Metode Pembelajaran Bahasa Arab Al-Miftah Menik Mahmudah ...
Transcript of Metode Pembelajaran Bahasa Arab Al-Miftah Menik Mahmudah ...
141
Metode Pembelajaran Bahasa Arab Al-Miftah
Menik Mahmudah
Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Yasini
Abstrak: Metode Pembelajaran Bahasa Arab masa kini sangat beraneka ragam.
Pengajar Bahasa Arab berlomba-lomba untuk membuat metode pembelajaran bahasa
Arab yang menarik demi menunjang minat pembelajar Bahasa Arab. Salah satunya
adalah metode tersebut adalah Al-Miftah yang biasa disebut dengan Metode Al-
Miftah. Metode pemebelajaran Bahasa Arab Al-Miftah adalah metode untuk
pembelajaran bahasa Arab dari segi kaidahnya, meliputi nahwu dan shorrof yang
dikemas secara peraktis dan disampaikan dengan cara yang menarik. Dua ilmu kaidah
ini merupakan fondasi penting dalam memahami teks bahasa Arab. Oleh karenanya,
metode ini diupayakan dapat membantu pembelajar bahasa Arab dalam memahami
kaidah bahasa Arab secara cepat dan menyenangkan, sehingga pembelajar bahasa
Arab dapat mengerti tentang teks-teks bahasa Arab klasik (kitab kuning) maupun teks
bahasa Arab sederhana dalam buku buku literatur bahasa Arab, ataupun dalam
percakapan bahasa Arab sederhana baik yang tertulis atau tidak. Pembahasan dalam
artikel ini meliputi perencanaan pelaksaan dan evaluasi dari metode pembelajaran
Bahasa Arab Al-Miftah.
Kata Kunci: Metode Al-Miftah, Pembelajar Bahasa Arab, Kaidah Bahasa Arab
Metode Pembelajaran Bahasa Arab masa kini sangat beraneka ragam. Pengajar
Bahasa Arab berlomba-lomba untuk membuat metode pembelajaran bahasa Arab yang
menarik demi menunjang minat pembelajar Bahasa Arab. Salah satunya adalah metode
tersebut adalah Al-Miftah yang biasa disebut dengan Metode Al-Miftah. Metode
pemebelajaran Bahasa Arab Al-Miftah adalah metode untuk pembelajaran bahasa Arab
dari segi kaidahnya, meliputi nahwu dan shorrof yang dikemas secara peraktis dan
disampaikan dengan cara yang menarik. Dua ilmu kaidah ini merupakan fondasi penting
dalam memahami teks bahasa Arab. Oleh karenanya, metode ini diupayakan dapat
membantu pembelajar bahasa Arab dalam memahami kaidah bahasa Arab secara cepat
dan menyenangkan, sehingga pembelajar bahasa Arab dapat mengerti tentang teks-teks
bahasa Arab klasik (kitab kuning) maupun teks bahasa Arab sederhana dalam buku buku
literatur bahasa Arab, ataupun dalam percakapan bahasa Arab sederhana baik yang
tertulis atau tidak.
Salah satu tujuan dibuatnya metode ini agar siswa mudah belajar dalam membaca
kitab klasik atau kajian bahasa Arab yang lain. Harapannya siswa bisa memahami kaidah
bahasa Arab secara cepat dengan menggunakan metode ini. Dan metode ini dikemas
dengan sangat menyenangkan agar siswa tidak bosan dalam belajar kaidah bahasa arab
khususnya nahwu dan shorof.
Salah satu hal menyenangkan dalam belajar kaidah bahasa Arab dalam metode al-
Miftah ini adalah siswa diajak bernyanyi. Nyanyian ini bukan sembarang nyanyian
melainkan kaidah bahasa arab dilantunkan dengan bernyanyi mengikuti lagu-lagu di
Indonesia yang populer. Hal itu dilakukan agar mereka bisa menghafal kaidah bahasa
Arab dengan mudah dan cepat.
METODE PEMBELAJARAN BAHASA ARAB AL- MIFTAH
Metode Pembelajaran Bahasa Arab Al- Miftah atau yang biasa disebut dengan
Metode Al-Miftah dibuat oleh ustad Qusairi dari pondok pesantren Miftahul Ulum
Sidogiri. Bertempat di desa Sidogiri, kecamatan Kraton, kabupaten Pasuruan, Provinsi
142
Jawa Timur. Metode ini tercipta karena keresahan para guru yang melihat siswa nya tak
kunjung bisa membaca kitab. Hal itu sebabkan lemahnya pemahaman terhadap kaidah
bahasa Arab.
Selama ini belajar kaidah bahasa Arab yakni Shorof dan Nahwu dianggap sangat
sulit. Oleh karena nya untuk menerapkan pada kitab kitab salafi sangatlah susah. Rata-
rata siswa yang bisa membaca kitab dengan baik dan benar adalah siswa yang sudah besar
kisaran umur 15 tahun keatas. Metode al-miftah ini diciptakan agar siswa bisa mengerti
kaidah bahasa Arab sedini mungkin. Sehingga bisa membaca kitab salafiyah klasik sejak
dini.
METODE AL- MIFTAH
Metode Al-Miftah ini mulai lauching pada tahun 2011. Dipondok pesantren
Sidogiri khususnya dikelas i’dadiyah. Motto dari metode ini adalah mudah belajar
membaca kitab. Motto ini selalu dicantumkan dalam cover buku al-Miftah. Dan juga
menjadi do’a sekaligus harapan bagi pembuat buku sekaligus metode ini agar siapa saja
yang menggunakan metode ini bisa cepat belajar membaca kitab.
Pembelajaran kaidah bahasa Arab dengan menggunakan metode al-Miftah tidak
lagi menggunakan bahasa Arab seperti biasanya. Karena metode al-Miftah dikemas
dengan menggunakan bahasa indonesia namun masih tetap menggunakan istilah istilah
yang ada dalam ilmu nahwu dan shorof. Sehingga siswa masih bisa mengikuti secara
lanjut bila mana belajar sendiri kitab kitab kaidah bahasa Arab saat selesai dan lulus
belajar kaidah bahasa Arab dengan metode al-Miftah.
Pembelajaran bahasa asing (khususnya bahasa arab) apalagi pembelajaran kaidah
bahasa lazimnya berlangsung secara formal, perlu diciptakan atau dikondisikan suasana
informal, sehingga proses pemerolehan informasi dan kemahiran berbahasa secara lebih
alami dapat terjadi pada diri siswa (Asrori, 2013: 4). Dan suasana informal yang dibuat
metode al-Miftah ini adalah mengajak siswa membaca nadzom dan bernyanyi, sehingga
tanpa mereka sadari mereka akan hafal dengan sendirinya kaidah berbahasa Arab karena
sering menyanyikan lagu yang berisikan kaidah bahasa Arab tersebut.
Tak ayal, banyak santri dari luar pondok pesantren yang ikut belajar memakai
metode yang ditemukan pada 2011 itu. Semula Al Miftah tidak diajarkan di luar pondok
pesantren, tetapi mulai 2015 semua ponpes diperbolehkan menggunakan (Syairwan,
2015). Bahkan madrasah diniyah di desa-desa pun yang ranting dengan pondok Sidogiri
ataupun tidak, ikut menggunakan metode al- Miftah ini.
PENGARANG AL-MIFTAH
Pengarang sekaligus Penggagas metode al-Miftah adalah Ahmad Qusyairi Ismail.
Beliau lahir di Sampang (Madura) pada tanggal 12 April 1980 (Anisah, 2016: 37). Beliau
juga mondok di Sidogiri setelah menyelesaikan pendidikan sekolah dasarnya. Guna
menambah pemahaman dan memperdalam ilmu agama. Hingga beliau menjadi salah satu
guru di pondok pesantren Miftahul Ulum Sidogiri. Sebagaimana disebutkan pada
paragraf sebelumnya bahwa munculnya keresahan guru saat melihat anak didiknya tak
kunjung bisa membaca kitab kuning. Dari situlah beliau tergerak hatinya untuk membuat
metode al-Miftah ini.
BUKU-BUKU AL-MIFTAH
Metode ini terbagi menjadi 4 golongan buku panduan yakni: (1) Buku Panduan
Siswa, (2) Buku Panduan Guru, (3) Buku Nadzoman, dan (4) Buku Edisi Tashrif . Adapun
143
Buku Panduan Siswa terdiri dari 4 buku, yang mana buku tersebut diatur secara
bertingkat. Sehingga siswa yang belajar harus memulai dari buku jilid 1. Mereka tidak
bisa belajar kaidah bahasa Arab dengan menggunakan metode al- Miftah langsung loncat
ke jilid yang kedua atau langsung ke 3 begitu pun seterusnya. Jadi memang harus
berurutan. Buku Panduan Guru juga berisi 4 buku. Sama dengan Buku Panduan Siswa,
hanya saja Buku Panduan Guru dibuat hanya untuk pegangan guru demi menunjang dan
melengkapi materi yang ada di Buku Panduan Siswa. Buku Nadzoman hanya berisi 1
buah buku saja. Dicetak dengan ukuran A6 yakni 10,5 cm x 14,8 cm (ukuran A6). Begitu
juga Buku Edisi Tashrif hanya ada 1 buah buku saja.
Sebagaimana disebutkan diatas, Buku Panduan Siswa terdiri dari 4 buku yang
digunakan secara bertahap. Semua buku yakni buku panduan siswa, panduan guru, dan
buku tasrif dicetak dengan ukuran a5 yakni 14,8 cm x 21 cm (ukuran a5) tidak terlalu
tipis dan tidak terlalu tebal, sehingga mudah digunakan siswa dan guru serta bisa dibawa
kemana pun. Hanya saja untuk buku panduan guru, cuma guru yang bisa memilikinya
dan memegangnya.
Semua buku al-Miftah berkonsep full colour atau penuh warna. Sangat berbeda
dengan buku buku kaidah bahasa arab pada umumnya yang hanya menggunakan warna
hitam sebagai warna tulisannya. Tapi buku al-Miftah didesain dengan kertas yang bagus
dan tulisan yang penuh warna serta beraneka ragam, ada bagan, ada tabel, ada nadzom,
ada latihan soalnya juga dan skema secara keseluruhan. Hal ini tentunya membuat
pembaca baik dari siswa dan guru atau siswa yang sudah besar atau masih kecil semakin
suka menggunakan buku ini, serta terlihat sangat menarik dan menggelitik mata untuk
terus ingin membacanya.
Semua buku al-Miftah pada bagian cover tersedia semacam nametag, sehingga
santri bisa menuliskan namanya, nama ayahnya dan juga alamatnya. Sehingga
meminimalisir buku ini rawan hilang, tidak diketahui pemiliknya atupun tertukar. Selain
144
itu, buku ini ada didahului dengan basmalah dan dilanjutkan tawassul fatiha sebelum
belajar dan doa sebelum belajar. Dan disela-sela materi dan di akhir buku ada latihan
soalnya. Namun sayangnya dalam semua buku ini tidak ada daftar isi. Tapi tidak adanya
daftar isi tidak menutupi bagusnya buku metode al-Miftah. Dan harga dari semua paket
buku al-Miftah ini dibandrol 100 ribu rupiah saja. Harga yang cukup ekonomis dan tidak
terlalu mahal untuk kualitas buku yang bisa menarik perhatian ini.
(Gambar semua cover buku almiftah)
Adapun buku pertama yakni jilid 1 dengan cover berwarna hijau terdiri dari 50
halaman yang sudah termasuk cover depan belakang. Sebagai mana yang dijelaskan
pada paragraf sebelumnya, bahwasannya buku al-Miftah dicetak dengan menggunakan
kertas yang bagus sehingga tidak mudah kusut dan robek. Buku al-Miftah jilid 1 terdiri
dari 2 bab yang berisi tentang membedakan kalimat isim, kalimat fi’il, dan kalimat
huruf pada bab 1. Selanjutnya pada bab 2 menentukan kalimat isim antara mabni dan
mu’rob.
(gambar cover buku jilid 1 dan skema secara keseluruhan jilid 1)
Selain itu, ada lagu-lagu untuk melengkapi materi jilid 1. Lagu-lagu ini bisa dilihat
di buku nadzoman. Fungsinya lagu-lagu ini dibuat untuk membuat siswa bisa lebih cepat
hafal materi yang ada, dan juga membuat siswa lebih rileks dan senang dalam
mempelajari kaidah bahasa arab. Berikut ini lagu-lagu yang ada di jilid 1 serta
diaransemen dari lagu indonesia apa dan juga penyanyinya:
No. Nama Lagu Al-Miftah Aransemen Lagu Indonesia Penyanyi
1. Rukun-rukun Kalam dan
Kalimat
Aku yang Dulu Tegar
2. Mu’rob dan Mabni Kisah Sang Rasul Habib Syekh
3. Arti Isim Mu’rob
4. Isim-Isim yang Lima Balonku A.T. Mahmud
5. Macam-macam Isim
Ghoiru Munshorif
Caca Marica Lagu Nusa
Tenggara
6. Wazan-wazan Isim Ghoiru
Munshorif
Naik Delman Istimewa Trio Kwek-Kwek
7. Tanda I’rob Isim Shalatullah Salamullah Wali Band
145
Buku kedua yakni jilid 2 dengan cover berwarna biru terdiri dari 71 halaman yang
sudah termasuk cover depan belakang. Buku jilid ini terlihat lebih tebal dari buku jilid 1
dan buku jilid yang lainnya karena terdiri dari 3 sub bab. Sub bab 1 yaitu qoidah isim 2
yakni menentukan isim makrifat dn isim nakirah. Sub bab 2 yaitu qoidah isim 3 yakni
menentukan isim mudzakar dan isim muannats. Sedangkan sub bab 3 yaitu qoidah isim
4 menentukan isim jamid dan musytaq.
(gambar cover buku jilid 2 dan skema secara keseluruhan jilid 2)
Selain itu, di jilid 2 juga ada lagu-lagu pelengkap materi. Sebagaimana yang sudah
dijelaskan Lagu-lagu ini bisa dilihat di buku nadzoman. Fungsinya lagu-lagu ini sama
dibuat untuk membuat siswa bisa lebih cepat hafal materi yang ada, dan juga membuat
siswa lebih rileks dan senang dalam mempelajari kaidah bahasa arab. Berikut ini lagu-
lagu yang ada di jilid 2 serta diaransemen dari lagu indonesia apa dan juga penyanyinya:
No. Nama Lagu Al-Miftah Aransemen Lagu
Indonesia Penyanyi
1. Isim Ma’rifat Tombo Ati Opick
2. Shilah dan ‘Aid Sayonara Trio Kwek-kwek
3. Isim Isyaroh Nggak Laku-laku Wali Band
4. Kalimat yang Biasa
Mudhof Diobok-obok Joshua Suherman
5. Tanda-tanda Perempuan Buleh Nekah Reng Lagu Madura
6. Isim ‘Adad Aku Anak Joshua Suherman
7. Aku Anak I’dadiyah
8. Jamid dan Musytaq Baju Baru Dhea Ananda
9. Wazan-wazan Isim
Musytaq Tol Jaenak Koes Plus
10. Wazan-wazan Isim
Mubalaghah
Buku ketiga yakni jilid 3 dengan cover berwarna ungu terdiri dari 68 halaman
yang sudah termasuk cover depan belakang. Buku jilid ini terlihat lebih tebal dari jilid 1
dan lebih tipis dari jilid 2. Hal tersebut dikarnakan pada buku jilid 3 ini mengkhususkan
pada pembahasan fi’il (kata kerja) saja beserta i’robnya. Dalam pembahasan fi’il dalam
buku al-Miftah jilid 3 ini terdiri dari 5 sub pembahasan dengan tambahan pembagian
i’rob kalimat fi’il yang terdiri dari i’rob rafa’, nashob dan jer. Sub 1 membahas tentang
fi’il madhi, fi’il mudhori’ dan fi’il amar. Sub 2 membahas tentang fi’il mujarrod dan
fi’il mazid. Sub 3 membahas tentang fi’il muta’addi dan fi’il lazim. Sub bab 4
146
membahas tentang fi’il ma’lum dan fi’il majhul. Sub bab 5 membahas tentang fi’il
shohih dan fi’il mu’tal.
(gambar cover buku jilid 3 dan skema secara keseluruhan jilid 3)
Selain itu, ada lagu-lagu untuk melengkapi materi jilid 3. Lagu-lagu ini bisa juga
dilihat di buku nadzoman. Begitu juga fungsinya lagu-lagu ini dibuat untuk membuat
siswa bisa lebih cepat hafal materi yang ada, dan juga membuat siswa lebih rileks dan
senang dalam mempelajari kaidah bahasa arab. Berikut ini lagu-lagu yang ada di jilid 3
serta diaransemen dari lagu indonesia apa dan juga penyanyinya:
No. Nama Lagu Al-Miftah Aransemen Lagu Indonesia Penyanyi
1. Fi’il Mu’rob dan Fi’il
Mabni
Shalatullah Salamullah Wali Band
2. Af’alul Khomsah Balonku A.T Mahmud
3. Amil Nashob untuk Fi’il
Mudhori’
Selamat Ulang Tahun
4. Idza, Idzma, Annaa Muhammadku Hadad Alwi
5. Fi’il Amar
6. Huruf-huruf Illat Caca Marica
Buku keempat yakni buku jilid 4 dengan cover berwarna oren terdiri dari 62
halaman yang sudah termasuk cover depan belakang. Buku jilid 4 ini terlihat lebih tebal
dari jilid 1 dan lebih tipis dari jilid 2 dan 3. Hal tersebut dikarnakan buku pada jilid 4
terdiri dari 3 bab. Bab 1 berisi tentang isim-isim yang dibaca rafa’ (marfu’atul asma’).
Bab 2 berisi tentang isim-isim yang dica nasab (manshubatul asma’). Bab 3 berisi
tentang isim-isim yang dibaca jer (makhfudzotul asma’).
(gambar cover buku jilid 4 dan skema secara keseluruhan jilid 4)
147
Sama halnya pada jilid jilid sebelumnya, jilid 4 juga ada lagu-lagu untuk
melengkapi materi. Lagu-lagu ini juga bisa dilihat di buku nadzoman. adapun fungsinya
sama, lagu-lagu ini dibuat untuk membuat siswa bisa lebih cepat hafal materi yang ada,
dan juga membuat siswa lebih rileks dan senang dalam mempelajari kaidah bahasa arab.
Berikut ini lagu-lagu yang ada di jilid 4 serta diaransemen dari lagu indonesia apa dan
juga penyanyinya:
No. Nama Lagu Al-Miftah Aransemen Lagu
Indonesia
Penyanyi
1. Marfu’atul Asma’ Sepotong Kayu Ust Jefri (Alm)
2. Manshubatul Asma’ Sepotong Kayu Ust Jefri (Alm)
3. Jer’e Mubtada’ dan Khobar
4. Mubtada’ Boleh Nakiroh Childern of World Yusuf Islam
5. Kalimat-kalimat Dhorof
6. Ma’nanya Dhorof 1 Helli Chika Koswoyo
7. Amil Nawasikh Allahu Allah Habib Syekh
8. Untuk Ma’na Ya Rasulallah Habib Syekh
9. Na’at
10. La Linafyil Jinsi
11. Mustatsnanya Illa AbaTaTsa Wali Band
Buku nadzoman dengan cover berwarna warna dasar biru mudah serta ada
semburan warna kuning, hijau mudah, hijau tua, oren mudah, dan oren tua. Terdiri dari
63 halaman yang sudah termasuk cover depan belakang. Buku nadzoman ini berfungsi
sebagai buku pelengkap materi untuk keempat jilid buku diatas. Berisi Nadzoman yang
disarikan dari nadzoman alfiyah dan imrithi. Serta lagu-lagu yang berisi materi al-
Miftah yang diaransemen lagu-lagu daerah maupun lagu indonesia yang terkenal.
(gambar cover buku nadzoman dan contoh salah satu lagu)
Buku edisi tashrif dengan cover berwarna kuning terdiri dari 50 halaman yang
sudah termasuk cover depan belakang. Buku edisi tashrif ini juga berfungsi sebagai
pelengkap materi untuk jilid ke 3 yang khusus membahas kalimat fi’il. Tidak semua
wazan ditampilkan dalam buku ini sebagaimana yang ada di buku amtsilatut tashrifiyah.
Dalam buku ini hanya menampilkan wazan-wazan tertentu yang sering muncul dalam
kitab kitab salafi pada umumnya. Selain itu, juga ada latihan soal untuk siswa agar bisa
mentashrif sendiri berdasarkan mengikuti wazan yang sudah ada.
148
(gambar cover buku edisi tashrif dan contoh tashrifan nya)
Namun dari semua buku panduan al-Miftah sangat disayangkan sangat minim
sekali latihan soal secara tertulis, rata-rata latihan soalnya secara lisan. Jadi rata-rata
pembelajarannya menggunakan metode dril yang berupa melontarkan pertanyaan-
pertanyaan sehingga membentuk anak agar hafal dengan kaidah bahasa Arab. Selain itu,
dari semua buku nya tidak ada daftar isi sehingga kadang aga kesulitan dalam mencari
materi tertentu.
Suatu pembelajaran akan terasa hambar sekali tidak menyenangkan dan monoton
jika tidak adanya sistem dalam pembelajaran. Jika guru hanya masuk dan menyampaikan
pelajaran lalu pulang, begitu juga dan siswa datang mendengarkan lalu pulang tidak ada
target yang harus dipenuhi, tidak ada tujuan pembelajaran yang harus dicapai, dan juga
tidak ada cara bagaimana melihat perembangan siswa maka pembelajaran tidak akan
efekif. Oleh karena nya dibutuhkanlah kompetensi yang harus dimiliki oleh guru agar
pembelajaran menjadi lebih efektif. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Coper (1997)
tiga kompetensi yang harus dimiliki oleh guru sebagai pengambil keputusan (dicision
maker) dalam pembelajaran (dalam Ainin, 2013: 193). Ketiga kompetensi tersebut adalah
perencanaan, implementasi (pelaksanaan), dan evaluasi. Dan ketiga kompetensi dalam
metode al-miftah akan dijelaskan sebagaimana berikut:
1. Perencanan Metode Al- Miftah
Perencanaan dalam metode Al-Miftah ini tidak sedetail seperti kegiatan
belajar-mengajar pada umumnya. Ini merupakan salah satu dari kekurangan
metode al-Miftah. Namun baiknya, dalam metode al-Miftah ini ada semacam
pembinaan guru sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan metode al-Miftah.
Pembinaan ini biasa dilakukan seminggu sekali, biasanya dilakukan
dihari libur di setiap madrasah. Sedangkan libur tiap madrasah itu berbeda-beda,
ada yang hari jum’at ada juga yang hari ahad (minggu). Hal ini dilakukan agar
tidak menyita waktu guru dalam menjalankan aktifitas mengajar di Madrasah,
bila mana mengambil hari aktif untuk kegiatan pembinaan guru.
Metode al-Miftah ini ditargetkan 8 bulan selesai. Oleh karenanya segala
persiapan dilakukan. Mulai dari pembinaan guru hingga pembinaan cara
mengevaluasi. Pada hakikatnya pengelolahan kelas tetap diserahkan pada guru
semata. Hanya saja cara mengajarkan al-Miftah cara mengevaluasinya guru
dibantu dengan adanya pembinaan namun untuk pemahaman siswa terhadap
materi guru bebas memodifikasi cara mengajar, strategi mengajar, ataupun
149
media sesuai dengan kebutuhan siswa di kelas demi siswa faham terhadap
materi. Dan tentunya sebelum guru mengajar, beliau memikirkan cara apa yang
sesuai untuk mengajarkan materi dengan tepat dan siswa bisa segera
memahaminya.
2. Pelaksanaan Metode Al- Miftah
Pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan metode al-
Miftah terbagi menjadi 3 bagian yakni: Pendahuluan, Kegiatan Inti, dan Penutup.
Semuanya akan dijelaskan sebagaimana berikut:
a. Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan ini guru memulai dengan
salam.Kemudian guru melanjutkan membaca tawassul al-fatihah dan diikuti
oleh para siswa. Lalu pembacaan doa bersama seperti yang ada pada awal
buku al-Miftah. Setelah itu baru pembacan nadzom yang ada di buku
nadzoman al-Miftah bersama –sama. Setelah semua selesai guru menanyakan
tentang apa yang sudah dipelajari sebelumnya. Mengingatkan siswa kembali
materi yang lalu dengan memberi pertayaan kepada siswa. Barulah untuk
menyinggung materi baru guru mengaitkan materi sebelumnya dengan materi
baru.
b. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti, guru mengajarkan materinya sesuai dengan
panduan dan ajaran yang diperoleh saat bimbingan guru. Awal mula guru
menjelaskan materi. Lalu guru memberikan waktu beberapa menit untuk
berdiskusi dengan temannya. Kemudian guru menanyakan apa yang belum
difahami terkait materi yang sudah disampaikan. Setelah itu guru mendril
siswa dengan memberi petanyaan pertanyaan serta mengaitkan dengan
nadzom dan lagu lagu yang ada dimetode al-miftah. Agar mereka lebih
memahami dan menghafal materi yang sudah disampakan.
c. Penutup
Dalam kegiatan penutup ini siswa ditanya kembali apa yang sudah
dipelajari hari ini. Kemudian mengulas kembali materi yang sudah diajarkan
dengan menampilkan contoh lain sehingga diulas dengan materi yang sudah
dipelajari. Setelah semua selesai barulah guru menutup dengan do’a.
3. Evaluasi Metode Al-Miftah
Evaluasi atau penilaian pembelajaran mencakup penilaian capaian hasil
belajar siswa dan penilaian terhadap proses pembelajaran (Taufiq, 2018: 30).
Evaluasi sangat penting dilakukan agar mengetahui apakah siswa bisa mencapai
tujuan pembelajaran dengan baik. Bagi seorang guru, evaluasi pembelajaran
adalah media yang tidak terpisahkan dari kegiatan mengajar, karena melalui
evaluasi seorang guru akan mendapatkan informasi tentang pencapaian hasil
belajar (Sholihan, 2018: 14).
Jadi evaluasi dalam metode al-Miftah ini ada 3 macam yaitu evaluasi
usai pembelajaran, evaluasi kenaikan jilid, dan evaluasi kelulusan. Dan bentuk
evaluasinya ada dua yaitu evaluasi tulis dan lisan. Adapun evaluasi usai
pembelajaran adalah evaluasi yang dilakukan saat materi sudah disampaikan.
Evaluasi kenaikan jilid dilakukan saat salah satu jilid dar 4 jilid tersebut selesai
disampaikan. Jadi misalnya sat jilid satu selesai maka akan ada evaluasi untuk
mengukur pemahaman siswa terhadap jilid satu tersebut. Jika lulus maka dia
berhak untuk lanjut ke jilid 2 begitu pun seterusnya. Sedangkan evaluasi
150
kenaikan adalah evaluasi yang dilakukan saat siswa menyelesaikan keempat jilid
buku dari pembelajaran kaidah bahasa arab dengan metode al-Miftah. Selain itu,
evaluasi ini ada yang dilaksanakan oleh guru kelas sendiri dan ada juga yang
memangil langsung dari guru pakar al-Miftah dari sidogiri. Biasaanya hal itu
terjadi saat ujian kelulusan.
Adapun bentuk evaluasi al-miftah sebagaimana yang sudah disebutkan
ada dua macam yaitu evaluasi atau test tulis dan lisan berikut ini contoh dari
keduanya:
(contoh test atau evaluasi secara lisan)
ن لموم سم
م ال
Kalimat apa? Kalimat isim
Apa tanda kalimat isimnya? Diawali oleh AL
Kalimat ada berapa? Tiga
Sebutkan! Isim, Fi’il, Huruf
Sebutkan semua tanda kalimat isim! Tanwin, AL, diawali huruf Jer, bisa dijerkan
(contoh test atau evaluasi secara lisan)
Tuliskan ISIM MUFROD dari contoh-contoh ISIM TATSNIYAH!
جيرنصبرفع التثنية
ان الب ط ..................طالب
ان ت اهد ...........................ج
*tulisan yang berwarna hijau adalah jawaban siswa
KESIMPULAN
Intinya dikarnakan banyaknya keresahan guru melihat siswanya yang tak kunjung
bisa membaca kitab klasik atau kitab kuning maka salah satu ustad dari pondok pesantren
miftahul ulum sidoiri bernama ustad Qusairi menciptakan metode al-Miftah. Metode al-
Miftah adalah metode yang diciptakan sebagai terobosan baru untuk pembelajaran kaidah
bahasa arab secara cepat. Hingga saat ini metode al-Miftah tidak hanya digunakan oleh
madrasah di pondok pesantren sidogiri aja. Namun semua madrasah baik yang ranting
kepada pondok pesantren sidogiri atau pun tidak, ikut menggunakan metode tersebut.
Metode al-miftah pun tidak hanya mengeluarkan buku saja namun juga ada
pembinaan guru. Hal ini dilakukan agar pembelajaran kaidah bahasa Arab dengan
menggunakan metode al-Miftah tersampaikan sesuai denga harapan pengarang nya. Pada
metode al-Miftah ini pun terdapat sistem yang baik. Sehinga benar-benar membuat output
siswa yang mengerti dan memahami serta hafal kaidah bahasa Arab. Diantara sistemnya
adalah adanya perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Adapun perencanaan metode al-Miftah salah satunya al-miftah memiliki target 8
bulan harus selesai selain itu, juga ada pembinaan guru hingga pembinaan cara
mengevaluasi siswa. Pelaksanaan terbagi menjadi tiga tahapan kegiatan yaitu:
pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Evaluasi dalam metode al-Miftah ini ada 3
macam yaitu evaluasi usai pembelajaran, evaluasi kenaikan jilid, dan evaluasi kelulusan.
Sedangkan bentuk evaluasinya ada dua yaitu evaluasi tulis dan lisan.
151
DAFTAR RUJUKAN
Ainin, Moh. 2013. Metodologi Penelitian Bahasa Arab. Malang: CV Bintang Sejahtera.
Asrori, Imam. 2013. 1000 Permainan Penyegar Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: CV
Bintang Sejahtera Press.
Anisah, Luluk. 2016. Tathbiq Al-Miftah Lil Ulum Sidogiri Litashili Qiroati kutubi
Turotsi Bi Madrasati Miftahul Ulum Diniyah Sukodani Pasuruan. Pasuruan:
Stai Alyasini.
Taufiq, Akhmad. Dkk. 2018. Pedoman Perencanaan, Pelaksanaan dan Penilaian
Pembelajaran di Lingkungan Universitas Jember. Jember: Kementrian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Universitas Jember.
Syairwan, Irwan. 2015. Al-Miftah Permudah Santri Membaca Kitab Kuning. Surabaya:
Surabaya Tribun News. Online: https://surabaya.tribunnews.com
Sholihan. 2018. Strategi Pembelajaran Kitab Kuning Melalui Bantuan Materi Al-Miftah
Lil Ulum Di Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan. STAI Hasan Jufri Bawean:
CENDEKIA: Jurnal Studi Keislaman. Online: https://moraref.kemenag.go.id