LP NIFAS RUANG GLADIOL ADEN.doc

29
LAPORAN PENDAHULUAN MASA NIFAS (POST PARTUM) A. PENGERTIAN Masa nifas (post partum) adalah masa sejak melahirkan sampai pulihnya alat-alat reproduksi & anggota tubuh lainnya yang berlangsung sampai sekitar 40 hari (Sarwono, 2008). Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Abdul, 2002) Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu. (Mochtar, 2008) Pembagian masa nifas dalam 3 periode: 1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam Agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja dalam 40 hari. 2. Peurperium intermedial : yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia eksterna dan interna yang lamanya kurang lebih 6-8 minggu.

Transcript of LP NIFAS RUANG GLADIOL ADEN.doc

LAPORAN PENDAHULUAN

MASA NIFAS (POST PARTUM)A. PENGERTIANMasa nifas (post partum) adalah masa sejak melahirkan sampai pulihnya alat-alat reproduksi & anggota tubuh lainnya yang berlangsung sampai sekitar 40 hari (Sarwono, 2008).

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Abdul, 2002)

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu. (Mochtar, 2008)Pembagian masa nifas dalam 3 periode: 1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam Agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja dalam 40 hari.

2. Peurperium intermedial : yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia eksterna dan interna yang lamanya kurang lebih 6-8 minggu.

3. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.

Periode pasca partum ialah masa enam minggu setelah bayi lahir sampai organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil . Periode ini kadang disebut puerperium atau trimester keempat kehamilan. Immediate post partum > Berlangsung dlm 24 jam pertama, Early post partum>Berlangsung sampai minggu pertama, Late post partum > Berlangsung sampai masa post partum berakhir B. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA PERIODE PASCAPARTUM1. Sistem Reproduksi a. Uterus

Proses involusi

Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan disebut involusi. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Sedangkan subinvolusi adalah penggagalan uterus untuk kembali pada keadaan tidak hamil. Penyebab subinvolusi yang paling sering adalah tertahannya fragmen plasenta dan infeksi.

Pada akhir tahap ketiga persalinan besar uterus sama dengan sewaktu usia kehamilan 16 minggu yaitu 1000g. dalam waktu 12 jam, tinggi fundus mencapai kurang lebih 1 cm di atas umbilicus. Fundus turun kira-kira 1-2 cm tiap 24 jam. Pada hari ke enam pascapartum fundus normal berada di pertengahan umbilicus dan simfisis. Dan tidak bisa dipalpasi pada abdomen dihari ke sembilan. Setelah 1 minggu melahirkan uterus berada di dalam panggul sejati dan berinvolusi menjadi kira-kira 500 g dan 350 g dua minggu setelah melahirkan. Pada masa pasca partum penurunan kadar hormone ekstrogen dan progesterone menyebabkan terjadinya autolisis, perusakan secara langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan.

Kontraksi

Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intra uteri yang sangat besar. Selama 1-2 jam pertama pasca partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur. Penting sekali untuk mempertahankan kontraksi uterus pada masa ini, sehingga biasanya diberikan suntikan oksitosin segera setelah plasenta lahir. Ibu yang merencanakan menyusui bayinya, dianjurkan membiarkan bayinya di payudara karena isapan bayi pada payudara merangsang pelepasan oksitosin.Afterpains

Rasa nyeri menjadi lebih nyata setelah ibu melahirkan, di tempat uterus terlalu teregang. Menyusui dan oksitosin tambahan biasanya meningkatkan nyeri karena keduanya merangsang kontraksi uterus.

Lokia

Rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir sering kali disebut lokia, mula-mula berwarna merah kemudian berubah menjadi merah tua atau merah coklat.Macam macam Lochia :1. Lochia rubra (Cruenta ): berisi darah segar dan sisa sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dam mekonium, selama 2 hari post partum.

2. Lochia Sanguinolenta : berwarna kuning berisi darah dan lendir, hari 3 7 post partum.

3. Lochia serosa : berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7 14 post partum

4. Lochia alba : cairan putih, setelah 2 minggu

5. Lochia purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk

6. Lochiastasis : lochia tidak lancar keluarnya. b.Serviks

Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. 18 jam pasca partum serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat dan kembali ke bentuk semula.c.Vagina dan perineum

Estrogen pasca partum yang menurun berperan dalam pengikisan mucosa vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap ke ukuran sebelum hamil sampai 6-8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat pada minggu ke empat. Pada awalnya introitus mengalami eritematosa dan udematosa terutama pada daerah episiotomi atau jahitan laserasi.

Tanda-tanda infeksi (nyeri, merah, panas, bengkak atau rabas). Atau tepian insisi tidak saling mendekat bisa terjadi. Penyembuhan harus berlangsung dalam 2-3 minggu. Hemoroid (varises anus) sering terjadi. Gejala yang sering dialami adalah seperti rasa gatal, tidak Nyman dan perdarahan berwarna merah terang pada waktu defecator. Ukuran hemoroid biasanya mengecil beberapa minggu setelah bayi lahir.2.Sistem Endokrina.Hormon plasenta

Selama periode pascapartum terjadi perubahan hormone yang besar. Kadar estrogen dan progesterone menurun secara mencolok setelah plasenta keluar, kadar terndahnya dicapai kira-kira 1 minggu pascapartum. Penuruna kadar estrogen berkaitan dengan pembengkakan payudara dan diuresis cairan ekstrasellular yang berlebih yang terakumulasi selama masa hamil. Pada wanita yang tidak menyusui kadar estrogen mulai meniongkat pada minggu kedua setelah melahirkan dan lebih tinggi daripada wanita yang menyusui pada pascapartum hari ke-17.b.Hormone hipofisis dan fungsi ovarium

Waktu dimulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita menyusui dan tidak menyusui berbeda. Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui tampaknya berperan dalam menekan ovulasi. Karena kadar follicle-stimulating hormone (FSH) terbukti sama pada wanita yang menyusui dan tidak menyusui, disimpulkan ovarium tidak berespon terhadap stimulasi FSH ketika kadar prolaktin meningkat.

Pada wanita tidak menyusui, ovulasi terjadi dini, yakni dalam 27 hari setelah melahirkan, dengan waktu rata-rata 70-75 hari. Pada wanita menyusui, waktu rata-rata terjadinya ovulasi sekitar 90 hari. Diantara yang menyusui, 15% mengalami menstruasi dalam 6 minggu dan 45% dalam 12 minggu. 3. Sistem Urinariusa.Komponen urin

Glikosuria ginjal yang diinduksi oleh kehamilan menghilang. Laktosuria positif pada ibu menyusui merupakan hal yang normal. BUN (Blood Urea Nitrogen) yang meningkat selama pascapartum merupakan akibat otolisis uterus yang berinvolusi. Pemecahan kelebihan protein di dalam sel otot uterus juga menyebabkan proteinurea ringan dan ( +1 ) selam satu atau dua hari setelah wanita melahirkanb. Diuresis pascapartum

Dalam 12 jam setelah melahirkan, ibu mulai membuang kelebihan cairan yang tertimbun di jaringa selama ia hamil, salah satu mekanisme untuk mengurangi cairan yang teretensi selama masa hamil ialah diaforesis luas, terutama pada malam hari selama 2 3 hari pertama setelah melahirkan. Diuresi pasca opartu, yang disebabkan oleh penurunan kadar estrogen hilangnya, peningkatan tekanan vena pada tungkai bawah, dan hilangnya peningkatan volume darah merupakan mekansime lain tubuh untuk megatasi kelebihan cairanc.Uretra dan kandung kemih

Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses malahirkan yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung kemih dapat mengalami hiperemi dan edema sering disertai dengan daerah daerah kecil hemoragik.kombinasi trauma akibat kelahiran, peningkatan kapasitas kandung kemih setelah bayi lahir dan efek konduksi anastesi menyebabkan keinginan untuk berkemih menurun selain itu rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan saat melahirkan , laserasi vagina atau episotomi juga menurunkan refleks bekemih pada masa pasca partum tahap lanjut distensi berlebihan dapat mengakibatkan kandung kemih lebih peka terhadap infeksi sehingga menganggu proses berkemih normal.4.Sistem Pencernaana.Nafsu makan

Ibu biasanya lapar segera setelah melahirkan.stelah benar- benar pulih dari efek analgesia, anastesi dan keletihan kebanykan ibu merasakan sangat lapar.b.Motilitas

Secara khas, penurunan motlitas otot traktus cerna menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir, kelebihan anastesi dan anlgesi bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal

c.Defekasi

BAB secara sponta bisa tertunda selama 2 3 hari setelah melahirkan. Ibu seringkali sudah mengelukan nyeri saat defekasi karna nyeri yang dirasakannya di perineum akibat episotomi.5.Sistem Kardiovaskulera.Volume darah

Pada minggu ketiga dan keempat setelah bayi lahir, volume darah biasanya menurun sampai mencapai volume sebelum hamil, hipervolemia yang diakibatkan kehamilan ( peningkatan 40 % lebih dari volume tidak hamil dan menyebabkan kebanyakan ibu bisa menoleransi kehilangan darah saat melahirkan, banyk ibu yang kehilangan 300 400 ml darah sewaktu melahirkan bayi tunggal pervaginam atau sekitar dua kali lipat pada saat operasi cesareab.Curah jantung

Denyut jantung, volume sekuncup dan curah jantung meningkat selama masa hamil, stelah melahirkan keadaan ini meningkat lebih tinggi selama 30 60 menit karena darah biasanya melintasi uteroplasenta tiba tiba kembali ke sirkulasi umum.c.Tanda-tanda vital

Selama 24 jam pertama suhu dapat meningkat sampai 380 C sebagai akibat efek dehidrasi. Setelah 24 jam wanita harus tidak demam. Denyut nadi tetap tinggi selam jam pertama setelah bayi lahir. Kemudian mulai menurun dengan frekuensi yang tidak diketahuinya pada minggu kedelapan dan kesepuluh denyut nadi kembali ke frekuens sebelum hamil.pernapasan harus berada dalam rentang normal sebelum melahirkan , tekanan darah sedikit berubah atau menetap, hipotensi ortostatik dapat timbul dalam 48 jam pertama akibat pembengkakan limpa yang terjadi.d. Komponen darah

Selama 72 jam pertama volume plasma yang hilang lebih besar dari sel darah yang hilang dikaitkan dengan peningkatan hematokrit pada hari ke-3 sampai hari ke-7 post partum . selama sepuluh sampai 12 hari pertama setelah bayi lahir nilai leukosit antara 20000 dan 25000 /ml3. . keadaan hiperkoagulasi yang bisa diiringi kerusakan pembuluh darah dan immobilisasi dan mengakibatkan peningkatan resiko tromboembolisme terutama setalah wanita melahirkan secar sesar.6.Sistem Neurologi

Perubahan neurologis selama puerperium merupakan adaptasi neurobiologis yang terjdi saat wanita hamil dan disebabkan oleh trauma yang dialami wanita saat bersalin dan melahirkan, rasa tidak Nyman neurologist yang diinduksi kehamilan akan menghilang setalah wanita melahirkan.7.Sistem Muskuluskeletal

Adaptasi system musculoskeletal ibu yang terjadi slema masa hamil berlangsung secara terbalik selama masa pasca partum adaptasi ini mencakup hal hal yang membantu relaksasii dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran rahim8.Sistem Integumen

Hiperpigmentasi di aeorola dan line nigra tidak menghilang seluruhnya setelah bayi lahir, kulit yang meregang pada payudara , abdomen, paha dan panggul mungkin memudar tapi tidak hilang seluruhnya pada beberapa wanita spider nevi mentap, rambut halus yang tumbuh dengan lebat pada wanita biasanya menghilang tapi rambut kasar menetap. Diaforesis ialah perubahan yang paling jelas pada system, integument.9.Sistem Kekebalan

Kebutuhan ibu untuk mendapat vaksinasi rubella atau untuk mencegah isoimunisasi Rh ditetapkan.

Waktu sejak melahirkanPosisi fundus uteri

1-2 jamPertengahan, antara pusat-simfisis

12 jam1 cm bawah pusat

3 hari3 cm bawah pusat (terus menurun 1 cm/hari)

9 hariTidak teraba

5-6 mingguTdk teraba, sdkt lbh besar drpd multipara

Abdomen

Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah melahirkan abdomennya menonjol dan membuat wanita tersebut tampak masih seperti hamil diperlukan sekitar 6 minggu untuk dinding abdomen kembali ke keadaan semula. Ada keadan tertentu seperti bayi besar atau hamil kembar otot otot dinding abdomen memisah suatu keadaan yang dinamai diatsasis rektiabdominis.

PayudaraIbu menyusui

Sebelum laktasi dimulai payudara teraba lunak dan suatu cairan kekuningan yakni kolostrum dikeluarkan. Stelah laktasi payudara teraba hangat den keras ketika disentuh rasa nyeri akan menetap selam asekitar 28 jam.Ibu tidak menyusui

Payudara ibu tidak menyusui biasa teraba nodular pada hari ke 3 dan ke- 4 bisa terjadi pembengkakan ( engorgement ). Distensi payudara terutama disebabkan oleh kongesti vena dan limfatik bukan akibat penimbunan air susu. Pembengkanan dapat hilang dengan sendirinya dan rasa tidak nyaman berkurang dalam 24 36 jam.

C. PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA PASCAPARTUM

Periode masa nifas merupakan waktu untuk terjadi stres, terutama ibu primipara. Fungsi yang mempengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa transisi menjadi orang tua. Respon dan support dari keluarga dan teman dekat sangat dibutuhkan .Riwayat pengalaman hamil dan melahirklan yang lalu dan harapan / keinginan dan aspirasi ibu saat hamil dan melahirkan dapat mempengaruhi psikologis ibu .

Periode ini diexpresikan oleh reva rubin yang terjadi 3 tahap yaitu :

a. Taking in period

Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat tergantung, fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami, kebutuhan tidur meningkat, nafsu makan meningkat

b. Taking hold periode

Berlangsung 3-4 hari post partum, ibu lebih berkonsentrasi pada kemampuannya menerima tanggungjawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi sangat sensitif sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu.

c. Letting go period

Dialami setelah tiba dirumah secara penuh merupakan pengaturan bersama keluarga, ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan ibu menyadari atau merasa kebutuhan bayi yang sangat tergantung dari kesehatan sebagai ibu.

d. Honneymoon

Fase dimana terjadi intiminasi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi serta saling memperhatikan bayi mereka dan menciptakan sesuatu yang baru

D. PERAWATAN PASCA PERSALINAN

a. Mobilisasi

Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring kekanan dan kekiri ubtuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan, dan hari ke 4 atau 5 sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.

b. Diet

Makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya makan makanan yang mengandung protein, banyak cairan, tinggi serat ,sayur-sayuran dan buah-buahan.

c. Miksi

Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi m.sphincer ani selama persalinan. Bila kandungan kemih penuh dan wanita sulit kencing, sebaiknya dilakukan kateterisasi.

d. Defekasi

Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat diberikan obat laksans per oral atau per rektal. Jika masih belum bisa dilakukan klisma.

e. Perawatan Payudara

Perawatan mamma telah dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Dianjurkan sekali ibu untuk meyusukan bayinya karena sangat baik untuk kesehatan bayi dan ibunya. Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara :

1. Pembalutan mamma sampai tertekan.

2. Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan parlodelf. Laktasi

Untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mammae yaitu :

1. Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli dan jaringan lemak bertambah.

2. Keluaran cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut colostrum, berwarna kuning putih susu.

3. Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena-vena berdilatasi sehingga tampak jelas.

4. Setelah persalinan, pengaruh supresiastrogen dan progesteron hilang. Maka timbul pengaruh hormon laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan merangsang air susu. Disamping itu, pengaruh oksitosin menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar. Produksi akan banyak sesudah 2-3 hari pasca persalinan

g. Perawatan perineumDilakukan perawatan perineum pada khususnya karena adanya epistotomi

h. Senam nifas

Ibu yang baru melahirkan mungkin tidak banyak bergerak karena merasa letih dan sakit.

Tujuan :

1. Membantu mencegah pembentukan bekuan (trombosis) pada pembuluh tungkai dan membantu kemajuan ibu dari ketergantungan peran sakit menjadi sehat dan tidak bergantung

2. berguna bagi semua system tubuh, terutama fungsi usus, kandung kemih, sirkulasi dan paru-paru.

3. memungkinkan tubuh ibu menjadi sembuh.F. KONSEP KEPERAWATAN MASA NIFAS ( POST PARTUM )

PENGKAJIAN

Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan. Pengkajian yang benar dan terarah akan mempermudah dalam merencanakan tinfakan dan evaluasi dari tidakan yang dilakasanakan. Pengkajian dilakukan secara sistematis, berisikan informasi subjektif dan objektif dari klien yang diperoleh dari wawancara dan pemeriksaan fisik

Pengkajian terhadap klien post meliputi :

a. Identitas klien

Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical record dan lain lain

b. Riwayat kesehatan

1. Riwayat kesehatan dahulu

riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik, hemofilia, riwayat pre eklampsia, trauma jalan lahir, kegagalan kompresi pembuluh darah, tempat implantasi plasenta, retensi sisa plasenta

2. Riwayat kesehatan sekarang

Keluhan yang dirasakan saat ini yaitu: kehilangan darah dalam jumlah banyak (>500ml), Nadi lemah, pucat, lokea berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, dan mual

c. Riwayat kesehatan keluarga

Adanya riwayat keluarga yang pernah atau sedang menderita hipertensi, penyakit jantung, dan pre eklampsia, penyakit keturunan hemopilia dan penyakit menular.

d. Riwayat obstetri dan ginekologi

1. Riwayat obstetri

- Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus, banyaknya, baunya , keluhan waktu haid, HPHT

- Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia mulai hamil

- Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu2. Riwayat kehamilan sekarang

- Hamil muda, keluhan selama hamil muda

- Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi badan, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual, keluhan lain

e. Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat pelayanan, beberapa kali, perawatan serta pengobatannya yang didapat

f. Pola aktifitas sehari-hari

1. Pola nutrisi : pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis makanan (Kalori, protein, vitamin, tinggi serat), freguensi, konsumsi snack (makanan ringan), nafsu makan, pola minum, jumlah, frekuensi, 2. Pola istirahat dan tidur : Lamanya, kapan (malam, siang), rasa tidak nyaman yang mengganggu istirahat, penggunaan selimut, lampu atau remang-remang atau gelap, apakah mudah terganggu dengan suara-suara, posisi saat tidur (penekanan pada perineum). 3. Pola eliminasi : Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah inkontinensia (hilangnya infolunter pengeluaran urin), hilangnya kontrol blas, terjadi over distensi blass atau tidak atau retensi urine karena rasa talut luka episiotomi, apakah perlu bantuan saat BAK. Pola BAB, freguensi, konsistensi, rasa takut BAB karena luka perineum, kebiasaan penggunaan toilet 4. Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan pembalut dan kebersihan genitalia, pola berpakaian, tatarias rambut dan wajah 5. Aktifitas : Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan, kemampuan merawat diri dan melakukan eliminasi, kemampuan bekerja dan menyusui. 6. Rekreasi dan hiburan : Situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan yang membuat fresh dan relaks. 7. Pola nutrisi : pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis makanan (Kalori, protein, vitamin, tinggi serat), freguensi, konsumsi snack (makanan ringan), nafsu makan, pola minum, jumlah, frekuensi, 8. Pola istirahat dan tidur : Lamanya, kapan (malam, siang), rasa tidak nyaman yang mengganggu istirahat, penggunaan selimut, lampu atau remang-remang atau gelap, apakah mudah terganggu dengan suara-suara, posisi saat tidur (penekanan pada perineum). 9. Pola eliminasi : Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah inkontinensia (hilangnya infolunter pengeluaran urin), hilangnya kontrol blas, terjadi over distensi blass atau tidak atau retensi urine karena rasa talut luka episiotomi, apakah perlu bantuan saat BAK. Pola BAB, freguensi, konsistensi, rasa takut BAB karena luka perineum, kebiasaan penggunaan toilet 10. Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan pembalut dan kebersihan genitalia, pola berpakaian, tatarias rambut dan wajah 11. Aktifitas : Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan, kemampuan merawat diri dan melakukan eliminasi, kemampuan bekerja dan menyusui. 12. Rekreasi dan hiburan : Situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan yang membuat fresh dan relaks. g. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Tingkat energi, self esteem, tingkat kesadaran. 2. BB, TB, LLA, Tanda Vital normal (RR konsisten, Nadi cenderung bradi cardy, suhu 36,2-38, Respirasi 16-24) 3. Kepala : Rambut, Wajah, Mata (conjunctiva), hidung, Mulut, Fungsi pengecapan; pendengaran, dan leher. 4. Breast : Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan areola dan puting susu, stimulation nepple erexi. Kepenuhan atau pembengkakan, benjolan, nyeri, produksi laktasi/kolostrum. Perabaan pembesaran kelenjar getah bening diketiak. 5. Abdomen : teraba lembut , tekstur Doughy (kenyal), musculus rectus abdominal utuh (intact) atau terdapat diastasis, distensi, striae. Tinggi fundus uterus, konsistensi (keras, lunak, boggy), lokasi, kontraksi uterus, nyeri, perabaan distensi blas. 6. AnogenitalLihat struktur, regangan, udema vagina, keadaan liang vagina (licin, kendur/lemah) adakah hematom, nyeri, tegang. Perineum : Keadaan luka episiotomy, echimosis, edema, kemerahan, eritema, drainage. Lochia (warna, jumlah, bau, bekuan darah atau konsistensi , 1-3 hr rubra, 4-10 hr serosa, > 10 hr alba), Anus : hemoroid dan trombosis pada anus. 7. Muskoloskeletal : Tanda Homan, edema, tekstur kulit, nyeri bila dipalpasi, kekuatan otot. h. Pemeriksaan Psikososial

Pengetahuan ibu dan keluarga tentang peran menjadi orangtua dan tugas-tugas perkembangan kesehatan keluarga, pengetahuan perubahan involusi uterus, perubahan fungsi blass dan bowel. Pengetahan tentang keadaan umum bayi, tanda vital bayi, perubahan karakteristik faces bayi, kebutuhan emosional dan kenyamanan, kebutuhan minum, perubahan kulit.

Ketrampilan melakukan perawatan diri sendiri (nutrisi dan personal hyhiene, payu dara) dan kemampuan melakukan perawatan bayi (perawatan tali pusat, menyusui, memandikan dan mengganti baju/popok bayi, membina hubungan tali kasih, cara memfasilitasi hubungan bayi dengan ayah, dengan sibling dan kakak/nenek). Keamanan bayi saat tidur, diperjalanan, mengeluarkan secret dan perawatan saat tersedak atau mengalami gangguan ringan. Pencegahan infeksi dan jadwal imunisasi. i. Pemerilsaan Penunjang

Darah : Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam post partum (jika Hb < 10 g% dibutuhkan suplemen FE), eritrosit, leukosit, TrombositDIAGNOSA KEPERAWATANDiagnosa yang mungkin timbul diantaranya :

a. Resiko kurang volume cairan berhubungan dengan perdarahan post partum

b. Intolerasi aktifitas berhubungan dengan kelelahan

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual

d. Nyeri berhubungan terputusnya integritas jaringan

e. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka trauma post partum

f. Konstipasi berhubungan dengan ketakutan untuk defekasi

INTERVENSIa. Resiko kurang volume cairan berhubungan dengan perdarahan post partum

- Tinjau ulang catatan kehamilan dan persalinan, perhatikan faktor-faktor penyebab atau memperberat perdarahan seperti laserasi, retensio plasenta, sepsis, abrupsio plasenta, emboli cairan amnion.

- Kaji dan catat jumlah, tipe dan sisi perdarahan ; timbang dan hitung pembalut ; simpan bekuan darah, dan jaringan untuk dievaluasi oleh dokter

- Kaji lokasi uterus dan derajat kontraktilitas uterus. Dengan perlahan masase penonjolan uterus dengan satu tangan sambil menempatakan tangan kedua tepat diatas simfisis pubis

- Perhatikan hipotensi / takikardia, perlambatan pengisian kapiler atau sianosis dasar, kuku, membran mukosa dan bibir.

- Pantau parameter hemodinamik, seperti tekanan vena sentral atau tekanan bagi arteri pulmonal secara berkala.

- cek kadar hemoglobin dan hematokrit darah dan segera lakukan koreksi jika terjadi penurunan

b. Intolerasi aktifitas berhubungan dengan kelelahan

- Kaji ulang dan catat tingkat kemampuan aktifitas klien

- Bantu pemenuhan aktifitas sehari-hari

- Libatkan keluarga dalam pemenuhan aktifitas klien

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual

- kaji ulang kebutuhan nutrisi klien

- berikan makan porsi sedikit tapi sering

- berikan kesempatan untuk memilih makanan/ kudapan untuk memenuhi kebutuhan

- Timbang berat badan setiap minggu

- tinjau ulang nilai labolatorium misalnya glukosa, albumi serun dan elektrolit

- Kolaborasi untuk mendapat obat anti mual

d. Nyeri berhubungan terputusnya integritas jaringan

- Kaji ulang tingkat nyeri dihubungkan dengan aktifitas klien.

- Ajarkan klien reknik untuk mengontrol nyeri seperti teknik relaksasi dan distraksi.

- Kolaborasi pemberian analgetik

e. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka trauma post partum

- Observasi tanda- tanda vital

- Lakukan perawatan luka dan perawatan perinium secara berkala

- lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik dan anti septik

- Pantau hasil labilatorium terutama leukosit

- Ciptakan lingkungan yang sehat

g. Konstipasi berhubungan dengan ketakutan untuk defekasi

- Dorong perasaan klien untuk mengungkapkan perasaannya

- bantu klien dan orang terdekat untuk mengklarifikasi rasa takutnya

- Berikan informasi yang akurat dan jelas tentang kebutuhan eliminasi.

DAFTAR PUSTAKABobak. 2004. Keperawatan maternitas. Jakarta : EGC.

Carpenito, Lynda. 2005. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.

Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien, Edisi 2. Jakarta : EGC.

Hamilton, C. 2005. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.

Johnson., 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta : EGC.

Kumala, Poppy. Et. Al. 2004. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta : EGC.

Mansjoer, Arif. 2010. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.

Mochtar, Rustam. 2008. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA KLIEN DENGAN MASA NIFAS (POST PARTUM)

DI RUANG GLADIOL RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

Disusun Oleh:

Rielta Adn130300110

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

ALMA ATA YOGYAKARTA

TA. 2014/2015