Hikmah sholat

22
MAKALAH HIKMAH SHALAT, IMPLEMENTASI, DAN REALISASINYA TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER DISUSUN OLEH: 1. MOCH. AGUS RIANDYKA (13513192) 2. LIDIA ELVINA (13513198) 3. RAKA ARYA ADI P. (13513201) 4. ANDINY WIDYA UTARI (13513203) 5. FARIS RIZQI IMADUDDIN (13513207) 6. MUHAMMAD ABDURROUF (13513209) JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FALKUTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN Page 1

description

makalah agama hikmah solat

Transcript of Hikmah sholat

Page 1: Hikmah sholat

MAKALAH

HIKMAH SHALAT, IMPLEMENTASI, DAN REALISASINYA

TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER

DISUSUN OLEH:

1. MOCH. AGUS RIANDYKA (13513192)

2. LIDIA ELVINA (13513198)

3. RAKA ARYA ADI P. (13513201)

4. ANDINY WIDYA UTARI (13513203)

5. FARIS RIZQI IMADUDDIN (13513207)

6. MUHAMMAD ABDURROUF (13513209)

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FALKUTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2013/2014

Page 1

Page 2: Hikmah sholat

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan Allah SWT, karena atas berkat dan

limpahan rahmatNyalah maka kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik

dan tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul

“Hikmah Shalat, Implementasi, dan Realisasinya Terhadap Pembentukan

Karakter” yang menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita

untuk mempelajari shalat lebih mendalam mengingat manfaatnya yang sangat

besar bagi kehidupan kita di dunia maupun di akhirat.

Shalat yang merupakan salah satu dari ibadah khusus mau merupakan

salah satu kewajiban bagi setiap orang mengaku islam agamanya. Shalat

merupakan ibadah yang istimewa jika dibandingkan dengan ibadah-ibadah

lainnnya.

Dalam membuat makalah ini kami tidak menemukan kesulitan karena kami

mengerjakan secara berkelompok sehingga masalah-masalah yang terjadi dapat

ditangani bersama. Harapan kami, semoga makalah sederhana ini dapat

memberikan manfaat kepada kita semua sebagai umat Islam.

Kami selaku penulis makalah ini terlebih dahulu meminta maaf jika dalam

penulisan makalah ini terdapat kekurangan yang tidak disengaja.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi hal yang lebih baik. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

“Penulis”

Page 2

Page 3: Hikmah sholat

Daftar Isi

KATA PENGANTAR............................................................................................2

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

I.1. Latar Belakang...............................................................................................4

I.2. Tujuan............................................................................................................5

BAB II.....................................................................................................................6

PEMBAHASAN.....................................................................................................6

II.1. Pengertian Shalat..........................................................................................6

II.2. Perintah Shalat..............................................................................................7

II.3. Hikmah Shalat..............................................................................................7

BAB III..................................................................................................................14

PENUTUP.............................................................................................................14

III.1. KESIMPULAN.........................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

Page 3

Page 4: Hikmah sholat

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Shalat dalam ajaran Islam merupkan ibadah paling esensial dan prinsip

yang harus dikerjakan oleh setiap muslim. Dimana bagi setiap yang

meninggalkannya akan mendapatkan ancaman hukuman yang berat,1 sebagaimana

yang diriwayatkan Rasulullah saw.

“shalat adalah tiang agama. Maka, barang siapa mendirikannya,

sesungguhnya dia telah mendirikan agama, dan barang siapa meninggalkannya

berarti dia telah meruntuhkan agama.” (HR. Bukhari dan Muslim).2

Setiap pelaksanaan shalat tidak hanya terfokus pada persoalaan ritual

semata. Akan tetapi ada nilai-nilai dasar yang sangat positif yang melandasinya.3

Salah satu nilai-nilai positif tersebut adalah shalat sebagai benteng diri sehingga

dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Seseorang yang mengamalkan dan

memahami shalat secara baik dan benar tidak akan mejerumuskan dirinya pada

perbuatan yang bersifat mendholimi diri sendiri atau merugikan diri sendiri. Dari

nilai di atas diharapkan terbentuknya manusia yang baik, benar, dan berguna bagi

sesama umat sehingga seseorang yang berlaku baik tersebut senantiasa terjaga

dari berpikiran tentang keburukan.

Seperti telah dijelaskan oleh Allah di dalam surat Al-Ma’arij ayat 19-23,

di dalam nya terkandung makna bahwa manusia dibekali karakter positif dan

negatif. Bentuk karakter yang terkandung dalam ayat ini ialah yaitu berkeluh

kesah saat susah, kikir saat mendapat nikmat. Namun, orang yang

shalatihimdaaimun yaitu orang – orang yang melaksanakan shalat dan terus

1 Abu Bakr Jabir al-Jazairi, Ensiklopedi Muslim terjemahan Minhajul Muslim, hal. 2982 Muhyiddin Aby Zakariyya Yahya bin Syaraf al-Nawawy, disayaratkan oleh al-Syaykh Muhammad Shalih al-‘Utsaymin, Syarah al-Arba’in al Nawawiyah (dar al-‘Aqidah, al-Iskandariyyah) 2007 hal 213 Ibnu Qudamah, Minhajul Qashidin (Terjamah Kathur Suhardi), Pustaka al-Kautsar Jakarta, 1997, hal 27-31

Page 4

Page 5: Hikmah sholat

menerus mengamalkan makna shalat dalam keseharian mereka terhindar dari

karakter negatif sebagaimana penjelasan dalam ayat 21 dan 22 surat Al – Ma’arij

Oleh karena itu lah kita mengangkat tema “Hikmah sholat, implementasi, dan

realisasinya dalam pembentukan karakter”

I.2. Tujuan

1. Mengetahui dan memahami hikmah dan realisasi sholat terhadap

pembentukan karakter setiap pribadi muslim

2. Memahami nilai-nilai dasar sholat sebagai metode pembentukan

karakter

Page 5

Page 6: Hikmah sholat

BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Pengertian Shalat

Secara bahasa (etimologi/lughah) memiliki arti doa, ini berdasarkan ayat

Al-Qur’an

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk

mereka.sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. dan

Allah Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui.” (QS At-Taubah [9]: 103).

Menurut para ahli ilmu ushul fiqh, doa yang dimaksud adalah

permohonan dari yang rendah kedudukannya kepada Yang Maha Tinggi, “al-

du’a’ thalabun min al-adna ila al-a’la.”

Makna lain dari sholat secara etimologi adalah rahmat (kasih sayang), ini

berdasarkan ayat Al-Qur’an

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk

Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk nabi dan

ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab [33] : 56).

Menurut Mufassir, bersholawat itu adalah memberi nikmat; dari malaikat

berarti memintakan ampunan; dan dari orang-orang mukmin berarti berdoa

supaya diberi rahmat.

Menurut Mahmoud Syalthouth, mantan rektor Universitas Al Ahzar

Kairo, bahwa sholat merupakan ibadah fisik (‘ibadah badaniyah) yang

difardhukan Allah SWT kepada setiap orang muslim untuk didirikan dalam sehari

semalam sebanyak lima kali di waktu yang ditentukan.

Page 6

Page 7: Hikmah sholat

“Al-Sayyid Sabiq dalam kitab fiqh al-sunnah mengemukakan definisi

sholat adalah suatu ibadah yang mengandung unsur aqwal (perkataan, bacaan)

dan af’al (perbuatan) tertentu (makhshusah) yang dibuka dengan takbir

(membesarkan) kepada Allah Ta’ala serta diakhiri dengan al-salam”.4

II.2. Perintah Shalat

Secara eksplisit perintah sholat terdapat dalam banyak ayat Al-Qur’an,

seperti surah An-Nisa ayat 103 yang mengungkapkan bahwa sholat itu ditetapkan

kewajibannya dengan mengacu pada waktu-waktu tertentu.

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan sholat (kalian), ingatllah

Allah di waktu berdiri,di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila

kamu telah merasa aman, maka dirikanlah sholat itu (sebagaimana biasa).

Sesungguhnya sholat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-

orang yang beriman.” (QS. An-Nisa [4] : 103).

Dalam hadits-hadits Nabi Muhammad SAW juga kita dapatkan perintah

mendirikan shalat,

“Dari Abu Abdirrahman, yaitu Abdulllah ibn Umar ibn al-Khattab ra

berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: Islam itu dipondasi di atas

lima pilar: Persaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan

Allah, mendirikan sholat, memberikan zakat, haji ke Baitullah dan puasa

Ramadhan.”5

II.3. Hikmah Shalat

Shalat memiliki kedudukan yang istimewa dibanding ibadah-ibadah yang

lain. Apabila ibadah-ibadah yang lain dilakukan hanya di waktu tertentu, ibadah

sholat dilaksanakan setiap hari secara terus-menerus. Keistimewaan ini

4 Mahmoud Syalthouth, Al-Islam, ‘Aqidah wa Syari’ah, (Cairo: Dar al-Qalam, 1996) hal 815 H.R. Imam al-Bukhari dan Imam Muslim

Page 7

Page 8: Hikmah sholat

mengandung hikmah yang luas dan mendalam. Hal itu menunjukkan bahwa sholat

tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Berikut ini adalah

hikmah yang terkandung di dalam proses menjalankan ibadah sholat:

a. Latihan Kedisiplinan

Di dalam ibadah sholat, waktu pelaksanaannya sudah

ditentukan sehingga kita tidak boleh seenaknya mengganti,

memajukan, ataupun mengundurkan waktu pelaksanaannya,

yang mengakibatkan batalnya sholat kita. Hal ini melatih kita

untuk berdisiplin dan sekaligus membiasakan diri untuk

menghargai waktu. Dan senantiasa menjaga keteraturan iabdah

dengan sungguh-sungguh, manusia akan terlatih untuk

berdisiplin terhadap waktu. Sebagaimana masalah waktu telah

ditegaskan dalam al-Quran dengan sumpah Allah yang berkaitan

akan waktu, misalnya: ”demi waktu (ashar); demi waktu fajar;

demi waktu dhuha” dan sebagainya.

b. Latihan Kebersihan

Seperti yang telah kita ketahui syarat seseorang untuk

mendirikan sholat adalah mensucikan dirinya terlebih dahulu

dengan berwudhu atau bertayamum. Hal ini dimaksudkan bahwa

sholat hanya boleh dikerjakan oleh orang yang suci dari segala

bentuk najis dan kotoran, sehingga diharapkan setiap orang

untuk selalu berlaku bersih dan suci. Sebagaimana hadits Nabi

Muhammad saw:

“Kebersihan adalah bagian dari iman”

Dalam kitab Imam Ghazali, Ihya ‘Ulumuddin yang

menjelaskan empat macam kotoran yang harus suci dari diri

manusia sebelum menjalankan sholat:

Suci badan dan pakaian dari hadats dan najis.

Suci diri dari dosa.

Suci jiwa dari akhlaq yang buruk dan rendah (beban

batin).

Page 8

Page 9: Hikmah sholat

Suci ingatan dari hal-hal selain Allah SWT.6

Dari sini dapat kita simpulkan bahwa kebersihan ataupun

kesucian yang dimaksud bukanlah secara fisik semata melainkan

meliputi aspek non-fisik sehingga diharapkan orang terbiasa

melakukan sholat secara lahir maupun batin.

c. Latihan Kesehatan

Pelaksanaan ibadah shalat adalah dengan gerakan badan.

Adakalanya berdiri tegak, padapula saat membungkukkan

badan, kemudian sujud kebawah, setelah itu duduk, sujud lagi,

duduk, kemmudian bangkit lagi. Ini dilakukan silih berganti

sehingga secara tidak langsung merupakan suatu gerakan

“Senam” yang dilaksanakn secara tertib 5 kali dalam sehari

semalam. Efek gerakan “Senam” ini tentu saja menjadikan tubuh

lebih sehat secara fisik

Selain menyehatkan secara fisik, shalat juga dapat

menyehatkan jiwa manusia. Hal ini dikarenakan gerakan geakan

shalat seperti kontrksi otot, tekanan, dan “massage” (Tekanan)

pada bagian otot otot tertentu (Didalam bersujud, beruku dan

sebagainya) merupakan suatu proses relaksas. Pelatihan

relaksasi sendiri samapai saat ini banyak dipakai oleh para ahli

fisioterapi untuk mengurangi kecemasan. Bahkan ditemukan

bahwa aktifitas dalam shalat menghasilkan bio-energi yang

menghantarkan si pelaku dalam kondisi seimbang (equilibrium)

anara jiwa dan raga

d. Latihan Konsentrasi

Shalat melibatkan aktifitas lisan, badan dan pikiran secara

bersamaan dalam rangka menghadap Illahi. Ketika lisan

mengucapkan Allahu Akbar (Allah Maha Besar), secara serentak

tangan diangkat keatas sebagai lambang membesarkan dan

6 Ust. Labib MZ dan Ust. Moh. Ridho’i, Kuliyah Ibadah di injau Dari Segi Hukum dan Hikmah (Tiga Dua, Surabaya) 2000. Hal. 356-360

Page 9

Page 10: Hikmah sholat

memulaikan, dan bersamaan dengan itu pula didalam pikiran

diniatkan akan shalat. Pada saat itu, semua hubungan diputuskan

dalam dengan dunia luar. Semua hal dipandang tidak ada,

kecuali hanyalah Allah SWT yang sedang disembah pemusatan

seperti ini, yang dikerjakan secara rutin sehari lima kali, melatih

kemampuan berkonsentrasi pada manussia, yang semakin lama

semakin meningkat.

Konsentrasi yang dalam, didalam bahasa Arab disebut

Khusyu’ dituntut untuk dapat dialakukan oleh pelaku

kekhusyukan ini sering disamakan dengan proses meditasi.

Meditasi yang sering dilakukan oleh manusia dipercaya dapat

meningkatkan kemampuan konsentrasi dan mengurangi

kecemasan.

Dengan didasari kemampuan konsentrasi yang baik,

manusia akan lebih tenang tidak mudah cemas dan gelisah, dan

tidak emosional. Hal ini penting sekali disaat manusia

menghadapi kesulitan. Dengan ketenangan yang dimiliki,

seberapapun besarnya kesukaran, manusia akan lebih tenang

menghadapinya, sehingga penyelesainnya pun akan lebih

mudah.

e. Latihan Sugesti Kebaikan

Bacaan-bacaan dalam shalat adalah kata-kata baik yang

banyak mengandung pujian sekaligus do’a kepada Allah SWT.

Memuji Allah SWT artinya mengakui kelemahan kita sebagai

manusia sehingga melatih kita untuk senantiasa menjadi orang

yang rendah hati, tidak sombong, apalagi takabur. Berdoa selain

bermakna nilai kerendahan hati sekaligus juga dapat

menumbuhkan sikap optimis dalam kehidupan. Ditinjau dari

teori hipnosis yang menjadi landasan dari salah satu teknik

kejiwaan, pengucapan kalimat-kalimat positif (bacaan shalat)

merupakan suatu proses autosugesti, yang membuat si pelaku

Page 10

Page 11: Hikmah sholat

selalu berusaha mewujudkan apa yang telah diucapkan tersebut

dalam kehidupan sehari-hari.

f. Latihan kebersamaan

Dalam mengerjakan shalat sangat disarankan untuk

melakukannya secara berjamaah (bersama orang lain). Dari sisi

pahala, berdasarkan hadist jauh lebih besar bila dibandingkan

dengan shalat sendiri-sendiri. Dari sisi psikologis, shalat

berjamaah bisa memberikan aspek terapi yang sangat hebat

manfaatnya, baik bersifat prefentif maupun kurantif. Dengan

shalat berjamaah, seseorang dapat menghindarkan diri dari

gangguan kejiwaan seperti gejala keterasingan diri. Dengan

shalat berjamah, seseorang akan berasa adanya kebersamaan

dalam hal nasib, kedudukan, suka dan duka. Tidak ada lagi

perbedaan antar individu berdasarkan pangkat, kedudukan,

jabatan, dan lain-lain didalam pelaksanaan shalat berjamaah.

Semua manusia sama derajatnya dihadapan Allah SWT. Dengan

demikian, tidak ada jarak sosial yang membentang diantara

masing-masing muslim sehingga kesenjangan sosial pun dapat

dihindari.

g. Manusia yang seimbang

Seorang muslim dianjurkan untuk senantiasa seimbang

dalam kondisi apapun, ia senantiasa berada di tengah-tengah,

misalnya antara kikir dan boros antara dunia dan akherat antara

benci dan cinta dan sebagainya. Sehingga tidak boleh terlalu

boros atau terlalu kikir, selalu cinta pada dunia atau sebaliknya

terlalu benci terhadap dunia, demikian pula kita tidak boleh

terlalu benci atau terlalu cinta terhadap seseorang. Umat islam

senantiasa ada di tengah-tengah, dalam bahasa jawa ada istilah

“sak madyo”. Misalnya dalam sebuah hadist, “bekerjalah kamu

untuk urusan dunia seolah olah kamu akan hidup selamanya

tetapi beribadalah kamu seolah olah kamu akan mati besok”.

Page 11

Page 12: Hikmah sholat

Dalam Al-Qur’an surah Al Qashash/28: 77: “dan carilah

apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan

negeri akherat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu

dari(kenikmatan) duniawi...”.

Shalat dijalankan selama satu hari semalam dan telah

diatur sedemikan rupa oleh Islam. Hal ini mengisyaratkan akan

adanya keseimbangan dalam hidup kita, yakni tidak hanya

pemikiran urusan dunia saja. Pagi-pagi sudah diawali dengan

shalat subuh, kemudian kita bekerja di tengah hari berhenti

sejenak untuk istirahat (ishoma= istirahat,shalat, dan makan)

yaitu shalat dzuhur, kemudian diselingi shalat ashar dan malam

hari shalat magrib dan isya. Keseimbangan ini sangat penting

untuk seseorang untuk mendukung kesehatan mental seseorang,

karena banyak sekali mereka yang mengalami gangguan jiwa

yang berkaitan dengan masalah kerja ini. Ada yang kecanduan

kerja (workaholic), ada yang mengalami sindroma hari libur

(holiday syndrom), dan tidak jarang yang masuk rumah sakit

jiwa, dan, ketergantungan obat atau bahkan berakhir dengan

bunuh diri.

h. Sebagai Implementasi Rasa Syukur

Shalat adalah ibadah yang membentuk rasa keagamaan

yang tinggi. Hal ini tidak terlepas dari fadhu Allah yang berupa

hidayah ila shirathil mustaqim. Maka, semakin khusyuk shalat

seseorang, justru akan semakin menambah ketekunan serta

ketundukan dan keseriusannya dalam beribadah. Sebab, pada

kondisi ini, bukan kewajiban yang sekadar ia tunaikan, akan

tetapi, ia benar-benar hanya mengharapkan rida-Nya. Maka

dalam hal ini, semakin banyak nilai kunitatif ibadah yang ia

lakukan, serta semakin bertambah nilai kualitatif ibadah yang ia

peroleh, ia justru akan semakin bersyukur yang diwujudkan pada

peningkatan ibadah itu sendiri.

Page 12

Page 13: Hikmah sholat

Religiositas seperti ini berimplikasi sangat luas dalam dimensi kehidupan

manusia. Hal ini disebabkan karena ketenangan jiwa yang diperoleh dari

intensinya “berkomunikasi” dengan Allah SWT (QS. Ar-Ra’d [13]: 28). Maka

orang yang shalatlah patuh akan memiliki jiwa yang lebih seimbang, penuh

harapan (raja’), namun tidak kehilangan kesadaran iri atau sombong, karena ia

“tidak berkeluh kesah ketika ditimpa kemalangan, dan tidak menjadi kikir jika

sedang mengalami keberuntungan.” (QS. Ma’arij [70]: 19-23).

Shalat sebagai satu dari kesatuan sistem ibadah dengan yang lain seperti

puasa, haji, dan lain-lainnya, memiliki implikasi yang sangat kuat sekali dengan

keteguhan jiwa dan ketabahan hati dalam menempuh hidup, karena ada harapan

terhadap Tuhan.

Maka, ibadah sebagai pernyataan perjalanan seluruh hidup seseorang

menuju Tuhan, jika dilakukan dengan penuh kesadaran dan konsistensi

(istiqamah), akan membuat hidup tata-titi-tentrem, kertaharja. (QS. Al-Jin [72]:

16), karena rasa aman berdasarkan iman. Sebab ibadah, termasuk shalat adalah

pelembagaan (institusionalized) dari iman itu sendiri. Perolehan kesempurnaan

sikap inilah (lahir dan batin, jaminan keamanan dan keselamatan dunia akhirat)

yang harus selalu disyukuri dengan peningkatan ibadah setiap saat.

Page 13

Page 14: Hikmah sholat

BAB III

PENUTUP

III.1. KESIMPULAN

1. Berbagai aspek kehidupan yang bisa terwakilkan dalam ibadah sholat

yang dapat mendorong akhlaq manusia menjadi lebih baik.

2. Ibadah sholat dapat mencegah diri dari perbuatan keji dan mungkar,

namun ketika manusia masih berbuat keji dan mungkar dan tetap

melakukan sholat mengakibatkan bertambahnya akhlaq yang tidak

terpuji atau bertambahnya perbuatan keji dan mungkar tersebut.

Page 14

Page 15: Hikmah sholat

DAFTAR PUSTAKA

1. Tim DPPAI. 2013. Islamadina. Yogyakarta: DPPAI UII

2. Tim DPPAI. 2013. Pilar Substansial Islam. Yogyakarta: DPPAI UII

3. Labib MZ dan Moh. Ridho’i. 2000. Kuliyah Ibadah di injau Dari Segi

Hukum dan Hikmah. Surabaya: Tiga Dua

4. Susetya, Wawan. 2007. Sebuah Kerinduan Salat Khusyuk.

Yogyakarta: Tugu Publisher

5. Nurcholish, Madjid. 2001. 30 Sajian Ruhani. Bandung: Mizan

6. Sholikhin, KH. Muhammad. 2011. The Miracle of Shalat. Jakarta:

Erlangga

Page 15