Makalah
description
Transcript of Makalah
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS
MULTIMEDIA INTERAKTIF ADAPTIF PADA MATERI FISIKA ATOM
A. LATAR BELAKANG
Penyampaian pesan pembelajaran melalui multimedia, memberikan
kemudahan-kemudahan bagi pelajar (siswa) untuk dapat memahami sesuai
yang diajarkan. Teknologi informasi sangat memungkinkan untuk
menyiapkan aplikasi multimedia pembelajaran, sehingga keberhasilan
pembelajaran dapat didukung dengan aplikasi teknologi informasi
multimedia. Tentu bukan sekedar menaikkan bonafiditas atau tingkat
kepercayaan institusi sekolah, multimedia tetaplah bertujuan meningkatkan
kualitas pendidikan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Intinya,
‘belajar dengan teknologi’ dan bukan ‘belajar tentang teknologi’. Hal di atas
berangkat dari hakikat pendidikan sendiri. Yaitu proses pembelajaran untuk
merubah perilaku yang terdiri dari cara berfikir, bersikap, dan bertindak
sesuai dengan tujuan pendidikan. Multimedia juga menyediakan peluang bagi
guru mengembangkan teknik pembelajaran sehingga memaksimalkan
penyerapan materi ajar oleh para siswa. Apalagi dengan internet, sumber
informasi tidak lagi hanya dari teks dari buku dan materi tertulis lainnya.
Pondasi mendasar internet yang termaktub dari frasa ‘www’ alias world wide
web, memberi keleluasaan guru dan siswa mendapat referensi global.
Penggunan multimedia interaktif dalam pembelajaran fisika atom
diperlukan untuk membantu mahasiswa dalam memahami konsep-konsep
yang bersifat abstrak. Menurut McKagan (2008) siswa akan lebih mudah
memahami konsep mekanika kuantum yang bersifat abstrak dengan bantuan
software interaktif. Namun demikian penggunaan multimedia interaktif saja
belumlah cukup karena multimedia yang dibuat harus mampu
mengadaptasikan berbagai variasi karakteristik pengguna, sehingga
mempunyai efektivitas pembelajaran yang tinggi. Untuk itu digunakan sistem
1 | P a g e
multimedia interaktif adaptif yang dapat mengadaptasi perbedaan gaya
belajar mahasiswa. Penggunaan multimedia interaktif adaptif dalam
pembelajaran dapat: (1) menampilkan alternatif halaman yang sesuai dengan
karakteristik individu, (2) berorientasi pada kelompok pengguna yang lebih
luas, (3) memberikan navigasi untuk membatasi keleluasaan pengguna dalam
mencari informasi (Surjono, 2006). Menurut Sarantos (2007) dan Kortemeyer
(2007) penggunaan model adaptif dapat dapat meningkatkan kemampuan
metakognitif dan dapat menjadi alat bantu belajar yang efektif.
Sistem multimedia interaktif yang ada sekarang ini umumnya
memberikan presentasi materi pembelajaran yang sama untuk setiap
pengguna karena mengasumsikan bahwa karakteristik semua pengguna
adalah homogen. Dalam kenyataannya, setiap pengguna mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda baik dalam hal tingkat kemampuan, gaya
belajar, latar belakang atau yang lainnya. Seharusnya suatu sistem multimedia
interaktif dapat memberikan materi pembelajaran yang tingkat kesulitannya
sesuai dengan kemampuan pengguna, dan cara mempresentasikan materi
pembelajarannya sesuai dengan gaya belajar pengguna. Dengan kata lain
sistem multimedia interaktif seharusnya dapat mengadaptasikan tampilannya
terhadap berbagai variasi karakteristik pengguna, sehingga mempunyai
efektivitas pembelajaran yang tinggi. Permasalahan tersebut dapat diatasi
dengan penggunaan sistem multimedia interaktif adaptif.
Berdasarkan uraian diatas maka tujuan makalah ini adalah (1)
mengetahui pembelajaran multimedia (2) mengetahui multimedia interaktif
adaptif pada materi fisika atom, (3) pengembangan mutimedia interaktif
adaptif.
2 | P a g e
B. ISI
Pengembangan dalam arti yang sangat sederhana adalah suatu proses,
cara pembuatan. Sedangkan menurut Drs. Iskandar Wiryokusumo M.sc.
pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non formal
yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur, dan
bertanggungjawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan,
membimbing, dan mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang,
utuh dan selaras, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bakat,
keinginan serta kemampuan-kemampuannya, sebagai bekal untuk selanjutnya
atas prakarsa sendiri menambah, meningkatkan dan mengembangkan dirinya,
sesama, maupun lingkungannya ke arah tercapainya martabat, mutu dan
kemampuan manusiawi yang optimal dan pribadi yang mandiri.
Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih
media yang terdiri dari teks, grafik, gambar, foto, audio, dan animasi secara
terintegrasi. Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia
linear, dan multimedia interaktif. Multimedia linear adalah suatu multimedia
yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan
oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya TV
dan film.
Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan
alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna
dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh
multimedia interaktif adalah: multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi
game dll.
Sedangkan pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan
lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar. Jadi dalam
pembelajaran yang utama adalah bagaimana siswa belajar. Belajar dalam
pengertian aktivitas mental siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan perilaku yang bersifat relatif konstan. Dengan
demikian aspek yang menjadi penting dalam aktivitas belajar dan
3 | P a g e
pembelajaran adalah lingkungan. Bagaimana lingkungan ini diciptakan
dengan menata unsur-unsurnya sehingga dapat merubah perilaku siswa.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa multimedia pembelajaran
dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses
pembelajaran, dengan kata lain untuk menyalurkan pesan (pengetahuan,
ketrampilan dan sikap) serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan kemauan untuk belajar sehingga secara sengaja proses belajar terjadi,
bertujuan dan terkendali.
Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran
lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi,
kualitas belajar dapat ditingkatkan, dan proses belajar mengajar dapat
dilakukan dimana dan kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat
ditingkatkan.
Sedangkan keunggulan multimedia pembelajarn adalah sebagai berikut.
1. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti
kuman, bakteri, elektron, dan lain-lain.
2. Memperkecil benda yang sangat besar, yang tidak mungkin dihadirkan di
sekolah, seperti gajah, rumah, gunung dan lain-lain.
3. Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung
cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin,
beredarnya planet Mars, berkembangnya bunga dan lain-lain.
4. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, salju
dan lain-lain.
5. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung
berapi, harimau, racun dan lain-lain.
6. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.
4 | P a g e
Beberapa para ahli berikut mengemukakan tentang multimedia
interaktif adaptif dalam pembelajaran diataranya adalah Mayer (2009), Beliau
menyebutkan bahwa multimedia merupakan sarana pendukung yang
pengiriman pesan-pesan pembelajaran (instruksional), yakni dengan
memanfaatkan pancaindera manusia untuk menerima pesan-pesan
instruksional. Ada tiga sudut pandang multimedia yaitu media pengiriman,
mode presentasi, dan modalitas sensori. Mayer menjelaskan bahwa
multimedia menawarkan teknologi pembelajaran yang berpotensi kuat untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran manusia. Desain multimedia dalam
pembelajaran berpusat pada dua pokok yaitu technology centered (berpusat
pada teknologi multimedia) dan learner centered (berpusat pada subjek
belajar / siswa).
Menurut Arsyad (2006) multimedia diartikan sebagai lebih dari satu
media. Multimedia dapat berupa kombinasi antara teks, grafik, animasi, suara
dan video, yang mana perpaduan dan kombinasi dua atau lebih jenis media
ditekankan pada kendali komputer sebagai penggerak keseluruhan gabungan
media itu. Munir (2008) menyatakan multimedia sebagai suatu sistem
komputer yang terdiri dari hardware dan software yang memberikan
kemudahan untuk menggabungkan berbagai komponen seperti gambar video,
grafik animasi, suara, teks, dan data yang dikendalikan dengan program
komputer. Dengan kata, tekhnologi multimedia mencakup berbagai media
dan software pembelajaran yang interaktif. Sajian multimedia dapat diartikan
sebagai tegnologi yang mengoptimalkan peran komputer sebagai media yang
menampilkan teks, grafik, video, animasi dalam sebuah tampilan yang
terintegrasi dan interaktif.
Multimedia interaktif yang terdiri dari presentasi dan bentuk teks,
audio, grafik, animasi dan simulasi interaktif dapat mengadaptasi perbedaan
cara belajar siswa sehingga mereka belajar dalam lingkungan yang
menyenangkan. Visualisasi yang disajikan memungkinkan siswa melakukan
navigasi, berinteraksi berkreasi dan berkomunikasi dengan menggunakan
5 | P a g e
Storage LayerUser Model
Domain Model
Adaptation Model
panca indera mereka dengan optimal sehingga informasi yang masuk ke bank
memorinya lebih lama dan mudah untuk dipanggil pada saat informasi
tersebut digunakan. Pemrosesan informasi dalam pembentukkan konsep akan
mudah dipanggil apabila tersimpan dalam memori jangka panjang terutama
dalam bentuk gambar (Marthin, 1994)
Berdasarkan berbagai hasil penelitian pemanfaatan MMI pada
pembelajaran fisika. MMI selalu mengasumsikan bahwa siswa sebagai
pengguna memiliki kemampuan dan latar belakang yang sama. Pada
perkembangannya multimedia interaktif diharapkan mampu mengadaptasi
perbedaan individu penggunanya. Oleh sebab itu diperlukan suatu sistem
multimedia interaktif yang adaptif. Menurut M. Odritscher (2004), sistem
adaptif merupakan sistem yang mengadaptasi pengetahuan (knowledge) dari
konten materi pembelajaran kepada siswa secara adaptif. Sedangkan menurut
Oxford advanced learner dictionary (2005), adaptif dapat didefenisikan
sebagai “adaptif adj : (technical) concerned with changing, able to change
when necessary in order to deal with different situations”. Untuk
mengembangkan sistem adaptif ada beberapa model yang telah
dikembangkan. Model sistem adaptif ada beberapa model yang telah
dikembangkan. Model sistem adaptif merupakan bentuk rancangan arsitektur
yang dijadikan pedoman dasar dalam pengembangan sistem multimedia
adaptif. Menurut De Bra et. Al., (1999), model sistem terdiri atas tiga
komponen yaitu: adaptation model, domain model dan user model, seperti
gambar.
6 | P a g e
System
Data About User
User Model
Berdasarkan model sistem adaptif gambar di atas, model adaptasi
(adaptation model) ditempatkan diantara model domain (domain model) dan
model penggunaan (user model) di dalam lapisan penyimpanan data (storage
layer). Sedangkan Brusilovsky dan Maybury (2002), menjelaskan model
sistem adaptif, seperti gambar dibawah ini.
Berdasarkan gambar tersebut, maka dapat dikatakan bahwa proses dari
model sistem adaptif terdiri atas tiga tahap, yaitu proses pengumpulan dan
tentang profil penggunaan (user profile), proses membangun model
penggunaan (user model) dan proses model adaptasi (adaptation model).
Profil pengguna (user profile) merupakan data atau informasi untuk
mendapatkan informasi awal tentang pengguna. Informasi yang didapatkan
dan disimpan pada model pengguna dengan tidak melakukan perubahan.
Seiring dengan perubahan. Keadaan informasi tersebut akan dapat mengalami
perubahan seiring dengan perubahan waktu. Informasi profil penggunaan
yang terdapat pada model pengguna dapat dikategorikan menurut
Brusilavxky (2001), sebagai berikut
1) Student’s behavioristik, merupakan informasi tentang perilaku siswa,
seperti kedaan motivasi, gaya belajar dan sebagainya.
7 | P a g e
2) Student’s knowledge, merupakan informasi pengetahuan siswa dalam
memahami suatu materi pelajaran. Pengetahuan siswa dapat dibagi
menjadi beberapa tingkatan, yaitu baru (novice), pemalu (beginner),
sedang (means), lanjut (advance), dan pakar (expert). Pendekatan yang
dapat dilakukan untuk mengukur tingkatan pengetahuan tersebut adalah
dengan cara tes secara otomatis (auto evaluation) melalui sistem adaptif.
3) Student’s achievement, merupakan informasi hasil pencapaian siswa
dalam proses pembelajaran pada sistem multimedia adaptif. Hasil
pencapaian tersebut dapat dilihat dari indikator porelehan nilai kuis atau
latihan yang diberikan oleh sistem multimedia interaktif adaptif kepada
siswa.
4) Students preferences, merupakan informasi suatu konsep struktur tentang
preferensi siswa dalam sistem multimedia adaptif. Preferensi tersebut
bertujuan untuk mempresentasikan materi pembelajaran (konten, latihan,
kuis) dengan menggunakan dukungan komponen sistem multimedia
interaktif.
Permasalahan utama dalam pembelajaran bagi anak berkebutuhan
khusus di sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusi adalah
penggunaan metode atau model pembelajaran dalam menyampaikan materi
pelajaran secara tepat, yang memenuhi kebutuhan siswa, sehingga potensi
yang dimiliki siswa dapat berkembang optimal. Berdasarkan kepentingan
siswa, pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang demokratis, tidak
otoriter, harus fleksibel tidak kaku, berorientasi kepentingan siswa bukan
guru, lebih banyak memberi kebebasan bukan membelenggu, pelayanan lebih
pada individual sedikit klasikal, tidak hanya tekstual tetapi kontekstual
(mengaitkan dengan kenyataan kehidupan).
Untuk menghadapi permasalahan di atas, dibutuhkan suatu model
pembelajaran yang efektif dan efisien sebagai alternatif, yaitu model
8 | P a g e
pembelajaran yang diharapkan mampu melibatkan siswa dalam keseluruhan
proses pembelajaran dan dapat melibatkan seluruh aspek, yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotorik siswa. Pembelajaran bagi anak berkebutuhan
khusus, harus disesuaikan dengan kondisi siswa tersebut, oleh karena itu
lahirlah istilah pembelajaran adaptif. Bila kita merujuk pada kata adaptif
yang merupakan kata dari bahasa Inggris ”adapt” yang mempunyai arti
”menyesuaikan dengan”, maka pembelajaran adaptif bagi anak berkebutuhan
khusus merupakan pembelajaran yang menyesuaikan dengan kondisi siswa.
Artinya yang menyesuaikan adalah pembelajaran itu sendiri, baik metode,
alat/media pembelajaran, dan lingkungan belajar, bukan siswanya. Jadi
pembelajaran adaptif pada intinya adalah modifikasi aktivitas, metode, alat,
atau lingkungan pembelajaran yang bertujuan untuk menyediakan peluang
kepada anak dengan kebutuhan khusus mengikuti program pembelajaran
dengan tepat, efektif serta mencapai kepuasan. Prinsip utama dalam
modifikasi aktivitas adalah penyesuaian aktivitas pembelajaran yang
disesuaikan dengan potensi siswa dalam melakukan aktivitas tersebut.
Ciri-ciri Pembelajaran Adaptif
Sebagai pembelajaran yang berpusat pada siswa, pembelajaran adaptif
mempunyai ciri:
1. Memperhatikan perbedaan individu siswa.
Pada dasarnya setiap manusia tidak ada yang sama, oleh karena itu dalam
pembelajaran yang adaptif, guru sangat memperhatikan perbedaan dari
setiap siswanya yang implikasinya dalam proses pembelajaran di kelas hal
tersebut disesuaikan dengan jenis dan karakteristik kelainan, kemampuan
dan potensi yang dimiliki oleh siswa. Pembelajaran adaptif ini harus dapat
memperbaiki dan atau meminimalkan dampak dari kelainan yang dimiliki
siswa, bukan memperburuk kondisi siswa.
9 | P a g e
2. Sebagai alat untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan siswa
yang memiliki kebutuhan khusus. Pembelajaran adaptif harus dapat
mengakomodasi untuk pengembangan potensi yang dimiliki anak dengan
kebutuhan khusus.
Prinsip-prinsip Pembelajaran Adaptif
Pada dasarnya prinsip pembelajaran adaptif sama dengan prinsip
pembelajaran pada umumnya, yaitu:
1. Kesempatan Belajar.
Kegiatan pembelajaran perlu menjamin pengalaman siswa untuk secara
langsung mengamati dan mengalami proses, produk, keterampilan dan
nilai yang diharapkan
2. Motivasi.
Guru harus senantiasa memberikan motivasi kepada siswa agar tetap
memiliki gairah dan semangat yang tinggi dalam mengikuti kegiatan
belajar-mengajar.
3. Latar/Konteks.
Guru perlu mengenal siswa secara mendalam, menggunakan contoh,
memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar, dan
semaksimal mungkin menghindari pengulangan-pengulangan materi
pengajaran yang sebenarnya tidak terlalu penting bagi anak.
4. Keterarahan.
Setiap akan melakukan kegiatan pembelajaran, guru harus merumuskan
tujuan secara jelas, menetapkan sasaran dan alat yang sesuai serta
mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat.
10 | P a g e
5. Menyenangkan.
Kegiatan belajar perlu menyediakan pengalaman belajar yang
menyenangkan bagi siswa.
6. Hubungan sosial.
Dalam kegiatan belajar-mengajar, guru perlu mengembangkan strategi
pembelajaran yang mampu mengoptimalkan interaksi antara guru
dengan siswa, siswa dengan siswa, guru dengan siswa dan lingkungan,
serta interaksi banyak arah.
7. Belajar sambil bekerja.
Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus banyak memberi
kesempatan kepada anak untuk melakukan praktek atau percobaan
atau menemukan sesuatu melalui pengamatan, penelitian, dan
sebagainya.
8. Individualisasi.
Guru perlu mengenal kemampuan awal dan karakteristik setiap anak
secara mendalam baik dari segi kemampuan maupun
ketidakmampuannya dalam menyerap materi pelajaran.
9. Menemukan.
Guru perlu mengembangkan strategi pembelajaran yang mampu
memancing anak untuk terlihat secara aktif baik fisik, mental, sosial,
dan/atau emosional.
Penerapan pembelajaran adaptif akan efektif diimplementasikan
apabila ada kemauan, ketekunan, kerja keras dan ketulus-ikhlasan guru dalam
mendidik anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi tempatnya mengajar.
Dengan demikian kerjasama dan sinergi yang solid dari seluruh stakeholder
11 | P a g e
yang terlibat akan menjadikan dunia pendidikan kita semakin bermutu dan
profesional.
Pengembangan model pembelajaran multimedia interaktif didahului
dengan melakukan analisis konsep abtrak, dan konsep yang berdasarkan
prinsip pada materi fisika atom. Model ini juga memungkinkan siswa untuk
belajar mandiri karena multimedia interaktif adaptif yang dikembangkan
dapat dipelajari sendiri di rumah oleh siswa. Multimedia interaktif ini terdiri
dari petunjuk, standar kompetensi dan kompetensi dasar, tes gaya belajar,
materi dan evaluasi. Penggunaan multimedia interaktif adaptif dalam
pembelajaran dapat: (1) menampilkan alternatif halaman yang sesuai dengan
karakteristik individu, (2) berorientasi pada kelompok pengguna yang lebih
luas, (3) memberikan navigasi untuk membatasi keleluasaan pengguna dalam
mencari informasi (Surjono, 2006).
Penggunaan multimedia interaktif yang berbasis gaya belajar jelas
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
karakteristik gaya belajar masing-masing. Gaya belajar seseorang adalah
kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap dan mengatur serta mengolah
informasi. Beberapa penelitian mengenai gaya belajar menunjukkan bahwa
(1) beberapa pelajar mempunyai kebiasaan belajar yang berbeda dengan yang
lainnya, (2) beberapa pelajar belajar lebih efektif bila diajar dengan metode
yang paling disukai, dan (3) prestasi pelajar berkaitan dengan bagaimana
caranya belajar (Riding & Rayner, 1998). Gaya belajar mempengaruhi
efektivitas pelatihan, tidak peduli apakah pelatihan tersebut dilakukan secara
tatap muka atau secara on-line (Surjono, 2006). Hal ini menunjukkan betapa
pentingnya peranan gaya belajar dalam proses belajar mengajar. Gaya belajar
sering diukur dengan menggunakan kuesioner atau tes psikometrik
(McLoughlin, 1999). Dengan menggunakan model pembelajaran ini maka
dapat (1) membantu siswa dalam memahami konsep yang abstrak dan
mikroskopis, menyederhanakan perhitungan yang rumit, dan mempercepat
keberlangsungan proses belajar mengajar. Penyajian informasi atau
12 | P a g e
keterampilan secara utuh dan lengkap, serta merancang lingkup informasi dan
keterampilan secara sistematis sesuai dengan tingkat kemampuan dan alokasi
waktu; (2) membantu siswa dalam mengaktifkan fungsi psikologis dalam
dirinya antara lain dalam pemusatan perhatian dan mempertahankan
perhatian, memelihara keseimbangan mental, serta mendorong belajar
mandiri (Arifin et al, 2003). Fungsi lain dari multimedia interaktif dalam
dunia pendidikan adalah sebagai perangkat lunak (sofware) pembelajaran,
yang memberikan fasilitas kepada siswa untuk mempelajari suatu materi.
Multimedia memiliki keistimewaan diantaranya adalah (1) interaktif dengan
memberikan kemudahan umpan balik; (2) kebebasan menentukan topik
pembelajaran; (3) kontrol yang sistematis dalam proses belajar (Munir, 2008).
Pada umumnya konsep-konsep yang terdapat dalam ilmu fisika sering
dinyatakan dalam bahasa simbolik. Simbolik-simbolik ini merupakan
manipulasi dari suatu atau beberapa penalaran proses IPA yang tidak dapat
diungkapkan dengan bahasa komunikasi sehari-hari. Peserta didik dalam
belajar fisika dituntut memahami konsep-konsep yang ada, karena dengan
menguasai dan memahami konsep akan memudakan peserta didik dalam
menyelesaikan soal, memecahkan masalah dan mengenal gejala alam yang
ada disekitarnya. Untuk memecahkan masalah, peserta didik harus
mengetahui aturan-aturan yang relevan dan aturan ini didasarkan pada
konsep-konsep yang diperolehnya.
13 | P a g e
C. KESIMPULAN
1. Pembelajaran multimedia dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia
yang digunakan dalam proses pembelajaran, dengan kata lain untuk
menyalurkan pesan (pengetahuan, ketrampilan dan sikap) serta dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan yang belajar
sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan dan terkendali.
2. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan
alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga
pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya.
Pembelajaran adaptif pada intinya adalah modifikasi aktivitas, metode,
alat, atau lingkungan pembelajaran yang bertujuan untuk menyediakan
peluang kepada anak dengan kebutuhan khusus mengikuti program
pembelajaran dengan tepat, efektif serta mencapai kepuasan. Sehingga
pada perkembangannya multimedia interaktif diharapkan mampu
mengadaptasi perbedaan individu penggunanya. Oleh sebab itu
diperlukan suatu sistem multimedia interaktif yang adaptif yang dapat
mengatasi seluruh kesulitan belajar siswa.
3. Pengembangan model pembelajaran multimedia interaktif adaptif
merupakan suatu proses mengembangkan dan menciptakan suatu model
pengajaran dalam kelas yang mampu meningkatkan minat siswa dalam
belajar dengan memperhatikan perbedaan atau gaya belajar yang
diinginkan siswa dengan menggunakan multimedia.
14 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Admin, 2011. Rpp Berkarakter SMA Dan Silabus Kelas http://www.sarjanaku.com. Diakses 20 September 2012.
Anonim, 2012. Multimedia. Http://id.wikipwdia.org. Diakses 18 September 2012.
Archigakirataka,2012.PengantarMultimedia. Http://archigakirataka.blogspot.com. Diakses 18 September 2012.
Istiyanto, 2012. Pengertian dan Manfaat Multimedia Pembelajaran. Http://Istiyanto.Com. Diakses 18 September 2012.
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : ALFABETA.
Mustolih, 2008. Panduan Pengembangan Multimedia Pembelajaran. Http://mustoluhbrs.wordpress.com. Diakses 18 September 2012.
Nur, M. 2008. Pengajaran Langsung. Surabaya: PSMS Unesa.
Pemerintah, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaia.
Wiyono, K., 2009. Penerapan model pembelajaran multimedia interaktif Untuk meningkatkan penguasaan konsep, keterampilan generik sains dan Berpikir kritis siswa sma pada topik relativitas khusus. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak diterbitkan.
Wiyono, K., 2012. Pengembangan Model Multimedia Interaktif Adaptif. Http://repository.upi.edu. Diakses 18 september 2012.
15 | P a g e