Lya Anggraini - Retardasi Mental

download Lya Anggraini - Retardasi Mental

of 5

description

d

Transcript of Lya Anggraini - Retardasi Mental

Nama: Lia AnggrainiNim: 0907101010024Email: [email protected]

RETARDASI MENTALDefinisiRetardasi mental adalah suatu keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya hendaya keterampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh, misalnya kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial (Maslim, 2003). InsidensiDiperkirakan angka kejadian retardasi mental berat sekitar 0.3% dari seluruh populasi dan hampir 3% mempunyai IQ di bawah 70. Sebagai sumber daya manusia tentunya mereka akan sulit untuk dimanfaatkan karena 0.1% dari anak-anak ini memerlukan perawatan, bimbingan serta pengawasan sepanjang hidupnya. Prevalensi retardasi mental dari populasi umum sekitar 1-3%. Retardasi mental mengenai 1,5 kali lebih banyak pada laki-laki dibandingkan perempuan dan 85% dari seluruh kasus merupakan kasus ringan (Salmiah, 2010; Jonathan, 2007). PatofisiologiRetardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup sehari-hari. Retardasi mental ini termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul pada masa kanak-kanak (sebelum usia 18 tahun) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah normal (IQ 70 sampai 75 atau kurang) dan disertai keterbatasan-keterbatasan lain pada sedikitnya dua area fungsi adaptif: berbicara dan berbahasa, kemampuan/ketrampilan merawat diri, kerumahtanggaan, keterampilan sosial, penggunaan sarana-sarana komunitas, pengarahan diri, kesehatan dan keamanan, akademik fungsional, bersantai dan bekerja.Penyebab retardasi mental bisa digolongkan kedalam prenatal, perinatal dan pascanatal. Diagnosis retardasi mental ditetapkan secara dini pada masa kanak-kanak (Maramis, 1994).Gambaran KlinisGambaran klinis pada retardasi mental seperti:1. Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik lainnya.2. Hendaya perilaku adaptif selalu ada, tetapi dalam lingkungan sosial terlindung di mana sarana pendukung cukup tersedia, hendaya ini mungkin tidak tampak sama sekalipada penyandang retardasi mental ringan (Maslim, 2003).Pemeriksaan PenunjangBeberapa pemeriksaan yang dapat membantu menegakkan diagnosa Retardasi Mental menurut Salmiah (2010) adalah:1. Pemeriksaan kromosom2. Pemeriksaan urin, serum, titer virus3. Tes diagnostik SPT: EEG, CT-Scan untuk identifikasi abnormalitas perkembangan jaringan otak, injury jaringan otak atau trauma yang mengakibatkan perubahan.DiagnosisDiagnosis retardasi mental tidak hanya didasarkan atas tes intelegensia saja, melainkan juga dari riwayat penyakit, laporan dari orangtua, laporan dari sekolah, pemeriksaan fisik, laboratorium, pemeriksaan penunjang. Yang perlu dinilai tidak hanya intelegensia saja melainkan juga adaptasi sosialnya. Dari anamnesis dapat diketahui beberapa faktor risiko terjadinya retardasi mental (Sularyo, 2000).Pemeriksaan fisik pada anak retardasi mental biasanya lebih sulit dibandingkan pada anak normal, karena anak retardasi mental kurang kooperatif. Selain pemeriksaan fisik secara umum (adanya tanda-tanda dismorfik dari sindrom-sindrom tertentu) perlu dilakukan pemeriksaan neurologis, serta penilaian tingkat perkembangan. Pada anak yang berumur diatas 3 tahun dilakukan tes intelegensia (Sularyo, 2000).Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) kepala dapat membantu menilai adanya kalsifikasi serebral, perdarahan intra kranial pada bayi dengan ubun-ubun masih terbuka. Pemeriksaan laboratorium dilakukan atas indikasi, pemeriksaan ferriklorida dan asam amino urin dapat dilakukan sebagai screening PKU. Pemeriksaan analisis kromosom dilakukan bila dicurigai adanya kelainan kromosom yang mendasari retardasi mental tersebut. Beberapa pemeriksaan penunjang lain dapat dilakukan untuk membantu seperti pemeriksaan BERA, CT-Scan dan MRI (Sularyo, 2000).Kesulitan yang dihadapi adalah kalau penderita masih di bawah umur 2-3 tahun, karena kebanyakan tes psikologis ditujukan pada anak yang lebih besar. Pada bayi dapat dinilai perkembangan motorik halus maupun kasar, serta perkembangan bicara dan bahasa. Biasanya penderita retardasi mental juga mengalami keterlambatan motor dan bahasa (Sularyo, 2000).Diagnosis Banding1. Gangguan pendengaran dan penglihatan2. Gangguan bicara3. Cerebral palsy4. Gangguan emosi yang dapat menghambat kemampuan belajar sehinnga anak tersebut dikira bodoh.5. Early infantile6. Skizofrenia (Sadock, 2010)Penanganan1. MedikamentosaObat-obat yang sering digunakan dalam pengobatan retardasi mental adalah terutama untuk menekan gejala-gejala hiperkinetik. Metilfenidat (ritalin) dapat memperbaiki keseimbangan emosi dan fungsi kognitif. Imipramin, dekstroamfetamin, klorpromazin, flufenazin, fluoksetin kadang-kadang dipergunakan oleh psikiatri anak. Untuk menaikkan kemampuan belajar pada umumnya diberikan tioridazin (melleril), metilfenidat, amfetamin, asam glutamat, gamma aminobutyric acid (GABA) (Salmiah, 2010).2. Nonmedikamentosaa. Rumah Sakit/Panti KhususPenempatan di panti-panti khusus perlu dipertimbangkan atas dasar: kedudukan sosial keluarga, sikap dan perasaan orangtua terhadap anak, derajat retardasi mental, pandangan orangtua mengenai prognosis anak, fasilitas perawatan dalam masyarakat, dan fasilitas untuk membimbing orangtua dan sosialisasi anak. Kerugian penempatan di panti khusus bagi anak retardasi mental adalah kurangnya stimulasi mental karena kurangnya kontak dengan orang lain dan kurangnya variasi lingkungan yang memberikan kebutuhan dasar bagi anak (Sularyo, 2002).

b. PsikoterapiPsikoterapi dapat diberikan kepada anak retardasi mental maupun kepada orangtua anak tersebut.Walaupun tidak dapat menyembuhkan retardasi mental tetapi dengan psikoterapi dan obat-obatan dapat diusahakan perubahan sikap, tingkah laku dan adaptasi sosialnya.c. KonselingTujuan konseling dalam bidang retardasi mental ini adalah menentukan ada atau tidaknya retardasi mental dan derajat retardasi mentalnya, evaluasi mengenai sistem kekeluargaan dan pengaruh retardasi mental pada keluarga, kemungkinan penempatan di panti khusus, konseling pranikah dan pranatal.d. PendidikanPendidikan yang penting disini bukan hanya asal sekolah, namun bagaimana mendapatkan pendidikan yang cocok bagi anak yang terbelakang ini. Terdapat empat macam tipe pendidikan untuk retardasi mental. Kelas khusus sebagai tambahan dari sekolah biasa Sekolah luar biasa C Panti khusus Pusat latihan kerja (sheltered workshop)(Kliegman, 2007)KomplikasiMenurut Maramis (1994), komplikasi retardasi mental adalah:1. Cerebral Palsy2. Gangguan kejang 3. Gangguan kejiwaan4. Gangguan konsentrasi/hiperaktif5. Defisit komunikasi6. Konstipasi (karena penurunan motilitas usus akibat obat-obatan, kurang mengkonsumsi makanan berserat dan cairan)PrognosisSeorang anak yang mengalami retardasi mental yang berat, prognosis ke depannya ditentukan oleh keadaan anak tersebut pada masa awal kanak-kanaknya. Retardasi mental yang ringan bisa jadi terjadi hanya sementara. Anak-anak mungkin akan didiagnosa sebagai retardasi mental pada awalnya, namun pada tahun-tahun usia berikutnya mungkin kelainannya akan dapat lebih dispesifikkan, contohnya gangguan komunikasi dan autis.Efek jangka panjang dari setiap individu berbeda-beda, bergantung pada derajat defisitkognitifdan adaptif, gangguan perkembangan pada masaembrionik dan dukungan keluarga serta lingkungan (Kliegman, 2007).

Daftar PustakaJonathan, B. 2007. Crash Course: Psychiatry. Mosby Elsevier. Inggris.Kliegman, R. M. 2007.Nelson Textbook Of Pediatrics. Elsevier. Inggris.Maramis, W.F. 1994. Retardasi Mental dalam Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press. Surabaya.Maslim, R. 2003. Retardasi Mental dalam Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ. EGC. Jakarta.Sadock B.J. and Sadock V.A. 2010. Mental Retardation in Kaplan & Sadocks Psychiatry. Lippincott & William. London.Salmiah, S. 2010. Retardasi Mental. USU Digital Library. Medan.Sularyo, T.S. 2000. Retardasi Mental. Sari Pediatri. 2(3). 170-177.