LP ku Leukemia Limfosit Akut

14
ASKEP LEUKEMIA LIMFOSIT AKUT A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. PENGERTIAN Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam sumsum tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001). Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal. Juga terjadi proliferasi di hati, limpa dan nodus limfatikus, dan invasi organ non hematologis, seperti meninges, traktus gastrointesinal, ginjal dan kulit. Luekemia Limfositik Akut (ALL) dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer,SCandBare,B.G,2002:248). Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain. (AriefMansjoer,dkk,2002:495). 2. EPIDEMIOLOGI ALL (Acute Lymphoid Leukemia) adalah insiden paling tinggi terjadi pada anak-anak yang berusia antara 3 sampai 5 tahun. Anak perempuan menunjukkan prognosis yang lebih baik daripada anak laki-laki. Anak kulit hitam mempunyai frekuensi remisi yang lebih sedikit dan angka kelangsungan hidup (survival rate) rata-rata yang juga lebih rendah. ANLL (Acute Nonlymphoid Leukemia) mencakup 15% sampai 25% kasus leukemia pada anak. Resiko terkena penyakit ini meningkat pada anak yang mempunyai kelainan kromosom bawaan seperti Sindrom Down. Lebih sulit dari ALL dalam hal menginduksi remisi (angka

description

LLA

Transcript of LP ku Leukemia Limfosit Akut

Page 1: LP ku Leukemia Limfosit Akut

ASKEP LEUKEMIA LIMFOSIT AKUT

A.    KONSEP DASAR PENYAKIT

1.   PENGERTIAN

Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam sumsum tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001). Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal. Juga terjadi proliferasi di hati, limpa dan nodus limfatikus, dan invasi organ non hematologis, seperti meninges, traktus gastrointesinal, ginjal dan kulit. Luekemia Limfositik Akut (ALL) dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast.

Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal

(Smeltzer,SCandBare,B.G,2002:248).Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio patologis

sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain. (AriefMansjoer,dkk,2002:495).

2.   EPIDEMIOLOGIALL (Acute Lymphoid Leukemia) adalah insiden paling tinggi terjadi pada anak-anak yang

berusia antara 3 sampai 5 tahun. Anak perempuan menunjukkan prognosis yang lebih baik daripada anak laki-laki. Anak kulit hitam mempunyai frekuensi remisi yang lebih sedikit dan angka kelangsungan hidup (survival rate) rata-rata yang juga lebih rendah.

ANLL (Acute Nonlymphoid Leukemia) mencakup 15% sampai 25% kasus leukemia pada anak. Resiko terkena penyakit ini meningkat pada anak yang mempunyai kelainan kromosom bawaan seperti Sindrom Down. Lebih sulit dari ALL dalam hal menginduksi remisi (angka remisi 70%). Remisinya lebih singkat pada anak-anak dengan ALL. Lima puluh persen anak yang mengalami pencangkokan sumsum tulang memiliki remisi berkepanjangan. (Betz, Cecily L. 2002. hal : 300).

3.   ETIOLOGI

Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia limfosit akut yaitu :

a.       Faktor genetik : virus tertentu meyebabkan terjadinya perubahan struktur gen ( T cell leukemia-lymphoma virus/HTLV)

b.      Radiasi ionisasi : lingkungan kerja, pranatal, pengobatan kanker sebelumnya.

c.       Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzen, arsen, kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen anti neoplastik.

d.      Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti diethylstilbestrole.       Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot.

Page 2: LP ku Leukemia Limfosit Akut

f.       Kelainan kromosom : Sindrom Bloom’s, trisomi 21 (Sindrom Down’s), Trisomi G (Sindrom Klinefelter’s), Sindrom fanconi’s, Kromosom Philadelphia positif, Telangiektasis ataksia.

4.   TANDA DAN GEJALA

a.       Aktivitas : kelelahan, kelemahan, malaise, kelelahan otot.b.      Sirkulasi : palpitasi, takikardi, mur-mur jantung, membran mukosa pucat.

Eliminasi : diare, nyeri tekan perianal, darah merah terang, feses hitam, penurunan haluaran urineIntegritas ego : perasaan tidak berdaya, menarik diri, takut, mudah terangsang, ansietas.Makanan/cairan : anoreksia, muntah, perubahan rasa, faringitis, penurunan BB dan disfagiaNeurosensori : penurunan koordinasi, disorientasi, pusing kesemutan, parestesia, aktivitas kejang, otot mudah

terangsang.g.      Nyeri : nyeri abomen, sakit kepala, nyeri sendi, perilaku hati-hati gelisah

Pernafasan : napas pendek, batuk, dispneu, takipneu, ronkhi, gemericik, penurunan bunyi nafasKeamanan : gangguan penglihatan, perdarahan spontan tidak terkontrol, demam, infeksi, kemerahan,

purpura, pembesaran nodus limfe.j.        Seksualitas : perubahan libido, perubahan menstruasi, impotensi, menoragia.

5.   PATOFISIOLOGINormalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan, imaturnya sel blast.

Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan menimbulkan anemia dan trombositipenia. Sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi.

Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ, sistem saraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi sumsum tulang yangt akan berdampak pada penurunan lekosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan. Adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati, limfe, nodus limfe, dan nyeri persendian.(Suriadi, & Yuliani R, 2001: hal. 175)

6.   PATHWAY

Page 3: LP ku Leukemia Limfosit Akut
Page 4: LP ku Leukemia Limfosit Akut

 

7.   PENATALAKSANAANa.    Pelaksanaan kemoterapib.   Irradiasi kranialc.    Terdapat tiga fase pelaksanaan kemoterapi       Fase induksi. Dimulai 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan terapi

kortikostreroid (prednison), vincristin dan L-asparaginase. Fase induksi dinyatakan behasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5%

      Fase Profilaksis. Sistem saraf pusat Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan hydrocotison melaui intrathecal untuk mencegah invasi sel leukemia ke otak. Terapi irradiasi kranial dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf pusat.

Page 5: LP ku Leukemia Limfosit Akut

      Konsolidasi. Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan untuk mempertahankan remisis dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh. Secara berkala, mingguan atau bulanan dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum tulang, maka pengobatan dihentikan sementara atau dosis obat dikurangi.

8.   PROGNOSISLuekemia Limfositik Akut (ALL)

Dengan kemoterapi,lebih dari 90% anak dengan LLA mengalami remisi lengkap dan lebih dari 60% dapat hidup 5 tahun lagi. Sebagian besar sangat mungkin disembuhkan. Orang dewasa atau anak-anak dengan LLA atau LLA sel B posotif Ig permukaan mempunyai prognosis tidak sebaik itu.

B.     KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1.      PENGKAJIAN1.      Identitas pasien 2.      Keluhan utama 3.      Riwayat penyakit terdahulu4.      Riwayat penyakit sekarang5.      Riwayat penyakit keluarga6.      Data fokus-          Data subyektif-          Data obyektif

Meskipun gambaran klinisnya bervariasi untuk tiap jenis leukimia, namun riwayat kesehatan dapat menunjukkan rentang tanda dan gejala yang dikeluhkan pasien dan tampak dalam pemeriksaan fisik. Yang mungkin ditemukan pada pemeriksaan klinis adalah kelemahan dan kelelahan, kecenderungan perdarahan, petekia dan ekimosis, nyeri, sakit kepala, muntah, demam dan infeksi. Pemeriksaan darah menunjukkan perubahan sel darah putih, anemia, dan jumlah trombosit (trombositopenia). Manifestasi khusus dibicarakan dalam diskusi tiap jenis leukimia.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

a.    Hitung darah lengkap : menunjukkan normositik, anemia normositikb.   Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100mlc.    Retikulosit : jumlah biasaya rendahd.   Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm)e.    SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immaturf.    PTT : memanjangg.   LDH : mungkin meningkath.   Asam urat serum : mungkin meningkat

Page 6: LP ku Leukemia Limfosit Akut

i.     Muramidase serum : pengikatan pada leukemia monositik akut dan mielomonositikj.     Copper serum : meningkatk.   Zink serum : menurunl.     Foto dada dan biopsi nodus limfe : dapat mengindikasikan derajat keterlibatan

2.      DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien dengan leukimia limfositik akut adalah:1.   Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia ditandai dengan mudah lelah, malaise.2.   Kerusakan integritas kulit: alopesia berhubungan dengan efek toksik kemoterapi ditandai dengan

rambut rontok, kulit kering.3.   Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan info ditandai dengan pasien tampak

cemas dan bertanya-tanya tentang penyakitnya.4.   Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun.

3.      INTERVENSI DAN RASIONAL: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia ditandai dengan mudah lelah, malaise.: Peningkatan tolerensi aktivitas dan penurunan tingkat keletihan:

         Pasien melaporkan penurunan tingkat keletihan         Istirahat ketika mengalami keletihan         Melaporkan dapat tidur lebih nyenyak

INTERVENSI RASIONAL

Berikan dorongan untuk istirahat beberapa periode selama siang hari, terutama sebelum dan setelah latihan fisik.

Selama istirahat, energi dihemat dan tingkat energi diperbaharui. Beberapa kali periode istirahat singkat mungkin lebih bermanfaat dibanding satu kali periode istirahat yang panjang.

Tingkatkan jam tidur total pada malam hari Tidur mrmbantu untuk memulihkan tingkat energi

Atur kembali jadwal setiap hari dan atur aktivitas untuk menghemat pemakaian energi.

Pengaturan kembali aktivitas dapat mengurangi kehilangan energi dan mengurangi stressor.

Berikan dorongan untuk mengurangi beban kerja pekerjaan, dengan mengurangi jumlah jam kerja per minggu

Mengurangi beban kerja akan mengurangi stress fisik dan psikologis dan meningkatkan periode istirahat atau relaksasi.

Berikan dorongan untuk teknik relaksasi, imajinasi mental.

Peningkatan relaksasi dan istirahat psikologis akan menurunkan keletihan fisik.

Dorong untuk mengikuti program latihan yang direncanakan

Program latihan yang sesuai akan meningkatkan endurans dan stamina.

Page 7: LP ku Leukemia Limfosit Akut

Berikan strategi untuk memfasilitasi mobilisasi Kerusakan mobilitas membutuhkan peningkatan penghematan energi

: Kerusakan integritas kulit: alopesia berhubungan dengan efek toksik kemoterapi ditandai dengan rambut rontok, kulit kering.: Pemeliharaan integritas jaringan; mengatasi kerontokan rambut.:

      Menyebutkan rasional untuk modifikasi dalam perawatan rambut dan pengobatan      Mempertahankan hygiene      Merinteraksi dan bersosialisasi dengan orang

Lain

INTERVENSI RASIONAL

Diskusikan potensial kerontokan rambut dan pertumbuhan kembali rambut bersama pasien dan keluarga

Memberikan informasi sehingga pasien dan keluarganya dapat mulai untuk bersiap diri secara kognitifdan emosional terhadap kerontokan

Gali potensial dampak kerontokan rambut pada citra tubuh, hubungan interpersonal, dan seksualitas.

Fasilitas koping

Cegah atau minimlakan kerontokan rambut melalui hal berikut:

        Potong rambut panjang sebelum pengobatan        Hindari menggunakan shampo yang berlebih        Hindari penggunaan pengeriting listrik,

pemanasan unutk mengeringkan rambut, jepit rambut, karet, dan pewarna rambut.

        Hindari menyikat atau menyisir rambut berlebihan; gunakan geigi sisir yang lebar

Menurunkan ambilan folikel rambut terhadap kemotrapi (tidak digunakan bagi pasien dengan leukimia atau limfoma krena sel-sel tumor mungkin terdapat dalam pembuluh darah atau jaringan kulit kepala) dan meminimalkan kerontokan rambut akibat beban berat dan tarikan pada rambut.

Sarankan untuk membantu dalam mengatasi kerontokan rambut:

        Beli wig sebelum rambut rontok        Mulai menggunakan wig sebelum terjadi

kerontokan        Hubungi badan atau lembaga kanker yang

memberikan bantuan wig, atau menyimpan produk khusus ini.

        Kenakan topi

Wig yang sangat menyerupai warna dan gaya rambut lebih mudah untuk dipilih bila belum terjadi krontokan rambut dan menyamarkan kerontokan rambut.

Jelaskan bahwa pertumbuhan rambut biasanya mulai kembali saat pengobatan telah selesai

Menenangkan pasien bahwa kerontokan rambut biasanya bersifat sementara.

: Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan info ditandai dengan pasien tampak cemas dan bertanya-tanya tentang penyakitnya.

Page 8: LP ku Leukemia Limfosit Akut

Tujuan : Pasien mengeti tentang penyakitnya: Pasien mengerti tentang penyakitnya ditandai dengan:

      Pasien tidak bertanya-tanya lagi tentang penyakitnya.      Pasien mengatakan mengerti tentang penyakitnya dan siap untuk bekerja sama.

INTERVENSI RASIONAL

Berikan panduan sistem kesehatan Untuk memfasilitasi penggunaan layanan kesehatan yang tepat

Berikan pengajaran tentang proses penyakit Membantu pasien dalam memahami informasi-informasi yang berhubungan dengan proses timbulnya penyakit secara khusus

Pengajaran diet yang dianjurkan Agar pasien mengetahui makanan apa saja yang dianjurkan

Pengajaran prosedur atau penanganan yang akan dilakukan

Agar pasien memahami terhadap penanganan yang dilakukan

: Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun.Tujuan : Mencegah terjadinya infeksi:

      Menunjukkan suhu tubuh dan tanda – tanda vital normal.      Tidak menunjukkan tanda – tanda inflamasi: edema setempat, eritema, nyeri dan kehangatan.      Menunjukkan bunyi nafas normal saat auskultasi.

INTERVENSI RASIONAL

Kaji pasien terhadap bukti adanya infeksi :

a.       Periksa tanda vital setiap 4 jamb.      Pantau jumlah sel darah putih dan

hitung banding setiap haric.       Inspeksi semua tempat yang berperan

sebagai jalan masuk untuk patogen (letak intravena, luka, lipatan kulit, tulang yang menonjol, perineum dan rongga mulut)

Tanda dan gejala infeksi mungkin berkurang pada hospes yang mengalami immunosupresi. Pengenalan dini infeksi dan pemberian terapi selanjutnya akan mengurangi morbiditas dan mortalitas yang berkaitan dengan infeksi.

Laporkan demam ≥ 38,3o C, mengigil, diaporesis, pembengkakan, panas, nyeri, eritema, eksudat, pada permukaan-permukaan tubuh.

Pengenalan dini infeksi dan pemberian terapi selanjutnya akan mengurangi morbiditas dan mortalitas yang berkaitan dengan infeksi.

Laporkan perubahan dalam respiratori atau status mental, frekuensi berkemih atau rasa perih saat berkemih, malaise, myalgia, artralgia, kemerahan atau diare.

Pengenalan dini infeksi dan pemberian terapi selanjutnya akan mengurangi morbiditas dan mortalitas yang berkaitan dengan infeksi

4.      IMPLEMENTASI

Page 9: LP ku Leukemia Limfosit Akut

Implementasi disesuaikan dengan intervensi. Implementasi Merupakan tindakan dalam proses

keperawatan.

  Diagnosa 1 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia ditandai dengan mudah lelah, malaise.

Implementasi 1 :1.      Memberikan dorongan untuk beristirahat beberapa periode selama siang hari, terutama sebelum

dan setelah latihan fisik.2.      Meningkatkan jam tidur total pada malam hari.3.      Mengatur jadwal setiap hari dan mengatur aktivitas untuk menghemat pemakaian energi.4.      Memberikan dorongan untuk mengurangi beban kerja, dengan mengurangi jumlah jam kerja per

minggu.5.      Mendorong agar pasien mau untuk mengikuti program latihan yang direncanakan.6.      memberikan strategi untuk memfasilitasi mobilisasi.

  Diagnosa 2 : Kerusakan integritas kulit: alopesia berhubungan dengan efek toksik kemoterapi ditandai dengan rambut rontok, kulit kering.

1.      Mendiskusikan potensial kerontokan rambut dan pertumbuhan kembali rambut bersama pasien dan keluarga.

2.      Menggali potensial dampak kerontokan rambut pada citra tubuh, hubungan interpersonal, dan seksualitas.

3.      Mencegah atau minimlakan kerontokan rambut4.      Menyarankan untuk membantu dalam mengatasi kerontokan rambut, seperti menggunakan wig.5.      Menjelaskan bahwa pertumbuhan rambut biasanya mulai kembali saat pengobatan telah selesai.

  Diagnosa 3 : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan info ditandai dengan pasien tampak cemas dan bertanya-tanya tentang penyakitnya.

Implementasi 3:1.      Memberikan panduan tentang sistem kesehatan2.      Memberikan pengajaran tentang proses penyakit3.      Mengajarkan diet yang dianjurkan4.      Mengajarkan tentang prosedur atau penanganan yang akan dilakukan

  Diagnosa 4 : Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun.

Implementasi 4 :1.      Mengkaji pasien terhadap bukti adanya infeksi2.      Melaporkan demam ≥ 38,3o C, mengigil, diaporesis, pembengkakan, panas, nyeri, eritema,

eksudat, pada permukaan-permukaan tubuh.3.      Melaporkan perubahan dalam respiratori atau status mental, frekuensi berkemih atau rasa perih

saat berkemih, malaise, myalgia, artralgia, kemerahan atau diare.

Page 10: LP ku Leukemia Limfosit Akut

5.      EVALUASIPerawat menentukan apakah hasil yang diharapkan telah terpenuhi atau tidak. Jika hasil yang diharapkan tidak terpenuhi, perawat merevisi tindakan keperawatan berdasarkan kebutuhan dan pilihan klien. Untuk evaluasi dari tindakan diatas yaitu :

1.      Peningkatan tolerensi aktivitas dan penurunan tingkat keletihan2.      Pemeliharaan integritas kulit ; mengatasi kerontokan rambut.3.      Pasien mengerti tentang penyakitnya4.      Tidak terjadi infeksi

DAFTAR PUSTAKABrunner & Suddarth. 1996. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol: 1, Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGCBrunner & Suddarth. 1996. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol: 2, Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGCDoengoes, Marylin E, Mary Frances Moorhouse dan Alice C. Geisser. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGCGuyton, Arthur C. & John E. Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGCNANDA. 2005. Diagnosa Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2005-2006. NANDA International, PhiladelphiaRobbins 7 Cotran. 2006. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit, Edisi 7. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGCSoeparman. 1987. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta: FKUI