita. Perbedaannya hanya dalam kadar atau jumlah yang dihasilkan.

Hormon androgen lebih banyak pada pria sedangkan hormon estrogen lebih banyak pada

wanita. Meskipun diduga kuat hormon androgen sebagai pencetus jerawat, namun tidak

selalu berarti bahwa banyak jerawat berarti hormon androgen akan meningkat. Pada pria

dengan kadar testosteron cukup tinggi dalam waktu yang lama, kejadian timbulnya jerawat

jarang dialami (Biben, 2009).

1

Page 2: Makalah Acne

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi acne

2. Untuk mengetahui etiologi acne

3. Untuk mengetahui manifestasi klinis acne

4. Untuk mengetahui klasifikasi acne

5. Untuk mengetahui komplikasi acne

6. Untuk mengetahui tingkatan acne

7. Untuk mengetahui patofisiologi acne

8. Untuk mengetahui pencegahan acne

9. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang acne

10. Untuk mengetahui penatalaksanaan acne

2

Page 3: Makalah Acne

BAB II

ISI

A. Pengertian

Acne vulgaris adalah pembentukan papula, nodul, dan kista pada muka, leher, bahu, dan

punggung akibat sumbatan keratin pada dasar dari kelenjar minyak (pilosebaseus) di dekat

folikel rambut. 90% dari penderita adalah mereka dalam usia menjelang dewasa.

Bertambahnya produksi androgen yang terjadi selama pubertas meningkatkan produksi

sebum, suatu pelumas kulit. Sebum bergabung dengan keratin dan membentuk sumbatan.

Pada acne dapat timbul komedo (sumbatan bahan tanduk dalam unit pilosebaseus);

papula (komedo tertutup yang pecah); pustule (bentukan padat yang mengalami perlunakan

pada puncaknya, dengan mengeluarkan nanah), nodul (dari komedo tertutup-penonjolan pada

kulit yang lebih besar dari papula), dan jaringan parut. Komedo (bisa berwarna putih atau

hitam), papul (merah), pustule (menonjol da nada peradangan), nodus (menonjol lebih dari

0,5 cm), hingga jaringan parut hipotropik (cekung) / hipertrofik (seperti keloid) yang terjadi

akibat kelainan aktif tersebut.

Akne Vulgaris adalah peradangan menahun folikel pilosebasea yang umumnya terjadi

pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri. Gambaran klinis akne vulgaris sering polimorfi

terdiri atas berbagai papul, pustul, nodul, komedo, dan jaringan parut yang terjadi akibat

kelainan aktif tersebut, baik jaringan hipertrofik maupun hipotrofik. Pada kasus ini seorang

pasien laki-laki berumur 20 tahun datang ke poli kulit kelamin RS dengan keluhan terdapat

bintik-bintik di wajah sejak 1 bulan yang lalu. Sebelumnya pasien sering mengeluhkan

jerawat di pipi yang banyak, namun kemudian bintik-bintik tersebut makin banyak setelah

pasien sering memecah dan menggaruk jerawat itu sendiri. Bintik-bintik paling banyak di

bagian pipi dan beberapa di bagian dahi. Terasa gatal, tidak nyeri.

Akne vulgaris merupakan penyakit polimorfik, universal pada remaja, 99% terjadi pada

wajah, tetapi dapat terjadi pula pada punggung (60%), dan dada (15%). Kulit berminyak

biasanya merupakan salah satu gambaran menonjol.

3

Page 4: Makalah Acne

Akne vulgaris ( jerawat ) penyakit kulit akibat peradangan kronik folikel pilosebasea

yang umunya terjadi pada masa remaja dengan gambaran klinis berupa komedo, papula,

pustul, nodus, dan kista pada tempat predileksinya ( Arif Mansjoer, dkk. 2000 )

Akne vulgaris ( jerawat ) merupakan kelainan folikel umum yang mengenai pilosebasea (

polikel rambut ) yang rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka, leher, serta bagian

atas. Akne ditandai dengan komedo tertutup ( white head ), komedo terbuka ( black head ),

papula, pustul, nodus, dan kista ( Brunner & Suddarth, 2001 )

Acne merupakan kelainan kulit yang paling sering ditemukan pada remaja dan dewasa

muda di antara 12 – 35 tahun. Laki-laki dan perempuan terkena sama banyaknya, dengan

insidensi tertinggi antara usia 14 – 17 tahun untuk anak perempuan serta antara usia 16 – 19

tahun untuk anak laki-laki. Kelainan kulit ini semakin nyata pada pubertas dan usia remaja,

dan kenyataan tersebut mungkin terjadi karena kelenjar endokrin tertentu yang

mempengaruhi sekresi kelenjar sebasea mencapai aktivitas puncaknya pada usia ini.

B. Etiologi

Meskipun etiologi yang pasti penyakit ini belum diketahui, namun ada berbagai factor yang

berkaitan dengan pathogenesis penyakit:

1. Perubahan pola keratinisasi dalam folikel. Keratinisasi dalam folikel yang biasanya

berlangsung longgar berubah menjadi padat sehingga sukar lepas dari saluran folikel

tersebut.

2. Produksi sebum yang meningkat yang menyebabkan peningkatan unsure komedogenik

dan inflatogenik penyebab terjadinya lesi akne.

3. Terbentuknya fraksi asam lemak bebas penyebab terjadinya proses inflamasi folikel

dalam sebum dan kekentalan sebum yang penting pada patogenesis penyakit.

4. Peningkatan kadar hormone androgen anabolic, kortikosteroid, gonadotropin serta ACTN

(adrenocoticotropic hormone) .

5. Terjadi stress yang dapat memicu kegiatan klenjar subasea , baik secara langsung atau

melalui rangsangan terhadap kelenjar hipofisis.

6. Peninkatan jumlah plora folikel (propionibakterium acnes,dulu:corynebakterium

acnes,pityrosporum ovale dan staphylococcus epidermidis) yang berperan pada proses

kemotaktik inflamasi serta pembentukan enzim lipolitik pengubah fraksi lipid sebum.

4

Page 5: Makalah Acne

C. Manifestasi Klinis

1. Gejala lokal termasuk nyeri (pain) atau nyeri jika disentuh (tenderness).

2. Biasanya tidak ada gejala sistemik pada acne vulgaris

3. Akne yang berat (severe acne) disertai dengan tanda dan gejala sistemik disebut sebagai

acne fulminans.

4. Acne dapat muncul pada pasien apapun sebagai dampak psikologis, tanpa melihat tingkat

keparahan penyakitnya

5. Erupsi pada kulit ditempat predileksi yaitu muka, bahu, punggung bagian atas, leher,

dada dan lengan bagian atas yang berupa komedo, papul, pustule,nodus atau kista dapat

disertai rasa gatal. Isi komedo adalah sebum yang kental atau padat. Isi kista biasanya

berupa pus dan darah. Tempat predileksi adalah muka, bahu, leher, dada, punggung

bagian atas dan lengan bagian atas.

D. Klasifikasi Acne

Klasifikasi Acne :

a. Jerawat klasik (jerawat biasa): tampilannya mudah dikenali yaitu tonjolan kecil

berwarna pink atau kemerahan , kulit memproduksi minyak yang menjadi tempat

berkembang biaknya bakteri akibatnya pori-pori tersumbat karena terinfeksi oleh

bakteri

b. Cystic acne (jerawat batu) Bentuknya besar dengan tonjolan yang meradang hebat,

berkumpul hampir diseluruh area wajah , ini terjadi karena kelenjar minyak yang over

aktif yang membanjiri pori-pori dengan minyak dan terjadi penyumbatan pada

duktus pilosebaseus yang menyalurkan sebum

c. Komedo

5

Page 6: Makalah Acne

Terdiri atas 2 jenis:

a. Komedo yang terbuka (blookhead) terlihat seperti pori-pori yang membesar dan

menghitam (yang berwarna hitam tersebut adalah penyumbatan pori-pori yang

berubah warna karena akumulasi lipid, bakteri serta debris epitel

b. Komedo yang tertutup (whitehead) :adanya penumpukan sebum dibawah kulit

sehingga terlihat seperti tonjolan putih kecil

Acne dibagi menjadi beberapa derajat :

a. Derajat I: memiliki komedo , papula atau pustula yang kurang dari 10 buah pada

salah satu sisi wajah

b. Derajat II: 10 hingga 20 buah komedo, papula atau pustule

c. Derajat III:25 hingga 5

d. Derajat IV:lebih dari 50

E. Komplikasi

Lesi akne dapat berlanjut menjadi permanent scarring.Lesi paling dini yang tampak pada

kulit adalah komedo. Komedo putih/komedo tertutup kemungkinan besar akan berkembang

menjadi papula dan pustule. Komedo hitam/ komedo terbuka memiliki sumbatan berwarmna

gelap yang menutup saluran pilosebasea. Komedo ini menghalangi aliran sebum ke

permukaan. Sebum,bakteri ( P. acnes ) dan asam-asam lemak diduga menyebabkan

perkembangan peradangan di sekeliling saluran pilosebasea dan kelenjar sebasea.

Sekali aliran sebum ke permukaan dihambat oleh komedo,P. acnes akan menghasilkan

lipase yang mengubah sebu,m trigliserida menjadi asam lemak bebas. Asam-asam ini bila

dikombinasikan dengan bakteri, akan menghasilkan respon peradangan pada dermis.

Peradangan ini akan menyebabkan terbentuknya papula eritematosa, pustule yang meradang

dan kista yang juga meradang.pad saatnya. Pustule dan kista akan pech, mongering dan

sembuh. Papula dan kista yang lebih dalam akan meninggalkan parut permanen,sedangkan

jerawat ringan akan sembuh tanpa patut. Kecenderyngan untuk menimbulkan jaringan parut

pada kulit juga bergantung pada masing-masing individu dan lebih besar bila individu

6

Page 7: Makalah Acne

berusaha untuk mengosongkan isi lesi tersebut. Semua jaringan parut umumnya akan

membaik seiring waktu kecuali jenis keloid dan jaringan parut yang berubah.

F. Tingkatan acne

1. Akne ringan : komedo < 20. Lesi inflamasi < 15 atau total lesi < 30

2. Akne sedang : komedo 20-100 stsu lesi inflamasi 15-20, atau total lesi 30-125

3. Akne berat : kista > 5, komedo > 100, atau lesi inflamasi > 50, total lesi > 125

G. Patofisiologi

1. Hiperkeratinisasi folikuler. Kelenjar minyak di dalam kulit kita memiliki saluran yang

berhubungan dengan dunia luar. Saluran ini dilapisi oleh folikel. Namun ada kalanya

folikel-folikel tersebut menebal dan sulit lepas sehingga sebum (minyak) yang dihasilkan

oleh kelenjar menjadi tersumbat.

2. Peningkatan produksi sebum. Ini dipengaruhi oleh hormon androgen.

3. Kolonisasi Propionibacterium acnes (bakteri penyebab jerawat). Bakteri ini bekerja

secara anaerob (tidak membutuhkan oksigen). Oleh karena kondisi anaerob akibat

hiperkeratinisasi folikuler, lama-kelamaan jumlah bakteri menjadi semakin banyak.

4. Inflamasi. Sebum merupakan makanan bagi Propionibacterium acnes. , Sebum dipecah

menjadi asam lemak bebas. asam lemak bebas masih terbentuk dari trigliserida dalam

sebum sehingga kekentalan sebum bertambah dan menimbulkan sumbatan saluran

pilosebasea. Asam lemak bebas yang semakin banyak akhirnya dipecah dan oleh karena

hal ini bukan sesuatu yang normal terjadi, maka oleh tubuh dianggap sebagai suatu benda

asing dan terjadilah reaksi imun (kemotaktik) dan inflamasi di sekitarnya

(komedogenik ). Pembentukkan pus, nodus, dan kista terjadi sesudahnya

Hasil dari inflamasi yang terjadi di dalam kulit kita dapat kita lihat dari luar sebagai

munculnya jerawat yang merah, nyeri, lama-lama berisi pus (nanah), yang sering kali

dipecahkan.

7

Page 8: Makalah Acne

H. Pencegahan

Cara termudah untuk mencegah munculnya jerawat yaitu dengan menghindari atau

melakukan kebalikannya dari hal-hal penyebab munculnya jerawat diatas. Berikut ini ada

beberapa tips agar Jerawat enggan bertandang di wajah kita lagi :

1. Agar pencegahan berjalan maksimal, pertama-tama harus dicari dulu penyebabnya. Jika

penyebabnya adalah kuman, maka harus rajin mandi agar kebersihan terjaga, jika perlu

mandi tiga kali sehari. Untuk sabun tak perlu sabun khusus, sabun mandi biasa yang

bukan sabun antiseptik pun sudah cukup efektif untuk mencegah kuman datang. Selain

itu sabun mandi biasa juga bisa mencegah jerawat akibat produksi kelenjar minyak yang

berlebih boleh diminum bersama antasid atau produk dari susu, karena akan mengikat

trasiklin menjadi senyawa yang tidak larut, sehingga mengurangi absorpsinya.

2. Gunakan pembersih khusus seperti lotion atau sabun khusus untuk kulit berjerawat.

3. Selalu jaga kebersihan kulit wajah, tangan, serta perangkat rias. Begitu juga dengan

kebersihan rambut, terutama jika rambut Anda panjang dan berponi, karena minyak serta

kotoran yang ada pada rambut dapat menempel pada kulit muka yang akhirnya dapat

memicu produksi sebum berlebihan dan munculnya jerawat.

4. Pilih kosmetik yang larut dalam air, hindari kosmetik yang mengandung minyak.

5. Hindari makan makanan yang berlemak.

6. Hindari merokok.

7. Tidur (istirahat) yang cukup.

8. Hindari stres.

9. Mengonsumsi makanan sehat dan seimbang.

10. Makan buah untuk membantu mengeluarkan racun dari dalam tubuh.

11. Minum air putih (minimal 8 gelas sehari) untuk membersihkan ginjal dan hati serta

mengeluarkan racun dari dalam, sehingga kulit menjadi sehat, bersih dan cerah.

12. Olahragalah secara teratur.

8

Page 9: Makalah Acne

I. Pemeriksaan Penunjang

1. Pada pasien wanita dengan nyeri haid (dysmenorrhea) atau hirsutisme, evaluasi hormonal

sebaiknya dipertimbangkan. Pasien dengan virilization haruslah diukur kadar testosteron

totalnya. Banyak ahli juga mengukur kadar free testosterone, DHEA-S, luteinizing

hormone (LH), dan kadar follicle-stimulating hormone (FSH).

2. Kultur lesi kulit untuk me-rule out gram-negative folliculitis amat diperlukan ketika tidak

ada respon terhadap terapi atau saat perbaikan tidak tercapai.

3. Pemeriksaan Histopatologis

Microcomedo dicirikan oleh adanya folikel berdilatasi dengan a plug of loosely

arranged keratin. Seiring kemajuan (progression) penyakit, pembukaan folikular menjadi

dilatasi dan menghasilkan suatu komedo terbuka (open comedo). Dinding follicular tipis

dan dapat robek (rupture). Peradangan dan bakteri terlihat jelas, dengan atau tanpa

follicular rupture. Follicular rupture disertai reaksi badan asing (a foreign body reaction).

Peradangan padat (dense inflammation) menuju dan melalui dermis dapat berhubungan

dengan fibrosis dan jaringan parut (scarring).

J. Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan acne adalah untuk mengurangi koloni bakteri, menurunkan

aktivitas kelenjar subasea , mencegah agar folikel tidak tersumbat , mengurangi inflamasi,

memerangi infeksi sekunder, meminimalkan pembentukan jaringan parut dan mengeliminasi

factor-faktor predisposisi terjafinya acne. Program terapiter tergantung pada tipe lesi.

Pengobatan acne meliputi penghentian pemakaian make-up dan crim pelembab yang

terbuat dari minyak .terapi diet:pembatasan makanan yang dapat maningkatkan intensitas

akne. Higiene kulit:menggunakan pembersi muka seperti sabun larva,dial atau netrogena

Adapun pengobatan lain seperti:

1. Farmacoterapi topical

a. Benzoil peroksida

b. Asam vitamin A

c. Antibiotic topical

9

Page 10: Makalah Acne

2. Terapi sistemik

a. Antibiotic sistamik :tetrasiklin

b. Retinoid oral

c. Terapi hormon

3. Terapi bedah

a. Ekstraksi isi komedo

b. Drainase pustule dan kista

c. Eksisi saluran sinus dan kista

d. Penyuntikan kortikosteroid intra lesi

10

Page 11: Makalah Acne

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Akne vulgaris merupakan kelainan folikuler umum yang mengenai folikel sebasea(folikel

rambut) yang rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka, leher serta badan bagian

atas (Suzanne,2001). Kligman melaporkan 15% remaja mempunyai akne klinis (akne major)

dan 85% akne fisiologi (akne minor), yaitu akne yang hanya terdiri dari beberapa komedo

(Soetjiningsih, 2004).

Keadaan ini sering dialami oleh mereka yang berusia remaja dan dewasa muda antara

30%-60% dengan insiden tertinggi antara usia 14 dan 17 tahun untuk anak perempuan serta

antara usia 16 dan 19 tahun untuk anak laki-laki (Clark, 1993). Munculnya jerawat sering

terjadi pada masa pubertas, tubuh mengalami perubahan hormonal disertai peningkatan

jumlah kelenjar minyak. Peningkatan produksi minyak mengakibatkan muara kelenjar

tersumbat dan timbul bintil-bintil kasar pada kulit (komedo). Penyumbatan dapat pula akibat

sisa kulit mati, sisa kosmetik atau kotoran pada kulit yang disebabkan oleh peningkatan

hormon. Kadar hormon androgen yang disebut sebagai penyebab jerawat, sepanjang masa

kehidupan perempuan, kadarnya relatif tidak turun secara drastis. Ini memungkinkan jerawat

muncul dalam masa kehidupan perempuan. Hormon androgen ini berasal dari suatu

mekanisme perubahan lemak, khususnya kolesterol.

11

Page 12: Makalah Acne

DAFTAR PUSTAKA

R.M. Suryadi Tjekyan. 2009. Kejadian dan Faktor Resiko Akne Vulgaris. Media Medika Indonesiana.

Harper JC. Acne Vulgaris. 2007. Available from: eMedicine Specialities USA.

Djuanda A. Hamzah M, Aisyah S. 2005. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 4th Ed. Jakarta : FKUI.

Harahap Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit, Jakarta, Hipokrates.

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta.

12