liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul...

46
MEMBANTU GURU UNTUK MERENCANAKAN PEMBELAJARAN MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Pengawasan Pendidikan Yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. H. M. Huda A. Y., M.Pd oleh Ayu Linda Puspita 110131436555 Fadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764 Lia Dwi Kristanti 110131436554 Rakhmawati Indriani 110131436541 UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Transcript of liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul...

Page 1: liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764. Lia Dwi Kristanti 110131436554. Rakhmawati Indriani 110131436541

MEMBANTU GURU UNTUK

MERENCANAKAN PEMBELAJARAN

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Pengawasan Pendidikan

Yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. H. M. Huda A. Y., M.Pd

oleh

Ayu Linda Puspita 110131436555

Fadilla Weka Y. 110131436519

Kholifatul Mahmudah 110131405764

Lia Dwi Kristanti 110131436554

Rakhmawati Indriani 110131436541

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

Maret 2013

Page 2: liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764. Lia Dwi Kristanti 110131436554. Rakhmawati Indriani 110131436541

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah

mengenai Membantu Guru Untuk Merencanakan Pembelajaran ini.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen

pembimbing matakuliah Pengawasan Pendidikan yang telah membimbing penulis

dalam pembuatan makalah ini. Yang terhormat: Bapak Prof. Dr. H. M. Huda A.

Y., M.Pd.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini

masih kurang sempurna, baik isi maupun penulisannya. Untuk itu penulis

menerima kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi sempurnanya makalah

ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Maret 2013

Penulis

ii

Page 3: liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764. Lia Dwi Kristanti 110131436554. Rakhmawati Indriani 110131436541

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3

A. Model Pembelajaran............................................................................. 3

B. Model Sederhana................................................................................... 4

C. Perencanaan Ruang Kelas: Progam Enam Poin ................................... 4

D. Mengikuti Pendekatan Sistem Dalam Model Pembelajaran ................ 5

E. Mengikuti Model Pembelajaran ........................................................... 7

F. Menulis Tujuan Pembelajaran............................................................... 10

G. Menerapkan Taksonomi Tujuan Instruksional .................................... 11

H. Perencanaan Pengorganisasian Instruksional ...................................... 19

I. Mendeskripsikan Dan Menganalisis Tugas Belajar .............................. 21

J. Peran Pengawas Membantu Guru Merencanakan Pembelajaran .......... 23

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 25

DAFTAR RUJUKAN

iii

Page 4: liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764. Lia Dwi Kristanti 110131436554. Rakhmawati Indriani 110131436541

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Para guru mungkin merasa bingung tentang “ apa yang harus mereka

lakukan” sebelum masuk ke kelas. Hal ini berarti bahwa para guru perlu

merencanakan apa yang akan mereka lakukan di kelas. Kebanyakan mereka

membuat perencanaan secara tahunan, unit, mingguan dan rencana pembelajaran

harian. Perencanaan pembelajaran yang bersifat tahunan dan semesteran biasanya

mencakup beberapa objectives untuk program program tertentu. Satu unit rencana

pembelajaran adalah sejumlah pelajaran yang saling terkait dalam suatu tema

khusus. Rencana pembelajaran harian adalah hasil akhir dari suatu proses

perencanaan yang kompleks yang mencakup rencana pembelajarn tahunan,

semesteran dan rencana rencana per unit. Suatu rencana pembelajaran harian

memuat deskripsi tentang bagaimana kemajuan siswa dalam mencapai tujuan

yang hendak dicapai. Richards (1998) menekankan pentingnya perencanaan

pembelajaran bagi guru: “kesuksesan guru dalam melaksanakan suatu pelajaran

tergantung pada keefektifan rencanan pembelajaran” . Untuk hal tersebut maka

pada perencanaan pembelajaran didefinisikan sebagai keputusan – keputusan

harian yang dibuat oleh guru untuk mencapai hasil belajar yang sukses. Untuk

membuat rencana pembelajaran yang efektif, maka pada makalah ini kami akan

membahas tentang cara untuk membantu guru merencanakan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep model pembelajaran dan model sederhana?

2. Bagaimana progam enam poin yang dilaksanakan dalam perencanaan

ruang kelas?

3. Bagaimana pendekatan sistem dalam model pembelajaran?

4. Bagaimana macam-macam model pembelajaran?

5. Bagaimaa menulis tujuan pembelajaran?

6. Bagaimana menerapkan taksonomi tujuan instruksional?

7. Bagaimana merencanakan pengorganisasian instruksional?

1

Page 5: liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764. Lia Dwi Kristanti 110131436554. Rakhmawati Indriani 110131436541

8. Bagaimana mendeskripsikan dan menganalisis tugas pembelajaran?

9. Bagaimana peran pengawas dalam membantu guru untuk merencanakan

pembelajaran?

C. Tujuan

1. Mengetahui konsep model pembelajaran dan model sederhana

2. Mengetahui progam enam poin yang dilaksanakan dalam perencanaan

ruang kelas

3. Mengetahui pendekatan sistem dalam model pembelajaran

4. Mengetahui macam-macam model pembelajaran

5. Mengetahui dan memahami cara menulis tujuan pembelajaran

6. Mengetahui menerapkan taksonomi tujuan instruksional

7. Mengetahui merencanakan pengorganisasian instruksional

8. Mengetahui mendeskripsikan dan menganalisis tugas pembelajaran

9. Mengetahui peran pengawas dalam membantu guru untuk merencanakan

pembelajaran

2

Page 6: liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764. Lia Dwi Kristanti 110131436554. Rakhmawati Indriani 110131436541

BAB II

PEMBAHASAN

A. Model Pembelajaran

Dengan macam-macam tingkat dari kesuksesan setiap guru, lembaga pendidikan menetapkan perencanaan pembelajaran, terutama pada progam preservice training. Murid diajarkan teknik dasar perencanaan dan biasanya diberi beberapa kesempatan mendemonstrasikan perencanaan mereka dan kemudian mereka mengaplikasikannya kedalam praktik.

Bagaimanapun, guru dalam lembaga pendidikan dapat menawarkan pengenalan pembelajaran sederhana, menetapkan dasar, dan membatasi praktik kemampuan demonstrasi. Kemampuan guru yang sopan menjadikan pengalaman yang menguntungkan bagi guru pada pekerjaannya. Ini adalah inti dari buku ini, semua tentang guru, tidak masalah seberapa lama mereka mengajar, dapat mengembangkan kemampuan baru dan mengembangkan kemampuan lama. Selebihnya, menjadi tahu tentang proses pembelajaran setiap tahunnya, pembaruan dan jalan atau arah yang lebih baik dari penetapan pembelajaran yang berkelanjutan untuk dikembangkan.

Pengawas bisa menemukan bermacam-macam perencanaan yang dibuat guru. Ada guru yang sangat percaya apa yang mereka butuhkan tidak ditulis semuanya sampai selesai. Karena mereka cukup menguasai isi dari progam tersebut. Mereka mengabaikan nilai dari yang penulis rencanakan. Sebagai komunikasi yang dimaksud untuk pelajar, untuk tahu apa yang diharapkan dari pembelajaran tersebut.

Pengawas perlu menunjukkan perencanaan yang lebih sulit dan tahap penting dari pembelajaran dan banyak guru yang percaya. Ada banyak hal yang mempengaruhi yang mana guru teliti dan berhati-hati akan mempertimbangkan apa yang mereka mulai untuk direncanakan. Masing-masing kelompok dari murid memiliki macam-macam kemampuan, kebutuhan, dan kemenarikan. Beberapa parameter seperti jadwal dan anggaran yang dibatasi harus betul-betul dipertimbangkan sebaik dugaan dari guru lain, pihak umum, administrasi sekolah, badan legislatif Negara (yang membuat Undang-undang). Dilihat dari banyak metode atau strategi dari tampilan yang diberikan pada pelajaran oleh guru harus dipilih, diketahui ada beberapa strategi mungkin lebih efektif daripada beberapa tujuan yang lain, dengan beberapa kelompok, dengan beberapa individu, dengan beberapa pengaturan, dan untuk guru yang kepribadiannya khusus. Maka dari itu, ketika guru memilih sebuah rencana kecil dari buku referensi pada bab khusus atau latihan dan dilihat apa rencana pembelajaran, dia mengabaikan banyak hal-hal yang signifikan. Itu mungkin untuk semua guru pada semua tingkat untuk

3

Page 7: liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764. Lia Dwi Kristanti 110131436554. Rakhmawati Indriani 110131436541

4

mengembangkan kemampuan perencanaan dan tugas pengawas untuk membantu mereka mengembangkan kemampuannya.

B. Model Sederhana

Perencanaan adalah langkah pertama dari rangkaian kesatuan yang mana diikuti dengan penerapan atau langkah penampilan. Dan kemudian langsung pada langkah evaluasi. Beberapa yang special dalam pembelajaran akan berbentuk diagram dari kesatuan yang diikuti, seperti:

Gambar 2.1 Model Pembelajaran Sederhana

Mereka berbentuk diagram model sederhana dari pembelajaran yang pola atau contohnya diberikan guru dengan sebuah pedoman diikuti beberapa aspek dari perilaku guru. Model yang ditunjukkan sederhana, guru memulai proses pembelajaran dengan awal perencanaan, strategi penyelesaian hasil dari penampilan pembelajaran dan kemudian akhirnya dievaluasi apa yang dikemukakan akan tercapai.

C. Perencanaan Ruang Kelas: Progam Enam Poin

Kenyatannya, guru menjadi peliput perencanaan ditingkat sekolah, pemerintahan, Negara, daerah dan nasional, jarang terjadi di tingkat internasional. Pada artikel ini, stress merupakan tempat merencanakan yang berkenaan dengan kurikulum dan pembelajaran di kelas, sekolah dan tingkat pemerintah dan berperan mengawasi, mengembangkan kurikulum dan perencanaan pembelajaran di tingkat lainnya. Pada bab ini, mengingat teknik untuk memperbaiki pembelajaran di kelas.

Penampilan kelas yang efektif memerlukan perlakuan hebat lebih dulu dan dipersiapkan pada bagian-bagian guru. Guru dibantu dengan tugas perencanaan pengawas boleh memulai pada enam progam. Pengawas dapat membantu guru merencanakan dengan memberikan pengembangan pelatihan dari kompetensi berikut:

1. Kemampuan mengikuti pendekatan sistem desain atau model pembelajaran;

2. Kemampuan mengikuti model pembelajaran;3. Kemampuan menulis tujuan pembelajaran;4. Kemampuan mengaplikasikan taksonomi dari tujuan pembelajaran;5. Kemampuan mendeskripsikan dan menganalisis tugas mengajar; dan

Page 8: liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764. Lia Dwi Kristanti 110131436554. Rakhmawati Indriani 110131436541

5

6. Kemampuan mengorganisasikan rencana pembelajaran.

Pengawas akan memulai penelitian bertingkat mengenai kemampuan yang dimiliki masing-masing guru. Beberapa guru boleh memiliki tingkat keahlian yang tinggi di semua kompetensi. Jika hal itu terjadi, pengawas setelah menferifikasi faktanya, guru mendemonstrasikan kemampuannya, mendorong mereka untuk melanjutkan kinerja baik mereka dan kembali perhatian pada guru lain yang butuh dibantu atau disempurnakan satu atau lebih kemampuannya. Pengawas boleh menggunakan kemampuan guru sebagai model kelebihan dan boleh memanggil mereka untuk menyajikan konsep yang relatif baru di pendidikan, seperti pendekatan sistem, model pembelajaran, dan perincian atau pengelompokan, tujuan perilaku, mungkin mayoritas guru dapat keuntungan dari pelatihan pengembangan mereka.

D. Mengikuti Pendekatan Sistem Dalam Model Pembelajaran

Tidak semua guru pada saat ini dapat tinggal lama tidak tahu ada konsep seperti sistem. Susunannya seperti pendekatan sistem, sistem terlihat dan sistem analisis yang meresap dalam bahasa pendidikan. Generasi baru dari pendidik dipinjamkan prinsip dari sistem analisis dan diterjemahkan oleh mereka ke dalam praktik pendidikan.

Kemampuan guru menciptakan mata pelajaran, menguraikan atau belajar perencanaan (rencana pelajaran), dia ikut serta dalam model pembelajaran. Model dapat dibuat lebih efisien dan efektif bila diikuti pendekatan sistem. Pendekatan sistem mengganti sebuah bentuk tak beraturan dari perencanaan yang memerlukan ujian hati-hati pada semua bagian sebuah rencana dan bagaimana hubungan bagian yang satu dengan yang lainnya.

Untuk tujuan kami, sebuah sistem adalah rencana, disatukan, model lengkap dari bahan-bahan yang digunakan, media dan personal (input) agar tercapai sebelum tujuan ditentukan (output). Masing-masing dari bagian komponen ada hubungan timbal balik sistem dengan yang lain, mempunyai kelanjutan balikan dari perubahan sistem. Sebuah pendekatan sistem dalam pembelajaran merupakan proses menciptakan model pembelajaran yang teratur yang mana semua komponen bagian diterapkan, berpasangan dan berhubungan timbal balik.

Sebuah mata pelajaran dalam sistem pembelajaran, pada skala terkecil, sebuah unit adalah sistem pembelajaran. Pada skala terkecil rencana setiap hari adalah sistem pembelajaran. Ketika kita mendengar sebuah spesialis pembelajaran (seorang guru) mengatakan guru akan menulis sebuah progam (mata pelajaran, atau rencana pembelajaran) diikuti prinsip dari model atau desain yang teratur dan sistematik. Proses dari perencanaan sistem memerlukan langkah-langkah berikut:

Page 9: liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764. Lia Dwi Kristanti 110131436554. Rakhmawati Indriani 110131436541

6

1. Membuat desain atau model sistem. Guru memilih pola atau contoh dari model pembelajaran yang diikuti. Kita akan melihat ke bawah, sebuah nomor dari model yang digunakan sekarang ini sebuah rencana dari guru untuk mengikuti dan menyajikan indikator yang masuk akal pada perencanaan.

2. Mengambil persediaan dari sistem saat ini. Guru melihat kembali progam saat ini, menganalisis apa yang sudah ditempuh sebelumnya, dan menguji kembali tujuan dari progam. Sistem diuji prosedur dari isi penampilannya, sumber yang macam-macam harus ada dan yang ada terbatas. Keputusan harus dibuat jika progam sesuai dalam rencana total dari kurikulum dan jika itu ditemukan butuh dari pelajar dan dari siapa progam itu dimaksud. Sebelum didesain kembali, progam lama dan mendesain progam baru, guru harus memepertimbangkan yang lama dan menunjukkan supaya pembelajaran yang akan datang lebih baik lagi.

3. Menetapkan tujuan pemebelajaran. Guru memutuskan tujuan umum dari progam. Tujuan menyediakan pengertian dari petunjuk untuk pembelajaran subsekuen dan membantu guru menentukan tujuan spesifik.

4. Menetapkan tujuan pembelajaran (objektif). Satu dari yang paling penting dari model sistem adalah spesifikasi tujuan, spesifikasi keluaran dari pembelajaran. Tujuan Negara apa itu pelajar adalah perkiraan untuk belajar, untuk mahir atau pandai dan untuk dilakukan. Mereka menyajikan sumber dari proses evaluasi.

5. Merencanakan sebuah rencana evaluasi. Pebelajar harus menentukan jika penampilan sudah sukses, harus tahu jika murid ahli dalam isi dan jika mereka menjangkau tujuan dikemukakan pada permulaan. Guru boleh memilih dari bermacam-macam teknik evaluasi untuk menemukan bagaimana tujuan murid tercapai.

6. Mendeskripsikan dan menganalisis tugas pembelajaran. Jika tugas pembelajaran dijadikan satu, guru harus mengistirahatkan tugas bawah dan dideskripsikan rangkaian atau urutan yang mana dari pembelajaran menjadi ditampilkan. Dia harus tahu apa kemampuan pebelajar harus membawa tugas agar sukses mencapai tujuan dan harus dianalisis tugasnya dan menentukan jika mereka cocok atau tepat untuk kelompok khusus dari pelajar yang akan menghadapi permasalahan pokoknya. Guru harus memanggil padanya pengetahuan dari teori belajar dan memutuskan tipe apa atau kondisi dari pembelajaran yang sulit di pencarian tugasnya.

7. Mendesain langkah-langkah pembelajaran. Guru membuat keputusan mengenai strategi pembelajaran yang digunakan, memilih prosedur pembelajaran yang muncul yang mempunyai kesempatan baik untuk sukses diberi pengalaman belajar. Teknik pembelajaran harus cocok dengan kemampuan dan kepribadian guru sendiri.

Page 10: liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764. Lia Dwi Kristanti 110131436554. Rakhmawati Indriani 110131436541

7

8. Menerapkan prosedur pembelajaran. Pada langkah ini model berubah dari pemikiran dan rencana ke proses aktual dari pembelajaran. Guru bertemu dengan murid dan memimpin mereka belajar isinya, kemudian masuk dalam proses interaksi, pelajar berinteraksi dengan guru dan yang lain dan keduanya (pelajar dan guru) berinteraksi dengan isisnya.

9. Menerapkan rencana evaluasi. Keduanya penerapan prosedur pembelajaran dan pada akhir penerapan guru memberikan rencana evaluasi dalam operasi mendapatkan balikan lebih lanjut jika peserta didik tentu saja bahan pelajaran, dan materi tugas. Itu kebutuhan yang diketahui jika murid sukses tidak hanya dari tujuan tradisional dari evaluasi tetapi juga untuk tujuan dari modifikasi atau perubahan proses pembelajaran.

10. Mendesain kembali sistem. Guru menggunakan balikan dari evaluasi pada pembuatan revisi sistem, perubahan progam, dan membuat perubahan. Jika tujuan tidak cocok untuk banyak alasan, tujuan harus diubah. Jika data yang ditunjukkan pada prosedur pembelajaran sudah tidak efektif, prosedur yang berbeda harus dicoba. Pendekatan sistem diperbolehkan, kenyataan tugas atau perintah, terus menerus mendesain kembali pada tempatnya.

Jika kita kontras dengan pendekatan lama dalam merencanakan dengan pendekatan sistem, kita dapat mencatat perbedaannya.

No. PerbedaanPendekatan Sistem Pendekatan Lama

1. Berpusat pada tujuan murid Berpusat pada tujuan guru2. Tujuan nyata sebelum memulai

pembelajaranTujuan tidak nyata/ nyata saat pembelajaran berlangsung/ setelah pembelajaran

3. Balikan berkelanjutan Tidak ada balikan/ balikan setelah pembelajaran

4. Mendesain kembali yang berkelanjutan

Mendesain kembali setelah pembelajaran

5. Evaluasi semua tujuan Evaluas sebagian tujuan6. Ketercapaian murid dihubungkan

dengan tujuan sesungguhnyaKetercapaian murid dihubungkan dengan ketercapaian murid lainnya

E. Mengikuti Model Pembelajaran

Desain pembelajaran mengikuti urutan logis yang disebut sebagai model pengajaran. Sebuah model adalah pola yang memberikan perkembangan logis dari satu langkah ke langkah berikutnya. Sebelumnya dalam bab ini kita berkenalan

Page 11: liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764. Lia Dwi Kristanti 110131436554. Rakhmawati Indriani 110131436541

8

dengan model sederhana dari pembelajaran yang terdiri dari tiga komponen: perencanaan, presentasi, dan evaluasi. Model ini biasanya ditampilkan dalam literatur tentang pembelajaran sebagai grafik atau representasi skematik menggunakan serangkaian kotak, garis dan panah. Model sederhana dari pembelajaran tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 2.2 Model Pembelajaran Sederhana

Sebuah model berfungsi sebagai panduan guru untuk mendesain pembelajaran. Itu mengungkapkan kedua elemen penting dari proses pembelajaran dan urutan di mana elemen ini dimasukkan ke dalam praktek. Gambar 2.2, merupakan model pembelajaran sederhana, bukanlah sebuah panduan yang memadai karena tidak cukup rinci. Ini menghilangkan satu atau lebih elemen penting dan tidak menunjukkan karakteristik penting dari umpan balik. Gambar 2.2 dapat diperluas menjadi model empat-bagian yang sedikit lebih eksplisit dalam bentuk dan substansi.

Robert J. Kibler dan kawan-kawan membahas model empat-bagian yang mereka sebut sebagai Model Pembelajaran Umum. W. James Popham dan Eva L. Baker menggambarkan model empat-bagian yang ditunjukkan pada Gambar 2.3 dengan menambahkan satu blok di awal yaitu perumusan tujuan.

Gambar 2.3 Model Empat Bagian

Model lima bagian dari pembelajaran dinamakan untuk perumusan spesifikasi tujuan dan sasaran dari pembelajaran. Ini mencakup keterampilan peserta didik sebelum memulai studi tentang materi pelajaran. Evaluasi prestasi siswa meliputi pelaksanaan atau presentasi dari pembelajaran. Umpan balik garis siklus dari evaluasi kembali ke tahap sebelumnya. Model ini memiliki nilai-nilai kesederhanaan dan kemampuan beradaptasi untuk semua mata pelajaran.

Page 12: liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764. Lia Dwi Kristanti 110131436554. Rakhmawati Indriani 110131436541

9

Gambar 2.4 Model Lima Bagian

Model yang ditemukan dalam literatur menunjukkan kesamaan elemen penting. Mereka berbeda terutama dalam detail dan dalam pilihan komponen yang mereka tekankan. Beberapa upaya untuk membuat sketsa setiap tindakan pembelajaran dalam model itu sendiri. Bela H. Banathy mengkhususkan enam bagian dari desain sistem pembelajaran, yaitu model pengajaran, yang ditunjukkan pada Gambar 2.5, berikut ini:

Feedback Line

Gambar 2.5 Model Banathy

Seperti model lima-bagian dari pembelajaran, model Banathy ini dimulai dengan perumusan tujuan pengajaran. Banathy kemudian merekomendasikan sebagai langkah berikutnya pengembangan instrumen evaluasi yang didasarkan pada tujuan. Langkah ketiga adalah deskripsi dari isi yang akan dipelajari dan penilaian keterampilan serta pengetahuan peserta didik untuk mempelajari konten. Model lima bagian dari pembelajaran tidak memasukkan deskripsi dari pembelajaran sebagai bagian integral dari model tetapi penilaian sebagai fitur penting. Langkah keempat Banathy dinamakan analisis apa yang harus dilakukan selama studi, yang akan melakukan setiap tugas, dan kapan tugas akan dilakukan. Langkah kelima melibatkan kedua penyajian isi menggunakan prosedur

Perumusan tujuan

Model sistem

Analisis tugas pembelajaran

Desain ulang sistem

Penerapan dan Output

test

Pengembangan instrumen

Page 13: liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764. Lia Dwi Kristanti 110131436554. Rakhmawati Indriani 110131436541

10

pembelajaran yang dipilih dan evaluasi pencapaian peserta didik. Langkah terakhir disediakan untuk mendesain ulang sistem.

Tidak peduli model pembelajaran yang mana yang diikuti guru, tapi untuk menyempurnakan tujuan keterampilan, mengikuti model yang lebih disukai namun guru harus tetap hati-hati memilih model karena disesuaikan dengan waktu yang tersedia. Dengan cara ini, jika terbiasa dengan semua model dapat dikembangkan sendiri dengan menyederhanakan proses perencanaan.

F. Menulis Tujuan Pembelajaran

Ketika beberapa orang berbicara tentang tujuan, mereka membicarakan tujuan secara luas, yang juga bisa disebut sebagai tujuan pendidikan. Dalam hal ini kita tidak berhubungan dengan tujuan pendidikan yang luas melainkan dengan tujuan pembelajaran yang lebih terbatas. Sedangkan tujuan pendidikan dapat berlaku untuk seluruh proses pendidikan dan sekolah, tujuan pembelajaran hanya berlaku untuk konten tertentu. Kami membuat perbedaan tajam antara tujuan dan sasaran karena mereka berlaku untuk pembelajaran dan desain pembelajaran. Keduanya berhubungan dengan proses pembelajaran dan keduanya berhubungan dengan konten yang spesifik. Tujuan pembelajaran dapat dianggap sebagai pernyataan umum yang diharapkan untuk belajar bagi siswa.

Tujuan disediakan guru dengan pengertian secara umum. Tujuan adalah indikator kasar di mana pembelajaran diikuti oleh siswa. Tujuan guru mungkin tidak sama dengan tujuan peserta didik. Harus diingat bahwa tujuan seluruh desain pembelajaran adalah pada output yaitu, pencapaian hasil belajar.

Perencana ahli merekomendasikan bahwa tujuan pembelajaran memiliki tiga karakteristik:

1. Perilaku yang diharapkan dari pelajar.Guru memutuskan pada perilaku yang diharapkan dengan memeriksa tujuan, dengan menggambarkan dan menganalisis tugas belajar dan dengan mempertimbangkan dunia luar kelas di mana perilaku yang diharapkan dapat diterapkan. Setelah diskusi, penulisan tujuan yang menggambarkan proses dan analisis tugas belajar dapat menyebabkan guru untuk merevisi tujuan perilaku yang sudah ditentukan. Saat menulis tujuan, guru harus memikirkan cara untuk menentukan dapat atau tidak peserta didik untuk mencapai tujuan tersebut. Rencana evaluasi guru harus mulai terbentuk dalam pikiran ketika mulai memilih tujuan.

2. Kondisi di mana pembelajaran berlangsung.Sebuah tujuan yang lengkap menetapkan unsur-unsur situasional yang dibutuhkan pelajar untuk belajar memenuhi tujuan. Guru menentukan alat belajar yang akan digunakan atau pengaturan di mana kegiatan belajar berlangsung. Sebagai contoh, seorang guru matematika mungkin

Page 14: liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764. Lia Dwi Kristanti 110131436554. Rakhmawati Indriani 110131436541

11

memutuskan tujuan perilaku berikut: diberikan pensil, penggaris, dan kertas, kemudian siswa diberi tugas untuk menggambar sebuah segitiga sama kaki dalam lima menit. Pensil, penggaris, dan kertas, merupakan alat yang digunakan pelajar untuk mengerjakan tugas tersebut.

3. Tingkat penguasaanSebuah tujuan harus menunjukkan tingkat penguasaan perilaku yang direncanakan. Guru harus bertanya mengenai kualitas pembelajaran kecuali standar yang merupakan salah satu indikator yang jelas. Standar disini dapat dinyatakan dalam bentuk waktu untuk menyelesaikan tugas dan ketepatan siswa dalam mengerjakan tugas.Beberapa tujuan yang kompleks adalah prosedur yang sulit atau dipaksakan oleh guru untuk menetapkan tingkat penguasaan. Untuk menguraikan standar tujuan ini guru harus mengatakan sesuatu tentang akurasi angka yang digunakan, keterampilan peserta didik, bahkan kemampuan dalam belajar artistik. Ada suatu titik temu dalam hal waktu yang dibutuhkan guru untuk menyempurnakan suatu tujuan. Kita harus bergantung pada penilaian guru untuk menentukan apakah tujuan ini telah tercapai.

G. Menerapkan Taksonomi Tujuan Instruksional

Sebelumnya dalam bab ini kita menggunakan istilah kognitif domain, afektif domain, dan psikomotor domain. Setiap domain menyiratkan area besar terkait pembelajaran. Kognitif domain mencakup pembelajaran yang bersifat faktual dan intelektual, kognitif tugas adalah latihan mental yang mengarah ke pengetahuan. Afektif domain mengambil di pelajaran yang bersifat emosional, tugas afektif menghasilkan perasaan dan sikap terhadap hal-hal dan orang-orang. Psikomotor domain terdiri dari pembelajaran yang mungkin memerlukan kognisi beberapa tapi terutama keterampilan yang menuntut gerakan bagian tubuh. Karena pembelajaran psikomotor melibatkan aktivitas baik mental dan fisik, mereka sering disebut persepsi-keterampilan motorik.

Sebuah uraian tugas dan analisis, dibahas kemudian dalam bab ini, akan mengungkapkan apakah tugas belajar terutama orang-orang dari kognitif, afektif, psikomotorik domain. Isi dari kursus yang diberikan dapat mencakup pelajaran dari semua tiga domain. Supervisor harus mendorong para guru untuk menulis tujuan di semua tiga domain setiap kali ketiga biaya. Karena tujuan kognitif dan psikomotorik yang paling jelas, tujuan afektif sering diabaikan oleh guru. Tentu saja, tidak semua konten akan menyebabkan hasil di semua tiga domain. Di sisi lain, banyak konten dipelajari di sekolah adalah seperti alam yang pembelajaran dalam setidaknya dua dan sering semua tiga dari domain harus dicari.

Page 15: liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764. Lia Dwi Kristanti 110131436554. Rakhmawati Indriani 110131436541

12

Segera menjadi jelas bagi guru yang berpengalaman bahwa tidak semua pembelajaran dari sebuah domain memiliki kualifikasi yang sama. Beberapa pelajaran yang lebih kompleks daripada yang lain. Beberapa lebih penting daripada yang lain dalam hal pentingnya mereka untuk pelajar dan keabadian mereka. Beberapa pelajaran yang jelas dari tingkat yang lebih rendah daripada kompetensi pembelajaran lainnya.

Tiga domain telah mengalami belajar untuk tujuan menjawab pertanyaan: apa kategori pembelajaran dapat diklasifikasikan dalam domain masing-masing? Apa yang diterbitkan klasifikasi sistem-taksonomi-dari pendidikan, yaitu, instruksional, tujuan dalam domain kognitif. Krathwohl dan lainnya yang dihasilkan sistem pada tahun 1964 untuk mengklasifikasikan tujuan dalam domain afektif. Sebuah taksonomi tujuan dalam domain psikomotorik oleh Elizabeth Jane Simpson muncul pada tahun 1972. Taksonomi ini telah banyak dikutip dilaksanakan.

Dalam pembicaraan yang berikut saya jelaskan domain masing-masing dan diberikan tiga contoh dari tujuan pembelajaran dalam setiap kategori utama dari setiap domain. Contoh pertama di setiap kategori ketiga domain diambil dari unit pembelajaran yang sama sehingga kita bisa melacak tujuan pada satu tema melalui semua tingkat ketiga domain. Dalam rangka mengikuti topik melalui semua tiga domain saya harus memilih unit dari disiplin di mana pembelajaran psikomotor yang dicari serta kognitif dan afektif. Saya telah, oleh karena itu, beralih ke unit di tingkat sekolah menengah pada pelukis impresionis.

Contoh kedua menggambarkan tema melalui semua tingkat dua domain: kognitif dan afektif. Untuk rangkaian ilustrasi saya telah memilih topik pajak pendapatan federal yang berlaku untuk kursus dalam pendidikan konsumen di tingkat SMP atau SMA. Pembelajaran psikomotor yang begitu penting dalam mempelajari pajak pendapatan federal. Tema ini yang sama, oleh karena itu, tidak dapat dilakukan melalui taksonomi psikomotor. Sebuah unit dalam pendidikan jasmani di tingkat, SD SMP, atau SMU melengkapi contoh kedua tujuan psikomotor. Contoh ketiga diambil dari berbagai disiplin ilmu dari sekolah dasar dan menengah, tidak ada hubungan antara ketiga contoh di seluruh domain atau pada setiap tingkat dalam sebuah domain. Contoh ketiga adalah koleksi aneka tujuan yang berfungsi sebagai ilustrasi tambahan.

Taksonomi Bloom

Taksonomi Bloom dari kognitif domain ditetapkan enam kategori umum. Dari tingkat terendah ke tertinggi kategori ini yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisa, sintese dan penilaian.

Page 16: liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764. Lia Dwi Kristanti 110131436554. Rakhmawati Indriani 110131436541

13

Taksonomi lebih lanjut membagi masing-masing kategori di atas ke dalam subkategori sesuai dengan tingkat kepentingan tetapi akan melayani tujuan kita membatasi diskusi untuk enam kategori utama. Taksonomi mengatakan, pada dasarnya, mereka tujuan instruksional yang dirancang untuk hanya mencari akuisisi pengetahuan berada pada tingkat terendah dari kedua kompleksitas dan pentingnya. Sudah bukan rahasia lagi bagi siapa saja yang pernah pergi ke sekolah yang sebagian besar pembelajaran dicari berada dalam domain kognitif dan bahwa sebagian besar dari mereka pelajaran berkisar sekitar akhir rendah taksonomi. Semua supervisor perlu dilakukan untuk memverifikasi titik ini adalah untuk menguji beberapa tes yang diberikan oleh guru dan dia akan melihat seberapa sering peserta didik diminta untuk mengingat informasi faktual spesifik sebagai lawan menafsirkan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi data. Seorang supervisor harus membantu guru untuk menulis tingkat yang lebih tinggi tujuan. Mari kita menggambarkan apa tujuan perilaku terlihat seperti pada setiap tingkat dari sistem klasifikasi Bloom

1. Pengetahuan

a. Mahasiswa akan menyebutkan empat pelukis impresionisb. Mahasiswa akan memberikan jumlah pendek dari yang digunakan untuk

mengajukan laporan pajak penghasilan nya federal.c. Pada sebuah peta garis besar amerika serikat menunjukkan danau besar

siswa akan mencetak nama masing-masing danau di lokasi yang tepat.

2. Pemahaman

a. Mahasiswa akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan impresionisme, mengutip karakteristik kepala sekolah ini lukisan.

b. Mahasiswa akan membedakan antara pengecualian dan pengurangan sebagai appliaed ke pajak pendapatan federal.

c. Mengingat grafik yang menunjukkan peningkatan populasi negara bagian Arizona selama 30 tahun terakhir, siswa akan menafsirkan dengan teman sekelas nya yang facsts ditunjukkan oleh grafik.

3. Aplikasi

a. Dari serangkaian cetakan ulang lukisan klasik dan modern dan karakteristik menerapkan belajar di kelas siswa akan memilih orang-orang yang merupakan karya pelukis impresionis.

b. Mengingat satu set data, siswa benar akan menghitung pajak karena pemerintah federal menggunakan tabel pajak yang sesuai.

c. Siswa benar akan memecahkan 8 dari 10 masalah dalam pembagian panjang.

Page 17: liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764. Lia Dwi Kristanti 110131436554. Rakhmawati Indriani 110131436541

14

4. Analisa

a. Siswa akan memeriksa cetakan ulang salah satu lukisan dari seorang pelukis impresionis dan satu lukisan dari seorang pelukis impresionis non dan kontras perbedaan dalam gaya dari dua pelukis.

b. Mengingat pajak 1.040 selesai dari siswa akan menentukan apakah ada kesalahan dalam mengisi formulir dan apakah pajak karena telah dihitung dengan benar.

c. Mahasiswa akan menonton beberapa iklan di televisi dan memutuskan apakah mereka memenuhi standar "kebenaran dalam iklan".

5. Sintese

a. Siswa akan menulis biografi seorang pelukis impresionis.b. Mahasiswa akan mengisi formulir pajak 1040A menggunakan data yang

diberikan oleh guru.c. Mahasiswa akan menghasilkan sebuah makalah penelitian terdokumentasi

mengenai efek obat pada tubuh manusia.

6. Evaluasi

a. Siswa akan memeriksa cetak ulang dari lukisan impresionis oleh kurang dikenal dan mengevaluasi mengenai kualitas pekerjaan, menerapkan karakteristik belajar di unit ini.

b. Dari data latar belakang tentang wajib pajak fiktif dan pengembalian pajak penghasilan selesai siswa akan mengevaluasi pemotongan diambil oleh wajib pajak dan memutuskan apakah dia atau dia berhak atas semua pemotongan diklaim. Mahasiswa akan memberikan alasan bagi semua keputusan.

c. Mahasiswa akan membaca cerita pendek oleh O. Henry dan mengevaluasi dalam hal (1) dampak suasana hati, (2) beban kosakata, dan (3) pada pembaca.

Ini akan menjadi mungkin bagi seorang guru atau kelompok guru untuk mengembangkan sistem klasifikasi mereka sendiri. Mereka dapat membuat, misalnya, sistem yang disederhanakan terdiri dari dua tingkat: low-order tujuan dan high-order tujuan. Namun, sejak taksonomi bloom telah bersama kami selama bertahun-tahun dan telah banyak diikuti dengan cukup sukses, ia menyediakan panduan siap pakai yang guru juga dapat memilih untuk mengikuti. Dalam kedua kasus tujuannya adalah untuk meningkatkan tingkat tujuan perilaku untuk tatanan yang lebih tinggi daripada yang umumnya ditemukan di banyak kelas.

Kita harus menunjukkan bahwa dalam semua tiga taksonomi dibahas dalam bab tujuan mungkin tumpang tindih tingkat setiap domain. Setiap tingkat dalam domain dibangun pada tingkat sebelumnya, menambahkan tingkat

Page 18: liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764. Lia Dwi Kristanti 110131436554. Rakhmawati Indriani 110131436541

15

kompleksitas dengan setiap langkah menaik dalam hirarki. Sulit, kadang-kadang tidak mungkin, dan tidak selalu diperlukan untuk tujuan tertentu agar sesuai tepat dan jelas dalam satu tingkat. Pemahaman penting yang harus kita pegang adalah bahwa dorongan dari tujuan harus ke atas dalam hirarki masing-masing.

Taksonomi Krathwohl

Krathwolh dan rekan-rekannya disebutkan lima tingkat dalam klasifikasi mereka tentang tujuan dalam domain afektif. Kategori-kategori ini adalah Menerima, Menanggapi, Menghargai, Organisasi dan Karakterisasi dengan nilai atau kompleks nilai

Seperti Taksonomi Bloom, klasifikasi Krathwolh membagi masing-masing kategori utama ke dalam subkategori dalam hierarki dari rendah ke tingkat tinggi. Seperti yang telah kita lakukan dalam pembahasan taksonomi Bloom kita akan menggambarkan dengan hanya mengacu pada kategori utama dan bergantung pada pembaca untuk berkonsultasi dengan taksonomi untuk subdivisi rinci dari setiap kategori. Berikut adalah contoh dari tujuan untuk masing-masing dari lima kategori.

1. Menerima

a. Siswa akan menunjukkan dalam percakapan kesadaran seni impresionistik yang ia temukan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Mahasiswa akan bukti kesadaran akan kebutuhan untuk membayar pendapatan federal seseorang pajak dan konsekuensi dari tidak mengajukan bila diperlukan untuk melakukannya.

c. Siswa akan menunjukkan kesadaran akan fakta bahwa Indian Amerika telah menderita di tangan para pemukim kulit putih Amerika.

2. Menanggapi

a. Siswa akan memilih dan membaca buku tentang impresionisme.b. Siswa akan mengamati batas waktu untuk pengajuannya.c. Siswa akan secara sukarela untuk melayani di komite untuk proyek kelas.

3. Menghargai

a. Siswa akan menyampaikan apresiasi atas kontribusi para impresionis hidup estetika kita.

b. Siswa akan mendukung sistem pajak penghasilan dengan lukisan keluar pengeluaran pemerintah berharga dibiayai oleh penerimaan pajak.

c. Siswa akan mempertahankan latihan kebugaran fisik.

Page 19: liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764. Lia Dwi Kristanti 110131436554. Rakhmawati Indriani 110131436541

16

4. Organisasi

a. Siswa memutuskan apakah dia menyukai lukisan impresionis dan apa karakteristik yang yang menyebabkan dia untuk suka atau tidak suka itu.

b. Siswa akan menganalisis alasan mengapa beberapa orang curang pada pengembalian pajak pendapatan mereka dan memutuskan apakah ia menyetujui atau tidak menyetujui perilaku ini.

c. Siswa akan menjelaskan alasan nya untuk berlangganan ke nilai moral tertentu.

5. Karakterisasi dengan nilai atau kompleks nilai

a. Siswa akan mengungkapkan kecenderungan positif terhadap seni rupa sebagai pengayaan kehidupan kita.

b. Siswa secara konsisten akan menunjukkan kejujuran dalam membayar pajak penghasilan nya.

c. Siswa akan mengembangkan kebiasaan mengumpulkan fakta-fakta sebelum membuat keputusan.

Ilustrasi sebelumnya menunjukkan beberapa masalah yang melekat tujuan afektif. Beberapa tujuan keduanya teramati di sekolah dan terukur. Kita tidak bisa tahu pasti apakah siswa dalam 2b kategori afektif. Misalnya, memang akan mengajukan pengembalian pajak penghasilan. Siswa dapat memberitahu guru bahwa ia menyadari adanya undang-undang yang mengharuskan pengajuan pengembalian pajak pendapatan, dan dapat mengungkapkan kesepakatan dengan kebutuhan untuk pajak pendapatan federal dan langkah-langkah untuk menegakkan hukum. Kami tidak memiliki cara untuk mengetahui, bagaimanapun, apakah siswa telah memenuhi hukum. Kita tahu, tentu saja, bahwa sering ada perbedaan antara apa yang orang mengaku lakukan dan apa yang sebenarnya mereka lakukan.

Hanya sedikit orang yang akan membantah pentingnya pembelajaran seperti yang digambarkan dalam lima kategori dari domain afektif. Tujuan Afektif dapat menunjukkan jalan menuju diharapkan berakhir. Fakta bahwa siswa dapat mencapai tujuan afektif, jika tidak segera mungkin di masa depan, membuat jenis tujuan berharga untuk menulis. Ikon hati-hati dinaikkan pada saat ini yang kita akan kembali dalam pembahasan evaluasi instruksi dalam Bab 5. Kecuali suatu tujuan afektif ini disusun sedemikian rupa sehingga dapat menjadi keduanya diamati dan diukur, tidak dapat dievaluasi dan dinilai dengan cara yang sama seperti kognitif dan psikomotor pembelajaran.

Taksonomi Simpson

Lebih baru adalah klasifikasi Simpson tujuan instruksional dalam domain psikomotorik. Simpson direkomendasikan sistem klasifikasi yang terdiri dari

Page 20: liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764. Lia Dwi Kristanti 110131436554. Rakhmawati Indriani 110131436541

17

tujuh kategori. Kategori utama nya dari terendah hingga tertinggi adalah: persepsi, mengatur, dipandu respon, mekanisme, kompleks terbuka respon, adaptasi dan mula

Anita J. Harrow, yang juga menciptakan taksonomi dari domain psikomotorik, menyarankan bahwa kategori Simpson persepsi dapat dianggap sebagai menafsirkan, ditetapkan sebagai mempersiapkan, respon dipandu sebagai pembelajaran, sebagai mekanisme habituasi, respon terbuka kompleks sebagai performing, adaptasi sebagai memodifikasi; dan originasi sebagai menciptakan. Contoh-contoh berikut ini berfungsi untuk menggambarkan skema Simpson untuk mengklasifikasikan tujuan psikomotor.

1. Persepsi

a. Mahasiswa akan merasakan dampak visual (efek kabur, titik) dari lukisan impresionis

b. Mahasiswa akan mengenali tikar sebagai peralatan yang tepat untuk menunjukkan keterampilan dalam berjatuhan.

c. Mahasiswa akan identitas suara piano.

2. Mengatur

a. Mahasiswa akan menunjukkan bagaimana memegang kuas.b. Mahasiswa akan menunjukkan sikap yang benar dari mana untuk mulai

berjatuhan.c. Mahasiswa akan menunjukkan cara yang tepat untuk memegang klarinet.

3. Dipandu Respon

a. Mahasiswa akan meniru demonstrasi guru air warna pencampuran.b. Mahasiswa akan meniru guru yang menunjukkan dari jatuh.c. Mengikuti petunjuk pada kotak siswa akan mencampur batch adonan

untuk pancake.

4. Mekanisme

a. Mahasiswa akan mencampur warna air untuk mempersiapkan nuansa ia akan digunakan dalam menyalin ulang dari lanskap klasik atau seascape.

b. Mahasiswa akan menyempurnakan bentuk yang tepat dengan berlatih Tumbang beberapa yang masing-masing guru akan kritik.

c. Mahasiswa akan pasir secara manual atas meja kayu kecil.

5. Kompleks terbuka Respon

a. Mahasiswa akan menyalin ulang lanskap klasik atau seascape.

Page 21: liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764. Lia Dwi Kristanti 110131436554. Rakhmawati Indriani 110131436541

18

b. Mahasiswa akan melakukan tiga jatuh, menunjukkan bentuk yang tepat di awal, sementara jatuh, dan mendapat kembali posisi berdiri.

c. Mahasiswa akan menuliskan dikte yang telah direkam pada mesin mendikte.

6. Adaptasi

a. Mahasiswa akan melukis salinan kedua dari cetak ulang yang sama dari lanskap klasik atau Seascape mengubahnya menjadi gaya impresionis.

b. Mahasiswa akan memperkenalkan variasi pada latihan jatuh diajarkan oleh guru.

c. Mahasiswa akan mengkonversi balada populer atau tema klasik untuk mengalahkan disko (menggunakan alat musik).

7. Mula

a. Mahasiswa akan melakukan lukisan asli warna air atau minyak dalam gaya impresionis.

b. Mahasiswa akan membuat latihan baru menggunakan tikar tanpa alat peraga tambahan.

c. Mahasiswa akan menciptakan dan membangun rumah model desain asli dan bahan bangunan yang tidak biasa.

Setiap kategori berhasil dari persepsi terhadap organisasi menuntut tingkat yang lebih tinggi dari keterampilan yang paling sederhana sampai yang kompleks keterampilan. Beberapa psikomotor tujuan-terutama dalam kategori persepsi-yang dikuasai selama tahun-tahun prasekolah. Psikomotor keterampilan berbagi dengan pembelajaran kognitif fakta bahwa itu agak lebih mudah untuk menulis kondisi dan tingkat penguasaan ke dalam jenis tujuan daripada ke tujuan afektif. Beberapa contoh di atas menetapkan kondisi, yang lain hanya menyiratkan mereka. Banyak contoh tetapi tidak semua dari mereka menyiratkan tingkat penguasaan-benar atau salah, benar atau salah.

Dalam menjadi membersihkan pada pemeriksaan ketiga taksonomi bahwa mereka tidak terpisah dan saling eksklusif. Pembelajaran sering melintasi semua domain. Semua keterampilan motorik persepsi mengandung unsur kognisi dan sering mempengaruhi. Tujuan Afektif membutuhkan penguasaan kognitif dan sering pembelajaran psikomotor. Domain kognitif dapat mencapai ke dalam kali afektif dan psikomotor yang banyak. Seluruh wilayah pembelajaran bahasa, misalnya, dapat bangkit kembali dan sebagainya di antara tiga domain. Ketika siswa menyelesaikan kalimat benar baik tertulis atau lisan, ia mungkin pada waktu yang sama di semua domain. Pengetahuan tentang bentuk grammar yang benar dan struktur kalimat menempatkan siswa dalam domain kognitif. Kesenangan untuk memberikan respon yang tepat dan sedang dihargai untuk itu dengan

Page 22: liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764. Lia Dwi Kristanti 110131436554. Rakhmawati Indriani 110131436541

19

persetujuan guru memimpin siswa ke dalam domain afektif, sedangkan tindakan fisik menulis atau bergerak pita suara, lidah, dan bibir menempatkan siswa di wilayah psikomotor.

Karena itu, guru harus mengklasifikasikan tujuan instruksional bawah domain yang tampaknya menjadi sifat utama tugas. Sebuah lokakarya tentang klasifikasi mengenai tujuan instruksional dan penerapan sistem klasifikasi untuk perencanaan instruksional bisa menjadi program in-service berharga bagi seorang pengawas untuk mengatur.

H. Rencana Pengorganisasian Instruksional

Pada titik tertentu guru harus merakit berbagai produk dari perencanaan, harus menempatkan semuanya bersama-sama dalam beberapa bentuk rencana komprehensif. Kami prihatin dalam halaman yang tersisa dari bab ini mengenai jenis rencana hukuman yang segera digunakan di dalam kelas, dan menunda pembahasan rencana yang lebih luas seperti panduan kurikulum untuk Bab 7.

Untuk mulai mengatur rencananya guru melihat isi dari : pengetahuan, keterampilan, dan hasil afektif secara keseluruhan dan waktu yang tersedia untuk menyajikan konten kepada siswa. Setahun, setengah tahun, atau mungkin enam minggu tersedia untuk berurusan dengan subyek tertentu. Langkah berikutnya adalah memecah konten yang menjadi topik utamanya. Bisa dibayangkan bahwa seorang guru akan membutuhkan seluruh waktu untuk satu topik. Namun, jika membutuhkan waktu yang panjang, beberapa topik dapat ditutupi. Guru harus memperkirakan jumlah waktu yang diperlukan agar sebagian besar dari siswa menguasai materi.

Setelah mengidentifikasi topik dan waktu yang tersedia untuk setiap topik, guru melanjutkan dengan membuat jenis rencana yang dikenal sebagai unit atau unit belajar mengajar, kadang-kadang disebut sebagai modul. Unit modul adalah segmen dari program instruksional. Jika penguasaan satu unit tergantung pada penguasaan unit sebelumnya, unit harus dimasukkan ke dalam urutan. Unit bisa mengikuti sejumlah format. Menggambar pada pembahasan sebelumnya, model pengajaran dapat kita perangkat format fungsionalkan seperti di bawah ini:

1. Tujuan. Pada awal setiap unit guru harus menyatakan tujuan instruksional.2. Pra-penilaian. Guru harus menunjukkan prosedur apa yang akan

digunakan untuk menjawab pertanyaan. Apakah siswa telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang guru rencanakan untuk mengembangkan di unit? Informasi ini diperlukan agar guru dapat mengubah suatu konten atau memilih konten yang berbeda jika siswa menunjukkan mereka telah cukup menguasai konten yang akan dipelajari. Guru juga harus menentukan keterampilan, yang dibutuhkan untuk keberhasilan dalam memulai studi unit dan sarana yang memungkinkan kepemilikan keterampilan yang akan ditentukan.

Page 23: liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764. Lia Dwi Kristanti 110131436554. Rakhmawati Indriani 110131436541

20

3. Prosedur Instructional. Dalam bagian dari unit guru harus mendetailkan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam menyajikan materi dan sumber daya manusia dan bahan yang dibutuhkan. Bab berikutnya, pada presentasi instruksi, dirancang untuk membantu pekerjaan supervisor dengan guru dalam pemilihan prosedur instruksional.

4. Sumber Daya. Guru harus mencantumkan sumber daya fisik dan manusia yang akan digunakan dalam unit.

5. Evaluasi. Bagian akhir dari unit dikhususkan untuk teknik evaluasi. Guru memilih orang-orang dengan teknik yang paling sesuai dengan isi dan peserta didik dan menulis apapun tes yang akan digunakan untuk mengukur prestasi siswa. Bab 5 akan membahas beberapa cara untuk membantu guru mengevaluasi instruksi.

Garis Unit disarankan untuk beradaptasi dengan berbagai kurikulum: isi sekolah dasar dan menengah: segmen dari disiplin sekolah tinggi, kursus mini (misalnya, Pembelian Asuransi Jiwa), topik interdisipliner (misalnya, rumah Periode kolonial). Dan bahkan tahapan program ekstra SMP, dan SMA.

Meskipun enam poin tercakup dalam format satuan disarankan dalam perencanaan di sebagian besar bidang dan pada sebagian besar tingkat pembelajaran, akan ada variasi dalam, sejauh kompleksitas substansi, dan rencana dari guru ke guru dan dari program ke program. Sementara rencana unit di ilmu-ilmu sosial, misalnya akan sangat berbeda dari rencana unit dalam bidang keterampilan seperti senam mengetik, atau instruksi dalam bermain klarinet, dan daerah kreatif seperti seni, menulis, dan kerajinan lainnya, guru-guru di semua daerah perlu untuk menguraikan tujuan, sasaran, prosedur instruksional, sumber daya, dan teknik evaluasi pada lebih dari satu hari ke hari. Sebuah rencana Unit memerlukan tampilan guru di instruksi lebih panjang dari pekerjaan hari berikutnya.

Beberapa instruktur yang mengajar peserta didik dewasa, khususnya di tingkat perguruan tinggi, ingin memberikan seluruh unit kepada siswa. Dalam hal ini tes tidak dapat dijadikan bagian dari unit. Tidaklah penting bahwa siswa memiliki salinan dari seluruh unit namun mungkin menerima versi singkat yang menguraikan tujuan, sasaran, keterampilan entri yang dibutuhkan, dan sumber daya yang akan digunakan. Ini sangat penting, bagaimanapun, bahwa guru menyampaikan kepada siswa tujuan dan sasaran unit.

Rencana pelajaran. Unit berfungsi sebagai dasar untuk perencanaan hari. Ini adalah unit guru yang berasal dari rencana pelajaran sehari-hari. Kata harian harus ditekankan. Jika studi unit tertentu dalam kursus sekolah tinggi adalah untuk berlangsung enam minggu, kursus yang memenuhi lima hari per minggu akan membutuhkan 30 rencana pelajaran. Para guru SD di kelas mandiri akan merasa perlu tidak hanya untuk menguraikan pekerjaan sepanjang hari, tetapi juga untuk

Page 24: liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764. Lia Dwi Kristanti 110131436554. Rakhmawati Indriani 110131436541

21

mengembangkan rencana mini pelajaran untuk setiap mata pelajaran atau topik belajar siang hari.

Sebuah rencana pelajaran tidak perlu panjang. Supervisor harus ingat bahwa perencanaan merupakan kegiatan terus dan tuntutan waktu bagi banyak guru. Setiap rencana pelajaran harus mencakup setidaknya unsur-unsur sebagai berikut:

1. Tujuan dari rencana pelajaran tertentu. Hal ini diakui bahwa tidak semua tujuan dapat dicapai dalam waktu satu hari. Beberapa akan terbawa ke hari berikutnya atau selama beberapa hari. Beberapa rencana harian, dalam prakteknya akan membutuhkan presentasi yang lebih dari satu hari. Apa yang guru harus lakukan adalah meninjau rencana pada akhir hari dan membuat revisi yang diperlukan untuk hari berikutnya. Guru yang harus membuat rencana untuk setiap kelas setiap hari tidak berarti bahwa setiap rencana harus benar-benar baru, mungkin rencana revisi berdasarkan prestasi dari hari sebelumnya.

2. Instruksional prosedur dan sumber daya. Guru akan memilih dari rencana unit prosedur tersebut berkaitan dengan kegiatan hari tertentu dan akan memanfaatkan sumber daya tersebut berlaku untuk hari itu.

3. Baik evaluasi. Guru harus menggunakan beberapa teknik evaluasi.

I. Mendeskripsikan dan menganalisis tugas belajar1. Deskripsi tugas

Deskripsi tugas dan analisis dari setiap bahan pelajaran atau materi sangat membantu guru dalam memperbaiki perencanaan pembelajaran. Beberapa guru menggabungkan dan mengkonsep tugas belajar dan tugas analisis. Deskripsi tugas merupakan determinasi dari langkah-langkah atau urutan dari tugas belajar yang dipelajari. Tugas analisis, menurut Davis adalah identifikasi dari karakteristik peserta didik, menggunakan jenis-jenis pembelajaran dan kondisi yang memaksa.

2. Analisis Tugas Para guru menganalisis hasil dengan mengidentifikasi jenis pembelajaran

yang terlibat dalam tugas sehingga pilihan terbaik prosedur mengajar untuk menyajikan konten dapat dibuat. Beberapa pelatihan pre-service atau in-service pembelajaran teori dan penerapannya di dalam kelas adalah penting untuk analisis tugas ini. Belajar teori akan menjadi topik yang sangat tepat untuk program in-service yang diatur oleh supervisor. Untuk membantu supervisor jenis belajar Robert M.Gagne 's dapat digunakan sebagai panduan, Gagne telah mengklasifikasikan apa yang disebut sebagai kondisi belajar dari jenis yang paling sederhana sampai yang paling kompleks. Klasifikasi Gagne meliputi delapan jenis pembelajaran. Dalam bentuk ringkasan yang sangat singkat, jenis ini adalah:

1. Sinyal (isyarat) belajar. Ini adalah pengkondisian-klasik pembentukan tanggapan terhadap rangsangan. Percobaan dari ilmuwan Rusia Ivan

Page 25: liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764. Lia Dwi Kristanti 110131436554. Rakhmawati Indriani 110131436541

22

Pavlov dalam melatih anjing untuk mengeluarkan air liur pada saat mendengarkan dering bel adalah ilustrasi klasik dalam pembelajaran ini. Meskipun guru perlu menyadari jenis baik positif dan negatif dari pengkondisian yang mungkin terjadi di sekolah, belajar sinyal memiliki tempat kecil dalam instruksi sekolah yang direncanakan.

2. Stimulus-respon. Jenis pembelajaran ini juga dikenal sebagai operant conditioning dan tampaknya sangat relevan dengan perkembangan motorik pembelajaran anak-anak. Gagne menggambarkan jenis ini adalah belajar dengan contoh-contoh dari orang yang mengajari untuk berjabat tangan dan seseorang mengajari anak mengatakan "mama". Dia menunjukkan bahwa penguatan respon yang diinginkan merupakan peran penting.

3. Belajar merangkai tingkah laku. Rangkaian verbal dalam pembelajaran matematika dapat berarti mengemukakan pendapat yang berkaitan dengan konsep,symbol, definisi, aksioma, dalil atau rumus. Pengertian rangkaian verbal itu sendiri adalah perbuatan lisan terurut dari dua rangkaian kegiatan atau lebih stimulus respons. Dengan memperhatikan pengertian di atas, maka dapat dikatakan bahwa tipe belajar rangkaian verbal dapat mengantarkan siswa dalam mengaitkan konsep yang telah dimiliki siswa.

4. Asosiasi verbal. Dalam tipe belajar ini dimisalkan pendidik memperlihatkan anak suatu bentuk geometris, dan anak tersebut dapat mengatakan "bujur sangkar" atau mengatakan "itu bola saya" bila yang dilihatnya bolanya.

5. Belajar diskriminasi. Diskriminasi siswa, misalnya, ketika mereka belajar untuk membedakan keterampilan yang diperlukan dalam mengendarai mobil dengan transmisi otomatis, mobil dengan tongkat transmisi standart, mobil dengan sebuah truk trailer dan sebagainya.

6. Belajar konsep. Kami masuk ke tatanan yang lebih tinggi dari pembelajaran ketika kita berusaha untuk mengajarkan konsep peserta didik. Konsep adalah abstraksi-beberapa lebih abstrak daripada yang lain-yang membutuhkan media bahasa untuk pembelajaran mereka.

7. Belajar kaidah. Sebuah aturan adalah rantai konsep. Siswa menempatkan bersama-sama hubungan antara konsep dan merumuskan aturan atau prinsip. Instruktur mengajarkan ilmu pengetahuan peserta didik yang kertas lakmus berubah merah ketika dicelupkan ke dalam asam. Tiga konsep yang terlibat dalam peraturan ini: lakmus, kertas dan merah.

8. Pemecahan masalah. Ini adalah jenis tertinggi-order dan paling kompleks dari belajar. Proses pemecahan masalah adalah pengembangan kemampuan berpikir. Pelajar menempatkan untuk menggunakan semua aturan belajar yang memiliki bantalan pada

Page 26: liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764. Lia Dwi Kristanti 110131436554. Rakhmawati Indriani 110131436541

23

masalah tertentu dalam rangka mencari solusi untuk masalah itu, dan dalam proses menghasilkan aturan baru dan pengetahuan baru. Pemecahan masalah adalah proses penalaran. Dalam konteks lain pemecahan masalah disamakan dengan metode ilmiah. Setiap upaya pemecahan masalah mengungkapkan ide-ide baru dan menambah pengetahuan yang mungkin pada gilirannya dapat diterapkan pada pemecahan masalah berikutnya.

Kami telah meninjau delapan jenis pembelajaran. Dalam rangka untuk membantu guru mengenali berbagai jenis pembelajaran yang jelas dalam tugas-tugas belajar mereka. Seorang supervisor harus mempelajari sistem klasifikasi belajar seperti ini untuk membantu guru membuat analisis tugas. Sebuah analisis tugas harus mencakup selain review dari karakteristik peserta didik dan jenis identifikasi belajar penilaian terhadap kondisi khusus atau kendala dalam tugas belajar. Dengan memahami sifat peserta didik dan sebagainya dapat membantu guru dalam merancang tujuan pembelajaran dan menyempurnakan tujuan utama itu sendiri.

J. Peran Pengawas dalam Membantu Guru Merencanakan PembelajaranPeran pengawas dalam membantu guru untuk merencanakan pembelajaran

di sekolah, antara lain:1. Pengawas membantu guru untuk menjadikan akrab dengan pendekatan

yang baru dalam pembelajaran dan dikembangkan sesuai kemampuan pengajaran.

2. Pengawas dapat membantu guru merencanakan dengan memberikan pengembangan pelatihan dari kompetensi berikut: kemampuan mengikuti pendekatan sistem desain atau model pembelajaran, kemampuan mengikuti model pembelajaran, kemampuan menulis tujuan pembelajaran, kemampuan mengaplikasikan taksonomi dari tujuan pembelajaran, kemampuan mendeskripsikan dan menganalisis tugas mengajar, dan kemampuan mengorganisasikan rencana pembelajaran

3. Pengawas akan membantu pekerjaan guru dengan model pembelajaran, adalah tugas mereka untuk mencoba berbagai model untuk diri mereka sendiri dan melihat bagaimana mereka bekerja dalam proses yang sebenarnya dari desain pembelajaran. Setelah menganalisis model pembelajaran, pengawas harus membantu guru menjadi terbiasa dengan berbagai model, membantu mereka dalam memilih model yang kompatibel dengan kebutuhan mereka sendiri, dan mendorong mereka untuk menciptakan model sendiri.

4. Pengawas dapat membantu setiap guru atau kelompok guru dalam menulis tujuan dan sasaran. Serta meminta guru untuk membedakan antara tujuan dan sasaran. Pengawas harus menunjukkan cara-cara di mana tujuan yang

Page 27: liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764. Lia Dwi Kristanti 110131436554. Rakhmawati Indriani 110131436541

24

belum dilakukan dapat dilaksanakan dengan memberikan contoh-contoh tindakan.

5. Pengawas harus membantu guru untuk menemukan format perencanaan yang cocok dengan disiplin ilmu mereka sendiri atau tingkatan kelas.

6. Seorang pengawas harus mempelajari sistem klasifikasi belajar untuk membantu guru membuat analisis tugas.

7. Pengawas dapat berfungsi sebagai konsultan untuk guru yang ingin mengembangkan keterampilan.

Page 28: liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764. Lia Dwi Kristanti 110131436554. Rakhmawati Indriani 110131436541

BAB IIIPENUTUP

Kesimpulan

Para guru harus menempatkan diri mereka dalam kefleksibilitasan

terutama dalam membuat perencanaan, selalu ingat recana pengajaran per unit,

semesteran dan tahunan. Suatu rencana pengajaran seperti sebuah peta jalan yang

memberi gambaran ke arah mana guru akan membawa pelajaran tersebut bersama

para siswa. Ini merupakan bagian kutipan terakhir yang penting untuk diingat

guru karena mereka mungkin akan melakukan perubahan pada saat

berlangsungnya pembelajaran menyatakan bahwa dalam merealisasikan rencana

pembelajaran juga melibatkan kemampuan tindakan logis dari para guru dalam

menata perubahan dari rancangan awal rencana pembelajaran agar proses

pengajaran dan pembelajaran dapat berlangsung dengan maksimal. Secara jelas

rencana pengajaran akan mempertahankan perhatian siswa dan membuat mereka

semakin tertarik dalam pelajaran. Suatu rencana pelajaran yang jelas juga akan

memaksimalkan pemakaian waktu dan mengurangi kebingungan apa yang

diharapkan dari siswa. Dengan rencana pelajaran ini maka manajemen kelas akan

semakin mudah.

25

Page 29: liadwikristanti.files.wordpress.com€¦  · Web viewFadilla Weka Y. 110131436519 Kholifatul Mahmudah 110131405764. Lia Dwi Kristanti 110131436554. Rakhmawati Indriani 110131436541

DAFTAR RUJUKAN

Richards, J.C. 1998. What’s The Use Of Lesson Plan. New York: Cambridge

University Press.