Makalah

16
Penyakit Akibat Kerja Karena Vibrasi Vanya Genevieve Orapau 102011142 Mahasiswi FakultasKedokteranUniversitas Kristen KridaWacana JalanArjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510 Email: [email protected] Pendahuluan Penyakit akibat kerja (PAK) disebabkan oleh paparan terhadap bahan kimia dan biologis, serta bahaya fisik di tempat kerja. Meskipun angka kejadiannya lebih kecil diadingkan penyebab penyakit lain, namun terdapat bukti bahwa penyakit ini mengenai cukup banyak orang dan khususnya negara- negara yang berkembang pada dunia industry Pada banyak kasus, penyakit akibat kerja ini bersifat berat dan dapat mengakibatkan kecacatan. Akan tetapi ada dua faktor yang membuat penyakit ini mudah dicegah yakni dengan mengiidentifikasi dan mengontrol bahan penyebab penyakt dan juga mengawasi populasi yang berisiko sehingga dapat diobati dengan baik. Selain itu, perubahan-perubahan awal seringkali dapat pulih dengan penanganan yang tepat. Oleh karena itu, deteksi dini penyakit akibat kerja sangatlah penting. Dengan demikian, tenaga kerja yang sakit dapat segera diobati sehingga penyakitnya tidak berkembang dan dapat sembuh dengan segera. Selain itu juga dapat dilakukan pencegahan agar tenaga kerja lainnya terlindung dari penyakit. 1

description

MakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalahMakalah

Transcript of Makalah

Page 1: Makalah

Penyakit Akibat Kerja Karena Vibrasi

Vanya Genevieve Orapau

102011142

Mahasiswi FakultasKedokteranUniversitas Kristen KridaWacana

JalanArjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510

Email: [email protected]

Pendahuluan

Penyakit akibat kerja (PAK) disebabkan oleh paparan terhadap bahan kimia dan

biologis, serta bahaya fisik di tempat kerja. Meskipun angka kejadiannya lebih kecil

diadingkan penyebab penyakit lain, namun terdapat bukti bahwa penyakit ini mengenai

cukup banyak orang dan khususnya negara-negara yang berkembang pada dunia industry

Pada banyak kasus, penyakit akibat kerja ini bersifat berat dan dapat mengakibatkan

kecacatan. Akan tetapi ada dua faktor yang membuat penyakit ini mudah dicegah yakni

dengan mengiidentifikasi dan mengontrol bahan penyebab penyakt dan juga mengawasi

populasi yang berisiko sehingga dapat diobati dengan baik. Selain itu, perubahan-perubahan

awal seringkali dapat pulih dengan penanganan yang tepat. Oleh karena itu, deteksi dini

penyakit akibat kerja sangatlah penting. Dengan demikian, tenaga kerja yang sakit dapat

segera diobati sehingga penyakitnya tidak berkembang dan dapat sembuh dengan segera.

Selain itu juga dapat dilakukan pencegahan agar tenaga kerja lainnya terlindung dari

penyakit.

Dalam tinjauan pustaka ini akan dibahas mengenai penyakit akibat kerja (PAK) yang

berhubungan dengan faktor fisik tepatnya vibrasi. Untuk mendiagnosis penyakit akibat kerja

(PAK) maka kita harus melakukan dengan cara tujuh langkah diagnosis okupasi serta

penanganan dan pencegahannya.

Tujuh Langkah diagnosis okupasi:

1. Diagnosis Klinis

a. Anamnesis

Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara

melakukan serangkaian wawancara. Anamnesis dapat langsung dilakukan terhadap

pasien (auto-anamanesis) atau terhadap keluarganya atau pengantarnya (alo-

1

Page 2: Makalah

anamnesis).Anamnesis yang baik akan terdiri dari identitas, keluhan utama, riwayat

penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit dalam keluarga,

anamnesis susunan sistem dan anamnesis pribadi (meliputi keadaan sosial ekonomi,

budaya, kebiasaan, obat-obatan, lingkungan).1

Identitas meliputi nama lengkap pasien, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, nama

orang tua atau suami atau isteri atau penanggung jawab, alamat, pendidikan,

pekerjaan, suku bangsa dan agama. Identitas perlu ditanyakan untuk memastikan

bahwa pasien yang dihadapi memang benar pasien yang dimaksud. Selain itu,

identitas ini juga perlu untuk data penelitian, asuransi, dan lain sebagainya. Dari

skenario, diperoleh identitas seorang pria berusia 42 tahun yang bekerja sebagai kurir

pengantar obat.

Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan pasien yang pergi ke dokter. Dalam

menuliskan keluhan utama, harus disertai dengan indikator waktu, berapa lama pasien

mengalami hal tersebut. Dari skenario, keluhan utamanya adalah kebas pada kedua

tangan.

Riwayat penyakit sekarang yang merupakan cerita yang kronologi, terinci dan jelas

mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum keluhan utama sampai pasien

datang berobat. Riwayat perjalanan penyakit disusun dalam bahasa Indonesia yang

baik sesuai dengan apa yang diceritakan oleh pasien. Dari skenario maka diperoleh

riwayat penyakit sekarangnya adalah keluhannya terasa sejak 3 bulan yang lalu dan

berkurang apabila tidak bekerja.

Riwayat penyakit dahulu, menanyakan apakan pasien sebelumnya sudah pernah sakit

seperti ini karena akan sangat bertujuan untuk mengetahui kemungkinan-

kemungkinan adanya hubungan antara penyakit yang pernah diderita dengan penyakit

sekarang. Pada skenario, didapatkan riwayat penyakit dahulunya pasien tidak pernah

menderita seperti ini sebelumnya.

Riwayat penyakit keluarga dan riwayat sosial maka kita menanyakan pertanyaan-

pertanyaan seperti adakah di keluarga pasien yang menderita penyakit seperti,

bagaimana kebiasaan pasien dan juga riwayat obat-obatan yang sedang dikonsumsi

oleh pasien tersebut.

Riwayat pekerjaan yakni pasien bekerja sebagai kurir pengantar obat yang bekerja

selama 8 jam sehari dan sudah bekerja sebagai kruir pengantar obat selama 12 tahun

lamanya. Tentunya sebagai kurir, pasien menggunakan motor kopling tahun 2000

untuk pendistribusian obat. Kemungkinan pajanan yang dialami oleh pasien yakni

2

Page 3: Makalah

getaran dari motor tersebut. Pasien juga tidak memakai alat pelingung diri (APD)

seperti sarung tangan.

b. Pemeriksaan Fisik

Tentunya pemeriksaan fisik pertama yang dapat kita lakukan adalah menilai keadaan

umum pasien. Dengan melihat keadaan umum pasien, maka dapat kita tentukan

apakah penyakit yang diderita ini berat atau ringan. Setelah menilai keadaan umum

pasien, selanjutnya kita melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital yang meliputi

suhu, tekanan darah, frekuensi nadi dan pernapasan pasien.

Berkaitan dengan keluhan kebas pada tangan, maka dapat juga dilakukan dengan

pemeriksaan waktu pengisian kapiler (Capillary Refil Time) yakni untuk menilai

curah jantung, tahanan vascular perifer, perfusi kulit dan jaringan, serta obstruksi

arteri regional. Caranya adalah dengan menekan kuku pada salah satu jari hingga

berwarna putih dan lepaskan, normalnya adalah kurang dari 2 detik.2

Dengan keluhan kebas pada tangan, maka dapat dilakukanpemeriksaan sistem

sensorik yaitu:

Sentuhan ringan, maka dapat dilakukan dengan kapas yakni dengan cara sentuhlah

kulit pasien secara ringan dengan menghindari penekanan. Minta pasien

menjawab saat ia merasakan sentuhan dan kemudian membandingkan satu daerah

dengan daerah lain.

Sensasi getaran, ketika melakukan tes sensasi getaran, pertama lakukan tes

tersebut pada jari tangan dan kaki. Jika hasilnya normal, dapat diasumsikan bahwa

daerah yang lebih proksimal juga memberikan hasil yang normal.Tes sensasi

getaran ini menggunakan garpu tala bernada rendah 128 Hz. Caranya: ketukkan

garpu tala pada telapak tangan pemeriksa dan letakkan dengan erat pada

artikulasio interfalangeal distal jari tangan pasien kemudian di artikulasio

interphalangeal ibu jari kakinya. Tanyakan apa yang dirasakan pasien.

Tes sensasi nyeri dan suhu, ketika melakukan pemeriksaan ini bandingkan daerah

distal extremitas dengan daerah proksimalnya.Tes rasa nyeri dengsn

menggunakan jarum dan minta pada pasien menyebutkan apakah benda yang

disentuhkan ke bagian tubuhnya itu tajam atau tumpul sedsngksn tes suhudengan

menggunakan tabung reaksi yang diisi air panas dan dingin.3

c. Pemeriksaan Penunjang

3

Page 4: Makalah

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan seperti pemeriksaan darah lengkap yang

meliputi hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit, eritrosit, indeks eritrosit, laju

endap darah, hitung jenis leukosit, distribusi platelet dan eritrosit.

2. Pajanan Yang Dialami

Pajanan yang dialami adalah mengenai akibat faktor fisik, dimana pajanan fisik

merupakan salah satu penyumbang dampak negarif terhadap kesehatan. Pajanan bahaya

potensial faktor fisik seperti kebisingan, suhu panas dan dingin, getaran, pencahayaan dan

radiasi elektromagnetik. Dalam kasus ini, akan lebih ditekankan pada penyakit akibat

pajanan faktor fisik tepatnya getaran.

Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari

kedudukan keseimbangan. Getaran terjadi saat mesin atau alat dijalankan dengan motor,

sehingga pengaruhnya bersifat mekanis. Getaran merupakan efek suatu sumber yang

memakai satuan ukuran hertz. Getaran (vibrasi) adalah suatu faktor fisik yang menjalar ke

tubuh manusia, mulai dari tangan sampai keseluruh tubuh turut bergetar akibat getaran

peralatan mekanis yang dipergunakan dalam tempat kerja. Getaran itu dibagi atas getaran

mekanik yakni getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan peralatan kegiatan manusia dan

getaran seismik adalah getaran tanah yang disebabkan oleh peristiwa alam dan kegiatan

manusia.

Dalam kesehatan kerja, getaran yang terjadi secara mekanis dan secara umum dibagi

menjadi:

Getaran seluruh tubuh (whole body vibration), yaitu terjadi getaran pada tubuh

pekerja yang bekerja sambil duduk atau sedang berdiri dimana landasannya yang

menimbulkan getaran. Biasanya frekuensi getaran ini adalh sebesar 5-20 Hz. Getaran

seperti ini biasanya dialami pengemudi kendaraan seperti traktor, bus, helikopter, atau

bahkan kapal.

Getaran tangan-lengan (tool-hand vibration), yakni getaran yang merambat melalui

tangan akibat pemakaian peralatan yang bergetar, frekuensinya basanya antara 20-500

Hz. Frekuensi yang paling berbahaya adalah pada 128 Hz, karena tubuh manusia

sangat peka pada prekuensi ini. Getaran ini berbahaya pada pekerjaan seperti: Supir

bajaj, pengendara motor, operator gergaji rantai, tukang potong rumput, gerinda,

penempa palu.4

3. Hubungan Pajanan Dengan Penyakit

4

Page 5: Makalah

Hand Arm Vibration Syndrome (HAVS) dapat terjadi pada pekerja yag menggunakan

alat yang bergetar. Getaran tersebut bersumber dari alat yang ditransmisikan ke tangan

dan lengan pekerja yang memegang alat tersebut. Bila digunakan secara terus menerus

maka akan mengakibatkan perubahan pada organ yang terkena. Efek getarannya

tergantung dari besar getarannya, lama penggunaan dan frekuensi. Perubahan anatomi

vaskuler terjadi dengan hipertrofi dinding pembuluh darah disertai kerusakan sel endotel.

Spasme vaskuler yang disebabkan rasa dingin dimediasi oleh dinding jaringan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian HAVS:

a. Umur, sangatlah berpengaruh terhadap kesehatan, pertambahan umur dapat

memperbesar risiko apabila umur pekerja 29-60 tahun, maka pekerja lebih rentan

terkena gangguan atau keluhan kesehatan akibat dari getaran lengan dan tangan.

Karena kemampuan elastisitas tulang, otot ataupun urat semakin berkurang sebagai

peredam dari getaran yang merambat ke tubuh.

b. Masa kerja, yakni waktu lamanya pekerja melakukan pekerjaan tersebut. Sehingga

dapat diketahui lamanya paparan bagi pekerja akibat getaran pada lengan dan tangan.

Ketika masa kerja lebih lama dalam menggunakan alat getar maka paparan yang

sampai ke tubuh makin sering, maka hal itu akan mempermudah pekerja mengalami

HAVS.

c. Lama kerja, yakni waktu atau lamanya pekerja melakukan pekerjaan sehari-jari.

Sehingga dapat diketahui lamanya paparan bagi pekerja akibat getaran lengan tangan.

Tingkat intensitas getaran yang leebih tinggi serta waktu pemaparan yang lama akan

mengakibatkan kerusakan pada tulang dan sendi. Pemaparan yang lama terhadap

getaran, terutama bila bersamaan dengan faktor yang lainyang berbahaya seperti

dingin, kebisingan dan beban statis dapat mengakibatkan timbulnya penyakit akibat

getaran.

d. Jenis kelamin, kekuatan otot wakita hanya dua per tiga kekuatan otot pria, sehingga

daya tahan otot pria lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Perempua berbeda fisik

dengan laki-laki sehingga lebih rentan terkena paparan.

e. Penggunaan alat pelindung diri (APD), sangat berpengaruh terhadap kesehatan

pekerja. APD merupakan salah satu cara untuk meminimalkan risiko penyakit akibat

kerja (PAK). APD yang dapat digunakan untuk mengurangi vibrasi terhadap tangan

adalah berupa sarung tangan.4

4. Pajanan Yang Cukup Besar

5

Page 6: Makalah

a. Epidemiologi

HAVS juga sudah dikenal sebagai penyakit akibat kerja oleh Intenational Labour

Office (ILO). Terdapat 1 dari 10 pekerja yang bekerja dengan akat yang bergetar

tersebut menderita Hand Arm Vibration Syndrome (HAVS). Dan pada tahunn

2003/2004 terdapat 1015 kasus Vibration White Finger (VWF) yang terdiri dari 1010

pria dan 5 wanita. Jumlah ini sangat berhubungan dengan pekerjaannya.

b. Patofisiologi

Dinding pembuluh darah terdiri dari 3 lapisan dari dalam ke luar yakni tunika intima

yang tersusun oleh endotel, tunika media yang tersusun oleh otot dan tunika

adventisia yang tersusun oleh jaringan ikat. Saat vibrasi maka otot dirangsang dengan

getaran sehingga terjadilah kontraksi yang menyebabkan otot hipertrofi ke arah

lumen. Maka lumen akan mengecil sehingga aliran darah berkurang dan oksigen juga

berkurang. Pengendara motor akan mengebaskan tangannya agar aliran darah kembali

dan membawa banyak oksigen.Para pekerja yang tangannya terpajan alat-alat yang

bergetar dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah sehingga mengurangi suplai

darah ke saraf juga. Hal ini akan menyebabkan kehilangan sensoris yang permanen,

kerusakan pada tulang dan otot menjadi lemah.4

c. Manifestasi Klinis

Berdasarkan patofisiologi HAVS, maka gejala-gejala yang ditimbulkan terdiri gejala

vascular dan gejala sensorineural. Gejala vaskuler dikenal sebagai fenomena Raynaud

(vibration white finger/VWF) yang terjadi akibat adanya spasme pembuluh darah.

Fenomena Raynaud dapat muncul bila dirangsang oleh udara dingin atau menyentuh

benda dingin.Gelaja-gejala khas fenomenaRaynaud yakni awalnya jari-jari memutih

dan menjadi dingin, jari-jari tersebur kemudian berwarna kebiruan

akibatberkurangnya suplai oksigen, kemudian jari-jari memerah oleh karena

vasodilatasi pembuluh arah dan aliran darahkembali lancar. Keadaan ini dapat

menimbulkan kesemutan, kram dan nyeri. Perubahan warna tersebut tidak selalu

dijumpai pada penderita. Namun keluhan tidak nyaman, pucat dan jari dingin tetap

muncul. Lamanya gelaja yang timbul dapat berlangsung beberapa menit hingga

beberapa jam. Tingkat nyeri dan ketidaknyamanan bervariasi tiap orang.

Gejala sensorineural dapat ditemukan pada penderita Hand Arm Vibration Syndrome

(HAVS) adalah rasa baal, dan atau kesemutan pada satu atau lebih jari. Gejala mulai

dari ringan dan hanya berefek pada ujung jari yang sifatnya hilang timbul. Baal atau

kesemutan yang berlangsung lebih dari 1 jam perlu dipertimbangkan mulai awalnya

6

Page 7: Makalah

HAVS. Pada kasus berat, baal dapat mengenai sepanjang seluruh jari. Keadaan ini

dapat menggaganggu aktifitas pekerjaan sehari-hari. Tidak selalu semua jari

bersamaan menjadi kasus ringan atau berat. Kadang-kadang ada bagian jari yang

gejalanya ringan, bagian jari yang lain berat.

5. Faktor Individu

Pada faktor individu maka yang perlu diketahui adalah adanya riwayat atopi/alergi oada

keluarga dan bagaiaman kebiasaan berolahraganya. Perlu juga diketahui higiene dari

pasien tersebut.

6. Faktor Lain Diluar Pekerjaan

Faktor-faktor lain diluar pekerjaan yang juga mengakibatkan penyakit tersebut. Seperti

hobi pasien, kebiasaan pasien dan pekerjaan sambilan. Dari skenario maka diketahui

bahwa pasien hanya sebagai kurir pengantar obat.

7. Diagnosis Okupasi

a. Diagnosis Kerja

Hand Arm Vibration Syndrome (HAVS) merupakan sindroma yang diakibatkan

karena mengoperasikan alat yang bergetar secara terus menerus yang dapat

mempengaruhi gejala vaskuler, neurologi,, dan juga muskuloskeletal. Keluhan-

keluhan yang mungkin dirasakan akibat terpapar getaran adalah seperti rasa nyeri

pada tangan yang biasanya timbul pada malam hari, rasa kebas/baal/kesemutan pada

ibu hjari/telunjuk/jari tengah, kadang-kadang rasa nyeri dapat menjalar sampai lengan

bawah, siku, leher dan di area bahu tapi biasanya hanya terbatas di distal perge;angan

tangan saja, rasa nyeri yang dirasakan dapat mengakibatkan sulit untuk

menggenggam/mengepal. Para pekerja yang tangannya terpajan alat yang bergetar

dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah sehingga mengurangi suplai

darah ke saraf dan dapat menyebabkan kehilangan sensoris permanen.4

b. Diagnosis Banding

Carpal Tunnel Syndrome (CTS)merupakankeadaan dimana nervus medianus

tertekan di daerah pergelangan tangan sehingga menimbulkan nyeri, paresthesia dan

kelemahan otot tangan. Gejala CTS meliputi baal dan kesemutan, nyeri yang menjalar

atau meluas dari pergelangan tangan ke bahu atau turun ke telapak tangan dan

kelemahan pada tangan sehingga cenderung menjatuhkan barang yang sedang

dipegang. Gejala yang ditimbulkan hampir sama seperti adanya kesemutan dan baal.

Bila pekerja telah bekerja selama bertahun-tahun dengan alat tangan yang bergetar,

7

Page 8: Makalah

maka perlu dipikirkan terlebih dahulu adanya HAVS sebelum menegakkan diagnosis

CTS murni. CTS bisa dibedakan dengan HAVS bila seluruh faktor seperti anatomi,

kondisi medis dan fisiologis, riwayat terpapar di tempat kerja, dan keterlibatan nervus

ulnaris dievaluasi. Diagnosis yang tepat sangat penting karena berkaitan dengan

tindakan pembedahan yang tidak selalu bermanfaat jika pajanan terhadap getaran

tangan dan lengan merupakan faktor yang berperan terhadap kelainan tersebut.5

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan penderita HAVS perlu dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan

berbagai ahli yang terkait yang meliputi physiobalneotherapy (terapi olahraga, olahraga di

dalam kolam dan fisioterapi), pemberian obat (vasodilator) untuk memperbaiki fleksibilitas

sel darah merah, terapi bloking saraf, terapi bedah untuk paralisa atau parestesis nervus

ulnaris dan pendidikan bagi pasien. Sekalipun telah dilakukan seluruh terapi tersebut diatas,

afek pemulihan membutuhkan waktu yang lama.

Pencegahan

Ada empat hal utama yang perlu diperhatikan agar pekerja terhindar dari HAVS. Empat hal

tersebut adalah modifikasi kerja untuk mengurangi pajanan gataran, evaluasi kesehatan, cara

kerja sehari-hari dan pendidikan bagi pekerja. Modifikasi kerja untuk mengurangi paparan

getaran dilakukan dengan mendesain ulang alat-alat yang bergetar untuk meminimalisasi

pajanan pada tangan atau lengan. Bila pendesainan ulang tidak memungkinkan, maka perlu

dicari cara lain untuk mengurangi efek getaran tersebut. Demikian juga bila memungkinkan,

alat-alat yang bergetar tinggi perlu diimprofisasikan agar efek getaran yang sampai pada

genggaman tangan lebih kecil. Pekerja yang ditempatkan pada pekerjaan yang beresiko tinggi

terkena HAVS perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan pra kerja dan perlu diperiksa oleh

dokter yang memahami diagnosis dan penanganan terhadap HAVS. Pekerja yang memiliki

riwayat sirkulasi darah yang abnormal tidak boleh bekerja dengan alat-alat tangan yang

bergetar. Demikian pula pekerja yang pernah mendapat gejala HAVS yang sesang ataupun

berat sama sekali tidak boleh bersentuhan dengan apapun alat yang bergetar. Bila pekerja

kemudian menderita gejala kesemutan atau baal. Atau jika jari-jari mereka kadang-kadang

menjadi putih atau biru, atau nyeri terutama ketika dingin, mereka perlu diperiksa oleh dokter

untuk menegakkan diagnosis dan penanganan lebih lanjut. Pekerja yang menggunakan alat-

8

Page 9: Makalah

alat yang bergetar untuk bekerja, haruslah memkaia sarung tangan agar getarannya tidak

terlalu berasa.6

Kesimpulan

Hand Arm Vibration Syndrome (HAVS) merupakan sindroma yang diakibatkan karena

mengoperasikan alat yang bergetar secara terus menerus yang dapat mempengaruhi gejala

vaskuler, neurologi,, dan juga musculoskeletal. Efek getaran tersebut akan merangsang

kontraksi sehingga dapat terjadi hipertrofi dan mengakibatkan penyempitan pada endotel

pembuluh darah sehingga suplai darah dan oksigen berkurang yang akan mengakibatkan

tangan terasa baal ataupun kesemutan. Biasanya HAVS ini terjadi pada pengendara motor

ataupun bajaj. HAVS merupakan penyakit akibat kerja yang harus diatasi sehingga mendapat

penangana dengan baik. Sebaiknya menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti sarung

tangan sehingga efek getaran yang dirasakan tidak terlalu berat.

9

Page 10: Makalah

Daftar Pustaka

1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit

dalam. Ed 5 (1). Jakarta: Interna Publishing; 2010. h. 25-7.

2. Willms JL, Schneiderman H, Algranati PS. Diagnosis fisik: evaluasi diagnosis dan

fungsi di bangsal. Jakarta: EGC; 2005. h. 354.

3. Bickley LS. Buku ajar pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan. Ed 8. Jakarta: EGC;

2012. h. 593-6.

4. Suma’mur. Higiene perusahaan dan kesehatan kerja. Jakarta: CV Sagung Seto; 2009.

h. 141-50.

5. Dewanto G, Suwono WJ, Riyanto B, Turana Y. Diagnosis dan tata laksana penyakit

saraf. Jakarta: EGC; 2009. h. 120.

6. Jeyaratnam J, Koh D. Buku ajar praktik kedokteran kerja. Jakarta: EGC; 2010. h. 199-

201.

10