Makalah

3
HASIL PENGAMATAN 1. Korelasi Berat Tubuh dan Frekuensi Denyut Jantung Kelompok Berat Katak (gram) Rata-Rata Denyut Jantung 1 59.8 18.1 2 119.5 18.5 3 68.5 13.8 4 44.45 19.3 5 94.6 18.0 6 63.0 16.0 7 92.9 3.0 8 89.0 12.9 9 55.5 19.7 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil yang dibandingkan dari kelompok-kelompok lain tidak sesuai dengan literatur. Karena didapatkan hasil yang berat badannya lebih berat namun denyut jantungnya lebih cepat dibandingkan yang berat badannya ringan. Semakin besar berat badan katak maka frekuensi denyut jantung semakin menurun. Berat badan yang berlebihan memberikan tegangan atau beban ekstra pada jantung dan pembuluh darah. Tegangan atau beban pada jantung inilah yang akan menyebabkan frekuensi denyut jantung semakin menurun. Selain itu ukuran tubuh mempengaruhi laju metabolismenya, jaringan tubuh hewan yang lebih kecil memerlukan laju pengiriman oksigen ke jaringan yang lebih tinggi secara proporsional. Respons dari tubuh katak untuk menyebarkan panas yang diterima ke dalam organ-organ yang lebih dingin. Peningkatan suhu menyebabkan peningkatan frekuensi jantung yang besar, sedangkan penurunan suhu sangat mengurangi frekuensi. Akibat korelasi dengan metabolisme yang tinggi tersebut, laju denyut jantung hewan tersebut akan lebih tinggi. Selain itu,

description

semoga dapat membantu

Transcript of Makalah

Page 1: Makalah

HASIL PENGAMATAN

1. Korelasi Berat Tubuh dan Frekuensi Denyut Jantung

Kelompok Berat Katak (gram) Rata-Rata Denyut Jantung1 59.8 18.12 119.5 18.53 68.5 13.84 44.45 19.35 94.6 18.06 63.0 16.07 92.9 3.08 89.0 12.99 55.5 19.7

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil yang dibandingkan dari kelompok-kelompok lain tidak sesuai dengan literatur. Karena didapatkan hasil yang berat badannya lebih berat namun denyut jantungnya lebih cepat dibandingkan yang berat badannya ringan.

Semakin besar berat badan katak maka frekuensi denyut jantung semakin menurun. Berat badan yang berlebihan memberikan tegangan atau beban ekstra pada jantung dan pembuluh darah. Tegangan atau beban pada jantung inilah yang akan menyebabkan frekuensi denyut jantung semakin menurun.

Selain itu ukuran tubuh mempengaruhi laju metabolismenya, jaringan tubuh hewan yang lebih kecil memerlukan laju pengiriman oksigen ke jaringan yang lebih tinggi secara proporsional. Respons dari tubuh katak untuk menyebarkan panas yang diterima ke dalam organ-organ yang lebih dingin. Peningkatan suhu menyebabkan peningkatan frekuensi jantung yang besar, sedangkan penurunan suhu sangat mengurangi frekuensi.

Akibat korelasi dengan metabolisme yang tinggi tersebut, laju denyut jantung hewan tersebut akan lebih tinggi. Selain itu, jika semakin kecil hewan maka semakin besar pula energi yang diperlukan untuk mempertahankan suhu tubuh yang stabil. Oleh karena itu, katak yang lebih kecil, denyut jantungnya lebih cepat, hal ini dikarenakan untuk menyeimbangkan suhu panas yang hilang dan untuk memperlancar pengiriman oksigen ke jaringan dengan lancar.

KESIMPULAN

1. Semakin besar berat badan katak maka frekuensi denyut jantung semakin menurun / lambat.

2. Semakin kecil tubuh katak maka semakin besar pula energi yang diperlukan untuk mempertahankan suhu tubuh yang stabil, sehingga katak yang lebih kecil memiliki denyut jantung yang lebih cepat.

3. Semakin tinggi laju metabolisme pada katak, maka laju denyut jantung hewan tersebut akan lebih tinggi /cepat.

Page 2: Makalah

LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 1. Jantung Katak

JURNAL

RELATIONSHIP BETWEEN BODY HEIGHT, BODY WEIGHT, BODY MASS INDEX, AND THE AGE WITH THE RESTING PULSE RATE OF STUDENTS

SMKN-5 DENPASARBy: I Nengah Sandi

Program Magister of Sport Physiology Udayana UniversityABSTRACTHas done research on students' Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri-5 Denpasar. This research is connected between the body height (BH), body weight (BW), body mass index (BMI), and age on the resting pulse rate changes. The study was conducted in Cross Sectional Analytic in September 2011 on the class I and II SMK Negeri-5 Denpasar. The selection of a random sample of the group (cluster random sampling) with a simple random draw of the eight classes as a cluster to get the three classes. Of the three classes of 33 students chosen as men who do not have physical abnormalities and are willing as a research subject. Measurements for body height, body weight, body mass index, age, and the resting pulse rate was conducted in o'clock in the afternoon at 5:00 to 19:00 pm at GOR Ngurah Rai Denpasar. Data were analyzed by correlation of Pearson (Pearson Correlation) at the 0.05 significance level. From the analysis found no association between IMT with the resting pulse rate with r = 0.540 and p = 0.001, between the ages of the resting pulse rate with r = 0.460 and p = 0.007 (p ≤ 0.05) and there is no relationship between body weight and body height with the resting pulse rate with a value of r and prespectively, r = - 0.146 with p = 0.417 and r = 0.190 with p = 0.290 (p > 0.05). Thus, the resting pulserate is directly influenced by age and BMI with positive correlation.Key words: body height, body weight, body mass index, age, resting pulse rate.

DAFTAR PUSTAKA

Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Kanisius.