Luka

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam dua dekade terakhir ini. Teknologi dalam bidang kesehatan juga memberikan kontribusi yang sangat untuk menunjang praktek perawatan luka ini. Disamping itu manajemen perawatan luka ini berkaitan dengan perubahan profil pasien, dimana pasien dengan kondisi penyakit degeneratif dan kelainan metabolik semakin banyak ditemukan. Kondisi tersebut biasanya sering menyertai kekompleksan suatu luka dimana perawatan yang tepat diperlukan agar proses penyembuhan bisa tercapai dengan optimal. Dengan demikian, perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai dari pengkajian yang komprehensif, perencanaan intervensi yang tepat, implementasi tindakan, evaluasi hasil yang ditemukan selama perawatan serta dokumentasi hasil yang sistematis. Disamping itu perawat juga berkaitan dengan biaya perawatan luka yang efektif. Manajemen perawatan luka modern sangat mengedepankan hal tersebut. Hal ini ditunjang dengan semakin banyaknya inovasi terbaru dalam perkembangan produk-produk yang bisa dipakai dalam merawat luka. Dalam hal ini, 1

Transcript of Luka

Page 1: Luka

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat

terutama dalam dua dekade terakhir ini. Teknologi dalam bidang kesehatan juga

memberikan kontribusi yang sangat untuk menunjang praktek perawatan luka ini.

Disamping itu manajemen perawatan luka ini berkaitan dengan perubahan profil pasien,

dimana pasien dengan kondisi penyakit degeneratif dan kelainan metabolik semakin

banyak ditemukan. Kondisi tersebut biasanya sering menyertai kekompleksan suatu luka

dimana perawatan yang tepat diperlukan agar proses penyembuhan bisa tercapai dengan

optimal.

Dengan demikian, perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan

yang adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai dari pengkajian yang

komprehensif, perencanaan intervensi yang tepat, implementasi tindakan, evaluasi hasil

yang ditemukan selama perawatan serta dokumentasi hasil yang sistematis. Disamping

itu perawat juga berkaitan dengan biaya perawatan luka yang efektif. Manajemen

perawatan luka modern sangat mengedepankan hal tersebut. Hal ini ditunjang dengan

semakin banyaknya inovasi terbaru dalam perkembangan produk-produk yang bisa

dipakai dalam merawat luka.  Dalam hal ini, perawat dituntut untuk memahami produk-

produk tersebut dengan baik sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan yang

sesuai dengan kebutuhan pasien.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari perawatan luka modern ?

2. Bagaimana teknik perawatan luka modern ?

3. Apa kelebihan dan kekurangan perawatan luka modern ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah agar kami mengerti, mengetahui dan

dapat mempraktikan perawatan luka modern.

1

Page 2: Luka

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Luka dan Klasifikasi

Secara definisi suatu luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena

adanya cedera atau pembedahan. Luka ini bisa diklasifikasikan berdasarkan struktur

anatomis, sifat, proses penyembuhan dan lama penyembuhan. Adapun berdasarkan sifat

yaitu : abrasi, kontusio, insisi, laserasi, terbuka, penetrasi, puncture, sepsis, dll.

Sedangkan klasifikasi berdasarkan struktur lapisan kulit meliputi: superfisial, yang

melibatkan lapisan epidermis;partial thickness, yang melibatkan lapisan epidermis dan

dermis; dan full thickness yang melibatkan epidermis, dermis, lapisan lemak, fascia dan

bahkan sampai ke tulang.Berdasarkan proses penyembuhan, dapat dikategorikan menjadi

tiga, yaitu:

a) Healing by primary intention

Tepi luka bisa menyatu kembali, permukan bersih, biasanya terjadi karena

suatu insisi, tidak ada jaringan yang hilang. Penyembuhan luka berlangsung

dari bagian internal ke ekseternal.

b) Healing by secondary intention

Terdapat sebagian jaringan yang hilang, proses penyembuhan akan

berlangsung mulai dari pembentukan jaringan granulasi pada dasar luka dan

sekitarnya.

c) Delayed primary healing (tertiary healing)

Penyembuhan luka berlangsung lambat, biasanya sering disertai dengan

infeksi, diperlukan penutupan luka secara manual.

 

Berdasarkan klasifikasi berdasarkan lama penyembuhan bisa dibedakan menjadi dua

yaitu: akut dan kronis. Luka dikatakan akut jika penyembuhan yang terjadi dalam jangka

waktu 2-3 minggu. Sedangkan luka kronis adalah segala jenis luka yang tidak tanda-

tanda untuk sembuh dalam jangka lebih dari 4-6 minggu. Luka insisi bisa dikategorikan

luka akut jika proses penyembuhan berlangsung sesuai dengan kaidah penyembuhan

2

Page 3: Luka

normal tetapi bisa juga dikatakan luka kronis jika mengalami keterlambatan

penyembuhan (delayed healing) atau jika menunjukkan tanda-tanda infeksi.

2.2 Proses Penyembuhan Luka

1) Luka akan sembuh sesuai dengan tahapan yang spesifik dimana bisa terjadi

tumpang tindih (overlap)

2) Proses penyembuhan luka tergantung pada jenis jaringan yang rusak serta

penyebab luka tersebut

3) Fase penyembuhan luka :

a) Fase inflamasi :

Hari ke 0-5

Respon segera setelah terjadi injuri  pembekuan darah  untuk

mencegah kehilangan darah

Karakteristik : tumor, rubor, dolor, color, functio laesa

Fase awal terjadi haemostasis

Fase akhir terjadi fagositosis

Lama fase ini bisa singkat jika tidak terjadi infeksi

b) Fase proliferasi or epitelisasi

Hari 3 – 14

Disebut juga dengan fase granulasi o.k adanya pembentukan jaringan

granulasi pada luka  luka nampak merah segar, mengkilat

Jaringan granulasi terdiri dari kombinasi : Fibroblasts, sel inflamasi,

pembuluh darah yang baru, fibronectin and hyularonic acid

Epitelisasi terjadi pada 24 jam pertama ditandai dengan penebalan

lapisan epidermis pada tepian luka

Epitelisasi terjadi pada 48 jam pertama pada luka insisi

c) Fase maturasi atau remodeling

Berlangsung dari beberapa minggu s.d 2 tahun

3

Page 4: Luka

Terbentuknya kolagen yang baru yang mengubah bentuk luka serta

peningkatan kekuatan jaringan (tensile strength)

Terbentuk jaringan parut (scar tissue)  50-80% sama kuatnya dengan

jaringan sebelumnya

Terdapat pengurangan secara bertahap pada aktivitas selular and

vaskularisasi jaringan yang mengalami perbaikan

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Proses Penyembuhan Luka

Status Imunologi

Kadar gula darah (impaired white cell function)

Hidrasi (slows metabolism)

Nutritisi

Kadar albumin darah (‘building blocks’ for repair, colloid osmotic pressure –

oedema)

Suplai oksigen dan vaskularisasi

Nyeri (causes vasoconstriction)

Corticosteroids (depress immune function)

2.4 Pengkajian Luka

a) Kondisi Luka

1. Warna dasar kulit

Slough (yellow)

Necrotic tissue (black)

Infected tissue (green)

Granulating tissue (red)

Epithelialising (pink)

2. Lokasi ukuran dan kedalaman luka

3. Eksudat dan bau

4. Tanda-tanda infeksi

5. Keadaan kulit sekitar luka : warna dan kelembaban      

6. Hasil pemeriksaan laboratorium yang mendukung

4

Page 5: Luka

b) Status nutrisi klien : BMI, kadar albumin

c) Status vascular : Hb, TcO2

d) Status imunitas: terapi kortikosteroid atau obat-obatan immunosupresan yang lain

e) Penyakit yang mendasari : diabetes atau kelainan vaskularisasi lainnya

2.5 Perencanaan

A. Pemilihan Balutan Luka

Balutan luka (wound dressings) secara khusus telah mengalami perkembangan

yang sangat pesat selama hampir dua dekade ini. Revolusi dalam perawatan luka

ini dimulai dengan adanya hasil penelitian yang dilakukan oleh Professor G.D

Winter pada tahun 1962 yang dipublikasikan dalam jurnal Nature tentang keadaan

lingkungan yang optimal untuk penyembuhan luka. Menurut Gitarja (2002),

adapun alasan dari teori perawatan luka dengan suasana lembab ini antara lain:

1. Mempercepat fibrinolisis

Fibrin yang terbentuk pada luka kronis dapat dihilangkan lebih cepat oleh

netrofil dan sel endotel dalam suasana lembab.

2. Mempercepat angiogenesis

Dalam keadaan hipoksia pada perawatan luka tertutup akan

merangsang lebih pembentukan pembuluh darah dengan lebih cepat.     

3. Menurunkan resiko infeksi

Kejadian infeksi ternyata relatif lebih rendah jika dibandingkan

dengan perawatan kering.

4. Mempercepat pembentukan Growth factor

Growth factor berperan pada proses penyembuhan luka untuk membentuk

stratum corneum dan angiogenesis, dimana produksi komponen tersebut

lebih cepat terbentuk dalam lingkungan yang lembab.

5. Mempercepat terjadinya pembentukan sel aktif.

Pada keadaan lembab, invasi netrofil yang diikuti oleh makrofag,

monosit dan limfosit ke daerah luka berfungsi lebih dini.

5

Page 6: Luka

Pada dasarnya prinsip pemilihan balutan yang akan digunakan untuk

membalut luka harus memenuhi kaidah-kaidah berikut ini:

1) Kapasitas balutan untuk dapat menyerap cairan yang dikeluarkan

oleh luka (absorbing)

2) Kemampuan balutan untuk mengangkat jaringan nekrotik dan

mengurangi resiko terjadinya kontaminasi mikroorganisme (non

viable tissue removal)

3) Meningkatkan kemampuan rehidrasi luka (wound rehydration)

4) Melindungi dari kehilangan panas tubuh akibat penguapan

5) Kemampuan atau potensi sebagai sarana pengangkut atau

pendistribusian antibiotic ke seluruh bagian luka (Hartmann, 1999;

Ovington, 1999)

Dasar pemilihan terapi harus berdasarkan pada :

Apakah suplai telah tersedia?

Bagaimana cara memilih terapi yang tepat?

Bagaimana dengan keterlibatan pasien untuk memilih?

Bagaimana dengan pertimbangan biaya?

Apakah sesuai dengan SOP yang berlaku?

Bagaimana cara mengevaluasi?

B. Jenis-jenis balutan dan terapi alternative lainnya

1) Film Dressing

Semi-permeable primary atau secondary dressings

Clear polyurethane yang disertai perekat adhesive

 Conformable, anti robek atau tergores

Tidak menyerap eksudat

Indikasi : luka dgn epitelisasi, low exudate, luka insisi

Kontraindikasi : luka terinfeksi, eksudat banyak

Contoh: Tegaderm, Op-site, Mefilm

6

Page 7: Luka

2) Hydrocolloid

Pectin, gelatin, carboxymethylcellulose dan elastomers

autolysis untuk mengangkat jaringan nekrotik atau slough

Occlusive –> hypoxic environment untuk mensupport

angiogenesis

Waterproof

Indikasi : luka dengan epitelisasi, eksudat minimal

Kontraindikasi : luka yang terinfeksi atau luka grade III-IV

Contoh: Duoderm extra thin, Hydrocoll, Comfeel

3) Alginate

Terbuat dari rumput laut

Membentuk gel diatas permukaan luka

 Mudah diangkat dan dibersihkan

 Bisa menyebabkan nyeri

Membantu untuk mengangkat jaringan mati

Tersedia dalam bentuk lembaran dan pita

Indikasi : luka dengan eksudat sedang s.d berat

 Kontraindikasi : luka dengan jaringan nekrotik dan kering

Contoh : Kaltostat, Sorbalgon, Sorbsan

4) Foam Dressings

Polyurethane

Non-adherent wound contact layer

Highly absorptive

Semi-permeable

Jenis bervariasi

Adhesive dan non-adhesive

Indikasi : eksudat sedang s.d berat

7

Page 8: Luka

Kontraindikasi : luka dengan eksudat minimal, jaringan nekrotik

hitam

Contoh : Cutinova, Lyofoam, Tielle, Allevyn, Versiva

5) Terapi alternative

Zinc Oxide (ZnO cream)

Madu (Honey)

Sugar paste (gula)

Larvae therapy/Maggot Therapy

Vacuum Assisted Closure

Hyperbaric Oxygen

2.6 Implementasi

A. Luka dengan eksudat & jaringan nekrotik (sloughy wound)

Bertujuan untuk melunakkan dan mengangkat jaringan mati (slough

tissue)

Sel-sel mati terakumulasi dalam eksudat

Untuk merangsang granulasi

Mengkaji kedalaman luka dan jumlah eksudat

Balutan yang dipakai antara lain: hydrogels, hydrocolloids, alginates

dan hydrofibre dressings

B. Luka Nekrotik

Bertujuan untuk melunakan dan mengangkat jaringan nekrotik (eschar)

Berikan lingkungan yg kondusif u/autolysis

Kaji kedalaman luka dan jumlah eksudat

Hydrogels, hydrocolloid dressings

C. Luka terinfeksi

Bertujuan untuk mengurangi eksudat, bau dan mempercepat penyembuhan

luka

Identifikasi tanda-tanda klinis dari infeksi pada luka

Wound culture – systemic antibiotics

8

Page 9: Luka

Kontrol eksudat dan bau

Ganti balutan tiap hari

Hydrogel, hydrofibre, alginate, metronidazole gel (0,75%), carbon

dressings, silver dressings

D. Luka Granulasi

Bertujuan untuk meningkatkan proses granulasi, melindungi jaringan

yang baru, jaga kelembaban luka

kedalaman luka dan jumlah eksudat

Moist wound surface – non-adherent dressing

Treatment overgranulasi

Hydrocolloids, foams, alginates

E. Luka epitelisasi

Bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk “re-

surfacing”

Transparent films, hydrocolloids

Balutan tidak terlalu sering diganti

F. Balutan kombinasi

Tujuan Tindakan

Rehidrasi

Hydrogel + film

atau hanya hydrocolloid

Debridement (deslough)

Hydrogel + film/foam

Atau hanya hydrocolloid

Atau alginate + film/foam

Atau hydrofibre + film/foam

Manage eksudat sedang

s.d berat

Extra absorbent foam

Atau extra absorbent alginate + foam

9

Page 10: Luka

Atau hydrofibre + foam

Atau cavity filler plus foam

2.7 Evaluasi dan Monitoring Luka

a) Dimensi luka : size, depth, length, width

b) Photography

c) Wound assessment charts

d) Frekuensi pengkajian

e) Plan of care

2.8 Dokumentasi Perawatan Luka

Potential masalah

Komunikasi yang adekuat

Continuity of care

Mengkaji perkembangan terapi atau masalah lain yang timbul

Harus bersifat faktual, tidak subjektif

Wound assessment charts

BAB III

PEMBAHASAN

10

Page 11: Luka

3.1 Pengertian Perawatan Luka Modern

Luka adalah suatau gangguan dari kondisi normal pada kulit (Taylor, 1997). luka

adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membrane dan tulang atau organ tubuh lain

(Kozier, 1995). luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang

disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan,

sengatan listrik atau gigitan hewan (R. Sjamsu Hidayat, 1997). luka adalah terganggunya

(disruption) integritas normal dari kulit dan jaringan di bawahnya yang terjadi secara

tiba-tiba atau disengaja, tertutup atau terbuka, bersih atau terkontaminasi, superficilak

atau dalam. (Menurut Koiner dan Taylan), ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul

:

1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ

2. Respon stress simpatis

3. Pendarahan dan pembekuan darah

4. Kontaminasi bakteri

5. Kematian sel

3.2 Teknik Perawatan Luka Modern

3.2.1 Perawatan Pada Luka Gigitan Ular

Perawatan untuk gigitan ular adalah sebagai variabel sebagai gigitan itu

sendiri. Yang paling umum dan metode efektif adalah melalui antivenom, serum

yang terbuat dari racun ular. Beberapa spesies antivenom adalah spesifik

(monovalen) sementara beberapa yang dibuat untuk digunakan dengan berbagai

spesies dalam pikiran (polyvalent). DiAmerika Serikat misalnya, semua jenis ular

berbisa lubang ular beludak, dengan pengecualian pada ular karang. Untuk

menghasilkan antivenom, campuran dari venoms dari berbagai spesies ular

derik, copperheads, dan cottonmouths disuntikkan ke dalam tubuh seekor kuda

dalam dosis yang semakin meningkat sampai kuda itu diimunisasi. Darah

kemudian diekstraksi dari kuda diimunisasi dan beku-kering. Hal ini dilarutkan

dengan air steril dan menjadi antivenom. Untuk alasan ini, orang-orang yang

alergi terhadap kuda tidak dapat diobati dengan menggunakan antivenom.

11

Page 12: Luka

Antivenom untuk spesies yang lebih berbahaya

(seperti mambas, taipans, dan kobra) dibuat dengan cara yang sama di India,

Afrika Selatan, dan Australia, meskipun antivenoms ini adalah spesies-spesifik.

1. Setelah memastikan pasien dan penonton telah keluar dari jangkauan

serang ular, orang yang digigit harus diyakinkan dan dibujuk

untuk berbaring dan tetap diam. Banyak yang akan ketakutan, takut mati

tiba-tiba dan, dalam suasana hati ini, mereka dapat bersikap tidak rasional

atau bahkan histeris. Dasar untuk meyakinkan adalah kenyataan bahwa

banyak gigitan berbisa tidak menghasilkan efek langsung. Perkembangan

yang relatif lambat untuk berakibat fatal (hitungan jam setelah gigitan

elapid, hari untuk gigitan viper) dan pengobatan medis modern sudah

efektif.

2. Luka gigitan tidak boleh dirusak dengan cara apapun. Menyeka sekali

dengan kain basah untuk menghilangkan racun permukaan tidak

berbahaya (ataupun baik), tetapi lukatidak boleh dipijat.

3. Semua cincin atau perhiasan lainnya pada bagian tungkai yang digigit,

terutama pada jari-jari, harus dilepas, karena mereka dapat bertindak

sebagai turniket jika edema berkembang.

4. Anggota tubuh yang digigit harus tidak bergerak / seefektif mungkin.

Menggunakan sanggahan / gendongan.

5. Jika ada gangguan fungsi vital, seperti masalah pada pernapasan, sirkulasi,

fungsi jantung, ini adalah prioritas. Secara khusus, untuk gigitan

menyebabkan flaccid paralysis, termasuk kelumpuhan pernapasan, baik

jalan napas dan pernapasan dapat terganggu, memerlukan perawatan

mendesak, yang mungkin termasuk teknik transfer udara mulut ke masker

(mulut ke mulut). Segera cari bantuan medis.

6. Jangan gunakan turniket, memotong, menghisap atau menyakiti luka atau

menerapkan bahan kimia atau sengatan listrik.

7. Hindari asupan peroral, alcohol tidak boleh sama sekali. Tidak ada obat

penenang di luar rumah sakit. Jika ada akan cukup penundaan sebelum

12

Page 13: Luka

mencapai bantuan medis, yang diukur dalam beberapa jam ke hari,

kemudian beri air putih melalui mulut untuk mencegah dehidrasi.

8. Jika ular penggigit telah dibunuh, harus dibawa dengan pasien untuk

identifikasi. Tapi hati-hati untuk menghindari menyentuh kepala, bahkan

sebuah ular mati dapat meracuni . Tidak dianjurkan upaya mengejar ular

ke dalam semak-semak karena risiko gigitan lebih lanjut.

9.  Korban gigitan ular harus diangkut secepat dan sepasif mungkin ke

tempat terdekat di mana mereka dapat dilihat oleh orang yang terlatih

secara medis (apotik, klinik atau rumah sakit). Anggota tubuh yang digigit

tidak boleh digerakkan karena kontraksi otot akan meningkatkan

penyerapan racun sistemik. Jika tidak ada kendaraan bermotor atau perahu

tersedia, pasien dapat dibawa di atas tandu, pada boncengan sepeda motor

atau palang sepeda atau pada punggung seseorang.

10. Paling tradisional, dan biasanya dilakukan, adalah langkah-langkah

pertolongan pertama yang tidak berguna dan berbahaya. Antara lain

cauterization lokal, insisi, eksisi, amputasi, menghisap melalui mulut,

pompa vakum atau jarum suntik, penerapan kejutan listrik atau es

(cryotherapy), penggunaan jamu tradisional, ilmu gaib dan solusi lainnya

termasuk menelan produk-produk tumbuhan dan bagian-bagian ular,

beberapa sayatan, tato dan lainnya.

3.2.2 Perawatan Pada Luka Kanker

Luka kanker atau dikenal sebagai

Fungating wound merupakan

kerusakan integritas kulit yang

disebabkan oleh infiltrasi sel maligna.

Luka kanker adalah salah satu luka kronik yang berhubungan dengan kanker

stadium lanjut. Kanker merupakan penyebab dasar dari luka kanker sehingga

tindakan medis yang dilakukan ditujukan untuk mengurangi tumor dan juga

13

Page 14: Luka

mengurangi ukuran luka kanker dan mengatasi gejala yang muncul.

Penatalaksanaan akan tergantung pada jenis kanker, bagian tubuh yang

dipengaruhi dan bagaiman perkembangan kanker lebih lanjut. Tindakan medis

yang umum, antara lain; radioterapi, kemoterapi, terapi hormonal dan

pembedahan (6).

1. Radioterapi; menggunakan high-energy rays yang dapat menghancurkan

sel kanker. Dapat membantu menyusutkan tumor dan mengeringkan

cairan luka yang banyak. Efek sampingnya akan menimbulkan kemerahan

sekitar kulit dan menjadi kering. Gejala tersebut akan hilang setelah

beberapa minggu .

2. Kemoterapi; menggunakan obat anti kanker untuk menghancurkan sel

kanker. Membantu mengurangi ukuran tumor yang menyebabkan luka dan

mengurangi beberapa gejala.

3. Terapi hormonal; mempengaruhi produksi beberapa hormonal penyebab

kanker, atau menghambat kerja dari hormonal dan membantu

memperlambat pertumbuhan kanker. Terapi ini juga dapat memperbaiki

beberapa gejala.

4. Pembedahan; tergantung ukuran dan posisi tumor, kemungkinan dapat

dipindahkan atau tidak, dapat diambil sebagian atau keseluruhannya

dengan pembedahan. Berisiko terjadinya perdarahan karena sel kanker

sering menyebabkan kerusakan pembuluh darah. Oleh karena itu

pembedahan memerlukan persiapan yang matang dari tim medis.

Berikut beberapa tindakan yang dapat dilakukan perawat untuk

mengendalikan gejala dalam perawatan luka kanker:

1. Eksudat yang berlebihan; dapat digunakan balutan yang menyerap eksudat

banyak seperti hidroselulosa (Aquacel), foam, gammge dan lainnya.

Usahakan balutanyang digunakan tidak melekat pada luka untuk

menghindari perdarahan ketika membuka balutan. Eksudat juga akan

14

Page 15: Luka

menyebabkan kulit sekitar luka lecet, untuk itu dapat digunakan film

barrier atau cream (zink cream atau metcovazin cream dll).

2. Bau tidak sedap; ditimbulkan akibat infeksi bakteri. Balutan yang dapat

digunakan adalah yang mengandung silver yang dapat mengurangi

pertumbuhan bakteri, dan efektif mengontrol bau. Charcoal dressing

(Carboflex dll) juga dapat digunakan untuk mengontrol bau. Jika bahan

yang digunakan terlalu mahal maka dapat digunakan metode alami

menggunakan madu asli atau pasta gula yang dapat mencegah

pertumbuhan bakteri (6). Penggunakan aromaterapi untuk lingkungan

sekitar juga dapat membantu mengendalikan bau tidak sedap dan dapat

meningkatkan kenyamanan pasien.

3. Nyeri; disebabkan kerusakan saraf akibat kanker atau akibat dressing yang

melekat pada kulit. Obat anti nyeri/ analgetik dapat diberikan sebelum

perawatan dan memilih balutan yang tidak lengket pada luka akan

membantu mengurangi nyeri pada pasien luka kanker.

4. Perdarahan; diakibatkan oleh sel kanker yang merusak pembuluh darah

kapiler. Memilih balutan/dressing yang tidak melekat pada luka akan

mengurangi resiko perdarahan ketika membuka balutan. Selain itu juga

dapat digunakan balutan yang mengandung kalsium alginat (kaltostat,

suprasorb A, seasorb dll) yang dapat menghentikan perdarahan minor. Jika

perdarahan tidak berhenti maka dapat digunakan adrenalin dan tekan

lembut pada daerah yang perdarahan

5. Gatal; disebakan oleh kulit yang meregang dan ujung saraf yang teriritasi

oleh kanker. Dapat diberikan anti histamin, TENS machine ( membantu

merangsang otak mengeluarkan endorphin/painkiller), menggunakan

lembaran hidrogel untuk menghidrasi kulit dan krim mentol 

3.2.3 Perawatan Pada Luka Infeksi Kulit Akibat Mikroorganisme

15

Page 16: Luka

1. Jelaskan kepada pasien tentang apa yang akan dilakukan. Jawab

pertanyaan pasien.

2. Minta bantuan untuk mengganti balutan pada bayi dan anak kecil

3. Jaga privasi dan tutup jendela/pintu kamar

4. Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang menyenangkan. Bukan

hanya pada daerah luka, gunakan selimut mandi untuk menutup pasien

jika perlu.

5. Tempatkan tempat sampah pada tempat yang dapat dijangkau. Bisa

dipasang pada sisi tempat tidur.

6. Angkat plester atau pembalut.

7. Jika menggunakan plester angkat dengan cara menarik dari kulit dengan

hati-hati kearah luka. Gunakan bensin untuk melepaskan jika perlu.

8. Keluarkan balutan atau surgipad dengan tangan jika balutan kering atau

menggunakan sarung tangan jika balutan lembab. Angkat balutan

menjauhi pasien.

9. Tempatkan balutan yang kotor dalam kantong plastik.

10. Buka set steril

11. Tempatkan pembungkus steril di samping luka

12. Angkat balutan paling dalam dengan pinset dan perhatikan jangan sampai

mengeluarkan drain atau mengenai luka insisi. Jika gaas dililitkan pada

drain gunakan 2 pasang pinset, satu untuk mengangkat gaas dan satu untuk

memegang drain.

13. Catat jenis drainnya bila ada, banyaknya jahitan dan keadaan luka.

14. Buang kantong plastik. Untuk menghindari dari kontaminasi ujung pinset

dimasukkan dalam kantong kertas, sesudah memasang balutan pinset

dijauhkan dari daerah steril.

16

Page 17: Luka

15. Membersihkan luka menggunakan pinset jaringan atau arteri dan kapas

dilembabkan dengan anti septik, lalu letakkan pinset ujungnya labih

rendah daripada pegangannya. Gunakan satu kapas satu kali mengoles,

bersihkan dari insisi kearah drain :

a) Bersihkan dari atas ke bawah daripada insisi dan dari tengah keluar

Luka dan Perawatannya

b) Jika ada drain bersihakan sesudah insisi

c) Untuk luka yang tidak teratur seperti dekubitus ulcer, bersihkan dari

tengah luka kearah luar, gunakan pergerakan melingkar.

16. Ulangi pembersihan sampai semua drainage terangkat.

17. Olesi zalf atau powder. Ratakan powder diatas luka dan gunakan alat

steril.

18. Gunakan satu balutan dengan plester atau pembalut

19. Amnkan balutan dengan plester atau pembalut

20. Bantu pasien dalam pemberian posisi yang menyenangkan.

21. Angkat peralatan dan kantong plastik yang berisi balutan kotor. Bersihkan

alat dan buang sampah dengan baik.

22. Cuci tangan

23. Laporkan adanya perubahan pada luka atau drainage kepada perawat yang

bertanggung jawab. Catat penggantian balutan, kaji keadaan luka dan

respon pasien.

3.3 Kelebihan dan Kekurangan Perawatan Luka Modern

3.3.1 Kelebihan Perawatan Luka Modern

a) Balutan tidak perlu diganti

b) Dapat mempercepat proses penyembuhan luka

c) Saat diganti balutan rasa sakit minimal

d) Menggunakan balutan sesuai kebutuhan luka

e) Efektif dan efisien dalam biaya

3.3.2 Kekurangan Perawatan Luka Modern

a) Untuk kalangan menengah ke bawah itu sangat mahal

17

Page 18: Luka

b) Mengandung bahan kimia

c) Sulit di dapat

d) Membutuhkan penanganan yang sedikit komplek mengingat cara ini

tergantung pada alat dan teknik

BAB IV

PENUTUP

18

Page 19: Luka

4.1 Simpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah perawatan luka merupakan suatu tindakan

pembersihan luka dengan menggunakan prinsip bersih ataupun steril agar tidak

terkontaminasi oleh bakteri dan terkena infeksi.

Luka adalah suatau gangguan dari kondisi normal pada kulit (Taylor, 1997). luka

adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membrane dan tulang atau organ tubuh lain

(Kozier, 1995). luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang

disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan,

sengatan listrik atau gigitan hewan (R. Sjamsu Hidayat, 1997). luka adalah terganggunya

(disruption) integritas normal dari kulit dan jaringan di bawahnya yang terjadi secara

tiba-tiba atau disengaja, tertutup atau terbuka, bersih atau terkontaminasi, superficilak

atau dalam. (Menurut Koiner dan Taylan), ketika luka timbul, beberapa efek akan

muncul.

Daftar Pustaka

19

Page 20: Luka

http://dharmamuliacare.wordpress.com/tag/perawatan-luka-modern/

http://kesehatanperawat.blog.com/2010/01/29/askep-perawatan-luka/

http://www.perawatluka.com/?page_id=102

20