Lp Polikistik Ginjal

5
Penyakit Polikistik Definisi Polikisitik berasal dari dua kata poly yang berarti banyak dan Cystic yang berarti rongga tertutup abnormal, dilapisi epitel yang mengandung cairan atau bahan semisolid, jadi polikistik (polycystic) ginjal adalah banyaknya kistik (cytstic) pada ginjal. Kista – kista tersebut dapat dalam bentuk multipel, bilateral, dan berekspansi yang lambat laun mengganggu dan Manifestasi Klinis 1. Demam tinggi akibat kista yang telah terinfeksi lebih lanjut 2. Tekanan darah meningkat Terjadi akibat adanya obstruksi yang mengaktifkan hormon reninyang menyebabkan terjadinya vasokontriksi yang berakhir dengan hipertensi 3. Sakit kepala hebat Di sebabkan oleh aneurisysms pembulih darah yang menggelembung di dalam otak. Sakit kepala juga di sebabkan oleh darah tinggi 4. Infeksi saluran kemih Sama halnya dengan batu pada saluran kemih, kista pada ginjal juga menyebabkan timbulnya infeksi infeksi pada ginjal maupun saluran kemih 5. Jantung berdebar Sekitar 25 persen pasien penyakit ginjal polikistik mungkin mengalami jantung berdebar serta nyeri dada. 6. Hematuria Hematuria adalah gejala selanjtnya yang terjadi pada polikistik. Gross Hematuria terjadi ketika kista yang rupture masuk kedalam pelvis ginjal. Ginjal Polikisti k Resesif Autosomal (Autosoma l Resesif Polycysti c Kidney/ ARPKD) Ginjal Polikisti k dominan autosomal (Autosoma l Dominant Polycytst Etiologi 1. Kista multiple di hati, ginjal, dan jarang dari organ lain 2. Lesi duktus sindrom Caroli 3. Fibrosis hepatic congenital

description

LP

Transcript of Lp Polikistik Ginjal

Page 1: Lp Polikistik Ginjal

Penyakit Polikistik Ginjal

Definisi

Polikisitik berasal dari dua kata poly yang berarti banyak dan Cystic yang berarti rongga tertutup abnormal, dilapisi epitel yang mengandung cairan atau bahan semisolid, jadi polikistik (polycystic) ginjal adalah banyaknya kistik (cytstic) pada ginjal.

Kista – kista tersebut dapat dalam bentuk multipel, bilateral, dan berekspansi yang lambat laun mengganggu dan menghancurkan parenkim ginjal normal akibat penekanan. Ginjal dapat membesar (kadang – kadang sebesar sepatu bola) dan terisi oleh kelompok kista – kista yang menyerupai anggur. Kista – kista itu terisi oleh cairan jernih atau hemorargik

Manifestasi Klinis

1. Demam tinggi akibat kista yang telah terinfeksi lebih lanjut2. Tekanan darah meningkat

Terjadi akibat adanya obstruksi yang mengaktifkan hormon reninyang menyebabkan terjadinya vasokontriksi yang berakhir dengan hipertensi

3. Sakit kepala hebatDi sebabkan oleh aneurisysms pembulih darah yang menggelembung di dalam otak. Sakit kepala juga di sebabkan oleh darah tinggi

4. Infeksi saluran kemihSama halnya dengan batu pada saluran kemih, kista pada ginjal juga menyebabkan timbulnya infeksi infeksi pada ginjal maupun saluran kemih

5. Jantung berdebarSekitar 25 persen pasien penyakit ginjal polikistik mungkin mengalami jantung berdebar serta nyeri dada.

6. Hematuria

Hematuria adalah gejala selanjtnya yang terjadi pada polikistik. Gross Hematuria terjadi ketika

kista yang rupture masuk kedalam pelvis ginjal.

7. Aneurisma pembulu darah otak

Pada penyakit ginjal polikistik dominan autosomal (ADPKD) terdapat kista pada organ-organ

lain seperti : hati dan pangkreas.

Ginjal Polikistik Resesif

Autosomal (Autosomal

Resesif Polycystic Kidney/ARPKD)

Ginjal Polikistik dominan

autosomal (Autosomal Dominant Polycytstic

Kidney/ADPKD)

Etiologi

1. Kista multiple di hati, ginjal, dan jarang dari organ lain

2. Lesi duktus sindrom Caroli

3. Fibrosis hepatic congenital

Page 2: Lp Polikistik Ginjal

Pathway Penyakit Ginjal Polikistik

Tertimbun ginjal

Obtruksi saluran kemih

Obtruksi saluran kemih

PGK

Retensi urin Tertimbun ginjal

Menekan syaraf perifer

Iritasi/cedera jaringan

Anemia

Anemia

Retensi Na Sekresi eritropoitin turun

Produksi Hb turun Sekresi eritropoitin turun

Suplai O2 dalam darah turun

Intoleransi aktivitas Keletihan

Nyeri akut

Total CES naik

Tekanan kapiler naik

Volume interstsial naik

Edema

Kelebihan volume cairan

Penyakit genetik (ADPKD/ARPKD)

Kista muncul dan lambat laun mulai merusak organ

ginjal yang normal

Kerusakan organ ginjal, kista di ginjal terisi oleh cairan

yang mudah terinfeksi

kista menjadi banyak, ukuran bertambah besar dan menginfiltrasi parenkim ginjal

Page 3: Lp Polikistik Ginjal

Pemeriksaan Penunjang Magnetic resonance imaging (MRI)

MRI dilakukan untuk melakukan screening pada  pasien polikistik ginjal autosomal dominan (ADPKD) yang anggota keluarganya memiliki riwayat aneurisma atau stroke

Computed tomography (CT) Sensitifitas nya sama dengan MRI.

Biopsi ginjal ini tidak dilakukan seecara rutin.

Ultrasonografi ginjal Ultasonografi ginjal merupakan suatu teknik pemeriksaan noninvasive yang memiliki tujuan untuk mengetahui ukuran dari ginjal dan kista.

Pemeriksaan Urin, proteinuria, hematuria, leukosituria, kadang bakteriuria

Pemeriksaan Darah, Uremia dan Anemia karena hematuria kronik 

Asuhan Keperawatan

1. Pengkajiana) Identitas klien.b) Keluhan utama.c) Riwayat kesehatan.

Riwayat kesehatan sekarang. Riwayat penyakit dahulu.Biasanya Riwayat penyakit keluarga. Gambaran mengenai kesehatan dan adakah penyakit keturunan atau menular.

d) Pemeriksaan fisik.e) Pola-pola fungsi kesehatan:

Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat. Perubahan penatalaksanaan dan pemeliharaan kesehatan sehingga dapat menimbulkan perawatan diri. Pola nutrisi dan metabolisme. Pola eliminasi. Pola istirahat tidur. Pola aktifitas. Pola persepsi dan konsep diri. Klien tidak bisa menjalankan tugasnya sehari-hari yang disebabkan oleh perawatan

yang lama. Pola sensori dan kognitif. Perubahan status kesehatan dan gaya hidup data mempengaruhi pengetahuan  dan

kemampuan dalam merawat diri sendiri. Pola reproduksi dan seksual. Akan terjadi penurunan libido, impotensi, amenore, galaktose. Pola hubungan peran. Kesulitan menentukan kondisi contoh tak mampu bekerja, mempertahankan fungsi peran

biasanya dalam keluarga. Pola penanggulangan stress. Pola tata nilai dan kepercayaan. Tidak terjadi gangguan pada pola tata nilai dan kepercayaan.

Diagnosa Keperawatan

a) Nyeri akut

b) Intoleransi aktivitas

c) Keletihan

d) Kelebihan volume cairan

Penatalaksanaan Medis

1. Manajemen hipertensi yang cermat2. Dialysis dan trasplantasi ginjal3. Mencegah komplikasi dan memelihara fungsi ginjal4. Perawatan konservatif berupa diet rendah protein5. Obat antihipertensi seperti acei ( seperti katopril,

enalapril, lisinopril) atau arb (seperti telmisartan, losartan, irbesartan, cardesartan)

6. Tindakan bedah dengan memecah kista tidak banyak manfaatnya untuk memperbaiki fungsi ginjal.

Page 4: Lp Polikistik Ginjal

Intoleransi aktivitas

NOC:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien mampu menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas, dibuktikan dengan kriteria hasil:a. TTV normal b. Energy psikomotorc. Status sirkulasi baikd. Status respirasi: pertukaran gas dan ventilasi adekuat

NIC:a. Menentukan penyebab dari intoleransi aktivitas.

Rasional: dengan menentukan penyebab, suatu masalah dapat di intervensi secara langsung.

b. Monitor respon kardivaskuler dan respirasi terhadap aktivitas (takikardi, disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)Rasional: TTV mencerminkan perubahan yang terjadi pada klien dengan segera sehingga dapat ditangani dengan cepat apabila terjadi kegawatan.

c. Jika klien dalam keadaan tirah baring, posisikan dalam posisi lebih tegak sehingga tidak membebani sistem kardiovaskular.Rasional: dengan memposisikan klien dalam posisi lebih tegak maka beban sistem kardiovaskular lebih ringan dalam suplai darah.

d. Mengevaluasi keseharian klien dalam beraktivitas dan setelah prosedur tirah baring. Melakukan mobilisasi pada klien yang tirah baring.Rasional:posisi yang baik membantu menjaga distribusi cairan secara optimal dan toleransi ortostatik.

e. Melakukan latihan ROM jika klien tidak toleransi terhadap aktivitasnya atau dalam keadaan immobilisasi.Rasional: dengan melakukan ROM baik aktif maupun pasif, resiko terjadinya penekanan pada daerah tertentu tidak terjadi dan mencegah kontraktur.

f. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukanRasional: Mengetahui kemampuan aktivitas klien akan membantu dalam menentukan jenis aktivitas yang disesuaikan dengan kemampuan klien

Nyeri akut

NOC:Setelah dilakukan tindakan keperawaran 1 x 15 menit diharapakan nyeri yang dirasakan pasien berkurang dengan kriteria hasil:a. Pasien mampu mengontrol nyerib.Melaporkan bahwa nyeri berkurangc. Pasien mampu mengenali nyeri (skala, intensitas,

frekuensi dan tanda)d.Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

NIC:a. Melakukan pengkajian nyeri secara menyeluruh

Rasional: mengidentifikasi nyeri agar dapat memberikan penanganan yang sesuai

b. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamananRasional: menentukan skala nyeri yang dirasakan pasien

c. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, kebisinganRasional: Lingkungan yang nyaman dapat mengurangi factor penyebab yang menimbulkan nyeri

d. Evaluasi pengalaman nyeri masa lalu.Rasional: agar dapat menilai apakah penanganan yang diberikan berhasil dan menetukan tindakan tepat.

e. Ajarkan teknik nonfarmakologis seperti kompres hangat dan tarik nafas dalamRasional: kompres hangat dapat mengurangi spasme otot sehingga dapat mengurangi skala nyeri

f. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesikRasional: Kolaborasi yang baik dalam pemberian analgesic dapat mengatasi nyeri sesuai dengan tingkat keparahan nyeri

Kelebihan volume cairan

NOC:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 3x24 jam diharapkan cairan di tubuh akan seimbang.Dengan kriteria hasil:a. Terbebas dari edema, b. Bunyi napas bersih.c. Tekanan darah dalam rentang normal

(120/80- 140/90)d. Klien tidak sesak napase. Peningkatan BB interdialitik tidak lebih 5%

BB kering

NIC:a. Monitor lokasi dan luas edema, gunakan skala 1-4

untuk kuantitas edema. Catat perbedaan pengukuran diantara ektremitasRasional: Edema biasanya berhubungan dengan penurunan tekanan onkotic sebagai akibat dari sindrom nefrotic. Gagal jantung dan gagal ginjal bias any berhubungan dengan edema karena peningkatan tekanan hidrostatik, edema akan menyebabkan bengkak pada kaki.

b. Monitor peningkatan berat badan yang tiba-tiba, gunakan skala yang sama dan tipe pakaian yang sama pada hariyang sama, terutama sebelum makan pagi.Rasional: Perubahan berat badan menunjukan perubahan volum cairan tubuh.

c. Monitor intake dan output, cata hasil penurunan urin output bandingkan dengan intake cairanRasional: Untuk mengetahui keseimbangan intake dan output. Mengukur secara kurat intake dan output penting bagi klien yang mengalami keleihan volume cairan.

d. Ajarkan dan anjurkan klien tentang diet rendah sodiumRasional: Diet sodium untuk mengontrol edema.

Page 5: Lp Polikistik Ginjal

DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 2. Jakarta : EGC

Price S.A., Wilson L.M. 2005. Patofisologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Editor : Huriawati Hartono et.al. Edisi 6. Vol. 2, EGC: Jakarta.

B Purnomo, Basuki. 2003. Ginjal Polikistik dalam Dasar – dasar Urologi Edisi 2. Jakarta : EGC.

Nurarif AH, Hardhi K. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis dan Nanda Nic Noc. Edisi Revisi. Yogyakarta: Mediaction.

Bulecheck, Gloria M, et al. 2004. Nursing Intervention Classification (NIC) Fifth Edition. USA: Mosbie Elsevier.

Moorhead, Sue, et all. 2004.Nursing Outcomes Classification (NOC) Fourth Edition. USA: Mosbie Elsevier.

Muttaqien A, Kumala S. 2010. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.