Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

download Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

of 58

description

Tema: "Hadhramaut Culture"

Transcript of Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

  • 5/24/2018 Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

    1/58

  • 5/24/2018 Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

    2/58

    Pelindung :

    Pengasuh Pon. Pes. Al Hikmah -

    Bumiayu

    Penanggungjawab :

    Ketua Al Hikmah Yaman 2013

    M. Fuad Masud

    Redaksi Ahli :Fuad Zein

    Abu BakarWaridin

    Pimpinan Redaksi :

    Abdul Rahman Malik

    Sekretaris :

    Tohirin

    Editor :

    M. Fuad Mas'ud

    Lutfi Ahsanudin

    Ahmad Muwaffaq

    Lay Outer:

    Arman Malieky

    ApriyanKhoerus Sholeh

    Reporter :

    M. Khoirul Jadid

    Ahmad Musyaffa

    Distributor :

    Roby Adriyanto

    Fathul Bari

    Assalamu 'alaikum warahmatullah wabarakatuh

    Salam silaturrahmi,

    Para Pembaca budiman.

    Alhamdulillah Wassyukru lillah, Tiada henti lisan ini

    berpuji kehadirat Allah SWT. Atas segala limpahan nikmat-

    Nya, terutama nikmat Iman dan Islam. Untaian syukur ini

    pula senantiasa terlantunkan, karena berkat-Nya Majalah Al

    Hikmah Yaman ini bisa tersaji dihadapan Anda sekalian

    dalam edisi perdana dan menjadi sebuah terobosan baru bagi

    Laskar Negeri Saba'.

    Shalawat serta salam selalu tercurah limpahkan

    keharibaan Nabi Agung Muhammad SAW. Sebagai sang

    pelopor ajaran Islam, sehingga cahaya kemuliaannyaterpancar ke seantareo dunia. Dan atas bimbingan

    sunnahnyalah, kita bisa mengerti Syari'at Islam yang telah

    dideklarasikan sebagai undang-undang ilahi di setiap

    dimensi zaman dan tempat.

    Sebagai awal tongkat estapet kepengurusan Pelajar

    Al Hikmah Yaman, dalam tahun ini segenap rekan-rekan

    sengaja mempersembahkan Majalah Al Hikmah Yaman

    sebagai bukti kongkrit eksistensi para Alumni Pon. Pes. Al

    Hikmah yang tengah mengembara di Negeri Seribu Wali,Bumi Hadhramaut, Yaman. Betapapun belum atau tidak

    memuaskannya buah karya ini, kami sudah berusaha

    memberikan yang terbaik demi Pondok Al Hikmah tercinta

    beserta segenap elemen di dalamnya, dari kalangan

    pengasuh, asatidz, abi dalem, dan santriwan santriwatinya.

    Adapun tema pada Majalah Al Hikmah Yaman edisi

    perdana ini mengupas tentang Budaya Hadhramaut.

    Memang terkesan asing bagi kalangan yang belum

    berkunjung kesini, karenanya tema ini sengaja kami angkatuntuk mempresentasikan pernak pernik kehidupan kami,

    lingkungan dan segala apapun yang berhubungan dengan

    pendidikan di Provinsi Hadhramaut khususnya, atau Negara

    Yaman secara umum.

    Insya Allah, untuk kedepannya kami berusaha untuk

    tetap konsisten dalam menerbitkan Majalah Al Hikmah

    Yaman untuk edisi-edisi berikutnya. Harapan kami, semoga

    sekecil apapun buah karya dari kami ini, bisa bermanfaat dan

    menginspirasi teladan bagi para pembacanya. Tak lupa kritikdan saran pembaca budiman siap kami tampung dan

    diupayakan untuk realisasi positif kedepannya.

    Syukron katsitron wa jazakumulla khoiron

    Wassalamu 'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

    ALAM REDAK IU UNAN REDAK I

    1Majalah Al Hikmah YamanEdisi Perdana Oktober 2013 1

  • 5/24/2018 Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

    3/58

    DAFTAR ISI

    ajalah L HIKM H YamanMengaca Pada

    Kehidupan Sosial

    Budaya Hadhramaut

    Menurut data historis ,Hadhramaut merupakandaerah di mana nabi HudAS diutus untuk kaum Ad'y a n g t e r k e n a l a k a n

    keperkasaanya...

    Hal. 6

    Madrasah Hadhramaut;Manifestasi Metode Dakwah

    Berlandaskan Manhaj Nabawi

    Timbulnya beberapa golongandan metode berdakwah saat inimerupakan sebuah bentukkepekaan, keprihatinan dantanggung jawab umat islam atas

    persoalan umat...

    Hal. 3

    Pesona SenjaBalqissuara lembut itu melantundamai dari bibir seorang

    wanita berjubah hitam,terdengar menyentakan

    perhatian pak tua berjenggotputih yang tengah duduk dis a m p i n g m e j a s a m b i lmembaca buku wirid sore

    hari... Hal. 25

    disi Perdana

    Sebuah Persembahan untuk Pondok Pesantren Tercinta

    Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 20131

    2

    FIHRISSalam Redaksi.................1Crew Redaksi...................1Daftar Isi...........................2Sajian Utama....................3Artikel................................6Kajian Ilmiah...................10Opini...............................16Refleksi...........................18Profil...............................20Teladan...........................23Cerpen............................27Culture............................30

    Kisah Inspiratif........................34

    Hikmah...................................38Wirid.......................................41Kisah......................................43Tips.........................................45Reportase...............................46Qoshidah................................48Kata Mutiara...........................49

    Potret......................................50Humor.....................................52Puisi........................................53Sensus Anggota AlHikmahYamah........................54

  • 5/24/2018 Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

    4/58

    Sajian Utama

    Fenomena Semarak Dakwah Islam (Sebuah Kritik)

    imbulnya beberapa golongan dan metode berdakwah saat ini merupakan sebuah

    Tbentuk kepekaan, keprihatinan dan tanggung jawab umat islam atas persoalanumat yang sedang dihadapi saat ini. Permasalahan umat islam di pelbagai sendikehidupan terutama bidang ekonomi, sosial, dan politik menjadi pemicu utama sebagian

    kalangan untuk mengeluarkan umat islam dari keterpurukannya. Cara yang digunakan merekadalam melepaskan umat islam dari belenggu keterbelakanganpun berbeda-beda, mulai dari

    ajakan yang bersifat persuatif baik tulisan maupun lisan hingga pembentukan sebuah

    gerakan, ormas dan komunitas. Maka, Fenoemena seperti ini adalah modal awal umat islam

    untuk bangkit kembali meraih masa keemasannya yang hilang. Berangkat dari sini pula, lahir

    gerakan-gerakan islam yang memiliki background dakwah.

    Background atau label dakwah masih menjadi produk utama gerakan, ormas dan

    komunitas islam dalam menjalankan aktivitasnya. Dakwah yang disampaikanpun bersifat

    universal. Artiya, ajakan dan ajarannya diaplikasaikan ke semua kalangan tanpa terkecuali, baik

    itu muslim atau non-muslim. Maka jangan heran, jika kita melihat sebagian kalangan aktivis atauda'i islam yang berdakwah kepada kalangan umat islam itu sendiri.

    Lahirnya gerakan, ormas dan komunitas dakwah islam dewasa ini patut diapresiasi dan

    didukung oleh semua kalangan, karena dakwah adalah bagian dari ajaran islam. Namun tidak

    lantas dengan itu, kita harus menerima semua ajakan atau dakwah yang ada saat ini. Sebagai

    insan akademisi atau tholibul ilmi, kita harus cerdas dalam memilih dan memilah arus dakwahyang berkembang saat ini. Maka dalam hal ini, budaya kritik dan otokritik yang menjadi

    identitas kita sangat berperan sebagai penyeimbang dan alat kontrol terhadap semarak dakwah

    yang berkembang, sehingga arus dakwah bisa dikendalikan sesuai prosedur tetap ajaran islam.

    Dan tentunya apa yang kita kritisi harus bisa membangun dan menyempurnakan apa yangdikritisi. Adapun kritik yang perlu disampaikan dalam menanggapi lahirnya gerakan-gerakan

    dakwah islam adalah kritik metodologi.

    Dakwah merupakan sebuah aktivitas dan rutinitas yang tidak lepas dari sebuah sistem

    dan metode. Maka dalam hal ini, sistem dan metode memiliki peran yang sangat penting dalam

    berdakwah. Oleh karenanya juga, sukses dan gagalnya aktivitas dakwah tergantung dari metode

    dan sistem yang digunakan. Orang akan tertarik dengan sebuah iklan atau barang jika cara

    mempromosikannya bisa diterima dan memikat hati orang tersebut. Begitu juga dengan dakwah,

    orang-orang akan berbondong-bondong mengikuti ajakan kyai, ustadz atau da'i apabila ajakan

    dan anjurannya mampu memikat hati mereka. Dan semua itu kembali kepada sistem dan metode

    yang digunkan.

    Menanggapi semarak lahirnya gerakan, ormas dan komunitas dakwah islam dengan

    berbagai metode yang digunakannya. Penulis bisa menyimpulkan bahwa, metode-metode yang

    digunakan oleh mereka setidaknya telah melahirkan tiga unsur atau nilai yaitu ekstrimisme,

    moderatisme dan liberalisme. Tiga unsur inilah yang melekat dalam dunia dakwah saat ini. Tanpa

    Madrasah Hadhramaut;

    Oleh: Muhammad Fuad Masud*

    3Majalah Al Hikmah YamanEdisi Perdana Oktober 2013

    Manif stasi M tod Dakwah B rlandaskan Manhaj Nabawi

  • 5/24/2018 Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

    5/58

    menyebutkan nama golongan atau ormas yang

    bergerak di bidang dakwah saat ini secara

    spesifik, kita bisa menilai golongan atau ormas

    mana yang memiliki unsur radikal, moderat

    atau liberal.

    Tindakan radikal secara terang-

    terangan yang dilakukan oleh bebarapa ormas

    atau golongan dalam merubah tatanan hidup

    masyarakat dengan mengatas namakan

    dakwah islam telah menciderai nilai-nilai

    ajaran islam. Tidak sampai disitu, Radikalisme

    kelompok ini juga memunculkan tindakan

    takfir t e rhadap ke lompok la in yangmengakibatkan perpecahan dan permusuhandalam umat islam. Sifat merasa paling benar,

    menolak dialog dan meremehkan kelompok

    lain adalah identitas kelompok ini. Makaslogan Kembali kepada Al Quran dan AlSunnahyang sering diusung oleh kelompokini hanyalah kedok dan omong kosong belaka

    atau bisa dikatakan kalimatun haq urida bihaal batil. Kelompok yang satu ini merupakankelompok yang ekstrim.

    Disisi lain, kita juga sering dihadapkan

    dengan golongan dakwah yang memiliki

    konsep berfikir yang melewati batas ketentuanagama. Kelompok ini bahkan berani

    melanggar ketentuan-ketentuan yang bersifat

    qoth'I (pasti) dalam ajaran islam, danKeberanian ini pula yang membawa mereka

    bebas berekspresi dan bereksplorasi dalam

    menafsiri ayat-ayat al quran. Desakralisasi

    ayat-ayat Tuhan merupakan alat dalam

    memahami agama bagi kelompok ini,

    sehingga pemahaman dalam beragama bisasesuai dengan tuntutan zaman menurut

    mereka. Koridor-koridor ajaran islam yang

    telah jelas dilanggar oleh kelompok ini hanya

    karena slogan tajdid (pembaruan ataurekonstruksi) terhadap ajaran islam. Maka

    dalam hal ini, sering sekali mereka mengkritisi

    dan menentang konsep-konsep ulama dalam

    memahami Al Quran dan As Sunnah, dan

    kritik yang disampaikanpun berlandaskan

    pada dalil-dalil yang lemah secara kaidah

    penggalian hukum (usul fikh). Berangkat dari

    pandangan seperti ini, penulis memasukan

    kelompok ini ke dalam golongan yang

    m e m i l i k i p a n d a n g a n l i b e r a l d a l a m

    melaksanakan dakwahnya.

    Terlalu sempit dalam memahami

    syariah bukan merupakan tindakan yang ideal,

    karena hal tersebut merupakan cikal bakal

    tumbuhnya pemahaman yang radikal dan

    ekstrim terhadap syariah. Begitu juga dengan

    pemahaman syariah yang terlalu vulgar danbebas tanpa batasan yang mengakibatkan

    syariah tidak memiliki otoritas dalam

    menetukan aktivitas dan rutinitas manusia.

    Maka dalam pandangan ini, syariah hanyalah

    sebuah aturan yang bersifat relatif yang bisa

    dirombak dan diubah kapan saja. Kedua

    konsep berfikir kelompok ini dalam

    menjalankan aktivitas dakwahnya tidaklah

    sesuai dengan tuntunan islam, bahkan kedua

    kelompok ini bisa mengeleminsai ajaran islamitu sendiri.

    Jika kita meninjau kembali sejarah

    dakwah Rasulullah saw, maka tidak ada satu

    catatan sejarah yang menunjukan, bahwa

    dakwah islam dibangun oleh konsep berfikir

    seperti itu. Namun yang tercatat dalam

    sejarah, bahwa dakwah islam dibangun oleh

    sifat yang santun, mengedepankan dialog,

    tanpa paksaan, toleransi tanpa tafrith danifroth. Konsep at tawasut (moderat) adalahasal dari dakwah yang diajarkan oleh

    Rasulullah saw, sehingga hal itu adalah harga

    mati yang harus dipegang dalam berdakwah.

    Namun irosnisnya, konsep tersebut sudah

    jarang kita temui di kelompok, golongan atau

    ormas dakwah yang berkembang dewasa ini.

    Justru yang marak saat ini adalah dakwah yang

    bernilaikan ekstrimisme dan liberalisme.Dengan kondisi seperti ini, masyarakat

    mengalami dilematis dalam menentukan

    sebuah kebenaran ajakan islam antara yang

    ekstrim dan liberal. Dan hilangnya golongan

    dakwah yang moderat saat ini memaksa

    masyarakat berada dalam dua pilihan yang

    salah. Maka tidak heran jika intoleransi antar

    u m a t , r a d i k a l i s m e , p e r p e c a h a n ,

    penyelewengan dan jual beli ajaran agamatelah menghiasi potret kehidupa masyarakat

    saat ini.

    Kembali menuju ajaran dakwah yang

    moderat adalah solusi untuk mengembalikan

    umat ke jalur aslinya. Resosialisasi unsur

    Sajian Utama

    Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 20131

    4

  • 5/24/2018 Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

    6/58

    radikal dan liberal dalam berdakwah harus ditanamkan dalam diri kita semua, hal itu bisa dimulai

    dengan melakukan dakwah yang santun, bijak dan penuh dengan unsur moderat. Moderatisme

    dalam berdakwah merupakan model dakwah yang ideal saat ini. Terakhir, saya akan menjelaskan

    sebuah sample dakwah yang moderat dari Madrasah Hadhramaut, sebagai solusi dari kritik

    metodologi dakwah dalam tulisan ini. Namun tidak lantas hal ini menjadi sample satu-satunya

    yang menggambarkan moderatisme dakwah islam saat ini. Dan penulis yakin masih banyak

    madrasah, golongan atau kelompok yang masih eksis menyebarkan ajaran islam secara moderat.

    Madrasah Hadhramaut; Kristalisasi Dakwah Ala Nabi Muhammad saw

    Madrasah hadromaut adalah istilah dari sebuah cara pandang dalam menjalankanaktivitas dakwah dan keilmuan yang dilakukan oleh ulama dari Hadhramaut. Muhammad Ba

    Dzeb, pakar sejarah Hadhramaut mengartikan Madrasah Hadhramaut sebagai sebuah metode

    dan potret hidup yang melekat dalam jiwa ulama Hadhramaut sebagai sarana berdakwah dan

    menjalankan ajaran agama. Dewasa ini, istilah tersebut telah menjadi identitas dari ulama dan

    santri yang memiliki ikatan emosional dengan Madrasah Hadhramaut.

    Dalam sejarahnya, Madrasah Hadhramaut terlahir dari hasil kristalisasi pemikiran danaktivitas dakwah Imam Ahmad bin Isa Al Muhajir (345 H), keturunan nabi Muhammad saw dari

    sayidina Husein RA. Pergolakan politik pada masa itu tepatnya sekitar tahun 317 H membuat

    Imam Al Muhajir pindah dari Basyroh, Iraq. Dan tempat terakhir yang dipilih Imam Al Muhajir

    adalah lembah Hadhramaut. Maka dari lembah inilah, awal mula tumbuhnya pengaruh dakwahdan pemikiran Imam Al Muhajir ke seantero dunia.

    Karakter islam yang rahmatan lil alamin menjadi landasan utama dan modal dasar ImamAl Muhajir dalam menyebarkan islam pada waktu itu. Islam adalah agama yang santun, lembut

    dan penuh kasih sayang bagi pandangannya, sehingga cara dan langkah yang digunakan untuk

    mengajak orang masuk ke dalam lingkaran ajaran islam harus sesuai dengan nilai-nilai tersebut.Dakwah yang dibungkus dengan unsur radikalisme, paksaan dan melanggar norma agama yang

    fundamental bukanlah cara yang ditempuh oleh Imam Al Muhajir untuk mengajak masyarkat

    pada waktu itu, karena hal itu sangat jauh dari nilai-nilai ajaran islam. Imam Al Muhajir berhasil

    membangun masyarkat yang agamis, berakhlak, dan sederhana melalui seruan dan aktivitasnya.

    Keberhasilan dakwah Imam Muhajir terus ditiru dan dilanjutkan oleh para keturunannya,

    Mulai dari Imam 'Ubaidillah bin Ahmad bin Isa, Al Faqih Al Muqoddam, Syekh Abu bakar As

    Sakron, Syekh Umar Al Muhdhor, Syekh Abu bakar bin Salim, Imam Al Hadad dan lain-lainnya.

    Estafet dakwah yang dilakukan oleh keturunan Imam Al Muhajir masih senada dengan ajaran

    islam yang rahmatan lil 'alamin, sehingga tidak ada perbedaan cara atau langkah yang ditempuholeh mereka dalam berdakwah. Nilai rohmatan lil alamin menjadi titik temu (al jam'i almusytarok) antara pendahulu dan penerusnya dalam berdakwah.

    Nilai-nilai rohmatan lil 'alaminajaran islam yang dipegang oleh bani alawiyyin istilahbagi keturunan Imam Al Muhajir dari garis Imam Muhammad bin Ali Kholi' Qosam, bukan

    istilah yang dipakai oleh sekte Syi'ah terus terpatri dalam diri mereka dan menyebar dikalangan

    umat islam. Puncaknya adalah tersebarnya ajaran islam diseluruh dunia, khususnya nusantara

    melalui dakwah para Wali Songo yang merupakan keturunan dari Saadah Ba 'alawi. Islam yang

    dibawa mereka adalah islam yang penuh kasih sayang, cinta kasih dan senyuman, bukan islam

    yang bersarungkan pedang.

    Berislam secara moderat adalah jargon dakwah yang disampaikan oleh Madrasah

    Hadhramaut, hal itu adalah manifestasi dari ayat suci al quran, surat al baqoroh ayat 143 dan

    kristalisasi dari dakwah nabi Muhammad saw. Terakhir, sudah saatnya potret islam yang

    moderat, santun dan toleran harus ditempel di dinding rumah kita semua, sehingga langkah,

    tindakan dan ucapan kita bisa terus terukur dengan nilai-nilai tersebut. Wallahu 'alam #.

    5Majalah Al Hikmah YamanEdisi Perdana Oktober 2013

    Sajian Utama

  • 5/24/2018 Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

    7/58

    Oleh : Lutfi Ahsanudin

    Mengaca P ada K ehdupanSosa udaya Hadhramaut

    A. PendahuluanIslam yang notebenya merupakan agama penyempurna bagi agama-agama sebelumnya

    telah banyak memainkan perannya di muka bumi ini dalam konteksHistory of Religion-nya,sehingga lebih dari dua pertiga daratan bumi ditemukan masyarakat yang memeluk agama Islamyang dibawa oleh nabi Muhammad Saw. Bukan dengan cara ikrohandan unwatan,akan tetapidengan cara luthfan dan rahmatandalam penyebarannya untuk mengajak bahwa tidak ada tuhan

    yang pantas disembah kecuali Allah Swt. Sebelum nabi Muhammad pun syi'ar pengesaan AllahSwt. lewat para utusan-Nya telah menggema di muka bumi ini, tak terkecuali bumi Hadhramautyang merupakan daerah selatanJazirah Arab.

    Menurut data historis, Hadhramaut merupakan daerah di mana nabi Hud AS diutus untukkaum Ad' yang terkenal akan keperkasaanya. Al-Qur'an menyebutkan Hadhramaut sebanyak 17kali dengan nama al-Ahqofyang berarti bukit-bukit pasir atau lembah pasir. Kaum Ad' dianggapsebagai populasi manusia pertama di muka bumi yang menempati Hadramuat. Beribu-ribusejarah telah terukir di tanah ini sejak Hadhrmaut kuno yaitu pada masa nabi Hud AS sampaimasa hijrahnya keturunan Rasulullah Ahmad bin Isa yang bergelar al-Muhajir Illahhdari Iraqkarena fitnah ajaran Syi'ah yang berkembang pesat disana. Dari beliaulah Hadhramaut yang

    tadinya berkembang pesat aliran Ibadhiyyah, Syi'ah dan Khawarij menjadi aliran Ahlussunnahwal Jama'ah. Dari situlah kehidupan sosial budaya Islam Ahlussunnah di Hadharamaut sangatketara berkat tangan handal para wali Allah dan ulama di bumi tersbut. Dan sampai sekarangHadhramaut di kenal dengan wilayah yang mayoritas di huni oleh para habaib atau paraketurunan rasulullah SAW.

    B. Sejarah Singkat Hadhramaut Pra Islam dan Pasca IslamPra Islam, Hadhramuat merupakan wilayah kerajaan yang sangat di takuti oleh bangsa

    lain. Sejak wafatnya nabi Hud AS, Hahdhramut di bawah kerajaan Qahthan yang masyaraktanyamenyembah berhala yang berkuasa sekitar 10-18 abad SM. Dari dinasti inilah semua keturunanbangsa Arab dan suku Arab di muka bumi ini berasal.

    Dinasti ini berasal dari nama seorang keturunan nabi Nuh AS yang bernama lengkapQahthan bin 'Abir bin Syalekh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh. Salah satu anak keturunannya

    berjuluk Hadhramaut karena setiap hadir perang dari pihak musuh banyak korban berjatuhan.Maka tanah itu dinamakan Hahdramaut. Dan masih banyak lagi pendapat ulama sejarah tentangasal muasal nama Hadhramaut. Selain Hadhramaut masih banyka lagi keturunan-keturunanQahthan, diantarnya Ya'rib bin Qahthan, saudara tua Hadhramaut sang penguasa agung negeriSaba' (sekarang Ma'rib). Kekuasaan dinasti Qahtan terus berlanjut di Hadharamut selama

    berabad-abad sampai akhirnya dikuasai dinasti Ma'in yang juga masih keturuna dari dinastiQahthan. Dinasti selanjutnya yang berkuasa didaerah Yaman adalah dinasti Ma'in yang berkuasadari 1500-850 tahun SM. Kemudian dinasti Saba'-yang sangat terkenal dengan bendungannyauntuk irigasi pertanian negerinya-sebagimana yang dituturkan dalam Al- Qur'an ketika kaum

    ARTIKEL

    Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 20131

    6

    Musium Al Katsiry, kota Seiyun, Hadhramaut

  • 5/24/2018 Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

    8/58

    Saba' di munaskan karena kufur akan nikamatAllah Swt. Dinasti ini berkuasa sejak 850-115tahun sebelum Islam. Dinasti Himyar kemudianmengambil alih kekuasan wilayah ini mulai daritahun 165 SM-525 M yang mana dinasti initerkanal akan kafasihan dalam bahasa Arab

    fushahnya.

    Himyar salah satu daerah di negeri Saba'.Sebagian orang malah menyebutnya Saba',

    bukan Himyar. Dinasti Himyar berdiri setelahDinasti Saba' sekitar 165 SM hingga 525 M. Ibukotanya Dzafar. Orang-orang Habasyah(Afrika) pernah menyerang dan meruntuhkanDinasti Himyar. Namun kemudian merekadiusir dan kekuasaan direbut kembali olehketurunan Himyar. Pahlawan Arab yang populersaat itu adalah Saif bin Dzi Yazin al-Himyariyang disokong Persia (Iran dan sekitarnya).Persia menguasai pemerintahan di Yaman,Hadhramaut, Iraq, dan Bahrain sampai erakedatangan Islam. Raja-raja yang palingterkenal sebagai penguasa Hadhramaut kala ituadalah Syamar Yar'asy (dijuluki dengan namaRaja Saba' dan Raja Dzi Raidan), rajaHadhramaut, dan Syarahbil bin Ya'fubin AbiKarib As'ad yang menguasai Dinasti Dzi Raidan

    Hadhramaut dan Yamanat (Yaman). Dialah rajayang membangun bendungan Ma'rib pada

    pertengahan abad kelima masehi. Setelah runtuhnaya dinasti Himyar,Yaman di bawah dua kerajaan yang berkuasa;dinasti Hadhramaut dan dinati Kindah. Dari duadinasti ini, terlahir raja-raja bak jamur tumbuhsubur dari tahta ke tahta sampai datangnya Islam.Ketika Islam datang, Hadhramaut masih tetapdikuasai oleh raja-raja dari kedua dinastitersebut. Diantara raja yang paling terkenaladalah Jamada, Masyraha, Makhusha dan Ratu'Amrada. Dan pada dinasti Kindah inilah Islammulai muncul di daerah Hadhramaut dansekitarnya setelah masyarkat dinasti Kindahmendengar telah datang utusan dari Allah yangakhirnya mereka memutuskan untuk berpergianmenuju Madinah sekitar tahun 10 H menempuh

    beratus-ratus kilo yang di pimpin oleh Asy'ast

    bin Qois Al-Kindy yang menikah dengansaudari Abu Bakar RA yang bernama UmmuFarwa binti Abu Quhafa. Nabi juga meminangsaudari Asy'ast yang bernama Qatilah binti Qoisakan tetapi Asy'ast meninggal dunia sebelumQatilah datang ke Madinah.

    M u l a i l a h t e r j a l i n h u b u n g a npersaudaraan Islam antara Madinah danYaman khussunya Hadhramaut sehingga

    Rasulullah mengutus para sahabat ke Yamandan sekitarnya untuk mengajarkan danmenyebarkan Islam secara universal dengantujuan agar visi dan misi agama Islam bisaterealisasikan. Muadz bin Jabal dan AbuMusa al-Asy'ari adalah tokoh pertama dalam

    penyebaran Islam di kawasan Arab selatanyang diutus oleh nabi. Dari riawayat Ubaid

    bin Shokr, Ibn Hajar mengatakan bahwa

    Muadz ketika diutus nabi, dia tiba di daerahas-Sukun dan Abu Musa al-Asy'ari tiba didaerah as-Sakaasiksampai kedunya bertemudan akhirnya mereka tiba di Hadhramaut(untuk menyebarkan Islam). Selain mereka

    berdua, nabi juga mengutus sahabat Ziyadbin Lubaid al-Anshariy al-Khazrajiy RA keHadhramaut langsung. Dia mengahabiskanwaktunya di daerah Tarim dan Syibam sejakakhir masa nabi sampai khalifah Umar bin

    Khattab .Sampai akhirnya Islam bertahun tahun

    berada di Hadhramaut dengan pasang surutproblematika mulai dari kasus murtadnyasebagian orang-orang Islam pada masa AbuBakar, sampai munculnya fitnah yangmeyebabkan aliran Ibadhiyyah dan Syi'ahserta Khawarij masuk di wilayah tersebut.

    Di mulai setelah hijrahnya Ahmad bin

    Isa al-Muhajir ke Yaman dan bertempat didaerah Dau'an (Provinsi Hadhramautsekrang) pada tahun 317 H setelahmeninggalkan Makkah dan Madinah yangs e b e l u m n y a d i s i n g g a h i k e m u d i a nmenlanjutkan perjalannya karena ada fitnah

    Setelah runtuhnya dinas

    Himyar, Yaman di bawah

    dua kerajaan yang berkuasa;

    dinas Hadhramaut dan

    dinas Kinda.

    7Majalah Al Hikmah YamanEdisi Perdana Oktober 2013

  • 5/24/2018 Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

    9/58

    Gharamithah, mulalilah ajaran Islam Ahlussunah yang dibawanya merebak luas dan menggeserposisi Syi'ah dan Khawarij serta Ibadhiyyah di sana, walaupun masih ditemukan kaum minoritasyang memeluk aliran tersebut. Sampai akhirnya banyak dari keturunan Ahmad bin Isa yangmenjadi ulama dan wali serta dai-dai di kawasan tersebut bahkan penyebar Islam ke Nusantara,Asia Timur dan Tenggara.

    Dari situlah mulai kelembutan dan kearifan Islam tumbuh di kawasan Hadhramaut sampaisekarang, walaupun setelah Islam masuk Hadharamaut masih dibawah kekuasaan kerajaan-

    kerajaan Islam. Dan berpuluh-puluh juta keturunan Ahmad bin Isa yang di kenal dengan sebutanhabaib mejadi tonggak utama berkembanganya corak sosial budaya Islam yang berhaluanAhlussunah wal Jama'ah. Dengan kelembutan dan keramahannya menjadikan masayarkatYaman dan Hadhramaut khususya menjadi lebih ramah, santun, sopan dan sangat menghormati.Hal ini sudah di buktikan oleh nabi jauh-jauh sebelum Islam menyeluruh di kawasan tersebutdengan sabdnya :Datang kepada kalian penduduk Yaman, mereka lebih ramah perasaannya danlebih lembut hatinya, iman adalah pada penduduk Yaman, dan hikmah kemuliaan ada pada

    penduduk Yaman . (HR Bukhari).C. Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Hadharmaut

    ecara sosial masyarakat Hadhramaut merupakan masyarakt Islam yang masih

    Ssangat memegang teguh syari'at agama dan memegang teguh apa-apa yang dilakukan para ulama Hadhramaut sejak dulu. Itu terbukti dengan banyaknya ritual-

    ritual keagamaan yag mereka lakukan yang kemungkinan tidak akan ada di negara Islam

    lainnya di dunia ini. Acara agama tersebutmerupakan hasil dari ijtihadulama dulu yangdilestarikan dengan jalan mengadakan

    perayaan setiap tahun. Sebut saja sepertishalat qodlo shalatmaktubah berjumlah 17raka'at yang dilaksanakan pada hari Jum'at

    akhir setiap bulan Ramadhan di 'Inat (daerahdi provinsi Hadhramaut). Shalat tersebutdijalankan oleh mayoritas masyarkatHadhramaut yang merupakan hasil dariijtihad Habib Syeikh Abu Bakar bin Salimdengan tujuan agar berjaga-jaga manakalasewaktu-waktu ada shalat lima waktu yanglupa tidak didirikan semenjak satu tahunsebe lum nya . Bukan un tuk senga jameninggalkan shalat dalam masa satu tahun

    tersebut dan kemudian di qadlo pada hari itu. Berbeda dengan halnya jika ada seseorang ingatbahwa ada shalat wajib yang belum ia didirikan, maka wajib hukumnya untuk mengqadlanya.Dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan sosial keagamaan di Hadhramaut.

    Dalam segi budaya secara umum, Hadhramaut ibarat kertas putih yang sama seklai tidakdijamah oleh budaya lain, apalagi budaya Barat. Islam masih menjadi satu-satunya manifestasi

    budaya di Hadhramaut yang masih kental. Tak heran jika sebagian golongan menganggapHadhramaut adalah Islam yang sangat kolot, bahkan Islam yang Ortodok dan Radikal.Sebenarnya dalam Islam tidak ada label Islam Tradisonal, Islam Moderat, Islam Radikal,apalagi Islam Liberal. Itu hanya terminologi yang dilabelkan oleh kaum Barat. Karena agama

    Islam semuanya berlandaskan Al-Qur'an dan hadist-hadist nabi yang senantiasamengedepankan sifat toleransi dan keramaahan kepada setiap mahluk. Islam pun tidakmemaksa kepada seseorang untuk memeluk agama Islam. Memang substansi istilah-istilah

    penggolongan Islam itu ada dan muncul di kaum muslimin. Hal itu karena perbedaaninterpretasi setiap individu muslim yang terkadang agak nyeleneh dan tidak sejalan denganmayoritas ulama pendahulu. Bukan karena Islam itu turun dari Allah Swt. dan sudah digolong-

    Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 20131

    8

  • 5/24/2018 Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

    10/58

    golongkan seperti itu.Dalam segi sosial keagaaman, hadharim (sebutan untuk orang-orang Hadhramut)

    senantiasa berpegang teguh pada syariat Islam. Terbukti dengan banyaknya kaum wanita yangmasih memepertahnkan syari'at untuk memakai cadar dan untuk tidak keluar rumah kecuali adahal yang mendesak. Walaupun itu dianggap sangat kolot, tapi itu merupakan bukti bahwasyari'at masih dipegang secara totalitas. Bukan malah membuktikan bahwa mereka itu lebih sucidari yang tidak bercadar. Terlepas dari kedinamisan dan elastifitas syari'at Islam (murunat as-

    syariah al-islamiyah) yang membolehkan wanita tidak memakai cadar dengan landasan lebihmengedepankan maslahat hubungan sosial kemasyaraktan agar selalu berdampingan dengandamai satu sama lain, wanita yang memakai cadar tidak selayaknya dimarginalkan ataudikucilkan bahkan dihina terutama para wanita di kota Tarim Hadhramaut. Kalaukemashlahatan dan hak asasi manusia setiap individu menjadi tolak ukur dan landasandiperbolehkannya wanita tidak memakai cadar, para wanita yang memakai cadar pun itumemandang bahwa kemashlahatan-karena maraknya maksiat dan fitnah sehingga mereka

    bercadar-dan hak asasi manusia merupakan tolak ukur dan landasan mereka untukmempertahankan mereka bercadar. Jika wanita yang tidak bercadar beralasan karena

    mengedepankan kemashlahatan dan HAM, apakah salah mereka yang bercadar beralasanseperti itu juga?. Tidak ada yang salah antara yang bercadar dan tidak bercadar selama kedua-duanya masih berpegang dengan syari'at Allah Swt. karena kemungkinan yang bercadar tidaklebih mulia di sisi Allah dari pada yang tidak bercadar dan sebaliknya. Begitu juga orang yang

    berjubah tidak lebih mulia di sisi Allah Swt. dari pada yang tidak berjubah dan sebaliknya.Dalam ranah pendidikan, masyrakat Hadhramaut mayoritas mengedapankan belajar

    syari'at Islam. Itu di tandai dengan banyaknya lembaga pendidikan baik yang berupaUniversitas ataupunRubath-Rubath(pesantren), didirikan di Hadhramaut terutama kawasanTarim yang terkenal dengan kota pendidikan yang pernah dinobatkan oleh dunia Internasionalsebagai Capital of Islamic Culturepada tahun 2010. Ada sebagian masyarakat yang tentu saja

    memprioritaskan untuk mendalami sains dan tekhnologi. Itu pun setelah putra dan putri merekadididik agama sejak kecil. Itulah keseimbangan antar ilmu agama dan ilmu sains yang kedua-duanya harus melekat pada setiap individu muslim agar Islam menjadi agama yang bertenggerdi posisi paling atas sebagaimana Islam dulu di spayol.

    Walhasil, masyarakat Hadhramaut tidak mengedapankan ilmu agama saja. Bahkan banyakdari putra-putra tokoh masyarakat dan habaib Hadhramaut digembleng ilmu sains dantekhnologi setelah mereka dibekali ilmu keagamaan yang menjadi bekal mereka daalamkehidupan bersosial dan bermasyarkat.

    D. Saatnya Nusantara berkaca pada Hadhramautudah tidak diragukan lagi bahwa Islam masuk ke Nusantara terutama Jawa dibawa

    Soleh penyebar Islam dari Hadhramaut setelah mereka singgah di daerah GujaratIndia yang dipelopori oleh keluarga besar Syekh Jamaluddin Akbar dari Gujarat,beliau masih keturunan Syekh Muhammad Shahib Mirbath dari Hadramaut. Merekamemutuskna untuk melanjutkan berlayar menuju kawasan Asia Tenggara setelah India didudukikolonial Inggris pasca dibuknya terusan Suez (qanatus suwais) di Mesir yang berdampak

    banyaknya kolonial Eropa yang berkeinginan untuk melakukukan invasi di daerah Asia.Dari situ dapat dismpulkan, bahwa nenek moyang dan orang tua orang-orang Islam

    Indonesia adalah hadharim. Sangatlah riskan dan ironis jika seorang anak tidak mencerminkan

    sifat orang tuaya. Menurut ahli kedokteran pun mengatakan bahwa genetika dari seorang bapakatau ibu pasti akan menurun ke anaknya. Kalau begitu, orang Islam Indonesia sudah pasti adasifat genetika dari orang Islam Hadhramaut seperti keramahan dan kesantunannya. Akan tetapi,sifat-sifat itu seolah mulai luntur dalam jiwa muslim Indonesia.

    Bersambung ke halaman 24...

    9Majalah Al Hikmah YamanEdisi Perdana Oktober 2013

  • 5/24/2018 Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

    11/58

    KAJIAN ILMIAH

    VALIDITAS BID'AH HA SAN AHVE SI HUFIYYAH

    Oleh: Abu Bakar Juri, Bsc.

    Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 20131

    10

    A. Prolog Islam adalah satu-satunya agama yang mampu berjalan selaras dengan perkembanganzaman. Tabiat manusia yang berbeda-beda tidak menjadikan Islam lemah dalam menghadapizaman yang selalu berkembang ini. Hanya dengan 6666 ayat dan 60000 hadits (kurang lebih),

    Islam sanggup mengatur semua literatur kehidupan manusia, baik yang bersifat religi maupunnon-religi, karena ayat-ayat dan hadits-hadits tersebut bersumber dari dzat pengatur alamsemesta.

    Al-Qur'an, kitab suci umat islam dan As-Sunnahakan selalu eksis dalam menjawabtantangan zaman yang selalu berkembang, sehingga tidak ada satu kejadianpun di dunia ini,melainkan Allah SWT telah menetapkan hukumnya. Tetapi dengan ayat dan hadits yang sangatterbatas, bagaimana islam menyikapi kejadian-kejadian baru yang silih berganti?.

    Para ushuliyyin telah membukukan kaidah-kaidah ushul sebagai alat untuk menggalihukum dariAl-Qur'andanAs-Sunnah, sehingga semua problematika kehidupan manusia bisaterjawab sesuai denganAl-Qur'an danAs-Sunnah. Seperti kaidah Al-amru Yaqtadhi Al-wujub,Annahyu Yaqtadhi Al-fasaad dan pengklasifikasian lafadz menjadi universal dan spesifik,serta lain sebagainya. Sehingga dengan kaidah-kaidah tersebut, kiranya seorang mujtahidbisamenggali hukum untuk semua problematika masyarakat yang silih berganti.

    Hal baru yang terjadi ditengah masyarakat, terkadang tidak kita dapati nash Al-Qur'anatauHaditsyang secara terang mengulas hukum hal tersebut, namun itu bukan berarti hukumtersebut tidak ada dalamAl-Qur'anatauAs-Sunnah, melainkan disana terdapat nash-nash yang

    bersifat universal yang mencakup kejadian tersebut, atau terkandung dalam sebuah nash secaraimplisit yang tidak bisa dipahami kecuali oleh orang-orang tertentu, yang memiliki kadar ilmuyang luas.

    Hal-hal yang demikian juga banyak menjadi asas perselisihan antar satu golongan denganlainnya, karena setiap individu tentunya mempunyai pandangan yang berbeda dalam menyikapimasalah baru yang tidak termaktub hukumnya secara eksplisit dalamAl-Qur'anatauAs-Sunnah,sehingga dari sudut pandang yang berbeda inilah menghasilkan hukum yang berbeda juga. Tetapi

    perbedaan tersebut kiranya tidak pantas untuk dipermasalahkan, selagi perbedaan tersebut masihpada masalah ijtihadiyahdan masih dalam koridor kaidah-kaidah syari'ah.

    Perbedaan pendapat adalah hal yang sangat wajar, karena perbedaan adalah fitrahmanusia yang sudah terjadi sejak zaman awal islam yaitu zaman para sahabat. Yang sangatdisayangkan, terkadang kita dapati beberapa golongan yang tidak mempunyai etika dalammenyikapi perbedaan pendapat tersebut, sehingga hanya caci makian saja yang keluar dari mulut

    mereka, bahkan berani mengklaim orang yang berideologi beda dengan mereka sebagaigolongan yang sesat dan keluar dari koridor syari'ah, padahal masalah yang mereka perdebatkanadalah masalah yang bersifatIjtihadiyah.

    Diantara sebab terjadinya perselisihan pendapat yang berakibat caci makian terhadapgolongan lain adalah "tuduhanBID'AH DHOLALAH", yaitu anggapan bahwa "Semua hal baru

  • 5/24/2018 Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

    12/58

    11Majalah Al Hikmah YamanEdisi Perdana Oktober 2013

    yang terjadi dan tidak pernah ada di zaman Nabi SAW, Sahabat dan Salafuna Sholih adalahBid'ah dan semua Bid'ah adalah kesesatan". Maka berangkat dari tuduhan ini, banyak darimereka yang mengingkari golongan lain tanpa didasari dengan etika, sampai beranimelontarkan tuduhan kafir kepada saudara semuslimnya.

    Padahal jika mereka mau menelaah kembali makna Bid'ah dengan benar, niscayamereka akan sadar bahwa tidak semua hal baru yang terjadi sekarang ini adalah Bid'ah

    Dholalah, apalagi jika didasari dengan kaidah-kaidah ushuliyahyang sudah dibukukan oleh

    Ushuliyyin, maka sesungguhnya sebagian dari hal-hal tersebut masuk dalam keuniversalansebuah teks ayat atau hadits, atau tersirat secara implisit, sehingga tidak termasuk kategori

    Bid'ah Dlolalah, melainkan masuk kategori hal yang masyru' atauBid'ah Hasanah.Berangkat dari sini, penulis tergugah untuk mengulas makna Bid'ah yang menjadi asas

    perselisihan antar mereka, apakah benar semua hal baru yang terjadi ditengah-tengahmasyarakat yang tidak pernah ada di zaman Nabi SAW, Sahabat dan Salafuna Sholihmenyandang satu predikat yaitu haram seperti yang dipahami oleh sebagian golongan atautidak semua hal yang baru berpredikat haram?, karena mungkin saja hal tersebut masuk dalamkeuniversalan sebuah teks ayat atau hadits, atau tersirat secara implisit.

    B.DEFINISI BID'AH1.Bid'ah secara Etimologi

    Bid'ah ditinjau dari segi etimologi, mempunyai arti lebih luas dari Bid'ah secaraterminologi, karena definisi Bid'ah jika ditinjau dari segi etimologi mencakup semua hal baru,

    baik hal tersebut positif, ataupun negatif dimata syari'at. Untuk lebih jelasnya penulis akanmemaparkan beberapa nash para ulama dalam mendefinisikan bid'ah secara etimologi:

    Imam Nawawi mendefinisikan bid'ah secara etimologi:. :

    Setiap sesuatu yang dikerjakan, yang sebelumnya tidak pernah ditemukan

    sepadannya Imam Al-Izz Bin 'Adbissalam mendefinikanya dengan:

    .Mengerjakan sesuatu yang tidak diketahui pada zaman Nabi SAWImam Ibn Hajar Al-Asqolany mendefinisikannya dengan:

    .Setiap sesuatu yang diadakan, yang tidak terdapat sepadannya, baik sesuatu tersebut

    terpuji ataupun tercela.Dari uraian beberapa definisi Bid'ah diatas, bisa kita tarik benang merah bahwa para

    ulama sepakat dalam pemaknaan Bid'ah secara etimologi yaitu Hal baru yang sebelumnya

    tidak pernah ada atau ditemukan. Dan mereka juga sepakat bahwa Bid'ah secara etimologimemiliki makna yang sangat luas karena mencakup semua hal baru, baik terpuji ataupun tercela.

    Berangkat dari arti etimologi ini, sebagian ulama -diantaranya Imam Syafi'I, ImamNawawi dan Imam Ibnu Hajar Al-'Asqolaany- mengklasifikasi Bid'ah menjadiHasanahdanSayyi'ah, atau mahmudahdan madzmumah. Sebagian yang lain -seperti Al-Imam Al-'Izz BinAbdissalam- mengklasifikasi Bid'ah menjadi lima bagian, sesuai dengan hukum Syari'ahyaituWajibah, Mandubah, Mubahah, Makruhah, Muharromah. Dan cara untuk mengetahui bahwaBid'ah tersebut masuk kategori wajibah, makruhan, mubahah dsb.dengan menimbang hal barutersebut dengan Qowa'idussyari'ah dan Ushulussyari'ah, jika masuk pada kaidah wujubmaka

    Bid'ah tersebut adalahBid'ah Wajibahbegitu juga seterusnya.Pengklasifikasian Bid'ah oleh para ulama diatas, atas dasar bahwa Bid'ah secaraetimologi mempunyai makna yang sangat luas sehingga mencakup semua hal baru, baik bersifatterpuji ataupun tercela.

    Demikian nash-nash mereka yang mengklasifikasi Bid'ah menjadi mahmudah dan

  • 5/24/2018 Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

    13/58

    Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 20131

    12

    madzmumah,ataumenjadi lima bagian sesuai dengan hukum syari'ah:Imam Nawawi berkata mensyarahi hadits Jabir dalam kitab al-Minhaj (Syarh

    Annawawy),Bab: Takhfifussholah Wal-Khutbah:: ( ):

    : . .:: .:: .: . .. . ) ) ) :.: (

    : ().Al-Imam Al-Izz Bin 'Abdissalaam berkata dalam kitabnya Qowaa'idul Ahkam fi

    Mashoolihil Anaam, juz. 2 Hal. 172-173:.

    ::. :

    .:.

    :. :

    .Al-Imam Ibnu Hajar Al-'Asqolaany berkata dalam kitabnya Fathul Baary, BabAl-

    Iqtida bi Sunani Rosulillah SAW:

    : ( ) .

    Dan masih banyak lagi nash-nash ulama yang mendefinisikan Bid'ah secara etimologidan mengklasifikasikannya menjadi Mahmudahdan Madzmumah.

    Dengan demikian tuduhan bahwa "Semua hal baru yang terjadi dan tidak pernah ada dizaman Nabi SAW, Sahabat dan Salafuna Sholih adalah Bid'ah dan semua Bid'ah adalahkesesatan" tidaklah benar jika tuduhan tersebut berangkat dari makna Bid'ah secara etimologi,karena para ulama terdahulu sepakat bahwa Bid'ah secara etimologi mempunyai makna lebihluas dari Bid'ah secara terminologi, sehingga mencakup hal baru yang positif dan negatif.

    2.Bid'ah secara Teminologi

    Untuk mengetahui makna Bid'ah secara terminologi, kita perlu memahami maksudAs-Sunnahterlebih dahulu, karena makna Bid'ah bisa dipahami setelah memahami maksud As-Sunnah.

    LafadzAs-SunnahdanAl-Bid'ahadalah dua lafadz yang memiliki arti yang berlawanan.Dalam hadits, Nabi SAW juga memadukan dua lafadz ini, dengan menjadikan As-Sunnah

  • 5/24/2018 Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

    14/58

    sebagai asal dan menganjurkan untuk berpegang teguh dengannya, kemudian disusul denganlarangan mengerjakan Al-Bid'ah. Kita tidak dapat mengatahui maksud dari Al-Bid'ah secaraterminologi (yang dimaksud dalam hadits Nabi SAW) dengan benar, kecuali telah kita pahamimaksud dari As-Sunnah yang merupakan asal terlebih dahulu, karena diantara cara untukmemahami sesuatu adalah dengan mengetahui lawannya.

    Hadits yang memadukan lafadzAs-SunnahdenganAl-Bid'ahdiantaranya hadits yangdiriwayatkan olehAl-'Irbad: .

    Dalam hadits ini Nabi SAW. dengan jelas memadukan dua lafadzAs-SunnahdanAl- Bid'ah, yang pertama Nabi SAW. berkata: yang mengandung anjuran untuk berpegang teguh dengan sunnahnya, kemudian disusul dengan perkataannya yang mangandung peringatan agar kita menjauhi Bid'ah.

    Kemudian apa maksudAs-SunnahdanAl-Bid'ahpada hadits Nabi SAW. di atas?As-Sunnah secara etimologi dan terminologi syari'at bermakna Atthoriiqoh (metode),hanya saja ketika lafadz Atthoriqohpada hadits diatas bersumber dari Nabi pembawa syari'at,maka maknanyapun dikembalikan menurut istilah syari'at yang dibawanya juga, dan maksudAs-Sunnah secara istilah syari'at adalah metode.

    Kemudian ketika lafadz "As-Sunnah"pada hadits diatas dimudlofkan pada yaaulmutakallim, maka maksud metode disini adalah metode Nabi SAW.

    Pernyataan bahwa maksud "As-Sunnah"pada hadits diatas adalah "Atthoriiqoh" (metode)dikuatkan oleh hadits lain:

    .

    lafadzAs-Sunnahpada hadits ini jelas bermakna Atthoriqoh(metode), tidak mungkindiartikan yang lain.

    Kemudian maksud metode disini adalah petunjuk Nabi SAW. yang ada pada hadits yangdiriwayatkan oleh Sayyidina Jabir bin Abdillah:

    .... Hadits ini menjelaskan bahwa maksud As-Sunnahyang bermaknaAtthoriqoh di atasadalah Hudannaby (petunjuk Nabi), karena jika kita amati makna hadits ini, maka akan kita

    dapati kesamaan dengan hadits sebelumnya dalam segi makna, hanya saja pada hadits ini NabiSAW. tidak menggunakan lafadzAs-Sunnahuntuk membandingi lafadzAl-Bid'ah, melainkanmenggunakan lafadz lain yaitu Al-Hudayang berarti petunjuk. Dengan demikian jelaslahmaksudAttoriqohdiatas adalahAl-Huda.

    Maka dengan uraian diatas, jelaslah bahwa As-Sunnah pada hadits yang pertama,bukanlah As-Sunnah yang menjadi istilah muhadditsin, yaitu Hadits Nabawi, bukan jugamerupakan istilahFuqohadanUshuliyyinyaitu kebalikan dari wajib, melainkan makna yangdikehendaki disini adalah makna Syar'iyaitu petunjuk Nabi SAW, baik petunjuk tersebut berupa

    ucapan, pekerjaan, cara menerima dan cara menolaknya terhadap suatu kejadian yang dibuat olehpara sahabat di zamannya. Maka setiap hal baru yang terjadi dan tidak selaras dengan petunjukNabi SAW. adalah Bid'ah yang dimaksud pada Hadits Nabi saw.

    Dengan demikian bisa kita simpulkan bahwa Bid'ah yang dimaksud dalam HaditsNabi SAW di atas adalah setiap hal yang tidak sesuai dengan metode Nabi SAW. ataudengan redaksi lain setiap hal baru yang bertentangan dengan Qowa'idussyari'ahatau

    13Majalah Al Hikmah YamanEdisi Perdana Oktober 2013

  • 5/24/2018 Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

    15/58

    Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 20131

    14

    Ushulussyari'ah.Makna inilah yang dimaksud dalam hadits Nabi SAW.:

    .Artinya: setiap hal baru yang tidak sesuai dengan Qowa'idussyari'ah atau

    Ushulussyari'ah adalah sesat, dan setiap kesesatan akan berada dalam Neraka.

    C. PENGKLASIFIKASIAN BID'AH MENJADIDHOLALAHDANHASANAHVERSI

    SHUFIYYAHSetelah kita mengetahui makna Bid'ah secara etimologi dan terminologi, dan kita juga

    telah mengetahui bahwa ulama yang mengklasifikasi Bid'ah menjadi Mahmudah danMadzmumah, atau menjadi lima sesuai dengan lima hukum syari'ah, adalah pengklasifikasianBid'ah secara etimologi, sekarang kita akan membahas Bid'ah Hasanah versi Shufiyyah.

    Bid'ah Hasanah yang dimaksud oleh Shufiyyahadalah Bid'ah secara etimologi, karenamereka sepakat dengan ulama yang berpendapat bahwa Bid'ah secara etimologi tidak semuanya

    sayyi'ah, melainkan mempunyai lima hukum syari'at sebagaimana yang telah dikemukakan olehAl-Imam Al-Izz bin Abdissalam diatas. Adapun Bid'ahDholalahyang dimaksud pada hadits

    Nabi SAW. diatas adalah Setiap hal baru yang bertentangan dengan Qowa'idussyari'ah atauUsulussari'ah, dan inilah Bid'ah sayyi'ah secara terminologi yang dimaksud dalam hadits NabiSAW.

    Artinya, ketika mereka dihadapkan dengan hal baru, maka mereka akan menimbang halbaru tersebut denganQowa'idussyari'ah dan Ushulussyari'ah, jika hal tersebut bertentangandengan Qowa'idussyari'ahatau Ushulussyari'ah,maka hal tersebut masuk kategori Bid'ah secaraterminologi yaitu Bid'ahDholalahyang dimaksud oleh Nabi SAW di dalam Hadits. Dan jikasesuai dengan Qowa'idussyari'ah atau Ushulussyari'ah maka mereka tidak menganggap haltersebut masuk kategori Bid'ah secara terminologi, melainkan mereka menganggap hal tersebutmasuk kategori Bid'ah Hasanah secara etimologi. Inilah maksud perkataan para ulama, bahwa

    keuniversalan hadits Nabi SAW diatas telah dikhususkan oleh makna termonoginya.Untuk menguatkan pernyataan saya bahwa maksud dari Bid'ah Hasanah menurut

    Shufiyyahadalah Bid'ah secara etimologi, silahkan anda lihat beberapa nash sebagian ulamaShufiyyahdibawah ini:

    Sayyid 'abdullah mahfudz al-haddad yang termasuk pembesar ulama shufi dalamkitabnya Al-bid'ah WAs-Sunnah hal. 137, menyimpulkan beberapa nash 'ulama dengan

    perkataannya: :

    .

    . :

    .Doktor 'Abdil Ilah bin Husain Al-'arfaj dalam kitabnya Mafhumul-Bid'ah Hal. 81

    menyimpulkan beberapa nash 'Ulama: :

    .

    (). Dan masih banyak lagi Nash-nash ulama Shufiyyahyang menyatakan demikian.

    Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 20131

    14

  • 5/24/2018 Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

    16/58

    Segenap Sahabat Al Hikmah YamanMengucapkan

    SELAMAT dan SUKSES SELALU...!!!

    Kepada:

    Sdr. Lutfi Ahsanuddin

    yang berhasil menjadi 10 Nominasi Terbaikdalam OLIMPIADE KARYA TULIS ILMIAH (OKTI) 2013

    yang diselenggarakan oleh

    Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Yaman

    Pernyataan Syekh Ibn Rojabpun menguatkan pernyataan saya dalam kitabnyaJaami'ul-Uluum wal-Hikam, Hal. 299-301:- : ( ) - () : . :- -

    Dengan beberapa nash ulama.: . Shufiyyah diatas jelaslah bahwa Bid'ah Hasanah yangmereka maksud adalah Bid'ah secara etimologi, bukan secara terminologi yang dimaksud dalamhadits Nabi SAW., artinya tidak semua hal yang baru, -baik hal yang berkenaan dengan agamaataupun adat- masuk kategori Bid'ah Sayyi'ah, karena jika hal baru tersebut sesuai denganQowa'idussyari'ah atau Ushulussyari'ah maka hal tersebut bukanlah Bid'ah Sayyi'ah,melainkan masuk kategori Bid'ah Hasanah secara etimologi, dan jika tidak sesuai denganQowa'idussyari'ahatau Ushulussyari'ah, maka masuk kategori Bid'ah Sayyi'ahdan inilah yangdimaksud dalam hadits Nabi SAW:

    .Dan bisa kita simpulkan bahwa pengklasifikasian Bid'ah oleh golongan Sufiyyahsama

    persis dengan pengklasifikasian Bid'ah oleh Imam Syafi'I, Imam Nawawi, Imam Ibn Hajar Al-Asqolany dan Imam Al-Izz bin Abdissalam di atas, dalam segi bahwa pengklasifikasian merekaadalah secara etimologi, bukan terminologi.

    Bersambung ke Halaman

    15Majalah Al Hikmah YamanEdisi Perdana Oktober 2013

  • 5/24/2018 Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

    17/58

    OPINI

    agi kita yang sering menonton

    Bberita atau mengikuti acaratelevisi mungkin sering kalimendengar isu-isu negatif tentang negaraYaman. Fakta yang sampai ke telinga saya saatini, baik dari internet, berita televisi, facebookdan media-media online hampir menyatakan

    bahwa sebagian besar masyarakat Indonesiasaat ini sedang digoncang oleh isu-isuterorisme. Lebih-lebih, ketika ada berita dariYaman di tanah air terkait terbunuhnya duaorang mahasiswa Indonesia di Darul Hadits(sebuah ma'had yang ada di Yaman). Mungkin ada di antara kita yangmenonton acara wawancara di salah satustasiun TV berita dengan judul Bom waktu

    dari Yaman. Saya baca beberapa komentart e m a n - t e m a n d i F a c e b o o k , m e r e k amengatakan bahwa narasumber di acaratersebut memaparkan, Para pelajar Indonesiadi Darul Hadist memiliki kaitan dengan

    jaringan Al Qaida Yaman dan merekapundididik untuk bertindak radikal dan teror.

    Seperti pernyataan mereka, para pelajardi Darul Hadits setiap Jum'at dipinjamisenapan AK-47 untuk latihan menembak,

    sedangkan pelurunya beli sendiri. setelahlatihan, senapannya diserahkan kembali kema'had tersebut.

    Sejauh yang saya tahu, disini paraorang asing, baik di Darul Hadits maupunlembaga lainnya, semisal universitas AlAhgaff, Darul Musthofa, Ribath Tareem danlain-lainnya teru tama pela jar Indonesiadilarang membawa senjata api. Jangankan

    membawanya, menyentuh saja tidak boleh,apalagi sampai pelurunya beli sendiri. Uangdarimana? Para pelajar di sini hidupnyasederhana sekali, Semuanya serba dihemat.

    Kalaupun ada uang, pasti uangnya digunakanuntuk membeli kitab-kitab daripada beli peluru.Kami jauh-jauh datang ke sini tujuannya hanyauntuk menimba ilmu agama dan mencarikeberkahan ulama-ulama yang saleh, bukanuntuk latihan pegang senjata. Kalau tujuannyauntuk berlatih jadi tetoris kenapa harus ke

    Yaman dan buang biaya mahal?Lebih pahit lagiterkait liputan tentang pelajar Indonesia yang

    belajar di Yaman secara umum, Negara TimurTengah yang terletak di Jazirah Arab yang

    berbatasan langsung dengan Arab Saudi danlaut merah.Tapi yang sangat di sayangkandalam liputannya, banyak faktafakta yangtidak di muat secara proporsional, seolah-olahmereka menggambarkan bahwa Yaman adalah

    negara yang sangat berbahaya dan bisa menjadiancaman serius bagi NKRI, Lebih dari itu,bahkan lembaga pendidikan pun tak luputmenjadi sorotan mereka, dan salah satunyaUniversitas Al-Iman.

    Di antara pemberitaannya yang dimuatdi acara Jurnalist on Duty, Universitas Al-Iman disebut sebagai kampus oposisi yang

    beraliran Al-Qaida dan dipimpin oleh seorangyang dituduh terlibat jaringan Al-Qaida,

    ditambah lagi bahwa pemerintah tidakmemberikan izin tinggal kepada mahasiswayangbelajar di sana. Lebih parahnya, merekamengatakan bahwa banyak sisa-sisa reruntuhan

    bekasserangan tentara Amerika ke Universitastersebut, padahal reruntuhan itu sisa-sisagempuran tentara mantan presiden Ali AbdullahSalehuntuk meredam aksi protes besar-besaranyang ingin menggulingkan dirinya beberapa

    waktulalu.Dan kenyataan yang ada di lapanganlebih jauh berbeda dari apa yang mereka

    beritakan, bisa dibilang bahwa pada dasarnya

    Oleh M. Rifqi Ridho

    Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 20131

    16

    enanggapi Isu-isu Terorisme Di Negeri Saba'

  • 5/24/2018 Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

    18/58

    Universitas Al-Iman adalah korban kepentingan politik kotor semata. Syekh Abdul Majeed AzZendany, seorang ulama besar Yaman yang terkenal sebagai pioner i'jaz i'lmi di dunia Islam danmenjabat sebagai ketua badan persatuan ulama Yaman, serta beliau juga termasuk anggota MajlisSyuro salah satu partai oposisi terbesar di Yaman. Sudah barang tentu beliau selalu kritis terhadapkebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah. Otomatis perang dinginpun terjadi di kedua belah

    pihak. Perlu kita ketahui juga, bahwa Amerika negara yang sangat memusuhi Islammemanfaatkan situasi ini dengan menuduh beliau terlibat jaringan Al-Qaida, yang hanya

    berdalilkan tulisan yang di muat di koran resmi Yaman yang notabene koran pemerintah.Syekh Abdul Majeed Az Zendany sendiri pernah membantah dan mengadukan masalah

    ini kepada presiden waktu itu, Ali Abdullah Saleh dan menuntutnya untuk membersihkan namabaiknya. Presiden Saleh pun malah berjanji akan membersihkan namanya waktu itu. Danpastinya dengan adanya tuduhan semacam ini pemerintah setempat semakin leluasa untuk lebihbisa menekan pergerakan tokoh kritikus ini, di antaranya dengan menyudutkan Universitas AlIman yang dipimpinnya.

    Saya kenal dengan Al Iman, bahkan saat saya di Mukalla [ibukota provinsi Hadlromaut]saya sering mengadakan acara bersama mahasiswa Al Iman. Sejauh yang saya kenal, mereka

    justru lebih mendalami hadits dan al qur'an, bukan masalah perang.Dan bagaimana bisa Univ. Al Iman dituduh sebagai markas Al Qaeda, padahal kampusUniv. Al-Iman adalah salah satu kampus swasta yang terakreditasi di kementerian pendidikantinggi Yaman dengan Akreditasi No 28 tahun 1993, tertanggal 14 Sya'ban 1414 H yang bertepatandengan tanggal 17 Desember 1993 M. berlokasi di jantung ibu kota Sana'a yang bersebelahandengan markas militer Yaman dan memiliki lebih dari enam ribu mahasiswa dan memilikikampus cabang hampir di setiap provinsi di Yaman, jadi jika ada tuduhan bahwa Univ. Al imanadalah sarang Al-Qaida secara tidak langsung mereka menuduh lebih dari enam ribu mahasiswaYaman terlibat jaringan Al-Qaida dan juga menuduh pemerintah Yaman melegalkan lembagayang berafiliasi syari'ah. tentunya kami juga sangat khawatir dengan pemberitaan yang seperti ini

    karena bisa berdampak negatif kepada hubungan antar kedua negara.Intinya isu-isu tersebut sangatlah memukul pelajar yang ada di Yaman secara umum.

    Kesan negatif terhadap alumni Yaman pun mulai dirasakan. Sering kali alumni dicurigai sebagaiantek-antek jaringan Al Qaida atau teroris. Bahkan, kejadian diatas membuat kami merasa takutkalau pulang ke tanah air dengan mengenakan jubah atau sarung serta berjenggot panjang. Lebihironis lagi, banyak diantara teman-teman santri yang ingin belajar ke-Yaman dihasud olehmasyarakat sebagai calon teroris bahkan disodori berita-berita pahit yang membuat merekaenggan untuk berpijak ditanah seribu wali.

    Saya jadi ingatpernyataan Bapak Duta Besar RI untuk Yamanbeberapa waktu yang lalu saatberkunjung ke Universitas Al Ahgaff tentang kuatnya pengaruh media massa dalam membentukopini publik, sehingga yang tergambar di benak masyarakat bahwa orang-orang yang berpegangteguh kepada agama adalah orang-orang yang kaku dan suka kekerasan.

    Seharusnya kita selaku pendengar harus selalu hati-hati dan selektif dalam meyakini isidari berita tersebut. Bukan berarti kita tidak boleh percaya seratus persen terhadap suatu berita,melainkan kita harus selalu melihat siapa, dari mana dan sejauh mana pengetahuan pembawa

    berita terkait berita yang dilaporkannya.Perlu kiranya dimengerti, bahwa dalam suatu berita sering terjadi kesalahan dari

    wartawan atau tidak ada kesalahan namun waktu pemuatannya tidak tepat waktu sehingga beritatersebut tidak sesuai dengan fakta akhirnya. Tidak jarang pula ada sebagian wartawan yang punya

    kepentingan dalam karirnya, sehingga ia lebih mengejar materi dari pada kebenaran. Ini yangmenjadikan berita terkadang dimuat tidak secara proporsional. Dalam dunia media hal ini bukanhal yang jarang, walaupun ada sebagian media yang sangat teliti dalam merangkum suatu berita.Wallohu 'alam. #MRR.

    17Majalah Al Hikmah YamanEdisi Perdana Oktober 2013

  • 5/24/2018 Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

    19/58

    Belajar di Tarim, HadhramautOleh : Thohirin Shodiqin

    Diantara kota- kota di Hadhramaut yang terkenal mempunyai pengaruh dan peradabantinggi adalah kota Tarim. Sejak dulu kota Tarim merupakan pusat ilmu dan penyebaran agamaIslam. Menurut para pakar sejarah, melalui perantau yang berhijrah dari kota ini pada khususnyadan Hadhramaut pada umumnya, Islam menyebar hingga ke Timur Asia, India, Indonesia,

    Malaysia, Berunei Darussalam, Philipina, Singapura, juga belahan Afrika, Kongo, Somalia, danSudan. Wali songo atau Sembilan wali yang terkenal telah berhasil mengislamkan pulau Jawa

    pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Menurut beberapa kitab, nasab- nasab merekasampai ke Saadah 'Alawiyyahdisini, yaitu Sayyid 'Alawi 'Ammul faqih, paman dari Al Faqih almuqoddam Muhammad bin Ali Ba'alawi yang keduanya dimakamkan di Turbah Zanbal, Tarim.Mereka para muhajirin tersebut pergi untuk berdakwah dan berdagang demi memenuhikebutuhan hidup sehari- hari, sehingga daerah yang dahulu berpenduduk kafir berubah menjadinegeri- negeri islam.

    Sayyidina Imam Ahmad bin Hasan al-Attas menyebutkan, bahwa sebagian ulama Tarim

    telah hijrah sejak lebih dari 1000 tahun yang lalu, diantara mereka ada yang menjadi qadhi(hakim) di Mesir, padahal negeri ini dan al- Azharnya sudah terkenal pada waktu itu sebagaipusat cendekiawan- cendekiawan muslim.

    Pada abad-abad selanjutnya fenomena ini mulai berubah. Jika sebelumnya para ulamahijrah dari kota TarimAl-Ghannaini, sekarang orang-orang mulai berdatangan ke Tarim untukmenuntut ilmu. Itu terjadi baik di masa hidup Habib Syekh Abu Bakar bin Salim, masa putra

    beliau, Hamid dan Husein. Hal ini juga berlaku di masa Imam Abdullah al-Haddad. Dan halinipun terjadi terus menerus hingga pada paruh pertama abad ke-13 H. Kota Tarim kian dipenuhi

    pendatang asing, diantara mereka Sayyid Imam al-Habib Sholeh al-Bahrain, Salim bin Sa'id binSyumaeil, Syekh Abdullah Basaudan, al-Habib Abu Bakar bin Abdullah al-Attas dan

    sebagainya. Pendatang- pendatang ini tinggal di masjid-masjid dan juga dizawiyah- zawiyah (semacam halaman luar masjid yang diguakan untuk mengaji ) yang ada di Tarim.

    Kota yang besarnya tidak lebih dari luas sebuah kecamatan di Indonesia ini memang sangatistimewa. Walaupun kecil, namun jumlah masjidnya saja sangat banyak, kurang lebih 365 buah,danzawiyah-zawiyahyang makna asalnya adalah pojok-pojok yang berfungsi sebagai tempat

    adhramaut adalah salah satu provinsi di Yaman selatan dengan

    HIbu kota provinsi yaitu Al- Mukalla. Kata Hadhramaut sudahtidak asing lagi di mata dunia, khususnya dikalangan umat islam.

    Ketika mempelajari kitab- kitab turast, kata Hadhramaut sering disebut baiksebagai daerah pengarang kitab itu sendiri, atau sebagai contoh dibeberapa

    permasalahan ilmiyah, seperti dalam pembahasan tarkib mazjidi ilmu nahwu,biasanya pengarang mengambil kata Hadhramaut sebagai contohnya. Dalamfan ilmu fikih, Hadhramaut juga sering disebut sebagai contoh daerah panasyang bisa menyebabkan air menjadi Musyammas. Hadhramaut terdiri daridaerah pantai dan pegunungan, sebagian besar terdiri dari beberapa wadi atau

    daerah lembah yang gersang. Namun Hadhramaut memiliki beberapa kotayang berperadaban tinggi dan sangat berpengaruh di dalam sejarah islam,seperti kota Tarim, Dau'an dan lain sebagainya. Disana banyak terdapatlembaga pendidikan islam yang mempelajari faham ahlussunnah wal jama'ah,seperti rubat- rubat dan beberapa Universitas.

    Mustawa 3 Fak. Syariah Wal Qonun

    Refleksi

    Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 20131

    18

  • 5/24/2018 Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

    20/58

    ibadah para ubbad (ahli ibadah). Disitu para pelajar belajar ilmu nahwu, fikih, dan ilmu-ilmulainnya dengan para guru-guru yang ada di tiap-tiap zawiyah atau mesjid tersebut. Sepertizawiyah Syekh Ali bin Abu Bakar as-Sakron bin Abdurrahman as-Seggaf yang diasuh oleh al-Allamah Mufti DiyarAl- Hadramiyah al-Habib Abdurrahman bin Muhammad al-Masyhur,kemudian zawiyah mesjid Sirjis dan Awwabin dengan Syekh al-Allamah Muhammad binAhmad al-Khatib, zawiyah mesjid Nafi' diasuh al-Allamah Syekh Ahmad bin Abdullah al-Bakrial-Khatib (setelah wafat guru beliau yang juga pendiri zawiyah tersebut, al-Allamah Ahmad bin

    Abdullah Balfaqih pada tahun 1299 H, dan setelah wafat al-Habib Abu Bakar bin AbdullahBakar al-Khered), kemudian mesjid Suwayyah pengajarnya juga Syekh Ahmad, mesjid baniHatim (sekarang dikenal dengan mesjid 'Asyiq) mudarrisnya al-Allamah Alwi bin Abdurrahman

    bin Abu Bakar Al-Masyhur, zawiyah Syekh Salim bin Fadhal Bafadhal dengan pengasuh al-Habib Abu Bakar bin Abdullah al-Kherred (meninggal tahun 1312 H) dan yang lainnya.

    Demikinlah kegiatan-kegiatan ilmiah yang ada di kota ini begitu ramai dan tatkala pelajardari luar Tarim kian banyak maka berdirilah Rubat Tarim yang sekarang diasuh oleh Al HabibSalim as- Syatiri, Universitas Al Ahgaff, Perguruan Darul Mushtofa dan beberapa Ribat yangdibangun oleh Al Habib Abu Bakar al- Adeni bin Ali al- Masyhur seperti Darul Ghuroba yangkhusus mempelajari ilmu qiro'at dan hadits.

    Metode pembelajaran di Hadhramaut sering disebut dengan istilah MadrasahHadhramaut. Habib Abu Bakar al- Adeni bin Ali al- Masyhur menyatakan, bahwa pilarkemoderatan syari'ah dan kesederhanaan yang sadar di Madrasah Hadhramaut adalah: ----- ----- ----- ----- 1.Ilmu2.Amal (mengamalkan ilmu)3.Wira'i

    4.Ikhlas5.Takut kepada Allah SWT.Setelah memenuhi lima pilar diatas, barulah berdakwah kepada Allah SWT. dengan

    hikmah dan mau'idzoh hasanah, sebagaimana firman Allah SWT. didalam al- Qur'an, surat an-Nahl ayat 125, yang berbunyi:

    Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmahdan pelajaran yang baik, dan bantahlahmereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesatdari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS An Nahl: 125). Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang haq dengan yangbathil.

    Banyak ulama yang telah belajar di kota Tarim ini yang tak mungkin disebutkan nama-nama mereka satu persatu, karena jumlahnya mencapai ribuan.Habib Alwi bin Muhammad binAhmad al-Muhdhar di Indonesia, berkata: "tak kutemukan satu daerah atau pulau di Indonesiayang saya masuki, kecuali saya dapati orang-orang yang menyebarkan ilmu disana adalahalumni Rubath Tarim atau orang yang belajar kepada orang yang telah belajar disini.

    Habib Musthafa bin Ahmad al-Muhdar menulis pada sebagian surat beliau kepada ahliTarim: Ilmu as-Syatiri (Habib Abdullah bin Umar as-Syatiri) teruji dengan penyebarannyamenyebar ke segala penjuru, dari daerah yang satu ke daerah yang lain, menyebar ke Hindia,China, negara-negara Arab, Somalia, Malabar, dan sebagainya...

    Sekarang jumlah pelajar di kota Tarim sudah mencapai ribuan dari berbagai belahan dunia,baik benua ataupun negara, seperti Eropa, Amerika, Australia, juga negara Yaman sendiri, India,srilangka, Pakistan, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Tanzania, Somalia, Kenya,Burkinavaso dan yang lainnya dari benua Asia dan Afrika.*

    19Majalah Al Hikmah YamanEdisi Perdana Oktober 2013

  • 5/24/2018 Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

    21/58

    1. EksistensiUniversitas Al-Ahgaff adalah Universitas swasta yang didirikan oleh Al-'Alim Al-

    'Allamah Al-Habib Abdullah bin Mahfudz Al-Haddad (hafidhahullah), prosesi akademisnyaresmi dimulai setelah mendapatkan surat keputusan Menteri Pendidikan Yaman nomor:05/1994.

    Di usianya yang masih cukup muda, Universitas yang dipimpin oleh Prof. Dr. SayyidAbdullah Muhammad Baharun, MA. Ini, telah diakui keberadaannya oleh persatuanUniversitas Arab ( Ittihaad Al Jami'at Al Arabiyyah) dan disamping itu Universitas Al-Ahgaff

    juga termasuk dalam keanggotaan ikatan Universitas Islam (Rabithah al Jami'ah alIslamiyyah).

    Tujuan didirikannya Universitas ini adalahsebagai langkah nyata dari ide-ide cemerlang

    yang mengkristal dalam satu tujuan utama, yaitumembangun sarana pendidikan Islam yang

    bonafit dan berkualitas bagi masyarakat muslimdunia dengan pola pendidikan yang mampumencetak kader insan yang prospektif danmumpuni dalam segala aspek kehidupan

    berasaskan ruh islami serta penyebarluasan fahamkeagamaan berhaluan ahlus sunnah wal jama'ah.

    Kantor Pusat Universitas Al-Ahgaffberkantor pusat di Kota Mukalla ibu Kota propinsiHadramaut Yaman. Segenap komponen yangdimilikinya, seperti gedung Fakultas, languagecenter atau gedung persiapan mahasiswa baru dangedung rektorat, semuanya berada di Kota yangterletak di ujung semenanjung Arab tersebut.Hanya gedung Fakultas Syari'ah & Hukum sajayang berada di Kota Tarim, hal ini sengajadilakukan demi terwujudnya pendidikan syari'ahyang tidak berpusat di bangku kuliah belaka,

    namun langsung bersentuhan sacara alamiahdengan bi'ah (lingkungan) yang mendukungkearah kesempurnaan hasil pendidikannya,mengingat kemasyhuran Kota Tarim sebagai kotailmu dan ulama. Alasan lain ditempatkannya

    rofilNIVERSITAS AL AHGAFFHadhramaut - Yaman

    Sekilas Tentang

    Oleh : M. Khoirul Jadid

    Habib Abdullah Mahfudz Al Haddad

    Prof. DR. Habib Abdullah Baharun, MA.

    Edisi Perdana Oktober 20131

    20

  • 5/24/2018 Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

    22/58

    Fakultas Syari'ah & Hukum terpisah dengan induknya, di antarnya karena faktor kultur sosialmasyarakatnya yang sangat mendukung sekali untuk dijadikan tempat tafaqquh fiddin, jugakerena faktor sejarah yang telah memotivasi ditempatkannya fakulas ini di kota Tarim.Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, bahwa dari kota Tarim inilah, Islam di berbagai

    belahan dunia, seperti Asia dan Afrika bisa menyebar dan berkembang dengan pesat, berkatkegigihan dan keikhlasan para tokohnya dalam berdakwah menyebarkan agama Islam.

    2.FakultasUniversitas Al-Ahgaff menaungi beberapa

    Fakultas sebagai berikut :1.Fakultas Syari'ah & Hukum, Fakultas ini

    dibuka pada tahun 1995 di kota TarimHadramaut. Fakultas ini sementara baruterdiri dari jurusan Syari'ah dan Syari'ah& Hukum dan direncanakan akan

    membuka jurusan tafsir hadits danushuluddin pada tahun tahun kedepankarena melihat makin banyaknya jumlahmahasiswa dari berbagai Negara dankebutuhan masyarakat terhadap duaFakultas tersebut.

    2.Fakultas Managemen dan Ekonomi, dibukapada tahun 1995-1996. Fakultas inimembawahi dua jurusan, Manajemen

    dan Akuntansi.3.Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, dibukapada tahun 1997 yang mencakup jurusanilmu computer, E-commerse, dansystem informasi.

    4.Fakultas Banat, dibuka pada tahun 1997-1998 membawahi jurusan studi islam,

    bahasa arab, ilmu komputer, dan bahasainggris.

    5.Fakultas Sastra dan Ilmu Sosial dibuka pada tahun 2006-2007 dengan jurusan bahasa inggrisdi dalamnya. Dari kelima Fakultas ini, pihak Universitas hanya membuka dua Fakultas saja untukmahasiswa dan mahasiswi asal Indonesia, yaitu Fakultas Syari'ah & Hukum untukmahasiswa Indonesia dan Fakultas Studi Islam untuk mahasiswi Indonesia.

    3.Strata akademika.Program Bachelor (S1)

    Masa kuliah Masa kuliah di Universitas Al-Ahgaff secara umum ditempuh selama sepuluhsemester dalam waktu lima tahun dan maksimal tujuh tahun, hal ini berlaku untukFakultas Syari'ah & Hukum. Adapun Fakultas sastra dan Fakultas Banat jurusanstudi Islam dan Fakultas Tehnik, serta Fakultas Ekonomi maksimal delapan tahun.

    Waktu Kuliah Waktu kuliah dilaksanakan setiap hari kecuali hari Jum'at, mulai pukul 08.00

    Habib Abdullah Baharun besama Menteri Agama Indonesia, Surya Darma Alidan stafnya dengan didampingi KH. Nur Iskandar, SQ.

    Majalah Al Hikmah YamanEdisi Perdana Oktober 2013 21

  • 5/24/2018 Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

    23/58

    sampai pukul 13.00 waktu setempat, namun terkadang Fakultas tertentumemasang jadwal kuliah sore hari atau malam hari sesuai kondisi yang

    berkembang hal ini dilatarbelakangi oleh kurang memadainya jumlah ruanganyang digunakan untuk aktifitas belajar dan mengajar sementara jumlahmahasiswa setiap tahunnya terus meningkat terutama mahasiswa dan mahasiswiyang datang dari Indonesia. Adapun jadwal mata kuliah bersifat kondisionalsesuai ketentuan pihak Fakultas masing-masing.

    b.Program Pascasarjana (S2 & S3)Masa Kuliah Untuk melengkapi jenjang strata akademiknya, Universitas Al-Ahgaff telah

    membuka program magister (Pasca Sarjana/S2) dan program Doktoral (S3)dengan konsentrasi studi islam, bertempat di Kota Mukalla dengan ketentuansebagai berikut :

    Masa kuliah program magister (S2) ditempuh selama dua hingga empat tahun.

    Masa kuliah program doktoral (S3) ditempuh selama tiga hingga lima tahun.Waktu Kuliah

    Waktu kuliah disesuaikan dengan kondisi yang berkembang, karena mayoritasmahasiswa yang menempuh program S2 dan S3 diberikan kesibukan oleh pihakUniversitas untuk membantu tugas mengajar sebagai dosen di program S1 atau

    persiapan masuk kuliah (tamhidi) dan pembantu di rektorat dan perkantoran,sehingga bersifat kondisional sesuai ketentuan pihak Fakultas masing-masing.

    4.Pusat Rektorat Universitas Al-Ahgaff Yaman Foah Masakin Mukalla Hadramaut Republik of Yemen PO. Box : 50341

    Telp.:(00967) (5) 360301 / 371923Fax. :(00967) (5) 360303Website :www.ahgaff.eduE-mail :[email protected] Kantor Yayasan Al-Ahgaff Indonesia

    Jl. Jagasatru No. 56/193 Cirebon 45115 Jawa Barat IndonesiaTelp./Fax. :(0062) (231) 203157HP.:(0062) (81) 22212000E-mail :[email protected]/[email protected]

    Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 20131

    22

  • 5/24/2018 Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

    24/58

    Nama dan Tempat Kelahiran

    Terkenal dengan julukan Al-Faqih Al-muqaddam Tsani (guru besar kedua setelah Al-

    Habib Muhammad bin Ali Ba'alawi), seorang figur yang terlahir di kota Tarim. Beliau adalah Al-

    Imam Al-Habib Abdurrahman bin Ahmad Maula Dawilah bin Ali bin Alwi bin Al-faqih Al-

    Muqaddam. Tumbuh dan besar sebagaimana para pendahulunya dengan menghafal Al Qur'anul

    Karim dan menghafal kitab At-Tanbih dan Al-Muhadzdzab karya Al Imam Abi Ishak As-

    Syairozi, Al-Basith, Al-Wasith, Al-Wajiz, dan Al-Khulashah karya Al-Imam Al-Ghozali, Al-

    Muharror karya Imam Ar-Rafi'i dan kitab-kitab fiqih lainnya. Dalam fan tasawwuf beliau

    mempelajari dan mengamalkan kitab Ihya ulumuddin, selain itu beliau juga mahir dalam disiplin

    ilmu nahwu, balaghoh dan shorof, serta lain sebgainya, hingga beliau tumbuh menjadi sosok

    pelajar yang menguasai berbagai disiplin ilmu melampui semua teman sebayanya disaat itu.

    Sebagian sahabatnya mengatakan: "Abduraahman bin Muhammad As-Segaff hampir hafal kitab

    Al-Muhadzdzab dan Al-Wajiz, bahkan Al-Arif Al-Faqih Ali bin Salim pada masa tuanya

    kembali belajar pada Al-Imam.

    Guru-Guru Beliau Pada masa belajarnya beliau berada dibawah asuhan guru-guru besar baik dari kalangan"as-saadaah" maupun dari kalangan "al-masyayikh", diantaranya adalah ayahhanda beliausendiri Al-Imam Muhammad bin Ali Maula Dawilaih, Sayyid Al-Imam Muhammad bin Alwi bin

    Ahmad bin Al-Faqih Al-Muqaddam yang masyhur disebut denagan "shohibul 'ama'im". Al-Imam Abdurrahman juga berlayar ke Goil Abi Wazir untuk bertemu dan menimbailmu pada Syaikh Alallamah Muhammad bin Sa'ad Abi Syukail dan Syaikh Al Faqih Muhammad

    bin Abi Bakar Ba 'abad. Selain itu beliau juga berlayar menuju kota Aden untuk belajar ilmu

    bahasa, sastra dan lainya pada Syaikh Muhammad bin Said Kibban hingga beliau menguasai

    ilmu tersebut tanpa berubah sifat asli beliau, yaitu sifat tawadlu yang telah beliau tanamkandalam diri beliau semenjak beliau masih dalm usia dini.

    Ibadah dan Mujahadah Beliau Rahmat dan kemulian Alloh yangmelimpah kepada beliau nampak terlilhat

    saat beliau masih dalam usia dini. Selama

    33 tahun lamanya beliau sangat jarang tidur

    siang maupun malam dan beliau selalu

    membatasi perutnya dari makanan. Beliau

    berkata: "bagaimana mungkin saya bisatidur, manakala saya berbaring miring ke

    kanan, maka aku melihat surga, dan jika

    berbaring kesebelah kiri aku mel ihatneraka". Beliau mengkhatamkan Al-Qur'an

    AL HABIB ABDURRAHMAN BIN MUHAMMAD AS-SEGAFF

    T ladan(738-819 H )

    (Pemimmpin Wadi A hgaff)

    Oleh: Ahmad Muqimuddin Waridin*

    Majalah Al Hikmah YamanEdisi Perdana Oktober 2013 23

    Masjid As Segaff

  • 5/24/2018 Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

    25/58

    empat kali di siang hari dan empat kali di

    malam hari. Seorang wali besar, pemimpin

    para sufi, Al-Imam Abu Bakar bin Abdullah Al-

    Adni berkata: "tidaklah diragukan lagi, bahwa

    hal ini merupakan sesuatu yang sangat

    menakjubkakn, dan inilah karunia Allah SWT

    yang disebut dengan "At-Thoy" yang diberikan

    k e p a d a p a r a w a l i - w a l i n y a d e n g a nmemudahkan lidah mereka untuk membaca

    firman-firmannya yang termaktub dalam Al-

    Qur'an dan hal ini juga terjadi pada Sayyidina

    Utsman bin Affan r.a. Banyak orang mengira,

    bahwa beliau sebuah tiang karena sekian lama

    beliau berdiri dalam shalatnya. Mengurus

    kebun kurma di kota Tarim dan kota Masileh

    tidak mengurangi kesungguhan ibadah beliau

    baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.Bahkan beliaupun tidak jarang membaca surat

    yasin disamping batang pohon kurma, bahkan

    t i d a k j a r a n g j u g a b e l i a u s a m p a i

    menghatamkannya disaat itu.

    Beliau pernah tinggal selama beberapa

    bulan di Wadi Hud bersama Syaikh Fadlol

    untuk beribadah bersama, yang sampai

    sekarang ma'badnya (tempat beliau beribadah)

    masih terjaga dengan baik tanpa berubah daribentuk aslinya. Seluruh wali pada zamannya

    mengakui derajat al wilayah al udzma padabeliau, termasuk anak-anak beliau seperti Al-

    Habib Abu Bakar As-Sakran dan Al-Habib

    Umar Al-Muhdhor, dan juga Syaikh Fadhol bin

    Ubaidillah Nazielu As-Syihr, dan Syaikhoh

    Sulthonah binti Ali Az-Zabidi. Termasuk kebiasaan beliau ketikadatang waktu sahur beliau berkeliling ke

    masjid-masjid di kota Tarim untuk bertahajjud.

    Siang dan malamnya beliau habiskan untuk

    beribadah hingga malam pengantin beliaupun

    tidak sepi dari dzikir dan tahajjud. Dan ketika

    usia bel iau lanjut tua , bel iau sela lu

    memerintahkan seseorang untuk melantunkanA l - Q u r ' a n d i s a m p i n g n y a u n u t u k

    mendengarkannya dan membaca bersama.

    Karomah-Karomah Beliau

    Mukjizat adalah perihal luar biasa yangdianugerahkan kepada para nabi dan rasul,

    sedangkan karomah adalah perihal yang ada

    diluar jangkauan manusia yang diberikan

    kepada para wali. Diantara karomah yang

    diberikan kepada Al-Habib Abdurrahman As-

    Segaff dikisahkan, bahwa setiap malam senin,

    kamis dan jum'at beliau berkumpul dengan

    Rasulalloh SAW dan para sahabatnya, sampai

    i s t r i b e l i a u p u n m e n y a k s i k a n d a n

    mendengarkan perbincangan mereka tentang

    masalah agama seraya berkata: "Sertakanlah

    aku bersama kalian!", Abu Bakar As-Shidiqpun menjawab: "Engkau sudah bersama

    kami!", ketika itu berkatalah istri beliau: "

    Alangkah senangnya hatiku kepada Abu

    Bakar". Al-Habib Muhammad bin Abu Bakar

    Ba 'alawi pernah mengatakan: "Manakala

    beliau membaiatku, maka hilang dariku cinta

    kepada dunia, dan Alloh SWT mengganti

    seluruh sifat-sifat tercela dalam diriku dengan

    sifat-sifat terpuji.Dan diceritakan pula, bahwa suatu hari

    beliau menundukan kepalanya kemudian

    kembali sadar dan berujar pada putra beliau

    Al-Habib Umar Al-Muhdhor: "Cium

    kakiku!" maka diciumlah kaki beliau oleh

    putranya, kaki beliau nampak terlihat kuning

    dan mengeluarkan bau harum, lalu beliaupun

    berkata: "Aku telah berjalan di surga!".

    Suara dzikirpun terdengar dari denyutjantung beliau, bahkan saudara beliau Al-Habib Abdulloh bin Muhammad menyaksikanseluruh tubuh beliau bercahaya dan tertulis

    pada satu baris dan padabaris kedua tertulis surat Al-Ikhlas. Cahayayang berkilau seperti cahaya matahari, dancahaya tersebut berjalan searah kemana arah

    beliau melangkah. Pernah ada sesorang

    menyaksikan jubah beliau berdiri padahaltidak ada tubuh beliau, bahkan terkadang atapdimana beliau duduk terangkat kemudiankembali lagi seperti semula. Beliau jugamengabarkan anak beliau yang akandilahirkan, laki-laki atau perempuan, beliau

    juga memetik ruthob (kurma basah) untukkeluarganya ketika musim dingin, beliau juga

    bisa merubah tanah menjadi dirham. Sayyidah Sulthonah pernah berkata:"Jika Imam Wadi Al-Ahgaff datang ketempatkami, maka rumput-rumput tumbuh seperti

    baru diguyur hujan!", dan beliaupun tidakpernah datang dari pintu, tapi datang dari ataprumah.

    Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 20131

    24

  • 5/24/2018 Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

    26/58

    Masjid Abdurrahman As-Segaff Ahmad, putra beliau pernah berkata:" Ayahku pernah berkata: Tidaklah aku bangun

    para waliya

    2.Menghilangkan sesuatu yang terlintas di hati yang berupa tipu daya setan

    3.Berprasangka baik kepada parasaalikindan saling mencintai karena Allah SWT

    4.Memperhatikan dan merenungi kandungan makna syiir-syiir yang dibaca. Serta

    5.Membulatkan niat bahwa hadhroh tersebut dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah

    SWT, para Rasulnya, dan orang-orang saleh.

    Dan tidaklah ada pada hadhroh ini hal-hal yang melampai batas, seperti memakan kaca,

    membakar diri, menusuk-nusuk badan dengan paku, berteriak dengan teriakan yang

    mengganggu orang, atau semacamnya. Mungkin, kritikan yang dilontarkan terkait hadhroh inikarena adanya beberapa alat musik di dalamnya seperti seruling, dan gendang-gendang. Dan

    begitu juga masalah tawassul, istighosah, dan sejenisnya. Namun, hal itu masih dalam ruang

    lingkup pro-kontra dari sisi pandangan ulama, dan selama hal tersebut masih demikiian adanya,

    tidak layak bagi seseorang untuk melakukan nahi-mungkar, apalagi jika hal tersebut dilakukan

    oleh para pemuka wali secara turun-menurun tanpa ada yang ingkar. Disamping itu juga, mereka

    bukan hanya sekedar ahli tasawwuf, tetapi mereka juga ahli fiqih yang mendarah daging dari

    kalangan Bani Alawiyyin, Bani Al-Khotib, Bani Bafadhol dan lain sebagainya. Inilah yang

    pernah disampaikan oleh guru besar kami Al-Habib Salim bin Abdullah As-Syatiri ketika

    ditanya penggunaan perihal seruling dan gendang saat hadhrah di masjid As-Segaff. Al-Habib

    Abu Bakar Al-Adni berkata: "Sejak abad ketujuh dan kedelapan dunia islam telah memberikan

    toleransi pada hal-hal sufisme yang memakai dzauqiyyah(perasaan hati).

    Gelar dan Hikmah Beliaulah seorang ulama yang bergelar "As-Segaff" karena sifat khumul(tidak senangketenaran), padahal kepribadian beliau melampai para wali Allah di zamannya. Seolah-olah

    beliau bersembunyi di bawah naungan atap yang dalam bahasa arab dinamakan "Al-Saqfu". Versi lain mengatakan bahwa beliau menaungi dan mengayumi para wali laksana atapmenaungi seisi rumah, dan dari situlah beliau diberi gelar As-Segaff.

    Berpulang Kerahmatulloh Masyarakat kota Tarim benar-benar sangat sedih dan menangis di hari ketika ajal beliaumulai dekat. Para kerabat mendekati beliau untuk mengarahkan wajah beliau kearah kiblat,

    maka beliau bergerak sendiri dan tidak lama kemudian beliau berpulang ke sisi Allah swt pada

    Bagian dalam masjid As Segaff

    Di masjid ini, Al-Habib Abdurrahman As-Segaff memimpin hadhroh setiap malam kamis

    dan senin yang sampai saat ini masih dilestarikan

    oleh masyarakat Tarim dan sekitarnya. Hadhrohtersebut diisi dengan lantunan ayat-ayat suci Al-

    Qur'an, tahlil, syiir-syiir tentang martabat,

    manaqib para wali kota Tarim dan lain-lainnya.

    Dalam kitab yang berjudulAl-Imam AbdurrahmanAs-Segaff, Sayyid Abu Bakar Al-Masyhur Al-Adnimengatakan, bahwa mereka telah menentukan

    syarat-syarat untuk memulai hadhrah tersebut,

    diantaranya:

    1.Berprasangka baik kepada Allah SWT dan pada

    Majalah Al Hikmah YamanEdisi Perdana Oktober 2013 25

  • 5/24/2018 Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

    27/58

    hari kamis 23 Sya'ban 819 H. Dan dimakamkan di area pemakaman ZAMBAL di kota Tarim Al-

    Ghonna pada waktu dluha hari Jum'at. Disaat pelepasan jenazah beliau putra beliau Al-Habib

    Umar Al-Muhdhor melantuntan syair pengantar: * * "Tataplah wahai semua mata !!!sungguh kasihan dirimu, janganlah kamu tidur !!! danmenagislah atas kematian seorang wali".

    * Wallahu alam *

    Sambungan Halaman 9...

    Faktor utama yang menjadikan lunturnya jiwa Islam adalah westernisasibudayayang semakin hari semakin mendarah daging di Indonesia. Jika seorang anak bisa berubah180 derajat sifatnya ke sifat orang tuanya ketika lingkungannya menjadikan dia anak yangnakal. Muslim indoneisa pun pasti bisa seperti itu. Dengan cara nasihat dan terapimeyadarkan muslimin Indonesia agar mereka kembali seperti induknya adalah salah satuupaya untuk back to Hadhramaut. Sebagaimana seorang induk harus berusaha menjadikansang anak tetap pada keinginan dan kemauan sang induk, tidak salah kalau banyak mahasiswadan pelajar Indonesia belajar di Hadhramaut supaya terbentuk karakter seperti induknya. Halitu bukan berarti pelajar Indonesia agar menjadi seperti orang Hadhramaut sepenuhnya, akan

    tetapi agar menjadi muslim seperti muslim di sana. Karena seorang anak juga tidak mestiserupa dengan orang tuanya seratus persen. Saatnya muslimin Indonesia harus mau mengaca kepada masyarakat Hadhramautdalam menjalankan syaria't Islam. Harus berani bersikap nekad untuk bisa kembali keasalnya. Kalau seorang anak bisa nekad menjadi nakal, mengapa dia tidak berani nekadmenjadi jati dirinya yang sebenarya? Dan saatnya orang-orang Indonesia juga mengaca pada Hadharamaut dalamkehidupan sosial budayanya yang selalu menjadikan Islam sebagai manifestasi hidupmereka. Berusaha menjunjung tingi nilai-nilai sopan santun dan kearfian sebagaimana yangIslam ajarkan dan mau menyadari bahwa dirinya adalah seorang muslim yang lembut dansantun, bukan seorang yang bengis dan kejam. Mau menghidupkan lagi kegiatan-kegiatanagama seperti maulid nabi, yasinan dan tahlilan dan selalu menjunjung tinggi educationbalancing antara ilmu agama dan sains yang tidak berat sebelah. Yang berkeinginanmendalami sains, hendaknya memiliki bekal benih agama yang tertanam di dalam hatinyaagar bisa menjadikan dia ilmuwan yang berkualitas, yang tidak silau akan harta, apalagisampai mau disuap ataupun korupsi. Dan yang mendalami Islam pun hendaknya mengetahui

    bagaimana pentingnya sains dan tekhnologi dan tahu apa itu urgenitas ilmu pengetahuanumum buat kehidupan sehari-hari dan kemajuan Islam.

    Wahai muslimin Indonesia, sadarlah dan kembalilah ke jati dirimu yang sebenarnya.

    Seokor rusa yang kejam pasti tahu bahwa dirinya adalah rusa, bukan harimau sang pemangsa.Apakah patut orang Islam Indonesia kalah dengan tingkah laku rusa?

    ***

    Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 20131

    26

  • 5/24/2018 Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

    28/58

    27Majalah Al Hikmah YamanEdisi Perdana Oktober 2013

    Ya sayyidi law samah, banasyty daftar dzaak, bikam si'ruh?1, suara lembut itumelantun damai dari bibir seorang wanita berjubah hitam, terdengar menyentakan perhatian paktua berjenggot putih yang sedang duduk di samping meja sambil membaca buku wirid sore hari2.Dengan berdiri sembari menenteng keranjang coklat di tangan kirinya, wanita itu mengulurkantelunjuk kanannya tertuju pada buku catatan kuliah yang berjejer di rak Toko.

    Faddholly ya 'azizaty dza bi khoms mi'ah riyal bas3. Pak Tua itupunmengambilkan buku itu dan segera menyerahkannya ke hadapan si wanita bercadar itu.

    Seketika, wanita itu segera pergi setelah membayarkan selembaran 500 Riyal Yaman daridompetnya dan mengucapkan terimakasih. Langkah kakinya perlahan tertuju untukmembukakan pintu kaca toko buku itu.

    Senja itu mentari masih menyisingkan cahaya hangatnya mengitari pusaran ramai kotaMukalla. Sebagai ibu kota provinsi Hadhramaut, Mukalla memiliki kharisma eksotika terutamadi kala senjanya. Masyarakat kota berduyun-duyun keluar dari rumahnya meramaikan jalan-

    jalanan, pertokoan, bahkan tempat arena bermain anak-anak yang tak jarang rombongan

    keluarga mendatanginya.Wanita bercadar hitam itu sebenarnya bukanlah penduduk asli bumi Hadhramaut. Akantetapi, Ia merupakan salah satu mahasiswi Indonesia. Setelah tiga tahun lamanya ia mengenyam

    bangku kuliah di Universitas Al Ahgaff, Ia seakan sudah berdarah pribumi sana. Bahasa arabnyabegitu fasih, lentur terlontar dari bibir berbalut cadarnya. Hanya kedua bola mata indahnya yangbisa mencerminkan esensi pesona cantik keindonesiaanya. Tingkah polahnya pula sudahterbiasa dengan keadaan seluk beluk kota Mukalla. kemandirian sudah mengakar dalam jatidirinya sejak menginjakan kaki di Negeri Saba'.

    Ukht Balqis Yaa Ukht Balqis, terdengar teriakan lantang laki-laki, entah dari manaasalnya. Wanita itu berbalik badan, merasa namanya ada yang memanggil. Ia menoleh-nolehkan

    pandangan dan akhirnya menemukan sumber teriakan orang yang memanggilnya itu lantasmendatanginya.

    Belum berpatah kata sedikitpun, tiba-tiba laki-laki itu mengulurkan dompet hitamkepadanya. Seketika ekspresi wanita itu kaget dan keheranan. Langsung kedua tangannyamenyibak-nyibakan keranjang coklat mencari-cari dompetnya. Anehnya, mengapa laki-laki itutahu namanya?.

    Ini dompet anda, tadi terjatuh di Toko Boko 'Am Utsman4, Si lelakipun berterusterang. aku menemukannya ketika aku ingin membeli keperluan kuliah, 'Am Utsman yangmemberitahuku kalau kamu baru saja keluar dari took. Maaf, sebelumnya aku membuka kartu

    identitasmu. Tutur lelaki itu.Iya terima kasih banyak akhiSeandainya dompet ini hilang entah bagaimana jadinya,banyak barang berharga yang aku simpan disit. Sekali lagi terima kasih akhi, ungkap Balqisbahagia, dompetnya jatuh kepada orang yang bertanggungjawab.

    Sama-sama Ukhty Balqis Memang ini sudah seharusnya yang sesuai syari'at kita,berlaku jujur dan amanah, laki-laki itu tersenyum. Perangkai santunnya mencerminkan ia

    Cerpen

    Pesona Senja BalqisOleh: Arman Malieky

  • 5/24/2018 Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

    29/58

    seorang pelajar. Namaku Salman, sama dari Indonesia, tutur terakhirnya. Senja itu awalpertemuan Balqis dengan seorang laki-laki yang ia sendiri belum mengenalnya sama sekali.Hanya tahu namanya, tanpa tahu hal selainnya.

    ***Al Ahgaff Library, papan tulisan itu jelas terpampang di atas pintu masuk perpustakaan

    kampus dengan bertuliskan pula bahasa Arab, Maktabah Al Ahgaff. Jejeran sepatu dan sandalberbaris rapi di depan pintu, sementara arah mata pengunjung pasti menuju pada papan sloganyang tergantung di ujung daun pintu, Ummatun taqro' Ummatun Tarqo5.

    Di keheningan senja itu, Balqis menyorotkan kedua matanya mengelilingi barisankitab-kitab. Satu persatu kitab ia pandangi dari nama-nama kitab berikut pengarangnya. Ia

    berdiri tepat di depan rak kumpulan kitab-kitab Hadits. Beberapa saat kemudian berpindahmenuju kumpulan Tafsir. Namun, sepertinya dia belum menemukan kitab sesuai apa yangdicarinya. Sementara suasana perpustakaan tampak tidak begitu banyak orang. Beberapa oranglelaki berpeci putih sedang duduk serius di meja berhadapan dengan kitab bacaannya. Terlihat

    pula empat wanita berjubah hitam tengah konsentrasi menatap lembaran demi lembarankitabnya di pojok kanan dan kiri perpustakaan Al Ahgaff.

    Mencari kitab apa, Ukhty?, lirih suara itu tertuju pada Balqis, seketika ia punlangsung berbalik. Dari suaranya, Balqis seakan pernah mendengarnya. Ternyata benar. Salmantengah berdiri disampingnya sembari menyunggingakan senyum.

    Eeuuumm Enda tahu nih, yang jelas aku sedang mencari bahan makalah tentangemansipasi wanita dalam pandangan Islam, jawab Balqis sekenanya, terpaksa Ia pun harus

    jujur daripada berkubang sedari tadi dalam kebingungannya. Ooohh mungkin ukhty bisa cari di kitab-kitab kontemporer di jejeran sebelah sana,

    ungkap bijak Salman sembari mengarahkan tangan kananya ke tempat yang diisaratkannya.

    Sejurus kemudian, Balqis menuju ke tempat yang disarankan Salman. Matanyalangsung tertuju pada kitab-kitab yang berbaris rapi di atas lemari panjang terpampang papan

    besar diatasnya tertulis, Al Kutub Al 'Ashriyah6. Masing-masing kitab telah dikelompokansesuai disiplin ilmu. Namun, Balqis masih saja termenung sendiri.

    BrrraaakkkTiba-tiba suara pelan buku dijatuhkan ke meja terdengar dari arah samping Balqis.

    Seketika ia langsung menengok. Ini mungkin kitab-kitab yang bisa ukhty jadikan referensi tentang Perspeksi Islam

    terhadap