M Aan Mansyur

download M Aan Mansyur

of 4

Transcript of M Aan Mansyur

  • 8/14/2019 M Aan Mansyur

    1/4

    M Aan Mansyur

    Lahir di Bone, 14 Januari. Menulis artikel, puisi, cerita pendek di berbagai media. Karya-karyanya dimuat dalam berbagai buku antologi. Bukunya yang sudah terbit, Hujan

    Rintih-rintih (2005) dan Perempuan, Rumah Kenangan (2007)

    METAMORFOSIS BIBIRMU DAN TELINGAKU

    Di bibirmu dulu mekar bunga belukar dan rumput liar,oleh bisikanmu, daun telingaku menjelma kupu-kupu.

    Kini engkau pandai mengubah diri jadi orang lain,mencium, memagut dan berbisik dengan bibir asing,bibir yang ditumbuhi buku psikologi, layar televisi,dan kutipan-kutipan yang penuh kosakata ayah-ibumu.

    Maka untuk bibirmu kukutuk telingaku jadi kepompong,menunggu lagi belukar dan rumput-rumput liar itu mekar,yang dari dadamu sendiri seluruhnya berhulu dan berakar.

    *** INGATAN MATAMU DAN WAKTU ***

    ingatan, katamu, awalnya hanya halaman yang gersanglalu datanglah waktu, si tukang kebun yang terlalu tekun,menanam segala macam pohonan yang tumbuh rindangdan dahan-dahannya masuk menembus jendela kamarmu

    ikut berbaring di ranjangmu, kemudian diam-diam menyusupmenyelundup ke tidurmu, membuatmu setiap pagi terbangundengan embun merimbun di helai bebulu sepasang matamu

    matamu, kataku, pada awalnya hanyalah langit yang lapanglalu datanglah ingatan, si pelukis yang terlalu suka bermimpi,menggambar segala macam peristiwa dari masa-masa silam,musim hujan dan pelukanmu, awan tempat bermukim bulan,dan senyummu yang lebih bunga dari tetumbuhan di halaman

    di matamu ingatan terus tumbuh menjadi tamandi ingatanku matamu menampung seluruh waktu

    *** PULUHAN TAHUN KEMUDIAN ***

    saat usia tua datang, waktunya ingatanterakhir kali semua kembali dihidupkan

    lalu tiba-tiba ada yang tumbuh dari waktu,

  • 8/14/2019 M Aan Mansyur

    2/4

    deretan kata yang pernah engkau semaikanke telingaku waktu itu, puluhan tahun lalu,

    janji yang pernah mati-terkubur rongsokaningatanku dan ingatanmu yang berkarat itu

    saat usia tua datang, waktunya janjikembali akan menagih dan menguji

    kata-katamu itu tumbuh jadi sebatang pohonyang lagi dan lagi akan gugur daun-daunnyaseperti raut dan rambut kita di hadapan maut

    karenanya aku menyiapkan puisi ini sebagai lahanbagi pohonmu itu yang kelak biji-bijinya berdahanagar nanti arwahku akan tenang jadi burung hutan.

    SEBUAH SAJAK YANG TAK INDAH

    Beginilah akhirnya yang mampu kutuliskan:sebuah sajak yang tak indah.

    Sebab semua kata yang dulu indah di mata-telingatelah menyembunyikan dirinya entah di mana.Sementara waktu telah pula mempercepat langkah

    seperti diburu bermacam-macam masalah.

    Maka lihatlah, betapa miskin sajak ini!Seperti seorang janda yang memaksa anaknyamelupakan sepatu dan tas berisi buku dan pensilagar mau merelakan diri jadi kadal di jalan raya.Seperti juga tetangganya yang memenggal kepalaanak-anaknya yang menangis meminta makan.

    Maka lihatlah, betapa koyak sajak ini!Persis pakaian para pengemisyang selalu membuat gadis-gadis jijikdan tak bisa makan berhari-hari.Persis sebuah kampung yang berkali-kalidilindas bencana.

    Beginilah akhirnya yang mampu kutuliskan:sebuah sajak yang tak bisa menyentuh dadamu.

  • 8/14/2019 M Aan Mansyur

    3/4

  • 8/14/2019 M Aan Mansyur

    4/4

    "Anggap saja, kau mengenalku", katamusaat itu

    Makassar, 2 Juni 2007

    ......................penyair muda yang sangat berbakat di makassar...di serambi tokonya biasa kelana menghabiskan waktu menyerumputbeberapa buku - tuk memuaskan dahaga :D,

    tetap berkarya yah sarebattang (saudara dekat)....