LP SNH

21
LAPORAN PENDAHULUAN STROKE NON HEMORAGIK DISUSUN OLEH GISKA AMALIA ADISTI PUTRI 22020112220102 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

description

LP

Transcript of LP SNH

LAPORAN PENDAHULUANSTROKE NON HEMORAGIK

DISUSUN OLEHGISKA AMALIA ADISTI PUTRI22020112220102

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXIPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG 2013STROKE NON HEMORAGIK

A. DEFINISIStroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun. (Smeltzer C. Suzanne, 2002)Gangguan peredaran darah diotak (GPDO) atau dikenal dengan CVA ( Cerebro Vaskuar Accident) adalah gangguan fungsi syaraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak ( dalam beberapa detik) atau secara cepat ( dalam beberapa jam ) dengan gejala atau tanda yang sesuai dengan daerah yang terganggu.(Harsono,1996)Penyakit ini merupakan peringkat ketiga penyebab kematian di United State. Akibat stroke pada setiap tingkat umur tapi yang paling sering pada usia antara 75 85 tahun. (Long. C, Barbara;1996).

B. ETIOLOGIPenyebab-penyebabnya antara lain:1. Trombosis ( bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak )2. Embolisme cerebral ( bekuan darah atau material lain )3. Iskemia ( Penurunan aliran darah ke area otak)(Smeltzer C. Suzanne, 2002)

C. FAKTOR RESIKO Faktor-faktor yang dapat menyebabkan stroke hemorragic antara lain:1. Faktor yang tidak dapat dirubah:a. Usia b. Jenis kelaminc. Riwayat keluarga

2. Faktor yang dapat dirubaha. Hipertensib. Penyakit kardiovaskular, seperti:1) Penyakit arteri koronaria2) Gagal jantung kongestif3) Penyakit jantung kongestif4) Fibrilasi atriumc. Kolesterol tinggid. Obesitase. Diabetes Melitus ( berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)f. Peningkatan hematokrit meningkatkan risiko infark serebralg. Kontrasepsi oral (khususnya dengan disertai hipertensi, merkok, dan kadar estrogen tinggi)h. Merokoki. Penyalahgunaan obatj. Konsumsi alkohol (Smeltzer C. Suzanne, 2002)

D. MANIFESTASI KLINISGejala-gejala CVA muncul akibat daerah tertentu tak berfungsi yang disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke tempat tersebut. Gejala itu muncul bervariasi, bergantung bagian otak yang terganggu. Gejala-gejala itu antara lain bersifat:1. SementaraTimbul hanya sebentar selama beberapa menit sampai beberapa jam dan hilang sendiri dengan atau tanpa pengobatan. Hal ini disebut Transient ischemic attack (TIA). Serangan bisa muncul lagi dalam wujud sama, memperberat atau malah menetap.

2. Sementara,namun lebih dari 24 jamGejala timbul lebih dari 24 jam dan ini dissebut reversible ischemic neurologic defisit (RIND)3. Gejala makin lama makin berat (progresif)Hal ini desebabkan gangguan aliran darah makin lama makin berat yang disebut progressing stroke atau stroke inevolution4. Sudah menetap/permanen(Harsono,1996)Gangguan yang muncul tertulis pada tabel.

NODEFISIT NEUROLOGIKMANIFESTASI

1.DEFISIT LAPANG PENGLIHATANa. Homonimus hemianopsia (kehilangan setengah lapang penglihatan)

b. Kehilangan penglihatan perifer

c. Diplopia

Tidak menyadari orang/objek ditempat kehilangan peglihatan Mengabaikan salah satu sisi tubuh Kesulitan menilai jarak

Kesulitan melihat pada malam hari Tidak menyadari objekatau batas objek

Penglihatan ganda

2DEFISIT MOTORIKa. Hemiparese

b. Hemiplegia

c. Ataksia

d. Disatria

e. Disfagia

Kelemahan wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama

Paralisis wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama

Berjalan tidak mantap, tegak

Tidak mampu menyatukan kaki, perlu dasar berdiri yang luas

Kesulitan dalam membentuk kata

Kesulitan dalam menelan

3. DEFISIT SENSORIParestesia (terjadi pada sisi berlawanan dari lesi) Kebas dan kesemutan pada bagian tubuh Kesulitan dalam proprisepsi

4DEFISIT VERBALa. Afasia ekspresif

b. Afasia reseptif

c. Afasia global Ketidakmampuan menggunakan simbol berbicara Tidak mampu menyusun kata-kata yang diucapkan Kombinasi baik afasia reseptif dan ekspresif

5. DEFISIT KOGNITIF

Kehilangan memori jangka pendek dan panjang Penurunan lapang perhatian Kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi Alasan abstrak buruk Perubahan penilaian

6.DEFISIT EMOSIONAL Kehilangan kontrol diri Labilitas emosional Penurunan toleransi pada situasi yang menimbulkan stress Menarik diri Rasa takut, bermusuhan dan marah Perasaan isolasi

E. PATHWAYTerlampir

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. CT ScanMemperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya infark2. Angiografi serebral membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri3. Pungsi Lumbal menunjukan adanya tekanan normal ( 70-200 mmH2O ) tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan adanya perdarahan 4. MRI : Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik.5. EEG: Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik6. Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena7. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal(DoengesE, Marilynn,2000)G. PENATALAKSANAANUntuk penatalaksanaan umum ini digunakan pedoman 6B yaitu:1. BreathingHarus dijaga agar jalan nafas bebas dan bahwa fungsi paru-paru cukup baik. Pengobatan dengan oksigen hanya perlu bila kadar oksigen darah berkurang.2. BrainEdema otak dan kejang-kejang harus dicegah dan diatasi. Bila terjadi edema otak, dapat dilihat dari keadaan penderita yang mengantuk, adanya bradikardi atau dengan pemeriksaan funduskopi, dapat diberikan manitol. Untuk mengatasi kejang-kejang yag timbul dapat diberikan Diphenylhydantoin atau Carbamazepin.3. BloodPengobatan hipertensi pada fase akut dapat mengurangi tekanan perfusi yang justru akan menambah iskemik lagi. Kadar Hb dan glukosa harus dijaga cukup baik untuk metabolisme otak. Pemberian infus glukosa harus dicegah karena akan menambah terjadinya asidosis di daerah infark yang ini akan mempermudah terjadinya edema. Keseimbangan elektrolit harus dijaga.4. BowelDefekasi dan nutrisi harus diperhatikan. Hindari terjadinya obstipasi karena akan membuat pasien gelisah. Nutrisi harus cukup. Bila pelu diberikan nasogastric tube.5. BladderMiksi dan balance cairan harus diperhatikan. Jangan sampai terjadi retentio urinae. Pemasangan kateter jika terjadi inkontinensia.6. BoneKekuatan otot dan kelemahan anggota tubuh klien perlu diperhatikan dan berikan posisi yang tepat untuk mencegah deformitas tulang.Penatalaksanaan Keperawatan1. Monitor status mental, sensasi persepsi, control motorik 2. Memperbaiki mobilitas dan mencegah deformitas3. Melatih kemampuan perawatan diri dan kontrol kandung kemih4. Memperbaiki proses berpikirPenatalaksanaan Medis :1. Diuretika : untuk menurunkan edema serebral .2. Anti koagulan: Mencegah memberatnya trombosis dan embolisasi.(Smeltzer C. Suzanne, 2002)H. PENGKAJIAN Pengkajian Primer1. AirwayAdanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat kelemahan reflek batuk.2. BreathingKelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi.

3. CirculationTD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut.4. DisabilityKaji tingkat kesadaran GCS, Kaji ukuran dan reaksi pupil terhadap cahaya, kaji kekuatan otot motorik5. Exposure6. Kaji ada tidaknya tanda-tanda hipotermia, kaji suhu tubuh Pengkajian Sekunder1. Aktivitas/istirahat:2. Merasa kesulitan melakukan kegiatan karena kelemahan, kehilangan sensasi atau paralysis (hemiplegia), gangguan penglihatan, gangguan tingkat kesadaran3. Eliminasi:Perubahan pola berkemih seperti inkontinensia urin, anuria, distensi abdomen, bising usus bisa negative4. Makanan/cairan;5. Nafsu makan berkurang, mula muntah selama fase akut, kehilangan sensasi pada lidah, pipi, tenggorokan, disfagia, adanya riwayat DM, penngkatan lemak dalam darah, obesitas.6. Neurosensori:Lima area pengkajian neurologik yaitu:a. Fungsi serebral meliputi status mental, fungsi intelektual, daya pikir, status emosional, persepsi, kemampuan motorik, kemampuan bahasa.b. Fungsi syaraf cranial meliputi nervus cranial I sampai XIIc. Fungsi sensori meliputi sensasi taktil, sensasi nyeri dan suhu, vibrasi dan propiosepsi, merasakan posisi, dan integrasi sensasid. Fungsi motorik meliputi ukuran otot, tonus otot, kekuatan otot, keseimbangan dan koordinasie. Fungsi Refleks meliputi refleks brakoiradialis, patella, ankle, kontraksi abdominal, dan babinski.7. Penyuluhan/pembelajaran:Adanya riwayat hipertensi pada keluarga, stroke, kecanduan alkohol.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Ketidakmampuan mobilitas fisik b.d kelemahan neuromuscular, ketidakmampuan dalam persespi kognitifTujuan pasien : peningkatan kemampuan mobilitas fisikKriteria hasil : tidak ada kontraktur, foot drop. Adanya peningkatan kemampuan fungsi perasaan atau kompensasi dari bagian tubuh Menampakan kemampuan perilaku / teknik aktivitas sebagaimana permulaanya Terpeliharanya integritas kulitIntervensi Mandiri Rubah posisi tiap dua jam ( prone, supine, miring ) Mulai latihan aktif / pasif rentang gerak sendi pada semua ekstremitas Topang ekstremitas pada posis fungsional , gunakan foot board pada saat selama periode paralysisi flaksid. Pertahankan kepala dalam keadaan netral Evaluasi penggunaan alat bantu pengatur posisi Bantu meningkatkan keseimbangan duduk Bantu memanipulasi untuk mempengaruhi warna kulit edema atau menormalkan sirkulasi Awasi bagian kulit diatas tonjolan tulangKolaboratif konsul kebagian fisioterapi Bantu dalam meberikan stimulasi elektrik Gunakan bed air atau bed khusus sesuai indikasi

2. Gangguan komunikasi verbal b.d gangguan sirkulasi serebral, gangguan neuromuskuler, kehilangan tonus otot fasial / mulut, kelemahan umum / letih.Tujuan : komunikasi verbal efektifKriteria hasil : Pasien mampu memahami problem komunikasi Menentukan metode komunikasi untuk berekspresi Menggunakan sumber bantuan dengan tepatIntervensiMandiri Bantu menentukan derajat disfungsi Bedakan antara afasia denga disartria Sediakan bel khusus jika diperlukan Sediakan metode komunikasi alternatif Antisipasi dan sediakan kebutuhan paien Bicara langsung kepada pasien dengan perlahan dan jelas Bicara dengan nada normalKolaborasi : Konsul dengan ahli terapi wicara

3. Gangguan eliminasi uri (incontinensia uri) yang berhubungan dengan kehilangan tonus kandung kemih, kehilangan kontrol sfingter, hilangnya isarat berkemih.Tujuan : klien mampu mengontrol eliminasi urinyaKriteria hasil : Klien akan melaporkan penurunan atau hilangnya inkontinensia Tidak ada distensi bladderIntervensi Identifikasi pola berkemih dan kembangkan jadwal berkemih sering Ajarkan untuk membatasi masukan cairan selama malam hari Ajarkan teknik untuk mencetuskan refleks berkemih (rangsangan kutaneus dengan penepukan suprapubik, manuver regangan anal) Bila masih terjadi inkontinensia, kurangi waktu antara berkemih pada jadwal yang telah direncanakan Berikan penjelasan tentang pentingnya hidrasi optimal (sedikitnya 2000 cc per hari bila tidak ada kontraindikasi

DAFTAR PUSTAKA

1. Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2, Bandung, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 19962. Tuti Pahria, dkk, Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Ganguan Sistem Persyarafan, Jakarta, EGC, 19933. Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan, Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan , Jakarta, Depkes, 19964.Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, EGC ,2002 5. Marilynn E, Doengoes, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta, EGC, 20006. Harsono, Buku Ajar : Neurologi Klinis,Yogyakarta, Gajah Mada university press, 1996

PATHWAY

Hipertensi, penyakit kardiovaskuler, kolesterol tinggi, obesitas, peningkatan Ht, DM, kontrasepsi oral+hipertensi, merokok, alcohol, penyalahgunaan obatthrombosis cerebralemboli cerebral

sumbatan pembuluh darah otaksuplai O2otak menurun

Perubahan perfusi jaringan serebraliskemik otakinfark cerebricerebrumcerebellumbatang otak

Refleks batuk mnurunRefleks menelan mnurunGg patur nafasgg fs. Motorikgg. fs. vegetatifgg persepsi sensorigg.koordinasi&kseimbangan

gg. komunikasi verbalgg mobilitas fisikPola nafas tak efektifDiplopiaParestesi, hemistesiHilang rasa pengecapneurogenikgg. mobilitas fisik

Bersihan jln nafas tak efektifPrub nutrisi < kbutuhan tubuhIntoleransi aktivitasbladder disfungtionretensi urin, feses