Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

115
Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 1 BAB I Prinsip Dan Faidah Penting Dari Nasehat Ulama Pada risalah “Nasehat-Nasehat Para ‘Ulama Umat Dalam Menghadapi Terpaan Fitnah” (lihat di Bab II, Silsilah Nasehat Syaikh Al -Wushabi hafizhahullah) terkandung banyak sekali pelajaran penting yang sangat berharga. Maka berikut kami berupaya membantu para pembaca sekalian untuk menggali mutiara faidah nan mahal dari risalah mulia tersebut. Prinsip-Prinsip, Kaidah-Kaidah, dan Faedah-Faedah Penting yang dipetik dari Risalah “Nasehat-Nasehat Para ‘Ulama Umatkarya Syaikhuna Al-’Allamah Muhammad bin ‘Abdil Wahhab Al-Wushabi - hafizhahullah-: ( Juz Pertama ) : Pembersihan ‘Ulama Umat Atas Tuduhan Terhadap Asy-Syaikh ‘Abdurrahman Al-’Adani Disusun oleh: ‘Ubaidullah As-Salafi * * * MUQADDIMAH Alhamdulillah. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah. Amma ba’du, Allah telah memberikan taufik kepada Syaikhuna (syaikh kami) Al-’Allamah Muhammad bin ‘Abdil Wahhab Al-Wushabi - semoga Allah menjaga, memelihara, dan meluruskan langkahnya - untuk mengeluarkan risalah yang penuh berakah ini, yang diberi judul dengan: Nasehat-Nasehat Para ‘Ulama Umat Dalam Menghadapi Terpaan Fitnah (Temukan rekaman tulisan aslinya di http://www.olamayemen.com/book/visit.php?id=52) Dalam risalah ini, beliau mengumpulkan nasehat-nasehat beliau sendiri dan nasehat- nasehat saudara-saudara beliau dari kalangan para ‘ulama, yang terdepan adalah para Aimmatul ‘Ashr (para imam masa sekarang ) : Al-Imam Al-’Allamah ‘Abdul ‘Aziz bin Baz, Al-Faqih Al-’Allamah Asy-Syaikh Muhammad bin Shali Al-’Utsaimin, dan ‘Allamatul Yaman Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i - semoga Allah

description

ditulis oleh para murid dariDammaj itu ternyata banyak dihiasi ucapan kotor, maki-makian, ancaman, sampailahistilah mampus, rangkaian nama binatang, khimar, tikus, siput, anjing, lalat, gelaranburuk, pengecut, tolol, bid’ah, sesat, sampai mengacu ancaman fisik, gulat, aperkat,sikat, penjara, dst. Tak pelak sejurus kita terhenyak, apa gerangan yang sedang terjadi? Lambat laun, para pembaca akan memaklumi, memang itulah gambaran akhlaq dansifat dari para penulis itu. Namun di sisi lain seakan tak percaya, demikiankah akhlaqpara penuntut ilmu? Demikiankah akhlaq seorang yang belajar pada seorang syaikh?Inilah fakta yang tidak bisa dipungkiri. Akibat tindakan sang syaikh yangmendidik para muridnya dengan cara demikian, maka muridnya pun bahkan lebih,seperti pepatah yang terkenal, “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari.”cPara Pembaca sekalian, saudara-saudaraku segenap salafiyyin…Alhamdulillah, disana para ‘ulama kibar dakwah Salafiyyah. Di tengah-tengahkita juga banyak asatidzah, para guru Dienul Islam dan pembimbing kita. Seorangyang cinta dengan ilmu, mau mendengar arahan dan nasehat para ‘ulama Kibar, tidakakan terombang-ambing di tengah terpaan badai fitnah yang dahsyat ini.Alhamdulillah, beberapa waktu lalu telah hadir di dunia maya satu situs yangtampil dengan penuh kemantapan, diiringi dengan hikmah dan kearifan. Yaitu situsDammaj Al-Habibah yang beralamatkan http://dammajhabibah.wordpress.comsitus ini sarat dengan tulisan ilmiah nan santun, yang cukup memberikan pencerahankepada Salafiyyin yang dilanda terpaan fitnah. Cukup tuntas menjelaskan dudukperkara masalah fitnah Yaman ini. Tanpa memakai kata-kata yang beraroma emosimeledak-ledak, dilengkapi dengan bukti audio suara asli, rujukan yang jelas, yangkesemuanya bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pantas menjadi rujukan.Harap-harap cemas, semoga menjadi jelas. Gundah dan resah, semoga hatimerekah dan semangat bertambah. Lambat namun pasti, semoga badai segera pergi.Lantunan indah kalam Ilahi, dipandu nasihat Ulama Rabbani, hadir di depan paraSunni Salafi. Semoga mendapatkan manfaat yang berlipat kali.Untuk semakin menyampaikan dan meratakan manfaat, Dammaj Al-Habibahyang telah tampil manis di dunia maya, kini kami upayakan untuk bisa hadir di dunianyata langsung di depan mata dan dalam jangkauan tangan para salafiyyin sekalian.Yaitu kami hadirkan kepada antum sekalian dalam bentuk buku sebagaimanasekarang telah ada di tangan antum.Mudah-mudahan Allah Ta’ala senantiasa menjaga diri kita semuanya,menjauhkan kaum muslimin dari segenap fitnah dan mengembalikan persatuanmereka di atas Al Qur’an dan As Sunnah, dengan pemahaman Salaful Ummah. Amin.(Abu Abdillah)Bumi Allah, 25 Maret 2009 / 28 Rabi’ul Awwal 1430 H

Transcript of Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Page 1: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 1

BAB IPrinsip Dan Faidah Penting

Dari Nasehat ‘Ulama

Pada risalah “Nasehat-Nasehat Para ‘Ulama Umat Dalam Menghadapi TerpaanFitnah” (lihat di Bab II, Silsilah Nasehat Syaikh Al-Wushabi hafizhahullah)terkandung banyak sekali pelajaran penting yang sangat berharga. Maka berikut kamiberupaya membantu para pembaca sekalian untuk menggali mutiara faidah nan mahaldari risalah mulia tersebut.

Prinsip-Prinsip, Kaidah-Kaidah, dan Faedah-Faedah Penting

yang dipetik dari Risalah “Nasehat-Nasehat Para ‘Ulama Umat”karya Syaikhuna Al-’Allamah Muhammad bin ‘Abdil Wahhab Al-Wushabi -

hafizhahullah-:

( Juz Pertama ) :

Pembersihan ‘Ulama UmatAtas Tuduhan Terhadap Asy-Syaikh ‘Abdurrahman Al-’Adani

Disusun oleh:‘Ubaidullah As-Salafi

* * *

MUQADDIMAH

Alhamdulillah. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah.

Amma ba’du,Allah telah memberikan taufik kepada Syaikhuna (syaikh kami) Al-’AllamahMuhammad bin ‘Abdil Wahhab Al-Wushabi - semoga Allah menjaga, memelihara,dan meluruskan langkahnya - untuk mengeluarkan risalah yang penuh berakah ini,yang diberi judul dengan:

Nasehat-Nasehat Para ‘Ulama UmatDalam Menghadapi Terpaan Fitnah(Temukan rekaman tulisan aslinya di

http://www.olamayemen.com/book/visit.php?id=52)

Dalam risalah ini, beliau mengumpulkan nasehat-nasehat beliau sendiri dan nasehat-nasehat saudara-saudara beliau dari kalangan para ‘ulama, yang terdepan adalah paraAimmatul ‘Ashr (para imam masa sekarang ) : Al-Imam Al-’Allamah ‘Abdul ‘Azizbin Baz, Al-Faqih Al-’Allamah Asy-Syaikh Muhammad bin Shali Al-’Utsaimin,dan ‘Allamatul Yaman Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i - semoga Allah

Page 2: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 2

merahmati mereka - serta Al-’Alamah Al-Mujahid Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali - hafizhahullah -. Nasehat dan arahan para ‘ulama tersebut yang berkaitandengan fitnah yang sedang terjadi -secara khusus- dan fitnah secara umum.

Ketika saya membaca tulisan ini, saya mendapatkan beberapa hal (penting) berikutini:

1. Kesepakatan para ‘ulama umat atas bersihnya Asy-Syaikh ‘Abdurrahman Al-’Adani dari berbagai tuduhan yang dilemparkan oleh para seterunya.

Sebenarnya permasalahan ini telah diketahui oleh saya sendiri dan oleh orangselainku. Hanya saja Asy-Syaikh Al-Wushabi - hafizhahullah - telah mengumpulkandalam tulisan ini ucapan para ulama yang terpisah-pisah yang menunjukkan secarajelas atas pembersihan para masyaikh untuk Asy-Syaikh ‘Abdurrahman -hafizhahullah -.

Semoga dengan tulisan ini akan menjadi yakin setiap orang yang masih ragu akanbersihnya Asy-Syaikh ‘Abdurrahman bin Mar’i dari apa yang dituduhkan kepadabeliau oleh para seterunya, dan bahwasanya para masyaikh yang memahami masalahini membersihkan beliau (dari berbagai tuduhan/tahdzir tersebut).

Inilah keyakinan kami terhadap saudara-saudara kami yang baik, yang kebaikanmereka hendak dikaburkan oleh para muta'ashshibin.

Adapun para muta’ashshibin tersebut, maka tidak ada jalan/cara bagi kami (untukmemberi nasehat) kepada mereka, karena mereka berjalan di atas kaidah :( : artinya ( عنز ولو طارت “Pokoknya Kambing, walaupun (ternyata bisa) terbang.” !!!

Demikianlah, dan saya menjadikan tulisan ini menjadi beberapa bagian agar mudahmembacanya.

2. Saya mendapati dalam risalah ini banyak sekali prinsip-prinsip, kaidah-kaidah, dan faidah-faidah penting yang dakwah mubarakah ini beserta parapengampunya berjalan di atasnya. Karena kebutuhan yang sangat mendesak danumat harus mengetahuinya, terkhusus salafiyyun, maka saya memandang perlu untuksaya menyarikan secara ringkas berbagai kaidah, prinsip, dan faidah yang terpencar-pencar dalam risalah ini. Mungkin ada sebagian orang yang tidak sempat membacarisalah ini karena kesibukannya, atau terasa berat untuk membacanya bagi orang yangmalas, atau mungkin ada yang tidak bisa memahaminya dengan baik bagi orang yangkurang pemahamannya.

Demikianlah, kemudian untuk memudahkan dalam membacanya, saya membagirisalah ini dalam beberapa bagian “

Pertama : Pembersihan para ‘ulama umat atas tuduhan yang dilemparkan kepadaAsy-Syaikh ‘Abdurrahman Al-’Adani (temukan di Bab II, Upaya Para Ulama TerkaitFitnah Yaman)

Kedua : Penjelasan-penjelasan tentang Fitnah

Page 3: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 3

Ketiga : Fiqh Muamalah ketika Terjadi Fitnah

Keempat : Sebagian Prinsip-Prinsip Ahlus Sunnah

Kelima : Prinsip-Prinsip dan Aturan-aturan dalam Al-Jarh wa Ta’dil

Keenam : Adab-Adab dan Hukum-Hukum dalam Ukhuwwah

Ketujuh : Kaidah-Kaidah dan Faidah-Faidah seputar thalabul ‘ilmi dan berinteraksidengan para ‘ulama

Pada setiap bagian, saya meletakkan bab-bab khusus untuk setiap ucapan para ‘ulama,(dengan pemberian judul bab) yang sesuai dan disimpulkan dari makna ucapanmereka.

Dalam menukilkan ucapan para ulama, saya berkomitmen (di atas metode) berikut :

1. Menukilkan ucapan dengan tidak melakukan pemotongan, tidak pulamemberikan catatan kaki yang membosankan.

2. Dalam menukilkan ucapan para ‘ulama saya mencukupkan dengan (yangterdapat dalam) risalah Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab Al-Wushabi - hafizhahullah -

Saya memohon kepada Allah agar Allah memberikan manfaat kepada kaum muslimindengan ilmuku, dan semoga Dia menjadikannya sebagai amalan yang ikhlashmengharap Wajah-Nya yang Mulia.

* * *

PERTAMA :

I. 1. Pembersihan Para ‘Ulama Umat Atas Tuduhan YangDilemparkan Kepada Asy-Syaikh ‘Abdurrahman Al-’Adani

Pernyataan Para Masyaikh dalam Kesepakatan Ma’bar

بسم اهللا الرحمن الرحیمالحمد هللا رب العالمین وصلى اهللا على محمد وعلى آلھ وسلم

Amma ba’d:

Sesungguhnya kami telah bertemu dengan Asy-Syaikh ‘Abdurrahman Al-’Adani dikota Ma’bar. Kami berbicara bersama beliau dalam perkara yang dituduhkankepadanya oleh Asy-Syaikh Yahya bin ‘Ali Al-Hajuri, yaitu melakukan pengkotak-kotakan di antara para thalabatul ‘ilmi (penuntut ilmu) di sekitarnya. Lalu kami dapatidari beliau jawaban yang membuat dada menjadi lapang, dan memberi kesimpulanbahwa beliau tetap berjalan bersama saudara-saudaranya dari kalangan paramasyaikh Ahlus Sunnah, dakwahnya adalah dakwah mereka, apa saja yang

Page 4: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 4

dipandang oleh Ahlus Sunnah maka ucapan beliau adalah bagian dari ucapan mereka.Tidaklah apa yang terjadi berupa tuduhan dari Asy-Syaikh Yahya (bahwa Asy-Syaikh‘Abdurrahman adalah hizbi) adalah sebagai sebab untuk melakukan perpecahan ditengah-tengah dakwah. [1])

Pernyataan Para Masyaikh dalam Kesepakatan Al-Hudaidah

Para ulama - hafizhahumullah - berkata : “… melihat kepada munculnya peristiwa-peristiwa baru dalam fitnah ini, setelah keluarnya kesepakatan yang baru sajadisebutkan, maka para masyaikh berupaya menghentikan hal-hal yang baru munculdari kedua belah pihak. Allah telah memudahkan kepada para masyaikh Ahlus Sunahuntuk berjumpa dengan Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali, yaitu pada musimhaji tahun 1428 H (atau sekitar 11 Desember 2007, red). Ziarah tersebut ke kediamanbeliau. Dalam kesempatan tersebut terjadi pembahasan masalah-masalah ilmiyyahdan dakwah. Hingga kemudian diajukan permasalahan Asy-Syaikh Yahya dan Asy-Syaikh ‘Abdurrahman. Pertemuan ini dihadiri oleh sejumlah masyaikh yang baru sajadisebutkan, yaitu : Muhammad bin Shalih As-Shaumali, Yahya bin ‘Ali Al-Hajuri, ‘Abdullah bin ‘Utsman Adz-Dzamari, Muhammad bin ‘Abdillah Al-Imam, dan Abdul ‘Aziz Al-Bura’i.

Dari pertemuan itu dihasilkan kebaikan yang membuat hati para Ahlus Sunnahmenjadi lapang dan mata mereka menjadi sejuk karenanya. Kesimpulan dari hasilpertemuan setelah adanya munaqasyah adalah : Bahwasanya Asy-Syaikh Yahya bin‘Ali Al-Hajuri berhenti dari mencela Asy-Syaikh ‘Abdurrahman, dan Asy-Syaikh Yahya Al-Hajuri menyetujuinya. [2])

Ucapan Asy-Syaikh Al-Mujahid Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali -hafizhahullah - dalam Nasehat Emas beliau (17 - 4 - 1429 H)

Beliau (Asy-Syaikh Rabi’ - hafizhahullah) berkata :

” … dan Asy-Syaikh ‘Abdurrahman juga termasuk orang-orang yang utama danberada atas front (dakwah) yang sangat agung. Dakwah salafiyyah butuh kepadajumlah yang sangat banyak dari kalangan orang yang seperti ini. Butuh kepadama’had-ma’had, sarana-sarana dakwah, para da’i, dan seterusnya. Yamanpenduduknya lebih dari dua puluh juta jiwa, sehingga - demi Allah, mereka sangatbutuh kepada da’i yang jumlahnya ratusan, bahkan ribuan. Barakallahu fikum. [3])

Beliau juga berkata :

” … aku menasihati kalian agar bertaqwa kepada Allah dan bersungguh-sungguhuntuk memadamkan fitnah ini :

Pertama : dengan tidak turut campur berbicara tentangnya.

Kedua : Pihak yang memiliki akal yang jernih dan pandangan-pandangan yang bagus,hendaklah ia menunjukkan dengan pandangannya untuk memadamkan fitnah dengancara diam, barakallahfikum, dan mewujudkan poin-poin yang kita minta dari saudara-saudara kami di Yaman.

Page 5: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 5

Pertama: diam, tidak boleh ada seorang pun membicarakan saudaranya, karenamereka bukan ahlul bid’ah. Demi Allah, seandainya salah satu dari kedua pihakadalah adalah mubtadi’ maka pasti kami akan meninggikan suara kami untukmen-tahdzir-nya, dan kami akan menjelaskan kebid’ahannya. Akan tetapi tidakada di antara mereka yang mubtadi’, tidak ada di antara mereka yang mengajakkepada bid’ah, tidak ada pada mereka sedikit pun (dari bid’ah).

Pada mereka ada kepentingan-kepentingan pribadi, demi Allah, yang dikobarkan-sebagaimana telah aku katakan- oleh para penyusup dari pihak sini dan sanameskipun jumlah mereka sedikit. Barakallahufikum, mereka semua adalah salafiyyun,mereka semua adalah orang-orang yang utama, mereka semua adalah - insya Allah -para mujahid, barakallahufikum.” [4])

Beliau juga berkata juga :

” … sekarang pusatkan target, kesibukan, dan tujuan kalian adalah memadamkanfitnah ini, itu saja. Ucapan tercampur aduk, oleh karena itu janganlah kalian berbicara- barakallahu fikum- jangan ta’ashshub (fanatik) terhadap pihak ini dan jangan pulaterhadap pihak yang itu. Mereka semua adalah bersaudara, berada di atas aqidah yangsatu, di atas manhaj yang satu, segala puji bagi Allah. Mereka juga memiliki peranyang besar, segala puji bagi Allah, dalam membela dan menyebarkan dakwah ini.Semoga Allah memberikan taufik-Nya kepada semua pihak.” [5])

Nasehat Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam hafizhahullah

Beliau - hafizhahullah- berkata :

“Sungguh aku adalah pemberi nasehat, sungguh aku adalah pemberi nasehat, sungguhaku adalah pemberi nasehat untuk saudara-saudaraku yang tergesa-gesa dalammasalah ini dan tidak mendapatkan karunia ketepatan bersikap dan mau menerimaarahan para ulama. Sungguh aku pemberi nasehat bagi mereka : hendaklah merekameninjau kembali cara pandang mereka dalam masalah ini. Aku tidaklahmemandang mereka sebagai pihak yang benar dalam masalah hajr (pengucilan),tahzib (vonis hizbi), celaan sebagian terhadap yang lain, serta saling memutushubungan dan membelakangi. Aku tidaklah memandang ini kecuali sebagaihukuman akibat sikap tidak mau menerima perkataan para ulama. [6])

Nasehat Asy-Syaikh ‘Abdul Aziz Al-Bura’i hafizhullah

Ketika beliau ditanya : Apakah yang sekarang terjadi antara Asy-Syaikh Yahya Al-Hajuri dengan Asy-Syaikh ‘Abdurrahman bin Mar’i dan Asy-Syaikh ‘Abdullah binMar’i, demikian pula dengan Asy-Syaikh Salim Ba Muhriz, merupakan bentuk fitnahyang Anda menasehatkan untuk menghindarinya secara keseluruhannya, ataukahmerupakan penjelasan terhadap kebenaran, dan pembelaan terhadap manhaj salafiyang benar?

Beliau - hafizhahullah- menjawab :

“Tidak mungkin akan ada di sana sebuah kenyataan yang terjadi pada seseorang yangmenunjukkan penyimpangannya dari Sunnah, kemudian ternyata Ahlus Sunnah masih

Page 6: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 6

tetap mengatakan “orang ini adalah saudara kita”!!! Amat disayangkan, amatdisayangkan cara pandang (penilaian) seperti terhadap Ahlus Sunnah ini, yaituberprasangka terhadap Ahlus Sunnah dengan prasangka demikian. Yang benar,barakallahu fikum, harus ada ketaqwaan kepada Allah, muraqabah (merasasenantiasa diawasi oleh Allah) dalam memberikan penilaian terhadap para masyaikhAhlus Sunnah. [7])

Beliau juga berkata :

“Di sisi lain, tidak ada seorang pun yang bisa dipercaya (dalam masalah ini). Kamimendengar tuduhan hizbiyyah terhadap Asy-Syaikh ‘Abdurrahmân dan yang bersamabeliau. Namun mana buktinya??” [8])

Nasehat Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Ash-Shaumali -hafizhahullah -

Yaitu ketika beliau menjawab pertanyaan para pemuda dari Hadhramaut Ad-Dakhil,yaitu pada 16 / 5 / 1429 H (atau sekitar 22 Mei 2008, red).

Pertanyaan : Wahai Syaikh, para pemuda di Hadhramaut Al-Dakhil mengikutipendapat Asy-Syaikh Yahya Al-Hajuri dalam permasalahan Asy-Syaikh‘Abdurrahman Al-’Adani?

Asy-Syaikh Ash-Shaumali menjawab : “Hendaklah mereka dinasehati, hendaklahmereka dinasehati.” [9])

Dalam majelis yang lain, yaitu pada tanggal 12 Sya’ban 1429 H (atau sekitar 15Agustus 2008, red) lalu beliau ditanya, bahwa ada seorang thalibul ilmi yangmemihak kepada Asy-Syaikh Yahya dalam vonisnya terhadap Asy-Syaikh‘Abdurrahman, dan dia berupaya menyebarkan hal tersebut dan sebaliknyamenghalangi disebarkannya nasehat dan penjelasan para ‘ulama, dia juga mencegahpenempelan selebaran-selebaran, tulisan-tulisan, dan pengumuman-pengumuman daripara syaikh. Bagaimanakah perlakukan kami terhadapnya?

Beliau menjawab : “Duduklah kalian dengannya dan nasehatilah dia.” [10])

Nasehat Asy-Syaikh ‘Abdul Mushawwir Al-Ba’dani -hafizhahullah -

Ketika beliau ditanya di kota Jeddah pada bulan Ramadhan yang penuh berkah tahun1429 H (atau sekitar bulan September 2008, red) lalu tentang fitnah yang terjadi diYaman. Kemudian beliau menjawab sebagai berikut:

Page 7: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 7

“Alhamdulillah, kami telah melakukan ijtima’ (pertemuan) dengan para masyâikh,dan sikap kami satu, yaitu bahwa Asy-Syaikh ‘Abdurrahman Al-’Adani bukanhizbi.”

Semoga Allah senantiasa mencurahkan shalawat dan salam kepada Nabi kitaMuhammad, keluarga, dan para shahabatnya. [11])

* * *

Saya (’Ubaidullah As-Salafi) katakan :

Dari penukilan perkataan para ‘ulama yang penuh berkah di atas, tampak bagi kitadua perkara:

Pertama : Para masyaikh benar-benar mengetahui permasalahan ini (fitnah yangterjadi antara Asy-Syaikh ‘Abdurrahman dan Asy-Syaikh Yahya Al-Hajuri) danmengikutinya. Kesimpulan ini sangat tampak dari perkataan dan sikap mereka dalammenyikapi permasalahan. Berdasar hal ini hendaklah tidak ada seorang pun yangmasih mengatakan “kami lebih mengetahui permasalahan daripada para masyaikh”atau “jarh (celaan) kami terperinci” atau pernyataan yang lain !!!

Kedua : Secara tegas para masyaikh membersihkan Asy-Syaikh ‘Abdurrahman darisegala yang dituduhkan kepadanya oleh lawannya. Berdasar hal ini hendaknya tidakada seorang pun yang masih mengatakan “ucapan para masyaikh itu hanya secarazhahir, adapun secara batinnya maka mereka memiliki perkataan yang berbeda!!!”Karena pernyataan seperti ini adalah celaan terhadap masyaikh bahwasanya merekaadalah orang-orang yang bermuka dua. Yang demikian ini adalah perkara yang tidakboleh untuk kita meyakininya tentang mereka!!!!!

Selesai bagian pertama dan akan bersambung pada bagian kedua dengan kehendakAllah

[1] Nasha-ih ‘ulama’il ummah fi al-fitan al-mudlahimmah, hal. 4.

[2] Ibid hal. 7

[3] Ibid hal. 63

[4] Ibid hal. 69

[5] Ibid hal. 71

[6] Ibid hal. 79

[7] Ibid hal. 83

[8] Ibid hal. 119

[9] Ibid hal. 92

Page 8: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 8

[10] Ibid hal. 93

[11] Ibid hal. 94

(Dikutip dari http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/03/16/prinsip-dan-faidah-penting-dari-nasehat-ulama-1/. Diterjemahkan dari tulisan al Ustadz‘Ubaidullah as Salafi, tulisan pada Juz Pertama yang dimuat dihttp://wahyain.com/forums/showthread.php?t=408)

* * *

I. 2. Hikmah Di Balik Munculnya Fitnah

Berikut penjelasan-penjelasan para ‘ulama tentang fitnah ini.

Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab Al-Wushabi - hafizhahullah –(dalam nasihatnya juz kedua) berkata :

‘Amma ba’d :

Sesungguhnya Allah ‘Azza Wa Jalla menguji hamba-hamba-Nya dengan perkarayang Dia kehendaki berupa berbagai bentuk ujian, sebagai cobaan dan seleksi bagimereka. Allah Ta’ala berfirman :

)35] (/35]

“Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Danhanya kepada Kami-lah kalian dikembalikan. (QS. Al-Anbiya’: 35)

Juga sebagaimana yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala firmankan:

)1 ()2 ()3] (/1-3]

“Alif Laam Miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan begitu (saja)mengatakan : ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? SesungguhnyaKami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allahmengetahui orang-orang yang benar / jujur dan sesungguhnya Dia mengetahuiorang-orang yang dusta.” (QS. Al-’Ankabut : 1-3)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menerangkan bahwa ketentuan-Nya atas parahamba-Nya adalah Dia menguji mereka dengan kebaikan (kesenangan) dankeburukan (kesulitan), kekayaan dan kemiskinan, kesusahan dan kemudahan,kemuliaan (kejayaan) dan kehinaan, kehidupan dan kematian. Sehingga akanteranglah siapa yang terseret (terbawa) ketika munculnya (gelombang) fitnah dansiapa yang selamat.

Page 9: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 9

Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menyebutkan dalam kitab-Nya yang mulia bahwaberbagai ujian/fitnah tersebut pada hakekatnya merupakan kebaikan bagi kaummukminin. Karena fitnah (ujian) itu akan menampakkan seorang mukmin yang kokohdi atas imannya dan yang goncang imannya, mukmin yang menyikapi fitnah (ujian)dengan sikap yang syar’i, dari orang yang lebih mendahulukan pandangan dan hawanafsunya.

Allah Ta’ala berfirman:

)37) [/37]

“Supaya Allah memisahkan (kelompok) yang buruk dari yang baik, dan menjadikan(kelompok) yang buruk itu sebagiannya di atas sebagian yang lain, lalu kesemuanyaditumpukkan-Nya, dan dimasukkan-Nya ke dalam neraka Jahannam. Mereka itulahorang-orang yang merugi. (QS. Al-Anfal : 37)

Allah Ta’ala juga berfirman :

)179] (/179]

“Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam kondisikalian sekarang ini, sampai Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik(mukmin), dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kalian hal-halyang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya. Karena itu berimanlah kalian kepada Allah dan rasul-rasul-Nya; dan jikakalian beriman dan bertakwa, maka bagi kalian pahala yang besar.” (QS. Ali‘Imran : 179)

Sebagaimana pula yang Allah Ta’ala firmankan:

)11] (/11]

“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongankalian juga. Janganlah kalian kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kalian,bahkan itu adalah baik bagi kalian. Tiap-tiap orang dari mereka mendapat balasandari dosa yang dikerjakannya, dan siapa di antara mereka yang mengambil bagianyang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya adzab yang besar.” (QS.An-Nur : 11)

Page 10: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 10

)20] (/20]

Kami jadikan sebagian kalian cobaan/ujian bagi sebagian yang lain, akankah kalianbersabar? Dan adalah Rabb kalian Maha Melihat. (QS. Al-Furqan : 20). [1])

Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab Al-Wushabi - hafizhahullah -berkata:

“… dan demikianlah, setiap kali fitnah (ujian) datang, maka ia adalah cobaan dariAllah Subhanahu Wa Ta’ala. Allah hendak menguji hamba-hamba-Nya, sebagaimanadalam firman-Nya :

)1 ()2 ()3] (/1-3]

“Alif Laam Miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan begitu (saja)mengatakan : ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? SesungguhnyaKami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allahmengetahui orang-orang yang benar / jujur dan sesungguhnya Dia mengetahuiorang-orang yang dusta.” (QS. Al-’Ankabut : 1-3)

Yaitu orang-orang benar (jujur) dalam keimanan mereka, dan berpegang teguhdengan agamanya, baik dalam berucap maupun dalam beramal, secara zhahir maupunbatin, tersembunyi dan tampak (oleh manusia).

(Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta), yaitu (orang yangsekedar) mengaku beriman namun ternyata mereka menyelisihi keimanan tersebutdalam amalannya.” [2])

I.2.2. Fitnah (ujian) Tidak Akan Berakhir

Asy-Syaikh Al-’Allamah Muhammad bin ‘Abdul Wahhab al-Wushabi -hafizhahullah - berkata :

“Waspadalah wahai para hamba Allah. Allah ingin menguji kita, meskipun fitnah iniselesai, pasti akan datang fitnah berikutnya, karena memang Allah telah menjanjikanhal ini. Allah telah berjanji akan mendatangkan cobaan dan ujian, sebagaimana Allahtegaskan :

]/2]

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan begitu (saja)”

Yakni tanpa ada bencana, tanpa ada ujian, tanpa ada cobaan, tanpa ada seleksi, tanpaada fitnah.

Page 11: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 11

]/2]

mengatakan: “Kami telah beriman”,

yaitu mengatakan dengan mulut-mulut mereka dan cukup dengan ucapan “akuberiman”,

)2] (/2]

sedang mereka tidak diuji lagi?

Tidak diseleksi, tidak diuji? Yang demikian tidak cukup, akan tetapi ucapan itu harusdihadapkan kepada fitnah, setelah satu fitnah dihadapkan pada fitnah berikutnya,setelah fitnah itu dihadapkan lagi pada fitnah yang lain, sampai fitnah yang terakhiryaitu fitnah (ujian) kematian. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda(berdo’a) :

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari adzab Jahannam, dariadzab kubur, dari fitnah (ujian) hidup dan mati, dan dari kejahatan fitnah al-Masihal-Dajjal.”

Fitnah yang paling akhir adalah fitnah ketika sampainya ruh di kerongkongan, yaitufitnah kematian. Bila kematian telah tiba, hendaklah kamu bersabar dan matilahkarena Allah. Dalam keadaan engkau ridha kepada Allah, mewasiatkan hartamu apasaja yang masih menjadi tanggunganmu, dan engkau ucapkan LAA ILAAHAILLALLAH disertai kecintaan kepada kalimat ini. Dan kamu juga bertakwa kepadaAllah. Jangan kamu mati dalam keadaan melaknati dan mencela, mengingkari hak-hak orang yang menjadi tanggunganmu, serta menutupi hak-hak orang tersebut. Dandemikianlah seterusnya, dari satu fitnah (ujian) ke fitnah yang lain hingga mati.

Beliau (Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab Al-Wushabi) juga berkata :

“Tidaklah mengherankan bila muncul sebuah fitnah. Fitnah datang setelah adanyafitnah yang lain, dan fitnah demi fitnah. Karena memang sekarang ini kita hidup dinegeri yang penuh dengan fitnah, dan di negeri penuh cobaan, ujian, dan seleksi. Kitatidak tinggal di Darul Jaza’ (negeri tempat pembalasan). Darul Jaza’ adalah al-jannah. Adapun dunia maka dia adalah tempat cobaan, ujian, dan seleksi, baik bagilaki-laki maupun perempuan, baik bagi manusia maupun jin.” [3])

Page 12: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 12

I.2.3. Seorang ‘Alim Sekalipun Tidak Aman dari Tertimpa Fitnah

Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab Al-Wushabi -hafizhahullah - :

“Wahai saudaraku, seorang ‘alim (berilmu), padahal dia seorang yang berilmu,mengkhawatirkan dirinya dari fitnah. Tidak semua ‘alim mendapat taufiq untuk bisamenghindari fitnah. Berapa banyak fitnah telah merenggut para ‘ulama!

Perhatikan kelompok Asy’ariyyah. Di tengah-tengah mereka ada “ulama”, merekajuga memiliki banyak karya tulis, akan tetapi ternyata mereka terfitnah oleh fitnahtersebut, yaitu fitnah Asy’ariyyah.

Perhatikan pula kelompok Mu’tazilah, kelompok Rafidhah, Khawarij, dan Murji’ah,tengah-tengah mereka juga ada “ulama”, namun ternyata mereka menjadi rusak danhanyut bersama fitnah, sehingga jadilah mereka sebagai pihak yang membelakebatilan.

Apabila seorang ‘alim (berilmu) saja bisa selamat dan bisa tidak (dari fitnah), lantasbagaimana halnya dengan orang jahil lagi awam? Dan bagaimana pula denganpenuntut ilmu?

Bila seorang ‘alim yang memiliki banyak karya tulis, meskipun demikian ia bisahanyut terbawa fitnah Mu’tazilah, atau hanyut dalam fitnah Khawarij, atau hanyutdalam fitnah ‘Asyariyyah, atau hanyut dalam fitnah Tasawwuf, atau fitnah Rafidhahdan Tasyayyu’. Bahkan sebagian yang lain hanyut dalam fitnah Yahudi dan Nashrani,sebagian ‘ulama menjadi pembela Yahudi, Nashara, dan Atheis, bahkan di antaramereka ada yang menjadi Nashara seperti ‘Abdullah Al-Qashimi dan yangsemisalnya, di antara mereka ada yang menjadi Nashrani setelah sebelumnya diatermasuk ‘ulama, termasuk penulis dan pen-tahqiq, ternyata akhirnya menjadi seorangNashrani. Wal’iyyadzu Billah. [4])

Beliau (Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab Al-Wushabi) juga berkata :

“Wahai saudaraku, tidak semua ucapan bisa disampaikan. Apabila seorang ‘alimmengucapkan suatu perkataan, dalam keadaan dia mengharapkan dari Allahkekokohan, kelurusan, dan dia khawatir terhadap dirinya. Berapa banyak darikalangan ‘ulama yang sesat dan menyesatkan, menyimpang, dan menyeleweng. AllahTa’ala berfirman :

فكان من آتیناه آیاتنا فانسلخ منھا فأتبعھ الشیطانواتل علیھم نبأ الذيولكنھ أخلد إلى األرض واتبع ھواه ولو شئنا لرفعناه بھا) 175(الغاوین

یلھث ذلك مثل القوم الذین ن تحمل علیھ یلھث أو تتركھكمثل الكلب إفمثلھ، 175/األعراف) [176(فاقصص القصص لعلھم یتفكرون كذبوا بآیاتنا

176]

“Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanyaayat-ayat Kami (ilmu tentang isi Al-Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari ayat-

Page 13: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 13

ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasukorang-orang yang sesat. Kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan(derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia danmenurutkan hawa nafsunya yang rendah. Maka perumpamaannya seperti anjing, jikakamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya diamengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yangmendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah ituagar mereka berfikir. (QS. Al-A’raf : 175-176)

Ini adalah kisah seorang ‘alim yang Allah ‘Azza wa jalla kisahkan kepada kita, dia(sang ‘alim tersebut) telah menyimpang. Betapa banyaknya orang ‘alim (yang telahmenyimpang) seperti dia, baik pada masa terdahulu maupun masa sekarang?!

Siapakah yang membela aqidah Qadariyyah kalau bukan ‘ulama kelompokQadariyyah? Juga siapa yang membela Murjiah, Khawarij, Mu’tazilah, Jahmiyyah,Shufiyyah, Syi’ah, Rafidhah. Siapa gerangan yang telah menyusun berbagai kitabuntuk membela kebatilan-kebatilan tersebut? Kalau bukan orang-orang dari kalanganyang berilmu yang telah Allah sesatkan mereka di atas ilmunya. Allah Ta’alaberfirman :

وقلبھ ھواه وأضلھ اهللا على علم وختم على سمعھأفرأیت من اتخذ إلھھ)23(بعد اهللا أفال تذكرون وجعل على بصره غشاوة فمن یھدیھ من

[23/الجاثیة[

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagaituhannya dan Allah sesatkan ia di atas ilmunya serta Allah telah mengunci matipendengaran dan hatinya, dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Makasiapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat).Maka mengapa kalian tidak mengambil pelajaran?” (QS. Al-Jatsiyyah : 23) [5])

I.2.4. Fitnah Apabila Terjadi Antara Dua Orang ‘Alim dariKalangan Ahlus Sunnah

Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab Al-Wushabi -hafizhahullah -berkata:

Adapun fitnah apabila terjadi antara dua orang ‘ulama dari kalangan para ‘ulamaAhlus Sunnah, maka tidak boleh ada yang turut campur di dalamnya kecualiulama Ahlus Sunah. Merekalah yang lebih berilmu dan mengetahui tentang apa yangmereka ucapkan. Mereka lebih mengetahui mana yang mashlahat (baik) dan yangmafaasid (rusak). Dan mereka juga lebih mengetahui siapa yang berhak/pantasmemberikan ta’dil (penilaian baik terhadap seseorang) dan jarh (penilaian burukterhadap seseorang).

Adapun orang awam dan thalibul ‘ilmi (penuntut ilmu), maka tidak boleh bagi merekauntuk turut campur dalam fitnah seperti ini. Apalagi ikut-ikutan memberikan jarh danta’dil.

Page 14: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 14

Para ‘ulama, merekalah yang akan memberikan hukum sesuai dengan Al-Kitab(Al-Qur’an) dan As-Sunnah terhadap kedua orang ‘ulama yang sedangberselisih tersebut. Hal ini sebagaimana yang Allah ta’ala firmankan:

اقتتلوا فأصلحوا بینھما فإن بغت إحداھما علىوإن طائفتان من المؤمنیناللھ فإن فاءت فأصلحوا الأخرى فقاتلوا التي تبغي حتى تفيء إلى أمر

المؤمنون إخوة إنما) 9(اللھ یحب المقسطین وأقسطوا إن بینھما بالعدل[10، 9/الحجرات) [10(اللھ لعلكم ترحمون فأصلحوا بین أخویكم واتقوا

Kalau ada dua golongan dari kaum mukminin saling berperang, maka damaikanantara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain,hendaklah yang melanggar perjanjian itu kalian perangi sampai surut kembali padaperintah Allah. Apabila telah surut, maka damaikanlah antara keduanya menurutkeadilan, dan berlaku adilah kalianl; sesungguhnya Allah mencintai orang-orangyang berlaku adil. Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itudamaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlahkalian terhadap Allah, agar kalian dirahmati.” (QS. Al-Hujurat : 9 - 10). [6])

Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam - hafzhahullah - berkata :

“Sungguh aku nasehatkan kepada setiap saudaraku yang mereka memiliki sedikitkecenderungan kepada pihak yang ini atau syaikh yang itu, aku nasehatkan kepadamereka agar tidak menyempitkan yang luas dan jangan mendahului ‘ulama. Apabilamereka sekarang tergesa-gesa (dalam menyikapi) permasalahan ini dan apa yangsedang terjadi, maka sesungguhnya pada waktu yang akan datang akan terjadiperkara-perkara yang kita tidak akan selamat. Apakah kita akan menempuh cara yangsama?!! Dan kita menjadi berkelompok-kelompok, hidup kita menjadi berkelompok-kelompok melawan para masyaikh Ahlus Sunnah?!! Pada kemudian hari adakemungkinan sang ‘alim fulan berselisih dengan sang ‘alim fulan. Apakah kita tetapmasih dalam kondisi yang sama, yaitu berkelompok-kelompok? Atau kita akanmengatakan ini adalah permasalahan antara para ‘ulama. Mereka (para ‘ulamatersebut) semua telah mengerti tentang As-Sunnah. Maka janganlah kita condongkepada satu pihak dan jangan pula menyikapi hukum dengan hajr (pemboikotan),tahazzub (penilaian sebagai hizbi), atau pembid’ahan, kecuali apabila hukum tersebutdatang (bersumber) dari jalur para ‘ulama yang dijadikan sebagai rujukan dansandaran (dalam menyelesaikan dan menjawab problematika umat).

Sesungguhnya ketika terjadi perselisihan antara fulan dengan fulan harus ada seoranghakim, harus ada pihak ketiga, yaitu (pihak) yang menerangkan jumlah kesalahan,menerangkan siapa yang benar dan siapa yang salah.

Demikian pula dengan kesalahan yang ada, sejauh mana kesalahan itu menyeretpelakunya. Apakah kesalahan itu menunjukkan hizbiyyahnya, atau tidak menunjukkankepada hal tersebut, (yaitu kesalahan itu) masuk pada jenis kesalahan yang tidakseorang pun bisa terluput darinya. Sehingga permasalahan ini jangan kalian sangkamasalah terkait pribadi kemudian selesai. Namun itu permasalahan yang bisa akanterus berkepanjangan. Barakallahu fikum. [7])

Page 15: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 15

I.2.5. Menerima Kebenaran dan Berpegang Dengannya, Terlebihketika Terjadi Fitnah

Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam - hafizhahullah - berkata :

“Mengagungkan kebenaran dan kembali kepadanya ini merupakan keistimewaansetiap orang yang jujur, ikhlas, memiliki ghirah yang sangat besar terhadapkebenaran, mencintainya, serta lebih mendahulukan kebenaran di atas diri, harta,kerabat, orang-orang yang dicintai, dan di atas tokoh-tokoh besar sekalipun baik padamasanya maupun sebelumnya. Terimalah kebenaran secara total, baik kebenaran ituberpihak kepadamu atau pun membantahmu. (Terimalah kebenaran) sebagai hakimatas dirimu, hartamu, kedudukanmu, dan semua yang ditempuh dalam kehidupan ini.

Sangat disayangkan, sikap demikian teramat banyak orang terhalangi darinya. Akutidak memaksudkan dengan perkataanku ini kalangan ahli bid’ah dan kesesatan.Karena urusan mereka telah jelas, yaitu mereka telah meninggalkan sikap seperti itudengan sengaja.

Akan tetapi sebagian Ahlus Sunnah pada masa kita ini, mereka tidak bisa berada padatingkatan yang para ‘ulama salaf berada di atasnya. Meskipun demikian, merekamasih tetap sebagai Ahlus Sunnah. Hanya saja yang dituntut adalah mujahadah diridan mendahulukan kebenaran semaksimal kemampuan kita.” [8])

Beliau (Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam) juga berkata:

“Sifat paling agung yang para penuntut ilmu, ‘ulama, dan para da’i hendaknya bersifatdengannya adalah kembali kepada kebenaran dan mengagungkannya, baik dalammendengar, diam, tunduk, dan patuh. Sifat ini adalah sifat yang Allah melebihkandengannya siapa saja yang Ia kehendaki dari para hamba-Nya. Ada ucapan dari Al-Imam Asy-Syafi’i - rahimahullah -, beliau berkata: Tidaklah aku menyampaikankebenaran kepada seorang pun, kemudian orang itu menerimanya, kecuali orang ituakan menjadi mulia dalam pandanganku dan aku meyakini wajibnya untuk mencintaiorang itu. Dan tidaklah aku menyampaikan kebenaran kepada seseorang, kemudiania menolaknya, kecuali ia menjadi orang yang jatuh (martabatnya) dalampandanganku dan aku akan menolaknya.”

Seseorang yang martabatnya jatuh di mata manusia terkadang sebagai bentukhukuman dari Allah kepadanya, apabila yang menjatuhkannya adalah orang yangmembawa kebenaran dan ia menjatuhkan orang itu dalam rangka membela kebenaran.Oleh karena itu kita takut Allah akan merendahkan dan menghinakan kita tatkala kitatidak mau menerima kebenaran. Ibnul Qoyyim - rahimahullah - berkata : “Derajatseseorang tidak akan terangkat sampai ia mau menerima kebenaran dari orang yangia benci sekalipun sebagaimana ia menerimanya dari orang yang ia cintai.”

Yang demikian karena jiwa manusia akan mudah menerima kebenaran dari orangyang ia cintai dan akan sulit menerimanya dari orang yang ia benci.

Apabila engkau ingin mengalahkan jiwa dan hawa nafsunya, dan bisa mengalahkansyaithan dan makarnya terhadapmu, maka terimalah kebenaran. Kita tidak akanmemiliki alasan di hadapan Allah apabila kita menolak kebenaran karena tinjauan

Page 16: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 16

orang yang membawa ini adalah orang yang dicintai, sedangkan yang itu adalah orangyang tidak dicintai, orang yang ini bisa diterima (ucapannya), orang yang itu tidakbisa diterima (ucapannya). Kebenaran adalah tetap kebenaran, tidak bisa diubah olehsi fulan atau si fulan yang lain.” [9])

Selesai dengan pertolongan dari Allah, dan berikutnya adalah juz ketiga dengankehendak Allah

[1] Nasha-ih ‘ulama’il ummah fi al-fitan al-mudlahimmah, hal. 11.

[2] Ibid, hal. 11.

[3] Ibid, 214.

[4] Ibid, 47.

[5] Ibid, 49-51.

[6] Ibid, 17-18.

[7] Ibid, 77-78.

[8] Ibid, 97-98.

[9] Ibid, 99-100.

(Dikutip dari http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/03/20/prinsip-dan-faidah-penting-dari-nasehat-ulama-2/. Diterjemahkan dari tulisan al Ustadz‘Ubaidullah as Salafi, tulisan pada Juz Kedua yang dimuat dihttp://wahyain.com/forums/showthread.php?t=410)

I.3 FIQH BERMU’AMALAH (BERSIKAP) TERHADAP FITNAH

‘ Al-’Allamah Muhammad bin ‘Abdul Wahhab Al-Wushabi - hafizhahullah –berkata (dalam nasihatnya juz ketiga) : “Sungguh sangat mendesak bagi kitabahwasanya saudara-saudara kita dari kalangan para thalabatul ‘ilmi (penuntut ilmu)dan selainnya, mereka sangat butuh untuk memahami dan mengerti fiqhul fitan(fiqh tentang fitnah) berlandaskan Al-Kitab (Al-Qur’an) dan As-Sunnah.” [1])

‘ Al-’Allamah Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali - hafzhahullah - berkata :

“Wahai saudara-saudaraku, ini adalah metode ahli bid’ah!!! Mereka orang-orang yangtidak memiliki akal, tidak memiliki tamyiz (pembeda), tidak memiliki paradigma, dantidak pula memiliki ushul (prinsip-prinsip). Adapun kalian (Ahlus Sunnah), makakalian memiliki paradigma dan kalian memiliki ushul (prinsip-prinsip) yang kalianbersandar kepadanya terkhusus dalam menghadapi berbagai fitnah.Barakallahufikum.” [2])

Page 17: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 17

I.3.1. Berhati-hati dan Tidak Terburu-buru, terutama KetikaTerjadi Fitnah

Al-’Allamah Muhammad bin ‘Abdul Wahhab Al-Wushabi - hafizhahullah -berkata :

“Wahai para penuntut ilmu, wajib atas kalian berhati-hati dan tidak tergesa-gesa,karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda:

((التأني من اهللا والعجلة من الشیطان))

“Kehati-hatian adalah dari Allah, sedangkan ketergesa-gesaan adalah darisyaithan.” [HR. Al-Baihaqi dalam Syu'abul Iman, dan Abu Ya'la dari shahabat Anasradhiallahu 'anhu. Dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-'Allamah Al-Albani -rahimahullah - dalam Shahih Al-Jami, lihat dalam Ash-Shahihah no. 1795]

Aku mendengar Syaikhuna (syaikh kami) Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i - rahimahullah- berkata : “Jauhilah oleh kalian wahai Ahlus Sunnah sikap tergesa-gesa, karenatergesa-gesaan itu akan menyebabkan kehancuran.” [3])

Demikianlah, fitnah apa saja yang muncul, harus dikembalikan kepada ‘ulamadisertai dengan kehati-hatian sebagaimana yang ada dalam hadits:

))التأني من اهللا والعجلة من الشیطان((

“Kehati-hatian adalah dari Allah, sedangkan ketergesa-gesaan adalah darisyaithan.”

Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam - hafizhahullah - berkata :

“Dahulu saya mencintai dan masih terus mencintai bahwasanya saudara-saudara kitadi Hadhramaut ad-Dakhil, demikian pula dengan yang selain mereka, berhati-berhatidalam banyak urusan. Allah tidak menuntut mereka, dan tidak pula selain mereka,untuk berkata begini atau begitu. Karena sesungguhnya - segala puji bagi Allah -dakwah di Yaman telah Allah jadikan baginya sejumlah ulama yang menegakkanprinsip nasehat-menasehati dan meneliti berbagai perkara.” [4])

I.3.2. Menghindar dan Menjauhi Fitnah, serta Tidak Masuk keDalamnya dengan Kebatilan, Baik Secara Lisan Maupun IsyaratTangan

Al-’Allamah Muhammad bin ‘Abdil Wahhab Al-Wushabi - hafizhahullah -berkata :

“Demikian juga Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam membimbing umat tentang tatacara bersikap menghadapi fitnah. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

Page 18: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 18

لمن جنب الفتن إن السعید لمن جنب الفتن إن السعیدإن السعید لمن جنبالفتن ولمن ابتلي فصبر فواھا

Sesungguhnya orang yang berbahagia adalah orang yang dijauhkan dari fitnah.Sesungguhnya orang yang berbahagia adalah orang yang dijauhkan dari fitnah.Sesungguhnya orang yang berbahagia adalah orang yang dijauhkan dari fitnah. Danjuga orang yang diuji kemudian ia bersabar, maka yang demikian adalah sesuatuyang menakjubkan.

HR. Abu Daud dari shahabat Miqdad bin Al-Aswad - radhiyallahu ‘anhu -, dandishahihkan oleh Al-’Allamah Muhadditsul ‘Ashr Al-Albani - rahimahullah - dalamShahih Sunan Abu Daud no. 973, Al-Misykat no. 5405, dan Ash-Shahihah no. 973.

Dan beliau - ‘alaihish shalatu was salam - juga memberikan petunjuk kepadaumatnya kepada perkara yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi mereka dari padaterjun ke dalam fitnah. Beliau ‘alaihish shalatu was sallam bersabda:

رة إليالعبادة في الھرج كھجBeribadah ketika terjadi fitnah banyaknya pembunuhan (nilainya) seperti hijrahkepadaku.

HR. Muslim dari Ma’qil bin Yasar - radhiyallahu ‘ahu -

Inilah petunjuk dan jalan para ‘ulama salaf yang dinukilkan dari mereka, yaitu:menjauh dari fitnah dan tidak terjun ke dalamnya.

Al-’Allamah Ibnul Qoyyim -rahimahullah- telah menyebutkan dalam kitabnya yangbernilai : Haadi al-Arwah, beliau menyebutkan pada akhir bab ke-70 ketikamenukilkan keyakinan para ‘ulama salaf, bahwasanya mereka berkata: Menahan diriketika fitnah adalah sunnah yang telah ada dari dahulu dan wajib dihormati. Apabilakamu diuji maka korbankanlah dirimu dan jangan korbankan agamamu. Jangan pulakamu melawan fitnah dengan tangan dan mulutmu. Akan tetapi tahanlah tangan,lisan, dan hawa nafsumu. Dan Allah Sang Maha Penolong. ( Haadi al-Arwah, hal.434, cet. Daarul Fajr wa Al-Turats).” [5])

Dan beliau (Al-’Allamah Al-Wushabi -hafizhahullah-) berkata:

“Oleh karena itu aku memberikan nasehat kepada saudara-saudaraku Ahlus Sunnahwal Jama’ah, baik di Yaman maupun di luar Yaman, agar tidak terjun ke dalamfitnah, baik fitnah yang sekarang atau yang akan datang. [6])

Dan beliau (Al-’Allamah Al-Wushabi -hafizhahullah-) berkata:

“Hendaklah setiap orang menjauh dari fitnah, dan mengatakan : “Wahai Rabbku,selamatkanlah diriku.” Dan hendaklah ia mengatakan : “Semoga Allah memberikanbalasan kebaikan kepada para ‘ulama, kalau bukan karena Allah kemudian para‘ulama sungguh kami akan menjadi satu kaum yang tersesat.” Kemudian ia

Page 19: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 19

mendoakan mereka : “Ya Allah tolonglah para ‘ulama al-Qur’an dan as-Sunnah.Satukanlah kalimat mereka di atas kebenaran, bantulah mereka, berilah mereka taufikdan kelurusan. Luruskanlah pena dan lisan mereka, wahai Rabbul ‘alamin.” [7])

Beliau (Al-’Allamah Al-Wushabi -hafizhahullah-) berkata:

“Adapun apabila kalangan awam dan penuntut ilmu turut campur dalam putaranfitnah, tanpa mempedulikan lagi para ‘ulama, maka yang demikian adalah corongkejelekan bagi umat ini. Yang demikian ini termasuk perkara yang akan membuat apifitnah makin menyala, kejelekan makin menyebar, dan perselisihan makin meluas.”[8])

Al-’Allamah Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali - hafizhahullah - berkata :

“Maka aku nasehatkan kepada kalian agar menjaga lisan-lisan kalian dari turutcampur dalam fitnah ini … .” [9])

Beliau (Asy-Syaikh Rabi’) - hafizhahullah - juga berkata:

“Wahai saudara-saudaraku yang cinta kepada dakwah ini dan menghormatinya, daningin dakwah ini menang, ingin dakwah ini berhasil, hendaklah ia mengambil langkahdiam (tidak turut berbicara tentang fitnah), dan memberikan nasehat kepada orangyang berbicara (tentang fitnah), serta tidak ikut menjalankan fitnah ini.” [10])

Beliau (Asy-Syaikh Rabi‘) - hafizhahullah - juga berkata:

“Aku nasehatkan kepada saudara-saudaraku dan anak-anak (didik)ku, yaitu kalanganAhlus Sunnah wal Jama’ah di Yaman, hendaklah mereka menahan lisan merekadari (menjelekkan dan mencela) orang lain, dan hendaklah merekameninggalkan pembicaraan (celaan) atas para masyaikh, maka permasalahanyang terjadi di antara mereka akan sirna dengan izin dari Allah.” [11])

I.3.3 Kembali Kepada Para ‘Ulama, Terutama yang Kokoh Ilmunyadiantara mereka, serta Mendoakan Mereka Semua:

Al-’Allamah Muhammad bin ‘Abdil Wahhab Al-Wushabi - hafizhahullah -berkata :

“Allah ta’ala telah menerangkan dalam kitab-Nya yang mulia tatacara bersikapterhadap fitnah, sehingga kita tidak terjatuh dalam kesalahan dan ketergelinciran.Allah memberikan petunjuk kepada para hamba tatkala terjadi fitnah, hendaklahmereka kembali kepada para ‘ulama, terutama yang kokoh ilmunya dari mereka.Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وإذا جاءھم أمر من الأمن سول أو الخوف أذاعوا بھ ولو ردوه إلى الروإلى أولي الأمر منھم لعلمھ الذین یستنبطونھ منھم ولولا فضل اللھ علیكم

ورحمتھ 83/النساء) [83(لاتبعتم الشیطان إلا قلیلا ]

Page 20: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 20

Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupunketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Kalau mereka mau menyerahkannya kepadaRasul dan ulil amri (para ‘ulama) di antara mereka, tentulah orang-orang yang inginmengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (rasul dan ulilamri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kalian, tentulahkalian mengikut syaithan, kecuali sebagian kecil saja (di antara kalian). (QS. An-Nisa’: 83) ” [12])

Beliau (Al-’Allamah Al-Wushabi -hafizhahullah-) berkata:

“Apapun perselisihan yang terjadi, hendaklah dikembalikan kepada para ‘ulama. Paraulama yang menghukuminya berdasarkan Al-Kitab (Al-Qur’an) dan SunnahRasulullah ‘alaihisshalatu wassalam. Hendaklah setiap orang menjauh dari fitnah danmengatakan : “Wahai Rabbku, selamatkanlah diriku.” Dan hendaklah ia mengatakan :“Semoga Allah memberikan balasan kebaikan kepada para ‘ulama, kalau bukankarena Allah kemudian para ‘ulama tersebut sungguh kami akan menjadi satu kaumyang tersesat.” Dan hendaknya ia mendoakan mereka (para ‘ulama tersebut) : “YaAllah tolonglah para ‘ulama al-Qur’an dan as-Sunnah. Satukanlah kalimatmereka di atas kebenaran, bantulah mereka, berilah mereka taufik dankelurusan. Luruskanlah pena dan lisan mereka wahai Rabbul ‘alamin.” [13])

Beliau (Al-’Allamah Al-Wushabi -hafizhahullah-) berkata :

“Oleh karena itu sadarlah, semoga Allah memberikan balasan kebaikan kepada kamu,pada setiap fitnah, apabila sikapmu dalam fitnah tersebut bukan sikap maumerujuk (kembali) kepada para ‘ulama. Kalau tidak, maka kamu termasukorang yang terjerumus (dalam fitnah/kejelekan) dan tidak mendapatkan taufik.”[14])

Beliau (Al-’Allamah Al-Wushabi -hafizhahullah-) juga berkata :

“Oleh karena itu hendaklah kalian bersama para ‘ulama rabbani yang merekaberpegang kepada Al-Kitab dan As-Sunnah, baik dalam fitnah ini atau fitnahselainnya. Inilah yang harus kami tetapkan pada pendengaran kalian.” [15])

Beliau (Al-’Allamah Al-Wushabi -hafizhahullah-) juga berkata :

“Apabila fitnah datang, wajib atas kalian untuk kembali kepada para ‘ulama,Allah Ta’ala berfirman:

)83] (/83[

Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupunketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Kalau mereka mau menyerahkannya kepadaRasul dan ulil amri (para ‘ulama) di antara mereka, tentulah orang-orang yang inginmengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (rasul dan ulilamri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kalian, tentulah

Page 21: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 21

kalian mengikut syaithan, kecuali sebagian kecil saja (di antara kalian). (QS. An-Nisa’: 83)

Inilah adalah (perintah) untuk kembali kepada para ulama.

Adapun apabila dirimu mengambil fikrah dan fitnah begitu saja, lalu kamu berjalan dibelakangnya, maka makna dari sikap seperti ini adalah dirimu adalah seorang yangberbuat kebatilan, kamu bukan di atas kebenaran. Kamu tidak mengetahuijalan yang benar. Jalan yang benar bagi kalangan awam dan penuntut ilmuapabila muncul fitnah adalah mengembalikannya kepada para ‘ulama,bertanya, dan meminta penjelasan. … .” [16])

Beliau (Al-’Allamah Al-Wushabi -hafizhahullah-) juga berkata :

“Fitnah adalah penyakit, dan obatnya adalah kembali kepada para ‘ulama danmeminta penjelasan tentangnya.” [17])

Beliau (Al-’Allamah Al-Wushabi -hafizhahullah-) juga berkata :

“Yang aku nasehatkan kepada saudara-saudaraku dan para penuntut ilmu secarakhusus dan kalangan manusia yang lain secara umum adalah menjaga lisan dan tidakikut campur (dalam fitnah). Dan katakanlah : “Segala puji bagi Allah yang telahmemuliakan kita dengan keberadaan para ‘ulama yang berjalan di atas Al-Kitab danAs-Sunnah.” Wajib atas kita untuk mendoakan mereka agar mendapatkan taufik dankelurusan. Kita memohon kepada Allah, agar Dia membantu mereka (para ‘ulama)untuk bisa mencocoki kebenaran. Kita tidak mendahului para ‘ulama kita. Inilah adab.Inilah akhlak yang mulia. Inilah - demi Allah - yang akan memberikan manfaatkepada kalian hingga mati, Insya Allah.

Setiap kali datang fitnah maka dirimu telah tertarbiyyah (terdidik) dan telahmempelajarinya.

Apabila mereka mengatakan : “Telah terjadi demikian, telah terjadi demikian, danperkaranya adalah demikian”, Maka katakan : “Demi Allah, aku bukan seorang‘ulama. Perkara-perkara ini semua, tempat kembalinya adalah kepada para ‘ulama.Aku akan bertanya dan mencari faedah (dari mereka) sebagaimana yangdiperintahkan oleh Rabbku dengan firman-Nya:

[43/النحل) [43(فاسألوا أھل الذكر إن كنتم لا تعلمون

Maka bertanyalah kalian kepada para ‘ulama, jika kalian tidak mengetahui. (QS. Al-Anbiya : 7 dan An-Nahl : 43) ” [18])

Asy-Syaikh ‘Abdullah bin ‘Utsman Adz-Dzamari - hafizhahullah - berkata :

“Perkara-perkara yang merupakan wewenang khusus para ‘ulama hendaklah kitasandarkan/serahkan kepada para ‘ulama. Sementara kita tidak ikut sibuk di dalamnya,tidak ikut campur di dalamnya, dan kita tidak menceburkan diri-diri kita dalampenanganan perkara-perkara tersebut. Akan tetapi kita menjadikannya sebagai

Page 22: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 22

tanggung jawab para ahlul ilmi/’ulama. Dan para ‘ulama itu, merekalah yang akanmenghukuminya (berbagai perkara tersebut) sesuai dengan ilmu yang Allahberikan kepada mereka.” [19])

Asy-Syaikh ‘Utsman bin ‘Abdillah As-Salimi - hafizhahullah - berkata :

“Aku memberikan wasiat kepada diriku dan kepada saudara-saudaraku para penuntutilmu dan kepada segenap umat, apabila terjadi pada mereka peristiwa (fitnah) baru,maka hendaklah kita mengembalikannya kepada orang yang Allah perintahkanuntuk kita mengembalikan urusan itu kepada mereka. Mereka adalah para‘ulama, orang-orang yang memiliki pengetahuan, dan para penegak dakwah ini. Kitatidak boleh mendahului mereka, dan tidak memulai membuat keputusan hukum,sehingga kita telah tampil sebelum mereka. Sesungguhnya Allah ta’ala berfirman:

أو الخوف أذاعوا بھ ولو ردوه إلى الرسول وإذا جاءھم أمر من الأمنمنھم ولولا فضل اللھ علیكم أولي الأمر منھم لعلمھ الذین یستنبطونھوإلى

[83/النساء) [83(طان إلا قلیلا لاتبعتم الشیورحمتھ

Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupunketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Kalau mereka mau menyerahkannya kepadaRasul dan ulil amri (para ‘ulama) di antara mereka, tentulah orang-orang yang inginmengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (rasul dan ulilamri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kalian, tentulahkalian mengikut syaithan, kecuali sebagian kecil saja (di antara kalian). (QS. An-Nisa’: 83) . [20])

Beliau (Asy-Syaikh ‘Utsman bin ‘Abdillah As-Salimi) juga berkata:

“Oleh karena itu yang wajib atas para penuntut ilmu adalah tidak mendahului para‘ulama mereka. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda:

البركة مع أكابركمBarakah itu ada bersama orang-orang besar kalian.

Yaitu besar dalam usia dan besar ilmunya.

Lalu bagaimana apabila Allah telah menggabungkan pada seseorang tersebut usia tuadan ilmu yang banyak, sehingga ia pun menjadi orang yang senior secara usia dansenior dalam ilmunya, sungguh dia telah banyak berpengalaman menjalani kehidupan,banyak berpengalaman menangani kerumitan-kerumitan umat dan kondisi mereka.

Sedangkan (orang yang masih muda usia) menyangka permasalahan dengan cara yangdemikian, sehingga ia pun salah. Ya, dia salah. Karena ia tidak mengukur tingkatmashlahat (kebaikan) dan mafsadah (kerusakan)nya.

Page 23: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 23

Oleh karena itu kita sangat butuh untuk (kita berjalan) berada di belakang para ‘ulamakarena fitnah akan bertambah menyala ketika diserahkan kepada yunior-yunior suatukaum. [21])

Beliau (Asy-Syaikh ‘Utsman bin ‘Abdillah As-Salimi) juga berkata :

“Kita memiliki kaidah-kaidah syar’iyyah. Apabila kalangan hizbiyyun, padahalmereka benar-benar hizbiyyun, mereka tidak mendahului tokoh-tokoh mereka,demikian pula dengan Shufiyyah, mereka tidak mendahului pembesar-pembesarmereka, bahkan mereka memiliki sikap ghuluw (berlebih-lebihan) dalammengagungkan pembesar mereka, demikian pula halnya dengan Rafidhah. Maka kita(Ahlus Sunnah) lebih berhak untuk membela kebenaran, menghormati, danmengagungkannya. Hendaklah kita berada di belakang ‘ulama-’ulama kita. Yangdemikian (berada di belakang ‘ulama) adalah termasuk dalam barakah ilmu dantermasuk perkara yang dibutuhkan dalam dakwah.” [22])

I.3.4. Tidak Menonjolkan Diri dan Tidak Fanatik Kepada Kebatilan,Terutama Ketika Terjadi Fitnah

Al-’Allamah Muhammad bin ‘Abdil Wahhab Al-Wushabi - hafizhahullah -berkata :

“Yang terpenting adalah bagaimana sikapmu ketika ada cobaan dan ketika terjadifitnah? Banyak dari umat manusia, sikap mereka ketika terjadi fitnah adalahsikap yang kacau, menonjolkan diri, fanatik, serta membela kesalahan dankebatilan.” [23])

Al-’Allamah Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali - hafizhahullah - berkata:

“Sekarang pusatkan tujuan dan kesibukan kalian untuk memadamkan fitnah ini, itusaja. Sementara perkataan (tentang fitnah) campur aduk. Oleh karena itu janganlahkalian ikut berbicara - semoga Allah memberikan berkah kepada kalian - janganfanatik (ta’ashshub) terhadap kelompok ini dan jangan pula yang itu.” [24])

Asy-Syaikh ‘Abdullah bin ‘Utsman Adz-Dzamari - hafizhahullah - berkata :

“Ahlus Sunnah wal Jama’ah, yang mereka benar-benar Ahlus Sunnah wal Jama’ahsejati, mereka tidak fanatik (ta’ashshub) kepada pendapat seseorang, dan tidakpula fanatik (ta’ashshub) bersama seseorang, akan tetapi mereka berjalanbersama kebenaran di manapun kebenaran itu berada.” [25])

Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin - rahimahullah - berkata :

“Yang wajib atas seorang mukmin adalah hendaklah ia sebagaimana yang Allahmaukan darinya:

Page 24: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 24

إذا قضى اللھ ورسولھ أمرا أن یكون لھم لمؤمن ولا مؤمنةوما كان) 36(مبینا من أمرھم ومن یعص اللھ ورسولھ فقد ضل ضلالاالخیرة

[36/األحزاب[

Dan tidaklah patut bagi mukmin dan tidak (pula) bagi mukminah, apabila Allah danRasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada lagi bagi mereka pilihan(yang lain) tentang urusan mereka. Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nyamaka sungguhlah dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata. (QS. Al-Ahzab : 36)

Adapun kondisi seseorang membela pendapatnya dan terus menerus di atas perkarayang ia di atasnya padahal telah jelas baginya bahwa perkara tersebut batil, makasikap yang demikian adalah kesalahan. Sikap yang demikian adalah kebiasaan kaummusyrikin yang mereka enggan mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.Allah Ta’ala berfirman :

في قریة من نذیر إلا قال مترفوھا إنا وجدناوكذلك ما أرسلنا من قبلك[23/الزخرف] (23(ھم مقتدون آباءنا على أمة وإنا على آثار

Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri ituberkata: “Sesungguhnya kami mendapati bapak- bapak kami menganut suatu agamadan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka”. (QS. Az-Zukhruf : 23)[26])

I.3.5. Kembali kepada Allah, Terlebih ketika Terjadi Fitnah

Al-’Allamah Muhammad bin ‘Abdil Wahhab Al-Wushabi - hafizhahullah -berkata :

“Setiap kali muncul fitnah, berdoalah :

الدنیا وفي اآلخرة، اللھم إني أعوذ بك اللھم ثبتني بالقول الثابت في الحیاةالفتن ما ظھر منھا وما بطن، من الحور بعد الكور، اللھم اصرف عني

صالحین وعلماء ربانیین، اللھم بصرني في دیني، اللھم ارزقني جلساءاللھم خذ بیدي إلى ما تحبھ وترضاه

“Ya Allah, teguhkanlah diriku dengan perkataan yang kokoh dalam kehidupan duniadan akhirat. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ‘al-hur’ setelah ‘al-kur’. [27]Ya Allah, palingkanlah (hindarkanlah) dariku berbagai fitnah, baik yang tampakmaupun yang tidak tampak. Ya Allah, berikanlah ilmu pada diriku dalam agamaku.Ya Allah, berikanlah aku karunia berupa teman-teman yang shalih dan para ‘ulamarabbani. Ya Allah, bawalah tanganku kepada apa yang Engkau cintai dan Engkauridhai.”

Page 25: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 25

Berlindunglah kepada Allah. Sebagian orang tidak mau kembali kepada Allah, tidakdengan berdoa, tidak pula dengan ibadah, bahkan tidak dengan suatu apapun. Akantetapi ia terus menceburkan diri, dan menceburkan diri (dalam fitnah) … .” [28])

Al-’Allamah Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali - hafizhahullah - berkata :

“Aku memohon kepada Allah agar menyudahi fitnah ini. Menghadaplah kaliankepada Allah dengan penuh ketundukan agar Dia menyudahi fitnah. Wahai saudara-saudaraku, turut andillah dalam memadamkan fitnah ini dengan cara yang telah akusebutkan kepada kalian.” [29])

Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam - hafizhahullah - berkata :

“Keadaan kita berdoa kepada Allah agar membukakan kepada kita dari-Nya sikapmenerima kebenaran, adalah perkara penting. Dalam Shahih Muslim dari hadits yangdiriwayatkan dari shahabat ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwasanya Rasulullah‘alaihishshalatu wassalam pernah beriftitah (membaca doa iftitah) shalat malamdengan do’a :

السماوات واألرض، عالم للھم رب جبرائیل ومیكائیل وإسرافیل، فاطرافیھ یختلفون، اھدني لما الغیب والشھادة ، أنت تحكم بین عبادك فیما كانوا

صراط مستقیماختلف فیھ من الحق بإذنك، إنك تھدي من تشاء إلى“Ya Allah, Rabbnya malaikat Jibril, Mikail, dan Israfil, Pencipta langit dan bumi,Dzat Yang Maha mengetahui perkara ghaib dan perkara yang tampak. Engkaumenghukumi di antara hamba-hamba-Mu dalam perkara yang mereka perselisihkan.Berilah aku petunjuk dalam perkara yang mereka berselisih di dalamnya darikebenaran dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau memberi petunjuk kepada orangyang Engkau kehendaki menuju jalan yang lurus.”

Yaitu beliau meminta hidayah dari Allah. Maka kita jauh lebih pantas untuk memintahal itu. Kita menundukkan diri kita kepada Allah ‘azza wa jalla untuk (memohon) halitu.

Setiap perkara yang menjadi masalah bagimu, hendaklah kamu meminta pertolongankepada Pelindungmu (yakni Allah) Subhanahu Wa Ta’ala. Ini adalah termasukperkara penting yang hendaklah kita senantiasa meletakkan dalam benak kita. Yaituseseorang kembali kepada Allah ‘azza wa jalla, dan jujur (sungguh-sungguh) kepadaAllah dalam ia kembali (kepada-Nya), yaitu agar Dia (Allah) menampakkankepadanya kebenaran sebagai kebenaran, lalu memberi rizki berupa kemampuanuntuk mengikutinya, dan menampakkan kebatilan sebagai kebatilan dan memberikanrizki kepadanya agar bisa menghindarinya.” [30])

Page 26: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 26

I.3.6. Menyibukkan Diri dengan Ilmu dan Amal Shalih

Para masyaikh dalam bayan (hasil pertemuan) Al-Hudaidah berkata :

“Wajib atas para masyaikh Ahlus Sunnah secara keseluruhan, termasuk di dalamnyaAsy-Syaikh Yahya dan Asy-Syaikh ‘Abdurrahman, untuk mewujudkan salingmemaafkan dan lapang dada, serta memperkuat persaudaraan di antara para penuntutilmu. Bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, dakwah kepada Allah, dan amalshalih.” [31])

Al-’Allamah Muhammad bin ‘Abdul Wahhab Al-Wushabi - hafizhahullah -berkata :

“Bersungguh-sungguhlah kalian -semoga Allah memberi taufik- dalam usahamencari ilmu. Carilah faedah, bersungguh-sungguhlah, dan berusaha dengankeras. Jangan kalian masuk dalam permasalahan fitnah, tidak dari dekat dantidak pula dari jauh.” [32])

Asy-Syaikh ‘Abdullah bin ‘Utsman Adz-Dzamari - hafizhahullah - berkata :

“Kami menasehati para generasi muda agar mereka mementingkan ilmu,mementingkan tafaqquh fiddin (memahami ilmu agama) Allah Rabbul ‘Alamin,hendaklah mereka beramal sesuai dengan ilmu yang telah mereka ketahui.Hendaknya memiliki sikap wara’, zuhd, taqwa, dan takut terhadap Allah Rabbul‘Alamin. Janganlah masuk dalam perkara yang bukan urusannya, jangan ikut bicaradalam permasalahan yang ia tidak mengetahuinya, jangan mencela seorang pun, danjangan berbicara kecuali berdasarkan ilmu, pengetahuan, kepastian, dan keyakinan.Hendaknya mereka sibuk dengan perkara yang bermanfaat bagi mereka. Janganlahmereka menyibukkan diri dengan hal-hal yang akan membuat waktu mereka terbuangsia-sia, bahkan bisa jadi membahayakan mereka di hadapan Allah Rabbul ‘Alamin.”[33])

(selesai juz ke-3 )dan berikutnya Insya Allah juz ke-4

[1] Nasha-ih ‘ulama’il ummah fi al-fitan al-mudlahimmah, hal. 215.

[2] Ibid, hal. 215.

[3] Ibid, hal. 18.

[4] Ibid, hal. 82.

[5] Ibid, hal. 14-15.

[6] Ibid, hal. 15.

[7] Ibid, hal. 48.

Page 27: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 27

[8] Ibid, hal. 16.

[9] Ibid, hal. 63.

[10] Ibid, hal. 66.

[11] Ibid, hal. 74.

[12] Ibid, hal. 13.

[13] Ibid, hal. 48.

[14] Ibid, hal. 52.

[15] Ibid, hal. 55.

[16] Ibid, hal. 56.

[17] Ibid, hal. 217.

[18] Ibid, hal. 220-221.

[19] Ibid, hal. 91.

[20] Ibid, hal. 129.

[21] Ibid, hal. 131-132.

[22] Ibid, hal. 150-151.

[23] Ibid, hal. 46.

[24] Ibid, hal. 71.

[25] Ibid, hal. 89.

[26] Ibid, hal. 155-156.

[27] Dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi diterangkan sebagai berikut :

أي من النقصان بعد الزیادة وقیل من فساد األمور بعد صالحھا ، وأصلعد لفھا وأصل الكور من تكویر العمامة وھو لفھا الحور نقض العمامة ب

وجمعھاYakni : “dari berkurang setelah sebelumnya bertambah.” Dikatakan juga maknanya :“dari kerusakan berbagai perkara setelah sebelumnya baik.” Asal makna kata “Al-Hur” adalah melepas imamah (sorban) setelah dilipat. Adapan asal makna kata “Al-Kur” adalah melingkarkan imamah (sorban), yaitu melipat dan menyatukannya.

Page 28: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 28

[28] Ibid, hal. 52.

[29] Ibid, hal. 71.

[30] Ibid, hal. 112.

[31] Ibid, hal. 5.

[32] Ibid, hal. 202.

[33] Ibid, hal. 86.

(Dikutip dari http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/03/24/prinsip-dan-faidah-penting-dari-nasehat-ulama-3/. Diterjemahkan dari tulisan al Ustadz

‘Ubaidullah as Salafi , tulisan pada Juz Ketiga yang dimuat dihttp://wahyain.com/forums/showthread.php?t=426)

Page 29: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 29

BAB IIUpaya Serius Para Ulama

Memadamkan Fitnah Yaman

II.1. Ijtima Kibar Masyayikh Dakwah Salafiyah untukMemadamkan Fitnah di Yaman

Nama harum ‘Allâmatul Yaman Asy-Syaikh Muqbil bin Hâdi Al-Wâdi’irahimahullah dan ma’had beliau, Ma’had Dârul Hadîts di desa Dammâj - Sha’dahYaman, sudah sangat dikenal secara international, terkhusus di kalangan AhlusSunnah wal Jama’ah as-salafiyyîn. Termasuk di Nusantara ini. Para thullâbul ‘ilmidari berbagai negeri berduyun-duyun datang ke ma’had beliau rahimahullah. Kalaudulu dikatakan bahwa tidak ada seorang ‘ulama yang paling banyak didatangi olehpara muhadditsîn dari berbagai penjuru negeri seperti Al-Imâm ‘Abdurrazzâq Ash-Shan’âni rahimahullah. Maka pada masa ini, tidak berlebihan kalau dikatakan bahwatidak ada seorang ‘ulama yang paling banyak didatangi oleh para thullâbul ‘ilmi dariberbagai penjuru negeri seperti Asy-Syaikh Muqbil Al-Wâdi’i rahimahullah.

Sungguh Ma’had Dammâj pada masa beliau dipenuhi dengan suasana ilmiah,persatuan, mahabbah, mawaddah, dan ta’âwun yang sangat kental dan sangat eratantara ahlus sunnah. Pembelaan terhadap sunnah dan ahlus sunnah serta kebencianterhadap bid’ah dan para pengusungnya. Kecintaan, penghormatan, dan penghargaanterhadap para ‘ulama ahlus sunnah. Demikianlah, dan kondisi ini pun diakui dandipuji oleh para ‘ulama Ahlus Sunnah lainnya, baik di Yaman maupun di luar Yaman.

Namun sangat disesalkan, kini suasana dan kondisi tersebut perlahan mulai memudar.Dengan naiknya Asy-Syaikh Yahyâ bin ‘Ali Al-Hajûri ke kursi Asy-Syaikh Muqbil vmenggantikan posisi beliau, kondisi Dammâj mulai berubah. Kini di Ma’had Dammâjbenar-benar telah terjadi tragedi yang sangat memprihatinkan. Di sana para ‘ulamakibâr ahlus sunnah dilecehkan, dicela, dan dicaci maki dengan kata-kata kasar dantidak senonoh.

Sungguh harga diri dan kehormatan para ‘ulama Ahlus Sunnah menjadi suatu yangrendah dan tidak ada nilainya di hadapan Al-Hajûri dan para pengikutnya.

Maka para ‘ulama masyâikh kibâr di Yaman berupaya untuk segera memadamkan apifitnah yang dinyalakan dan terus dikobarkan oleh Asy-Syaikh Al-Hâjuri besertamurid-murid fanatiknya ini. Para masyâikh kibâr tersebut antara lain :

Al-Wâlid Ash-Shabûr Al-Waqûr Az-Zâhid Al-’Allâmah Asy-SyaikhMuhammad bin ‘Abdil Wahhâb,

Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdillâh Al-Imâm, Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Azîz Al-Bura’i, Asy-Syaikh ‘Abdullâh bin ‘Utsmân Adz-Dzamâri, Asy-Syaikh Muhammad bin Shâlih Ash-Shaumali, Asy-Syaikh ‘Abdul Mushawwir, Asy-Syaikh ‘Utsmân bin ‘Abdillâh As-Sâlimi,

Page 30: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 30

dan yang lainnya.

Turut andil juga Imâmul Jarh wat Ta’dîl fî hâdzal ‘Ashr Al-’Allâmah Al-MuhadditsAl-Wâlid Asy-Syaikh Rabî’ bin Hâdi Al-Madkhali dan Asy-Syaikh Al-’AllâmahAl-Muhaddits Al-Wâlid ‘Ubaid Al-Jâbiri

–hafizhahumullâh wa ra’âhum–.

Berbagai upaya nasehat dan ijtimâ’ dilakukan. Diantaranya ijtimâ’ di Ma’bar padatanggal 12 Rabî’uts Tsani 1428 H (atau sekitar tanggal 30 April 2007, pen).

Dalam ijtimâ’ tersebut ditegaskan bahwa tuduhan-tuduhan terhadap Asy-Syaikh‘Abdurrahmân Al-’Adani selama ini -bahwa beliau memecah belah, hizbi, dsb- adalahtuduhan yang tidak benar. Bahkan Asy-Syaikh ‘Abdurrahmân senantiasa berjalanbersama para ‘ulama Ahlus Sunnah. Sebagaimana bisa dilihat dalam gambar 1 berikut1 :

Gambar 1. Scan yang disepakati pada tanggal 12 – 4 – 1428 H atau sekitar 30 April2007

1 http://dammajhabibah.files.wordpress.com/2009/02/scan0002.jpg

Page 31: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 31

Kemudian, hasil ijtimâ’ tersebut disambut dengan sangat positif oleh Asy-Syaikh‘Abdurrahmân Al-’Adani, sebagaimana dalam gambar 2 berikut :

Gambar 2. Scan yang disepakati pada tanggal 21 – 4 – 1428 H atau sekitar 9 Mei2007

Namun, sangat disayangkan, tanggapan Asy-Syaikh Al-Hajûri sungguh sangat negatifdan tidak senonoh. Dia mengatakan tentang hasil ijtimâ’ Ma’bar :

Page 32: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 32

ل علیھ وأما أن یعني أوراق وتجمعات وفالن وھكذا من ھنا ونحن ضدك، ب !!ل علیھھذا الكالم، ب

“Adapun berbagai kertas (hasil kesepakatan) dan berbagai pertemuan, dan fulan darisini, dan kami bertentangan dengan anda, maka KENCINGI saja pembicaraan sepertiini! KENCINGI saja!” (dinukil dari kaset Al-Hajuri yang berjudul Laftul Amjad)

Subhânallâh. Sungguh sangat heran campur tidak percaya telinga yangmendengarnya. Seperti inikah ucapan seorang syaikh, seorang ‘alim, muhaddits, yangselama ini dielu-elukan oleh para muridnya dengan gelar An-Nâshihul Amîn (PemberiNasehat yang Terpercaya)?!! Hampir setiap kaset ceramahnya tak luput dari gelartersebut.

Lâhaula walâ Quwwata illâ billâh! Maka akhirnya Al-Hajûri ditegur keras olehgurunya Asy-Syaikh Al-Wâlid Muhammad bin ‘Abdil Wahhâb Al-Wushâbi atasucapannya tersebut :

: ( إلیھ من قولھ عن بیان معبر وعلى الولد یحیى أن یستغفر اهللا ویتوبوأن یتوب إلیھ أیضا وعلیھ ، ھذه زلة علیھ أن یستغفر اهللا)ولوا علیھ ب

ویا مشایخي زل لساني یا آبائي: أیضا أن یعتذر إلى المشایخ وأن یقول فعلیھ أیضا أن ینشر خطأت أستغفر اهللا وأتوب إلیھ كما أنھ نشر الخطأأ

… الصواب فإن اهللا اشترط ھذاWajib atas Al-Walad (si anak) Yahyâ untuk beristighfar kepada Allah danbertaubat kepada-Nya dari ucapannya tentang hasil ijtimâ’ Ma’bar, yaituucapan : (kencingi atasnya), ini merupakan kesalahan. Wajib atasnya untukberistighfar kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya. Sekaligus wajib atas dia(Asy-Syaikh Yahyâ) untuk meminta ma’af kepada masyâikh, denganmengatakan, “Wahai para ayahku, wahai para masyâikh-ku telah salah lisanku,aku telah keliru, aku beristighfar kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.

Sebagaimana ia telah menyebarkan kesalahan tersebut, maka ia pun wajibuntuk menyebarkan kebenaran, karena Allah mempersyaratkan hal tersebut.”(Ats-Tsana`ul Badi’)

Kemudian pada musim haji tahun 1428 H (tahun lalu) (atau sekitar 20 Desember2007, pen), beberapa kibâr masyâikh Yaman berkesempatan untuk menunaikanibadah haji. Maka kesempatan itu, dimanfaatkan oleh para masyâikh tersebut untukberziarah ke kediaman Al-Wâlid Asy-Syaikh Rabî di Makkah Al-Mukarramah. Turuthadir juga dalam majlis tersebut Asy-Syaikh Yahyâ Al-Hajûri! Dalam kesempatanmulia tersebut, diangkat pula kepada Asy-Syaikh Rabî’ tentang fitnah yang terjadi diYaman. Maka beliau pun, layaknya seorang ayah yang bijak menasehati anak-anaknya, memberikan arahan dan bimbingan dengan didasari taqwa, ilmu, dan kasihsayang. Pada saat itulah Imamul Jarhi wat Ta’dil Asy-Syaikh Rabi’ menuntut kepadaAl-Hajuri bukti atas vonisnya bahwa Syaikh Abdurrahman adalah hizby. Ternyata Al-Hajuri tidak bisa mendatangkan satu buktipun, tidak pula setengahnya. Kemudian

Page 33: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 33

Asy-Syaikh Rabi’ bertanya kepada segenap masyayikh yang hadir apakah adadiantara mereka yang bersama Syaikh Yahya dalam vonisnya tersebut, maka dengantegas para masyayikh tersebut menyatakan tidak.

Pada kesempatan itu pun terjadi kesepakatan-kesepakatan dalam rangkamenghentikan fitnah yang terjadi. Di antaranya bahwa Asy-Syaikh Yahyâ harusdiam/tidak lagi mentahdzîr dan mencela Asy-Syaikh ‘Abdurrahmân Al-’Adani, danAsy-Syaikh Yahyâ sendiri sepakat dengan hal tersebut.

Sepulang dari haji, para kibâr masyâikh berkumpul di Al-Hudaidah, tepatnya padatanggal 5 Muharram 1429 H (atau sekitar tanggal 14 Januari 2008), dalam rangkamenyimpulkan dan menuliskan hasil pertemuan mereka bersama Asy-Syaikh Rabî’hafizhahullah di kediaman beliau. Maka ditulislah dengan rapi hasil pertemuantersebut dalam bayân Al-Hudaidah, kemudian ditandatangani oleh para masyâikhyang hadir pada pertemuan tersebut.

Gambar 3. Scan yang disepakati pada tanggal 5 Muharram 1429 H atau sekitartanggal 14 Januari 2008 2

2 http://dammajhabibah.files.wordpress.com/2009/02/a-hasil-ijtima-hal-1.jpg

Page 34: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 34

Gambar 4 Scan yang disepakati pada tanggal 5 Muharram 1429 H atau sekitartanggal 4 Januari 20083

Tampak para kibâr masyâikh yang bertanda tangan adalah, Asy-Syaikh Muhammadbin ‘Abdil Wahhâb, Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdillâh Al-Imâm, Asy-Syaikh‘Abdul ‘Aziz bin Yahyâ Al-Bura’i, Asy-Syaikh ‘Abdullâh bin ‘Utsmân Adz-Dzamâri,

3 http://dammajhabibah.files.wordpress.com/2009/02/b-hasil-ijtima-hal-2.jpg

Page 35: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 35

Asy-Syaikh Muhammad bin Shâlih Ash-Shûmali, Asy-Syaikh ‘Abdul Mushawwir Al-’Arûmi, Asy-Syaikh ‘Utsmân bin ‘Abdillâh As-Sâlimi, Hafizhahumullâh jamî’an waRa’âhum

Kemudian, hasil ijtimâ’ tersebut disambut dengan sangat positif oleh Asy-Syaikh‘Abdurrahmân Al-’Adani, sebagaimana dalam gambar 5 berikut :4

Gambar 5. Sambutan Syaikh Abdurrahman Al-Adeni, ditulis pada tanggal yang sama,5 Muharam 1429 H atau sekitar tanggal 4 Januari 2008

Hasil ijtimâ’ dan sambutan Syaikh Abdurrahman tersebut ditampilkan dalam situspara masyâikh Yaman, yaitu

http://www.olamayemen.com/html/uploads/img478c6477a77d7.jpg

4 http://dammajhabibah.files.wordpress.com/2009/02/c-sambutan-sy-abdurrahman.jpg

Page 36: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 36

http://www.olamayemen.com/html/uploads/img478cfab8bee68.jpghttp://www.olamayemen.com/html/uploads/img478cfb778f459.jpg

Perlu diketahui, ijtimâ’ Al-Hudaidah tersebut merupakan kesimpulan pertemuan paramasyâikh Yaman dengan Asy-Syaikh Rabî’ hafizhahullâh di kediaman beliau diMakkah pada musim haji tahun 1428 H (atau sekitar Desember 2007, red). Termasukdi antara yang hadir adalah Asy-Syaikh Yahyâ sendiri !

Namun sangat disayangkan, sikap Asy-Syaikh Yahyâ Al-Hajûri ternyata sebagaimanasikap-sikap sebelumnya, yaitu ia membantah hasil ijtimâ’ kibâr masyâikh tersebutserta mengingkarinya.

Pada 7 Muharram 1429 H (atau sekitar tanggal 16 Januari 2008, pen), Al-Hajûrimengeluarkan kaset berjudul “Nashîhatul Ahbâb … ” Dalam kaset tersebut, Al-Hajûri :

1. Mengingkari (!!) bahwa dirinya telah sepakat di hadapan Asy-Syaikh Rabî’untuk diam/tidak lagi mentahdzîr Asy-Syaikh ‘Abdurrahmân Al-’Adani.

2. Menyatakan bahwa ijtimâ’ Al-Hudaidah tersebut adalah muhdats (!!).3. Mencela dan mencaci maki Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhâb Al-

Wushâbi dengan kata-kata yang pedas, kasar, dan tidak senonoh (!!!).

Disusul kemudian pada 22 Muharram 1429 H (atau sekitar tanggal 31 Januari2008, pen).

Atas sikap Al-Hajûri yang tidak senonoh tersebut, Asy-Syaikh Al-Wâlid Muhammadbin Abdil Wahhab Al-Wushabi menegurnya dengan keras :

ھ محدث بأنھ بدعة أیضا علیھ أن وھكذا أیضا قولھ في بیان الحدیدة بأن…یستغفر اهللا وأن یتوب إلیھ وأن یندم،

“Demikian juga ucapan Yahyâ tentang ijtimâ’ Al-Hudaidah, bahwa itu muhdats,dan bahwasanya itu bid’ah, juga wajib atasnya untuk beristighfar kepada Allahdan bertaubat kepada-Nya serta menyesal” (Ats-Tsana`ul Badi’)

Bahkan Asy-Syaikh Yahyâ menantang siapa saja yang menyatakan bahwa ketika dihadapan Asy-Syaikh Rabî’ beliau setuju untuk diam (tidak lagi berbicara tentang Asy-

Syaikh ‘Abdurrahmân), sebagaimana bisa dilihat pada website :http://wahyain.com/forums/showthread.php?t=147

File di atas menjelaskan bagaimana sikap Asy-Syaikh Yahyâ terhadap ijtimâ’-ijtimâ’para masyâikh Yaman. Termasuk bisa didapati pula padanya, ucapan Asy-SyaikhYahyâ terhadap hasil Ijtimâ’ di Ma’bar : .(!Kencingi saja) !بل علیھ

Demikianlah, sekian upaya nasehat dari kibâr masyâikh sama sekali tidakmemberikan manfaat bagi Asy-Syaikh Yahyâ dan para pengikutnya. Mereka tetappada kondisi semula, yaitu tetap bersikukuh di atas keyakinan dan vonis bahwa Asy-

Page 37: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 37

Syaikh ‘Abdurrahmân Mar’i sebagai hizbi, dan siap berhadapan dengan siapapunyang menentang keputusan dan vonis tersebut, meskipun yang ‘menentang’ itu adalahpara ‘ulama kibâr!! Bahkan nasehat Imâmul Jarh wat Ta’dîl Asy-Syaikh Rabî’ puntidak diindahkan oleh mereka. Tidak cukup sampai di situ, nasehat mulia itupundiingkari dan dibantah dihadapan para pengikutnya. Wallâhul Musta’ân.

Kondisi Ma’had Dammâj saat ini, adalah mirip kata pepatah ‘Arab :

تارطولوزنعArtinya : “Pokoknya Kambing, walaupun (ternyata bisa) terbang.” Maksudnya :yang berlaku adalah doktrin kepada semua muridnya, bahwa Asy-Syaikh‘Abdurrahmân adalah hizbi, pokoknya ini yang berlaku apapun dan bagaimanapunyang terjadi. Padahal tidak ada bukti sama sekali, bahkan kenyataan yang adamenunjukkan sebaliknya.

Dalam upayanya untuk tetap memaksakan vonis sebagai hizbi, Al-Hajûri dan murid-muridnya -tak luput pula anak-anak Indonesia yang sangat ta’ashshub terhadap Al-Hajûri- berupaya untuk mengesankan bahwa para masyâikh tidak mengetahui hakekatpermasalahan yang sebenarnya, dan mengatakan bahwa “ahlu Makkah adrâbisyi’âbihâ” (Penduduk suatu negeri lebih mengetahui tentang seluk beluk negeritersebut) atau dengan kata lain “ahlul bait adrâ bimâ fîhi” (penghuni rumah lebihmengetahui tentang apa yang ada di dalamnya).

Untuk menjawab syubhat di atas, cukup kami nukilkan pernyataan Asy-Syaikh‘Abdul ‘Azîz Al-Bura’i yang beliau sampaikan pada tanggal 3 Syawwâl 1429 H(atau sekitar tanggal 4 Oktober 2008, pen):

. كلمتهم.

:

Page 38: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 38

… .

“Maka ini adalah hari ke-3 dari bulan Syawwâl tahun 1429 H, dan kita sedang beradadi Ma’had kami yang barakah di daerah Mafraqhubaisy. Para Ikhwan fillâh dari kotaTa’iz telah berziarah kepada kami, dan mereka memiliki beberapa pertanyaan seputarpermasalahan yang terjadi di medan dakwah terkait dengan kasus fitnah yang sedangberlangsung. Aku memohon kepada Allah untuk menyatukan hati ahlus sunnah danmenyatukan sikap mereka. Kesimpulan berbagai pertanyaan tersebut terkait denganperkara Asy-Syaikh Yahyâ Al-Hajûri dan Asy-Syaikh ‘Abdurrahmân Al-’Adanibeserta beberapa masalah lain yang mengiringinya.

Maka aku berkata bârakallâh fîkum : Kesimpulan permasalahan adalah, bahwa paramasyâikh Ahlus Sunnah telah benar-benar hidup bersama dengan peristiwa tersebutsejak awal kemunculannya dan mengikuti seluruh kejadian-kejadiannya, walaupuntidak berarti mereka membaca semua tulisan yang tersebar, namun mereka (paramasyâikh tersebut) mengetahui semua yang berlangsung dan semua yang terjadi.Terlebih lagi dan yang perlu diperhatikan bahwa apabila terjadi sebuah pertemuan(ijtimâ’) dengan salah satu pihak dari dua belah pihak yang berselisih, maka majelistersebut memakan waktu berjam-jam, dan waktu yang berjam-jam yang dihabiskantersebut bukan membahas masalah-masalah cabang atau sampingan, namunmembahas inti permasalahan. Ditambah lagi dengan dengan adanya berbagai upayapertemuan (ijtimâ’-ijtimâ’) tanpa dihadiri oleh kedua belah pihak. begitu pula denganadanya berbagai adanya utusan, surat-surat dan berbagai peneloponan antar mereka(para masyâikh) dan berbagai penelponan serta pertanyaan di berabagai majelis yangdisampaikan oleh kedua belah pihak atau sebagian mereka atau lebih tepatnya yangdisampaikan oleh para pengikut kedua belah pihak dan yang lainnya.

Tentunya ini semua menunjukkan bahwa para masyâikh tersebut benar-benarbersikap di atas pengetahuan tentang problem yang terjadi, dan bahwasanyamereka (para masyâikh) telah meneliti permasalahan tersebut dari berbagaisisinya, … .”

Kemudian beliau menegaskan :

“Di sisi lain, tidak ada seorang pun yang bisa dipercaya (dalam masalah ini). Kamimendengar tuduhan hizbiyyah terhadap Asy-Syaikh ‘Abdurrahmân dan yang bersama

Page 39: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 39

beliau. Namun mana buktinya?? Kita tidak merasa diri kita aman dari fitnah. Kitamemohon kepada Allah agar menjaga kita dalam sisa umur kita.”

Pernyataan Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Azîz Al-Bura’i di atas menunjukkan bahwa paramasyâikh kibâr Ahlus Sunnah di Yaman sudah benar-benar telah mengkaji danmempelajari permasalahan yang terjadi dengan seksama, dilandasi dengan ketaqwaan,kehati-hatian, dan ilmu. Termasuk segala argumentasi/hujjah dan alasan Al-Hajûridalam memvonis Asy-Syaikh ‘Abdurrahmân. Namun demikian para masyâikhtersebut masih mempertanyakan mana buktinya? Menunjukkan bahwa segala yangdianggap argumen dan hujjah oleh Al-Hajûri -lengkap dengan caci makinya- sebagaidasar vonis hizbi bagi Asy-Syaikh ‘Abdurrahmân, tidak diterima oleh para masyâikh.Segala hujjah Al-Hajûri tidak dianggap oleh para masyâikh tersebut sebagai hujjahyang bisa diterima sebagai landasan memvonis Asy-Syaikh ‘Abdurrahmân sebagaihizbi.

Kemudian Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Azîz akhirnya menegaskan :

.

“Kami (para masyâikh) tidak pernah rujuk sedikitpun dari hasil kesepakatan(ijtimâ’) Al-Hudaidah. Kami tetap berada di atas kesepakatan yang telah kamisepakati bersama.”

II.2. Nasihat asy Syaikh Rabi' kepada Salafiyyin di Yaman danselainnya

Nasihat yang sangat berharga dari Al 'Allamah al Muhaddits Rabi' bin Hadi alMadkhali kepada anak-anaknya Salafiyyin di Yaman dan selainnya, tentangperselisihan yang terjadi antara dua syaikh : Yahya al Hajuri dan Abdurrahman al'Adani

Tanggal nasehat : 17-4-1429 H (atau sekitar tanggal 21 April 2008, pen)Ditranskrip oleh : Abdul Wahid bin Hadi Al-MadkhaliDiterjemahkan oleh : Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi

Muqaddimah

} {).1)

Page 40: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 40

{

{)2).

{

{)3) .

Amma ba’du:Ini adalah nasehat penting yang sangat berharga dari Syaikh kami Al-Allamah Rabi’bin Hadi Al-Madkhali -semoga Allah memberi taufiq kepada beliau dan mengangkatkedudukannya di dua tempat (dunia dan akhirat) - beliau tujukan kepada anak-anakbeliau dari salafiyyin terkhusus permasalahan yang terjadi di Yaman. Beliaumenyampaikannya di hadapan beberapa salafiyyin dari Yaman di rumah beliau diMakkah, setelah Maghrib hari Rabu tanggal 17-4 1429 H. (atau sekitar tanggal 24April 2008, pen) (4)

Syekh hafidzahullah tidak memiliki semangat untuk memberi nasehat ini, melainkansetelah beliau melihat menyebarnya fitnah ini, pengaruhnya yang buruk dan tanpa adaketerangan yang jelas pada sebagian para pemuda.(5)

Dan Syekh Rabi’ sejak sebelumnya dan masih terus dalam memberi nasehat diberbagai majelis dan pelajaran beliau dan berijtima’ dengan para ulama dari Yamanserta juga percakapan lewat telepon dan yang lainnya.(6) Kita memohon kepada AllahSubhanahu Wa Ta’ala agar memberi manfaat nasehat ini kepada salafiyyin, di setiaptempat yang sampai kepada mereka nasehat-nasehat yang mulia dan berharga ini.Agar telinga yang menyimaknya dan akal cemerlang yang berfikir. Walhamdulillahirabbil alamin.

Abdul Wahid bin Hadi Al-MadkhaliMadinah Nabawiyyah, 26-4-1429 H (atau sekitar 3 Mei 2008, red)

Berkata Syekh Rabi’ –semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa menjaganya:Alhamdulillah, shalawat dan salam buat Rasulullah, keluarganya dan yang mengikutibimbingannya.

Amma ba’du:Wahai orang-orang yang aku cintai, para penuntut ilmu,murid-murid syaikh Muqbil diYaman dan di setiap tempat, bersyukurlah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atasapa yang telah diberikan kepada kalian dari berbagai kenikmatan. Yaitu denganmengenal madzhab Salafus Shalih yang merupakan pancaran dari Kitabullah danSunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam. Bersyukurlah kepada AllahSubhanahu Wa Ta’ala atas hal ini, dan atas dakwah kalian yang agung yang telahmenerangi negeri Yaman, yang menghancurkan gelapnya kejahilan, syirik, khurafatdan Rafidhah.

Kalian demi Allah dalam kenikmatan yang besar, musuh-musuh kalian merasa dengkiterhadap kalian - dengan kedengkian yang sangat - dan menunggu adanya petakayang akan menimpa kalian, mereka senang dengan adanya perselisihan dan fitnah ini.Maka barangsiapa yang menghormati dakwah ini, dan ikhlas kepada Allah

Page 41: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 41

Subhanahu Wa Ta’ala , maka hendaklah memelihara dakwah ini, yaitu denganmenyatukan kalimat dan meninggalkan perpecahan, karena sesungguhnyaperselisihan itu merupakan kejahatan.

“Dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilangkekuatanmu “ (QS.Al-Anfaal:46)

Yang dimaksud “riihukum” adalah kekuatan kalian.

Dakwah kalian kuat, namun dengan perselisihan ini menyebabkan kelemahan dankegagalan!!

Fitnah itu - sebagaimana yang dikatakan - berkata Sufyan bin Uyainah dari Khalaf binHausyab bahwasanya mereka disaat fitnah, mereka mempermisalkannya dengan bait-bait sya’ir ini:

Peperangan itu disaat usianya masih muda

Dengan hiasannya dia berlari kepada setiap yang jahil

Sehingga tatkala berkobar dan apinya menyala-nyala

Maka dia menjadi nenek tua yang tidak seorangpun mau menikah dengannya

Rambut hitam telah bercampur uban, warna kulit indah berubah keriput

Yang dibenci untuk dicium dan dikecup (7)

Peperangan (fitnah) itu pada saat pertama kali –masya Allah- setan bersama dengansetan-setan manusia menghiasinya untuk orang-orang bodoh, sehingga merekaterjatuh ke dalamnya. Maka jika telah menyala dan berkobar apinya, maka jelaslahbagi mereka dampak yang buruk terhadap fitnah ini.

Orang yang berakal dapat mengetahui fitnah ketika ia datang, sedangkan orang tidakberakal tidak mengetahui fitnah melainkan setelah berlalu. Saya berharap kalian disini dan di Yaman seluruhnya menjadi orang-orang yang berakal, dan menjadi orangberakal yang paling mulia. Saya berharap kalian berada di tingkatan yang agung ini.Jangan kalian bersegera menuju fitnah, lalu kalian menyalakannya dan kaliantumpahkan bensin di atasnya –sebagaimana kata orang-, api membutuhkan air untukmemadamkannya. Adapun dengan bensin, maka semakin mengobarkannya –demiAllah-, membicarakannya, –demi Allah- merupakan bensin dan bahan bakar fitnahini.

Maka aku menasehati kalian dengan menjaga lisan-lisan kalian dari turut campurkedalam fitnah ini. Dan hendaklah kalian bersaudara diantara kalian. Dan siapa yangmuncul diantara mereka sikap saling menjauhi, maka hendaklah mereka kembalikepada kebenaran. Syaikh Yahya termasuk orang yang paling afdhal dan

Page 42: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 42

memiliki kekuatan besar dan Syaikh Abdurrahman termasuk orang yang palingafdhal dan memiliki kekuatan besar. Dakwah Salafiyyah membutuhkan lebih danlebih banyak lagi dari jumlah ini, membutuhkan pusat-pusat dakwah (markaz), butuhdakwah dan para da’i , dan seterusnya. Yaman yang berjumlah lebih dari 20 jutamanusia membutuhkan –demi Allah- ratusan ribu para da’i -semoga Allahmemberkati kalian-.

Sekarang dua orang saling membenci!, tidak sepantasnya! Yang menjadipenyebabnya adalah ikut campurnya para ahli fitnah untuk menyalakan api fitnah ini.Fahamilah akan hal ini –barakallahu fiikum (semoga Allah memberkati kalian).Suatu ketika Syaikh Muqbil menelepon aku, beliau berkata: "Telah sampai beritakepadaku bahwa engkau berkata di halaqah-halaqah kami ada hizbiyyun!," Maka sayamenjawab: "Saya tidak mengingat kalau saya mengatakan itu, namun saya inginmengatakan kepadamu sekarang, iya!" Saya menekankan hal ini kepada engkau,bahwa sesungguhnya ahli fitnah mereka menempatkan teman dekat bagi setiap orangpenting. Mereka menempatkan teman dekat untuk syaikh Al-Albani, teman dekatuntuk syaikh Bin Baaz, teman dekat untuk para tokoh dan penguasa. Setiap 'alimmereka menempatkan teman dekat, dengan tujuan agar mereka dapat mencapaitujuannya - melalui teman-teman dekat ini -.

Kita tidak aman dari adanya penyusupan –wahai para ikhwah- walaupun berjumlahdua atau tiga di setiap front, dua atau tiga orang dari ahli fitnah yang disusupkan.Penghuni (markaz) Dammaj adalah orang-orang mulia, punya keutamaan, merekaAhlus Sunnah. Ikhwan kalian di Yaman selatan juga mulia dan mereka Ahlus Sunnah.Namun kita tidak merasa aman bahwa disana ada yang disusupkan dari kalanganmusuh, walaupun mereka berjumlah sedikit. Kita tidak menganggap itu mustahil,tidak ada yang menganggap hal ini mustahil kecuali orang yang tidak mengetahuisejarah Islam.

Telah menyusup beberapa orang munafik di masa Rasulullah Shallallahu 'AlaihiWasallam, dan mereka berjumlah sedikit! Pada perang Uhud, Abdullah bin Ubaymemisahkan diri bersama dengan 300 orang dari seribu (pasukan).(8)Dammaj yang didalamnya berjumlah lima ribu. Enam ribu, semuanya selamat tanpaada penyusupan??! Tentu ada penyusupan ! Demi Allah, mereka menyalakan danmengobarkan api fitnah, di Yaman selatan (maksud beliau, yang bersama SyekhAbdurrahman) juga terdapat orang-orang yang disusupkan, dua atau tiga, kita tidakmenghukumi atas seluruh ikhwan kita. Barakallahu fiikum.

Boleh jadi terdapat orang-orang yang disusupkan dari jama’ah Al-Ikhwan al-muslimun, atau dari jama’ah Abul Hasan, atau dari selain mereka dari jama’ah Al-Hikmah (cabang organisasi Ihya’ Turats di Yaman,pent), atau dari selain mereka –barakallahu fiikum- maka berhati-hatilah dari perkara-perkara ini.

Didalam pasukan Ali bin Abi Thalib pernah terdapat beberapa orang yang disusupkan–barakallahu fiikum- , mereka yang mengobarkan api fitnah dan menimbulkanpergolakan diantara para ikhwah dengan Ali radhiyallahu 'anhu ,dan bersama merekasekelompok dari para sahabat dari satu arah, dan antara Zubair dan Thalhahradhiyallahu 'anhuma dari arah yang lain –barakallahu fiikum-.(9)

Page 43: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 43

Kalian tahu? Itu di masa kejayaan (Islam)! Pada permulaan dakwah Salafiyyah. Lalubagaimana dengan sekarang, mungkinkah kita merasa aman dari menyusupnyamusuh-musuh, dari kalangan orang yang hendak memecah-belah kita ke dalambarisan-barisan kita?!! Barakallahu fiikum.

Wahai saudara-saudaraku, yang mencintai dan menghormati dakwah ini, yangmenginginkan dakwah ini nampak dan berjaya, maka hendaklah dia senantiasa diamserta menasehati orang yang berbicara dan jangan dia mengikuti fitnah ini. Saudara-saudara kalian dan syaikh Yahya termasuk diantara Ulama yang mulia, merekamemiliki keistimewaan yang - demi Allah - tidak ditemukan di dunia. Mereka belajarbukan karena mendapatkan ijazah, mereka mengajar bukan karena harta. Dimanasekarang di Emirat, di kerajaan (Arab Saudi), mungkin ada seorang ustadz yanglemah (ilmunya), bisa mendapatkan 20 ribu, atau 30 ribu. Sedangkan mereka ini, tidakmemperoleh apapun, tidak dari penguasa, tidak pula dari yang lainnya. Merekamengajar karena Allah, mereka mendidik semata-mata karena wajah AllahSubhanahu Wa Ta’ala. Hal ini - demi Allah - merupakan keistimewaan bagi kaliandan bagi dakwah kalian, maka muliakanlah kenikmatan ini, dan berupayalah agartetap kokoh, barakallahu fiikum.

Dan kami meminta dari para masyayikh di Yaman agar mereka berupaya danbersungguh-sungguh untuk memadamkan fitnah ini. Dan saya mengarahkanharapanku kepada masing-masing pihak (yang bertikai), syaikh Yahya dan syaikhAbdurrahman - serta yang bersama keduanya dari yang terjadi perselisihan diantaramereka - aku mengarahkan harapanku bersama dengan harapan kalian:1) Agar mereka diam dari saling membicarakan antara satu dengan yang lain2) Agar hendaknya mereka menghapus makalah-makalah mereka di berbagai situs-situs (internet), menghapus semua makalah terkait dan menahan lisan-lisan mereka3) Agar mereka membakar selebaran-selebaran terkait yang silih berganti (salingberbantahan)

Agar perkara-perkara ini kembali berjalan seperti semula, minimal sebagai langkahpertama yang utama sekarang ini adalah diam, dari masing-masing pihak. Sertamenjauhkan makalah-makalah yang ada ini, yang turut mengobarkan api fitnah diberbagai situs (internet), baik di situs Syihr dan situs Syekh Yahya dan situs lainnya.

Saya berharap harapan dan permintaan ini bisa tercapai. Barakallahu fiikum.Walhamdulillah, disana terdapat para ulama yang berakal yang telah berusaha untukmemadamkan fitnah ini. Maka tidak sepantasnya bagi orang-orang kecil (kalanganbawah) saling melakukan pergolakan dan saling berselisih. Yang ini condong kepadafulan, yang satu condong kepada yang lain, ini merupakan cara-cara ahli bid’ah,wahai para ikhwah!!!, Mereka orang-orang yang tidak punya akal, yang tidak bisamembedakan, tidak memiliki kaidah dan prinsip. Sementara kalian punya prinsip dankaidah - yang kalian bersandar kepadanya - terkhusus dalam menghadapi fitnah ini.Barakallahu fiikum.

Aku wasiatkan kalian agar bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan ikhlaskarena Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dan bersungguh-sungguh untuk memadamkanfitnah ini:Pertama: Tidak ikut campur dalam fitnah tersebut

Page 44: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 44

Kedua: Siapa yang punya akal dan pandangan, maka hendaklah dia mengutarakanpandangannya dalam meredam fitnah ini dengan diam, -barakallahu fiik- sertamewujudkan permintaan yang kami sebutkan dari ikhwan kita di Yaman. Pertama kaliadalah dia, jangan seorangpun yang berbicara tentangnya. Sebab mereka bukan ahlibid’ah, demi Allah kalaulah sekiranya salah satu dari mereka ahli bid’ah , maka pastikami sudah mengangkat suara kami untuknya dan kami jelaskan bid’ahnya. Akantetapi tidak seorangpun dari mereka yang ahli bid’ah. Tidak seorang dari mereka yangmenyeru kepada bid’ah, sama sekali tidak ada.

Diantara mereka ada tujuan-tujuan pribadi –wallahu a’lam- yang dinyalakan oleh parapenyusup dari sana-sini, walaupun jumlah mereka sedikit. Barakallahu fiikum,mereka semua salafiyyun, mereka semua orang-orang mulia, mereka semua insyaAllah para mujahid, barakallahu fiikum.

Tidak ada yang paling disenangi syetan daripada perselisihan, tidak ada yang palingdia senangi daripada perselisihan. (firman-Nya):

“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkanperkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkanperselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyatabagi manusia.” (QS.Al-Isra’:53)

Aku berharap kepada kalian - wahai para ikhwah - jika diantara kalian terjadiberbagai perselisihan, maka saling berjabatan tanganlah sekarang, dari sekarang.Kalian berjanji kepada Allah bahwa kalian tidak turut andil dalam fitnah ini, kecualiyang akan memadamkannya dan yang menyelesaikannya. Ini adalah kewajibanmereka, wahai ikhwah.Apakah kalian menyangka bahwa disana ada bid’ah, yang menyebabkan merekaberseteru padanya ?!, Ini ahli bid’ah dan ini..?! Sama sekali tidak ! Ada sebagianorang yang telah menulis beberapa hal - yang kami memandang - bahwa itumerupakan kekeliruan, barakallahu fiikum.

Jangan sampai kita terseret dan terbawa di belakang isu ini dan itu, dan yangsemisalnya, sehingga kita menjadi rugi atas dakwah yang agung ini - yang dengannyaAllah Subhanahu Wa Ta’ala telah memberikan keistimewaan kepada kalian -.Berikanlah pujian hanya untuk Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas nikmat ini danbersyukurlah kepadanya, dan peliharalah nikmat ini, tugas kalian dalam perkara iniadalah berupaya untuk memadamkan fitnah ini.Pertama, kalian disini di kerajaan (Arab Saudi) jangan ada seseorang yang berselisihdengan yang lain. Dan ikhwan kalian di Yaman, kami mengharapkan dari paramasyayikh yang senior untuk berupaya memadamkan fitnah ini.

Kami berharap dari masing-masing pihak agar mereka diam, dan mengakhiripembicaraan yang silih berganti di berbagai situs-situs (internet) yang menyebabkanmusuh-musuh kalian bersorak atas kalian, dakwah kalian, dan dakwah kita semuanya.Walhamdulillah, ini adalah dakwah milik semua dan itu menggembirakan mereka.Demi Allah tidak ada yang paling menggembirakan mereka, melainkan seperti

Page 45: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 45

pergolakan yang terjadi dari dalam (Ahlus Sunnah). Mereka tidaklah mampuuntuk memecah-belah barisan, mereka tidak mampu kecuali denganpenyusupan saja, dengan menyusupkan sebagian orang-orang durhaka, -barakallahu fiikum-. Adapun jika mereka datang dan hendak memecah-belah begitusaja dan menghantam dakwah salafiyyah, mereka tidak akan mampu. Namunmanakala hantaman tersebut berasal dari dalam, demi Allah ini adalah yangpaling berbahaya.

Maka aku - wahai para ikhwah- , aku ulangi dan terus mengulangi harapanku kepadaseluruhnya, untuk bersungguh-sungguh dalam memadamkan fitnah ini, salingbersaudara dan saling melekat diantara kalian, baik di sini maupun di Yaman.Barangsiapa yang telah berbuat buruk kepada saudaranya, maka hendaklah diameminta untuk dihalalkan, jangan sampai ada rasa malu dan yang lainnya untukmeminta dihalalkan. Karena sesungguhnya hal itu –demi Allah- merupakankemuliaan yang sangat agung dan sikap rendah diri, serta merupakan bukti danpetunjuk yang menjelaskan bahwa yang terjatuh dalam kesalahan ini senantiasa cintakebenaran, dan bahwa dia seorang salafy secara benar dan di atas hakekatnya.

Aku memohon kepada Allah agar meredakan fitnah ini, dan hendaklah kalianberserah diri dengan memohon kepada Allah agar meredakan fitnah ini. Dan turut-sertalah kalian - wahai para ikhwah - dan beri masukan dalam rangka meredakannyaseperti yang telah aku sebutkan kepada kalian.

Semoga Allah membenarkan langkah kalian, dan memberikan berkah kepada kaliandan menyatukan hati para ikhwah semuanya. Sesungguhnya Rabb kami MahaMendengarkan Do’a. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada nabi kitaMuhammad, keluarganya dan para shahabatnya. Semoga Allah memberkati kaliandan menjaga kami dan kalian.

Salah seorang hadirin berkata: "Apakah ada yang punya problem (untuk ditanyakan)?" Berkata Syaikh Rabi’: "Tidak ada problem, pembicaraan dan tidak pulapertanyaan. Redakanlah, tidak ada tanya jawab. Sekarang jadikan tujuan, arah dankesibukan kalian adalah memadamkan fitnah ini. Itu saja, pembicaraan akanmenyulut. Jangan kalian berbicara –barakallahu fiikum- jangan kalian fanatikterhadap pihak ini, dan tidak pula pihak itu, mereka semua adalah saudara kalian.Mereka semua berada diatas aqidah dan manhaj yang satu, walhamdulillah. Merekamemberi pengaruh yang besar –segala puji milik Allah- dalam memberi pertolongandan menyebarkan dakwah ini. Semoga Allah memberi taufik kepada semuanya.

Aku pernah mengatakan kepada Syaikh Muqbil dalam satu kesempatan, tatkalapernah ada ancaman dari negara-negara Teluk bahwa mereka akan berupayamemecah-belah antara syaikh Rabi’ dan syaikh Muqbil, telah sampai kepadakuucapan ini. Maka akupun menelepon syaikh Muqbil, lalu aku berkata: "Telah sampaikepadaku berita bahwa disana ada orang yang hendak memecah-belah antara kamidan kalian." Maka beliau mengatakan kepadaku: "Kalaulah sekiranya gunung-gunungitu saling menanduk, tidak akan memudlaratkan kita sedikitpun, dan hal ini tidak akanterjadi sedikitpun."

Maka akupun menghendaki dari kalian seperti ini, seperti tokoh besar yangmengucapkan perkataan ini. Yang menjulurkan telinganya mendengar pembicaraan,

Page 46: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 46

demi Allah dia akan masuk ke dalam fitnah. -barakallahu fiikum-. Orang yangmengirimkan kepada kalian suatu pembicaraan dari Yaman bahwa begini dan begitu,maka kalian katakan kepadanya: "Ya akhi, kami berharap engkau menahan lisanmubaik di Yaman maupun di sini, barakallahu fiikum, semoga Allah memberi taufiqkepada semua."Jika kalian menghendaki kebenaran dan jalan yang benar untuk menyelesaikanpermasalahan ini, maka ini adalah pandanganku dan cara yang benar untukmenyelesaikan berbagai perselisihan dan meredam fitnah ini, dan para masyaikh,insya Allah mereka akan sekuat tenaga untuk meredamnya, insya Allah.

Jika kalian punya pertanyaan selain permasalahan ini, maka biarkanlah terlebihdahulu, agar tidak keburukan diantara kalian dengan hal-hal ini. Tebarkanlah salamdiantara kalian dimanapun kalian bertemu, saling merahmati dan mengasihi –barakallahu fiikum-.Selesai dari ucapan syaikh Rabi’ –semoga Allah memelihara dan menjaga beliau-.

Footnote :1. Ali Imran:1022. An-Nisaa:13. Al-Ahzab:764. Aku telah mengirimkan naskah ini kepada syaikh Rabi’ berupa transkrip dari kaset,lalu beliau membenarkan sedikit dari apa yang menurut beliau layak, lalu beliaumengizinkan kepadaku untuk menyebarkannya.5.Saya ingin menyebutkan kepadamu sesuatu yang mungkin dapat kalian gambarkantentang apa yang terjadi di medan dakwah berupa hasil dari fitnah ini dari beberapasikap yang aku dapati. Saya mengingat di musim haji tahun lalu, saya berada di dekatsyaikh Rabi’di rumah beliau, di maktabah. Datang salah seorang penuntut ilmu dinegeri Yaman –seseorang yang juga ikut andil dalam berdakwah dan memiliki murid-murid- beliau bertanya kepada syaikh dengan adab beberapa pertanyaan. Kemudian iabertanya kepada syaikh tentang sikap beliau, jika datang kepada beliau beberapa anakmuda dan mereka mengatakan kepadanya: engkau harus menentukan sikapmu,apakah engkau bersama Al-Hajuri atau bersama Al-Adani?! Maka syaikh Rabi’menjawab: "Katakan kepada mereka : “mereka semua adalah para ikhwah, kamibersama semuanya,kalian jangan memecah belah”. Maka senanglah penanya ini danbeliau mendoakan kebaikan untuk syaikh. Kemudian salah seorang ikhwah dariEmirat berkata: "Kami juga di Emirat terjadi ucapan seperti ini, dan merekamengatakan: kalian harus menentukan sikap! Apakah bersama Al-Hajuri ataubersama Al-‘Adani?."Demikian pula salah seorang ikhwan dari Yaman yang bekerja di salah satuperusahaan dan tinggal dekat dari tempatku dan shalat di masjidku di Madinah. Iabertanya kepadaku tentang bagaimana menyikapi permasalahan yang terjadi, makaaku jelaskan kepadanya apa yang aku ketahui dari perkataan syaikh Rabi’ dan apayang dituliskan oleh para masyayikh di Yaman dalam penjelasan mereka. Setelahijtima’ bersama syaikh Rabi’ pada musim haji tahun 1428 H. Kebanyakan dari sikapyang terjadi di berbagai tempat yang menunjukkan dampak perpecahan yang terjadidisebabkan fitnah ini. Semoga Allah memelihara Ahlus Sunnah dari kejahatanberbagai fitnah.

Page 47: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 47

6. Dan aku sertakan salah satu penjelasan yang ada yang menjelaskan usaha syaikhRabi’ dan para ulama Yaman dalam memadamkan fitnah ini, sebagaimana yang andalihat pada tambahan bagian akhir dari nasehat ini.7. Dikeluarkan Imam Bukhari dalam shahihnya, kitabul Fitan, bab: Al-Fitnah allatitamuju kamaujil bahr dan berkata Ibnu Uyainah...kemudian menyebutkan yangsemisalnya. Berkata Al-Imam Al-Albani: (pengarang kitab (Bukhari) menyambungsanadnya dalam “Tarikh Shagir” dengan sanad yang shahih darinya. MukhtasharShahih Bukhari, karya Al-Albani: 4-276.8. Asal kisah ini muttafaq 'alaihi, telah dikeluarkan Bukhari dalam kitab Al-Maghazidalam shahihnya, bab: Perang Uhud: hadits no: 4050. Dan Muslim dalam shahihnya,kitab: Sifaat al-Munafiqin dan hukum-hukum tentang mereka, no:2776. Denganlafadz riwayat Bukhari : dari Zaid bin Tsabit Radhiallahu 'anhu berkata : “TatkalaNabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam keluar menuju Uhud, beberapa orang kembali dariorang-orang yang tadinya keluar bersama beliau, sehingga para sahabat Nabi terpecahmenjadi dua. Satu kelompok mengatakan: "Kita perangi mereka", sedangkankelompok lain berkata: "Kita jangan perangi mereka." Maka turunlah firman-Nya:

“Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah Telah membalikkan mereka kepada kekafiran,disebabkan usaha mereka sendiri ? “ (QS.An-Nisaa:88)Beliau bersabda: "Sesungguhnya kota Madinah itu thaybah, ia memisahkan dosasebagaimana api yang memisahkan dari kotoran perak.”Berkata Ibnu Hajar : perkataannya : “Beberapa orang kembali dari orang-orang yangkeluar bersamanya”, yaitu Abdullah bin Ubay dan para sahabatnya, telah disebutkanhal itu dengan jelas dalam riwayat Musa bin ‘Uqbah dalam “Al-maghazi”.Sebelumnya Abdullah bin Ubay, pendapat beliau sepakat dengan pendapat NabiShallallahu 'Alaihi Wasallam untuk tetap tinggal di Madinah. Maka tatkala yang lainmemberi isyarat untuk keluar, lalu disetujui oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallamlalu beliau keluar. Maka Abdullah bin Ubay berkata kepada para sahabatnya: "Diatelah taat kepada mereka dan menyelisihi aku, dengan dasar apa kita membunuh diri-diri kita?", maka kembali sepertiga pasukan. Ibnu Ishaq berkata dalam riwayatnya:Abdullah bin Amr bin Haram, ayah Jabir adalah seorang yang berasal dari BaniKhazraj seperti Abdullah bin Ubay, beliau mengingatkan mereka yang agar kembali,namun mereka enggan, maka beliau berkata: "semoga Allah menjauhkan kalian."Perkataannya: “Para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam terbagi menjadidua”, maknanya adalah dalam menghukumi mereka yang kembali bersama Abdullahbin Ubay. Selesai (Fathul Bari:7/356)9.Dan disana ada beberapa dalil yang menunjukkan adanya para penyusup diantaramereka pada saat itu, sebagai contoh apa yang disebutkan Al-Hafidz Ibnu Hajartentang kisah terbunuhnya Zubair bin Awwam Radhiallahu 'anhu, dimana beliaumengatakan: “Terbunuhnya Zubair pada bulan Rajab, tahun 36 H. Dia kembali darikejadian perang Jamal dengan tujuan untuk meninggalkan peperangan, lalu beliaudibunuh oleh Amr bin Jurmuz secara senyap. Lalu dia datang kepada Ali dengantujuan pendekatan diri kepadanya dengan kejadian itu, maka Ali radhiyallahu 'anhumemberikan kabar berita kepadanya akan ancaman masuk Neraka. " Dikeluarkan olehAhmad, Tirmidzi dan selain keduanya,dan dishahihkan oleh Al-Hakim dari berbagaijalan yang sebagiannya marfu’. (Al-Fath:7/82)

Page 48: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 48

Demikian pula telah tsabit bahwa Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu 'anhu terbunuhdengan anak panah dari dalam pasukan beliau sendiri. Namun disana ada beberapayang butuh pengecekan padanya, silahkan melihat –jika engkau ingin- dalam kitabyang berharga “Khilafah Ali bin Abi Thalib Radhiallahu 'anhu, Dirasah naqdiyyahlir-riwaayaat, min khilaali kutub as-sunnah wat-taarikh”, karya Doktor Abdul Hamidbin Asy-syekh Ali bin Nashir Faqihi, Maktabah Rusyd.Dan sudah menjadi hal yang diketahui bahwa para pembunuh Utsman radhiyallahu'anhu mereka menyusup ke dalam pasukan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu .Mungkin cukup bagi kita menyebutkan apa yang dinukil oleh Muhibbuddin Al-Khathib dalam tahqiq beliau terhadap kitab “Al-‘Awashim minal Qawashim fiitahqiiq mawaqif ash-shahaabah ba’da wafaat an-nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam",karya Al-Qadhi Abu Bakar Al-Arabi, dimana beliau mengatakan: “Seorang sahabatyang mulia Al-Qa’qa’ bin Amr At-Tamimi telah berdiri diantara dua kelompoksebagai perantara yang bijak dan berakal, maka pasukan Jamalpun menurutinya. Aliradhiyallahu 'anhu juga menyetujuinya. Lalu Ali mengutus kepada Thalhah danZubair dan mengatakan: “Jika kalian setuju dengan apa yang menjadi ketetapanQa’qa’ bin Amr, maka tahanlah diri kalian hingga melihat dan memandang perkaraini”. Maka keduanya-pun mengirim utusan kepada Ali dan mengatakan :“Sesungguhnya kami setuju di atas apa yang menjadi keputusan Qa’qa’ bin Amrberupa perdamaian diantara manusia.”

Berkata Al-Hafidz Ibnu Katsir dalam kitabnya “Al-Bidayah wan-Nihayah” (7/239),:”maka tenanglah jiwa-jiwa dan merasa tentram,dan setiap kelompok berkumpulbersama sahabatnya dari dua pasukan. Dikala sore hari, Ali mengutus Abdullah binAbbas kepada mereka, sedangkan mereka mengutus Muhammad bin Thalhah As-Sajjad kepada Ali, dan mereka semua bersandar kepada perdamaian. Mereka tidurdimalam hari dengan tidur yang mereka belum pernah merasakan ketenangan yangsemisalnya. Sedangkan orang-orang yang terlibat dalam perkara Utsman bermalamdalam keburukan, mereka telah mendekati kebinasan. Sehingga mereka menjadisemalam suntuk mereka untuk bermusyawarah, sampai mereka sepakat untukmengobarkan peperangan secara rahasia. Mereka menyembunyikan hal tersebutkarena khawatir akan tercium apa yang akan mereka upayakan dari kejahatan. Merekapun keluar di kegelapan Subuh dan orang-orang dekatnya tidak merasakan apa yangmereka lakukan. Dan merekapun menyelinap untuk melakukannya. (lihat tempattersebut di tarikh Ibnu Katsir dan tarikh Ath-Thabari:5/202-203, Minhajus Sunnah:2/185 dan 3/225 dan 341 dan Al Muntaqa karya Adz-Dzahabi: 223 dan 404).

Demikianlah mereka menyulut api peperangan antara Ali dan dua saudaranya Thalhahdan Zubair. Maka pasukan Jamal menyangka bahwa Ali telah mengkhianatiperjanjian dengan mereka . Sementara Ali juga menyangka bahwa saudara-saudaranya telah mengkhianatinya, dan semua mereka lebih takut kepada Allah darimelakukan hal tersebut di zaman jahiliyyah, maka bagaimana mungkin merekamelakukannya setelah mereka mencapai kedudukan yang tinggi dari berakhlaqdengan Al-Qur’an. Selesai dari kitab: Al-Awashim minal Qawashim karya Al-QadhiAbu Bakar Al-Arabi: 156-157.

Page 49: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 49

Lampiran:Penjelasan hasil ijtima’ para Ulama di Yaman di Hudaidah, pada tanggal 5-1-1429 H(atau sekitar tanggal 14 Januari 2008, red)

,:

Sesungguhnya telah terdahului keluarnya penjelasan para masyayikh Ahlus Sunnah diMa’bar pada tanggal 12-4-1428 H. (atau sekitar tanggal 9 April 2008, pen)Terkhusus perkara yang menyangkut dua syekh: Yahya bin Ali Al-Hajuri danAbdurrahman Al-Adani, dan pada penjelasan tersebut terdapat kebaikan yang banyak,dan nasehat para masyayikh untuk masing-masing pihak.

Dan memandang kepada munculnya hal-hal yang baru dalam perkara ini setelahkeluarnya penjelasan yang disebutkan tadi, maka para masyayikh pun kembalimengupayakan penyelesaian dari munculnya hal-hal yang baru dari kedua belahpihak. Dan sungguh Allah telah memberi kemudahan kepada para masyayikh AhlusSunnah bertemu dengan syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali, pada musim haji tahun1428 H. Dan ziarah tersebut dilakukan di rumah beliau, dan telah dilakukanmudzakarah bersama beliau tentang banyak permasalahan ilmiah dan yangmenyangkut dakwah. Dan disinggung pula perkara Syekh Yahya dan SyekhAbdurrahman, dengan kehadiran para masyayikh yang disebutkan tadi, merekaadalah: Muhammad bin Shalih Ash-Shaumali, Yahya bin Ali Al-Hajuri,Abdullah bin Utsman Adz-Dzamari, Muhammad bin Abdillah Al-Imam, danAbdul Aziz Al-Bur’i.

Dan pada majelis tersebut terdapat kebaikan yang melapangkan dada-dada AhlusSunnah dan menggembirakan mereka, dan kesimpulan dari majelis tersebut setelahterjadinya dialog:- Bahwa syaikh Yahya bin Ali Al-Hajuri menahan diri dari membicarakan syaikhAbdurrahman, dan syaikh Yahya menyetujui hal tersebut- Bahwa syaikh Abdurrahman berlepas diri dari orang-orang yang menjelek-jelekkansyaikh Yahya dan markaz Dammaj. Barangsiapa yang menjelekkannya, makasesungguhnya dia mengatasnamakan dirinya sendiri, dan tidak mengatasnamakansyaikh Abdurrahman

Dan telah terbit pula penjelasan yang bersamaan dengan penjelasan ini pada tanggalyang sama, dari syaikh Abdurrahman, sebagai penerapan dari apa yang diminta daribeliau.

Maka dibangun diatas apa yang telah disebutkan, siapa yang membuat keonaransebagai bentuk perseteruan terhadap Dammaj dan syaikh Yahya, dengan alasanmembela syaikh Abdurrahman. Hendaklah dia mengetahui bahwa dia telah berbuatjahat terhadap syaikh Abdurrahman, sebab beliau berlepas diri dari perbuatannya, dantidak ridha dengan hal tersebut dan pembelaan tersebut memudaratkan dirinya sendiri.

Sebagaimana wajib untuk menghentikan keluarnya selebaran-selebaran dan kaset-kaset, dari para pembela markaz Dammaj, apakah yang berseteru dengan syaikh

Page 50: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 50

Abdurrahman, atau berseteru dengan para pembela syaikh Abdurrahman, karena haltersebut dapat menutup pintu fitnah, insya Allah.

Dan kepada seluruh masyayikh Ahlus Sunnah, termasuk syaikh Yahya dan syaikhAbdurrahman, agar berupaya untuk saling memaafkan dan berdamai, dan menguatkanukhuwwah diantara para penuntut ilmu, giat dan bersungguh-sungguh dalammenuntut ilmu, berdakwah di jalan Allah, dan beramal shalih.

Semoga Allah memberi taufiq kepada semuanya kepada apa yang dicintai dandiridhai-Nya, shalawat dan salam kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wassallamdan para pengikutnya.

Yang bertanda tangan:- Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab Al-Wushabi- Syaikh Muhammad bin Shaleh Ash-Shaumali- Syaikh Bin Abdillah Al-Imam- Syaikh Abdul Mushawwir Al-‘Arumi- Syaikh Abdul Aziz bin Yahya Al-Bur’i- Syaikh Utsman bin Abdillah As-Salimi- Syaikh Abdullah bin Utsman Adz-Dzamari5

(Dikutip dari http://darussalaf.org/stories.php?id=1224. Diterjemahkan oleh alUstadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi yang ditranskrip oleh Abdul

Wahid bin Hadi Al-Madkhali dari ceramah Syaikh Rabi' ibn Haadi al Madkhalihttp://www.salafiduroos.net/rabeeyamen.mp3. Sumber transkrip

http://www.sahab.net/forums/showthread.php?p=643450)

II. 3. Pembersihan Nama Asy-Syaikh ‘Abdurrahman Al-’Adani

II.3.1 Pernyataan Para Masyaikh dalam Kesepakatan Ma’bar

Amma ba’d:

Sesungguhnya kami telah bertemu dengan Asy-Syaikh ‘Abdurrahman Al-’Adani dikota Ma’bar. Kami berbicara bersama beliau dalam perkara yang dituduhkankepadanya oleh Asy-Syaikh Yahya bin ‘Ali Al-Hajuri, yaitu melakukan pengkotak-kotakan di antara para thalabatul ‘ilmi (penuntut ilmu) di sekitarnya. Lalu kami dapatidari beliau jawaban yang membuat dada menjadi lapang, dan memberi kesimpulanbahwa beliau tetap berjalan bersama saudara-saudaranya dari kalangan paramasyaikh Ahlus Sunnah, dakwahnya adalah dakwah mereka, apa saja yang

5 Tambahan redaksi : Lihat scan asli kesepakatan ulama Yaman tersebut di :http://www.salafy.or.id/upload/olamayemen1.JPG &http://www.salafy.or.id/upload/olamayemen2.JPG

Page 51: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 51

dipandang oleh Ahlus Sunnah maka ucapan beliau adalah bagian dari ucapan mereka.Tidaklah apa yang terjadi berupa tuduhan dari Asy-Syaikh Yahya (bahwa Asy-Syaikh‘Abdurrahman adalah hizbi) adalah sebagai sebab untuk melakukan perpecahan ditengah-tengah dakwah. [1])

II.3.2 Pernyataan Para Masyaikh dalam Kesepakatan Al-Hudaidah

Para ulama - hafizhahumullah - berkata : “… melihat kepada munculnya peristiwa-peristiwa baru dalam fitnah ini, setelah keluarnya kesepakatan yang baru sajadisebutkan, maka para masyaikh berupaya menghentikan hal-hal yang baru munculdari kedua belah pihak. Allah telah memudahkan kepada para masyaikh Ahlus Sunahuntuk berjumpa dengan Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali, yaitu pada musimhaji tahun 1428 H. Ziarah tersebut ke kediaman beliau. Dalam kesempatan tersebutterjadi pembahasan masalah-masalah ilmiyyah dan dakwah. Hingga kemudiandiajukan permasalahan Asy-Syaikh Yahya dan Asy-Syaikh ‘Abdurrahman. Pertemuanini dihadiri oleh sejumlah masyaikh yang baru saja disebutkan, yaitu : Muhammad binShalih As-Shaumali, Yahya bin ‘Ali Al-Hajuri, ‘Abdullah bin ‘Utsman Adz-Dzamari,Muhammad bin ‘Abdillah Al-Imam, dan Abdul ‘Aziz Al-Bura’i.

Dari pertemuan itu dihasilkan kebaikan yang membuat hati para Ahlus Sunnahmenjadi lapang dan mata mereka menjadi sejuk karenanya. Kesimpulan dari hasilpertemuan setelah adanya munaqasyah adalah : Bahwasanya Asy-Syaikh Yahya bin‘Ali Al-Hajuri berhenti dari mencela Asy-Syaikh ‘Abdurrahman, dan Asy-Syaikh Yahya Al-Hajuri menyetujuinya. [2])

II.3.3 Ucapan Asy-Syaikh Al-Mujahid Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali -hafizhahullah - dalam Nasehat Emas beliau (17 - 4 - 1429 H atausekitar tanggal 24 April 2008, pen)

Beliau (Asy-Syaikh Rabi’ - hafizhahullah) berkata :

” … dan Asy-Syaikh ‘Abdurrahman juga termasuk orang-orang yang utama danberada atas front (dakwah) yang sangat agung. Dakwah salafiyyah butuh kepadajumlah yang sangat banyak dari kalangan orang yang seperti ini. Butuh kepadama’had-ma’had, sarana-sarana dakwah, para da’i, dan seterusnya. Yamanpenduduknya lebih dari dua puluh juta jiwa, sehingga - demi Allah, mereka sangatbutuh kepada da’i yang jumlahnya ratusan, bahkan ribuan. Barakallahu fikum. [3])

Beliau juga berkata :

” … aku menasihati kalian agar bertaqwa kepada Allah dan bersungguh-sungguhuntuk memadamkan fitnah ini :

Pertama : dengan tidak turut campur berbicara tentangnya.

Kedua : Pihak yang memiliki akal yang jernih dan pandangan-pandangan yang bagus,hendaklah ia menunjukkan dengan pandangannya untuk memadamkan fitnah dengancara diam, barakallahfikum, dan mewujudkan poin-poin yang kita minta dari saudara-saudara kami di Yaman.

Page 52: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 52

Pertama: diam, tidak boleh ada seorang pun membicarakan saudaranya, karenamereka bukan ahlul bid’ah. Demi Allah, seandainya salah satu dari kedua pihakadalah adalah mubtadi’ maka pasti kami akan meninggikan suara kami untukmen-tahdzir-nya, dan kami akan menjelaskan kebid’ahannya. Akan tetapi tidakada di antara mereka yang mubtadi’, tidak ada di antara mereka yang mengajakkepada bid’ah, tidak ada pada mereka sedikit pun (dari bid’ah).

Pada mereka ada kepentingan-kepentingan pribadi, demi Allah, yang dikobarkan-sebagaimana telah aku katakan- oleh para penyusup dari pihak sini dan sanameskipun jumlah mereka sedikit. Barakallahufikum, mereka semua adalah salafiyyun,mereka semua adalah orang-orang yang utama, mereka semua adalah - insya Allah -para mujahid, barakallahufikum.” [4])

Beliau juga berkata juga :

” … sekarang pusatkan target, kesibukan, dan tujuan kalian adalah memadamkanfitnah ini, itu saja. Ucapan tercampur aduk, oleh karena itu janganlah kalian berbicara- barakallahu fikum- jangan ta’ashshub (fanatik) terhadap pihak ini dan jangan pulaterhadap pihak yang itu. Mereka semua adalah bersaudara, berada di atas aqidah yangsatu, di atas manhaj yang satu, segala puji bagi Allah. Mereka juga memiliki peranyang besar, segala puji bagi Allah, dalam membela dan menyebarkan dakwah ini.Semoga Allah memberikan taufik-Nya kepada semua pihak.” [5])

II.3.4 Nasehat Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam hafizhahullah

Beliau - hafizhahullah- berkata :

“Sungguh aku adalah pemberi nasehat, sungguh aku adalah pemberi nasehat, sungguhaku adalah pemberi nasehat untuk saudara-saudaraku yang tergesa-gesa dalammasalah ini dan tidak mendapatkan karunia ketepatan bersikap dan mau menerimaarahan para ulama. Sungguh aku pemberi nasehat bagi mereka : hendaklah merekameninjau kembali cara pandang mereka dalam masalah ini. Aku tidaklahmemandang mereka sebagai pihak yang benar dalam masalah hajr (pengucilan),tahzib (vonis hizbi), celaan sebagian terhadap yang lain, serta saling memutushubungan dan membelakangi. Aku tidaklah memandang ini kecuali sebagaihukuman akibat sikap tidak mau menerima perkataan para ulama. [6])

II.3.5 Nasehat Asy-Syaikh ‘Abdul Aziz Al-Bura’i hafizhullah

Ketika beliau ditanya : Apakah yang sekarang terjadi antara Asy-Syaikh Yahya Al-Hajuri dengan Asy-Syaikh ‘Abdurrahman bin Mar’i dan Asy-Syaikh ‘Abdullah binMar’i, demikian pula dengan Asy-Syaikh Salim Ba Muhriz, merupakan bentuk fitnahyang Anda menasehatkan untuk menghindarinya secara keseluruhannya, ataukahmerupakan penjelasan terhadap kebenaran, dan pembelaan terhadap manhaj salafiyang benar?

Beliau - hafizhahullah- menjawab :

“Tidak mungkin akan ada di sana sebuah kenyataan yang terjadi pada seseorang yangmenunjukkan penyimpangannya dari Sunnah, kemudian ternyata Ahlus Sunnah masih

Page 53: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 53

tetap mengatakan “orang ini adalah saudara kita”!!! Amat disayangkan, amatdisayangkan cara pandang (penilaian) seperti terhadap Ahlus Sunnah ini, yaituberprasangka terhadap Ahlus Sunnah dengan prasangka demikian. Yang benar,barakallahu fikum, harus ada ketaqwaan kepada Allah, muraqabah (merasasenantiasa diawasi oleh Allah) dalam memberikan penilaian terhadap para masyaikhAhlus Sunnah. [7])

Beliau juga berkata :

“Di sisi lain, tidak ada seorang pun yang bisa dipercaya (dalam masalah ini). Kamimendengar tuduhan hizbiyyah terhadap Asy-Syaikh ‘Abdurrahmân dan yang bersamabeliau. Namun mana buktinya??” [8])

II.3.6 Nasehat Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Ash-Shaumali -hafizhahullah -

Yaitu ketika beliau menjawab pertanyaan para pemuda dari Hadhramaut Ad-Dakhil,yaitu pada 16 / 5 / 1429 H (atau sekitar tanggal 22 Mei 2008, pen)

Pertanyaan : Wahai Syaikh, para pemuda di Hadhramaut Al-Dakhil mengikutipendapat Asy-Syaikh Yahya Al-Hajuri dalam permasalahan Asy-Syaikh‘Abdurrahman Al-’Adani?

Asy-Syaikh Ash-Shaumali menjawab : “Hendaklah mereka dinasehati, hendaklahmereka dinasehati.” [9])

Dalam majelis yang lain, yaitu pada tanggal 12 Sya’ban 1429 H (atau sekitar tanggal15 Agustus 2008, pen) lalu beliau ditanya, bahwa ada seorang thalibul ilmi yangmemihak kepada Asy-Syaikh Yahya dalam vonisnya terhadap Asy-Syaikh‘Abdurrahman, dan dia berupaya menyebarkan hal tersebut dan sebaliknyamenghalangi disebarkannya nasehat dan penjelasan para ‘ulama, dia juga mencegahpenempelan selebaran-selebaran, tulisan-tulisan, dan pengumuman-pengumuman daripara syaikh. Bagaimanakah perlakukan kami terhadapnya?

Beliau menjawab : “Duduklah kalian dengannya dan nasehatilah dia.” [10])

II.3.7 Nasehat Asy-Syaikh ‘Abdul Mushawwir Al-Ba’dani -hafizhahullah -

Ketika beliau ditanya di kota Jeddah pada bulan Ramadhan yang penuh berkahtahun 1429 H lalu (atau sekitar bulan September 2008, pen) tentang fitnah yangterjadi di Yaman. Kemudian beliau menjawab sebagai berikut:

Page 54: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 54

“Alhamdulillah, kami telah melakukan ijtima’ (pertemuan) dengan para masyâikh,dan sikap kami satu, yaitu bahwa Asy-Syaikh ‘Abdurrahman Al-’Adani bukanhizbi.”

Semoga Allah senantiasa mencurahkan shalawat dan salam kepada Nabi kitaMuhammad, keluarga, dan para shahabatnya. [11])

* * *

Saya (’Ubaidullah As-Salafi) katakan : Dari penukilan perkataan para ‘ulama yangpenuh berkah di atas, tampak bagi kita dua perkara:

Pertama : Para masyaikh benar-benar mengetahui permasalahan ini (fitnah yangterjadi antara Asy-Syaikh ‘Abdurrahman dan Asy-Syaikh Yahya Al-Hajuri) danmengikutinya. Kesimpulan ini sangat tampak dari perkataan dan sikap mereka dalammenyikapi permasalahan. Berdasar hal ini hendaklah tidak ada seorang pun yangmasih mengatakan “kami lebih mengetahui permasalahan daripada para masyaikh”atau “jarh (celaan) kami terperinci” atau pernyataan yang lain !!!

Kedua : Secara tegas para masyaikh membersihkan Asy-Syaikh ‘Abdurrahman darisegala yang dituduhkan kepadanya oleh lawannya. Berdasar hal ini hendaknya tidakada seorang pun yang masih mengatakan “ucapan para masyaikh itu hanya secarazhahir, adapun secara batinnya maka mereka memiliki perkataan yang berbeda!!!”Karena pernyataan seperti ini adalah celaan terhadap masyaikh bahwasanya merekaadalah orang-orang yang bermuka dua. Yang demikian ini adalah perkara yang tidakboleh untuk kita meyakininya tentang mereka!!!!!Selesai bagian pertama dan akan bersambung pada bagian kedua dengan kehendakAllah

[1] Nasha-ih ‘ulama’il ummah fi al-fitan al-mudlahimmah, hal. 4.[2] Ibid hal. 7[3] Ibid hal. 63[4] Ibid hal. 69[5] Ibid hal. 71[6] Ibid hal. 79[7] Ibid hal. 83[8] Ibid hal. 119[9] Ibid hal. 92[10] Ibid hal. 93[11] Ibid hal. 94

(Dikutip dari http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/03/16/prinsip-dan-faidah-penting-dari-nasehat-ulama-1/)

Page 55: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 55

BAB IIISilsilah Nasehat Syaikh

Al-Wushabi hafizhahullah

III.1. Mengenal Syaikh Muhammad Bin 'Abdul Wahhab Al-Wushabi

Beliau adalah murid Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah yang paling senior, sekaligusteman sejawat dalam merintis dakwah di Yaman. Semenjak Asy-Syaikh Muqbilmasih hidup, Asy-Syaikh Al-Wushâbi sudah mengasuh ma’had di Al-Hudaidah, danbeliau sudah menjadi salah tokoh besar dakwah salafiyyah di Yaman yang sangatdisegani dan diperhitungkan.

Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah memuji beliau dengan mengatakan :

“Muhammad bin ‘Abdil Wahhâb Al-’Abdali Al-Wushâbi Abû Ibrâhîm, seorangda’i ilallâh, seorang yang zuhd, sangat penyabar, sangat mutqin (kokoh dan tepat)dalam berbagai penelitian dan karya tulisnya. Uraiannya dalam bidang ilmu haditsberada pada puncak itqân (kekokohan/ketepatan).”

Demikian pujian sekaligus pengakuan Asy-Syaikh Muqbil atas kedudukan dankapasitas keilmuan dan ketokohan Asy-Syaikh Muhammad, serta peran beliau dalamdakwah.

Dalam kitab Al-Qaulul Mardhî fî ‘Umratil Makki karya Asy-Syaikh Muhammad bin‘Abdil Wahhâb Al-Wushâbi, dalam muqaddimahnya Asy-Syaikh Muqbil Al-Wâdi’i vmenegaskan pujian dan tazkiyyahnya bahwa :

/

.

“Adapun penulis risalah ini, yaitu Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhâb adalahseorang syaikh (guru besar) dalam bidang tauhid, hadits, fiqh, akhlaq yang mulia,zuhd, wara’. Sekaligus dia adalah seorang murabbi (pendidik) yang penuh kasihsayang, seorang da’i menuju persatuan umat, seorang pentahdzîr dari hizbiyyahperusak. Dia adalah seorang yang sangat penyabar dalam menghadapi kefaqiran dankegentingan. Dia seorang yang bijak dalam berdakwah, sangat mencintai Salaful

Page 56: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 56

Ummah, sangat membenci para ahli bid’ah masing-masing sesuai dengan tingkatbid’ahnya.”

Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhâb Al-Wushâbi adalah murid Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah yang paling senior, sekaligus teman sejawat dalammerintis dakwah di Yaman. Semenjak Asy-Syaikh Muqbil masih hidup, Asy-SyaikhAl-Wushâbi sudah mengasuh ma’had di Al-Hudaidah, dan beliau sudah menjadi salahtokoh besar Dakwah Salafiyyah di Yaman yang sangat disegani dan diperhitungkan.Ketika Al-Hajûri masih sebagai murid, beliau hafizhahullâh sudah sebagai seorang‘ulama besar sekaligus tokoh dakwah salafiyyah yang disegani dan diperhitungkan diYaman. Senioritas, kapasitas, kedudukan, dan ketokohan Asy-Syaikh Muhammad bin‘Abdil Wahhâb sudah diketahui sejak masa hidup Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah,sekaligus diakui dan disaksikan oleh beliau dan salafiyyin di negeri Yaman.

Dakwah Salafiyyah di negeri Yaman dengan segala hasil yang terwujud sekarangberupa tersebar dan meratanya dakwah ini menerangi Yaman dengan cahaya tauhiddan sunnah sehingga sirna dan musnalah berbagai kegelapan kejahilan, kesyirikan,khurafât, dan aqidah (syi’ah) râfidhah, demikian juga dakwah salafiyyah menjadidikenal di segenap kota, di segenap desa, di gunung, lembah, wadi dan lainnya, itusemua tidak lain adalah dengan karunia dan keutamaan dari Allah Subhanahu waTa’ala, kemudian berkat dakwah ‘Allâmatul Yaman Asy-Syaikh Muqbil bin HâdiAl-Wâdi’i rahimahullah. Sejak puluhan tahun yang lalu beliau rahimahullah merintisdakwah salafiyyah di negeri Yaman, yang kala itu beliau berjalan dengan ditemaniteman sejawat beliau sekaligus shahabat, murid, dan pembela beliau yaitu Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhâb Al-Wushâbi Al-Abdali hafizhahullâh.

Pada awal-awal dakwah, beliau berdua berjalan bersama keliling di bumi Yamansebagai da’i yang menyeru kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. Hingga Allahmudahkan dakwah ini menjadi besar dan kuat seperti sekarang. Robohlah kekuatankaum Syi’ah Rafidhah di Yaman bagian utara serta hancurlah upaya kaum sufimembodohi kaum muslimin dengan khurafat dan kejahilan di Yaman bagian selatan.Berbagai ma’had ahlus sunnah bertebaran di negeri Yaman, dipenuhi dengan ilmu,kasih sayang, dan persatuan yang kokoh. Berbagai halaqah ilmu di masjid-masjid diberbagai kota penuh dihadiri oleh para pelajar Ahlus Sunnah. Ahlul Bid’ah danhizbiyyah pun menjadi kecil dan gentar menghadapi dakwah Ahlus Sunnah. Semua itusekali lagi berkat pertolongan dan taufiq dari Allah, kemudian kegigihan danperjuangan Asy-Syaikh Al-’Allâmah Muqbil Al-Wâdi’i serta para masyâikh kibârAhlus Sunnah lainnya sebagai murid-murid beliau

(Dikutip dari http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/02/12/asy-syaikh-muhammad-bin-abdil-wahhab-al-wushabi-hafizhahullah/)

III. 2. PENTINGNYA BERKUMPUL DI SEKITAR ‘ULAMA

Asy-Syaikh Al-Wâlid Muhammad bin ‘Abdil Wahhâb Al-Wushâbi hafizhahullâhta’âlâ. Beliau salah seorang kibâr masyâikh di Yaman yang memegang peran pentingdalam dakwah salafiyyah di Yaman sejak semasa Asy-Syaikh Al-’Allâmah Muqbilrahimahullah masih hidup.

Page 57: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 57

Beliau juga telah mencurahkan perhatian, waktu, dan tenaga beliau untuk memberikannasehat dan bimbingan dalam rangka memadamkan api fitnah yang berkobar diYaman.

Secara berproses dan bertahap, beliau memberikan nasehat-nasehatnya kepadasegenap ikhwah di Yaman terkait dengan fitnah yang terjadi.

Diantara nasehat yang beliau sampaikan adalah nasehat pada 13 Dzulhijjah 1428 H,(atau sekitar tanggal 12 Desember 2008, pen), bertepatan dengan hari Tasyriq,berjudul :

أھمیة االلتفاف حول العلماءTemukan file teks Arab (PDF) di alamat :

http://dammajhabibah.files.wordpress.com/2009/02/alatfaf4.pdfDan rekaman suaranya asli di :

http://www.salafishare.com/id/253AY6VUFTQR/a.%20alatfaf42.mp3

Beliau mengingatkan bahwa fitnah yang terjadi di Yaman merupakan salah satubentuk pelanggaran terhadap kehormatan dan harga diri sesama muslim. Inimenyalahi wasiat Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallam pada hajjatul wada’.

Dengan penuh arif dan bijaksana beliau menasehati untuk bertaqwa kepada Allahdalam kehormatan dan harga diri sesama muslim. Beliau mengingatkan pentingnyauntuk mengikuti nasehat dan bimbingan para ‘ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Fitnah yang terjadi, hendaknya dikembalikan kepada para ahlul ‘ilmi. Hendaknyamenghormati dan memuliakan para ‘ulama seperti Asy-Syaikh Ash-Shûmali, Asy-Syaikh Al-Imâm, Asy-Syaikh Al-Wushâbi, Asy-Syaikh Al-Bura’i, Asy-SyaikhAdz-Dzamâri, Asy-Syaikh As-Sâlimi, Asy-Syaikh ‘Abdul Mushawwir.Hendaknya segala fitnah dan problem yang ada dikembalikan kepada mereka untukdiselesaikan.

Beliau mengatakan :

الشرعي بأن فالن ادعى علیھ وقصدي من ھذا أن اإلنسان إذا أراد الحكمبالحزبیة أو بأنھ مجرم أو بأنھ بدعوة كاذبة فلیتنبھ، ھذا القاذف ألخیھ

ماكر إذا لم یقم البینة، وإال فقد فاسق أو بأنھ فاجر، أو بأنھ خائن أو بأنھذه المحاضرة التھذیب، فھیقام الحد الشرعي على ظھره مع الحبس ومع

وتحفظون ألسنتكم، ال تجعلكم یا عباد اهللا تحترمون أعراض المسلمینمن القیل تكون ألسنة مفلوتھ، تحفظون ألسنتكم في أعراض إخوانكمتأمن أن یقام والقال والغیبة والنمیمة، وإذا لم یقم الحد الشرعي الیوم فال

.عانعلیك غدا سواء في الدنیا أو في اآلخرة، واهللا المست

Page 58: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 58

“Maksudku dari ini, bahwa seseorang bila menghendaki hukum syari’i bahwa si fulantelah menuduhnya dengan tuduhan dusta, maka hendaknya ia (si fulan tersebut)berhati-hati, sang penuduh terhadap saudaranya dengan tuduhan hizbiyyah, atausebagai seorang yang jahat, atau fasiq, atau fajir, atau pengkhianat, atau pembuatmakar, sementara tidak ada bukti atas tuduhannya tersebut (hendaknya ia berhati-hati). Karena bisa jadi akan ditegakkan hukum hadd syari’i atas dirinya (si penuduhtanpa bukti tersebut), diiringi dengan dipenjara dan diiringi dengan siksaan.

Maka muhadharah ini bertujuan menjadikan kalian wahai hamba-hamba Allah,menghormati kehormatan kaum muslimin dan menjaga lisan kalian, jangan menjadilisan yang terumbar. Jaga lisan kalian terhadap kehormatan saudara-saudara kaliandari “katanya dan katanya”, dari ghibah dan namimah. Apabila tidak ditegakkanhukum hadd syar’i pada hari ini, maka engkau tidak akan aman pada esok hari darituntutan tersebut, baik di dunia maupun di akhirat. Wallahul musta’an.“

Beliau juga mengingatkan agar jangan sampai menyia-nyiakan dakwah yangmubarakah ini dengan sibuk ghibah dan namimah terhadap saudaranya muslim :

ھذه الدعوة دعوة السنة دعوة مباركة دعوة فعلینا بتقوى اهللا یا عباد اهللا،استفادوا منھا، فال یجوز أن تضیع كریمة دعوة إلى الخیر كم من أناس

والنمیمة، علینا أن نھتم بالعلم ھذه الجھود في القیل والقال وفي الغیبةوكما قد قلنا أكثر من والدعوة إلى اهللا،النافع وبالتألیف والتحقیق والتعلیمبعیدة عن الحزبیین وعن أصحاب مرة، الحمد هللا ھذه الدعوة متمیزة

…البدع بعید والحمد هللا كل البعد، “Wajib atas kita untuk bertaqwa kepada Allah wahai hamba-hamba Allah. Dakwahini, dakwah kepada sunnah, merupakan dakwah yang mubarakah, dakwah yang mulia,dakwah kepada kebaikan. berapa banyak umat manusia mendapat faidah darinya.Maka tidak boleh engkau menyia-nyiakan keseriusan dakwah tersebut dengan sibukdalam “kata dan katanya”, ghibah, dan namimah. Wajib atas kita untukmementingkan ilmu yang bermanfaat, menulis, penelitian ilmiah, pengajaran, dandakwah di jalan Allah, sebagaimana telah kita nyatakan lebih dari sekali.Alhamdulillah, dakwah ini terbedakan dan jauh dari hizbiyyin, dan dari parapengusung bid’ah, sungguh sangat jauh, walhamdulillah.”

Beliau juga menasehatkan untuk mengembalikan penyelesaian problematika yangada kepada para ‘ulama kibâr. Dengar dan terima nasehat para ‘ulama tersebutdengan penuh lapang dada. Jangan seperti Abul Hasan dan para pengikutnya, yangsombong dan tidak mau mendengar nasehat para ‘ulama.

Lalu beliau kembali menekankan tentang kehormatan dan harga diri seorang muslim.Beliau juga menghimbau agar menghentikan berbagai malzamah maupun kaset-kaset dan yang semisalnya.

Sungguh ini sangat berbeda dengan Al-Hajûri yang tidak mau menggubris nasehatpara ‘ulama. Al-Hajuri tidak mau menghentikan berbagai malzamah, kaset, atausejenisnya. Bahkan Al-Hâjuri mengancam :

Page 59: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 59

لي ألھین كرامتھ كائنا من كان، ألھین واهللا لو أعلم أن واحدا وقف شریطاھذا حاصلھ، فإنھ ما في أحد وزیر قف ملزمة لي،كرامتھ وأفضحھ، أو و

]شریط نصیحة األحباب!!! [ أعالم علي أصال“Demi Allah, kalau saya tahu ada seorang yang berani menghentikan (peredaran) satusaja dari kasetku niscaya akan aku hinakan kehormatannya siapa pun dia, akanaku hinakan kehormatannya dan akan aku bongkar (aibnya), atau ia beranimenghentikan satu saja dari malzamah (artikel)ku, ini kesimpulannya. Karenasesungguhnya tak ada seorang pun yang menjadi menteri penerangan atasku samasekali. … !!!

[Dari kasetnya yang berjudul Nashihatul Ahbab ... ]

(Dikutip dari http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/02/12/pentingnya-berkumpul-di-sekitar-ulama/)

III.3. NASEHAT MALAM TASU’A

Muhâdharah berjudul : : نصیحة لیلة تاسوعاء

Temukan file teks Arab (PDF) di alamat :http://dammajhabibah.files.wordpress.com/2009/02/b-nasht-malam-tasua-

malam-kamis-8-01-1429.pdfDan rekaman suaranya asli di :

http://download242.mediafire.com/sf9gzyjjiocg/113dlmjbnnl/b.+Nasht+Malam+Tasu%27a+malam+Kamis+8+01+14292.mp3

Beliau sampaikan bertepatan pada Malam Tâsû’â bulan Muharram 1429 H (atausekitar tanggal 17 Januari 2008, pen). Dengan penuh kearifan, beliau menasehatiAhlus Sunnah dengan firman Allah dalam surat Al-Ahzâb 57-58, tentang haramnyamengganggu kaum muslimin.

)57 ( )58] (/57 ،58[

“Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. Allah akanmelaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yangmenghinakan. Dan orang-orang yang menyakiti kaum mukminin dan mukminat tanpakesalahan yang mereka perbuat, maka Sesungguhnya mereka telah memikulkebohongan dan dosa yang nyata.” [Al-Ahzab : 57-58]

Beliau menerangkan ayat tersebut dengan membacakan Tafsir Ibni Katsir.

Perbuatan tersebut (mengganggu kaum muslimin, red) termasuk dosa besar.

Kemudian beliau mengingatkan ahlus sunnah dan para thalabatul ‘ilmi untukmenjauhi ghîbah, namîmah, mencela dan mencaci, serta melecehkan. Juga pentingnyasikap ar-rifq, menjaga lisan, … serta berbagai nasehat berharga lainnya.

Page 60: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 60

Beliau mengingatkan bagaimana kondisi Dammâj dulu semasa hidupnya Asy-SyaikhAl-Ab Al-Hanûn Muqbil bin Hâdi Al-Wâdi’i rahimahullah. Sungguh Dammâj waktuitu sangat dipenuhi dengan kasih sayang, kedekatan, keakraban, ta’âwun, semangatbelajar. Tidak ada kebencian, permusuhan, dengki, dan sejenisnya.

--

--شفيق عليهم

--

….

“Bagaimana kondisi Dammâj dulu -Allahu Akbar- pada masa hidup Asy-SyaikhMuqbil - rahmatullah ‘alaihi– dulu Dammaj diantara mereka (para murid) terdapatkedekatan, kecintaan, dan kasih sayang. Para penuntut ilmu dulu di atas hati orangsatu, di sisi seorang ayah sangat penyayang, seorang ayah yang penyayang dan lembutterhadap murid-muridnya, kasih sayang dan sangat menginginkan kebaikan untukmereka. Rahmatullah ‘alaihi. Maka antar mereka terdapat kedekatan, kasih sayang,kerja sama di atas kebaikan, di samping pada mereka ada kesabaran dan semangatdalam menuntut ilmu. Yang penting, sebagaimana dulu kami katakan, sampai dalamrumah-rumah mereka, dulu seperti rumah para shahabat radhiyallahu ‘anhum, kondisirumah-rumah, akhlaq, masya’allah dan menuntut ilmu, mereka di atas thariqah salaf.Tidak ada antara mereka permusuhan, kedengkian, dan Asy-Syaikh (Muqbil) dulutidak pernah sama sekali menanamkkan kedengkian, namun beliau menanamkankedekatan, kecintaan, dan kasih sayang - jazahullah khairan wa rahmatullah ‘alaihi-dan jadilah Dammaj dicintai oleh hati para shalihin dan mukminin, di banyaktempat mereka mencintainya, dan para murid yang datang darinya, makamereka sangat mencintainya. … .”

Namun sungguh sangat menyedihkan, suasana indah di Ma’had Dammâj pada masaAsy-Syaikh Muqbil tersebut kini sudah sirna. Ghibah, namimah, “katanya dankatanya” terus bermunculan. Vonis bahwa Asy-Syaikh ‘Abdurrahman sebagaihizbi terus dipaksakan. Bahkan siapapun yang tidak sepakat -atau diam saja-juga ikut ditahdzir. Bahkan murid-murid di sana dimata-matai, untuk diawasisiapa yang masih memihak kepada Asy-Syaikh ‘Abdurrahmân. Suasana tidakbaik ini diekspor juga ke Indonesia. Para murid Indonesia yang ada di Dammajturut aktif mengirimkan malzamah-malzamah yang berisi “kata dan katanya”,tuduhan, vonis, … dst. Yang tidak jarang korbannya adalah para ‘ulama yangmulia, atau para asatidzah di Indonesia.

Di akhir nasehatnya, beliau mengingatkan salafiyyin dengan hadits Nabi Shallallahu‘alaihi wa Sallam :

Page 61: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 61

“Wahai segenap orang-orang yang berislam dengan ucapan lisannya namunkeimanannya tidak menyentuh qalbunya, janganlah kalian mengganggu kaummuslimin, janganlah kalian mencela mereka, dan janganlah kalian mencari-cariaib mereka. Karena barangsiapa yang mencari-cari aib saudaranya muslim, makapasti Allah akan terus mengikuti aibnya. Barangsiapa yang diikuti oleh Allah segalaaibnya, maka pasti Allah akan membongkarnya walaupun dia (bersembunyi) ditengah rumahnya.” [HR. At-Tirmidzi. Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani].

Namun sayang, nasehat berharga dan mulia dari seorang yang sangat arif dan bijaksekaligus ‘ulama kibâr ini, justru tidak digubris. Bahkan dengan lancang nasehattersebut dibantah, diantaranya oleh seorang yang bernama Kamal Al-’Adani beranimenulis bantahan atas nasehat mulia tersebut. Berbagai ayat dan hadits yangdisampaikan oleh Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhâb sama sekali tidakmenyentuh qalbu mereka. Lebih celaka lagi, bantahan tersebut diekspor ke Indonesiadengan diterjemahkan oleh Abu Abdirrahman Irham Al-Maidani. Lahaula walaQuwwata illa billah.

(Dikutip http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/02/12/nasehat-malam-tasua/)

III.4. NASEHAT MALAM ‘ASYURA

Esok harinya (tanggal 9 Muharam 1429 H atau sekitar tanggal 18 Januari 2008,pen), kembali beliau menyampaikan nasehatnya kepada segenap salafiyyîn di Yaman.

Muhâdharah berjudul :

نصیحة لیلة عاشوراءTemukan file teks Arab (PDF) di alamat :

http://dammajhabibah.files.wordpress.com/2009/02/c-nasht-malam-asyura-malam-jumat-9-01-1429.pdf

Dan rekaman suaranya asli di :http://download108.mediafire.com/domwx99pkmzg/zy2iwqiwhmz/c.+Nasht+Mal

am+Asyura+malam+Jumat+9+01+14292.mp3

Dalam kesempatan kali ini, beliau membacakan dan menjelaskan hasil ijtimâ’ kibârmasyâikh di Al-Hudaidah 5 Muharram 1429 H. Tidak ketinggalan pula, beliau jugamembacakan sambutan positif Asy-Syaikh ‘Abdurrahmân Al-’Adani terhadap hasilijtimâ’ Al-Hudaidah tersebut.

Page 62: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 62

Asy-Syaikh Al-Wushâbi menjelaskan, bahwa tujuan dari ijtimâ’ tersebut tidak lainadalah menyatukan barisan Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Pada kesempatan kali ini juga, kembali beliau mengingatkan salafiyyin dengan haditsNabi r :

یفض اإلیمان إلى قلبھ ال تؤذوا یا معشر من قد أسلم بلسانھ ولمعوراتھم، فإنھ من تتبع عورة أخیھ المسلمین، وال تعیرواھم، وال تتبعوا

عورتھ یفضحھ ولو في جوف المسلم تتبع اهللا عورتھ، ومن تتبع اهللارحلھ

“Wahai segenap orang-orang yang berislam dengan ucapan lisannya namunkeimanannya tidak menyentuh qalbunya, janganlah kalian mengganggu kaummuslimin, janganlah kalian mencela mereka, dan janganlah kalian mencari-cariaib mereka. Karena barangsiapa yang mencari-cari aib saudaranya muslim, makapasti Allah akan terus mengikuti aibnya. Barangsiapa yang diikuti oleh Allah segalaaibnya, maka pasti Allah akan membongkarnya walaupun dia (bersembunyi) ditengah rumahnya.” [HR. At-Tirmidzi. Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani].

Kemudian beliau men-syarh (menjelaskan) panjang lebar hadits tersebut.Beliau juga menekankan kewajiban menjaga lisan dan menjaga kehormatan sesamamuslim.Berbagai upaya nasehat dan ijtimâ’ telah dilakukan oleh para kibâr masyâikh Yamandalam rangka memadamkan fitnah di Yaman, namun itu semua tidak digubris olehAsy-Syaikh Yahya dan para pengikutnya.

(Dikutip dari http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/02/12/silsilah-nasehat-al-wushabi-3-nasehat-malam-asyura/)

III.5. SAMBUTAN ISTIMEWA

Nasehat ini merupakan muhâdharah yang disampaikan oleh Asy-SyaikhMuhammad bin ‘Abdil Wahhab Al-Wushabi hafizhahullah pada 15 Rabî’ulAwwâl 1429 H (atau sekitar tanggal 23 Maret 2008, pen) dengan tajuk :

الثناء البدیع على كلمتي الشیخ عبید والشیخ ربیعAts-Tsanâ’ul Badî’ ‘ala Kalimatai Asy-Syaikh ‘Ubaid wa Asy-Syaikh Rabî’.

Temukan file teks Arab (PDF) di alamat :http://www.salafishare.com/id/26FGFEH4WM0E/tsana%20badi_teks.pdf

Dan rekaman suaranya asli di :http://www.salafishare.com/id/26Y7PLX9AKV3/tsana%20badi.mp3

Page 63: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 63

Nasehat ini sekaligus merupakan teguran dari beliau -selaku orang tua dakwahsalafiyyah di Yaman sekaligus guru dari Al-Hajûri- atas kesalahan-kesalahan Asy-Syaikh Yahyâ Al-Hajûri dan kedustaan-kedustaannya. Tidak tanggung-tanggung,kedustaan yang mengatasnamakan para ‘ulama! Nasehat ini merupakan nasehat untukyang kesekiankalinya, setelah sebelumnya beliau - dan para masyâikh lainnya- telahmemberikan nasehat-nasehat yang bersifat umum.

Alhamdulillah, nasehat mulia dan berharga tersebut telah diterjemahkan ke dalambahasa Indonesia oleh Al-Akh Abu ‘Umar bin ‘Abdil Hamid. Bisa didapatkan di :

http://sites.google.com/site/indoyaman/donloat/nasihattegurankeras.pdf(Lihat dalam bundel Kumpulan Tulisan Tentang Masalah Yaman seri I, judul

Nasehat dan Teguran Guru yang Arif dan Bijak)

Dalam nasehat dan tegurannya di atas, Asy-Syaikh Al-Wâlid Ash-Shabûr Al-WaqûrAl-’Allâmah Muhammad bin ‘Abdil Wahhâb menyampaikan dan menegaskan :

1. Beliau menyambut baik nasehat Asy-Syaikh Rabi’ Al-Madkhali dan Asy-Syaikh‘Ubaid Al-Jâbiri. Beliau meminta kepada beliau berdua, serta kepada para ‘ulamaahlus sunnah wal jama’ah lainnya, untuk terus memberikan dan menambah nasehat-nasehatnya kepada anak-anak didiknya para ahlus sunnah di Yaman.

2. Beliau menasehatkan dan mengingatkan Asy-Syaikh Yahyâ Al-Hajûri untuksenantiasa mendengar dan menerima nasehat dan bimbingan para ‘ulama.Hendaknya ia membuka dadanya dan menerima segala nasehat dan bimbingantersebut, tanpa ada kemarahan sedikitpun, tidak pula emosi.

3. Beliau mengingatkan segenap Ahlus Sunnah, untuk waspada dari para penyusupdan pemecah belah barisan persatuan dan kesatuan Ahlus Sunnah. Di antaranyaadalah para nammâh (tukang namîmah).

4. Beliau mengingatkan para penuntut ilmu hendaknya mereka menyibukkan diridengan ilmu. Menjauh dari ‘katanya dan katanya’, dari ghibah dan namimah.

5. Beliau juga mengingatkan Asy-Syaikh Yahyâ agar benar-benar menjaga keutuhanpersatuan Ahlus Sunnah dan kasih sayang antar mereka.

6. Beliau juga mengingatkan Asy-Syaikh Yahyâ dan murid-muridnya untukmengembalikan penyelesaian problem kepada para ‘ulama kibâr.

7. Teguran dan peringatan kepada Asy-Syaikh Yahyâ agar menghentikan vonis dantuduhannya bahwa Asy-Syaikh ‘Abdurrahmân hizbi.

8. Dalam muhâdharah-nya tersebut, Asy-Syaikh Al-Wâlid Muhammad bin ‘AbdilWahhâb Al-Wushâbi memanggil Asy-Syaikh Yahyâ Al-Hajûri tidak lagi dengansebutan syaikh, tapi dengan sebutan Al-Walad (anak). Al-Walad Yahyâ, bukan lagiAsy-Syaikh Yahyâ.

Asy-Syaikh Al-Wushâbi menegur keras Al-Walad Yahyâ agar mau mendengar danmengindahkan nasehat-nasehat para ‘ulama kibâr.

Page 64: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 64

Asy-Syaikh Al-Wushâbi juga menegur keras Al-Walad Yahyâ agar beristighfar danbertaubat dari ucapan tidak senonohnya terhadap hasil ijtimâ’ kibâr masyâikh diMa’bar dan di Al-Hudaidah, di mana ia telah berucap terhadap hasil ijtimâ’ Ma’bar :dan terhadap hasil ,بل علیھ ijtimâ’ Al-Hudaidah ia berucap bahwa itu adalah muhdatsdan bid’ah. Beliau mengatakan :

) :( ،

: …

“Wajib atas Al-Walad (si anak) Yahyâ untuk beristighfar kepada Allah danbertaubat kepada-Nya dari ucapannya tentang hasil ijtimâ’ Ma’bar, yaituucapan : (kencingi atasnya), ini merupakan kesalahan. Wajib atasnya untukberistighfar kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya. Sekaligus wajib atas dia(Asy-Syaikh Yahyâ) untuk meminta ma’af kepada masyâikh, denganmengatakan, “Wahai para ayahku, wahai para masyâikh-ku telah salah lisanku,aku telah keliru, aku beristighfar kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.”

Sebagaimana ia telah menyebarkan kesalahan tersebut, maka ia pun wajibuntuk menyebarkan kebenaran, karena Allah mempersyaratkan hal tersebut ….

Demikian juga ucapan Yahyâ tentang ijtimâ’ Al-Hudaidah, bahwa itu muhdats,dan bahwasanya itu bid’ah, juga wajib atasnya untuk beristighfar kepada Allahdan bertaubat kepada-Nya serta menyesal.”

9. Tidak lupa beliau juga menyampaikan nasehat khusus kepada ahlu Dammâj, agarjuga berupaya menjaga kondisi Ma’had Dammâj sebagaimana kondisinya pada masaAsy-Syaikh Muqbil. Pada masa itu Dammâj benar-benar penuh dengan ilmu, dakwah,nasehat, persatuan, kasih sayang, dan kecintaan. Hendaknya ahlu Dammâj beranimenegur Asy-Syaikh Yahyâ sekalipun, jangan membantu dan membelanya dalamkesalahannya.

10. Kemudian Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhâb -sang ‘alim yang arif danbijak ini, serta sangat menaruh kasih sayang terhadap umat ini- membongkarkedustaan-kedustaan Yahyâ Al-Hajûri. Di antaranya, tiga kedustaan yang paling jelasbuktinya, yaitu :

- Pertama : Menyatakan bahwa Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhâbsiap menjamu Ad-Duwaisy. Ini dusta atas nama Asy-Syaikh Muhammad bin ‘AbdilWahhâb.

Page 65: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 65

- Kedua : Mengatakan, bahwa Asy-Syaikh Râbi telah mengatakan : orang-orangyang keluar dari Dammâj adalah orang-orang fajir atau orang-orang fasiq. PadahalAsy-Syaikh Rabi’ tidak pernah sama sekali mengucapkan kalimat tersebut, inikedustaan atas nama beliau.

- Ketiga : Mengingkari ucapannya sendiri terhadap Al-Jâmi’ah Al-Islâmiyyah.

Masih banyak lagi kedustaan-kedustaan lainnya, namun Asy-Syaikh Muhammadsengaja hanya memilih tiga kedustaan saja.

Oleh karena itu beliau menegaskan, bahwa :

… …

.Kedustaan Al-Hajûri telah mencapai bebagai penjuru. … Dia memiliki banyakkedustaan. … Maka Allah enggan kecuali membongar orang ini danmenampakkan hakekat dia sebenarnya, BAHWA DIA ADALAH KADZDZÂB(PENDUSTA), BAHWA DIA TELAH BERDUSTA. KEDUSTAAN SETELAHKEDUSTAAN SETELAH KEDUSTAAN DAN BERBAGAI KEDUSTAANLAINNYA YANG SANGAT BANYAK.

Maka tidak heran pula jika Asy-Syaikh ‘Abdurrahmân Al-’Adani hafizhahullâhsampai mengangkat persaksian tentang hakekat Al-Hajûri. Padahal Asy-Syaikh‘Abdurrahmân dikenal sebagai seorang ‘alim yang bertaqwa, berakhlaq mulia,tawadhu’, lembut, penyabar, dan sangat bijak. Namun kali ini beliau hafizhahullâhmemberikan persaksiannya sebagai berikut :

.

) ( :

) :(

Page 66: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 66

“Sungguh betapa banyak kedustaan dan berbagai makar serta tipu daya yang terbuktisecara pasti dari Al-Hajûri, padahal dia selalu berupaya menampakkan dirinya dengankebaikan, taqwa, dan seolah-olah memperhatikan kejujuran serta amanah. Maka darisini saya menulis persaksian, dalam rangka bertaqarrub (kepada Allah), dan sayatahu bahwa Allah I pasti akan meminta pertanggungjawaban dariku atas persaksianini pada Hari Kiamat kelak. (Allah berfirman : ) “Pasti persakian mereka akanditulis, dan pasti mereka akan ditanya.”

Maka saya tegaskan :

Saya bersumpah atas nama Allah yang Maha Agung, sungguh saya tidak pernahtahu semenjak saya mulai menuntut ilmu hingga sekarang, seorang yangmenisbahkan dirinya kepada ilmu dan kebaikan, namun ternyata dia palingbesar kefajiran dan paling besar kedengkiannya dalam berselisih serta palingbesar kedustaan, penentangan, dan makarnya dibanding Yahyâ bin ‘Ali Al-Hajûri. Dia dengan sifat-sifat (jelek) tersebut, menampakkan bahwa seolah-seolah dirinya sangat menghindar dari sifat-sifat tersebut. Namun Allah enggankecuali terbongkarnya para pembawa kebatilan. Maha Benar Allah ketika Diaberfirman : “Allah pasti menampakkan apa yang selama ini kalian sembunyikan… .” “

Di antara bukti benarnya kesimpulan Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhâb Al-Wushâbi bahwa Yahyâ Al-Hajûri sebagai kadzdzâb yang telah banyak berdusta,adalah jawaban sekaligus penegasan Asy-Syaikh Al-’Allâmah Al-Wâlid Ahmad binYahyâ An-Najmi rahimahullah, ketika beliau ditanya tentang ucapan Al-Hajûriberikut ini :

:)( .

Dia berkata tentang Asy-Syaikh Shâlih Alu Asy-Syaikh bahwa cara berpikirnyaadalah cara berpikir ikhwani, dan dia lebih mengutamakan hizbiyyîn dibandingsalafiyyîn, dan dia juga memotong lihyah (jenggot)nya.

Maka Asy-Syaikh An-Najmi rahimahullah menjawab :

) :!!! (! .

“Dia telah berdusta! dia telah berdusta! dia telah berdusta! dia telah berdusta!!”

Demikianlah Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhâb sebagai seorang ‘ulamayang arif dan bijak memberikan nasehat dan tegurannya terhadap salah satu muridnyayang tidak beradab dalam berucap dan bertindak. Sungguh suatu nasehat yang sangatmahal dan berharga. Nasehat dari seorang yang penuh rahmat, kasih sayang, danlembut terhadap umat. Karena beliau menasehatkan untuk menghormati, menghargai,dan merujuk kepada para ‘ulama serta membela kehormatan dan harga diri mereka.Menasehatkan agar mau mendengar segala bimbingan dan arahan para ‘ulama.

Page 67: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 67

Menasehatkan untuk menghentikan fitnah, waspada dari para penyusup dan pemecahbelah, serta senantiasa menjaga persatuan, ukhuwwah, kasih sayang, kecintaan, dankeutuhan barisan Ahlus Sunnah. Demikian juga karena beliau membimbing danmengingatkan para thullâbul ‘ilmi untuk ingat dengan tujuan dan tugas utama mereka,yaitu belajar dan sibuk dengan ilmu. Jangan sibuk dengan ghibah, namimah, “katanyadan katanya”, jangan pula sibuk dengan celaan, caci maki, mencari aib saudaranya,apalagi sampai ikut-ikutan mencela ‘ulama. Sekali lagi, sungguh ini merupakannasehat yang penuh kasih sayang, penuh rahmat, sekaligus nasehat yang sangat indahdan berharga.

Sekaligus, dari peringatan beliau hafizhahullâh, kita tahu kondisi orang yang selamaini terus mengobarkan api fitnah di Yaman.

- Nasehat para kibâr masyâikh melalui ijtimâ’ Ma’bar dia tolak dan ia lecehkandengan cara ia perintahkan untuk dikencingi.

- Nasehat para kibâr masyâikh Dakwah Salafiyyah melalui ijtimâ’ Al-Hudaidah iabantah dan ia nyatakan sebagai bid’ah.

- Nasehat gurunya sendiri Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhâb Al-Wushâbijuga ia bantah, berikut harga diri dan kehormatan gurunya juga ia rendahkan dan iacaci maki.

- Nasehat Asy-Syaikh ‘Ubaid Al-Jâbiri hafizhahullâh ia tolak, sang syaikh pun iacaci maki dan ia hinakan sedemikian rendahnya.

- Bahkan tak ketinggalan juga, nasehat sang Imâmul Jarhi wat Ta’dîl pun ia tolakdan ia bantah.

Maka kira-kira siapa lagi yang bakal mempan nasehatnya buat Al-Hajûri? Nasehatsiapa lagi yang akan ia dengar kalau nasehat para ‘ulama kibâr Ahlus Sunnah sudah ialecehkan dan ia caci maki. Yang sangat disesalkan segala penolakan, pelecehan,pengrendahan, dan caci maki dengan kata-kata yang kotor dan keji itu semuadilakukan oleh Al-Hajûri dihadapan ribuan muridnya. Maka kira-kira bagaimanakedudukan dan kehormatan para ‘ulama kibâr tersebut di hadapan para muridnyatersebut? Di atas cara dan pola yang demikianlah, Al-Hajûri mentarbiyyah ribuanmuridnya di Ma’had Dammâj!!!

Semoga Allah mengembalikan Ma’had Dammâj tercinta sebagaimana sedia kala padamasa Asy-Syaikh Al-’Allâmah Al-Muhaddits Al-Wâlid Al-Murabbi Muqbil bin HâdiAl-Wâdi’i v, yang penuh suasana ilmiah, persatuan, mahabbah, mawaddah, danta’âwun yang sangat kental dan sangat erat antara ahlus sunnah

..

Namun sayang dan sangat disesalkan, nasehat mulia dari seorang ‘alim yang bijak danmulia ini, tidak bermanfaat bagi Al-Hajûri. Nasehat dari gurunya sendiri ini sama

Page 68: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 68

sekali tidak menyentuh hatinya, sama sekali tidak membuatnya takut kepada Allah Uyang kemudian mengantarkannya untuk beristighfar dan bertaubat kepada-Nya.Malah justru dia hendak mungkir dan menututupi kesalahan tersebut dengankedustaan!

Tak lama berselang, tepatnya 4 hari setelah nasehat ini (yaitu tanggal 19 Rabî’ulAwwâl 1429 H atau sekitar tanggal 27 Maret 2008), dengan sangat berani Al-Hajûrimengeluarkan kaset bantahan atas nasehat ini dengan judul : Daf’ul Irtiyâb Al-Manshûb ilainâ min Taquwwulât Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhâb.Tanpa malu dan segan, nasehat Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhâb inidibacakan di hadapannya kemudian ia bantah satu persatu. Diiringi dengan muntahancaci maki, cercaan, dan sumpah serapah dari lisannya terhadap kehormatan dan hargadiri Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab Al-Wushabi, bahkan terhadapmasyaikh yang lainnya. Tidak tanggung-tanggung, dalam kaset tersebut Al-Hajuri balik memvonis bahwa Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhâbadalah kadzdzâb (pendusta). Innâ lillâhi wa Innâ ilaihi Râji’un.

Langkah Al-Hajuri tersebut kemudian diikuti oleh para pengikut fanatiknya, diantaranya oleh Abu Samh Iyadh Al-Hasyidi. Dengan lancang ia berani menorehkanpenanya untuk membantah nasehat mulia dari seorang ‘alim yang sangat arif bijaknan mulia tersebut. Lebih parah lagi, tulisan bantahan tersebut diekspor ke Indonesiaoleh para murid Indonesia anak didik Al-Hajuri, Yaitu dengan diterjemahkan dandisebarluaskan via email. Tentunya tulisan tersebut dihiasi dengan persaksian dancerita yang hanya Allah sajalah yang tahu kebenarannya, dibawakan oleh orang-orangmajhul (maaf meminjam istilah mereka).

(Dikutip dari http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/03/03/silsilah-nasehat-al-wushabi-4-sambutan-istimewa/)

III.6. SAMBUTAN ATAS NASIHAT ASY-SYAIKH RABI'

Sebagaimana telah kita tahu, pada 17 Rabi’uts Tsani 1429 (atau sekitar tanggal 24April 2008, pen) H Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali hafizhahullah telahmenyampaikan nasehatnya kepada segenap ahlus sunnah di Yaman terkait denganfitnah yang terjadi. Dalam nasehat tersebut beliau menegaskan bahwa perselisihanyang terjadi bukanlah perselisihan manhaj ataupun aqidah, namun hanyalahkepentingan-kepentingan pribadi. seraya beliau meminta kepada semua pihak untukmengakhiri dan menyelesaikan fitnah yang terjadi. Selengkapnya bisa dibaca pada :

Nasehat tersebut benar-benar mendapat sambutan hangat dari ahlus sunnah di Yaman,termasuk para masyaikh kibar di sana. Termasuk di antaranya Al-’Allamah Al-Muhaddits Al-Walid Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab, dalam ceramahnyayang beliau sampaikan pada, malam Sabtu tanggal 20 Rabî’uts Tsâni 1429 H (atausekitar tanggal 27 April 2008, pen).

Sambutan beliau itu berjudul :

Al-îdhâhul Badî’ li Nashîhati Asy-Syaikh Rabî’

Page 69: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 69

Temukan rekaman suaranya asli di :http://www.salafishare.com/id/26LSHNGQZDI6/aleda7_albadee3.rm(Penjelasan yang sangat Indah terhadap Nasehat Asy-Syaikh Rabî’ )

Beliau mengatakan bahwa nasehat ini telah beliau sampaikan di kediaman beliau diMakkah Al-Mukarramah -semoga Allah terus menambah kemuliaan dan keagunganbagi negeri tersebut- ba’dal Maghrib hari Rabu tanggal 17 bulan ini (Rabî’uts Tsâni)dan tahun ini (1429 H). Secara kebetulan, bahwa secara bersamaan beliau-pun telahmenyampaikan muhâdharah pada hari dan tanggal yang sama di salah satu desa dikabupaten Yarîm. Ketika itu beliau tidak tahu akan adanya nasehat Asy-Syaikh Rabî’ini demikian juga Asy-Syaikh Rabî’ pun juga tidak tahu akan adanya muhâdharahyang beliau sampaikan pada hari tersebut. Muhâdharah tersebut berjudul Al-îdhâhwal Bayân fî Mauqifil Muslim min Fitanil Azmân, yang membahas tema yang sama.Nasehat Asy-Syaikh Rabî tersebut -jazâhullâh khairan- bermanfaat, (muhâdharah)beliau pun juga bermanfaat. Semoga Allah menerima amal tersebut. Semoga Allahmenenjadikan amal-amal kita, amal-amal Asy-Syaikh Muqbil, amal-amal Asy-SyaikhRabî’, dan segenap ‘ulama ahlus sunnah termasuk dalam timbangan kebaikan kitasemua. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar Do’a.

Pada Muqaddimah ceramahnya Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhabmengatakan :

“Namun sebelum itu perlu diketahui bahwa nasehat-nasehat para ‘ulama yangberpegang kepada Al-Kitab dan As-Sunnah adalah nasehat yang penuh dengankebaikan, barakah, ilmu, dan faedah, serta arahan-arahan. Allah ”Azza wa Jalla telahmenjadikan para ‘ulama -yang berilmu tentang Al-Kitab dan As-Sunnah- sebagairahmat untuk hamba-hamba-Nya. Para ‘ulama itu sangat sayang dan mengasihimereka, memperingatkan mereka dari berbagai kejelekan dan mendorong merekakepada berbagai kebaikan. Para ‘ulama itu adalah bintang-bintang di bumi. Jikabintang-bintang tersebut adalah bintang-bintang langit, maka para ‘ulama adalahbintang-bintang bumi. Jika bintang-bintang tersebut sebagai penerang/cahaya dilangit, maka para ‘ulama adalah penerang/cahaya di bumi. Jika bintang-bintangtersebut sebagai perhiasan langit, maka para ‘ulama adalah perhiasan bumi.

Umat akan terus berada dalam kebaikan selama di tengah-tengah mereka ada para‘ulama yang senantiasa mengikuti Al-Qur’an dan As-Sunnah, yang memperhatikankondisi umat. Umat akan terus berada dalam kebaikan selama mereka senantiasamenghargai dan menghormati para ‘ulama serta senantiasa mengikuti nasehat-nasehatpara ‘ulama. Karena nasehat merupakan sesuatu yang sangat berharga dan mahalnilainya. Oleh karena itu, sudah seharusnya bagi para ‘ulama untuk senantiasamencurahkan berbagai nasehat kepada umat pada setiap saat. Karena tidak adakehidupan bagi umat ini kecuali dengan ilmu, agama, dan dengan keberadaan para‘ulama mereka. Dengan nasehat para ‘ulama tampaklah al-haq dan terbantahlahsegala kebatilan. Maka, semoga Allah membalas Asy-Syaikh Rabî’ dengan kebaikandan juga Asy-Syaikh ‘Ubaid Al-Jâbiri, semoga Allah membalasa para ‘ulama ahlussunnah dengan kebaikan pada setiap tempat dan zaman. Mereka telah memperhatikandengan serius mashlâhah umat dan mengarahkannya kepada kebaikan. Kita memohontaufiq kepada Allah untuk mereka (para ‘ulama) dan segenap kaum muslimin.”

Page 70: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 70

Kemudian Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhâb Al-Wushâbi membacakantranskrip nasehat Asy-Syaikh Rabî’, dengan penuh penghormatan dan penghargaanserta kesiapan untuk menerima nasehat tersebut] [1])

Selesai membaca nasehat tersebut, Asy-Syaikh Al-Wushabi hafizhahullahmengatakan :

“Semoga Allah ‘Azza wa Jalla memberikan manfaat dengan nasehat ini. Semogafitnah ini, yang sebelumnya telah didahului oleh fitnah Abul Hasan, bisa menjadi‘ibrah (pelajaran) insyâ’allâh bagi semua pihak. Masing-masing bisa mengambilpelajaran. Namun pelajaran ini, banyak pihak yang tidak bisa memahaminya,sehingga setiap datang fitnah mereka pun larut di dalamnya. Padahal sikap parathullâb tidaklah seperti sikapnya orang awam -sebagaimana telah aku terangkandalam muhâdharah- . Sikap para thullâb semestinya tenang dan santun sertamenyerahkan penyelesaian fitnah tersebut kepada para ‘ulama. Adapun para‘ulama wajib atas mereka untuk senantiasa bertaqwa dan takut kepada AllahSubhanahu Wa Ta’ala pada diri mereka, ucapan mereka, dalam mendidik murid-murid mereka, dan dalam membimbing umat, demikian juga para ‘ulama hendaknyabertaqwa kepada Allah dalam menjaga dakwah yang penuh barakah ini, yaitu dakwahyang mengajak kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi waSallam.

Kalian telah tahu dari penjelasan-penjelasan Asy-Syaikh Muqbil v, demikian jugapenjelasan-penjelasan Asy-Syaikh Rabî’ dan para ‘ulama ahlus sunnah lainnya,bahwa dakwah ini memiliki banyak musuh. Banyak orang-orang yang dengki danberupaya membuat makar terhadapnya, mereka adalah orang-orang yang tidakmenginginkan Al-Haq (kebenaran) ………. . Namun Allah senantiasa mengawasisegala gerak-gerik mereka.

Insyâ’allâh kapan pun datangnya fitnah, maka sikap kalian -wahai para penuntutilmu- adalah satu, yaitu tenang, santun, dan tidak turut campur di dalamnya, sertasenantiasa menunggu penjelasan para ‘ulama. Alhamdulillâh dakwah Ahlus Sunnahwal Jama’ah senantiasa dipimpin oleh para ‘ulama rabbaniyyûn yang senantiasaikhlash -menurut yang kita ketahui, dan Allah yang memperhitungkan amal mereka-…… Dakwah ini memiliki para ‘ulama, yang senantiasa mengajak umat manusiauntuk berpegang kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi waSallam .

Sebelumnya aku mengira bahwa manusia bisa mengambil pelajaran dari fitnah AbulHasan ….. . Sebelumnya aku mengira bahwa kalau terjadi lagi fitnah setelah itu makamereka tidaklah menghadapinya kecuali dengan tenang, santun, dan tidak ta’ash-shub. Namun ternyata allâhul musta’ân. Mungkin sebagian mereka telah lupa …. ,mungkin mereka telah lupa ………. Kini fitnah itu datang kembali dengan warna barudan wajah baru pula. Maka lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang yang duluberjalan bersama para ‘ulama dalam menyikapi fitnah Abul Hasan. Betapaindahnya sikap mereka. Alhamdulillâh, sikap para ‘ulama dalam fitnah AbulHasan sangat membuat dada lapang, sangat baik, bermanfaat, dan memberikanbimbingan. Terbukti, Allah menjadikan al-haq, kebenaran, serta kejernihan akal adapada lisan para ‘ulama. Maka tersingkirlah Abul Hasan dan tersingkaplah kondisiorang-orang yang jelek. Kebenaran berpihak pada mereka yang berjalan bersama para

Page 71: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 71

‘ulama dalam menyikapi fitnah tersebut, walhamdulillâh. Tidak ada bagi merekakecuali kebaikan.

Terjaga lisan mereka, terjaga waktu, hari-hari, dan bulan-bulan mereka, hinggasirnalah fitnah tersebut dengan kebenaran para ‘ulama.”

Beliau juga mengatakan sebagaimana dikatakan oleh Asy-Syaikh Rabi’ dan para‘ulama lainnya, bahwa sikap para ‘ulama sepakat bahwa semuanya adalah AhlusSunnah, baik Al-Hajûri maupun Al-’Adani, demikian juga Asy-Syaikh Sâlim BâMuhriz dan Asy-Syaikh ‘Abdullâh Al-’Adani, semuanya adalah Ahlus Sunnah. Makaapa yang terjadi berupa berbagai berita yang bersumber dari “katanya dan katanya”,dan celaan-celaan yang terjadi itu semua tidak lain adalah kepentingan-kepentinganpribadi, bukan celaan terhadap aqidah, manhaj, atau lainnya.

Sehingga tidak ada di antara para ‘ulama kibar di Yaman atau pun di luar Yamanyang mengatakan bahwa Asy-Syaikh ‘Abdurrahman adalah hizbi. Tidak ada satu pundari para ‘ulama kibar tersebut yang sepakat dengan tahdzir dan vonis serta celaan Al-Hajuri terhadap Asy-Syaikh ‘Abdurrahman. Demikian juga para ‘ulama tidak sepakatdengan berbagai celaan dan tahdzir Al-Hajuri terhadap Asy-Syaikh Salim Ba Muhrizdan Asy-Syaikh ‘Abdullah Mar’i Al-’Adani.

[1] Demikianlah, para masyâikh dan segenap ahlus sunnah mendengar nasehat Asy-Syaikh Rabî’ penuh kesiapan untuk menerima dan merealisasikan nasehat tersebut,layaknya seorang anak yang mendengar nasehat ayahnya. Berbeda halnya dengan Al-Hajûri dan murid-muridnya di Dammâj. Nasehat mulia dari seorang ‘ulama kibâr inidibantah.

(Dikutip dari http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/03/03/silsilah-nasehat-al-wushabi-5-sambutan-atas-nasehat-asy-syaikh-rabi/)

III.7. PERAN ‘ULAMA DALAM MEMADAMKAN FITNAH

Dalam nasehatnya kali ini, Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab menekankantentang kedudukan dan peran penting para ‘ulama Ahlus Sunnah dalam memadamkanfitnah. Di samping beliau juga menekankan pentingnya merujuk kepada para ‘ulama,pentingnya ukhuwwah.

Bisa didengar langsung di sini(http://www.salafishare.com/id/26M455AKUN90/g.%20nasehat%20al-

wushabi%20baru.rm)

Dalam kesempatan itu pula, beliau membantah pihak-pihak yang tidak maumendengar atau tidak mau menggubris nasehat para ‘ulama. Beliau menegur pihak-pihak yang merasa dirinya lebih tahu dan lebih paham tentang fitnah di banding para‘ulama. Beliau mengatakan :

Page 72: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 72

.ما بالك بنصيحة: تطالب

:

.

.

معايش.

“Jika kita tidak mau mendengar nasehat ulama maka nasehat siapa yang akan kitadengar? Jika Asy-Syaikh Rabi’ sudah menasehati, Asy-Syaikh ‘Ubaid Al-Jabiri sudahmenasehati, fulan sudah menasehati, Abu Ibrahim (Yakni beliau sendiri) sudahmenasehati, lalu nasehat yang ini kita bantah dan nasehat yang itu kita bantah. Jikademikian berarti kita menyerupai mubtadi’ah, kita menyerupai pentolan fitnah Al-Mishri [1]). Tidak boleh, wajib kita untuk menjadi lebih tinggi dari sifat (jelek)tersebut.

Apabila engkau memahami nasehat, bagaimana menurutmu dengan nasehat seorang‘alim? Lalu bagaimana pula dengan nasehat-nasehat para ‘ulama dari tempat yangberbeda-beda? (Mereka menasehatkan), “Diamlah dan tenanglah kalian, diam dantenanglah kalian”, namun engkau berani mengatakan, “Tidak, kami lebih tahu.” Yakniberarti para ‘ulama tidak memahami permasalahan?

Tatkala engkau mengatakan bahwa kami lebih tahu masalah ini (daripada ulama)artinya engkau menyerupai mubtadi’ah. Jika mereka dinasehati, mereka mengatakanbahwa fulan tidak mengerti masalah atau tidak tahu masalah, atau mereka membantahnasehat para ulama dengan cara apa saja (yang mampu mereka lakukan).

Page 73: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 73

Wahai saudaraku! Pada masa sekarang ini barang siapa berada di Dammaj atau di‘Aden atau di Makkah atau di Madinah atau di Baidha’ atau di Ba’dan, seluruhmasyarakat sekarang ini seakan hidup bersama dalam satu daerah. Informasi tersebardengan cepat ke Timur dan ke Barat dan lewat telpon, bahkan di kalangan parapenjual bawang merah sekalipun. Permasalahan fitnah yang terjadi bukan sesuatuyang sulit untuk diikuti. Pihak yang ini punya teman dan pihak lainnya punya teman.Pihak yang ini membawa informasi dan pihak yang lain membawa informasi. Syubhatini, yaitu bahwa kami lebih mengetahui permasalahan (daripada ulama) tidak akanmengelabui ulama. Bagaimana mungkin para ulama tidak mengerti permasalahan?Maksudnya bahwa informasi sampai kepada para ulama dari berbagai jalan sampaipada tingkat mutawatir. Informasi datang bukan hanya dari satu orang, dua orang, tigaorang, empat orang, lima orang atau hanya enam orang saja. Namun informasitersebut datang dari banyak orang sampai pada tingkat mutawatir [2]). Sehingga ‘alimtersebut seakan-akan berada di tempat terjadinya fitnah dan hidup bersama fitnah itu.Jadi fitnah bukan merupakan seuatu yang asing baginya, tidak dari jauh tidak puladari dekat. Maka bagaimana nasehat-nasehat ulama bisa dibantah denganmengatakan, “Kami lebih tahu permasalahan.” Ini bukan hujjah.”

[1] Yaitu Abul Hasan Musthafa bin Sulaiman Al-Mishri. pentolan fitnah hizbiyyahikhwanul mislimin di Yaman yang telah disehati sekian lamanya oleh para ulamauntuk ruju’ dari kesalahan-kesalahannya, namun tidak mau mendengar nasehat dantidak mau bertaubat. Sehingga akhirnya ditahdzir oleh para ulama, Asy-Syaikh Rabi’bersama ulama lainnya.

[2] Jumlah yang sangat banyak sehingga mustahil terjadi kedustaan atau kekeliruan.

(Dikutip dari http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/03/03/silsilah-nasehat-al-wushabi-6-peran-ulama-dalam-memadamkan-fitnah/)

Page 74: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 74

III.7. BIMBINGAN ‘ULAMA UMAT DALAM MENGHADAPIFITNAH

نصائح علماء األمة عند الفتن المدلھمة

Nasehat-Nasehat Para ‘Ulama Umat

Dalam Menghadapi Terpaan Fitnah

Dikumpulkan, disusun, dan disunting oleh :Abu Ibrahim Muhammad bin ‘Abdil Wahhab Al-Wushabi Al-’Abdali

Al-’Allamah Al-Walid Muhammad bin ‘Abdil Wahhab Al-Wushabi hafizhahullah,sebagai salah seorang kibar ‘ulama Dakwah Salafiyyah yang cukup dihormati dandisegani di Yaman, beliau memiliki andil besar dan peran yang sangat penting dalamperkembangan dakwah Ahlus Sunnah wal Jama’ah di Yaman. Beliau telah banyakmemberikan bimbingan dan nasehat kepada umat untuk kebaikan aqidah, manhaj,ibadah, dan akhlaq mereka. Beliau terkenal sebagai seorang ‘ulama yang sangathakim (bijak), shabur (penyabar), zuhd, tenang, dan berwibawa, disamping ilmu yangluas dan sangat mumpuni. Beliau selalu tampil di garda terdepan dalam memberikannasehat kepada umat, dan memberikan peringatan dari bahaya bid’ah dan hizbiyyahbeserta para pengusungnya. Kapasitas dan senioritas Asy-Syaikh Muhammad bin‘Abdil Wahhab ini disaksikan dan diakui oleh Asy-Syaikh Muqbil Al-Wadi’irahimahullah. (lihat kembali : Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab Al-Wushabi hafizhahullah)

Beliau terkenal mantap dan kokoh dalam menghadapi berbagai fitnah yang muncul.Sebagai seorang ‘alim rabbani, beliau membimbing dan mengarahkan umat denganarahan Al-Qur’an dan As-Sunnah di atas manhaj salaf.

Page 75: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 75

Termasuk telah banyak upaya dan peran nyata dalam rangka beliau dalammemadamkan fitnah yang terjadi di Yaman baru-baru ini, baik melalui muhadharah(ceramah) maupun yang lainnya. Diantaranya telah kita sampaikan, lihat kembali :a. BAB II.1. Pentingnya berkumpul di sekitar ‘ulama(URL http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/02/12/pentingnya-berkumpul-di-sekitar-ulama/)

b. BAB II.2. Nasehat malam tasu’a(URL http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/02/12/nasehat-malam-tasua/)

c. BAB II.3. Nasehat malam ‘asyura(URL http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/02/12/silsilah-nasehat-al-wushabi-3-nasehat-malam-asyura/)

d. BAB II.4. Sambutan istimewa(URL http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/03/03/silsilah-nasehat-al-wushabi-4-sambutan-istimewa/)

e. BAB II.5. Sambutan atas nasehat asy-syaikh Rabi’(URL http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/03/03/silsilah-nasehat-al-wushabi-5-sambutan-atas-nasehat-asy-syaikh-rabi/)

f. BAB II.6. Peran ‘ulama dalam memadamkan fitnah(URL http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/03/03/silsilah-nasehat-al-wushabi-6-peran-ulama-dalam-memadamkan-fitnah/)

Berkat karunia dan kemudahan dari Allah Jalla wa ‘Ala, beliau berkesempatan untukmengumpulkan berbagai nasehat, ceramah, dan himbauan para masyaikh DakwahSalafiyyah, baik di Yaman maupun di luar Yaman, terkait dengan fitnah vonishizbiyyah terhadap Asy-Syaikh ‘Abdurrahman yang dilontarkan oleh Al-Hajuri.

Risalah setebal 239 halaman ini merupakan salah satu wujud peran dan tindakan nyatabeliau dalam upaya memadamkan fitnah yang terjadi. Di samping menyebutkannasehat para ‘ulama kibar Yaman, tidak terlewatkan pula beliau menyebutkan nasehatpara ‘ulama kibar International, yaitu Samahatul Walid Al-’Allamah Asy-Syaikh‘Abdul ‘Aziz bin Baz, Asy-Syaikh Faqihul ‘Ashr Muhammad Al-’Utsaimin, dan‘Allamatul Yaman Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i rahimahumullah. Risalahmulia ini, dipublikasikan pertama kali di www.olamayemen.com . Semoga AllahSubhanahu Wa Ta’ala membalas upaya beliau tersebut dengan kebaikan danmenjadikannya termasuk dalam cacatan amal shalih beliau, serta menjadikan niat danmaksud penulis dapat tercapai.

* * *

Dalam muqaddimahnya, Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab rahimahullahberkata :

Page 76: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 76

.

.

:

Maka inilah nasehat-nasehat para ‘ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah dalammenghadapi setiap fitnah besar. Telah saya mengumpulkannya, kemudian saya susun,saya perbaiki, dan saya sunting. Semoga Allah menjadikan para thullabul ‘ilmimendapat manfaat dari risalah ini, demikian juga segenap segenap saudara-saudarakukaum muslimin baik di penjuru bumi bagian timur maupun barat, ketika terjadinyafitnah yang membuat gelap gulita.

.

Abu Ibrahim

Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab Al-Wushabi Al-’Abdali

1 / 1/ 1430 H (atau sekitar tanggal 29 Desember 2008, red)

Al-Hudaidah _ Masjid As-Sunnah

* * *

Nasehat-nasehat yang terkumpul dalam risalah ini adalah :

Hasil Pertemuan ‘Ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah Yaman, di Ma’bar12/4/1428 H (atau sekitar tanggal 19 April 2008, pen)

Hasil Pertemuan ‘Ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah Yaman, di Al-Hudaidah5/1/1429 H (atau sekitar tanggal 14 Januari 2008, pen)

“Nasehat untuk Ahlus Sunnah” oleh Al-Walid Al-’Allamah : Muhammad bin‘Abdil Wahhab Al-Wushabi Al-’Abdali (15 Ramadhan 1429 H atau sekitartanggal 16 September 2008, pen)

Muhadharah Asy-Syaikh ‘Allamah Muhammad bin ‘Abdil Wahhab Al-Wushabi Al-’Abdali di Ad-Dis Asy-Syarqiyyah, malam Sabtu 5 Syawwal1429 (atau sekitar tanggal 6 Oktober 2008, pen), dalam pertemuan AhlusSunnah wal Jama’ah di Sahil Hadhramaut

Page 77: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 77

Nasehat Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali hafizhahullah ta’ala untukAhlus Sunnah wal Jama’ah di Yaman, dari kediaman beliau di Makkahselepas Maghrib hari Rabu 17/4/1429 H (atau sekitar tanggal 24 April 2008,pen)

Nasehat Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali hafizhahullah ta’ala untukAhlus Sunnah wal Jama’ah, Kamis 11 Ramadhan 1429 H (atau sekitar tanggal12 September 2008, pen)

“Nasehatku untuk Ahlus Sunnah Hadhramaut” oleh Fadhilatusy Syaikh AbuNashr Muhammad Al-Imam hafizhahullah, Senin 18 Rajab 1429 H (atausekitar tanggal 22 Juli 2008, pen)

Nasehat Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Yahya Al-Bura’i (Jalsah bersamapenduduk Qushai’ir dengan Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz Al-Bura’i)[dipublikasikan di Forum Al-Wahyain As-Salafiyyah pada 6 Sya'ban 1429 H/ 7 Agustus 2008 M]

Nasehat Asy-Syaikh ‘Abdullah bin ‘Utsman Adz-Dzamari hafizhahullah 8Sya’ban 1429 H (atau sekitar tanggal 11 Agustus April 2008, pen)

Nasehat Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Ash-Shaumali, imam dan khathibMasjid Al-Khair - Shan’a untuk para thullabul ilmi dari penduduk wadiHadhramaut, 16/5/1429 H (atau sekitar tanggal 22 Mei 2008, pen)

Nasehat Asy-Syaikh ‘Abdul Mushawwir Al-’Arumi, pengasuh Ma’had As-Sunnah di Maris, yang beliau sampaikan di Kota Jeddah pada bulanRamadhan Mubarak tahun 1429 H (atau sekitar bulan September 2008, pen)

Nasehat Asy-Syaikh Al-’Allamah Muhammad bin ‘Abdillah Al-Imam untukAhlus Sunnah wal Jama’ah, bertajuk “Qabulul Haq” (disampaikan di DarulHadits Ma’bar harrasahullah pada hari Rabu 29 Rajab 1429 H) (atau sekitartanggal 2 Agustus 2008, pen)

Nasehat Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz Al-Bura’i untuk para pemuda Ta’iz diMafraqhubaisy 3/10/1429 (atau sekitar tanggal 4 Oktober 2008, pen)

Kalimat dari Asy-Syaikh Al-Fadhil Abu ‘Abdillah ‘Utsman bin ‘Abdillah As-Salimi di Masjid As-Sunnah Al-Hudaidah, Jum’at 5/4/1429 H (atau sekitartanggal 12 April 2008, pen)

Penjelasan Al-’Allamah Al-Faqih Muhammad bin Shalih Al-’Utsaiminrahimahullah dalam tafsir Surat “Quraisy”.

Nasehat Asy-Syaikh Al-Muhaddits Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i rahimahullahkepada Ahlus Sunnah wal Jama’ah (dari kitab Hadzihi Da’watuna wa‘Aqidatuna)

Nasehat Asy-Syaikh Al-Muhaddits Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i rahimahullahkepada Ahlus Sunnah wal Jama’ah dalam kitab Hadzihi Da’watuna wa

Page 78: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 78

‘Aqidatuna yang beri judul “Obat atas Perselisihan yang Timbul antara AhlusSunnah pada masa ini”

Nasehat untuk menyatukan kalimat Ahlus Sunnah wal Jama’ah, oleh Asy-Syaikh Muhammad bin Hadi Al-Wadi’i, dipublikasikan pada 7 / 5/ 1429 H(atau sekitar tanggal 13 Mei 2008, pen)

Nasehat Samahatusy Syaikh Al-’Allamah ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Bazrahimahullah dengan judul “Penjelasan tentang Akhlaq dan Sifat-Sifat yangsudah selayaknya bagi para da’i untuk berakhlaq dengannya dan berjalan diatasnya”

Muqaddimah oleh Abu ‘Abdillah ‘Abdurrahman bin ‘Umar bin Mar’ihafizhahullah, pengasuh ma’had Sunnah di Fuyusy

Muhadharah Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab Al-Wushabi dima’had Sunnah di Fuyusy

Muhadharah Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab Al-Wushabi dalamacara ijtima’ Ahlus Sunnah wal Jama’ah di Masjid Al-Khair - Shan’a, hariJum’at 2/11/1429 H (atau sekitar tanggal 1 November 2008, pen)

* * *

Terakhir, beliau menutup risalah berharga ini dengan mengatakan :

“Sampai disini saya cukupkan. Saya meminta kepada Allah dengan anugrah dankemurahan-Nya agar memberikan kepada kita ilmu yang bermanfaat, amal yangshalih, dan niat yang ikhlash, serta memberikan taufiq bagi kita kepada apayang Dia cintai dan Dia ridhai. Dan semoga Allah memperbaiki kondisi kaummuslimin, serta memberikan kepada mereka pemahaman dalam agama. SesungguhDia Maha Mendengar do’a.

.

Abu IbrahimMuhammad bin ‘Abdil Wahhab Al-Wushabi Al-’Abdali1 / 1/ 1430 HAl-Hudaidah _ Masjid As-Sunnah

* * *

Semoga kita termasuk orang-orang yang bisa menghargai, serta mau mendengar danmenjalankan nasehat para ‘ulama kita. Semoga kita termasuk orang-orang yang diberikemudahan oleh Allah untuk mengamalkan firman-Nya :

Page 79: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 79

)83] (/83[“Dan apabila sampai kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupunketakutan, mereka segera menyebarkannya. Kalau mereka mau menyerahkannyakepada Rasul dan ulil Amri (para ‘ulama) di antara mereka, tentulah orang-orangyang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (rasuldan ulil Amri tersebut). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepadakalian, tentulah kalian akan mengikut syaitan, kecuali sebagian kecil saja (di antarakalian).” [An-Nisa' : 83]

Asy-Syaikh As-Sa’di rahimahullah berkata tentang tafsir ayat di atas : “Pada ayat initerdapat dalil atas kaidah adabiyyah (terkait dengan adab/sopan santun), yaitu bahwajika terdapat pembahasan dalam salah satu masalah dari sekian banyak permasalahan,selayaknya untuk dikembalikan dan diserahkan kepada orang yang memangmampu/memiliki keahlian dalam permasalahan tersebut, dan tidakmendahului/melangkahinya. Sesungguhnya cara tersebut lebih dekat kepadakebenaran dan lebih utama untuk selamat dari kesalahan.”

(Dikutip dari http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/02/12/asy-syaikh-muhammad-bin-abdil-wahhab-al-wushabi-hafizhahullah/).

Page 80: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 80

BAB IVSikap Ulama’ atas Syaikh

Abdurrahman Al Adeni & AlWushabi hafidhahumullah

IV.1 Pujian Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam terhadap Asy-SyaikhAl-Wushabi dan Asy-Syaikh ‘Abdurrahman

Pada tanggal 16 Shafar 1430 H (atau sekitar tanggal 12 Februari 2009, red) Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdillah Al-Imam menyampaikan muhadharah (ceramah) dima’had beliau di kota Ma’bar. Muhadharah beliau ini telah ditranskrip dandipublikasikan di http://www.sh-emam.com/makal.php?id=44 danhttp://www.olamayemen.com/html/makalat/articles.php?id=44

Dalam ceramahnya tersebut, beliau menjelaskan tentang hakekat dakwah dan paramasyaikh dakwah di Yaman. Dimulai dari menyebutkan sekelumit tentang biografiAsy-Syaikh Muqbil Al-Wadi’i, yang menggambarkan keutamaan dan tingkatkeilmuan beliau, serta upayanya yang sungguh-sungguh dalam menyebarkan sunnahRasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam di negeri Yaman.

Dalam kesempatan singkat ini kami cuplikkan sebagian isi ceramah beliau, terkhususyang terkait dengan dua masyaikh Ahlus Sunnah, yaitu Asy-Syaikh Al-’AllamahMuhammad bin ‘Abdil Wahhab Al-Wushabi dan Asy-Syaikh Al-Fadhil‘Abdurrahman Al-’Adani -hafizhahumallah-. Sengaja kami nukilkan bagian inisaja, karena kedua syaikh tersebut terzhalimi dan dicela serta dijatuhkan harkat danmartabatnya.

Namun, muhadharah indah dan berharga ini telah mendapat kecaman dan bantahankeras dari Al-Hajuri, sebagaimana akan kami sebutkan.

Dalam ceramahnya tersebut, Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam hafizhahullahmengatakan :

.

Page 81: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 81

» «الة » «

.

.

“Adapun waliduna (ayah kita), Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhabhafizhahullah, maka saya telah mengenal beliau sebagai seorang syaikh (’ulama)semenjak sebelum aku menuntut ilmu, aku sudah mengenal beliau sebagai seorangsyaikh yang berdakwah di jalan Allah, menghadapi berbagai fitnah, memperingatkan(umat) dari berbagai kesesatan, khurafat, kesyirikan, dan lainnya. Jadi beliau dalamdakwah sudah sangat senior dan lama, hafizhahullah, beliau berjalan dalammenyebarkan dakwah menuju agama Allah, dan sejak aku mulai menuntut ilmuhingga sekarang, tidak lebih dari 26 tahun. Sebagaimana anda telah dengar, bahwaAsy-Syaikh Muhammad (Al-Wushabi) lebih dahulu sebelum kami dalam dakwahmenuju kepada agama Allah. Maka beliau lebih lebih senior dari kami, baik dari sisiumur maupun dari sisi keilmuan.

Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab hafizhahullah memiliki kekokohan dankesabaran yang besar, serta kesinambungan dalam kebaikan dan kesinambungandalam perkara dakwah menuju kepada agama Allah, beliau memiliki perjalanan hidupyang baik dan sikap komitmen yang kuat (kepada sunnah) bihamdillah rabbil‘alamin. Tokoh besar ini dengan keutamaan dari Allah ‘Azza wa Jalla atasnya adalahsetiap kali muncul fitnah maka dia tidak larut padanya, namun dia selamat darinya,bahkan bersemangat untuk memberikan peringatan (terhadap umat atas bahaya fitnahtersebut) jika memang waktu dan kondisinya mengharuskan (untuk berbuatdemikian). Sungguh telah berlalu dan terjadi berbagai fitnah yang sangat banyak,maka beliau bihamdillah menghadapi berbagai fitnah tersebut dengan ilmu dan sikapbijak. Sungguh beliau telah selamat dan terjauhkan dari seruan Juhaiman denganberbagai propagandanya kepada fitnah yang sangat besar kejelekannya, yaitupropaganda bahwa Al-Qahthani adalah sebagai Al-Mahdi, tindakan pengkafiran, danberbagai fitnah yang mereka timbulkan. Demikian juga muncul fitnah hizbiyyah,maka beliau pun mentahdzir (umat) dari bahaya hizbiyyah, baik hizbiyyah IkhwanulMuslimin, hizbiyyah pemilu dan demokrasi, beliau tidak termasuk orang yangtercebur padanya, atau mendekat darinya, atau pun berjalan sedikitpun padaperedarannya. Kemudian muncul dakwah sururiyyah, dakwah yang dinisbahkan

Page 82: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 82

kepada Muhammad bin Surur yang berlaqab Zainul ‘Abidin. Walhamdulillah, beliaupun termasuk para ‘ulama yang mentahdzir dari bahaya (fitnah sururiyyah) tersebut.Lalu muncul fitnah Abul Hasan. Demikian juga, sikap beliau adalah sebagaimanayang telah diketahui oleh kebanyakan antum, yaitu sikap yang agung dan bermanfaatuntuk dakwah ini, walhamdulillah. Dan berbagai permasalahan lainnya. Bahkanbeliau memiliki tulisan 50 Kritikan atas Sururiyyah, 50 Kritikan atas KelompokIkhwanul Muslimin, dan 50 Kritikan atas Jama’ah Tabligh. Beliau juga memilikirisalah berjudul “Tahdzirus Salaf min Ahlil Bida’ ” , beliau juga memiliki banyakkarya tulis, yang paling utama adalah “Al-Qaulul Mufid” yang juga dipelajari olehkami di sini, di Darul Hadits Ma’bar, juga dipelajari di berbagai tempat di negeri-negeri muslimin. Sungguh Allah telah memberikan manfaat dengannya -sebagaimanaantum dengar- dalam bentuk manfaat yang sangat besar. Beliau senantiasa berada diatas kebaikan tersebut, yaitu mengajar, berdakwah, menulis, mentahqiq, walillahilhamd wal minnah.

Kita memohon kepada Allah agar menganugrahkan kepada kita, kepada beliau, dankepada segenap kaum muslimin kekokohan di atas al-haq.

Ini secara ringkas penjelasan terkait dengan Waliduna Al-’Allamah Asy-SyaikhMuhammad bin ‘Abdil Wahhab Al-Wushabi Al-’Abdali hafizhahullah.”

♦ ♦ ♦

Sampai kemudian Asy-Syaikh Al-Imam hafizhahullah mengatakan :

.

.

.

--

Page 83: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 83

:.

،

“Berikutnya kita menuju pada penyebutan ringkas terkait dengan saudara kami : Asy-Syaikh Al-Fadhil (yand mulia) ‘Abdurraman Al-’Adani hafizhahullah.‘Abdurrahman Al-’Adani telah dijadikan oleh Syaikhuna Al-Wadi’i (yakni Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i) termasuk dalam jajaran para masyaikhyang dijadikan rujukan ketika terjadi perselisihan atau perkara yang sangatberkaitan dengan dakwah. Beliau walhamdulillah senantiasa berjalan di ataskebaikan. Beliau terus berada di Ma’had Darul Hadits di Dammaj, mengajar dalambidang aqidah dan fiqh. Beliau memiliki banyak syarh yang bagus dalam beberapapembahasan dalam ilmu fiqh. Beliau memiliki ilmu yang sangat luas sebagaimanadiketahui oleh orang-orang yang menghadiri pelarajan-pelajaran beliau baik dalambidang fiqh maupun yang lainnya. Asy-Syaikh Yahya telah menyebutkan nama beliaudalam kitabnya “Ath-Thabaqat”, [1]) menyebutkan bahwa beliau memiliki ilmu yangluas atau dengan kalimat yang semakna.

Asy-Syaikh ‘Abdurrahman dan Asy-Syaikh Yahya, tidaklah mereka berdua datang keDammaj (untuk menuntut ilmu) kecuali setelah saya pindah dari ma’had tersebut kesini (Ma’bar). Oleh karena itu kami tidak saling berteman (dengan mereka berdua)dalam thalabul ilmi pada Waliduna Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah ta’ala.

Asy-Syaikh ‘Abdurrahman senantiasa terus dalam barbagai aktivitasnya, baik terkaitdengan dakwah, terkait dengan ta’lim, dan terkait dengan (penulisan) berbagai syarh,walhamdulillah. Beliau termasuk ‘ulama ahlus sunnah tanpa ada keraguan dantanpa ada kebimbangan.

Di antara yang ingin aku sebutkan, bahwa belum lama ini beliau berbicara dalambanyak muhadharah (ceramah), mengajak/menyeru (umat) untuk berpegang teguhkepada Al-Kitab dan As-Sunnah dan (agar umat) menjauh dari seruan-seruan/ajakan-ajakan yang penuh syubhat dan dakwah-dakwah hizbiyyah yang terselubungi olehberbagai jum’iyyah dan lainya yang dengannya hizbiyyah dapat terselubungi.Penjelasan beliau tersebut sangat bagus. Di antara penjelasan dan tahdzir yang beliau(asy-syaikh ‘Abdurrahman) sampaikan, bahwa beliau mentahdzir dari kelompokIkhwanul Muslimin, yang dulu diberi nama oleh Syaikhuna sebagai kelompokIkhwanul Muflisin -dan beliau benar dalam hal ini- , mereka adalah orang-orang yang

Page 84: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 84

merugi terkhusus dalam masalah politik. Demikian juga beliau (Asy-Syaikh‘Abdurrahman) mentahdzir dari sururiyyah dan dari para fanatikus Abul Hasan Al-Ma’ribi. Beliau juga mentahdzir dari ash-habul jum’iyyat, karena beliau telah tahubahwa sebagian ash-habul jum’iyyat hanyalah menjadikan jum’iyyat sebagaipelindung bagi hizbiyyah, seperti ash-hab jum’iyyatil hikmah dan ash-hab jum’iyyatilIhsan. Mereka itu termasuk yang sudah diketahui telah menjadikan jum’iyyat sebagaipelindung bagi hizbiyyah. Dulu Syaikhuna Al-Wadi’i berkata tentang mereka :“hizbiyyah mereka terselubungi, kemudian tersingkaplah selubung tersebut danmenampakkan apa yang ada pada mereka, dan jadilah mereka sebagai ekor bagikelompok Ikhwanul Muslimin.”

Maka penjelasan ini dalam situasi seperti ini sangat bagus dan harus diulang-ulang pada waktu dan kesempatan yang berbeda, dalam rangka mendapatkanfaidah yang lebih banyak. Karena setelah terjadi perselisihan, sebagian pihaktelah mengira bahwa Asy-Syaikh ‘Abdurrahman sudah tidak seperti dulusebelum terjadinya perselisihan, yaitu semangat di atas kejernihan dankemurniaan dalam dakwah, menjauhkan dakwah dari syubhat dan perkara-perkara hizbiyyah. Dan kami, bihamdillah, tidak mengetahui tentang beliau(Asy-Syaikh ‘Abdurrahman) kecuali kebaikan baik dulu maupun sekarang.Namun penjelasan ini dalam situasi seperti ini terhitung sebagai suatu yangbermanfaat dan membuat lari pihak-pihak yang ingin “memancing di airkeruh” sebagaimana dikatakan (dalam pepatah), bahwa Asy-Syaikh‘Abdurrahman sudah tidak lagi berjalan di atas apa yang beliau berjalansebelumnya, dan bahwa beliau demikian, dan demikian. Bahkan sebagianmereka mengira bahwa Asy-Syaikh ‘Abdurrahman setelah timbulnyaperselisihan terhempas di antara kelompok Ikhwanul Muslimin atau di antaraSururiyyin atau yang lain. Namun itu semua tidak terjadi, bahkan denganmemuji Allah(Asy-syaikh ‘Abdurrahman) tetap senantiasa komitmen di atasdakwah, maka ini di antara anugerah dari Allah.”

♦ ♦ ♦

Penyebutan dan pujian terhadap dua syaikh tersebut, telah membuat marah Al-Hajurisehingga ia pun buru-buru membantah ceramah Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam iniseraya mengecam tindakan beliau. Tepat tanggal 21 Shafar 1430 (atau sekitar tanggal17 Februari 2009, red) keluarlah kaset khusus bantahan dari Al-Hajuri dengan judul :

“Nashihah wa ‘Itab min An-Nashihil Amin Asy-Syaikh Yahya Al-Hajuri li Asy-SyaikhMuhammad Al-Imam” (Nasehat dan Kecaman dari An-Nashihul Amin Asy-SyaikhYahya Al-Hajuri terhadap Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam).

Kenapa Al-Hajuri tidak menyambut ceramah Asy-Syaikh Al-Imam, kenapa justru diamalah membantah ceramah tersebut?

Pembaca sekalian,

Ceramah Asy-Syaikh Al-Imam ini sebagai bukti untuk kesekian kalinya, -salah satubukti dari sekian banyak bukti- bahwa sikap para masyaikh Ahlus Sunnah adalahsatu, yaitu bahwa Asy-Syaikh ‘Abdurrahman adalah ‘ulama ahlus sunnah yang

Page 85: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 85

mulia. Tidak satu pun dari para masyaikh yang sependapat dengan Al-Hajuriatau mau menerima tahdzir Al-Hajuri.

Sebaliknya, bantahan Al-Hajuri terhadap Asy-Syaikh Al-Imam semakin membuktikanbahwa Al-Hajuri sama sekali tidak mau menggubris nasehat para masyaikhsedikitpun.

Di sisi lain, ceramah Asy-Syaikh Al-Imam ini sebagai bukti bahwa para masyaikhAhlus Sunnah masih tetap menghargai dan memuliakan Asy-Syaikh Muhammad bin‘Abdil Wahhab Al-Wushabi.

Berbeda dengan sikap Al-Hajuri yang sama sekali tidak menghargai, bahkan beranimencaci maki beliau. Sikap Al-Hajuri ini dijiplak dengan persis oleh para muridfanatiknya, sehingga mereka pun berani lancang menulis bantahan terhadap beliau,yang tidak jarang diiringi pula dengan celaan.

Di antara yang diucapkan oleh Al-Hajuri dalam kasetnya berjudul ” Nashihah wa‘Itab”- :

- Bahwa “Ahlus Sunnah” kecewa berat dengan penyebutan biografi‘Abdurrahman Al-’Adani (demikian bahasa Al-Hajuri) oleh Asy-Syaikh Al-Imam.

♦ (Entahlah “Ahlus Sunnah” mana yang dimaukan oleh Al-Hajuri. Namun perludiketahui, bahwa tidak ada yang Ahlus Sunnah di mata Al-Hajuri kecuali orang-orangyang mau setia membelanya. Buktinya, Asy-Syaikh Rabi bin Hadi, Asy-Syaikh Al-Bukhari, Asy-Syaikh Muhammad bin Hadi, Asy-Syaikh ‘Ubaid Al-Jabiri, demikianjuga para ‘ulama Yaman, seperti Asy-Syaikh Al-Wushabi, Asy-Syaikh Al-Imam,Asy-Syaikh Al-Bura’i, Asy-Syaikh As-Salimi, Asy-Syaikh Ash-Shaumali, Asy-Syaikh Adz-Dzamari, Asy-Syaikh ‘Abdul Mushawwir, dan Ahlus Sunnah di Yamanyang berjumlah banyak termasuk juga asatidzah dan mayoritas ikhwah salafiyyin diIndonesia semuanya di atas satu kesepakatan bahwa Asy-Syaikh ‘Abdurrahmansebagai ‘ulama Ahlus Sunnah.

Salah satu dari dua kemungkinan bagi Al-Hajuri,

Kemungkinan pertama, bisa jadi dia tidak menganggap nama-nama besar di atas,sekaligus salafiyyin di Yaman, Indonesia, dan lainnya sebagai Ahlus Sunnah; denganbahasa lain yang Ahlus Sunnah hanya dirinya sendiri dan orang-orang yang setiamembelanya. Jika kemungkinan ini yang terjadi maka sebuah musibah besar telahmenimpa dakwah Ahlus Sunnah dengan munculnya afkar hajuriyyah.

Atau kemungkinan kedua, dia berdusta atas nama Ahlus Sunnah. )

- Al-Hajuri menyesalkan tindakan Asy-Syaikh Al-Imam, karenamenurutnya itu dapat menipu umat.

♦ (kita pun juga bingung, umat mana yang dimaksud oleh Al-Hajuri yang akantertipu dengan penjelasan seorang syaikh dan ‘ulama kibar di Yaman)

Page 86: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 86

- ‘Abdurrahman adalah hizbi

♦ (Demikianlah, untuk kesekian kalinya Al-Hajuri terus menegaskan vonis dantahdzir yang telah ia ucapkan, bahwa Asy-Syaikh ‘Abdurrahman Al-’Adani adalahhizbi. Dengan ini terbukti untuk kesekian kalinya, siapakah sebenarnya yangtidak mau mendengar nasehat para ‘ulama)

- Al-Hajuri berumpah atas nama Allah, bahwa walaupun para ‘ulamadunia bersatu di atas kesepakatan bahwa ‘Abdurrahman bukan hizbimaka saya (Al-Hajuri) tidak akan mau menerimanya.

♦ (sangat luar biasa perkataan ini. Disamping ini menunjukkan sikap tidak maumenghargai para ‘ulama, ini juga salah satu bukti dari banyak bukti bahwa Al-Hajurisangat angkuh dan sombong).

- Bahwa shalihin dari kalangan jin dan shalihin dari kalanganmanusia marah terhadap siapapun yang menentang dakwah darima’had ini (yakni ma’had Dammaj).

♦ (yang manjadi tanya besar di sini, dari mana Al-Hajuri tahu bahwa shalihin darikalangan jin juga ikut marah? Hal ini mengingatkan kita pada salah satu gelar yangtelah disematkan kepada Al-Hajuri, bahwa ia sebagai Imamuts Tsaqalain!!

Entahlah dakwah mana yang dimaksud oleh Al-Hajuri. Kalau dakwah pada masaAsy-Syaikh Muqbil rahimahullah, maka tentu hamba-hamba Allah yang shalihin darikalangan Ahlus Sunnah, baik para masyaikh maupun para thalabul ‘ilmi, mereka akanmarah. Namun jika yang dimaksud adalah dakwah hajuriyyah yang telah memecahbelah salafiyyin di banyak tempat, penanaman sikap pelecehan terhadap ‘ulamasunnah, dan kesalahan-kesalahan aqidah-manhaj yang muncul darinya, yang itusemua terjadi setelah wafatnya Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah, maka sungguh kitatidak tahu orang-orang shalihin mana yang akan marah.)

- Tidak lupa juga, Al-Hajuri menyebutkan mimpi untukmenjatuhkan kehormatan dan kemuliaan Asy-Syaikh Muhammadbin ‘Abdil Wahhab Al-Wushabi.

[1] Dalam Ath-Thabaqah tersebut Al-Hajuri menuliskan :

.

Asy-Syaikh yang mulia Abu ‘Abdillah ‘Abdurrahmân bin ‘Umar bin Mar’i binBraik Al-’Adani, seorang yang memiliki akal (cara berpikir) yang tepat, telah Allahberikan kepadanya ilmu yang baik dan banyak, disertai dengan sikap tawadhu’ danpenuh adab, serta kekokohan di atas As-Sunnah.”

(Dikutip dari http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/03/16/pujian-asy-syaikh-al-imam-terhadap-asy-syaikh-al-wushabi-dan-asy-syaikh-abdurrahman/)

Page 87: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 87

IV.2 Pujian Syaikh Muqbil terhadap Asy-Syaikh Al Wushabi

Beliau adalah murid Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah yang paling senior, sekaligusteman sejawat dalam merintis dakwah di Yaman. Semenjak Asy-Syaikh Muqbilmasih hidup, Asy-Syaikh Al-Wushâbi sudah mengasuh ma’had di Al-Hudaidah, danbeliau sudah menjadi salah tokoh besar dakwah salafiyyah di Yaman yang sangatdisegani dan diperhitungkan.

Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah memuji beliau dengan mengatakan :

“Muhammad bin ‘Abdil Wahhâb Al-’Abdali Al-Wushâbi Abû Ibrâhîm, seorangda’i ilallâh, seorang yang zuhd, sangat penyabar, sangat mutqin (kokoh dan tepat)dalam berbagai penelitian dan karya tulisnya. Uraiannya dalam bidang ilmu haditsberada pada puncak itqân (kekokohan/ketepatan).”

Demikian pujian sekaligus pengakuan Asy-Syaikh Muqbil atas kedudukan dankapasitas keilmuan dan ketokohan Asy-Syaikh Muhammad, serta peran beliau dalamdakwah.

Dalam kitab Al-Qaulul Mardhî fî ‘Umratil Makki karya Asy-Syaikh Muhammad bin‘Abdil Wahhâb Al-Wushâbi, dalam muqaddimahnya Asy-Syaikh Muqbil Al-Wâdi’irahimahullah menegaskan pujian dan tazkiyyahnya bahwa :

/

.

“Adapun penulis risalah ini, yaitu Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhâb adalahseorang syaikh (guru besar) dalam bidang tauhid, hadits, fiqh, akhlaq yang mulia,zuhd, wara’. Sekaligus dia adalah seorang murabbi (pendidik) yang penuh kasihsayang, seorang da’i menuju persatuan umat, seorang pentahdzîr dari hizbiyyahperusak. Dia adalah seorang yang sangat penyabar dalam menghadapi kefaqiran dankegentingan. Dia seorang yang bijak dalam berdakwah, sangat mencintai SalafulUmmah, sangat membenci para ahli bid’ah masing-masing sesuai dengan tingkatbid’ahnya.”

(Dikutip dari http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/02/12/asy-syaikh-muhammad-bin-abdil-wahhab-al-wushabi-hafizhahullah/)

Page 88: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 88

IV.3 Pujian Imam Al-Jarh Wat Ta’dil Asy-Syaikh Rabi’ Bin HadiAl-MadkhaliTerhadap Ma’had Sunnah Di Kota Al-Fuyusy

Sebelumnya, perlu diketahui oleh pembaca sekalian. Ma’had Al-Fuyus yang berada dipropinsi ‘Adn - Yaman merupakan salah satu ma’had Ahlus Sunnah wal Jama’ah,yang diasuh oleh Asy-Syaikh Al-Fadhil Al-Faqih ‘Abdurrahman bin ‘Umar Al-’Adani hafizhahullah..

Pendirian Ma’had Al-Fuyusy di ‘Adn ini, merupakan sebab terbesar yangmenyebabkan Al-Hajuri menjatuhkan vonis terhadap Asy-Syaikh ‘Abdurrahmansebagai hizbi. Kemudian permasalahan terus diperlebar, bahwa semua pihak yangtidak mau menerima vonis Al-Hajuri ini, maka dia harus mendapat getahnya berupakecaman dan cacian, walaupun dia seorang ‘ulama.

Pembaca sekalian, apa benar Ma’had Al-Fuyusy adalah ma’had yang diasuh olehhizbi dan tidak didukung oleh para ‘ulama besar Ahlus Sunnah?

Kita lihat bagaimana sikap para ‘ulama Dakwah Salafiyyah :

Beberapa hari lalu, tepatnya hari Jum’at 9 Rabi’ul Awwal 1430 H (atau sekitartanggal 6 Maret 2009, red), Asy-Syaikh Al-Fadhil ‘Abdurrahman Al-’Adanihafizhahullah menyampaikan muhadharah (ceramah) di masjid Ath-Thahiri di daerahAl-Basatin di propinsi ‘Adn.

Dalam kesempatan tersebut, Al-Akh Al-Fadhil Hani bin Braik menuturkanpengalamannya. Berikut penuturannya :

كنا مع شیخنا الفاضل الشیخ العالمة ربیع بن ھادي المدخلي فقص لنا خبرا عن زوار لھ

: وسألھم حفظھ اهللا، قال لھم

))ھـل أنتم ممن اشترى في مركز الفیوش((

.وكان الحضور مجانبین لھذا المركز، فلم یردوا على الشیخ، ففھم الشیخ

ائي أتمنى لو یقام مركز في كل یا أبن((: قال لھم، وأنا شاھدي من الكلمة))قریة وفي كل بلده ینشر التوحید، من لم یشتر منكم فلیشتر

“Waktu itu kami bersama Syaikhuna Al-Fadhil Asy-Syaikh Al-’Allamah Rabi’ binHadi Al-Madkhali. Maka beliau mengisahkan tentang beberapa orang yang telahberkunjung kepada beliau. Dalam kesempatan tersebut, beliau bertanya kepadamereka :

“Apakah antum termasuk yang juga ikut beli (tanah kavling) di Ma’had Al-Fuyusy?”

Page 89: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 89

Orang-orang yang hadir ketika itu adalah dari kalangan yang bertentangan denganma’had (Al-Fuyusy) tersebut. Maka mereka pun tidak menjawab pertanyaan Asy-Syaikh Rabi’. Asy-Syaikh Rabi’ pun paham (siapa mereka ini).

Kemudian beliau pun berkata kepada mereka -yang ingin saya petik dari pernyataan(Asy-Syaikh Rabi’) adalah - :

“Wahai anak-anakku, saya ingin kalau seandainya ditegakkan ma’had di setiapdesa dan di setiap negeri, untuk menyebarkan tauhid. MAKA BARANGSIAPADI ANTARA KALIAN YANG BELUM MEMBELI (tanah kavling di Ma’hadAl-Fuyusy), MAKA SEGERALAH BELI.“

(Sumber http://wahyain.com/forums/showthread.php?t=434 lihat jugahttp://sahab.net/forums/showthread.php?t=366357)

(Dikutip dari http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/03/09/pujian-imam-al-jarh-wat-tadil-asy-syaikh-rabi-bin-hadi-al-madkhali-terhadap-mahad-sunnah-

di-kota-al-fuyusy/)

IV.4 Pujian Para ‘Ulama terhadap Asy-Syaikh ‘Abdurrahman AlAdeni

Kesepakatan Para Aimmah bahwa Asy-Syaikh ‘Abdurrahman termasuk ‘UlamaUmat ditulis oleh Abdullah bin Ahmad Al-Khaulani bisa dibaca di sini

Bisa didownload dihttp://www.fileden.com/files/2008/8/24/2064259/ejma3.doc

(Terjemah menyusul insya Allah. bagi ikhwah yang ingin berpartisipasi tafadhol)

(Dikutip dari http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/03/09/pujian-para-ulama-terhadap-asy-syaikh-abdurrahman/)

IV.5 Sikap Para Ulama Yaman bahwa Syaikh Abdurrahman bukanHizbi

Asy-Syaikh ‘Abdul Mushawwir Al-’Arûmi, pada bulan Ramadhan 1429 H (sekitarSeptember 2008, pen) tatkala beliau berada di kota Jeddah, beliau dimintai nasehattentang fitnah yang terjadi di Yaman. Maka beliau menjawab :

الحمد هللا، اجتمعنا مع مشایخ الیمن وكلمتنا واحدة على أن الشیخ عبد الرحمن العدني لیس بحزبي

“Alhamdulillâh, kami telah melakukan ijtimâ’ (pertemuan) dengan para masyâikh,dan sikap kami satu, yaitu bahwa Asy-Syaikh ‘Abdurrahmân Al-’Adani bukanhizbi.”

Page 90: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 90

Ini pula penegasan Imamul Jarhi wat Ta’dil Al-’Allamah Asy-Syaikh Rabi’ bin HadiAl-Madkhali hafizhahullah. Dalam nasehatnya yang beliau sampaikan pada 17Rabî’uts Tsâni 1429 H (atau sekitar tanggal 24 April 2008, pen), beliau menegaskan:

ضل الناس وعلى ثغر عظیموالشیخ عبد الرحمن من أفا“Asy-Syaikh ‘Abdurrahman juga termasuk orang-orang yang utama danberada atas front (dakwah) yang sangat agung.“

Beliau kemudian mengatakan :

الطرفین مبتدعا لرفعنا صوتنا ألنھم لیسوا أھل بدع، واهللا لو كان أحدفیھم داعیة إلى بدعة، س فیھم مبتدع، لیسعلیھ وبینا بدعتھ، لكن لی

لیس فیھم شيء“Karena mereka bukanlah ahlul bid’ah. Demi Allah, kalau seandainya ada salahsatu pihak yang mubtadi’ pasti kami akan meninggikan suara kami dalammentahdzîr dia dan pasti akan kami jelaskan kebid’ahannya. Namun tak seorangpun dari merek yang mubtadi’ tak seorang pula dari mereka yang menyerukepada bid’ah. Sama sekali tidak ada perkara-perkara ini pada mereka.”

Lalu kalau begitu apa sebenarnya yang melatarbelakangi berbagai tahdzîr Asy-SyaikhYahyâ Al-Hajûri? Masalah manhaj kah? Atau aqidah? Maka Asy-Syaikh Rabî’kembali menegaskan dengan mengatakan :

فیھم أغراض شخصیة“Pada mereka ada kepentingan-kepentingan pribadi.”

Di antara yang cukup menarik untuk disebutkan di sini, sekaligus sebagai salah satubukti bahwa Asy-Syaikh ‘Abdurrahmân bukanlah seorang hizbi, adalah kunjunganbeberapa masyâikh Yaman, antara lain Asy-Syaikh Muhammad bin ‘AbdilWahhâb dan Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Azîz Al-Bura’i, ke Ma’had Asy-Syaikh‘Abdurrahmân yang baru beliau dirikan bersama salafiyyîn di sana. Kunjungantersebut terjadi pada hari Sabtu tanggal 10 Dzulqa’dah 1429 H (atau sekitar tanggal10 November 2008, pen). Tentunya ini sebagai salah satu bukti bahwa ma’had Asy-Syaikh ‘Abdurrahmân tersebut termasuk salah ma’had Ahlus Sunnah, sebagaimanaditegaskan pula oleh para masyâikh dalam muhâdharahnya, bukan sebagai ma’hadhizbi sebagaimana dituduhkan.

Perlu para pembaca ketahui, para masyâikh yang tidak mau menyatakan bahwa Asy-Syaikh ‘Abdurrahmân hizbi antara lain (sekadar contoh) :

Al-Wâlid Ash-Shabûr Al-Waqûr Az-Zâhid Al-’Allâmah Asy-SyaikhMuhammad bin ‘Abdil Wahhâb,

Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdillâh Al-Imâm, Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Azîz Al-Bura’i,

Page 91: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 91

Asy-Syaikh ‘Abdullâh bin ‘Utsmân Adz-Dzamâri, Asy-Syaikh Muhammad bin Shâlih Ash-Shaumali, Asy-Syaikh ‘Abdul Mushawwir, Asy-Syaikh ‘Utsmân bin ‘Abdillâh As-Sâlimi,

Para masyâikh di atas telah digelari oleh Asy-Syaikh Muqbil bin Hâdi Al-Wâdi’isebagai ahlul halli wal ‘aqdi (orang-orang yang memiliki kemampuan untukmenyelesaikan berbagai problem). Sekaligus mereka adalah para pembesar dakwahsalafiyyah di Yaman.

Demikian juga para masyâikh di luar Yaman, antara lain :

Imâmul Jarhi wat Ta’dîl fî Hâdzal ‘Ashr Al-’Allâmah Al-Muhaddits Rabî’bin Hâdi Al-Madkhali

Al-’Allâmah Al-Muhaddits Al-Wâlid Al-Jalîl Asy-Syaikh ‘Ubaid Al-Jâbiri Asy-Syaikh ‘Abdullâh Al-Bukhâri Asy-Syaikh Khâlid Azh-Zhufairi

(Dikutip dari http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/02/12/sikap-para-masyaikh-asy-syaikh-abdurrahman-bukan-hizbi/)

Page 92: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 92

BAB VSikap Ulama’ atas Yahya

bin Ali Al Hajuri“Atas berbagai celaannya terhadap para ‘ulama dan berbagai kesalahannya dalam

aqidah dan manhaj…”

Ternyata berbagai kesalahan ilmiah Al-Hajuri baik dalam aqidah maupun manhajsangatlah banyak. Sebagiannya terekam, dan masih lagi yang tidak terekam. Inimerupakan sisi kelam lainnya dari sosok Al-Hajuri yang selama ini selalu tampilbahwa dirinya sebagai seorang berilmu yang terdepan dalam segala diiringi dengansanjungan setinggi langit dari para murid setianya. Parahnya lagi, berbagai kesalahandan ketergelinciran tersebut terekam dalam kaset dan buku-buku catatan paramuridnya dalam keadaan dianggap sebagai faidah ilmiah. Maka ini merupakanfenomena yang sangat berbahaya.

Berbagai ucapan Al-Hajuri tersebut, baik terkait dengan celaan-celaannya terhadappara ‘ulama maupun kesalahan-kesalahan ilmiahnya, beberapa diantaranya telahditanyakan kepada para ‘ulama kibar.

V.1. Tanggapan Negatif Asy Syaikh Yahya Al Hajuri

Ijtimâ’ Ma’bar merupakan salah satu wujud upaya para masyâikh kibâr DakwahSalafiyah di Yaman untuk menyelesaikan fitnah dan problem yang terjadi, dengandilandasi sikap taqwa, ilmu, dan kasih sayang. Ijtimâ’ Ma’bar ini dilakukan pada 12Rabî’uts Tsâni 1428 H (atau sekitar tanggal 30 April 2007, pen).

Sangat disayangkan, tanggapan Asy-Syaikh Al-Hajûri sungguh sangat negatif dantidak senonoh. Beliau mengatakan tentang hasil ijtimâ’ Ma’bar :

!! بل عليه

“Adapun berbagai kertas (hasil kesepakatan) dan berbagai pertemuan, dan fulandari sini, dan kami bertentangan dengan anda, maka KENCINGI sajapembicaraan seperti ini! KENCINGI saja!” [dinukil dari kasetnya yang berjudulLaftul Amjâd]

Rekaman suara bisa didengar langsunghttp://www.salafishare.com/id/2551SOK18H1L/001%20Al-

qaulul%20Jali%207-19-43.mp3*

Lâhaula walâ Quwwata illâ billâh! Maka akhirnya Al-Hajûri ditegur keras olehgurunya Asy-Syaikh Al-Wâlid Muhammad bin ‘Abdil Wahhâb Al-Wushâbi atasucapannya tersebut :

Page 93: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 93

) :( ،

: …

Wajib atas Al-Walad (si anak) Yahyâ [1]) untuk beristighfar kepada Allah danbertaubat kepada-Nya dari ucapannya tentang hasil ijtimâ’ Ma’bar, yaituucapan : (kencingi atasnya), ini merupakan kesalahan. Wajib atasnya untukberistighfar kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya. Sekaligus wajib atas dia(Asy-Syaikh Yahyâ) untuk meminta ma’af kepada masyâikh, denganmengatakan, “Wahai para ayahku, wahai para masyâikh-ku telah salah lisanku,aku telah keliru, aku beristighfar kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.”

Sebagaimana ia telah menyebarkan kesalahan tersebut, maka ia pun wajibuntuk menyebarkan kebenaran, karena Allah mempersyaratkan hal tersebut.”

Rekaman suara bisa didengar langsung disini :

http://www.salafishare.com/id/254O0N7R08A3/002%2035_22%20%E2%80%93%2036_01.mp3

Sedangkan Ijtimâ’ tersebut berlangsung di kota Al-Hudaidah tanggal 5 Muharram1429 H (atau sekitar tanggal 14 Januari 2008, pen). Ijtimâ’ tersebut bertujuanmenghentikan fitnah yang terjadi. Hasil ijtimâ’ ditulis secara rapi danditandatangani oleh para kibâr masyâikh Yaman, yaitu :

1. Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhâb2. Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdillâh Al-Imâm3. Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Yahyâ Al-Bura’i4. Asy-Syaikh ‘Abdullâh bin ‘Utsmân Adz-Dzamâri5. Asy-Syaikh Muhammad bin Shâlih Ash-Shûmali6. Asy-Syaikh ‘Abdul Mushawwir Al-’Arûmi7. Asy-Syaikh ‘Utsmân bin ‘Abdillâh As-Sâlimi

Namun sangat disayangkan, sikap Asy-Syaikh Yahyâ Al-Hajûri ternyata sebagaimanasikap-sikap sebelumnya, yaitu ia membantah hasil ijtimâ’ kibâr masyâikh tersebutserta mengingkarinya.

Pada 7 Muharram 1429 H (atau sekitar tanggal 16 Januari 2008, pen), Al-Hajûrimengeluarkan kaset berjudul “Nashîhatul Ahbâb … ” Dalam kaset tersebut, Al-Hajûri :

1. Mengingkari (!!) bahwa dirinya telah sepakat di hadapan Asy-Syaikh Rabî’ untukdiam/tidak lagi mentahdzîr Asy-Syaikh ‘Abdurrahmân Al-’Adani.

Al-Hajûri mengatakan :

Page 94: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 94

“Demi Allah tidak seorang pun dari majelis tersebut yang mampu memastikan bahwaaku mengucapkan satu kalimat yang menunjukkan kesepakatan bahwa aku akan diam(dari mentahdzîr). Tidak ada seorang pun yang bisa mengharuskan aku untukdiam terhadap ‘Abdurrahmân. Tidak ada seorang pun yang akan mengharuskanaku dengan sesuatu, padahal aku memandangnya itu adalah haq. Ini yang aku yakini.”

Rekaman suara bisa didengar langsung disini :http://www.salafishare.com/id/25FTJT84DW2O/003%20nashihatul

%20ahbab.mp3

2. Menyatakan bahwa ijtimâ’ Al-Hudaidah tersebut adalah muhdats (!!).

في محدثاواللجنة تكونون أنفسكم لجنة علینا، متى كان أنتم اآلن عملتمأتحداكم تثبون عن السلف ھذه اللجنة التي أنتم تقومون بھا ھذا،

واجتماعات في كل قضیة نعمل كذا وكذا“dan lajnah, kalian (yakni para masyâikh) telah menjadikan diri kalian sebagaipanitia atas kami, kapan itu? Kalian sekarang membuat suatu yang muhdatsdalam hal ini. Saya tantang kalian untuk memastikan dari salaf tentang lajnahtersebut yang kalian adakan dan juga ijtimâ’-ijtimâ’ dalam setiap masalah(bahwa) kita harus melakukan ini dan itu.“

Rekaman suara bisa didengar langsung disini :http://www.salafishare.com/id/259JDT4R7ZC4/004%20lajnah.mp3

3. Mencela dan mencaci maki gurunya sendiri, Asy-Syaikh Muhammad bin ‘AbdilWahhâb Al-Wushâbi dengan kata-kata yang pedas, kasar, dan tidak senonoh (!!!).

Ucapan ini sangat banyak, bertebaran di kasetnya tersebut. Di antaranya :

!!

“Saya tidak ingin membantah Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhâb, tetapisungguh telah banyak kekacauannya pada waktu-waktu terakhir ini.!!”

Rekaman suara bisa didengar langsung disini :http://www.salafishare.com/id/25TOMWAO11RK/005%20takhlithot

.mp3

Page 95: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 95

Al-Hajûri berani berkata tentang beliau :

!!

“Sesungguhnya dia pada waktu-waktu terakhir ini tidak lagi bersungguh-sungguh,bahkan dalam masalah menuntut ilmu, berbagai ceramahnya hanya berulang-ulang!!

Rekaman suara bisa didengar langsung disini :http://www.salafishare.com/id/25CC8HR3SB36/006%20muhadharah

%20mukarrarah.mp3

*Al-Hajûri juga mengatakan :

!منها! . !!

!

“Ini juga sebagai nasehat pertama! Untuk berikutnya lebih keras dari nasehat pertamaini! Sungguh kamu akan melihat wahai syaikh Muhammad, aku menantangmu, jikakamu tidak berhenti, kamu ataupun selainmu!! Omong kosong. Sok memposisikandirinya sebagai Ibnu Bâz di hadapan kami!“

Rekaman suara bisa didengar langsung disinihttp://www.salafishare.com/id/25W9P84YFSBC/007%20nasehat%20

ula.mp3

Al-Hajûri juga berani mengatakan kepada syaikhnya tersebut :

“Kami tahu kelemahan kamu dari sisi keilmuan, baik dalam karya-karya tulismumaupun ceramah-ceramah dan da’wahmu.”

Rekaman suara bisa didengar langsung disini :http://www.salafishare.com/id/251C4N0ZUHPF/008%20hazlaka.mp3

Atas sikap Al-Hajûri yang tidak senonoh tersebut, Asy-Syaikh Al-Wâlid Muhammadbin ‘Abdil Wahhâb menegurnya dengan keras :

Page 96: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 96

Demikian juga ucapan Yahyâ tentang ijtimâ’ Al-Hudaidah, [2]) bahwa itumuhdats, dan bahwasanya itu bid’ah, juga wajib atasnya untuk beristighfarkepada Allah dan bertaubat kepada-Nya serta menyesal. [3])

Rekaman suara bisa didengar langsung disini :http://www.salafishare.com/id/254XJBAO4TUK/009%20bayan%20h

udaidah.mp3

*

[1] Pantas bagi Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdill Wahhâb untuk menyebut danmemanggil Asy-Syaikh Yahyâ demikian. Karena memang senioritas dan ketokohanbeliau -baik dalam hal ilmu, umur, dan kedudukan- jauh di atas Asy-Syaikh Yahyâ, disamping -tentunya- beliau adalah guru Asy-Syaikh Yahyâ sendiri.

[2] Berbagai ijtimâ’ para masyâikh kibâr dalam upaya menyelesaikan fitnah yangterjadi, disamping merupakan suatu yang disyari’atkan, perlu diketahui juga itumerupakan wasiat Asy-Syaikh Muqbil bin Hâdi Al-Wâdi’i rahimahullah. Beliaumengatakan dalam wasiatnya :

النافع والصدق مع ة باإلقبال على العلموأوصي إخواني في اهللا أھل السن… لھا أولو الحل والعقدوإذا نزلت بھم نازلة اجتمعاهللا واإلخالص،

“Saya wasiatkan kepada saudara-saudaraku di jalan Allah, para Ahlus Sunnah, untuksenantiasa mengutamakan ilmu yang bermanfaat, jujur di hadapan Allah, dan ikhlashkarena-Nya. Apabila terjadi suatu problem maka hendaknya berijtimâ’ para ulûl halliwal ‘aqdi, … ” Kemudian beliau menyebut nama-nama para masyâikh kibâr AhlusSunnah di Yaman, antara lain : Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhâb, Asy-Syaikh Muhammad Al-Imâm, Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Azîz Al-Bura’i, dll.

Yang penting untuk diketahui pula, Asy-Syaikh Muqbil menyebut para masyâikhtersebut sebagai ulûl halli wal ‘aqdi, yaitu yang memiliki kemampuan untukmenyelesaikan berbagai problem. Namun Al-Hajûri tidak mengindahkan wasiattersebut, bahkan berani melecehkan para masyâikh tersebut dan hasil ijtimâ’ mereka.

[3] Kali ini pun Al-Hajûri tidak mau mengindahkan nasehat gurunya sama sekali.Bukannya ia bertaubat atau menyesal, bahkan dalam kaset Daf’ul Irtiyâb kembali iamengingkari bahwa dirinya telah mengatakan ucapan tersebut. Padahal ada buktiatas ucapannya tersebut berupa kaset rekaman.

Hal seperti ini sering terjadi pada Al-Hajûri, yaitu dia mengucapkan suatu perkataan,ketika ditegur atau dikritik atas ucapannya tersebut dia mengingkarinya. Padahalterdapat bukti berupa suara / kaset rekaman ucapannya tersebut.

Page 97: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 97

Berbagai celaan dan caci maki Al-Hajuri terhadap para masyaikh dan ‘ulama DakwahSalafiyyah, baik di Yaman maupun luar Yaman, sangatlah banyak. Sebagian kecilnyatelah ditunjukkan dan diperdengarkan pada tulisan-tulisan sebelum di situs ini.

(Dikutip dari http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/02/12/tanggapan-negatif-al-hajuri-terhadap-pertemuan-pertemuan-masyaikh-dan-teguran-keras-asy-syaikh-al-wushabi/)

V.2. Asy Syaikh Yahya Al Hajuri Tidak Menggubris Nasihat Ulama

Telah kita jelaskan sebelumnya, bahwa para masyaikh, baik di Yaman maupun di luarYaman, telah sepakat bahwa Asy-Syaikh ‘Abdurrahman bukan hizbi. Namun itusemua tidak digubris oleh Al-Hajuri. Pada 10 Jumâdal Ulâ 1429 H (atau sekitartanggal 16 Mei 2008, pen) mengeluarkan kaset berjudul :

Sesuai judulnya, Al-Hajûri menegaskan vonisnya bahwa Asy-Syaikh ‘Abdurrahmanadalah hizbi.

Dalam kaset tersebut Al-Hajûri mengatakan :

:“Orang-orang yang mengatakan bahwa ‘Abdurrahmân bukan hizbi hendaknya diamalu pada dirinya sendiri.“

[ dinukil dari kasetnya yang berjudul At-Ta'kîd li Hizbiyyati 'Abdirrahmân ...]

Padahal sudah maklum bahwa para masyâikh kibâr di Yaman maupun di luar Yamanmengatakan bahwa Asy-Syaikh ‘Abdurrahmân bukan hizbi.

Al-Hajûri juga mengatakan :

-- …

“Yang membela mereka (yakni Asy-Syaikh ‘Abdurrahmân dan yang bersama beliau)berarti telah membela para hizbiyyûn, bukan membela salafiyyîn yang beradab, diatelah membela seorang hizbi dan membela orang-orang yang mengkhianati dirinyasendiri … .”

[Dinukil dari kasetnya yang berjudul At-Ta'kîd li Hizbiyyati 'Abdirrahmân ... ]

Bahkan tak ketinggalan pula, nasehat Imamul Jarhi wat Ta’dil dibantah oleh Al-Hajuri. Al-Hajûri membantah pujian Asy-Syaikh Rabî hafizhahullâh terhadap Asy-

Page 98: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 98

Syaikh ‘Abdurrahmân hafizhahullâh, bahwa beliau beliau berada di atas front(da’wah) yang agung dan beliau sebagai mujahid.

Maka Al-Hajûri tidak terima dengan pujian tersebut dan membantahnya denganmengatakan bahwa Asy-Syaikh ‘Abdurrahmân membuka front dan sebagaimujahid dalam fitnah.

Demikian juga, Al-Hajûri membantah pernyataan Asy-Syaikh Rabî’ bahwaperselisihan yang terjadi di atas kepentingan pribadi alias bukan perselisihan yangditegakkan di atas manhaj. Al-Hajûri membantahnya dengan mengatakan bahwaperselisihan yang terjadi adalah hizbiyyah yang sangat jelas.

Bantahan Hajuri terhadap Nasehat Syaikh Rabi’, temukan suaranya dihttp://www.salafishare.com/id/26Y740K5Q5GJ/h.%20bantahan%20Hajuri%20thd%20Nasht%20Sy.%20Rabi%27.mp3

Dengan berbagai ucapan tidak senonoh dan lancang yang dilontarkan oleh Al-Hajûridi atas, berarti secara tidak langsung Al-Hajûri:

Telah mengatakan kepada Asy-Syaikh Rabi’ hendaknya malu kepada dirinyasendiri, kepada Asy-Syaikh ‘Ubaid Al-Jâbiri hendaknya malu kepada dirinyasendiri, kepada Asy-Syaikh Al-Wushâbi, Asy-Syaikh Muhammad Al-Imâmhendaknya mereka semua malu pada dirinya sendiri, karena mereka telahmembela Asy-Syaikh ‘Abdurrahmân dan tidak mau mengatakannya sebagaihizbi.

dan berarti para masyâikh tersebut :

Sebagai pembela para hizbiyyûn dan orang-orang yang mengkhianati dirinyasendiri

serta bukan pembela salafiyyîn

Astaghfirullâhal ‘Azhîm ….

(Dikutip dari http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/02/12/al-hajuri-tidak-menggubris-nasehat-masyaikh/)

Page 99: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 99

BAB VIIFatwa Ulama’ Kibar atasKesalahan Ilmiah SyaikhYahya bin Ali Al Hajuri

Berbagai celaan dan caci maki Al-Hajuri terhadap para masyaikh dan ‘ulama DakwahSalafiyyah, baik di Yaman maupun luar Yaman, sangatlah banyak. Sebagian kecilnyatelah ditunjukkan dan diperdengarkan pada tulisan-tulisan sebelumnya di situs ini.

Demikian juga, ternyata berbagai kesalahan ilmiah Al-Hajuri baik dalam aqidahmaupun manhaj sangatlah banyak. Sebagiannya terekam, dan masih lagi yang tidakterekam. Ini merupakan sisi kelam lainnya dari sosok Al-Hajuri yang selama iniselalu tampil bahwa dirinya sebagai seorang berilmu yang terdepan dalam segaladiiringi dengan sanjungan setinggi langit dari para murid setianya. Parahnya lagi,berbagai kesalahan dan ketergelinciran tersebut terekam dalam kaset dan buku-bukucatatan para muridnya dalam keadaan dianggap sebagai faidah ilmiah. Maka inimerupakan fenomena yang sangat berbahaya.

Berbagai ucapan Al-Hajuri tersebut, baik terkait dengan celaan-celaannya terhadappara ‘ulama maupun kesalahan-kesalahan ilmiahnya, beberapa di antaranya telahditanyakan kepada para ‘ulama kibar.

VI.1. FATWA AL-’ALLAMAH ASY-SYAIKH SHALIH AL-FAUZAN hafizhahullah (anggota Al-Lajnah Ad-Da’imah lil Buhutsil‘Ilmiyyah wal Ifta’ dan Hai’ah Kibaril ‘UlamaKerajaan Saudi‘Arabia)

Beliau ditanya : Seorang pengajar mengatakan kepada para muridnya ucapan-ucapanberikut :

Pertama, bahwa Allah beristiwa’ di atas ‘Arsy dengan tanpa menyentuhnya.Kemudian dia rujuk. Kedua, mengatakan bahwa Nabi telah salah dalam kisah (dalamsurat) ‘Abasa wa Tawalla, kemudian dia rujuk. Ketiga, menisbahkan kepada SyaikhulIslam al-qaul bit tasalsul, kemudian dia rujuk.

Demikianlah dia mengulang-ulang kesalahan dan rujuk darinya. Apakah boleh belajardari syaikh seperti ini?

Maka Asy-Syaikh Al-Fauzan menjawab :

Ini adalah orang yang membuat ragu, membuat umat ragu dalam urusan aqidahmereka. Tidak boleh belajar padanya, tidak boleh pula talaqi ilmu darinya,karena dia termasuk ahludh dhalal. Membuat umat ragu. Menampakkanaqidahnya yang batil, namun ketika ia melihat umat mengingkarinya, maka iamenampakkan seolah-olah dirinya telah rujuk untuk mengelabuhi. Maka tidakboleh menerima sosok seperti ini, dan tidak boleh berguru padanya, bahkanwajib waspada darinya!”

Page 100: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 100

Teks Arab :

: معلم قال لطالبھ ھذه األقوال: السؤال

وقال أخطأ . أن اهللا استوى على العرش من غیر مماسة ثم تراجع: أوال ونسب لشیخ االسالم : وقال .ثم تراجع) عبس وتولى ( في قصة r النبي

القول بالتسلسل ثم تراجع، وھكذا عدت أخطاء ویتراجع، فھل یدرس عند مثل ھذا الشیخ؟

أمور عقیدتھم، وال یجوز أن ا مشكك، یشكك الناس فيھذ: الجوابأھل الضالل، یشكك یدرس عنده، وال أن یتلقى العلم منھ ألن ھذا من

علیھ أظھر الناس ویظھر عقیدتھ الباطلة، فاذا رأى الناس استنكروافال یجوز قبول ھذا الشخص وال التتلمذ علیھ، ویجب التراجع خدیعة،

ھـ1423لحرم رمضان من دروس ا] .منھالحذر[Ditranskrip dari Durus Al-Haram Ramadhan 1423 H, sekitar akhir tahun 2002, arsiprekaman ada dihttp://www.salafishare.com/id/26R0H8OOPS6D/fatwa%20fauzan.mp3]

(Sumber http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/03/08/fatwa-para-ulama-besar-terhadap-al-hajuri/)

VI.2. FATWA ASY-SYAIKH ‘ABDUL MUHSIN AL-’UBAIKANhafizhahullah(Ulama Besar Saudi anggota Majelis Syura, Penasehat Hukum diDepartemen Kehakiman Saudi)

Penanya : Orang ini yang bernama Yahya Al-Hajuri, memiliki kesalahan-kesalahanyang sangat banyak dalam masalah aqidah. Dia telah dinasehati dalam masalahtersebut, namun dia rujuk. Kemudian ternyata (setelah itu) dia berpaling danmenentang. Bagaimana pendapat antum terhadap orang ini, waffaqakumullah?Asy-Syaikh : Demi Allah, wahai saudaraku, aku katakan bahwa seseorangmenghindar dari mengambil (ilmu) darinya, kalau memang kondisinya sepertiitu.Asy-Syaikh : Apakah dia dari Yaman?Penanya : Ya. Dari Yaman. Seorang syaikh dari Yaman.Asy-Syaikh : Dia tinggal di Yaman?Penanya : Ya, ya, dia tinggal di Yaman, di Dammaj.Asy-Syaikh : ‘ala kulli hal, tidak patut untuk mengambil (ilmu) dari siapapunyang memiliki pendapat-pendapat seperti itu.Penanya : Padahal dia seorang thalibul ‘ilmi, wahai SyaikhAsy-Syaikh : Meskipun dia seorang thalibul ‘ilmi, kalau dia membawa

Page 101: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 101

kesalahan-kesalahan dalam aqidahPenanya : dia melakukan kesalahan sering sekali, wahai Syaikh.

Asy-Syaikh : YaPenanya : dia melakukan kesalahan sering sekaliAsy-Syaikh : Selama dia sering melakukan kesalahan, maka harus menjauh darimengambil (ilmu) darinya.Penanya : Ya. Allahu yahfazhaka. Barakallahu fik.

Teks Arab :

لھ أخطاء كثیرة في الحجورياسمھ یحيوھذا الرجل الذي: السائل العقیدة، ونصح في ذلك لكنھ یرجع، ثم یوالي ویعادي فما قولكم في ھذا

؟.الرجل وفقكم اهللا

األخذ عنھ إذا كان بھذه واهللا أنا یا أخي أقول أن الواحد یحذر من: الشیخ .الصفة

ھو من الیمن؟: الشیخ

.من الیمن شیخ من الیمن.إیھ: السائل

؟.الیمنساكن في: الشیخ

.ساكن في الیمن في دماج.نعم .نعم:السائل

األراءعلى كل حال ما ینبغي األخذ عن أي شخص لھ مثل ھذه:الشیخ

.ھو طالب علم شیخ:السائل

طالب علم إذا كان یأتي بأخطاء في العقیدةولو كان: الشیخ

.یخطأ كثیرا یاشیخ: السائل

.نعم: شیخ ال

.یخطأ كثیرا:السائل

. یخطأ كثیرا یجتنب األخذ عنھمادام: الشیخ

نعم اهللا یحفظك بارك اهللا فیك: السائل

Page 102: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 102

[Ditranskrip dari audio yang diarsipkan di dihttp://www.salafishare.com/id/26HDT24RUTJS/fatwa%20ubaikan.wav]

(Sumber http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/03/08/fatwa-para-ulama-besar-terhadap-al-hajuri/)

VI.3. FATWA ASY-SYAIKH AHMAD AN-NAJMI rahimahullah(Ulama Besar Saudi, Mufti di provinsi Jizan, Saudi Arabia bagianSelatan, negara Arab Saudi. Wafat pada tanggal 19 Rajab 1429 H /23 Juli 2008)

Penanya : Orang ini mengatakan, bahwa tentu kaidah bahwa setiap mubtadi’ (ahlulbid’ah) pasti da’i (penyeru) kepada bid’ahnya.Asy-Syaikh : Apa?Penanya : Setiap mubtadi’ (ahlul bid’ah) pasti da’i (penyeru) kepada bid’ahnya.Asy-Syaikh : Setiap mubtadi’?Penanya : pasti da’i (penyeru) kepada bid’ahnya.Asy-Syaikh : Pasti dia da’i kepada bid’ahnya?Tidak, itu tidak benar. Yakni sudah ma’ruf pembedaan antara yang da’i kepadabid’ahnya dan yang bukan da’i kepada bid’ahnya. Yakni mubtadi’ yang ikut-ikutansaja, bisa jadi dia bukan da’i (penyeru) kepada bid’ahnya tersebut. Namun mubtadi’yang fanatik pada bid’ahnya, menyebarkannya, dan berdebat membelanya, ini adalahda’i kepada bid’ahnya.Penanya : Dia juga mengatakan bahwa Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil WahhabAt-Tamimi tidak menguasai seluruh ilmu hadits.Asy-Syaikh : Siapakah orangnya yang bisa menguasai seluruh ilmu hadits?Penanya : yakni, dia mengatakan bahwa ilmu beliau (Asy-Syaikh Muhammad bin‘Abdil Wahhab At-Tamimi) dalam bidang hadits hanya sedikit dan tidak kuat.Asy-Syaikh : Tidak, tidak, dia tidak benar, dia tidak benar. Bagaimana denganribuan kitab-kitab (karya beliau) tersebut, (bagaimana bisa beliau dikatakan) ilmunyadalam bidang hadits hanya sedikit?Penanya : Dia juga mengatakan tentang Asy-Syaikh Shalih Alu Asy-Syaikh, bahwamanhajnya adalah ikhwani, lebih mendahulukan hizbiyyin atas salafiyyin, danmencukur jenggotnya.Asy-Syaikh : Dia telah berdusta, dia telah berdusta, dia telah berdusta, dia telahberdusta. Manhajnya ikhwani?Penanya : dan mendahulukan hizbiyyin atas salafiyyin dan mencukur jenggotnya.Asy-Syaikh : memotong jenggotnya ini perkara lain. Namun manhajnya ikhwani,maka itu tidak benar. … (suara kurang jelas)Penanya : Kami menuntut bukti, wahai Syaikh. Namun tidak ada buktinya, demiAllah.Penanya : Dia juga berkata tentang Asy-Syaikh Washiyullah, bahwa ia adalah turatsi.Asy-Syaikh : Apa?Penanya : Dia juga berkata tentang Asy-Syaikh Washiyullah, bahwa ia adalah turatsi.Asy-Syaikh : turatsi?Penanya : ya.Asy-Syaikh : Subhanallah! Subhanallahil ‘Azhim! Ini merupakan kelancangan

Page 103: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 103

yang sangat aneh sekali. Tidak mungkin seorang penuntut ilmu seperti inikondisinya (lancang menuduh). Wajib atasnya untuk takut kepada Allah danmeninggalkan ini (kelancangan tersebut)Penanya : Saya sempurnakan wahai Syaikh Insya Allah. Yakni para ‘ulama di sinimenasehati dia terkait ucapannya tersebut. Namun dia malah menjawab, bahwa sayasendiri sendiri, kemudian dia mengatakan, ucapan tersebut kencingi atasnya!Asy-Syaikh : Apa?Penanya : Beberapa ‘ulama di sini menasehati dia, yakni para masyaikhnya atasbeberapa ucapannya. Para ‘ulama menegurnya. Namun dia malah mengatakan, bahwasaya berjalan sendiri sendiri dalam dakwah. Seraya ia mengatakan bahwa ucapantersebut kencingi atasnya!Asy-Syaikh : Subhanallah (beliau tertawa). Kalau begitu dia ini muharib (seorangyang berperang). Hasbunallah wa ni’mal wakil.Penanya : Apakah boleh belajar pada orang ini?Asy-Syaikh : Apa?Penanya : Apakah boleh belajar pada orang ini?Asy-Syaikh : Tidak boleh!Penanya : Selamanya?Asy-Syaikh : Demi Allah, demikian pendapatku. Dia, di mana dia mengajar?Penanya : Boleh saya memberitahukan kepada anda tentang siapa orang ini, wahaiSyaikh?Asy-Syaikh : Apa?Penanya : Saya beritahukan kepada anda tentang orang ini?Asy-Syaikh : KatakanPenanya : dia adalah Yahya Al-Hajuri, wahai Syaikh.Asy-Syaikh : Ya Rajjal!! [1]) Yahya Al-Hajuri!!Penanya : Ya. Ini, semuanya terekam, kami mendengarnya dalam pelajaran danterekam dalam kaset.Asy-Syaikh : hasbunallah wa ni’mal wakil.

Teks Arab :

قاعدة كل مبتدع داعي)ھكذا(أن طبعا : ھذا الرجل یقول : السائل لبدعتھ

ھھ؟: الشیخ ـ رحمھ اهللا ـ

كل مبتدع داعي لبدعتھ ؟:السائل

كل مبتدع ؟:الشیخ ـرحمھ اهللا ـ

داعي لبدعتھ:السائل .

الشیخ ـ رحمھ اهللا ـ داعي إلى بدعتھ ؟ ال یعني معروف .ما ھم سواء الداعي لبدعتھ وغیر الداعي لبدعتھالتفرقة بین یعني مبتدع مقلد مبتدع ,

Page 104: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 104

قد یكون لیس بداعي إلى تلك البدعة لكن) كذا(مقلد مبتدع مصمم علیھا نعم. وینشرھا ویناظر علیھا ھذا ھو الداعي لبدعتھ .) .

( ویقول أن الشیخ محمد عبدالوھاب التمیمي یعني ال إحاطة لھ : السائل . بعلم الحدیث

من ھو الذي أحاط بعلم الحدیث ؟: شیخ ـ رحمھ اهللا ـ ال

یعني یقول أن علمھ في الحدیث قلیل لیس بالقوي: السائل .

: الشیخ ـ رحمھ اهللا ـ ال ال ماصدق ھذا لم یصدق كیف إلي ألف ھذه الكتب . (.علمھ في الحدیث قلیل ؟ نعم

( واني وھو یقدم ویقول عن الشیخ صالح آل الشیخ أن مسلكھ إخ: السائل كذا(الحزبیین على السلفیین ویقصص في لحیتھ ) .

: الشیخ ـرحمھ اهللا ـ .كذب، كذب،كذب،كذب . ( مسلكھ إخواني؟

وأنھ یقدم الحزبیین على السلفیین، ویقصص لحیتھ: السائل

ویأخذ لحیتھ ھذا شیئ آخر، لكن مسلكھ أخواني ھذا ما ھو : الشیخ الصوت غیر واضح. ( صحیح … )

وطلبنا من البینة یا شیخ، فما بینة واهللا: السائل .

( وأیضا یقول عن الشیخ وصي اهللا أنھ تراثي؟: السائل

ھھ: الشیخ .

قال عن الشیخ وصي اهللا أنھ تراثي؟: السائل

تراثي؟: الشیخ

أیوى: السائل .

:الشیخ ما یمكن . سبحان اهللا، سبحان اهللا العظیم وھذه جرءة غریبة ھذهم أن یكون ھذا علیھ ان یتقي اهللا ویترك ھذالطالب العل …) .

Page 105: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 105

( أكملك یاشیخ إن شاء اهللا: السائل مقاطعا .

یعني العلماء ھنا نصحوه عن كالمھ یقول أني وحدي وحدي ثم قال ھذا .الكالم بل علیھ

ھھ؟:الشیخ

نصحوه بعض العلماء ھنا یعني شیوخھ: السائل على بعض كالمھ انتقدوه حدي وحدي في الدعوة فقال ھذا الكالمعلیھ یقول أني و علیھ) ھكذا(بول .

:الشیخ سبحان اهللا ضاحكا(ھھ : ھھ ). .إذا ھذا محارب حسبنا اهللا ونعم . (.الوكیل

( ھل تجوز الدراسة عند ھذا؟: السائل

ھھ؟: الشیخ

ھل تجوز الدراسة عند ھذا؟: السائل

.ال:الشیخ:السائل أبدا؟

:الشیخ أراه وھو فین درس ھذا؟واهللا ھذا الذي )

( أنا أخبرك بھ یا شیخ؟: السائل

ھھ؟:الشیخ

أخبرك عنھ؟: السائل

قلي:الشیخ .ھذا یحیى الحجوري یا شیخ: السائل .

:الشیخ یا رجال!! یحیى الحجوري !؟

وھذا كلھ مسجل وسمعناه في الدرس ومسجل ) ھكذا(أیوه نحن : السائل.في األشرطة

Page 106: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 106

:الشیخ . (حسبنا اهللا ونعم الوكیل

[Ditranskrip dari audio yang diarsipkan dihttp://www.salafishare.com/26U1NFYE1PPZ/E5XFWR7.mp3]

(Sumber http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/03/08/fatwa-para-ulama-besar-terhadap-al-hajuri/)

VI.4. FATWA ASY-SYAIKH DR. SHALIH BIN FAUZAN BINABDILLAH AL-FAUZAN TERBARU (anggota Al-Lajnah Ad-Da’imah lil Buhutsil ‘Ilmiyyah wal Ifta’ dan Hai’ah Kibaril‘UlamaKerajaan Saudi ‘Arabia)

Masih lekat pada ingatan kita, jawaban Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullahsekitar 6 tahun lalu ketika beliau ditanya tentang beberapa kesalahan yang diucapkanoleh Al-Hajuri. Maka beliau melarang untuk belajar kepada orang yangdemikian kondisinya.

Berikut pertanyaan yang diajukan kepada Asy-Syaikh Al-’Allamah Shalih Al-Fauzanhafizhalullah pada tanggal 5 Rabi’ul Awwal 1430 H (atau sekitar tanggal 2 Maret2009, red), tentang beberapa kesalahan yang diucapkan oleh Al-Hajuri dan sudahterlanjur tersebar di tengah-tengah kaum muslimin, yang kemudian kesalahan tersebutdibela dengan tanpa malu oleh orang-orang jahil.

Maka kali ini dengan tegas Asy-Syaikh Al-Fauzan menjawab :

“Ini adalah ucapan yang buruk, ucapan yang jelek, tidak boleh mendengarnyadan tidak boleh diam atas (kebatilan)nya.”

Segala puji bagi Allah, yang telah memunculkan di tengah umat ini ‘ulama yangtampil kesesatan tersebut, agar umat tidak tertipu dengannya.

Berikut transkrip tanya jawab bersama Al-’Allamah Shalih Al-Fauzan hafizhahullah.Semoga Allah memberikan kebaikan kepada engkau wahai Samahatul Walid. Seorangpenanya berkata : Bagaimana hukum orang yang mengatakan bahwa sunnahsebagian besarnya adalah wahyu? Dan mengatakan juga bahwa Nabi Shalallahu‘alaihi wa Sallam telah salah dalam wasilah dakwah, maka beliau dibenarkan dandiberi pelajaran oleh Rabbnya. Dan mengatakan juga bahwa Nabi dan orang yang dibawah beliau tingkatannya tidak bisa diterima ucapannya kecuali dengan dalil yangjelas.Apa hukum perkataan tersebut dan apa hukum belajar pada orang tersebut?

Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah menjawab :

“Ini adalah ucapan yang buruk, ucapan yang jelek, tidak boleh mendengarnyadan tidak boleh diam atas (kebatilan)nya. Ucapan tersebut telah menghinaRasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam.Allah Jalla wa ‘Ala telah berfirman tentang beliau “Tidaklah dia berbicara denganhawa nafsunya. Tidak lain itu adalah wahyu yang diwahyukan.” [An-Najm : 3-4]

Page 107: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 107

Sementara orang ini berani menyalahkan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallamdalam urusan agama. Padahal urusan agama merupakan wahyu dari Allah.

Adapun urusan dunia, urusan dunia maka Rasulullah bermusyawarah dengan parashahabatnya dalam urusan-urusan dunia, bukankah demikian?

Dalam urusan dunia beliau Shalallahu ‘alaihi wa Sallam biasa bermusyawarahdengan para shahabatnya. Adapun urusan syari’at, maka itu bersifat tauqifiyyah,wahyu dari Allah Jalla wa ‘Ala : “Tidaklah dia berbicara dengan hawa nafsunya.Tidak lain itu adalah wahyu yang diwahyukan.” [An-Najm : 3-4].”

: حسن اهللا إلیكم سماحة الوالد، یقول السائل

كم من یقول بأن السنة معظمھا وحي ؟ما ح بأن النبي صلى اهللا : ویقولعلیھ وسلم أخطأ في وسائل الدعوة ؟ فصوبھ ربھ بأن النبي :وأدبھ؟ ویقول

صلى اهللا علیھ وسلم فمن دونھ ال یقبل قولھ إال بحجة سائغة ؟

فما حكم ھذا القول؟ والدراسة على ھذا الشخص ؟

: الجواب

سيء وال یجوز سماعھ والسكوت علیھ تنقص للرسول ھذا كالم قبیح كالم . صلى اهللا علیھ وسلم ) 3(وما ینطق عن الھوى ( اهللا جل وعال قال فیھ إن ھو وھذا یخطيء الرسول صلى اهللا علیھ وسلم ( 4(إلا وحي یوحى

في أمور .الدین، وأمور الشرع وحي من اهللا

لدنیا الرسول یستشیر أصحابھ في أمور الدنیا ألیس أما أمور الدنیا، أمور اكذالك ؟

وأما أمور. في أمور الدنیا یستشیر أصحابھ الشرع فھي توقیفیة وحي من وما ینطق عن الھوى( اهللا جل وعال (3) 4(إن ھو إلا وحي یوحى ) )

Rekaman fatwa bisa didengarhttp://www.fileden.com/files/2008/8/24/2064259/alfwzan.mp3

Rekaman fatwa yang sudah dilengkapi dengan rekaman suara Al-Hajuri yangdimaksud dalam pertanyaan bisa didengar

http://www.fileden.com/files/2008/8/24/2064259/a56a%20%282%29.mp3

[Ditranskrip dari audio yang diarsipkan dihttp://www.liveislam.net/browsearchive.php?id=59666 dari ceramah beliau yang

Page 108: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 108

disampaikan di kabupaten Malaz, Riyadh, Saudi Arabia pada tanggal 5 Shafar 1430/ 2 Maret 2009]

(Sumber http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/03/08/fatwa-terbaru-asy-syaikh-al-fauzan-5-3-1430-h/. )

VI. 6. FATWA Asy-Syaikh Al-Fadhil Al-Hakim Muhammad binShalih Ash-Shaumali (Imam dan khathib Masjidil Khair di Shan’a,Yaman)

Nasehat Asy-Syaikh Al-Fadhil Al-Hakim Muhammad bin Shalih Ash-Shaumaliterhadap orang yang mengikuti pendapat Asy-Syaikh Yahya

Asy-Syaikh Al-Fadhil Al-Hakim Muhammad bin Shalih Ash-Shaumalihafizhahullah sekarang sebagai imam dan khathib Masjidil Khair di Shan’a.

Dalam wasiatnya, Asy-Syaikh Muqbil Al-Wadi’i rahimahullah menasehatkan :

وأنصحھم أن یستشیروا في قضایاھم الشیخ الفاضل الواعظ الحكیم الشیخ محمد الصوملي، فإني كنت أستشیره ویشیر علي بالرشد

“Saya nasehatkan mereka (ahlus sunnah di Yaman) untuk meminta nasehat dalamberbagai problem mereka kepada Asy-Syaikh yang mulia Sang Penasehat yangBijaksana Asy-Syaikh Muhammad Ash-Shaumali. Sungguh aku dulu memintanasehat darinya, maka beliau (Asy-Syaikh Ash-Shaumali) mengarahkanku padabimbingan yang lurus.”

Sungguh beliau telah menjadi tempat Asy-Syaikh Muqbil meminta nasehat.Menunjukkan kematangan keilmuan dan kebijakan beliau yang cukup tinggi dandiakui. Bahkan beliau mampu menunjukkan pada suatu pendapat yang berkenan danditerima oleh Asy-Syaikh Muqbil.

Sebagai realisasi wasiat tersebut, maka para kibâr masyâikh Yaman pun memintanasehat pada beliau. Termasuk dalam pertemuan Ma’bar dan pertemuan Hudaidah,beliau juga turut berperan aktif dan bertandatangan.

Pada 12 Sya’ban 1429 H (atau sekitar tanggal 15 Agustus 2008, pen) lalu beliauditanya, bahwa ada seorang thalibul ilmi yang memihak kepada Asy-Syaikh Yahyâdalam vonisnya terhadap Asy-Syaikh ‘Abdurrahmân, dan dia berupaya menyebarkanhal tersebut dan sebaliknya menghalangi disebarkannya nasehat dan penjelasan para‘ulama, bagaimana menyikapinya?

Beliau menjawab : “Duduklah kalian dengannya dan nasehatilah dia.”

(Sumber http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/03/03/nasehat-asy-syaikh-al-fadhil-al-hakim-muhammad-bin-shalih-ash-shaumali/)

Page 109: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 109

:قا

[)43] (Meninjau semakin meluasnya pengaruh berbagai kesalahan ilmiah Al-Hajuri, baikdalam aqidah maupun manhaj, serta pelecehannya terhadap para ‘ulama kibar (yangsebenarnya sangat memalukan jika kesalahan dan pelecehan tersebut terlontar dariseorang yang selama ini digelari sebagai An-Nashihul Amin dan Imamuts Tsaqalain)maka beberapa kesalahan dan pelecehan tersebut telah ditanyakan kepada para ‘ulamakibar berikut rekaman kasetnya

Bisa didownload di

http://www.salafishare.com/26U1NFYE1PPZ/E5XFWR7.mp3

atau disini

http://www.upload4arab.com/files/1006/sound/alhajoory.zip

Para ‘ulama kibar yang telah memberikan fatwa/jawaban dalam kaset tersebut adalah:

1. Asy-Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi rahimahullah2. Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah.3. Asy-Syaikh As-Sadlan hafizhahullah.4. Asy-Syaikh Al-’Aqil hafizhahullah.5. Asy-Syaikh ‘Abdul Muhsin Al-’Ubaikan hafizhahullah.6. Asy-Syaikh ‘Ubaid Al-Jabiri hafizhahullah.

Semoga kaset ini bermanfaat bagi kita semua. Sehingga kita benar-benar mendapatarahan dan bimbingan dari para ‘ulama kibar Ahlus Sunnah dalam berucap, bersikap,dan bertindak.

NB : Rekaman kaset di atas sudah dilengkapi, sehingga setiap poin/ucapan al-hajuriyang ditanyakan disertai dengan suara asli Al-Hajuri, sebagai bukti.

(Sumber http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/03/08/fatwa-para-ulama-besar-terhadap-al-hajuri. )

Page 110: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 110

VI. 7. FATWA PARA ULAMA LAINNYA

بسم اهللا الرحمن الرحیم

صالة والسالم على نبینا محمد وعلى آلھ وصحبھ وسلم ومن اتبع ھداهالحمد هللا وال

:قال اهللا تعالى

) [43(فاسألوا أھل الذكر إن كنتم لا تعلمون ]

Meninjau semakin meluasnya pengaruh berbagai kesalahan ilmiah Al-Hajuri, baikdalam aqidah maupun manhaj, serta pelecehannya terhadap para ‘ulama kibar (yangsebenarnya sangat memalukan jika kesalahan dan pelecehan tersebut terlontar dari

seorang yang selama ini digelari sebagai An-Nashihul Amin dan Imamuts Tsaqalain)maka beberapa kesalahan dan pelecehan tersebut telah ditanyakan kepada para ‘ulama

kibar berikut rekaman kasetnya

Bisa didownload di

http://www.salafishare.com/26U1NFYE1PPZ/E5XFWR7.mp3

atau disini

http://www.upload4arab.com/files/1006/sound/alhajoory.zip

Para ‘ulama kibar yang telah memberikan fatwa/jawaban dalam kaset tersebut adalah:

1. Asy-Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi rahimahullah2. Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah.3. Asy-Syaikh As-Sadlan hafizhahullah.4. Asy-Syaikh Al-’Aqil hafizhahullah.5. Asy-Syaikh ‘Abdul Muhsin Al-’Ubaikan hafizhahullah.6. Asy-Syaikh ‘Ubaid Al-Jabiri hafizhahullah.

Semoga kaset ini bermanfaat bagi kita semua. Sehingga kita benar-benar mendapatarahan dan bimbingan dari para ‘ulama kibar Ahlus Sunnah dalam berucap, bersikap,dan bertindak.NB : Rekaman kaset di atas sudah dimodifikasi sedemikian rupa, setiap poin/ucapanal-hajuri yang ditanyakan disertai dengan suara asli Al-Hajuri, sebagai bukti.(Sumber http://dammajhabibah.wordpress.com/2009/03/08/fatwa-para-ulama-besar-terhadap-al-hajuri. )(Bersambung Insya Allah ke Bimbingan Ulama’ Masalah FitnahYaman II)

Page 111: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 111

Sekilas Gambaran TentangMarkiz-Markiz Ahlus Sunnah di

Yaman

Para pembaca sekalian, selain sering mendengar nama Markiz Darul HaditsDammaj, Sha’da, Yaman, yang diasuh Syaikh Abu Abdirrahman Yahya bin AliAl Hajuri, juga terdapat markiz/ma'had Dakwah Salafiyyah lainnya.

“Dan disana terdapat masjid-masjid Ahlus Sunnah yang didalamnya diasuh oleh paraMasyaikh dan Thalabatul Ilmi, dan Alhamdulillah Markaz-markaz Ahlussunnah dinegara Yaman sangat banyak sekali dari Utara sampai Selatan, kami akan sebutkansebagian saja diantaranya :

1) Markiz Asy-Syaikh Muhammad Ibn Abdul Wahab Al-Wushobi Al Abdali –Abu Ibrahim (Hafidzahullahu Ta'ala) terletak di Syare' Zaid, kota Hudaidah

2) Markiz Asy-Syaikh Muhammad Ibn Abdillah Al-Imam - Abu Nashr Ar-Raimi(Hafidzahullahu Ta'ala) terletak di Syare' Al-'Aam, kota Ma'bar

3) Markiz Asy-Syaikh Abdul 'Aziz Al-Bura'i (Hafidzahullahu Ta'ala) terletak diMafraq Hubaisy, kota Ibb

4) Markaz Asy-Syaikh 'Abdul Mushawwir (Hafidzahullahu Ta'ala) Masjid As-Sunnah di daerah Ba'dan, kota Ibb

5) Markiz Asy-Syaikh Abdul-Rahman Mar'i dan saudaranya Abdullah Mar'i(Hafidzahumallahu Ta'ala), Masjid At-Taqwa di kota Asy-Syihr Hadramaut

6) Markiz Abdullah bin Utsman Adz-Dzamari Masjid Ash-Shabaari di kotaDzamar

Ditambahkan juga adanya markaz Asy Syaikh Al-Faqih Abu AbdillahAbdurrahman bin Umar bin Mar’i Al-Adeni hafidhahullah, di kota Fuyush,makin menyemarakkan dakwah Salafiyyah di negeri Yaman. Simak peta negaraYaman di halaman berikutnya.

Page 112: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 112

Page 113: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 113

Page 114: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 114

Page 115: Bimbingan Para Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman - Selengkapnya

Bimbingan Ulama Ahlussunnah Tentang Masalah Yaman 115