Ltm HDR.doc

6
Akhmad Rijani 1306489022 Ekstensi 2013 Kelas A Keperawatan Dewasa 3 HARGA DIRI RENDAH Ó Pengertian Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.Harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial. Harga diri rendah dapat terjadi secara : 1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pemasangan kateter, pemeriksaan pemeriksaan perianal dll.), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena di rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai. 2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama Ó Etiologi 1. Faktor predisposisi a. Faktor yang mempengaruhi harga diri, termasuk penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistik b. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran, yaitu peran yang sesuai dengan jenis kelamin, peran dalam pekerjaan dan peran yang sesuai dengan kebudayaa c. Faktor yang mempengaruhi identitas diri, yaitu orang tua yang tidak percaya pada anak, tekanan teman sebaya dan kultur social yang berubah 2. Faktor Presipitasi

Transcript of Ltm HDR.doc

Akhmad Rijani

1306489022

Ekstensi 2013 Kelas A

Keperawatan Dewasa 3

HARGA DIRI RENDAH

Pengertian

Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.Harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial.

Harga diri rendah dapat terjadi secara :

1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pemasangan kateter, pemeriksaan pemeriksaan perianal dll.), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena di rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.

2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama

Etiologi1. Faktor predisposisi

a. Faktor yang mempengaruhi harga diri, termasuk penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistik

b. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran, yaitu peran yang sesuai dengan jenis kelamin, peran dalam pekerjaan dan peran yang sesuai dengan kebudayaa

c. Faktor yang mempengaruhi identitas diri, yaitu orang tua yang tidak percaya pada anak, tekanan teman sebaya dan kultur social yang berubah

2. Faktor Presipitasi

a. Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau faktor dari luar individu ( internal or eksternal sources ), yang dibagi 5 ( lima ) kategori :

1. Ketegangan peran, adalah stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami individu dalam peran atau posisi yang diharapkan

2. Konflik peran : ketidaksesuaian peran antar yang dijalankan dengan yang diinginkan

3. Peran yang tidak jelas: kurangnya pengetahuan individu tentang peran yang dilakukannya

4. Peran berlebihan : kurang sumber yang adekuat untuk menampilkan seperangkat peran yang kompleks

5. Perkembangan transisi, yaitu perubahan norma yang berkaitan dengan nilai untuk menyesuaikan diri

b. Situasi transisi peran, adalah bertambah atau berkurangnya orang penting dalam kehidupan individu melalui kelahiran atau kematian orang yang berarti

c. Transisi peran sehat sakit, yaitu peran yang diakibatkan oleh keadaan sehat atau keadaan sakit. Transisi ini dapat disebabkan :1. Kehilangan bagian tubuh

2. Perubahan ukuran dan bentuk, penampilan atau fungsi tubuh

3. Perubahan fisik yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan

4. Prosedur pengobatan dan perawatan

d. Ancaman fisik seperti pemakaian oksigen, kelelahan, ketidakseimbangan bio kimia, gangguan penggunaan obat, alkoholdan zat.3. Perilakua. Mengkritik diri sendiri atau orang lain

b. Produktifitas menurun

c. Merasa tidak layak

d. Rasa bersalah

e. Mudah marah dan tersinggungf. Perasaan negative terhadap diri sendirig. Pandangan hidup yang pesimish. Keluhan keluhan fisiki. Mengingkari kemampuan diri sendirij. Mengejek diri sendirik. Isolasi sociall. Menarik diri dari realitasm. Khawatir

n. Ketegangan peran Rentang respon konsep diri

Askep Harga Diri Rendah1. Masalah keperawatan :Harga diri rendah.

Data yang perlu dikaji : 1. Identitas Klien 2. Keluhan utama / alasan masuk 3. Faktor predisposisi 4. Aspek fisik / biologis 5. Aspek psikososial 6. Status mental7. Kebutuhan persiapan pulang 8. Mekanisme koping 9. Masalah psikososial dan lingkungan 10. Pengetahuan 11. Aspek medisData subyektif : Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.

Data obyektif: Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup. 2. Diagnosa KeperawatanHarga diri rendah3. Rencana Tindakan keperawatan1. Tujuan umum: Klien memiliki konsep diri yang positif2. Tujuan khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat Kriteria evaluasi :

Setelah 1 kali interaksi, klien menunjukkan ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, dan mau mengutarakan masalah yang dihadapiTindakan :

3. Bina hubungan saling percaya

1. Salam terapeutik

2. Perkenalan diri

3. Jelaskan tujuan inteniksi

4. Ciptakan lingkungan yang tenang

5. Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan).

2. Beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya.

3. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.

4. Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri. 2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

Tindakan :

1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.

2. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian yang realistis.

3. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.

Tindakan :

1. Diskusikan bersama klien kemampuan yang masih dapat digunakan.

2. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah.

4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki.

Tindakan :

1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.

2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.

3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan

Tindakan :

1. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan.

2. Beri pujian atas keberhasilan

3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.

6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

Tindakan :

1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien.

2. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.

3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

4. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga. 4. Evaluasi

Terbina hubungan saling percaya Klien menyebutkan aspek positif dan kemampuan dirinya ( fisik, intelektual, system pendukung ) Klien berperan serta dalam perawatan dirinya Percaya diri klien dengan menetapkan keinginan atau tujuan yang realistis

DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry. (2009). Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta: EGC

Carpenito, Lynda Juall. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC

Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition. Philadelphia: Lippincott- Raven Publisher

Townsend. (1995). Nursing Diagnosis in Psychiatric Nursing a Pocket Guide for Care Plan Construction. Edisi 3. Jakarta: EGC