MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL...

113
PENYELESAIAN SENGKETA PEMBERIAN HIBAH YANG MELEBIHI 1/3 DARI KETENTUAN HUKUM ISLAM DI DESA BENGKAL KEC. KRANGGAN, KAB. TEMANGGUNG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S.I) Dalam Ilmu Syari'ah Oleh : MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAKHSIYAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

Transcript of MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL...

Page 1: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

PENYELESAIAN SENGKETA PEMBERIAN HIBAH YANG

MELEBIHI 1/3 DARI KETENTUAN HUKUM ISLAM

DI DESA BENGKAL KEC. KRANGGAN, KAB.

TEMANGGUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S.I)

Dalam Ilmu Syari'ah

Oleh :

MAHMUDAHNIM. 2104015

JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAKHSIYAHFAKULTAS SYARI'AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGOSEMARANG

2010

Page 2: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

ii

EPAAKEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULTAS SYARI’AHJl.Prof. Dr. Hamka KM 2 Ngaliyan Telp. (024)7601291 Semarang 50185

PENGESAHAN

N a m a : MahmudahN I M : 2104015

Fakultas/Jurusan : Syari’ah / al-Ahwal al-SyakhsiyyahJudul Skripsi : Penyelesaian sengketa Pemberian Hibah yang Melebihi

1/3 dari ketentuan Hukum Islam di Desa Bengkal, Kec.Kranggan Kab. Temanggung.

Telah Dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Syari’ah Institut AgamaIslam Negeri Walisongo Semarang, pada tanggal:

26 Mei 2010

Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikanstudi Program Sarjana Strata I (S.1) tahun akademik 2010/2011 guna memperolehgelar sarjana dalam Ilmu Syari’ah.

Semarang, Juni 2010

Dewan Penguji

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Dr. Ali Imron, M.Ag. Dr. H.A. Fatah Idris, M.Si.NIP. 19730730 2003112 1 003 NIP. 19520805 198303 1 002

Penguji I, Penguji II,

Achmad Arief Budiman, M.Ag H. Ahmad Izzudin, M.Ag.NIP. 19691031 199503 1 002 NIP. 19720512 19903 1 003

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H.A. Fatah Idris, M.Si. Brillian Ernawati,SH.,M.HumNIP. 19520805 198303 1 002 NIP. 19631219 199903 2 001

Page 3: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

iii

Drs. H.Abdul Fatah Idris.,M.SiNIP. 19520805 198303 1 002Tlogorejo Rt.2/Rw.12 Karangawen Demak

Brillian Ernawati,SH.,M.HumNIP. 19631219 199903 2 001Jl. Bukit Agung E.41Semarang

PERSETUJUAN PEMBIMBINGLamp : 4 (empat) eks. Kpd Yth.

Hal : Naskah Skripsi Dekan Fakultas Syariah

A.n. Sdri. Mahmudah IAIN Walisongo Semarang

Di Semarang

Assalamu'alaikum. Wr. Wb.

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya bersama ini saya

kirim naskah skripsi saudari :

Nama : Mahmudah

NIM : 2104015

Judul Skripsi : Penyelesaian sengketa Pemberian Hibah Yang Melebihi 1/3 Dari

ketentuan Hukum Islam (Studi Kasus Pada Keluarga Pudjo

Sumarno Di Desa Bengkal, Kec. Kranggan, Kab. Temanggung).

Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudari tersebut dapat segera

dimunaqosyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Semarang, Juni 2010

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H.Abdul Fatah Idris.,M.Si Brillian Ernawati,SH.,M.HumNIP. 19520805 198303 1 002 NIP. 19631219 199903 2 001

Page 4: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

iv

MOTTO

ó!(#þq è=t«ó¡ sùŸ@÷d r&Ì• ø. Ïe%!$#b Î)óOçGY ä.Ÿwtbq çHs> ÷ès?ÇÍÌÈ

Artinya : Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jikakamu tidak mengetahui .(QS. An Nahl:43)

|·÷‚u‹ ø9uršúï Ï% ©!$#öq s9(#q ä. t• s?ô Ï̀BóO ÎgÏÿù=yzZp­ƒ Íh‘èŒ$̧ÿ» yèÅÊ(#q èù% s{öN ÎgøŠn= tæ(#q à)­G u‹ ù=sù©!$#

(#q ä9q à)u‹ ø9urZwöq s%#́‰ƒ ωy™ÇÒÈ

Artinya:“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainyameninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang merekakhawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklahmereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkanPerkataan yang benar. (QS. An-Nisa’: 9)

Page 5: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Bapak dan Ibu tersayang, tercinta (Bapak Suparlan dan Ibu Nurmiyatin)

yang senantiasa memberikan doa restu serta dukungannya baik secara

moral maupun material terhadap keberhasilan studi penulis.

2. Buat kakak dan adikku tersayang (mbak Niswah dan Ainun / Cinun) yang

senantiasa memberikan dorongan di saat rapuh.

3. Buat keponakanku tersayang (Abdullah Zacky Irza) yang lucu dan tambah

imut.

4. Buat kakak Iparku (Mas Nan) Suwun sanget .!!!

5. Sahabat-sahabatku: Nituls, Rara, Azwar (Boyo), Fahim (Ambon), Imdad,

Ponx (Cah Kendal), Mbah Thur (Kendal), Mustofa (Cah Kendal), Hery

(Akpelni), Ichwan (Cah Ungaran), sahabat kostku D2, ASA 04 terima

kasih atas doa dan semangat dan dukungan selama ini.

6. Teman terbaikku (Zety, Saul, Lamah) yang selalu membantu dan doa yang

telah kalian berikan.

7. Adik-adik kosku (Elly, Solie), terima kasih atas semangat dan doa yang

telah kalian berikan.

8. Dan semua teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Page 6: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

vi

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis

Menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah

atau pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Dengan

demikian skripsi ini tidak berisi satupun pikiran orang lain,

kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang

menjadi bahan rujukan.

Semarang, Juni 2010Penulis

MahmudahNIM. 2104015

Page 7: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

vii

ABSTRAK

Tulisan ini membahas tentang Penyelesaian sengketa Pemberian HibahYang Melebihi 1/3 Dari ketentuan Hukum Islam di Desa Bengkal, Kec.Kranggan, Kab. Temanggung.

Dalam hukum Islam penyelesaian sengketa hibah sangatlah dihalalkan(Sesuai dengan Hukum Islam). Dan juga bisa diharamkan kalau dalampenyelesaiannya itu menyalahi aturan-aturan yang telah berlaku (HukumIslam).Dalam kasus ini praktek pemberian hibah yang terjadi sangatlah beragam baikhibah kepada cucu, anak kandung, anak tiri, dan anak angkat. Untukmenyelesaikan permasalahan sengketa para pihak lebih mengutamakan padamustawarah keluarga atau musyawarah desa. Dalam hukum adat tidakmenentukan wasiat itu bersifat, terbuka atau tertulis. Namun jika mungkin hal itudapat saja dilaksanakan. Namun yang biasa berlaku adalah menurut hukum adatsetempat, yang mana cukup diucapkan dihadapan istri, anak-anak atau anggotakeluarga dekat lainnya.

Yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah Bentuk penyelesaiansengketa hibah dan cara penyelesaiannya. Jenis penelitian yang dilakukan adalahpenelitian lapangan (field research). Sumber data yang digunakan adalah sumberdata primer dan sekunder. Sumber data primer adalah sumber yang murni diambildilapangan. Sedangkan sumber data sekunder yaitu sumber data yang diperolehdari buku, artikel atau sumber data pustaka lainnya yang berkaitan denganpenelitian. Dalam menganalisis data yang diperoleh, penyusun menggunakanmetode deskriptif analisis, dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadapfenomena sosial tertentu. Disini peneliti menggunakan konsep dan menghimpunfakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa dalam hal ini digunakan dalammenganalisis kasus dilapangan ke dalam hukum Islam. Sedangkan teknikpengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara (interview).

Kesimpulan dalam tulisan ini, bahwa Bentuk penyelesaian sengketapemberian hibah yang dilakukan dengan cara musyawarah tidaklah menyalahiaturan hukum islam selama ada kesepakatan bersama dari pihak yang bersengketa.Dijelaskan dalam hukum Islam bahwa penyelesaian sengketa dengan menarikkembali hibahnya adalah tidak sah.

Page 8: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur Alhamdulillahirobbil’alamin penulis ucapkan kehadirat Allah

SWT atas rahmat, hidayah dan karuniaNya, shalawat serta salam penulis haturkan

kepada junjungan kita Nabiullah Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat-

sahabat dan para pengikutnya yang telah membawa Islam dan

mengembangkannya hingga sekarang ini. Sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul : Penyelesaian sengketa Pemberian Hibah Yang

Melebihi 1/3 Dari ketentuan Hukum Islam (Studi Kasus Pada Keluarga Pudjo

Sumarno Di Desa Bengkal, Kec. Kranggan, Kab.Temanggung), dengan baik tanpa

banyak kendala yang berarti.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini bukanlah hasil jerih

payah penulis secara pribadi. Tetapi semua itu merupakan wujud akumulasi dari

usaha dan bantuan, pertolongan serta do’a dari berbagai pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi tersebut. Oleh karena itu, sudah

sepatutnya penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang dan pembantu-pembantu

Dekan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk menulis skripsi

tersebut dan memberikan fasilitas belajar hingga kini.

2. Drs. H. Abdul Fatah Idris, M.Ag, selaku Pembimbing I dan Brillian Ernawati,

S.H. M.Hum atas bimbingan dan pengarahan yang diberikan dengan sabar dan

tulus ikhlas.

3. Bapak Kajur, Sekjur, dosen-dosen dan karyawan Fakultas Syari’ah IAIN

Walisongo Semarang, atas segala didikan, bantuan dan kerjasamanya.

4. Kedua orang tua penulis beserta segenap keluarga, atas segala doa, perhatian

dan arahan kasih sayangnya yang tidak dapat penulis ungkapan dalam untaian

kata-kata.

5. Sahabat-sahabatku: Nituls, Rara, Azwar (Boyo), Fahim (Ambon), Imdad,

Ponx (Cah Kendal), Mbah Thur (Kendal) Mustofa (Cah Kendal), Hery

(Akpelni), yang selalu memberi semangat sehingga terselesainya skripsi ini.

Page 9: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

ix

Dan doaku untuk mereka, “Semoga Allah membalas semua amal kebaikan

mereka dengan balasan yang lebih dari mereka berikan pada diriku” amin.

6. Dan teman-teman kosku: Zety, Saul, Lamah, Ely, Solie’. Terima kasih atas

doa yang telah kalian berikan.

7. Teman-teman senasib seperjuangan yang tidak bisa aku sebutkan satu per

satu, terutama teman-teman di lingkungan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo

Semarang.

Penulis juga menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa penulisan

skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, semua kritik dan saran yang

membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini

dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang budiman

pada umumnya. Amin.

Semarang, Juni2010

Penulis

Mahmudah NIM 2104015

Page 10: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................ iii

HALAMAN MOTTO ................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................. v

HALAMAN DEKLARASI ....................................................................... vi

HALAMAN ABSTRAK ............................................................................ vii

HALAMAN KATA PENGANTAR .......................................................... viii

DAFTAR ISI ............................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................. 6

C. Tujuan Penulisan .................................................................. 6

D. Telaah pustaka .................................................................... 7

E. Metode Penelitian ................................................................ 11

F. Sistematika Penulisan .......................................................... 13

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HIBAH

A. Pengertian dan Dasar Hukum Hibah .................................... 16

B. Rukun dan Syarat Hibah ..................................................... 23

C. Jenis-jenis Hibah ................................................................. 29

D. Fungsi Hibah ...................................................................... 31

E. Hibah Dalam Hukum Adat................................................... 31

F. Prinsip-Prinsip Hukum Islam Tentang Hibah ...................... 32

G Bentuk-Bentuk Penyelesaian Sengketa ................................ 37

Page 11: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

xi

BAB III PRAKTEK PEMBERIAN HIBAH YANG

MELEBIHI 1/3 DI DESA BENGKAL

A. Gambaran Umum Masyarakat Bengkal Kec.Kranggan Kab.

Temanggung .......................................................................... 42

1. Kondisi Geografis, Jumlah Penduduk dan Ekonomi di

Desa Bengkal ................................................................... 42

2. Kondisi Pendidikan dan Keagamaan di Desa Bengkal ...... 46

B. Praktek Pemberian Hibah Di Desa Bengkal............................ 48

C. Kasus Hibah Dan CaraPenyelesaiannya................................... 51

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENYELESAIAN SEGKETA

PEMBERIAN

A. Analisis Terhadap Bentuk Penyelesaian Sengketa Pemberian

Hibah Yang Melebihi 1/3 dari Ketentuan Hukum Islam di

Desa Bengkal, Kec. Kranggan, Kab. Temanggung ............... 59

B. Analisis Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penyelesaian

Sengketa Pemberian Hibah Yang Melebihi 1/3 dari

Ketentuan Hukum Islam di Desa Bengkal, Kec. Kranggan,

Kab. Temanggung................................................................. 73

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................... 80

B. Saran-Saran ......................................................................... 81

C. Penutup ................................................................................ 83

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Syariat Islam merupakan ajaran yang universal yang diturunkan oleh

Allah melalui Rasulullah Muhammad SAW, untuk disampaikan kepada

ummatnya ke dunia ini sebagai realitas rahmat sekalian alam. Salah satu bukti

nyata bahwa Islam merupakan suatu rahmat ialah dengan diadakannya aturan-

aturan yang mengatur tata cara kehidupan manusia bermu’amalah, yakni

dalam bermasyarakat manusia sebagai makhluk hidup selalu berhubungan

antara satu dengan yang lain. Disadari atau tidak yang dilakukan manusia

untuk mencukupkan kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Bagian mu’amalah ini

mencakup segala persoalan yang berkaitan dengan unsur-unsur dan undang-

undang termasuk di dalamnya hibah. Kedua aspek tadi berasal dari sumber

Hukum Islam yang paling utama yaitu : Al-Qur’an dan Al-Sunnah.1

Manusia dalam hidup sangat mencintai harta sebagai motivasi hajat

hidupnya di dunia. Islam sebagai agama yang mutlak akan segala kebenaran

memperbolehkan manusia untuk mencari dan memperoleh harta benda

sebanyak-banyaknya, yaitu dengan tata cara yang baik dan tidak bertentangan

dengan syar i. Menurut Hukum Islam pemberian hibah bertujuan mulia,

mengatur kehidupan yang lebih harmonis, menimbulkan rasa cinta dan kasih

1 Mukhtar Yahya Dan Fatchurrahman, Dasar-Dasar Pembinaan Hukum Fiqih Islami,Bandung: Al-Ma’arif ,1993, Cet. Ke 3, hlm. 28

Page 13: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

2

sayang yang dapat mempererat tali sillaturahmi. Karena itulah hibah

dianjurkan.

Hal ini sebagaimana firman Allah SWT :

tûï Ï% ©!$#tbq à)ÏÿZãƒöN ßgs9ºuq øBr&’ÎûÈ@‹ Î6 y™«!$#§N èOŸwtbq ãèÎ7 ÷G ãƒ!$tB(#q à)xÿRr&$xY tBIwur“]Œr& öN çl°;

öN èd ã• ô_r&y‰Y ÏãöN ÎgÎn/ u‘Ÿwurì$öq yzóOÎgøŠn=tæŸwuröN èdšcq çRt“ óstƒÇËÏËÈ

Artinya : orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudianmereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu denganmenyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti(perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhanmerek. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)mereka bersedih hati. (QS. Al-Baqarah :262)2

Dari segi sosial budaya hibah adalah hal yang terpuji dan pelakunya

mendapat tempat yang terhormat dalam strata sosial kemasyarakatan. Menurut

pandangan Fiqh Islam hibah dapat dikatakan sah apabila dalam akad tersebut

terdapat ijab dan qabul, walaupun pada waktu akad hibah tidak dihadiri dua

orang saksi.3

Sedangkan menurut Kompilasi Hukum Islam hibah dikatakan sah

apabila disaksikan dua orang saksi.4 Sedangkan dalam pemberian hibah,

diharamkan melebihkan pemberian kepada sebagian dari anak-anaknya,

karena agama menghendaki ditegakkannya keadilan yang menjamin adanya

kesamaan hak. Hal ini dimaksudkan agar terselenggaranya kebajikan, karena

2 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, Semarang: KumudasmoroGrafindo,1994, hlm. 66

3 Wahbah Az-Zuhayly, Al-Fiqh Al- Islamy Wa Adillatuh, Juz 5, Damsyiq: Dar Al-Fikr,Cet. 3,1989. hlm.7

4 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo,1992, Cet. Ke-1, hlm.164

Page 14: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

3

setiap individu mempunyai hak yang sama untuk memperoleh keadilan dalam

memperoleh harta untuk dimiliki.5

Kecerobohan dalam melakukan pemberian hibah akan berakibat

negatif bagi kehidupan keluarga yang harmonis rasa cinta dan kasih sayang

dalam keluarga berhati menjadi rasa ketidakpuasan bahkan permusuhan.

Fenomena yang menarik dan aktual yang sedang dibicarakan oleh

masyarakat yang ada di Desa Bengkal Kecamatan Kranggan Kabupaten

Temanggung adalah Penyelesaian Sengketa Pemberian Hibah Yang Melebihi

1/3 Dari Ketentuan Hukum Islam.

Di Desa Bengkal Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung

sudah menjadi tradisi, biasanya orang tua memberi harta kepada anaknya

berupa rumah dan sawah sesudah anaknya menikah agar dapat digunakan

sebagai modal dalam berumah tangga. Pemberian harta yang sebelumnya telah

dilakukan jika tanpa ada kejelasan pasti, dengan kata lain bila orang tua atau

pihak yang memberikan harta meninggal dunia maka yang menyangkut harta

tidak bergerak tidak jelas statusnya apakah bersifat hibah atau pemanfaatannya

yang bersifat sementara. Akibatnya setelah orang tua meninggal dunia, anak

yang telah diberi menganggap harta tersebut sebagai hibah, sedangkan dari

pihak yang lainnya menganggap bahwa pemberian itu bersifat sementara, yang

nantinya akan dibagi waris.

Sebagai orang tua dalam hal pemberian harta sedapat mungkin untuk

berbuat adil terhadap semua anak-anaknya. Namun pada kenyataannya yang

5 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung : Mizan, 1994, Cet. Ke-1, hlm. 155

Page 15: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

4

terjadi dalam masyarakat terkadang tidak semuanya dapat dan pada akhirnya

menimbulkan konflik atau masalah dan pihak yang merasa dirugikan menuntut

kepada pihak pemberi (orang tua) agar harta tersebut ditarik kembali dan

kemudian dibagi kembali secara adil.

Dalam hal pemberian hibah meskipun orang tua boleh menarik harta

yang telah diberikan kepada anaknya tetapi penarikan itu dikeluarkan sebelum

anaknya berumah tangga, anak tersebut belum mempunyai tanggungan orang

lain, juga penarikan tersebut dilakukan sebelum orang tua meninggal dunia.6

Pada keluarga yang tidak dikaruniai anak biasanya mengadopsi anak

orang lain. Secara struktur kewarisan anak angkat tidak mendapatkan warisan,

maka dalam hal ini pihak orang tua angkat memberikan hartanya dengan cara

hibah. Penghibahan tersebut dilakukan karena adanya kekhawatiran, karena

anak angkat tidak akan memperoleh bagian harta kekayaannya setelah ia

meninggal dunia. Kekhawatiran tersebut sangatlah beralasan karena dalam

Hukum Islam tidak mengenal adanya anak angkat. Walaupun demikian dalam

pasal 209 KHI (Kompilasi Hukum Islam) disebutkan baik bapak angkat atau

pun anak angkat harus diberi wasiat wajibah.7

Pemberian hibah oleh seseorang yang memiliki harta kekayaan dapat

juga disebabkan karena adanya keinginan untuk menyimpang dari aturan

Hukum Islam yang menyangkut hukum waris. Terutama di daerah yang

pengaruh agamanya sangat kuat. Untuk menghindari pembagian yang akan

6 Ibnu Rusyd, Bidayah al- Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid, Juz I, Semarang: UsahaKeluarga, t.th, hlm.249

7 Tim Redaksi Pustaka Yustisia, Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam, Yogyakarta:Pustaka Yustisia, Cet. I, 2008, hlm.131

Page 16: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

5

diperoleh anak angkat tersebut menjadi lebih sedikit. Anak angkat yang

menurut Hukum Islam tidak dikenal maka anak angkat tidak memperoleh

bagian dari harta warisan. Untuk menghindari agar hal tersebut tidak terjadi

maka pemilik harta menghibahkan hartanya kepada orang-orang tertentu yang

dikasihinya. Disamping terdapat motif lain, yaitu untuk menghindari agar

tidak terjadi percekcokan kelak dikemudian hari maka pemilik harta

menghibahkan harta miliknya semasa hidupnya.

Yang menjadi permasalahan adalah Bagaimanakah bentuk

penyelesaian yang ditempuh oleh pihak yang dirugikan, apa dengan

menggunakan jalur alternatif (penyelesaian sengketa diluar pengadilan) seperti

menggunakan (negosiasi, mediasi, dan arbitrase) atau lewat jalur pengadilan

seperti menggunakan (litigasi, arbitrase, mediasi, hakim partikelir). Jika dalam

penghibahan itu tidak ada kejelasan yang pasti, maka akan menimbulkan

sengketa dan siapa yang berhak menghitung dan menentukan jumlah harta

kekayaan (si pemberi hibah) pada saat si pemberi hibah masih hidup. Apakah

ahli waris-ahli waris si pemilik harta kekayaan tersebut masih dapat ikut

campur tangan dalam memberikan penilaian bahwa hibah dari si pemilik harta

kekayaan itu melebihi 1/3 dari keseluruhan harta kekayaannya setelah lewat

waktu beberapa tahun setelah pemberian hibah tersebut terjadi. Lebih tepat

lagi setelah pemilik harta tersebut meninggal dunia baru muncullah protes dari

pihak ahli waris tentang adanya ketidakadilan dari pemilik harta kekayaan

pada saat melakukan penghibahan.

Page 17: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

6

Dari uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian.

Tentang Penyelesaian Sengketa Pemberian Hibah Yang Melebihi 1/3 Dari

Ketentuan Hukum Islam Di Desa Bengkal Kec. Kranggan Kab. Temanggung.

B. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah diatas, yang menjadi rumusan

masalah adalah:

1. Bagaimana bentuk penyelesaian sengketa pemberian hibah yang melebihi

1/3 dari ketentuan Hukum Islam di Desa Bengkal Kec. Kranggan, Kab.

Temanggung.

2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap penyelesaian sengketa

pemberian hibah yang melebihi 1/3 dari ketentuan hukum di Desa Bengkal

Kec. Kranggan, Kab. Temanggung).

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penulisan skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui bentuk penyelesaian sengketa pemberian hibah yang

melebihi 1/3 dari ketentuan Hukum Islam di Desa Bengkal Kec. Kranggan

Kab. Temanggung.

2.Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap penyelesaian sengketa

pemberian hibah yang melebihi 1/3 dari ketentuan Hukum Islam di Desa

Bengkal Kec.Kranggan Kab. Temanggung.

Page 18: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

7

D. Telaah Pustaka

Telaah pustaka ini dimaksudkan untuk mencari data tersedia yang

pernah ditulis penerbit sebelumnya, dimana ada hubungannya dengan masalah

yang akan dikaji dalam penulisan skripsi ini.8 Sejauh hasil penelusuran

penyusun, belum pernah ditemukan tulisan yang spesifik dan mendetail yang

membahas tentang masalah yang berkaitan dengan penyelesaian sengketa

pemberian hibah, Namun, ada beberapa tulisan atau buku yang berkaitan atau

berhubungan dengan masalah yang akan dikaji oleh penulis, antara lain :

Diantaranya dalam buku yang berjudul Berbagai Macam Transaksi

Dalam Islam (Fiqh Muamalat). Karya M. Ali Hasan, pada tulisan tersebut

pada dasarnya membahas tentang pengertian hibah, rukun-rukun hibah, syarat-

syarat hibah, serta pendapat para ulama tentang penarikan hibah, Jumhur

ulama berpendapat bahwa pemberi hibah, tidak boleh mencabut kembali

hibahnya dalam keadaan apapun, kecuali hibah orang tua terhadap anaknya.9

Ahmad Rofiq, dalam bukunya Hukum Islam di Indonesia. Membahas

pengertian hibah, dasar hukum hibah, dan hibah hubungannya dengan

warisan, hibah dari orang tua kepada anaknya dapat diperhitungkan sebagai

warisan (KHI pasal. 211), masalah penarikan kembali hibah yang menjelaskan

tercelanya menarik kembali hibahnya, menunjukkan keharaman penarikan

kembali hibah atau sadaqah yang lain yang telah diberikan kepada orang lain.

Kebolehan menarik kembali hibah hanya berlaku bagi orang tua yang

8 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Cet. 1 Jakarta: PT . RajaGrafindo Persada, 1997, hlm.55

9 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat), Jakarta: PTRaja Grafindo Persada, 2003, hlm.79.

Page 19: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

8

menghibahkan sesuatu kepada anaknya. Kendatipun demikian, menurut hemat

penulis kebolehan menarik kembali, dimaksudkan agar orang tua dalam

memberikan hibah kepada anak-anaknya memperhatikan nilai-nilai keadilan.10

Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah. Menyatakan bahwa masalah hibah,

hampir sama dengan buku-buku sebelumnya, seperti pengertian, rukun, syarat

hibah. Pengharaman melebihkan pemberian dan kebajikan kepada sebagian

dari anak-anak, karena yang demikian akan menanamkan permusuhan dan

memutuskan hubungan silaturrahim. Serta penarikan kembali hibah.11

Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid Wa Nihayatul Muqtashid. Dalam

buku ini pada dasarnya berisi pendapat para ulama. Diungkapkan Malik dan

jumhur ulama Madinah berpendapat bahwa ayah diperbolehkan mengambil

kembali harta yang telah dihibahkannya kepada anaknya selama anaknya ini

belum berhubungan dengan hak orang lain. Abu Hanifah berpendapat bahwa

setiap orang diperbolehkan mengambil kembali harta yang telah

dihibahkannya kecuali harta yang dihibahkan kepada kerabat yang haram

dinikahinya. Jumhur ulama sepakat bahwa hibah yang dimaksudkan sebagai

sedekah, yakni hibah karena Allah, maka siapapun tidak diperbolehkan

mengambilnya kembali.12

Buku Hibah Terhadap Anak-Anak Dalam Keluarga karya Hamid

Farihi, menjelaskan fungsi hibah sebagai upaya mengurangi kesenjangan

10 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998,cet. Ke-3, hlm. 467.

11 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah 14 Terjemah , Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1987, hlm. 175.12 Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid, Bandung: Trigenda Karya,

1996, hlm. 714

Page 20: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

9

antara kaum punya dengan kaum yang tidak punya, menghilangkan rasa

kecemburuan sosial dan dapat mempererat tali silaturahmi.13

Hilman Hadikusumah SH., menjelaskan dalam bukunya Hukum Waris

Adat. Disini beliau mengatakan hukum adat tidak menentukan bahwa hibah

wasiat itu bersifat rahasia, terbuka atau tertulis sendiri sebagaimana pasal 931

KUH Perdata. Beliau juga menyatakan baik dalam hukum adat maupun

hukum Islam ucapan hibah wasiat dapat ditarik kembali oleh yang

mengucapkannya selama ia masih hidup, baik dalam bentuk ucapan maupun

dalam bentuk perbuatan.14

TM. Hasbi Ash Shiddieqy, Hukum-Hukum Fiqih Islam. Dalam buku

ini diungkapkan bahwa menurut Abu Hanifah, tidak boleh sekali-kali para

ayah menarik kembali hibahnya. Kata Malik, boleh ayah menarik kembali,

walaupun sesudah diterimakan barang, kalau dia hibahkan kepada anaknya itu

atas dasar kasih sayang saja. Tidak boleh ia tarik kembali kalau atas dasar

sedekah.15

Penelitian yang telah dilakukan oleh Fajar Iskandar, dengan judul

skripsi Studi Analisis Terhadap Putusan Pengadilan Tinggi Agama Semarang

No: 15/pdt.g/2007/PTA.Smg. Tentang Penarikan Hibah Orang Tua Terhadap

Anak. Membahas bagaimana PTA Semarang memutuskan perkara dalam

tingkat banding tentang penarikan hibah orang tua terhadap anak ditinjau dari

hukum formal dan hukum materiil. Dalam penelitian ini ditemukan perbedaan

13 Hamid Farihi, Hibah Terhadap Anak-Anak Dalam Keluarga, Jakarta: Pustaka Firdaus,1995, hlm. 114

14 Hilman Hadikusumah, Hukum Waris Adat, Bandung: Alumni, 1983, hlm. 6915 TM. Hasbi Ash Shiddieqy, Hukum-Hukum Fiqih Islam, Yogyakarta: PT. Rosda Karya

1990, hlm. 442-445

Page 21: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

10

pendapat hukum antara PA Pemalang dengan PTA Semarang yang menilai

pasal 212 KHI bukanlah harga mati dalam memutuskan perkara penarikan

hibah, namun harus dilihat terlebih dahulu duduk perkaranya (kasusnya). Juga

mengharuskan orang tua dalam memberikan pemberian kepada anak-anaknya

harus bersikap adil, karena jika tidak salah satu pihak yang merasa dirugikan

atau tidak sama cenderung akan menuntut bagiannya itu. 16

Penelitian oleh Muhammad Munir, dalam skripsinya “Analisis

Terhadap Pendapat Imam Syafi i Tentang Hukum Pencabutan Kembali

Hibah”. Dalam analisanya bahwa Imam Syafi’i berpendapat bahwa hibah

tidak boleh dicabut kembali manakala si penghibah memberi hibah dengan

sukarela tanpa mengharap imbalan. Sedangkan bila si penghibah memberi

hibah dengan maksud mendapat imbalan maka hibah boleh dicabut kembali.

Karena hibah merupakan pemberian yang mempunyai akibat hukum

perpindahan hak milik, maka pihak pemberi hibah tidak boleh meminta

kembali harta yang sudah dihibahkannya, sebab hal itu bertentangan dengan

prinsip-prinsip hibah.17

Adapun spesifikasi penelitian ini adalah memfokuskan pada konsep

penyelesaian sengketa pemberian hibah yang melebihi 1/3 dari ketentuan

hukum islam

Dalam uraian kajian pustaka diatas, fokus penelitian ini nampak

berbeda dengan penelitian saat ini, yaitu Penyelesaian Sengketa Pemberian

16Fajar Iskandar, Studi Analisis Terhadap Putusan Pengadilan Tinggi Agama SemarangNo: 15/pdt.g/2007/PTA.Smg. Tentang Penarikan Hibah Orang Tua Terhadap Anak , SkripsiFakultas Syari’ah IAIN Walisongo, Semarang, 2006.

17 Muhammad Munir, Analisis Terhadap Pendapat Imam Syafi i Tentang PencabutanKembali Hibah, Skripsi Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, Semarang, 2006.

Page 22: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

11

Hibah Yang Melebihi 1/3 Dari Ketentuan Hukum Islam (Studi Kasus Pada

Keluarga Pudjo Sumarno Di Desa Bengkal kec. Kranggan Kab.

Temanggung). Maka, dari sini penyusun mencoba untuk melakukan penelitian

tentang masalah tersebut.

E. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam menyusun penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan (field

research), yaitu penyusun terjun langsung ke lapangan guna mencari dan

menelusuri data tentang penyelesaian sengketa pemberian hibah yang

melebihi 1/3 di Desa Bengkal Kec. Kranggan Kab. Temanggung.

2. Sumber Data

Sumber data yang penulis gunakan adalah sumber data primer dan

sekunder. Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

subyek penelitian yang menggunakan alat pengukuran atau alat

pengambilan data lansung pada subyek sebagai sumber informasi yang

dicari.18 Dalam hal ini obyek penelitiannya adalah masyarakat Desa

Bengkal Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung. Sedangkan untuk

18 Syaifudin Azwar, Metodologi Penelitian, Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset, 2001,Cet. III, hlm. 91

Page 23: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

12

data sekunder adalah data yang menjadi pendukung dalam penelitian yaitu

buku yang berkaitan dengan masalah tersebut.19 Dan data monografi desa.

3. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penyusun menggunakan metode

pengumpulan data sebagai berikut :

a. Wawancara (interview).

Wawancara (interview) adalah proses wawancara langsung pada

obyek yang menjadi tujuan penelitian yaitu masyarakat Bengkal.

Interview merupakan proses interaksi antara pewawancara dan

responden.20 Metode ini bertujuan untuk mengumpulkan keterangan

tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat, serta pendirian

mereka itu merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi.21

b. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik

terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.22 Metode ini

digunakan untuk mengamati secara langsung situasi dan kondisi

secara umum lokasi penelitian. Dalam hal ini penulis terjun langsung

ke lapangan dan mengunjungi masyarakat dan tokoh agama setempat.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu setiap bahan tertulis yang dijadikan sebagai

sumber data yang dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan

19 Ibid, hlm.6320 Muh Nazir, Metodologi Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia,1998, hlm.12921 Kontjaraningra, Metodologi Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 1997, hlm.12922 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, Cet. III,

hlm. 158

Page 24: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

13

untuk meramalkan.23 Dokumen tersebut berupa buku daftar isian

profil desa Bengkal, serta daftar monografis desa.

4. Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif

analitis, yaitu cara penulisan dengan menggunakan pengamatan terhadap

gejala, peristiwa dan kondisi aktual di masa sekarang.24 Adapun

pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan fenomenologis.25

Pendekatan ini dimaksudkan agar bisa memahami secara utuh dan apa

adanya (value free). Fenomena yang terjadi dalam penyelesaian sengketa

pemberian hibah yang melebihi 1/3 dari ketentuan Hukum di Desa

Bengkal Kec. Kranggan Kab. Temanggung.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini penulis membagi dalam lima bab,

dimana bab I – V merupakan rangkaian dari bab yang bersangkutan. Untuk

lebih jelas uraian sistematika ini adalah:

Bab Pertama berisi pendahuluan, yang merupakan gambaran umum dengan

memuat: latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penulisan,

telaah pustaka, metode penelitian dan sistematika Penulisan.

Bab kedua berisi tinjauan umum tentang hibah yang meliputi hibah dalam

hukum Islam (pengertian hibah dan dasar hukum hibah ,rukun

23 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2004, Cet. XVIII, hlm. 161.

24 Tim Penulis Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, Pedoman Penulisan Skripsi,Semarang: Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, 2000, hlm. 17.

25 Lexy J. Moleong, op.cit., hlm. 9.

Page 25: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

14

dan syarat hibah, jenis-jenis hibah, fungsi hibah, hibah dalam

hukum adat, prinsip-prinsip hukum islam tentang hibah, bentuk-

bentuk penyelesaian sengketa).

Bab Ketiga berisi praktek pemberian hibah yang menimbulkan sengketa. Maka

pembahasan dalam bab ini meliputi: Gambaran umum

masyarakat desa Bengkal sebagai pengantar pembahasan,

kemudian di lanjutkan yang pertama kondisi geografis, jumlah

penduduk, dan ekonomi di desa Bengkal, kedua, kondisi

pendidikan dan keagamaan di Desa Bengkal.

Sub bab praktek pemberian hibah dan permasalahannya yang

terjadi di masyarakat Bengkal, kasus dan cara penyelesaiannya

di Desa Bengkal Kec. Kranggan Kab. Temanggung.

Bab Keempat berisi analisis penyelesaian sengketa pemberian hibah yang

melebihi 1/3 dari ketentuan hukum islam di Desa Bengkal Kec.

Kranggan Kab. Temanggung). Yaitu meliputi analisis terhadap

bentuk penyelesaian sengketa pemberian hibah yang melebihi 1/3

dari ketentuan hukum islam di Desa Bengkal Kec. Kranggan

Kab. Temanggung) dan analisis tinjauan hukum islam terhadap

penyelesaian sengketa pemberian hibah yang melebihi 1/3 dari

ketentuan hukum islam di Desa Bengkal kec. Kranggan Kab.

Temanggung)

Bab Kelima merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan, untuk

memberikan gambaran kepada pembaca, baik secara menyeluruh

Page 26: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

15

dari setiap skripsi agar mudah dipahami, berupa saran-saran yang

memberi motivasi pada masyarakat untuk menjalankan

kehidupan yang lebih baik. Sebagaimana dalam pembahasan

skripsi ini dan diakhiri dengan penutup.

Page 27: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

16

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG HIBAH

A. Pengertian dan Dasar Hukum Hibah

1. Pengertian Hibah

Kata hibah adalah bentuk masdar dari kata wahaba digunakan

dalam al-Qur’an beserta kata derivatnya sebanyak 25 kali dalam 13 surat.

Wahaba artinya memberi, dan jika subjeknya Allah SWT, berarti memberi

karunia, atau menganugerahi. Dalam al-Qur’an terdapat kata-kata yang

bermakna hibah, seperti dalam firman Allah SWT. Q.S. Ali Imran ayat,38:

š•Ï9$ uZèd$tã yŠ$­ƒÌ• Ÿ2 y—¼ çm­/u‘(tA$s%Éb>u‘ó=yd’Í<Ï̀Bš•R à$©!Zp­ƒÍh‘ 茺pt7 Íh‹sÛ(š•̈R Î)ßì‹ Ïÿ xœ

Ïä!$ tã ‘$!$#ÇÌÑÈ

Artinya: Ya Tuhanku, berilah dari sisi Engkau seorang anak yang baik,sesungguhnya engkau Maha Pendengar do (Q.S. Ali Imranayat 38).26

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, hibah adalah pemberian

(dengan sukarela) dengan mengalihkan hak atas sesuatu kepada orang

lain.27

Dalam pengertian istilah, hibah adalah pemilikan sesuatu benda

melalui transaksi (aqad) tanpa mengharap imbalan yang telah diketahui

dengan jelas ketika pemberi masih hidup.28

26 Depag RI, Al Qur an dan Terjemahnya, Jakarta: Bumi Restu, 1974, hlm. 81.27 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 2005, Edisi III. Cet. III, hlm. 398.

Page 28: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

17

Dalam rumusan Kompilasi Hukum Islam (KHI Pasal. 171 huruf g),

hibah adalah pemberian suatu benda secara sukarela dan tanpa imbalan

dari seseorang kepada orang lain yang masih hidup untuk dimiliki.29

Pengertian hibah dalam Ensiklopedi Hukum Islam adalah pemberian

yang dilakukan secara sukarela dalam mendekatkan diri kepada Allah

SWT tanpa mengharapkan balasan apapun.30

Undang-undang tidak mengakui hibah selain hibah-hibah diantara

orang-orang yang masih hidup.31

Terdapat beberapa definisi hibah yang dikemukakan oleh para

ulama:

a) Abd al-Rahman al-Jaziri dalam Kitab al-Fiqh ala al-Mazahib al-

Arba ah, menghimpun empat definisi hibah dari empat mazhab,

yaitu dengan tanpa menjanjikan imbalan seketika, sedangkan

menurut mazhab Maliki yaitu memberikan milik sesuatu zat dengan

tanpa imbalan kepada orang yang diberi, dan juga biasa disebut

hadiah. Mazhab Syafi’i dengan singkat menyatakan bahwa hibah

menurut pengertian umum adalah memberikan milik secara sadar

sewaktu hidup.

b) Definisi yang lebih rinci dan komprehensif dikemukakan ulama

mazhab Hambali. Ulama mazhab Hambali mendefinisikannya

28 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998,Cet. III, hlm. 466.

29 Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Departemen Agama RI, Jakarta: 1997, hlm. 156.30 Abdul Aziz Dahlan, et.al., Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: PT Ichtiar van Hoeve,

1996, hlm. 540.31 Abd al-Rahman al-Jaziri, Kitab al-Fiqh ala al- Mazahib al-Arba ah, Beirut: Dar al-

Fikr, t.th, Juz 3, hlm.282-292

Page 29: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

18

sebagai pemilikan harta dari seseorang kepada orang lain yang

mengakibatkan orang yang diberi boleh melakukan tindakan hukum

terhadap harta tersebut, baik harta tertentu maupun tidak, bendanya

ada dan biasa diserahkan.32

c) Berikut pendapat Teungku Muhammad Hasbie Ash Shiddieqy hibah

ialah memberikan sesuatu kepada seseorang dengan diadakan akad

tanpa diadakan bunga.33

d) Tidak jauh berbeda dengan rumusan diatas, Syekh Zainuddin Ibn

Abd Aziz al-Malibary,34 bahwa hibah adalah memberikan suatu

barang yang pada galibnya sah dijual dari piutang, oleh orang ahli

tabarru, dengan tanpa penukarannya.

e) Menurut pendapat Abi Yahya Zakariyah al-Anshori, hibah adalah

memberikan sesuatu dari hak yang bersifat sunnat pada waktu

hidupny.35

f) Sedangkan M. Ali HAsan mengutarakan hibah artinya: pemberian

atau hadiah, yaitu suatu pemberian yang dilakukan secara sukarela

dalam mendekatkan diri kepada Allah tanpa mengharapkan balasan

apapun.36

32 Ibid.33 Teungku Muhammad Hasbie Ash Shidieqy, Pengantar Ilmu Fiqh, cet.2, Semarang: PT

Pustaka Rizki Putra, 1997, hlm. 238.34 Syekh Zainuddin Ibn Abd al-Malybary, Fath al-Mu in, Semarang: Pustaka Alawiyah,

t.th, hlm3935 Abi Yahya Zakariyah al-Anshori, Fath al-Wahab, Semarang: Toha Putra, Juz I, t.th,

hlm.259.36 M. ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, Cet.I, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2003, hlm. 76

Page 30: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

19

Beberapa definisi di atas sama-sama mengandung makna pemberian

harta kepada seseorang secara langsung tanpa mengharapkan imbalan

apapun, kecuali untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa hibah adalah akad atau perjanjian yang

menyatakan perpindahan milik seseorang kepada orang lain diwaktu ia

masih hidup tanpa mengharapkan penggantian atau imbalan sedikitpun.

2. Dasar Hukum Hibah

Adapun dasar hukum dari hibah dapat kita pedomani dari al-Qur’an

dan hadist Nabi Muhammad SAW.. Allah SWT. mensyariatkan hibah

karena di dalamnya terkandung kebaikan, upaya menjinakkan hati dan

memperkuat tali kasih sayang diantara manusia. Firman Allah SWT dalam

Qur’an surat al-Maidah ayat 2:

( : ) “uq ø)­G9$#ur ÎhŽÉ9ø9$# ’n? tã (#q çRur$yès?ur

Artinya: Dan tolong menolonglah dalam kebaikan dan taqwa (Q.S. al-Maidah ayat 2).37

Dalam suatu hadist disebutkan,

) (Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah SAW. bersabda,

saling memberi hadiahlah, maka kalian akan salingmencintai .(HR. Pengarang kitab-kitab yang mashur)

37 Departemen Agama Op,Cit. hlm. 157.

Page 31: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

20

Annas Ibnu Malik r.a menerangkan:

: :)

(

Artinya: “Dari Anas ibnu Malik r.a, Rasulullah SAW bersabda:sekiranya kepada saya dihadiahkan kaki binatang, tentu akan

saya terima, dan sekiranya saya diundang untuk memakan kakibinatang, pasti saya penuhi . (HR. Ahmad dan Turmudzi). 38

Rasulullah SAW. telah menerima hadiah dan membalasnya. Beliau

menyerukan dan menganjurkannya. Dalam riwayat hadits Ahmad dari

hadist Khalid bin ‘Adi bahwa nabi SAW, telah bersabda:

Artinya: Barang siapa yang mendapatkan kebaikan dari saudaranyabukan karena mengharapkan dan meminta-minta, makahendaklah ia menerima dan tidak menolaknya, karenamerupakan rezeki yang diberikan Allah kepadanya .39

3. Ukuran Harta atau Benda yang Dihibahkan

Mengenai benda yang dihibahkan ini meliputi segala macam

benda yang wujud atau tidak ada ditempat (al ma dum). Prinsipnya,

semua benda atau hak yang dapat diperjualbelikan, maka dapat

dihibahkan. Dalam konteks sekarang ini, seseorang mempunyai kekayaan

38 Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Koleksi Hadis-Hadis Hukum 7, Semarang:PT Pustaka Rizki Putra, Cet. III, 2001, hlm. 294.

39 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 4, Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006, Cet. I, hlm. 436.

Page 32: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

21

bisa dalam berbentuk saham sebagai surat bukti bahwa ia memiliki benda

yang diterangkan dalam surat tersebut.40

Ukuran harta atau benda yang dihibahkan, dalam Kompilasi

Hukum Islam telah disebutkan dalam pasal 210 bahwa “Orang yang telah

berumur sekurang-kurangnya 21 tahun, berakal sehat dan tanpa adanya

paksaan dapat menghibahkan sebanyak-banyaknya 1/3 harta bendanya

kepada orang lain atau lembaga”.

Memang pada awalnya para fuqaha tidaklah memberi batasan

maksimal pada perbuatan hibah. Seseorang memiliki harta bebas untuk

melakukan hibah kepada siapa yang dikehendaki dalam jumlah

berapapun. Bahkan bila perlu dia dapat menghabiskan seluruh hartanya.

Sistem tersebut ternyata menimbulkan kerugian bagi ahli waris, sebab

tidak selamanya wahib (orang yang menghibahkan) menghibahkan

hartanya semata-mata demi ibadah dan taqarrub kepada Allah SWT.

Cara tersebut adakalanya ditempuh seseorang untuk menghalangi ahli

waris mendapatkan haknya karena pewaris tidak senang dengan ahli

waris.41

Oleh karena itu, dengan pertimbangan kemaslahatan dengan

menganalogikan pada pemberian harta melalui jalan wasiat atau hibah

yakni atas dasar hadits Sa’ad ibn Abi Waqash:

40 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998,Cet. III, hlm. 472.

41 Muhammad Saifullah,dkk. Hukum Islam Solusi Permasalahan Keluarga, Yogyakarta:UII Press, 2005 hlm,229.

Page 33: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

22

: : :

) (

Artinya: Ya Rasulullah, saya sedang menderita sakit keras,. Bagaimanapendapat anda, saya ini orang berada, dan tidak ada yang dapatmewarisi harta saya kecuali seorang anak perempuan. Apakahsebaiknya saya mewasiatkan 2/3 harta saya itu? . Janganjawab Rasulullah. Separoh, ya Rasul? sambungku. Janganjawab Rasulullah. Sepertiga sambungku lagi. Rasulullahmenjawab: sepertiga. Sebab, sepertiga itupun sudah banyakdan besar, karena jika kamu meninggalkan ahli waris dalamkeadaan yang cukup adalah lebih baik daripada kamumeninggalkan mereka dalam keadaan miskin yang meminta-minta pada orang banyak . (HR. Bukhori dan Muslim). 42

Dalil diatas adalah ijma , karena umat Islam sejak dari Rasulullah

sampai saat ini banyak melakukan wasiat/hibah dan ternyata hal itu tidak

pernah diingkari oleh seorang pun. Hal ini menunjukkan ada kesepakatan

ijma umat Islam.43

Maka Kompilasi Hukum Islam menetapkan bahwa istilah

diberlakukan batasan 1/3 dari harta yang dimiliki. Dan penganalogian ini

sejalan dengan pelaksanaan amanat dalam surat An-Nisa ayat : 9 yang

berbunyi:

|·÷‚ u‹ ø9 uršúïÏ%©!$#öqs9(#qä.t• s?ô Ï̀BóOÎgÏÿù=yzZp­ƒÍh‘ èŒ$ ¸ÿ» yè ÅÊ(#qèù% s{öNÎgøŠn=tæ(#qà)­G u‹ ù=sù©! $#

(#qä9qà)u‹ ø9 urZwöqs%#́‰ƒÏ‰y™ÇÒÈ

42 M.Ali Hasan,Op,Cit, hlm 92-9343 Ibid.

Page 34: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

23

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yangseandainya meninggalkan dibelakang anak-anak mereka yanglemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah danhendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar .44

B. Rukun Dan Syarat Hibah

1. Rukun Hibah

Jumhur ulama mengatakan, bahwa rukun hibah itu ada empat,

adapun yang menjadi rukun hibah yaitu:

a) Orang yang menghibahkan.

b) Orang yang menerima hibah.

c) Lafal hibah (Ijab dan Kabul)

d) Harta yang dihibahkan.

2. Syarat Hibah

a) Orang yang menghibahkan

1) Penghibah itu adalah orang yang mememiliki dengan sempurna

sesuatu harta yang akan dihibahkannya. Dalam hibah terjadi

pemindahan milik, karena itu mustahil seorang yang tidak

mempunyai milik menghibahkan sesuatu atau barang kepada pihak

yang lain.

2) Penghibah itu adalah orang yang telah mempunyai kesanggupan

melakukan tabarru . Maksudnya ialah ia telah mursyid, telah dapat

mempertanggungjawabkan perbuatannya jika terjadi suatu

44 Departemen Agama Op,Cit. hlm. 116.

Page 35: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

24

persoalan atau perkara di pengadilan yang berhubungan dengan

hartanya itu.

3) Penghibah tidak berada di bawah perwalian orang lain, seperti

karena lemah akalnya ia ditetapkan berada di bawah perwalian.

4) Penghibah melakukan hibah itu dalam keadaan mempunyai iradah

dan ikhtiar dalam melakukan tindakannya. Seorang mempunyai

iradah jika orang itu melakukan tindakan atas dasar kehendaknya,

bukan karena dipaksa, atau suatu keadaan sehingga ia tidak dapat

berbuat menurut kehendaknya seperti dalam keadaan mabuk dan

sebagainya. Seorang mempunyai ikhtiar dalam tindakannya apabila

ia melakukan perbuatan atas pilihannya bukan karena dipilih orang

lain. Tentu saja pilihan ini terjadi setelah memikirkan dengan

matang.45

b) Orang yang menerima hibah

Adapun syarat-syarat penerima hibah ialah hadir pada saat

pemberian hibah, apabila tidak ada atau diperkirakan ada, misalnya

janin, maka hibah tidak sah.

Apabila penerima hibah ada pada saat pemberian hibah, tetapi

masih kecil atau gila, maka hibah itu diambil oleh walinya,

pemeliharaanya atau pendidiknya, sekalipun orang asing.46

45 Asymuni A. Rahman, dkk (Tim Penyusun), Ilmu Fiqh 3, Jakarta: Proyek PembinaanPrasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama Islam/IAIN di Jakarta Direktorat PembinaanKelembagaan Agama Islam Departemen Agama, 1986, Cet. II, hlm. 202-203.

46 Sayyid Sabiq, Op. Cit, hlm. 438.

Page 36: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

25

c) Harta yang dihibahkan

Menyangkut benda yang dihibahkan haruslah memenuhi

persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

1) Benda tersebut benar-benar ada

2) Benda tersebut mempunyai nilai

3) Benda tersebut dapat dimiliki zatnya, diterima peredarannya

dan pemilikannya dapat dialihkan

4) Benda yang dihibahkan itu dapat dipisahkan dan diserahkan

kepada penerima hibah.47

d) Lafal hibah (Ijab dan Kabul)

Adapun hibah sah berlaku melalui ijab dan kabul dalam bentuk

apapun selagi pemberian harta tersebut tanpa imbalan. Misalnya,

seorang penghibah berkata, “Aku hibahkan kepadamu, aku hadiahkan

kepadamu, aku berikan kepadamu,” atau semisalnya. Sedangkan orang

lain berkata, “Ya, aku terima.”

Menyangkut ijab kabul yaitu adanya pernyataan, dalam hal ini

dapat saja dalam bentuk lisan atau tulisan. Sedangkan menurut ulama

Hanafi, yang dikutip Chairuman Pasaribu48 berpendapat bahwa ijab

saja sudah cukup tanpa harus diikuti dengan kabul, dengan perkataan

lain hanya berbentuk pernyataan sepihak.

Malik dan Syafi’i berpendapat bahwa dipegangnya kabul di

dalam hibah. Kalangan mazhab Hanafi berpendapat bahwa ijab sudah

47 Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam,Jakarta: Sinar Grafika, 1996, Cet. II, hlm. 116.

48 Ibid.hlm.117.

Page 37: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

26

cukup dan itulah yang paling sahih. Sedangkan kalangan mazhab

Hanbali berpendapat bahwa hibah itu sah dengan pemberian yang

menunjukkan ketertarikan dengannya, karena Nabi Muhammad SAW

memberikan dan diberi hadiah. Begitu juga yang dilakukan oleh para

sahabat bahwa mereka tidak mensyaratkan ijab kabul atau

semisalnya.49

Tentu saja lafal hibah itu hendaknya perkataan yang

mengandung pengertian hibah dan hendaklah ada persesuaian antara

ijab dan kabul. Bagi orang yang tidak atau kurang dapat berbicara,

maka shighat hibah cukup dengan isyarat, asal isyarat itu benar-benar

mengandung arti hibah dan dapat dipahami oleh pihak-pihak yang

berhibah.

Adanya saksi dalam hibah juga menjadi syarat dalam sahnya

transaksi hibah. Kompilasi Hukum Islam (KHI pasal 210)

Menyebutkan “orang yang telah berumur sekurang-kurangnya 21

tahun, berakal sehat dan tanpa paksaan, dapat menghibahkan

sebanyak-banyaknya-banyaknya 1/3 harta bendanya kepada orang lain

atau lembaga di hadapan dua orang saksi untuk dimiliki”.50

Dalam Bidayatu al-Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid51

disebutkan kajian mengenai saksi ini berkenaan dengan tiga hal, yaitu

sifat, jenis dan bilangannya. Secara umum ada lima sifat yang

49 Sayyid Sabiq, Op. Cit, hlm. 437.50 Kompilasi Hukum Islam, Op. Cit., hlm. 14351 Ibnu Rusyd, Bidayatul al-Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid, Bandung: Trigenda

Karya, 1996, hlm.974 - 977

Page 38: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

27

dipersyaratkan untuk diterimanya seorang saksi, yaitu adil, baligh,

Islam, merdeka dan bukan tuduhan.

Menurut para ulama, sifat adil, Islam, disyaratkan untuk

diterimanya kesaksian seorang saksi. Sebagaimana firman Allah SWT,

Al-Baqarah ayat 282 :

£̀J ÏBtb öq|Ê ö•s?z̀ ÏBÏä!#y‰pk’¶9 $#

Artinya : Dari saksi-saksi yang kamu ridloi (QS. Al-Baqarah:282)52

Adapun dalam Al-Qur’an surat Al Maidah ayat 106:

$ pkš‰r'̄» tƒtûïÏ%©!$#(#qãZtB#uääoy‰» pky­öNä3ÏZ÷•t/#sŒ Î)uŽ|Ø ymãNä.y‰tnr&ßNöqyJ ø9 $#tûüÏmÏp§‹ Ϲuqø9 $#Èb$uZøO$#

#ursŒ5A ô‰tãöNä3ZÏiB÷rr&Èb#t• yz#uäô Ï̀BöNä.ÎŽö•xî÷bÎ)óOçFRr&÷Läêö/uŽŸÑ’ ÎûÇÚ ö‘ F{$#Nä3÷G t6» |¹r'sù

èpt6ŠÅÁ•BÏNöqyJ ø9 $#4$ yJ ßgtRqÝ¡Î; øtrB. Ï̀Bω÷è t/Ío4qn=¢Á9 $#Èb$ yJ Å¡ø)ãŠsù«! $$ Î/ÈbÎ)óOçG ö6s? ö‘ $#Ÿw“ÎŽtI ô±tR

¾ÏmÎ/$ YYyJ rOöqs9 urtb%x.#sŒ4’ n1 ö• è% ŸwurÞOçF õ3tRnoy‰» pky­«! $#!$ ¯R Î)#]Œ Î)z̀ ÏJ ©9tûüÏJ ÏOFy$#ÇÊÉÏÈ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila salah seorangkamu menghadapi kematian, sedang dia akan berwasiat,Maka hendaklah (wasiat itu) disaksikan oleh dua orangyang adil di antara kamu, atau dua orang yang berlainanagama dengan kamu, jika kamu dalam perjalanan dimukabumi lalu kamu ditimpa bahaya kematian. kamu tahankedua saksi itu sesudah sembahyang (untuk bersumpah),lalu mereka keduanya bersumpah dengan nama Allah, jikakamu ragu-ragu: "(Demi Allah) kami tidak akan membelidengan sumpah Ini harga yang sedikit (untuk kepentinganseseorang), walaupun dia karib kerabat, dan tidak (pula)kami menyembunyikan persaksian Allah; Sesungguhnyakami kalau demikian tentulah termasuk orang-orang yangberdosa" (Q.S. al-Maidah : 106).53

52 Depag RI, Op,Cit,.hlm 7053 Ibid hlm 180

Page 39: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

28

Adapun mengenai tuhmah (kesaksian tanpa bukti) yang

disebabkan mahabbah (kecintaan), para ulama sepakat bahwa hal itu

dapat berpengaruh terhadap digugurkannya kesaksian. Namun, mereka

berbeda pendapat mengenai penolakan kesaksian orang adil dengan

dasar tuhmah karena kecintaan yang penyebabnya adalah permusuhan

duniawi.

Namun sebagian fuqaha Al-Amshar menolak kesaksian yang

tanpa bukti. Hanya saja mereka sepakat memberlakukan tuhmah pada

beberapa perkara dan menggugugurkannya pada perkara lain.

Permasalahan yang disepakati para ulama adalah ditolaknya kesaksian

bapak atas anaknya, dan kesaksian anak atas bapak nya. Begitu pula

kesaksian ibu terhadap anaknya, dan kesaksian anak terhadap ibunya.

Seluruh ulama sepakat bahwa suatu hukum wajib ditetapkan

berdasarkan kesaksian dua orang laki-laki, tanpa disertai sumpah dari

pendakwa, kecuali menurut Ibnu Abi Laila yang mewajibkan seorang

saksi untuk bersumpah dari pendakwa.

Mereka juga sepakat bahwa urusan mengenai harta dapat

ditetapkan dengan satu orang saksi laki-laki yang adil dan dua orang

saksi perempuan. Karena firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah

ayat 282 :

b Î* sùöN©9$ tRqä3tƒÈû÷ün=ã_ u‘×@ ã_ t• sùÈb$s? r&z•öD $#ur£̀J ÏBtböq|Ê ö• s?z̀ ÏBÏä!#y‰pk’¶9 $#b r&¨@ ÅÒs?

$ yJ ßg1y‰÷nÎ)t• Åe2 x‹çFsù$ yJ ßg1y‰÷nÎ)3“t• ÷zW{ $#4

Artinya: Jika tidak ada dua orang lelaki, maka boleh seorang lelakidan dua orang perempuan darri saksi-saksi yang kamu

Page 40: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

29

ridloi, supaya jika seorang lupa maka seorang lagimengingatkannya .(QS. Al-Baqarah : 282)54

C. Jenis–Jenis Hibah

1. Umra

Umra merupakan sejenis hibah, yaitu jika seseorang memberikan

hibah sesuatu kepada orang lain selama dia hidup dan apabila penerima

hibah meninggal dunia, maka barang tersebut dikembalikan lagi kepada

pemberi hibah.55 Hal demikian berlaku dengan lafazh, “Aku umrakan

barang ini atau rumah ini kepadamu, artinya “aku berikan kepadamu

selama engkau hidup”, atau ungkapan yang senada.

2. Ruqba

Ruqba ialah pemberian dengan syarat bahwa hak kepemilikan

kembali kepada si pemberi apabila si penerima meninggal terlebih dahulu,

jika yang memberi meninggal dahulu, maka hak pemilikan tetap menjadi

hak si penerima.56

Banyak macam-macam pemberian, macam-macam sebutan

pemberian disebabkan oleh perbedaan niat (motivasi) orang-orang yang

menyerahkan benda tersebut, macamnya adalah sebagai berikut:

a) Al-Hibah, adalah akad yang dilakukan dengan maksud memindahkan

milik seseorang kepada orang lain ketika masih hidup dan tanpa

imbalan.57

54 Ibid hlm 7055 Sayyid Sabiq, Op. Cit., hlm. 447.56 Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Op.Cit, hlm. 314.57 Chuzaimah dan Hafiz Anshary AZ. (Editor), Op. Cit., hlm. 105.

Page 41: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

30

b) Shadaqah, pemberian kepada orang lain dimaksudkan untuk

mendekatkan diri kepada Allah SWT. dan diberikan kepada orang yang

sangat membutuhkan tanpa mengharapkan pengganti pemberian

tersebut.58

c) Hadiah, yang dimaksud dengan hadiah ialah pemberian dari seseorang

kepada orang lain tanpa adanya penggantian dengan maksud

mengagungkan atau karena rasa cinta.59

d) Wasiat, adalah pemberian suatu benda dari pewaris kepada orang lain

atau lembaga yang akan berlaku setelah pewaris meninggal dunia. 60

Pada dasarnya, arti beberapa istilah di atas ditambah athiyah. Dan

pada umumnya orang sukar membedakan antara kata hibah, sedekah dan

hadiah pengertian hibah menurut bahasa hampir sama dengan pengertian

sedekah dan hadiah, perbedaannya sebagai berikut:

a) Jika pemberian kepada orang lain dimaksudkan untuk mendekatkan diri

kepada Allah SWT, dan diberikan kepada orang yang sangat

membutuhkan tanpa mengharapkan pengganti pemberian tersebut

dinamakan sedekah.

b) Jika pemberian tersebut dimaksudkan untuk mengagungkan atau karena

rasa cinta, dinamakan hadiah.

c) Jika diberikan tanpa maksud yang ada pada sedekah dan hadiah

dinamakan hibah.

58 Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah, Bandung: CV Pustaka Setia, 2006, Cet III, hlm. 241.59 Ibid.60 Kompilasi Hukum Islam, Seri Perundangan, Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2004,

Cet. I, hlm. 80.

Page 42: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

31

d) Jika hibah tersebut diberikan seseorang kepada orang lain saat ia sakit

menjelang kematiannya dinamakan athiyah.61

D. Fungsi Hibah

Fungsi hibah adalah sebagai salah satu bentuk taqarrub ilallah. Hibah

dilakukan dalam rangka mempersempit kesenjangan sosial, menumbuhkan

rasa kesetiakawanan, dan memperhatikan sikap kepedulian sesama dalam hal

sosial. Apabila dilihat secara vertikal (hablum minallah), maka melaksanakan

hibah dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan seseorang kepada Allah

SWT. Sedangkan secara horisontal (hablum minannas), melaksanakan hibah

dapat berfungsi sebagai upaya untuk mengurangi kesenjangan antara kaum

punya dengan kaum yang tidak punya, menghilangkan rasa kecemburuan

sosial dan mempererat hubungan keluarga dan silaturahmi.62

E. Hibah Dalam Hukum Adat

Penghibahan adalah pembagian atau penyerahan harta yang akan

ditinggalkan oleh seorang pewaris kepada ahli warisnya, pada waktu si

pewaris masih hidup. Pada dasarnya penghibahan ini merupakan perbuatan

hukum yang berdasar hukum adat dalam lingkungan keluarga, dan karena itu

tidak diperlukan pengesahan dari kepala persekutuan adat (Kepala Desa).

Yang terpenting ada pelaksanaan nyata (riil) dari pernyataan penghibahan itu,

dan kadang-kadang diperlukan adanya pengetahuan atau persetujuan dari ahli

61 Rachmat Syafei Op. Cit., hlm. 241.62 Hamid Farihi, Hibah Terhadap Anak-Anak Dalam Keluarga, Jakarta : Pustaka Firdaus,

1995, hlm 181

Page 43: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

32

waris lainnya, karena setiap ahli waris berhak menuntut haknya dengan alasan

penghibahan diluar pengetahuannya.63

Hukum adat menurut C. van Vollenhoven menyebutkan bahwa hukum

adat terbagi oleh dua golongan, yaitu golongan pribumi dan hukum adat

golongan timur asing.64

Menurut Kusumadi Pudjosewojo, Hukum adat sebagai keseluruhan

aturan hukum tidak tertulis. Sedangkan yang dimaksudkan dalam UUPA

dengan hukum adat itu adalah hukum aslinya golongan rakyat pribumi, yang

merupakan hukum yang hidup dalam bentuk tidak tertulis dan mengandung

unsur-unsur nasional yang asli, yaitu sifat kemasyarakatan dan kekeluargaan,

yang berasaskan keseimbangan serta diliputi oleh suasana keagamaan.65

F. Prinsip-Prinsip Hukum Islam tentang Hibah

Secara general, syar’i menciptakan syari’at (undang-undang) bukanlah

tanpa arah, melainkan bertujuan untuk merealisir kemaslahatan umum,

memberikan kemanfaatan dan menghindarkan kemafsadatan bagi umat

Manusia.66 Atau dengan kata lain, apabila ilmu hukum tidak dapat

menyelesaikan suatu peristiwa hukum, maka dengan memperhatikan tujuan -

tujuan ini setiap peristiwa hukum akan dengan mudah terselesaikan.67

63 H.A.M Effendy, SH, Pokok-Pokok Hukum Adat, Semarang: Duta Grafika, 1990, cet.III,hlm 165-56

64 Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan Undang-UndangPokok Agraria , Isi dan Pelaksanaanya, Jakarta: Djambatan, 2003, cet.9, hlm 178

65 Ibid. hlm 17966 Mukhtar Yahya dan Fatchurrahman, Dasar-Dasar Pembinaan Fiqh Islam Bandung :

PT al- Ma’arif, hlm.333.67 Juhaya S. Praja, Filsafat Hukum Islam, dalam Tjun Suryaman (ed), Hukum Islam di

Indonesia Pemikiran dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991, Cet 1, hlm.274.

Page 44: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

33

Sedemikian pentingnya kemaslahatan ditegakkan, dengan penuh

keyakinan Muhammad Ma’ruf ad-Dawalibi berdalil; bahwa tumpuan akhir

syari’ah adalah kemaslahatan, dan di mana saja ditemukan kemaslahatan,

maka di situlah hukum Allah.68

Secara faktual, di dalam keluarga ada yang kaya dan ada yang miskin,

ada yang kecukupan dan ada yang kekurangan, oleh sebab itu islam

menetapkan bahwa hak hamba Allah yang paling besar yang menjadi

tanggung jawab seseorang, ialah untuk kaum kerabatnya, itulah yang

dinamakan ” silaturrahim ”. Di dalam syari’at islam sebutan silaturrahim telah

berulang kali ditegaskan di dalam al Qur’an dan as- Sunnah, dan jika

memutuskannya maka sebagai suatu dosa yang sangat besar. Apabila

seseorang yang kekurangan ditimpa suatu bencana, maka wajiblah bagi

mereka yang kecukupan di antara kamu kerabatnya menolongnya dan

mengulurkan tangan untuk membantunya sebagaimana hak kaum kerabat di

dalam sedekah dan diutamakan dari pada hak orang lain.69 Dan inilah salah

satu tujuan disyari’atkannya hibah.

Adapun prinsip-prinsip yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan hibah

adalah sebagai berikut:

68 Amir Huruddin, Ijtihad Umar Ibn AL- Khattab, Studi tentang Perubahan Hukum dalamIslam , Jakarta: Rajawali Press, 1991, Cet. I, hlm.168.

69 Abul A’la al-Maududi, Prinsip-Prinsip Islam, Alih Bahasa Abdullah Suhaili, Bandung:PT al-Ma’arif, 1985, Cet.3, hlm. 145.

Page 45: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

34

1. Prinsip Musyawarah

Prinsip ini tidak hanya pada masalah hibah saja melainkan

berlaku pada setiap permasalahan sekalipun kepastiannya kecil, hal ini

sebagaimana firman Allah;

öNèd ö‘ Ír$ x©ur’ ÎûÍ•öD F{$#(

Artinya: ” Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.” (Qs. Al Imran 159).70

Dalam pelaksanaan perintah musyawarah ini, Nabi selalu

bermusyawarah dengan sahabat-sahabatnya hingga masalah-masalah yang

berhubungan dengan rumah tangga.71

Di samping itu musyawarah dapat berfungsi sebagai media untuk

menyaring pendapat yang paling sesuai dengan representatif terhadap

semua unsur dan kalangan, juga sebagai sarana untuk mengeluarkan segala

pendapat dan perasaan yang terpendam dalam diri seseorang.

Dalam pelaksanaan hibah, musyawarah sangatlah urgen, apabila

harta-harta yang dihibahkan tersebut harta yang layak diwariskan

walaupun dalam hibah tidak disyari’atkan adanya musyawarah, dan bahwa

pemberi hibah berhak untuk menghibahkan harta yang dimiliki nya kepada

siapa saja yang dikehendaki, tetapi dalam pelaksanaannya setelah pemberi

hibah meninggal dunia. Problem yang muncul di permukaan justru

bukannya kemaslahatan dan utuhnya kekeluargaan serta eratnya tali

70 Departemen Agama RI, Op. Cit . , hlm. 103.71 Wahbah az-Zuhayly, Ta lim al- Muta alim Fil Bayan al- Tariq al- Ta lim, Bandung :PT

al- Ma’afif,, t.th., hlm.14.

Page 46: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

35

silaturrahim, tetapi sering kali menimbulkan permusuhan dan putusnya

hubungan kekeluargaan. Hal ini jelas menyalahi tujuan disyari’atkannya

hibah itu sendiri. Dalam kaidah ushul fiqh dijelaskan bahwa hukum

segala unsur yang sangat tergantung pada tujuannya.72

Dengan demikian musyawarah merupakan prinsip yang harus

dipegangi apabila seseorang ingin melaksanakan pemberian hibah sesuai

dengan ketentuan yang dianjurkan oleh syari’at islam.

2. Prinsip Keadilan / Persamaan

Melebihkan atau melakukan perbedaan pemberian hibah antara

satu anak dengan anak yang lain merupakan sesuatu yang sangat sensitif

untuk timbulnya suatu perseteruan dan mengancam keutuhan keluarga,

serta putusnya hubungan silaturrahim, kecuali terdapat faktor-faktor lain

atau pengecualian-pengecualian yang dibenarkan oleh syara’.

Sebaliknya prinsip keadilan dalam pemberian hibah dan muamalat,

di samping merupakan yang dianjurkan oleh agama, juga dapat menjaga

keutuhan keluarga serta utuhnya hubungan silaturrahim. Firman Allah;

4(#qä9 ωôã $#uqèdÜ>t• ø%r&3“uqø)­G=Ï9(

Artinya: ”Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. (Qs. Al-Maidah 8). 73

3. Prinsip tidak ada penarikan kembali dalam pemberian hibah

Dalam kitab al- Fiqh al- Islamy wa Adillatuh, karya Wahbah az-

Zuhayly, menjelaskan dalam bab hibah bahwa penarikan kembali hibah

72 Mukhtar Yahya dan Fatchurrahman, Op. Cit., hlm. 488.73 Departemen Agama RI, Op.Cit., hlm .109.

Page 47: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

36

orang tua kepada anaknya dapat dibenarkan tetapi ada beberapa syarat

utama yang ditetapkan dan yang dapat membatalkan hak penarikan orang

tua tersebut, yaitu apabila pemberian hibah ini berubah dari bentuk

aslinya, atau anak tersebut kemudian menikah setelah diberi hibah, maka

tidak dibenarkan menarik kembali pemberian hibah walaupun kepada

anaknya sendiri.74 Apabila hibah kepada orang lain. Hal ini juga

menunjukkan bahwa dalam bab hibah janganlah pemberi hibah

mengharapkan adanya imbalan atau balasan.

4. Prinsip tidak boleh menghibahkan seluruh harta benda

Di dalam kitab fiqh, mayoritas ulama membolehkan seseorang

menghibahkan seluruh harta bendanya kepada orang lain, tetapi pada

kenyataannya keputusan atau izin ini menimbulkan hilangnya kesempatan

ahli waris untuk mendapatkan harta benda sebagai harta waris.

Hilangnya hak ahli waris ini tentu akan menimbulkan hubungan

yang kurang baik antara keduanya. Terjadinya hal-hal demikian itu sudah

pasti tidak dikehendaki oleh syari’at islam, sebab anjuran hibah itu sendiri

justru dimaksudkan untuk menyambung tali silaturrahim. Dari situlah

terlihat betapa pentingnya seseorang tidak boleh menghibahkan seluruh

harta bendanya.

Dalam Kompilasi Hukum Islam Bab IV pasal 210 dinyatakan

secara tegas bahwa harta yang boleh dihibahkan kepada orang lain tidak

74 Wahbah Az-Zuhayly,Op.Cit.,hlm.27.

Page 48: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

37

boleh melebihi sepertiga dari harta keseluruhan.75 Artinya, seseorang yang

berkeinginan menghibahkan harta bendanya menurut buku ini, tidak boleh

menyerahkan seluruh harta bendanya. Hal ini di samping bermaksud untuk

menjaga terpeliharanya hubungan ahli waris, sekaligus untuk menjaga

kehidupan pemberi hibah itu sendiri dari kehidupan terlunta-lunta akibat

kehabisan harta bendanya.

G. Bentuk-Bentuk Penyelesaian Sengketa

Timbulnya sengketa hukum bermula dari adanya pengaduan suatu

pihak (orang/badan ) yang berisi tentang keberatan-keberatan dan tuntutan hak

atas tanah baik terhadap status tanah, prioritas maupun kepemilikannya

dengan harapan dapat memperoleh penyelesaian secara administrasi sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.. Akan tetapi, sebenarnya tujuannya akan

berakhir kepada tuntutan bahwa ia adalah yang lebih berhak dari yang lain

(prioritas) atas tanah sengketa, oleh karena itu dalam penyelesaian sengketa

hukum itu tergantung dari sifat atau masalah yang dilakukan sehingga

prosesnya akan memerlukan beberapa tahap tertentu sebelum diperoleh suatu

keputusan.76 Pada dasarnya setiap perjanjian yang dibuat para pihak harus

dapat dilaksanakan dengan sukarela atau i’tikad yang baik, namun dalam

kenyataannya perjanjian yang dibuat seringkali dilanggar.77 Sedangkan bentuk

75 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo,1995, Cet. II, hlm. 156.

76 Rusmadi Murad, Penyelesaian Sengketa Hukum Atas Tanah, Bandung: PenerbitAlumni, 1991, hlm.22.

77 Salim, Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Jakarta; Sinar Grafika,2006, Cet 4.hlm.140.

Page 49: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

38

perjanjian (hibah) diatur dalam pasal 1682 sampai dengan pasal 1687 KUH

Perdata.78 Yang menjadi persoalan adalah bagaimanakah cara penyelesaian

sengketa yang terjadi antara para pihak. Pola penyelesaian sengketa dapat di

bagi menjadi dua macam, yaitu;

1. Melalui pengadilan

2. Alternatif penyelesaian sengketa.

Penyelesaian sengketa melalui pengadilan adalah suatu pola

penyelesaian sengketa yang terdiri dari pihak yang diselesaikan oleh

pengadilan.79 Namun tidak menutup kemungkinan bagi instansi untuk dapat

memutuskan sengketa dengan mengeluarkan suatu keputusan administrasi

sesuai dengan kewenangan yang ada berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.80 Jadi pada umumnya sifat dari sengketa

adalah karena adanya pengaduan yang mengandung pertentangan hak atas

tanah maupun hak-hak lain atas suatu kesempatan atau prioritas atau adanya

suatu ketetapan yang merugikan dirinya.81 Pada akhirnya penyelesaian

tersebut, senantiasa harus memperhatikan atau selalu mendasarkan kepada

peraturan yang berlaku. Memperhatikan keseimbangan dan kepentingan-

kepentingan para pihak, menegakkan keadilan hukum serta penyelesaian

tersebut harus tuntas.82

78 R. Subekti dan Tjitrosudibio, KUH Perdata, Jakarta; PT Pradnya Paramita,1999,Cet.29, hlm. 438-439.

79 Salim , Op.Cit ,.hlm.140.80 Rusmadi Murad, Op,Cit,. hlm.2781 Ibid, hlm. 2882 Ibid

Page 50: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

39

Sedangkan alternatif penyelesaian sengketa adalah penyelesaian

sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati oleh para

pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan cara konsultasi,

negosiasi, konsiliasi, atau penilaian ahli (pasal 1 ayat (10) undang- undang

nomor 30 tahun 1991 ).83

Di dalam literatur disebutkan dua pola penyelesaian sengketa, yaitu;

1. The Binding Adjudicative Procedures, dimana prosedur ini mengikat karena

prosedur ini biasanya menghasilkan keputusan yang mengikat tentang hak-

hak dari para pihak yang diputuskan oleh pihak yang ketiga yang netral.

Bentuk penyelesaian sengketa ini dapat di bagi menjadi empat macam,

yaitu:

a. Litigasi: Penyelesaian sengketa antara para pihak melalui jalur

peradilan

b. Arbitrase: Penyelesaian sengketa (umumnya dagang) melalui proses

yang disetujui sejak awal dimana proses tersebut ditentukan oleh pihak

yang berperkara.

c. Med-Arb (Mediation-Arbitration): Penyelesaian sengketa dimulai

dengan proses mediasi oleh mediator yang netral dan apabila kemudian

ternyata terdapat hal-hal yang teknis yang tidak dapat tercapai

keputusan bersama para pihak, maka sengketa tersebut dapat diajukan

melalui proses arbitrase.

83 Undang-Undang Nomor 30 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa,Jakarta; BP. Cipta Jaya, 1999,hlm. 5.

Page 51: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

40

d. Hakim partikulir: Pemeriksaan isu tertentu atau keseluruhan di depan

hakim partikulir, wasit melalui penunjukan atau persetujuan para

pihak.

2. The Nonbinding Adjidicative Prosedures, Prosedur ini tidak mengikat dan

murni berupa pemberian nasehat. Prosedur ini tergantung sepenuhnya

kepada kerelaan para pihak dan sering sekali dilakukan oleh bantuan pihak

ketiga yang tidak memihak. Penyelesaian dengan cara ini dibagi menjadi

empat macam, yaitu;

a. Konsiliasi: Dimana konsiliator bertindak sebagai penengah dengan

kesepakatan para pihak dan mengusahakan solusi yang dapat diterima

para pihak.

b. Mediasi: Dimana mediator membantu para pihak mencapai penyelesaian

atas dasar negosiasi suka sama suka atas perbedaan pendapat mereka.

c. Mini-trial: Peradilan mini atau peradilan sederhana dan biasanya

digunakan dalam sengketa-sengketa perusahaan besar.

d. Summary Jury Trial: Sistem dan proses penyelesaiannya diawali dengan

penunjukan beberapa orang dalam suatu grup yang akan bertindak

sebagai juri oleh para pihak yang bersengketa.

e. Neutral Expert Fact-Finding: Pendapat para ahli untuk suatu hal yang

bersifat teknis dan sesuai bidangnya, sebelum litigasi benar-benar

dilakukan.

Page 52: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

41

f. Early Expert Neutral Evolution: Praktisi hukum yang handal, netral

berpengalaman membantu para pihak untuk menganalisa isu-isu kritis

yang diperkarakan.84

Kedua penyelesaian sengketa itu berbeda antara satu dengan yang lain

nya. Perbedaannya terletak pada kekuatan mengikat dari putusan yang

dihasilkan oleh institusi-institusi. Kalau The binding adjudicative procedures

putusannya yang dihasilkan oleh institusi yang memutuskan perkara adalah

mengikat para pihak, Sedangkan The nonbinding adjudicative procedures

utusan yang dihasilkan tidak mengikat para pihak. Persamaan dari kedua pola

penyelesaian sengketa tersebut adalah sama-sama memberikan putusan atau

pemecahan dalam suatu kasus.85

Menurut Jacquelin M. Nolan-Haley, dalam bukunya berjudul Alternative

Dispute Resolution, menjelaskan bahwa penyelesaian alternatif terdiri dari

negosiasi, mediasi, dan arbitrase,86 Saat ini bentuk penyelesaian sengketa di

luar pengadilan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan,

tergantung yang mana lebih disukai atau dianggap cocok oleh para pihak

untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang mereka hadapi.87

84 Susanti Adi Nugroho, Mediasi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa,Jakarta : PT. Telaga Ilmu Indonesia, 2009, Cet I, hlm 12-15

85 Salim, Loc, Cit86 Joni Emirson, Alternatif Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan, Jakarta; PT

Gramedia Pustaka Utama, 2001, hlm. 39.87 Ibid,

Page 53: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

42

BAB III

PRAKTEK PEMBERIAN HIBAH

YANG MELEBIHI 1/3 DI DESA BENGKAL

A. Gambaran Umum Masyarakat Bengkal Kec. Kranggan Kab.

Temanggung

1. Kondisi Geografis, Jumlah Penduduk dan Ekonomi di Desa Bengkal

Desa Bengkal merupakan salah satu desa dari 13 desa di Kecamatan

Kranggan Kabupaten Temanggung sebagai desa yang terletak di

kecamatan. Dapat diketahui letak geografis desa Bengkal daerah tempatnya

350 m DPL (diatas permukaan air laut). Curah hujan rata-rata pertahun 200

mm s/d 300 mm dan keadaan suhu rata-rata 25 0C s/d 34 0C.88

Sedangkan letak Desa Bengkal dari pusat Kecamatan mempunyai

jarak tempuh kira-kira 3 Km, dan dari pusat Kabupaten kira-kira 11 Km.

adapun batas-batas wilayah Desa Bengkal, adalah sebagai berikut;

- Sebelah utara berbatasan dengan Desa Badran

- Sebelah timur berbatasan dengan Desa Pare

- Sebelah barat berbatasan dengan Desa Plumbon

- Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Madyo Condro89

Desa Bengkal dengan Desa lain jaraknya berdekatan. Oleh karena

itu, masyarakat dalam melakukan komunikasi dan informasi, bisa dilakukan

88 Buku Laporan Pertanggungjawaban Kepala Desa Bengkal Tahun 200789 Ibid

Page 54: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

43

dengan mudah. Dilihat dari pembagian wilayah kerja, desa Bengkal terdiri

dari 5 dusun, 4 RW dan 22 RT dengan perincian sebagai berikut;

Tabel. 1 Pembagian Wilayah Kerja Desa Bengkal 90

No Nama Dusun Jumlah RW Jumlah RT Keterangan

1

2

3

4

5

Bengkal

Surodadi

Bolang

Jetis Cs

Delok Cs

1

1

1

1

1

5

4

4

5

4

Jumlah 5 22

Secara keseluruhan desa Bengkal mempunyai luas 294 Ha. Dan

berdasarkan penggunaannya dengan rincian sebagai berikut;

Tabel.2 Luas Tanah Wilayah Desa Menurut Penggunaannya91

No Penggunaan Tanah Luas ( Ha )

1

2

3

4

5

6

7

8

Permukiman penduduk

Perkantoran

Bangunan umum

Kuburan atau makam

Jalan

Sawah irigasi setengah teknis

Sawah irigasi teknis

Lain-lain

55

0,225

33,372

6

22

144

22

11.403

Jumlah 294

90 Ibid91 Ibid

Page 55: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

44

Jumlah penduduk desa Bengkal sebanyak 3.450 jiwa. Jumlah tersebut

terdiri dari 1.767 laki-laki dan 683 perempuan dan terbagi dalam 1001 kepala

keluarga. Dengan demikian jumlahnya lebih banyak laki-lakinya.

Adapun untuk keadaan ekonomi secara keseluruhan penduduk desa

Bengkal adalah petani. Komposisi jumlah penduduk menurut pekerjaan dapat

kita lihat dengan perincian sebagai berikut;

Tabel. 3 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan 92

No Pekerjaan Jumlah (orang)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

Petani

Buruh Tani

Petani Penggarap

PNS / ABRI

Guru Wiyata

Perangkat Desa

Bidan Desa

Dukun Bayi

Tukang jahit

Pedagang Besar / Kecil

Tukang Batu

Industri Kecil

Kerajinan

Buruh Industri

Karyawan Pabrik

988

778

65

62

24

16

1

4

8

26

98

7

49

236

57

Jumlah 2.319

Keberadaan desa Bengkal dalam kesehariannya tidak bisa berjalan

sendiri antara perangkat satu dengan yang lain dan didukung dengan

92 Ibid

Page 56: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

45

pemerintahan dan juga organisasi di dalamnya. Seperti PKK, Polisi, Perangkat

Desa, BPD, LPMD, LMD, Karang taruna serta peran masyarakat yang sangat

antusias dalam segala kegiatan. Lembaga pemerintahan desa dipimpin oleh

seorang Kepala Desa yang dipilih masyarakat secara langsung dengan jangka

waktu periode delapan tahun. Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dibantu

lima orang Kepala Dusun dan beberapa Kaur.93

Sektor-sektor dalam ekonomi masyarakat yang telah berhasil

dikembangkan dan ditingkatkan adalah;

a. Sektor Pertanian

- Peningkatan pembangunan melalui intensifikasi

- Peningkatan produksi pangan dengan menanam bahan pokok pangan

- Rehabilitasi lahan kritis

- Pemanfaatan irigasi

- Penerapan panca usaha tani

b. Sektor Industri

- Peningkatan industri pertanian

- Peningkatan industri kecil hasil domestik

- Peningkatan industri kecil rumah tangga94

93 Wawancara dengan Bapak Soffan Hadi Santoso, Kepala Desa Bengkal, Bengkal,tanggal 13 Agustus 2009

94 Wawancara dengan Bapak Slamet Suroto, Kaur Kesra Desa Bengkal, Bengkal, tanggal13 Agustus 2009

Page 57: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

46

2. Kondisi Pendidikan dan Keagamaan di Desa Bengkal

Dalam bidang pendidikan, di Desa Bengkal terdapat berbagai

lembaga pendidikan baik formal maupun non formal. Untuk pendidikan

formalnya ada 3 pendidikan dasar yaitu; 2 SD dan 1 MI. sedangkan

pendidikan non formalnya terdiri dari 2 Madrasah Diniyyah dan 7 TPQ.

Bagi mereka yang berusia sekolah menengah lanjut dan perguruan tinggi,

meneruskan di desa tetangga atau luar daerah yang jauh sambil berdomisili

di tempat kos dan pesantren baik di Jawa Tengah sendiri, Jawa Timur, jawa

Barat dan daerah lainnya.95

Secara umum, pendidikan di sana cukup maju, yakni dengan dilihat

dari anak usia sekolah yang hampir semuanya mengenyam pendidikan rata-

rata sampai SLTA. Bahkan banyak yang kuliah di perguruan tinggi, baik di

dalam negeri maupun luar negeri. Dalam bidang pendidikan, lembaga TPQ

untuk kurikulum tidak hanya seputar membaca al-Qur’an, akan tetapi juga

materi keagamaan lainnya seperti ilmu nahwu dan shorof untuk murid

TPQ. Antusiasme dan kesadaran mendidik anak-anak melalui kemampuan

membaca al-Qur’an sangat tinggi, sehingga TPQ banyak dijadikan

alternatif pendidikan agama, disamping pengajian dan sekolah di madrasah

diniyah.96

Dalam kehidupan keberagamaan, Desa Bengkal mempunyai sarana

tempat ibadah yang dapat dilihat pada tabel berikut;

95 Ibid96 Ibid

Page 58: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

47

Tabel. 4 Sarana Ibadah Desa Bengkal 97

No Jenis Sarana Ibadah Jumlah

1

2

3

4

Masjid

Musholla

Gereja

Wihara

8

12

-

-

Jumlah 20

Jumlah penduduk Desa Bengkal 3450 jiwa dengan komposisi

pemeluk agama sebagai berikut;

Tabel. 5 Komposisi Pemeluk Agama98

No Agama / Kepercayaan Jumlah Penganut (orang)

1

2

3

4

5

Islam

Kristen

Katholik

Hindu

Budha

3434

16

-

-

-

Jumlah 3450

Sedangkan kegiatan dakwah yang ada di Desa Bengkal cukup lancar

melalui majelis ta lim yang digelar di masjid dan mushalla. Adapun kegiatan

keagamaan di Desa Bengkal sebagai berikut;

97 Buku Laporan Pertanggungjawaban Kepala Desa Bengkal Tahun 200798 Ibid

Page 59: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

48

Tabel. 6 Daftar Kegiatan Keagamaan Desa Bengkal 99

No Kegiatan Ada / Tidak

1

2

3

4

5

6

Jum’atan

Pengajian Umum

Pengajian Ibu-ibu

Pengajian Anak-anak / Remaja

Yasinan

Peringatan Hari Besar Islam

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

B. Praktek Pemberian Hibah

Menurut Ibnu Rusyid dalam kitab Bidayah al-Mujtahid hibah ada

dua macam, yaitu hibah barang dan hibah manfaat. 100 Hibah berupa barang

dapat dimiliki secara permanen sedangkan hibah manfaat tidak dapat dimiliki,

tetapi hanya dapat diambil manfaatnya saja dalam jangka waktu tertentu.

Hibah yang kedua ini misalnya seseorang menghibahkan tanah perkebunan

kepada orang lain selama 15 tahun, maka penerima hibah dapat mengambil

manfaatnya saja dan setelah 15 tahun perkebunan tersebut kembali kepada

pemiliknya.

Sementara praktek pemberian hibah yang ada di Desa Bengkal pada

umumnya dilaksanakan dengan menyerahkan barang (sebagian/semuanya)

untuk dimiliki secara terus-menerus dan bukan hanya sekedar untuk diambil

manfaatnya saja. Hal ini dimaksudkan agar barang yang sudah diberikan

tersebut segera dimiliki101.

99 Ibid100 Ibnu Rusyid, Bidayah al-Mujtahid.Ce t II, Semarang , t,th.hal 248

101 Wawancara dengan Bapak Soffan Hadi Santoso, Kepala Desa Bengkal, tanggal 13Agustus 2009.

Page 60: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

49

Secara garis besar praktek pemberian hibah berjalan lancar dan

tanpa menimbulkan keluhan, atau masalah dan sampai menjadi kasus. Untuk

mengetahui praktek pemberian hibah di Desa Bengkal, akan penyusun

gambarkan sebagai berikut:

1. Pemberi dan Penerima Hibah

Bila dilihat dari segi pemberi dan penerima hibah di Desa

Bengkal dapat dibedakan menjadi 4 kelompok yaitu:

a. Kakek/Nenek Kepada Cucu

Di Desa Bengkal kakek/nenek menghibahkan barang kepada

salah satu cucunya dan penghibahan ini biasanya terjadi karena sang

cucu bersedia menjaga dan merawat kakek atau nenek tersebut. Jadi

pemberian hibah ini bersifat balas budi.

b. Orang Tua kepada Anak Kandung

Praktek pemberian hibah semacam ini lazimnya dilakukan

pada saat anak tersebut melangsungkan pernikahan dengan maksud

agar hibah tersebut dapat dijadikan modal dalam kehidupan berumah

tangga.

c. Orang Tua kepada Anak Tiri

Disamping penghibah kelompok orang tua kepada anak

kandung seperti yang dikemukakan di atas, ada lagi praktek yang

dilakukan oleh orang tua hanya saja hibahnya tertuju pada anak tiri.

Seperti yang diketahui bahwa anak tiri adalah golongan yang tidak

Page 61: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

50

mempunyai hak waris karena tidak ada ikatan darah, sebagai gantinya

orang tua memberikan hartanya dengan cara hibah.

d. Orang Tua kepada Anak Angkat

Bagi orang tua yang karena sesuatu hal, tidak dapat

mempunyai keturunan biasanya mengangkat seorang anak untuk

diadopsi. Anak angkat adalah orang lain yang tidak dapat menjadikan

hubungan nasabiyah dengan orang tua angkatnya. Maka dalam hal ini

orang tua angkat memberikan hartanya dengan cara hibah.102

2. Obyek Hibah

Walaupun kekayaan dan harta benda yang dimiliki oleh

masyarakat Bengkal tidak jauh berbeda dengan masyarakat lain, tapi cukup

beragam. Sedangkan untuk proses penghibahan biasanya para orang tua

lebih suka menghibahkan harta bendanya berupa tanah perkebunan, sawah

dan rumah.

Pilihan obyek semacam ini sudah menjadi tradisi bahkan

dilakukan secara turun-temurun. Masyarakat yang ada di Desa Bengkal

yang umumnya adalah petani menganggap bahwa obyek hibah semacam

ini menjadi sebuah simbol bagi kehidupannya.103 Kalaupun saat ini tanah

perkebunan, sawah dan rumah masih menjadi sebuah pilihan utama obyek

hibah, agaknya disamping ada pertimbangan-pertimbangan tertentu juga

karena ada alasan dan fungsi dari benda-benda tersebut.

102 Ibid,103 Ibid,

Page 62: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

51

C. Kasus Hibah dan Cara Penyelesaiannya

Sudah menjadi sebuah tradisi masyarakat yang ada di Desa Bengkal

dalam praktek hibahnya para orang tua memberikan bekal hidupnya berupa

harta bergerak atau pun tidak bergerak kepada anak-anaknya ketika mereka

berumah tangga.

Demikian juga praktek pemberian hibah yang dilakukan oleh seorang

kakek atau nenek kepada cucunya. Pada saat seseorang sudah menginjak

usia senja, sementara anak-anaknya yang ada sudah berumah tangga dan

terkadang sibuk dengan kebutuhannya masing-masing sehingga pada waktu

itu hanya seorang cuculah yang merawat dan menjaga serta memperhatikan

kondisi kakek atau neneknya. Dari jasa seorang cucu inilah seorang kakek

menghibahkan hartanya kepada cucu atas dasar pengabdian yang

sebelumnya telah diberikan kepadanya. Kebiasaan-kebiasaan yang terjadi ini

bahkan telah berlaku terhadap anak tiri maupun anak angkat.

Pada umumnya praktek hibah dilakukan dengan mengeluarkan

(sebagian/semua) harta bendanya dengan mengundang saksi atau sebaliknya.

Terkadang dari pihak ahli waris pun tidak dimintai persetujuannya juga pada

proses penghibahan juga tidak membuat dokumen tertulis, sehingga setelah

pemberi hibah meninggal dunia, sering menimbulkan konflik atau masalah.

Selanjutnya dalam pemecahan/penyelesaian kasus pemberian hibah yang

terjadi dalam masyarakat di Desa Bengkal, pada mulanya masyarakat

Bengkal menempuh jalan musyawarah keluarga kemudian mengundang

ulama setempat atau melalui aparat desa.

Page 63: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

52

Contoh kasus hibah dan cara penyelesaiannya yang terjadi didalam

masyarakat Bengkal yaitu, antara lain:

a. Kasus Hibah dari Seorang Kakek kepada Cucu

Pada tahun 1998 Salimun (kakek) menghibahkan tanah sawah

seluas 0,185 ha kepada Abdul Aziz (cucu). Sawah tersebut terletak di

Dusun Surodadi, sebelum menghibahkan tanah tersebut semua ahli

waris terdiri dari Suparman, Amir dan Haris masing-masing

mendapatkan 0,150 ha. Oleh karena itu, oleh orang tuanya

menghibahkan hartanya tidak ada reaksi. Setelah beberapa tahun dan

harta yang telah dihibahkan dimiliki dan diambil manfaatnya oleh

penerima hibah baru timbul gugatan dari salah satu ahli waris.

Dalam isi gugatannya yang diajukan kepada penerima hibah

yaitu Pemberian tersebut hanyalah sebagai bentuk balas budi dari

seorang kakek kepada cucunya dan seharusnya pembagian harta haruslah

bersifat adil.104

Ketika pelaksanaan hibah itu terjadi dari pihak penghibah tidak

melakukan musyawarah bahkan tidak membuat bukti tertulis sebagai

bukti pemindahan kepemilikan tanah dari seorang kakek kepada

cucunya. Namun pada saat itu penyusun melakukan penelitian, penyusun

bertemu dengan dua orang saksi yaitu, Bapak Hadi dan Bapak Supeno

yang merupakan orang yang ditunjuk sebagai saksi oleh Salimun

(kakek). Yang menurut mereka, adanya gugatan dari salah satu ahli

104 Wawancara dengan Bapak Suparman (Anak Bapak Salimun), tanggal 29 mei 2010

Page 64: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

53

waris dari Salimun (kakek) disebabkan karena adanya keserakahan dari

pihak ahli waris yang sebelumnya telah menerima hibah dari orang

tuanya namun tidak bisa memanfaatkan pemberian secara maksimal.

Cara-cara yang ditempuh oleh ahli waris dalam usaha meminta

kembali harta yang telah dihibahkan dilakukan oleh penggugat secara

sepihak. Sehingga penerima hibah (cucu) menyerahkan harta tersebut

kepada penggugat dengan perasaan takut.105

b. Kasus Hibah dari Orang Tua kepada Anak Kandung

Kebiasaan yang terjadi di Dusun Bolang, terutama bagi keluarga

yang memiliki harta banyak dan terbilang mampu, biasanya rumah induk

yang selama ini di tempati oleh keluarga akan diberikan kepada anak

bungsunya, dan hal ini sangatlah mungkin untuk dilakukan.106 Dalam

praktek pemberian hibah di Dusun Bolang, hibah diberikan kepada

Bapak Sutrisno selaku sebagai anak yang paling bungsu yang

mempunyai 4 (empat) orang saudara.

Di dalam suatu keluarga anak bungsulah yang mendapatkan

tanah pekarangan dan sebelum rumah induk diberikan, saudara dari

Bapak Sutrisno sebelumnya juga telah menerima bagiannya. Namun

pemberian tersebut bila diukur dengan nilai uang tentunya tidak sama

dan anak bungsulah yang paling banyak mendapatkan harta hibah

tersebut

105 Wawancara dengan Bapak Hadi dan Bapak Supeno (saksi), tanggal 29 Mei 2010106 Wawancara dengan Bapak Soffan Hadi Santoso, Kepala Desa Bengkal, tanggal 29

Mei 2010

Page 65: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

54

Pada tahun 2000, Salah satu saudara dari Bapak Sutrisno

mengalami kesulitan dan waktu itu tidak terlalu memperhatikan kondisi

orang tuanya sampai meninggal dunia. Dari keempat saudara Bapak

Sutrisno, dua diantaranya menyetujui pemberian hibah yang berupa

rumah induk diberikan kepada Bapak Sutrino. Alasan bagi saudara yang

menyetujui, karena selama sakit, Bapak Sutrisnolah yang menjaga dan

merawat dan yang memperhatikan kondisi orang tuanya sebelum

mempunyai rumah sendiri. Sedangkan alasan yang tidak menyetujui

adalah anak bungsu mempunyai kesempatan dan belajar lebih tinggi.

Selama menjalani pendidikan, tidak sedikit biaya yang dikeluarkan.

Ketidak setujuan inilah yang menjadi gugatan setelah 40 hari orang

tuanya meninggal dunia. Maka dalam menyelesaikan masalah tersebut,

diadakanlah musyawarah keluarga.107

c. Kasus Hibah dari Orang Tua Kepada Anak Tiri

Pada kasus ini dijumpai seorang responden yang bernama Bapak

Moh. Jhumari dari Dusun Jetis, yang telah menerima hibah dari orang

tua tirinya yang berupa tanah sawah seluas 3 ha.108 Hibah ini diberikan

ketika orang tua tirinya masih hidup. Sedangkan dari orang tua tiri

Bapak Moh. Jhumari tersebut memiliki dua orang anak kandung yang

bernama Winarti dan Khamid yang semuanya telah berkeluarga. Sebagai

anak kandung, sudah barang tentu berhak atas harta peninggalan. Oleh

karena itu, setelah orang tuanya meninggal dunia, ahli waris

107 Ibid,108 Wawancara dengan Bapak Moh. Jhumari (Penerima Hibah) tanggal 30 Mei 2010

Page 66: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

55

menginginkan harta (hibah) yang sebelumnya diberikan kepada Bapak

Moh, Jhumari dibagi kembali secara waris dan sesuai dengan ketentuan-

ketentuan Hukum Waris, akan tetapi permintaan ini tidak disetujui oleh

Bapak Moh. Jhumari karena tanah sawah 3 ha sudah dihibahkan.

Menurut sumber yang diperoleh dari penerima hibah, semua

harta dihibahkan karena disamping adanya kedekatan dan perhatian dari

orang tua tiri. Pada saat orang tua tirinya sakit, anak kandung sibuk

dengan kerjaannya masing-masing. Dengan adanya alasan tersebut

permintaan dari pihak anak kandung untuk mengambil kembali harta itu

tidak dipenuhi oleh anak tiri. Maka dalam hal ini terjadilah

persengketaan atau tuntutan yang kemudian diajukan melalui lembaga

musyawarah Desa setempat.109

d. Kasus Hibah dari Orang Tua kepada Anak Angkat.

Contoh kasus hibah yang terjadi di Dusun Bengkal ini ada dua

macam yaitu:

- Pada tahun 1999 telah terjadi penghibahan, penghibah bernama

Bapak Suyitno dan hibah diberikan kepada Rahman (anak angkat).

Harta yang dihibahkan berupa tanah seluas 3,5 ha. Dalam hal ini

anak angkat telah dianggap berjasa dalam keluarga Bapak Suyitno

karena sebelumnya Bapak Suyitno belum memiliki keturunan dan

sudah sewajarnya balas budi dilakukan kepada anak angkatnya

supaya harta benda miliknya tidak jatuh ke tangan orang lain. Pada

109 Ibid,

Page 67: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

56

waktu pelaksanaan hibah tidak ada satupun ahli waris yaitu, Bapak

Jumadi dan Bapak Saridi tidak dimintai persetujuan, padahal harta

yang dihibahkan tersebut merupakan harta milik Bapak Suyitno.110

Pemberian hibah ini dilakukan secara sepihak dan

mengakibatkan saudara dari ahli waris menuntut kepada penerima

hibah untuk menyerahkan kembali hibahnya agar harta tersebut

dibagi waris sesuai dengan ketentuan Hukum yang berlaku.

Dalam hal ini ahli waris mengajukan tuntutan kepada

penerima hibah karena penggugat mempersoalkan proses penguasaan

dan kepemilikan harta kekayaan saudaranya. Jalan yang ditempuh

dalam menyelesaikan masalah ini yaitu, lewat musyawarah desa dan

bagian harta yang anak angkat terima tidak kurang dari 1/3 bagian

dari seluruh harta kekayaan almarhum (Bapak Suyitno). Sedangkan

saudara almarhum (Bapak Suyitno) mendapatkan sisa dari anak

angkat tersebut.111

- Pada kasus ini tidak jauh berbeda dengan yang di atas. Penghibah

(Bapak Pudjo Sumarno) dan penerima hibah (Endang Prihatin) dan

harta yang dihibahkan berupa barang tidak bergerak yaitu, tanah

seluas 2980 m2. Penghibahan dilaksanakan pada waktu penghibah

masih hidup yaitu, pada tahun 1991. Ketika diwawancarai mengenai

kepastian kapan hari dan tanggal penghibahan, penghibah

menyebutkan kira-kira pada waktu Hari Raya Idul Fitri. Namun

110 Wawancara dengan Bapak Jumadi (Saudara penghibah) tanggal 30 Mei 2010111 Wawancara dengan Bapak Mujabin (Aparat Desa Bengkal) tanggal 30 Mei 2010

Page 68: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

57

beberapa tahun kemudian harta tersebut ditarik kembali oleh orang

tua angkat karena pihak penghibah mendapat gugatan dari anak

kandung yang mengharapkan tanah hibah dapat kembali menjadi

milik ayahnya (Bapak Pudjo Sumarno).

Ketika proses penghibahan, penghibah tidak

memperhitungkan seberapa besar harta yang harus dimiliki oleh anak

angkat karena Bapak Pudjo Sumarno merasa berhutang budi. Dengan

adanya alasan ini anak kandung meminta kepada Bapak Pudjo

Sumarno untuk berbuat adil dan menentukan sikap.112

Pada tahun 2003 terjadilah percekcokan antara Ibu Endang

Prihatin dengan anak Bapak Pudjo Sumarno yang pada saat itu dari

pihak Ibu Endang tetap bersikukuh tidak mau menyerahkan harta

yang sebelumnya telah dihibahkan kepadanya. Dan pada saat anak

kandung melakukan gugatan kepada Bapak Pudjo Sumarno, anak

kandung menginginkan agar ayahnya tetap menarik kembali

hibahnya karena dalam pemberian tersebut tidak sah dengan alasan:

1) Tidak ada bukti tertulis yang menunjukkan bahwa tanah yang

dimaksudkan telah dihibahkan.

2) Anak kandung tidak dimintai persetujuan.

3) Harta yang dihibahkan terlalu berlebihan

Diakui oleh penghibah, bahwa perbuatan melakukan

penarikan hibah bukanlah kehendak sendiri. Karena pada waktu

112 Wawancara dengan Bapak Soffan Hadi Santoso, Kepala Desa Bengkal, tanggal 13Agustus 2009

Page 69: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

58

melakukan penghibahan, dari pihak penghibah sudah mantap dan

ikhlas. Sehingga apabila penarikan tetap saja dilakukan maka

dianggap sesuatu hal yang tidak mungkin untuk dilakukan.113

Pada tanggal 10 Mei 2003, penarikan dilakukan oleh

penghibah di rumah penerima hibah. Oleh karena itu dengan

mencabut kembali hibahnya diharapkan dapat meredam konflik

keluarga. Namun sebaliknya konflik keluarga tetap tidak bisa

dihindarkan dan semakin rumit permasalahannya.

Cara yang ditempuh oleh Bapak Pudjo Sumarno adalah

dengan melakukan musyawarah secara kekeluargaan melalui proses

negosiasi. Dan bila tidak ada kesepakatan dari kedua belah pihak

yang bersengketa, dengan terpaksa Bapak Pudjo Sumarno menarik

kembali hibahnya dari anak angkat dan harta hibah tersebut tidak

diberikan kepada siapapun baik anak angkat maupun anak

kandung.114

113 Wawancara dengan Bapak Pudjo Sumarno (Penghibah),tanggal 13 Agustus 2009114 Wawancara dengan Bapak Soffan Hadi Santoso (Kepala Desa Bengkal), tanggal 13

Agustus 2009

Page 70: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

59

BAB IV

ANALISIS TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA PEMBERIAN

HIBAH YANG MELEBIHI 1/3 DARI KETENTUAN HUKUM ISLAM

DI DESA BENGKAL KEC. KRANGGAN KAB. TEMANGGUNG

D. Analisis Terhadap Bentuk Penyelesaian Sengketa Pemberian Hibah yang

Melebihi 1/3 dari Ketentuan Hukum Islam di Desa Bengkal Kec.

Kranggan Kab. Temanggung.

Setiap masyarakat memiliki berbagai macam cara untuk memperoleh

kesepakatan dalam menyelesaikan sengketa, perselisihan atau konflik yang

sedang mereka hadapi. Penyelesaian sengketa dapat saja dilakukan oleh kedua

belah pihak secara kooperatif, dibantu oleh orang lain atau pihak ketiga yang

bersifat netral dan sebagainya.

Dalam pemberian hibah disini, pihak yang mendapatkan harta hibah

yaitu, pihak cucu, anak kandung, anak tiri dan anak angkat. Dalam hal ini

pihak yang diberi hibah menuntut keadilan dan persamaan hak kepada pihak

penghibah dalam hal pemberian. Sebagaimana dalam dalil yang diriwayatkan

dari Ibnu Abbas r.a bahwa Nabi SAW bersabda:

.Artinya :” Samakanlah diantara anak-anak kalian dalam pemberian. Seandainya

aku hendak melebihkan seseorang, tentulah aku lebihkan anak-anakperempuan.”115

115 A Hasan dkk, Soal-Jawab Tentang Berbagai Masalah Agama, Bandung: PT C.VDiponegoro, Cet.VI, 1982, hlm 693

Page 71: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

60

Pada dasarnya proses yang ditempuh oleh para pihak yang bersengketa

adalah diluar pengadilan (kekeluargaan). Cara ini sebagai suatu kebiasaan yang

bersifat informal (hukum adat setempat) dan dianggap relatif lebih mudah dan

cepat. Oleh karena itu kebanyakan masyarakat Bengkal dalam menyelesaikan

konflik keluarga biasanya menggunakan pendekatan terhadap para pihak yang

bersengketa dengan jalan musyawarah. Hal ini berbeda dengan proses

pengadilan umum biasanya masyarakat menganggap bahwa prosesnya sangat

menyita waktu, mahal dan membangkitkan pertimbangan yang mendalam.116

Kasus Hibah dan Bentuk penyelesaian sengketa yang ditempuh oleh

para pihak yaitu, antara lain :

a. Hibah dari Seorang Kakek kepada Cucu

Kasus gugatan hibah dari kakek (Salimun) kepada cucunya (Abdul

Aziz),seperti yang telah diterangkan sebelumnya, bahwa penerima (cucu)

telah mendapat 0,185 ha, kala itu digugat oleh salah satu ahli waris dengan

alasan pemberian itu tidak didahului dengan musyawarah keluarga dan

tidak ada bukti tertulis yang menunjukkan adanya pemindahan harta hibah

dari kakek kepada cucunya.

Kemudian masalah saksi sebagai penguat adanya pemberian hibah,

sebenarnya telah dilakukan oleh ahli waris sendiri dengan menunjuk dua

orang tetangga (Bapak Hadi dan Bapak Supeno). Namun, dari pihak

penghibah hanya sendirian dalam menyetujui pemberian tersebut,

sedangkan dua orang saksi lainnya hanya diam dalam arti tidak dimintai

116 Wawancara dengan Bapak Soffan Hadi Santoso, Kepala Desa Bengkal, Bengkal 29Mei 2010

Page 72: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

61

persetujuan. Walaupun demikian hal ini tidak dapat mempengaruhi

keabsahan hibah itu sendiri. Dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 210

menerangkan bahwa pemberian hibah harus dihadapan dua orang saksi.117

Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT:

Ÿwur(#þq è=ä. ù' s?N ä3 s9ºuq øBr&N ä3 oY ÷• t/È@ÏÜ» t6 ø9$$Î/(#q ä9ô‰è?ur!$ygÎ/’n<Î)ÏQ$¤6 çtø:$#

Artinya: ”Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagianyang lain diantara kamu dengan jalan yang batil, dan(janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepadahakim. (QS.Al-Baqarah:188)118

Kemudian pandangan ahli waris yang berpendapat bahwa harta

hibah sebagai balas budi tersebut merupakan pemberian hibah selama

penerima hibah mengurusi pemberian hibah itu secara baik dan benar.

Maka hal ini bukanlah ukuran yang baku dalam pemberian hibah.

Sebenarnya pemberian hibah dapat menambah hubungan yang

sangat erat tali persaudaraan diantara keluarga, sudah terealisir hal ini

dapat terbukti dengan secara harmonis yang telah berjalan bertahun-tahun

dan tiada tanda-tanda keretakan keluarga. Dalam permasalahan ini

bukanlah bertumpu pada masalah hibah akan tetapi pada kondisi ekonomi

yang sedang dialami oleh salah ahli waris dan mempunyai watak atau sifat

penggugat yang kurang terpuji.

Bentuk penyelesaian yang dilakukan oleh pihak penggugat adalah

dengan cara sepihak, dengan memaksa pihak penerima hibah untuk

mengembalikan harta tersebut. Hal ini sangatlah bertentangan dengan

117 Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Departemen Agama RI, Jakarta: 2004, hlm.208118 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, Jakarta : Bumi Restu, 1974,

hlm 46

Page 73: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

62

prinsip-prinsip yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan hibah yaitu, salah

satunya prinsip musyawarah. Sebagaimana firman Allah:

öN èd ö‘Ír$x© ur’ÎûÍ•öDF{ $#(

Artinya : “Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. (QS. Al-Imron, 159)119

Dalam pelaksanaan perintah musyawarah ini, Nabi selalu

bermusyawarah dengan sahabat-sahabatnya hingga masalah-masalah yang

berhubungan dengan masalah rumah tangga.120

b. Hibah dari Orang Tua Kepada Anak Kandung

Kasus pemberian hibah yang dialami Bapak Sutrisno (anak bungsu),

hibah tersebut berupa rumah induk yang sampai sekarang masih ditempati.

Seperti kebiasaan masyarakat Dusun Bolang, biasanya anak yang baru

menikah mendapatkan modal usaha, baik berupa uang, rumah, tanah. Disini

anak bungsulah yang mendapatkan rumah induk disamping sebagai bekal

hidup seperti yang dihibahkan kepada anak-anak lain yang telah berumah

tangga. Melihat permasalahan di atas seharusnya diperhitungkan jerih

payah anak bungsu selama merawat orang tua dan janganlah dipandang

tidak professional, artinya rumah induk yang sekarang ditempati pemberi

hibah diperhitungkan sebagai harta warisan. Dari faktor inilah menjadi

nilai lebih yang mana rumah tersebut sangatlah layak diberikan kepada

Sutrisno dari pada saudara-saudara lainnya.

119 Ibid,hlm 103120 Wahbah az-Zuhayly, Ta lim al-Muta alim Fil Bayan al-Tariq al-Ta lim, Bandung: PT

al-Ma’arif , t,th.hlm 14

Page 74: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

63

Bentuk penyelesaian yang dilakukan oleh para pihak yang

bersengketa adalah dengan cara musyawarah keluarga melalui proses

negosiasi. Dalam musyawarah tersebut para pihak mendapatkan bagiannya

masing-masing sesuai dengan ketentuan Hukum Waris. Hal ini haruslah

sesuai dengan prinsip keadilan/persamaan. Karena melebihkan atau

melakukan perbedaan pemberian hibah antara anak yang satu dengan yang

lain merupakan sesuatu yang sangat sensitif untuk timbulnya suatu

perseteruan dan dapat mengancam keutuhan keluarga.

Prinsip keadilan dalam pemberian hibah yang dianjurkan dalam

agama, juga dapat menjaga keutuhan keluarga serta utuhnya hubungan

silaturrahmi. Hal ini sesuai dengan Firman Allah:

4(#q ä9ωôã $#uq èdÜ> t• ø%r&3“uq ø)­G=Ï9((

Artinya: Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. (QS Al- Maidah 8).121

c. Hibah dari Orang Tua Kepada Anak Tiri

Dalam kasus ini ada empat point yang harus dicermati dan

diperhatikan karena dalam hal ini berkaitan dengan Hukum Islam, yaitu:

1. Pengakuan dari anak tiri bahwa harta tersebut diberikan kepadanya

karena kedekatan, perhatian orang tua tirinya.

2. Dalam pengakuan anak tersebut, anak tiri sebagai penerima hibah tidak

mendatangkan saksi.

121 Departemen Agama RI, Op.Cit.,hlm 109

Page 75: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

64

3. Harta yang dihibahkan adalah keseluruhan harta yang dimiliki oleh

penghibah (Bapak Jhumari). Dan kalaupun pengakuan tersebut dapat

dibuktikan, maka seluruh harta pemberian tidak dapat dibenarkan,

karena pemberian hibah maksimal adalah 1/3 dari keseluruhan harta

penghibah. Dan hal ini bertentangan dengan prinsip keadilan karena

orang tua tiri tersebut masih mempunyai anak kandung yang berhak

pula menerima hibah.

4. Pemberian hibah tersebut dilakukan pada saat pemberi hibah dalam

keadaan sakit yang membawa kematian.122

Bentuk penyelesaian sengketa yang dilakukan oleh para pihak

yaitu, dengan cara Mediasi melalui Lembaga Musyawarah Desa

(LMD).123 Mediasi adalah sebagai upaya penyelesaian sengketa para

pihak dengan kesepakatan bersama melalui Mediator yang bersifat

netral, dan tidak membuat keputusan atau kesimpulan bagi para pihak,

tetapi sebagai penunjang fasilitator untuk terlaksananya dialog antara

pihak dengan suasana keterbukaan, kejujuran dan tukar pendapat untuk

tercapainya mufakat.124 Mediator berfungsi untuk menginterpretasikan

pikiran dan kekhawatiran pertukaran informasi antara pihak dan

memperkecil masalah. Semua ini tergantung juga pada besar dan

kompleksnya masalah dan kapasitas kemampuan mediator.125

122 Wawancara dengan Bapak Soffan Hadi Santoso, Kepala Desa Bengkal, tanggal 29Mei 2010

123 Ibid,124 Susanti Adi Nugroho, Mediasi sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa, Jakarta:

PT.Telaga Ilmu Indonesia,2009.Cet.I. hlm 25125 Ibid, hlm.43

Page 76: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

65

Jalan yang ditempuh dalam menyelesaikan masalah ini adalah

lewat musyawarah Desa yang mana menghasilkan keputusan bahwa

bagian harta yang diterima oleh anak tiri adalah tidak kurang dari 1/3

bagian dari seluruh harta kekayaan almarhum. Sedangkan pihak ahli

waris mendapatkan bagiannya sesuai dengan ketentuan Hukum

Waris.126

d. Hibah dari Orang Tua Kepada Anak Angkat

Kasus pemberian hibah dari orang tua kepada anak angkat,

persoalannya sama dengan yang dijelaskan di atas. Yaitu, memberikan

harta kekayaan seluruhnya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,

para pihak yang bersengketa membawa masalah tersebut dalam

musyawarah keluarga atau melalui musyawarah Desa.

- Pemberian hibah yang dilakukan oleh Bapak Suyitno adalah sepihak

dan dalam hal ini mengakibatkan konflik antara anak angkat dengan

saudara penghibah sendiri. Untuk menyelesaikan masalah tersebut para

pihak melakukan musyawarah keluarga maupun membawa masalah ini

melalui jalur musyawarah Desa. Dari hasil musyawarah, para pihak

melakukan negosiasi atau proses tawar menawar, Pihak anak angkat

disini mendapatkan bagiannya tidak kurang dari 1/3 bagian dari seluruh

harta kekayaan almarhum Bapak Suyitno. Sedangkan saudara dari

almarhum mendapatkan bagiannya sesuai dengan ketentuan Hukum

126 Wawancara dengan Bapak Soffan Hadi Santoso, Kepala Desa Bengkal, tanggal 29Mei 2010

Page 77: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

66

Waris.127 Mengingat bahwa pemberian hibah yang dilakukan oleh

penghibah sendiri, maka dalam hal ini tidak dapat disahkan. Karena

menyalahi prinsip Keadilan dan persamaan. Firman Allah SWT:

(#q ä9ωôã $#uq èdÜ> t• ø%r&3“uq ø)­G=Ï9((

Artinya: “Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.”(QS. Al-Maidah:8)128

Menurut Hukum Waris Islam ahli waris yang saudara kandung dari

almarhum tersebut mendapat ashobah dan oleh Karena itu ada saudara

yang menghijabnya juga tidak ada kakek, maka saudara kandunglah

yang berhak mendapat keseluruhan harta yang tinggalkan.129

- Penghibahan yang dilakukan sebelumnya oleh Bapak Pudjo Sumarno

yaitu, tidak begitu memperhitungkan seberapa besar yang harus

diberikan kepada anak angkat karena adanya rasa balas budi. Dan

akhirnya pada tahun 2003 terjadilah percekcokan antara anak angkat

dengan anak kandung. Yang mana anak kandung disini menginginkan

agar harta tersebut ditarik kembali oleh penghibah (Bapak Pudjo

Sumarno) dan dibagi secara adil. Pada tanggal 10 Mei 2003 , penarikan

dilakukan oleh penghibah di rumah penerima hibah (Ibu Endang

Prihatin) dengan maksud agar dapat meredam konflik keluarga. Cara

yang ditempuh oleh Bapak Pudjo Sumarno adalah sepihak, dengan

mengundang kedua belah pihak yang bersengketa untuk melakukan

127 Ibid,128 Departemen Agama RI, loq.cit, hlm 109129 Wawancara denga Bapak Soffan Hadi Santoso, Kepala Desa Bengkal, tanggal 29 Mei

2010

Page 78: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

67

proses negosiasi. Namun sebaliknya, tidak ada kesepakatan dari kedua

belah pihak untuk mengakhiri konflik. Dengan sangat terpaksa Bapak

Pudjo dalam menentukan sikap adalah menarik kembali hibahnya dari

anak angkat dan hibah tersebut tidak dibagikan kepada siapapun baika

anak angkat maupun anak kandung.130

Bila ditinjau dari hukum adat setempat secara khusus bentuk

penyelesaian sengketa adalah dengan musyawarah keluarga maupun lewat

lembaga musyawarah desa. Karena pemberian hibah yang sebelumnya

melebihi 1/3 kemudian ditarik kembali dan hibah tersebut kemudian akan

dibagi secara adil dan masing-masing pihak mendapatkan bagiannya.

Dalam kaidah ushul fiqih dikenal istilah al urf. Secara bahasa al- urf

dipahami sebagai suatu yang diketahui, dikenal dan dianggap baik serta

diterima oleh pikiran dan akal sehat. ‘urf ialah sesuatu yang telah sering

dikenal dan dikenal oleh manusia dan telah menjadi tradisinya pada suatu

daerah, baik berupa ucapan atau perbuatannya dan atau hal meninggalkan

sesuatu juga disebut adat.

Menurut istilah ahli syara’, tidak ada perbedaan di antara ‘urf dan adat,

maka ‘urf yang bersifat perbuatan adalah seperti saling pengertian manusia

tentang jual beli dengan pelaksanaan tanpa sighot yang diucapkan. Sedang ‘urf

yang bersifat ucapan adalah seperti saling mengerti mereka tentang kemutlakan

lafal al-walad atas anak laki-laki bukan anak perempuan, dan juga saling

mengerti mereka agar tidak mengitlakkan lafal al-lahm yang bermakna daging

130 Wawancara dengan Bapak Pudjo Sumarno, Kepala Desa Bengkal,tanggal 13 Agustus2009

Page 79: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

68

atas al-jamak yang bermakna ikan tawar. Jadi ‘urf adalah terdiri dari saling

pengertian manusia atas perbedaan tingkatan mereka, keumumannya dan

kekhususannya.131

‘Urf menurut penyelidikan adalah bukan dalil syara’ yang tersendiri.

Pada umumnya ia adalah termasuk memelihara maslahah sebagaimana

dipelihara dalam pembentukan hukum.132

Bentuk penyelesaian sengketa pemberian hibah dilakukan berdasarkan

pengertian dari para pihak penghibah, penerima hibah maupun ahli waris.

Oleh karena itu dalam menentukan kapan penyelesaian hibah, pelaksanaan

dalam penarikan hibah dilakukan, para pelaku yang terlibat didalamnya tidak

dapat menjelaskan secara pasti. Para pelaku hanya menyebutkan berdasarkan

perkiraan saja. 133

Di dalam hukum Islam sebagai salah satu dari rukun hibah, penghibah

disyaratkan:

1. Pemberi hibah memiliki barang yang dihibahkan.

2. Pemberi hibah bukan orang yang dibatasi haknya.

3. Pemberi hibah adalah orang dewasa (baligh).

4. Pemberi hibah tidak karena dipaksa, sebab akad hibah mensyaratkan

keridhaan.134

131 Abdul Wahab Khallaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam (Ilmu Ushul Fiqh), Jakarta:Rajawali Press, 1991, hlm. 133-134.

132 Ibid., hlm. 137.133 Wawancara dengan Bapak Soffan Hadi Santoso, Kepala Desa Bengkal, Bengkal 29

Mei 2010134 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah 4, Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006, Cet.I, hlm. 437-438.

Page 80: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

69

Adapun syarat penerima hibah dalam hukum Islam ia hadir (ada) pada

saat pemberian hibah, apabila ada atau diperkirakan ada, misalnya janin, maka

hibah tersebut tidak sah. Namun apabila penerima hibah ada pada saat

pemberian hibah, tetapi masih kecil atau gila, maka hibah tersebut diambil oleh

walinya, pemeliharanya, atau pendidiknya sekalipun dia orang asing.135

Dengan demikian karena bentuk penyelesaian sengketa benda hibah

dan kadar benda yang dihibahkan tidak bertentangan dengan syarat-syarat di

atas maka dapat diterima oleh hukum Islam. Di atas telah dijelaskan bahwa

dalam Islam hibah menjadi sah apabila ada ijab, kabul dan qabad.

Menurut Chuzaimah T.Yango dan Hafiz Anshary, pengertian ijab

dalam hukum Islam yaitu penghibah mengucapkan, “Saya berikan ini kepada

engkau , kabul yaitu penerima hibah mengucapkan, saya terima”. Qabad

yaitu serah terima.

Sighat hibah hendaknya perkataan yang mengandung pengertian hibah

dan hendaklah ada persesuaian antara ijab dan kabul. Persyaratan adanya

ketegasan ijab dan kabul kenyataannya tidak disepakati oleh ulama-ulama

mujtahid. Sebagian besar ulama yang beraliran fiqih syafi’iyah dan Malikiyah

mensyaratkan bagi orang yang mampu berbicara untuk menegaskan ijab dan

kabul bagi keabsahan hibah.136 Menurut mereka, orang yang menghibahkan

harus secara tegas mengatakan ijab atau pemberiannya. Begitu pula yang

menerima hibah harus secara tegas pula mengatakan dengan lisan atas

pemberiannya. Keharusan adanya penegasan hibah dengan lisan dimaksudkan

135 Ibid.136 Yurisrudensi (Peradilan Agama) dan Analisa, Yayasan al-Hikmah dan Direktorat

Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam Departemen Agama, Jakarta: 1995, hlm. 672.

Page 81: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

70

agar secara jelas apa yang diberikan itu adalah hibah dan dilakukan dengan

kehendak sendiri secara rela.

Dengan adanya ketegasan hibah itu, baru berlaku baginya segala

hukum hibah. Adanya keharusan ketegasan penerimaan dengan lisan, agar

secara pasti diketahui keadaan penerimanya.137 Sedangkan Hukum Perjanjian

Dalam Islam karangan Chairuman Pasaribu dan Suhwardi K Lubis,

menerangkan bahwa sebagian kalangan Hanafiyah berpendapat ijab saja sudah

cukup tanpa harus diikuti dengan kabul, dengan perkataan lain hanya

berbentuk pernyataan sepihak. Untuk keabsahan hibah tidak mesti adanya

ketegasan ijab dan kabul secara lisan. Menurut aliran ini hibah dianggap sah,

sekalipun dengan tindakan-tindakan yang biasa dipahami menunjukkan

adanya pemberian.138 Dan itulah yang paling shahih.139 Alasan pendapat

Hanafiyah adalah dalam sebuah hadits diceritakan bahwa Rasulullah berkata

pada Abdullah ibnu Umar, “lakukanlah sesuka hatimu terhadap keledai itu”,

dengan maksud menghibahkan kepada Umar. Dalam cerita tersebut Rasulullah

tidak secara tegas dengan lisan melafalkan ijab hibah dan begitu pula dengan

Ibnu Umar yang tidak secara tegas dengan lisan menerima hibah dari

Rasulullah.

Hukum adat tidak menentukan bahwa hibah wasiat itu bersifat terbuka

atau tertulis sendiri sebagaimana pasal 931 KUH Perdata. Tetapi jika mungkin

hal itu dapat dilaksanakan. Namun yang bisa berlaku adalah menurut hukum

137 Satria Effendi M.Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, AnalisisYurisprudensi dengan Pendekatan Ushuliyah, Jakarta: Prenada Media, 2004, cet. I, hlm. 475.

138 Satria Effendi, M. Zein, op.cit.139 Sayyid Sabiq, op.cit., hlm. 170.

Page 82: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

71

adat setempat, yang mana cukup diucapkan di hadapan istri, anak-anak atau

anggota keluarga dekat lainnya. Kemudian hendaknya diperhatikan

sebagaimana putusan Mahkamah Agung tanggal 23 Agustus 1960 No. 225

K/SIP/1960 bahwa hibah itu tidak memerlukan persetujuan ahli waris dan

hibah itu tidak mengakibatkan ahli waris dari si penghibah, sedangkan hibah

wasiat itu tidak boleh merugikan ahli waris dari si penghibah.140

Jika ditinjau dari segi yuridis formal dalam hal ini KUH Perdata,

dalam pasal 1682 ditegaskan bahwa “Tiada suatu hibah, kecuali yang

disebutkan dalam pasal 1687, dapat atas ancaman batal, dilakukan selainnya

dengan suatu akta notaris, yang aslinya disimpan oleh notaris itu”. Dari pasal

tersebut terlihat bahwa untuk penghibahan benda tak bergerak ditetapkan

suatu formalitas dalam bentuk akta notaris.141

Berkaitan dengan pembagian ‘urf yang telah penulis sampaikan di atas,

transaksi hibah yang ada di Desa Bengkal adalah termasuk ‘urf yang bersifat

perbuatan. Sebagaimana kaidah ushul fiqih yang berbunyi:

Artinya: “Adat adalah sebagai hukum”

Menurut penulis bentuk penyelesaian yang dilakukan oleh mayarakat

Bengkal adalah dengan cara musyawarah termasuk suatu kebiasaan. Hal ini

bertujuan untuk menghindari terjadinya konflik yang berkepanjangan dan adat

termasuk suatu ketetapan hukum yang dibuat oleh masyarakat itu sendiri.

140 Hilman Hadikusumah, Hukum Waris Adat, Bandung: Alumni, 1983, hlm. 69.141 R. Subekti, Aneka Perjanjian, Bandung: PT. Citra Aditsya Bhakti, 1995, hlm. 102.

Page 83: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

72

Sedangkan untuk pemindahan hak milik dengan cara penghibahan

dalam hal ini benda tidak bergerak (tanah) lebih baik mengikuti pasal 1682

KUH Perdata, yaitu harus disertai dengan akta otentik. Karena dengan adanya

akta otentik atau bukti tertulis yang sah maka dapat mencegah timbulnya

konflik antara para ahli waris dengan si penerima hibah. Jika hibah tanpa akta

otentik akan menimbulkan kesan bahwa transaksi hibah itu dilakukan secara

gelap. Sebaliknya dengan akta otentik, maka untuk transparansi menjadi

tampak. Hal ini akan menguntungkan kedua belah pihak yaitu pemberi hibah

dan penerima hibah, juga dapat menguntungkan bagi ahli waris lainnya dalam

konteks dengan terpeliharanya hubungan harmonis antara para pihak.

Penerima hibah juga menjadi tahu tentang seberapa banyak dan

seberapa besar hak-haknya. Kenyataannya memang tidak jarang peristiwa

gugat menggugat di pengadilan sebagai akibat adanya salah satu pihak merasa

diperlakukan secara tidak adil dan dicurangi sehingga seringkali konflik

tersebut berlanjut hingga kepada anak cucu.

Bertumpu pada alasan di atas, penulis berpendapat bahwa Bentuk

penyelesaian sengketa haruslah sesuai dan perlu dilakukan karena dalam hal

pemberian yang melebihi 1/3, masih ada ahli waris yang harus dihormati

haknya. Sedangkan mengenai harta otentik merupakan sebagai salah satu

syarat penghibahan benda tidak bergerak menjadi unsur yang sangat penting

dalam menjaga nilai kekuatan dan pembuktian dari hibah itu sendiri. Karena

akta otentik (alat bukti surat) merupakan alat bukti pertama dan lebih utama.

Dikatakan pertama oleh karena (alat bukti surat) gradasinya disebut pertama

Page 84: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

73

dibandingkan alat bukti lainnya, sedangkan dikatakan utama karena pada

asasnya di dalam perkara perdata, yang dicari adalah kebenaran formal, maka

alat bukti yang berbentuk tulisan merupakan alat bukti yang sengaja dibuat

untuk dapat dipergunakan sebagai alat pembuktian utama.

E. Analisis Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penyelesaian Sengketa

Pemberian Hibah yang Melebihi 1/3 dari Ketentuan Hukum Islam di Desa

Bengkal Kec. Kranggan Kab. Temanggung

Dalam penyelesaian sengketa yang ada di Desa Bengkal, pemberi hibah

menarik kembali hibahnya baik dari cucu, anak kandung, anak tiri dan anak

angkat. Di dalam penarikan hibah itu sendiri bertujuan untuk meredam konflik

antara keduanya. Menurut hukum Islam menarik kembali suatu hibah yang

telah diberikan kepada orang lain tidak dibenarkan (haram), kecuali hibah

orangtua terhadap anak-anaknya. Karena sesungguhnya seseorang itu ikut

memiliki harta anaknya, karena itu dia boleh, makan dari padanya, baik dengan

seizin anak atau tidak. Dan dibolehkan juga dia mempergunakan

(membelanjakan) harta anaknya selama tidak boros dan tidak seenaknya

sendiri.

Untuk penarikan hibah, menurut As-Sayyid Sabiq bahwa al’ruju’ di

dalam hibah hukumnya adalah haram, walaupun dalam penarikan hibah

dilakukan kepada saudara atau suami, istri kecuali hibah seorang bapak

(orangtua) kepada anaknya. Hal ini sesuai dengan Hadits Nabi:

Page 85: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

74

:) (

Artinya: Dari Ibnu Abbas dan Ibnu Umar r.a, Seorang tidak dihalalkanmenarik lagi pemberian yang telah diberikan, kecuali orangtua yangmenarik kembali sesuatu yang telah diberikan kepada anaknya(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah dan Turmudzi dan Nasa i).142

Di dalam segi pemecahan kasus hibah yang terjadi di Desa Bengkal,

menurut Hukum Islam, yaitu:

- Hibah dari Kakek Kepada cucu

Penyelesaian kasus hibah yang dilakukan sepihak oleh penggugat

dengan menekan penerima hibah agar menyerahkan harta hibahnya adalah

tidak dibenarkan oleh syari’at islam. Hal ini sesuai dengan firman Allah

SWT:

Ÿwur(#þq è=ä. ù' s?N ä3 s9ºuq øBr&N ä3 oY ÷• t/È@ÏÜ» t6 ø9$$Î/(#q ä9ô‰è?ur!$ygÎ/’n<Î)ÏQ$¤6 çtø:$#(#q è=à2ù' tG Ï9

$Z)ƒ Ì• sùô Ï̀iBÉAºuq øBr&Ĩ$̈Y9$#ÉO øO M}$$Î/óOçFRr&urtbq ßJ n=÷ès?ÇÊÑÑÈ

Artinya Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagianyang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan(janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim,supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta bendaorang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamumengetahui. (QS. Al-Baqarah:188)143

Oleh karena harta hibah diserahkan secara paksa, maka penerima

berhak menggugat kembali harta hibahnya yang diperoleh dengan cara yang

142 A Hasan, Soal-Jawab Tentang Berbagai Masalah Agama, Bandung: PT. c.v.Diponegoro, 1982,Cet IV.hlm 691.

143 Departemen Agama RI , Al-Qur an dan Terjemahnya, Jakarta :Bumi Restu , 1974, hlm 46

Page 86: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

75

sah dan benar, agar dikembalikan kepadanya dengan menunjukkan alat

bukti yang menguatkan atau bukti otentik.

- Hibah dari Orang Tua Kepada Anak Kandung

Seperti yang dijelaskan di depan, penyelesaian masalah hibah yang

dialami oleh Bapak Sutrisno sebagai anak bungsu yaitu dengan cara

musyawarah keluarga dengan mendatangkan ulam sebagai saksi ahli.

Menurut pandangan Syari’at Hukum Islam adalah sangat ideal karena

didalam Syari’at Hukum Islam bertujuan untuk kemaslahatan dunia akhirat.

Dan cara terbaik untuk menyelesaikan suatu masalah dengan cara

musyawarah, dalam hal ini secara tegas dunyatakan dalam Al-Qur’an:

öN èd ö‘Ír$x© ur’ÎûÍ•öDF{ $#(

Artinya: ”Dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.(QS. Al-Imran :159)144

- Hibah dari Orang Tua Kepada Anak Tiri

Penyelesaian dalam kasus ini, proses penghibahan tersebut tidak

dibenarkan. Adapun cara yang ditempuh oleh masing-masing pihak dengan

cara melalui musyawarah keluarga dengan mediator aparat Desa, menurut

Hukum Islam yaitu karena dalam musyawarah hak masing-masing pihak

yang berperkara akan dapat dipenuhi dengan cara yang sebaik-baiknya tidak

ada perampasan hak antara satu pihak dengan pihak yang lain. Perlu

144 Ibid, hlm 103

Page 87: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

76

ditambahkan disini adalah perlu mendatangkan ulama, karena ulama

mengetahui tentang syari’at islam. Dengan catatan ulama tersebut haruslah

bersifat obyektif. Dalam Firman Allah SWT:

!(#þq è=t«ó¡ sùŸ@÷d r&Ì• ø. Ïe%!$#b Î)óOçGY ä.Ÿwtbq çHs> ÷ès?ÇÍÌÈ

Artinya: “Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuanjika kamu tidak mengetahui”,( QS. An Nahl: 43)145

- Hibah dari Orang Tua Kepada Anak Angkat

Permasalahan disini anak angkat menguasai seluruah harta orang

tua angkatnya dengan cara hibah. Menurut Hukum Islam, kalau hibah

tersebut terjadi pada anak angkat adalah tidak dibenarkan. Karena

bertentangan dengan asas keadilan. Firman Allah:

4(#q ä9ωôã $#uq èdÜ> t• ø%r&3“uq ø)­G=Ï9((

Artinya:” Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa”. ( QS Al-Maidah:8)146

Batas harta yang boleh dihibahkan hanya 1/3 dari keseluruhan

harta orang tua angkatnya. Dan apabila tidak ada akad hibah, sementara

orang tua angkatnya mempunyai ahli waris maka anak angkatnya dapat

mengambil yang ssuai dengan bagiannya.

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa orang Islam telah

melarang adanya penarikan terhadap sesuatu yang telah diberikan.

145 Ibid, hlm 408146 Ibid, hlm109

Page 88: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

77

Sedangkan pada pasal 212 KHI telah disebutkan bahwa hibah tidak

dapat ditarik kembali kecuali hibah orangtua terhadap anaknya.

Dalam pasal KUH Perdata pasal 1666 juga dijelaskan, bahwa

pemberian hibah tidak dapat ditarik kembali.

Namun demikian hukum Islam membolehkan menarik kembali hibah,

penarikan hibah dapat sah terjadi karena dua hal.

Pertama yaitu hibah orangtua terhadap anaknya. Hibah orang tua dapat

ditarik kembali, karena anak berikut harta kekayaan adalah milik orangtua.147

Diperbolehkan seseorang menarik kembali dalam keadaan di mana penghibah

menghibahkan guna mendapatkan imbalan dan balasan atas hibahnya.

Sedangkan orang yang diberi hibah (penerima hibah) belum membalasnya.

Kedua, hibah itu tidak sah. Apabila dikembalikan kepada definisinya

syarat adalah hal yang wujudnya hukum tergantung padanya, dan tidak adanya

hal tersebut menyebabkan tidak adanya hukum, tetapi wujud hal tersebut tidak

tentu mengharuskan adanya hukum. Sehingga dapat diketahui bahwa kurang

terpenuhinya syarat hibah dapat mengakibatkan batalnya hukum hibah.

Ulama Hanafiyah mengatakan bahwa akad hibah itu tidak mengikat.

Oleh karena itu, pemberi hibah boleh saja menarik hibahnya. Alasan yang

mereka kemukakan adalah sabda Rasulullah saw:

. :

147 Abu Bakar Jabir el-Jazairi, Pola Hidup Muslim: Minhajul Muslim Mu amalah alihbahasa oleh Rahmat Djatmiko dan Ahmad Sumpena, cet. I, Bandung: Remaja Rosdakatya, 1991,hlm. 157.

Page 89: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

78

Artinya: “Barangsiapa hendak memberi suatu hibah, maka dia lebih berhakterhadapnya (harta hibah) selama ia belum dibalas.148

Akan tetapi, mereka juga mengatakan ada hal-hal yang menghalangi

penarikan kembali hibah tersebut, yaitu:

1. Apabila penerima hibah telah memberi imbalan harta / uang kepada

pemberi hibah dan penerima hibah menerimanya, karena dengan

diterimanya imbalan harta / uang itu oleh pemberi hibah, maka tujuannya

jelas adalah untuk mendapatkan ganti rugi. Dalam keadaan seperti ini

hibah tidak dapat ditarik kembali.

2. Jika imbalannya bersifat maknawi, bukan bersifat harta, seperti

mengharapkan pahala dari Allah SWT, untuk mempererat silaturahmi,

tanda sayang dan hibah dalam rangka memperbaiki hubungan suami istri,

maka dalam kasus hibah ini, menurut ulama Hanafiyah tidak boleh ditarik.

3. Harta yang dihibahkan telah dipindahtangankan penerima hibah melalui

cara apapun, seperti menjual, diberikan atau diwakafkan maka hibah

tersebut tidak dapat ditarik kembali.

4. Wafatnya salah satu pihak yang berakad hibah. Apabila penerima hibah

atau pemberi hibah wafat, maka hibah tidak boleh ditarik kembali.

5. Rusak atau hilangnya harta yang dihibahkan disebabkan karena

pemanfaatannya, maka hibah tidak boleh ditarik.

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa dalam pasal 1666

KUH Perdata, hibah tidak dapat ditarik kembali. Meskipun demikian

148 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah 14,Bandung : PT. Al-Ma’Arif,1987, hlm 183.

Page 90: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

79

dijelaskan dalam KUH Perdata, hibah dapat ditarik kembali dalam keadaan

tertentu.

Meskipun suatu harta penghibahan dalam pasal 1666 KUH Perdata,

sebagaimana halnya suatu perjanjian pada umumnya, tidak dapat ditarik

kembali secara sepihak tanpa persetujuan dari pihak lawan. Namun undang-

undang memberikan kemungkinan bagi penghibah untuk dalam hal-hal

tertentu menarik kembali hibahnya yang telah diberikan kepada seseorang.

Kemungkinan itu diberikan oleh pasal 1688 berupa tiga hal:

1. Karena tidak dipenuhinya syarat-syarat dengan mana penghibahan telah

dilakukan; dengan “syarat” di sini dimaksudkan “beban”.

2. Jika si penerima hibah telah bersalah; melakukan atau membantu

melakukan kejahatan yang bertujuan mengambil jiwa si penghibah, atau

suatu kejahatan lain terhadap si penghibah.

3. Jika menolak memberikan tunjangan nafkah kepada si penghibah, setelah

orang ini jatuh dalam kemiskinan.149

Jumhur ulama mengatakan bahwa pemberian hibah tidak dapat ditarik

kembali. Karena perumpamaan dari orang yang menarik kembali hibahnya

adalah bagaikan anjing yang memakan kembali muntahannya. Namun

demikian hibah dapat ditarik kembali apabila hibah tersebut adalah hibah dari

orangtuanya kepada anaknya atau hibahnya tidak sah.

Seperti dalam hadits riwayat Ibnu Abbas r.a:

) (

149 R. Subekti, Aneka Perjanjian, Bandung: PT. Citra Aditya Bhakti, 1995, hlm. 102.

Page 91: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

80

Artinya: “Orang yang menarik kembali hibahnya sama seperti anjing yangmenjilat kembali muntahannya” (Dari Abu Daud dan An-Nasa’i).150

Berlandaskan pada permasalahan diatas menurut penulis sangatlah perlu

diadakan penyelesaian karena ada hak ahli waris yang harus dihormati dan

penyelesaian tersebut haruslah sesuai dengan ketentuan Hukum Islam.

150 Syaikh Dawud bin Abdullah Fathoni, Furu ul Masail, Juz II, hlm. 124

Page 92: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

81

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka selanjutnya penulis akan

memberikan kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan dalam makalah

ini:

1. Praktek pemberian hibah yang dilakukan oleh masyarakat Bengkal atas

dasar kasih sayang.

2. Bentuk penyelesaian yang dilakukan dengan cara musyawarah tidaklah

menyalahi aturan hukum Islam selama ada kesepakatan bersama dari para

pihak yang bersengketa. Dengan tujuan untuk meredam konflik keluarga,

dilihat dari pemberi hibah (wahib), penerima hibah (mauhub alaih) dan

barang yang dihibahkan (mauhub) tidak ada yang terlepas dan

menyimpang dari hukum Islam. Hal ini dapat diterima dalam hukum

Islam, karena ketegasan lisan tidak menjadikan batalnya keabsahan hibah.

Dalam ketentuan perundang-undangan keperdataan Indonesia, bahwa

setiap pemindahan hak milik harta tidak bergerak (tanah) harus

menggunakan suatu akta tertulis. Kalau tanpa adanya akta otentik dapat

mengakibatkan batalnya hibah tersebut. Namun Islam tidak mengatur

prosedur penyelesaian sengketa hukum dalam setiap transaksi yang

dilakukan tidak harus dengan menggunakan akta hitam di atas putih.

Page 93: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

82

3. Penyelesaian kasus hibah dilakukan dengan musyawarah antara para pihak

yang berperkara, maupun aparat desa adalah diperbolehkan meskipun

puncaknya penyelesaian bias ke pengadilan.

4. Sedangkan Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penyelesaian Sengketa

Pemberian Hibah yang Melebihi 1/3 dari Ketentuan Hukum Islam Di Desa

Bengkal Kec. Kranggan Kab. Temanggung, menurut hukum Islam

penyelesaian sengketa hibah dengan cara menarik kembali hibahnya demi

meredam konflik keluarga adalah halal (jika sesuai dengan Hukum Islam)

dan perlu digaris bawahi, di dalam permasalahan ini ada pihak lain yang

kedudukannya tidak sama dengan ahli waris dan proses penyelesaiannya

haruslah sesuai dengan kesepakatan bersama.

B. Saran

1. Hendaknya pemberi hibah dalam proses pemberian hibah mengikut

sertakan ahli warisnya untuk bermusyawarah.

2. Oleh karena adanya perkembangan hukum Islam yang dilembagakan

dalam bentuk Undang-Undang, maka perlu kiranya praktek pemberian

hibah di Desa Bengkal dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Seperti adanya dua orang saksi, registrasi bukti

tertulis.

3. Hendaknya untuk bentuk penyelesaian sengketa haruslah sesuai dengan

kesepakatan bersama dan tidak ada pihak yang akan merasa dirugikan.

Dan untuk pemindahan hak milik dengan cara penghibahan dalam hal ini

Page 94: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

83

benda tidak bergerak (tanah) lebih baik mengikuti ketentuan yuridis

formal, yaitu disertai dengan akta tertulis (akta otentik) selain ijab qabul

yang dilakukan di depan dua orang saksi. Sebenarnya dengan adanya akta

otentik atau bukti tertulis yang sah maka dapat mencegah konflik antara

para ahli waris dengan penerima hibah di kemudian hari. Dalam

pemberian hibah, kadar yang harus diberikan haruslah sesuai dengan

ketentuan hukum Islam yaitu tidak melebihkan pemberian yang melebihi

1/3 dari harta penghibah. Jika ketika hibah tanpa adanya akta otentik akan

menimbulkan kesan bahwa transaksi hibah itu dilakukan secara gelap.

Sebaliknya dengan akta otentik, maka unsur transparansi menjadi tampak.

Hal ini akan menguntungkan kedua belah pihak yaitu pemberi hibah dan

penerima hibah, juga dapat menguntungkan bagi ahli waris lainnya dalam

konteksnya dengan terpeliharanya hubungan harmonis antara para pihak.

4. Dalam penyelesaian sengketa hibah seharusnya para orangtua haruslah

bersifat adil antara anak yang satu dengan anak yang lainnya. Begitu pula

dengan masalah penarikan kembali pemberian (hibah) orangtua harus

bersifat adil. Dikhawatirkan akan menimbulkan rasa iri dan akan timbul

kesenjangan sosial kepada salah satu pihak yang merasa dirugikan yang

akan berakibat dikemudian hari. Jadi berhati-hatilah kepada setiap muslim

dalam bermasyarakat antara satu dengan yang lainnya. Karena di dalam

telah mengatur tata cara kehidupan manusia dalam bermu’amalah.

Page 95: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

84

C. Penutup

Demikian yang dapat penulis susun dan sampaikan, rasa syukur

penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan petunjuk serta

kekuatan lahir dan batin sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

tanpa halangan yang berarti.

Meskipun telah berupaya dengan optimal, penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih banyak kelemahan dan kekurangan dari berbagai segi dan

jauh dari kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Sehingga saran dan kritik

yang membangun penulis harapkan untuk kebaikan dan kesempurnaan skripsi

ini. Akhirnya penulis berharap dan berdoa semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Page 96: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

85

DAFTAR PUSTAKA

A. Rahman, Asymuni, dkk (Tim Penyusun), Ilmu Fiqh 3, Jakarta: Depag RI,1986.

Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: AkademikaPressindo, 1995.

al-Anshori, Abi Yahya Zakariyah, Fath al-Wahab, Semarang: Toha Putra, Juz 1,t.th.

al-Ghazzi, Syekh Muhammad ibn Qasim, Fath al-Qarib al-Mujib, Semarang:Pustaka Alawiyah, t.th.

al-Jaziri, Abd al-Rahman, Kitab al-Fiqh ala al-Mazahib al-Arba ah, Beirut: Daral-Fikr, t.th.

al-Malibary, Syekh Zainuddin Ibn Abd Aziz, Fath al-Mu in, Semarang: PustakaAlawiyah, t.th.

al-Maududi, Abul A’la, Prinsip-prinsip Islam, Alih Bahasa Abdullah Suhaili,Bandung: PT al-Ma’arif, 1985.

Arto, Mukti, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2000.

Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi, Koleksi Hadits-Hadits Hukum 7,Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, Cet. III, 2001.

Ash Shiddiqy, Teungku Muhammad Hasbie, Pengantar Fiqh Muamalah, Cet. 4,Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2001.

As-Siddieqy, M. Hasby, Hukum Fiqh Islam, Jakarta : Bulan Bintang, Cet. V,1978.

Azwar, Syaifudin, Metode Penelitian, Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset, 2001.

Az-Zuhayly, Ta lim al-Muta alim fi Bayan al-Tariq al-Ta lim, Bandung: PT al-Ma’arif, t.th.

Azzuhayly, Wahbah, al Fiqh Al Islamy Wa Adillatuh, Juz 5, Damsyiq : Dar Al-Fikr.

Bisri, Moh. Adib, Terjemah Faraidul Bahiyah, (Risalah Qawaid Fiqh), Kudus:Menara, t.th.

Page 97: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

86

Buku Laporan Pertanggungjawaban Kepala Desa Bengkal Tahun 2007

Chuzaimah dan Anshary AZ, Hafiz, (Editor), Problematika Hukum IslamKontemporer, Cet. 3, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2004.

Dahlan, Abdul Aziz, et.al., Ensiklopedia Hukum Islam, Jakarta: PT Ichtiar vanHoeve, 1996.

Dawud, Syaikh bin Abdullah Fathoni, Furu ul Masail, Juz II.

Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, Jakarta: Bumi Restu, 1997.

Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, Semarang :Kumudasmoro Grafindo, 1994.

Effendy, H.A.M, SH, Pokok-Pokok Hukum Adat, Semarang: Duta Grafika, 1990,cet.III.

el-Jazairi, Abu Bakar Jabir, Pola Hidup Muslim: Minhajul Muslim Mu amalahalih bahasa oleh Rahmat Djatmiko dan Ahmad Sumpena, cet. I, Bandung:Remaja Rosdakatya, 1991.

Emirson, Joni, Alternatif Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2001.

Fajar Iskandar, Studi Analisis Terhadap Putusan Pengadilan Tinggi AgamaSemarang No: 15/pdt.g/2007/PTA.Smg. Tentang Penarikan Hibah OrangTua Terhadap Anak , Skripsi Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo,Semarang, 2006.

Farihi, Hamid, Hibah Terhadap Anak-Anak Dalam Keluarga, Jakarta : PustakaFirdaus, 1995.

Hadikusumah, Hilman, Hukum Waris Adat, Bandung: Alumni, 1983.

Hasan, A, dkk, Soal-Jawab Tentang Berbagai Masalah Agama, Bandung: PT C.VDiponegoro, Cet.VI, 1982.

Hasan, M. Ali, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, Cet. 1, Jakarta: PT RajaGrafindo.

Hasan, M. Ikbal, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002.

Khallaf, Abdul Wahab, Kaidah-kaidah Hukum Islam, (Ilmu Ushul Fiqh), Jakarta:Rajawali Press, 1991.

Page 98: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

87

Khotimah, Tinjauan Hukum Islam terhadap Tradisi Pemberian Hibah pada Anak-anak dan Kaitannya dengan Pembagian Warisan, Fak. Syariah IAINWalisongo, Semarang, 2002

Koentjaraningrat, Metodologi Penelitian Masyarakat, Jakarta : Gramedia, 1997.

Kompilasi hukum Islam Seri Perundangan, Yogyakarta: Pustaka Widyatama,2004.

M. Zein, Satria Effendi, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer,Analisis Yurisprudensi dengan Pendekatan Ushuliyah, Jakarta: PrenadaMedia, 2004.

Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2004.

Moeleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: RemajaRosdakarya.

Mudzakir, Fiqih Sunnah Jilid 14, Bandung: PT. Al-Ma’arif, Percetakan Offset,1987.

Muhammad Munir, Analisis Terhadap Pendapat Imam Syafi i TentangPencabutan Kembali Hibah, Skripsi Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo,Semarang, 2006.

Muhammad, Abu Bakar, Subulussalam (terjemah), Surabaya: Al-Ikhlas, 1995.

Munawir, A. W., Kamus al-Munawir, Surabaya: Pustaka Progresif, 1997.

Murad, Rusmadi, Penyelesaian Sengketa Hukum Atas Tanah, Bandung: Alumni,1991.

Nazir, Muh, Metodologi Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1998.

Nugroho, Susanti Adi ,Mediasi sebagai Alternatif Penyelesaian sengketa,Jakart:PT Telaga Ilmu Indonesia, 2009.

Nuruddin, Amiur, Ijtihad Umar Ibn al-Khattab, Studi tentang Perubahan Hukumdalam Islam, Jakarta: Rajawali Press, 1991.

Pasaribu, Chairuman, dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian dalam Islam,Jakarta: Sinar Grafika, 1996.

Praja, Juhaya S., Filsafat Hukum Islam, dalam Tjun Suryaman (ed), Hukum Islamdi Indonesia Pemikiran dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991.

Page 99: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

88

Rahman, Asymuni A., dkk (Tim Penyusun), Ilmu Fiqh 3, Jakarta: ProyekPembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama Islam / IAINJakarta Direktorat Pembinaan Kelembagaan Agama Islam DepartemenAgama, 1986.

Rofiq, Ahmad, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada Cet.III, 1998.

Rusyd, Ibnu, Bidayah al-Mujtahid wa Nihayatul Muktashid, Juz I, Semarang :Usaha Keluarga, t.th.

Sabiq, As-Sayyid, Fiqh al-Sunnah, Juz XIV, Kwait: Dar Al Bayan, t.th.

Sabiq, Sayyid, Fikih Sunnah 14, Bandung: PT. Al-Ma’arif.

Sabiq, Sayyid, Fikih Sunnah 4, Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006, Cet. I, . 436.

Sabiq, Sayyid, Fiqh al-Sunnah, Kairo: Maktabah Dar al-Turas, t.th.

Saifullah, Muhammad, dkk. Hukum Islam Solusi Permasalahan Keluarga,Yogyakarta: UII Press, 2005.

Salim, Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Jakarta; SinarGrafika, 2006.

Simanjuntak, P.N.H, Pokok-Pokok Hukum Perdata Indonesia, Jakarta:Djambatan, 1999.

Subekti, Aneka Perjanjian, Bandung: PT. Citra Aditya Bhakti, 1995.

Subekti, R., dan Tjitrosudibio, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Jakarta: PTpradnya Paramita, 1999.

Subekti, R., dan Tjitrosudibio, KUH Perdata, Jakarta; PT PradnyaParamita,1999, Cet.29.

Sunggono, Bambang, Metodologi Penelitian Hukum, Cet. I Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 1997.

Syafei, Rachmat, Fiqh Muamalah, Bandung: CV Pustaka Setia, 2006.

Syafei, Rachmat, Pengantar Ilmu Fiqh, Cet. 2, Semarang: Pustaka Rizki Putra,1997.

Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Koleksi Hadis-Hadis Hukum 7,Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, Cet. III, 2001, . 294.

Page 100: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

89

Tim Penulis Fakultas Syariah IAIN Walisongo, Pedoman Penulisan Skripsi,Semarang : Fak Syariah, IAIN Walisongo, 2000.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka, 2005.

Tim Redaksi Pustaka Yustisia, Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam,Yogyakarta : Pustaka Yustisia, Cet. I, 2008.

Undang-undang Nomor 30 Tentang Arbitrase dan Alternatif PenyelesaianSengketa, Jakarta; BP. Cipta Jaya, 1999.

Yafie, Ali, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung : Mizan, 1994.

Yahya, Mukhtar, dan Fatchurrahman, Dasar-dasar Pembinaan Fiqh Islami,Bandung: PT al-Ma’arif.

Yurisrudensi (Peradilan Agama) dan Analisa, Yayasan al-Hikmah dan DirektoratPembinaan Badan Peradilan Agama Islam Departemen Agama, Jakarta:1995.

Page 101: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

90

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Mahmudah

Tempat/tanggal lahir : Blora, 14 Juni 1985

Alamat : Desa Sidorejo Rt.06/Rw.01 Kec. Kedungtuban Kab. Blora

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

No. Telp. : 085641666845

Menerangkan dengan sesungguhnya.

Jenjang pendidikan :

1. MI Assalam I Wado

Kec.Kedungtuban Kab.Blora Tahun lulus 1998

2. MTs Alma’ruf Kartayuda Wado

Kec.Kedungtuban Kab. Blora Tahun lulus 2001

3. MAN Lasem, Rembang Tahun lulus 2004

4. Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang Tahun lulus 2010

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya dan semoga dapat

digunakan sebagaimana mestinya.

Semarang, April 2010

Penulis

MahmudahNIM. 2104015

Page 102: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

91

BIODATA MAHASISWA

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Mahmudah

NIM : 2104015

Fakultas : Syari’ah

Jurusan : Al-Ahwal Al-Syakhsiyah

Alamat : Desa Sidorejo Rt.06/Rw.01 Kec. Kedungtuban Kab. Blora

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya .

Semarang, 8 Juni 2010

Penulis

MahmudahNIM. 2104015

Page 103: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

92

PEDOMAN WAWANCARA

PENYELESAIAN SENGKETA PEMBERIAN HIBAH

YANG MELEBIHI 1/3 DARI KETENTUAN HUKUM ISLAM

DI DESA BENGKAL KEC. KRANGGAN KAB. TEMANGGUNG

Penghibah

1. Sebenarnya apa yang diberikan oleh penghibah kepada si penerima hibah, apa

ada saksi dalam penghibahan tersebut?

2. Motivasi apa penghibah melebihkan pemberian hibah tersebut?

3. Apakah penghibah tahu jika melebihkan pemberian itu bertentangan dengan

hukum Islam?

4. Dalam pemberian hibah, apakah ada pihak yang dirugikan?

5. Bagaimana bentuk penyelesaian sengketa ketika ada pihak yang dirugikan?

6. Apakah ada pro kontra dalam penyelesaian sengketa pemberian hibah

tersebut?

7. Apa yang menjadi tujuan diadakannya penyelesaian sengketa tersebut?

8. Apakah ada visi misi ketika penghibah melakukan penyelesaian sengketa

pemberian hibah tersebut?

Page 104: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

93

PEDOMAN WAWANCARA

PENYELESAIAN SENGKETA PEMBERIAN HIBAH

YANG MELEBIHI 1/3 DARI KETENTUAN HUKUM ISLAM

DI DESA BENGKAL KEC. KRANGGAN KAB. TEMANGGUNG

Penerima Hibah

1. Sebenarnya apa yang anda terima dalam penghibahan tersebut?

2. Motivasi apa ketika anda menerima pemberian hibah tersebut?

3. Apakah penerima hibah tahu jika pemberian hibah tersebut berlebihan?

4. dalam Pemberian hibah, apakah anda tahu jika ada pihak yang dirugikan?

5. Bagaimana sikap anda menyikapi masalah tuntutan jika ada pihak yang

dirugikan.

6. Apakah anda menerima bentuk penyelesaian yang diadakan oleh pihak

keluarga?

7. Apa tujuan diadakannya penyelesaian sengketa tersebut?

8. Apakah ada visi dan misi ketika penerima hibah melakukan penyelesaian

sengketa pemberian hibah tersebut.

Page 105: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

94

PEDOMAN WAWANCARA

PENYELESAIAN SENGKETA PEMBERIAN HIBAH

YANG MELEBIHI 1/3 DARI KETENTUAN HUKUM ISLAM

DI DESA BENGKAL KEC. KRANGGAN KAB. TEMANGGUNG

• Masyarakat Bengkal

1. Apa yang melatarbelakangi terjadinya penyelesaian sengketa pemberian

yang melebihi 1/3 dari ketentuan hukum Islam?

2. Dalam pemberian hibah, apakah ada pihak yang dirugikan?

3. Sebenarnya apa yang diberikan oleh penghibah kepada si penerima hibah,

apa ada saksi dalam penghibahan tersebut?

4. Apakah tidak bertentangan dengan hukum Islam apabila melebihkan

pemberian hibah tersebut?

5. Motivasi apa penghibah melebihkan pemberian hibah tersebut?

6. Bagaimana bentuk penyelesaian sengketa ketika adanya gugatan dari

pihak yang dirugikan dalam penghibahan tersebut?

7. Apakah ada visi dan misi ketika pihak penghibah dengan si penerima

hibah melakukan penyelesaian sengketa pemberian hibah tersebut?

8. Apakah ada pro dan kontra terhadap penyelesaian sengketa pemberian

hibah yang melebihi 1/3?

9. Apa tujuan diadakannya penyelesaian sengketa?

10. Bagaimana pandangan masyarakat Bengkal terhadap adanya penyelesaian

sengketa tersebut?

Page 106: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

95

PEDOMAN WAWANCARA

PENYELESAIAN SENGKETA PEMBERIAN HIBAH

YANG MELEBIHI 1/3 DARI KETENTUAN HUKUM ISLAM

DI DESA BENGKAL KEC. KRANGGAN KAB. TEMANGGUNG

• Tokoh Masyarakat Bengkal

1. Apakah masyarakat Bengkal mengerti atau paham mengenai hibah?

2. Apakah masyarakat Bengkal mengetahui tentang kadar hibah yang harus

dikeluarkan?

3. Berapa besar prosentase atau kadar yang harus dikeluarkan dari hibah?

4. Apa landasan hukum Islam mengenai hibah?

5. Dalam praktek pemberian hibah, apakah pernah terjadi sengketa?

6. Apa yang melatarbelakangi terjadinya sengketa pemberian hibah?

7. Faktor-faktor apa saja ketika orang melebihkan pemberian hibah tersebut?

8. Apakah perlu diadakannya penyelesaian sengketa, jika ada pihak yang

dirugikan?

9. Bagaimana dengan bentuk penyelesaian sengketa tersebut?

10. Apa ada misi-misi tertentu masyarakat melakukan penyelesaian sengketa

tersebut?

Page 107: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

96

PEDOMAN WAWANCARA

PENYELESAIAN SENGKETA PEMBERIAN HIBAH

YANG MELEBIHI 1/3 DARI KETENTUAN HUKUM ISLAM

DI DESA BENGKAL KEC. KRANGGAN KAB. TEMANGGUNG

• Kepala Desa Bengkal

1. Apakah pernah ada sengketa tentang hibah di Desa Bengkal?

2. Apa yang melatarbelakangi terjadinya sengketa pemberian hibah?

3. Dalam pemberian hibah, apakah melebihi ketentuan dan adakah pihak

yang dirugikan?

4. Sebenarnya apa yang diberikan oleh penghibah kepada si penerima hibah,

apa ada saksi dalam penghibahan tersebut?

5. Jika terjadi sengketa, adakah penyelesaian yang ditempuh dari pihak yang

berperkara?

6. Bagaimana bentuk penyelesaian sengketa pemberian hibah tersebut?

7. Apa tujuan diadakannya penyelesaian sengketa pemberian hibah tersebut?

8. Apakah ada pro dan kontra dalam penyelesaian tersebut?

9. Bagaimana tanggapan para pihak yang bersengketa tentang akhir

penyelesaian sengketa tersebut?

10. Bagaimana pendapat Bapak terhadap diadakannya penyelesaian sengketa

pemberian hibah yang melebihi 1/3 yang terjadi di Bengkal?

Page 108: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

97

Page 109: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

98

Page 110: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

99

Page 111: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

100

Page 112: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

101

Page 113: MAHMUDAH NIM. 2104015 JURUSAN AL-AHWAL AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/93/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan ... yang lucu dan tambah imut. 4.

102