LP SNNT Kariadi A2 Firdaus Dwi K

download LP SNNT Kariadi A2 Firdaus Dwi K

of 7

Transcript of LP SNNT Kariadi A2 Firdaus Dwi K

Defenisi Struma adalah pembesaran kelenjar tiroid. Toksik dan non toksik merujuk pada ada tidaknya kelainan fisiologi seperti hipertiroidisme. Nodusa atau diffusa merupakan gambaran anatomi struma. Struma nodusa non toxic adalah pembesaran kelenjar tiroid berbatas jelas yang tanpa disertai dengan hipertiroidisme. Etiologi Penyebab kelainan ini bermacam-macam. Pada setiap orang dapat dijumpai masa dimana kebutuhan terhadap tiroksin bertambah, terutama masa pertumbuhan, pubertas, menstruasi, kehamilan, laktasi, menopause, infeksi atau stres lain. Pada msa tersebut dapat ditemui hiperplasia dan involusi kelenjar tiroid. Perubahan ini dapat menimbulkan nodularitas kelenjar tiroid serta kelainan arsitektur yang dapat berlanjut dengan berkurangnya aliran darah di daerah tersebut sehingga terjadi iskemia (Mansjoer, 2001). Penyebab struma nodusa non toxic antara lain (Lee, 2004) : 1. Kekurangan iodium Pembentukan struma terjadi pada difesiensi sedang yodium yang kurang dari 50 mcg/d. Sedangkan defisiensi berat iodium adalah kurang dari 25 mcg/d dihubungkan dengan hypothyroidism dan cretinism. 2. Kelebihan yodium: jarang dan pada umumnya terjadi pada preexisting penyakit tiroid autoimun 3. Goitrogen :

Obat : Propylthiouracil, litium, phenylbutazone, aminoglutethimide, expectorants yang mengandung yodium

Agen lingkungan : Phenolic dan phthalate ester derivative dan resorcinol berasal dari tambang batu dan batubara.

Makanan, Sayur-Mayur jenis Brassica ( misalnya, kubis, lobak cina, brussels kecambah), padi-padian millet, singkong, dan goitrin dalam rumput liar.

4. Dishormonogenesis: Kerusakan dalam jalur biosynthetic hormon kelejar tiroid

5. Riwayat radiasi kepala dan leher : Riwayat radiasi selama masa kanak-kanak mengakibatkan nodul benigna dan maligna Pathway Iodium merupakan semua bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan hormon tyroid. Bahan yang mengandung iodium diserap usus, masuk ke dalam sirkulasi darah dan ditangkap paling banyak oleh kelenjar tyroid. Struma terjadi akibat kekurangan yodium yang dapat menghambat pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid sehingga terjadi pula penghambatan dalam pembentukan TSH oleh hipofisis anterior. Hal tersebut memungkinkan hipofisis mensekresikan TSH dalam jumlah yang berlebihan. TSH kemudian menyebabkan selsel tiroid mensekresikan tiroglobulin dalam jumlah yang besar (kolid) ke dalam folikel, dan kelenjar tumbuh makin lama makin bertambah besar. Akibat kekurangan yodium maka tidak terjadi peningkatan pembentukan T4 dan T3, ukuran folikel menjadi lebih besar dan kelenjar tiroid dapat bertambah berat sekitar 300-500 gram. Pembesaran yang didasari oleh suatu tumor atau neoplasma dan penghambatan sintesa hormon tiroid oleh obat-obatan misalnya thiocarbamide, sulfonylurea dan litium, gangguan metabolik misalnya struma kolid dan struma non toksik (struma endemik).Masa pertumbuhan, pubertas, laktasi, menstruasi, kehamilan, infeksi Goitrogen

Kebutuhan tiroksin meningkat Kerja kelenjar tiroid dipacu

Menghambat sintesa hormon

Tanpa hipertiroid

Pembesaran Kelenjar Tiroid

Tanda dan Gejala Tanda : 1. Pada penyakit struma nodosa nontoksik tyroid membesar dengan lambat 2. Awalnya kelenjar ini membesar secara difus dan permukaan licin 3. Batas jelas 4. Konsistensi kenyal sampai keras Gejala : 1. Jika struma cukup besar, akan menekan area trakea yang dapat mengakibatkan gangguan pada respirasi 2. Esofhagus tertekan sehingga terjadi gangguan menelan. 3. Biasanya tanpa nyeri Pengkajian Pengkajian merupakan langkah awal dari dasar dalam proses keperawatan secara keseluruhan guna mendapat data atau informasi yang dibutuhkan untuk menentukan masalah kesehatan yang dihadapi pasien melalui wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik meliputi : 1. Aktivitas dan latihan : kelelahan untuk melakukan kegiatan sehari-hari, letargi 2. Istirahat dan tidur 3. Eliminasi 4. Stres dan Koping labil, depresi. 5. Nutrisi dan Cairan : kehilangan berat badan yang mendadak, sensasi sussh : Insomnia : klien mengalami konstipasi : mengalami stres baik emosional maupun fisik, emosi

menelan, nafsu makan meningkat, makan banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntah, asupan Iodium (garam, makanan laut) rendah 6. Nyeri/Kenyamanan 7. Oksigenasi 8. Sistem Integritas : Nyeri tekan pada kelenjar tiroid : frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea : kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis,

mengkilat dan lurus, kuku rapuh, rambut rontok. 9. Kepala dan leher : Pada klien dengan pre operasi terdapat pembesaran

kelenjar tiroid berbatas jelas, konsistensi kenyal hingga keras

Pemeriksaan Penunjang Pencitraan 1. Foto X-Ray, didapatkan gambar hiperplasia tiroid nodular 2. USG untuk mengetahui nodular atau difus 3. Tes iodium radioaktif Pemeriksaan Laboratorium 1. Pasien dengan struma nodular toksik akan didapatkan TSH yang rendah. 2. Tes serum T3 dan T4 Diagnosa Keperawatan 1. Resiko tinggi terhadap ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan napas: trakea 2. Nyeri akut berhubungan dengan manipulasi bedah terhadap jaringan 3. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan hambatan fisik 4. Resiko cidera(tetani) Intervensi Keperawatan 1. Resiko tinggi terhadap ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan napas: trakea Posisikan pasien dengan posisi fowler untuk memaksimalkan ventilasi Monitor respirasi pasien : frekuensi, irama, kedalaman Monitor adanya dispnea, stridor Bersihkan sekret jika ada dengan suction atau batuk efektif Ajarkan pasien untuk batuk efektif

2. Nyeri akut berhubungan dengan manipulasi bedah terhadap jaringan Kaji nyeri dengan prinsip PQRST Kaji respon nonverbal ketidaknyamanan Atur kenyamanan lingkungan, kurangi faktor yang dapat memperburuk nyeri (suhu, cahaya, kebisingan) Ajarkan teknik non farmakologi (relaksasi, nafas dalam, guided imagery, kompres dingin) Berikan minuman sejuk untuk mengurangi nyeri

Kolaborasi : analgetik

3. Hambatan Komunikasi Verbal berhubungan dengan hambatan fisik Kaji kemampuan berbicara Anjurkan pasien untuk tidak berbicara terus-menerus Pertahankan komunikasi sederhana, beri pertanyaan yang jawabannya ya atau tidak Minta bantuan keluarga dalam memahami komunikasi klien Berdiri di depan klien saat bicara Gunakan bahasa isyarat

4. Resiko cidera(tetani) Pantau tanda-tanda vital dan catat adanya peningkatan suhu tubuh, takikardia, disritmia, sianosis Evaluasi refleks secara periodik, catat adanya peka rangsang Kolaborasi: Pantau kadar kalsium darah Berikan obat sesuai indikasi

DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah,volume 2. Jakarta: EGC. Doengoes et al. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC Dotcherman dan Bulecheck. 2008. Nursing Intervention Classification, Fifth Edition. St.Missouri: Mosby. Lee, Stephanie L. 2004. Goiter, Non Toxic. eMedicine.

http://www.emedicine.com/med/topic919.htm. Mansjoer, Arif et al. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edisi III. Jakarta: Media Aesculapius FK UI. Rismadi. 2010. Struma. http://www.

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20013/4/Chapter%20II.pdf.

LAPORAN PENDAHULUAN KASUS STRUMA NODUSA NON TOXIC

Oleh: Firdaus Dwi Kuncara G2B009027

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR.KARIADI SEMARANG 2012